BAB III Sip
Transcript of BAB III Sip
BAB III
HASIL KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI
A. Dasar Teori Umum
1. Transformator Secara Umum
Transformator merupakan suatu peralatan listrik
elektromagnetik statis yang berfungsi untuk
memindahkan daya serta mengubah tegangan listrik dari
suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,
dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet.
Bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis,
dimana apabila efisiensi sempurna maka seluruh daya
pada kumparan primer akan disalurkan penuh pada
kumparan sekunder.
2. Prinsip Kerja Transformator
Transformator bekerja berdasarkan induksi
elektromagnetis terdiri atas dua buah kumparan (primer
dan sekunder) yang bersifat induktif, akibat adanya
fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi
di kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari
kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama
(mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet
di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi
10
listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi).
Gambar 3.1. Prinsip Kerja Transformator
Dengan Rumus :
VpVs
=NpNs
=IsIp
Dimana :
Vp : Tegangan primer
Vs : Tegangan sekunder
Np : Lilitan primer
Ns : Lilitan sekunder
Ip : Arus primer
Is : Arus sekunder
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus
bolak-balik (alternating current) yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, arus bolak balik
akan timbul pada kumparan apabila kumparan primer pada
transformator diberi tegangan sehingga jumlah garis
gaya magnet menjadi berubah-ubah, akibatnya pada
11
kumparan primer terjadi induksi. Sekunder menerima
garis gaya magnet dari primer dengan jumlahnya juga
berubah-ubah, maka pada kumparan sekunder timbul
induksi, sehingga antara 2 ujung kumparan terdapat
beda tegangan.
3. Konstruksi Umum Transformator
Berdasarkan konstruksinya transformator dibagi
menjadi dua macam yaitu transformator dengan bentuk
konstruksi core gulungan (wound type) dan transformator
dengan bentuk konstruksi core susunan (Stacking type).
Gambar 3.2. Konstruksi Transformator Tiga Fasa Tipe
Gulungan (Wound type)
12
Gambar 3.3. Transformator Tiga Fasa Tipe Susunan
(Stacking Type)
Dalam jenis Gulungan (Wound type) kumparan dililitkan
disekitar dua kaki inti magnetik persegi. Dalam jenis
Susunan (Stacking Type) kumparan dililitkan sekitar
kaki tengah dari inti berkaki tiga dengan laminasi
silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator
yang bekerja pada frekuensi di bawah beberapa ratus
Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang
dikehendaki yaitu murah, rugi inti rendah dan
permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Sedang
inti besi (core) transformator dibuat berlapis-lapis
guna mengurangi arus eddy, terbuat bahan ferromagnetik
yang dimanfaatkan sebagai jalan lintasnya garis gaya
magnet. Berikut ini adalah konstruksi pada
transformator :
a. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan
fluksi (garis gaya magnet) yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan, dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh Eddy Current.
13
b. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan
kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau
gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan
primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik
terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan
dengan isolasi padat seperti karton, pertinak dan
lain-lain. Kumparan tersebut berfungsi sebagai
konduktor pengubah tegangan dari tegangan menengah
20 kV menjadi tegangan rendah 400 V.
c. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan
isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan
pendingin pada transformator.
a. Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus
memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus
b. Sebagai pendingin, minyak transformator harus
mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga
dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan
akan mampu melindungi transformator dari
gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau
senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah
senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa
hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon
14
aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak
transformator masih mengandung senyawa yang
disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat
kecil.
d. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan
jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing
sekaligus berfungsi sebagai penyekat/isolator antara
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada
bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi
bushing yang sering disebut center tap.
e. Tangki Konservator
Tangki konservator berfungsi untuk menampung
minyak cadangan dan uap/udara akibat pemanasan trafo
karena arus beban. Diantara tangki dan trafo
dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas
produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga
agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung
masuk saluran udara melalui saluran
pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air
15
pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia
tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
f. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator
Pada inti besi dan kumparan – kumparan akan
timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka panas
tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka untuk
mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut
transformator perlu dilengkapi dengan alat atau
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar
transformator, media yang dipakai pada sistem
pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.
Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai
akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk
mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-
udara/gas) dengan cara melengkapi transformator
dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara manual
dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat
sirkulasi media pendingin dengan pompa pompa
sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut
pendingin paksa (Forced).
16
Tabel 2. Sistem Pendinginan Transformator
g. Tap Changer
17
no SistemPendinginan
MediaSirkulasi dalam
trafoSirkulasi
Diluar TrafoAlamiah Paksa Alamiah Paksa
1 AN - - Udara -2 AF - - - Udara3 ONAN Minyak - Udara -4 ONAF Minyak - - Udara5 OFAN - Minyak Udara -6 OFAF - Minyak - Udara7 OFWF - Minyak - Air8 ONAN/ONAF Kombinasi 3 dan 49 ONAN/OFAN Kombinasi 3 dan 510 ONAN/OFAF Kombinasi 3 dan 611 ONAN/OFWF Kombinasi 3 dan 7
Kualitas pada jaringan distribusi listrik dapat
beroperasi dengan normal jika tegangan nominalnya
sesuai ketentuan, namun pada saat pengoperasiannya
dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga
kualitasnya menurun, untuk itu perlu alat pengatur
tegangan agar tegangan selalu pada kondisi terbaik,
konstan dan berkelanjutan.
Transformator dirancang sedemikian rupa
sehingga perubahan tegangan pada sisi masuk/input
tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi
keluar/output, dengan kata lain tegangan di sisi
keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai
sadapan pengatur tegangan tanpa terjadi pemutusan
beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC).
Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan
jumlahnya tergantung pada perancangan dan perubahan
sistem tegangan pada jaringan.
B. Perbaikan Transformator Distribusi
1. Pengertian Umum
18
Perbaikan transformator merupakan cara dan upaya
untuk mempertahankan atau memperpanjang umur pemakaian
peralatan jaringan distribusi listrik (transformator) itu
sendiri. Supaya penyaluran jaringan tenaga listrik kepada
pelanggan tidak menjadi terganggu, sehingga akan
memberikan kesan yang baik oleh pelanggan kepada
Perusahaan Listrik Negara (PLN), di samping itu
pemeliharaan beserta perbaikan komponen-komponen
didalamnya bertujuan untuk mempertahankan fungsi guna
dan kemampuan transformator tersebut supaya perusahaan
tidak perlu sampai menganggarkan biaya yang lebih besar
hanya untuk membeli peralatan ketenagalistikan
(Transformator) yang baru.
Dengan pemeriksaan yang rutin dan berkala maka akan
dapat diketahui kondisi transformator setiap saat, agar
supaya bila sekatu-waktu terjadi kerusakaan tidak akan
memakan biaya atau anggaran pemeliharaan yang lebih
besar. Untuk mendapatkan fungsi guna dan umur
transformator tersebut diatas yang sesuai dengan yang
diharapkan, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan
dalam pemeriksaan dan pemeliharaan mulai dari pabrikan,
penerimaan/pemindahan, pembongkaran, pemasangan sampai
pengoperasian dan pembebanan.
Tujuan pemeliharaan peralatan listrik tegangan
tinggi adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran
tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :
a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan
effiency.19
b. Untuk memperpanjang umur peralatan.
c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan
peralatan.
d. Meningkatkan Safety peralatan.
e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.
2. Penyebab Kerusakan Pada Transformator Distribusi
Transformator yang berpotensi pada beban yang
bersifat continue (untuk jangka waktu yang lama) akan
mengalami berbagai macam kerusakaan yang mungkin dapat
terjadi, terlebih pada transformator distribusi yang
biasanya ditempatkan diluar dalam jangka waktu yang
sangat lama.
Penyebab-penyebab kerusakaan transformator
distribusi ialah sebagai berikut :
a. Paking Bocor
Paking bocor biasanya dapat mengakibatkan ruang yang
ada didalam transformator menjadi kurang rapat sehingga
udara dan air dari luar akan dengan mudah masuk kedalam
bak transformator dan bisa mengakibatkan komponen-
komponen didalamnya dan akan menganggu fungsi kerja
trafonsformator itu sendiri.
20
b. Pembebanan
Pembebanan yang dimaksud ialah pembebanan yang
diberikan pada sebuah transformator dengan secara
berlebihan (over load). Beban yang diberikan biasanya
bersifat berkelanjutan terus menerus dan pada saat
tertentu pasti akan mencapai puncaknya. Jadi jika pada
transformator diberikan beban yang berlebihan maka akan
dengan cepat memberikan peningkatan suhu yang diatas
rata-rata ukuran normal standartnya, terutama pada bagian
lilitan sehingga transformator rawan akan menjadi
terbakar.
c. Minyak
Minyak dalam transformator berguna sebagai
pendingin transformator, minyak yang digunakan harus
memiliki harga tegangan tembus yang tinggi dengan nilai
kelembaban mendekati harga nol. Pada transformator yang
sudah lama terpakai biasanya kelembaban pada minyak
transformator akan naik, kelembaban atau kadar air inilah
yang nantinya akan mengakibatkan turunnya harga tegangan
tembus pada minyak transformator tersebut.
d. Faktor Alam
Biasanya faktor alam berpengaruh pada kondisi
lingkungan sekitar, misalnya terjadi adanya bencana alam
yang tidak terduga sehingga dapat merusak kondisi
lingkungan sekitar dan menyebabkan tumbangnya tiang –
tiang jaringan distribusi, putusnya kabel listrik, dll.
Ada juga ketika burung yang bertengger pada kabel
21
sehingga menyebabkan lompatan bunga api karena pada kabel
itu sendiri terdapat kerapatan arus.
Gambar 3.4. Contoh kerusakaan pada kumparan
Transformator
3. Langkah-langkah Perbaikan Transformator
a. Investigasi Kerusakaan Transformator
Biasanya untuk investigasi kerusakaan pada
transformator, para pekerja hanya melakukan dengan
pengelihatan kasat mata untuk mengenali / menemukan
bagian mana yang mengalami kerusakan (apabila
tranformator dalam keadaan rusak parah akibat terbakar).
Apabila ada suatu transformator yang sulit untuk
dicari pada bagian mana yang mengalami kerusakaan, maka
kemudian para pekerja dapat mencoba untuk menggunakan AVO
meter atau dengan Megger. Megger berfungsi untuk mengukur
tahanan isolasi dalam.
22
Cara pengetesan transformator menggunakan Megger :
1) Mengukur komponen yang terhubung (dalam hal ini
Megger menunjukan angka 0)
- Dengan menghubungkan bushing Primer dengan bushing
Primer R, S, T.
- Dengan menguhubungkan bushing Sekunder dengan
bushing Sekunder r, s, t, n.
- Dengan menghubungkan Core (inti besi) dengan body
(ground), dengan catatan dipasangkan kertas isolasi
(isolator) pada permukaan body, hal ini
dikarenakan agar Core (inti besi) tidak terhubung
secara langsung dengan body (arus yang mengalir
tidak terlalu cepat)
2) Mengukur komponen yang tidak terhubung ( pada
pengukuran ini Megger menunjukan nilai ... MΩ /
tidak boleh zero)
- Dengan menghubungkan bushing Primer dengan bushing
Sekunder.
- Dengan menghubungkan bushing Primer dengan body.
- Dengan menghubungkan bushing Sekunder dengan body.
23
Cara mengatasi jika hasil Megger rendah :
- Bagian keramik bushing dibersihkan dengan lap bersih
yang dibasahi alkohol.
- Transformator dijemur dilapangan yang disinari
matahari.
- Bagian keramik bushing dihangatkan, misalnya dengan
pengering rambut ( hair dryer ) tanpa harus melepas
bushing
- Apabila cara – cara diatas belum menemukan hasil yang
diinginkan, segera menghubungi pihak pabrikan dengan
memberikan data yang lengkap untuk dilakukan
penanganan lebih lanjut.
Cara yang terbaik ( teliti ) untuk mengetahui
kondisi sebuah transformator adalah dengan pengetesan /
pengujian transformator diruang uji transformator atau
dalam kondisi transformator tanpa beban.
b. Membongkar Transformator
1) Melepas/membuka tutup atas terlebih dahulu, dengan
cara melepas mur dan baut pada tutup atas
transformator.
2) Kemudian inti transformator beserta komponen
didalamnya dipisahkan/dikeluarkan dari bak/tangki
transformator menggunakan mesin crane (katrol).
3) Melepas bushing primer dan bushing sekunder.
4) Melepas hubungan vektor pada kumparan primer dan
sekunder.
24
a. Memotong kumparan primer dengan menggunakan
tang potong.
b. Memotong kumparan sekunder dengan menggunakan
las.
5) Melepas tap komutator.
6) Membongkar core (Inti besi).
7) Membongkar dan menghitung jumlah lilitan primer.
8) Mengeluarkan minyak transformator dari cashing
transformator.
Gambar 3.5. Proses Pembongkaran Transformator
c. Menghitung lilitan primer dan lilitan sekunder
1) Lilitan Sekunder
25
Apabila lilitan sekundernya dihubungkan Z
( zig-zag ) maka jumlah lilitan dalam dan lilitan
luar sekundernya sama, dalam hal ini berarti trafo
hubungan Yzn5.
Lilitan sekunder menggunakan jenis kawat
Rengtakuler dengan ciri-ciri bentuk fisik lebar
penampang lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit
dari lilitan primer.
2) Lilitan Primer
Jumlah lilitan primer dapat dihitung dari
jumlah keseluruhan dari ujung dalam, trap - trap
dan ujung luar.
Lilitan primer menggunakan jenis kawat email
dengan ciri – ciri bentuk fisik lebar penampang
lebih kecil dan jumlahnya lebih banyak daripada
lilitan sekunder.
d. Menggulung lilitan
Penggulungan tersebut sebelumnya dibalut terlebih
dahulu dengan ban katun white lalu dijepit antara balok
silinder dengan kayu dan dikencangkan. Adapun alat dan
bahan yang digunakan :
1) Alat-alat :
a) Gunting
b) Tang kombinasi
26
c) Palu karet
d) Kunci inggris
e) Kunci pas
f) Mesin wending
g) Mal cetakan
h) Balok silinder
i) Pisau
2) Bahan-bahan :
a) Rectangular wire
b) Kertas mika litrolit
c) Ban katun white
d) Isolasi
Setelah balok silinder diberikan lapisan kertas
litrolit kemudian mesin wending digerakan / dioperasikan
untuk menggulung / melilit kawat email (kawat tembaga).
Setelah mendapatkan satu sap penuh pada gulungan lantas
kemudian diberikan kembali pelapis kertas litrolit,
bertujuan sebagai pemisah agar lilitan yang telah digulung
kembali tersebut tidak sampai menempel dengan lilitan pada
sap selanjutnya, bila diperlukan dapat ditambahkan dengan
fernis sebagai perekat dan iolasi penguat tambahan. Pada
setiap ujung-ujung tap ditarik keluar dan dibalutkan ban
white katun sebagai pelindung ujung tap yang akan
disambung pada tab komutator, dan jumlah lilitan pada
tiap-tiap tap harus sama agar tegangan yang dihasilkan
oleh transformator tidak melenceng (naik-turun). Setelah
selesai penggulungan, kumparan yang telah selesai tersebut
27
kembali dilapisi dengan kertas litrolit-mika, yang
berfungsi sebagai pelindung dari tegangan tembus.
Gambar 3.6. Mesin Winding ( Mesin Penggulung Kumparan
Transformator).
Lilitan Sekunder
Apabila lilitan sekunder dihubung Bintang
( Y ), maka lilitan di gulung dari ujung dalam ke
ujung luar. Jadi hanya ada 2 kawat sekunder yang
akan muncul keluar, yakni ujung dalam dan ujung
luar.
Apabila lilitan sekunder dihubungkan zig – zag
( Z ), maka lilitan digulung dari ujung dalam, 2
ujung tengah, ujung luar. Jadi ada 4 kawat sekunder
yang muncul keluar.
28
Lilitan Primer
Apabila lilitan primer dihubung Delta (△),
maka jumlah lilitan primer lebih banyak dan
penampang kawat email lebih kecil.
Apabila lilitan primer dihubung Bintang (Y),
maka jumlah lilitan primer lebih sedikit dan
penampang kawat email lebih besar.
Gambar 3.7. Gulungan Lilitan Primer
29
Gambar 3.8. Proses Rewinding Pada Kumparan Primer.
e. Pemasangan Core (Inti Besi)
Setelah proses penggulungan lilitan
primer/sekunder, kemudian menata letak koil R, S, T
sesuai pada letaknya. Selanjutnya proses pemasangan
core (Inti Besi). Pemasangan core harus disesuaikan
dengan tipe koil R, S, T nya, apakah tipe susunan atau
tipe gulungan, karena core (Inti Besi) tersebut terdiri
dari 2 macam tipe yaitu :
- Tipe E ¿>¿ Susunan (Stacking Type)
- Tipe O ¿>¿ Gulungan (Wound Type)
30
Gambar 3.9. Pemasangan Inti Besi Tipe Susunan.
Gambar 3.10. Pemasangan Inti Besi Tipe Gulungan.
f. Menyambung atau Mengonek Vektor Group
1) Memasang tap komutator pada transformator.
2) Penyambungan trap pada tab komutator. Caranya yang
pertama melihat letak sebelah mana tap 1 pada tab
komutator. Apabila tap 1 terletak di sebelah kanan
berarti 1 kawat bagian dalam dan 1 kawat bagian
31
luar (sebelah kanan) dihubungkan pada tab
komutator posisi 1 dan seterusnya sampai tap 5.
Gambar 3.11 Penyambungan Lilitan Tap Komutator
Gambar 3.12. Penyambungan Lilitan Primer Hubungan Bintang
Gambar 3.13. Penyambungan Lilitan Primer Hubungan Delta
32
Gambar 3.14. Penyambungan Lilitan Sekunder Hubungan Bintang
(Atas)
Gambar 3.15. Penyambungan Lilitan Sekunder Hubungan Bintang
(Bawah)
33
Gambar 3.16. Penyambungan Lilitan Sekunder Hubungan Zig-Zag
(Atas)
Gambar 3.17. Penyambungan Lilitan Sekunder Hubungan Zig-Zag
(Bawah)
g. Pengovenan Transformator
Setelah komponen-komponen di dalam transformator
selesai dirakit, maka langkah selanjutnya yaitu
mengovennya tanpa cashing / body transformator.
Pengovenan dilakukan untuk menghilangkan kadar air atau
34
kelembaban pada komponen-komponen transformator.
Pengovenan konstan dilakukan pada suhu 40∘C,hingga
kelembaban dan kadar airnya dapat dibuat seminimalisir
mungkin. Setelah itu transformator dimegger ulang pada
tiap-tiap hubungan bushing dan body atau ground, untuk
dilihat jumlah besaran tahanannya untuk dicatat pada
arsip pendataan transformator, untuk selanjutnya
transformator dapat dimasukan kedalam cashing dan
diisikan minyak transformator.
Gambar 3.18. Proses Pengovenan Transformator.
h. Perbaikan Tangki Transformator
Pada proses ini, akan diperiksa tingkat kepadatan
dan kehampaan tangki transformator, dimana bertujuan
untuk menghindari adanya celah atau lubang kecil yang
apabila nanti setelah diisikan minyak / oli
transformator memungkinkan terjadinya kebocoran dan
adanya udara luar yang masuk dari celah-celah lubang
35
tersebut. Pada awal proses ini biasanya para pekerja
melakukan pembilasan bagian dalam tangki terlebih
dahulu mengunakan oli / minyak bekas transformator yang
telah dibongkar sebelumnya, kemudian apabila terdapat
adanya lubang, maka dapat segera diberikan titik-titik
penanda potensi kebocoran tersebut dengan menggunakan
media kapur batang dan penanda lainnya. Setelah selesai
menemukan titik-titik potensi kebocoran tersebut, maka
tahap selanjutnya ialah pengelasan, yang mana
pengelasan dapat dilakukan dengan las listrik sebagai
alat penambalan dan ditambahkan bahan-bahan potongan
pelat besi yang ukurannya tergantung dari lubang-lubang
yang akan ditutup tersebut. Setelah selesai dilakukan
penambalan (pada lubang tangki), maka tahap selanjutnya
ialah membilas kembali bagian dalam tangki dan apabila
sekarang telah tidak didapatkan celah atau lubang-
lubang tersebut maka tangki Transformator dapat segera
disiapkan untuk pengisian dan proses treatment minyak
Transformator selanjutnya.
i. Menguji Transformator
Pengujian Transformator dengan cara yaitu :
Memasukan data Transformator yang akan diuji pada
Transformator yaitu :
- Milik : .....
- Alamat : .....
- Merk / Pabrik : .....
- No. Seri : .....
36
- Teg. Primer : .....V Sekunder : .....
- Arus Primer : .....A Sekunder : .....
- Daya : .....kVA
- Phasa : ..... Frek
: .....Hz
- Hub : .....
- Ksp : .....
Memfungsikan seluruh trap mulai tap 1 s/d 5.
1) Menguji rugi tembaga (transformator hubung
singkat).
Menghubungkan singkat bushing Sekunder dan pada
bushing Primer diisi dengan tegangan sebesar 800V.
Kemudian alat test beroperasi dan hasil dari rugi
tembaga akan nampak.
2) Menguji rugi besi (transformator beban nol).
Mengisi bushing Sekunder dengan tegangan sebesar
400V. Bushing Primer tidak dihubungkan dengan
apapun. Kemudian alat tersebut beroperasi dan hasil
dari rugi besi akan nampak
.
3) Menguji tegangan induksi/frekuensi.
Posisi rangkaian tetap sama dengan rangkaian untuk
mencari rugi besi. Hanya bushing sekunder diberi
frekuensi tertinggi sebesar 400 Hz dan tegangan 300
V.
4) Menguji kebocoran tangki
37
Dengan mengisi angin bertekanan pada cashing / body
Transformator melalui kran.
Gambar 3.19. Pelaksanaan Pengujian Transformator
Contoh : Hasil pengujian dari Transformator pada
tanggal 18 juli 2012 :
1. Data-data Transformator :
Merk / Pabrik : UNINDO
No Seri : 3381
Teg. Primer / Teg. Sekunder : 22 KV /
400 V
Daya : 160 KVA
Ph / Frek. : 3 / 50 Ph / Hertz
Hub : Dyn 5
Ksp : 4%
38
Hasil tes Transformator :
I. Trap 22 KV / 400 V / 231 V
Tabel 3. Hasil Pengujian Tegangan Pada Tiap Trap
Trap UV VW UW Un Vn Wn1 395 395 395 225 225 2252 395 395 395 225 225 2253 395 395 395 225 225 225
II.Rugi Tembaga (hubung singkat) :
Tabel 4. Hasil Pengujian Rugi Tembaga
A set A Ukur V Ukur W : 0,6
4,6 A4,07 A 806 V 2657,14
Watt4,6 A 808 V3,96 A 806 V
III. Rugi Besi (beban nol) :
Tabel 5. Hasil Pengujian Rugi Besi
V set A ukur V ukur W : 0,6
400 V2,78 A 403 V 508,43
Watt3,46 A 400 V198 A 401 V
IV.Tahanan Isolasi / Megger :
TM – (TR+GROUND) = 8,51 G Ohm
TR – (TM+GROUND) = 1,33 G Ohm
4. Pengujian dan Treatment Minyak Transformator
Fungsi dari minyak transformator :
a. Sebagai bahan isolasi
b. Sebagai pendingin
39
c. Sebagai penghantar panas dari bagian yang panas
(Coil dan Inti Besi) kedinding tangki
Transformator.
Jenis-jenis minyak :
a. Diala B / Diala C
b. Isso
c. Nynas
d. OHM
Sifat dari minyak Transformator, menurut SPLN :
a. Besar jenis = 0,85-0,9 gr/cm pada 13,5∘
b. Viscoisitas rendah untuk memudahkan sirkulasi dari
bagian yang panas kebagian yang dingin ; 100-110
saybolt second pada 40∘
c. Titik beku tidak lebih dari -45∘C
d. Tekanan tembus minyak transformator tidak kurang
dari 30 KV/2,5 mm atau 120 KV/cm
e. Koefisien Volume = 0,069 % per 1∘C
f. Titik nyala = 205∘C
g. Titik api = 180∘ C - 190∘ C
h. Kelembaban terhadap uap air = nihil
Minyak isolasi dalam transformator lambat laun akan
mengalami pencemaran sesuai dengan umur pakainya.
Penyebabnya adalah minyak akan beroksidasi bila
berhubungan langsung dengan udara dan prosesnya akan
dipercepat dengan kenaikan temperatur, sedangkan kontak
dengan metal didalam tangki akan menimbulkan
pencampuran dengan logam tembaga, besi, kertas dan
40
larutan vernis. Selain itu, dalam minyak terjadi reaksi
kimia dekomposisi dan polymerisasi yang akan
menimbulkan endapan pada minyak
Endapan ini tidak berpengaruh langsung terhadap
dielectric strenght tetapi endapan ini mengumpul pada winding
dan akan mengakibatkan penyumbatan pada celah pendingin
(Oil Duct), radiator dan dinding tangki, sehingga
mempengaruhi temperatur kerja yang merupakan faktor
penentu dari umur material isolasi.
Karena pentingnya minyak transformator, maka perlu
dilakukan proses treatment minyak transformator terlebih
dahulu, menurut IEC-156 untuk :
a. Minyak baru sebelum diolah 30 KV/2,5 mm
b. Minyak yang telah diolah 50 KV/2,5 mm
c. Minyak yang telah digunakan 30 KV/2,5 mm
Karena setiap merk minyak transformator baru
memiliki tegangan tembus yang berbeda-beda. Namun pada
prinsipnya pemakaian minyak transformator dari beberapa
merk sebetulnya sama, hanya beda kualitas dan harga
a. Pelaksanaan Kerja
1. Prinsip kerja Oil Treatment
- Pada saat mesin dihidupkan, maka pompa hisap
(introduction oil pump) akan menghisap minyak
transformator lalu dialirkan menuju strainer (filter
kasar) untuk menyaring kotoran-kotoran kasar yang
41
terdapat di dalam minyak, setelah itu minyak akan
dialirkan menuju pemanas (heater).
- Di dalam pemanas (heater) minyak akan dipanaskan,
setelah itu minyak dialirkan menuju filter utama
(ultra filter dengan consumable catridges) untuk proses
penyaringan kotoran-kotoran halus yang terrdapat di
dalam minyak.
- Setelah disaring, minyak dialirkan menuju tangki
pemisah (removing device). Di dalam tangki pemisah
(removing device) minyak transformator yang panas akan
dikabutkan dengan cara disemprotkan agar uap air dan
udara yang terdapat dalam minyak terpisah.
- Pada saat ini minyak transformator akan turun
kebagian bawah degasing sedangkan uap air dan udara
akan mengambang di atas dan dihisap oleh pompa vakum
untuk di buang keluar sistem.
- Setelah kandungan uap air dan udara hilang, minyak
transformator dialirkan menuju dive regulator, setelah
itu dihisap oleh extraction oil pump dan dialirkan
menuju trafo kembali.
- Demikian sirkulasi minyak transformator di dalam
mesin oil treatment. Keadaan ini akan berlangsung secara
terus menerus sesuai volume minyak yang ada dalam
transformator dan minyak transformator mencapai suhu
maksimal 70oC.
2. Tujuan pelaksanaan Oil Treatment
42
Minyak transformator berfungsi sebagai media
isolasi dan media pendingin harus memenuhi syarat-
syarat tertentu agar dapat memenuhi fungsinya.
Menurut SPLN No. 49-1/1982 tentang isolasi minyak
(bagian 1) yang berisi pedoman penerapan spesifikasi
dan pemeiharaan minyak isolasi, adapun syarat-syarat
yang harus dipenuhi sesuai dengan standart yang
ditetapkan untuk minyak isolasi transformator yaitu:
- Angka kenetralan : Max 0,5 Mg KOH/g
- Warna menurut kartu : Max No.5
- Warna menurut Callophone : Min HC (hampir
cukup)
- Kandungan air : Max 20 mg/1 =(nihil)
Bila dari sebuah trafo setelah dilakukan uji minyak
didapatkan hasil yang nilainya tidak sesuai atau jauh
dari standard diatas, maka minyak tersebut harus
dilakukan perawatan (treatment) atau bisa juga langsung
diganti.
Adapun tujuan dilakukan treatment pada minyak trafo
yaitu:
- Untuk menghilangkan kadar air yang terdapat dalam
minyak.
- Untuk membersihkan minyak dari kotoran yang mungkin
ada di dalam minyak.
- Untuk menghilangkan gas-gas sisa hasil oksidasi.
- Untuk menaikkan nilai tegangan tembus minyak trafo
(minimal 120 kV/cm).
43
- Untuk mengurangai kadar asam dalam minyak trafo.
3. Sebab-sebab penurunan kwalitas minyak
- Kelembaban dari lingkunag sekitar.
- Adanya kemungkina air masuk melalui paking-paking
yang kurang rapat atau rusak.
- Kenaikan temperature akibat pembebanan.
- Oksidasi yang terjadi akibat reaksi kimia dari bahan
isolasi, seperti kertas, kain dan kayu. Demikian
juga tembaga dan besi yang akan membentuk hidro
karbon.
b. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Peralatan kerja :
Mesin oil tretment mass 1000 terdiri dari:
a. Pompa hisap (Instroduction oil pump)
Digunakan untuk menghisap minyak dari transfomator
lalu mengalirkannya ke mesin treatment untuk di
treatment.
b. Pemanas (Heater)
Digunakan untuk memanaskan oli transformator sampai
mencapai suhu 70oC.
c. Pompa tekan (Extraction oil pump)
Pompa buang digunakan untuk mengalirkan oli yang
sudah di treatment kembali ke transformator.
d. Pompa vakum (Vacum pump)
44
Digunakan untuk menghisap dan membuang uap air dan
udara yang terdapat dalam oli.
e. Tangki pemisah/degasing (Removing device)
Tangki pemisah digunakan sebagai tempat untuk
memisahkan oli dari uap air dan udara.
f. Strainer
Digunakan untuk menyaring oli dari kotoran-kotoran
yang kotor, seperti: kertas.
g. Saringan (Ultra filter with consumable catridges)
Saringan (filter) berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran halus yang terdapat dalam oli, misalnya:
debu.
h. Katup pengaman (Safety valve)
Savety valve digunakan untuk membuang udara dan uap
air berlebih yang terdapat pada oli.
i. Drive regulator
Digunakan untuk melihat dan mengatur batas jumlah
oli yang terdapat dalam tangki pemisah.
j. Side sight projector
Berfungsi sebagai tempat untuk melihat aliran oli
yang terdapat dalam tangki pemisah.
k. Level contactor
Berfungsi untuk mengatur batas jumlah oli yang
terdapat dalam tangki pemisah.
l. Thermostat
45
Berfungsi untuk mengatur aliran oli berdasarkan suhu
oli.
m. Manometer
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur tekanan oli.
n. Flow meter
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur jumlah aliran
oli.
2. Peralatan bantu :
a.Kunci-kunci (pas, ring, dan kunci inggris).
b. Alat-alat segel (Timah segel, kawat segel, tang
segel, dan tang potong)
c. Selotip
d. Lap (majun)
3. Bahan/benda kerja :
Transformator/ trafo dengan merk: Trafindo, Stralite,
Bambang Djaya, dll.
4. Peralatan K3 :
a.Pakaian kerja
b.Safety shoes
c. Sarung tangan
d. Helm
e. Kotak P3K
c. Langkah-langkah Pengujian Minyak Transformator
1. Ambil minyak Transformator pada Transfomator sebagai
sample / contoh dan masukan dalam botol sebanyak
46
600cc (satu botol) yang telah dicuci dan
dibersihkan. Kemudian tulis keterangan lengkap data
sample minyak Transformator lengkap dengan tempat
asal, tanggal pengambilan, serta nomor urut dari
sample tersebut.
2. Masukan minyak tersebut ke dalam tabung minyak
dielektrik sedikit saja, untuk membersihkan atau
membilas tabung minyaktersebut sampai merata pada
bagian dinding-dinding dan penghantar dielektrik
tabung. Memasukan juga minyak tersebut pada tabung
kecil untuk mengetahui tingkatan warna minyak.
3. Masukan minyak tersebut sampai melebihi atau
menutupi penghantar dielektrik, pada tabung minyak
dielektrik.
4. Menghidupkan panel test dan tunggu 10 menit untuk
test pertama, setelah 10 menit tekan tombol untuk
mengetahui jumlah tegangan tembus. Apabila tegangan
tembus sudah diketahui, catat hasilnya pada buku
laporan, kemudian tekan tombol untuk memutar kipas
(kincir) yang berfungsi untuk mengaduk minyak dan
untuk mengembalikan posisi jarum pada posisi 0.
5. Setelah itu tunggu 2,5 menit untuk test ke 2 dan
begitu seterusnya hingga pada test ke 5. Catat hasil
tegangan tembus pada tiap test yang dilakukan hingga
sebanyak 5 kali.
Jenis mesin treatment dilihat dari tingkat putaran
dalam 1 jam ( mesin merk MAXAI )
- Mesin untuk menghasilkan putaran 1000 Liter
47
- Mesin untuk menghasilkan putaran 3000 Liter
- Mesin untuk menghasilkan putaran 5000 Liter
d. Langkah-langkah Treatment Minyak Transformator
a. Memasang kran out dari kran bawah / out dari
trafo, kemudian dihubungkan ke valve in dari mesin
filter.
b. Memasang elang out dari mesin filter dan
dihubungkan ke valve in trafo bagian atas.
c. Membuka semua valve di mesin filter ( valve 1 s/d
6 )
d. Menghidupkan panel untuk mengoperasikan ( ON ),
maka control temperature ( suhu ) akan menyala.
Kemudian dengan menombol tombol reset untuk
control temperature pada suhu 70∘C.
e. Menyalakan vacum pump.
f. Menghidupkan saklar in untuk menhidupkan pump 1
pada posisi ke 1 dan saklar out untuk menghidupkan
pump 2 pada posisi 2.
g. Menghidupkan saklar Heating 1 pada posisi 1 secara
bertahap ke Heating 2 pada posisi 1.
h. Setelah itu proses treatment berjalan sesuai
dengan buku petunjuk mesin treatment kurang lebih
4 – 5 kali putaran, sesuai isi minyak di dalam
transformator tersebut.
48