Dampak Kabut Asap Terhadap Lingkungan
-
Upload
universitasnegeripadang -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Dampak Kabut Asap Terhadap Lingkungan
P a g e | 1
PENGARUH PENCEMARAN UDARA (KABUT ASAP) TERHADAP GANGUANPSIKOLOGIS MASYARAKAT DI KOTAMADYA PAYAKUMBUH,
BUKITTINGGI DAN PADANG, SUMATERA BARAT
A. Latar Belakang
Pencemaran lingkingan atau polusi adalah proses masuknya
polutan ke dalam suatu lingkungan sehingga dapat menurunkan
kualitas lingkungan tersebut. Menurut Undang-undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran
lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Yang dikatakan sebagai polutan adalah suatu zat
atau bahan yang kadarnya melebihi ambang batas serta berada
pada waktu dan tempat yang tidak tepat, sehingga merupakan
bahan pencemar lingkungan, misalnya: bahan kimia, debu, panas
dan suara. Polutan tersebut dapat menyebabkan lingkungan
menjadi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
akhirnya malah merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan lingkungan yang terkena polutan (tempat
terjadinya), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu: (1) Pencemaran air. (2) Pencemaran tanah (3)
Pencemaran udara1.
1 Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia,atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatanmanusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, ataumerusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumberalami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti
P a g e | 2
Selanjutnya penelitian ini berangkat dari fakta bahwa
pencemaran udara melalui kabut asap telah menyebar di delapan
Kabupaten Kota di Sumatera Barat2. Hal ini lebih disebabkan
oleh pembakaran hutan untuk membuka lahan kelapa sawit di
daerah Propinsi Riau. Kondisi ini sudah mulai berlangsung
selama lebih kurang dua bulan yakni, awal Januari hingga
pertengahan bulan Maret 2014. Tentunya hal sedemikian telah
memberikan kontribusi negatif pada kesehatan masyarakat di
berbagai daerah yang terkena dampak, di mana penyebaran kabut
asap telah merambah diberbagai daerah di tanah air misal ;
Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh dan Jambi. Namun
juga telah sampai ke beberapa negara tetanmgga seperti
Malaysia dan Singapura.
Berbagai penyakit telah menjadi konsekuensi logis dari
penyebaran polusi udara tersebut (kabut asap), diantaranya;
ISPA3 atau infeksi saluran pernapasan, asma dan berbagaipolusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusiudara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapatbersifat langsung dan lokal, regional, maupun global. Pencemaran udara didalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan manusia sama buruknya denganpencemaran udara di ruang terbuka. Pencemar udara dibedakan menjadi duayaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalahsubstansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena iamerupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansipencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaranudara sekunder. 2 Padang Ekspres. Udara 8 Daerah Mengkhawatirkan. 11 Maret 2014. Hal 1. 3 Dalam empat hari terakhir terhitung sejak kamis (27/2) hingga minggu (3/2)sudah ditemukan 329 orang yang terserang ISPA, Asma, Bronchitis, iritasimata dan iritasi kulit di Payakumbuh. Sementara pada jumat (28/2) telahdijumpai 92 kasus ISPA, 1 kasus asma, 2 kasus iritasi mata dan 3 kasusiritasi kulit. Kemudian pada tanggal 1 Maret 2014 ditemukan 74 kasus ISPA,1 asma, 1 iritasi mata. Sehari berikutnya (2/3) ditemukan 40 kasus ISPA, 1
P a g e | 3
penyakit lain4 yang tentunya sangat merugikan masyarakat yang
terkena dampak penyebaran kabut asap itu. Malangnya, kondisi
demikian tidak hanya telah berlangsung di tahun ini saja,
bahkan telah terjadi lebih kurang lima tahun kebelakangan.
Berbagai pihak yang berkompeten untuk menangan persoalan ini
telah berusaha untuk mengatasi persoalan kabut asap tersebut.
Malangnya, dari tahun ke tahun peristiwa tadi terus
berlangsung atau berulang. Ini menunjukkan bahwa persoalan
kabut asap yang identik dengan polusi udara merupakan
permasalahan urgen yang perlu dipandang serius untuk segera
ditangani secara tuntans. Fakta empiris tentang kabut asap
yang terjadi di Sumatera Barat tergambar melalui pemberitaan
diantaranya; pada tanggal 13 Maret lalu diberitakan oleh
Harian Pagi Padang Ekspres bahwa, Sumbar telah menjadi daerah
Siaga 1 untuk bencana kabut asap (Polusi Udara), bahkan
sekolah akan diliburkan untuk mencegah anak-anak terserang
penyakit ISPA. Adapun anak-anak yang diliburkan adalah anak-
anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-Kanak)iritasi mata dan 2 iritasi kuli. Berangkat dari data ini dapat disimpulkanbahwa bahaya kabut asap telah menjadi persoalan yang sangat serius diwilayah Payakumbuh. Bahkan telah menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). PadangEkspres.ISPA, Asma Kian Mewabah. 4 Maret 2014. Hal. 13. 4 Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udaramencetuskan gejala penyakit: (1) Timbulnya reaksi radang/inflamasi padaparu, misalnya akibat PM atau ozon. (2) Terbentuknya radikal bebas/stresoksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons). (3) Modifikasi ikatankovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yangbekerja dalam tubuh. (4) Komponen biologis yang menginduksiinflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golonganglukan dan endotoksin. (5) Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptoryang mengatur kerja jantung dan saluran napas. (6) Efek adjuvant (tidaksecara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh,misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate. (7)Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkanpenyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM. (8) Menurunkansistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolarmakrofag pada paru).
P a g e | 4
hingga anak-anak SD (Sekolah dasar). Disamping pembatalan
terhadap keberangkatan penerbangan pesawat juga telah
dilakukan, Misal : GA 168 yang akan memberangkatkan jemaah
umrah dari Padang, mereka juga mengalami pembatan
keberangkatan karena kabut asap tersebut5.Selanjutnya untuk
mengantisipasi semakin meluasnya kabut asap ke wilayah
Dharmasraya maka, dinas pendidikan Dharmasraya membagikan
masker kepada para siswa, utamanya siswa PAUD6. Kemudian di
Bukittinggi dikabarkan bahwa, belasan Relawan Demokrasi
(Redasi) bersama Divisi Sosialisasi KPU (Komisi Pemilihan
Umum) Bukittinggi membagi-bagikan 500 masker secara gratis
kepada warga masyarakat. Saat ini jarak pandang di Bukittinggi
sekitar 500 – 1000 meter. Namun sehari sebelumnya jarak
pandang cukup jauh, mencapai 15 kilometer7. Seterusnya 43000
pelajar Payakumbuh diliburkan karena polusi udara sebagai
akibat dari serangan kabut asap pada daerah tersebut. Lebih
jauh Kadis Pendidikan Payakumbuh, Hasan Basri menyatakan bahwa
anak didik di bawah jajarannya 39 ribu. Terdiri dari 22 ribu
SD 6.300 SMP, 4000 siswa SMA, 3700 siswa SMK 3000 murid
TK/PAUD diliburkan karena bahaya kabut asap (polusi udara).
Sedangkan data dari Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag
meliburkan 4.198 orang siswa yang berada di bawah jajarannya.
Terdiri dari 1.393 orang pelajar MAN/MAS. 1870 siswa MTsN/MTS.
510 murid MIN/MIS dan 425 murid RA8. Sedangkan jarak pandang di
kota Payakumbuh hanya 200 meter antara jam 06.00 – 09.00 pagi.
Di Padang tercatat 1300 warga terserang infeksi saluran
5 Padang Ekspres. Sumbar Siaga 1 Kabut Asap. 13 Maret 2014. Hal 1 dan 7. 6 Pada Ekspres. Kabut Asap Makin Parah. 11 Maret 2014. Hal11.7 Padang Ekspres. Kabut Asap Lebih Pekat. 6. Maret 2014. Hal. 14. 8 Padang Ekspres. 43 Ribu Pelajar Payakumbuh Diliburkan. 11 Maret 2014.
P a g e | 5
pernapasan (ISPA) pada kurun waktu sepuluh hari terakhir,
selain akibat cuasa yang berfluktuatidf tapi juga disebabkan
oleh kabut asap. Hasil evaluasi RSUP M Jamil Padang mendapati
peningkatan penderita ISPA9 rata-rata 7000 – 8000 orang
perbulan.Salah satu penyebab peningkatan jumlah penderita ISPA
di Kota Padang adalah polusi udara yang disebabkan oleh kabut
asap10.
B. Tujuan
1. Menggambarkan kondisi polusi udara berupa kabut asap yang
terjadi di Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang,
Sumatera Barat?
2. Menggambarkan kondisi psikologis masyarakat Kotamadya
Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang, Sumatera Barat?
3. Menggambarkan pengaruh polusi udara terhadap kondisi
psikologis masyarakat Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan
Padang, Sumatera Barat?
9 Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udaramencetuskan gejala penyakit: (1) Timbulnya reaksi radang/inflamasi padaparu, misalnya akibat PM atau ozon. (2) Terbentuknya radikal bebas/stresoksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons). (3) Modifikasi ikatankovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yangbekerja dalam tubuh. (4) Komponen biologis yang menginduksiinflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golonganglukan dan endotoksin. (5) Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptoryang mengatur kerja jantung dan saluran napas. (6) Efek adjuvant (tidaksecara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh,misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate. (7)Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkanpenyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM. (8) Menurunkansistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolarmakrofag pada paru).10 Padang Ekspres. 43 Ribu Pelajar Payakumbuh Diliburkan. 11 Maret 2014
P a g e | 6
C. Perumusan Masalah
Adapun masalah penelitian dalam kajian ini adalah :
“Pengaruh polusi udara (kabut asap) terhadap kondisi
psikologis masyarakat di Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan
Padang, Sumatera Barat?”
D. Tinjauan Pustaka
1. Pencemaran Udara (Polusi Udara)
Polusi udara merupakan pencemaran terhadap kualitas
udara. Apabila kita tinggal di kota dengan tingkat polusi
tinggi, kita dianjurkan pergi kealam terbuka dengan tujuan
untuk dapat menghirup udara berkualitas lebih baik. Menghirup
udara berkualitas akan mengoptimalkan peredaran darah dalam
tubuh, dimana darah juga membawa oksigen ke otak kita. Apabila
kita melihat dampak polusi udara bagi kesehatan tubuh kita,
tentu kita akan menemukan banyak penyakit yang disebabkan oleh
polusi udara. Penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh polusi
udara seperti ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) asma,
bronchitis, radang paru, bahkan iritasi pada mata dan kulit
sebagai dampak yang paling sering terjadi.
Penyakit pernapasan ini juga dapat mempengaruhi kinerja
organ tubuh lainnya seperti jantung, jantung akan kesulitan
memompa darah ke seluruh tubuh apabila sistem pernapasan kita
mengalami penurunan akibat terlalu banyak timbal yang kita
hirup. Tak jarang dampak polusi udara berujung kematian.
Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya, atau tercampurnya,
P a g e | 7
polutan (unsur-unsur berbahaya) ke dalam lapisan udara
(atmosfer) yang dapat mengakibatkan menurunnya kualitas udara
(lingkungan). Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila
pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang
sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut
sebagai pencemaran dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan
bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan,
bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang
(outdoor pollution). Umumnya, polutan yang mencemari udara
berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal dari hasil
proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang
dihasilkan oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan
kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan
bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx
(belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
a. Zat-zat Pencemaran Udara dan Dampak Fisik Pencemaran Udara
Pada Alam dan Manusia
Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran
udara, antara lain: (1) Karbon monoksida11, Nitrogen dioksida12,
11 Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan daripembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraanbermotor.12 Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik,pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
P a g e | 8
Sulfur dioksida13, Partikulat14, Hidrokarbon15, CFC16, Timbal17,
Karbon dioksida18. Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan
lapisan ozon19 dan pemanasan global. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3)
yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan
pembangkit energi listrik) akan menguap ke udara. Sebagian
lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup
dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah. SO2 dan NOx (NO2 dan NO3)20
13 Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.14 Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkandari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal. Macam-macam partikel, yaitu :(a) Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara (b) Fog(kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara. (c)Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair danmelayang berhamburan di udara (d) Dust (debu) : aerosol yang berupa butiranpadat dan melayang-layang di udara. 15 Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakaryang tidak sempurna.16 Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosferbumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alatpemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) padaparfum dan hair spray.17 Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran padakendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksidayang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.18 Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraanbermotor dan pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.19 Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentukakibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, danVolatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksiinflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dankardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma,bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukanpajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/seranganasma.20 NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuksalah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil.Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan
P a g e | 9
yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan
bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi
tetesan-tetesan asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan
asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk butiran-butiran
padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya
gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi
asam. Proses penipisan lapisan Ozon, Ozon (O3) adalah senyawakimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada
ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan
ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet
yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS
(Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon)
ternyata mampu merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan
ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatan
tersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang akan
mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang
berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan
Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16
September sebagai hari ozon dunia dengan tujuan agar lapisan
ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah. Pemanasan
global, Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat
menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga
permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan
efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi
kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru)serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakittersebut.
P a g e | 10
terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global).
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia
dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran
udara juga membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup
(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.
Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain: (a) Karbon
monoksida (CO) Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan
O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan
gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek,
sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan
menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik
menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah
telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti
dengan kematian. (b) Nitrogen dioksida (SO2), Dapat
menyebabkan timbulnya serangan asma. (c) Hidrokarbon (HC),
Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung. (d)
Chlorofluorocarbon (CFC), Menyebabkan melanoma (kanker kulit)
khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan
melemahnya sistem daya tahan tubuh. (e) Timbal (Pb),
menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan
mental serta mempengaruhi kecerdasan otak. (f) Ozon (O3),
Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar
dan memperkecil paru-paru. (g) NOx , Menyebabkan iritasi pada
paru-paru, mata dan hidung.
b. Dampak Psikologis Pencemaran Udara Terhadap Manusia
P a g e | 11
Setelah mengetahui dampak-dampak buruk bagi kesehatan
tubuh kita yang diakibatkan oleh polusi, mari kita lihat
dampak yang diakibatkan oleh polusi terhadap kesehatan
psikologis kita. Kondisi psikologis manusia sangat berhubungan
dengan kondisi kesehatan fisik kita. Kesehatan psikis dan
fisik dapat mencerminkan kualitas kehidupan kita. Polusi
udara, polusi suara, polusi air, dan polusi tanah dapat
membawa kita pada kondisi stres. Stress ini dipicu oleh unsur-
unsur kimia yang telah mencemari lingkungan. Sebagai contoh,
timbal dapat mengakibatkan penurunan kecerdasan pada anak.
Unsur-unsur kimia yang masuk kedalam tubuh manusia selain
menyebabkan penurunan kesehatan fisik, juga mengakibatkan
seseorang sulit untuk mengontrol perilaku mereka. Manusia akan
semakin mudah untuk marah, merasa putus asa, tidak percaya
diri, dan dampak psikis lainnya akibat pengaruh unsur kimia
yang masuk ke dalam tubuh dan mengganggu jalannya fungsi organ
tubuh dengan baik. Timbulnya amuk masa sebagai bentuk dari
penyaluran stres yang dimiliki oleh masyarakat, juga merupakan
bagian dari persoalan yang tak terpisahkan dari kontribusi
polusi udara. Amuk masa tersebut mungkin saja disebabkan oleh
kejadian sepele, seperti selisih paham pada saat mengantri
untuk masuk ke tempat hiburan, tersenggol pada saat berjoget
di tempat hiburan, kurangnya uang bayaran untuk naik kendaraan
umum dan sebagainya. Di mana amuk masa tersebut bisa berakibat
hilangnya nyawa manusia karena persoalan sepele itu. Hilangnya
mood (suasana hati) untuk bekerja lebih giat dalam
menghasilkan kinerja yang lebih optimal. Tentunya ini akan
berpengaruh terhadap produktifitas kerja yang dimiliki para
P a g e | 12
karyawan atau pekerja. Selanjutnya akibat psikologis lain yang
ditimbulkan oleh polusi uadara adalah berkurangnya
sensitivitas sosial masyarakat, di mana mereka semakin kurang
perduli terhadap kondisi sosial yang sedang terjadi
disekitarnya. Hal ini ditunjukkan oleh semakin kurang
perdulinya anggota masyarakat terhadap berbagai tindak
kejahatan disekelilingnya, di mana mereka tidak perduli lagi
apabila terjadi tindak kejahatan. Mereka hanya menjadi
penonton dan tidak segera memberikan pertolomgan kepada
anggota masyarakat yang menjadi korban tindak kejahatan
tersebut. Selanjutnya malas beraktivitas atau kurang
termotivasi untuk melakukan aktivitas diluar rumah, ini
merupakan konsekuensi real dari polusi udara yang
dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif atas kesehatan
warga masyarakat. Berikutnya prilaku agresivitas dikalangan
warga masyarakat semakin meningkat, seiring perubahan suhu
yang semakin panas dan ditambah lagi oleh polusi udara yang
menyesakkan dada. Stresor lingkungan perkotaan yang dialami
warga kota tidak pernah berdiri sendiri, melainkan selalu
merupakan stresor gabungan (miltiple stressor) yang datang
bertubi-tubi. Misalnya, polusi udara, kemacetan lalu lintas
yang didalamnya termasuk kebisingan, kesesakan sebagai stresor
utama, disamping stresor lainnya, seperti dikejar-kejar
waktu, ancaman kriminalitas, sampai kepada suhu udara yang
panas di dalam kendaraan bisa membuat orang didalamnya meledak
emosinya. Amuk jalan (road rage) adalah fenomena umum
menyangkut hal ini yang sering ditemui sehari-hari. Amuk jalan
adalah sebuah sindrom umum yang terjadi ketika pengendara
P a g e | 13
menyerang pengendara lain sebagai hasil ledakan kemarahan
ekstrim pada sebuah peristiwa kesalahpahaman di jalan atau
kecelakaan lalu lintas kecil. Amuk jalan bukan sebuah
kekerasan yang direncanakan, namun dapat berakibat fatal atau
bahkan pembunuhan ketika pengendara kehilangan kendali diri
akibat beban steres yang dialaminya baik di rumah, tempat
kerja dan sebagainya. Di tambah lagi dengan berbagai stresor
kemacetan sehingga amuk pun keluar tanapa dapat di kontrol
lagi. Dengan kata lain, amuk jalan biasanya terjadi di luar
proporsi yang seharusnya dari sebuah peristiwa sepele, namun
reaksinya bisa fatal. Penikaman mendadak, pemukulan dengan
benda berat atau pencekikan adalah sebagaian bentuk amuk
jalan. Bahkan, nyawa bisa melayang di depan anggota keluarga
yang ada di dalam kendaraan atau ingin membela / melindungi
mereka yang dicintai. Ini adalah bentuk kegilaan warga yang
muncul dari stresor lingkungan perkotaan.
Polusi udara merupakan ambient stresor (stresor yang
berhubungan dengan lingkungan) paling berbahaya yang pasti
ditemui di berbagai kota di dunia terutama di negara-negara
berkembang. Pemerintah kota yang belum memprioritaskan
kesehatan warganya karena uang pajak kendaraan bermotor (STNK)
jauh lebih menggiurkan daripada membuat udara lebih bersih.
Mendapat uang lebih menyenangkan daripada keluar uanguntuk
membersihkan lingkungan. Berbeda dengan fakta tersebut di
negara-negara maju, di mana mereka sangat peduli terhadap
polusi udara dan persoalan keruskan lingkungan. Selain itu
telah banyak penelitian medis tentang pengaruh polusi terhadap
P a g e | 14
kesehatan sudah sedemikian ekstensif. Contoh : Hasli
penelitian oleh Oborne mendapati bahwa , rokok menurunkan
kemampuan kognitif21. Polusi juga menurunkan sensitivitas
sosial dan dan melakukan rekreasi luar ruangan22. Polusi udara
bahkan membuat orang malas malas beraktivitas di dalam
ruangan23. Polusi udara juga menimbulkan agresivitas
sebagaimana halnya terjadi pada peningkatan tempratur24.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Monika Bullinger25 tentang
pengaruh polusi terhadap stres dan mood. Hasil penelitian ini
mendapati bahwa polusi udara berpengaruh terhadap stres dan
mood. Bullinger menemukan bahwa, warga di kota yang lebih
terpolusi secara signifikan mengalami stres lebih tinggi dan
ketidakseimbangan secara emosional yang lebih besar daripada
warga kota yang tingkat polusinya lebih rendah. Unjuk kerja
terhadap berbagai tugas-tugas kognitif juga menunjukkan hasil
yang lebih rendah (kurang baik) pada daerah dengan tingkat
polusi yang tinggi, sedangkan pada daerah dengan tingkat
polisi rendah maka, tugas-tugas kognitif dapat diselesaikan
dengan hasil yang lebih baik atau tinggi. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa, tingkat sulfur dioksida secara
langsung berkorelasi dengan stres temporer dan
ketidakseimbangan emosional. Kemudian sampel dalam penelitian
ini adalah warga kota yang telah tinggal di daerah tersebut21 Oberne. DK. 2011. The Cognitive Effect of Passive Smoking. Ergonomics.26. 22 Chapko MK. dan H. Solomon, 2012. Air Pollution and Recreational Behavior.Journal of Social Psychology. 100. 23 Bleda P dan E. Bleda. 2011. Effect of Sex and Polution and Reactions toSpatial Invasion at the Shopping Mall Journal of Social Psychology. 104. 24 Jones J.W. dan A. Bogart. 2012. Air Pollution and Human Agression.Psychology Report. 43.25 Bullinger, M. 2011. Psychological effect of Air Pollution and HealthyResidents. – A Time Series Apprach. Journal of Environmental Psychology. 9.
P a g e | 15
minimal dua tahun, sebagai indikasi telah beradaptasi dengan
baik. Meskipun hasilnya menunjukkan sebaliknya, bahkan
terhadap tingkat polusi yang rendah adaptasi tidak mampu
mencegah stres dan perubahan suasana hati.
Penelitian laboratorium lain juga menunjukkan bukti bahwa
perubahan suasana hati dipercepat oleh polusi udara26. Ini
bermakna bahwa suasana hati juga sangat dipengaruhi oleh
polusi udara. Bau badan yang menyengat dalam ruangan juga
dapat menimbulkan stres27. Kondisi stresful ini sangat mudah
kita temukan di terminal, stasiun, di dalam bus kota, kereta
apai dan kendaraan umum lainnya yang biasanya penuh sesak oleh
orang-orang yang bergelantungan mengeluarkan bau badan yang
tidak sedap ditambah lagi polusi udara yang menyesakkan dada.
Bisa dibayangkan bagaimana akumulasi stres yang dialami
kelompok warga ini setiap harinya. Tidak heran juka penumpang
kendaraan umum memiliki prilaku sembarangan, serobot sana dan
serobot sini, lompat sana dan lompat sini, meludah sana dan
meludah sini, sebagai bentuk mekanisme penyaluran stress yang
mereka hadapi sehari-hari. Tidak jarang fenomena main hakim
sendiri muncul terhadap peristiwa-peristiwa sepele sebagai
sarana penyaluran stres.
26 Zilman, D.R.A. Baron dan R. Tamborini. 2011. Social Cost of Smoking :Effect of Tobacco Smoke and Hostile. Journal of Applied Social Psychology.11. 27 James Rotten et al. 2012. Air Poluttion, Weather, and Vollent Crimes :Commitement Time Series. Journal of Personality and Social Psychology. 49. James Rotten at al. 2011. Air Pollution and Interpersonal Attraction. Journalof Applied Social Psychology. 49.
Kabut Asap (Polusi Udara)
P a g e | 16
Gambar 1: Kerangka Konseptual Penelitian
Selanjutnya hipotesis dalam penelitian ini adalah :
“Adanya pengaruh polusi udara (kabut asap) terhadap kondisi
psikologis masyarakat di Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan
Padang, Sumatera Barat?”
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini menggunakan model rancangan deskriptif
kuantitatif. Lokasi penelitian meliputi tiga Kotamadya di
Sumatera Barat; Kotamadya Payakumbuh, Kotamadya Bukittinggi
dan Kotamadya Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh warga yang tinggal di ketiga Kotamadya tersebut di
atas. Sementara sampel dalam penelitian ini adalah satu
kecamatan yang terdekat dengan daerah terjadinya polusi udara
Dampak Fisik:
1. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)
2. Iritasi Mata3. Asma
Dampak Psikologis
1. Amuk Masa2. Stres3. Prilaku Agresif4. Kurang Motivasi5. Hilangnya Mood6. Menipisnya
Teridentifikasinya Masalah Fisik dan Psikologis
Terbentuknya Prilaku Adaptif
P a g e | 17
yang berbentuk kabut asap. Pemilihan sampel lokasi penelitian
dilakukan secara multistage cluster random sampling (pengambilan sampel
dengan acak berdasarkan kluster mereka masing-masing). Hal ini
dilakukan mengingat sampel tersebar dalam kelompok-kelompok
yang bertingkat, mulai dari jorong atau desa, kecamatan dan
kota atau kabupaten. Sehingga untuk mendapatkan sampel yang
representatif dengan kondisi pola sampel sedemikian maka,
digunakan teknik penarikan sampel secara acak dengan gugus
bertahap tersebut.
F. Kontribusi
Yakni memperluas pemahaman kita tentang pengaruh
perubahan cuaca terhadap pola prilaku masyarakat. Utamanya
tentang penyebaran polusi udara terhadap kondisi psikologis
masyarakat. Tentunya penelitian ini tidak hanya berusaha untuk
menemukan gambaran tentang fakta yang menjadi permasalahan
polusi udara itu semata, namun juga berusaha untuk mencari
solusi terhadap persoalan psikologi yang terjadi sehungan
dengan kabut asap yang telah memberikan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dan juga kondisi psikologis
masyarakat Kota Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang. Membantu
masyarakat untuk memahami berbagai persoalan psikologis yang
menjadi akibat dari penyebaran asap yang merupakan polusi
udara di tengah-tengah masyarakat Kota Payakumbuh. Membantu
pemerintah untuk mengatasi persoalan psikologis yang merupakan
efek dari perusakan lingkungan yang berorientasi pada polusi
udara, sehingga hal ini dapat meminimalisir tekanan psikologis
sebagai akibat polusi udara tersebut. Mendorong lahirnya
P a g e | 18
kajian psikologi lingkungan (environment psychology) yang
sehakikinya masih sangat minim sekali dilakukan oleh pemerhati
bidang kajian ilmu psikologi di tanah air.
G. Metode
Penelitian ini menggunakan skala psikologi yang dirancang
sendiri oleh tim peneliti. Kemudian sebelum skala tersebut
digunakan oleh tim penyelidik maka, terlebih dahulu diadakan uji
validas dan realibilitas alat ukur penelitian28, agar hasil yang
diperoleh dapat mengukur apa yang hendak diukur dalam
penelitian ini dengan baik dan benar29 Satu set kuesioner yang
digunakan adalah dalam bentuk skala likert lima mata.
Sedangkan pada bagian identitas responden pertanyaan berkisar
biodata responden. Cara penilaian terhadap skala didasarkan
pada bentuk item pernyataan yang diajukan. Apakah item
pertanyaan yang diajukan bersifat positif atau item pernyataan
yang diajukan bersifat negatif. Pada Tabel 1 berikut ini akan
ditunjukkan tata cara penilaian berdasarkan item pernyataan
yang bersifat positif dan negatf ;
Tabel 1: Tata Cara Penilaian Item Pernyataan
28 Meurut Black dan Champion terdapat dua aspek penting bagi sebuah alatukur penelitian adalah: (1) aspek validitas alat ukur penelitian, (2) aspekrelialibilitas alat ukur penyelidikan . Selanjutnya Kerlinger menyatakanpula bahwa, ”Reliabilitas adalah keajegan hasil yang diperoleh dari alatukur yang digunakan dalam penelitian. Sehingga apabila dilakukan ujian yangsama akan menghasilkan temuan yang konsisten pada masa yang berlainan. Dlm.Sutarto Wijono. 2010. Hubungan Motivasi dan Kepuasaan Kerja Karyawan. Tesis.Tidak Terbit, Malaysia : Universiti Kebangsaan Malaysia. 29 Reliabilitas untuk pengujian alat ukur adalah dengan menggunakan Cronbach’sAlpha yang memberikan petunjuk kepada derajat reliabilitas suatu pengujianyang dijalankan menurut Cronbach’s Alpha. Kaedah Cronbach’s Alpha sesuaiuntuk digunakan untuk mengukur reliabilitas bagi item-item yang menggunakanskala likert.
P a g e | 19
Item Positif Skor Item Negatif SkorSangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3Sngat Tidak
Setuju1 Sangat Tidak
Setuju4
Sebelum skala diberikan kepada responden, maka dijelaskan
terlebih dahulu tujuan penelitian ini kepada mereka.
Selanjutnya responden diminta untuk menjawab lebih kurang 60
item pernyataan dalam jangka waktu lebih kurang 20 menit.
Setelah responden menyerahkan hasil jawaban terhadap skala
yang diajukan maka, langkah selanjutnya adalah pengecekan
ulang terhadap semua jawaban yang diberikan, serta
mengkonfirmasi jawaban yang dirasakan masih terdapat berbagai
informasi yang belum tergali dari proses pengumpulan data yang
menggunakan skala itu. Data yang dihimpun pada hari kerja
(senin hingga sabtu). Data yang dikumpulkan pada hari kerja,
waktu pengambilan data adalah antara jam 08.00 sampai dengan
jam 16.00.
H. Data dan Sumber Data
Populasi keseluruhan dalam penelitian ini adalah seluruh
warga masyarakat yang tinggal di Kotamadya Payakumbuh,
Bukittinggi dan Padang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah warga yang tinggal di satu kecematan pada masing-masing
Kotamadya tersebut, yang berdekatan dengan sumber kabut asap
atau polusi udara. Adapun rumus penarikan sampel yang
digunakan adalah Slovin : n = N/1+N.e2. Dimana n = sampel, N =
P a g e | 20
poulasi. Sedangkan 1 adalah nilai konstanta. Manakala e
adalah selang kepercayaan dalam hal ini adalah 0,05.
Selanjutnya untuk menentukan responden maka, dilakukan
pengambilan responden secara simple random sampling (penarikan
sampel secara acak sederhana), yaitu melalui pengundian. Hal
ini dilakukan mengingat penelitian ini telah memiliki kerangka
sampel berupa Nomor Induk Kependudukan (NIK).
I. Jadwal PelaksanaanTabel 2: Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kompetitif 2013
No.
Uraian Kegiatan
Bulan4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pembuatan Proposala. Pengumpula
n Bahan literatur
b. PenelitianPendahuluan
c. PengetikanProposal
XX
XX
X
2 Pembuatan danPengujian Instrumen XXX
3. Pengumpulan Data: Observasi, Kuesioner danDokumentasi
X
XXXX XXX
4. Analisa Data X
XXX
5. Penyusunan Laporan Penelitian
X
XXX
6. Revisi LaporanPenelitian
X
XXXX
7. Penyerahan Laporan
XXXX
Catatan : x adalah dalam satuan minggu.
P a g e | 21
J. Personalia
Personalia pelaksana penelitian ini meliputi : Prima
Aswirna (Ketua Peneliti), memiliki latar belakang pendidikan
dalam bidang kimia murni. Beliau saat ini sedang menyelesaikan
pendidikan Doktoral di Universitas Negeri Padang. Selanjutnya
beliau mengampu mata kuliah Kimia Dasar 1 dan Kimia Dasar 2, Kimia
Lingkungan. Beliau juga pernah menjadi Research Assistent di
Malaysia (Universiti Kebangsaan Malaysia) dalam penelitian
tentang “Coprostanol as an Indicator of Sewage Contamination”;
“Water Pollution”; “Bacteria E-Coli”. Kinerja beliau dalam
penelitian ini selama 10 jam / minggu. Sedangkan Reza Fahmi.
MA (Anggota Peneliti), beliau adalah dosen tetap di Fakultas
Ushuluddin IAIN Imam Bonjol Padang. Beliau mengampu mata
kuliah Psikologi Umum, Modifikasi Tingkah laku, Statistika dan Metodologi
Penelitian dan beliau juga sedang menyelesaikan pendidikan di
peringkat Doktoral pada Universitas Negeri Padang.
Keterlibatan beliau sebagai anggota peneliti adalah 6 jam /
minggu. Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, MPd. (Anggota
Peneliti). Beliau adalah Guru Besar Ilmu Pendidikan dengan
bidang keahlian Ilmu Pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN Imam
Bonjol Padang. Beliau aktif menulis buku dan artikel di
berbagai jurnal pendidikan, seminar nasional dan
internasional. Keikutsertaan beliau sebagai anggota tim
peneliti adalah selama 6 jam / perminggu. Penjelsan lebih
rinci tentang kinerja peneliti adalah sebagai berikut : Tabel 3 : Alokasi Waktu Tim Peneliti
No. Jabatan Hari
Keterangan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
1 Reza
P a g e | 22
Fahmi.MA. (Ketua)
2 jam /hari
2 jam /hari
2 jam /hari
2 jam /hari
2 jam /hari
Total 10jam / minggu
2. Prima Aswirna, MSc(Anggota)
2 jam /hari
2 jam /hari
2 jam /hari
Total 6 jam / minggu
3. Prof. Dr. H.Syafruddin Nyrdin, MPd.(Anggota)
2 jam /hari
2 jam /hari
2 jam /hari
Total 6 jam / minggu
K. Anggaran Penelitian
Tabel 4 : Rancangan Anggaran Penelitian No. Uraian Kegiatan Jumlah 1.
Honor Peneliti selama 8 Bulan Rp 11.250.000,-
2 Belanja Bahan Rp 15.000.000,-3. Belanja Barang Non Oprasional Rp 7.500.000,-4. Belanja Jasa Profesi Rp 3.750.000,-5. Belanja Perjalanan / Transportasi
a. Transportasi Lokalb. Transportasi Antar Daerah Dalam
Propinsi
Rp 35.000.000,-
Total Keseluruhan Biaya Penelitian Rp 72.500.000,-*)Total Biaya Penelitian Terbilang : Tujuh Puluh Dua Juta Lima Ratus
Ribu Rupiah.
L. Biodata Peneliti
Nama : Prima Aswirna, S.Si., M.Sc.
NIP/NIK : 19710421 200501 2 007
Jenis Kelamin : □ Laki-laki V Perempuan
Golongan / Pangkat : III/d / Penata TK I
Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri Imam
Bonjol Padang
P a g e | 23
Alamat : Jalan Prof. Mahmud Yunus Lubuk
Lintah Padang - Sumbar
Telp./Faks. : 0751-35711 / 0751-20923
Alamat Rumah : Jl. Napak Tilas 10 Balai Gadang Koto
Tangah Padang
Telp./Faks. : 0751-9940946 / 081374327335
Alamat e-mail : [email protected]
Prima Aswirna, S. Si. MSc. banyak terlibat dalam
penelitian di bidang Kimia antara lain: Koprostanol Sebagai Indikator
Pencemaran Tinja Dalam Air (2011), Pencemaran Air di Kawasan Sungai Linggi
Malaysia (2012), Pencemaran Bakteri E-coli dalam Air (2013),
=====================
Nama : Reza Fahmi. S.Sos. MA.
NIP / NIDN : 19690829 200212 1 002 /
2029086901
Jenis Kelamin : V Laki-laki Perempuan
Golongan / Pangkat : III/d / Penata Tk I
Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri
Imam Bonjol Padang
Alamat : Jl.Prof. Mahmud Yunus, Lubuk Lintah
Padang
Telp. / Faks : 0751-35712 / 0751-35712 ,
0751-20923
Alamat Rumah : Jl. Napak Tilas No. 10 Balai Gadang
Koto Tangah
Telp. / Faks : 081270251544 /082172215044 /
08887255820
P a g e | 24
(HP) /
0751-484088 (Rumah)
E-mail : [email protected]
Reza Fahmi. MA. terlibat dalam beberapa penelitian
psikologi diantaranya: Peran Mahasiswa Psikologi Islam dalam
Mengatasi Trauma Pasca Gempa (2011). Perbadaan Motivasi Belajar
Mahasiswa: Antara Mahasiswa Yang Tinggal Di Asrama dan Diluar
Asrama (Studi Deskriptif Kuantitatif di STAIPIQ Padang)
(2012),
=====================
N a m a : Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M. Pd.
N I P : 19511107 198603 1001
Pangkat/Golongan : Pembina Utama /Guru Besar IV/e
A l a m a t : Ampang Kampung Jambak RT 2 /RW V
No.13 C
Padang-25154.
Alamat Kantor : Jl.Prof Mahmud Yunus Lubuk Lintah
Padang-25153.
Beliau aktif menulis buku dan artikel di berbagai jurnal
pendidikan serta melakukan penelitian dalam bidang penelitian,
diantaranya: Hubungan Antara Motivasi dan Kinerja Profesional
Guru Dalam Meningkatkan Hasil Proses Pembelajaran Di SMA Kota
Padang (2011), Pengaruh Program Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI) Terhadap Kinerja Profesional Guru dan
Kemandirian serta Motivasi Berprestasi Siswa di SMAN Kota
Padang (2012)***.
Daftar Pustaka
P a g e | 25
Bleda P dan E. Bleda. 2011. Effect of Sex and Polution and
Reactions to Spatial Invasion at the Shopping Mall
Journal of Social Psychology. 104.
Bullinger, M. 2011. Psychological effect of Air Pollution and
Healthy Residents. – A Time Series Apprach. Journal of
Environmental Psychology. 9.
Chapko MK. dan H. Solomon, 2012. Air Pollution and
Recreational Behavior. Journal of Social Psychology. 100.
David Pennise and Kirk Smith. "Biomass Pollution Basics". WHO.
Evidence growing of air pollution’s link to heart disease,
death di Wayback Machine (diarsipkan 3 Juni 2010). //
American Heart Association. May 10, 2010
Fuels snd Their Exhaust Emissions, Sydney, Australia, 6-10April 1992 Geneva. Health and human Ecology 61:261-75
Goldstein, Allen H., Charles D. Koven, Colette L. Heald, Inez
Y. Fung (2009-05-05). "Biogenic carbon and anthropogenic
pollutants combine to form a cooling haze over the
southeastern United States". Proceedings of the National
Academy of Sciences. Diakses 2010-12-05.http://www.e-dukasi.net Diakses 10 Maret 2014.
Infant Inhalation Of Ultrafine Air Pollution Linked To Adult Lung Disease.
Sciencedaily.com. 2009-07-23. Diakses 2010-08-29.
International Workshop on Human Health and EnviromentalEffects of Motor Vehicle
James Rotten at al. 2011. Air Pollution and Interpersonal
Attraction. Journal of Applied Social Psychology. 49.
James Rotten et al. 2012. Air Poluttion, Weather, and Vollent
Crimes : Commitement Time Series. Journal of Personality and
Social Psychology. 49.
P a g e | 26
Japan International Cooperation Agency (1997) The Study on TheIntegrated air
Jones J.W. dan A. Bogart. 2012. Air Pollution and Human
Agression. Psychology Report. 43.
Kupchella CE & Hyland MC (1993) Environmental Science,Livingwithin the system nitrogen, Geneva.
Newly detected air pollutant mimics damaging effects of cigarette smoke (PDF).
Diakses 2010-08-29.
Oberne. DK. 2011. The Cognitive Effect of Passive Smoking.
Ergonomics. 26. of nature. Pp 270-307 oxides and
suspended particulate matter. Geneva Photochemical
oxidants. Geneva.
Pryde LT. 1973. Environmental Chemistry ; An Introduction.pp155-164
Tri-Tugaswati A, Suzuki S, Kiryu Y, Kawada T. Automotive AirPollution in World Health Organization. 1977. EnvironmentalHealth Criteria No. 3, Lead.
World Health Organization. 1977. Environmental Health CriteriaNo. 4, Oxides of
World Health Organization. 1979. Environmental Health CriteriaNo. 8, Sulfur
World Health Organization.1978. Environmental Health CriteriaNo. 7,
www. WorstPolluted.org. Diarsipkan dari aslinya pada tanggal
11 August 2010. Diakses 2010-08-29.
Zilman, D.R.A. Baron dan R. Tamborini. 2011. Social Cost of
Smoking : Effect of Tobacco Smoke and Hostile. Journal
of Applied Social Psychology. 11.