ANALISIS PENGGUNAAN PRIVATE MILITARY COMPANY DALAM MISI PEACEKEEPING MONUSCO TAHUN 2010-2011

43
ANALISIS PENGGUNAAN PRIVATE MILITARY COMPANY DALAM MISI PEACEKEEPING MONUSCO TAHUN 2010-2011 Olivia Crsti 0811243090 This research aims to analyze the use of PMCs in the UN peacekeeping mission with MONUSCO as a case study. As one of the tools of UN to achieve its goal of maintaining international peace and security, the UN peacekeeping mission has support from member countries such as personnel, funds and facilities. Although it has had such support, the UN still using the PMC in peacekeeping mission. PMC itself is a leading provider of security and military services that growing rapidly since the 1990s. PMC become a attention because of its association with a number of natural resource exploitation, sexual violence, not regulated in any convention and unaccountable. In this research, the authors uses four reasons of the use of PMCs in the peacekeeping mission. The reason are feasibility, availability, professionalism, and the lower cost of PMC. Results of this study indicate that the use of PMCs in UN peacekeeping mission would be more efficient because it helps deploy the mission more quickly and reduce the casualties. PMC is also able to provide service and UN peacekeeping needs and have the capability to perform multiple functions peacekeeping. Keywords : PMC, UN Peacekeeping, superior feasibility, availability, Professionalism, lower cost of PMC. Sejak tahun 1990an keberadaan Private Military Company (PMC) sebagai penyedia layanan keamanan dan militer mengalami perkembangan yang pesat. 1 Perkembangan ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan, pemasukan dan layanan yang disediakan. Selama tahun 1990an jumlah perusahaan ini mencapai lebih dari 1 Philipp Schweers, “The Privatized Military Industry: Legal Black Hole or Lucky Chance?”,Germany,DIAS- Analysis No.38,2009,hal.4.

Transcript of ANALISIS PENGGUNAAN PRIVATE MILITARY COMPANY DALAM MISI PEACEKEEPING MONUSCO TAHUN 2010-2011

ANALISIS PENGGUNAAN PRIVATE MILITARY

COMPANY DALAM MISI PEACEKEEPING

MONUSCO TAHUN 2010-2011

Olivia Crsti

0811243090

This research aims to analyze the use of PMCs in the UN peacekeeping mission

with MONUSCO as a case study. As one of the tools of UN to achieve its goal of

maintaining international peace and security, the UN peacekeeping mission has support

from member countries such as personnel, funds and facilities. Although it has had such

support, the UN still using the PMC in peacekeeping mission. PMC itself is a leading

provider of security and military services that growing rapidly since the 1990s. PMC

become a attention because of its association with a number of natural resource

exploitation, sexual violence, not regulated in any convention and unaccountable.

In this research, the authors uses four reasons of the use of PMCs in the

peacekeeping mission. The reason are feasibility, availability, professionalism, and the

lower cost of PMC. Results of this study indicate that the use of PMCs in UN

peacekeeping mission would be more efficient because it helps deploy the mission more

quickly and reduce the casualties. PMC is also able to provide service and UN

peacekeeping needs and have the capability to perform multiple functions peacekeeping.

Keywords : PMC, UN Peacekeeping, superior feasibility, availability,

Professionalism, lower cost of PMC.

Sejak tahun 1990an keberadaan Private Military Company (PMC) sebagai

penyedia layanan keamanan dan militer mengalami perkembangan yang pesat.1

Perkembangan ini dapat dilihat dari jumlah perusahaan, pemasukan dan layanan

yang disediakan. Selama tahun 1990an jumlah perusahaan ini mencapai lebih dari

1 Philipp Schweers, “The Privatized Military Industry: Legal Black Hole or Lucky Chance?”,Germany,DIAS-

Analysis No.38,2009,hal.4.

200 perusahaan dan beroperasi secara global di lebih dari 100 negara yang

tersebar di 6 benua.2 Disamping itu, pemasukan perusahaan ini juga turut

mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 1990 pemasukan dari industri

ini tercatat mencapai 55,6 milyar dolar AS dan meningkat menjadi 202 milyar

dolar AS di tahun 2010.3 Diestimasikan bahwa pendapatan global dari industri ini

mencapai lebih dari 100 milyar dolar AS pada tahun 2003.4

Selain jumlah perusahaan yang banyak dan pemasukan yang meningkat,

perkembangan PMC juga dapat dilihat dari semakin bervariasinya layanan yang

ditawarkan. PMC hadir dengan menawarkan jasa keamanan dan militer mulai dari

layanan dukungan logistik, transportasi, konsultasi, pelatihan militer,

perlindungan, sampai pada layanan tempur.5 Saat ini PMC melakukan berbagai

aktivitas yang sampai sekarang menjadi tanggung jawab militer negara. Aktivitas

tersebut meliputi military operational support, military advice, logistical support,

security services dan crime prevention.6 Dalam pandangan Singer, perkembangan

PMC yang pesat ini tidak lepas dari tiga faktor penting yaitu berakhirnya perang

dingin, transformasi sifat dasar perang yang telah mengaburkan batas-batas

tradisional antara prajurit dan orang sipil dan kecenderungan globalisasi kearah

privatisasi dan outsourcing fungsi-fungsi negara.7 Perkembangan PMC ini dapat

2 Deborah D. Avant, “Private Security” dalam Paul D. Williams, Security Studies:An Introduction, London

and New York, Routledge, 2008, hal.441. 3 Ibid. 4 Ibid. 5 Peter W. Singer, “Should Humanitarian Use Private Military Services”, Humanitarian Affairs

Review,2004,hal.15. 6 Christopher Kinsey,”Corporate Soldier and International Security, The Rise of Private Military

Company”,New York,Routledge,2006,hal.2 7 Azeez O. Olaniyan, ”Unorthodox Peacekeepers and Responses in Africa” dalam Sabelo Gumedze, From

Market For Force To Market For Peace:Private Military and Security Companies in Peacekeeping

Operations, ISS Monograph No.183, hal.7.

digambarkan sebagai penyebaran privat yang sangat luas khususnya dalam

penyediaan keamanan.

Peran PMC dalam memberikan layanan keamanan dan militer saat ini

telah menjadikannya sebagai pilihan baru dalam kebutuhan keamanan dan

kekuatan militer. Kemampuannya dalam memberikan layanan keamanan maupun

militer bagi kliennya menjadikan PMC banyak disewa oleh aktor-aktor

internasional. PMC sering disewa untuk berbagai tugas seperti mengamankan

staf-staf, mengamankan distribusi bantuan di daerah konflik, mengamankan aset-

aset berharga, menyediakan logistik, dan berbagai layanan lainnya.

Keterlibatan PMC dalam berbagai tugas keamanan dan dukungan militer

mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak. Jurnalis, akademisi dan NGO

telah lama menaruh perhatian pada ketiadaan tanggungjawab PMC dan

keterkaitannya dengan pelanggaran hak asasi manusia. Studi yang dilakukan oleh

South African Institute for Security Studies dan Canadian Council for

International Peace and Security pada 1999 menunjukkan hubungan antara PMC

dan eksploitasi sumber daya alam yang terjadi di Angola dan Sierra Leone.8 Salah

satu PMC ternama DynCorp bahkan pernah terlibat kasus kekerasan seksual yang

dilakukan oleh personilnya yang bekerja dibawah PBB pada 1990 di Bosnia. 9

Laporan Armed Services: Regulating the Private Security Industry tahun 2006

menyimpulkan bahwa sebagian besar industri ini tidak diregulasi dan tidak

bertanggungjawab.10

8 Lou Pingeot,”Dangerous Partnership:Private Military and Security Companies and the UN”,New

York,Global Policy Forum,2012,Hal.18. 9 Ibid.hal.28 10 Ibid.hal.18

Walaupun memiliki hubungan dengan berbagai kasus kekerasan dan

eksploitasi sumber daya alam, layanan PMC tetap banyak digunakan dalam

daerah konflik untuk memberikan perlindungan dan dukungan militer bagi pihak

yang terlibat konflik serta terlibat juga dalam upaya-upaya pencapaian keamanan

dan perdamaian seperti pada misi peacekeeping. Misi peacekeeping merupakan

salah satu alat bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mencapai tujuannya

yaitu menjaga keamanan dan perdamaian internasional.11

Sejak misi pertamanya

tahun 1948, PBB telah memiliki 59 upaya peacekeeping yang tersebar diseluruh

dunia.12

Saat ini tercatat ada 15 misi peacekeeping yang dipimpin oleh

Department of Peacekeeping Operations (DPKO).13

Untuk mendukung berbagai misi peacekeeping yang tersebar di berbagai

wilayah di dunia, PBB telah memiliki peacekeeper yang ditugaskan khusus dalam

misi peacekeeping yang juga dikenal dengan sebutan “blue helmet”.14

Mereka

adalah personil PBB yang bertugas dilapangan untuk melakukan tugas-tugas

peacekeeping. PBB memiliki personil sekitar 116.515 yang tersebar di berbagai

misi.15

Personil PBB ini terdiri dari polisi, pasukan, pengamat militer, personil

sipil dan sukarelawan PBB.16

Sekitar 70% personil PBB tersebut ditempatkan

11 United Nations,“Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines”, United Nations Department of

Peacekeeping Operations & Department of Field Support,2008,hal.13. 12 Christopher M. Rochester, ”A Private Alternative to a Standing United Nations Peacekeeping Force”,

USA, Peace Operations Institute, 2007, hal.19. 13 “Peacekeeping Fact Sheet” Diakses pada tanggal 2 oktober 2012 melalui

<https://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet.shtml> 14 Christopher M. Rochester, op cit, hal.17. 15 Ibid. 16 Ibid.

pada misi di Afrika.17

Selain itu, PBB juga memiliki perlengkapan militer yang

dibutuhkan untuk mendukung jalannya misi peacekeeping.

Walaupun telah memiliki peacekeeper yang dilengkapi dengan

perlengkapan militer, PBB tetap menyewa PMC dalam misi peacekeeping dan

menjadi kliennya sampai saat ini. Keterlibatan PMC dalam misi peacekeeping

PBB telah dimulai sejak tahun 1990an.18

PMC disewa untuk melakukan berbagai

tugas guna mendukung upaya peacekeeping PBB di berbagai wilayah. Dalam UN

Working Group, PMSC didefinisikan sebagai ‘a corporate entity which provides

on a compensatory basis military and/or security services by physical persons

and/ or legal entitie’.19

Berdasarkan definisi tersebut, PMC tidak dipandang ilegal

layaknya tentara bayaran yang selama ini dianggap berbahaya dan dilarang

penggunaannya.

Kontrak PBB dengan perusahaan militer privat ini pun meningkat dari 44

juta dolar pada tahun 2009 menjadi 76 juta dolar pada tahun 2010.20

Peningkatan

sebesar 73% hanya dalam satu tahun. Dari total kontrak tahun 2010 tersebut, 18,5

juta dolar dialokasikan untuk misi peacekeeping PBB.21

Berikut ini adalah

beberapa contoh misi peacekeeping PBB yang menggunakan jasa PMC.

17 Ibid.hal 20. 18 Sebastian Deschamps,”Towards the Use of the Private Military Companies in the United Nations

Peacekeeping Operations”,Peace Operations Training Institute,2005,hal.32. 19 Eric George,”The Market for Peace” dalam Sabelo Gumedze,From Market for Force to Market for

Peace:Private Military and Security Companies in Peacekeeping Operations,ISS Monograph No.183,hal 20. 20 Lou Pingeot, op. cit. hal.7. 21 “UN Reliant on Private Security Firms”,BBC News, 11 Juli 2011. Diakses pada tanggal 9 oktober 2012 melalui

< http://www.bbc.co.uk/news/world-us-canada-18801090>.

Tabel 1.1. Contoh Misi Peacekeeping PBB yang Menggunakan PMC

NO. PMC Misi Peacekeeping

PBB

Tugas

1. DynCorp East Timor Menyuplai helikopter dan satelit

jaringan komunikasi

2. DSL East Timor Dukungan logistik dan intelegensi

3. PAE Sierra Leone Dukungan logistik tahun 2000-

2003

4. DSL Somalia Menyebarkan penjaga Ghurka

untuk melindungi konvoi

pembebasan tahun 1992

5. Saracen

Uganda

Congo Unarmed security tahun 2010-2011

Diolah dari: Lou Pingeot, “Dangerous Partnership: Private Military and Security Companies and

the UN”, New York, Global Policy Forum,2012.

Berdasarkan tabel diatas, penulis memfokuskan pembahasan ini pada misi

peacekeeping di Congo yaitu United Nations Organization Stabilization Mission

in the Democratic Republic of the Congo (MONUSCO) tahun 2010 hingga 2011.

Hal ini karena MONUSCO termasuk dalam misi besar dilihat dari jumlah personil

yang ditempatkan pada misi ini yaitu mencapai 24.043.22

Walaupun telah

memiliki banyak personil nyatanya PBB tetap menyewa PMC dalam misi

MONUSCO. Keterlibatan PMC dalam sejumlah kasus kekerasan dan eksploitasi

sumber daya alam juga tidak menghentikan PBB untuk menggunakan layanan

PMC. Peacekeeper PBB tidak lagi menjadi satu-satunya aktor dalam melakukan

tugas-tugas peacekeeping. PMC kini menjadi bagian dalam pelaksanaan misi

22 “Peacekeeping fact sheet archive” diakses pada tanggal 9 oktober 2012 melalui

<http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet_archive.shtml>

peacekeeping PBB. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam tulisan ini

penulis akan menganalisa mengapa PBB menyewa PMC dalam misi

peacekeeping MONUSCO tahun 2010-2011 padahal PBB telah memiliki

peacekeeper sendiri? “.

Private Military Company (PMC)

Perkembangan Private Military Company

Keberadaan Private Military Company (PMC) yang semakin berkembang

saat ini bukanlah hal baru. Jauh sebelum sistem negara dikenal dan mendominasi

politik dunia, pasar untuk alokasi kekerasan telah menjadi hal yang biasa.23

Sejak

awal abad ke-12 raja-raja feodal melengkapi kekuatannya dengan mengkontrak

tenaga kerja.24

Perusahaan-perusahaan carter seperti East India Company yang

terkemuka di abad 17 dan 18 merupakan contoh perusahaan yang didelegasikan

negara dalam mengawasi kekerasan.25

Perusahaan-perusahaan ini digunakan oleh

negara untuk terlibat dalam kegiatan perdagangan jarak jauh, menetapkan jajahan

dan mengamankan teritori baru. Negara-negara seperti Prancis, Portugis, Inggris

dan Belanda merupakan contoh negara yang menyewa perusahaan-perusahaan

ini.26

Negara juga mulai menyewakan kekuatan mereka kepada negara sahabat.

Inggris bahkan mengizinkan warganya untuk menjual layanan mereka ke luar.27

Mereka akan melakukan tugas sesuai dengan perintah dari pemerintah yang

23 Deborah D. Avant, “Private Security” dalam Paul D. Williams, Security Studies:An Introduction, London

and New York, Routledge, 2008,hal 445. 24 Ibid. 25 Ibid. 26 Ibid. 27 Ibid.hal.447

mengkontraknya. Di tahun 2003, Amerika membayar kekuatan dari negara lain

untuk terlibat dalam koalisi saat perang dengan Irak.28

Seiring berjalannya waktu,

tujuan negara menyewa perusahaan privat pun mengalami perkembangan.

Perkembangan ini tidak lepas dari semakin bervariasinya layanan yang disediakan

oleh perusahaan ini. Beberapa negara menggunakan perusahaan privat untuk

menyediakan senjata, dukungan logistik, keamanan, pelatihan militer dan layanan

lainnya yang sesuai dengan kebutuhan selama masa konflik. Amerika merupakan

salah satu negara yang aktif menggunakan layanan dari perusahaan privat. Selama

periode Perang Dingin, Amerika menyewa perusahaan privat untuk memberikan

pelatihan militer.29

Pemerintah Inggris juga turut menyewa perusahaan ini untuk

kebutuhan layanan keamanan.30

Perkembangan pesat PMC di ranah internasional merupakan kombinasi

dari tiga peristiwa penting. Pertama, berakhirnya perang dingin pada 1980an yang

kemudian menjadi titik awal bagi perkembangan industri militer privat.31

Runtuhnya tatanan lama ini berdampak pada meningkatnya keengganan ‘great

powers’ untuk berperan dan mengintervensi perang-perang sipil kecuali jika

kepentingan mereka menjadi taruhannya.32

Hal ini kemudian berdampak pada

kemampuan PBB dalam melakukan upaya-upaya damai ke negara atau wilayah

yang terlibat konflik. Akhir 1990an, total personil pada operasi PBB telah

28 Ibid. 29 Ibid. 30 Ibid. 31 Dr. Joanna Spear,”Market Forces:The Political Economy of Private Military Companies”,Norway,Fafo

Report 531,2006,hal.11. 32 Ibid.

menurun drastis menjadi dibawah 15.000.33

Keadaan ini membuat PBB sulit

menyesuaikan diri dengan tuntutan upaya damai dalam konflik-konflik internal.34

Keadaan ini juga turut memunculkan tuntutan akan adanya perlindungan dan

upaya damai yang tidak dipenuhi oleh aktor-aktor tradisional seperti negara dan

organisasi internasional. Tuntutan ini secara efektif dimanfaatkan oleh PMC

sebagai peluang untuk memperluas perannya. Namun, dalam perannya PMC tidak

bertindak dalam kapasitas yang sama dengan PBB. Mereka tidak netral, disewa

oleh salah satu pihak yang berkonflik, tidak memiliki mandat untuk bekerja sesuai

dengan solusi politik dari pihak-pihak yang berkonflik dan dapat melakukan

penyerangan untuk alasan pertahanan.35

PMC dianggap sebagai pilihan bagi

negara-negara untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.

Dampak dari berakhirnya perang dingin tidak hanya pada sikap negara-

negara dalam mengintervensi perang tetapi juga berdampak pada keberadaan

kekuatan bersenjata. Merosotnya kekuatan bersenjata pasca perang dingin dan

berakhirnya aparteid di Afrika menjadi faktor kedua perkembangan PMC.36

Kemerosotan kekuatan bersenjata telah mengakibatkan meningkatnya persediaan

tenaga manusia terlatih. Sepanjang tahun 1987 hingga 1996, Bonn International

Conversion Centre melaporkan bahwa jumlah tentara dunia mengalami penurunan

lebih dari 6 juta prajurit.37

Adanya demobilisasi signifikan yang terjadi di militer

Amerika, Rusia dan Afrika Selatan mengakibatkan peningkatan suplai personil

33 Michael Pugh,”Peace Operations” dalam Paul D. Williams, Security Studies:An Introduction, London and

New York, Routledge, 2008,hal.411. 34 Ibid. 35Dr. Joanna Spear,op cit, hal.12. 36 Ibid. 37 Ibid.

militer terlatih.38

Penurunan drastis militer dan anggaran militer di Amerika dan

Rusia yang bertepatan dengan meningkatnya instabilitas, konflik etnis dalam

negara dan kebutuhan peacekeeping turut mendorong permintaan akan adanya

intervensi.39

Dalam kondisi ini, PMC muncul dalam negara industri seperti

Amerika, Inggris, Rusia dan Afrika Selatan.40

Kemerosotan kekuatan bersenjata telah membantu perkembangan industri

militer privat di ranah internasional. Hal ini karena prajurit-prajurit yang tidak lagi

terlibat dalam militer negara memilih menawarkan kemampuannya pada

perusahaan-perusahaan keamanan privat. Sebagian besar personil PMC

merupakan veteran militer Afrika Selatan era aparteid.41

Mereka memiliki

kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam operasi-operasi

melawan pemberontakan khususnya dalam menghadapi perang sipil dan para

pemberontak. Konflik dan tidak cukupnya DDR (Disarmament,

Demobilisation,Reintegration) dari personil militer berdampak pada instabilitas

dan konflik yang mengharuskan mempekerjakan PMC.42

Penurunan ini juga

menyebabkan publik cenderung beralih ke layanan privat yang disediakan oleh

prajurit-prajurit terlatih.

Faktor terakhir yang turut mempengaruhi perkembangan PMC di ranah

internasional adalah adanya agenda neoliberal.43

Ideologi pasar dan gagasan

bahwa privatisasi merupakan cara yang paling efisien dalam memberikan layanan

38 Allison Stanger, Mark Williams,”Private Military Corporations:Benefits and Costs of Outsourcing

Security”,Yale Journal of International Affairs,2006,hal.5. 39 Ibid. 40 Ibid. 41 Dr. Joanna Spear,op cit,hal.13. 42 Ibid. 43 Ibid.hal.14.

telah berdampak pada cara pemerintah beroperasi, baik di negara kaya maupun

negara miskin. Bagi negara kaya, PMC disewa untuk mengejar kepentingan luar

negeri dan melakukan intervensi pada suatu wilayah. Sedangkan bagi negara

lemah, PMC disewa untuk tujuan bertahan dan war-making enterprises. Bagi

negara-negara yang melakukan privatisasi, privatisasi elemen-elemen operasi

militer dipandang sebagai efektifitas biaya.44

Perkembangan PMC yang meningkat paska perang dingin kemudian

menghadapi tantangan di abad ke 20. Ketika sistem dan konsep negara berdaulat

telah menyebar di seluruh dunia, norma-norma yang menentang tentara privat pun

mulai diperkuat.45

Hal ini menyebabkan para pemain utama dalam perdagangan

militer privat beralih menjadi freelancing ex-soldiers. Tentara bayaran

(mercenary) secara konvensional dipandang sebagai unit individu yang bekerja

untuk satu klien, fokus pada satu operasi dan hanya menyediakan layanan guns

for hire.46

Adanya nasionalisasi perang pada abad ke 20 membuat mercenary

menjadi kurang digunakan tetapi tidak benar-benar menghilang.47

Saat ini PMC mewakili evolusi aktor privat dalam perang. Singer

membedakan PMC dulu dan sekarang sebagai berikut48

:

“Today’s PMFs represent the evolution of private actors in warfare. The

critical analytic factor is their modern corporate business form. PMFs are

hierarchically organized into incorporated and registered businesses that

trade and compete openly on the international market, link to outside

ªnancial holdings, recruit more proªciently than their predecessors, and

44 Ibid. 45 Peter W. Singer,”Corporate warior:The Rise of the Privatized Military and Its ramifications for

International Security”, International Security Vol.26 No.3,2001” hal.191. 46 Ibid. 47 Dr. Joanna Spear,op cit,hal.16. 48 Dr. Joanna Spear,op cit,hal.17.

provide a wider range of military services to a greater variety and number

of clients.”

PMC secara hirarki diorganisir dalam bisnis-bisnis yang menyatu dan terdaftar

yang berdagang dan bersaing secara terbuka dalam pasar internasional, terhubung

dengan saham keuangan luar, merekrut lebih profesional dan menyediakan

layanan militer yang lebih variatif kepada klien yang lebih banyak.49

Jumlah

perusahaan ini telah mencapai lebih dari 200 perusahaan dan beroperasi secara

global di lebih dari 100 negara.50

Pemasukan dari industri ini pun mengalami

peningkatan yaitu mencapai 55,6 milyar dolar AS pada tahun 1990 dan meningkat

menjadi 202 milyar dolar AS di tahun 2010.51

Pendapatan global dari industri ini

pun diestimasikan mencapai lebih dari 100 milyar dolar AS pada tahun 2003.52

Singkatnya, perkembangan PMC yang pesat merupakan kombinasi

kekosongan keamanan global sebagai dampak runtuhnya tatanan lama yang

sejalan dengan penurunan drastis kekuatan militer yang menyebabkan

peningkatan suplai tentara terlatih bagi perusahaan keamanan dan adanya

kecenderungan globalisasi kearah meningkatnya privatisasi dan outsourcing

fungsi-fungsi negara. Kombinasi ini telah menciptakan kesempatan dan

permintaan baru akan adanya industri militer privat. Hal ini juga didukung dengan

kemampuan dan variasi layanan keamanan dan militer yang mampu disediakan

oleh PMC. Pada akhirnya, individu, perusahaan, negara dan organisasi

49 Ibid. 50 Deborah D. Avant, “Private Security” dalam Paul D. Williams, Security Studies:An Introduction, London

and New York, Routledge, 2008, hal.441. 51 Ibid. 52 Ibid.

internasional terus meningkatkan kepercayaannya pada PMC untuk memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan mereka dalam bidang keamanan dan militer.

Private Military Company: Saracen Uganda

Saracen Uganda Ltd merupakan perusahaan privat penyedia layanan

keamanan yang berdiri sejak tahun 1995.53

Saracen memberikan layanannya

untuk memenuhi kebutuhan keamanan khusus dan profesional. Dengan mitra

kantor yang ada di Afrika Selatan, Angola dan Hongkong, Saracen menawarkan

berbagai keahlian level internasional di Uganda. Saracen Uganda memiliki misi

untuk menjadi penyedia solusi keamanan paling profesional dan pilihan dalam

industri keamanan.54

Visi dari Saracen Uganda adalah menyediakan solusi

keamanan profesional yang berkualitas tinggi.55

Atas dasar tersebut, Saracen

memiliki tiga komitmen yaitu safety for our clients and employees, service

delivery to international standardands dan benefiting the local communities.56

Adapun tujuan-tujuan Saracen Uganda adalah sebagai berikut57

:

1. Always meet the client's requirements.

2. Reduce criminality.

3. Raise quality standards.

4. Continue to improve and develop the company's performance.

5. Encourage and support continuous training of staff.

53 “Saracen Uganda:Background” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<http://saracen.co.ug/about.php> 54 “Saracen Uganda:Mission” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<http://saracen.co.ug/mission.php> 55 “Saracen Uganda:Vision” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<http://saracen.co.ug/vision.php> 56 Ibid. 57 “Saracen Uganda:Objectives” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<http://saracen.co.ug/objectives.php>

6. Meet financial targets and demonstrate value for money.

7. Build on our credibility with stakeholders.

8. Strive not to create safety or environment hazards.

9. Maintain long-term relationships with our client.

10. To improve staff pride through utilization of their training and

competence, ensuring conformance to set standards and thus contributing

to our clients' well-being, Building long lasting relationships with

stakeholders, Social responsibility, Respect.

Sebagai penyedia layanan keamanan, Saracen Uganda menjamin layanan

terbaik bagi para kliennya. Beberapa layanan keamanan yang ditawarkan oleh

Saracen Uganda adalah sebagai berikut58

:

1. Guard forces (armed and unarmed)

2. VIP protection

3. Investigation

4. Aviation Security

5. Specialized Security Equipment and in-house training

6. Logistics

7. Sales of security equipment

8. Consultation services (risk and control analysis)

Saracen juga menjamin bahwa dokumen dari semua personilnya

diperbaharui secara teratur dan tersedia bagi para kliennya. Dokumen-dokumen

personil Saracen meliputi pengalaman dan sejarah masa lalu. Saracen juga

58 “Saracen Uganda:Services” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<http://saracen.co.ug/services.php>

memberikan laporan bulanan bagi para kliennya terkait segala peristiwa dan

rekomendasinya. Saracen berupaya memberikan layanan terbaik bagi kliennya

dengan dukungan jumlah personil yang mencapai 5000 dan akan terus meningkat

serta tim yang profesional yang merupakan mantan senior Special Forces and

Police dari Afrika Selatan, Uganda dan United Kingdom.59

Analisa Penggunaan Saracen Uganda dalam MONUSCO

Keberadaan PMC sebagai sektor privat yang menyediakan berbagai

layanan mulai dari keamanan hingga layanan militer menjadikannya sebagai

pilihan dalam kebutuhan keamanan dan militer. Klien PMC pun bervariasi mulai

dari individu, negara, perusahaan multinasional, organisasi non-pemerintah dan

organisasi internasional. PMC tidak hanya disewa untuk terlibat dalam berbagai

konflik antar negara tetapi juga dalam upaya-upaya mencapai keamanan dan

perdamaian seperti misi peacekeeping PBB. Walaupun telah memiliki

peacekeeper yang ditugaskan untuk melakukan tugas-tugas peacekeeping,

nyatanya PBB turut menjadi klien PMC.

Dalam tulisannya “Private Military Companies: A Second Best

Peacekeeping Option?” Bures memaparkan penggunaan PMC dalam misi

peacekeeping. Menurut Bures, PMC disewa dalam misi peacekeeping oleh

pemerintah barat, berbagai organisasi non-pemerintah termasuk oleh PBB jika

dalam misi tersebut ada tugas peacekeeping yang tidak dimandatkan atau tidak

59 “Saracen Uganda International” diakses pada tanggal 18 november 2012 melalui

<Slideshare.net/vospieter/saracen-profile-2009>

mampu dilakukan oleh peacekeeper internasional.60

Mandat DK PBB disetiap

misi berbeda-beda tergantung pada kondisi, sifat konflik dan tantangan yang ada.

Pada dasarnya operasi peacekeeping PBB disebarkan untuk mendukung

implementasi gencatan senjata atau perjanjian damai. Namun dalam kondisi

tertentu, peacekeeping juga dibutuhkan untuk terlibat dalam upaya-upaya

peacemaking maupun peacebuilding. Sejak berakhirnya Perang Dingin, misi

peacekeeping PBB sering dimandatkan untuk memberikan pelatihan militer,

perlindungan bagi infrastruktur, warga sipil, fasilitas termasuk konvoi bantuan

dan mencegah berbagai bentuk infiltrasi.61

Peacekeeping saat ini jugat turut

memfasilitasi proses politik, membantu DDR, mendukung pemilihan umum,

melindungi hak asasi manusia dan membantu memulihkan aturan hukum.

Sementara itu, dalam MONUSCO mandat DK PBB secara garis besar adalah

memberikan perlindungan bagi warga sipil, personil dan fasilitas PBB, membantu

memperkuat kapasitas militer dan memberikan dukungan logistik.62

Tugas-tugas

ini telah dilakukan oleh peacekeeper PBB sejak MONUC didirikan di DRC tahun

1999.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

masalah berarti terkait mandat dan kapabilitas peacekeeper di MONUSCO.

Adanya mandat peacekeeping yang tidak dimandatkan dalam MONUSCO

semata-mata dilakukan atas pertimbangan kondisi, tantangan dan kebutuhan di

60 Oldrich Bures, “Private Military Companies: A Second Best Peacekeeping Option?”, International

Peacekeeping,Vol.12.No.4,Winter 2005, hal.537. 61 Ibid.hal.536. 62

“MONUSCO:Mandate”, diakses pada tanggal 11 desember 2012 melalui

<http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/monusco/mandate.shtml>.

DRC. Oleh karena itu, mandat dalam suatu misi tidak harus mencakup seluruh

tugas-tugas peacekeeping PBB. Sementara itu, terkait kapabilitas peacekeeper

PBB juga tidak menunjukkan masalah berarti. Sejak misi peacekeeping

disebarkan di DRC tahun 1999, tugas-tugas peacekeeping yang dilakukan

peacekeeper PBB tidak jauh berbeda dengan tugas-tugas yang dilakukan saat ini

seperti mengawasi perjanjian gencatan senjata, memberikan perlindungan dan

memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan mengawasi hak asasi manusia. Meski

begitu, pelaksanaan misi peacekeeping PBB masih dilingkupi berbagai

kekurangan. Komitmen peacekeeping PBB tidak berjalan beriringan dengan

kapabilitasnya. PBB masih dihadapkan pada tantangan dalam menyebarkan misi

secara cepat, adanya keengganan negara-negara anggota merespon krisis yang

berkembang dan keterbatasan lainnya.

Dipilihnya PMC untuk terlibat dan melakukan tugas-tugas peacekeeping

tidak lepas dari beberapa alasan utama. Bures memberikan alasan yang

mendukung penggunaan PMC dalam misi peacekeeping. Digunakannya PMC

untuk melakukan tugas-tugas peacekeeping didasarkan pada empat alasan yaitu

superior feasibility, availability, professionalism dan lower cost of PMC.

1. Superior Feasibility

Superior feasibility mengarah pada kemungkinan dikerjakannya tugas-

tugas peacekeeping secara lebih cepat. Menyebarkan peacekeeping atau

peacekeeper secara cepat khususnya disaat-saat kritis masih menjadi tantangan

tersendiri bagi PBB. Keterlambatan yang terjadi dalam menjalankan misi

peacekeeping seringkali disebabkan oleh prosedur penyebaran yang cenderung

membutuhkan waktu lama. Susunan alur komando PBB dan tahap penyebaran

misi peacekeeping seringkali membutuhkan waktu lama. Proses birokrasi antara

dikeluarkannya otoritas intervensi oleh DK PBB dengan penyebaran misi

dilapangan sering menghasilkan penundaan sampai beberapa bulan. Akibatnya,

sering terjadi keterlambatan dalam mengerjakan tugas peacekeeping dan

penyebaran peacekeeper di lapangan. Ketidakmampuan bertindak cepat dalam

menyebarkan peacekeeper di lapangan menjadi kelemahan tersendiri yang

membutuhkan penyelesaian. Penggunaan PMC dipandang dapat memberikan

jawaban bagi tantangan yang dihadapi oleh PBB dalam menyebarkan misi secara

lebih cepat.

Perbedaan alur komando antara PBB dan PMC menyebabkan keduanya

memiliki kemampuan berbeda dalam merespon krisis secara lebih cepat. Susunan

alur komando PBB berbeda dengan susunan alur komando pada organisasi-

organisasi lain khususnya yang hanya menyebarkan kekuatan militer. Hal ini

karena peacekeeping PBB dijalankan dalam kegiatan-kegiatan yang kompleks dan

multidimensional. Selain itu, peacekeeping PBB juga melibatkan personil-

personil yang berasal dari berbagai kebangsaan, disiplin dan budaya profesional.

Adapun alur komando PBB adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1. Otoritas, Komando dan Kontrol dalam Multi-dimensional Operasi

Peacekeeping PBB

Strategic

Operational

Tactical

Sumber: United Nations,“Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines”, United Nations

Department of Peacekeeping Operations & Department of Field Support,2008.

Dalam operasi peacekeeping, Security Council berperan dalam

mengeluarkan mandat-mandat yang berisi tugas-tugas peacekeeping yang harus

dilakukan dalam suatu misi. Dalam Sekretariat PBB, DPKO bertanggungjawab

Security Council

Secretary-General

UN

Secretaria

t

Head of Mission

Mission Headquarters

and Leadership Team

Component Heads

Civilian

Units

Military Units Police Units

Regional Officers

dalam menyediakan pedoman kebijakan dan petunjuk strategis.63

Sementara itu,

DFS (Department of Field Support) bertanggungjawab dalam menyediakan

dukungan logistik dan administratif.64

Dalam rangka menjamin kesatuan

komando, Under-Secretary-General for Field Support melaporkan segala masalah

yang berkaitan dengan peacekeeping pada Under-Secretary-General for

Peacekeeping Operations.

Dilapangan, HOM (Head of Mission) menggunakan otoritas operasional

PBB termasuk militer, polisi dan sumber daya sipil. Dalam misi, HOM

merupakan warga sipil yang melapor pada Secretary-General melalui Under-

Secretary-General for Peacekeeping Operations. HOM bertanggungjawab

mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari seluruh sistem PBB dilapangan dengan

dibantu oleh DSRSG/RC/HC (Deputy Special Representative of the Secretary-

General/Resident Coordinator/Humanitarian Coordinator).65

Sementara itu,

MLT (Mission Headquarters and Leadership Team) terdiri dari kepala-kepala

komponen fungsional utama dari misi. MLT bertanggungjawab menjaga

implementasi misi peacekeeping.66

Berdasarkan alur komando tersebut dapat dilihat bahwa proses

dikeluarkannya mandat oleh Security Council sampai pada tahap implementasi di

tingkat unit-unit MLT membutuhkan koordinasi dan waktu untuk menyusun

berbagai pedoman strategis. Pada akhirnya proses birokrasi inilah yang sering

63 United Nations,“Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines”, United Nations Department of

Peacekeeping Operations & Department of Field Support,2008. hal.66. 64 Ibid. 65 Ibid.hal.68. 66 Ibid.

menyebabkan penundaan sampai beberapa bulan dan keterlambatan penyebaran

misi di lapangan.67

Keterlambatan yang terjadi dalam pelaksanaan misi peacekeeping juga

tidak lepas dari prosedur penyebaran peacekeeping di lapangan. Pada dasarnya

pelaksanaan misi peacekeeping PBB dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu mission

start-up, mandate implementation dan transition.68

Selama masa start-up, misi

peacekeeping diupayakan untuk mencapai initial operating capability dan full

operating capability. Sehingga, implementasi mandat dapat dimulai diseluruh

wilayah. Dalam tahap implementasi, upaya difokuskan pada pelaksanaan tugas-

tugas yang diatur dalam mandat Dewan Keamanan dan untuk mencapai tujuan

sesuai dengan rencana dalam misi. Proses transisi merupakan proses pembubaran

atau penarikan kembali sesuai dengan kebijakan DK. Berikut adalah gambar

tahap penyebaran misi peacekeeping PBB.

67 Christopher M. Rochester, op cit.,hal.8. 68 United Nations, op cit, hal.61.

Gambar 5.2. Tahap Penyebaran Peacekeeping PBB

Implementation

Mission Start-up Transition/Hand-over

Rapid Deployment Withdrawal/Liquidation

Sumber: United Nations,“Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines”, United Nations

Department of Peacekeeping Operations & Department of Field Support,2008.

Penyebaran misi peacekeeping diharapkan dapat terlaksana dalam waktu

30 hari.69

Namun kenyataannya waktu yang dibutuhkan untuk menyebarkan misi

bervariasi tergantung pada berbagai faktor khususnya kemauan negara anggota

untuk menyumbangkan prajurit dan polisi serta ketersediaan dana dan sumber

daya lainnya. Dalam misi-misi yang memiliki mandat kompleks dan resiko

keamanan signifikan, penyebaran peacekepeer dapat memakan waktu beberapa

minggu bahkan bulan untuk mengumpulkan dan menyebarkan elemen-elemen

penting. Akhirnya, rentang waktu 30 hari hanya menjadi target tidak tetap.70

Salah satu contoh keterlambatan penyebaran personil peacekeeping PBB

dilapangan adalah misi UNAMIR (United Nations Assistance Mission for

69 Ibid.hal.63. 70 Ibid hal 62

Rwanda). UNAMIR didirikan pada Oktober 1993.71

Melalui resolusi 918 PBB

meminta penambahan personil menjadi 5.500.72

Hal ini dilakukan sebagai respon

atas pembunuhan masal yang terjadi pada april 1994 dimana sampai 1 bulan

kemudian total korban tewas mencapai 250,000-500,000.73

Sampai pertengahan

juni UNAMIR hanya memiliki 503 personil.74

Enam bulan kemudian PBB baru

dapat memenuhi total kekuatan yang dibutuhkan.75

Selain UNAMIR, misi PBB

UNMEE (United Nations Mission in Ethiopia and Eritrea) juga mengalami

keterlambatan pada proses penyebarannya. Dewan Keamanan menyerukan

penyebaran personil pada september 2000.76

Namun pada kenyataannya hingga

desember 2000 total 1200 personil tersebut tidak tiba di lapangan.77

Misi PBB di

Kambodia juga mengalami hal yang sama. UNTAC (United Nations Transitional

Authority in Cambodia) memiliki MILCOM (Military Component) yang ditujukan

untuk mengawasi gencatan senjata yang telah dibuat pada oktober 1991.78

MILCOM akan didukung oleh 10,200 prajurit tetapi sampai April 1992 total

prajurit yang tiba di Cambodia hanya 3,694.79

Full deployment tercapai pada

agustus 1992, sepuluh bulan setelah deklarasi gencatan senjata.80

Sementara itu,

pada juli 2007 DK mengesahkan UNAMID (African Union/United Nations

Hybrid Operation in Darfur) melalui resolusi 1769 dan memerintahkan

71 Corry H. Juedeman,” Standing or Standby? Is a Standing Peacekeeping Force the Best Option for the

United Nations?”, paper disampaikan pada Faculty of the Naval War College,NewPort RI,2007,hal.2. 72 Ibid.hal.3. 73 Ibid. 74 Ibid. 75 Ibid. 76 Dan Hayes Griffith,” Improving United Nations Rapid Reaction Capability: is a volunteer rapid reaction

force the answer?”, thesis disampaikan pada Department of Political Science, University of Oregon,hal.25. 77 Ibid. 78Ibid.hal.33. 79 Ibid. 80 Ibid.

penyebaran 26.000 personil dan full deployment pada desember 2007.81

Namun,

UNAMID baru mengambil alih tanggungjawab peacekeeping pada januari 2008.82

Rodolphe A., A.U./U.N. Joint Special Representative for Darfur, mengatakan

bahwa kekuatan UNAMID kurang dari 40% dari level mandat dan tidak mungkin

untuk mencapai kapasitas operasional penuh sebelum 2009.83

Di DRC sendiri,

PBB juga pernah mengalami keterlambatan dalam penyebaran personilnya.

Melalui resolusi 1291 pada februari 2000, DK PBB menugaskan penyebaran 6000

prajurit.84

Namun, penyebaran 100 prajurit pertama memakan waktu lebih dari

dua bulan.85

Kekuatan pasukan di DRC sampai januari 2003 hanya mencapai

4300. 86

Beberapa contoh kasus keterlambatan penyebaran personil PBB

dilapangan tersebut menjadi hal yang perlu diperhatikan dan diselesaikan. Dengan

menggunakan PMC maka akan membantu PBB mengatasi masalah tersebut.

Sebagai contoh, dalam 2010 contract awards for field missions, PBB memiliki

kontrak dengan Saracen Uganda pada agustus 2010 untuk memberikan layanan

keamanaan di DRC yang dimulai sejak agustus 2010 hingga juli 2011.87

Pelaksanaan tugas oleh PMC dapat dilakukan jika kedua belah pihak telah

mencapai kesepakatan dalam suatu perjanjian atau kontrak. Perbedaan susunan

alur komando antara PBB dan PMC dimana PMC memiliki alur komando yang

81 Don Kraus, at al,”United Nations Emergency Peace Service: One Step Towards Effective Genocide

Prevention”, Citizens for Global Solutions,hal.6. 82 Ibid. 83 Ibid.hal.7. 84 Ibid.hal.8. 85 Ibid. 86 Ibid. 87 UN Procurement Division,”2010 Contract Awards for Field Missions-Others” diakses pada tanggal 8

Maret 2013 melalui <https://www.un.org/depts/ptd/10_others_contract_field.htm>

lebih sederhana membuat keduanya memiliki mekanisme berbeda dalam

pelaksanaan tugas di lapangan. Sebagai perusahaan yang terstruktur, PMC

memiliki Board of Directors termasuk kepala pegawai militer.88

Namun, struktur

personil PMC tidak selalu dapat diidentifikasi dengan mudah karena PMC

biasanya hanya mempekerjakan sedikit pegawai untuk menjalankan perusahaan

dan mengatur kontrak.89

PMC biasanya melakukan subkontrak untuk

meminimalisir biaya ketika tidak ada kontrak.

2. Availability

Availability mengarah pada ketersediaan layanan keamanan maupun

militer yang dibutuhkan oleh klien khususnya dalam menjalankan misi

peacekeeping. Berbagai layanan yang disediakan PMC membuat sektor privat ini

menjadi pilihan baru dalam memenuhi kebutuhan keamanan dan militer. PMC

hadir dengan menawarkan jasa keamanan dan militer mulai dari layanan

dukungan logistik, transportasi, konsultasi, pelatihan militer, perlindungan,

sampai pada layanan tempur. Menurut British Government Green Paper, sebagian

besar PMC di tahun 1990an menyediakan layanannya dalam bentuk dukungan

logistik, pelatihan dan layanan keamanan.90

Adapun layanan yang disediakan oleh

PMC adalah sebagai berikut91

:

88 Christopher Kinsey, op cit.,hal.15. 89 Ibid. 90 Oldrich Bures, op cit, hal.536. 91 Christopher Kinsey, op cit, hal.2.

a. Military operational support: Dalam Military Operational Support,

PMC menyediakan dukungan militer dan berpartisipasi dalam operasi

militer pemerintah.

b. Military advice: Military advice merupakan layanan PMC yang

bergerak dibidang penyediaan pelatihan bagi angkatan militer negara

termasuk menyediakan senjata, taktik dan struktur kekuatan.

c. Logistical support: Dalam logistical support, PMC memberikan

dukungan berupa suplai perlengkapan, melindungi aset-aset berharga

dan membantu dalam membangun kembali infrastruktur publik.

d. Security services: Layanan ini menyediakan perlindungan, baik aset

maupun individu suatu perusahaan.

e. Crime prevention: Crime prevention merupakan bentuk layanan PMC

yang fokus pada perlindungan terhadap masyarakat. Perlindungan ini

dilakukan melalui pemberian bantuan badan hukum yang turut menjadi

polisi yang mengamankan wilayah agar konflik tidak terjadi.

Berbagai layanan yang disediakan PMC tersebut tidak jauh berbeda

dengan tugas-tugas dalam misi peacekeeping PBB. Sejak berakhirnya perang

dingin, misi peacekeeping PBB sering dimandatkan untuk memberikan pelatihan

atau memperbaharui unit militer nasional, mengamankan infrastruktur penting,

melindungi konvoi-konvoi bantuan dan mengamankan pembebasan pekerja serta

mencegah berbagai bentuk infiltrasi.92

Sementara itu, dalam MONUSCO tugas-

tugas peacekeeping diatur dalam mandat khusus dari Dewan Keamanan PBB.

92 Oldrich Bures, op cit.hal.536.

Berdasarkan resolusi 1925 tahun 2010, Dewan Keamanan mengesahkan

MONUSCO untuk mewujudkan mandatnya yang terdiri dari:93

1. Mandat perlindungan yang meliputi perlindungan terhadap warga sipil,

personil kemanusiaan dan hak asasi manusia dibawah ancaman

kekerasan fisik dan untuk melindungi personil, fasilitas, instalasi dan

peralatan PBB.

2. MONUSCO juga akan mendukung pemerintah DRC dalam upaya

menjamin perlindungan warga sipil dari kekerasan dari hak asasi

manusia internasional dan hukum kemanusiaan, termasuk segala

bentuk kekerasan seksual dan gender.

3. Dalam wilayah stabilisasi dan konsolidasi damai di DRC, MONUSCO

akan membantu pemerintah dalam upaya memperkuat kapasitas

militernya, termasuk peradilan militer dan polisi militer serta

mendukung reformasi polisi.

4. MONUSCO juga diberi mandat untuk mengawasi implementasi

embargo senjata yang ditentukan dibawah resolusi 1896 tahun 2009

dan untuk menyita atau mengumpulkan berbagai senjata atau material

sejenis yang dilarang berada di negara tersebut.

5. MONUSCO juga akan menyediakan dukungan teknis dan logistik bagi

pemilihan organisasi nasional dan lokal, sesuai permintaan dari otoritas

Congolese dan dalam batasan kapasitas dan sumber dayanya.

93 “MONUSCO:Mandate” diakses pada tanggal 11 Desember 2012 melalui

<http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/monusco/mandate.shtml>

Berdasarkan mandat MONUSCO tersebut dapat dilihat bahwa tugas-tugas

yang ada dalam MONUSCO sesuai dengan layanan yang disediakan oleh PMC.

Tugas yang dimandatkan dalam MONUSCO secara garis besar meliputi

perlindungan warga sipil, personil dan fasilitas PBB; membantu pemerintah

memperkuat kapasitas militer; dan memberikan dukungan teknis dan logistik di

DRC. Dalam MONUSCO, perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi

prioritas.94

Berdasarkan tugas-tugas tersebut, maka misi peacekeeping PBB

khususnya MONUSCO dapat menggunakan tiga dari lima layanan yang

disediakan oleh PMC yaitu military advice yang menyediakan pelatihan bagi

angkatan militer; logistical support yang memberikan dukungan suplai peralatan,

melindungi aset berharga dan membangun infrastruktur; dan security services

yang memberikan perlindungan bagi individu dan aset berharga. Dalam

layanannya, PMC mampu menyediakan personil dan perlengkapan seperti

transportasi maupun komunikasi yang dibutuhkan kliennya. Sebagai contoh,

DynCorp pernah menyuplai helikopter dan satelit jaringan komunikasi pada misi

PBB di Timor Timur.95

PAE juga pernah menyediakan logistik bagi misi PBB di

Sierra Leone pada tahun 2000 dan 2003.96

Sementara itu DSL menyediakan 425

staf, mekanik dan kendaraan lapis baja bagi misi PBB di Bosnia tahun 1992.97

94 Ibid. 95 Åse Gilje Østensen,” UN Use of Private Military and Security Companies: Practices and Policies”,DCAF,

SSR Paper 3,2001,hal.15 96 Ibid.hal.16 97 Ibid.

Ditahun yang sama DSL juga pernah menyediakan 7000 penjaga untuk

melindungi konvoi pembebasan di Somalia.98

Dalam MONUSCO, Saracen Uganda disewa oleh PBB untuk

memberikan layanan keamanan (unarmed security) tahun 2010 hingga 2011.

Saracen Uganda sendiri merupakan PMC yang fokus pada layanan keamanan.

Layanan yang disediakan oleh Saracen meliputi guards (armed, unarmed), VIP

protection, aviation security, specialized security training, consultation services

dan lain sebagainya. Layanan yang disediakan oleh Saracen Uganda sesuai

dengan kebutuhan tugas peacekeeping PBB khususnya dalam MONUSCO.

Ketiadaan standing army menyebabkan PBB kesulitan memenuhi

kebutuhan akan personil pada penyebaran misi peacekeeping baru ataupun ketika

saat-saat krisis.99

Pada awal 2007 PBB menyebarkan 80.368 personil dalam 15

misinya.100

Ditahun yang sama beberapa partisipan pendukung dalam

peacekeeping PBB hampir keluar atau mengurungkan kontribusinya dalam

menyediakan polisi dan pengawas militer. Negara seperti New Zealand hanya

memiliki satu prajurit dalam PBB.101

Sementara itu Australia memiliki sembilan

prajurit, Kanada 15 dan Amerika hanya menyuplai sembilan prajurit.102

Rencana

peacekeeping di Kosovo pun menunjukkan kurangnya kapasitas dimana jumlah

polisi mengalami penurunan dari 4.780 menjadi hanya 1.970 pada tahun 2000. 103

Hal ini menunjukkan bahwa PBB memiliki masalah serius terkait ketersediaan

98 Lou Pingeot, op cit.,hal.22. 99 United Nations, op cit.,hal.52. 100 Michael Pugh. Op cit.,hal.411. 101 Ibid. 102 Ibid. 103 Damian Lilly, “The Privatization of Peacekeeping:Prospects and Realities”, Disarmament Forum, 2000,

hal. 2.

peacekeeper di lapangan. Dengan adanya PMC, maka kebutuhan akan personil

tersebut dapat terpenuhi. Ketersediaan layanan PMC yang sesuai dengan tugas

peacekeeping PBB dan kemampuannya menyediakan kebutuhan dalam misi PBB

seperti personil, transportasi, jaringan komunikasi dan dukungan logistik lainnya

membuat PMC menjadi pilihan yang tepat bagi upaya pelaksanaan peacekeeping

PBB termasuk di DRC.

3. Professionalism

PMC dipandang profesional karena mampu melakukan tugas-tugas

peacekeeping layaknya para peacekeeper. Menurut Bures, kapabilitas PMC dalam

melaksanakan tugas-tugas peacekeeping dapat dinilai dengan cara menganalisa

fungsi-fungsi yang sering dilakukan PMC di masa lampau dan mengidentifikasi

fungsi-fungsi yang mampu diberikan oleh PMC di masa sekarang.104

Fungsi-

fungsi inilah yang kemudian dibandingkan dengan fungsi-fungsi dalam

peacekeeping PBB.105

Berikut adalah kumpulan aktivitas atau layanan yang biasa

dilakukan oleh PMC.

Tabel 5.1 Fungsi-Fungsi yang sering Dilakukan PMC Ditahun 1990an

Combat Support Logistics, Procurement,

Training, Miscellaneous

Security Services

Combat operations and

leadership

War material and arms

equipment procurement

Personal protection

& VIP escort

services

Counter-insurgence

operations

Force development and

training

Security for key

installations and

104 Oldrich Bures, op cit, hal.535 105 Ibid.

personnel

Force multipliers Strategic planning Surveillance

services

Operation and maintance

sophisticated weaponry

Research and threat

analysis

Security for

humanitarian aid

delivery

Military intelligence and

analysis

Logistical support and

maintenance facilities

Crisis management

advice (e.g.

regarding

kidnapping)

Artillery support Demining Computer cracking

Military engineering Tax collection Secure

communications

Aviation services Staff security training Signal interception

Military advice and

planning

Risk analysis Security audits

Sumber: Oldrich Bures, “ Private Military Companies: A Second Best Peacekeeping Option?”,

International Peacekeeping, Vol.12, No.4, Winter 2005, hal. 536

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sejak tahun 1990an, PMC

telah mampu memberikan berbagai macam layanan yang secara garis besar dapat

dibagi menjadi tiga yaitu Combat Support; Logistics, Procurement, Training and

Miscellaneous; dan Security Services. Layanan-layanan ini tidak jauh berbeda

dengan layanan yang mampu diberikan oleh PMC di masa sekarang. Layanan-

layanan tersebut meliputi military operational support, military advice, logistical

support, security services dan crime prevention.106

Dengan kata lain, tidak ada

perubahan signifikan dalam layanan yang disediakan oleh PMC, baik di masa

lampau maupun di masa sekarang. Sementara itu, di tahun yang sama

peacekeeper PBB sering dimandatkan untuk melakukan fungsi-fungsi sebagai

berikut:

106 Christopher Kinsey, op cit, hal.2.

Tabel 5.2 Fungsi-Fungsi yang Dilakukan Peacekeeper PBB Tahun 1990an

Military Political/Economics Humanitarian

Ceasefire observation

and monitoring

Upholding law and order Protecting aid convoys

Maintaining buffer

zones/boundary

demarcation

assistance

Helping to establish

viable government

Protecting

relief/delivery workers

Disarming warring

factions

Helping to maintain

independent status

Providing

humanitarian aid

Regulating the

disposition of forces

Coping/negotiating with

government

entities/election

administration

Establishing,

supporting and

protecting regional

safe havens and other

protected areas

Preventing infiltration Natural resources

administration

monitoring

Assisting in refugee

repatriation

Preventing civil war Exercising temporary

administrative authority

Monitoring refugee

flow

Verifying security

agreement and

withdrawal of foreign

troops

Providing security and

helping to re-establish

economic life for the

local populace

Logistical support for

humanitarian projects

including transport,

medical and

engineering

Supervising

disengagement and

cantonment

Management and

arbitration of local

disputes

Verifying human rights

agreements

Clearing mines Confidence-building

measures/reconciliation

Training/re-forming

military units

Training and

restructuring of police

forces

Sumber: Oldrich Bures, “ Private Military Companies: A Second Best Peacekeeping Option?”,

International Peacekeeping, Vol.12, No.4, Winter 2005, hal. 537

Berdasarkan kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa aktivitas-aktivitas yang

dikerjakan PMC tidak jauh berbeda dengan tugas-tugas peacekeeping yang

dilakukan oleh peacekeeper PBB. Tugas-tugas tersebut termasuk pembangunan

dan pelatihan kekuatan, pengamanan instalasi dan personil, melindungi konvoi

bantuan dan memberikan dukungan logistik. Salah satu contoh profesionalisme

PMC dalam melakukan tugasnya adalah keterlibatan DSL pada misi PBB di

Bosnia tahun 1992. Pada misi ini DSL bekerja untuk PBB dengan melakukan

beberapa tugas seperti deteksi dan pencegahan tindak kejahatan, perlindungan dan

mengamankan wilayah perbatasan.107

DSL terlibat untuk membantu menutupi

defisiensi peacekeeper dari Asia dan Afrika. DSL juga menurunkan supir dan

mekaniknya karena ketidakmampuan batalion PBB mengoperasikan kendaraan

lapis baja di lapangan. Pada misi ini personil DSL bekerja selama 4 tahun. DSL

juga pernah membantu konvoi pembebasan di Somalia. Sementara itu Hart

Security pernah memberikan pelatihan security awareness induction pada misi

UNAMI (United Nations Assistance Mission for Iraq) tahun 2011.108

Profesionalisme PMC juga tidak lepas dari pengalaman personilnya yang

merupakan veteran militer. PMC seperti Executive Outcomes (EO) dan SADF

(South African Defence Force) memiliki personil yang merupakan veteran militer

Afrika Selatan era aparteid.109

Mereka telah memiliki pengalaman dalam operasi-

operasi melawan pemberontak dan menghadapi perang sipil. Penguasaan medan

dan pengalaman panjang membuat personil PMC memiliki kapabilitas dalam

melakukan pekerjaannya. Kapabilitas PMC membuatnya disewa untuk membantu

memberikan perlindungan dan bahkan membantu evakuasi personil peacekeeping

107 Åse Gilje Østensen, op cit.,hal.16 108 Lou Pingeot, op cit, hal.29 109 Dr. Joanna Spear. Op cit. Hal.13.

PBB saat kondisi darurat. Pada 2004, terjadi kekerasan di Kisangani, Congo

dimana markas besar PBB, rumah staf, kendaraan dan personilnya menjadi

sasaran protes pelajar Congo yang merasa tidak puas atas kinerja PBB di provinsi

Ituri.110

Akibatnya, sekitar 300 staf PBB meminta evakuasi darurat dari kota

tersebut.111

Disinilah PMC berperan dengan mengamankan kendaraan dan

personil PBB serta membantu proses evakuasi.112

Dalam kondisi sulit ketika

personil PBB sendiri tidak mampu mengamankan fasilitas dan diri sendiri maka

PMC dapat digunakan untuk membantu PBB.

Di MONUSCO sendiri, Saracen Uganda terlibat dalam tugas pengamanan

(unarmed security) khususnya di wilayah Kampala dan Entebbe. Daerah ini

merupakan liaison offices dan logistics base MONUSCO. Penyerangan terhadap

markas, staf dan fasilitas PBB di DRC menjadi pengalaman yang berarti. Oleh

karena itu, PBB membutuhkan kekuatan yang profesional untuk melindungi

fasilitasnya. Perbandingan aktivitas PMC dengan fungsi-fungsi yang biasanya

dilakukan oleh peacekeeper PBB menunjukkan adanya suatu fungsi yang saling

melengkapi.113

Beberapa contoh keterlibatan PMC pada misi peacekeeping PBB

diatas juga menunjukkan bahwa PMC memiliki kapabilitas untuk melakukan

beberapa fungsi peacekeeping PBB.

110 Åse Gilje Østensen, op cit.,hal,17. 111 Ibid. 112 Ibid. 113 Oldrich Bures, op cit, hal. 533.

4. Lower Cost of PMC

Lower Cost of PMC mengarah pada political cost yang lebih rendah jika

menggunakan PMC. Political cost ini erat kaitannya dengan adanya korban yang

muncul dari personil peacekeeping PBB selama menjalankan tugas di lapangan.

Kondisi dimana personil PBB bekerja erat dengan kekerasan, konflik dan

ketidakamanan. Kondisi ini tidak jarang membuat PBB kehilangan personilnya.

Sejak berakhirnya perang dingin, kebanyakan pemerintah barat termasuk Amerika

Serikat mulai menunjukkan keengganannya untuk melibatkan tentara nasionalnya

pada misi-misi peacekeeping kecuali jika kepentingannya menjadi taruhan.114

Hal

ini dilakukan karena adanya badai politik yang dapat meledak di negaranya jika

ada korban.115

Oleh karena itu, adanya korban dari personil PBB yang

menjalankan misi peacekeeping akan menjadi beban politis tersendiri bagi negara

anggota khususnya yang mengirimkan tentara nasionalnya dalam misi

peacekeeping PBB.

Jumlah peacekeeper PBB berkurang dari 70.000 di tahun 1995 menjadi

19.000 di tahun 1998.116

Pada akhir 1990an, jumlah personil dalam operasi PBB

berkurang menjadi dibawah 15.000.117

Hal ini membuat PBB mengalami

kesulitan dalam mengurus tuntutan untuk penyelenggaraan damai dalam konflik-

konflik internal. Beberapa negara yang awalnya adalah partisipan pendukung

dalam menyediakan polisi dan pengamat militer bagi PBB pun mulai keluar atau

membatasi kontribusinya. Pada awal 2007, New Zealand hanya menyumbang satu

114 Damian Lilly,”The Privatization of Peacekeeping:Prospects and Realities”,Disarmament

Forum,2000.hal.54. 115 Ibid. 116 Ibid. 117 Michael Pugh, op cit.,hal.411.

prajurit bagi PBB.118

Sementara itu Australia hanya menyumbang sembilan

prajurit dan Kanada 15.119

Amerika bahkan hanya menyuplai sembilan prajurit

tetapi hampir 300 polisi.120

Genosida yang terjadi di Rwanda pada pertengahan 1994 menjadi contoh

nyata pentingnya keselamatan personil PBB bagi negara penyuplai. Kondisi

keamanan yang sangat tidak stabil dan banyaknya korban yang muncul membuat

PBB butuh menambah personilnya. Dalam situasi ini, negara-negara anggota

justru enggan melibatkan prajuritnya bahkan memilih untuk melakukan penarikan

kembali (withdrawal) prajuritnya yang berada pada misi UNAMIR. Amerika

Serikat memilih untuk tidak melakukan intervensi di Rwanda.121

Sementara itu,

Belgia yang merupakan penyuplai terbesar kontingen barat justru melakukan

penarikan kembali kontingennya dari UNAMIR.122

Hal ini dilakukan paska

terbunuhnya 10 peacekeeper Belgia dan adanya lobi dari publik Belgia yang

meminta untuk memulangkan personil asal Belgia.123

Selain Belgia, India juga pernah melakukan penarikan kembali

personilnya akibat protes publik atas jatuhnya korban dari peacekeeper dalam

misi peacekeeping PBB.

118 Michael Pugh, op cit.,hal.411. 119 Ibid. 120 Ibid. 121 Dominique Maritz,” Rwandan Genocide: Failure of the International Community?”,e-International

Relations,2011, Dunduh pada tanggal 26 Juli 2013 melalui <http://www.e-ir.info/2012/04/07/rwandan-

genocide-failure-of-the-international-community/> 122 Ibid. 123 Ibid.

India merupakan salah satu kontributor personil terbesar bagi misi

peacekeeping PBB dengan menyuplai 6.182 personil.124

Namun, India juga

memiliki jumlah kematian personil yang terbilang besar yaitu 153 personil.125

Paska kematian lima personil peacekeeper India di Sudan pada April 2013, publik

India mulai menuntut untuk mengurangi kontribusi India.126

Keterlibatan personil

India di DRC menimbulkan protes publik yang kemudian ditanggapi oleh Perdana

Menteri Singh dengan melakukan penarikan kembali personilnya dari DRC paska

konfrontasi politik dengan PBB.127

Dengan menggunakan PMC maka beban politis ini dapat diminimalisir

karena kurangnya perhatian publik terkait korban yang muncul dari pihak PMC

dalam suatu misi atau wilayah konflik.128

Adanya korban yang muncul dari

peacekeeper PBB selalu mengundang keprihatinan dan diberitakan dalam

sejumlah media. Salah satu contoh adalah terbunuhnya peacekeeper PBB di

Sudan pada 2013 yang mengundang keprihatinan DK PBB dan tuntutan kepada

pemerintah Sudan untuk melakukan investigasi dan menghukum pelakunya.129

Sementara itu, korban yang muncul dari PMC tidak mendapat perhatian, komentar

maupun tuntutan investigasi atas kematian mereka. Kematian ratusan kontraktor

124Gustavo Mendiolaza,”India’s UN Peacekeeping Prensence:Responsible Global Citizen or Aspiring

Security Council Member?”,Future Directions International,2013,diunduh pada tanggal 26 juli 2013 melalui

< http://www.futuredirections.org.au/publications/indian-ocean/29-indian-ocean-swa/981-india-s-un-

peacekeeping-presence-responsible-global-citizen-or-aspiring-security-council-member.html> 125 Ibid. 126 Ibid. 127 Ibid. 128 Damian Lilly,”The Privatization of Peacekeeping:Prospects and Realities”,Disarmament

Forum,2000.hal.54. 129 CBSNEWS, “Deadly Attack Kills 5 UN Peacekeeper, 7 Others in South Sudan” 9 April 2013, diunduh

pada tanggal 26 Juli 2013 melalui < http://www.cbsnews.com/8301-202_162-57578627/deadly-attack-kills-

5-u.n-peacekeepers-7-others-in-south-sudan/>.

Afganistan bahkan tidak dilaporkan.130

Tidak seperti kematian prajurit yang

dengan segera dilaporkan dengan menggambarkan keadaan kematiannya,

kematian yang berasal dari PMC atau kontraktor hampir tidak dilaporkan secara

menyeluruh oleh Pentagon dan media. Informasi yang rinci terkait korban yang

muncul dari PMC sangat sulit untuk didapatkan. Departemen Pertahanan Amerika

mengatakan bahwa mereka tidak melacak nama bahkan kebangsaan kontraktor

yang tewas.131

Juru bicara Pentagon, Lt. Col. Elizabeth Robbins, mengatakan

bahwa “We have a very, very rigiorous system of tracking the soldiers and

civilians who are killed — it’s publicly released, every single name, But with

contractors, it’s up to their contracted company”.132

Perbedaan perhatian publik,

media maupun negara terkait korban yang muncul dari pihak PMC dan negara

jelas berbeda. Setiap ada korban dari tentara nasional negara maupun peacekeeper

PBB selalu dipublikasikan sehingga sangat mudah untuk mendapatkan informasi

terkait keadaan dan jumlah korban. Namun, untuk mendapatkan berita terkait

kematian dari pihak PMC terbilang cukup sulit.

Berdasarkan pemaparan empat alasan penggunaan PMC dalam misi

peacekeeping tersebut dapat disimpulkan bahwa PBB menyewa PMC karena

PMC dapat membantu PBB khususnya terkait penyebaran misi peacekeeping

secara lebih cepat dan mengurangi beban politis terkait jatuhnya korban. PMC

dipilih karena mampu menyediakan layanan yang sesuai dengan kebutuhan

peacekeeping dan memiliki kapabilitas dalam melakukan beberapa tugas

130 Justin Elliott,” Hundreds of Afghanistan contractor deaths go unreported”,Salon,15 Juli 2010,diunduh

pada tanggal 26 Juli 2013 melalui <http://www.salon.com/2010/07/15/afghan_war_contractors_dying/>. 131 Ibid. 132 Ibid.

peacekeeping PBB. Bagi Howe penggunaan PMC dapat memberikan keuntungan

lebih. Ia menyatakan bahwa133

:

“private forces can start up and deploy faster than multinational (and

perhaps national) forces, and may carry less political baggage, especially

concerning casualties, than government militaries. Additionally, they have

a clear chain of command, more readily compatible military equipment

and training, and greater experience of working together than ad hoc

multinational forces. They may be financially less expensive than other

foreign forces. Finally, they can handpick from a pool of proven combat

veterans.”

Dari pemaparan empat alasan penggunaan PMC dalam misi peacekeeping

dapat dilihat bahwa PMC memiliki keunggulan dibandingkan dengan peacekeeper

PBB. Dari segi penyebaran personil, PBB memiliki banyak kelemahan yang

terbukti dengan banyaknya misi peacekeeping yang tidak dapat menyebarkan

personil sesuai dengan mandat. Penyebaran personil di lapangan dan full

deployment PBB baru bisa tercapai beberapa bulan setelah dikeluarkannya

mandat. Dengan menggunakan PMC, maka masalah tersebut dapat diatasi karena

PMC tidak memiliki badan politik yang membutuhkan konsensus dalam

pengambilan kebijakan dan memiliki personil yang akan disebarkan sesuai

dengan perjanjian dengan kliennya. PMC juga memiliki layanan yang sesuai

dengan kebutuhan misi peacekeeping. PMC mampu menyediakan personil,

jaringan komunikasi, kendaraan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan dalam

peacekeeping PBB. Hal ini dapat membantu PBB yang tidak memiliki standing

army dan beberapa pengalamannya yang menunjukkan ketidakmampuan

memenuhi jumlah peacekeeper yang dibutuhkan dalam misi. PMC juga memiliki

133 Oldrich Bures, op cit.,hal.540.

pengalaman dan kapabilitas dalam mengerjakan beberapa tugas peacekeeping

seperti perlindungan dan menyediakan logistik. Hal terakhir yang menjadi alasan

penggunaan PMC adalah karena dapat mengurangi political cost negara jika ada

korban tewas dari personil peacekeeping dalam suatu misi. Korban yang muncul

dari personil PBB dapat menimbulkan protes publik dan menyebabkan negara

melakukan penarikan kembali personilnya. Sedangkan korban yang muncul dari

PMC sering tidak dilaporkan dan kurang mendapat perhatian.

Akhirnya, penggunaan PMC dalam misi peacekeeping PBB menjadi

pilihan yang tepat karena dapat lebih efisien. Hal ini dilihat dari empat alasan

penggunaan PMC dalam misi peacekeeping yaitu superior feasibility, availability,

professionalism dan lower cost of PMC. Keempat hal tersebut menunjukkan

bahwa PMC dapat membantu PBB dalam menghadapi tantangan dan

kelemahannya dalam penyebaran misi peacekeeping.

REFERENSI

Avant, D. Deborah, Private Security dalam Paul D. Williams, Security Studies:An

Introduction, London and New York, Routledge, 2008

Bures, Oldrich, Private Military Companies: A Second Best Peacekeeping

Option?, International Peacekeeping, Vol.12, No.4, 2005.

Deschamps, Sebastian, Towards the Use of the Private Military Companies in the

United Nations Peacekeeping Operations, Peace Operations Training

Institute,2005

George , Eric, The Market for Peace dalam Sabelo Gumedze, From Market for

Force to Market for Peace:Private Military and Security Companies in

Peacekeeping Operations, ISS Monograph.No.183.

Griffith , Dan Hayes, Improving United Nations Rapid Reaction Capability: is a

volunteer rapid reaction force the answer?, Thesis, Department of

Political Science, University of Oregon.

Juedeman, H. Corry, Standing or Standby? Is a Standing Peacekeeping Force the

Best

Option for the United Nations?, Paper, Faculty of the Naval War College,

NewPort RI, 2007

Kinsey, Christopher, Corporate Soldier and International Security, The Rise of

Private Military Company, New York, Routledge,2006

Kraus, Don, at al, United Nations Emergency Peace Service: One Step Towards

Effective Genocide Prevention, Citizens for Global Solutions.

Diakses dari:

http://globalsolutions.org/files/public/documents/UNEPS_CGS_One-Step-

Towards-Effective-Genocide-Prevention.pdf

Lilly, Damian, The Privatization of Peacekeeping:Prospects and Realities,

Disarmament Forum, 2000.

Maritz, Dominique, Rwandan Genocide: Failure of the International

Community?, e- International Relations,2011

Diakses dari: http://www.e-ir.info/2012/04/07/rwandan-genocide-failure-

of-the-international-community/

Mendiolaza , Gustavo, India’s UN Peacekeeping Prensence:Responsible Global

Citizen

or Aspiring Security Council Member?, Future Directions

International,2013

Diakses dari: http://www.futuredirections.org.au/publications/indian-

ocean/29-indian-ocean-swa/981-india-s-un-peacekeeping-presence-

responsible-global-citizen-or-aspiring-security-council-member.html

Olaniyan, Azeez O,Unorthodox Peacekeepers and Responses in Africa dalam

Sabelo Gumedze, From Market For Force To Market For Peace:Private

Military and Security Companies in Peacekeeping Operations, ISS

Monograph.No.183.

Pingeot, Lou, Dangerous Partnership: Private Military and Security Companies

and the UN, New York, Global Policy Forum,2012.

Pugh, Michael, Peace Operations dalam Paul D. Williams,Security Studies:An

Introduction, London and New York, Routledge, 2008.

Rochester, M. Christopher, A Private Alternative to a Standing United Nations

Peacekeeping Force,USA, Peace Operations Institute, 2007.

Schweers, Philipp, The Privatized Military Industry: Legal Black Hole or Lucky

Chance?, Germany, DIAS-Analysis.No.38,2009.

Singer, W. Peter, Should Humanitarian Use Private Military Services,

Humanitarian Affairs Review, 2004.

_,Corporate Warriors:The Rise of the Privatized Military and Its

ramifications for International Security, International Security,Vol.26,

No.3, 2001.

Spear, Dr. Joanna, Market Forces:The Political Economy of Private Military

Companies, Norway, Fafo Report 531, 2006.

Stanger, Allison, Mark Williams, Private Military Corporations:Benefits and

Costs of Outsourcing Security,Yale Journal of International Affairs, 2006.

United Nations, Peacekeeping Operations: Principles and Guidelines, United

Nations Department of Peacekeeping Operations & Department of Field

Support,2008.

Østensen , Gilje Åse, UN Use of Private Military and Security Companies:

Practices and Policies, DCAF, SSR Paper 3, 2001

Elliott, Justin, Hundreds of Afghanistan contractor deaths go unreported,

Salon,15 Juli 2010

Diakses dari:

http://www.salon.com/2010/07/15/afghan_war_contractors_dying/

CBSNEWS, Deadly Attack Kills 5 UN Peacekeepera, 7 Others in South Sudan, 9

April 2013. Diakses dari: http://www.cbsnews.com/8301-202_162-

57578627/deadly-attack-kills-5-u.n-peacekeepers-7-others-in-south-sudan/

“MONUC:Mandate”, Diakses dari:

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/monuc/mandate.shtml

“MONUSCO:Mandate” Diakses dari:

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/monusco/mandate.shtml

”Peacekeeping Fact Sheet”, Diakses dari:

https://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet.shtml,

“Peacekeeping Fact Sheet Archive”, Diakses dari:

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet_archive.s

html

“Saracen Uganda:Background”, Diakses dari: http://saracen.co.ug/about.php

“Saracen Uganda:Mission”, Diakses dari: http://saracen.co.ug/mission.php

“Saracen Uganda:Vision”, Diakses dari: http://saracen.co.ug/vision.php

“Saracen Uganda:Objectives”, Diakses dari: http://saracen.co.ug/objectives.php

“Saracen Uganda:Services”, Diakses dari: http://saracen.co.ug/services.php

“Saracen Uganda International”, Diakses dari: Slideshare.net/vospieter/saracen-

profile-2009

“UN Reliant on Private Security Firms”, BBC News, 11 Juli 2011. Diakses dari:

http://www.bbc.co.uk/news/world-us-canada-18801090.

“UN Procurement Division,2010 Contract Awards for Field Missions-Others”,

Diakses dari: https://www.un.org/depts/ptd/10_others_contract_field.htm