Meningitis por Pseudomonas aeruginosa - Repositorio institucional
asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis
-
Upload
poltekkes-mks -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Meningitis” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami
berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar
dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas
terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis
sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih
banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan
judul makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................1
DAFTAR ISI..............................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................3
B. Rumusan masalah.................................4
C. Tujuan penulisan...............................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi........................................5
B. Etiologi........................................6
C. Klasifikasi.....................................6
D. Patofisiologi...................................7
E. Manifestasi Klinis..............................8
F. Pemeriksaan diagnostik..........................9
G. Penatalaksanaan Medis..........................10
H. Komplikasi.....................................12
BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian......................................13
B. Diagnosa........................................14
C. Intervensi......................................15
D. Implementasi....................................18
E. Evaluasi........................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................20
B. Saran...........................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang
serius karena letaknya dekat dengan otak dan tulang
belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali
gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus
meningitis disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus,
bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan
cairan otak.
Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari
Senegal di barat Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali
kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi wabah
meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini
dengan 25.000 korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi
pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap tahunnya di
Negara-negara barat. Studi populasi secara luas
memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering terjadi
sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi
5
pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial
lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.
Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit
infeksi meningitis semakin hari semakin meningkat, kami
bermaksud untuk mengulas lebih lanjut mengenai penyakit
Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan
serta asuhan keperawatan teori.
6
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?
2. Bagaimana etiologi dari meningitis?
3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?
4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?
8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?
9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari
meningitis?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari meningitis
2. Memahami etiologi dari meningitis
3. Memahami klasifikasi dari meningitis
4. Memahami patofisiologi dari meningitis
5. Memahami manifestasi klinis dari meningitis
6. Memahami pemeriksaan diagnostic dari meningitis
7. Memahami penatalaksanaan medis dari meningitis
7
8. Memahami komplikasi dari meningitis
9. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan dari
meningitis
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang
mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh
virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari
meningitis.
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges,
biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme
pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus
influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses
infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada
cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan
araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan
9
medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian
ruang subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke
bagian yang lain, sehingga leptomening medulla spinalis
terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis
selalu merupakan suatu proses serebrospinal. (Harsono : 1996)
10
B. ETIOLOGI
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii
dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih
sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi
maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun,
defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury
yang berhubungan dengan sistem persarafan
C. KLASIFIKASI
11
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter
yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab
terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii
dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya
antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
D. PATOFISIOLOGI
12
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari
oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke
meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian
atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan
hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma
kepala dan pengaruh imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior,
telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan
dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan
reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang
dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme
akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula
spinalis.
13
Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan
fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier
oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin
bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari
pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang
disebabkan oleh meningokokus.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan
peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi
letargik, tidak responsif, dan koma.
14
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda
sebagai berikut:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk
fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya
spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan
dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen,
kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan
maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila
dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama
terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan
pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan
peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema
serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik
tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan
bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit
kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
15
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis
meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia :
demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang
menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler
diseminata
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan
keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan
protein meningkat glukosa meningkat, kultur
positip terhadap beberapa jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS
biasanya jernih, sel darah putih meningkat,
glukosa dan protein biasanya normal, kultur
biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan
prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
16
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan
peningkatan neutrofil
( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat
mengindikasikan daerah pusat infeksi atau
mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi
lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom
daerah serebral, hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi
sumber infeksi intra kranial.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi
etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar
pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan
kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang
17
mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid
dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan
sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil
uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.
18
Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):
1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari
maksimal 500 mg selama 1 setengah tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari
selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x
sehari selama 3 bulan.
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
1. Sefalosporin generasi ketiga
2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.
Pengobatan simtomatis:
1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis,
atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau fenitoin 5
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10
mg/kgBB/dosis.
19
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti
manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema
serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik:
pemberian tambahan volume cairan intravena.
20
H. KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok,
DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone
)
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
21
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin,
alamat, pendidikan, pekerjaan, nomor regitrasi,
status pekawinan, agama, tanggal MR
2. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
c. Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Data bio-psiko-sosial
a. Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi :
endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah
meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
taikardi, disritmia.
c. Eliminasi
22
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
d. Makan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan
membran mukosa kering.
e. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan
perawatan diri.
f. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku
pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi,
hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia,
ketulian dan halusinasi penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga
koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,
afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang
umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif
dan atau kernig positif, rigiditas nukal,
babinski positif,reflek abdominal menurun dan
reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
g. Nyeri/keamanan
23
Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
Tanda : gelisah, menangis.
h. Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.
Tanda : peningkatan kerja pernafasan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi
berhubungan dengan diseminata hematogen dari
pathogen
2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan
perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral,
hipovolemia.
3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan
kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi,
toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi,
ancaman kematian.
24
C. INTERVENSI
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi
berhubungan dengan diseminata hematogen dari
patogen.
Mandiri :
a. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
b. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan
yang tepat.
c. Pantau suhu secara teratur
d. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur
demam yang terus menerus
e. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara
teratur, dianjurkan nfas dalam
f. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan
bau )
Kolaborasi :
a. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G,
ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
25
2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral
dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema
serebral, hipovolemia.
Mandiri :
a.Tirah baring dengan posisi kepala datar.
b. Pantau status neurologis.
c. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
d. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung,
penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
e. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi :
a. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
b. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit
).
c. Pantau BGA.
d. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan
dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
Mandiri :
a. Pantau adanya kejang
26
b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap
terpasang dan pasang jalan nafas buatan
c. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan
obat : venitoin, diaepam, venobarbital.
4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses
infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri :
a. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di
atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak
tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau
pasif dan masage otot leher.
b. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala
agak tingi)
c. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
d. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau
pinggul
Kolaborasi :
a. Berikan anal getik, asetaminofen, codein
27
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler.
a. Kaji derajat imobilisasi pasien.
b. Bantu latihan rentang gerak.
c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan
matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh
secara fumgsional.
e. Berikan program latihan dan penggunaan alat
mobiluisasi.
6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
defisit neurologis
a. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan
berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses
pikir.
b. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
c. Observasi respons perilaku.
d. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
e. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
28
f. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan
beraktivitas.
g. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara
dan kognitif.
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi,
ancaman kematian.
a. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
b. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum
tindakan prosedur.
c. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
d. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri
dukungan serta petunjuk sumber penyokong.
D. IMPLEMENTASI
Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat
dari produk sisa tubuh, reduksi/peningkatan nyeri,
peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi
yang optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektrolit, reduksi ansietas, penjelasan informasi tentang
29
diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah
pulang dari rumah sakit, pemeliharaan kesehatan dan tidak
adanya komplikasi.
30
E. EVALUASI
Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu sebagai
berikut :
1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti
penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang
lain.
2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik
dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan
tanda-tanda vital stabil.
3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan
postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan
tepat.
5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi
fungsional optimal dan kekuatan.
6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi
persepsi.
7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan
mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang
situasi.
31
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat
diperoleh beberapa poin antara lain :
1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan
radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus,
bakteri atau organ-organ jamur.
2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain
Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma
gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis
kelamin laki laki lebih sering dibandingkan dengan
wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran
33
fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan. Sedangkan faktor imunologinya adalah
defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury
yang berhubungan dengan sistem persarafan.
4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Meningitis serosa dan Meningitis purulenta.
5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan
meningitis antara lain:
a. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah
baring dengan posisi kepala datar.
b. Pantau adanya kejang
c. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin
di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala
agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif
atau pasif dan masage otot leher.
d. Kaji derajat imobilisasi pasien.
e. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan
berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses
pikir.
34
f. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya
B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih
tentang penyakit meningitis dan bagaimana penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah
ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan
untuk mahasiswa.
35
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian PerawatanPasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih.Ed.3. Jakarta : EGC.
Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta :Gajah Mada University Press.
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa,Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, MonicaEster.Ed.8.Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards :Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasminasih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical ConceptsOf Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4.Jakarta : EGC; 1994.
Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu PendekatanProses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan AlumniPendidikan Keperawatan; 1996.
Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/ 2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40
Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40
36
Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010.
Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010
Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html. Diakses tanggal 12 Desember 2010
37