Untitled - Bappeda Blora
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Untitled - Bappeda Blora
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan iii
KATA PENGANTAR
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan
melalui “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan
Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” adalah replikasi
Program Inovasi Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo,
SH, MIP yaitu Maju Bareng untuk Penanggulangan
Kemiskinan melalui Gerakan “Satu Perangkat Daerah Satu
Desa Dampingan Menuju Desa Lebih Sejahtera” yang sudah
diterapkan mulai Tahun 2019 sampai sekarang. Pada tahun
2019, ada satu desa yang menjadi dampingan OPD Dinas
ESDM Provinsi Jawa Tengah, yakni Desa Gedebeg Kecamatan
Ngawen. Sedangkan pada tahun 2020 didampingi oleh Biro
Kesra Sekda Provinsi Jawa Tengah di Desa Sambongrejo,
“Kolaborasi Berjenjang” dengan menjalin kemitraan bersama
pihak-pihak lain termasuk non pemerintah seperti swasta,
Lembaga Zakat, perguruan tinggi, dan lain-lain.
Replikasi yang diterapkan di Kabupaten Blora
berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor
450/0007383 tanggal 18 Mei 2021 tentang Replikasi Gerakan
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan”. Kabupaten
Blora mereplikasi dengan sebutan Gerakan Sesarengan
Ngopeni Kadang Kekurangan melalui “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan
Berdaya Saing” sebagai upaya percepatan penurunan angka
kemiskinan di Kabupaten Blora pada khususnya dan di Jawa
Tengah pada umumnya, dan juga pemulihan ekonomi pasca
terjadinya pandemi covid-19.
Untuk mendukung Perangkat Daerah dalam
melaksanakan assessment disusun Panduan Pelaksanaan
Kecamatan Tunjungan. Gerakan ini menggunakan konsep
iv Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa
Unggul dan Berdaya Saing” sebagai acuan dan pedoman dalam
menentukan intervensi program/kegiatan. Substansi
pedoman meliputi : 1) Pendahuluan; 2) Penjelasan Umum; 3)
Pelaksanaan; 4)Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan; dan
5)Penutup.
Terimakasih disampaikan kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan Pedoman ini. Terlebih
kepada Pengurus Baznas Kabupaten Blora yang selalu
mendukung Program Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten
Blora.
Blora, 1 Juli 2021
TIM PENYUSUN
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan v
SAMBUTAN BUPATI
Allahmdulillah, segala puji milik Allah, saya menyambut
baik anjuran Gubernur Jawa Tengah Bapak H. Ganjar
Pranowo, SH, MIP berupa Gerakan “Satu Perangkat Daerah
Satu Desa Dampingan Menuju Desa Lebih Sejahtera” yang
tujuan akhirnya adalah untuk menanggulangi kemiskinan di
Jawa Tengah. Gerakan ini menggunakan konsep “Kolaborasi
Berjenjang” dengan menjalin kemitraan bersama pihak-pihak
lain termasuk non pemerintah (swasta, Lembaga zakat,
perguruan tinggi). Dalam upaya menumbuhkan komitmen dan
semangat gotong royong dalam rangka penanggulangan
kemiskinan di Jawa Tengah.
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Blora berupaya
mereplikasi dan melaksanakan kebijakan tersebut melalui
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju
Desa Unggul dan Berdaya Saing” sebagai upaya percepatan
penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Blora pada
khususnya dan di Jawa Tengah pada umumnya, dan juga
pemulihan ekonomi paska terjadinya pandemi covid-19.
Dengan adanya Gerakan ini diharapkan dapat
menumbuhkan semangat ‘Sesarengan Mbangun Blora :
Unggul dan Berdaya Saing” yang sebagai Visi Misi
Pemerintah Kabupaten Blora Tahun 2021-2026 dapat
terwujud.
Blora, 1 Juli 2021 BUPATI BLORA
ARIEF ROHMAN, S.IP, M.Si
vi Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
SAMBUTAN KETUA TKPK
Sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Blora, saya berharap agar
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan menuju
Desa Unggul dan Berdaya Saing” ini sebagai upaya
membantu saudara-saudara kita yang masih terpuruk. Oleh
sebab itu saya sangat berharap kepedulian teman-teman
Kepala Organisaasi Perangkat Daerah (OPD) atau Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Blora, membantu saya
untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di masing-masing
desa, juga melibatkan stakeholder yang ada di desa untuk
bersama-sama, gotong royong, membantu mengatasi
permasalahan mereka.
Saya tidak memerintahkan kepada Kepala OPD untuk
mendanai kemiskinan di desa, tetapi saya menghimbau
kepada Kepala OPD bersama stafnya untuk sesarengan
membantu pemerintahan desa yang telah saya tentukan agar
mereka dapat bangkit dari keterpurukan. Tugas Kepala OPD
adalah memberikan motivasi dan mencarikan solusi terhadap
permasalahan yang terjadi di desa dampingan.
Saya sadar, bahwa tugas ini berat, tetapi harus saya
mencoba merealisasikannya. Maka dari itu, beban yang saya
berikan kepada Kepala OPD ini sebagai penilaian kinerja
mereka dalam komitmen mendukung Visi Misi Pemerintah
Kabupaten Blora Sesarengan Mbangun Blora : Unggul dan
Berdaya Saing”.
Blora, 1 Juli 2021 WAKIL BUPATI BLORA
Selaku Ketua TKPK Kabupaten Blora
TRI YULI SETYOWATI, ST, MM
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan vii
SAMBUTAN KETUA BAZNAS
KABUPATEN BLORA
Kami menyambut baik Gerakan Sesarengan Ngopeni
Kadang Kekurangan melalui “Satu Perangkat Daerah Satu
Desa Dampingan menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing”
hasil Replikasi Program Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah.
Lebih-lebih pelaksanaanprogram ini dalam rangka
mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Blora. Hal itu sangat
sinkron dengan Visi Misi Kami, yaitu mengoptimalkan
pendistribusian dan pendayagunaan zakat untuk pengentasan
kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan
pemoderasian kesenjangan sosial. meningkatkan manfaat
zakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan. Selain itu, juga sesuai
dengan tujuan Baznas sebagai mana disebutkan dalam
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat yakni 1). untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat. 2). untuk meningkatkan
manfaat zakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Baznas Kabupaten Blora sangat komitmen terhadap
program pengentasan kemiskinan di Kabupaten Blora sejak
tahun 2018. Tahun 2019, kami mendapat tugas dari Bupati
Blora mengintervensi 46 desa miskin. Desa miskin prioritas 1
ada 60 KK dari 6 desa yang sudah kami intervensi berupa
pemberdayaan ekonomi dalam benetuk bantuan sapi.
Demikian juga desa prioritas 2 ada 60 KK dari 6 desa juga
sudah kami intervensi sama seperti prioritas I. Sementara itu,
34 desa prioritas 3 baru berjalan 50% karena respon dari desa
belum sesuai harapan kami. Tahun 2020 Baznas membantu
Program 1 OPD 5 Warga Dampingan kurang lebih mencapai
216 Jiwa dengan total anggaran hampir Rp. 750 juta,
viii Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
intervensinya berupa penguatan modal usaha bagi warga
miskin yang mempunyai usaha.
Kami sangat mendukung dengan Program
Penanggulangan Kemiskinan melalui Mall Pelayanan Sistem
Layanan dan Rujukan Terpada (SLRT). Dengan demikian,
Baznas tidak lagi melakukan survey lapangan karena petugas
dari SLRT telah melakukan uji kelayakan dengan menerbitkan
rekomendasi. Harapan kami, data-data yang tidak sesuai
dengan keadaan di lapangan agar disikapi oleh Tim SLRT.
Sehingga intervensi yang kita lakukan tidak salah sasaran.
Blora, 1 Juli 2021
KETUA BAZNAS KABUPATEN BLORA
KH ALI MUCHDLOR, SPd, MPd.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................... iii SAMBUTAN BUPATI ................................................... v SAMBUTAN KETUA TKPKD ........................................ vi SAMBUTAN KETUA BAZNAS KABUPATEN BLORA ..... vii DAFTAR ISI ............................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................... 1 B. Dasar Hukum ........................................................ 3
C. Maksud dan Tujuan .............................................. 5 D. Sasaran ................................................................. 6 E. Hasil yang diharapkan ........................................... 6
BAB II PENJELASAN UMUM ................................... 8
A. Batasan Kemiskinan .............................................. 8
B. Data Makro dan Mikro ........................................... 17 C. Strategi Penanggulangan Kemiskinan .................... 19 D. Desa Dampingan ................................................... 20 E. Pemberdayaan Masyarakat .................................... 21
BAB III PELAKSANAAN .......................................... 24
A. Prinsip Pelaksanaan .............................................. 24 B. Tahapan Pelaksanaan ............................................ 27 C. Pelaksana .............................................................. 31 D. Hubungan Antar Pihak .......................................... 32 E. Jangka Waktu Pelaksanaan ................................... 32
BAB IV PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ..... 33
A. Pemantauan .......................................................... 33
B. Evaluasi ................................................................ 34 C. Pelaporan .............................................................. 34
BAB V PENUTUP .................................................... 36
Lampiran – Lampiran ................................................. 37
x Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Kondisi Penduduk Miskin di Kabupaten
Blora Tahun 2016-2020 ....................... 12
Tabel 2.2 : Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Blora Tahun 2016-2020 ..... 13
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Perbandingan Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Blora dengan Nasioanal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016-2020 ....................................... 10
Gambar 2.2 : Presentase Kemiskinan Kabupaten se Jawa Tengah Tahun 2020 ................ 11
Gambar 2.3 : Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Blora dan Daerah Sekitar Tahun 2020 ..................................... 12
Gambar 2.4 : Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2020 ................................................ 15
Gambar 2.5 : Perkembangan Indeks Keparahan
Kemiskinan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2016-2020 ................................................ 16
Gambar 3.1 : Tahapan Pelaksanaan Gerakan Sesarangan Ngopeni Kadang
Kekurangan melalui Program Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Ungul dan Berdaya Saing ................................... 30
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di Kabupaten Blora Tahun 2021 –
2026 merupakan gambaran dari penjabaran Visi dan
Misi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Blora lima
tahun kedepan. Visi Kabupaten Blora Tahun 2021 –
2026 adalah “Sesarengan Mbangun Blora: Unggul
dan Berdaya Saing”. Penjabaran visi pembangunan
Kabupaten Blora terutama di Misi kelima
“Memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis potensi
daerah, dan membuka peluang investasi untuk
mengurangi pengangguran dan kemiskinan” dengan
salah satu tujuan yang ingin diwujudkan adalah
menurunkan penduduk miskin, dengan sasaran
yang ingin dicapai yaitu :
a. Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja
b. Meningkatnya penanganan masalah kesejahteraan sosial
c. Meningkatnya kemandirian desa.
Untuk intervensi dalam rangka mengurangi
kemiskinan tentu dibutuhkan data yang valid dan
dapat dipertanggungjawabakan sehingga tidak akan
terjadi lagi bantuan yang salah sasaran. Saat ini Tim
Penanggulangan Kemiskinan Tingkat Desa sudah
2 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
melakukan Musyawarah Desa (Musdes) tentang data
DTKS tetapi masih menjadi kendala karena data yang
terbit dari kementerian sosial tidak sama dengan
data hasil musdes.
Tahun 2020, jumlah penduduk miskin
Kabupaten Blora berdasarkan Data yang dipublish
oleh Badan Pusat Statistik tercatat 103.730 jiwa.
Namun demikian, pemerintah melalui Kementerian
Sosial mengakomodir penduduk yang rentan miskin
dan hampir miskin yang dikelola dalam data base
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Berdasarkan DTKS tersebut, penduduk Kabupaten
Blora yang terdaftar dalam DTKS sejumlah 335.080
jiwa. Apabila dilihat dari pendidikannya, hampir 88%
berpendidikan SD dan SLTP atau sederajat dan ada
yng tidak mengenyam pendidikan sama sekali.
Hampir 12,5% atau 41.758 jiwa tidak sekolah, 57%
(190.838 jiwa), berpendidikan SD atau sederajat,
19% (64.022 jiwa) berpendidikan SLTP atau
sederajat, sedangkan 11% (36.899 jiwa)
berpendidikan SLTA atau sederajat dan sisanya
1.563 jiwa (0,5%) berpendidikan sarjana. Rendahnya
tingkat pendidikan tersebut merupakan
permasalahan kemiskinan di Kabupaten Blora yang
perlu mendapatkan jalan keluar dalam intervensi
mereka.
Sementara itu juga ada permasalahan yang
dilihat dari sektor pekerjaan, mereka bekerja di
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 3
sektor pertanian (45%), peternakan 17%, buruh
bangunan 10%. Lainnya bekerja di sektor
perdagangan, industri, rumah makan dan lain-lain.
Sedangkan bila ditinjau dari masalah
kesejahteraan sosial, terdapat 6.728 jiwa yang
mengalami disabilitas, yang membutuhkan sentuhan
tersendiri dalam penanganannya karena mereka
tidak bisa disamakan dengan penduduk normal yang
tidak mempunyai kelainan.
Dari permasalahan tersebut, pada tahun 2020
Pemerintah Kabupaten Blora mengambil langkah
intervensi kemiskinan melalui Program Inovasi “1
OPD 5 Warga Dampingan”. Dari 335.080 jiwa, kami
baru bisa menyentuh 216 Jiwa atau baru 0,06% yang
diintervensi. Kegiatan inovatif tersebut dirasa masih
belum berdampak secara signifikan. Oleh karena itu,
Pemerintah Kabupaten Blora akan mereplikasi
Program TKPK Provinsi Jawa Tengah : Satu
Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan”, berupa
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan
melalui “Satu Perangkat Daerah Satu Desa
Dampingan menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing”.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83,
4 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5235);
2. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 199);
3. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014
tentang Program Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 341);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
337);
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 6 Tahun 2016
tentang Tanggung Jawab Sosial Badan Usaha
Dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor Tahun
2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Blora Tahun 2021-
2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun
2021 Nomor …………., Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blora, Nomor …………..);
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 5
7. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7
Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Blora Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Blora
Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Blora Nomor 7);
8. Peraturan Bupati Blora Nomor 33 Tahun 2015
tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Di Kabupaten Blora (Berita Daerah Kabupaten
Blora Tahun 2015 Nomor 1);
9. Surat Keputusan Bupati Blora Nomor
050/111/2021 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Kabupaten Blora Tahun 2021.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud pelaksanaan Program “1 Perangkat
Daerah 1 Desa Dampingan”, adalah sebagai
upaya percepatan penurunan angka kemiskinan
dan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-
19 pada lokasi desa dengan tingkat
kesejahteraan rendah.
Adapun tujuan Program “1 Perangkat
Daerah 1 Desa Dampingan”, adalah :
1. Mewujudkan Program Sesarengan Ngopeni
Kadang Kekurangan yang dilakukan oleh
6 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
perangkat daerah;
2. Update data by name by address penduduk
miskin di 48 desa prioritas yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa bersama OPD
pendamping;
3. Pemetaan potensi desa yang bisa
dikembangkan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat desa.
D. Sasaran
Sasaran pelaksanaan Program “1
Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan” adalah:
1. 48 desa prioritas
2. Semua Orgnisasi Perangkat Daerah dibawah
Pemerintah Kabupaten Blora
E. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari Program “1
Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan” yaitu:
1. Terupdatenya data DTKS di 48 desa miskin
yang terintegrasi dengan data Sistem Layanan
dan Rujukan Terpada (SLRT) Kabupaten Blora;
2. Teridentifikasinya potensi desa di 48 desa miskin;
3. Inovasi perangkat daerah dalam
menggerakkan berbagai pihak (perguruan
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 7
tinggi, dunia usaha, dan lainnya) dalam
pendampingan;
4. Meningkatnya swadaya dan partisipasi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan mengembangkan penghidupan
berkelanjutan serta menciptakan nilai tambah
bagi produktivitas desa.
8 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
BAB II
PENJELASAN UMUM
A. Batasan Kemiskinan
1. Definisi Kemiskinan
Secara umum, kemiskinan merupakan
kondisi dimana seseorang atau sekelompok
orang tidak mampu memenuhi hak-hak
dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa
negara lain adalah kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach),
sehingga kemiskinan merupakan kondisi
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran).
Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan di bawah Garis Kemiskinan (GK), yang
diperoleh dari hasil survei (sampel). Angka
kemiskinan yang dirilis BPS merupakan data
makro dan merupakan hasil Susenas (Survey
Sosial Ekonomi Nasional) yang menunjukkan
persentase penduduk miskin terhadap jumlah
penduduk dalam suatu wilayah.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 9
Desa prioritas adalah desa miskin yang
ditentukan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jawa Tengah yang
masuk ke dalam zona kemiskinan berdasarkan
jumlah warga miskin pada desil 1 dan 2 yang
diprioritaskan untuk keluar dari kemiskinan.
2. Kondisi Kemiskinan Kabupaten Blora
Kondisi kemiskinan Kabupaten Blora Tahun
2016-2020 mengalami penurunan rata-rata 0,78%
pertahun dikarenakan intervensi pemerintah baik
pusat dan daerah dalam memberikan kesejahteraan
kepada masyarakat guna penurunan kemiskinan
cukup berhasil, akan tetapi periode Tahun 2020
persentase kemiskinan Kabupaten Blora mengalami
kenaikan 0,64%. Meningkatnya persentase
penduduk miskin pada 2020 disebabkan
meningkatnya jumlah penduduk miskin secara
absolut menjadi 103,73 ribu jiwa. Peningkatan
tersebut dapat dipicu oleh berbagai hal, misalnya
meningkatnya harga-harga bahan pokok, harga
bbm, serta dipicu adanya awal pandemi Covid-19
yang terjadi pada Maret 2020. Data selengkapnya
seperti terlihat pada gambar berikut :
10 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Gambar 2.1 Perbandingan Tingkat Kemiskinan
Kabupaten Blora dengan Nasioanl dan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016-2020
Grafik kemiskinan Kabupaten Blora Tahun 2020
dibanding dengan Kabupaten Lain di Jawa Tengah
dan Nasional berada pada urutan 23 naik dibanding
Tahun 2019 yang berada pada posisi ke-21 se-Jawa
Tengah. Data selengkapnya terlihat pada gambar
berikut:
13.3313.04
11.911.32
11.96
13.2713.01
11.3210.8
11.41
10.8610.64
9.829.…
9.78
8
9
10
11
12
13
14
2016 2017 2018 2019 2020
JAWA TENGAHBlora
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 11
Gambar 2.2 Persentase Kemiskinan Kabupaten se
Jawa Tengah Tahun 2020
Jika dibandingkan dengan daerah sekitar,
persentase penduduk Miskin Kabupaten Blora lebih
baik dibandingkan Kabupaten Rembang dan
Grobogan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Blora No 23
Nasional : 9,78 %
Jawa Tengah :11,41%
12 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Gambar 2.3 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten
Blora dan Daerah Sekitar Tahun 2020
Data penduduk miskin Kabupaten Blora dapat
dilihat tabel berikut ini.
Tabel 2.1
Kondisi Penduduk Miskin di Kabupaten
Blora Tahun 2016-2020
No. Uraian Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah Penduduk
Miskin
(jiwa)
113.900 111.880 102.500 97.860 103.730
12.46 11.9615.6
10.087.31 7.17
11.41
9.78
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara
Kabupaten/Kota Jawa Tengah
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 13
2. Persentase Penduduk
Miskin (%)
13,33 13,04 11,90 11,32 11,96
3. Peringkat Kemiskinan
Kabupaten Blora di
Jawa Tengah
21 21 21 21 23
Sumber: BPS kab Blora Tahun 2020
Garis kemiskinan digunakan sebagai suatu batas
untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin
atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.
Perkembangan garis kemiskinan pada periode 2016 –
2020 selalu menunjukkan peningkatan setiap tahun
dengan peningkatan tertinggi pada tahun 2020
(terhadap tahun sebelumnya).
Pada Tahun 2020 garis kemiskinan di Kabupaten
Blora tercatat sebesar Rp 353,259 per kapita per
bulan. Artinya, angka tersebut merupakan batas
minimum yang harus dipenuhi seseorang untuk
mendapatkan kebutuhan dasarnya sebulan baik
kebutuhan makanan maupun nonmakanan.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, garis
kemiskinan di Kabupaten Blora pada tahun 2020
mengalami peningkatan sebesar 5,18%.
14 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Tabel 2.2
Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Blora
Tahun 2016-2020
Tahun Garis Kemiskinan (Rp) Perubahan (%)
2016 279 972 8,69
2017 291 114 3,96
2018 308 520 5,98
2019 335 837 8,85
2020 353,259 5,18
Sumber: Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, 2020
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar
berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat
kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Tingkat kedalaman ini memengaruhi seberapa besar
usaha pemerintah untuk mengangkat penduduk
untuk keluar dari kemiskinan. Capaian P1
Kabupaten Blora pada periode tahun 2016 sampai
dengan tahun 2020 mengalami perkembangan yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun dari
tahun 2016 sebesar 2,17 menjadi 1,39 pada tahun
2020. Indeks kedalaman kemiskinan Kabupaten
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 15
Blora lebih baik dibandingkan Nasional namun lebih
buruk dibandingkan Provinsi Jawa Tengah.
Perkembangan Indeks kedalaman kemiskinan dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Sumber: Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, 2020
Gambar 2.4 Perkembangan Indeks Kedalaman
Kemiskinan Kabupaten Blora, Jawa Tengah dan
Nasional Tahun 2016-2020
Indeks Keparahan Kemiskinan atau disingkat P2,
merupakan gambaran mengenai penyebaran
pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan
pengeluaran diantara penduduk miskin.
Perkembangan indeks keparahan kemiskinan
Kabupaten Blora dari tahun 2016 sampai dengan
2.17
1.541.62
1.59
1.39
2.37
2.21
1.85
1.53
1.721.74 1.79
1.71 1.55
1.32
1
1.25
1.5
1.75
2
2.25
2.5
2016 2017 2018 2019 2020
BLORA JAWA TENGAH NASIONAL
16 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
tahun 2020 mengalami perkembangan yang
fluktuatif dengan kecenderungan menurun dari
sebesar 0,54 pada tahun 2016 menjadi sebesar 0,21
pada tahun 2020. Kondisi ini menunjukkan bahwa
ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin
semakin menurun. Dibandingkan nasional dan
provinsi, capaian indeks keparahan kemiskinan
Kabupaten Blora kondisinya lebih baik, yaitu Blora
sebesar 0,21, sedangkan Provinsi Jawa Tengah
sebesar 0,34 dan Nasional sebesar 0,37, seperti
terlihat pada gambar berikut.
Sumber: Sistem Informasi Pemerintahan Daerah, 2020
Gambar 2.5 Perkembangan Indeks Keparahan
Kemiskinan Kabupaten Blora Tahun 2016-2020
0.54
0.31 0.37 0.34
0.21
0.63
0.570.45
0.3
0.37
0.44
0.460.44
0.37
0.3
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2016 2017 2018 2019 2020
BLORA JAWA TENGAH NASIONAL
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 17
B. Data Makro dan Mikro
Data terkait kemiskinan dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu data makro
yang resmi diterbitkan secara berkala oleh BPS
dan data mikro yang diterbitkan oleh
Kementerian Sosial dan diverval oleh Pemerintah
Daerah.
1. Data Makro
Data makro kemiskinan merupakan data
yang diperoleh melalui mekanisme survey
(sampel), bersifat kualitatif, memberikan
gambaran umum dan profil suatu daerah,
sebagai bahan analisis untuk pengambilan
kebijakan makro penanggulangan
kemiskinan, dan tidak dapat menampilkan
secara by name by address. Contoh data
makro adalah data kemiskinan Nasional dan
Provinsi yang diterbitkan 2 kali setahun
(periode Maret dan September) dan 1 kali
setahun periode Maret untuk kabupaten/kota
dalam Berita Resmi Statistik BPS.
2. Data Mikro
Data mikro kemiskinan merupakan data
yang diperoleh melalui mekanisme sensus
(menyeluruh), bersifat kuantitatif, dapat
memberikan informasi detail, dan dapat
dipergunakan sebagai intervensi
18 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
program/kegiatan secara by name by address.
Contoh data mikro adalah data Pendataan
Program Perlindungan Sosial (PPLS) diterbitkan
secara periodik 3 tahun sekali oleh BPS. Contoh
lainnya adalah Data Terpadu Penanganan Fakir
Miskin dan Orang Tidak Mampu (DT PFM OTM)
yang merupakan hasil pemutakhiran Basis Data
Terpadu (BDT) yang sekarang disebut dengan
istilah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) dibawah koordinasi Kementerian Sosial.
Data Mikro digunakan untuk intervensi
program/kegiatan penanggulangan kemiskinan.
Data Terpadu PFM OTM adalah sistem data
elektronik yang memuat informasi sosial,
ekonomi, dan demografi serta karakteristik
sekitar 40% rumah tangga dengan status
kesejahteraan terendah yang ditetapkan oleh
Kementerian Sosial. Data Terpadu PFM OTM
digunakan untuk memperbaiki kualitas
penetapan sasaran program- program
perlindungan sosial, serta membantu
perencanaan program, memperbaiki
penggunaan anggaran, dan sumber daya
program perlindungan sosial. Data Terpadu PFM
OTM merupakan basis data mikro untuk
penanggulangan kemiskinan berdasarkan Basis
Data Terpadu Tahun 2015, dan sampai saat ini
telah dimutakhirkan pada Bulan Oktober 2020.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 19
C. Strategi Penanggulangan Kemiskinan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15
Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, strategi
penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui:
1. Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat
Miskin
Dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan dasar (basic life acsess) yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, air
bersih.
2. Meningkatkan Kemampuan dan Pendapatan Penduduk Miskin.
a. Dilakukan melalui pola pelatihan /
keterampilan kewirausahaan pemula
(start up) dan bantuan modal awal;
b. Untuk menentukan penerima manfaat
program / kegiatan agar memperhatikan
kriteria yang terdapat pada data DTKS
2020, antara lain : 1) Status
kepemilikan usaha di suatu rumah
tangga; 2) Akses terhadap Kredit Usaha
Rakyat (KUR); 3) Kepemilikan lahan; 4)
Kepemilikan asset bergerak; 5)
Kepemilikan ternak; 6) Status pendidikan
tertinggi.
20 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
3. Mengembangkan dan menjamin
keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil.
Dilakukan melalui program/kegiatan terkait fasilitasi pengembangan kewirausahaan, fasilitasi akses modal/kredit bersubsidi
(jamkrida / KUR / Mitra 25), pemberdayaan dan pendampingan berkelanjutan, sertifikasi produk/HAKI, serta menjaga stabilisasi iklim usaha dan fasilitasi pemasaran.
4. Mensinergikan Kebijakan Dan Program
Penanggulangan Kemiskinan.
Dilakukan melalui sinergitas dokumen perencanaan sampai dengan monitoring
dan evaluasinya, serta pengembangan kemitraan dengan melibatkan perguruan tinggi
dengan KKN Tematik, TJSLP/CSR Perusahaan / BUMD, serta mendorong pembangunan kawasan perdesaan.
D. Desa Dampingan
Desa Dampingan merupakan target desa lokasi
yang memenuhi kriteria untuk dilakukan intervensi
penanggulangan kemiskinan, khususnya di 48 desa
prioritas (data makro). Pemilihan desa lokasi yang
mendapatkan pendampingan dan/atau pembinaan
didasarkan pada kriteria tingkat kesejahteraan
terendah desa yang merupakan hasil pengolahan
data jumlah rumah tangga pada desil 1 dan desil 2
/ BUMN
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 21
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (membandingkan
tingkat kesejahteraan desa dalam satu kecamatan).
Desil 1 merupakan rumah tangga/individu
dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10%
terendah di Indonesia, yang menunjukkan kategori
rumah tangga sangat miskin, sedangkan Desil 2
merupakan rumah tangga/individu dengan kondisi
kesejahteraan antara 11% - 20% terendah di
Indonesia, yang menunjukkan kategori rumah
tangga miskin.
Desa dampingan diprioritaskan untuk desa
miskin yang masuk prioritas yang nantinya melalui
pendampingan desa miskin tersebut dapat keluar
dari zona kemiskinan.
E. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya
untuk masyarakat adalah upaya untuk
memberikan daya (empowerment) atau
penguatan (strengthening) kepada masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat juga diartikan
sebagai kemampuan individu yang bersenyawa
dengan masyarakat dalam membangun
keberdayaan masyarakat yang bersangkutan
sehingga bertujuan untuk menemukan
alternatif-alternatif baru dalam pembangunan
masyarakat (Mardikanto, 2014).
22 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Pemberdayaan masyarakat dalam
mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat desa melalui Gerakan Sesarengan
Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu
Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju
Desa Unggul dan Berdaya Saing“ dilakukan dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan
yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa.
Dalam pelaksanaannya pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan prinsip – prinsip
sebagai berikut :
1. Partisipasi : peran serta aktif semua
masyarakat/kelompok masyarakat pada setiap
tahapan pembangunan desa mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian
kegiatan
2. Keberlanjutan : menjamin kegiatan tetap dapat
dilanjutkan oleh masyarakat dan pemerintah
desa
3. Integrasi : kegiatan dapat dilaksanakan oleh
pemerintah desa dengan disesuaikan kebutuhan
desa melalui pencermatan Rencana
Pembangunan Menengah Desa yang pada
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 23
akhirnya desa mampu membiayai sendiri
4. Tranparansi : semua masyarakat memiliki akses
terhadap segala informasi dan proses
pengambilan keputusan pembangunan desa
sehingga pengelolaan kegiatan dilaksanakan
secara terbuka.
5. Prioritas : masyarakat diberikan kesempatan
memilih kegiatan yang diutamakan dengan
mempertimbangkan kemendesakan dan
kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan dan
upaya perbaikan lingkungan.
6. Demokratis : masyarakat mengambil keputusan
pembangunan desa dengan musyawarah dan
mufakat.
Dengan prinsip – prinsip pemberdayaan tersebut,
jika perangkat daerah dan stakeholder sudah tidak
melakukan pembinaan/ pendampingan semua tetap
dapat dijalankan oleh masyarakat dan pemerintah
desa.
24 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
BAB III
PELAKSANAAN
A. Prinsip Pelaksanaan
1. Komitmen
Gerakan Sesarangan Ngopeni Kadang
Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing” membutuhkan komitmen
bersama guna menumbuhkan semangat gotong
royong dalam rangka penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Blora. Komitmen tersebut dibangun dan
ditumbuhkan secara berkesinambungan oleh semua
Perangkat Daerah Pelaksana bersama dengan camat,
pemerintah desa, stakeholder terkait, swasta, dan
masyarakat desa.
Oleh karenanya, indikator dalam prinsip
pelaksaan komitmen Kepala OPD dibuktikan dengan:
a. Surat Keputusan Kepala OPD tentang
Susunan Tim Pelaksana Gerakan Sesarangan
Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa
Dampingan Menuju Desa Unggul dan
Berdaya Saing”.
b. Rencana Kerja Pelaksanaan Gerakan
Sesarangan Ngopeni Kadang Kekurangan
melalui Program “Satu Perangkat Daerah
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 25
Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing”.
c. Berita Acara Hasil Fasilitasi Pelaksana
Gerakan Sesarangan Ngopeni Kadang
Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa
Unggul dan Berdaya Saing”.
d. Laporan Catur Wulan Pelaksanaan Gerakan
Sesarangan Ngopeni Kadang Kekurangan
melalui Program “Satu Perangkat Daerah
Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing”.
e. Laporan Tahunan Pelaksanaan Gerakan
Sesarangan Ngopeni Kadang Kekurangan
melalui Program “Satu Perangkat Daerah
Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing”.
2. Pengetahuan, Kemampuan dan Keterampilan
a. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman
Perangkat Daerah pada program-program
penanggulangan kemiskinan guna
menumbuhkan ide dan kreativitas dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
yang berada pada tingkat kesejahteraan
rendah (miskin);
b. Peningkatan pengetahuan, kemampuan dan
ketrampilan pemerintah desa, lembaga
26 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
kemasyarakatan desa dan masyarakat miskin
di desa lokasi dampingan melalui Tim
Penanggulangan Kemiskinan (TPK)
Desa/Kelurahan.
3. Kemandirian dan Kelembagaan Masyarakat
Penguatan lembaga kemasyarakatan desa
dalam mendukung penanggulangan kemiskinan
dengan peningkatan kepedulian dan gotong
royong dalam kerangka pemberdayaan
masyarakat guna membangun kemandirian
desa dan kemandirian masyarakat desa.
4. Keterpaduan dan Koordinasi
Membangun sinergitas program/kegiatan
lintas sektor dalam penanggulangan kemiskinan
serta koordinasi dan kerjasama dengan pihak-
pihak terkait melalui program-program
kemitraan.
5. Fasilitasi Pemerintah
Perangkat Daerah berperan sebagai fasilitator
semua proses pendampingan desa lokasi dalam
penanggulangan kemiskinan.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 27
B. Tahapan Pelaksanaan
1. Pemilihan
Pemilihan desa lokasi dampingan oleh Perangkat
Daerah diarahkan pada 48 desa prioritas dengan
kategori tingkat kesejahteraan rendah (desa merah)
di 16 kecamatan di kabupaten Blora prioritas,
berdasarkan hasil olah data DTKS periode 26
Oktober 2020 sesuai Kepmensos 146/HUK/2020
(pada lampiran VII).
2. Assesment
Assesment dilakukan oleh Perangkat Daerah
guna mengetahui kondisi riil desa dampingan
melalui:
a. Inventarisasi program-program penanggulangan
kemiskinan di desa dampingan baik oleh
pemerintah, stakeholder lainnya, serta potensi
dan permasalahan desa dampingan, terkait aspek
ekonomi, lingkungan/infrastruktur, sosial, untuk
mengetahui perkembangan desa guna
memudahkan intervensi pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat dengan data
sederhana sehingga mudah dipraktekkan. Hasil
inventarisasi dimaksud dituangkan dalam format
pada lampiran I.
b. “Scanning cepat“ terhadap karakteristik
masyarakat miskin di desa dampingan
(format pada lampiran II), meliputi :
28 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
1) Tidak masuk dalam kepesertaan program–
program pemerintah (KKS, KIP, KIS, BPJS
mandiri, PKH, Rastra).
2) Anggota keluarga yang tidak memiliki kartu
identitas (KTP, Akte Kelahiran dan Kartu
Pelajar);
3) Anak yang tidak bersekolah pada usia
sekolah (7-18 tahun);
4) Anggota rumah tangga yang memiliki
penyakit kronis dan disabilitas (cacat);
5) Rumah Tidak Layak Huni (RTLH);
6) Sumber air minum (sumur/mata air) yang tidak terlindungi;
7) Tidak memiliki fasilitas tempat BAB (jamban);
8) Sumber penerangan utama bukan listrik;
9) Kepala rumah tangga yang tidak bekerja.
Data yang digunakan untuk proses scanning
cepat adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang sudah diolah oleh Dinas Sosial
Kabupaten Blora. Hasil scanning cepat
selanjutnya dikomunikasikan dalam
Musyawarah Desa (Musdes) untuk mendapatkan
verifikasi dari berbagai pihak yang disepakati
dalam forum Musdes tersebut.
c. Hasil inventarisasi program penanggulangan
kemiskinan dan scanning cepat yang merupakan
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 29
double checking assesment, perlu dibahas lebih
lanjut melalui FGD dengan masyarakat dan
stakeholder terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Perangkat
Daerah sebagai pembina dan fasilitator dengan
melibatkan pemerintah desa, lembaga
kemasyarakatan desa, Tim Penanggulangan
Kemiskinan (TKP) Desa/Kelurahan, Pembantu
Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), PKK
desa, para pendamping desa (KPMD, PD, PLD,
Pendamping PKH, TKSK dan sebagainya) serta
masyarakat desa dampingan secara partisipatif,
melalui :
a) Optimalisasi potensi yang tersedia untuk
menangani permasalahan desa dampingan;
b) Mengkoordinasikan tindak lanjut dengan
Perangkat Daerah lain atau stakeholder lainnya;
c) Mendorong peran Tanggung Jawab Sosial
Lingkungan Perusahaan (TJSLP) atau Corporate
Social Responsibility (CSR) Perusahaan, BUMN
dan BUMD yang mendukung penanggulangan
kemiskinan di desa dampingan;
d) Memanfaatkan sumber pembiayaan non APBD
seperti Filantropi, BAZNAS, BAZDA, Unit
Pengelola Zakat (UPZ) atau penggalangan donasi
di lingkungan kerja.
30 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Tahapan pelaksanaan gerakan “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing” dapat diilustrasikan dalam
gambar berikut ini :
Gambar 3.1
Tahapan Pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni
Kadang Kekurangan melalui Program Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing
4848
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 31
C. Pelaksana
1. Masa Pandemi
Pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju
Desa Unggul dan Berdaya Saing” dalam masa pandemi agar dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat, meminimalisir tatap muka (dilaksaksanan secara daring).
2. Pemerintah Kabupaten
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” dilaksanakan oleh Seluruh Perangkat Daerah Kabupaten Blora dengan Bupati
sebagai Pembina, dan Wakil Bupati sebagai Penanggung Jawab pelaksanaan program/kegiatan di desa dampingan.
3. Camat
Perangkat Daerah secara teknis melakukan
koordinasi dengan Camat setempat melalui Tim Penanggulangan Kemiskinan Kecamatan.
4. Pemerintah Desa
Pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu
Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” secara teknis dilaksanakan di desa dengan melibatkan Pemerintah
Desa, lembaga-lembaga kemasyarakatan desa, dan pendamping-pendamping desa yang telah menjadi
fasilitator di desa dampingan yaitu Pendamping Desa (PD), Pendamping Lokal Desa (PLD), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD),
32 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
Pendamping PKH, TKSK, Tim Penanggulangan Kemiskinan (TPK) Desa/Kelurahan, Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD), PKK dan
lain sebagainya.
5. Mitra Pelaksana
Selain pemerintah kabupaten, camat, maupun desa, Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” juga dapat didukung melalui kemitraan melalui Unit Pengumpul Zakat (UPZ), swasta, Perguruan Tinggi, sumber dana lain yang sah / CSR serta dukungan donasi dari berbagai pihak.
D. Hubungan Antar Pihak
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” merupakan gerakan yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan
semangat gotong royong untuk percepatan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Blora, sehingga diperlukan koordinasi di setiap jenjang dan sinergitas program/kegiatan secara lintas sektor serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak yang
terkait.
E. Jangka Waktu Pelaksanaan
Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang
Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing” dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2021-2026.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 33
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Pemantauan merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Blora untuk
mengetahui proses pelaksanaan kegiatan dengan
maksud untuk melihat kemajuan pelaksanaan
kegiatan tersebut sekaligus melihat berbagai hal yang
mendukung atau menghambat pelaksanaan Gerakan
Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui
Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa
Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya
Saing”.
Pemantauan dilakukan oleh Tim Inovasi Gerakan
Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui
Program “Satu Perangkat Daerah Satu Desa
Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya
Saing”, yang anggotanya dari unsur akademisi yang
ditunjuk oleh Ketua TKPK Kabupaten Blora.
Metode yang digunakan dalam pemantauan
dapat dilaksanakan dengan dialog dengan teknik
FGD, observasi dan kajian dokumen (format pada
lampiran III dan lampiran IV).
34 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
B. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui dampak dan/atau perubahan
kondisi potensi desa dan karekteristik masyarakat
miskin dalam pelaksanaan Gerakan Sesarengan
Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu
Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju
Desa Unggul dan Berdaya Saing”. Evaluasi
dilakukan oleh Perangkat Daerah yang dilaksanakan
pada akhir kegiatan sesuai dengan format pada
lampiran V dan lampiran VI.
C. Pelaporan
Sebagai implementasi prinsip akuntabilitas,
maka Perangkat Daerah menyampaikan laporan
pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang
Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat
Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul
dan Berdaya Saing”.
Kepala OPD melaporkan kepada Wakil Bupati
Blora selaku Ketua TKPK Kabupaten Blora cq.
Sekretaris Daerah Kabupaten Blora berupa laporan
Catur Wulan, dan laporan tahunan. Untuk laporan
catur wulan, selambat-lambatnya minggu ke 4
setelah catur wulan, sedangkan laporan tahunan
III IV.
Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan 35
selambat-lambatnya minggu ke empat bulan Januari
tahun berikutnya. Format laporan dapat dilihat
dalam lampiran.
IX dan lampiran X.
36 Panduan Pelaksanaan Program 1 Perangkat Daerah 1 Desa Dampingan
BAB V
PENUTUP
Buku Panduan ini diharapkan menjadi pedoman bagi
seluruh Perangkat Daerah dalam melaksanakan Gerakan
Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program
“Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa
Unggul dan Berdaya Saing”, mulai dari pemilihan lokasi,
assessment, identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan,
perencanaan kegiatan, sampai dengan pada pelaksanaan
intervensi kegiatan.
Melalui serangkaian aktivitas tersebut diharapkan
permasalahan kemiskinan di 48 desa prioritas dapat ditangani
secara komprehensif, berkelanjutan dan dilandasi dengan
semangat kebersamaan, serta keswadayaan masyarakat.
Akhirnya upaya penanggulangan kemiskinan di
Kabupaten Blora khususnya di 48 desa prioritas akan berhasil
dengan optimal dan didukung dengan komitmen, peran nyata
dan rasa tanggungjawab yang tinggi dari seluruh Perangkat
Daerah bersama dengan pemerintah kabupaten, camat,
pemerintah desa, stakeholder terkait dan masyarakat desa,
TKPKD Kabupaten, TPK Kecamatan, Desa/Kelurahan.
Blora, 17 Juni 2021
TIM PENYUSUN
Lampiran I
SCANNING CEPAT DATA DTKS DESA………………………… KECAMATAN…………………………
KABUPATEN BLORA
Nama : ……………………………………………………………………………………………... Alamat : ………………………………………………………………………………………………
NO URAIAN YA / TIDAK KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) 1 Masuk dalam kepesertaan program program
pemerintah. a. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)/Kartu Perlindungan Sosial
(KPS)
b. Kartu Indonesia Pintar (KIP)/Bantuan Siswa Miskin (BSM)c. Kartu Indonesia Sehat (KIS)/BPJS Kesehatan
PBI/Jamkesmas
d. BPJS Kesehatan Peserta Mandirie. Program Keluarga Harapan (PKH)f. Beras untuk Orangg. Miskin(Raskin)/Rastra/BPNT
2 Anggota keluarga tidak memiliki kartu identitas (KTP, Akte Kelahiran dan Kartu Pelajar).
3 Anak yang tidak bersekolah pada usia sekolah (7- 18 tahun);
4 Anggota rumah tangga yang memiliki penyakit kronis dan disabilitas.
a. Penyakit kronisb. Disabilitas (cacat)
5 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) : a. Prioritas 1b. Prioritas 2c. Prioritas 3
6 Sumber air minum (sumur/ mata air) yang tidak terlindungi.
7 Tidak memiliki fasilitas tempat BAB (jamban) 8 Sumber penerangan utama bukan listrik. 9 Kepala rumah tangga yang tidak bekerja.
Petunjuk pengisian tabel: 1. Nama, dan alamat diisi nama dan alamat masing-masing peserta DTKS2. Kolom (3) Ya / Tidak, menjelaskan kolom (2), diisi tanda bila Ya, X (silang)
bila tidak3. Kolom (4) Keterangan, diisi catatan lain yang dibutuhkan.
Lampiran II
INVENTARISASI POTENSI DESA ………………………… KECAMATAN ........................... KABUPATEN BLORA
NO HASIL
INVENTARISASI POTENSI DESA
INTERVENSI YANG
DILAKUKAN KENDALA/ HAMBATAN SOLUSI KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Hasil ketela 150-200
ton / tahun belum pernah SDM tidak
mendukung Pelatihan olahan ketela
uji coba, 1 kelompok 5 orang
2 Ketersedian sumber mata air 10 liter / detik
belum pernah SDM tidak mendukung
Membuat tendon air
Dianggarkan APBDes
3 …… 4 …… 5 Dst ……
Petunjuk pengisian tabel: 1. Nomor, diisi nomor urut;2. Hasil inventarisasi potensi desa, diisi kemampuan / kekuatan / sumber daya (fisik
dan non fisik) desa dampingan, namun belum sepenuhnya terlihat ataudipergunakan secara maksimal;
3. Intervensi yang dilakukan, diisi dengan intervensi kegiatan yang telah/sedangdilaksanakan.
4. Kendala/Hambatan, diisi dengan permasalahan yang menghambat pelaksanaanintervensi.
5. Solusi, diisi dengan upaya penyelesaian terhadap kendala/hambatan;6. Keterangan, diisi catatan lain yang dibutuhkan.
IIIIII
Lampiran III
EVALUASI HASIL SCANNING CEPAT DATA DTKS DESA ………………………… KECAMATAN ………………………
KABUPATEN BLORA
Nama : ……………………………………………………………………………………………... Alamat : ………………………………………………………………………………………………
No. URAIAN KONDISI AWAL
INTERVENSI YANG
DILAKUKAN KENDALA / HAMBATAN SOLUSI KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tidak masuk dalam
kepesertaan program– program pemerintah. a. Kartu Keluarga
Sejahtera(KKS)/KartuPerlindungan Sosial(KPS)
b. Kartu IndonesiaPintar (KIP)/BantuanSiswa Miskin (BSM)
c. Kartu IndonesiaSehat (KIS)/BPJSKesehatanPBI/Jamkesmas
d. BPJS KesehatanPeserta Mandiri
e. Program KeluargaHarapan (PKH)
f. Beras untuk OrangMiskin(Raskin)/Rastra/BPNT
2 Anggota keluarga tidak memiliki kartu identitas (KTP, Akte Kelahiran dan Kartu Pelajar).
3 Anak yang tidak bersekolah pada usia sekolah (7-18 tahun);
4 Anggota rumah tangga yang memiliki penyakit kronis dan disabilitas. Penyakit kronis Disabilitas (cacat)
5 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) : a. Prioritas 1b. Prioritas 2c. Prioritas 3
6 Sumber air minum (sumur/ mata air)
No. URAIAN KONDISI AWAL
INTERVENSI YANG
DILAKUKAN KENDALA / HAMBATAN SOLUSI KET
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) yang tidak terlindungi.
7 Tidak memiliki fasilitas tempat BAB (jamban)
8 Sumber penerangan utama bukan listrik.
9 Kepala rumah tangga yang tidak bekerja.
Petunjuk pengisian tabel: 1. Nomor urut, sudah jelas;2. Uraian, sudah jelas;3. Kondisi awal; diisi ada/tidk ada pada saat scanning cepat.4. Intervensi yang dilakukan, diisi dengan realisasi pelaksanaan intervensi
kegiatan yang telah/sedang dilaksanakan.5. Kendala/Hambatan, diisi dengan permasalahan yang menghambat pelaksanaan
intervensi.6. Solusi, diisi dengan upaya penyelesaian terhadap kendala/hambatan;7. Keterangan, diisi catatan lain yang dibutuhkan.
Lampiran IV
EVALUASI HASIL INVENTARISASI POTENSI DESA ………………………… KECAMATAN………………………… KABUPATEN BLORA
NO HASIL INVENTARISASI POTENSI DESA SOLUSI KONDISI SETELAH
INTERVENSI KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5) 1 Hasil ketela 150-200 ton
/ tahun Pelatihan olahan ketela
Sudah ada 1 kelompok memproduksi olahan ketela
1. Packagingmasihsederhana;
2. Perlupendampinganpemasaran
2 Ketersedian sumber Membuat tendon air
Sudah ada 1 tandon air, dibiayai APBDes
Baru bisa mengaliri 20 rumah
3 …… 4 …… 5 Dst……
Petunjuk pengisian tabel: 1. Nomor, diisi nomor urut;2. Hasil inventarisasi potensi desa, diisi sesuai saat menginventarisasi potensi desa
(Lampiran II)3. Permasalahan, diisi dengan kondisi yang belum sesuai harapan terkait potensi desa
namun belum dilakukan intervensi.4. Kondisi setelah intervensi, diisi hasil setelah dilakukan intervensi.5. Keterangan, diisi catatan yang diperlukan.
Lampiran V
REKAPITULASI PEMETAAN DESA PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERDASARKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DI KABUPATEN BLORA
NO PRIORITAS 1
PRIORITAS 2
PRIORITAS 3
TOTAL KETERANGAN
1 48 13 3 64
Sumber : Kepmensos 146/HUK/2020)
Keterangan: - Prioritas 1 : Desa/Kelurahan dengan tingkat kesejahteraan rendah (Desa
merah)- Prioritas 2 : Desa/Kelurahan dengan tingkat kesejahteraan sedang (Desa kuning)- Prioritas 3 : Desa/Kelurahan dengan tingkat kesejahteraan tinggi (Desa hijau)
Lampiran VI
DAFTAR OPD DAN DESA DAMPINGAN GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI PROGRAM SATU
PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN MENUJU DESA UNGGUL DAN BERDAYA SAING
NO. OPD DESA DAMPINGAN KECAMATAN 1. Badan Kepegawaian Daerah 1. Talokwohmojo Ngawen
2. Bappeda 2. Kunden Blora
3. BPPD 3. Mojowetan Banjarejo
4. BPPKAD 4. Trembulrejo Ngawen
5. Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata 5. Getas Kradenan
6. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 6. Jepangrejo Blora
7. Dinas Kesehatan 7. Wado Kedungtuban
Dinas Kesehatan 8. Ketringan Jiken
8. Dinas Komunikasi dan Informatika 9. Jomblang Jepon
9. Dinas Lingkungan Hidup 10. Ngraho Kedungtuban
10. Dinas Pekerjaan Umum 11. Tambahrejo Blora
11. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa 12. Ngumbul Todanan
12. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu 13. Bleboh Jiken
13. Dinas Pendidikan 14. Pilang Randublatung
Dinas Pendidikan 15. Sarimulyo Ngawen
14. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB 16. Sendangwungu Banjarejo
15. Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM 17. Kedungsatriyan Ngawen
Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM 18. Patalan Blora
16. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja 19. Biting Sambong
17. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 20. Tutup Tunjungan
18. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 21. Gadu Sambong
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 22. Kamolan Blora
19. Dinas Perumahan, Permukiman dan Perhubungan 23. Balun Cepu 20. Dinas Peternakan dan Perikanan 24. Sambongrejo Sambong 21. Dinas Sosial dan P3A 25. Temenggeng Samabong 22. Inspektorat Daerah 26. Sumurboto Jepon
BPBD
Sambong
Tunjungan
NO. OPD DESA DAMPINGAN KECAMATAN 23. Kec. Banjarejo 27. Sidomulyo Banjarejo
24. Kec. Blora 28. Kel. Bangkle Blora
25. Kec. Bogorejo 29. Nglengkir Bogorejo
26. Kec. Cepu 30. Kel. Cepu Cepu
27. Kec. Japah 31. Bogorejo Bogorejo
28. Kec. Jati 32. Doplang Jati
29. Kec. Jepon 33. Kel. Jepon Jepon
30. Kec. Jiken 34. Jiken Jiken
31. Kec. Kedungtuban 35. Kedungtuban Kedungtuban
32. Kec. Kradenan 36. Mendenrejo Kradenan
33. Kec. Kunduran 37. Kel. Kunduran Kunduran
34. Kec. Ngawen 38. Kel. Ngawen Ngawen
35. Kec. Randublatung 39. Kel. Wulung Randublatung
36. Kec. Sambong 40. Ledok Sambong
37. Kec. Todanan 41. Ketileng Todanan
38. Kec. Tunjungan 42. Tunjungan Tunjungan
39. Kesbangpol 43. Klokah Kunduran
40. RSUD dr. R. Soetijono, Blora 44. Purworejo Blora
41. RSUD dr.R. Soeprapto, Cepu 45. Kel.Tambakromo Cepu
42. Satpol PP 46. Sukorejo Tunjungan
43. Sekretariat Daerah 47. Botoreco Kunduran
44. Sekretariat Dewan 48. Gabusan Jati
44 OPD 48 Desa 16 Kecamatan
Japah
Lampiran VII Contoh : SK Tim Pelaksana OPD
PEMERINTAH KABUPATEN BLORABADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( B A P P E D A )Jln. GOR Nomor: 10 Telp. (0296) 531827 Blora
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA
NOMOR : 050/ /2021
TENTANG
TIM PELAKSANA GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI PROGRAM SATU PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN MENUJU DESA UNGGUL
DAN BERDAYA SAING DARI BAPPEDA KABUPATEN BLORA DI DESA …………… KECAMATAN …….. KABUPATEN
BLORA
KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan Melalui Program Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul Dan Berdaya Saing di Kabupaten Blora, perlu dibentuk Tim Pelaksana;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blora tentangPembentukan Tim Pelaksana Gerakan Sesarengan NgopeniKadang Kekurangan Melalui Program Satu Perangkat DaerahSatu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul Dan Berdaya Saingpada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah KabupatenBlora;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi DjawaTengah (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentangPembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan mengubahUndang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang PembentukanDaerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi DjawaTengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor2757);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang PenangananFakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5235;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganUndang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573 );
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6322);
7. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang PercepatanPenanggulangan Kemiskinan sebagaimana telah diubah denganPeraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2015 tentang PerubahanAtas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentangPercepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 199);
8. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang ProgramPercepatan Penanggulangan Kemiskinan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 341);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2020 tentangTata Kerja dan Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan Kelembagaandan Sumber Daya Manusia Tim Koordinasi PenanggulanganKemiskinan Provinsi dan Tim Koordinasi PenanggulanganKemiskinan Kabupaten Kota (Berita Negara Republik IndonesiaTahun 2020 Nomor 794);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 2 Tahun 2010 tentangPokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran DaerahKabupaten Blora Tahun 2010 Nomor 2, Tambahan LembaranDaerah Kabupaten Blora Nomor 2);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Tahun 2011 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten BloraTahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten BloraNomor 7);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 10 Tahun 2016tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahKabupaten Blora Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah KabupatenBlora Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran DaerahKabupaten Blora Nomor 10);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 11 Tahun 2016tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah KabupatenBlora (Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2016 Nomor 11,Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Blora Nomor 11);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Blora Nomor 7 Tahun 2020 tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021(Lembaran Daerah Kabupaten Blora Tahun 2020 Nomor 7);
15. Peraturan Bupati Blora Nomor 1 Tahun 2015 tentang PercepatanPenanggulangan Kemiskinan Di Kabupaten Blora (Berita DaerahKabupaten Blora Tahun 2015 Nomor 1) sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Bupati Blora Nomor 33 Tahun 2015tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Blora Nomor 1 Tahun2015 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan DiKabupaten Blora (Berita Daerah Kabupaten Blora Tahun 2015Nomor 33);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Pelaksana Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui program satu perangkat daerah satu desa dampingan menuju desa unggul dan berdaya saing dari Bappeda Kabupaten Blora di Desa …….. Kecamatan ……… Kabupaten Blora, dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan Kepala Bappeda ini.
KEDUA : Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud diktum KESATU mempunyai tugas melakukan koordinasi perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui program satu perangkat daerah satu desa dampingan menuju desa unggul dan berdaya saing di Desa Prioritas.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud diktum KESATU menyelenggarakan fungsi: a. menyusun timeline pelaksanaan gerakan sesarengan Ngopeni
Kadang Kekurangan melalui program satu perangkat daerahsatu desa dampingan menuju desa unggul dan berdaya saingdi Desa Prioritas;
b. koordinasi pelaksanaan gerakan sesarengan Ngopeni KadangKekurangan melalui program satu perangkat daerah satudesa dampingan menuju desa unggul dan berdaya saing diDesa Prioritas;
c. Update data by name by address penduduk miskin di DesaPrioritas;
d. Pemetaan potensi desa yang bisa dikembangkan untukmeningkatkan perekonomian masyarakat desa;
e. penyusunan instrumen pemantauan, pelaksanaanpemantauan dan pelaporan hasil pemantauan pelaksanaangerakan sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melaluiprogram satu perangkat daerah satu desa dampingan menujudesa unggul dan berdaya saing di Desa Prioritas;
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini, dibebankan pada Anggaran Pandapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2021 serta sumber dana lainya yang sah dan tidak mengikat.
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Blora
pada tanggal
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA,
AUNUR ROFIK
TEMBUSAN: Keputusan Bupati ini disampaikan Kepada Yth. : 1. Kepala BPPKAD Kabupaten Blora;2. Inspektur Daerah Kabupaten Blora;3. Anggota Tim yang bersangkutan;4. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Blora
selaku Penghimpun Keputusan Bupati Blora.
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KAB. BLORA
NOMOR : 050 / / 2021 TANGGAL :
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PELAKSANA GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI PROGRAM SATU PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN
MENUJU DESA UNGGUL DAN BERDAYA SAING DARI BAPPEDA KABUPATEN BLORA DI DESA …………… KECAMATAN …….. KABUPATEN
BLORA KABUPATEN BLORA TAHUN 2021
NO. JABATAN DALAM DINAS KEDUDUKAN DALAM TIM KETERANGAN
1. Kepala Bappeda Penanggungjawab
2. Sekretaris Bappeda Ketua
3. Kasubbag Umum Sekretaris
4. Kabid Pemsosbud Anggota
5. Kabid Ekonomi Anggota
6. Kabid Litbangren Anggota
7. Kabid Fisik dan Prasarana Anggota
8. Kasubbid. Pendidikan dan Kesra
Anggota
9. dst …
Ditetapkan di Blora
pada tanggal
KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA,
AUNUR ROFIK
Lampiran VIII
CONTOH RENCANA KERJA
RENCANA KERJA BAPPEDA DALAM RANGKA MENDAMPINGI KELURAHAN KUNDEN KECAMATAN BLORA
KABUPATEN BLORA TAHUN 2021 GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI
PROGRAM SATU PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN MENUJU DESA UNGGUL DAN BERDAYA SAING
Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
PERSIAPAN 1. Rapat pembentukan
Tim Pelaksana Agustus 2021
2. Pembuatan SK Kepala OPD tentang Tim Pelaksana
Agustus 2021
3. Rapat koordinasi dengan stakeholder desa dampingan
Agustus 2021
4. Menyusun Tim Kecil Desa Dampingan
Agustus 2021 Berfungsi sebagai penyambung informasi dari desa kepada OPD pendamping
PELAKSANAAN 1. Pendampingan
update data, September-Nopember 2021
1. Mendorong kinerja Tim PenanggulanganKemiskinan Desa;
2. Melibatkan PKK, Badan Pengawas Desa (BPD),Babinsa, Babinkamtibmas, Kader Desa,Pendamping Lokal Desa, Pendamping Desa,Karang Taruna, Tokoh Masyarakat Desasetempat, Tokoh Agama Desa setempat,beberapa penduduk miskin setempat
2. Scanning cepat anggota DTKS,
3. Inventarisasi potensi desa
EVALUASI 1. Evaluasi hasil
scanning cepat Januari 2022 Lampiran III
2. Evaluasi hasil inventarisasi potensi desa
Januari 2022 Lampiran IV
3. Evaluasi akhir tahun
Januari 2022 Hasil evaluasi dituangkan dalam laporan tahunan
PELAPORAN 1. Catur Wulan 2021 Januari 2022 Lampiran IX 2. Tahun 2021 Januari 2022 Lampiran X 3. Catur Wulan 2022 1. Mei 2022
2. Sept 20223. Januari
2023
Lampiran IX
4. Tahun 2022 Januari 2023 Lampiran X
Lampiran IX
CONTOH FORMAT LAPORAN CATUR WULAN
LAPORAN CATUR WULAN IV TAHUN 2021 KINERJA BAPPEDA
DALAM RANGKA MENDAMPINGI KELURAHAN KUNDEN KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA
GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI PROGRAM SATU PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN MENUJU DESA UNGGUL DAN
BERDAYA SAING
Jumlah Data DTKS : Data yang sudah dicrenning cepat : Data yang belum dicrenning cepat : Data DTKS yang tidak ditemukan orangnya
:
Data DTKS yang tidak sesuai dengan data SIKS-NG
:
Data DTKS yang tidak ada NIK : Data DTKS yang dikeluarkan : karena meninggal dunia …………………………..
: karena lainnya ………………………………………. Kendala yang dihadapi : ……………………………………………………………
: …………………………………………………………… : ……………………………………………………………
Solusi : …………………………………………………………… : …………………………………………………………… : ……………………………………………………………
Blora, ……………………………….. KEPALA OPD
NAMA TERANG CAP, TANDA TANGAN
Lampiran X
CONTOH FORMAT LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN KEPALA BAPPEDA TAHUN 2021 DALAM RANGKA MENDAMPINGI KELURAHAN KUNDEN KECAMATAN BLORA
KABUPATEN BLORA
GERAKAN SESARENGAN NGOPENI KADANG KEKURANGAN MELALUI PROGRAM SATU PERANGKAT DAERAH SATU DESA DAMPINGAN MENUJU DESA UNGGUL DAN
BERDAYA SAING
1. Judul :
Laporan Kepala BAPPEDA tentang Hasil Pendampingan GerakanSesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melalui Program “Satu PerangkatDaerah Satu Desa Dampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing”di Kelurahan Kunden Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2021.
2. Bab I Pendahuluan :
Menjelaskan latar belakang pelaksanaan Gerakan Sesarengan NgopeniKadang Kekurangan melalui Program “Satu Perangkat Daerah Satu DesaDampingan Menuju Desa Unggul dan Berdaya Saing”, dasar hukum,maksud dan tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan.
3. Bab II Pelaksanaan :
Menjelaskan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh OPD mulai tahappersiapan sampai pelaksanaan, pihak yang terlibat, bentuk intervensi, danpembiayaan.
4. Bab III Permasalahan dan solusinya :
Menjelaskan permasalahan yang terjadi di lapangan / kendala yang dihadapibeserta upaya penyelesaiannya.
5. Bab IV Kesimpulan dan Saran :
Menyimpulkan singkat terkait hasil/dampak kegiatan di desa dampingan,dan memberikan saran kepada pemerintah desa, dan Pemerintah Kabupatenagar pelaksanaan Gerakan Sesarengan Ngopeni Kadang Kekurangan melaluiProgram “Satu Perangkat Daerah Satu Desa Dampingan Menuju DesaUnggul dan Berdaya Saing” berdampak secara signifikan terhadappenurunan kemiskinan di Kabupaten Blora.