Bab 1 fix rev Prof Darma

17
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kota Tua (Oude Binnenstad) bukan hanya menjadi warisan fisik, melainkan representasi dari sebuah peradaban (civilization) yang mencakup monumen dan bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Kota Tua Jakarta sebagai warisan sejarah kolonialisme, memiliki nilai historis dan estetis pada bangunan- bangunan tua yang menyimpan kehidupan Batavia yang mulai dibangun awal abad XVII oleh VOC berkembang hingga penjajahan Belanda abad XVIII hingga pertengahan abad XX, masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pelayanan dan jasa, menjadi satu dengan perumahan dan pelabuhan lama. Kawasan Kota Tua Jakarta saat ini kondisinya termarjinalkan dan kumuh karena kurangnya perhatian dari pemerintah (orde baru). Hal ini sebagai akibat karena konsep yang tidak jelas tentang tata ruang kota 1

Transcript of Bab 1 fix rev Prof Darma

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Kota Tua (Oude Binnenstad) bukan hanya menjadi

warisan fisik, melainkan representasi dari sebuah

peradaban (civilization) yang mencakup monumen dan

bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Kota

Tua Jakarta sebagai warisan sejarah kolonialisme,

memiliki nilai historis dan estetis pada bangunan-

bangunan tua yang menyimpan kehidupan Batavia yang

mulai dibangun awal abad XVII oleh VOC berkembang

hingga penjajahan Belanda abad XVIII hingga pertengahan

abad XX, masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan,

perdagangan, pelayanan dan jasa, menjadi satu dengan

perumahan dan pelabuhan lama.

Kawasan Kota Tua Jakarta saat ini kondisinya

termarjinalkan dan kumuh karena kurangnya perhatian

dari pemerintah (orde baru). Hal ini sebagai akibat

karena konsep yang tidak jelas tentang tata ruang kota

1

2

khusus untuk Kawasan Kota Tua Jakarta. Bangunan-

bangunan bersejarah banyak yang dihancurkan seperti

gedung cagar budaya Perusahaan Perdagangan Indonesia

(PPI) yang dibangun 1912, sebagian atap bangunan

runtuh. Gedung cagar budaya Dasaad yang kondisinya

memprihatinkan tanpa atap dan terancam roboh. Beberapa

bangunan lainnya mengalami kondisi yang serupa karena

penurunan permukaan tanah ditambah banyaknya kendaraan

berbeban berat yang melintas dilokasi berdirinya Menara

Syahbandar, dan Museum Bahari. Kedua bangunan ini

kondisinya rawan roboh karena sudah miring lima

derajat.1

Situasi Kawasan Kota Tua Jakarta dalam lima tahun

belakangan ini semakin memprihatinkan, pemerintah

berusaha keras menjadikan kawasan yang kaya akan

peninggalan bersejarah itu sebagai kota wisata budaya.

Hal-hal yang memprihatinkan adalah kepadatan penduduk,

1 Ana Shofiana Syatiri (ed), “Gedung Cagar Budaya Runtuh” diaksesdarihttp://megapolitan.kompas.com/read/2014/01/27/0740049/Gedung.Cagar.Budaya.Runtuh, pada tanggal 22Aapril 2015, pukul 10.15 WITA.

3

pengangguran, kriminalitas, penduduk miskin, dan tata

ruang kota (urban design) semua faktor ini dikarenakan

tingkat urbanisasi yang tidak terkendali. Fenomena

kemiskinan meningkat dari 3,55% di tahun 2013 menjadi

3,92% di tahun 2014 (BPS Pemprov DKI Jakarta tahun

2014). Hal ini berdampak baik langsung maupun tidak

langsung pada Kawasan Kota Tua Jakarta seperti

banyaknya lokasi kumuh, pedestrian dan halaman museum

yang beralih fungsi menjadi tempat pedagang kaki lima

atau pedagang asongan, premanisme, pengamen jalanan,

pengemis. Bagi wisatawan kondisi ini membuat tidak

nyaman dan menjadi tidak menarik untuk berkunjung

kekawasan Kota Tua yang telah ditetapkan pemerintah

menjadi kawasan yang dikonservasi.

Pada pemerintahan pasca reformasi pemerintah mulai

kembali memberikan perhatian pada Kawasan Kota Tua

dengan melakukan revitalisasi kawasan ini. Dampak

positif yang dirasakan seperti kemajuan fisik wilayah

dan masyarakat lokal, mencakup perbaikan infrastruktur,

aksesibilitas, maupun pelayanan publik, serta

4

menciptakan lapangan pekerjaan dan berkontribusi pada

pendapatan masyarakat lokal. Ini sebagai bentuk

tanggung jawab dari pemanfaatan Kawasan Kota Tua

sebagai salah satu destinasi tujuan wisata budaya atau

sejarah di kota Jakarta.

Reproduksi budaya masa lalu sebagai bentuk potret

budaya masa kini ditawarkan dalam pariwisata pusaka

budaya. Keterlibatan secara langsung wisatawan dengan

budaya setempat (lokal) yang merupakan pola konsumsi

wisatawan saat ini. Manifestasi posmodern dapat

diartikan sebagai perpaduan antara lokal dan global.

Kemampuan intelektual dipadukan dengan imajinasi

merupakan konsep wisatawan posmodern, wisatawan

menerima dan mengkomunikasikan pesan-pesan dan

membangun perasaannya terhadap tempat-tempat bersejarah

untuk menciptakan pencitraannya sendiri.

Rangkaian kompleks tentang kegiatan yang

berhubungan dengan produksi seringkali

dikonseptualisasikan sebagai pariwisata oleh masyarakat

di era posmodern. Perkembangan teknologi, khususnya

5

informasi dan komunikasi menjadi penanda era

posmodernisme, dimana dunia sangat dekat satu dengan

lainnya, sehingga banyak wisatawan melakukan perjalanan

wisata sesuai keinginan dan kecenderungan global,

dengan tujuan untuk mengetahui nilai-nilai sosial

tradisional dan semua yang berhubungan dengan masa lalu

sementara dalam dunia pariwisata posmodern, fantasi dan

realitas saling terkait menurut Nuryanti (dalam

Surbakti, 2008: 4).

Jakarta sebagai sebagai ibukota Republik

Indonesia, menjadi kota metropolitan bahkan

megapolitan, pusat perdagangan, pusat pendidikan, pusat

kegiatan ekonomi, dan sebagainya. Didominasi oleh

gedung-gedung pencakar langit, mal-mal besar, dan

bangunan-bangunan bersejarah lainnya merupakan ciri

fisik kota Jakarta. Jakarta pun memiliki sisi lain

dalam bentuk kawasan Kota Tua bersejarah. Kawasan Kota

Tua Jakarta, memiliki nilai sejarah hasil peradaban

masa lampau yang dapat dijadikan modal budaya seperti

bangunan-bangunan tua peninggalan zaman kolonial.

6

Sebagaimana ibukota negara lain juga memiliki

kawasan kota tua, seperti The Old Quarter Kota Tua Hanoi

di Vietnam suatu kawasan yang dipadati rumah-rumah yang

disebut “tunnel houses” rumah terowongan yang bentuknya

sempit dan memanjang, bangunan tua perpaduan arsitektur

kolonial dan cina, serta danau dan taman-taman.

Kota Tua Melaka di Malaysia dinobatkan menjadi

Kota Warisan Dunia (World Heritage City), oleh UNESCO pada

Juli 2008 lalu. Kota Tua Melaka terletak disebelah

Selatan kota Kuala Lumpur yang merupakan kota pesisir

pantai dan didominasi bangunan-bangunan tua bergaya

Eropa seperti Gereja Melaka, Menara Jam, dan air mancur

Victoria, serta ada museum di setiap celah kotanya.

Semua bangunan tua dicat warna merah tua dengan kondisi

teratur dan terawat dengan baik.2

Dam Square Kota Tua Belanda, kawasan yang tipikal

“alun-alun” Eropa luas dan terdapat monumen terletak

2 I Made Asdhiana (ed), “Melaka, Kecantikan Kota Tua dariSemenanjung Malaka” diakses darihttp://travel.kompas.com/read/2013/02/05/12295590/Melaka.Kecantikan.KotaTua.dari.Semenanjung.Malaka, pada tanggal 22 April 2014,pukul 21.20 WITA.

7

di depan istana kerajaan Belanda dan pusat perbelanjaan

(De Bijenkorf), banyak street performances dan atraksi memberi

makan burung-burung merpati. Beberapa kota-kota di

Indonesia juga memiliki kawasan kota tua, seperti kota

Semarang sebagai kota pesisir terbagi menjadi daerah

pecinan dan kauman, sementara kota Yogyakarta sebagai

kota dalam, Surabaya, Medan dan masih banyak lainnya.

Menurut Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 34

tahun 2006 ditetapkan 846 hektar sebagai luas Kawasan

Kota Tua Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa dan Gedung

Arsip Nasional yang terletak di Jalan Gajah Mada

menjadi batas paling Utara dan Selatan. Masjid Tua yang

lokasinya di daerah Bandengan dan Bank BNI Kota menjadi

batas paling Barat dan Timur.

Kawasan Kota Tua Jakarta sudah ditata dalam

ketetapan pemerintah DKI Jakarta menjadi lima zonasi

yaitu zona Sunda Kelapa menjadi zona pertama dengan

karakteristik bahari, dan perkampungan-perkampungan

etnik, serta gudang-gudang. Zona kedua atau zona inti

mempunyai karakteristik bangunan-bangunan tua, dan zona

8

ketiga memiliki karakteristik perkampungan etnis Cina,

serta zona keempat difokuskan pengembangannya sebagai

pusat budaya religius kerena di kawasan ada didominasi

mesjid-mesjid tua. Zona terakhir disebut sebagai zona

peremajaan karena kawasan ini akan dijadikan pusat

bisnis. Visualisasi dan penjelasan Kawasan Kota Tua

dapat dilihat pada Gambar 1.1.

9

Keterangan Gambar:

1. Chartered Bank (Museum bank Mandiri)

2. Toko Merah3. Museum Sejarah Jakarta4. Museum Keramik5. Museum Wayang

6. Jembatan Pasar Ayam (Jembatan Kota Inten)

7. Gudang VOC8. Galangan Kapal VOC9. Menara Syah Bandar10. Museum Bahari

1

2

3

45

67

8

91

Zona 2/Zonainti

10

Gambar 1.1Kawasan Kota Tua dan Kawasan Zona 2

(Sumber: Tempat-tempat bersejarah di Jakarta, tahun1997)

Selama dua tahun belakangan ini pemerintah mulai

memperhatikan kembali kawasan Kota Tua Jakarta yang

selama ini hampir luput dari perhatian dimana gedung-

gedung tua banyak yang mulai hancur dan tidak terawat.

Bangunan tua dan museum merupakan persepsi kebanyakan

masyarakat tentang kawasan Kota Tua Saat ini. Di era

pemerintahan Presiden Jokowi kawasan Kota Tua Jakarta

mulai direvitalisasi dan melalui Kementrian Pariwisata

kawasan Kota Tua telah ditetapkan menjadi destinasi

wisata utama di Indonesia. Pemprov DKI Jakarta telah

pada tahun 2014 membuat konsorsium revitalisasi Kota

Tua Jakarta, yang akan menata ulang kawasan Kota Tua.

Revitalisasi mencakup semua aspek, mulai dari fisik

bangunan dan masalah sosial. Seluas 384 hektar

merupakan luas kawasan yang akan direvitalisasi mulai

tahun 2014 lalu.

Revitalisasi akan memakan waktu yang panjang dan

pengaktifan kegiatan-kegiatan di kawasan Kota Tua

11

Jakarta seperti wisata budaya, pengembangan ruang

terbuka hijau, pengembangan atraksi masyarakat ditepian

kawasan, serta aktivitas sehari-hari (pola hidup)

masyarakat yang berdomisili di kawasan Kota Tua

Jakarta.3 Banyaknya kegiatan-kegiatan yang saat ini

dilakukan di kawasan Kota Tua membuat pemerintah

mempercepat pelaksanaan revitalisasi kawasan KTJ

melalui Menteri Pariwisata, Menteri Pekerjaan Umum dan

Menteri Badan Usaha Milik Negara sebanyak 80 bangunan

cagar budaya akan dipugar dan ditargetkan selesai pada

tahun 2016.4

Sebagai destinasi wisata pengembangan kawasan Kota

Tua secara spesifik akan ditinjau dari tiga aspek yaitu

aspek pariwisata, dan aspek budaya, serta nilai sejarah

yang dimilikinya. Pemprov DKI Jakarta akan bekerjasama

dengan para stakeholders seperti Kementrian Pariwisata,3 Fabian J K, diakses pada http://megapolitan.kompas.com/read/2013/11/07/1633570/Seluruh.Aspek.Kota.Tua.Jakarta.Direvitalisasi, tanggal 22 April 2015, pukul 23.15 WITA4 Hindra Liauw (ed), di akses pada http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/30/20241801/Revitalisasi.Fisik.Kota.Tua.Dipercepat?utm_source=news&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&, tanggal 22 april 2015, pukul 23.48 WITA.

12

PT. Pembangunan Kota Tua Jakarta, dan Jakarta Endowment

for Art and Heritage (JEROPAH) untuk menjadikan kawasan

Kota Tua sebagai kawasan wisata yang berkesinambungan

dan pusat kebudayaan selain tempat wisata sejarah dan

budaya.5

Berdasarkan hal tersebut, terkait dengan

pariwisata posmodern berkembang wacana untuk

mengembalikan fungsi lama dari kawasan Kota Tua Jakarta

sebagai destinasi wisata budaya dan sejarah serta

berbagai aspek sosial masyarakatnya dalam bentuk baru,

hal ini sejalan dengan tujuan dari revitalisasi yang

telah dan akan dilakukan oleh pemerintah khususnya

Pemprov DKI Jakarta. Dukungan dari banyak pihak seperti

pemerintah lewat Kementrian Pariwisata, Kementrian

Pekerjaan Umum, Kementrian BUMN, PT. Pembangunan Kota

Tua Jakarta (PKTJ), Jakarta Endowment for Art and

Heritage (JEROPAH), Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat,

5 Tri Wahyuni, diakses pada http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150204101946-269-29512/membangunkan-kota-tua-jakarta-dari-tidur-panjang/ tanggal 22 April 2015, pukul 22.50 WITA

13

tentunya akan mempermudah dan mempercepat terwujudnya

kawasan baru tersebut.

Kota Tua Jakarta telah ditetapkan sebagai nominasi

World Heritage Site oleh UNESCO untuk tahun 2016 yang akan

datang. Pencanangan Kota Tua Jakarta sebagai daya tarik

wisata utama Jakarta telah ditetapkan oleh Kementrian

Pariwisata melalui Surat Keputusan Menteri Pariwisata

(Kepmen) KM.02/PW.202/PM/2014, sebagai wujud nyata

keseriusan pemerintah untuk pengembangan kawasan ini.6

Melihat besarnya perhatian pemerintah terhadap

kawasan Kota Tua Jakarta, banyak fenomena-fenomena yang

akan timbul seiring dengan perkembangan informasi dan

teknologi yang semakin canggih. Salah satu fenomena

tersebut adalah pariwisata posmodern bagaimana modal-

modal yang dimiliki Kota Tua Jakarta direkayasa dan

dimanfaatkan menjadi suatu konsep wisata baru. Wisata

konvensional yang selama ini sangat dekat dengan apa

6 Rachmat Ogie Kurniawan, I Made Asdhiana (ed), di akses padahttp://travel.kompas.com/read/2015/02/04/140800227/UNESCO.Tetapkan.Kota.Tua.sebagai.Nominasi.World.Heritage.Site.?utm_source=news&utm_medium=bp-kompas&utm_campaign=related&, pada tanggal 22 April 2015, pukul 23.45.

14

yang disebut modernisme perlahan-lahan mulai bergeser

kearah kearifan lokal, dan berkelanjutan.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan yang disajikan

dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.

(1) Apa bentuk representasi pariwisata posmodern

Kawasan Kota Tua Jakarta?

(2) Bagaimana proses terbentuknya representasi

pariwisata posmodern Kawasan Kota Tua Jakarta?

(3) Pergulatan makna apa yang terjadi dengan

representasi pariwisata posmodern di Kawasan Kota

Tua Jakarta?

1. 3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk

mendeskripsikan tentang representasi pariwisata

posmodern yang memanfaatkan kawasan dan bangunan cagar

15

budaya bangunan-bangunan tua yang memiliki nilai

sejarah yang tinggi (heritage tourism), peninggalan zaman

kolonial khususnya di Kawasan Kota Tua Jakarta.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, penelitian ini dilakukan untuk

menemukan jawaban atas rumusan masalah tersebut di

atas, yakni sebagai berikut.

(1) Untuk mengetahui dan memahami bentuk representasi

pariwisata posmodern Kawasan Kota Tua Jakarta.

(2) Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya

pariwisata posmodern Kawasan Kota Tua Jakarta.

(3) Untuk mengetahui dan memahami pergulatan makna

representasi pariwisata posmodern Kawasan Kota Tua

Jakarta.

1. 4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

wawasan dan cara pandang keilmuan terkait dengan

16

representasi pariwisata posmodern Kawasan Kota Tua.

Dengan demikian penelitian ini tidak saja terkait

dengan peta teoretis-konseptual kajian budaya, tetapi

juga berbagai bidang ilmu lain yang terkait secara

interdisipliner dengan permasalahan ini yaitu

pariwisata, ekonomi kreatif, sejarah, arsitektur,

kesenian (estetika), semiotik, urban planning, dan

sosiologi. Sebagai sebuah kesatuan cultural studies

penelitian saya kecenderungannya cukup tebal.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi

pemerintah, industri (pelaku pariwisata), dan

masyarakat sebagai kesatuan tiga pilar dalam

pariwisata. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk

pembuatan kebijakan. Bagi industri (pelaku pariwisata),

meningkatkan bisnis ekonomi pariwisata. Sedangkan bagi

masyarakat sendiri melalui penelitian ini diharapkan

dapat membangun partisipasi dan kesadaran (awareness)

17

masyarakat untuk turut aktif dalam melestarikan

peninggalan-peninggalan budaya pada masanya khususnya

di Kawasan Kota Tua sebagai salah satu objek wisata

sejarah, edukasi, kuliner, bisnis dan hiburan di

Jakarta.