BAB III ACC
Transcript of BAB III ACC
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei
sampai Juni 2013. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia
FKIP Universitas Haluoleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.Alat
a. Alat Proses: Dandang, baskom, pisau, sendok,
kompor, alat penggiling tepung, alat pencetak
bulir beras, piring, gunting.
b. Alat Analisis:
Alat gelas : gelas ukur 100 mL, batang
pengaduk, botol timbang, pipet tetes, pipet
volume, toples modifikasi, desikator.
Alat-alat elektronik : tanur, oven, timbangan
analitik, dan inkubator.
Alat lainnya : spatula, cawan porselin, botol
semprot, gegep, batang pengaduk.
38
2.Bahan
a. Bahan Proses: tepung Wikau Maombo instan,
air, plastik jenis polipropilena (PP).
b. Bahan Analisis: Bahan-bahan yang digunakan
adalah Produk Wikau Maombo instan, NaOH, MgCl2,
K2CO3, KI, Aquades, NaCl, KCl, BaCl2, alluminium
foil, benang.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Pengambilan Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah Wikau
maombo yang telah diperoleh dari Kota Bau-Bau,
Sulawesi Tenggara. Wikau maombo yang digunakan ini
merupakan produk hasil pengolahan ubi kayu dengan
tahap pendahuluan (perendaman air laut) selama
sehari semalam yang diikuti proses fermentasi
dalam wadah keranjang dan ditutupi dengan karung
selama 4 hari. Wikau maombo ini dibeli dari pasar
tradisional Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.
2. Desain Penelitian
39
Desain penelitian pendugaan umur simpan
produk beras analog Wikau maombo instan melalui
metode ASLT (Accelerated Shelf-Life Testing) dengan
pendekatan isoterm sorpsi (kadar air kritis) dapat
dilihat pada Gambar 2 dan parameter pendugaan umur
simpan produk Wikau maombo instan dapat dilihat
pada Tabel 4.
40
Gambar 2. Tahapan Penelitian Pendugaan UmurSimpan Wikau Maombo Instan MelaluiMetode ASLT (Accelerated Shelf-Life Testing)
Wikau maombo instan
Pengujian kadar airkritis
Pengujian kadar air awal
Penentuan kurva isotermsorpsi
Penentuan model isotermsorpsi
Penentuan parameterpendukung
Umur simpanWikau maombo instan
40
Tabel 4. Desain Parameter Pendugaan Umur Simpan Produk Wikau Maombo Instan Melalui MetodeASLT (Accelerated Shelf-Life Testing) dengan Pendekatan Kurva Isoterm Sorpsi (Kadar AirKritis)
Sampel
PerlakuanUmursimpansampel
Pengujian kadarair awal
Pengujian kadarair kritis
Penentuankurvasorpsi
isotermis
Penentuan modelisotermsorpsi
PenentuanparameterpendukungUlangan Rata-
rataUlangan Rata-
rataI II III I II IIIProduk Wikau
maomboinstan
41
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan desain penelitian sebagai
berikut:
a. Analisis Kadar Air Awal, Kadar Air Kritis danKadar Air Kesetimbangan Produk Wikau MaomboInstan
1.Kadar Air Awal (Metode Oven, AOAC, 1999)
Pengukuran kadar air awal dilakukan pada
Wikau maombo instan setelah proses pembuatan.
2.Kadar Air Kritis pada RH 75% (Metode Oven,
AOAC, 1999)
a. Pengujian Organoleptik
Urutan penyajian untuk uji organoleptik
adalah sebagai berikut :
Diberikan kuisioner kepada 5 orang
panelis yang harus memahami
karakteristik produk Wikau maombo
instan, parameter kerusakan mutu dan
cara penilaianya.
Disajikan sampel produk Wikau maombo
instan
42
Panelis mengisi kuisioner untuk menilai
Wikau maombo instan yang telah disajikan
dengan skor antara 1-5.
Tabel 5. Desain penampakan fisik produkWikau maombo instan
SampelPengamat
anFisik
Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Wikaumaomb
oinstan
Tekstur(I)
Warna(II)Jamur(III)
42
Tabel 6. Desain Penampakan Fisik Wikau Maombo Instan
Sampel Skor
Hari ke-1 2 3 4 5
KategoriR
KategoriR
KategoriR
KategoriR
KategoriRI I
IIII I I
IIII I I
IIII I I
IIII I I
IIII
Wikaumaomboinstan
12345
Sampel Skor
Hari ke-6 7 8 9 10
KategoriR
KategoriR
KategoriR
KategoriR
KategoriRI I
IIII I I
IIII I I
IIII I I
IIII I I
IIII
Wikaumaomboinstan
123
43
Rancangan Respon
Rancangan respon yang digunakan
dalam penelitian uji organoleptik adalah
uji penerimaan panelis terhadap
penampakan fisik Wikau maombo instan
yang meliputi tekstur, warna dan jamur
sampel dengan 5 skala numerik, dimana
skor ”5” untuk kategori ”sangat baik”,
skor ”4” untuk kategori ”baik”, skor ”3”
untuk kategori ”cukup baik”, skor ”2”
untuk kategori ”buruk” dan skor ”1”
untuk kategori ”sangat buruk”. Uji ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat
penerimaan panelis terhadap produk Wikau
maombo instan yang telah dibuat untuk
diberikan kepada 5 orang panelis.
44
b. Desain Penelitian Untuk Uji OrganoleptikWikau Maombo Instan
Tabel 7. Desain uji organoleptik Wikaumaombo instan
NO
Kategori No.Panelis
Produk WikaumaomboInstan
1. Tekstur 12345
Rata-rata skorkategori 1
2. Warna 12345
Rata-rata skorkategori 2
3. Jamur 12345
Rata-rata skorkategori 3
Jumlah skor rata-rata kategori
45
Tabel 8. Desain Uji Organoleptik PenerimaanPanelis Terhadap Kenampakan ProdukWikau Maombo Instan
SampelWaktuSimpan(Hari)
Skor PenerimaanPanelis Rata-
rataKategori
I II III IV V
Wikaumaomb
oinstan
12345678910
c. Pengukuran Kadar Air Kritis
Pengukuran kadar air kritis RH 75%
pada produk Wikau maombo instan dilakukan
ketika uji organoleptik penerimaan panelis
terhadap kenampakan produk Wikau maombo
instan telah mencapai rata-rata 3
(kerusakan bahan pangan).
3.Kadar Air Kesetimbangan
Tabel 9. Kadar Air Kesetimbangan Wikau maomboinstan pada berbagai aw
46
JenisGaram
RH(%) aw
Kadar air(%)
LamaPenyimpanan
(hari)NaOH 6 0,06MgCl2 32 0,32K2CO3 44 0,44KI 69 0,69
NaCl 75 0,75KCl 84 0,84BaCl2 96 0,96
b. Penentuan Kurva Isoterm Sorpsi Dan Model Isoterm Sorpsi
Tabel 10. Nilai MRD persamaan isoterm sorpsi produk Wikau Maombo instanPersamaan MRD
Chen ClaytonHendersonHasleyCaurieOswin
Jika nilai MRD <5 maka model sorpsi
isotermis tersebut dapat menggambarkan keadaan
yang sebenarnya atau sangat tepat. Jika
5<MRD<10 maka model tersebut agak tepat
menggambarkan keadaan sebenarnya dan jika
MRD>10 maka model tersebut tidak tepat
menggambarkan kondisi sebenarnya.
47
c. Perhitungan Umur Simpan Produk Beras AnalogWikau Maombo Instan Melalui Metode ASLT(Accelerated Shelf-Life Testing) dengan PendekatanIsoterm Sorpsi (Kadar Air Kritis)
Tabel 11. Penentuan Umur Simpan Produk WikauMaombo Instan
Parameter NilaiKadar air awal (%)Kadar air kritis pada RH 75% (%)Kadar air kesetimbangan pada RH 75%(%)Model Persamaan yang Tepat(MRD<5)Slope kurva sorpsi isotermis (b)Permeabilitas kemasan (g/m2.hari.mmHg) jenis Polipropilena (PP)Luas kemasan (m2)Berat padatan per kemasan (g padatan)Tekanan uap jenuh suhu 300C (mmHg)Umur simpan (hari)
D. Prosedur Analisis
1. Pembuatan Produk Beras Analog Wikau MaomboInstan (Wahyuni et al., 2011)
Perbandingan tepung Wikau maombo yang paling
baik dengan menghasilkan kepulenan adonan dan
produk instan tercepat adalah perbandingan 10
gram tepung Wikau maombo dengan 9,5 mL air.
48
Berdasarkan perbandingan tersebut, dilakukan
pengukusan selama 20-25 menit dan dilanjutkan
proses penginstanan dengan pengovenan pada suhu
maksimal 500C selama 4 jam untuk menghasilkan
produk dengan kadar air standar 11-12% yang
bertujuan agar produk dapat disimpan dalam waktu
yang lebih lama. Prosedur pembuatan Wikau maombo
instan dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Pembuatan Produk Wikau Maombo Instan
10 gram tepung Wikau maombo
WikaumaomboInstan
Wikau maombo matang
- Dioven pada suhu 500C selama 4 jam
- Ditambahkan air 9,5 mL- Diaduk secara merata- Dibentuk dalam bulatan kecil- Dikukus selama 20-25
49
2. Prosedur Analisis Pendugaan Umur Simpan ProdukBeras Analog Wikau Maombo Instan Melalui MetodeASLT (Accelerated Shelf-Life Testing) dengan PendekatanIsoterm Sorpsi (Kadar Air Kritis)
a. Pengukuran Kadar Air Awal (Moisture Initial, Mi),(Metode Thermogravimetri, AOAC 1990)
Cawan porselin dibersihkan dan dipanaskan
dalam tanur pada suhu 700oC lalu ditimbang
sebagai bobot kosong. Perlakuan ini diulang
hingga diperoleh bobot konstan. Selanjutnya
sampel ditimbang sebanyak 2 gram dalam cawan
porselin dan dinyatakan sebagai bobot awal.
Sampel dalam cawan dikeringkan dalam oven pada
suhu 105 oC selama 3-5 jam. Setelah proses
pengeringan, cawan berisi sampel dikeluarkan
dalam oven dan didinginkan dalam desikator
kemudian ditimbang. Dipanaskan lagi dalam oven
selama 30 menit, kemudian didinginkan dalam
desikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi
sampai diperoleh bobot tetap (selisih dua
penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg),
50
pengurangan bobot merupakan banyaknya air dalam
bahan.
Perhitungan :
Kadar air (%) = W2−W3W2−W1
X100%
Dimana : W1 = Bobot cawan kosongW2= Bobot Cawan + sampelW3= Bobot Cawan + sampel setelah di oven
b. Pengukuran Kadar Air Kritis (Moisture Critical,Mc) (Metode Thermogravimetri, AOAC 1990)
Sampel disimpan pada kondisi RH 75%
dengan menggunakan larutan NaCl jenuh. Secara
periodik (tiap 24 jam) dilakukan uji
penerimaan panelis terhadap kenampakan produk.
Setiap hari dilakukan perhitungan rata-rata
kategori skor uji penerimaan, hingga rata-rata
mencapai nilai 3 (cukup baik) ditetapkan bahwa
produk telah berada pada kondisi kritis.
Dilakukan pengukuran kadar air kritis dengan
metode thermogravimetri seperti yang dilakukan
pada poin a di atas. Kemudian kadar air kritis
dihitung dengan rumus:
51
Kadar air (%) = W2−W3W2−W1
X100%
Dimana : W1 = Bobot cawan kosongW2= Bobot Cawan + sampelW3= Bobot Cawan + sampel setelah dioven
c. Penentuan Kurva Sorpsi Isotermis (Spiess dan
Wolf, 1987)
Dilakukan preparasi larutan garam jenuh.
Ditimbang sejumlah garam dan dimasukkan ke
dalam humidic chamber. Diaduk dan ditambahkan
sejumlah air sampai jenuh. Agar kelembaban
relatif yang dihasilkan tetap dan tidak
mengganggu proses sorpsi maka humidic chambers
ditutup dan dibiarkan selama 24 jam pada
kondisi suhu 300C. Jumlah bahan kimia dan air
yang diperlukan disajikan pada Tabel 12 di
bawah ini.
52
Tabel 12. Jumlah Bahan Kimia dan Air UntukPreparasi Larutan Garam Jenuh
BahanKimia
RH(%)
aw
KuantitasBahan Kimia
(g) Air(mL)
NaOH 6 0,06
150 85
MgCl2 32 0,32
200 25
K2CO3 44 0,44
200 90
KI 69 0,69
200 50
NaCl 75 0,75
200 60
KCl 84 0,84
200 80
BaCl2 96 0,96
200 70
Spiess dan Wolf (1987)
Diambil masing-masing 5 gram produk Wikau
maombo instan. Sampel diletakkan dalam humidic
chamber yang berisi larutan jenuh. Sampel
ditimbang bobotnya secara periodik (tiap 24
jam) sampai diperoleh bobot yang konstan,
berarti kadar air kesetimbangan telah
tercapai. Sampel yang telah mencapai berat
konstan diukur kadar airnya dengan menggunakan
metode thermogravimetri dan dinyatakan dalam
53
basis kering seperti pada poin a. Dibuat kurva
sorpsi isotermis dengan memplotkan kadar air
dan aktivitas air kesetimbangan.
d. Penentuan model sorpsi isothermis
Nilai kadar air kesetimbangan (Moisture
Equilibrium, Me) dengan nilai aw, dimasukkan
dalam model persamaan sorpsi isothermis Chen
Clayton, Henderson, Hasley, Caurie, dan Oswin.
Kelima model persamaan sorpsi isotermis
dievaluasi nilai Mean Relative Deviation (MRD). Jika
nilai MRD <5 maka model sorpsi isotermis
tersebut dapat menggambarkan keadaan yang
sebenarnya atau sangat tepat. Jika 5<MRD <10
maka model tersebut agak tepat menggambarkan
keadaan sebenarnya dan jika MRD>10 maka model
tersebut tidak tepat menggambarkan kondisi
sebenarnya.
MRD = 100n ∑i=1
n |A−BA |
Dimana :A = Kadar air Percobaan
54
B = Kadar air hasil perhitungann = Jumlah data
e. Penentuan parameter pendukung
Nilai tekanan uap jenuh air (Po) pada
suhu 300C dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah
ini.
Tabel 13. Nilai Tekanan Uap Jenuh Air (mmHg)pada Berbagai Tingkatan Suhu (0C)
Suhu (0C) Tekanan UapJenuh
Air (mmHg)0 4,5810 9,2120 17,5430 31,8240 55,350 97,560 149,470 233,780 355,190 525,8100 760,0
Rahmidi (2009)
Nilai permeabilitas kemasan (k/x), dapat
dilihat pada tabel 2 yaitu permeabilitas
beberapa jenis plastik pada suhu 300C dan
Po=31,82 mmHg. Nilai b (kemiringan kurva)
diperoleh dari nilai slope kurva model
55
persamaan sorpsi isotermis yang terpilih.
Nilai luas penampang (A) diperoleh dengan
mengalikan dimensi kemasan. Nilai total
padatan (Ws) diperoleh dari berat sampel yang
dikemas dikurangi dengan berat kadar air awal
dengan menggunakan plastik polipropilena.
f. Pendugaan umur simpan (Metode Pendekatan KurvaSorpsi Isotermis, Labuza, 1982)
Semua parameter yang diukur dan
ditetapkan pada tahap sebelumnya, antara lain:
Mi, Mc, Me, k/x, Po, b, A dan Ws
diintegrasikan ke dalam persamaan Labuza di
bawah ini
θ=
ln (Me−Mi)(Me−Mc)
kx ( AWs )Pob
Dimana;Mi = Kadar air awal produk (%) b = Slove kurva sorpsi isotermis terpilihMc = Kadar air kritis (%) Me = Kadar air kesetimbangan isoterm sorpsi
terpilih pada RH 75% (%)𝑘/𝑥 = Permeabilitas uap air kemasan(g/m2.hari.mmHg)