crossbite anterior

9
KEKURANGAN DALAM ORTHODONTIK: TINJAUAN V Madhusudhan, Saqib H, Sridharan K, Srinivas H, dan Mahobia Y Abstrak Seperti cabang kedokteran gigi atau kedokteran lainnya, perawatan orthodontik bukanlah tanpa resiko. Setiap tahunnya perawatan orthodontik banyak dicari oleh pasien yang ingin memperbaiki estetis buruk, kelainan fungsi, dan bicara. Perawatan akurat selalu diinginkan orthodontis untuk setiap pasien tanpa adanya ketidaknyamanan dan rasa sakit. Beberapa resiko dan komplikasi yang ditemui pada praktek orthodontik serta deskripsi penatalaksanaannya merupakan tujuan artikel ini. Pendahuluan Pengunyahan, bicara, dan penampilan, serta kesehatan secara keseluruhan, kenyamanan, dan juga harga diri dapat diperbaiki dengan perawatan orthodontik. Seperti banyaknya intervensi lain, resiko dan komplikasi juga dimiliki oleh perawatan orthodontik. 1 Aspek psikologis perawatan orthodontik harus dipertimbangkan dan tidak boleh diabaikan. Selain itu, klinisi juga harus berhati-hati dalam penilaian setiap aspek dari pasien selama dan setelah perawatan untuk dicapai hasil akhir yang lancar, aman, dan berhasil. 2 Pasien yang menjalani perawatan orthodontik beresiko tinggi dekalsifikasi enamel (Gambar 1). 3 Akumulasi plak disekitar komponen alat cekat disebabkan oleh adanya alat orthodonti cekat. Dekalsifikasi enamel Universitas Syiah Kuala 1

Transcript of crossbite anterior

KEKURANGAN DALAM ORTHODONTIK: TINJAUAN

V Madhusudhan, Saqib H, Sridharan K, Srinivas H, danMahobia Y

Abstrak

Seperti cabang kedokteran gigi atau kedokteran lainnya,perawatan orthodontik bukanlah tanpa resiko. Setiaptahunnya perawatan orthodontik banyak dicari oleh pasienyang ingin memperbaiki estetis buruk, kelainan fungsi,dan bicara. Perawatan akurat selalu diinginkanorthodontis untuk setiap pasien tanpa adanyaketidaknyamanan dan rasa sakit. Beberapa resiko dankomplikasi yang ditemui pada praktek orthodontik sertadeskripsi penatalaksanaannya merupakan tujuan artikelini.

Pendahuluan

Pengunyahan, bicara, dan penampilan, serta

kesehatan secara keseluruhan, kenyamanan, dan juga

harga diri dapat diperbaiki dengan perawatan

orthodontik. Seperti banyaknya intervensi lain, resiko

dan komplikasi juga dimiliki oleh perawatan

orthodontik.1 Aspek psikologis perawatan orthodontik

harus dipertimbangkan dan tidak boleh diabaikan. Selain

itu, klinisi juga harus berhati-hati dalam penilaian

setiap aspek dari pasien selama dan setelah perawatan

untuk dicapai hasil akhir yang lancar, aman, dan

berhasil.2

Pasien yang menjalani perawatan orthodontik

beresiko tinggi dekalsifikasi enamel (Gambar 1).3

Akumulasi plak disekitar komponen alat cekat disebabkan

oleh adanya alat orthodonti cekat. Dekalsifikasi enamel

Universitas Syiah Kuala1

2

selama penggunaan alat orthodonti cekat merupakan

resiko yang nyata, dengan prevalensi yang dilaporkan

antara 2-96%. Wisth dan Nord melaporkan bahwa berkumur

setiap hari dengan NaF 0,05% solution memberikan

proteksi bagi pasien orthodontik yang juga menyikat

gigi tiga kali setahun dengan NaF 0,2% solution.4

Muhler juga melaporkan bahwa terjadi penurunan

dekalsifikasi yang signifikan pada pasien orthodontik

yang mendapatkan aplikasi topical SnF sebelum

penempatan band dan menggunakan pasta gigi SnF selama

perawatan.5

Resorbsi akar terjadi sebagai konsekuensi dari

perpindahan gigi-gigi. Selama 2 tahun perawatan, rata-

rata 1 mm dari panjang akar dapat teresorbsi terutama

pada permukaan apikal dan lateral.6 Insisif atas

cenderung teresorbsi (Gambar 2). Pengambilan radiograf

yang akurat harus dilakukan setiap 6 bulan.7 Selain

resorbsi akar, jaringan periodontal beresiko dari awal

sampai akhir perawatan orthodontik. Penempatan

separator yang terlalu mengarah ke gingival akan

menyebabkan gingivitis (Gambar 3a, 3b). Terkadang

separator dapat masuk lebih dalam ke jaringan gingival

dan pasien mengira separator tersebut hilang. Separator

tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan

periodontal.8

Universitas Syiah Kuala

3

Gambar 1. Dekalsifikasi enamel akibat perawatan orthodontik.

Gambar 2. Resorbsi akar pada insisif atas.

Gambar 3. (a) (b) Gingivitis akibat perawatan orthodontik.

Iritasi mulut pasien dapat terjadi akibat

penggunaan braces baru dan pemasangan arch wire yang

terlalu ke arah mukosa pipi (Gambar 4a, 4c). PenggunaanUniversitas Syiah Kuala

3a 3b

4

wax dapat menjadi pemisah yang baik antara metal dan

mulut (gambar 4b). Reaksi yang buruk juga dapat

disebabkan oleh alat ekstraoral. Sekitar 4,5 juta

pasien yang dirawat oleh hampir 5000 orthodontis, 4%

dilaporkan bahwa cedera headgear terjadi pada 1 atau

lebih pasien mereka dan 40% diantaranya adalah cedera

ekstraoral.9

Gambar 4. (a) (c) Iritasi mulut pasien akibat penggunaan bracesbaru dan arch wire yang terlalu ke arah mukosa pipi. (b)Penggunaan wax sebagai pemisah antara metal dan mulut.

Reaksi alergi tidak begitu umum terjadi pada

perawatan orthodontik. Kasus yang telah terdeteksi

yaitu hipersensitif nikel pada kawat orthodontik

(Gambar 5). Reaksi

alergi juga dapat

disebabkan kontak

dengan face bow dan strap

heargear. Penggunaan

plaster di atas area

yang berkontak dengan kulit cukup untuk redakan

gejala.10

Universitas Syiah Kuala

4a 4c4b

5

Gambar 5. Hipersensitif nikel pada kawat orthodontik.

Pada literatur, perhatian banyak terfokus pada

hubungan antara disfungsi temporomandibular dengan

perawatan orthodontik. Tidak ada bukti bahwa TMD

disebabkan atau dapat disembuhkan oleh perawatan

orthodontik.11 TMD yang telah ada sebelumnya harus

dicatat dan pasien harus diberi tahu bahwa perawatan

diprediksi tidak akan memperbaiki kondisi mereka.

Perawatan konservatif harus dilakukan untuk

menghilangkan ketidaknyamanan, ketidakharmonisan

oklusal, dan bunyi sendi serta menenangkan pasien.

Bentuk perawatan standar lain seperti diet makanan

lunak dan latihan rahang dapat juga diindikasikan.

Sedikit kasus tertelannya alat yang ditemui seperti

quad helix yang patah, transpalatal arch, twin block,

dan kawat orthodontik (Gambar 6a, 6b).12,13,14 Pemantauan

berulang dengan radiograf dapat dilakukan dan pada

kasus parah intervensi bedah adalah pilihan perawatan.

Pemantauan pada setiap kunjungan pasien harus selalu

dilakukan orthodontis apabila ada alat yang hilang.

Universitas Syiah Kuala

6

Gambar 6. (a) (b) Contoh kasus tertelannya alat orthodontik.

Perubahan profil wajah yang tidak memuaskan

disebabkan karena control torsi yang tidak tepat pada

bagian anterior dan bibir yang penuh. Komplain dapat

dikurangi dengan rencana perawatan yang teliti dan

komunikasi yang adekuat dengan pasien. Dalam sebuah

review

disimpulkan bahwa profil wajah tidak begitu buruk

dipengaruhi oleh perawatan orthodontik.15 Perubahan

jaringan lunak juga terjadi secara alami seiring

bertambahnya usia, terlepas dari intervensi

orthodontik. Pertimbangan bentuk skeletal, posisi gigi,

dan bentuk jaringan lunak harus dilakukan dalam

penegakan diagnosis sehingga efek buruk pada profil

yang diakibatkan oleh mekanika perawatan dapat

dikurangi.16

Hasil perawatan orthodontik berpotensi tidak stabil

dan relapse (Gambar 7a, 7b). Enam bulan pertama setelah

perawatan merupakan waktu penting karena dibutuhkan 4-6

bulan untuk ligament periodontal dan tulang pendukung

tersusun sempurna.17,18 Gigi memiliki kecenderungan yangUniversitas Syiah Kuala

6a

6b

6a

6b

7

lebih kuat untuk berpindah secara cepat setelah

perawatan orthodontik dan efeknya berkurang secara

bertahap setelah tulang alveolar dan periodonsium

kembali ke pola normal. Relapse biasanya disebabkan oleh

penggunaan retainer yang tidak adekuat. Relapse dapat

dikurangi dengan penggunaan retainer yang tepat.

Gambar 7. (a) (b) Contoh kasus relapse setelah perawatan

orthodontik.

Kesimpulan

Ada beberapa sumber potensi kerusakan iatrogenik

akibat perawatan orthodontik. Bila dilakukan dengan

benar, kerusakan parah jarang terjadi. Setiap individu

harus dinilai untuk potensi resiko. Pasien lebih

percaya pada orhodontis yang mampu berkomunikasi,

peduli, dan penuh kasih sayang. Semua prosedur harus

diketahui pasien dan dijelaskan. Hal ini akan membangun

ikatan psikologis antara pasien dengan dokter gigi

sehingga kecemasan dan ketakutan pasien dapat

berkurang.

Referensi

Universitas Syiah Kuala

7b7a

8

1. Shaw WC, O’Brien KD, Richmond S, Brook P. Qualitycontrol in orthodontics: risk/benefitconsiderations. Br Dent J. 1991;170:33-7.

2. Paul Yun-Wah Lau, Ricky Wing-Kit Wong. Risk andcomplication in orthodontic treatment. Hong KongDental J. 2006;3:15-22.

3. Shannon IL. Caries Risk in Teeth with OrthodonticBands. J Acad Gen Dent. 1972;20:24-28.

4. Wisth PJ, Nord A. Caries Experience inOrthodontically Treated Individuals. Angle Orthod.1977; 47:59-64.

5. Muhler JC. Dental Caries-orthodontic Appliances-SnF2. J Dent Child. 1970;37:218-221.

6. Brezniak N, Wasserstein A. Root resorption afterorthodontic treatment: Part 1. Literature review.Am J Orthod Dentofacial Orthop. 1993;103:62-6.

7. Hollender L, Ronnerman A, Thilander B. Rootresorption, marginal bone support and clinical crownlength in orthodontically treated patients. Eur JOrthod. 1980;2:197-205.

8. Alstad S, Zachrisson BU. Longitudinal study ofperiodontal condition associated with orthodontictreatment in adolescents. Am J Orthod. 1979;76:277-86.

9. Postlethwaite K. :The range and effectiveness ofsafety headgear products. Eur J Orthod. 1989;11:228-34.

10. Allergic reaction to orthodontic wire: report ofcase. J Am Dent Assoc. 1989; 118(4):449-50.

11. Uther F. Orthodontics and the temperomandibularjoint: where are we now? Part 1. Orthodontictreatment and temperomandibular disorders. AngleOrthod. 1998;68:295-30.

Universitas Syiah Kuala

9

12. Farrell G. Hinkle. Calif. Ingested retainer. Am JOrthoo Dentofac Ortho. 1987;92:48-9.

13. TM, Milton Hearing SD, Ireland AJ. Ingestedforeign bodies associated with orthodontictreatment: report of three cases and review ofingestion/aspiration incident management. Br Dent J.2001; 190: 592–96.

14. HM Abdel Kader. Broken orthodontic transpalatalarch wire stuck to the thorat of orthodonticpatient: is it strange . J Orthodont. 2003;30:11.

15. Di Biase AT, Sandler PJ. Does orthodontics damage

faces? Dent Update. 2001;28:98-102.

16. Ackerman JL, Proffit WR. Soft tissue limitationsin orthodontics: treatment planning guidelines. AngleOrthod. 1997;67:327-36.

17. Reitan K. : Principles of retention and avoidanceof posttreatment relapse. Am J Orthod. 1969;55:776-90.

18. Reitan K. : Tissue rearrangement during theretention of orthodontically rotated teeth. AngleOrthod. 1959;29:105-1.

Universitas Syiah Kuala