ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN Wakil Menteri PAN dan RB
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN 2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi 2.1.1...
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN 2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi 2.1.1...
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PENDEKATAN PENELITIAN
2.1 Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Fred R. David (2008:17), ”Strategi adalah
tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen
tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang
besar”. Hal ini sejalan dengan J. David Hunger & Thomas
L. Wheelen (2003:16), bahwa ”Strategi perusahaan
merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang
bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya”.
Sedangkan Menurut John A. Pearce II dan Richard B.
Robinson (2008:6):
”Strategi (strategy) bagi para manajer adalah rencanaberskala besar, dengan orientasi masa depan, guna
11
berinteraksi dengan kondisi persaingan untukmencapai tujuan perusahaan. Strategi merupakanrencana permainan perusahaan. Meskipun tidak merinciseluruh pemanfaatan (manusia, keuangan dan material)di masa depan, rencana tersebut menjadi kerangkabagi keputusan manajerial. Strategi mencerminkanpengetahuan perusahaan mengenai bagaimana, kapan,dan dimana perusahaan akan bersaing, dengan siapaperusahaan akan sebaiknya bersaing, dan untuk tujuanapa perusahaan harus bersaing”.
Jadi, strategi adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber
daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.
2.1.2 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen Strategi merupakan bidang ilmu yang
melihat pengelolaan perusahaan secara menyeluruh dan
berusaha menjelaskan mengapa beberapa perusahaan
berkembang dan maju secara pesat, sedangkan yang lainnya
tidak maju dan akhirnya bangkrut. Manajemen strategi
lebih menekankan pada pengambilan keputusan strategis.
Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan12
datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara
keseluruhan. Menurut J. David Hunger dan Thomas L.
Wheelen (2003:4) “Manajemen Strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang”.
Pengertian manajemen strategi menurut Fred R. David
(2008:5):
“Manajemen strategis adalah seni dan ilmu untukmemformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasikeputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasidapat mencapai tujuannya”.
Berdasarkan pengertian di atas, manajemen strategis
berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi.
Menurut John A. Pearce dan Richard B. Robinson
(2008:5) :
13
“Manajemen strategik (strategic management)didefinisikan sebagai satu set keputusan dantindakan yang menghasilkan formulasi danimplementasi rencana yang dirancang untuk meraihtujuan suatu perusahaan”.
Manajemen strategi lebih menekankan pada pengambilan
keputusan strategis. Keputusan strategis berhubungan
dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk
organisasi secara keseluruhan. Menurut J. David Hunger
dan Thomas L.Wheelen (2003:4), “Manajemen Strategis
adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang”.
Tujuan manajemen strategi adalah untuk
mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda
untuk masa mendatang, perencanaan jangka panjang dan
mencoba untuk mengoptimalkan tren sekarang untuk masa
yang akan datang. Tahapan dalam manajemen strategis
adalah formulasi strategis, implementasi strategis dan
evaluasi strategis.14
Formulasi strategi meliputi mengembangkan visi dan
misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang,
merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi
tertentu yang akan dilaksanakan. Keputusan formulasi
strategi mengikat organisasi terhadap produk, pasar,
sumber daya dan teknologi yang spesifik untuk periode
waktu yang panjang (Freddy Rangkuti, 2003:138).
2.1.3 Tingkatan Strategi
Perusahaan bisnis multidivisional yang besar,
biasanya memiliki tiga level strategi, yaitu korporasi,
bisnis dan fungsional.
a. Strategi Korporasi
Menurut J. David Hunger & Thomas L. Wheelen
(2003:24), strategi di tingkat korporasi
15
menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan
mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah
pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini
produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk
dan jasa. Sebagai tambahan, strategi perusahaan
adalah:
Pola keputusan yang berkenaan dengan tipe-tipe
bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat.
Arus keuangan dan sumber daya lainnya ke dan
dari divisi-divisi perusahaan.
Hubungan antara perusahaan dengan kelompok-
kelompok utama dalam lingkungan perusahaan.
Strategi perusahaan terdiri atas stabilitas,
pertumbuhan dan pengurangan.
b. Strategi Bisnis
16
Strategi bisnis disebut juga strategi bersaing,
biasanya dikembangkan pada level divisi dan
menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk
berupa barang atau jasa perusahaan dalam industri
khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi
tersebut.
Strategi bisnis divisi mungkin menekankan pada
peningkatan laba dalam produksi dan penjualan produk
dan jasa yang dihasilkan. Strategi bisnis juga
sebaiknya mengintegrasikan berbagai aktivitas
fungsional untuk mencapai tujuan divisi. Strategi
bisnis (persaingan) merupakan salah satu dari overall
cost leadership, atau diferensiasi.
c. Strategi Fungsional
Strategi fungsional menekankan terutama pada
pemaksimalan sumber daya produktif. Dalam batasan
perusahaan dan strategi bisnis yang berada di17
sekitar mereka, departemen fungsional mengembangkan
strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai
aktivitas dan kompetensi mereka guna memperbaiki
kinerja. Sebagai contoh, strategi khas dari
departemen pemasaran adalah mengembangkan cara untuk
meningkatkan penjualan pada tahun sekarang agar
lebih besar daripada tahun sebelumnya. Dengan
menggunakan strategi fungsional pengembangan pasar,
departemen pemasaran berusaha menjual produk yang
ada sekarang kepada pelanggan yang berbeda pada
pasar yang ada atau kepada pelanggan baru di wilayah
geografi yang baru.
2.1.4 Strategi Fungsional
Menurut Thomas L. Wheelen (2003:262), strategi
fungsional memaksimalkan produktivitas sumber daya,
mengarahkan pada kompetensi tersendiri yang memberikan
perusahaan atau unit bisnis suatu keunggulan kompetitif.
18
Dalam batasan-batasan strategi bisnis dan perusahaan,
strategi fungsional menggabungkan beragam kegiatan dan
kompetensi dari setiap fungsi untuk meningkatkan kinerja.
Sebagai contoh, bagian pemanufakturan peduli dengan
pengembangan sebuah strategi yang menurunkan biaya dan
meningkatkan kualitas keluarannya. Di lain pihak,
pemasaran berkepentingan dengan pengembangan strategi
yang meningkatkan penjualan. Strategi-strategi fungsional
semacam itu perlu dikembangkan apabila manajer fungsional
ingin mengimplementasikan strategi perusahaan dan
divisional dengan tepat.
Beberapa pilihan strategi fungsional diantaranya:
A. Pemasaran
1. Ekspansi penjualan ke dalam kelompok pelanggan baru
(misalnya ekspansi geografis, perluasan lini produk,
pengembangan produk baru)
2. Meningkatkan penetrasi dalam segmen pasar konsumen
yang sudah ada (misalnya membuat produk pesanan
19
khusus, mencari bauran harga dan layanan untuk
memberikan keunggulan kompetitif, mencari teknik
promosional untuk mengimbangi iklan kompetitif)
3. Mempertahankan pangsa pasar (misalnya meniru dan
tidak melakukan inovasi, menawakan layanan khusus
pada pelanggan)
B. Keuangan
1. Pinjaman jangka pendek (misalnya batas kredit, nota
bank atau piutang dagang)
2. Pinjaman jangka panjang (misalnya obligasi, surat
utang atau surat-surat komersial)
3. Pendanaan ekuitas (misalnya penempatan swasta, atau
penempatan pemerintah)
4. Pendanaan ulang (misalnya likuidasi utang dengan
menjual saham, membeli saham treasury, atau membagi
saham)
20
5. Kebijakan deviden (misalnya menaikkan pembagian
deviden, mengurangi pembagian deviden atau
menghentikan pembagian deviden)
C. Research & Development (R & D)
1. Meningkatkan atau mengurangi pendanaan
2. Membaurkan usaha dasar dan aplikasi
3. Menekankan bauran produk dan teknologi proses.
D. Operasi
1. Memperluas kapasitas produksi yang ada
2. Membangun kapasitas produksi baru
3. Menambah jam kerja/giliran
4. Mengurangi persediaan
5. Mendapatkan sumber impor baru
6. Mengganti bahan
7. Sentralisasi pembelian
8. Negosiasi biaya yang lebih rendah
9. Menggunakan konsep tim
21
10. Superotomasi dengan robot dan komputer
E. Sumber Daya Manusia
1. Membentuk program pengembangan manajemen
2. Menghubungkan jalur karir kepada strategi perusahaan
dan bisnis
3. Menggunakan rekrutmen, seleksi dan penempatan
karyawan internal atau eksternal
4. Membuat pusat penilaian untuk seleksi dan
pengembangan
F. Sistem Informasi
1. Meningkatkan prosesor sentral mainframe
2. Menggunakan sistem dukungan perangkat lunak
tersentralisasi
3. Menggunakan sistem dukungan perangkat lunak
terdesentralisasi
22
2.1.5 Faktor - Faktor Internal Bisnis
Dalam lingkungan yang bersaing secara global, sumber
keunggulan bersaing tradisional, seperti biaya tenaga
kerja, biaya modal dan bahan baku tidaklah efektif.
Alasan utama untuk hal ini adalah keuntungan yang
diciptakan oleh sumber-sumber ini dapat diatasi dengan
mudah melalui suatu strategi global. Dengan demikian,
tuntutan dan sifat persaingan global membuat para manajer
puncak berpikir kembali mengenai konsep perusahaan.
Penting bagi jenis pemikiran ini adalah bahwa suatu
perusahaan merupakan sekumpulan sumber daya, kemampuan
dan kompetensi inti yang heterogen, yang dapat digunakan
dalam menciptakan posisi pasar eksklusif. Pandangan ini
menyatakan bahwa setiap perusahaan memiliki paling tidak
sedikit sumber daya dan kemampuan khusus yang tidak
dimiliki oleh perusahaan lainnya, dan paling tidak dalam
kombinasi yang berbeda. Sumber daya adalah sumber
kemampuan, yang merupakan sebagian kompetensi inti23
perusahaan. Dengan menggunakan kompetensi intinya,
perusahaan mampu melakukan aktivitas yang dapat
menciptakan nilai yang lebih baik daripada pesaingnya
atau melakukan aktivitas pencipta nilai yang tidak dapat
ditiru pesaing.
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan di bidang
fungsional yang dimiliki oleh perusahaan, seperti
manajemen keuangan, pemasaran, sumber daya manusia,
operasi, Research & Development. Eksekutif tidak boleh
memilih satu di antara sekian banyak peluang yang ada
pada suatu ketika yang mungkin membuahkan sukses besar
kepadanya, kecuali eksekutif tersebut menyadari
sepenuhnya keunggulan strategis mereka. Mereka tidak akan
mampu menghadapi ancaman lingkungan dengan efektif,
kecuali kalau mereka secara teratur menganalisis
kelemahan mereka. Dengan demikian, penilaian ini harus
dikombinasikan dengan analisis lingkungan, sehingga24
keputusan dapat diambil tentang cara menggunakan atau
menambah kekuatan dan memperkecil kelemahan.
2.1.5.1 Manajemen Keuangan
Menurut Lukas Setia Atmaja (2008:2), “Manajemen
keuangan perusahaan adalah bidang keuangan yang
berhubungan dengan perusahaan tersebut”. Sedangkan Benny
Alexandria (2009:6) berpendapat bahwa “Manajemen keuangan
adalah seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha
untuk mendapatkan dana dan menggunakan serta
mengalokasikan dana tersebut”.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan. Sejalan dengan perkembangan ilmu
manajemen keuangan, fungsi dan peranan seorang manajer
keuangan menjadi lebih luas daripada hanya mencari dana
dan mengalokasikan dana tersebut di dalam perusahaan.
25
Menurut Arief Sugiono (2009:5), dalam manajemen keuangan
modern sekarang ini, fungsi manajer keuangan meliputi:
1. Memutuskan Alternatif Pembiayaan (Financing Decision)
2. Menetapkan Pengalokasian Dana (Investment Decision)
3. Menentukan Deviden (Dividend Decision)
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan
jumlah aktiva yang layak dari investasi pada berbagai
aktiva dan pemilihan sumber-sumber dana untuk membelanjai
aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan
dapat memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan.
Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar modal,
bisa berbentuk utang atau modal sendiri. Dengan sumber
dana tersebut, maka tugas manajer keuangan adalah
merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan
perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan
26
berbagai metode, salah satu metode yang dikenal adalah
analisis rasio (financial ratio). Analisis rasio adalah suatu
angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur dalam
laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam
bentuk matematis yang sederhana. Rasio dibuat berdasarkan
tujuan dari pihak si penganalisis dalam mengevaluasi
kinerja suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.
Analisa yang dilakukan mempunyai tekanan yang berbeda
antara kreditor jangka pendek, kreditor jangka panjang
dan pemilik perusahaan. Ada yang lebih tertarik pada
posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada
profitabilitas.
Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1.Rasio Likuiditas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar utang yang harus segera
dibayar dan dipenuhi oleh aktiva lancar. Dengan
demikian, setiap utang lancar dijamin oleh aktiva
27
lancar. Cara ini diketahui dengan membandingkan jumlah
harta lancar dengan utang jangka pendek.
2.Rasio Solvabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur
berapa besarnya aktivitas perusahaan dipermodali oleh
pinjaman dari luar dan dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara jumlah semua utang dengan seluruh
jumlah aktiva.
3.Rasio Profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen yang dilihat dari laba
yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi
perusahaan.
4.Rasio Rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar modal sendiri dapat menghasilkan
deviden, dapat dihitung dengan cara membandingkan
jumlah deviden dengan jumlah kekayaan bersih.
2.1.5.2 Manajemen Pemasaran
28
Pemasaran merupakan kegiatan yang penting dalam
dunia usaha yang terus berubah dewasa ini, karena
aktivitas pemasaran merupakan salah satu faktor yang
menunjang keberhasilan perusahaan dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, setiap
perusahaan harus merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pemasaran dengan sebaik-baiknya. Pemasaran mencakup
kegiatan yang amat luas dan meliputi segala aktivitas
perusahaan untuk mengetahui serta memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat melalui suatu proses penciptaan,
penawaran dan pertukaran produk berupa barang dan jasa.
Konsep pemasaran sebenarnya secara sederhana, yaitu
sebagai usaha untuk mempertemukan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan, sehingga kepuasan
mereka tercapai. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
pemasaran, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat dari
para ahli, diantaranya menurut Kotler (2006:8), “Marketing
29
is a societal process by which individuals and groups obtain what they need
and want through creating, offering and freely exchanging product and
services of value with other”.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial,
dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui proses penciptaan,
penawaran dan pertukaran produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain. Sedangkan Stanton (2002:6) memberikan
definisi, “Marketing is a total system of business activities designed to
plan, price, promote, and distribute want satisfying product to target markets
to achieve organizational objectives”. Definisi ini menekankan bahwa
pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
produk yang dapat memuaskan kebutuhan pada pasar sasaran
untuk mencapai sasaran organisasi.
30
Dari definisi pemasaran diatas, dapat disimpulkan
bahwa pemasaran mencakup segala kegiatan yang dirancang
untuk menciptakan, menyalurkan dan mempertukarkan barang
dan jasa dengan selalu memperhatikan bahwa barang ataupun
jasa yang dijual sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selain itu, dalam menyampaikan produknya kepada
pelanggan, bagian pemasaran harus menekankan pada
pemenuhan kebutuhan konsumen dan juga pencapaian tujuan
perusahaan dan tidak semata-mata mementingkan produknya
saja.
2.1.5.3 Manajemen Sumber Daya Manusia
Hakikat sumber daya manusia pada setiap organisasi
atau perusahaan adalah diperlukan adanya suatu sumber
daya manusia sebagai tenaga kerja. Oleh karena itu, bahwa
yang dimaksud dengan sumber daya manusia adalah tenaga
kerja yang menduduki suatu posisi atau orang-orang yang
31
mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaan pada suatu organisasi atau instansi tertentu.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia menurut
Henry Simamora (2004: 45):
“Manajemen sumber daya manusia adalah serangkaiankeputusan yang mempengaruhi hubungan antara karyawandan majikan; berpengaruh terhadap berbagai pihakyang berkepentingan serta dimaksudkan pula untukmempengaruhi efektifitas karyawan dan majikan”.
Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2004:1) :
“Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakansalah satu bidang dari manajemen umum yang meliputisegi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaandan pengendalian. Dalam usaha pencapaian tujuanperusahaan, permasalahan yang dihadapi olehmanajemen bukan hanya terdapat pada bahan mentah,alat-alat kerja, mesin - mesin produksi, uang danlingkungan kerja saja, tetapi juga menyangkutkaryawan (sumber daya manusia) yang mengelolafaktor-faktor produksi lainnya tersebut”.
Sejalan dengan definisi dari para ahli tersebut,
Malayu S. P. Hasibuan (2008 : 10) kemudian mendefinisikan
manajemen sumber daya manusia sebagai : “Ilmu dan seni
32
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat”.
Hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi
adalah bagaimana memperoleh tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan dan posisi yang akan diduduki, bagaimana
mengembangkan dan memelihara tenaga kerja, menggunakan
serta mengevaluasi hasil kerjanya. Untuk menghadapi
keunggulan bersaing di era globalisasi saat ini, maka
kompetensi tenaga kerja harus selalu ditingkatkan dan
diarahkan pada peningkatan mutu dan kualitas dalam
bekerja. Moh. Abdul Mukhyi dan Hadir Hudiyanto
mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan
pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, yaitu :
1. Reputasi perusahaan di mata angkatan kerja
2. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja
33
3. Tersedianya tenaga kerja dengan kualifikasi
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
Berdasarkan hal tersebut, maka sumber daya manusia
merupakan tenaga kerja yang secara keseluruhan menempati
suatu tempat atau posisi yang dalam posisinya itu
memiliki suatu tanggung jawab untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini
tentunya harus didukung oleh kemampuan atau keterampilan
yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja, sehingga tugas
pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Maksud dari manajemen sumber daya manusia adalah
memperbaiki kontribusi produktif orang-orang terhadap
organisasi dengan cara yang bertanggung jawab secara
strategis, etis dan sosial. Dan tujuan dari manajemen
34
sumber daya manusia adalah tujuan kemasyarakatan, tujuan
organisasional, tujuan fungsional dan tujuan pribadi.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, manajemen
sumber daya manusia terdiri dari aktivitas-aktivitas
yaitu:
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
2. Perencanaan Kepegawaian
3. Rekrutmen dan Seleksi
4. Penilaian Kinerja
5. Pelatihan dan Pengembangan
6. Pemberian Kompensasi
7. Pemeliharaan Karyawan
8. Hubungan Karyawan
Aktivitas sumber daya manusia ini merupakan berbagai
tindakan yang diambil untuk menyediakan dan
mempertahankan tenaga kerja yang efektif bagi organisasi.
35
2.1.5.4 Manajemen Operasi
Istilah operasi menunjuk pada konsep perubahan
dengan penekannya yaitu nilai tambah. Menurut Sobarsa
Kosasih (2009:3), “Operasi didefinisikan sebagai suatu
kegiatan yang mengolah faktor-faktor produksi untuk
menciptakan produk (barang atau jasa) agar bernilai
tambah (added value) melalui proses transformasi”. Faktor
faktor produksi tersebut meliputi bahan-bahan yang
dihasilkan oleh alam seperti berbagai hasil tambang,
pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan atau
perkebunan. Semuanya itu disebut sumber daya alam (natural
resources). Faktor produksi bukan hanya sumber daya alam
saja, tetapi juga sumber daya manusia (human resources),
sumber daya modal (capital resources), mesin-mesin, metode
bahkan juga informasi dan waktu. Semua faktor produksi
itu disebut sebagai input, kemudian dirancang (designed)
dan diolah (processed) menjadi produk (output) yang bernilai
36
tambah. Proses transformasi tersebut ditunjukkan oleh
gambar di bawah 2.1 ini:
Gambar 2.1
Proses Transformasi
Sumber: Sobarsa Kosasih (2009:4)
Bagaimana agar penciptaan nilai tambah itu efesien,
merupakan tugas dari kegiatan manajemen, seperti
merencanakan (planning), mengorganisir (organizing),
menentukan orang-orang (staffing), mengarahkan (directing),
melaporkan (reporting) dan menilai (evaluating).
Menurut Haming Murfidin (2009:17):
“Manajemen operasi diaplikasikan sebagai kegiatanyang berhubungan dengan perencanaan,pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalianaktivitas organisasi atau perusahaan bisnis yangberhubungan dengan proses pengolahan masukan menjasikeluaran dengan nilai tambah yang lebih besar.”
37
Tujuan manajemen operasi adalah memproduksi atau
mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu
sesuai dengan kebutuhan.
a. Macam - Macam Wujud Proses Produksi
Macam-macam wujud produksi adalah sebagai berikut:
1. Proses kimia, adalah proses produksi yang
menggunakan sifat kimia.
2. Proses perubahan bentuk, adalah proses produksi
dengan merubah bentuk.
3. Proses asembling, adalah proses produksi
menggabungkan komponen-komponen menjadi produk
akhir.
4. Proses transportasi, adalah proses produksi
menciptakan perpindahan barang.
38
5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, adalah
proses produksi berupa penyiapan data informasi yang
diperlukan.
b. Jenis - Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi terus-menerus, adalah proses
produksi yang memiliki pola atau urutan yang pasti,
sejak masih berupa bahan baku sampai menjadi barang
jadi.
2. Proses produksi terputus-putus, adalah proses
produksi yang tidak memiliki urutan atau pola yang
pasti sejak masih berupa bahan baku sampai menjadi
barang jadi.
2.1.5.5 Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Penelitian dan pengembangan (litbang) atau Research
and Development (R&D) adalah kegiatan yang memiliki
39
kepentingan komersial dalam kaitannya dengan riset ilmiah
murni dan pengembangan aplikatif di bidang teknologi.
Litbang ini memegang peranan penting dan menjadi
indikator kemajuan dari suatu negara.
Aktivitas litbang biasanya dilakukan oleh suatu
unit, lembaga atau pusat khusus yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, perguruan tinggi, atau lembaga negara. Dalam
konteks bisnis, “ penelitian dan pengembangan” biasanya
merujuk pada aktivitas yang berorientasi ke masa yang
akan datang dan untuk jangka panjang baik dalam bidang
ilmu maupun dalam bidang teknologi.
2.1.5.6 Sistem Informasi Manajemen
Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi
satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan
manajerial. Informasi menunjukkan sumber utama dari
kekuatan atau kelemahan kompetitif manajamen.
Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem informasi
40
perusahaan adalah dimensi yang penting dalam menjalankan
audit internal.
Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk
memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki
kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi yang
efektif dengan demikian mengumpulkan, memberi
simbol/kode, menyimpan, menyintesis, dan menyajikan
informasi dalam bentuk yang dapat menjawab pertanyaan
penting operasi dan strategis.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) menerima bahan
mentah dari evaluasi internal dan eksternal dari suatu
organisasi. Sistem ini mengumpulkan data tentang
pemasaran, keuangan, produksi, dan yang berhubungan
dengan karyawan secara internal, serta faktor sosial,
budaya, demografi, lingkungan, ekonomi, politik,
peraturan pemerintah, teknologi, dan kompetisi secara
eksternal. Data diintegrasikan dalam cara yang dibutuhkan
untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial.
41
2.1.6 Analisis Faktor-faktor Eksternal
Menurut John A. Pearce & Richard B. Robinson
(2008:112), terdapat sejumlah faktor eksternal yang
mempengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan
tindakan, yang pada akhirnya juga mempengaruhi struktur
organisasi dan proses internalnya. Faktor-faktor ini yang
membentuk lingkungan eksternal (external environment) yang
dapat dibagi menjadi tiga sub kategori yang saling
terkait,yaitu faktor-faktor dalam lingkungan jauh (umum),
faktor-faktor dalam lingkungan industri, dan faktor-
faktor dalam lingkungan operasi. Tetapi dalam kajian ini
hanya akan dibahas mengenai lingkungan umum dan
lingkungan industri. Tujuan penting dalam mempelajari
lingkungan eksternal adalah untuk mengidentifikasi
berbagai peluang dan ancaman. Peluang (opportunities) adalah
kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu
perusahaan mencapai daya saing strategis. Sedangkan42
ancaman (threats) adalah kondisi-kondisi dalam lingkungan
umum yang dapat mengganggu usaha perusahaan dalam
mencapai daya saing strategis.
2.1.6.1 Lingkungan Umum
Pengamatan lingkungan umum dilakukan untuk
mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat memberi
manfaat dan ancaman yang harus dihindari yang dapat
mempengaruhi kegiatan bisnis suatu perusahaan. Faktor-
faktor yang terdapat pada lingkungan umum adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah
perekonomian dimana suatu perusahaan beroperasi dan
bersaing. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh
kemakmuran relatif dari berbagai segmen pasar, maka
setiap perusahaan harus mempertimbangkan tren ekonomi
pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Baik pada
43
tingkatan nasional maupun internasional, manajer harus
mempelajari lingkungan ekonomi untuk mengidentifikasi
perubahan, kecenderungan dan implikasi strategisnya.
Faktor–faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi
perekonomian suatu negara diantaranya adalah :
1. Tingkat pendapatan masyarakat
Dengan menganalisis tingkat pendapatan masyarakat,
perusahaan dapat menafsirkan tingkat konsumsi
masyarakat terhadap produk.
2. Tingkat inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan
tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus-
menerus selama waktu tertentu.
3. Pertumbuhan ekonomi
Merupakan proses kenaikan output per kapita dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi diartikan
sebagai kemampuan negara itu untuk menyediakan
barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi
44
penduduknya. Pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan
pada kemajuan teknologi dan kelembagaan serta
penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, manajer juga
harus mempertimbangkan ketersediaan kredit, tingkat
simpanan personal maupun perusahaan, defisit atau
surplus perdagangan, dan kecenderungan konsumsi.
Tingkat suku bunga dan tren pertumbuhan produk
nasional bruto merupakan faktor-faktor ekonomi
lainnya yang harus dipantau, karena sehatnya
perekonomian suatu negara mempengaruhi kinerja
perusahaan dan industri.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
akan mempengaruhi suatu perusahaan/industri dalam45
beroperasi. Hukum dan peraturan mengubah cara perusahaan
beroperasi dari hari ke hari. Kebijakan pemerintah dalam
hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-
waktu.
Tindakan pemerintah juga mempengaruhi pilihan
strategi usaha. Tindakan ini dapat memperbesar peluang
atau hambatan usaha atau adakalanya keduanya. Perubahan
kebijakan juga dapat menimbulkan peluang bagi beberapa
perusahaan dan ancaman bagi perusahaan lainnya. Tetapi,
sebagian besar menimbulkan ancaman bagi industri.
Akhirnya, perusahaan mencapai titik di mana sikap
proaktif semakin banyak terlihat berusaha mempengaruhi
pemerintah. Tentu saja, ada usaha untuk mempengaruhi
legislator dan pengatur (regulator) atau pejabat
pemerintah. Apa yang paling dikuatirkan para perencana
strategi terhadap pemerintah adalah ketidakpastian.
Perubahan terus-menerus atau penafsiran atau upaya baru
dapat mempersulit perencanaan. Singkatnya, perusahaan
46
harus meneliti lingkungan, mencoba mempengaruhi kebijakan
pemerintah dan mencoba memanfaatkan peluang serta
meredakan ancaman yang ditimbulkan oleh kebijakan
pemerintah.
3. Geografi
Perencana strategi yang efektif juga perlu menelaah
lingkungan geografis untuk melihat peluang dan ancaman.
Pada hakikatnya, perencana strategi mencoba menentukan
apakah terdapat kondisi yang lebih baik di tempat lain
untuk mencapai tujuan perusahaan atau SBU. Para perencana
strategi mencari lokasi untuk menambah lokasi yang telah
ada. Atau perencana strategi mencari daerah dalam
lingkungan untuk pindah (apakah dalam daerah yang sama
atau daerah yang baru) dengan pertimbangan kondisi
geografis/alam yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan
operasi perusahaan tersebut.
4. Teknologi
47
Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan
inovasi, suatu perusahaan harus menyadari perubahan
teknologi yang mungkin dapat mempengaruhi industrinya.
Adaptasi teknologi yang kreatif dapat menciptakan
kemungkinan akan produk baru atau perbaikan pada produk
yang sudah ada atau pada teknik manufaktur dan pemasaran.
Terobosan teknologi dapat menimbulkan dampak yang
dramatis dan seketika terhadap lingkungan suatu
perusahaan. Terobosan ini dapat menciptakan pasar dan
produk baru yang canggih atau secara signifikan
memperpendek umur dari fasilitas manufaktur. Dengan
demikian, semua perusahaan, terutama perusahaan yang
berada dalam industri yang tumbuh dengan cepat, harus
berusaha memahami kemajuan teknologi saat ini dan
kemungkinan kemajuan di masa depan yang dapat
mempengaruhi produk dan jasanya. Kuasi ilmu pengetahuan
yang mencoba meramalkan kemajuan dan memperkirakan
48
dampaknya terhadap operasi suatu organisasi dikenal
sebagai peramalan teknologi (technological forecasting).
Peramalan teknologi dapat membantu melindungi dan
memperbaiki profitabilitas perusahaan dalam industri yang
sedang tumbuh. Hal tersebut dapat membuat para manajer
strategis waspada akan tantangan yang menghalangi dan
peluang yang menjanjikan. Kunci dari peramalan kemajuan
teknologi yang bermanfaat terletak pada pemrediksian
kapabilitas teknologi masa depan serta dampak yang
mungkin ditimbulkannya secara akurat. Analisis
komprehensif mengenai dampak perubahan teknologi
melibatkan studi mengenai perkiraan dampak teknologi baru
terhadap lingkungan umum, terhadap situasi bisnis yang
kompetitif, serta terhadap hubungan antara perusahaan dan
komunitas.
Dalam beberapa kasus, perusahaan perlu melakukan
investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk
49
memperbaiki produk, sehingga daur hidupnya dapat
diperpanjang atau mengganti produk itu ketika mendekati
akhir daur hidupnya. Pada kasus lain, pengamatan terhadap
lingkungan diperlukan untuk mengidentifikasi perubahan
teknologi yang mempengaruhi produk yang sekarang telah
ada dalam hal proses produksi. Cepat lambatnya perubahan
teknologi merupakan fungsi kreativitas masyarakat,
penerimaaan dari segi industri, dan tersedianya modal
usaha.
5. Ekologi
Istilah ekologi (ecology) mengacu pada hubungan antar
manusia dengan makhluk hidup lainnya, udara, tanah dan
air yang mendukungnya. Ancaman terhadap ekologi yang
mempengaruhi kehidupan manusia, yang terutama disebabkan
oleh aktivitas manusia dalam komunitas industri secara
umum yang disebut polusi (pollution). Keprihatinan spesifik
50
mencakup pemanasan global, hilangnya habitat dan
keberagaman biologi, serta polusi udara, air dan tanah.
Sebagai penyumbang utama terhadap polusi ekologi
(udara, air dan tanah), saat ini perusahaan-perusahaan
dianggap bertanggung jawab untuk menghilangkan racun
yang dihasilkan dari proses manufakturnya dan
membersihkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan
sebelumnya. Manajer semakin diwajibkan oleh pemerintah
atau diharapkan oleh publik untuk mempertimbangkan
keprihatinan ekologis dalam pengambilan keputusan.
Peraturan lingkungan hidup mempengaruhi strategi
perusahaan di seluruh dunia. Banyak perusahaan
mengkhawatirkan konsekuensi dari undang-undang lingkungan
hidup yang mahal dan sangat membatasi. Tetapi, beberapa
produsen memandang pengendalian baru ini sebagai peluang,
menangkap pasar dengan produk yang membantu pelanggan
untuk memenuhi standar hukumnya sendiri. Produsen lain
berpendapat bahwa biaya yang dihabiskan untuk lingkungan51
hidup menghambat pertumbuhan dan produktivitas
operasinya.
2.1.6.2 Lingkungan Industri
Selain menganalisis lingkungan umum, perusahaan juga
perlu menganalisis terhadap lingkungan industri yang
mempengaruhi seluruh bisnis yang menyediakan produk atau
jasa serupa. Berikut adalah faktor-faktor yang ada di
dalam lingkungan industri:
1. Persaingan Antarperusahaan
Menurut Fred R. David (2008:131), inti dari
formulasi strategi adalah mengatasi persaingan.
Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan
kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif.
Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat
berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan
kompetitif dibanding strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing.52
Lebih lanjut, dalam perebutan pangsa pasar,
kompetisi tidak hanya termanifestasi dalam pihak lain.
Melainkan, persaingan dalam suatu industri berakar dari
perekonomian yang mendasarinya, dan terdapat kekuatan
kompetitif yang melampaui para pihak yang saling bersaing
dalam suatu industri.
Kombinasi atas lima kekuatan yang memacu persaingan
industri tersebut dapat dilihat dalam gambar 2.2 berikut
ini:
53
Gambar 2.2
Porter’s Five Forces Model
Sumber: Fred R. David (2008:131)
Menurut Porter (Fred R. David, 2008:130), hakikat
persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi
atas lima kekuatan, yaitu:
1. Persaingan antarperusahaan sejenis
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
3. Potensi pengembangan produk substitusi
4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
54
Kekuatan tawar-menawar konsumen/pembeli
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen
Dalam kebanyakan industri, perusahaan bersaing
secara aktif satu dengan lainnya untuk mencapai daya
saing strategis dan laba yang tinggi. Dengan demikian,
persaingan yang terjadi antara perusahaan-perusahaan
tersebut distimulasi pada satu atau lebih perusahaan yang
merasakan tekanan persaingan, atau apabila mereka
mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar
mereka. Persaingan ini seringkali terjadi atas dasar
harga, kualitas, inovasi produk dan tindakan lain untuk
mencapai pembedaan produk (seperti pelayanan, kampanye
iklan yang unik dan jaminan produk). Karena perusahaan-
perusahaan dalam suatu industri bergantung satu sama
lain, maka tindakan satu perusahaan seringkali mengundang
reaksi dari pesaingnya.
2. Pemasok
55
Meningkatkan harga dan mengurangi mutu produk yang
dijual adalah cara potensial yang dapat digunakan pemasok
untuk mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan
yang bersaing dalam suatu industri. Apabila perusahaan
tidak dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi
melalui struktur harganya, profitabilitasnya akan
berkurang akibat tindakan pemasok.
Kekuatan dari setiap kelompok pemasok tergantung
pada sejumlah karakteristik situasi pasar dan seberapa
pentingnya penjualan atau pembeliannya bagi industri
tersebut relatif terhadap bisnisnya secara keseluruhan.
Kelompok pemasok dikatakan berkuasa apabila :
1. Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan besar dan
lebih terkonsentrasi daripada industri yang menjadi
pembeli mereka.
2. Produk pengganti yang baik tidak tersedia bagi
pembeli.
56
3. Pembeli bukan merupakan konsumen penting bagi
pemasok.
4. Efektivitas produk pemasok menciptakan biaya
peralihan yang tinggi bagi pembeli.
5. Pemasok merupakan ancaman serius apabila
berintegrasi ke depan ke arah industri pembeli
(misalnya produsen pakaian yang memilih membuka toko
pakaian sendiri). Kredibilitas meningkat apabila
pemasok memiliki sumber daya yang besar dan
menyediakan produk yang sangat bermutu.
3. Pembeli
Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan
pengembalian atas modal mereka. Pembeli lebih suka
membeli produk dengan harga serendah mungkin, di mana
industri dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin
yang dapat diterima. Untuk mengurangi biaya, pembeli akan
menuntut kualitas yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih57
baik, serta harga yang lebih murah. Hasil ini dapat
dicapai dengan mendorong persaingan antara perusahaan
dalam suatu industri.
Kelompok pembeli dikatakan berkuasa apabila :
1. Membeli sejumlah besar hasil suatu industri.
2. Produk yang dibeli dari suatu industri merupakan
porsi yang signifikan dari biaya pembeli.
3. Dapat berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang
rendah.
4. Produk pemasok tidak eksklusif atau standar, dan
memiliki ancaman yang kuat untuk berintegrasi ke
belakang ke dalam industri pemasok. Rangkaian besar
pengecer bersifat membahayakan apabila mereka
menjual produk dengan label nama mereka sendiri,
yang merupakan ancaman untuk integrasi ke belakang.
2.1.7 Tahap Analisis Strategi
58
Setelah mengumpulkan semua informasi yang
berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap
selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut
ke dalam model-model kuantitatif perumusan strategi.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model Matriks
Internal Eksternal dan Matriks BCG untuk mengetahui
posisi dan menentukan strategi bisnis di tingkat korporat
dan Matriks SWOT untuk mengetahui strategi dan program
kerja di level fungsional.
2.1.7.1 Matriks
Internal Eksternal (IE)
Menurut J David Hunger & Thomas L. Wheelen
(2003:227), matriks internal eksternal ini dikembangkan
oleh General Electric dengan bantuan McKinsey and Company.
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan dan
kelemahan internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang
dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
59
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih
rinci.
Gambar 2.3
Matriks Internal Eksternal
Sumber: Freddy Rangkuti (2009:42)
Gambar 2.3 di atas dapat mengidentifikasi 9
(Sembilan) sel strategi perusahaan, tetapi pada
prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga strategi utama, yaitu:
a. Growth strategy, yang merupakan pertumbuhan perusahaan
itu sendiri (sel 1,2 dan 5), atau upaya
diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability strategy, adalah strategi yang diterapkan tanpa
mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
60
3,0
c. Retrenchment strategy (sel 3,6 dan 9), adalah usaha
memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan
perusahaan.
Untuk memperoleh penjelasan secara lebih detail
mengenai kesembilan strategi yang terdapat pada Sembilan
sel IE matriks tersebut di atas, berikut ini akan
dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi tersebut.
1. Strategi Pertumbuhan
(Growth Strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam
penjualan, asset, profit, atau kombinasi dari
ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan
harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas
produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang
lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
cara meminimalkan biaya (minimize cost) sehingga dapat
meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi61
terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada
dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan
pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk
meningkatkan pangsa pasar. Dengan demikian, perusahaan
yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari
Large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali
jika perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar
tertentu yang menguntungkan.
2. Strategi Pertumbuhan melalui Konsentrasi dan
Diversifikasi
Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat
korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau
diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil
penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik
cenderung melakukan konsentrasi, sedangkan perusahaan
yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik
62
cenderung melakukan diversifikasi agar dapat
meningkatkan kinerjanya.
Jika perusahaa tersebut memilih strategi konsentrasi,
dia dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun
vertical, baik secara internal melalui sumber dayanya
sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber
daya dari luar.
Jika perusahaan tersebut memilih strategi
diversifikasi, dia dapat tumbuh melalui konsentrasi
atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal
melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal
melalui akuisisi. Contoh strategi pertumbuhan adalah
sel 1,2,5,7 dan 8.
3. Konsentrasi melalui Integrasi Vertikal (Sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui
integrasi vertikal dengan cara backward integration
63
(mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward
integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini
merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki
posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam
industri yang berdaya tarik tinggi.
Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi
kompetitifnya, perusahaan ini harus melakukan upaya
meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk
mengendalikan kualitas serta distribusi produk.
Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber
daya internal maupun eksternal. Keuntungan dari
integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta
meningkatnya koordinasi dan kendali. Hal ini merupakan
cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka
meningkatkan competitive advantage di dalam industri yang
atraktif.
4. Konsentrasi melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan 5)64
Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal
adalah kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara
membangun di lokasi lain, dan meningkatkan jenis produk
serta jasa.
Jika perusahaan tersebut berada dalam industri yang
sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk
meningkatkan penjualan dan profit, dengan cara
memanfaatkan keuntungan economics of scale baik di produksi
maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada
dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan
adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif lebih
defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan profit.
Perusahaan yang berada di sel ini dapat memperluas
pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui
akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama.
65
5. Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya
dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi
competitive position sangat kuat tetapi nilai daya tarik
industrinya sangat rendah. Perusahaan tersebut berusaha
memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru
secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki
kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik.
Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi dengan
harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat
menciptakan lebih banyak profit daripada jika
melakukannya sendiri-sendiri.
6. Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak
saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan
menghadapi competitive position yang tidak begitu kuat
(average) dan nilai daya tarik industrinya sangat66
rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan itu
melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi
pada saat perusahaan tersebut mencapai tahap matang,
perusahaan yang hanya memiliki competitive position rata-
rata cenderung akan menurun kinerjanya. Untuk itu,
strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan.
Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial
daripada product market synergy (seperti yang terdapat pada
strategi diversifikasi konsentris).
2.1.7.2 Matriks Portofolio BCG (Boston Consulting Group)
Matriks portofolio BCG adalah matriks yang paling
sederhana yang dibuat oleh Boston Consulting Group yang
digambarkan pada gambar 2.4. Seorang analis meletakkan
unit bisnis atau lini produk perusahaan pada matriks
sesuai dengan tingkat pertumbuhan industrinya dan pangsa
pasar relatifnya. Posisi kompetitif relatif sebuah unit
adalah pangsa pasar unit tersebut dalam industri dibagi
67
dengan pesaing terbesar lainnya. Dengan perhitungan
tersebut, pangsa pasar relatif di atas 1,0 adalah milik
pemimpin pasar. Tingkat pertumbuhan bisnis adalah
persentase pertumbuhan pasar, yaitu persentase yang
menunjukkan penjualan lini produk tertentu telah
meningkat.
Asumsi dasar metode ini adalah: jika hal-hal lain
sama, maka pasar yang sedang tumbuh merupakan industri
yang menarik. Garis yang memisahkan posisi antara
kompetitif relatif tinggi dengan rendah ditentukan 1,5
kali. Sebuah lini produk atau unit bisnis harus memiliki
kekuatan relatif sekurang-kurangnya dari magnitudo
tersebut, untuk memastikan bahwa perusahaan akan memiliki
posisi dominan yang dibutuhkan agar menjadi “Star” atau
“Cash cow”. Kontrasnya, sebuah lini produk yang memiliki
posisi kompetitif kurang dari 1,0 memiliki status “Dog”.
Setiap produk atau unit pada gambar 2.4 ditunjukkan
dengan sebuah lingkaran, wilayah yang menunjukkan68
signifikansi relatif setiap unit bisnis atau lini produk
perusahaan terhadap segi kekayaan yang digunakan atau
penjualan yang dihasilkan.
Gambar 2.4
Matriks Portofolio BCG
Sumber: J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (2003:224)
Matriks pertumbuhan-pangsa memiliki banyak kesamaan
dengan daur hidup produk. Perusahaan-perusahaan pada
industri yang tumbuh dengan cepat biasanya memperkenalkan
69
produk-produk baru. Awalnya, produk itu disebut “Question
mark” atau tanda Tanya. “Question mark” adalah produk-
produk baru yang memiliki potensi untuk sukses tetapi
membutuhkan banyak biaya untuk pengembangannya. Apabila
satu dari produk-produk tersebut memperoleh pangsa pasar
cukup untuk menjadi pemimpin pasar dan akhirnya menjadi
“Star” atau bintang, maka dana harus dialokasi ulang dari
satu atau lebih produk jenuh ke “Question mark”.
“Star” adalah pemimpin pasar yang biasanya berada
pada puncak daur hidup produknya dan menghasilkan kas
yang banyak untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Ketika
tingkat pertumbuhan pasarnya melambat, “Star” menjadi
produk “Cash cow”. “Cash cow” atau sapi perah biasanya
menghasilkan kas yang jauh lebih banyak dari yang
dibutuhkan untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Sebagaimana produk-produk tersebut bergerak
sepanjang tahap penurunan dalam daur hidupnya, manajemen
70
‘mengerahkan’ mereka untuk memperoleh kas untuk
diinvestasikan pada produk-produk “tanda tanya” baru.
Produk-produk “Question mark” yang gagal mendapatkan
pangsa pasar dominan, pada saat tingkat pertumbuhan
industri melambat, akan bergeser menjadi “Dog”.
“Dog” adalah produk-produk dengan pangsa pasar
rendah dan tidak memiliki potensi (karena keberadaannya
dalam industri yang tidak menarik) untuk menghasilkan
banyak kas. Menurut matriks BCG, “Dog” sebaiknya dijual
atau dikelola dengan hati-hati.
Yang mendasari konsep BCG ini adalah konsep kurva
pengalaman. Kunci kesuksesan adalah pangsa pasar.
Perusahaan dengan pangsa pasar tertinggi akan cenderung
memiliki potensi kepemimpinan biaya berdasarkan skala
ekonomis, diantara hal-hal yang lain. Apabila perusahaan
menggunakan kurva pengalaman, perusahaan tersebut
seharusnya mampu membuat dan menjual produk-produk baru
71
pada harga yang cukup rendah untuk mengambil lebih
dahulu kepemimpinan pangsa pasar. Ketika sebuah produk
menjadi “Star”, produk tersebut memang ditakdirkan
sebagai produk yang sangat profitable karena masa depannya
sebagai “Cash cow” tidak dapat dihindarkan.
Penelitian pada matriks BCG secara umum mendukung
asumsi-asumsi dan rekomendasi-rekomendasinya kecuali
untuk “Dogs” yang harus segera dilikuidasi. Produk dengan
pangsa pasar rendah dalam industri yang menurun, mungkin
saja masih menguntungkan apabila produk tersebut memiliki
sebuah ceruk yang permintaan pasarnya tetap stabil dan
dapat diduga. Apabila kompetisi yang ada meninggalkan
industri, pangsa pasar sebuah produk dapat meningkat
dengan sendirinya sampai produk “Dogs” menjadi pemimpin
pasar dan kemudian menjadi “Cash cow”. Beberapa
perusahaan dapat memilih untuk mempertahankan “Dog”
karena kehadirannya akan menjadi penghalang bagi pesaing
potensial.72
2.1.7.3 Matriks SWOT
Menurut John A. Pearce & Richard B. Robinson (2008,
200), SWOT merupakan akronim dari Strengths (kekuatan) dan
Weaknesses (kelemahan) internal dari suatu perusahaan,
serta Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman)
lingkungan yang dihadapinya. Analisis SWOT (SWOT analysis)
merupakan teknik historis yang terkenal dimana para
manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai
situasi strategis perusahaan. Analisi ini didasarkan pada
asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari
“kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal
perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dengan situasi
eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baik
akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan, serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Strengths atau kekuatan, merupakan sumber daya,
keterampilan atau keunggulan lain relatif terhadap
73
pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi
khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi
perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam
sumber daya manusia, keuangan atau kepemimpinan pasar.
Weaknesses atau kelemahan, merupakan keterbatasan
atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
perusahaan. Sumber-sumber kelemahan ada pada fasilitas,
sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan
pemasaran dan citra merek.
Opportunities atau peluang, merupakan situasi penting
yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.
Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen yang tadinya
terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau
74
peraturan, perubahan teknologi serta membaiknya hubungan
dengan pembeli atau pemasok.
Treaths atau ancaman, merupakan situasi penting yang
tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman
merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang
diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya
pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan penawaran
pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi, serta
peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman.
Matrik SWOT ditunjukkan oleh diagram 2.5 dibawah ini ini:
Gambar 2.5
Matriks SWOT
Sumber : Freddy Rangkuti (2009:35)
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa Matriks
SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu
para manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu :
75
a. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan internal
perusahaan untuk merebut dan memanfaatkan peluang-
peluang yang ada di luar perusahaan.
b. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
yang ada.
c. Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk menghindari atau mengatasi dampak
dari ancaman-ancaman eksternal.
d. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman.
76
Ada 8 (delapan) langkah yang terdapat dalam
pembuatan matriks SWOT, yaitu:
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal,
dan catat hasil Strategi SO dalam sel yang
ditentukan
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang
eksternal, dan catat hasil Strategi WO dalam sel
yang ditentukan.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal,
dan catat hasil Strategi ST dalam sel yang
ditentukan.
77
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman
eksternal, dan catat hasil Strategi SO dalam sel
yang ditentukan.
2.2 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah kumpulan atas sistem
komputerisasi yang digunakan oleh organisasi sedangkan
Sistem Informasi (SI) adalah kumpulan atas subsistem yang
mengumpulkan data, memproses, menyimpan dan menghasilkan
informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan
(Josua Tarigan, Onno Purbo, dan Ridwan Sanjaya, 2010:32).
Secara umum terdapat dua pandangan mengenai
Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI),
dimana pandangan yang pertama mengatakan bahwa TI
merupakan bagian dari SI. Hal ini disebabkan SI memiliki
elemen hardware, software, database, networks, sehingga TI
dipandang sebagai subsistem dari SI. Dalam pandangan yang
kedua, SI dilihat sebagai bagian dari TI, dimana TI
sebagai kumpulan atas sistem informasi (SI), user dan juga78
pihak manajemen yang bersentuhan dengan TI (Josua
Tarigan, Onno Purbo, dan Ridwan Sanjaya, 2010:31-32).
2.3 Teknologi Informasi dalam Dunia Bisnis
Azhar Susanto (2004:10) menyatakan bahwa sistem
informasi dan teknologi informasi yang digunakan dapat
berperan sangat besar dalam menerapkan berbagai macam
strategi dalam dunia bisnis seperti:
1. Strategi biaya, dengan menggunakan teknologi
informasi perusahaan dapat memproduksi dengan biaya
lebih murah, menurunkan biaya yang dikeluarkan oleh
pelanggan saat mau membeli produk dan menurunkan
biaya yang harus dikeluarkan oleh pemasok saat
menjual barang.
2. Strategi diferensiasi (menbuat produk yang
unik), membangun cara bagaimana menggunakan
teknologi informasi untuk mendiferensiasi produk dan
jasa dari produk dan jasa yang dihasilkan oleh
79
pesaing sehingga konsumen akan mempersepsikan bahwa
produk dan jasa yang dihasilkan memiliki bentuk dan
keuntungan tersendiri. Misalnya memberikan layanan
kepada konsumen dengan cepat dan lengkap melalui
situs di internet.
3. Strategi inovasi, memperkenalkan produk dan
jasa yang unik atau belum ada sebelumnya dengan
melibatkan unsur teknologi informasi. Misalkan
menggunakan teknologi informasi untuk merubah secara
radikal proses bisnis sehingga terjadi perubahan
mendasar dalam cara berbisnis. Misalkan konsumen
mendesain sendiri produk yang dipesannya melalui
internet.
2.4 Penyelarasan Bisnis dan Teknologi Informasi
Luftman dan Brier (2004) mendefinisikan penyelarasan
bisnis dan teknologi informasi sebagai penerapan sistem
teknologi informasi di waktu dan cara yang tepat dan80
harmoni dengan strategi-strategi, tujuan-tujuan, dan
kebutuhan-kebutuhan bisnis (Ardi Hamzah, 2007:3).
Definisi yang lain dikemukakan oleh Josua Tarigan, Onno
Purbo, dan Ridwan Sanjaya (2010:11) bahwa penyelarasan
bisnis dan teknologi informasi adalah penyelarasan antara
strategi bisnis organisasi dengan strategi departemen TI.
2.5 Enterprise Resource Planning
Teknologi informasi memiliki banyak andil dalam
mengintegrasikan organisasi dan salah satu perannya
diwujudkan dalam konsep Enterprise Resource Planning (Azhar
Susanto, 2004:317). Enterprise Resource Planning merupakan
salah satu program aplikasi penyelarasan bisnis dan
teknologi informasi.
2.5.1 Pengertian Enterprise Resource Planning (ERP)
Turban (1999) menyatakan bahwa sistem ERP merupakan
sebuah software yang memberikan solusi untuk
mengintegrasikan dan mengendalikan seluruh proses bisnis
81
yang ada dalam suatu organisasi. Software ini menjanjikan
keuntungan mulai dari meningkatkan efisiensi, kualitas,
produktivitas, dan profitabilitas (Azhar Susanto,
2004:320).
Sejalan dengan Turban, Wilkinson (2000) menyatakan
bahwa sistem ERP merupakan sebuah software aplikasi yang
terintegrasi untuk digunakan pada berbagai fungsi
perusahaan seperti akuntansi dan keuangan, manajemen
sumber daya manusia, serta produksi dan logistik (Azhar
Susanto, 2004:320).
2.5.2 Manfaat Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
Keuntungan menggunakan sistem (software) ERP baik
langsung maupun tidak langsung diantaranya adalah
meningkatkan efisiensi, meningkatkan integritas informasi
untuk pengambilan keputusan yang lebih baik serta
meningkatkan kecepatan respons terhadap permintaan
konsumen. Manfaat tidak langsung termasuk memberikan
82
citra yang baik terhadap perusahaan dan meningkatkan
kepuasan konsumen (Azhar Susanto, 2004:321).
2.6 Pendekatan Penelitian
Salah satu tugas manajemen dalam suatu perusahaan
adalah merumuskan rencana atau strategi perusahaan untuk
masa yang akan datang, baik perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam membuat rencana perusahaan,
manajemen akan melakukan pengamatan terhadap faktor-
faktor internal dan eksternal perusahaan. Hal ini sesuai
dengan pendapat John A. Pearce II dan Richard B. Robinson
(2008:6) bahwa strategi (strategy) bagi para manajer adalah
rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna
berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai
tujuan perusahaan. Strategi merupakan rencana permainan
83
perusahaan. Meskipun tidak merinci seluruh pemanfaatan
(manusia, keuangan dan material) di masa depan, rencana
tersebut menjadi kerangka bagi keputusan manajerial.
Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan mengenai
bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan akan bersaing;
dengan siapa perusahaan akan sebaiknya bersaing; dan
untuk tujuan apa perusahaan harus bersaing.
Sebagai suatu organisasi, strategi dalam perusahaan
perlu dikelola secara baik agar dapat mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan Fred
R. David (2008:5), bahwa manajemen strategis adalah seni
dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian
keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat
memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasarannya.
Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber
84
daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, manajemen strategis
berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan dan sistem komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi.
Dalam proses manajemen strategi, langkah pertama
yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah menganalisis
dan mendiagnosis masalah. Langkah ini meliputi
identifikasi peluang dan ancaman yang datang dari
lingkungan eksternal perusahaan serta kekuatan dan
kelemahan yang berasal dari internal perusahaan. Setelah
mengevaluasi kondisi internal perusahaan maka tahap
selanjutnya adalah merumuskan visi, misi, tujuan dan
nilai inti perusahaan untuk jangka waktu minimal lima
tahun ke depan.
85
Dari visi, misi, tujuan dan nilai inti yang telah
dirumuskan oleh perusahaan tersebut, maka perusahaan
dapat melakukan pemilihan strategi perusahaan dan
menurunkannya ke dalam strategi bisnis ataupun fungsional
serta mengimplementasikan strategi dalam bentuk program
kerja. Agar pelaksanaan strategi berjalan dengan baik
maka perlu membangun struktur yang mendukung dan
mengembangkan rencana serta kebijakan yang tepat. Secara
lengkap dan komprehensif, proses/alur manajemen strategi
ditunjukkan oleh gambar berikut ini:
Gambar 2.6
Proses Penentuan Strategi
Sumber: Fred R. David (2008:105)
86
Perumusan Program Kerja di Tingkat Fungsional (Operasi, Keuangan, SDM, Pemasaran, dan Litbang