BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS - Bappeda ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB IV ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS - Bappeda ...
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 1
BAB IV
ANALISIS ISU – ISU STRATEGIS
IV.1. Permasalahan Pembangunan
IV.1.1 Daya Dukung Lahan dan Lingkungan Hidup
Karakteristik demografi fisik lingkungan Kabupaten Sambas terbagi menjaditiga kawasan, yaitu: pegunungan, dataran dan pesisir. Keragaman fisik tersebut selain
merupakan modal bagi pembangunan daerah juga menyimpan kerentanan terhadap
kerusakan lingkungan sebagai akibat pengelolaan yang tidak optimal yang akan
berakibat pada penurunan daya dukung lingkungan. Masalah daya dukung fisik
wilayah berupa konflik pemanfaatan ruang sehingga berdampak pada kerusakan
lingkungan.
Permasalahan pemanfaatan ruang terjadi di kawasan pegunungan, kawasan
dataran dan kawasan pesisir. Pada kawasan pegunungan permasalahan pemanfaatan
ruang berupa penggunaan lahan yang kurang memperhatikan fungsi Kawasan HutanLindung, Kawasan Taman Wisata Alam dan Kawasan Resapan Air. Selain itu, pada
kawasan pegunungan juga terjadi kegiatan penambangan yang kurang
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Permasalahan pemanfaatan ruang di
kawasan pegunungan tersebut mengakibatkan terjadinya bencana alam seperti rawan
longsor dan rawan banjir serta permasalahan lingkungan fisik lainnya.
Pada kawasan dataran permasalahan pemanfaatan ruang terletak padapencemaran Sempadan Sungai, Kawasan Sekitar Danau, Kawasan Sekitar Mata Air
serta kurangnya pelestarian pada kawasan cagar budaya sebagai unsur yang wajib
dilindungi oleh pemerintah. Selain itu permasalahan lain pada kawasan dataran ialah
terjadi kecenderungan konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian(pembangunan fisik bangunan dan perkebunan). Masalah kebakaran hutan timbul
karena konversi lahan oleh perusahaan ataupun sebagian masyarakat yang
mengakibatkan berkurangya lahan produktif pertanian serta rusaknya sumberdaya
alam atau berkurangnya keanekaragaman hayati flora dan fauna.
Pada kawasan pesisir, rencana pemanfaatan ruang mempunyai potensikerusakan ekosistem apabila pemanfaatan ruang tidak memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan. Permasalahan yang dihadapi ialah kurangnya pelestarian
kawasan sempadan pantai sebagai penanganan bagi kawasan rawan bencana abrasi,
serta belum optimalnya pengelolaan kawasan Suaka Alam Laut Sambas yang terletak
di perairan Pantai Pulau Selimpai Kecamatan Paloh.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 2
IV.1.2 Tata Ruang dan Infrastruktur wilayah
Kondisi Geografis Kabupaten Sambas yang beragam menjadi tantangan
tersendiri dalam pengembangan infrastruktur dasar. Pembangunan infrastruktur dasar
ini berpengaruh terhadap pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh (KSCT)
berjalan lamban diantaranya disebabkan karena belum optimalnya intervensi
dukungan program pada kawasan yang telah ditetapkan, hal ini ditandai olehtingginya proporsi desa tertinggal (sebanyak 39 desa tertinggal dari 193 desa di
Kabupaten Sambas).
Infrastruktur memiliki peran yang luas dan mencakup berbagai konteks dalam
pembangunan wilayah, baik dalam konteks fisik lingkungan, ekonomi, sosial, budaya,
dan politik. Permasalahan infrastruktur di Kabupaten Sambas berkaitan dengankualitas pelayanan infrastruktur yang tersedia dan kuantitas ketersediaan pada
aksesibilitas sarana prasarana transportasi, jaringan irigasi, perumahan, air bersih,
sampah, limbah, listrik dan teknologi telekomunikasi.
Pada aspek sarana dan prasarana transportasi dan aksesibilitas, permasalahan
yang dihadapi antara lain minimnya kualitas dan kuantitas infrastruktur dasar dalamhal ini jalan dan jembatan, khususnya pada daerah perbatasan. Kondisi tersebut
mengakibatkan belum optimalnya sistem distribusi dan koneksi produksi lokal hasil
pertanian, perikanan dan kelautan sehingga menghambat pengembangan usaha,
pelayanan publik dan investasi. Pada tahun 2015 proporsi panjang jaringan jalan
kabupaten dalam kondisi baik mencapai 46,64% (Realisasi 324,914 KM) meningkat
3,70% dari tahun 2014 sebesar 42,94%. Untuk proporsi panjang jaringan jalan desadalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 47,43% (Realisasi 342,608 KM), meningkat
sebesar 3,48% dari tahun 2014 yang sebesar 43,95%. Jumlah jembatan di Kabupaten
Sambas pada tahun 2015 sebanyak 651 buah dengan total panjang yaitu 4.812,2 Km.
Alat angkutan pedalaman/ transport air di Kabupaten Sambas mengalami peningkatan
jumlah khususnya pada alat angkut long boat sebanyak 25 unit dari 102 buah ditahun
2014 menjadi 127 buah di tahun 2015.
Ketersediaan infrastruktur di bidang pengairan mengalami peningkatan setiap
tahun, namun kondisi tersebut masih belum optimal untuk mendukung perkembangan
ekonomi pertanian. Pada tahun 2015 rasio jaringan irigasi rawa sebesar 38,71%
meningkat 3,12% dari tahun 2014 yang sebesar 35,59%. Panjang jaringan irigasirawa dalam kondisi baik (primer, sekunder, tersier) tahun 2015 sebesar 77,51%,
angka ini meningkat 14,9% dari tahun 2014 sebesar 62,61%. Di tahun 2015, Panjang
Jaringan irigasi primer, Sekunder dan tersier dalam kondisi baik sebesar 2.130.307 M.
Jumlah bangunan air dalam kondisi baik tahun 2015 sebesar 72,21% meningkat
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 3
jumlahnya sebesar 15,60% dari tahun 2014 sebesar 55,61%. Panjang tanggul dalam
kondisi baik pada tahun 2015 sebesar 71,60% meningkat sebesar 47,75% dari tahun
2014 sebesar 23,85%.
Rumah yang layak untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatansehingga penghuninya tetap sehat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) salah satu
kriteria rumah sehat adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai minimal 10 m2
perkapita. Dengan luasan minimal tersebut, diharapkan penghuninya tidak berdesak-desakan sehingga dapat menghirup oksigen dengan cukup dan bisa merasa lebihnyaman. Aspek Pelayanan umum untuk perumahan rakyat dan permukiman dapatdiwakili oleh indikator rumah tangga bersanitasi, lingkungan pemukiman kumuh danrumah layak huni. Rumah tangga bersanitasi tahun 2015 sebesar 46,97% menurun0,04% dari tahun 2014 sebesar 47,01%. Tahun 2015 lingkungan pemukiman kumuhsebesar 12,90% menurun 1,95% dari tahun 2014 sebesar 14,85%. Untuk rumah layakhuni pada tahun 2015 sebesar 72,45%, angka ini naik sebesar 0,28% dari tahun 2014sebesar 72,17% rumah yang layak huni.
Keterbatasan penyediaan infrastruktur terjadi pada prasarana jaringan airbersih dan persampahan. Air minum bersih merupakan kebutuhan yang sangat
penting bagi rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan dalam jumlah
yang cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan dari
program penyediaan air minum bersih yang terus menerus diupayakan pemerintah.
Untuk menyediakan air bersih dalam jumlah yang cukup perlu diperhatikan asal
sumber air minumnya. Hal ini dikarenakan sumber air minum sangat mempengaruhikualitas air minumnya. Kualitas air yang dikonsumsi tubuh sangat erat kaitannya
dengan kesehatan tubuh penghuninya. Pemenuhan akan kebutuhan air bersih saat ini
dilakukan dengan memanfaatkan air hujan serta sumber air permukaan lain seperti
sungai, danau, dan mata air pegunungan. Kebutuhan air bersih untuk masak/minum
bagi penduduk Kabupaten Sambas sebagian besar masih bergantung pada sumber air
hujan baik penduduk di perkotaan maupun pedesaan yaitu sekitar 82,52%. Persentasependuduk rumah tangga berakses air bersih mencapai 51,98% dari jumlah penduduk
di Kabupaten Sambas. Pola konsumsi air yang bergantung pada intensitas turunnya
hujan akan dirasakan kesulitannya pada musim kemarau. Masyarakat terlihat mulai
resah terhadap upaya pemenuhan kebutuhan air bersih. Jika dikaitkan dengan potensi
sungai yang terbesar dan terpanjang di Indonesia, kelangkaan air bersih di Kabupaten
Sambas semestinya kurang patut terjadi. Namun disadari, cukup besarnya biayainvestasi dalam pengolahan air sungai menjadi air bersih karena wilayahnya adalah
muara sungai (bukan hulu sungai), maka dalam hitungan hari tidak turun hujan sungai
sudah terinstrusi air laut, sehingga kadar garam air baku PDAM melebihi batas
toleransi pengolahan air yaitu di atas 600 ppm/m3. Untuk menyediakan sarana air
bersih dan sehat, Perusahaan Daerah Air Minum terus berupaya meningkatkan
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 4
peranannya.
Lingkungan yang bersih akan menghindari penghuninya dari berbagai macampenyakit. Untuk mendukung lingkungan yang bersih dari sampah, sarana dan
prasarana seperti tong sampah, mobil pengangkut sampah, tempat pembuangan
sementara sampah, tempat pembuangan akhir sampah dan sebagainya harus tersedia
sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, komitmen dan kemauan masyarakat dalam
menjaga kebersihan lingkungannya merupakan faktor penting agar pemukimanmenjadi bersih dan layak dihuni. Pada Tahun 2015 Jumlah tempat pembuangan
sampah di Kabupaten Sambas sebanyak 30 Unit dengan daya tampung 96 M2 tiap
unitnya. Kabupaten Sambas saat ini belum memiliki Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu (TPST), dan hanya memiliki empat TPA dengan satu buah TPA Controled
Lanfill dan tiga TPA lainnya masih bersifat Open Dumping. Kurangnya sarana dan
prasarana persampahan di wilayah Kabupaten Sambas menjadi salah satu faktorpenentu tingkat kenyamanan dan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Penerangan masyarakat yaitu listrik, petromak, pelita, dan sumber penerangan
lainnya. Listrik dianggap lebih baik disebabkan karena cahaya listrik lebih terang,
praktis dan modern, serta tidak menimbulkan polusi. Berbagai usaha telah dilakukanpemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik, usaha-usaha
tersebut tampak lebih nyata setelah dilaksanakannya program pembangunan listrik
masuk desa. Berdasarkan laporan Perusahaan Listrik Negara Wilayah V Ranting
Sambas pada tahun 2014 jumlah pelanggan sebanyak 106.403 unit. Kondisi tersebut
memperlihatkan belum meratanya pelayanan jaringan listrik PLN di seluruh wilayah
Kab. Sambas khususnya daerah perbatasan.
Untuk infrastruktur telekomunikasi, seiring dengan berkembangannya ilmu
pengetahuan dan teknologi, sarana informasi dan komunikasi juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Semakin banyaknya masyarakat yang mempunyai
sarana telepon, baik telepon rumah maupun telepon seluler. Pengguna Telepon selulermeningkat tajam tiap tahun dengan ketersediaan jaringan seluler di wilayah
kecamatan Kabupaten Sambas. Namun dengan luasnya wilayah administrasi
Kabupaten Sambas yang besar, masih terdapat beberapa wilayah atau spot area
tertentu yang tidak didukung oleh jaringan telekomunikasi. Dalam rangka penyediaan
pelayanan infrastruktur perlu ada upaya perbaikan pelayanan infrastruktur secara
bertahap.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 5
IV.1.3. Demografi dan Tenaga Kerja
A. Demografi
Demografi/ Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah,
struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian,
persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut politik,
ekonomi, sosial dan budaya
Salah satu masalah kependudukan di Kabupaten Sambas adalah persebaran
penduduk yang tidak merata. Ketimpangan persebaran ini mempunyai dampak
terhadap kepadatan penduduk. Di Kabupaten Sambas apabila dilihat dari tingkat
kepadatan penduduknya masih tergolong daerah yang jarang penduduk. Jika
dibandingkan hasil SP 2000 dengan SP 2010, tingkat kepadatan penduduk Kabupaten
Sambas tidak mengalami perubahan yang cukup berarti yaitu rata-rata 81 jiwa/km2.
Hal ini bukan berarti tidak ada kelahiran atau kematian selama sepuluh tahun
terakhir, akan tetapi perubahan cenderung disebabkan besarnya mobilisasi penduduk
yang keluar masuk dari dan menuju Kabupaten Sambas.
Selanjutnya dilihat antar kecamatan di Kabupaten Sambas, maka dapat dikatakan
bahwa sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Tebas, yaitu sebanyak 65.908
jiwa (12,78 persen), diikuti Kecamatan Teluk Keramat sebanyak 59.296 jiwa (11,50
persen ), Kecamatan Sambas dengan penduduk sebanyak 48.420 jiwa (9,39 persen)
dan Kecamatan Pemangkat dengan jumlah penduduk mencapai 45.599 jiwa (8,84
persen). Sedangkan Kecamatan Sajingan Besar memberikan share penduduknya paling
sedikit, yaitu sebanyak 10.957 jiwa (2,13 persen).
Dari sisi luas wilayah, keterbandingan antar kecamatan juga terlihat timpang.
Kecamatan Sajingan Besar (21,75 persen), Kecamatan Paloh (17,96 persen), dan
Kecamatan Subah (10,08 persen) merupakan 3 (tiga) kecamatan terluas di Kabupaten
Sambas. Secara keseluruhan menyita sekitar 50 persen dari total luas Kabupaten
Sambas yang sebesar 6.395,70 km2.
Pada sisi lain, ternyata jumlah penduduk untuk ketiga kecamatan tersebut
tergolong sedikit, yaitu hanya sekitar 10,37 persen dari total penduduk Kabupaten
Sambas yang sebanyak 515.571 jiwa pada tahun 2013. Hal ini mempengaruhi rata-rata
tingkat hunian penduduknya yang tergolong jarang, yaitu hanya sekitar 81 jiwa/km2.
Rata-rata tingkat hunian penduduk yang jarang di suatu wilayah cenderung
kurang mendukung percepatan pembangunan karena rata-rata hitung atau rasio biaya
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 6
pembangunan per satuan penduduk relatif jauh lebih besar dibanding daerah yang
padat penduduknya. Sebagai contoh dalam penyediaan jalan, jaringan listrik, air bersih
dan faslilitas lainnya.
Walaupun demikian, hal tersebut justru memberi peluang dalam pengembangan
pertanian, dimana rata-rata kepemilikan lahan pertanian per rumah tangga menjadi
luas. Dengan menggunakan atau mengaplikasikan teknologi tepat guna, proses
pengolahan lahan pertanian akan semakin efesien walaupun cukup luas.
Ketimpangan distribusi penduduk akan semakin memperlebar kesenjangan dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan sosial, kesehatan, pendidikan, budaya, ekonomi,
infrastruktur dan birokrasi yang cenderung berkembang dan dinamis.
Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) 3,15 di Kabupaten Sambas juga lebih
tinggi dari target nasional, dimana rata – rata keluarga di Kabupaten Sambas memiliki
anak 3-4 orang perkeluarga sedangkan target propinsi hanya 2-3 orang (TFR 2,1).
Beberapa studi tentang kependudukan menyatakan bahwa Kabupaten Sambas
akan mendapatkan Bonus Demografi antara tahun 2020-2035 dimana rasio
ketergantungan (dependency ratio) penduduk produktif lebih besar dibandingkan
penduduk non produktif. Kondisi tersebut haruslah dipersiapkan seawal mungkin
sehingga Kabupaten Sambas dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi bonus
demografi tersebut.
B. Tenaga Kerja
Bonus demografi yang akan dihadapi Kabupaten Sambas harus dioptimalkan
semaksimal mungkin demi pertumbuhan ekonomi dengan melalui investasi sumber
daya manusia yang modern. Ledakan penduduk usia kerja(umur produktif) akan
memberikan keuntungan ekonomi apabila memenuhi persyaratan : penawaran tenaga
kerja yang besar meningkatkan pendapatan perkapita jika mendapat kesempatan kerja
yang produktif, peranan perempuan dengan jumlah anak yang sedikit memungkinkan
perempuan memasuki pasar kerja dan membantu peningkatan pendapatan, tabungan
masyarakat yang diinvestasikan secara produktif, modal manusia yang berkualitas jika
ada investasi untuk itu.
Beberapa permasalahan dan isue strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Sambas
dibidang Ketenagakerjaan diantaranya :
1. Pendidikan dan keterampilan yang ada saat ini belum dapat sepenuhnya memenuhi
kebutuhan pasar kerja (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 7
2. Peningkatan mutu dan produktivitas tenaga kerja melalui pendidikan dan
keterampilan belum maksimal (Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah)
3. Belum optimalnya pengembangan semangat kewirausahaan bagi penduduk usia
kerja agar mampu bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru
4. Terbatasnya perluasan lapangan kerja menyebabkan belum maksimalnya
penyerapan tenaga kerja yang ada (Kesempatan Kerja yang Terbatas)
5. Persebaran Tenaga Kerja yang tidak merata
6. Meningkatnya penduduk menganggur.
IV.1.4 Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat
A. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Pembangunan koperasi dan usaha kecil menengah memiliki potensi yang besar
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Peranan koperasi sebagai sokoguru
perekonomian dan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah terbukti lebih
mampu bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Permasalahan yang dihadapi
antara lain :
1. Masih Banyaknya Jumlah Koperasi Tidak Aktif
2. Rendahnya SDM Pengurus dan Pengelolaan manajemen kelembagaan Koperasi dan
UKM
3. Masih Kurangnya Jumlah Koperasi dan UKM Yang Dapat Mengakses Permodalan
Baik Dari Perbankan Maupun Program Pemerintah
4. Masih Kurangnya Sarana dan Prasarana Usaha Koperasi dan UKM
5. Masih lemahnya jaringan distribusi pemasaran produk.
B. Penanaman Modal
Keberhasilan investasi/penanaman modal akan memberikan kontribusi pada
kegiatan ekonomi riil dan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi selama ini
sebagian besar ditopang dari besarnya konsumsi dalam negeri atau regional bukan dari
pertumbuhan investasi maupun ekspor. Permasalahan yang dihadapi :
1. Masih terdapat regulasi terkait penanaman modal yang belum disusun
2. Regulasi masih perlu disempurnakan
3. Belum tersusunnya Database Potensi dan Peluang Investasi Daerah
4. Belum optimalnya kerjasama promosi
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 8
5. Kurangnya Fasilitas penunjang promosi
6. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM
7. Pelayanan secara elektronik belum optimal
8. Kemampuan operator pelayanan secara elektronik belum memadai.
C. Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu
memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya ketahanan pangan serta mampu mengatasi
kendala dalam mewujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan suatu
sistem pangan yang terdiri atas tiga sub sistem yaitu ketersediaan pangan dalam
jumlah yang cukup di tingkat rumah tangga, distribusi pangan yang lancar dan
konsumsi pangan yang bermutu dan aman untuk meningkatkan kualitas SDM.
Permasalahan yang dihadapi :
1. Belum optimalnya kerjasama sinergitas diantara Perangkat Daerah terkait dalam
mendukung ketahanan pangan;
2. Masih tingginya desa rawan pangan di Kabupaten Sambas (76 Desa termasuk
prioritas 1 sampai 3)
3. Akses distribusi pangan banyak mengalami kendala pada belum memadainya
infrastruktur
4. masih rendahnya kemampuan sumber daya petani dan peran kelembagaan
penyuluhan kecamatan
5. Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani
6. Belum optimalnya pengelolaan kelembagaan penyuluhan kecamatan
7. Belum optimalnya kinerja dan kemampuan penyuluh lapangan
8. Masih terbatasnya sarana dan prasarana kelembagaan penyuluhan kecamatan dan
desa
9. Belum terpenuhinya tingkat kecukupan cakupan pelayanan penyuluhan yang
diakibatkan minimnya jumlah penyuluh PNS.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 9
D. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan Masyarakat dimaksudkan guna dapat mengembangkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan,
agar secara bertahap masyarakat mampu membangun diri dan lingkungannya secara
mandiri. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat belum
dimanfaatkan secara optimal
2. Kurangnya pemahaman pemerintah desa terhadap pengelolaan keuangan desa
3. Kondisi sampai dengan tahun 2015, belum terbentuknya lembaga Badan Usaha Milik
Desa.
E. Pertanian
Penduduk Kabupaten Sambas mayoritas bermata pencaharian di sektor
pertanian. Sektor pertanian merupakan penyumbang tertinggi pada PDRB Kabupaten
Sambas dan penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Sambas. Pengembangan urusan pertanian yang meliputi pertanian (tanaman pangan
dan hortikultura), perkebunan dan peternakan perlu mendapatkan perhatian khusus
dalam rangka memberdayakan potensi sumberdaya yang dimiliki. Permasalahan yang
dihadapi antara lain :
1. Belum Optimalnya penggunaan teknologi dalam sistem budidaya tanaman
(penggunaan benih unggul bermutu, pupuk, pengaturan jadwal tanam dan
penggunaan jarak tanam)
2. Produktifitas dan Indeks Pertanaman (IP) masih belum optimal
3. Dampak perubahan iklim (kekeringan/banjir)
4. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
5. Belum memadainya ketersediaan alat dan mesin pertanian
6. Produktivitas dan populasi ternak masih rendah
7. Kualitas SDM peternak dan petugas peternakan yang masih belum optimal.
F. Kehutanan
Pembangunan urusan kehutanan di Kabupaten Sambas sesuai dengan
potensinya yaitu konservasi dan produksi hasil hutan. Permasalahan yang dihadapi
antara lain :
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 10
1. Rendahnya partisifasi masyarakat dalam kegiatan pemanfaatan potensi sumber
daya hutan, untuk kegiatan di bidang kehutanan seperti pengembangah hasil hutan
non kayu, masyarakat kurang memiliki minat, hal ini karena kurangnya
pengetahuan mereka tentang prospek masa akan datang. Untuk itu perlu upaya
yang dapat merangsang partisifasi mereka.
2. Luasnya lahan kritis yang perlu direhabilitasi, dengan bertambahnya lahan kritis
setiap tahun, maka perlu upaya yang lebih keras untuk dapat mengembalikan
kondisi kawasan tersebut, sehingga dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
3. Tingginya intensitas kejadian kebakaran hutan dan lahan, khususnya di musim
kemarau, kebakaran hutan sudah menjadi langganan setiap musim kemarau. Hal
ini perlu diantisipasi dengan melakukan upaya dari penyuluhan dan sampai dengan
pemadaman terhadap titik api yang ditemui.
4. Kurangnya kepedulian masyarakat/kelompok masyarkat dalam menjaga
kelestarian hutan, menjaga kelestarian hutan merupakan kewajiban semua pihak
untuk itu perlu ditingkatkan kepedulian masyarakat dengan membentuk kelompok
pecinta alam atau kelompok sejenis, sehingga akan terbentuk mental yang baik
dalam menjaga kelestarian hutan.
G. Perikanan
1. Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya ikan
2. Kurangnya penataan armada tangkap dan analisa pemanfaatan sumberdaya ikan
3. Belum optimalnya Penataan pendapatan dari segi retribusi tempat pelelangan ikan
4. Kurangnya peningkatan inovasi dan promosi pengolahan hasil perikanan
5. Belum optimalnya sistem informasi pasar dan regulasi yang ada
6. Belum terorganisasinya pelaku usaha yang mengambarkan sektor perikanan
tangkap
7. Belum optimalnya pemanfaatan protein ikan dalam kehidupan sehari-hari
8. Kerusakan terumbu karang
9. Belum ada kawasan konservasi sebagai tempat bank ikan dan pelestarian hewan
yang dilindungi
10. Sering terjadinya konflik antar nelayan dikarenakan gejala padat tangkap
(overfishing).
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 11
H. Perdagangan
Dalam rangka usaha pengembangan urusan perdagangan, maka harus ada
kesesuaian antara produk, kelancaran distribusi, sarana prasarana, informasi pasar dan
pengembangan perdagangan daerah. Disamping menangani perdagangan antar wilayah
regional maupun internasional, juga dituntut mampu menyediakan pasar tradisional
yang mempunyai daya saing dan berkualitas. Permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Kurangnya jumlah petani yang menyimpan beras di Sistem Resi Gudang.
2. Kondisi sarana prasarana pasar tradisional kurang memadai.
3. Terdapat 3 Kecamatan yang belum memiliki pasar, yaitu Sebawi, Salatiga dan
Tangaran dan terdapat 155 desa yang belum memiliki pasar.
4. Lemahnya Informasi Perdagangan, beberapa Komoditi Pasar yang diperlukan oleh
petani, pedagang dan pemerintah pusat.
5. Lemahnya penanganan pasca panen bagi petani.
6. Lemahnya daya saing dan diversifikasi produk.
7. Tingginya permintaan barang menjelang hari raya khususnya telur dan gula,
sedangkan stok di pasar sedikit akibat dari kurangnya pasokan dari agen.
8. Adanya perubahan peraturan mengenai tanda daftar gudang oleh pemerintah
pusatyang tidak sesuai dengan kondisi gudang di Sambas
9. Kabupaten Sambas adalah Kabupaten perbatasan yang dijadikan pasar bagi
peredaran impor illegal. Selain itu banyak pula pelaku usaha yang melakukan illegal
trading ke Negara Malaysia.
I. Industri
1. Belum Optimalnya pemanfaatan potensi lokaldan pola pikir pelaku IKM yang masih
sederhana.
2. Kurangnya penerapan dan penggunaanteknologi tepat guna.
3. Kurangnya promosi produk daerah.
4. Kurangnya sinkronisasi dan koordinasi program secara bersama antar instansi
terkait dalam hal potensi sumber daya industri daerah yang akan dibina
berkelanjutan.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 12
J. Energi dan Sumberdaya Mineral
1. Masih terdapat rumah tangga yang belum teraliri listrik PLN.
2. Potensi energi terbarukan seperti energi matahari dan mikrohidro belum
dimanfaatkan secara optimal.
3. Kelangkaan gas LPG kadang masih terjadi.
4. Kegiatan penambangan rakyat tidak berijin masih cukup banyak.
5. Kegiatan penambangan rakyat pada lahan produktif masih cukup banyak.
6. Kegiatan penambangan banyak tidak menggunakan kaidah teknis yang benar.
7. Kerusakan lahan akibat penambangan yang tidak diikuti dengan reklamasi masih
cukup banyak.
K. Ketransmigrasian
1. Program transmigrasi masih sepenuhnya tergantung dari kebijakan pemerintah
pusat.
2. Lokasi tujuan transmigrasi seringkali belum siap, baik sarana dan prasarana dan
administrasi pertanahan.
IV.1.5 Sosial dan Budaya
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sambas berkaitan dengan sosial dan budaya
adalah sebagai berikut:
A. Sosial
1. Jangkauan, mutu dan akses sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan
belum mencakup seluruh masyarakat.
2. Masih cukup banyak masyarakat penyandang masalah sosial dan dalam
penanganan dan pemberdayaannya belum terjadi sinergi antara pemerintah,
swasta dan masyarakat.
3. Belum tersedianya panti sosial skala kab yang menyediakan sarana prasarana
pelayanan kesejahteraan social.
4. Keberlanjutan penyelengaraan KUBE yang belum signifikan mengangkat
perekonomian masyarakat/ anggota.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 13
5. Belum adanya desa yang melaksanakan sistem pelayanan sosial terpadu melalui
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
B. Pendidikan
Untuk mencapai Sambas Terunggul di Kalimantan Barat tahun 2020
sebagaimana cita – cita besar dalam RPJPD kabupaten Sambas, Peranan pendidikan
sangatlah besar dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Sambas.
Permasalahan yang dihadapi juga tidak lah sedikit untuk mencapainya, beberapa
permasalahan dan issue strategis yang dihadapi kabupaten Sambas dalam bidang
pendidikan diantaranya:
1. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat
belum terwujud sepenuhnya.
2. Belum optimalnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan (Manajemen
Pengelolaan Sekolah).
3. Keterkaitan sistem dan substansi pendidikan baik pendidikan formal maupun
nonformal belum mampu memenuhi ekspektasi/ kebutuhan pasar tenaga kerja.
4. Masih terdapat tenaga pendidik yang tidak memenuhi kesesuaian bidang
keahliannya.
5. Pendidikan berbasis teknologi informasi dan pendidikan berbasis kearifan lokal yang
berwawasan global masih kurang.
6. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun
belum berjalan mantap dan sesuai harapan.
7. Pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan untuk meningkatkan daya
saing pendidikan masih perlu ditingkatkan mutunya.
8. Fasilitas/ sarana penunjang pendidikan di setiap jenjang pendidikan termasuk
pengembangan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya
baca belum cukup memadai dan merata.
9. Penyebaran Sumber Daya Manusia baik tenaga edukatif maupun tenaga
administratif masih belum merata.
10. Masih terdapat angka putus sekolah.
C. Kesehatan
Sama seperti Pendidikan, Derajat Kesehatan masyarakat juga menjadi patokan
terhadap kualitas penduduk masyarakat tersebut. Dengan angka harapan hidup/ indeks
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 14
kesehatan yang menempati urutan ke 13 dari 14 kabupaten/ kota di Kalimantan Barat,
serta menurunnya Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Sambas
maka beberapa permasalahan kesehatan yang dihadapi guna mencapai Sambas
Terunggul di Kalbar 2025 diantaranya adalah :
1. Masih rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat.
2. Cenderung meningkatnya penyakit menular dan tidak menular.
3. Masih rendahnya mutu pelayanan dan pemerataan kesehatan masyarakat.
4. Belum tersediannya Rumah Sakit Daerah yang terakreditasi serta belum adanya
rumah sakit rujukan antar rumah sakit di dalam daerah.
D. Kebudayaan
Kesenian & kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan.
Kesenian dapat menjadi wajah untuk mempertahankan identitas budaya di Kabupaten
Sambas. Seiring dengan arus globalisasi, identitas budaya di Kabupaten Sambas sudah
mulai memudar, sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan.
Permasalahan Kebudayaan yang dihadapi Kabupaten Sambas yaitu :
1. Belum optimalnya pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi, kehidupan
seni.
2. Belum optimalnya pengelolaan budaya sebagai aset yang sangat berharga untuk
mengundang kunjungan dan perhatian dari luar daerah dan dunia internasional.
3. Belum optimalnya pengembangan keragaman seni dan budaya serta
pemberdayaan lembaga budaya.
E. Pemberdayaan Perempuan dan Anak
1. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama dalam struktur
pemerintahan dan organisasi politik belum optimal.
2. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar perempuan dalam
kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik belum memadai.
3. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan perundang-undangan,
kelembagaan dan kebijakan anggaran masih kurang.
4. Masih terjadinya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
5. Belum terciptanya Desa/ Kecamatan/ Kabupaten Layak Anak.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 15
F. Pembinaan Pemuda dan Olahraga
1. Peran serta pemuda dan keterlibatan organisasi kepemudaan sebagai mitra kerja
pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan dirasakan belum optimal.
2. Belum optimalnya pembinaan pemuda berprestasi dan berbakat.
3. Masih terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana olahraga dan disisi lain sumber
daya penunjang pembinaan olahraga seperti pelatih yang berkualitas masing
sangat kurang sehingga pembentukan keahlian dan keterampilan teknis atlet
kurang maksimal.
G. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi
1. Pemanfaatan teknolologi informasi dan hasil riset/ penelitian sebagai dasar
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan daerah belum
berjalan baik.
2. Pemanfaatan Iptek dan TI di masyarakat masih kurang.
3. Akses dan link kerjasama pengembangan penelitian yang berkelanjutan antar
stakeholders masih kurang.
IV.1.6 Tata Kelola Pemerintahan dan Keuangan
Permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sambas berkaitan dengan tata kelola
pemerintahan dan keuangan adalah sebagai berikut:
A. Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Pembangunan dan
Pemerintahan
1. Pengembangan basis data dan up to date sebagai landasan penyusunan rencana
dan kebijakan belum terintegrasi dengan baik.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan.
3. Kerjasama, kemitraan dan jejaring kerja antara masyarakat sipil, DPRD, partai
politik dan pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan daerah serta dalam
kapasitas penguatan kelembagaan belum optimal.
4. Pengembangan dan peningkatan kapasitas pelayanan pemerintah berbasis
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 16
elektronik dan internet (electronic Government, e-Gov) belum optimal.
5. Masih terkendalanya pelaksanaan pengendalian rencana pembangunan jangka
panjang dan jangka mengengah.
6. Masih kurangnya tenaga sumber daya aparatur pangawasan yang memiliki
kemampuan/ keahlian seperti akuntansi, bidang hukum dan tenaga penyidik.
7. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan pemerintahan belum optimal.
8. Masih terdapatnya temuan dan tindak lanjut dari temuan yang belum terselesaikan.
B. Sumber Daya Aparatur
1. Kuantitas sumber daya aparatur masih belum ideal, terjadi kekurangan SDM
aparatur.
2. Masih terkendalanya pengembangan profesionalisme, keahlian dan keterampilan
SDM aparatur sesuai dengan bidang kerjanya.
3. Belum semua sumber daya aparatur yang ada bekerja sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya.
4. Belum optimalnya pemahaman SDM aparatur terhadap peraturan kepegawaian.
C. Hukum
1. Pemahaman, kesadaran dan budaya hukum dan disiplin belum menjadi kebiasaaan
masyarakat.
2. Akses layanan dan perlindungan hukum bagi semua masyarakat belum merata.
3. Kapasitas dan kapabilitas pemerintah dalam menyelesaikan berbagai kasus hukum
di daerah masih kurang.
4. Penegakan supremasi hukum dan peraturan daerah masih lemah.
D. Kerjasama
1. Kerjasama dan kooordinasi internal antar bidang pembangunan belum maksimal
terlaksana dengan ideal.
2. Kualitas dan kuantitas jejaringan kerjasama dan koordinasi dengan daerah lain,
swasta baik di dalam negeri maupun di luar negeri belum optimal.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 17
E. Pengelolaan Keuangan
1. Belum efektif dan efisiennya pengelolaan aset-aset daerah.
2. Masih banyak kendala dalam pengelolaan keuangan daerah yang mengakibatkan
belum efektifnya pengelolaan keuangan.
3. Belum optimalnya pengumpulan pendapatan asli daerah akibat belum sepenuhnya
wajib pajak memiliki kesadaran yang tinggi untuk memenuhi kewajibannya
membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
F. Pelayanan Publik
1. Pelayanan publik yang dilaksanakan belum sepenuhnya mampu memenuhi Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan.
2. Belum semua tahapan dalam layanan publik dilengkapi dengan SOP, sehingga
seringkali terjadi keterlambatan dan hambatan.
3. Pada unit-unit pelayanan publik masih terkendala dengan internalisasi budaya kerja
yang profesional sehingga layanan yang diberikan belum prima.
4. Masih terjadi kendala koordinasi antar unit kerja penyelenggara pelayanan perijinan
sehingga pada beberapa proses jenis perizinan masih terjadi tumpang tindih
pekerjaan yang menghambat pelayanan secara optimal.
IV.2 Isu-Isu Strategis
Memetakan posisi dan kondisi saat ini merupakan tahapan krusial dalam
merancang rencana strategis. Hal ini menjadi pijakan dasar untuk menentukan strategi
dan arah kebijakan yang diambil terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi,
memaksimal potensi kekuatan yang dimiliki serta mereduksi kelemahan untuk mencapai
pertumbuhan optimal.
Analisis lingkungan strategis meliputi dua area analisis yaitu : eksternal yang
berguna untuk mengidentifikasikan peluang dan tantangan apa yang akan dihadapi
kedepan; internal untuk mengidentfikasikan kekuatan dan kelemahan apa saja yang
dimiliki sebagai modal untuk mencapai mimpi masa depan yang dicita-citakan.
IV.2.1. Analisis Eksternal
Analisis ini bertujuan untuk memetakan peluang dan tantangan yang dihadapi
Kabupaten Sambas dalam kurun waktu lima tahun kedepan sebagai dasar awal untuk
meletakkan kerangka pembangunan daerah. Tinjauan eksternal ini tidak dapat
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 18
dipisahkan dari posisi Kabupaten Sambas baik dalam lingkup regional, nasional maupun
internasional sebagaimana dijelaskan dalam analisis posisi (positioning analysis) berikut.
Dalam lingkup regional, nasional maupun internasional, sebagaimana dijabarkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sambas
berkedudukan sebagai :
- Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota meliputi :
Perkotaan Sambas (ibukota Kabupaten Sambas);
- Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan perkotaan yang
ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara meliputi
: Perkotaan Temajuk (di Kecamatan Paloh); dan Perkotaan Aruk (di Kecamatan
Sajingan Besar)
- Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan meliputi :
Perkotaan Liku, Sekura, Sentebang, Tebas, Pemangkat, dan Selakau.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Kalimantan, posisi Kabupaten Sambas sebagai berikut :
- Kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara
yang berbatasan dengan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan
aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat,
dan kelestarian lingkungan hidup meliputi percepatan pengembangan kawasan
perbatasan negara dengan pendekatan pertahanan dan keamanan negara,
kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup
- Percepatan pengembangan kawasan perbatasan negara dengan pendekatan
pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian
lingkungan hidup meliputi:
a. mengembangkan dan meningkatkan fungsi PKSN sebagai pusat kegiatan
pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang
internasional, serta simpul transportasi di kawasan perbatasan negara dengan
Negara Malaysia;
b. mengembangkan kawasan sentra produksi di kawasan perbatasan negara
berbasis sumber daya alam yang produktif dengan memperhatikan daya
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 19
dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
c. mengembangkan prasarana dan sarana transportasi untuk meningkatkan
aksesibilitas di kawasan perbatasan; dan
d. mengintegrasikan pengelolaan kawasan pertahanan dan keamanan dengan
kawasan berfungsi lindung sebagai bagian dari Kawasan Jantung Kalimantan.
- Kabupaten Sambas sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan
peran dan fungsi sebagai berikut :
a. sebagai salah satu pusat industri pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit
dan karet
b. sebagai salah satu pusat pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil
pertanian tanaman pangan
c. sebagai salah satu pusat pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil
perikanan yang ramah lingkungan
d. sebagai salah satu pusat Pengembangan pusat kegiatan ekonomi yang
berdekatan/menghadap badan air
e. sebagai salah satu pusat Pengembangan jaringan drainase yang terintegrasi
dengan sungai, PKW Sambas yang terintegrasi dengan Sungai Sambas.
f. sebagai salah satu pusat Pengembangan Penataan kawasan perkotaan yang
adaptif terhadap ancaman bencana banjir
Berdasarkan positioning analysis di atas dan kondisi riil yang ada saat ini, dalam
kerangka lingkungan strategis dapat disimpulkan faktor-faktor yang menjadi peluang
dan tantangan bagi Kabupaten Sambas dalam pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut :
A. Peluang
1. Kebijakan nasional yang mendukung pengembangan daerah di luar Jawa
khususnya di kawasan perbatasan negara sebagai PKSN, pusat kegiatan
pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, pintu gerbang
internasional, serta simpul transportasi dengan Negara Malaysia
2. Globalisasi yang tidak mengenal batas wilayah memberikan peluang Kabupaten
Sambas untuk memainkan peran yang lebih luas mengingat memiliki potensi
pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan yang besar.
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 20
3. Terbukanya akses pasar internasional dan kerjasama antar wilayah nasional-
internasional sebagai implikasi dari disepakatinya MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN).
4. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat mereduksi hambatan jarak
dan meningkatkan efisiensi di berbagai bidang pembangunan.
5. Peran dan fungsi Kabupaten Sambas yang prospektif dengan posisi geografis
pada lintasan jalur ekonomi utara Kalimantan Barat
6. Dukungan wilayah hinterland yang kuat dengan kekayaan sumber daya alam dan
sektor jasa akan menopang pertumbuhan daerah apabila dapat disinergikan
dengan baik.
B. Tantangan
1. Kesenjangan sosial ekonomi dengan Negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur)
sebagai konsekuensi geografis Kabupaten Sambas yang merupakan daerah
perbatasan
2. Menurunnya daya dukung lingkungan dan maraknya pencemaran merupakan
sebuah tantangan nyata bagi keberlangsungan/kelestarian lingkungan hidup.
3. Ketergantungan yang besar kepada pemerintah pusat, memberikan tantangan
untuk lebih berswadaya khususnya dalam hal pembiayaan pembangunan.
4. Sentra-sentra pertumbuhan kawasan yang belum merata menyebabkan tidak
terbentuknya sistem struktur pelayanan regional/ wilayah yang ideal
5. Koordinasi dan komunikasi antar wilayah dan antar level pemerintahan belum
terjalin dengan baik
6. Era pasar bebas menyebabkan persaingan yang ketat sehingga dapat mengancam
produk lokal yang umumnya memiliki daya saing yang rendah
IV.2.2. Analisis Internal
Secara garis besar, tinjauan internal bertujuan untuk memahami diri,
memetakan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki untuk diterjemahkan menjadi
potensi dan modal pembangunan. Kesadaran akan potensi diri serta kelemahan yang
dimiliki akan memberikan arah yang jelas terhadap perbaikan dan eksploitasi apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
Berdasarkan deskripsi kondisi dan isu-isu strategis yang telah diuraikan pada bagain
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 21
sebelumnya, maka dapat diindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
Kabupaten Sambas sebagai berikut :
A. Kekuatan
1. Regulasi (diantaranya berupa Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 2 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Sambas
Tahun 2005 – 2025 dan Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 17 Tahun
2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sambas Tahun 2015 -
2035).
2. Komitmen yang tinggi dari pucuk pimpinan daerah untuk menyelenggarakan
pemerintahan yang baik, bersih dan berdisiplin.
3. Budaya dan sejarah sebagai kesultanan, ciri khas kain tenun sambas serta kawasan
pantai yang indah dan alami merupakan modal untuk menjadi daya tarik
pengembangan pariwisata
4. Kabupaten Sambas dengan lokasinya yang strategis sebagai daerah perbatasan
menjadi pintu masuk dan keluar orang dan barang dapat memberikan potensi
besar berkembangnya sektor-sektor perdagangan dan jasa.
5. Potensi sebagai daerah pertanian, perkebunan perikanan dan kelautan yang besar
6. Penduduk yang relatif homogen sehingga potensial menjadi basis pembangunan
sosial ekonomi masyarakat
7. Kewenangan otonomi yang dimiliki pemerintah daerah memberikan potensi untuk
melakukan berbagai inovasi untuk menunjang kemandirian
8. Mempunyai tiga perguruan tinggi (Politeknik Negeri Sambas, Institut Agama Islam
Swasta Sultah Muh. Syafiuddin Sambas dan Lembaga Pendidikan Dakwah Islam
Sambas)
B. Kelemahan
1. Kondisi geografis Kabupaten Sambas yang berada di kawasan pantai, daerah aliran
sungai (DAS Sebangkau dan DAS Sungai Sambas), alih fungsi lahan yang besar dan
sebagian topografi wilayah yang datar menyebabkannya sangat rentan terhadap
bencana banjir dan intrusi air laut.
2. Kapasitas keuangan daerah yang terbatas dan masih sangat tergantung pada
pemerintah pusat.
3. Sarana dan prasaranan daerah belum ideal dan belum mampu menopang
RPJMD Kabupaten Sambas Tahun 2016-2021 Bab IV | 22
kebutuhan/ perkembangan yang terjadi.
4. Jumlah penduduk miskin masih relative tinggi.
5. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi.
6. Relative rendahnya angka rata-rata lama sekolah dan angka harapan hidup dalam
komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bila dibandingkan dengan
Kabupaten/ Kota lainnya di Kalimantan Barat.
7. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik dan
tata kelola pemerintahan.
Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan
bagi entitas (daerah/ masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/ kejadian yang menjadi
isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka
panjang.
Adapun Isu - Isu Strategis Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut :
1. Ketersediaan infrastruktur dasar yang belum memadai (terutama dari aspekpemerataan dan keadilan pembangunan termasuk kawasan strategis/ daerahperbatasan) serta mengutamakan faktor pengungkit perekonomian rakyat.
2. Kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih memerlukan peningkatanakses masyarakat dan pelayanan berkualitas terhadap pendidikan, kesehatan sertaekonomi dan investasi.
3. Peningkatan kualitas kehidupan beragama dan pembinaan masyarakat
4. Persoalan kemiskinan dan ketenaga kerjaan.
5. Kecenderungan menurunnya daya dukung lingkungan dalam pemanfaatan lahan.
6. Reformasi Birokrasi pelayanan publik.
7. Intensifikasi dan Ekstensifikasi potensi pendapatan daerah.
8. Pemantapan kondisi/ kewaspadaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
9. Kesiapan menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).