Sanggar Pijat Bayi Sehat sebagai Program Tambahan ... - Neliti
BBL PATO (BBLR) bayi ny w
-
Upload
poltekkes-semarang -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of BBL PATO (BBLR) bayi ny w
LAPORAN ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGIS PADA
BY. NY.W UMUR 0 HARI DENGAN BBLR
DI RUANG SERUNI RSUD AMBARAWA
DISUSUN OLEH :
NUR AYU KUSUMANINGRUM
P17424112078
SEMESTER IV
PRODI DIII KEBIDANAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada BBL
Patologis Pada By Ny W. Perempuan. Neonates cukup bulan 0
hari Dengan BBLR di Ruang Seruni Rumah Sakit Umum Daerah
Ambarawa” telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing
Askeb Program Studi D-III Kebidanan Semarang Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Ambarawa,............................ 2014
Pembimbing Klinik Praktikan
Fadillah P, S.Kep
Nur Ayu Kusumaningrum
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat
terdapat beberapa indikator yang digunakan, pada
umumnya tercermin dalamkondisi morbiditas, mortalitas
dan status gizi. Derajat kesehatn Indonesia
digambarkan melalui angka kematian bayi (AKB) dan
angka kematian ibu (AKI) yang masih tinggi karena
masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan
lahir yang rendah.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan
saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat
badan lahir rendah jika tidak mendapatkan perawatan
intensif dapat menyebabkan kematian atau komplikasi
yang dapat berakibat buruk bagi bayi. Pada bayi BBLR
sangat perlu dilakukan pencegahan asfiksia, pemberian
ASI sedini mungkin untuk memenuhi nutrisinya,
pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan BB
secara terus menerus. Penatalaksaan harus tepat dalam
penangan bayi dengan BBLR untuk mencegah kematian dan
komplikasi.
Sebagai seorang bidan kita mempunyai peran yang
sangat penting untuk memantau dan melakukan
penatalaksanaan pada bayi BBLR diantaranya dengan
1
menjaga kehangatan, panatalaksanaan asfiksia,
pemenuhan nutrisi dan memantau keadaan umum dengan
harapan kematian dan komplikasi akibat BBLR dapat
ditekan.
B. TUJUAN
1.Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas dan keterampilan bidan
dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan
BBLR untuk menurunkan AKB
2.Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian yang langsung
didapat dari pasien dengan mengaplikasikan teori
dan layanan kasus nyata pada bayi baru lahir
patologis.
b. Mampu melakukan pemeriksaan sesuai dengan
standar dan wewenang.
c. Mampu menganalisa dalam bentuk
diagnosa/masalah dan mampu menganalisa sesuai
kebutuhan bayi berat lahir rendah.
d. Mampu merencanakan secara menyeluruh pada
asuhan kebidanan pada bayi berat lahir rendah.
e. Mampu mendeteksi komplikasi yang mungkin
timbul pada kasus bayi berat lahir rendah.
f. Mampu melakukan tindakan kaloborasi sesuai
standar dan kewenangan
BBLR (berat bayi lahir rendah) adalah bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari
2500 gram.
Berkaitan dengan tahapan hidupnya, BBLR dibedakan
menjadi :
1. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
2. BBL sangat rendah, berat lahir <1500 gram
3. BBL ekstrem rendah, berat <1000 gram
B.Etiologi
Bayi dengan berat lahir rendah dapat terjadi
karena gangguan pertumbuhan saat kehamilan. Gangguan
ini berasal dari berbagai faktor antara lain:
1. Faktor ibu
a. Penyakit DM, nefritis
akut,hipertensi,TBC,jantung
b. Pendarahan antepartum placenta [revia
c. Trauma fisik dan psikologis
d. Gizi jelek
e. Anemia
f. Obat-obatan, rokok, alcohol
2. Faktor Janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kehamilan kromosom
3. Faktor Lingkungan
a. Tempat tinggal yang tidak menunjang kesehatan;
mudah terjadi infeksi
b. Radiasi
c. Zat – zat racun
C.Patofisiologi
Salah satu patofisiolohi dari BBLR yaitu asupan
gizi yang kurang pada ibu –ibu hamil yyang kemudian
secara otomatis juga menyebabkan kurangnya asupan
gizi untuk janin sehingga menyebabkan berat badan
lahir rendah.
Apabila dilihat dari faktor kehamilan, salah
satu etiologinya yaitu hamil ganda yang mana pada
dasarnya janin yang berkembang dan tumbuh lebih dari
satu, maka nutrisi atau gizi yang mereka peroleh pun
dalam rahim tidak sama dengan janin tunggal, yang
mana pada hamil ganda gizi dan nutrisi ysng didapat
dari ibu harus berbagi, sehingga kadang salah satu
dari janin pada hamil ganda juga mengalami BBLR.
Kemudian jika dikaji dari faktor janin salah
satu etiloginya yaitu infeksi dalam rahim yang mana
dapat menggangu dan menghambat pertumbuhan janin
dalam rahim yang bisa mengakibatkan BBLR pada bayi.
D.Manifestasi Klinis
1. Berat badan < 2500 gram
2. Panjang badan < 45 cm
3. Lingkar Kepala < 33 cm
4. Lingkar dada < 30 cm
5. Umur kehamilan < 37 minggu
6. Kepala relatif besar dari badannya
7. Kulit tipis dan transparan. Rambut lanugo
banyak, lemak kulit kurang
8. Pernafasan tidak teratur dan dapat terjadi
apnes
9. Kepala tidak mampu tegak/ refleks tonik leher
lemah (manuaba, 1998 : 328 )
E.Macam- macam BBLR
1. Dismatur
Dismatur adalah Berat badan lahir tidakk sesuai
dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah
9 bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500
gram.
Tanda- tanda bayi dismatur
a. Sama dengan tanda prematur hanya saja;
b. Umur Gestan > 37 minggu (aterm)
c. Lanugo sudah berkembang
d. Genetalia eksterna sudah sempurna.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan
dismature
a. Syndrom aspirasi mekonium
b. Hipoglikemia
c. Hyperbilirubinemia
d. Hipotermia.
2. Prematur
Prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu.
Tanda Bayi Prematur
a. BB < 2500 gram LK < 33 cm
PB < 45 cm LD < 30 cm
b. Masa gestasi < 37 minggu
c. Kepala > badan
d. Kulit tipis tranparan
e. Lainnya banyak, terutama pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan.
f. Lemak subkutan kurang
g. Ubun–ubun dan sutura lebar
h. Genetalia belum sempurna, labia minora
belum tertutup oleh labia mayora pada bayi
perempuan dari pada bayi laki–laki testis
belum turun.
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan
prematur:
a. Syndrom gangguan pernafasan idiopatik
b. Pnemonia apirasi karena reflek menelan dan
batuk belum sempurna
c. Pendarahan spontan dalam ventrikel otak
lateral akibat anomix otak ( erat kaitannya
dengan gangguan pernafasan)
d. Hyperbilirubinemia karena fungsi hati
belum matang
e. Hipotemi.
E. PenatalaksanaanBBLR sangat membutuhkan perawatan yang intensif
karena sangat rentan terhadap hipotermi, infeksi, dan
mempunyai resiko kematian yang tinggi( Depkes.2001),
Oleh karena itu yang harus diperhatikan dalam BBLR;
1.Mempertahankan suhu tubuh
2.Mencegah infeksi dengan ketat
3.Pengawasan nutrisi
4.Penimbangan ketat
Penanganan di BPS / PUSKESMAS/RS
BBLR yang terdapat di BPS / puskesmas penatalaksanaannya
antara lain:
1. Keringan secepatnya dengan handuk kering dan bersih
2. Kain yang bersih secepatnya diganti dengan yang
kering, bersih agar tetap hangat
3. Langsung dilakukan kontak kulit bayi dengan ibu
4. Berikan penghangatan yaitu sinar lampu 60 watt
5. Berikan 02 bantuan
6. Kepala bayi terutama ubun-ubun besar untuk
mengurangi evaporasi.
7. Tali pusat dirawat,dijepit,dipotong,diikat, lalu
dibungkus kasa steril kering, lalu dijaga tetap
bersih.
8. Berikan ASI bila bayi bisa menelan, bila bayi tidak
bisa menelan rujuk.
Penanganan BBLR di Rumah sakit antara lain
1. Sama dengan perawatan di PUSKESMAS
2. Berikan asupan nutrisi (ASI) lewat sonde, pemberian
dilakukan secara bertahap sesuai dengankemampuan bayi
menyerap zat-zat makanan/ASI yang diberikan.
3. Bila mungkin diinfus dengan dextrose 10 %
4. Pemberian antibiotik.
Jenis
Antibiotik
Dosis Frekuensi
- Benzin
penicillin
- Injeksiampici
lin
500.000 u/Kg
BB/hr/per IM
50mg/Kg BB/hr
IM/IV
Tiap 12 jam
Tiap 8 jam
Dikombinasi
dengan- Injeksiaminog
lukosida
(gentamicin)
Eritromicin
2.5 mg/Kg BB/hr
per IM/IV
50 mg/Kg BB/hr
Tiap12jam
Dalam 3dosis
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. W
DENGAN BBLR DI SERUNI RSUD AMBARAWA
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 7 Juli 2014
Waktu : 19.00 WIB
Tempat : Ruang Seruni di RSUD Ambarawa
II.IDENTITAS
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny W
Tanggal/jam lahir : 7 Juli 2014 / 12.15 WIB
Jenis Kelamin: Perempuan
b. Identitas Orang tua
Nama Ibu : Ny. W
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kupang
Tanjungsari 5/11
Kupang Ambarawa
Nama Ayah : Tn. D
Umur : 30
tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kupang
Tanjungsari
5/11 Kupang
Ambarawa
III. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat Kehamilan ibu
a. Umur kehamilan : 39 minggu
b. Riwayat penyakit dalam hamil : tidak ada
c. Kebiasaan selama hamil :
Merokok : Tidak
Konsumsi alkohol : Tidak
Jamu-jamuan, narkoba, maupun obat-obatan bebas
: Tidak
d. Riwayat natal
Tanggal Lahir : 7 Juli 2014
BB : 2300 gram
PB : 49 CM
Jenis Kelamin : Perempuan
Tunggal / Gemeli : Tunggal
Lama persalinan kala 1, kala 1 : 12 jam, 30
menit
Komplikasi persalinan : Tidak ada
e. Riwayat perinatal : Penilaian Apgar Score
Appearan
ce
Puls
e
Grimac
e
Activi
ty
Respirat
ion
Scor
e
1 menit 1 2 1 1 1 7
5 menit
ke-11 2 2 2 1 8
5 menit
ke 22 2 2 2 1 9
2. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : bayi minum susu formula setiap
2 jam atau secara on demand
b. Pola eliminasi : bayi sudah BAB 1 kali berupa
mekonium dan BAK 3 kali.
c. Pola istirahat :bayi lebih banyak tidur.
d. Pola aktifitas : bayi bergerak aktif dan
menangis kuat.
IV. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : somenolen
Vital Sign : N = 138 x/mnt
RR= 38 x/mnt
S = 37,5 °C
Pengukuran Antropometri :
BB : 2300 gram Lingkar Kepala/LK : 30 cm
PB : 49 cm Lingkar Dada/LD : 30 cm
2. Status Present :
Kepala : mesocepal, tidak ada caput succedanum,
tidak chepal hematoma
Mata : simetris, , conjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik
Hidung : simetris, bersih, terdapat nafas cuping
hidung
Mulut :simetris,bibir tidak sianosis, tidak
sumbing
Telinga : normal, tidak ada sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,
limfe dan vena jugularis
Dada : normal, pernafasan normal dan tidak ada
retraksi dada
Pulmo/cor : pernafasan teratur, bunyi jantung
regular dan tidak ada wheezing
Abdomen : tidak ada pembesaran hepar dan limpa,
tidak ada perdarahan tali pusat, tidak
ada infeksi tali pusat.
Genetalia : bersih, labia mayora menutupi labia
minora
Punggung : normal tidak ada kelainan bentuk
tulang belakang
Anus : ada anus dan berlubang
Ekstremitas : normal, lengkap, tidak ada kelainan
Kulit : kemerahan
Reflek :
Rotting reflek : (+) ada respon membuka mulut
saat pipi/ ujung mulut bayi disentuh
Sucking reflek : (+) bayi menghisap dengan kuat
Grasp reflek :(+) tangan bayi menggenggam
saat telapak tangan disentuh.
Moro reflek : (+) Ada respon memeluk saat
bayi dikejutkan
Tonic neek reflek : (+) bayi menoleh ke arah
rangsangan saat diberi
rangsangan
Babinski reflek : jari-jari membuka saat
telapak kakinya disentuh
V. ANALISA
By. Ny W perempuan. Umur 0 hari. Neonatus cukup
bulan dengan BBLR
Masalah : potensial terjadinya hipotermi pada
bayi
Kebutuhan : menjaga kehangatan bayi
VI. PLANNING
1. Mengobsbservasi keadaan umum dan vital sign
Hasil : keadaan umum bayi baik.
Nadi : 138 x/menit
RR : 38 x/menit
S : 37oC
2. Menjaga kehangatan bayi
Hasil : bayi sudah dibedong, diselimuti dan
mengganti popok bayi jika basah
3. Mengobservasi pemberian oksigen Oksigen 1
liter/menit sesuai advise dokter
Hasil : oksigen lancar 1 liter/menit
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi pada bayi
Hasil : bayi telah diberikan kebutuhan nutrisi
berupa susu formula BBLR setiap 2 jam atau
bayi merasa lapar (menangis)
5. Beri therapy sesuai advise dokter
Hasil : injeksi cefotacin 2 x 50 gr
6. Melakukan perawatan bayi dalam incubator dengan
suhu 34 ˚C
Hasil :bayi sudah di dalam incubator dan bayi
terjaga kehangatannya
7. Menyibin bayi dengan air hangat
Hasil : Bayi sudah disibin
8. Memantau dan mengevaluasi kondisi bayi
Hasil: kondisi bayi baik
CATATAN PERKEMBANGAN
Ruang
Seruni
RSUD
Ambarawa
NO. RM :
Nama Pasien : By. Ny. W
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KEDUA
Tanggal
dan Jam
CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAP)
Nama dan
Paraf
8 Juli
2014
S = -
O =
a. KU baik
b. TTV
T :370C N: 138 RR: 40
c. Warna kulit kemerahan, menangis
kuat, gerak aktif
d. Tali pusat terbungkus kassa
steril dan tidak tanda-tanda
infeksi
e. Pemeriksaan reflek
Moro : ada, kuat
Rooting : ada, kuat
Sucking : ada, kuat
Tonic neck : ada, kuat
A = Bayi Ny. W umur 1 hari dengan
berat badan lahir rendah
P =
1. Mengobservasi ku dan ttv
Hasil : Ku baik, TTV = T: 37 N:
138 RR: 40
2. Menjaga kehangatan bayi
Hasil : bayi telah dibedong dan
diselimuti
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
Hasil : bayi telah mendapatkan
PASI setiap 2 jam sekali
atau setiap bayi merasa
lapar (menangis)
4. Menjaga personal hygine bayi
Hasil : mengganti pakaian bayi
setiap BAB dan BAK
5. Melanjutan perawatan bayi di
incubator
Hasil : bayi telah dirawat di
incubator
6. Berkolaborasi dengan tim medis
untuk melaksanakan advice dokter
Hasil : oksigen telah
dihentikan, memberikan
injeksi ciprofloxacim 2x75
mg sebanyak 0,5cc
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan
penulis, dapat ditemukan bahwa bayi Ny. W merupakan bayi
dengan berat rendah (BBLR) karena ketuban pecah dini.
Hal tersebut dapat diketahui melalui tanda-tanda :
1. Berat badan bayi waktu lahir 2300 gram
2. Ketuban pecah sebelum waktunya selama 3 jam
Pengkajian pada By Ny W dilakukan sesuai teori mulai
dari pengkajian, pengumpulan data subyektif, data
obyektif, menentukan analisa dan membuat perencanaan dan
evaluasi.
Dalam memnapatkan data dalam pengkajian dilakukan
dengan melihat catatan medic klien dan melakukan
wawancara dengan Ny W. wawancara dilakukan jika Ny.W
menengok bayi atau saat Ny. W menyusui bayi diruang
perinatologi.
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. W sudah
sesuai dengan teori penanganan pada BBLR hanya saja
karena tidak dilakukan Rawat gabung dengan orang tua
sehingga pemenuhan ASI kurang optimal,
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. BBLR memerlukan perawatan yang intensif karena
mempunyai resiko kematian jika terjadi komplikasi
2. Perlu penyuluhan bagi ibu dan keluarga bayi
mengenai penyakit yang dapat menyerang BBLR tanda
dan gejala serta cara penanganannya.
3. Diperlukan petugas yang terampil untuk menangani
BBLR
B. SARAN
1. Perawatan intensif pada BBLR harus terus dijaga
mutunya.
2. Meningkatkan mutu dari pelayanan ANC untuk
mengurangi angka kejadian BBLR.
3. Adanya rawat gabung dengan orang tua perlu
dilakukan untuk pemenuhan nurtisi atau bisa dengan
metode kanguru untuk mencegah hypotermi
DAFTAR PUSTAKA
Syaifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dengan Neonatal. Jakarta : YBP.
Sarwono Prawiroharjo.
Syaifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Depkes RI, 2007. Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar.
Jakarta : Depkes RI
Prof. Dr. Manuaba, Ida Bagus Gde, SpOG. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: EGC