BAB I II III new
-
Upload
stikesyarsimataram -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of BAB I II III new
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan
proses keperawatan.diperlukan pengkajian yang
cermat untuk mengenal masalah pasien,agar dapat
memberi kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses keperawatan sangat tergantung pada
kecermatan dan ketelitian dlam tahap pengkajian.
Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
Pengumpulan data,Pengelompokan data, dan Perumusan
diagonasis keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan proses dalam melakukan pengkajian
keperawatan
2. Menjelaskan proses penerapanya dalam kasus
C. Tujuan
1
1. Untuk lebih mengetahui tentang proses pengkajian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien .
2. Untk lebih memahami tentang hal-hal yang merupakan
focus dari proses pengkajian.
D. Mamfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan
makalah ini adalah:
1. Manfaat untuk mahasiswa :memahami mengenai proses
pengkajian
2. Manfaat untuk umum :menambah wawasan tentang proses
pengkajian dan sebagai bahan refrensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan
proses keperawatan.diperlukan pengkajian yang cermat
untuk mengenal masalah pasien,agar dapat memberi
kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
3
keperawatan sangat tergantung pada kecermatan dan
ketelitian dlam tahap pengkajian.
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan
dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang meliputi ;
pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan
penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan
kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari
proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
B. TUJUAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tujuan dari tahap pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien,
Mengidentifkasi dan mengenali masalah-masalah yang
dihadapi klien, Mengidentifikasi kebutuhan kesehatan
klien, Mengidentifikasi fisik, mental, social dan
lingkungan klien.
4
C. MACAM-MACAM DATA
1. Sumber data Primer, Sumber data primer adalah
data-data yang dikumpulkan dari klien, yang
dapat memberikan informasi yang lengap tentang
masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya. Contoh data yang didapat dari hasil
wawancara langsung dengan klien.
2. Sumber data Sekunder, Sumber data sekunder
adalah data-data yang diumpulkan dari orang
terdekat klien (keluarga), seperti orang tua,
saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat
dengan klien.
3. Sumber data lainnya, Catatan klien (perawatan
atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat
penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
a. Sumber data primer
Klien adalah sumber utama data (primer) dan
perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya
mengenai masalah kesehatan klien.
b. Sumber data sekunder
5
Orang terdekat, informasi dapat diperoleh
melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman
klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan
dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun,
misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien
dalam kondisi tidak sadar.
c. Sumber data lainnya
1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya.
Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan
sebagai sumber informasi yang dapat mendukung
rencana tindakan perawatan.
2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan
perkembangan merupakan riwayat penyakit yang
diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh
adalah hal-hal yang difokuskan pada identifikasi
patologis dan untuk menentukan rencana tindakan
medis.
3. Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi
dengan anggota tim kesehatan spesialis,
khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau
dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis.
Informasi tersebut dapat diambil guna membantu
menegakkan diagnosa.
6
4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil
pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik,
dapat digunakan perawat sebagai data objektif
yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan
klien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat
digunakan membantu mengevaluasi keberhasilan
dari tindakan keperawatan.
5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari
pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus
meminta informasi kepada perawat yang telah
merawat klien sebelumnya. Hal ini untuk
kelanjutan tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien
yang komprehensif, perawat dapat membaca
literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Memperoleh literatur sangat membantu perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar
dan tepat.
7
D. THAP-TAHAP PENGKAJIAN
1. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam
menghimpun informasi (data-data) dari pasien, yang
meliputi unsure biopsikososio spiritual yang
konfrehensif. Untuk mendapatkan data-data yang
lengkap yang relevan, perawat membutuhkan dasar yang
kuat dari berbagai disiplin ilmu. Menganalisis
situasi yang menyangkut manusia merupaan prosedur
yang rumit, karena sifat manusia yang kompleks. Maka
sebelum dimulai pengumpulan data, perawat perlu
menilai data yang cocok untuk situasi kesehatan
pasien saat itu. Dalam pengumpulan data, perawat
harus memahami hubungan perawat pasien, pola tingkah
laku, keluarga dan masyarakat serta sarana yang
digunakan. Data dapat dikumpulkan berbagai sumber.
Sumber data yang utama adalah pasien. Data-data
tambahan yang dibutuhkan dapat diperoleh dari sumber
lain misalnya : 1. Keluarga dan orang lain yang
8
mengenal pasien. 2. Tenaga kesehatan seperti dokter,
pekerja social pisioterapi, tenaga perawat, dll. 3.
Catatan-catatan yang dibuat oleh tenaga-tenaga
kesehatan yang tercatat dalam dokumen medis pasien.
4. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang misalnya ro
scanning laboratorium dll.
Kegitan pengumpulan data dimulai saat pasien
masuk, dan dilanjutkan secara terus-menerus selama
proses keperawatan berlangsung. Secara garis besar,
data dibedakan atas dua jenis, yaitu data objektif
dan subjektif merupakan pernyataan yang disampaikan
oleh pasien dan dicatat sebagai kutipan
langsung.Dalam menuliskan data-data,perawat hanya
mencatat tanda-tanda dan perilaku pasien tanpa
membuat kesimpulan atau tafsiran.kesimpulan dan
tafsiran dapat berbeda-beda bagi individu yang
berlainan,misalnya pernyataan “kelihatan rapi” akan
ditafsirkan berbeda-beda oleh masisng-masing
individu,tetapi pernyataan “rambut tersisr
rapi”member arti yang jelas,yaitu yang rapi adalah
rambutnya,bukan bajunya atau yang lainya.dalam table
berikut ini diberikan dat objektif serta
penafisran /kesimpulan.
9
Dari contoh diatas,setiap perawat dapat
membuat tafsiran da kesimpulan berbeda,misalnya
perawat dapat menerka bahawa pasien gelisah Karena
10
Data objektif Penafisran kesimpulan1. kaki kanan
diseret bila
berjalan
1. beejalan dengan
sedikit pincang
2. kedua tangan
gemetar
2. pasien sangat
takut3. urin 250 cc 3. jumlah urin
banyak4. pasien tinggal
ditempat
tidur,menyelimuti
seluruh
tubuh,menghadap
kedinding,diam
saja bila ditanya
4. pasien depresi
5. sering tersenyum 5. pasien gembira6. suhu tubuh 39°C 6. pasien infeksi
7. tensi 120/70
mm/hg
7. tekanan darah
normal
takut,bahw ia menderita penyakit kanker.tetapi
tafsiranan ini belum tentu benar.pasien mun gkin
gelisah Karena banyak alasan yang berbeda.
Jadi tugas dalam mengumpulkan data hanyalah
mengobservasi,mengumpukan dan mencatat.ata subjektif
sebaiknya dicatat sesuai dengan asliny,sehingga dapat
memberikan keterangan yang murni kepada
pembaaca,yaitu dengan mengutip langsung.
Contoh data subjektif dan penafsiran/kesimpulan yang
diambil
Data subjektif Penafsiran kesimpulan
1. “keluar dari kamar
saya”!
Sikap pasien bermusuhan
2. “Saya tahu ada
sesuatu yang tidak
beres dengan bayi
saya”
Pasien ingin
mengetahui/penasran
3. “Kateter ini
menyiksa saya”
Pasien sedang kesakitan
4. “dimana saya ?
bagaimana saya ada
Pasien bingung
11
disini?”5. “Saya takut dokter
akan menemukan
kanker bila say
dioprasi “
Pasien cemas tentang
oprasi
6. “lebih baik
tinggalkan saya
sendiri disini”
Pasien marah
Bebrapa cara dapat digunakan untuk mengumpulkan data
yakni ,observasi,wawancra,dan pemeriksaan.
a. Teknik Pengumpulan Data
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan
terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau
12
klasifikasi data berdasarkan indentitas klien,
keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik,
psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-
hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan
data tentang klien antara lain : wawancara
(interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan
fisik (pshysical assessment) dan studi
dokumentasi.
1) Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat
tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan
anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan
hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan masalah
keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan
antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara
juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh
13
informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi
masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu
perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengkajian.
Bila pasien mengemukakan imformasi yang
bersifat pribadi,maka pasien harus diyakinkan
bahwa hal tersebut merupakan rahasia dalam
merupakan rahasia dalam berhubungan-pasien. Dalam
wawancara,perawat perlu mengarahkan untuk
memproleh data-data tentang:
Data kesehatan sekarang dan sebelumnya,
termasuk diagnosis dan pengobatan, serta
alergi.
Alasan pasien masuk rumah sakit.
Pola kebiasaan kegitan hidup sehari-hari
seperti tidur, makan, eliminasi,dll.
Keluhan pasien tentang kesehatannya, termasuk
fungsi panca indra, pernapasan, pencernaan,
dll.
Identitas pribadi.
Social ekonimi.
Status psikologis/ emosional.
Tingkat adaptasi terhadap panyakit dan
perasaan.
14
Latar belakang budaya atas spiritual.
Pengetahuan tentang perawatan.
Wawancara informal adalah percakapan antara
perawat dan pasien selam menberikan asuhan
keperawatan, yang memeungkinkan pasien akanj
megemukakan perasaan dan permasalahannya. Perawat
dapat memberikan perawatan fisik,kemudia
memberikan perhatian kepada apa yang di katakana
pasien.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah
berdasarkan komunikasi. Komunikasi keperawatan
adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan
kemampuan skill komunikasi dan interaksi.
Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk
memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi
terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk
15
mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran
dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan
secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka
atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi
respon klien. Teknik non verbal meliputi :
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan
konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan
suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit
dipelajari.
Tahapan wawancara / komunikasi
1. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien,
perawat harus melakukan persiapan dengan membaca
status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien, karena akan
mengganggu dalam membina hubungan saling percaya
dengan klien.
16
Jika klien belum bersedia untuk
berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau
memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang
akan digunakan dalam wawancara harus disusun
sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali
wawancara adalah dengan memperkenalkan diri :
nama, status, tujuan wawancara, waktu yang
diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi
pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikan
informasi kepada klien mengenai data yang
terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana
menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
3. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara,
perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
17
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
a. Fokus wawancara adalah klien
b. Mendengarkan dengan penuh perhatian.
Jelaskan bila perlu.
c. Menanyakan keluhan yang paling dirasakan
oleh klien
d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh klien
e. Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup
tepat pada waktunya
f. Bila perlu diam, untuk memberikan
kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
g. Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan
memungkinan.
4. Terminasi
18
Perawat mempersiapkan untu penutupan
wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui
kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada
awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir
wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan
bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
wawancara dengan klien adalah :
a. Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
b. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menyampaikan keluhan-keluhannya / pendapatnya
secara bebas
c. Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin
rasa aman dan nyaman bagi klien
d. Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh
perhatian
e. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
f. Tidak bersifat menggurui
g. Memperhatikan pesan yang disampaikan
h. Mengurangi hambatan-hambatan
19
i. Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak
tepat/sesuai, cara duduk)
j. Menghindari adanya interupsi
k. Mendengarkan penuh dengan perasaan
l. Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
Macam wawancara :
1. Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
2. Allo anamnese : wawancara dengan keluarga /
orang terdekat.
Hambatan wawancara :
1. Internal :
a. Pandangan atau pendapat yang berbeda
b. Penampilan klien berbeda
c. Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau
kondisinya menurun
d. Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar
tentang sesuatu hal
20
e. Klien tidak senang dengan perawat, atau
sebaliknya
f. Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain /
tidak fokus ke pasien
g. Perawat sedang merencanakan pertanyaan
selanjutnya
h. Perawat merasa terburu-buru
i. Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam
bertanya
2. External ;
a. Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan
di luar
b. Kurangnya privacy
c. Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya
wawancara
d. Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang
lain.
Teknik pengumpulan data yang kurang efektif :
1. Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam
mengemukakan pendapat / keluhan / respon. Ex :
Apakah Anda makan tiga kali sehari ?
21
2. Pertanyaan terrarah : secara khas menyebutkan
respon yang diinginkan. Ex : ……………. Anda setuju
bukan?
3. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-
menerus
4. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan
secara tidak langsung bahwa klien benar atau
salah. Ex : Anda tidak bermaksud seperti itu
kan?
2) Pengamatan / Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan
keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan
penglihatan dan alat indra lainnya, melalui
rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang
masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan
alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
observasi adalah :
22
1. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita
lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap
harus dilakukan), karena terkadang hal ini
dapat meningkatkan kecemasan klien atau
mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi
tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit` —-
kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi
tidak valid, karena kemungkinan klien akan
berusaha untuk mengatur nafasnya.
2. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial
dan spiritual klien
3. Hasilnya dicatat dalam catatan
keperawatan, sehingga dapat dibaca dimengerti
oleh perawat yang lain.
3) PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah melakukan
pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik
23
dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya
seperti : Mata kuning (icteric), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis),
dll
2. Palpasi
Adalah pemeriksaan fisik yang
dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-
bagian tubuh yang mengalami kelainan.
Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi
(patah/retak tulang), dll.
3. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
melalui pendengaran. Biasanya menggunakan
alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal
yang didengarkan adalah : bunyi jantung,
suara nafas, dan bising usus.
24
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan
tangan atau alat bantu seperti reflek hammer
untuk mengetahui reflek seseorang
(dibicarakan khusus). Juga dilakukan
pemeriksaan lain yang berkaitan dengan
kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung,
batas-batas jantung, batas hepar-paru
(mengetahui pengembangan paru), dll.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan
:
1. Head-to-toe (dari kepala s.d kaki)
2. ROS (Review of System)
3. Pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)
25
Setelah data terkumpul, dilakukan
pengelompokkan data, yang dapat dilakukan
dengan cara :
1. Berdasarkan sistem tubuh
2. Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3. Berdasarkan teori keperawatan
4. Berdasarkan pola kesehatan fungsional.
b. Tujuan Pengumpulan Data
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Dari informasi yang
terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-
masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data
dasar tersebut digunakan untuk menentukan
diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
26
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk
mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk
ke rumah sakit (initial assessment), irawat secara terus-
menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang
untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
1) Tujuan Pengumpulan Data
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan
klien.
b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan
kesehatan klien.
c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien.
d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langah-langkah berikutnya.
2) Tipe Data :
a. Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang
didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.
Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh
perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide
klien tentang status kesehatannya. Misalnya
27
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan, frustrasi, mual, perasaan malu.
b. Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat
diobservasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar,
cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan
darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran.
3) Karakteristik Data
a. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna
membantu mengatasi masalah klien yang adekuat.
Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari.
Perawat harus mengkaji lebih dalam mengenai
masalah klien tersebut dengan menanyakan hal-hal
sebagai berikut: apakan tidak mau makan karena
tidak ada nafsu makan atau disengaja? Apakah
karena adanya perubahan pola makan atau hal-hal
28
yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa
tidak mau makan.
b. Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat
harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar tidaknya apa yang didengar,
dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan
ada tidaknya validasi terhadap semua data yang
mungkin meragukan. Apabila perawat merasa
kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data
yang telah dikumpulkan, maka perawat harus
berkonsultasi dengan perawat yang lebih
mengerti. Misalnya, pada observasi : “klien
selalu diam dan sering menutup mukanya dengan
kedua tangannya.
Perawat berusaha mengajak klien
berkomunikasi, tetapi klien selalu diam dan
tidak menjawab pertanyaan perawat. Selama
sehari klien tidak mau makan makanan yang
diberikan”, jika keadaan klien tersebut ditulis
oleh perawat bahwa klien depresi berat, maka
29
hal itu merupakan perkiraan dari perilaku klien
dan bukan data yang aktual. Diperlukan
penyelidikan lebih lanjut untuk menetapkan
kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai
yang ditemukan pada saat pengkajian.
c. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya
menyebabkan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu dalam
mengidentifikasi. Kondisi seperti ini bisa
diantisipasi dengan membuat data komprehensif
tapi singkat dan jelas. Dengan mencatat data
yang relevan sesuai dengan masalah klien, yang
merupakan data fokus terhadap masalah klien dan
sesuai dengan situasi khusus.
2. PENGELOMPOKAN DATA
30
Data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya
dikelompokkan. Banyak cara untuk mengelompokkan data,
masing-masing perawat dapat memilih carayang terbaik.
Salh satu cara adalah teori Abraham maslow yang
berpendapat bahwa semua manusia mempunyai kebutuhan
dasar umum yang terdiri dari beberapa tingkatan.
Tingkatan kebutuhan dasar fisik harus terpenuhi lebih
dulu sebelum tingkat yang tinggi misalnya kebutuhan
dasar akan makanan, cairan dan oksigen, harus dipenuhi
dulu atau sekurang-kurangnya sebagian terpenuhi, ‘agara
kehidupan terus berlanjut.
Tingkat kebutuhan yang lebih tinggi adalah kebutuhan
akan rasa aman dan nyaman, kebutuhan dicintai dan
dimiliki , kebutuhan harga diri serta kebutuhan
perwujudan diri, tinggkat kebutuhan tersebut, merupakan
rangkaian rangkaian yang tidak dapat dipisahkan , dan
setiap individu membutuhkannya , walaupun pada dasarnya
kebutuhan pisik merupakan factor yang dominan bagi
kehidupan manusia. Misalnya dalam memberikan
pertolongan terhadap pasien terkena diare , maka
prioritas utama adalah kebutuhan fisik jenis cairan
daripada makanan . namun kebutuhan lainya juga perlu di
perhatikan seperti rasa aman, saying dan sebagainya .
31
Tingkat kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow
terbagi atas :
1. kebutuhan pisik , yaitu kebutuhan yang harus
dipenuhi untuk kelangsungan hidup . antara lain :
udara cairan, makanan elektrolot, eliminasi, suhu
tubuh , tidur, istirahat,relaksasi, latihan
kegiatan, energy rasa nyaman , rangsangan ,
kebersihan, dan seks .
2. kebutuhan rasa aman, yaitu kondisi yang membuat
seseorang merasa aman antara lain: perlindungan
terhadap bahaya pisik , pisikologi, bebas dari rasa
sakit,keseimbangan dan ketergantungan.
3. kebutuhan mencintai,dicintai,dan memiliki, dimiliki
yaitu: kebutuhan untuk memberikan dan menerima rasa
cinta sayang dan memiliki,antara lain:
diterima,hubungan yang hanggat, restu dari orang
lain, bersatu dengan yang dicintai, dan
persahabatan /keakraban.
4. kebutuhan harga diri , yaitu kondisi yang menbuat
orang merasa puas akan dirinya, bangga dan merasa
dihargai karena kemampuaan dan perbuatanya antara
lain: pengakuan dikenal ,berguna mandiri,
bermartabat kebebasan,dihargai,mepunyai pengaruh
32
penting,mempunyai nama baik, terampil, dan
mempunyai kedudukan.
5. kebutuhan perwujudan diri, yaitu kebutuhan untuk
terus berkembang dan berubah serta berusaha kearah
tujuan masa depan, antaralain: pertumbuhan
keperibadian dan kedewasaan ,sadar akan potensinya,
peningkatan proses belajar, kemajuan dalam menilai,
peningkatan kreativitas , kemampuan mengatasi
masalah ,cendrung kepada pembaruan , lebih menyukai
hal-hal yang bersipat konpleks , daripada yang
sederhana.
Contoh-contoh penggunaan teori Abraham maslow dalam
pengelompokan data
1. kebutuhan fisiologis
suhu 39 C
pernapasan 36x/m
mencret 4x dalam sejam
sakit seperti ditusuk-tusuk didaerah
epigastrium.
2. kebutuhan rasa aman
tidur dengan lampu tidur
tidur menggunakan bantal guling
Takut dengan gelap
33
ingin ditemanin ibunya
3. kebutuhan mencintai dicintai
mempunyai adik /kakak
ingin bersama orang tua
makan bersama keluarga
4. kebutuhan harga diri
dapat menolong diri sendiri dalam berpakaia ,
mando, dll
senang memasak
mempunyai bawahan
5. kebutuhan perwujudan diri
menjadi actor terkenal
seorang professor
bangga dengan kedudukanya
Selain teori Abraham maslow , perlu juga
diperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan .
setiap tahap usia berhubungan dengan perkembangan
fisik dan pisiko social. Penyakit dapat menghambat
pertumbuhan dan perkembangan seseorang,serta dapat
juga menyebabkan mundur setingkat lebih rendah.
34
Contohnya , anak yang sudah berumut 3 thn dan sudah
dapat ketoilet selama 6 bulan , dapat kembali ngompol
selama dirawat.contoh lain wanita dewasa yang telah
mendapat haid akan berhenti haidnya selama tubuhnya
dipasang gips.
Sangat penting bagi perawat uintuk mengkaji
tingkat perkembangan kemampuan pasien , sehingga ia
mampu mengenal berbagai tingkatt usia dan perkembangan
normal . jika diketahui bahawa seorang anak mundur
ketingkat perkembangan yang lebih rendah atau
terhambat dalam mempertahankan perkembangan , maka
perawat dapat bekerjasama dengan orangtua dan anggota
tim kesehatan lainya , agar dapat mengembalikan
pengaruh kerusakan perkembangan anak tersebut.
Berikut ini adalah contohh-contoh perkembangan secara
umum:
1. bayi 0-1 tahun
sangat membutuhkan kasihsayang orang tua,
35
belajar makan makanan yang padat
belajar berjalan
ingin tahu
belajar berbicara
2. balita 1-3 thn
ingin mandiri
makan sendiri,berlari,berbicara,mengontrol
eliminasi
ingin mengetahui lingkungan
3. prasekolah 3-6 thn
perkembangan tanda tanda seksual
perkembangan akal untuk beribdisiatif
bekerja sendiri
belajar berpakaian dan mencuci sendiri
mengenal waktu, tempat dan jarak.
menghayal
bermain kooperatif
4. masa sekolah 6 thn pubertas
perkembangan akal untuk berkhayal ,merencanakan
dan mengerjakan perencanaan
perkembangan untuk bergaya
belajar membaca dan menghitung dan mengontrol
emosi
perkembangan koordinasi neuromuskuler
36
5. Remaja 12-18 thn
perkembangan kematangan pisik
perkembangan untuk mandiri
-perkembangan identitas diri
kemampuan mengatasi perubahan tubuh
senag berkelompok
6. Dewasa 18-40 thn
pembentukan hubungan kekeluargaan ,
menikah,memilih karir,cinta dengan orang lain.
berperan sebagai orang tua, memelihara, dan
menuntun geneasi elanjutnya
tanggungjawab besar.
7. dewasa tua 40-65 thn
menurunya pengaturan metabolisme
perubahan hormonal
menurunya pendengaran dan penglihatan,
mengusahakan tidak tergantung pada anak-anak dan
dapat menerima masa tua
37
mampu mengatasi masalah perubahan pisik dan
mental
merencanakan jaminan hari tua .
8. usila(usia lanjut) 65 sampai meninggal
mampu mengatasi masalah sehubungan dengan
meningkatnya penyakit kronis
menciptakan hubungan kekeluargaan denagan anak
dan cucu
siap menghadapi kematian dan minat terhadap seks
menghayati tujuan dan makna hidup.
E. KLASIFIKASI DATA
1. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan
standart yang diakui (berlaku), seperti : warna
kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll.
Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` :
Sight, smell, hearing, touch dan taste.
2. Data Subjektif
38
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-
keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa
nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan,
ketidaktahuan.
F. VALIDASI DATA
Validasi data merupakan perbandingan data
subjektif dan data objektif yang di kumpulkan dari
sumber primer (klien) dan sekunder (misal: catatan
kesehatan) dengan standar dan nilai normal yang
diterima. Suatu standar atau nilai merupakan aturan
atau ukuran yang lazim dipakai.
Perawat membandingkan komentar klien, data
subjektif, dengan data obyektif klien yang dapat
diukur. Perawat memeriksa apakah data objektif
memvalidasi data subjektif. Perawat memeriksa apakah
nilai klien, subjektif dan objektif, terletak dalam
rentang nilai dan standar normal yang lazim dipakai,
seperti tanda-tanda vital yang normal, nilai
laboratorium, pemeriksaan diagnostic, kelompok makanan
dasar, pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
39
Referensi mencatat standard dan nilai yang lazim
dipakai untuk temuan laboratorium, pemeriksaan
diagnostic, pemeriksaan fisik dan tingkah laku.
G. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pencatatan data adalah bagian terakhir dari
pengkajian yang lengkap. Keakuratan dan kelengkapan
sangat diperlukan ketika mencatatkan data. Jika suatu
hal tidak dicatat, maka hal tersebut hilang dan tidak
tersedia pada data dasar.
Kelengkapan dalam dokumentasi data penting untuk
dua alasan. Pertama, semua data yang berkaitan dengan
status klien dimasukkan. Bahkan informasi yang
tampaknyatidak menunjukkan abnormalitas sekalipun
dicatat. Informasi tersebut mungkin akan berkaitan
nantinya, dan berfungsi sebagai nilai dasar untuk
perubahan dalam status. Aturan umum yang berlaku
adalah, jika hal itu dikaji maka harus dicatat. Kedua,
pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung
jawab legal dan professional.
Kegiatan konsep pendokumentasian meliputi:
40
1. Komunikasi
Keterampilan dokumentasi yang efektif
memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada
tanaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah ,sedang,dan yang akan dikerjakan oleh perawat.
2. Dokumentasi proses keperawatan
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode
yang tepat untuk pengambilan keputusan yang
sistematis,problem solving,dan riset lebih
lanjut.dokumentasi proses keperawatan mencakup
pengkajian,identifikasi masalah,perencanaan,dan
tindakan.perawat kemudian mengobservasi dan
mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang
diberikan,dan mengkomunikasikan informasi tersebut
kepada tenaga kesehatan lainnya.
3. Standar dokumentasi
Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk
memenuhi standar dokumentasi.standar dokumentasi
adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan
kwantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara
41
adekuat dalam suatu situasi tertentu.standar
dokumentasi berguna untuk memperkuat pola pencatatan
dan sebagai petunjuk atau pedoman praktik
pendokumentasian dalam memberikan tindakan
keperawatan.
H. FORMAT PENGKAJIAN
(pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan
dari Gordon)
Format pengkajian menurut teori dan di rumah sakit
Pada dasarnya pola pengkajiannya sama. Hanya saja ada
sedikit perbedaan antara format pengkajian menurut
teori dan dalam praktiknya di rumah sakit.
Format pengkajian menurut teori antara lain :
I. Data Umum
II. Pola Fungsi Kesehatan, meliputi :
1. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
2. Pola aktivitas dan latihan
3. Pola istirahat dan tidur
4. Pola nutrisi-metabolik
5. Pola eliminasi
42
6. Pola kognitif-perseptual
7. Pola konsep diri
8. Pola koping
9. Pola seksual-reproduksi
10. Pola peran-berhubungan
11. Pola nilai dan kepercayaan
III. Pemeriksaan Fisik (data objektif),
meliputi :
1. Data plenik
2. Penafasan dan sirkulasi
3. Metabolic-integumen
4. Persyarafan/sensorik
5. Muskulo-skeletal
IV. Rencana Pulang
V. Tanda tangan dan tanggal
43
Format pengkajian di rumah sakit
I. Pengkajian diperoleh dari
II. Identitas pasien
III. Data fisik, meliputi :
a. Riwayat penyakit sekarang atau alasan masuk RS
b. Keluhan utama saat ini
c. Riwayat penyakit terdahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan (pasien
balita)
f. Pola pemeliharaan kesehatan, meliputi :
12. Nutrisi
13. Aktivitas dasar
44
14. Kebersihan diri
15. Eliminasi
16. Istirahat tidur
g. Pemeriksaan fisik cepalo-caudal, meliputi :
1. Kesadaran umum
2. Pemeriksaan kepala dan leher
3. Pemeriksaan dada
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
IV. Data Psikososial, meliputi : perilaku, suasana
hati, hubungan dengan orang lain, dan mekanisme
koping
V. Data Spiritual, meliputi : kegiatan beribadah
VI. Program Terapi Dokter
VII. Data Penunjang
VIII. Masalah Keperawatan
45
2. Tahap pengkajian terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
a. Pengumpulan data,
b. Pengelompokan data, dan
c. Perumusan diagonasis keperawatan
3. Pengumpulan data dilakukan dengan Teory Tingkat
Kebutuhan Manusia menurut Abraham Maslow dan teory
tentang tahap pertumbuhan dan perkembangan.
B. Saran
1. Kita sebagai seorang perawat setidaknya harus bias
memahami dan menerapkan system pengkajian keperawatan
yang benar.
47