Determine The Cause of Corrosion in Reinforced Concrete Structures
Transcript of Determine The Cause of Corrosion in Reinforced Concrete Structures
MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA KOROSI
PADA STRUKTUR BETON BERTULANG
Disusun oleh :
JORDY JOHANSYAH
1011311030
ANGKATAN 2013
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
PANGKALPINANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Karya Ilmiah : MENGETAHUI PENYEBAB TIMBULNYA KOROSI
PADA STRUKTUR BETON BERTULANG.
Ditulis oleh : JORDY JOHANSYAH
NIM : 1011311030
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal 28 April 2015.
Menyetujui
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pembimbing
dan Kemahasiwaan
(Dr.Ir. Ismed Inonu, M.Si) (Rodiawan,ST.M.eng.Prac)
NP. 406600012 NP. 307097006
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendaknya, karya ilmiah tentang
korosi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan penulisan karya ilmiah ini
bertujuan untuk mengetahui sebab terjadinya korosi pada struktur beton bertulang
dan ketahanan korosi pada struktur beton.
Dengan selesainya karya ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan/ilmu
tentang bahan-bahan yang dapat ditimbulkan mempercepat sebuah proses
terjadinya korosi. Oleh sebab itu, dengan terselesainya karya ilmiah ini tentu saja
bukan karena kemampuan penulis, tetapi ada unsur lain yang mendukung dan
bantuan dari orang tua dan pihak-pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca sangat kami harapkan
demi penyempurnaan karya ilmiah kami ini. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan, sekiranya karya tulis
ilmiah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya.
Balunijuk, April 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................. 2
1.3 TUJUAN PENULISAN .................................................................... 2
1.4 MANFAAT PENULISAN ................................................................ 2
BAB II TELAAH PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 BAJA TULANGAN DALAM BETON ............................................ 3
2.2 AKIBAT TIMBULNYA KOROSI PADA BETON BERTULANG . 3
2.3 PENGERTIAN KOROSI ................................................................. 3
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS ........................................................... 4
3.1 FAKTOR TIMBULNYA KOROSI PADA BETON BERTULANG.. 4
3.2 KONSEP MENCEGAH KOROSI ..................................................... 6
3.3 ALTERNATIF DALAM MENCEGAH KOROSI ............................. 9
3.4 HIPOTESA ....................................................................................... 9
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ........................................ 10
4.1 KESIMPULAN ................................................................................. 10
4.2 REKOMENDASI .............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan gedung, jalan raya, pelabuhan, lapangan terbang dan bangunan
irigasi dan lain-lain di bidang kontruksi mempunyai tujuan untuk
meningkatakkan kesejahteraan masyarakat. Dalam melaksanakan atau
merencanakan suatu konstruksi, kekuatan dan keawetan merupakan tujuan yang
penting untuk dicapai.
Beton merupakan bahan bangunan yang dibentuk oleh pengerasan campuran
semen, air, agregat halus, agregat kasar (batu pecah atau kerikil), udara dan
kadang-kadang campuran bahan tambahan lain. Campuran yang masih plastis
dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk mempercepat reaksi hidrasi campuran
campuran semen-air, yang menyebabkan pengerasan beton. Bahan yang
terbentuk mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dan ketahanan tarik yang
rendah. Untuk mengatasi kelemahan pada daerah tarik pada beton maka
dibutuhkan baja tulangan yang memiliki kekuatan tarik yang besar. Beton dan
baja tulangan merupakan elemen utama pada suatu sistem struktur.
Korosi yang merupakan proses elektrokimia dimana baja yang berhubungan
dengan cairan yang mengandung ion-ion (elektro) menimbulkan perbedaan
potensial yang menyebabkan ion-ion tulangan akan melarut sampai pada
keadaan seimbang. Korosi khususnya pada beton bertulang dapat
mempersingkat umur bangunan. Karena itu penulis mencoba untuk membahas
mengenai cara-cara pencegahan korosi pada beton bertulang.
1
1.2 Perumusan Masalah
A. Apa pengertian korosi?
B. Bagaimana mencegah terjadinya korosi pada baja tulangan?
C. Bagaimana proses terjadinya korosi pada baja tulangan?
1.3 Tujuan penulisan
A. Mengetahui penyebab terjadinya korosi pada baja tulangan dalam beton.
B. Mengetahui solusi untuk mencegah korosi pada baja tulangan dalam
beton.
1.4 Manfaat Penulisan
A. Untuk mahasiswa
Agar mahasiswa tahu pengertian dari korosi, proses terjadinya korosi,
dan mengetahui cara mencegah terjadinya korosi pada baja tulangan.
B. Untuk Perusahaan.
Terutama perusahaan konstruksi, agar dapat mengakplikasikan teori
dalam tulisan ini kedalam praktik lapangan secara langsung sehingga
dapat menambah umur dari bangunan konstruksi yang nantinya akan
dikerjakan.
C. Untuk masyarakat
Diharapkan karya tulis ini dapat memberikan tambahan ilmu mengenai
korosi pada baja tulangan dalam beton, serta penguatan konstruksi bagi
masyarakat, supaya mengetahui cara pencegahan dan dapat mengambil
langkah antisipasi sebelum terjadinya korosi di sekeliling kita.
2
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Baja tulangan di dalam beton
Baja tulangan di dalam beton berada dalam lingkungan bersifat basa kuat dengan
nilai pH ± 12,5. Keadaan ini disebabkan karena beton mengandung 20 – 30 persen
Kalsium Dihidrosida (Ca(OH)2), sebagian berupa larutan jenuh Ca(OH)2 di
dalam beton, sebagian mengendap berupa kristal Ca(OH)2 di dalam beton.
Lingkungan basa kuat ini memberikan perlindungan terhadap baja tulangan di
dalam beton dari serangan korosi karena baja tulangan di dalam lingkungan basa
kuat menjadi pasif.(Jurnal SMARTek,Agustus 2007:191).[1]
Korosi baja tulangan adalah reaksi kimia atau elektrokimia antara baja tulangan
dengan lingkungannya. Reaksi kimia tersebut berupa Reaksi anodik dan katodik,
reaksi ini merupakan langkah pertama pada proses pembentukan korosi. Namun,
sebagian dari reaksi-reaksi tersebut merupakan hal yang kritis dalam rangka
pemahaman korosi dan digunakan secara luas dalam setiap diskusi korosi dan
pencegahan korosi baja pada beton. Baja tulangan di dalam beton terkorosi
apabila keadaan pasifnya hilang yaitu pH lingkungan pada bidang kontak baja-
beton turun sampai < 9,5. Peristiwa turunnya konsentrasi senyawa terlarut di
sekitar daerah kontak baja-beton akibat masuknya larutan ke dalam beton disebut
Leaching.(Jurnal SMARTek,Agustus 2007:192)
2.2 Akibat yang timbul bila terjadi lingkaran korosi pada tulangan beton
Akibat yang ditimbulkan bila terjadi lingkaran korosi pada tulangan beton adalah :
a. Tercucinya pasta semen yang telah mengeras.
b. Melarutnya dan tercucinya senyawa-senyawa yang terbentuk akibat
serangan air agresip.
1 Fahira.F, Korosi pada beton bertulang dan pencegahannya, Jurnal SMARTek, 5(3), hal.191.
3
c. Terbentuknya senyawa-senyawa baru, hasil reaksi kimia yang memiliki
sifat sangat mengembang (expansive) hingga beton menjadi retak dan pecah.
d. Hilangnya tegangan retakan antara beton dan tulangan akibat slip.(Jurnal
SMARTek,Agustus 2007:193)
2.3 Pengertian Korosi
Korosi baja tulangan adalah reaksi kimia atau elektrokimia antara baja
tulangan dengan lingkungannya. Korosi terjadi dalam lingkungan yang
mengandung air, atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas oksigen
di udara. Suatu logam akan mengalami korosi jika pada permukaannya
terdapat lapisan yang bertindak sebagai anoda dan lapisan lain sebagai
katoda.[2]
Baja tulangan di dalam beton berada dalam lingkungan bersifat
basa kuat dengan nilai pH ± 12,5. Baja tulangan di dalam beton terkorosi
apabila keadaan pasif hilang yaitu pH lingkungan pada bidang kontak baja-
beton turun sampai < 9,5. Contoh reaksi yang dapat membuat pH turun
adalah pada Klorida melalui reaksi Hidrolisa yang membentuk asam. Asam
yang dihasilkan akan menetralisir Ca(OH)2 yang terdapat di dalam beton.
Apabila proses netralisir Ca(OH)2 telah mencapai bidang kontak baja-beton,
pH lingkungan pada bidang kontak baja-beton turun sampai < 9,5 hingga baja
tulangan terkorosi yang akhirnya merusak beton.
Untuk korosi yang terjadi pada Struktur beton bertulang termasuk kedalam
jenis Uniform corrosion, dimana korosi terjadi pada seluruh permukaan
Logam.3
2 Fahira.F, Korosi pada beton bertulang dan pencegahannya, Jurnal SMARTek, 5(3), hal.191.
3 Budy Nugroho,Laporan kimia mengenai Korosi, http://budynugroho.blogspot.com/2013/10/laporan-kimia-mengenai-korosi.html. [diakses 17 April
2015].
4
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1. Faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi pada Struktur beton
bertulang.
Baja tulangan di dalam beton terkorosi apabila keadaan pasif hilang yaitu pH
lingkungan pada bidang kontak baja-beton turun sampai < 9,5.
Kondisi dimana proses korosi baja tulangan di dalam beton dapat berlangsung
sebagai berikut :
1. Pengaruh lingkungan
Karena beton bertulang pada bangunan mengalami kontak langsung dengan
cuaca luar, pengaruh cuaca ini sedikit banyakanya memberi andil dalam
keretakan pada beton sehingga konstruksi bangunan yang berumur cukup
lama banyak mengalami retakan. Salah satu pengaruh lingkungan yang
menyebabkan beton retak adalah akibat dari air hujan. Akibat sekian lama
beton pada bangunan tua menerima air hujan secara langsung, lama –
kelamaan air hujan masuk meresap kedalam pori-pori beton yang kemudian
mencapai tulangan pada beton.(Architectaria,2012)
Apabila saat air hujan telah mengenai baja tulangan, maka akan terjadi reaksi
antara baja tulangan dengan Air (H2O) yang menyebakan baja tulangan
menjadi berkarat atau korosi. Akibat korosinya baja tulangan dan ditambah
faktor luas seperti pembebanan mengakibatkan beton akan mengalami retak-
retak.
2. Degradasi oleh Sulfat
Apabila sulfat masuk ke dalam beton , maka akan terjadi reaksi dengan
senyawa hidrasi kalsium aluminate yang terdapat dalam beton. Reaksi inilah
yang menyebabkan beton mengalami ratak halus. Hal ini merupakan jalan
bagi larutan dari luar dan atau proses karbonasi mencapai bidang kontak baja-
5
beton. Apabila larutan dari luar dan atau proses karbonasi telah mencapai
bidang kontak baja-beton, pH lingkungan pada bidang kontak baja-beton
turun sampai <9,5. Hal ini mengakibatkan keadaan pasif baja tulangan hilang
dan baja tulangan akan terkorosi yang akhirnya merusak beton. (Jurnal
SMARTek,Agustus 2007:196)
3. Degradasi oleh Klorida
Ion klorida telah terkenal sangat agresif terhadap bahan konstruksi baja.
Klorida melalui reaksi hidrolisa membentuk asam. Asam yang dihasilkan
menetralisir Ca(OH)2 yang terdapat di dalam beton. Apabila proses netralisir
Ca(OH)2 telah mencapai bidang kontak baja-beton,
pH lingkungan pada bidang kontak baja-beton turun sampai < 9,5. Hal ini
mengakibatkan keadaan pasif baja tulangan hilang dan baja tulangan terkorosi
yang akhirnya merusak beton.
3.2 Bagaimana konsep untuk mengendalikan korosi pada Struktur beton
bertulang.
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari,
namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan
mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur
produktif peralatan elektronik dalam rumah tangga atau kegiatan industri
menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang
untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi
diharapkan dapat banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh
terhadap efisiensi dalam suatu kegiatan industry serta menghemat anggaran
pembelanjaan rumah tangga. Berikut contoh pengendalian/pencegahan korosi:
a. Cara pelapisan (coating)
Pelapisan adalah cara umum dan paling banyak di terapkan dalam
perlindungan baja, untuk mengendalikan korosi, untuk melindungi/isolasi
kontak baja-beton dari lingkungan yang korosif seperti oksigen dan air. Akan
tetapi dalam prakteknya timbul banyak problem dan biasanya kurang
6
perhatian tentang masalah itu. Tersedia banyak sekali macam pelapis dan
yang paling umum adalah cat. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat.
Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung
timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.
b. Cara proteksi katodik (katode pelindung)
Cara ini digunakan terutama untuk logam besi yang di tanam di dalam tanah
maupun untuk baja bertulang dalam beton. Prinsipnya adalah logam besi di
hubungkan dengan logam lain yang bertindak sebagai anode dan besi sebagai
katode. Jadi, logam yang digunakan untuk melindungi besi harus yang lebih
mudah teroksidasi daripada logam besi, yaitu memiliki potensial reduksi yang
lebih negatif daripada besi. Umumnya digunakan logam Magnesium (Mg).
Logam alkali tidak dapat di gunakan karena reaktif.Logam alumunium(Al)
dan seng (Zn) tidak dapat digunakan karena oksida logam tersebut (Al2O3
atau ZnO) akan menghambat proses oksidasi berikutnya dengan cara
menutupi permukaan logam.
c. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat,
Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless
(72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
d. Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan
timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang
dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi
7
sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan
tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat
hancur.
e. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut
perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada
zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia
dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah
digalvanisasi, sehingga tahan karat.
f. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating
juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
g. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat)
daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka
magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk
melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.
8
h. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk
mencegah kontak dengan air.
Menurut penelitian yang dilakukan Irma Chemistry bahwa terbukti Oli
atau gemuk dapat menahan laju korosi pada logam.
3.1 Alternatif lain dalam mencegah timbulnya korosi pada struktur beton
bertulang.
1) Pemakaian bahan-bahan yang bermutu baik.
2) Mempertebal selimut beton.
3) Menggunakan beton kedap air (secara teoritis tidak ada).
4) Penambahan dimensi struktur.
5) Cara pemampatan beton yang tepat.
6) Perlindungan permukaan (Coatings).
Cara ini biasanya bersifat sementara, karena bila perlindungannya cacat
atau rusak proses korosi akan berjalan lagi.[4]
3.5 Hipotesis
1. Korosi pada beton bertulang.
Terjadi dimana timbulnya reaksi antara kontak baja-beton dengan
lingkungannya. Rusakanya struktur baja tulangan yang diakibatkan
dapat berdampak pada keretakan beton.
2. Pengaruh logam lain dalam Korosi.
Logam Magnesium (Mg) paling efektif untuk melapisi besi, seperti
baja tulangan karena potensial selnya paling negatif.
3. Pengaruh sifat larutan (pH) terhadap laju korosi.
Masuknya larutan yang bersifat asam, akan menurunkan konsentrasi
senyawa terlarut pada kontak baja-beton, yang mengakibatkan keadaan
pasif baja tulangan hilang dan baja tulangan terkorosi yang akhirnya
merusak beton.
4 Fahira.F, Korosi pada beton bertulang dan pencegahannya, Jurnal SMARTek, 5(3), hal.195.
9
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Simpulan
Dari beberapa uraian tentang korosi pada beton bertulang dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Baja tulangan yang terkorosi merupakan awal kerusakan beton, yang secara
keseluruhan akan memperpendek usia konstruksi.
b. Proses korosi baja tulangan di dalam beton berlangsung secara karbonasi,
degradasi oleh sulfat dan klorida.
c. Lingkaran korosi pada tulangan beton mengakibatkan beton retak dan pecah
(konstruksi hancur) dan penyebab yang paling berbahaya adalah air laut dan
air tanah karena mengandung ion-ion sulfat.
d. Beberapa cara pencegahan korosi pada beton bertulang adalah pemakaian
bahan yang baik, mempertebal selimut beton, dan penambahan dimensi
struktur serta pemampatan beton dan coatings.
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi dari penulis Jika tidak ingin bangunan konstruksi rumah atau tempat
tinggal yang akan anda tinggali cepat mengalami korosi, maka lakukan lah
berbagai langkah pencegahannya dimulai dari sekarang. Dapat dengan cara
pelapisan(coating), proteksi katodik(pengorbanan anode), penambahan dimensi
ukuran beton agar peluang masuknya air kedalam beton sangat kecil, ataupun cara
lainnya seperti yang sudah dijabarkan pada tulisan diatas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fahirah F. (2007). “Korosi pada Beton Bertulang dan Pencegahannya”, Jurnal
SMARTek. 5 (3), hal,190-195.
Irma Chemistry (28 maret 2013), Proses Korosi pada Paku. [online]
http://irmachemistry.blogspot.com/2013/03/proses-korosi-pada-paku.html
[diakses 17 april 2015]
Budy Nugroho (02 oktober 2013), Laporan Kimia Mengenain Korosi. [online]
http://budynugroho.blogspot.com/2013/10/laporan-kimia-mengenai-
korosi.html [diakses 17 april 2015]
11
SUMMARY
steel tend to have corrosion properties, which is a chemical phenomenon occurs
due to the reaction into ions on metal surfaces in contact directly with the aqueous
environment and oxygen. Corrosion of reinforcing steel is chemical or
electrochemical reaction between the steel reinforcement with the environment.
The title of this paper is "Determine the cause of corrosion In Reinforced
Concrete Structures" which aims to explain the concept of corrosion of steel and
concrete damage, and how to prevent corrosion in reinforced concrete structures.
The research method using case study, with the literature study instrument.
Systematic of writing starts from the First chapter Introduction, including:
background, problem, the purpose of writing, and the benefits of writing.
Followed Second makes review of the literature, The Third Chapter makes
analysis and systematic, and the fourth chapter contains conclusions and
recommendations.
The conclusion of this paper is corroded reinforcing steel, which is the beginning
of concrete deterioration, which overall will shorten the life of the construction,
The process of corrosion of reinforcing steel in concrete occurs carbonation,
degradation by sulfate and chloride. Circle of corrosion in reinforced concrete
cracked and broken concrete result (construction destroyed) and causes the most
dangerous is the sea water and groundwater because it contains sulfate ions.
How to prevent corrosion can be done in various ways: Coating, Chatodic
protection, Make alloy or metal alloy that is resistant to rust, Tin plating,
Galvanization, Cromium Plating, Sacrifical Protection, and lubrication with oil
and grease.
Keywords: Corrosion, Concrete, Steel, Oxygen, Water.
Hipotesa
1. Corrosion in reinforced concrete.
Where the reactions occur between steel-concrete contact with the environment.
Damage to the structure of the reinforcing steel that may have an impact on the
cracks caused by concrete.
2. Effect of other metals at Corrosion.
Metal Magnesium (Mg) is most effective to coat iron, such as steel bars of his cell
as the most negative potential.
3. Effects of solution properties (pH) of the corrosion rate.
The entry of acidic solutions, will reduce the concentration of dissolved
compounds in steel-concrete contact, resulting in a passive state reinforced bars
lost and corroded reinforcing steel that ultimately damage the concrete.
Telaah Pustaka
Reinforcing steel in the concrete are in a strongly alkaline environment with a pH
value of ± 12.5. This situation is due to concrete containing 20-30 percent
Hidroksida Calcium (Ca (OH) 2), partly in the form of a saturated solution of Ca
(OH) 2, in concrete, partially precipitated in the form of crystalline Ca (OH) 2, in
the concrete. This strong alkaline environment provides protection against the
steel reinforcement in the concrete from corrosion attack due to the reinforcing
steel in strong alkaline environments become passive.