DESAIN INSTRUKSIONAL TOT

31
DESAIN INSTRUKSIONAL (INSTRUCTIONAL DESIGN) Modul 1.08 DRS FRANS A.RUMATE * BAB 1 PENDAHULUAN A Isi Singkat - Tujuan Instruksional Khusus - Penjelasan beberapa hal khusus B. Kegiatan Instruksional sebagai Suatu Sistem - Definisi sistem - Pendekatan Sistem : Mengidentifikasi Mengembangkan Mengevaluasi (1) (2) (3) Merevisi - Model Pengembangan Instruksional (MPI) hal.13 TRANSP. Tahap mengidentifikasi - mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis TIU - melakukan analisis instruksional - mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik awal mahasiswa Tahap mengembangkan - menulis tujuan instruksional khusus - menulis tes acuan patokan - menyusun strategi instruksional 1

Transcript of DESAIN INSTRUKSIONAL TOT

DESAIN INSTRUKSIONAL(INSTRUCTIONAL DESIGN) Modul 1.08

DRS FRANS A.RUMATE *

BAB 1 PENDAHULUAN

A Isi Singkat - Tujuan Instruksional Khusus - Penjelasan beberapa hal khususB. Kegiatan Instruksional sebagai Suatu Sistem - Definisi sistem - Pendekatan Sistem :

Mengidentifikasi Mengembangkan Mengevaluasi (1) (2) (3)

Merevisi

- Model Pengembangan Instruksional (MPI) hal.13 TRANSP.Tahap mengidentifikasi - mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis TIU

- melakukan analisis instruksional- mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik awal mahasiswa

Tahap mengembangkan - menulis tujuan instruksionalkhusus

- menulis tes acuan patokan- menyusun strategi instruksional

1

- mengembangkan bahan instruksional

Tahap mengevaluasi dan Merevisi - evaluasi instruksional

C. Prinsip-Prinsip Instruksional : (berdasarkan Teori Belajar / Psikologi dan hasil penelitian)

1. pengulangan respon yang menyenangkan (pengulangan)2. tujuan tujuan instruksional yang jelas (penciptaan kondisi

perilaku belajar, metode dan media))3. pemberian penguatan (umpan balik nilai, pujian,

penghargaan)4. pemberian contoh dari alam nyata5. pemberian contoh dan non-contoh6. perhatian dan ketekunan7. pemcahan materi menjadi lebih kecil8. penggunaan model9. pemecahan keterampilan umum menjadi keterampilan khusus10. pemberian informasi kemajuan belajar11. perbedaan kecepatan belajar (prasyarat / entry

behavior)12. mengatur sendiri waktu, cara dan sumber

BAB II MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL

A. Pengertian Pengembangan Instruksional

Pengembangan Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan Instruksional Instruksional Instruksional

2

B. Berbagai Model Pengembangan Instruksional

Mengidentifikasi (Definisi masalah dan Organisasi)a. Identifikasi Masalahb. Analisis Latarc. Organisasi Pengelolaan

Mengembangkan (Analisis dan Pengembangan Sistem)a. Identifikasi Tujuanb. Penentuan Metodec. Pembuatan Prototipe

Mengevaluasi a. Uji Coba Prototip Instruksionalb. Analisis Hasilc. Implementasi /Uji Coba Ulang

C. Model yang Terbaik ?

Model MPI TRANSP.

Desain Instruksional dilakukan menggunakan Model MPI

Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan : 1. pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented); peserta harus

dapat menjelaskan prinsip-prinsip desain instruksional2. pendekatan-produk (product-oriented), peserta diharuskan

menerapkan prinsip-prinsip ini dalam mendesain sesuatu,menghasilkan produk desain.

Pada pelatihan ini peserta akan menghasilkan produkinstruksional yang dinamakan Garis-Garis Besar Program Pelatihan(GBPP). Seorang staf pengajar di perguruan tinggi diwajibkanmenyusun rancangan (desain) mata ajaran yang diasuhnya dalamformat Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Sama halnyaseorang instruktur atau trainer perlu menyusun keseluruhanrancangan (desain) pelatihan (training program) dalam suatuformat Garis Besar Program Pelatihan (GBPP). Buku pedoman yangdigunakan dalam pelatihan ini ialah modul 1.08 (DesainInstruksional) dan 1.09 (GBPP dan SAP) dari Penataran ProgramPengembangan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)

3

untuk staf pengajar di perguruan tinggi. Program pelatihan inidirancang untuk memberikan pengetahuan/keterampilan dasarmengajar bagi staf pengajar di perguruan tinggi, namun prinsip-prinsip dasar ini dapat pula digunakan untuk program pelatihanyang lain.

Perbandingan GBPPeng. dan GBPPel.

GBPP dirancang menggunakan pendekatan sistem, terdiri ataskomponen-komponen :

GBPPengajaranGBPPelatihan

1. Nama mata kuliah : (Nama topik pelatihan)2. Kode/SKS : (Bobot materi pelatihan

yang dapat diukur dengan jam)3. Deskripsi Singkat : (Lingkup topik pelatihan

dan manfaatnya)4. Tujuan Instruksional

Umum (TIU) : (Kompetensi umum yangdiharapkan dicapai pada akhir pelatihan)

5. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : (Kompetensi antarayang dijabarkan dari kompetensi umum) 6. Pokok Bahasan dan SubPokok Bahasan : (Materi pelatihan) 7. Estimasi waktu : (Waktu yangdiperlukan untuk penyajian materi) 8. Pustaka : (Sumber materipelajaran)

Contoh :

1. PANDUAN PELAKSANAAN PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT) BIDANG JASA KONSTRUKSI2. 10 hari

4

3. (A) Latar Belakang dan (B) Tujuan4. Mentransfer pengetahuan (keterampilan) dan pengalaman

kepada peserta pelatihan, murid atau bawahan.5. Lihat (E) - menerapkan prinsip- prinsip pelatihan

- menerapkan metode ceramah

- menerapkan cara bertanya

- memilih pelatihan

- menyusun rencana pelajaran

- menerapkan latihan

- menerapkan metode studi kasus dan curah pendapat

- menilai hasil belajar 6. Lihat F No. 1-147. Lihat F kolom 3 (jumlah jam pelajaran)8. Nara sumber dan widyaiswara

GBPP ini selanjutnya diuraikan menjadi satuan-satuan acarapelatihan (Satuan Acara Pengajaran - SAP)BAB III MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN INSTRUKSIONAL DAN MENULISTIU

A. Pengertian Kebutuhan Instruksional1. Pengertian Kebutuhan Instruksional2. Kebutuhan Siapa3. Langkah-Langkah Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional

Mengidentifikasi Kebutuhan instruksional adalah suatu prosesuntuk :

a. Menentukan kesenjangan penampilan mahasiswa yangdisebabkan kekurangan mendapatkan pendidikan danpelatihan

b. Mengidentifikasi bentuk kegiatan instruksional yangpaling tepat

5

c. Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikutikegiatan instruksional tersebut.

Langkah 1. Mengidentifikasi kesenjangan hasil produkatau prestasi seseorang (what is)

dengan hasil yang seharusnya (whatshould). Data perlu diperoleh dari

laporan, melalui observasi,interviu, kuesioner, dll. Data tersebut hendaknya menyangkut hasil produk atauprestasi, bukan proses kerja . Langkah 2. Menilai kesenjangan tersebut dari segi :

- tingkat signifikansi pengaruhnya,

- luas ruang lingkupnya

- pentingnya kesenjangan tersebut terhadap masadepan lembaga atau program

Untuk itu perlu disajikan nilai kerugian yang dapatditimbulkan dari kesenjangan tersebut dalam bentukuang, waktu, pemborosan bahan, penyusutan kualitaskerja, bahaya yang ditimbulkan, dan faktor lain yangtidak dapat dihitung dalam bentuk biaya, misalnyamenurunnya rasa aman, berkurangnya kerjasama, danmerosotnya motivasi kerja.(Contoh : Rendahnya mutu kerja 12 tukang ketik,sehingga 25% waktu diperlukan untuk mereka perbaikikesalahan pengetikan. Jika dihitung waktu itu dalambentuk uang (upah $12 /jam, 2 jam sehari (25% dariwaktu kerja), selama 5 hari/minggu, 48 minggu/tahun,maka dalam setahun diperlukan biaya tambahan 12 x 2 x 5x 48 x $ 12.- = $ 69.200

Langkah 3 - menganalisis kemungkinan penyebabkesenjangan melalui pelaksanaan observasi, interviu, dan analisis logis

6

- memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal darikekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap untukdiserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain (Contohtukang ketik, berdasarkan obeservasi kesalahanpengetikan diakibatkan oleh rendahnya mutu mesin tik,lingkungan kerja).

- mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal darikekurangan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentuuntuk diteruskan ke langkah 4.

Langkah 4

- memisahkan mereka yang sudah pernah mengikuti pelatihan(lanjut langkah 5) dengan yang belum pernah mengikutipendidikan / pelatihan dalam bidangnya (lanjut kelangkah 8).

Langkah 5

- memisahkan lagi yang sudah mengikuti pelatihan dalamkelompok yang sering mengikuti pelatihan (lanjut kelangkah 6) dan yang jarang (lanjut ke langkah 7)

Langkah 6

- kelompok yang sering mengikuti pendidikan atau latihandiberi umpan balik atas kekurangannya, dan dimintamempraktekkannya kembali sampai dapat melakukan tugassesuai yang diharapkan

Langkah 7

- kelompok yang masih jarang memperoleh pendidikan danpelatihan diberi kesempatan yang lebih banyak untukmempraktekkannya dengansupervisi yang lebih ketat

Langkah 8

- Untuk kelompok yang belum pernah memperolehpengetahuan, keterampilan dan sikap tersebut diadakanprogram pendidikan / pelatihan, lebih dulu dirumuskanTIU pelatihan.

7

-B. Merumuskan Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan (Umum)

Pelatihan

Dari hasil analisis kebutuhan, dan judul pelatihan rumuskankemampuan-kemampuan atau kompetensi yang diharapkan akan dicapaipeserta pada akhir pelatihan.Kompetensi atau kemampuan ini disebut juga Perilaku (behavior).Benjamin Bloom membagi perilaku ini dalam 3 kawasan :Perilaku Kawasan Kognitif (Cognitive Domain), ialah perilaku yangmerupakan hasil proses berpikir (hasil kerja otak); kawasankognitif dibagi atas 6 tingkatan yang merupakan hirarki, mulaidari yang paling randah atau sederhana sampai ke jenjang palingtinggi atau kompleks. Perilaku Kawasan Psikomotor (Psychomotor Domain) , adalahperilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia.Perilaku Kawasan Afektif (Affective Domain), adalah perilaku yangdimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untukmembuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di lingkungantertentu (sikap).

Taksonomi BloomTaksonomi Gagne (TRANSP)(TRANSP)Kawasan KognitifKawasan Kognitif

- Pengetahuan (mendefinisikan manajemen)- Informasi verbal

- Pemahaman (membedakan fungsi meja dan kursi) -Keterampilan Intelektual

- Penerapan (membuat gambar kegiatan proyek)- Konsep

8

- Analisis (menjabarkan PLU menjadi PLK)- Diskriminasi

- Sintesis (menyusun Desain Instr.untuk pelatihan tertentu)- Aturan tingkat tinggi

- Evaluasi (memecahkan masalah instr.secara sistematis)- Prosedur

- Strategi Kognitif

Kawasan Afektif (Bloom & Masia)

- penerimaan (Receiving), menerima nilai

- pemberian respon (responding), membuat respon terhadapnilai

- penilaian (valuing), menghargai nilai-nilai yang ada

- pengorganisasian (organizing), mengorganisasi nilai-nilai

- karakteristik (characterization), mengamalkan nilaisecara konsisten

Kawasan Psikomotor (Anita Harrow) KawasanPsikomotor (Dave)

- persepsi- menirukan gerak

- kesiapan- memanipulasi kata menjadi gerak

- gerakan terbimbing -melakukan gerak dengan tepat

9

- gerakan terbiasa- merangkaikan berbagai gerak

- gerakan kompleks -melakukan gerak dengan wajar

- penyesuaian pola gerakdan efisien

- kreativitas

Menulis TIU

TIU terdiri atas : Kata kerja + Objek (= Perilaku = Behavior)

- menggunakan kata kerja operasional (kegiatan yang dapatdiamati), bukan kata mengerti, memahami atau mengetahui

- bukan berorientasi pada pengajar atau proses, melainkansuatu kemampuan akhir mahasiswa yang diperlihtakandalam bentuk Perilaku = Behavior)

- menggunakan istilah akan dapat ….

-Rumusan TIU : Setelah menyelesaikan pelatihan ini, pesertapelatihan .. …… akan dapat (katakerja + objek) = perilaku ataubehavior

Periksa kembali TIU Anda dengan kriteria berikut:1. Berisi perilaku (behavior) yang akan ditampilkan mahasiswa

(trainee), bukan dosen atau trainer. Perilaku tersebut adalahpengetahuan, keterampilan atau sikap yang harus dapatditampilkan pada akhir pelajaran / pelatihan.

2. Berisi perilaku lengkap sebagai indikator keberhasilanpeserta dalam pelajaran tersebut

3. Berisi perilaku yang dapat diamati

10

4. Berorientasi pada hasil belajar, bukan proses belajar5. Perilaku berjenjang (bila TIU lebih dari satu) dari yang

lebih sederhana atau mudah sampai pada yang lebih kompleksatau sulit.

6. Dapat dicapai dengan kegiatan instruksional BAB IV Melakukan Analisis Insruksional

TIU perlu dijabarkan / diuraikan dalam perilaku yang lebihspesifik (TIK), tetapi harus melalui jalan panjang, yaitumenganalisis Perilaku (kata kerja + objek) Umum (PLU) dalam TIUmenjadi Perilaku Khusus (PLK) lalu menyempurnakan PLK menjadiTIK.

TIUTIK

PLUPLK

Perlunya melakukan analisis instruksional, agar supaya :

- Daftar TIK yang disusun konsisten dengan TIU

- Materi Tes terperinci

- Urutan isi pelajaran sistematis

- Awal pembelajaran sesuai dengan kemampuan awalmahasiswa

- Penyajian dapat disesuaikan dengan karakteristikmahasiswa

Struktur Perilaku :

- Hirarkikal, jika salah satu perilaku tidak dapatdilakukan sebelum menguasai perilaku sebelumnya

11

- Prosedural, menunjukan suatu urutan perilaku, tetapitidak ada yang merupakan prasyarat yang lain. Meskipunperilaku dilakukan beuruta, tetapi dapat dipelajarisecara terpisah

- Pengelompokan, perilaku yang tidak mempunyaiketergantungan satu dengan yang lain, walaupun salingberhubungan.

- Kombinasi, kombinasi antara yang di atas

Langkah-Langkah melakukan Analisis Instruksional:1. menuliskan Perilaku Umum (behavior = PLU) yang ada dalam TIU2. menulis setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari PLU

tersebut (5-10 buah, tetapi dapat lebih)3. menyusun PLK tersebut dalam daftar urutan logis, dimulai

dari PLU, PLK yang paling dekat hubungannya dengan PLU,sampai yang paling jauh

4. menambah atau mengurangi PLK jika perlu. Usahakan untukmelengkapi PLK tersebut.

5. menulis setiap PLK dalam selembar kertas berukuran 3x5 cm6. menyusun kartu-kartu dalam struktur hirarkikal (urutan

vertikal), prosedural (sejajar atau horizontal) danpengelompokan menurut kedudukan yang satu dengan yang lain.

7. bila perlu, tambahkan lagi PLK lain, atau kurangi bilaberlebihan.

8. gambarkan PLK-PLK tersebut dalam kotak-kotak di atas kertaslebar. Hubungkan kotak-kotak dengan garis vertikal (dengantanda panah ke atas) untuk struktur hirarkikal atauhorizontal (dengan tanda panah ke kanan) untuk strukturprosedural atau pengelompokan (garis hubung tanpa tandapanah)..

9. meneliti kemungkinan menghubungkan dengan PLU lain (bilaada), dan PLK di bawahnya.

10. memberi nomor urut pada setiap PLK, sampai PLK yangterdekat PLU.

11. mengkonsultasikan dengan teman atau tutor.

12

BAB V Mengidentifikasi Perilaku Awal dan KarakterisrikAwal

Mengidentifikasi Perilaku Awal mahasiswa / peserta pelatihan

(Penentuan populasi peserta pelatihan)

Peserta mata kuliah / pelatihan dapat sangat bervariasi. Untuksuatu pelatihan tertentu perlu ditetapkan prasyarat pesertasebelum mengikuti pelatihan (perilaku awal = PLA). Mahasiswatahun I biasanya mengikuti kelas matrikulasi untuk menyamakantingkat pengetahuan awal mereka. Apabila pengajar langsung mulaimengajar dari bagian yang sulit mahasiswa lain tidak dapatmenangkap pelajaran yang diberikan; sebaliknya apabila dosenmulai dari materi yang mudah, maka mahasiswa yang sudah menguasaimateri itu akan bosan mengikuti perkuliahan. Untuk mengatasiheterogennya peserta, terdapat 3 pendekatan : Pendekatan I : mahasiswa / peserta menyesuaikan dengan materi ,melalui proses seleksi (tes), pengelompokan (kursus BahasaInggris), lulus mata kuliah parsyarat.Pendekatan II , materi pelajaran disesuaikan dengan kemampuanmahasiswa. Ini dapat dilakukan dengan sistem modul, sepertiUniversitas Terbuka, dimana mahasiswa belajar mandiri, tidakdapat dilakukan dalam sistem kelas.Pendekatan III, (kombinasi ke-2 pendekatan tersebut), dengan cirisebagai berikut :

- menyeleksi penerimaan mahasiswa atas latar belakangpendidikan atau ijazah (administratif)

- melaksanakan tes untuk mengetahui kemampuan awal (bukanuntuk seleksi, tetapi sebagai dasar penyusunan materi

- menyusun materi sesuai kemampuan awal tersebut

- menggunakansisteminstruksional yang memungkinkan mah. Majusesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing

- memberikan supervisi secara individual.

13

Karakteristik Awal mahasiswa / peserta

Minat mahasiswa/peserta pelatihan mungkin pada olahraga.Pemberian contoh disesuaikan dengan minat tersebut, kemampuanpeserta berbahasa Inggris (jangan menggunakan terlalu banyakjistilah asing), kesenangan peserta akan lelucon, kemampuankomputer.Perlunya mengidentifikasi karakteristik awal ini untukmenyesuaikan pengembangan instruksioanl dan teknik penyajian dikelas. BAB VI Merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

PLK yang telah dianalisis dari PLU selanjutnya disempurnakanmenjadi TIK (specific instructional objective, enablingobjective). Pernah pula digunakan istilah Sasaran belajar(SasBel).

TIK harus dirumuskan dengan jelas dan pasti (tertulis), agartidak disalahtafsirkan, dan diinformasikan kepadamahasiswa. Jadi dosen dan mahasiswa mempunyai pengertianyang sama tentang apa yang tercantum dalam TIK.

TIK dirumuskan dalam katakerja yang dapat diamati(observable)

Rumusan TIK hendaknya dapat diukur dengan tes atau alat ukurlain.

TIK merupakan dasar dari pengembangan instruksional, yaitu :o menyusun kisi-kisi tes,o menguji validitas isi tes, o mengembangkan materi pelajaran, o memilih metode instruksional o merupakan ukuran keberhasilan mahasiswa

Menyusun TIK lengkap dengan ABCD

A = audience (siapa yang belajar, misalnya calon instrukturpelatihan Jasa Konstruksi)B = behavior (perilaku yang spesifik yang diminculkan setelahselesai belajar, terdiri atas

14

Kata kerja + objek C = condition (batasan yang diberikan, cara atau alat yangdigunakan pada waktu memperagakan perilaku atau B )D = degree (tingkat keberhasilan pada pencapaian perilaku, yangdapat menggunakan kriteria tertentu, misalnya dengan sempurna,tanpa salah 80 % benar, ukuran waktu, ukuran kertas folio, danukuran-ukuran lain).Seringkali digunakan urutan CABD (Condition di depan)

BAB VII Menyusun Tes Acuan Patokan

Mengukur keberhasilan pencapaian TIK dilakukan dengan tes.Penyusunan tes sebaiknya dilakukan setalah TIK dirumuskan.Apabila dilakukan setelah uraian pengajar, maka kemungkinan isites akan lebih tertuju pada uraian dosen, bukan pada padapencapaian TIK.

Tes Acuan Patokan (Penilaian Acuan Patokan = PAP)

Butir tes yang mengacu pada TIK disebut tes acuan patokan(criterion-referenced test) atau objective-referenced. Skor yangdiperoleh mahasiswa dapat ditafsirkan sebagai tingkat penguasaanterhadap perilaku yang diukur. Skor yang dicapai setiap mahasiswadibandingkan terhadap skor maksimum yang mungkin dapat dicapaiuntuk perilaku dalam TIK. Cara penafsiran hasil tes seperti inidisebut penafsiran acuan patokan atau criterion-referencedinterpretation., atau Penilaian Acuan Patokan (PAP)Contoh TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa ProgramStudi X akan dapat menyelesaikan pekerjaan sekurang-kurangnya 80% benarPatokan batas lulus ialah 80%, jadi di bawah skor 80 tidak lulus(E) Skor 80-85mendapat nilai D Skor 85,1 – 90, nilai C

15

Skor 90,1 – 95, nilai B Di atas 95nilai A

Tes Acuan Norma (Penilaian Acuan Norma = PAN) atau norm-referenced test. Tes ini digunakan untuk mengukur posisi atau kedudukan seseorangpeserta tes di antara kelompoknya., bukan untuk mengukur tingkatpenguasaan seseorang terhadap TIK. Karena maksud tes ini untukmenentukan kedudukan seseorang di antara kelompoknya, maka tesyang disusun harus dapat membedakan peserta yang satu dengan yanglain, peserta pandai dengan yang kurang pandai. Butir tes yang dipilih ialah:

1. yang mempunyai daya pembeda. Butir teshendaknya dapat dijawab benar oleh mereka yang lebih pandai,dan tidak ada atau sedikit dijawab benar oleh yang kurangpandai. Pada uji-coba, jika semua peserta dapat menjawabsuatu butir tes dengan benar , butir itu dibuang ataudirevisi. Demikian pula jika butir tes tersebut djawab benaroleh sama banyak kelompok pandai dan kelompok kurang pandai.

2. mempunyai tingkat kesulitan tertentu. Bilabutir tes dapat dijawab oleh 90 % peserta, maka butir testersebut terlalu mudah. Sebaliknya butir tes terlalu sukarapabila hanya dapat dijawab oleh 10 % peserta. Tingkatkesulitan butir tes yang baik apabila yang menjawab benarberada sekitar 20-80% peserta.. Dari segi tingkat kesulitan,yangideal ialah apabila dapat dijawab oleh 50% peserta tes.Tetap apabila lebih besar yang menjawab benar itu darikelompok kurang pandai dibanding kelompok pandai, maka butirtes itu tidak mempunyai daya beda yang baik.

Penentuan kelompok peserta pandai dan kurang pandai dilakukandengan cara menghitung dan membandingkannya dengan rata-ratakelas. (Mean) Setelah itu dihitung simpangan baku atau SD

(standar deviasi) Bila jumlah peserta banyak maka akanberebntuk kurva normal. Penentuan Skor Akhir masing-masing peserta : Nilai A, jika skor akhir > (M + 2 SD )

16

B , jika skor berada di antara (M+1SD ) dan(M+2SD ) C, jika berada di antara (M-1SD ) dan (M+1SD ) D, jika berada di antara (M-2SD ) dan (M-1SD ) E, jika skor < (M-2SD )

BAB VIII Mengembangkan Strategi Instruksionaal

Persiapan sebelum masuk mengajar di kelas sangat penting agarkegiatan instruksionalnya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,menarik dan bervariasi. Persiapan ini meliputi penyiapan materi,metode dan media serta fasilitas yang diperlukan.Sembilan urutan kegiatan instruksional (Briggs) :

BAB IX Mengembangkan Bahan Instruksional

BAB X Mengembangkan dan Malaksanakan EvaluasiInstruksonal

17

18

Setelah menyelesaikan matakuliah ini, mahasiswa akan dapat…

C1 (Cognitive - Pengetahuan)-menyebutkan nama-nama tulang manusia

(Anatomi /Kedokteran)-menulis rumus regresi ganda (Statistik I)

C2 ( Cognitive – Pemahaman)- menjelaskan prinsip dasar setiap

ayat dalam Hukum Perbankan Internasional (Hukum)

- menjelaskan reaksi pencampuran senyawa kimia dari nama-nama komersial (Pertanian)

- menjelaskan secara deskriptif masalah penyakit tidak menular (FKM)

19

- menjelaskan anatomi- fisiologi pinggul wanita (FKM)

- menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang wanita (FKM)

C3 (Cognitive- Penerapan)- menerapkan asuhan kebidanan

pada kesehatan (FKM)- menerapkan proses perawatan

dalam memenuhi kebutuhan gizi (FKM)

- menerapkan aspek-aspek hukum danperundang- undangan Kesehatan dan Keperawatan

C4 (Cognitive – Analisis)- menjabarkan tujuan instruksional

umum menjadi tujuan-tujuan instruksional khusus

(mk Desain Instruksional)

20

- menentukan berbagai variabel penelitian (Metode Penelitian I)

- menganalisis masalah kependudukan yang berkaitan dengan aspek kesehatan (FKM ?)

C5 (Cognitive- Sintesis)- menyusun rancangan penelitian

dalam bidang yang diminati ( Penelitian I)

- membuat “blue print” bangunan perkantoran modern (Teknik Arsitektur)

C6 (Cognitive - Evaluasi)- merumuskan rekomendasi untuk

meningkatkan kinerja perusahaan yang dipilihnya sendiri

(Pengembangan Usaha / Ekonomi)- memperbaiki program-program

komputer yang secara fisik

21

tampak kurang baik dan kurang efisien (Algoritma dan Pemrograman)

DISKUSI KELOMPOK

Komponen-Komponen (sub- sistem) apa yang terdapat dalam Rancangan (Desain) Instruksional (Sistem)

22

Bagaimana kaitan antara

komponen yang satu dengan yang lain

RANCANGAN INSTRUKSIONAL (DESAIN INSTRUKSIONAL)

23

Komponen-Komponen Rancangan Instruksional : Tujuan Instruksional

Umum Tujuan Instruksional

Khusus Tes Materi Strategi Instruksional

Urutan Kegiatan Metode Media Waktu

Evaluasi Instruksional

24

GBPP DAN SAP (Hasil / Produk Rancangan Instruksional)

BEHAVIOR (PERILAKU)terdiri atas :

VERB (Kata Kerja), misalnya : Menyebutkan, Menjelaskan, Menerapkan, Menggunakan, Menjelaskan Hubungan,

25

Memilih, Memecah, Menyebarkan, Menguraikan, Menyusun, dan Menilai

OBJECT (Objek atau Kata Benda), misalnya : Rumus Korelasi, Kesehatan Anak, Anatomi Manusia, Kependudukan,

26

TULISKAN TIU ANDA

Isinya : Kompetensi umum yang akan dikuasai oleh mahasiswa pada akhir semester Sebagai pengajar apakah Anda

merasa puas atau merasa cukup bila pada akhir semester mahasiswa Anda menguasai kompetensi umum itu ?

Apakah kompetensi umum itu relevan dengan kompetensi

27

lulusan program studi yang diambil mahasiswa Anda ?

Apakah kompetrensi umum itu berupa : Hasil belajar, bukan proses belajar ?

: Kompetensi mahasiswa ?

28

JADWAL PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT)Di MAKASSAR 10 Juni s/d 20 Juni 2002

Waktu Jumat, 14Juni

Sabtu, 15Juni

Senin, 17Juni

Selasa, 18Juni

Rabu, 19Juni

Kamis, 20Juni

08.00-08.45 AnalisisInstruksiona

l

GBPP DasarKomunikasi

PraktekMengajar

PraktekMengajar

08.45-09.30 AnalisisInstruksiona

l

GBPP KeterampilanDasar

Mengajar

PraktekMengajar Sda

PraktekMengajar Sda

09.30-10.15 AnalisisInstruksiona

l

GBPP KeterampilanDasar

Mengajar

PraktekMengajar Sda

PraktekMengajar Sda

Istirahat 110.30-11.15 Menulis TIK GBPP Media

OHP/OHTPraktek

Mengajar SdaHER

11.15-12.00 LatihanMenulis TIK

GBPP PraktekMengajar Sda

HER

Lunch13.00-13.45 Pendahuluan/

PendekatanSistem

Menulis TesAcuan

Patokan

SAP PraktekMengajar

PraktekMengajar Sda

Evaluasi

13.45-14.30 Mengidentifikasi

Kebutuhan

Non Tes/Alternative

Ass

SAP PraktekMengajar Sda

PraktekMengajar Sda

Sda

14.30-15.15 TaksonomiTujuan

Pembelajaran

Mengembangjkan Strategi

Instr

SAP PraktekMengajar Sda

PraktekMengajar Sda

29

Istirahat 216.00-16.45 Menulis TIU Mengembangka

n BahanSAP Praktek

Mengajar SdaPraktek

Mengajar Sda16.45-17.30 Latihan

MenulisTIU

EvaluasiInstruksiona

l

SAP PraktekMengajar Sda

PraktekMengajar Sda

JADWAL PELATIHAN KEINSTRUKTURAN (TOT)Di MAKASSAR 10 Juni s/d 20 Juni 2002

Waktu Jumat, 14Juni

Sabtu, 15Juni

Senin, 17Juni

Selasa, 18Juni

Rabu, 19Juni

Kamis, 20Juni

08.00-08.45 DesainInstruksiona

l

GBPP PanduanPraktekMengajar

PraktekMengajar

PraktekMengajar

08.45-09.30 DesainInstruksiona

l

GBPP PanduanPraktekMengajar

PraktekMengajar

PraktekMengajar

09.30-10.15 DesainInstruksiona

l

GBPP PanduanPraktekMengajar

PraktekMengajar

PraktekMengajar

Istirahat 1

30

10.30-11.15 DesainInstruksiona

l

SAP PanduanPraktekMengajar

PraktekMengajar

HER

11.15-12.00 SAP PraktekMengajar

HER

Lunch13.00-13.45 TEST SAP Praktek

MengajarPraktekMengajar

Evaluasi

13.45-14.30 DesainInstruksiona

l

TEST SAP PraktekMengajar

PraktekMengajar

Evaluasi

14.30-15.15 DesainInstruksiona

l

TEST SAP PraktekMengajar

PraktekMengajar

Istirahat 216.00-16.45 Desain

Instruksional

GBPP SAP PraktekMengajar

PraktekMengajar

16.45-17.30 DesainInstruksiona

l

GBPP SAP PraktekMengajar

PraktekMengajar

31