Bahasa indo

65
BAHASA INDONESIA SEMESTER II KELAS/PROGRAM X - TEKNIK KOMPUTER JARINGAN

Transcript of Bahasa indo

BAHASA INDONESIASEMESTER II

KELAS/PROGRAM

X - TEKNIK KOMPUTER JARINGAN

SMK ASSHIDDIQIYAH

1.7.Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun

MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK,TEPAT,DAN SANTUN

1. syarat-syarat kalimat yang baik dan komunikatifkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut:

1. komunikator(sender) yang mempunyai maksut berkomunikasi dengan orang lain. mengirimkan suatu pesan kepada orang yangdimaksud

2. pesan(message) disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. 

proses penyampaian pesan dari pembicara kepada pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan bertujuan agr pesan atau informasi tersebut dapat dipahami poleh pendengar yang nantinya mendapatkan respon jawaban atau tanggapan yang sesuai.kalimat yang baik adalah kalimat yang pilihan katanya sesuai dengan kamus besar bahasa indonesia dan ejaan yang digunakan harus sesuai dengan ejaan yang disempurnakan ( EYD).kalimat yang disampaikan harus bersifat efektrif artinya maksut kalimat tersebut dapat ditangkap oleh pendengar/pembacanya sama persis dengan yang disampaikan oleh pembicara atau penukisnya.jadi kalimat yang baik dan komunikatif harus memenuhi persyaratansebagai berikut:

1. tidak menyimpang dari kaidah bahasa2. logis atau dapat diterima nalar3. jelas dan dapat menyampakan maksut atau pesan dengan tepat.

2. kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermatketidak certmatan itu dapat berupa sebagai berikut:

1. ketidak lengkpan unsur-unsurnya2. ketidak tepatan unsur-unsurnya3. pengunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan4. pilihan kata tidak tepat

3. kalimat tidak komunikatif tetapi cermathal ini terjadi karena hal berikut ini:

1. kalimat terlalu luas atau berbentuk majemuk kmpleks2. kalimat yang terperinci tetai pengertiannya secara umum

sudah diketahui3. kalimat tidak logis

4. menggunakan kalimat yang efektifkalimat efektif adalah  kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya atau arti serta tujuannya seperti yang dimaksud penulis atau pembicara.ciri-ciri kalimat efektif meliputiu berikut:

1. kesatuan gagasan2. kesejajaran3. kehematan4. penekanan5. kelogisan

5. menggunakn kalimat yang santunkalimat yang santun dapat diidentifikasi dari reaksi pembaca ataupendengar yang menjadi sarana kalimat tersebut.kalimat yang santun tidak akan membangkitkan emosi bagi orang yang menjadi sasaran orang tersebut.sasarannya antara lain dari segi berikut

1. bernada mernendahkan,meremehkan,dan mengancam2. bernada arogan memaksa atau mengancam3. bernada menyindir bahkan menuduh4. tidak proposional

5. tidak pada tempatnya

dari segi bahsa ketidak santutan dapat disebabkan oleh hal sebagai berikut:

1. pemilihan kata atau kalimat yang kasar2. kelalian mengunakan sarana-sarana penghalus

seperti berikut

intonasi yang lembut pemakaian kata- kata penghalus seperti:

sebaiknya,seyogyanya,kalau boleh. dalam beberapa hal pengubahan kestrukturannya dapat

memperhalus kalimat.

A. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah kalimat: kaidah bahasa, nalar, ketersampaian pesan

1. Kaidah bahasa diartikan sebagai aturan/pedoman yang harus dipatuhi oleh seseorang pembicara untuk menyampaikan ide kepada lawan bicaranya

2.  Penalaran kalimat adalah proses berpikir untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.

Jenis-jenis penalaran

a.Deduksi, dilakukan terhadap data (pernyataan) umum kedalam simpulan yang khusus. Penalaran deduksi dapat secara langsunh (entimen) dan tidak langsung (silogisme).

Contoh silogisme

-          Premis umum: Hakim yang baik tidak menerima unag suap

-          Premis khusus : Ny. Hanny hakim yang baik

-          Simpulan : Ny.Hanny tidak menerima uang suap

Contoh entimen

-          Ny. Hanny tidak menerima uang suap karena ia hakim yang baik

b.Induksi, dilakukan terhadap peristiwa-peristiwa khusus, kemudiandirumuskan sebuah simpulan yang mencakup semua peristiwa khusus itu.

Penalaran induksi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tetentu (generalisasi) dan dengan menggunakan dua hal yang memiliki sifst sama (analogi).

Contoh generalisasi

-          Jika dipanaskan, besi memuai

-          Jika dipanaskan, tembaga memuai

-          Jika dipanaskan, emas memuai

-          Jika dipanaskan, semua logam memuai

Contoh analogi

-          Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin yang diciptakan oleh manusia. Tidakkah alam yang megah ini ada pula penciptannya.

B.Contoh-contoh kalimat efektif

Tidak efektif : Ayahnya mengajar Bahasa Indonesia di sekolah kami.

Efektif :     Ayahnya mengajarkan Bahasa Indonesia di sekolah kami.

Ayahnya mengajari kami Bahasa Indonesia

1.Pendekatan/ Metode pembelajaran

1. Pendekatan                        : Individu, kelompok2. Metode                  : Ceramah ,Diskusi

2. Contoh kalimat efektif, komunikatif, dan santun

3. Contoh kalimat yang tidak komunikatif tetapi cermat4. Contoh kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat.

Kalimat Yang Baik, Benar, dan Santun

A.    Kalimat yang tidak komunikatif tetapi cermat.      Ialah kalimat yang disampaikan sudah sesuai kaidah tetapi penyampaiannya tidak lugas, padat, tidak logis, dan menyulitkan komunikan untuk memahaminya.Ketidakkomunikatifan dapat ditinjau dari:a.          Kalimatnya terlalu luas/kompleks (semakin panjang kalimatsemakin susah dimengerti).b.         Kata penjelas tak efektif (kata dijelaskan dengan deret kata yang rumit padahal bentuk aslinya lebih jelas)contoh: Rudi membeli baju dengan kerah pendek yang biasa dipakai untuk shalat di masjid yang umumnya berwarna putih dan berlengan panjang. Kalimat tersebut dapat diganti: Rudi membeli baju koko.c.          Kalimat tidak logis (menimbulkan salah tafsir)Contoh: pemenang terbaik ke-2 diraih oleh Sujarwo. kalimat tersebutdapat diganti: pemenang ke-2 diraih oleh Sujarwo. Kata terbaik dihilangkan karena bermakna paling baik, jadi tidak ada terbaik kedua, terbaik itu selalu pertama.B. Kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat Ialah kalimat yang dapat dipahami maknanya oleh komunikan karenasudah terbiasa diucapkan/ditulis tetapi tidak memenuhi kaidah(aturan kebahasaan) kalimat yang baik/cermat. Artinya, nyambungtapi salah.Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari:            Ketidaklengkapan unsur-unsurnya (tidak memenuhi syaratminimal kalimat yakni subjek – predikat, tidak terdapat objekuntuk kalimat yang disertai predikat transitif)

contoh:  1.      Dengan mengucap bismillah, acara ini dibuka. (tidakbersubjek/siapa yang membuka acara tidak disebutkan).2.      Adik membaca (tidak disertai objek padahal predikat “membaca”membutuhkan objek contoh buku/komik,dsb)            Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya (menjadikankalimat bermakna rancu, dan janggal). Contoh: Pada malam itu, membahas pelebaran jalan oleh warga RT03. (kata membahas tidak tepat karena kalimat tersebut bersifatpasif seharusnya dibahas,)            Penggunaan unsur kalimat yang berlebihan (mubazir)

Ketentuan mubazir bisa dengan cara:1.      Pemakaian kata tugas semaknacontoh: Mencuri adalah merupakan perbuatan dosa

       Ia rajin belajar agar supaya naik kelas     2.      Pengulangan bentuk jamak

contoh: Para hadirin dimohon berdiri (hadirin sudah bermaknajamak)

             Beberapa negara-negara hadir pada KTT XV(negara-negara sudah

   bermakna jamak. 3.      Pleonasme/deret kata semakna

contoh: ia naik ke atas bukit Surowiti, Adik masuk ke dalamrumah

            Pilihan kata tidak tepat Contoh: Jalan akbar itumenghubungkan Gresik dengan Lamongan (kata “akbar” tidaktepat seharusnya “raya” biarpun bersinonim             Penggunaan kata tugas yang salahKata tugas (pada, di, ke, dari, daripada, kepada) harussesuai kegunaannya. Kesalahan yang sering terjadi: kata tugas “pada” untukmenyebut tempat/orang contoh: Pada bukit itu ditemukanCandi, Ia memberi uang pada pengemis. Kata tugas “daripada”untuk makna ‘asal’ contoh: Benda itu terbuat daripada karet.

C.    Kalimat yang cermat dan komunikatif (kalimat efektif)      ialah kalimat yang memenuhi kaidah sebagai kalimat dan maknanya mudah dipahami. kalimat ini bisa juga disebut kalimat efektif. Artinya, nyambung dan benar. Syarat-syaratnya:

a.    tidak menyimpang dari kaidah bahasa (Gramatikal), misal harus ada S-P, Predikat butuh objek harus disertai objek, dsb.b.    logis atau dapat diterima nalarc.    tidak mengandung unsur mubazir (efisien)d.   jelas dan dapat menyampaikan maksud/pesan dengan tepat (tidak ambigu)e.   Diksi kata baku.Contoh untuk jenis ini Bisa diperbandingkan dengan dua kriteria sebelumnya yakni kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat dan kalimat yang tidak komunikatif tetapi cermat.

1.8 . Mengucapkan kalimat dengan jelas, lancar, bernalar, dan wajar

A.Konsep dan pola intonasi, tekanan, nada, irama, dan jeda

ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa tekanan adalah gejala yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah suku kata atau kata. Atau dengan kalimat lain, diterangkan bahwa tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan.Ternyata ada yang menarik ketika berbicara tentang tekanan, mengapa menarik? Rupanya, tekanan dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna seperti pada bahasa Batak Toba /bóntar/ artinya putih, dan /bentár/ artinya darah. Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar. Tekanan tertentupada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud pembicara. Biasanyatekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.Contoh penggunaan pola tekanan:

1. Adi membeli novel di toko buku.(yang membeli novel Adi, bukan orang lain)

2. Adi membeli novel di toko buku.(Adi membeli novel, bukan membaca)

3. Adi membeli novel di toko buku.(yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)

4. Adi membeli novel di toko buku.(Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)

Ciri suprasegmental lainnya, menurut buku Bahasa Indonesia, adalah intonasi. Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkanangka 4 melambangkan titinada paling tinggi.

Penggunaan intonasi menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang sering menyatakan sesuatu dengan intonasimenaik dan meninggi, sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.Lihat contoh di bawah ini:

Mereka sudah pergi.(1)Mereka sudah pergi?(4) Kapan?(4)

Ketika membahas tentang intonasi, itu berarti saya juga harus mengenal apa itu jeda. Menurut buku Bahasa Indonesia yang saya baca, diterangkan di sana, bahwa Jeda adalah penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepatpendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.

Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi

atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda hubung [-], atau tandapisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.

Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit

Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanyaberubah.Misalnya,

1. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.(yang sakit dokter Joko Susanto)

2. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)

3. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)

Setelah belajar tentang tekanan; intonasi; jeda di atas, tahulah saya, ternyata saya masih belum cukup pengetahuan, maupun ilmu dalam berbahasa selama ini. Pentingnya memahami tekanan, intonasi, dan jeda ini akan nampak terlihat ketika saya mendengarberita di radio, maupun di TV (baca: te ve) lokal maupun nasional. Dan saya kira, hal ini pasti selalu menjadi prioritas utama (lebih diperhatikan) bagi media dalam hal pelaporan berita menggunakan bahasa lisan. Penting, karena pasti akan berdampak menyeluruh terhadap pendengar. Ya Rabb, tambahkanlah ilmu kepadaku dan pemahaman yang baik, sesungguhnya hamba hanya ingin belajar dari kehidupan.

B.Teknik Membaca Indah

Pengertian Membaca Indah

Membaca indah adalah “suatu aktifitas atau kegiatan yang dilakukan oleh guru atau siswa dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami pikiran, peran pengarang. Misalnya, ketika membaca puisi dimana pembaca memperhatikan

lafal, intonasi dan ekspresinya” (Tarigan, 1979:23). Sedangkan menurut Soedarso mengatakan bahwa membaca indah adalah “Keterampilan-keterampilan pokok yang telah ditanam di sekolah dasar dan keterampilan membaca indah ini sebagai kegiatan rutin setiap hari seperti penyiar radio, pembicara televis, penyanyi dan pembaca puisi”. (2006:37).

Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa membaca indahmerupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun anak didikdalam upaya menangkap dan memperoleh informasi baik dengan lapal,intonasi maupun irama dalam membaca itu sendiri.

Definisi lain menjelaskan bahwa membaca indah ialah“Membmaca yang mengutamakan keindahan bahasa atau keindahanbacaan. Pengajaran membaca indah selalu teringat kepadapengajaran kesastraan (apresiasi sastra) bahan bacaan selaludiambil dari bahan-bahan kesatuan (1989:44). Dari semua pendapatdiatas dapat di simpulkan bahwa membaca indah adalah suatuketerampilan yang mengutamakan keindahan beridrama, menghayatiserta menjiwai isi bacaan.

Membaca indah sering juga disebut membaca emosional.Dinamakan demikian, sebab selalu menyangkut hal-hal yangberkaitan dengan keindahan atau estetika yang dapat menimbulkanemosi atau perasaan dari pembaca atau pendengarannya. Tijuan yangingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah siswa dapatmemperoleh suatu keindahan yang sumbernya adalah bahasa ataukeindahan yang bersumber dari unsur bacaan, unsur irama, unsurintonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan jenis-jenis kalimatlain secara tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan ini.

Tujuan Membaca Indah

Adapun tujuan membaca indah banyak sekali diantaranya adalah:

a. Agar siswa memiliki pengetahuan, sebagai dasar untukketerampilan membaca puisi, ddrama dan semua yang berkaitandengan sastra.

b. Agar siswa memiliki keterampilan membaca sehingga dapatmemahami dan mengungkapkan kembali isi bacaan.

c. Agar siswa memiliki sikap gemar dan terbiasa membaca (Tarigan,1979:23).

Jadi, dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tujuan membacaindah pada dasarnya siswa atau anak didik memiliki pengetahuandan keterampilan dalam berpikir atau membaca serta terbiasa dalambelajar dan membaca apa yang diajarkan.

Manfaat Membaca Indah

Dalam membaca indah, selain mempunyai tujuan juga memilikimanfaat bagi anak didik. Adapun manfaat membaca indah adalahsebagai berikut:

a. Siswa terasa dalam pengucapan bahasa lisan (intonasi) sepertikita membaca dialog atau bercakap-cakap dalam bentuk apapun ataspenggunaan bahasa yang baik.

b. Dengan pengajaran membaca indah siswa dilatih untuk menghargaisesuatu yang indah. Contohnya ketika membaca puisi.

c. Dengan membaca indah siswa lebih mudah menanggapi makna suatubacaan.

d. Juga dapat memberikan kenikmatan estetik (keindahan) (Tarigan,1979:23).

Jadi, dapat dipahami bahwa manfaat membaca indah adalahsiswa diharapkan mampu mengucapkan bahasa secara lisan dantulisan dengan baik serta mudah menanggapi makna suatu bacaan danmenikmatinya dengan bahasa indah yang digunakan.

Faktor kemampuan berbahasa untuk membacakan karya orang lain di depan pihak ketiga antara lain dalam bentuk:

1. Teknik pengucapan, meliputi hal-hal:1.1 Teknik menaikkan volume dan tinggi rendah nada;1.2 Teknik menaikkan tempo bicara;

1.3 Teknik mengurangi volume, nada, dan tempo.2. Teknik artikulasi3. Teknik intonasi dan pungtuasi4. Teknik aksentuasi dan jeda

C.Contoh pengucapan kalimat yang jelas, lancar, bernalar, dan wajar

Penggunaan kalimat secara lisan dituntut kejelasan dan kelancaran.Untuk membuat kalimat menjadi jelas dan lancar, perlu dicermati carapengucapan kalimat berdasarkan tekanan, intonasi, nada, irama, danjeda yang tepat.

tekanan berhubungan dengan keras lembutnya ucapan. Biasanyadigunakan untuk menunjukkan bagian kalimat yang dipentingkan.Pengucapannya dapat didukung oleh ekspresi wajah

intonasi berkaitan dengan naik turunnya pengucapan kalimat  penggunaan nada dan irama berkaitan dengan panjang pendeknya

pengucapan/tempo bicara jeda disebut juga penghentian. Dalam tulisan jeda dapat ditulis

(/) untuk koma, dan (//)untuk titik.

1.9. Menulis dengan memanfaatkan kategori/kelas kataMenulis dengan Memanfaatkan Kategori/Kelas, Membaca, dan Pidato(Berbicara) Menulis dengan Memanfaatkan Kategori/KelasSebuah kalimat sederhana dapat diperluas dengan menambahkanketerangan pada frasa-frasa kalimat tersebut. Keterangan yang dapatditambahkan adalah keterangan tempat, waktu, alat, dan cara.Perhatikan contoh berikut.

a. Iwan menulis surat. (kalimat sederhana)b. Iwan menulis surat di kamarnya. (keterangan tempat)c. Iwan menulis surat pada malam hari. (keterangan waktu)d. Iwan menulis surat menggunakan bolpoin baru. (keterangan alat)e. Iwan menulis surat dengan hati-hati. (keterangan cara)Dalam bahasa Indonesia, keterangan tempat selalu terdiri atas kata depanseperti ke, dari, dalam, ke atas, ke bawah, ke dalam, ke luar, dari atas,dan dari bawah. Adapun keterangan cara memberikan keterangan tambahanbagaimana suatu peristiwa, kegiatan, atau keadaan itu berlangsung. Keterangancara dapat diikuti dengan kata benda, tetapi dapat juga diikuti dengan katasifat.Keterangan waktu menunjuk lamanya suatu proses atau keadaanberlangsung, atau keadaan sesuatu, yang penggunaannya didahului dengannumeralia. Dalam pemakaian, keempat kata keterangan itu dapat dikombinasikan,misalnya, keterangan tempat dan keterangan waktu, atau dapatjuga keterangan cara dipadukan dengan keterangan tempat dan keteranganwaktu.Langkah-langkah Membaca Cepat dengan TeknikSkimming dan ScanningLangkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membaca cepat denganteknik skimming adalah sebagai berikut.a. Siapkan wacana atau buku yang hendak dibaca.b. Siapkan dua kertas kosong, satu untuk mencatat ide pokok, satulagi untukmencatat apabila ada hal-hal yang mengganggu konsentrasi, sepertiada

janji atau kegiatan yang lain.c. Mulailah membaca dalam hati.d. Urutkan catatan pada kertas pertama dan sisihkan catatan pada kertaskedua.e. Mulailah untuk menyimpulkan.f. Lakukan berulang-ulang sampai mendapatkan hasil maksimal.Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membaca cepat denganteknik scanning adalah sebagai berikut.a. Siapkan wacana atau buku yang hendak dibaca.b. Siapkan kebutuhan/pokok informasi yang diinginkan dari buku atau wacanayang dibaca.c. Carilah informasi yang dibutuhkan saja.d. Catat informasi yang dibutuhkan dalam selembar kertas kosong.e. Teliti kembali catatan yang telah dibuat.f. Tampilkan kembali informasi yang telah ditulis dengan bahasa sendiri.g. Lakukan terus menerus untuk mendapatkan hasil optimal.3. Tujuan dan Manfaat Membaca CepatTujuan utama membaca cepat adalaha. memeroleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat;b. menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;c. menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.Adapun manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut.a. Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secaracepat dan efektif.b. Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri bahan halaman buku ataubacaan.c. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu

memerhatikan ataumembaca bagian yang tidak diperlukan.

Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat dalamPidatoArtikulasi berhubungan dengan penggunaanbahasa, khususnya secara lisan, misalnya dalampidato. Penggunaan bahasa dalam pidato dikatakanbaik apabila bahasa yang digunakan sesuai dengansituasi pembicaraan, orang yang berbicara, sertatempat itu digunakan.Tentu tidak menyenangkan apabila seseorangdalam berpidato tidak menggunakan kalimat-kalimatyang jelas. Maksudnya adalah pengucapan lafalnyatidak jelas, sehingga informasi yang disampaikantidak mudah dipahami.Penyampaian informasi dalam pidato akanterganggu apabila seseorang dalam mengucapkan kata atau kalimat tidak jelas secara artikulasi. Oleh karena itu, artikulasi memegangperanan penting dan utama dalam pidato.Berpidato membutuhkan kepiawaian dalam menyusun kosa kata yang tepatberdasarkan tempat, pendengar, dan tujuan dari pidato tersebut. Berdasarkantujuannya, pidato dibedakan menjadi:1. pidato yang bertujuan mendorong,2. pidato yang bertujuan meyakinkan,3. pidato yang bertujuan untuk bertindak,4. pidato yang bertujuan memberitahukan atau mengabarkan, dan5. pidato yang bertujuan menyenangkan atau hiburan.Pidato dengan tujuan apa pun, dapat disampaikan secara lugas maupun denganungkapan yang mengiaskan maksud-maksud tertentu. Jenis-jenis

metode pidatoadalah sebagai berikut.1. Metode impromptu (serta merta)Pembicara berpidato secara spontanitas, mendadak, dan serta mertadenganpenyampaian secara improvisasi.2. Metode menghafalPembicara membuat semacam teks dan terus dihafalkan selama pidato.3. Metode naskahPembicara selalu membawa dan menggunakan naskah atau teks selamaberpidato.4. Metode ekstemporanMerupakan jalan tengah antara metode menghafal dan naskah. Uraianyangakan disampaikan dipersiapkan dalam bentuk kerangka/catatan. Kerangkaitulah yang dikembangkan selama pidato berlangsung.

A.Konsep kelas kata

TUJUANAgar kita memahami kelas kata dan macam-macam frasa serta dapat memanfaatkan kelas kata dalam membuat kalimat rincian sehingga kalimat tetap efektif.

PENGERTIAN

Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat.Kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologi, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi ( pengulangan), dan komposisi(Penggabungan )Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan / jabatan seperti subjek,predikat, objek, dan keterangan KELAS KATA TERBAGI MENJADI 5 KELOMPOK:1. Kata kerja ( verba )2. Kata sifat ( adjektiva )3. Kata keterangan ( adverbia )

4. Kata benda (nomina),kata ganti(pronomina)         kata bilangan (numeralia).5. Kelompok kata tugas ialah :

         a. Kata Sandang  ( artikel )         b. Kata Depan ( preposisi )         c. Kata Hubung ( konjungsi )         d. Partikel          e. Kata Seru ( interjeksi )

PENJELASAN:

1.KATA KERJA•Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan perbuatan /

tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat.•Ciri-ciri kata kerja (verba)1. verba berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.2. Dapat diberi aspek waktu,seperti akan, sedang dan         telah. 3. Dapat diingkari dengan kata tidak   4. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS         contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat   

2.KATA SIFAT•Kata sifat / adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/benda •Fungsi adjektiva:•Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat , objek, dan penjelas subjek

3.KATA KETERANGAN•Kata keterangan / adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva,nomina predikatif atau kalimat •Macam-macam adverbia :   a. Adverbia dasar bebas, misalnya : alangkah, agak,     

       amat, niat, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja,          saling.

   b. adverbia turunan terbagi atas :

       1. adverbia reduplikasi misalnya : agak-agak, lagi-lagi           lebih-lebih, paling-paling.

      2. Adverbia gabungan misalnya : belum boleh, belum           pernah, atau tidak mungkin.

      3. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas misalnya :           terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya,           secepat-cepatnya. 4.KATA BENDA, KATA GANTI, KATA BILANGANA. KATA BENDA (NOMINA)•Kata benda/nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak)

•Ciri-ciri kata benda:    1.Berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan        keterangan.   2.Dapat diingkari dengan kata bukan.       contoh: bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan 

                     pengetahuan    3.Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata 

      sifat) atau yang sangat + KS.      contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting

B.KATA GANTIKata ganti/pronomina adalah kata yang dipakai untuk Mengacu pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk menggantikan kata benda atau nomina.

Macam-macam pronomina.    Ada 3 macam pronomina dalam bahasa Indonesia,   yaitu : (1)

pronomina persona .               (2) pronomina penunjuk .               (3) pronomina penaya.C. KATA BILANGANKata bilangan / numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung

banyak orang, binatang, dan benda Macam-macam numeralia :

    a. Numeralia utama (kardinal) terdiri atas :        - Bilangan penuh misalnya : satu, dua, tiga, puluh,              ribu, juta.        - Bilangan pecahan misalnya : sepertiga, duapertiga,              lima perenam.        - Bilangan gugus misalnya :  lusin, gros,              kodi, atau ton.5. KATA TUGAS•Kata tugas terdiri atas :•A. Kata Sandang ( artikel)        Kata sandang / artikel adalah kata yang mendampingi kata          benda / yang membatasi makna jumlah orang / benda.Macam-macam artikel :

a. Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.b. Artikula/ artikel bermakna jamak, misalnya :para petani, para guru, para ilmuwan.c. Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, sidia, si terhukum.d. Artikula/artikel khusus, misalnya : Sri Baginda, Sri Ratu, SriPaus (gelar kehormatan), Hang Tuah, dan Dang Halimah         (panggilan pria dan wanita dalam sastra lama ).

B.teks yang mengandung rincian yang berupa kelas kata

C.Contoh penggunaan kata berdasarkan kelas kata 1. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja ialah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan. Kata kerja biasanya berfungsi sebagai predikat. Suatukata dapat digolongkan ke dalam kelas kata kerja apabila memenuhipersyaratan berikut.

(1)   Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + katasifat.

Contoh:

pergi    (Pergi dengan  gembira.)

tidur    (Tidur dengan nyenyak.)

jalan     (Jalan dengan  santai.)

(2)   Dapat diberi aspek waktu, seperti  akan, sedang, dan telah.

Contoh:

(akan) mandi

(sedang) tidur

(telah) pergi

(3)   Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh:

(tidak) makan

(tidak) lihat

(tidak) pulang

(4)   Berawalan me- dan ber-

Contoh:

Melatih, melihat , merakit , berdiskusi , berpikir , berusaha .

2. Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifatatau keadaan sesuatu, misalnya keadaan orang, binatang, benda.Kata sifat berfungsi sebagai predikat.

Suatu kata dapatdigolongkan ke dalam kelas kata sifatapabila memenuhi persyaratan berikut.

(1)   Dapat diawali dengan kata sangat, paling dan diakhiridengan kata sekali.

Contoh:

indah   (sangat indah/indah sekali)

baik    (sangat  baik/baik sekali)

tinggi   (sangat tinggi/tinggi sekali)

(2)   Dapat diberi awalan se- dan ter-.

Contoh:

luas      (seluas/terluas)

bodoh  (sebodoh/terbodoh)

mudah (semudah/termudah)

buruk   (seburuk/terburuk)

baik     (sebaik/terbaik)

(3)   Dapat diingkari dengan kata tidak.

Contoh:

murah  (tidak   murah)

sulit     (tidak   sulit)

pahit    (tidak   pahit)

3. Kata Keterangan (Adverbia)

Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberiketerangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif,  ataukalimat.

Berikut adalah macam-macam adverbia.

(1)   Adverbia  dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan,amat, nian, niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.

(2) Adverbia turunan terbagi atas 3 bentuk berikut.

(a)  Adverbia reduplikasi, misalnya; lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.

(b) Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atautidak mungkin.

(c) Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya:terlampau, agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.

4. Kata benda (Nomina)

Kata benda ialah kata yang mengacu pada benda, orang,konsep,  ataupun  pengertian yang berfungsi sebagai objek dansubjek. Suatu kata dapat digolongkan ke dalam kelas kata bendaapabila memenuhi persyaratan berikut.

(1)   Dapat diikuti oleh frasa yang + sangat.

Contoh:

Mobil                     (mobil yang bagus/mobil yang sangatbagus)

Pemandangan        (pemandangan  yang indah/pemandangan yangsangat indah)

Pemuda                 (pemuda yang gagah/pemuda yang sangatgagah)

(2)   Berimbuhan pe-, -an, pe-/-an, per-/-an, ke-/-an.

Contoh:

permainan

pertunjukan

kesehatan

(3)   Dapat diingkari dengan kata bukan.

Contoh :

Saya (bukan saya)

Roti (bukan roti)

Gubuk (bukan gubuk)

5. Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata bendaatau nomina.

Contoh:

Aku sudah mencoba membujuknya.

Kami sangat berharap kepada kalian.

Dia telah meninggalkan kita.

Itu memang miliknya.

6. Kata Bilangan (Numeralia)

Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untukmenghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.

Contoh:

Ibu membeli gelas selusin.

Ia mendapat peringkat pertama di kelasnya.

Bapak Bardi memiliki dua puluh ekor kambing.

Sepertiga dari harta warisan itu disumbangkan ke pantiasuhan.

7. Kata Tugas

Kata  tugas dapat dirinci  menjadi empat jenis kata, yaitu (1)kata depan, (2) kata sambung, (3) kata sandang, (4) kata seru,dan (5) partikel.

(1)   Kata Depan (Preposisi)

Kata depan adalah kata yang menghubungkan dua kata atau duakalimat.

Contoh:

di (sebelah) utara   = menunjuk arah

ke timur                 = menunjuk arah

dari pasar               = menunjuk tempat

pada hari senin      = menunjuk waktu

(2)   Kata Sambung (Konjungsi)

Kata sambung adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasayang sederajat: kata dengan kata; frasa dengan frasa, klausadengan klausa.

Contoh :

adik dan kakak

makan atau minum

tidak makan, tetapi minum

ia tidak naik kelas karena bodoh

Adi meletakkan tasnya, lalu ia membuka seragamnya.

(3)   Kata Sandang (Artikula)

Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna nomina.

Contoh:

sang guru               (sang bermakna tunggal)

para pemimpin       (para bermakna jamak)

si cantik                 (si bermakna netral)

(4)   Kata Seru (Interjeksi)

Kata seru adalah tugas yang digunakan untuk mengungkapkanseruan hati.

Contoh:

Aduh, kakiku sakit sekali.

Astaga, mengapa kamu berani mencuri ?

Ayo, jangan putus asa.

“Wah, mahal sekali!” kata adik.

Kata yang dicetak miring adalah kata seru. Contoh lain kata seruadalah hai, nah, oh, celaka, gila, Masya Allah, danAlhamdulillah.

(5)   Partikel

Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah, dan pernyataan(berita).

Contoh partikel: -lah, -kah, -tah, -deh, -dong, -kek, dan –pun

Kita baru saja mempelajari kelas kata beserta ciri-cirinya. Dalamsuatu wacana, tentu terdapat berbagai kata, frasa, dan     kalimat. Kita dapat merinci setiap kata berdasarkan kelaskatanya.

A. KELAS KATA DAN   CIRI-CIRINYA

1. Kelas kata Menurut Abdul Chaer dalam buku “Tata Bahasa PraktisBahasa Indonesia” halaman 86-194.a. Kata Benda

b. Kata Gantic. Kata Kerja

d. Kata Sifate. Kata Sapaanf. Kata Petunjukg. Kata Bilanganh. Kata Penyangkali. Kata Depan

j. Kata Penghubungk. Kata Keteranganl. Kata Tanyam. Kata Serun. Kata Sandang

o. Kata Partikel

2. Ciri-Ciri Kelas Kata

Kata Bendaa. Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.b. Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.c. Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.d. Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.e. Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.f. Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilab, kebijaksanaan dan kekayaan.g. Kata yang diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin).

Kata Kerjaa. Kata-kata yang dapat diikuti oleh frasa dengan …….., baik yangmenyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta, disebut kata kerja, misalnya:– Pergi (dengan adik)– Berjalan (dengan gembira)– Menulis ( dengan musuh)

b. Kata kerja dasar seperti : pergi, pulang, tulis, tanya dll.c. Kata kerja berimbuhan sesperti:- awalan Me-, seperti kata-kata menulis, membaca dan melihat.- awalan ber-, seperti kata-kata berdiri, berlatih dan berkuda- awalan di-, seperti pada kata-kata ditulis, dibaca, dan dilihat- awalan ter-, seperti pada kata-kata tertulis, terbaca, dan terlihat- awalan per-, seperti pada kata-kata perpanjang, percepat, dan persingkat- awalan –kan, seperti pada kata-kata tuliskan, abacakan, dan damaikan- awalan –i, seperti pada kata-kata tulisi, datangi dan diami.

3.Ciri-Ciri Kata Ganti1. Kata ganti orang pertama (mengganti diri orang yang berbicara):- saya- Aku ku- Kami- KitaContoh : Adik bertanya kepada paman, “Paman, bolehkah saya kerumah Paman?’ (saya = adik)2. Kata ganti orang kedua (mengganti orang yang diajak bicara)- Kamu- Engkau- Anda- KalianContoh : Mengapa kemarin kamu tidak sekolah?’ tanya Hasan pada Ali temannya sekelas.Kata ganti orang ketiga (mengganti diri orang yang dibicarakan)- Ia- Dia- - nya- Beliau- Mereka- Mendiang- AlmarhumContoh : Hasan adalah murid baru dikelas V. Ia tinggal di Jalan

Surabaya. ( Ia = Hasan)

4. Ciri-Ciri Kata Sifat1. Kata-kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata yang berimbuhan se – / -nya. Contoh :- indah ( indah sekali, seindah-indahnya)- Bagus ( bagus sekali, sebagus-bagusnya)2. Tempat kata sifat pada tingkat frase adalah dibelakang kata benda yang sifatnya, misalnya besar, indah dan kecil. Contoh : rumah besar, pemandangan indah.3. Dalam gabungan kata berupa idiom kata sifat dapat menduduki posisi awal atau berada dimuka kata benda. Misalnya : Panjang tangan, yang berarti pencuri.4. Gabungan kata bermakna perbandingan, kata sifat tersebut terletak dimuka kata benda. Misalnya merah delima, manis jambu.5. Pada tingkat klausa/ kalimat kata sifat dapat menduduki fungsi, predikat, seperti : anak itu nakal, adikku gemuk sekali

5. Ciri-Ciri Kata Sapaan.Kata sapaan itu tak mempunyai penbendaharaan kata sendiri tetapi menggunakan kata-kata dari perbendaharaan nama diri dan kata namaperkerabatan.Contoh: San (Bentuk untuh : Hasan)Li (Bentuk utuh : Ali)Pak (Bentuk utuh Bapak)Yah (Bentuk utuh Ayah)

6. Ciri-Ciri Kata Penunjuk1. Ini : digunakan untuk menunjuk kata benda yang letaknya relatif dekat dengan si pembicara2. Itu : digunakan untuk menunjuk benda yang letaknya relatif jauh, contoh : Itu si Unyil, mobil itu di jual.

7. Ciri-Ciri Kata BilanganKata yang menyatakan jumlah, nomor, urutan, atau kumpulan.Contoh : Kata bilangan utama satu, dua, tiga sebelas.Kata bilangan tingkat pertama, kedua, kesebelas.Kata bantu bilangan, seseorang, dua buah, seekor dan lain-lain.

Kaya bantu bilangan lain, setanggai, setandan, sehelai dan lain-lain.

8. Ciri-Ciri Kata PenyangkalKata penyangkal dalam Bahasa Indonesia adalah:- Tiada, tak = saya tidak mengambil bukumu.- Tiada, didaerah itu tiada air- Bukan, ini bukan mangga.- Tanpa, tanpa saya dia tak mau pergi.

9. Ciri-Ciri Kata DepanKata yang digunakan di muka kata benda untuk menghubungkan kata dengan klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat. Contoh kata depan:1. Tempat berada: di, pada, dalam, atas dan antara.2. Arah asal : dari3. Arah tujuan: ke, kepada, akan dan terhadap.4. Pelaku : oleh5. Alat : dengan dan berkat.6. Perbandingan : daripada7. Hal/ masal : tentang, mengenai.8. Akibat : hingga, sampai9. Tujuan : untuk, buat. Guna dan bagi.10. Demi dan menurut.

10. Ciri-Ciri Kata PenghubungKata ini digunakan untuk menghubungkan kata dengna klausa dengan klausa/kalimat dengan kalimat.

Contoh:1. Untuk akta penghubung sederajat: dan, dengan, serta atau, sedangkan, selanjutnya, adalah dan lain-lain.2. Untuk penghubung tak sederajat : sebab, jika, bila, sebagai, sehingga, sesudah dan lain-lain.

11. Ciri-Ciri Kata KeteranganKata ini memberi penjelasan pada kalimat/bagian kalimat lain yangsifatnya tak menerangkan keadaan/ sifat.1. Kepashan yaitu kata, memang, pasti, justru.2. Keraguan/kesangsian yaitu kalau, barangkali, mungkin, kiranya,

rasanya, agaknya, rupanya.3. Harapan, yaitu kata-kata, seringkali, sekali-sekali, sesekali,acapkali, jarang.

12 . Ciri-Ciri Kata TanyaKata ini digunakn sebagai pembantu, didalam kalimat yang menyatakan pertanyaan. Contoh: apa, siapa, mengapa, kenapa, bagaimana, berapa , mana, kapan, bila, bilamana.

13. Ciri-Ciri Kata SeruKata yang digunakan untuk menggungkapkan perasaan bahwa, misalnya: Karena kaget, terharu, marah, kagum, sedih dan lain-lain.Contoh : – Kata seru berupa kata-kata singkat : wah, cih, hai, o,nah, na, dan hah.- Kata serupa berupa kata-kata biasa: aduh, celaka gila, kasihan,bangsat ya ampun.- Kata seru serapan: astaga, masya allah, alhamdulillah.

14. Ciri-Ciri Kata SandangDalam bahasa Indonesia kata sandang digunkan menjadi penentu didepan kata nama diri, kata perkerabatan, kata sifat, Sri dan Sang.Contoh: Itu Si HasanSang kancil telah sampai duluan.

15. Ciri-Ciri Kata PartikelKata yang digunakan untuk penegasan1. – kah (menegaskan). Contoh:Apakah isi lemari iniCukupkah uang itu2. –tah (digunakan pada akhir kata tanya dalam kalimat tanya). Contoh:Apatah dayaku menghadapi cobaan3. – lah (menghaluskan dalam kalimat perintah). Contoh:Keluarkanlah buku tulismu.4. pun (penegasan). Contoh:saya tak tahu, dia pun tidak tahu.5. per- (menyatakan makna ‘setiap’ atau ‘mulai’) Contoh:

Harganya Rp. 1.000,00 perlembar.Gaji PNS naik per

KATEGORI MORFOLOGI KELAS KATA DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelaskata. Tata bahasa Indonesia banyak pendapat para mengenai jumlahdan jenis kelas kata. Kelas kata terdiri dari seperangkatkategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem tertentuyang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain.Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentukgramatikal dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategorimorfologis itu terbentuk oleh prosede morfologis tertentu.Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis.Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi.Derivasi adalah prosede morfologis yang menghasilkan kata-katayang makna leksikalnya berbeda dari kata pangkal pembentuknya.Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentukgramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti padakata pangkalnya.

Kategori Morfologi Kelas Kata Bahasa Indonesia dapat dibedakan atas:

1. Kelas NominaUntuk menentukan suatu kata termasuk nomina, digunakan penanda valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangka sistem morfologi nomina itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu (1) mempunyai potensi berkombinasi dengan kata bukan, (2) mempunyai potensi didahului oleh kata di, ke, dari, pada.Kelas nomina yang ditemukan dan data terdiri dan: (1) nomina murni, yakni nomina yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) nomina deverbal, yakni nomina yang terbentuk dari verba.a. Nomina MurniNomina murni terdiri dari nomina dasar (monomorfemis) dan nomina turunan (polimorfemis). Nomina turunan yang terbentuk dari kata-kata nomina disebut nomina denominal.Ø Nomina DasarNomina murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada lima

macam yaitu:Contoh: anak,baju, kepala, orang, nasi rumah, pakaian, pasar, perut, piring, plastik, rejeki, salak, logam lengan, lantai, lekaki, kursi, kota, panggung, kilometer, kelas, kaos, jalan, huja, gerimis, gelas, gambar, buah, ujung, uang, tempat, televisi,teh, tangan, tamu, tali, sisi, sepatu, wong, bulan, mata,Ø Nomina DenominalNominal denominal yang d.temukan pada data, terdin dari beberapa kategori morfologis. Semuanya terbentuk dengan denvasi, berpangkal pada nomina dasar, yakni:Ø Kategori D-an.’Kategori ini menyatakan makna ‘daerah/wilayah/komplek/kurnpulan sesuatu yang tersebut pada pangkal pembentukan’. Contoh: pakaian,Ø Kategori D-an”Kategori ini menyatakan makna ‘hasil’. Contoh: ikatan, sebutanØ Kategori se-DKategori ini menyatakan makna ’satu”. Contoh: sebatangkaraØ Kategori D-D1-anKategori ini menyatakan makna ’seperti’. Contoh: orang-oranganØ Kategori per-D-an’Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh: perhatianØ Kategori ke-D-an’Kategori ini menyatakan makna “hal’ . Contoh:kesempatanØ Kategori pcng-D-anKategori ini menyatakan makna ‘proses’. Contoh: pengalaman

b. Nomina TransposisiDari data nomina transposisi tidak ditemukan dalam kartu kata

2. Kelas VerbaUntuk menentukan suatu kata termasuk verba, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori pembangun kerangka sisteni morfologi verba itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama, yaitu mempunya; potensi berkomhinasi dengan kata: tidak, sudah, sedang, akan, baru, telah, belum, mau, hendak,Kelas verba yang ditemukan pada data terdiri dari (1) verba murni, yakni verba yang tidak berasal dari kelas kata lain, (2) verba denominal, yakni verba yang terbentuk dari nomina, (3)

verba deadjektival, yakni verba yang terbentuk dan adjektiva, (4)verba denuineral, yakni verba yang terbentuk dari numeralia, dan (5) verba depronominal, yakni verba yang terbentuk dari pronomina.

a. Verba MurniVerba murni terdiri dari verba dasar (monomorfemis) dan verba tur. (polimorfemis). Verba turunan yang terbentuk dan kata-kata verba disebut verba diverbal.Ø Verba DasarVerba murni, berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada yaitu: ada, bangkit, pergi, puasa, pulang, balik, makan, mampir, datang,ucap, ubah, turun, tinggal, terima, singgah ,aman ,Ø Verba DeverbalVerba deverbal yang ditemukan pada data, terdiri dari beberapa kategori morfologis, yaitu:1) Kategori di-DKategori ini menyatakan makna ‘tindakan disengaja berfokus sasaran”. Contoh: diangkat, à verba 12) Kategori ter-D”Kategori ini menyatakan makna “dapat di’.Contoh: tersenyum à verb 13) Kategori meng-DKategori ini menyatakan makna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.Contoh: menyeret, menempel, menukar, mengangguk,memakai, menuju, meniru, mengangkat, memakai à verba 14) Kategori meng-(D-i)Kategori ini menyatakan makna ‘lokatif.Contoh: menyikapi, mempunyai à verba5) Kategori meng-(D-kan)Kategori ini menyatakan makna ‘benefaktif/direktifContoh: meneruskan, menyilakan, menyebabkan à verba 16) Kategori ber-D-anKategori ini menyatakan makna ‘malakukan perbuatan berlangsung lama, bisa sendiri atau dengan orang lain’.Contoh: berpandangan à verba 27) Kategori ber-DKategoii ini menyatakan makna ‘tindakan bcrlangsung lama’.

Contoh: berakhir, berada, berteduh à verba 2,Kategori meng-DKategori ini menyatakan makna ‘proses/keadaan’.Contoh: melompatà verba 2b. Verba TransposisiVerba DenominalVerba denominal yang ditemukan pada data meliputi enam kategori morfologis,yaitu.1) Kategori meng-DKategori ini diderivasikan dari nomina kategori D melalui derivasi zero sehingga terbentuk verba kategori D yang menyatakanmakna ‘tindakan yang disengaja berfokus pelaku’.Contoh: menutup, meningkat à verba I2) Kategori meng-(D-i)Kategori ini berasal dari nomina kategon D kemudian dMenvasikan verba kategori D-i yang maknanya ‘lokatif. Contoh. menangani à verba 23) Kategori di-(D-i)Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudiun diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang mempunyai makna ‘kausatif.Contoh: ditandatangani à verba 24) Kategori meng-(D-kan)Kategori ini berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.Contoh: rnerupakan à verba 25). Kategori di-(D-kan)Kategori berasal dari nomina kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan yang menyatakan makna ‘kausatif.Contoh: disebutkan, dimanfaatkan, disimpulkan, dilaksanakan, dilakukan à verba 26) Kategori ber-DKategori ini diderivasikan dari nomina kategori D dan menyatakan makna ‘tindakan berlangsung lama’.Contoh: bertekad àverba 2Ø Verba Deadjektival

Verba deadjektival yang ditemukan pada data, meliputi dim macam kategori morfologis, yaitu:1) Kategori meng-(D-i)Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘kausatif.Contoh: menjiwai, menghargai, menanggapi à verba 22) Kategori meng-(D-kan)Kategori ini berasal dari adjektiva kategori D kemuadian diderivasikan menjadi verba kategori D-kan, yang menyatakan makna‘kausatif.Contoh: melaksanakan menyenangkan, melanjutkan à verba 2Ø Verba DemimeralDari data hanya ditemukan salu kalegori morfologis verba denumeral, yaitu kategori meng-D, yang diderivasikan dari numeralia bentuk dasar yang menyatakan makna ‘proses/keadaan’.Contoh: menyeluruh -» verba 2Ø Verba DepronominalDari data hanya ditemukan satu kategori morfologis verba depronominal, yaitu kategori meng-(D-i), yang berasal dari pronomina bentuk dasar kemudian diderivasikan menjadi verba kategori D-i yang menyatakan makna ‘repetitif. Contoh: mengakui —>• verba 1

3. Kelas Adjektiva

Untuk menentukan suatu kata termasuk adjektiva, digunakan valensisintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangkasistem morfologi adjektiva itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu mempunyai potensi berkombinasi dengan kata: sangat, agak, paling, amat, sekali,Kelas adjektiva yang ditemukan pada data hanya satu kategori morfologis, yaitu berupa adjektiva bentuk dasar yang terdiri dari:Contoh: apes, aman, akrab, takut, basah, banyak, baik, bodoh, cukup, kerdil, salam, suka, sudah, tersinggung, berwibawa, terlalu, spona, serius, sering, cantik, tenang,

4. Kelas NumeraliaUntuk menentukan suatu kata lermasuk numeralia, digunakan valensi

sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangkasistem morfologis numeralia itu ditandai oleh valensi: sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan nomina.Kelas numeralia yang ditemukan pada data hanya ada satu macam yaitu nrmeralia murni. Adapun yang dimaksud numeralia murni adalah numeralia yang tidak berasal dari kelas kata lain. Numeralia murni ini terdiri dari numeralia dasarmonomorfemis) dan numeralia tunman (polimortemis). Numeralia turunan yang terbentuk dari kata-kata numeralia disebut niimeralia denumeral.a. Numeralia DasarNumeralia murni berbentuk dasar yang ditemukan pada data ada dua macam, yaitu:Contoh: sebuah, sederet, dua, tujuh, sembilan, setiap, seorang,b. Numeralia DenumeralNumeralia denumeral tidak ditemuka pada data kartu kata,

5. Kelas AdverbiaUntuk menentukan suatu kata termasuk adverbia, digunakan valensi sintaktis karena perangkat kategori morfologis pembangun kerangkasistem morfologi adverbia itu ditandai oleh valensi sintaktis yang sama yaitu dapat bergabung dengan verba.Kelas adverbia yang ditemukan pada data hanya ada satu kategori morfologis, yaitu berupa adverbia bentuk dasar yang terdiri dari:Contoh: tak, telah, akan, baru, sudah, sedang, saja, juga,

6. Kelas PronominaPronomina yang ditemukan pada data meliputi tiga macam, yaitu:a. Pronomina persona:Contoh aku, suya,, anda, mereka.b. Pronomina penunjuk:Contoh: itu, adalahc. Pronomina penanya:Contoh: bila, kapan.

7. KataTugas

Dari data yang ada ditemukan kata tugas yang meliputi:1. Preposisi:Contoh: pada, kepada, di, terhadap, oleh karena.

Konjungsi:Contoh: lalu, serta, yang, bahkan, sebelum, kulau, karena, tetapi, muku, ketika. kemudian, scakan-akan.

1.10.Membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat

Diksi Pengertian Diksi

Diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan katadan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Dan menurut KamusBesar Bahasa Indonesia, diksi berarti “pilihan kata yang tepatdan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasansehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”. Daripernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akanmempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yangbersangkutan membuat karangan. Setiap kata memiliki maknatertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang.Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimatyang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yangsebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih daiitu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jikadigunakan dalam kalimat yang berbeda. Berdasarkan hal itu dapatdikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untukmengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.

Kriteria Diksi

Ciri – Ciri Diksimenggunakan lafal, tekanan, intonasi yang sesuai menentukan pilihan kata (diksi), bentuk kata dan ungkapan yang tepat dalam kalimat

KALIMAT EFEKTIFPengertian Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau

gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.KesepadananSuatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsursubjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalamkalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaianstruktur bahasa.

Contoh:Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan SubjekContoh:Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan KataDalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).

Contoh:Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah(ambigu dan tidak efektif).Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itumendapatkan hadiah (efektif).

3.KehematanKehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini

dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:a. Menghilangkan pengulangan subjek.b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.KelogisanKelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahamidan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubunganunsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yanglogis/masuk akal.

Contoh:Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau KepaduanKesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti

daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Contoh:Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

6.Keparalelan atau KesajajaranKeparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.KetegasanKetegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:

a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awalkalimat).Contoh:Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara inidengan kemampuan yang ada pada dirinya.Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)

b. Membuat urutan kata yang bertahap.Contoh:Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).Contoh:Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.Contoh:Anak itu bodoh, tetapi pintar.

macam-macam diksi

1. Berdasarkan makna

a. Makna DenotatifMakna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.Contoh: Bunga melati

b. Makna KonotatifMakna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.Contoh: Bunga Bank

 2. Berdasarkan leksikal

a. SinonimiSinonimi adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.Contoh:• sayang bersinonim kasih

b. AntonimiAntonimi adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.Contoh:• Bagus berantonim dengan jelek.

c. Homonimi adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.Contoh :• Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu.

 2.1 Pengertian Penyajian Lisan

Penyajian Lisan adalah Penyampaian secara lisan atau kemampuan berbicara serta kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka(mimik) pembicara.

Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menyampaikn

dengan lisan. Dalam hal ini sangat di perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam tekhnik-tekhnik penyajian lisan.

2.2 Jenis dan Bentuk Penyajian LisanJenis Penyajian lisan sebagai berikut:

1.      Pidato2.      Diskusi3.      Ceramah4.      Dialog5.      Rapat

Beberapa contoh teks tertulis yang berkaitan dengan kemasyarakatan

(naskah pidato, ceramah, dan sebagainya   Presentasi A.    PIDATO

Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok masa. Seorangbicara secara langsung di atas podium atau mimbar dan isipembicaraannya diarahkan pada orang banyak.

Berpidato memerlukan sejumlah kemahiran dasar, yakni:a.       Mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar,b.      Menguasai bahasa secara baik dan benar,c.       Keberanian tampil di depan umum.

2. Ciri-ciri berpidatoPidato yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a.       Mengandung tujuan yang jelasb.      Isi pidato mengandung kebenaranc.       Cara penyampaiannya sesuai dengan kondisi pendengar

3. Metode BerpidatoMenurut metode penyampaiannya, pidato terbagi ke dalam empat

jenis.

a.       Metode ImpromtuPidato Impromtu disebut juga dengan metode pidato spontan ataupidato serta-merta. Pidato impromtu disampaikan dengan tanpapersiapan. Pembicara secara langsung berbicara berdasarkankemampuan seadanya.

b.      Metode Membaca NaskahPidato tersebut sering pula disebut pidato manuskrip. Pidato iniumumnya dilakukan oleh pejabat negara. Pidato membacakan naskahdilakukan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkinterjadi.

c.       Metode MenghafalMetode menghafal disebut juga memoriter. Metode ini dilakukandengan penuh persiapan. Naskah yang akan dipidatokan dipersiapkanlebih dahulu kemudian dihafalkan kata demi kata.

d.      Metode EkstemporanMetode Ekstemporan dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokokpikiran (outline) yang akan dipidatokan. Juru pidato kemudianmenyampaikan masalah yang telah disampaikan itu dengan kata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk mengingatkannyatentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikannya.1.      Langkah-langkah Berpidato

Langkah-langkah berpidato adalah sebagai berikut:a.       Menentukan topik dan tujuan pidatob.      Mengumpulkan bahan koran atau buku yang menyajikan masalah

yang berhubungan dengan materi yang akan dipidatokanc.       Mensortir materi

1) pilihlah materi yang terbaik2) pisahkan materi yang pokok dengan materi penunjang

d.      Pemahaman dan penghayatan materi1) mengkaji materi secara kritis

2) meninjau kelayakan materi dengan khalayak (audien)3) meninjau materi yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra4) menyusun sistematika materi5) menguasai materi pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis

e.       Latihan Berpidato1) Menguasai secara utuh materi yang sudah dipersiapkan2) Penghayatan terhadap suasana dan audien yang akan dihadapi

B. DISKUSI Pengertian umum diskusi adalah membicarakan suatu masalah

oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahanyang paling baik berdasarkan berbagai masukan.

Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan.

Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan/bertukarpikiran tentang suatu masalah untuk memahami, menemukan sebabterjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi inidapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusanorang.

Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi,pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksuduntuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebihteliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkankesimpulan/pernyataan/keputusan. Di dalam diskusi selalu munculperdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuanpersuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang.

Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum adalah suatucara pembelajaran di mana peserta didik (mahasiswa) mendiskusikan(membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara saling

memberikan pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukankesimpulan. Tentu saja persyaratan terjadinya pembelajaran dengandiskusi adalah bahwa bahasa benar-benar sudah sangat dikuasaioleh mahasiswa. Dosen tidak lagi memberikan perhatian padabahasa, melainkan pada isi atau materi diskusi.

1.      Macam macam diskusi         Seminar

Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakatmengenai suatu hal.

         Sarasehan/SimposiumPertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapatprasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidangtertentu.

         Lokakarya/Sanggar KerjaPertemuan yang membahas suatu karya.

         SantiajiPertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahansingkat menjalang pelaksanaan kegiatan.

         MuktamarPertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenaisuatu masalah yang dihadapi bersama.

         KonferensiPertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapibersama.

         Diskusi PanelDiskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadirioleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator.

         Diskusi KelompokPenyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil.

Pengertian Diskusi Panel         Diskusi panel merupakan forum pertukaran pikiran yang

dilakukan oleh sekelompok orang di hadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentu yang telah dipersiapkannya.

         Diskusi Panel adalah sekelompok individu yang membahas topik tentang kelebihan pada masyarakat atau pendengar diskusi.

         Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal. Suatu panel yang berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalam menuturkan kata-kata (sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkin menekankan interaksi spontan yang bebas, para peneliti diharapkan terlebih dahulu memberikan pidato tanpa text dan memiliki pengetahuan/keahlian sebagai dasar komentar mereka. Keanggotaan panel biasanya terdiriatas para ahli, orang-orang awam yang tertarik atau gabungan keduanya, tergantung pada topik yang dibahas. Satu kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanya interaksi antar para peserta diskusi panel.Kelebihan-kelebihan dari Diskusi Panel

         Memberikan kesempatan kepada pendengar untuk mengikutiberbagai pandangan sekaligus.

         Biasanya dalam diskusi panel timbul pro dan kontra pandangan,semakin sengit pro dan kontra, maka diskusi akan semakin menarikuntuk diikuti.

         Dalam diskusi panel, kelompok yang melakukan diskusi akanberhati-hati dalam mengajukan pandangan atau mengemukakanpendapat, karena menyadari akan dapat langsung digugat ataudibantah.

         Peserta yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang lebihdalam hal yang didiskusikan dapat menyampaikan pandangan.Kekurangan-kekurangan dari Diskusi Panel

         Diskusi panel menjadi tidak menarik apabila semua peserta waswas untuk menyampaikan pandangan secara terus terang dan semuapeserta merasa sungkan untuk berbeda pandangan.

         Suasana dalam diskusi panel akan menjadi pincang atau tidak seimbang apabila ada peserta yang jauh lebih tangkas dalam menyampaikan daripada yang lainnya.

         Ada kalanya moderator terpaksa harus berusaha membuat kesimpulannya sendiri dan menyampaikannya dalam diskusi itu.

         Harus memilih moderator yang berani dan mampu turun tangan untuk menyelamatkan diskusi agar jangan sampai pincang atau beratsebelah.

         Ada kemungkinan terjadinya “pencemaran nama baik” dalamdiskusi panel.Tugas-tugas Para Pelaku dalam Diskusi Panel

Tugas-tugas Peserta:         mengikuti jalannya diskusi dari awal sampai dengan akhir dan

terbagi menjadi tim affirmatif dan oposisi yang termasuk panelis,         mengajukan usul, pendapat, maupun komentar,         meminta panelis untuk memberikan pembuktian contoh maupun

perbandingan.

Tugas-tugas Notula/penulis:         menulis jumlah peserta dan segala kegiatan dalam diskusi         diperbolehkan untuk menyanggah         diperbolehkan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui         membuat makalah tentang permasalahan yang di diskusikan

Tugas-tugas Penyaji/panelis:         menyajikan materi diskusi         berperan sebagai pembicara dalam diskusi         mengutarakan makalah yang disampaikan         menjawab pertanyaan dari peserta dan penyanggah

Tugas-tugas Moderator:         membuka diskusi         membacakan riwayat kehidupan panelis

         mempersilakan panelis untuk berbicara         mengatur dan memimpin jalannya diskusi         membacakan kesimpulan diskusi

Tugas-tugas Penyanggah:         menyanggah usulan dari tim affirmatif         menyanggah pembicaraan panelis         meneliti kata-kata dalam makalah         melakukan pembuktian dan menentukan nilai banding         menyanggah hal-hal yang dianggap penting

C.     CERAMAH Ceramah merupakan kelompok berbicara satu arah pembicara

menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.

Ceramah dapat dikategorikan sebagai metode komunikasi lisan yang paling tua. Meskipun demikian, hingga saat ini masih sering dipakai, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam kegiatan komunikasi sosial lainnya.

KelebihanCeramah Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.

1.      Ceramah merupakan metode yang “murah” dan “mudah” untukdilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukanperalatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lainseperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memangceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidakterlalu memerlukan persiapan yang rumit.

2.      Ceramah dapat menyajikan materi/ informasi yang luas. Artinya,materi yang disampaikan banyak dapat dirangkum atau dijelaskanpokok-pokoknya oleh penceramah dalam waktu yang singkat.

3.      Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perluditonjolkan. Artinya, penceramah dapat mengatur pokok-pokokmateri yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhandan tujuan yang ingin dicapai.

4.      Melalui ceramah, penceramah dapat kontrol penuh atas parapendengar termasuk mempengaruhinya.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memilikibeberapa kelemahan, diantaranya:

1.      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapatmengakibatkan terjadinya verbalisme.

2.      Penceramah yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan. Seringterjadi, walaupun secara fisik pendengar yang ada di dalam sebuahruangan, namun secara mental pendengar sama sekali tidakmengikuti jalannya proses pembelajaran karena pikirannya melayangke mana-mana, sehingga pendengar mengantuk, di sebabkan gayabertutur penceramah yang tidak menarik.

3.      Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruhpenceramah sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.Walaupun ketika pendengar diberi kesempatan untuk bertanya, dantidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjaminpendengar seluruhnya sudah paham.

D.    DIALOG Pengertian Dialog secara etimologi terdiri dari dua kata

yang berasl dari bahasa Yunani (dia) yang artinya jalan, batu,cara dan (logos) yang berarti kata, sehingga dialog dapatdiartikan sebagai bagimana cara manusia dalam mengunakan sebuah

kata.

Dialog bukan diskusi. Bahkan, dialog berlawanan dengandiskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah goal tertentu,mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan ataumemenangkan opini seseorang. Dialog bukan sebuah teknik untukmemecahkan persoalan atau sarana resolusi konflik. Dialog juga dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbalbalik antara dua orang atau lebih. Dialog sebenarnya menyatakanproses berpikir dan perubahan cara berpikir menjadi prosesberpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orang lainberkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan responyang menyatakan bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya.

Macam-Macam Dialog1.      Drama2.       Teater3.      Opera

Pengertian 1.Drama

Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasaYunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dansebagainya. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama. Dalambahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKGMangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagianuntuk diperankan oleh aktor.Berasal dari Bahasa Yunani yangberarti “aksi”, “perbuatan”. Drama bisa diwujudkan denganberbagai media misalnya: di atas panggung, film, dan atautelevisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dantarian, sebagaimana sebuah opera.

2.      TeaterSecara etimologis Teater adalah gedung pertunjukan atau

auditorium. Dalam arti luas, teater ialah segala tontonan yangdipertunjukkan di depan orang banyak. Teater bisa juga diartikansebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakandi atas pentas dengan media misalnya: Percakapan, gerak dan lakudidasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik,nyanyian, tarian, dsb.Teater berasal dari kata Bahasa Inggris “teater” atau “theatre”dan berasal dari Bahasa Perancis“théâtre” serta berasal dariBahasa Yunani “theatron”, yang semunya berarti “tempat untukmenonton” adalah cabang dari seni pertunjukan yang berkaitandengan akting/seni peran di depan penonton dengan menggunakangabungan dari ucapan, gestur (gerak tubuh), mimik, boneka, musik,tari dan lain-lain.

3.      OperaOpera adalah dialog dan acting yang di lukiskan dengan gerak

dan ekspresi. Opera ini sama halnya dengan drama tapi yangmembedakan hanya pendek panjangnya waktu. Dalam opera waktu ataudurasinya lebih pendek dari pada drama.

E.     RAPAT1.      Rapat adalah pertemuan atau kumpulan dalam suatu organisasi,

perusahaan, instansi pemerintah baik dalam situasi formal maupunnonformal untuk membicarakan, merundingkan dan memutuskan suatumasalah berdasarkan hasil kesepakatan bersama.

2.      Rapat dalam pengertian luas adalah sebuah permusyawaratan yangmelibatkan banyak peserta dan membahas banyak permasalahanpenting.

3.      Rapat dalam pengertian sempit adalah berupa diskusi yang hanyamelibatkan beberapa peserta dengan pembahasan yang lebihsederhana. Dalam Sub bab ini hal-hal yang berkaitan denganpermusyawaratan tidak lagi diuraikan, dan lebih fokus kepadarapat dalam pengertian umum/sederhana secara teknis.

4.      Rapat merupakan suatu bentuk media komunikasi kelompok resmiyang bersifat tatap muka, yang sering diselenggarakan oleh banyakorganisasi, baik swasta maupun pemerintah.

5.      Rapat merupakan alat untuk mendapatkan mufakat, melaluimusyawarah kelompok.

6.      Rapat merupakan media yang dapat dipakai unttuk pengambilankeputusan secara musyawarah untuk mufakat.

Macam-macam RapatRapat dibedakan menjadi beberapa macam, tergantung pada

segi peninjauannya. Menurut tujuannya, rapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1.      Rapat Penjelasan adalah rapat yang bertujuan memberikanpenjelasan kepada para peserta. Dalam rapat penjelasan, seorangpemimpin rapat memberikan penjelasan kepada para peserta rapat.

2.      Rapat Pemecahan merupakan rapat yang bertujuan mencaripemecahan suatu masalah. Pada rapat pemecahan masalah, peranpeserta rapat sangat besar untuk memberikan masukan berupa saranatau pendapat yang akan disimpulkan bersama yang merupakan jalanuntuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

3.      Rapat Perundingan adalah rapat yang bertujuan menghindariadanya suatu perselisihan.

Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:(a)        Rapat resmi (formal meeting)Rapat resmi adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahasmasalah-masalah yang sangat penting dan berlaku peraturankeprotokolan yang mengatur kelancaran jalannya rapat. Pesertarapat akan informal meeting mendapatkan pemberitahuan terlebihdahulu yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.(b)        Rapat tidak resmi (nonformal meeting )

Rapat tidak resmi adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkanperencanaan yang formal. Rapat tidak memerlukan persiapanistimewa dan rapat ini mendiskusikan suatu hal yang terjadi tiba-tiba.(c)       Rapat terbukaRapat terbuka adalah rapat yang dihadiri oleh semua anggota danmateri yang dibahas merupakan masalah yang bersifat tidakrahasia.(d)         Rapat tertutupRapat tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta rapattertentu saja dan masalah yang dibahas merupakan masalah-masalahyang bersifat rahasia.

Menurut jangka waktunya, rapat dibedakan menjadi sebagi berikut :1.      Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan seminggu sekali dan

biasanya membahas masalah-masalah yang bersifat rutin.2.      Rapat bulanan adalah rapat yang diadakan setiap bulan sekali

dan membahas masalah-masalah yang terjadi selama sebulan yanglalu.

3.      Rapat semesteran adalah rapat yang diadakan setiap enam bulansekali yang membahas masalah-masalah yang terjadi selama enambulan yang lalu dan program-program selanjutnya untuk enam bulanke depan.

4.      Rapat tahunan adalah rapat yang diadakan setahun sekali.

Menurut frekuensinya, rapat dibedakan menjadi sebagaiberikut :

1.      Rapat rutinRapat rutin adalah rapat yang sudah ditentukan waktunya.

2.      Rapat insidentilRapat insidentil adalah rapat tidak terjadwal. Biasanya

rapat ini membahas masalah yang sifatnya penting dan harusdiselesaikan bersama.

Menurut saluran hubungan dalam organisasi, rapat dibedakanmenjadi dua macam yaitu:A. Rapat Vertikal yaitu rapat antara pimpinan dengan para bawahandalam rangka pemberian informasi tentang berbagai peraturan ataukebijakan pemimpin, atau dalam rangka pengambilan keputusan.Dalam rapat ini para bawahan diberi kesempatan untuk memberikansaran-saran sehingga dengan demikian pimpinan dapat memberikanmotivasi kepada para bawahan untuk berpikir secara kreatif.B. Rapat Horizontal, yaitu rapat yang berlangsung antara pejabatatau pegawai yang setingkat. Rapat ini diselenggarakan terutamadalam rangka untuk mendapatkan koordinasi dan kerjasama di antaraunit yang ada dalam organisasi untuk menghindari adanya duplikasipekerjaan dan adanya ingkar tanggung jawab dari masing-masingpejabat dalam pelaksanaan tugas.

Berdasarkan pelaksanaannya, rapat kerja dibedakan menjadi duamacam antara lain:

1.      Rapat kerja terpimpin yaitu rapat dimana pimpinan rapatmemegang peran utama dalam pengambilan keputusan. Rapat kerjapimpinan juga dapat berlangsung dalam rangka pemberian penjelasantentang peraturan atau petunjuk agar dalam pelaksanaannya dapatberlangsung secara serentak dan seragam.

2.      Rapat kerja terbuka yaitu lawan dari rapat kerja terpimpin,dimana pimpinan tidak memegang peranan utama dan para pesertadiberi kesempatan untuk memberikan saran-saran positif yangdimilikinya. Rapat semacam ini diselenggarakan untuk mendapatkansumbangan pikiran. Tanggapan (komentar) Di jaman yang semakinmodern ini semakin banyak jenis penyajian lisan. Sebenarnyapenyajian lisan sudah ada dari dulu tetaapi sekarang jenisnyalebih banyak. Penyajian lisan yang paling banyak diminati jamansekarang adalah gosip, pidato, ceramah, pembawa acara (MC), danlain- lain.

F.      PRESENTASI

Presentasi adalah salah satu jenis komunikasi antara pembicara dan pendengar        Secara umum presentasi lisan dapat dikategorikan kedalam dua bagian besar yaitu:Presentasi PretemporaneousPresentasi pretemporaneous adalah segala jenis penyajian yang dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan tingkat penerimaan pendengar atau kesesuaian isi sajian dengan kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :         Presentasi Teks Presentasi Teks (reading presentation) adalah suatu bentuk penyajian lisan dimana penyaji sepenuhnya menggunakan teks (membaca kata demi kata)         Presentasi Hapalan Presentasi hapalan (memorized presentation) adalah suatu gaya penyajian lisan dimana bahan sajian ditulis dalam bentuk teks tertulis lalu dihafalkan.Presentasi ExtemporaneousPresentasi Extemporaneous adalah segala jenis penyajian yang disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi jenis ini dibagi atas :         Penyajian Spontan (the impromptu presentation) Bentuk penyajian langsung adalah penyajian lisan spontan informal tanpa persiapan yang matang dipihak pembicara.         Penyajian Langsung Menggunakan Kartu (the note card presentation)

Uraian dalam penyajian lisan ini disesuaikan dengan nalar pendengar, namun inti penyajian lisan tetap disesuaikan dengan tujuan penyajian. Teknik penyajian ini bebas , natural, dipersiapkan dengan sebaiknya namun disesuaikan dengan tingkat respon pendengar selama penyajian.

Tujuan Presentasi adalaha. Edukasi atau pendidikan

b. Memberikan Informasic. Persuasi atau mempengaruhi

Jenis-jenis Presentasi adalah1. Oral: Presentasi dengan berbicara2. Visual: Presentasi dengan menggunakan tampilan3.Teksual: Presentasi dengan menggunakan teks,selebaran 1.3  Teknik Penyajian LisanDalam menyajikan secara lisan di perlukan beberapa teknik

diantaranya ditentukan oleh dua faktor utama yaitu:

Kedua faktor itu adalah faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan .Faktor Kebahasaan

1.      Lafal yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar)2.      Tekanan Kata atau Aksen

Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata akhirnya.Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).

3.      Pemenggalan Kalimat (Jeda)Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih memahami makna setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya. Contohnya kalimat Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu .

4.      Intonasi atau Lagu KalimatIntonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-

lambat, dan keras lembutnya kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena perubahan Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.

5.      Enunsiasi (kejelasan)Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar. Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan selalu berlatih terutama berlatih vokal.

6.      Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara EfektifSeorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.

Faktor Nonkebahasaan1.      Sikap tenang menghadapi massa

Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.

2.      Tampil MengesankanPenampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat, wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.

3.      Cepat tanggap dan kaya InisiatfApabila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuahacara, pembawa acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.

4.      Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan tidak resmi)

5.      Memiliki suara yang enak didengarSuara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan

bersonansi atau bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.

6.      Tidak emosionalPada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaanyang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainyaSikap Mental Penyajian Lisan

Yang dimaksud sikap mental penyajian lisan atau berbicara adalah unsur kejiwan yang mempengarui berhasil tidaknya kegiatan berbicara. Unsur-unsur kejiwaan itu antara lain rasa komunikasi, rasa humor, rasa kepemimpinan, dan rasa percaya diri.

1.      Rasa KomunikasiDi samping memiliki daya ingat yang baik terhadap bahan pembicaraan seseorang pembicara juga harus menyesuaikan diri dan memiliki perasaan akrap terhadap lawan bicara.

2.      Rasa HumorHumor-humor segar yang berkaitan dengan tema pembicaraan selama proses komunikasi berlangsung kadang-kadang perlu di munculkan humor untuk menghindari kepenatan.Beberapa langkah yang harus di tempuh oleh pembicara untuk menumbuhkan rasa ini adalah mengambil cerita-cerita lucu. Diharapkan dengan adanya humor cerita lucu ini akan mengangkat suasana yang lebih enak.

3.      Rasa KepemimpinanSeorang pembicara harus memiliki rasa kepemimpinan. Artinya bahwapembicara merupakan seseorang yang di tokohkan dalam suatu kelompok dengan demikian kewibawaan adalah faktor yang sangat penting. Untuk menumbuhkan rasa ini pembicara hendaknya mempunyairasa kepercayaan diri sehingga jiwa kepemimpinan akan bisa timbul.

1.11.Menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi

Pengertian Dan Contoh Kalimat Tanya Retorik

Dalam Bahasa Indonesia Kalimat tanya terdapat beberapa jenis salahsatunya yang akan kita bahas adalah kalimat tanya retorik/retoris.Apa pengertian kalimat tanya retorik?Kalimat tanya retorik adalah kalimat tanya yang tidak menghendaki jawaban atau tidak mengharuskan adanya jawaban, kalimat tanya retorik ini biasanya mengarah pada bentuk pernyataan pemberi semangat, kritik ataupun gagasan.Biasanya kalimat tanya retorik ini banyak dipakai ketika pidato dan juga orasi.Setelah mengetahui pengertian kalimat tanya retorik selanjutnya ciri-ciri kalimat retorik :

Tidak memerlukan jawaban Berbentuk pertanyaan dan juga penegasan Kadang-kadang menggunakan kata tanya, dan Orang yang ditanya dan bertanya, keduanya mengetahui jawabanya.

Contoh kalimat tanya retorik :

1. Apalagi yang dapat kita kerjakan kecuali hanya memohon pertolongan tuhan?

2. Apakah kita diam saja ketika rusak lingkungan?3. Dimana kita saat mereka membutuhkan pertolongan?4. Apakah ada orang mati bisa hidup kembali?5. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha? 6. Apa kita bisa hidup tanpa makan?7. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?

kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu permintaan agar kita diberi sesuatu hal.

Ciri-ciri kalimat tanya:

1. Intonasi tanya.contoh> ayahnya terlibat perampokan?2. Menggunakan kata tanya, seperti: apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, bagaimana, dsb.contoh> apa yang terjadi disini?3. Menggunakan partikel-kah.contoh> maukah kamu mengantarku ke sekolah?

jenis kalimat tanya:1. Kalimat tanya biasa,digunakan untUK menggali informasi.contoh: apa yang menjadikan anda senang menulis?2. Kalimat tanya retoris, kalimat yang tidak memerlukan jawaban.contoh: apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?3. Kalimat tanya klarifikasi/konfirmasi, untuk memperjelas persoalan.contoh: apa benar kamu akan menikah?4. Kalimat tanya tersamar, mengacu pada berbagai macam maksud., yang akan saya posting berikutnya Contoh kalimat tidak efektif dan kalimat efektif kalimat tidak efektif : Sungguh sangat benar-benar malang nasib anak itu.kalimat efektif : Sungguh sangat malang nasib anak itu.

kalimat tidak efektif : Kemarin banyak para karyawan yang melakukan demonstrasi.kalimat efektif : Kemarin banyak karyawan yang melakukan demonstrasi.

kalimat tidak efektif : Kedua kapten dari masing-masing tim saling bertatap-tatapan.kalimat efektif : Kedua kapten dari masing-masing tim saling bertatapan.

kalimat tidak efektif : Semua orang tau bahwa makhluk hidup pasti mati.kalimat efektif : Semua orang tahu bahwa makhluk hidup pasti mati.

kalimat tidak efektif : Motor yang diparkir yang di ujung itu miliknya.kalimat efektif : Motor yang di parkir di ujung itu miliknya.

kalimat tidak efektif : Banyak juga yang mengira kalau dia itu seorang konglomerat.kalimat efektif : Banyak juga yang mengira bahwa dia seorang konglomerat.

kalimat tidak efektif : Dia berhasil terhindar daripada kecelakaan itu.kalimat efektif : Dia berhasil terhindar dari kecelakaan itu.

kalimat tidak efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu di dosennya.kalimat efektif : Mereka mengumpulkan tugas itu kepada dosennya.

kalimat tidak efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para staf-stafnya.kalimat efektif : Rapat tadi dihadiri oleh pimpinan dan para stafnya.

1.12 . Membuat parafrasa dari teks tertulis

Membuat parafrasa tulis berarti mengungkapkan kembali dengan bahasa ataukalimat sendiri secara tertulis berdasarkan teks yang telah dibaca.

Cara membuat parafrasa tulis, yaitu:1.    mencari ide pokok atau gagasan utama dari teks bacaan atau uraian lisan.

Ide pokok atau gagasan utama ialah isi yang menjiwai seluruh teks.2.    carilah kalimat utama dalam setiap paragraf. Kalimat utama ialah kalimat

yang menjadi inti atau pokok dalam sebuah paragraf.3.    memahami makna tersurat ialah memahami arti yang jelas tertulis langsung

dalam bacaan, memahami makna kata, frase, kalimat, paragraf, subbab, bab.4.    memahami makna tersirat ialah memahami arti yang tidak ditulis secara jelas

dalam bacaan.5.    membedakan fakta-fakta dan detail wacana.6.    menuliskan kembali inti pikiran orang lain (bacaan) dengan kalimat pilihan

sendiri.

Contoh parafrasaContoh: Perhatikan puisi Chairil Anwar berikut ini:HAMPAkepada SriSepi di luar. Sepi menekan-mendesak.Lurus kaku pohonan. Tak bergerakSampai ke puncak. Sepi memagut,Tak satu kuasa melepas-renggutSegala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.Tambah ini menanti jadi mencekik

Memberat-mencekung pundaSampai binasa segala. Belum apa-apaUdara bertuba. Setan bertempikIni sepi terus ada. Dan menanti.Dengan teknik parafrase ini kita tambah beberapa kata agar lebih mudah dipahami.HAMPAkepada Sri(keadaan amat) Sepi di luar (sana). (Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana). (pohonan itu) Tak bergerakSampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nyadariku)Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi). (menanti dalam) Sepi.(di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi mencekik (malah)Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik(sorak)Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada. Dan (aku masih tetap) menanti.

NB: Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi ygamat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun dalamkata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuatparafrase.

Cara/teknik menyusun parafrasa

berikut teknik-teknik membuat parafrasa dari sebuah bacaan.*membaca keseluruhan naskah agar mendapat gambaran umum isi bacaan/tulisan.*bagian-bagian yang penting dan kata-kata kunci yang terdapat pada teks diberi tanda khusus.

*mencatat kalimat inti dan kata-kata kunci.*mengembangkan kalimat inti dan kata-kata kunci menjadi gagasan pokok yang sesuai topik bacaan.*menggunakan kalimat sendiri ke dalam bentuk paragraf dengan menguraikan gagasan pokok.