asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis

37
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Meningitis” dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini. 1

Transcript of asuhan keperawatan pada klien dengan meningitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena

atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan

Meningitis” dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami

berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa

penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar

dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta

bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas

terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis

sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut

membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih

banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat

menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam

menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan

judul makalah ini.

1

Parepare 7 Maret 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................1

DAFTAR ISI..............................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................3

B. Rumusan masalah.................................4

C. Tujuan penulisan...............................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi........................................5

B. Etiologi........................................6

C. Klasifikasi.....................................6

D. Patofisiologi...................................7

E. Manifestasi Klinis..............................8

F. Pemeriksaan diagnostik..........................9

G. Penatalaksanaan Medis..........................10

H. Komplikasi.....................................12

BAB III KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian......................................13

B. Diagnosa........................................14

C. Intervensi......................................15

D. Implementasi....................................18

E. Evaluasi........................................19

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan......................................20

B. Saran...........................................21

3

DAFTAR PUSTAKA..........................................22

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang

serius karena letaknya dekat dengan otak dan tulang

belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali

gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus

meningitis disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus,

bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan

cairan otak.

Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari

Senegal di barat Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali

kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi wabah

meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini

dengan 25.000 korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi

pada kira-kira 3 per 100.000 orang setiap tahunnya di

Negara-negara barat. Studi populasi secara luas

memperlihatkan bahwa meningitis virus lebih sering terjadi

sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi

5

pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial

lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.

Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit

infeksi meningitis semakin hari semakin meningkat, kami

bermaksud untuk mengulas lebih lanjut mengenai penyakit

Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan

serta asuhan keperawatan teori.

6

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?

2. Bagaimana etiologi dari meningitis?

3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?

4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?

5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?

8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?

9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari

meningitis?

C. Tujuan

1. Memahami pengertian dari meningitis

2. Memahami etiologi dari meningitis

3. Memahami klasifikasi dari meningitis

4. Memahami patofisiologi dari meningitis

5. Memahami manifestasi klinis dari meningitis

6. Memahami pemeriksaan diagnostic dari meningitis

7. Memahami penatalaksanaan medis dari meningitis

7

8. Memahami komplikasi dari meningitis

9. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan dari

meningitis

8

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang

mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh

virus, bakteri atau organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).

Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan

piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari

meningitis.

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges,

biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme

pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus

influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan

serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses

infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada

cairan serebrospinal (CSS) disertai radang pada pia dan

araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial otak dan

9

medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian

ruang subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke

bagian yang lain, sehingga leptomening medulla spinalis

terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa meningitis

selalu merupakan suatu proses serebrospinal. (Harsono : 1996)

10

B. ETIOLOGI

1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus

pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis

(meningokok), Streptococus haemolyticuss,

Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,

Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas

aeruginosa

2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii

dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih

sering dibandingkan dengan wanita

4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi

maternal pada minggu terakhir kehamilan

5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun,

defisiensi imunoglobulin.

6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury

yang berhubungan dengan sistem persarafan

C. KLASIFIKASI

11

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan

perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter

yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab

terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.

Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii

dan Ricketsia.

2. Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang

meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya

antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok),

Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus

haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus

influenzae, Escherichia coli, Klebsiella

pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. PATOFISIOLOGI

12

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari

oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke

meningen otak dan medula spinalis bagian atas.

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian

atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan

hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma

kepala dan pengaruh imunologis.

Saluran vena yang melalui nasofaring posterior,

telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan

dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung

yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan

reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang

dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah

serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme

akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.

Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula

spinalis.

13

Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel

serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan

fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan

permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier

oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin

bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari

pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan

dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada

sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya

kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang

disebabkan oleh meningokokus.

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan

peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering

2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi

letargik, tidak responsif, dan koma.

14

3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda

sebagai berikut:

a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk

fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya

spasme otot-otot leher.

b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan

dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen,

kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.

c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan

maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila

dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah

pada salah satu sisi maka gerakan yang sama

terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.

4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan

pada cahaya.

5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan

peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema

serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik

tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan

bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit

kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.

15

6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis

meningokokal.

7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia :

demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang

menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler

diseminata

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan

keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan

protein meningkat glukosa meningkat, kultur

positip terhadap beberapa jenis bakteri.

b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS

biasanya jernih, sel darah putih meningkat,

glukosa dan protein biasanya normal, kultur

biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan

prosedur khusus.

2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )

3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

16

4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan

peningkatan neutrofil

( infeksi bakteri )

5. Elektrolit darah : Abnormal .

6. ESR/LED : meningkat pada meningitis

7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat

mengindikasikan daerah pusat infeksi atau

mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi

lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom

daerah serebral, hemoragik atau tumor

9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi

sumber infeksi intra kranial.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi

etiologi dan perawat perlu menyesuaikan dengan standar

pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan

kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan

pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang

17

mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid

dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan

perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan

sefaloposforin generasi keempat atau sesuai dengan hasil

uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih

efektif digunakan.

18

Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari

maksimal 500 mg selama 1 setengah tahun.

2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari

selama 1 tahun.

3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x

sehari selama 3 bulan.

Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):

1. Sefalosporin generasi ketiga

2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari

3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

Pengobatan simtomatis:

1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis,

atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau fenitoin 5

mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7

mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.

2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10

mg/kgBB/dosis.

19

3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti

manitol) dapat digunakan untuk mengobati edema

serebri.

4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.

5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik:

pemberian tambahan volume cairan intravena.

20

H. KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus obstruktif

2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )

3. Sindrome water-friderichen (septik syok,

DIC,perdarahan adrenal bilateral)

4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone

)

5. Efusi subdural

6. Kejang

7. Edema dan herniasi serebral

8. Cerebral palsy

9. Gangguan mental

10. Gangguan belajar

11. Attention deficit disorder

21

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Biodata klien, meliputi Nama, Umur, Jenis kelamin,

alamat, pendidikan, pekerjaan, nomor regitrasi,

status pekawinan, agama, tanggal MR

2. Riwayat kesehatan yang lalu

a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?

b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?

c. Pernahkah operasi daerah kepala ?

3. Data bio-psiko-sosial

a. Aktivitas

Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).

Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.

b. Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi :

endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah

meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,

taikardi, disritmia.

c. Eliminasi

22

Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.

d. Makan

Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.

Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan

membran mukosa kering.

e. Higiene

Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan

perawatan diri.

f. Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku

pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi,

hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia,

ketulian dan halusinasi penciuman.

Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga

koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori,

afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang

umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif

dan atau kernig positif, rigiditas nukal,

babinski positif,reflek abdominal menurun dan

reflek kremastetik hilang pada laki-laki.

g. Nyeri/keamanan

23

Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).

Tanda : gelisah, menangis.

h. Pernafasan

Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.

Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi

berhubungan dengan diseminata hematogen dari

pathogen

2. Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan

perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral,

hipovolemia.

3. Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan

kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.

4. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi,

toksin dalam sirkulasi.

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan

6. Anxietas berhubungan dengan krisis situasi,

ancaman kematian.

24

C. INTERVENSI

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi

berhubungan dengan diseminata hematogen dari

patogen.

Mandiri :

a. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan

b. Pertahankan teknik aseptik dan teknik cuci tangan

yang tepat.

c. Pantau suhu secara teratur

d. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur

demam yang terus menerus

e. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara

teratur, dianjurkan nfas dalam

f. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan

bau )

Kolaborasi :

a. Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G,

ampisilin, klorampenikol, gentamisin.

25

2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral

dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema

serebral, hipovolemia.

Mandiri :

a.Tirah baring dengan posisi kepala datar.

b. Pantau status neurologis.

c. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang

d. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung,

penafasan, suhu, masukan dan haluaran.

e. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi :

a. Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.

b. Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit

).

c. Pantau BGA.

d. Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen

3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan

dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.

Mandiri :

a. Pantau adanya kejang

26

b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap

terpasang dan pasang jalan nafas buatan

c. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan

obat : venitoin, diaepam, venobarbital.

4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses

infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Mandiri :

a. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di

atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak

tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau

pasif dan masage otot leher.

b. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala

agak tingi)

c. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.

d. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau

pinggul

Kolaborasi :

a. Berikan anal getik, asetaminofen, codein

27

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

kerusakan neuromuskuler.

a. Kaji derajat imobilisasi pasien.

b. Bantu latihan rentang gerak.

c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.

d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan

matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh

secara fumgsional.

e. Berikan program latihan dan penggunaan alat

mobiluisasi.

6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan

defisit neurologis

a. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan

berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses

pikir.

b. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.

c. Observasi respons perilaku.

d. Hilangkan suara bising yang berlebihan.

e. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.

28

f. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan

beraktivitas.

g. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara

dan kognitif.

7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi,

ancaman kematian.

a. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.

b. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum

tindakan prosedur.

c. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.

d. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri

dukungan serta petunjuk sumber penyokong.

D. IMPLEMENTASI

Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat

dari produk sisa tubuh, reduksi/peningkatan nyeri,

peningkatan toleransi aktivitas, pencapaian tingkat nutrisi

yang optimal, pemeliharaan keseimbangan cairan dan

elektrolit, reduksi ansietas, penjelasan informasi tentang

29

diagnose, prosedur pembedahan, perawatan diri setelah

pulang dari rumah sakit, pemeliharaan kesehatan dan tidak

adanya komplikasi.

30

E. EVALUASI

Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu sebagai

berikut :

1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti

penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang

lain.

2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik

dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan

tanda-tanda vital stabil.

3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.

4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan

postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan

tepat.

5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi

fungsional optimal dan kekuatan.

6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi

persepsi.

7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan

mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang

situasi.

31

32

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat

diperoleh beberapa poin antara lain :

1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan

radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak

dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus,

bakteri atau organ-organ jamur.

2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain

Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus

pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis

(meningokok), Streptococus haemolyticuss,

Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,

Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas

aeruginosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma

gondhii dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis

kelamin laki laki lebih sering dibandingkan dengan

wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran

33

fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir

kehamilan. Sedangkan faktor imunologinya adalah

defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury

yang berhubungan dengan sistem persarafan.

4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu

Meningitis serosa dan Meningitis purulenta.

5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan

meningitis antara lain:

a. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah

baring dengan posisi kepala datar.

b. Pantau adanya kejang

c. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin

di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala

agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif

atau pasif dan masage otot leher.

d. Kaji derajat imobilisasi pasien.

e. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan

berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses

pikir.

34

f. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya

B. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya

mahasiswa keperawatan dapat memperoleh ilmu yang lebih

tentang penyakit meningitis dan bagaimana penerapan asuhan

keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah

ini dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan

untuk mahasiswa.

35

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian PerawatanPasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih.Ed.3. Jakarta : EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta :Gajah Mada University Press.

Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku AjarKeperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa,Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, MonicaEster.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards :Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasminasih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical ConceptsOf Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4.Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu PendekatanProses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan AlumniPendidikan Keperawatan; 1996.

Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/ 2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40 

Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

36

Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010.

Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-keperawatan-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010

Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-meningitis.html. Diakses tanggal 12 Desember 2010

37