VISI DAN MISI - PPID Pemalang

237
i KATA PENGANTAR uji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah- Nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2017 dapat kami selesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan reformasI birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pemalang dan sebagai perwujudan akuntabilitas serta sarana informasi kepada masyarakat yang membutuhkan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ini memuat tentang perencanaan, perjanjian kinerja dan capaian kinerja tahun kedua periode 2016-2021 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis. Laporan ini juga memuat aspek keuangan yang secara langsung berhubungan antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima oleh masyarakat. Kami berharap Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ini dapat menjadi sarana evaluasi dalam rangka memperbaiki kinerja ke depan untuk lebih produktif, efektif dan efisien, baik mulai dari aspek perencanaan, pengorganisasian maupun pengkoordinasian dalam pelaksanaannya. P

Transcript of VISI DAN MISI - PPID Pemalang

i

KATA PENGANTAR

uji dan syukur senantiasa kita panjatkan

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-

Nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2017

dapat kami selesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai salah satu upaya dalam

mewujudkan reformasI birokrasi di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Pemalang dan sebagai

perwujudan akuntabilitas serta sarana informasi kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun

2017 ini memuat tentang perencanaan, perjanjian kinerja dan capaian kinerja

tahun kedua periode 2016-2021 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang, baik keberhasilan maupun kegagalan

dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis. Laporan ini juga memuat aspek

keuangan yang secara langsung berhubungan antara dana masyarakat yang

dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima oleh masyarakat.

Kami berharap Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Pemalang Tahun 2017 ini dapat menjadi sarana evaluasi dalam rangka

memperbaiki kinerja ke depan untuk lebih produktif, efektif dan efisien, baik

mulai dari aspek perencanaan, pengorganisasian maupun pengkoordinasian

dalam pelaksanaannya.

P

ii

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, dan

bimbingan dalam penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah melalui

Kementerian PAN dan RB serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Pemalang, 29 Maret 2018

BUPATI PEMALANG

H. JUNAEDI, SH, MM.

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai bentuk

pelaporan kinerja yang telah diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten

Pemalang selama satu tahun untuk mendorong tata kelola

pemerintahan yang baik dengan melaporkan kinerjanya dalam memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun

2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi. Penyusunan Laporan Kinerja ini berdasarkan pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana

pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel

merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten

Pemalang.

Laporan ini disusun dengan mengumpulkan data dan melakukan analisis

untuk menjawab pertanyaan serta membuat kesimpulan mengenai sejauh

mana capaian kinerja dan sasaran pembangunan daerah yang ditunjukkan

dalam keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten

Pemalang yang terangkum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Tahun 2017, sesuai

dengan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021.

Berdasarkan hasil analisis akuntabilitas terhadap 56 Indikator Kinerja

dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa

dari 56 indikator kinerja, sebanyak 51 indikator atau 91,07% memperoleh kriteria

P

iv

penilaian sangat baik, 3 indikator atau 5,36% memperoleh kriteria penilaian

tinggi, 1 indikator atau 1,79% memperoleh kriteria sedang, dan 1 indikator atau

1,79% memperoleh kriteria penilaian rendah.

Sedangkan hasil pengukuran indikator kinerja sasaran terhadap 25

sasaran strategis yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang

tahun 2017, menurut skala nilai peringkat kinerja dapat disimpulkan bahwa dari

25 sasaran strategis, sebanyak 24 sasaran atau 96% memperoleh kriteria

penilaian sangat baik dan 1 sasaran atau 4% memperoleh kriteria penilaian

tinggi. Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran strategis Pemerintah Kabupaten

Pemalang tahun 2017 sebagaimana diagram berikut :

sangat baik91%

tinggi5%

sedang2%

rendah2%

96%

4%

v

Berdasarkan kriteria penilaian pemenuhan target, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat 36 indikator kinerja atau 64,29% yang melampaui

target, 8 indikator kinerja atau 14,29% yang memenuhi target 100%, dan 12

indikator kinerja atau 21,43% yang belum memenuhi target kinerja 100,

sebagaimana tertuang dalam diagram sebagai berikut :

Sedangkan dari 25 sasaran, terdapat 17 indikator kinerja sasaran atau

68% yang melampaui target, 4 indikator kinerja sasaran atau 16% yang

memenuhi target 100%, dan 4 indikator kinerja sasaran atau 16% yang belum

memenuhi target kinerja 100%, sebagaimana tertuang dalam diagram berikut:

melampaui 64,29%

memenuhi14,29%

belum memenuhi

21,43%

melampaui target68%

memenuhi target16%

belum memenuhi target16%

vi

Secara terperinci, indikator yang pencapaian kinerjanya belum memenuhi

target adalah sebagai berikut :

1. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi :

a. Usia Harapan Hidup sebesar 99,88%;

b. Total Fertility rate (TFR) sebesar 99,61%;

c. Indeks Pembangunan Gender sebesar 99,92%;

d. Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 99,13%;

e. Pertumbuhan Ekonomi 99,26%

f. Tingkat Pengeluaran Perkapita 96,21%

g. Persentase jembatan dalam kondisi baik 99,73%

2. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Tinggi :

a. Produktivitas Kedelai (kw/ha) 84,98%;

b. Persentase RTLH yang ditangani sebesar 82,95%;

c. Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan

udara dari sumber tidak bergerak sebesar 84,08%;

3. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sedang :

a. Indeks Gini sebesar 72,73%;

4. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Rendah :

b. Persentase jalan dalam kondisi baik sebesar 56,03%.

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i

Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................... iii

Daftar Isi ..................................................................................................... vii

Daftar Gambar ............................................................................................ xii

Daftar Tabel ................................................................................................. xiii

Daftar Grafik ............................................................................................. xviii

Daftar Diagram .......................................................................................... xix

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Organisasi Perangkat Daerah dan Sumber Daya Aparatur .................... 2

C. Gambaran Umum .................................................................................. 5

1. Kondisi Geografi .............................................................................. 5

2. Potensi Unggulan Kabupaten Pemalang ......................................... 8

3. Keadaan Penduduk ............................................................................ 15

4. Kondisi Perekonomian ...................................................................... 18

5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ............................................... 28

6. Indeks Pembangunan Gender (IPG) ................................................... 30

7. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ................................................. 31

D. Permasalahan Utama(Strategic Issued) ................................................. 33

BAB 2 : PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 36

1. Visi dan Misi ........................................................................................ 36

2. Tujuan dan Sasaran ........................................................................... 38

3. Strategi dan Arahan Kebijakan .......................................................... 46

viii

4. Pentahapan Pembangunan ................................................................ 52

5. Prioritas Pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ............... 55

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .................................................................. 56

C. Program Untuk Pencapaian Sasaran ...................................................... 56

D. Recana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah tahun 2017 .................. 67

BAB 3 : AKUNTABILTAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi ..................................................................... 76

I. Sasaran Strategis 1 .............................................................................. 85

1. Tingkat Keselarasan Antara Program RKPD dengan RPJMD ........ 85

2. Nilai LkjIP ......................................................................................... 86

3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yg

di akomodir RKPD ........................................................................... 89

II. Sasaran Strategis 2 ............................................................................. 90

1. Rata-rata Lama Sekolah ............................................................... 90

2. Harapan Lama Sekolah ............................................................... 92

3. Angka Kelulusan SD/MI ............................................................... 93

4. Angka Kelulusan SMP/MTs ........................................................... 95

5. Angka Melanjutkan SD/MI ........................................................... 96

6. Angka Melanjutkan SMP/MTs ..................................................... 97

III. Sasaran Strategis 3 ............................................................................. 99

Angka Kunjungan Ke perpustakaan .................................................. 99

IV. Sasaran Strategis 4 ........................................................................... 102

1. Usia Harapan Hidup ........................................................................ 102

2. Angka Kematian Ibu (AKI) ............................................................ 104

3. Angka Kematian Bayi (AKB) ......................................................... 106

4. Angka Kematian Balita ................................................................ 108

5. Persentase Balita Gizi Buruk ......................................................... 110

V. Sasaran Strategis 5 .......................................................................... 112

Total Fertility Rate (TFR) ................................................................... 112

ix

VI. Sasaran Strategis 6 ............................................................................ 115

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) ............................................ 115

2. Indek Pemberdayaan Gender (IDG) ............................................. 117

VII. Sasaran Strategis 7 ............................................................................ 121

Persentase PMKS yang tertangani ................................................ 121

VIII. Sasaran Strategis 8 ........................................................................... 127

1. Persentase Kepemilikan KTP ........................................................ 127

2. Persentase Anak Memiiki Akta Kelahiran .................................... 130

IX. Sasaran Strategis 9 ........................................................................... 133

1. Produktivitas Padi ........................................................................ 133

2. Produktivitas Jagung ..................................................................... 135

3. Produktivitas Kedelai .................................................................... 137

4. Produktivitas Komoditas Peternakan Utama ............................ 138

X. Sasaran Strategis 10 ........................................................................... 141

1. Skor Pola Harapan (PPH) ............................................................. 141

2. Ketersediaan Cadangan Pangan ................................................... 143

XI. Sasaran Strategis 11 ............................................................................ 145

1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 145

2. PDRB Per Kapita ............................................................................ 146

3. Laju Inflasi ................................................................................... 148

4. Indeks Gini ...................................................................................... 150

5. Tingkat Pengeluaran Perkapita .................................................... 151

6. Produksi Perikanan Tangkap ........................................................ 154

7. Produksi Perikanan Budidaya ......................................................... 156

XII. Sasaran Strategis 12 ........................................................................... 158

1. Persentase Koperasi Sehat ........................................................... 158

2. Persentase Pertumbuhan IKM (Industri Kecil Menengah) .......... 159

XIII. Sasaran Strategis 13 ............................................................................ 162

Persentase Pertumbuhan Kontribusi Sektor Perdagangan

terhadap PDRB .................................................................................... 162

x

XIV. Sasaran Strategis 14 ........................................................................... 164

Peningkatan Wisatawan ................................................................... 164

XV. Sasaran Strategis 15 ........................................................................... 167

Tingkat Pengangguran Terbuka ........................................................ 167

XVI. Sasaran Strategis 16 ......................................................................... 170

Menurunnya Penduduk Miskin ........................................................ 170

XVII. Sasaran Strategis 17 ......................................................................... 173

1. Persentase Jalan Dalam Kondisi Baik ......................................... 173

2. Persentase Jembatan DaLam Kondisi Baik ................................ 176

3. Persentase Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik ......................... 178

4. Cakupan Rumah Tangga Yang Mendapatkan

Pelayanan Air Minum .................................................................. 181

5. Persentase Saluran Drainase Dalam Kondisi Baik ....................... 183

6. Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Yang ditangai ......... 186

7. Cakupan Wilayah Kumuh ............................................................... 188

XVIII. Sasaran Strategis 18 ............................................................................. 190

Ketersedian Rambu-rambu Lalu Lintas ............................................ 190

XIX. Sasaran Strategis 19 ........................................................................... 191

Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap

Pencemaran Air dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak ................. 191

XX. Sasaran Strategis 20 ........................................................................... 194

Persentase Penurunan Konflik Sosial ................................................. 194

XXI. Sasaran Strategis 21 ............................................................................ 196

Nilai Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) ................ 196

XXII. Sasaran Strategis 22 ........................................................................... 199

Hasil Opini BPK terhapat Laporan Keuangan Daerah ...................... 199

XXIII. Sasaran Strategis 23 ............................................................................. 200

Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat

pada Perangkat Daerah Pelayanan Publik ........................................... 200

XXIV. Sasaran Strategis 24 ............................................................................ 202

xi

Cakupan Pelayanan Teknologi Informatika (TI) Bagi Masyarakat 202

XXV. Sasaran Strategis 25 ............................................................................. 203

1. Cakupan Kelompok Seni yang Dibina ........................................... 203

2. Benda, Situs dan Kawasan cagar Budaya yang Dilestarikan .......... 204

B. Relasi Anggaran ...................................................................................... 206

Akuntabilitas Keuangan ......................................................................... 206

C. Efisien Sumber Daya .............................................................................. 211

BAB 4 : PENUTUP

Penutup ..................................................................................................... 215

Lampiran

A. Penghargaan Daerah

B. Indikator Kinerja Utama Bupati

C. Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang Tahun 2017

D. Surat Pernyataan Telah di Reviu oleh Inspektorat Kabupaten Pemalang

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Admininstrasi Kabupaten Pemalang ............................ 5

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2017 ..... 6

Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Tahun 2017

Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 2010-2020 ...... 16

Tabel 1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah 2016 ..................................................... 17

Tabel 1.4 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK ................................. 19

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang

Tahun 2013 – 2017 ..................................................................... 20

Tabel 1.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun

2016 dan 2017 Kabupaten Pemalang (%) ................................ 22

Tabel 1.7 Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Perkapita

ADHB 2017 Kabupaten Pemalang (%) ..................................... 24

Tabel 1.8 Laju Inflasi Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017 ............. 24

Tabel 1.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 .............................. 26

Tabel 1.10 Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015 .................... 28

Tabel 1.11 Indikator IPM Kabupaten Pemalang Tahun 2010-2015 ........... 29

Tabel 1.12 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

di Wilayah Karesidenan Pekalongan Tahun 2012 – 2016 ...... 30

Tabel 1.13 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 30

Tabel 1.14 Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 31

Tabel 1.15 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang

xiv

Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 32

Tabel 1.16 Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 32

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama ................... 43

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ................................................ 57

Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ................................................ 76

Tabel 3.2 Capaian Kinerja Tahun 2017 ................................................ 77

Tabel 3.3 Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................... 83

Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Tingkat Keselarasan Antara

Program RKPD dengan RPJMD ............................................ 85

Tabel 3.5 Kategori Tingkatan Akuntabilitas ....................................... 86

Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja Nilai LKjIP ............................................... 87

Tabel 3.7 Pengukuran Kinerja Persentase Prioritas Usulan

Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD ................. 89

Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Rata-rata Lama Sekolah (RLS) .............. 90

Tabel 3.9 Pengukuran Kinerja Harapan Lama Sekolah (HLS) .............. 93

Tabel 3.10 Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SD/MI ........................ 94

Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SMP/MTs......................... 96

Tabel 3.12 Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SD/MI ................... 96

Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SMP/MTs ............. 97

Tabel 3.14 Pengukuran Kinerja Angka Kunjungan ke Perpustakaan ..... 99

Tabel 3.15 Pengukuran Kinerja Usia Harapan Hidup ............................... 102

Tabel 3.16 Pengukuran Kinerja Angka Kematian Ibu (AKI) .................. 104

Tabel 3.17 Pengukuran Kinerja Angka Kematian Bayi (AKB) ............... 106

xv

Tabel 3.18 Capaian Kinerja Angka Kematian Balita (AKABa) ................ 108

Tabel 3.19 Pengukuran Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk .............. 110

Tabel 3.20 Pengukuran Kinerja Total Fertility Rate ............................. 113

Tabel 3.21 Pengukuran Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) ..... 115

Tabel 3.22 Pengukuran Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ............... 118

Tabel 3.23 Pengukuran Kinerja Persentase PMKS yang Tertangani ..... 121

Tabel 3.24 Rekapitulasi Kegiatan Bidang Sosial S/D Desember 2017 ..... 122

Tabel 3.25 Pengukuran Kinerja Persentase Kepemilikan KTP ............... 127

Tabel 3.26 Pengukuran Kinerja Persentase Anak

memiliki Akta Kelahiran ......................................................... 130

Tabel 3.27 Pengukuran Kinerja Produktivitas Padi ................................ 133

Tabel 3.28 Pengukuran Kinerja Produktivitas Jagung .......................... 136

Tabel 3.29 Pengukuran Kinerja Produktivitas Kedelai .......................... 137

Tabel 3.30 Pengukuran Kinerja Produksi Komoditas

Peternakan Utama ................................................................. 140

Tabel 3.31 Pengukuran Kinerja Skor Pola Pangan Harapan ............... 141

Tabel 3.32 Pengukuran Kinerja Ketersediaan Cadangan Pangan ........... 144

Tabel 3.33 Pengukuran Kinerja Pertumbuhan Ekonomi ......................... 146

Tabel 3.34 Pengukuran Kinerja PDRB Per Kapita .................................... 148

Tabel 3.35 Pengukuran Kinerja Laju Inflasi ............................................. 149

Tabel 3.36 Pengukuran Kinerja Indeks Gini ............................................ 150

Tabel 3.37 Pengukuran Kinerja Tingkat Pengeluaran Perkapita ............ 152

Tabel 3.39 Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Tangkap .............. 155

Tabel 3.40 Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Budidaya ............ 156

xvi

Tabel 3.41 Pengukuran Kinerja Persentase Koperasi Sehat .................. 158

Tabel 3.42 Pengukuran Kinerja Pertumbuhan IKM ............................... 160

Tabel 3.43 Pengukuran Kinerja Persentase pertumbuhan

kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB ................. 162

Tabel 3.44 Pengukuran Kinerja Peningkatan Wisatawan ..................... 164

Tabel 3.45 Pengukuran Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka .......... 167

Tabel 3.46 Pengukuran Kinerja Persentase Penduduk Miskin .............. 170

Tabel 3.47 Pengukuran Kinerja Persentase jalan dalam kondisi baik .... 173

Tabel 3.48 Persentase jembatan dalam kondisi baik ............................. 176

Tabel 3.49 Pengukuran Kinerja Persentase saluran irigasi

dalam kondisi baik .................................................................. 178

Tabel 3.50 Pengukuran Kinerja Cakupan rumah tangga

yang mendapatkan pelayanan air minum ........................... 181

Tabel 3.51 Pengukuran Kinerja Saluran Drainase dalam Kondisi Baik ... 183

Tabel 3.52 Pengukuran Kinerja Persentase RTLH yang tertangani ........ 186

Tabel 3.53 Pengukuran Kinerja Cakupan Wilayah Kumuh ..................... 188

Tabel 3.54 Pengukuran Kinerja Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas 190

Tabel 3.55 Pengukuran Kinerja Persentase Usaha Yang Memiliki

Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara

Dari Sumber Tidak Bergerak ................................................. 192

Tabel 3.56 Pengukuran Kinerja Persentase Penurunan Konflik Sosial ... 194

Tabel 3.57 Pengukuran Kinerja Nilai investasi Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) ................................................. 196

Tabel 3.58 Pengukuran Kinerja Hasil Opini BPK

Terhadap Laporan Keuangan Daerah .................................... 199

xvii

Tabel 3.59 Pengukuran Kinerja Rata-rata Skor SKM

pada Perangka Daerah Pelayanan Publik .............................. 201

Tabel 3.60 Pengukuran Kinerja Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat 202

Tabel 3.61 Pengukuran Kinerja Cakupan Kelompok Seni yang Dibina ... 203

Tabel 3.62 Pengukuran Kinerja Benda, Situs &

Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan ............................ 205

Tabel 3.63 Komposisi Belanja Pada Apbd Kabupaten Pemalang

Tahun Anggaran 2017 (Unaudited) ......................................... 207

Tabel 3.64 Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah

Kabupaten Pemalang Per Sasaran strategis Tahun 2017 ....... 207

Tabel 3.65 Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran

Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................... 209

Tabel 3.66 Tingkat Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ......................... 212

xviii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut

Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2017 ................... 16

Grafik 1.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Tengah 2016 .................................................................. 21

Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang

Tahun 2013–2016 (%) .............................................................. 23

Grafik 1.4 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang

Tahun 2013 – 2017 (%) .......................................................... 25

Grafik 1.5 Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017 ............................. 26

Grafik 1.6 Perkembangan Gini Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 28

Grafik 1.7 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 (Metode Baru) ...... 29

Grafik 1.8 Perkembangan Indeks Pembangunan Gender

Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015 .............................. 31

Grafik 1.9 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015 .................................................................. 32

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Pemalang

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 .................................. 17

Diagram 1.2 Distribusi Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................................... 23

Diagram 4.1 Capaian Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten

Pemalang tahun 2017 ........................................................... 216

Diagram 4.2 Capaian Indikator Sasaran Pemerintah Kabupaten

Pemalang tahun 2017 ........................................................... 217

Diagram 4.3 Capaian Indikator Kinerja Perjanjian Bupati Kabupaten

Pemalang tahun 2017 ........................................................... 218

Diagram 4.4 Capaian Indikator Sasaran Perjanjian Bupati Kabupaten

Pemalang tahun 2017 ........................................................... 218

1

A. LATAR BELAKANG

kuntabilitas didefinisikan

sebagai suatu

perwujudan kewajiban

untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan misi

organisasi dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan

melalui media pertanggungjawaban

yang dilaksanakan secara periodik.

Salah satu rangkaian kegiatan yang

harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari

evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran

diwujudkan dalam Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) juga berperan sebagai alat kendali,

alat penilai kinerja serta alat pendorong terwujudnya good governance.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang

merupakan bentuk komitmen nyata dalam mengimplementasikan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana amanat yang

terkandung dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah

satu pedoman penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

A

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Organisasi Perangkat

Daerah dan Sumber Daya Aparatur

C. Gambaran Umum Daerah D. Permasalahan Utama

BAB

1 PENDAHULUAN

2

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

sebagai dasar penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan

Kinerja disebutkan bahwa Bupati menyusun Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) pada awal periode pelaksanaan program/kegiatan

berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani, dimana capaian kinerja di

tahun yang lalu dan rencana capaian kinerja di tahun mendatang

dikomunikasikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang

memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, LKjIP merupakan sarana bagi

Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk menyampaikan pertanggungjawaban

kinerja kepada seluruh stakeholder yang berisi informasi tentang keberhasilan

dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Kedua, LKjIP Kabupaten

Pemalang merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah

Kabupaten Pemalang sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa yang

akan datang atau dalam upaya peningkatan kinerja (performance improvement)

organisasi, baik dalam bentuk regulasi, distribusi, maupun alokasi sumber daya

yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang.

B. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DAN SUMBER DAYA

APARATUR

Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang sesuai Undang-

undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, mendorong

Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk membentuk Organisasi perangkat

Daerah (OPD) baru yang mendasari aturan dalam peraturan tersebut.

3

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 13

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Kabupaten

Pemalang telah menjalankan roda pemerintahan berdasarkan susunan OPD

baru sesuai dengan Peraturan Daerah, yang berlaku mulai 1 Januari 2017.

Sehubungan dengan hal tersebut, urusan pemerintahan di Kabupaten

Pemalang dibagi menjadi penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib dan

penyelenggaraan urusan pemerintahan pilihan.

Sesuai dengan amanat Peraturan pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Perangkat Daerah, urusan pemerintahan wajib dibagi menjadi urusan

pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan

pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yang. Urusan

pemerintahan wajib merupakan urusan yang terkait langsung dengan

pelaksanaan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat. Sedangkan

urusan pemerintahan pilihan diselenggarakan dalam rangka pengembangan

potensi unggulan (core competence) yang menjadi karakteristik dan kekhasan

daerah.

Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana

tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Pemalang dipimpin oleh Bupati selaku

Kepala Daerah dan dibantu oleh Wakil Bupati sebagai Wakil Kepala Daerah,

Sekretaris Daerah (3 asisten, 8 bagian), 3 Staf ahli, 1 Sekretaris DPRD, 1

Inspektorat, 18 Dinas, 4 Badan, 14 Kecamatan dengan 11 Kelurahan sebagai

perangkat Kecamatan. Sedangkan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah masih

menggunakan aturan yang lama, karena aturan dari Pemerintah Pusat sampai

saat ini belum turun. Adapun Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Pemalang adalah sebagai berikut:

4

STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

KABUPATEN PEMALANG

5

C. GAMBARAN UMUM DAERAH

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur transportasi pantai utara

(pantura) Pulau Jawa. Secara astronomis Kabupaten Pemalang terletak

pada posisi 1090 17′ 30″ – 1090 40′ 30″ Bujur Timur dan 80 52′ 30″ – 70 20′ 11″

Lintang Selatan. Sedangkan secara geografis, wilayah Kabupaten

Pemalang memiliki batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa;

b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pekalongan;

c. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten

Banyumas;

d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tegal.

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Pemalang

6

Secara administratif Kabupaten Pemalang terdiri atas 14

kecamatan, yang dibagi lagi atas 211 Desa dan 11 Kelurahan. Adapun

jumlah dusun/lingkungan yang ada di seluruh desa dan kelurahan adalah

839 yang terdiri dari 6.453 RT dan 1.303 RW.

Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang. Luas

wilayah Kabupaten Pemalang 111.530,570 Ha atau 1.115,30 Km², terdiri dari

lahan sawah seluas 36,381,86 Km² dan lahan bukan sawah 111,530,45 Km².

Adapun rincian luas penggunaan lahan menurut kecamatan tahun 2017

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1

Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2017

Kecamatan

Luas Lahan (Km²)

Jumlah

Sawah

Bukan Sawah

Bangunan &

Pekarangan

Tegalan/

Kebun

Hutan

Rakyat

Tambak/

Kolam

Hutan

Negara

Perke-

bunan

Lain-

Lain

Moga 1250,681 1178,13 700,412 54,45 248,176 518,45 189,79 0 4.140,09

Warungpring 885,99 901,90 384,64 181 88 124,47 65 0 2.631,00

Pulosari 240,17 1011,98 4129,22 123,68 68 3103,95 75 0 8.752,00

Belik 2474,09 2343,64 2395,61 805 2,95 4320,46 112,25 0 12.454,00

Watukumpul 3325,78 1697,93 1861,47 627 4,66 5385,16 0 0 12.902,00

Bodeh 2650,05 1485,70 740,51 0 282,48 3439,56 0 0 8.598,30

Bantarbolang 2696,00 1398,00 2106 365 0 7354 0 0 13.919,00

Randudongk

al 3363,11 1313,07 983,03 94,09 0 3111,81

166,8

9 0

9.032,00

Pemalang 4123,00 1697,12 692 0 214 3466,88 0 0 10.193,00

Taman 3761,83 1739,38 145 0 301 786,79 7 0 6.741,00

Petarukan 5252,00 2478,059 310 - 89 - - 0 8.129,06

Ampelgading 2858,16 912,77 54,14 0 0 1504,93 0 0 5.330,00

Comal 1215,00 1326,00 76 37 0 0 0 0 2.654,00

Ulujami 2286,00 1671,00 1.213 225 280 - 300 80 6.055,00

Jumlah 36381,861 21.154,68 15.791,03 2.512,22 1.578,27 33.116,46 915,93 80 111.530,45

Sumber : Dinas Pertanian, Tahun 2017

7

Secara topografis, Kabupaten Pemalang memiliki keunikan

wilayah, yang dapa dikelompokan menjadi empat (4) kategori, yaitu:

1. Daerah dataran pantai

Merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5

meter di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi 18 Desa dan 1

Kelurahan yang terletak dibagian utara wilayah Kabupaten

Pemalang;

2. Daerah dataran rendah

Merupakan daerah dataran rendah yang subur dengan

ketinggian 6-15 m di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi 98 Desa

dan 5 Kelurahan yang terletak dibagian utara dari wilayah Kabupaten

Pemalang.

3. Daerah dataran tinggi

Merupakan dataran tinggi dan pengunungan yang subur serta

berhawa sejuk dengan ketinggian 16-212 m di atas permukaan laut

Daerah ini meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan selatan

wilayah Kabupaten Pemalang.

4. Daerah pegunungan

Terbagi menjadi dua, yaitu :

Daerah dengan ketinggian antara 213 – 924 meter diatas

permukaan laut. Daerah ini meliputi 55 desa, terletak dibagian

selatan wilayah Kabupaten Pemalang;

Daerah dengan ketinggian 925 meter diatas permukaan laut,

terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. Daerah ini

meliputi 10 desa dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga.

Adapun jenis tanah di Kabupaten Pemalang antara lain adalah :

a) Tanah alluvial : terutama terdapat di dataran rendah

b) Tanah legosil : terdiri dari batu-batuan pasir dan intermedier di

daerah bukit sampai gunung

8

c) Tanah lestasol: terdiri dari batu bekuan pasir intermedier di

daerah bukit sampai gunung

Kenampakan bentang alam wilayah Kabupaten Pemalang

merupakan areal dataran, perbukitan dan pegunungan yang memiliki

kemiringan lereng beragam. Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi

dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan Sungai Comal, dengan

demikian sebagian besar wilayahnya merupakan daerah aliran sungai

yang subur.

2. Potensi Unggulan Kabupaten Pemalang

Potensi Unggulan Daerah yang bisa dijadikan komoditas

unggulan dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten

Pemalang. Beberapa potensi yang bisa dijadikan komoditas unggulan

dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten Pemalang

meliputi :

1) Sektor Pertanian

a. Padi

Sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah,

produktivitas padi di Kabupaten Pemalang telah mencapai

57,96 kwintal/hektar. Disamping produktivitas padi secara

umum, petani di Kabupaten Pemalang telah merintis padi sehat

dengan rata-rata produktivitas padi sehat sebesar 6,1 ton per

hektar. Pemasaran beras sehat oleh Asosiasi Petani Padi Sehat

Pemalang (APPSP). Produksi beras sehat telah diuji melalui

Laboratorium Sucofindo.

b. Mangga

Komoditas mangga merupakan bagian dari kelompok

hortikultura dan sebagai salah satu komoditas unggulan serta

dikenal dengan Mangga Arumanis Istana. Produksi mangga

Kabupaten Pemalang mencapai 31.427 ton dengan luas panen

mencapai 449.910 pohon.

9

Mangga Arumanis Pemalang telah mendapat

perlindungan indikasi geografis dari Dirjen HAKI Kementerian

Hukum dan HAM Republik Indonesia serta Sertifikat Prima 3

dari Gubernur Jawa Tengah.

c. Sayuran

Komoditas sayuran di Kabupaten Pemalang meliputi

cabai, kentang, kol, tomat, bawang daun, wortel, buncis, sawi,

labu siam yang terletak di wilayah Kabupaten Pemalang bagian

selatan (Waliksarimadu). Luas lahan pengembangan

komoditas sayuran ± 5.080 Ha. Komoditas sayuran mampu

memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Pemalang dan

wilayah lainnya termasuk pasar di Jakarta.

d. Melati Emprit

Komoditas hasil perkebunan jenis tanaman ini merupakan

bahan campuran pembuatan kosmetika. Budidaya melati ini

banyak dikembangkan hampir di sebagian besar wilayah

Kabupaten Pemalang, karena jenis tanaman ini dapat

beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim. Peluang investasi

budidaya tanaman ini memiliki prospek yang sangat strategis,

khususnya di bagian utara Kabupaten Pemalang.

2) Sektor Peternakan

a. Sapi Potong

Kabupaten Pemalang dengan topografi alam yang berupa

dataran pantai, dataran rendah, dataran tinggi serta sebagai

daerah pegunungan, membuat daerah ini sangat cocok untuk

penggemukan sapi potong. Rata-rata produksi daging sapi

potong setiap tahunnya adalah sebesar 730,34 ton. Jumlah

ternak sapi potong 9.701 ekor. Lokasi usaha sapi potong berada

di Kecamatan Watukumpul, Kecamatan Belik, Kecamatan

Pulosari, Kecamatan Moga, Kecamatan Bantarbolang,

Kecamatan Bodeh, dan Kecamatan Randudongkal. Saat ini

10

sedang dikembangkan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Sapi di

Kabupaten Pemalang.

b. Kerbau

Populasi ternak kerbau di Kabupaten Pemalang mencapai

8.225 ekor, meningkat seiring motivasi peternak dalam

budidaya ternak kerbau. Populasi kerbau tersebar merata di

seluruh wilayah Kabupaten Pemalang dengan jumlah populasi

terbanyak berada di Kecamatan Bantarbolang sebesar 2.812

ekor. Saat ini sedang dikembangkan Sentra Peternakan Rakyat

(SPR) Kerbau di Kabupaten Pemalang.

3) Sektor Industri

a. Industri Pengolahan Nanas

Kabupaten Pemalang sebagai salah satu sentra produksi

nanas di Indonesia yang dikenal dengan nama Nanas Madu

Pemalang, potensi produksi nanas madu mencapai 139.282 ton.

Lahan budidaya yang ada saat ini seluas 870,1 ha berada di

Kecamatan Belik, Kecamatan Moga, Kecamatan Pulosari,

Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Randudongkal.

Upaya pengembangan usaha agroindustri dalam skala rumah

tangga telah dilakukan menjadi aneka olahan nanas seperti :

selai, sirup, jenang, dodol, krupuk, kripik, cocktail dan lain-lain.

Selama ini penjualan nanas yang ada di Kabupaten Pemalang

belum semuanya dalam bentuk olahan. Hasil produksi buah

nanas dikirim ke Jakarta, Semarang, Solo dan Yogyakarta.

b. Industri Pengolahan Ikan Bandeng

Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan

perikanan budidaya di Kabupaten Pemalang. Produksi ikan

bandeng mencapai 7.270.250 kg tercatat lebih dari 1.530 orang

pembudidaya dengan luas lahan tambak mencapai 1.728 ha

tersebar di beberapa Kecamatan Pemalang, Kecamatan

Taman, Kecamatan Petarukan dan Kecamatan Ulujami. Produk

11

olahan bandeng di Kabupaten Pemalang antara lain bandeng

presto, bandeng montok, nuget bandeng, abon bandeng dan

lain-lain. Hasil produksi ikan bandeng segar saat ini

didistribusikan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang

dan Purwokerto.

c. Budidaya Udang Vannamei

Udang vannamei merupakan salah satu komoditas

unggulan di Kabupaten Pemalang. Budidaya udang vannamei

saat ini secara luas dikembangkan oleh masyarakat di pesisir

pantai utara Kabupaten Pemalang dengan luas budidaya

mencapai 92,9 ha baik intensif maupun tradisional. Kapasitas

produksi udang vannamei di Kabupaten Pemalang mencapai

495.180 kg. Pengembangan budidaya udang vannamei yang

cocok dan berpotensial tersebar di beberapa desa di

Kecamatan Ulujami antara lain, Desa Pesantren, Mojo,

Limbangan, Ketapang, Blendung, Kertosari, Kaliprau dan Desa

Tasikrejo.

d. Industri Sapu Glagah

Sentra home industri sapu glagah meliputi beberapa

wilayah di Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Belik.

Produksi sapu glagah di sentra mencapai 20.841.750

buah/tahun. Saat ini produk sapu glagah telah mampu

memenuhi permintaan pasar kota-kota besar serta ekspor ke

Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang dan Brunai. Tanaman rumput

glagah terhampar luas di tanah perkebunan ataupun di tanah

hutan perhutani kurang lebih 245,9 ha lahan telah ditanam dan

dibudidayakan dengan produksi mencapai 713,1 ton rumput

glagah.

e. Sarung Goyor

Sentra industri Sarung Goyor terdapat di Desa Wanarejan

Utara Kecamatan Taman dengan pelaku usaha sebanyak 180.

12

Sentra industri sarung goyor mampu menyerap 3.396 orang

tenaga kerja, kapasitas produksi mencapai 815.518

sarung/tahun. Pemasaran sarung goyor telah di ekspor ke

beberapa negara di kawasan Asia, Timur Tengah, Afrika dan di

dalam negeri sendiri. Komoditas sarung goyor di Kabupaten

Pemalang merupakan sub sektor unggulan kriya Badan

Ekonomi Kreatif (Bekraf).

4) Sektor Pariwisata

Salah satu tulang punggung penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) pada era otonomi daerah adalah sektor

kepariwisataan, mengingat sektor inilah yang sangat potensial

menghasilkan pendapatan yang besar karena sifatnya yang multi-

sectoral dan multi-effects. Dengan berkembangnya sektor

kepariwisataan akan mendukung pendapatan daerah dari berbagai

sisi mulai dari retribusi masuk obyek wisata, pajak hotel dan

restoran, perijinan usaha pariwisata, di samping juga menyerap

tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal. Mengingat

demikian strategisnya posisi pengembangan sektor pariwisata

maka perencanaan pengembangan pariwisata penting untuk

dipikirkan. Pemalang adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah

yang memiliki potensi wisata cukup berlimpah dan bervariasi. Obyek

wisata di Pemalang dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori

yaitu wisata alam serta wisata budaya.

Kabupaten Pemalang memiliki sejumlah obyek wisata

potensial dan prospektif. Beberapa jenis daya tarik wisata yang

dimiliki terdiri dari obyek pegunungan, pantai, air terjun maupun

obyek wisata buatan antara lain :

a. Widuri Water Park

Terletak di tepi Pantai Utara Pemalang, tepatnya di

Kelurahan Widuri Kecamatan Pemalang. Dengan luas area 6,5

Ha.

13

Wahana yang ditawarkan meliputi Wahana Boomerang

(Little Rip), Seluncur (Water Slide), Permainan Anak (Kid Water

Playground) yang dilengkapi ember tumpah, Kolam Arus (Lazy

River), Wahana Dermaga, Ventura River, Food Court & Resto.

Widuri Water Park merupakan daerah tujuan wisata tahunan

yang kerap dikunjungi masyarakat baik dalam maupun luar

daerah.

b. Pantai Widuri

Terletak ±3 Km sebelah utara Kota Pemalang dan dapat

ditempuh dengan menggunakan angkutan umum maupun

kendaraan pribadi dikarenakan infrastruktur yang sudah

memadai. Ketika memasuki lingkungan Pantai Widuri maka

pengunjung akan disambut dengan rimbunan pohon pohon

besar yang telah berumur ratusan tahun dan kumpulan pohon

cemara berjajar rapi di sepanjang pinggir pantai.

c. Goa Gunung Wangi

Terletak 25 Km arah barat daya Kota Pemalang tepatnya

di Desa Glandang Kecamatan Bantarbolang, yang merupakan

gugusan goa yang terdiri dari Goa Pengantin, Goa Buyung, Goa

Laren, Goa Bandung dan Goa Siluman. Diantara kelima tersebut

Goa Buyung adalah yang terbesar dan terpanjang dengan

hiasan stalagtit dan stalagmit yang menyajikan panorama yang

indah.

d. Curug Sibedil

Merupakan wisata air terjun terletak ±43 Km dibarat daya

Kota Pemalang tepatnya di Desa Sima Kecamatan Moga.

Dinamakan Sibedil karena tidak jauh dari areal tersebut

terdapat batu yang bentuknya mirip dengan bedil (senjata laras

panjang). Curug Sibedil menyajikan panorama air terjun yang

indah dengan ketinggian ±20 m dimana sumber air terjun

tersebut berasal dari 3 mata air.

14

e. Curug Barong

Curug dengan ketinggian ±25 m yang berada di

Kecamatan Belik 56 Km kearah tenggara Kota Pemalang. Curug

Barong menawarkan panorama yang asri dengan sumber air

yang sejuk dan segar.

f. Telaga Rengganis

Terletak di Kecamatan Watukumpul ±60 Km kearah

tenggara Kota Pemalang. Telaga ini nampak anggun dihiasi

dengan jajaran pohon pinus yang mengelilinginya. Telaga

Rengganis ideal untuk pecinta Hiking dan Camping selain itu

juga cocok untuk olahraga memancing.

g. Bukit Mendelem

Sebuah bukit dengan ketinggian ±1450 mdpl yang terletak

42 Km ke arah tenggara Kota Pemalang tepatnya di Desa

Mendelem Kecamatan Belik. Dengan luas 3,5 Ha bukit yang

terdiri dari batuan diorit sangat ideal bagi pecinta olahraga

panjat tebing.

h. Desa Wisata Cikendung

Desa wisata Cikendung berhawa sejuk dan terletak di kaki

Gunung Slamet, Kecamatan Pulosari, sekitar 45 km ke arah

selatan Pemalang. Dengan hawa yang sejuk dan berada di kaki

Gunung Slamet, desa tersebut telah dikemas menjadi Desa

Wisata Budaya Berbasis Pegunungan.

i. Kawasan Wisata Moga

Kawasan wisata Moga memiliki kolam renang,

pesanggrahan, dan wisata agro PTPN IX Semugih. Kolam

renang Moga terletak kurang lebih 41 km ke sebelah selatan

Kota Pemalang, dengan luas objek wisata 1.932 m². Sedangkan

pesanggrahan Moga terletak di sebelah barat obyek wisata

kolam renang Moga. Luas lahan yang dimiliki kurang lebih 486

m² memiliki 24 kamar dengan fasilitas kamar mandi disetiap

15

kamarnya. Kondisi saat ini perlu dilakukan perbaikan dan

sedang diusulkan bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah.

j. Ekowisata Mangrove Desa mojo

Ekosistem mangrove di Desa Mojo merupakan ekosistem

mangrove terbesar di pesisir utara Kabupaten Pemalang.

Ekosistem mangrove ini terletak di muara Sungai Comal

dengan jenis tanamannya Rhizophora mucronata dan

jenis Avicennia marina yang hidup secara alami. Adanya hutan

mangrove yang terbentuk seluas 72 ha telah mendatangkan

berbagai jenis burung di wilayah tersebut. Terdapat 31 jenis

burung dengan 11 jenis diantaranya burung migran (gajahan

benggala).

Kawasan ekowisata hutan mangrove saat ini memiliki

fasilitas jalan panggung sepanjang 935 m yang melintasi

kawasan hutan mangrove serta perahu tradisional yang

digunakan untuk wisatawan untuk melihat keindahan panoran

hutan mangrove dari tepi sungai comal.

k. Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet (Wisata Pos

Pengamatan)

Terletak di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari

Kabupaten Pemalang. Obyek wisata ini berada pada ketinggian

1.000 mdpl dengan suhu lingkungan sekitar cenderung dingin

berkisar antara 150 ºC sampai 250 ºC.

3. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2017

menurut BPS sebanyak 1.296.272 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak

641.572 jiwa dan perempuan sebanyak 654.700 jiwa. Kecamatan

Pemalang merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak,

yaitu 178.037 jiwa, sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk

paling sedikit adalah Kecamatan Warungpring dengan jumlah penduduk

38.974 jiwa. Persebaran penduduk per Kecamatan berdasarkan proyeksi

16

penduduk Kabupaten Pemalang menurut kelompok umur dan jenis

kelamin 2010-2020 yang bersumber dari BPS adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Tahun 2017

Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 2010-2020

Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Moga 31.575 32.058 63.633

Warungpring 19.233 19.741 38.974

Pulosari 27.793 28.243 56.036

Belik 52.568 52.182 104.750

Watukumpul 32.312 32.636 64.948

Bodeh 27.181 27.503 54.684

Bantarbolang 34.752 37.377 72.129

Randudongkal 47.674 50.125 97.799

Pemalang 88.114 89.923 178.037

Taman 80.430 81.717 162.148

Petarukan 72.869 74.317 147.186

Ampelgading 32.805 33.848 66.653

Comal 44.280 44.753 89.032

Ulujami 49.986 50.277 100.263

TOTAL 641.572 654.700 1.296.272 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017*) Proyeksi Penduduk 2010-2020

Grafik 1.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut Kelompok Umur

Dan Jenis Kelamin Tahun 2017

0

50

100

150

200 Laki-Laki Perempuan

17

Dari Tabel 1.2 dan Grafik 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa komposisi

penduduk Kabupaten Pemalang menurut jenis kelamin relatif seimbang

sebagaimana diagram dibawah ini :

Diagram 1.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Pemalang

Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017

Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang menempati urutan

ketiga di Provinsi Jawa Tengah, dengan persentase sebesar 3,80%

setelah Kabupaten Batang 2,20% dan Kabupaten Pekalongan 2,59%.

Dengan luas wilayah Kabupaten Pemalang sekitar 1.115,30 kilometer

persegi yang didiami oleh 1.296.272 jiwa pada tahun 2017, maka rata-rata

tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pemalang adalah sebanyak

1.277 jiwa per kilometer persegi.

Tabel 1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Tengah 2016

Kabupaten Persentase Penduduk

(%) Kepadatan Penduduk per

km2

1. Batang 2,20 950

2. Pekalongan 2,59 1.052

3. Pemalang 3,80 1.277

4. Tegal 4,20 1.624

5. Brebes 5,26 1.079

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2017 *) Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah 2010-2025

Laki-Laki49%

Perempuan51%

18

Dengan kondisi

demografi tersebut,

tercipta kehidupan

masyarakat di

Kabupaten Pemalang

yang religius dan

toleran, pekerja

keras dan memiliki

semangat bergotong

royong yang cukup kuat sebagai modal sosial yang kokoh bagi

masyarakat Pemalang untuk melangkah lebih maju.

4. Kondisi Perekonomian

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui

potensi unggulan suatu daerah adalah komposisi Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Potensi-potensi yang ada dalam suatu wilayah

dapat dilihat dari berbagai macam perspektif dan pendekatan. Salah

satu pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan

pendekatan produksi yang merupakan jumlah nilai tambah atas

barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di

wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi

tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 17 lapangan usaha

(sektor).

PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang

dihasilkan oleh suatu wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan

setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang

mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian suatu

daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna untuk

0

2

4

6

Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes

Grafik 1.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/KotaProvinsi Jawa Tengah 2016

Persentase Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk per km2 (dalam ribuan)

19

menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan

maupun sektoral dari tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar

menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula.

Kondisi perekonomian di Kabupaten Pemalang dapat diukur

melalui besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kinerja

laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pemalang menunjukan

gambaran yang bervariasi baik menurut harga berlaku maupun menurut

harga konstan. Menurut harga berlaku, laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Pemalang pada Tahun 2017 sebesar Rp.21.842.454.134.076-

naik sebesar 9,01% dari tahun sebelumnya tahun 2016 yaitu sebesar

Rp.20.036.515.722.206,-. Menurut harga konstan, laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 naik sebesar 5,40% dari

semula Rp. 15.463.800.552.329,-pada tahun 2016 menjadi

Rp.16.229.154.010.290,- pada tahun 2017.

Kontribusi sektor penyumbang Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) terbesar secara berturut-turut pada tahun 2017 adalah sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 27,03 persen, sektor

industri pengolahan 20,87 persen dan sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,61 persen.

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

harga berlaku dan konstan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 1.4 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK

Tahun 2016 dan 2017

LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku PDRB Atas Dasar Harga

Konstan

2016 2017 2016 2017

1. Pertanian, Kehutanan & Perikanan

5.490.139,23 5.903.889,48 3.850.771,69 4.012.917,06

2. Pertambangan & Penggalian

866.762,19 938.570,90 715.206,26 752.008,41

3. Industri Pengolahan 4.274.499,88 4.559.376,88 3.185.813,41 3.297.225,12

4. Pengadaan Listrik & Gas

24.754,85 27.710,70 22.419,09 24.391,01

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang

14.428,73 15.483,26 13.283,69 13.794,29

20

LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku PDRB Atas Dasar Harga

Konstan

2016 2017 2016 2017 6. Konstruksi 839.427,62 936.495,86 662.286,15 701.170,34

7. Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi

Mobil & Sepeda

Motor

3.076.300,61 3.410.181,51 2.603.495,09 2.796.271,55

8. Transportasi &

Pergudangan 527.623,34 613.249,39 462.443,60 507.832,34

9. Penyediaan

Akomodasi & Makan

Minum

1.021.182,75 1.116.650,96 861.503,74 912.238,22

10. Informasi &

Komunikasi 367.924,88 402.605,19 383.543,66 404.732,28

11. Jasa Keuangan &

Asuransi 620.814,29 676.352,72 463.368,47 488.976,71

12. Real Estate 326.327,85 354.412,45 286.551,82 300.491,71

13. Jasa Perusahaan 68.014,71 74.923,03 55.942,29 59.364,41

14. Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan &

Jaminan Sosial Wajib

671.048,98 768.529,31 505.060,44 547.124,16

15. Jasa Pendidikan 1.121.792,52 1.232.911,41 807.635,75 854.193,96

16. Jasa Kesehatan &

Kegiatan Sosial 206.705,42 230.491,69 154.696,69 165.634,32

17. Jasa Lainnya 518.767,88 580.619,40 429.778,74 460.788,12

Produk Domestik

Regional Bruto

(PDRB)

20.036.515,72 21.842.454,13 15.463.800,55 16.299.154,01

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017

b. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

keberhasilan pembangunan, meskipun terdapat indikator yang lain

yaitu distribusi pendapatan. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun,

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017

Bidang Urusan/

Indikator

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017

Pertumbuhan

Ekonomi

5,57 5,53 5,50 5,31 5,4

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017

21

Grafik 1.3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang

Tahun 2013–2016 (%)

Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi

perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan menuju

keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Adanya

pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan

pembangunan ekonomi. Makin tinggi pertumbuhan ekonomi,

biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan

utama pembangunan.

Sebagaimana Tabel 1.5 diatas, secara umum dapat dikatakan

bahwa kondisi ekonomi Kabupaten Pemalang mengalami

pertumbuhan. Hal ini dilihat berdasarkan PDRB Harga Konstan,

dimana pada Tahun 2016 sebesar Rp. 15.463.800.552.329,- pada tahun

2017 naik menjadi Rp16.299.154.010.290,-atau naik sebesar 5,40%.

c. Struktur Perekonomian

Struktur Perekonomian Kabupaten Pemalang tahun 2017

menunjukan bahwa terdapat 3 sektor ekonomi yang menjadi sektor

yang dominan di Kabupaten Pemalang, yaitu sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan, sektor Industri Pengolahan serta sektor

Perdagangan Besar dan Eceran.

Pembentukan PDRB Kabupaten Pemalang di dominasi oleh

ketiga sektor tersebut sebesar 63,51% persen. Kontribusi terbesar

diberikan oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar

27,03%, sektor Industri Pengolahan sebesar 20,87% serta 15,61% dari

5.57 5.535.5

5.31

5.4

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

2013 2014 2015 2016 2017

22

sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Struktur perekonomian

Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Tabel dan Diagram berikut.

Tabel. 1.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 dan 2017

Kabupaten Pemalang (%)

LAPANGAN USAHA

Distribusi PDRB Atas Dasar

Harga Berlaku (persen)

Distribusi PDRB Atas Dasar

Harga Konstan (persen)

2016 2017 2016 2017

1. Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan

27,40 27,03 2,33 4,21

2. Pertambangan &

Penggalian

4,33 4,30 8,98 5,15

3. Industri Pengolahan 21,33 20,87 5,65 3,50

4. Pengadaan Listrik dan

Gas

0,12 0,13 14,50 8,80

5. Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur

Ulang

0,07 0,07 2,69 3,84

6. Konstruksi 4,19 4,29 7,17 5,87

7. Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda

Motor

15,35 15,61 7,57 7,40

8. Transportasi dan

Pergudangan

2,63 2,81 6,55 9,81

9. Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

5,10 5,11 6,50 5,89

10. Informasi dan

Komunikasi

1,84 1,84 5,61 5,52

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi

3,10 3,10 8,51 5,53

12. Real Estate 1,63 1,62 6,20 4,86

13. Jasa Perusahaan 0,34 0,34 6,84 6,12

14. Administrasi

Pemerintahan,

Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

3,35 3,52 1,22 8,33

15. Jasa Pendidikan 5,60 5,64 6,66 5,76

16. Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1,03 1,06 7,94 7,07

17. Jasa Lainnya 2,59 2,66 4,01 7,22

Produk Domestik

Regional Bruto

(PDRB)

1000 100,00 5,38 5,40

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017

23

Diagram 1.2 Distribusi Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Kabupaten Pemalang Tahun 2017

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017

d. PDRB per Kapita

PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata

pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di

suatu wilayah/daerah. Data statistik ini merupakan salah satu

indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kemakmuran suatu wilayah/daerah. PDRB perkapita diperoleh dari

hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun

yang bersangkutan.

Untuk melihat gambaran kesejahteraan masyarakat maka

indikator yang tepat digunakan adalah pendapatan perkapita.

Pertumbuhan pendapatan perkapita Kabupaten Pemalang pada

tahun 2017 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 16.850.209,01

meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar Rp

15.545.239,43 atau meningkatkan sebesar 8,4%.

Bila dilihat perkembangan besarnya pendapatan perkapita

Kabupaten Pemalang sejak tahun 2012 sampai dengan 2017, telah

Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan28%

Jasa Perusahaan0%

Pertambangan dan

Penggalian…

Pengadaan Listrik dan Gas

0%Industri

Pengolahan21%

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang0%

Konstruksi4%

Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor16%

Transportasi dan Pergudangan

3%

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

5%

Informasi dan Telekomunikasi

2%

Jasa Keuangan dan Asuransi

3%

Real Estate2%

Administrasi Pemerintah, Pertahanan,

Jaminan …

Jasa Pendidikan6%

Jasa Lainnya3%

24

meningkat sebesar 71,11%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.7 yang

menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk dan

peningkatan pendapatan di Kabupaten Pemalang.

Tabel. 1.7

Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Perkapita ADHB

2012-2017 Kabupaten Pemalang (%)

Tahun Pendapatan Perkapita

(Rp) Perkembangan (%) Pertumbuhan (%)

2012 10.701.545,41 8,67 8,67

2013 11.747.940,59 19,30 9,80

2014 13.127.516,76 33,30 11,74

2015 14.457.398,23 46,80 10,13

2016 15.545.239,43 57,85 7,52

2017 16.850.209,01 71,11 8,40

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017

e. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan

kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang

berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi

merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus.

Berikut adalah laju inflasi Kabupaten Pemalang selama tahun 2013-

2017.

Tabel 1.8.

Laju Inflasi Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017

Bidang Urusan/

Indikator

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017

Laju Inflasi 6,52 7,38 3,52 2,33 3,64

Sumber: Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2017

25

Grafik 1.4.

Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang

Tahun 2013 – 2017 (%)

Berdasarkan Grafik 1.4 Tingkat inflasi di Kabupaten Pemalang

pada tahun 2017 tercatat sebesar 3,64 %. Kondisi ini meningkat apabila

dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2016 yang sebesar 2,33 %.

Peningkatan laju inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan pada

faktor bahan makanan (beras) dan transportasi.

Mengacu pada kriteria Bank Dunia, maka inflasi tersebut masih

tergolong rendah. Besarnya komulatif inflasi yang single digit itu

mengindikasikan bahwa keadaan ekonomi cukup stabil untuk

kelangsungan jalannya roda perekonomian dan pembangunan.

f. Angka Kemiskinan

Kesejahteraan masyarakat dapat dijadikan sebagai ukuran

atas keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pemerataan hasil

pembangunan biasanya dikaitkan dengan pemerataan pendapatan

dan masalah kemiskinan. Adapun Jumlah Pendudukdan Persentase

Penduduk Miskin di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 terdapat

pada tabel berikut ini :

6.52

7.38

3.52

2.33

3.64

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

2013 2014 2015 2016 2017

26

Tabel 1.9. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017

No Tahun

Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Persentase

Penduduk Miskin

(Rp/kapita/bln) (000 orang) (persen)

1 2013 271.861 246,80 19,27

2 2014 287.358 237 18,44

3 2015 298.622 235,5 18,30

4 2016 319.434 227,10 17,58

5 2017 331.584 225 17,37

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017 *)Data diolah

Grafik 1.5. Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan

Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017

Berdasarkan Tabel 1.9 Jumlah dan Persentase Penduduk

Miskin di atas, Kabupaten Pemalang mengalami penurunan

persentase penduduk miskin. Dari angka awal sebesar 19,27% di tahun

2013 terus mengalami perbaikan sehingga mencapai angka 17,37%

pada tahun 2017. Hal ini menunjukan kinerja Pemerintah Kabupaten

Pemalang dalam mengentaskan program kemiskinan mengalami

proges yang cukup memuaskan dan perlu terus ditingkatkan

sehingga mampu memenuhi target sebesar 15,4% sesuai dengan

target akhir RPJMD 2016-2021.

19.27

18.4418.30

17.58 17.37

2013 2014 2015 2016 2017

27

g. Rasio Gini

Distribusi pendapatan (income distribution) merupakan salah

satu indikator penting perkembangan perekonomian daerah. Kondisi

ekonomi daerah yang baik tidak hanya ditandai oleh peningkatan

pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, tetapi juga dengan adanya

pemerataan distribusi pendapatan yang lebih baik. Distribusi

pendapatan yang relatif baik ditandai oleh kondisi dimana perbedaan

antar golongan masyarakat kaya dan miskin yang tidak terlalu

menyolok dalam perekonomian daerah yang bersangkutan.

Rasio Gini biasanya digunakan untuk melihat dan mengukur

kesenjangan pendapatan dan derajat pemerataan distribusi

penduduk suatu daerah. Data terakhir BPS Jawa Tengah, Rasio Gini

Kabupaten Pemalang pada tahun 2011 sebesar 0,26 yang menunjukan

peningkatan pemerataan pendapatan penduduk dengan pencapaian

terbaik pada tahun 2013 dengan rasio sebesar 0,24. Pada tahun 2014-

2015 rasio gini Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan,

berpijak pada angka 0,28 di tahun 2014 hingga tahun 2015. Hal ini

menunjukan bahwa pada rentang tahun 2014-2015 kesenjangan

pendapatan dan derajat pemerataan distribusi Kabupaten Pemalang

terus mengalami penurunan. Menurut kriteria ketimpangan

pendapatan berdasarkan keofisien Gini (Susanti et al 2007) tingkat

ketimpangan rendah dengan rentang nilai kurang dari 0,4 tingkat

ketimpangan moderat antara 0,4-0,5 dan tingkat ketimpangan tinggi

dengan rentang nilai lebih dari 0,5. Berdasarkan atas kriteria koefisien

gini tersebut Kabupaten Pemalang berada pada posisi ketimpangan

rendah.

Besaran Rasio Gini Kabupaten Pemalang dan besaran Rasio

Gini dari Kabupaten/Kota lain yang berdekatan dengan wilayah

Kabupaten Pemalang sebagai pembanding tampak pada tabel

berikut.

28

Tabel 1.10. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015

Wilayah

Rasio Gini

2011 2012 2013 2014 2015

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

PROVINSI JAWA TENGAH

0.38 0.38 0.39 0,38 0,38

Kabupaten Batang

0.28 0.31 0.3 0,29 0,28

Kabupaten Pekalongan

0.28 0.28 0.27 0,29 0,29

Kabupaten Pemalang

0.26 0.25 0.24 0,28 0,28

Kabupaten Tegal

0.28 0.32 0.32 0,33 0,33

Kabupaten Brebes

0.33 0.32 0.31 0,32 0,32

Kota Pekalongan

0.31 0.33 0.32 0,34 0,34

Kota Tegal 0.32 0.33 0.32 0,31 0,31

Sumber : BPS Jawa Tengah, 2016 *) Data diolah

Grafik 1.6. Perkembangan Gini Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015

5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan

pilihan bagi penduduk. Tujuan utama pembangunan adalah

menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati

umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan

manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai

ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi

0.26

0.25

0.24

0.28

0.28

0.22

0.23

0.24

0.25

0.26

0.27

0.28

0.29

2011 2012 2013 2014 2015

29

dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat,

pengetahuan, dan kehidupan yang layak.

Angka harapan hidup Kabupaten Pemalang menurut data

terakhir dari BPS sebesar 72,48 pada tahun 2012 terus meningkat sampai

tahun 2016 sebesar 72,87. Kenaikan angka harapan hidup setiap

tahunnya mulai tahun 2012-2016 menunjukan keberhasilan capaian

pembangunan manusia di Kabupaten Pemalang. Indikator

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pemalang tahun 2012-2016

terdapat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.11. Indikator IPM Kabupaten Pemalang

Tahun 2010-2015

Tahun

Angka harapan

hidup (tahun)

Persentase melek huruf

Rata-rata lama sekolah

(tahun)

Pengeluaran per kapita

disesuaikan Ribu

rupiah/PPP)

IPM

2012 72,48 10,64 5,51 6.725,00 60,78

2013 72,59 11,05 5,72 6.863,00 61,81

2014 72,64 11,26 5,87 6.911,00 62,35

2015 72,77 11,86 6,04 7.177,00 63,70

2016 72,87 11,87 6,05 7.447,00 64,17

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016

Grafik 1.7. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 (Metode Baru)

Apabila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di

Pantura, Maka posisi IPM kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:

60.7861.81

62.35

63.70 64.17

59

60

61

62

63

64

65

2012 2013 2014 2015 2016

30

Tabel 1.12. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

di Wilayah Karesidenan Pekalongan Tahun 2012 – 2016

Kabupaten/Kota Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Batang 63,09 63,6 64,07 65,46 66,38

Pekalongan 65,33 66,26 66,98 67,40 67,71

Pemalang 60,78 61,81 62,35 63,70 64,17

Tegal 62,67 63,50 64,10 65,04 65,84

Brebes 60,92 61,87 62,55 63,18 63,98

Kota Pekalongan 69,95 70,82 71,53 72,69 73,32

Kota Tegal 70,68 71,44 72,20 72,96 73,55

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2017 *) Data diolah

6. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender merupakan indeks pencapaian

kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM

dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk

mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan

indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk

mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan.

Tabel 1.13. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015

Tahun

Angka Harapan

Hidup (tahun)

Harapan Lama

Sekolah (Tahun)

Rata-Rata Lama

Sekolah (tahun)

Sumbangan

Pendapatan

(persen) IPG

Laki-

Laki Perempuan

Laki-

Laki Perempuan

Laki-

Laki Perempuan

Laki-

Laki Perempuan

2012 70.51 74.33 11.23 10.51 6.09 4.97 68.60 31.39 83.13

2013 70.62 74.45 11.65 10.59 6.32 5.17 67.54 32.46 83.51

2014 70.69 74.51 11.89 10.66 6.60 5.46 67.19 32.81 83.85

2015 70.77 76.41 11.94 11.01 6.62 5.56 * * 84.46

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016

Keterangan : *) Data belum tersedia

31

Tabel 1.14. Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015

Bidang Urusan/ Indikator Capaian

2012 2013 2014 2015

Indeks Pembangunan Gender 83,13 83,51 83,85 84,46

Sumber: Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2016

Grafik 1.8.

Perkembangan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015

Pada perkembangannya, selama kurun waktu 2012-2015 IPG

Kabupaten Pemalang selalu menunjukan posisi lebih rendah

dibandingkan IPM. Besaran rasio yang diperoleh berdasarkan

perbandingan antara IPG terhadap IPM pada kisaran 89-91 persen. Hal

ini dimaknai, meski IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu

meningkat selama periode 2012-2015, tetapi kesenjangan gender masih

terjadi.

7. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks yang

digunakan untuk mengkaji lebih jauh peranan perempuan dalam

pengambilan keputusan. IDG dibentuk berdasarkan tiga komponen

yaitu keterwakilan perempuan dalam parlemen, perempuan sebagai

tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan, dan

sumbangan pendapatan.

83.13

83.5183.85

84.46

2012 2013 2014 2015

32

Selama periode Tahun 2012 – 2016 IDG Kabupaten Pemalang

senantiasa cukup fluktuatif sebagaimana terlihat pada gambar di bawah

ini. Namun secara umum gambaran capaian IDG ini mengandung arti

bahwa peran perempuan dalam pengambilan keputusan semakin besar.

Sedikit menurunnya capaian IDG Tahun 2014 dibanding Tahun 2013

disebabkan menurunnya keterwakilan perempuan dalam parlemen.

Tabel 1.15.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang

Tahun 2012 – 2015

Tahun

Keterlibatan

Perempuan Dalam

Parlemen (%)

Perempuan sebagai

tenaga manager,

profesional,

administrasi teknis

(%)

Sumbangan

perempuan dalam

pendapatan kerja (%)

IDG (%)

2012 20.00 37.25 33.19 68.2

2013 22.00 37.52 33.37 70.21

2014 16.00 41.48 33.55 68.41

2015 16.00 46.06 35.27 68.73

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016

Tabel 1.16.

Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015

Bidang Urusan/Indikator Capaian

2012 2013 2014 2015

Indeks Pemberdayaan Gender 68,2 70,21 68,41 68,73

Sumber : Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2016

Grafik 1.9.

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015

68.2

70.21

68.4168.73

67

67.5

68

68.5

69

69.5

70

70.5

2012 2013 2014 2015

33

D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)

Permasalahan Utama (Strategic Issued) adalah suatu keadaan yang

memerlukan perhatian serta antisipasi dalam sebuah perencanaan

pembangunan daerah karena dampak yang akan ditimbulkan bagi masyarakat

di suatu daerah dimasa mendatang agar tidak menimbulkan permasalahan yang

lebih besar berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat

menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk

melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu

yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas

pembangunan sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan etika

birokratis.

Berdasarkan hasil analisis data dan permasalahan pembangunan

daerah pada masing-masing urusan pembangunan daerah, dapat dirumuskan

isu strategis daerah yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan jangka

menengah daerah Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:

1. Masih tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Pemalang. Sementara

pada akhir periode RPJMD 2016-2021 ditargetkan sebesar 15,4%. Target ini

sangat berat untuk dicapai. Mengingat rata-rata penurunan tingkat

kemiskinan selama 5 (lima) tahun terakhir hanya sekitar 0,5%.

2. Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pemalang.

Capaian IPM Tahun 2016 dengan metode penghitungan baru adalah

sebesar 64,17. Penghitungan IPM dengan metode baru tersebut

menempatkan Kabupaten Pemalang pada posisi ke-34 dari 35

kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah.

3. Berdasarkan perhitungan IPM dengan metode baru, capaian indikator-

indikator komposit pembentuk IPM Kabupaten Pemalang rata-rata berada

pada level 5 (lima) terendah dari 35 kabupaten/kota se-Provinsi Jawa

Tengah. Rendahnya RLS ini merupakan cermin belum optimalnya

pembangunan di bidang pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah harus

34

berupaya secara maksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan

masyarakat.

4. Masih belum membaiknya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan

oleh masih terjadinya kasus balita gizi buruk dan tingginya Angka Kematian

Ibu.

5. Masih tingginya Angka Putus Sekolah (APS) pada tingkat pendidikan SD/MI.

6. Belum optimalnya upaya penanganan, penataan atau penertiban

pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar.

7. Belum optimalnya upaya penanganan lingkungan pemukiman kumuh.

8. Belum optimalnya penanganan penghijauan wilayah rawan longsor dan

sumber mata air.

9. Masih rendahnya persentase partisipasi perempuan di lembaga

pemerintah.

10. Masih rendahnya persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif.

11. Belum adanya gedung kesenian sebagai wadah bagi masyarakat untuk

mengembangkan kreasi dan ekspresi berkesenian.

12. Belum semua SKPD menerapkan pengelolaan arsip secara baku.

13. Rendahnya produksi komoditas perkebunan utama yaitu tebu, nilam dan

kapas.

14. Masih adanya kerusakan kawasan hutan.

15. Belum optimalnya upaya-upaya untuk meningkatkan produksi produk lokal

Pemalang sehingga nilai ekspor perdagangan menurun.

16. Terbatasnya kuota transmigran yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dari identifikasi permasalahan pembangunan di Kabupaten Pemalang,

serta dengan memperhatikan lingkungan strategis daerah, maka dapat

dirumuskan isu strategis pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017

sebagai berikut:

1. Pengurangan kemiskinan

Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang

kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya

pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup

35

berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

Selain itu diperlukan perluasan upaya penanggulangan kemiskinan yang

inklusif dan berkeadilan, baik perluasan sasaran maupun program/kegiatan

melalui kegiatan yang bersifat affirmative.

2. Pembangunan infrastruktur

Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan

transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial.

Pembangunan infrastruktur dapat dianggap sebagai strategi untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan,

peningkatan kualitas hidup, peningkatan mobilitas barang dan jasa, serta

dapat mengurangi biaya investor dalam dan luar negeri.

3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan

adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat yang inklusif dan komprehensif dengan memanfaatkan semua

potensi sumber daya kesehatan yang ada.

4. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang

akan datang. Selain itu, pembentukan indeks pembangunan manusia (IPM)

yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu bangsa/daerah, faktor

pendidikan merupakan salah satu indikator komposit, selain faktor

kesehatan dan daya beli masyarakat. Karena itu, pembangunan pendidikan

menjadi isu penting dan berperan strategis bagi kemajuan taraf

kesejahteraan penduduk setiap daerah.

36

A. RENCANA STRATEGIS

1. Visi dan Misi

ntuk mewujudkan tujuan

pembangunan

daerah, visi, dan

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Pemalang tahun 2016-2021

yaitu:

Mewujudkan masyarakat Pemalang Hebat yang Berdaulat,

Berjatidiri, Mandiri dan Sejahtera dalam kesatuan wilayah Kabupaten

Pemalang yang ikhlas, merupakan keadaan yang ingin diwujudkan pada

akhir periode perencanaan.

Penjelasan Visi:

Dalam visi tersebut terdapat makna frasa empat gagasan pokok yang

terkandung dalam pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Pemalang,

dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Pemalang Hebat, merupakan suatu kondisi dimana harapan, keinginan,

cita-cita yang diharapkan menjadi ada. Pemalang Hebat merupakan

U

BAB

2 PERENCANAAN KINERJA

VISI

“Terwujudnya Pemalang Hebat yang Berdaulat, Berjatidiri,

Mandiri dan Sejahtera”

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis B. Perjanjian Kinerja (PK)

Tahun 2017 C. Program Untuk

Pencapaian Sasaran

37

ultimate goal yang dicita-citakan dan yang dibangun dari kondisi

Pemalang yang berdaulat, berjatidiri, mandiri dan sejahtera.

b. Berdaulat, diartikan sebagai kemampuan pemerintah dan masyarakat

Pemalang yang mampu membangun, mengatur dan mengurus

kepentingan daerah/ rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah berdasarkan azas

musyawarah mufakat dan gotong royong, dengan tetap

memperhatikan sinergitas pembangunan dan tata kelola pemerintahan

yang baik serta penegakan supremasi hukum.

c. Berjatidiri, diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang memiliki

keunggulan yang berbasis local wisdom/local value dengan

menumbuhkan kembali seni dan kebudayaan asli daerah sebagai

landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat yang

agamis, toleran, harmonis dan saling menghormati.

d. Mandiri, diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang

mengandalkan dan mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki,

meningkatkan sarana prasarana infrastruktur dasar serta memperkuat

sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan, pengembangan ekonomi

kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal.

e. Sejahtera, diartikan sebagai kondisi masyarakat Pemalang yang

berkualitas, peningkatan pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat

yang didukung daya saing masyarakat dan keberdayaan perempuan dan

perlindungan anak.

Visi Kabupaten Pemalang kemudian dijabarkan menjadi sebuah misi yang harus

dilaksanakan oleh instansi pemerintah, rumusan misi dalam dokumen RPJMD

Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021 dikembangkan dengan memperhatikan

faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang

memperngaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada

dalam pembangunan daerah, sebagai perluasan dari visi yang telah ditetapkan

38

dan dirumuskan mengenai upaya–upaya yang akan dilaksanakan melalui 7 misi

pembangunan sebagai berikut:

Misi 1 Meningkatkan akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat, dan gotong royong

Misi 2

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, derajat kesehatan masyarakat, keluarga berencana, serta peningkatan keberdayaan perempuan, perlindungan sosial dan anak.

Misi 3

Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.

Misi 4

Meningkatkan sarana dan prasarana dasar serta memperkuat sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah.

Misi 5

Mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, harmonis dan saling menghormati.

Misi 6

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan supremasi hokum serta kemudahan investasi dan daya saing daerah.

Misi 7 Menumbuhkan kembali budaya asli daerah sebagai landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat

2. Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, selanjutnya

diuraikan lebih lanjut dalam tujuan dan sasaran, sebagai kondisi antara

sebelum tercapainya visi dan misi.

Tujuan dan sasaran merupakan suatu kondisi yang diharapkan akan

terwujud dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan

39

datang, mengacu pada misi yang telah ditetapkan. Adapun rumusan tujuan

dan sasaran dapat diuraikan sebagai berikut:

Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan, yaitu :

“Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan

daerah, serta pelaporan kinerja pemerintah daerah”, dan didukung dengan

1 (satu) sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan

daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

Misi ini didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang merata, terjangkau

dan berkeadilan, didukung dengan 2 (dua) sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan

pendidikan dasar serta pendidikan non formal

Sasaran 2 : Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, didukung dengan 2 (dua)

sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Sasaran 2 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

Misi 1

Meningkatkan akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat, dan

gotong royong

Misi 2

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, derajat kesehatan

masyarakat, keluarga berencana, serta peningkatan keberdayaan

perempuan, perlindungan sosial dan anak.

40

3. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan

daerah, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan

partisipasi perempuan dalam ranah publik

4. Meningkatkan perlindungan sosial terhadap PMKS, didukung dengan 2

(dua) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial

bagi PMKS

Sasaran 2 : Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil

Misi ini didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu :

1. Meningkatkan tingkat kecukupan pangan masyarakat, didukung

dengan 2 (dua) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

Sasaran 2 : Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi

pangan

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, didukung dengan 1 (satu)

sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat

melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha

potensial di Kabupaten Pemalang

Misi 3

Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis

sumberdaya local untuk menanggulangi kemiskinan dan

pengangguran.

41

3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja guna mengurangi

pengangguran, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Menurunnya tingkat pengangguran

4. Menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang, didukung

dengan 1 (satu) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Menurunnya penduduk miskin

Misi 4

Meningkatkan sarana dan prasarana dasar serta memperkuat sentra-

sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan

potensi wilayah.

Misi ini didukung oleh 3 (tiga) tujuan yaitu :

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infstruktur dasar dan penunjang

secara merata., didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan

penunjang secara merata.

2. Meningkatkan kemudahan akses transportasi masyarakat, didukung

dengan 1 (satu) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi

umum bagi masyarakat

3. Meningkatkan kelestarian lingkungan sehingga dapat menjalankan

fungsinya sebagai penopang kehidupan, didukung dengan 1 (satu)

sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Terkendalinya pencemaran dan kerusakan

lingkungan

42

Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan yaitu :

“Meningkatkan toleransi dan hubungan beragama yang harmonis dan

saling menghormati dalam kehidupan masyarakat” dan didukung dengan 1

(satu) sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan

damai

Misi ini didukung dengan 3 (tiga) tujuan yaitu :

1. Meningkatkan realisasi investasi yang didukung iklim investasi yang

kondusif, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya nilai realisasi investasi

2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik

sebagai wujud pelayanan publik yang prima dan perbaikan citra publik,

didukung dengan 2 (dua) sasaran yaitu :

Sasaran 1 : Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam

meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan

Sasaran 2 : Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap

pelayanan publik

3. Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi dan informasi guna

menunjang pelayanan publik, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :

Misi 5

Mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, harmonis

dan saling menghormati.

Misi 6

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan

supremasi hokum serta kemudahan investasi dan daya saing daerah.

43

Sasaran 1 : Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam

mengakses informasi

Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan yaitu :

“Menumbuhkembangkan Budaya Asli Kabupaten Pemalang sebagai

kekayaan non ragawi dan Jati Diri Pemalang”, dan didukung dengan 1 (satu)

sasaran yaitu:

Sasaran 1 : Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni

dan kekayaan budaya Asli Pemalang

Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan di

atas dapat dirumuskan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Pemalang

Tahun 2016-2021 yang menjadi ukuran keberhasilan kinerja Pemerintah

Kabupaten Pemalang dalam mencapai Tujuan, Program dan Kegiatan yang

merupakan penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Berikut ini merupakan

sasaran strategis dan IKU Kabupaten Pemalang.

Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1 2 3

1

Meningkatnya kualitas

perencanaan pembangunan daerah

dan pelaporan kinerja pemerintah

daerah

1. Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan

RPJMD

2. Nilai LkjIP

3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang

diakomodir dalam RKPD

2

Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam menempuh

pendidikan pada jenjang PAUD dan

pendidikan dasar serta pendidikan

non formal

1. Rata-rata lama sekolah

2. Harapan lama sekolah

3. Angka Kelulusan SD/MI

4. Angka Kelulusan SMP/Mts

Misi 7

Menumbuhkan kembali budaya asli daerah sebagai landasan

pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat

44

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1 2 3

5. Angka Melanjutkan SD/MI

6. Angka Melanjutkan SMP/MTs

3 Meningkatnya kunjungan

masyarakat ke perpustakaan 1. Angka kunjungan ke perpustakaan

4 Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

1. Usia Harapan Hidup

2. Angka Kematian Ibu

3. Angka Kematian Bayi

4. Angka Kematian Balita

5. Persentase Balita Gizi Buruk

5 Meningkatnya partisipasi

masyarakat dalam ber-KB 1. Total Fertility Rate (TFR)

6

Meningkatnya kualitas hidup

perempuan dan partisipasi

perempuan dalam ranah publik

1. Indeks Pembangunan Gender

2. Indeks Pemberdayaan Gender

7

Meningkatnya penanganan

pemberian jaminan sosial bagi

PMKS

1. Persentase PMKS yang tertangani

8

Meningkatnya cakupan

kepemilikan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil

1. Persentase kepemilikan KTP

2. Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran

9 Meningkatnya produktivitas

pertanian dalam arti luas

1. Produktivitas padi

2. produktivitas jagung

3. produktivitas Kedelai

4. Produksi Komoditas peternakan utama

10 Meningkatnya ketersediaan,

distribusi dan konsumsi pangan

1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

2. Ketersediaan cadangan pangan

11

Meningkatkan pemerataan

pendapatan masyarakat melalui

peningkatan dan optimalisasi

sektor usaha potensial di

Kabupaten Pemalang

1. Pertumbuhan Ekonomi

2. PDRB Per Kapita

3. Laju Inflasi

4. Indeks Gini

12 1. Tingkat Pengeluaran Perkapita

45

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1 2 3

Meningkatnya kualitas serta

produktivitas koperasi dan UMKM

2. Produksi perikanan tangkap

3. Produksi perikanan budidaya

4. Persentase koperasi sehat

5. Persentase pertumbuhan IKM

13 Meningkatnya kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB 1.

Persentase pertumbuhan kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB

14 Meningkatnya kunjungan

wisatawan 1. Peningkatan wisatawan

15 Menurunnya tingkat

pengangguran 1. Tingkat Pengangguran Terbuka

16 Menurunnya penduduk miskin 1. Persentase penduduk miskin

17

Meningkatnya kualitas

infrastruktur dasar dan penunjang

secara merata.

1. Persentase jalan dalam kondisi baik

2. Persentase jembatan dalam kondisi baik

3. Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

4. Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan

air minum

5. Persentase saluran drainase dalam kondisi baik

6. Persentase RTLH

7. Cakupan wilayah kumuh

18

Meningkatnya ketersediaan sarana

transportasi umum bagi

masyarakat

1. Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas

19 Terkendalinya pencemaran dan

kerusakan lingkungan 1.

Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap

pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak

20 Terciptanya kehidupan beragama

yang rukun dan damai 1. Persentase penurunan konflik sosial

21 Meningkatnya nilai realisasi

investasi 1.

Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN)

46

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1 2 3

22

Meningkatnya kapasitas Aparatur

dalam meningkatkan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan

1. Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah

23

Meningkatnya kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan

publik

1. Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD

Pelayanan Publik

24

Meningkatnya kemudahan

masyarakat dalam mengakses

informasi

1. Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat

25 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai

Budaya, Seni, dan ke Asli Pemalang

1. Cakupan kelompok seni yang dibina

2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang

dilestarikan

Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang, 2017

3. Strategi dan Arah Kebijakan

Berdasarkan Visi, Misi serta Tujuan dan Sasaran yang telah

ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih

sistematis melalui perumusan Strategi dan Arah Kebijakan sebagaimana

Tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan

Tujuan 1

Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, serta pelaporan

kinerja pemerintah daerah

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan kualitas rencana

pembangunan dan pelaporan kinerja

pemerintah daerah melalui peningkatan

kapasitas aparatur perencana mengenai

perencanaan dan penganggaran serta

pelaporan kinerja pembangunan daerah

1. Penyusunan perencanaan pembangunan

daerah yang sinergis dengan kebijakan

pemerintah pusat dan provinsi, serta

penyusunan berbagai laporan kinerja sesuai

dengan amanat peraturan perundang-

undangan

47

Tujuan 2

Meningkatkan kualitas dan pelayanan pendidikan yang merata, terjangkau dan berkeadilan

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk

menempuh pendidikan melalui pemberian

beasiswa, peningkatan kualitas sarana dan

prasarana sekolah, serta meningkatkan

kualitas pendidikan melalui peningkatan

kompetensi tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan

1. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan

yang adil dan merata untuk semua lapisan

masyarakat

2. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui

pengembangan dan pembangunan

perpustakaan masyarakat, penyediaan buku

bacaan berkualitas, serta fasilitas penunjang

perpustakaan

2. Peningkatan kualitas sarana perpustakaan

daerah difokuskan pada pembangunan

perpustakaan desa dan penggunaan TI

Tujuan 3

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui

pembangunan berkelanjutan sarana dan

prasarana kesehatan, peningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat, serta peningkatan

kualitas SDM Kesehatan dalam rangka

peningkatan partisipasi masyarakat,

penanganan kesehatan ibu dan anak, dan

penanganan manajemen kesehatan

1. Peningkatan pelayanan kesehatan

masyarakat baik promotif maupun

preventif

2. Menurunkan kematian ibu, bayi dan balita

melalui peningkatan kapasitas tenaga

kesehatan; peningkatan sarana dan

prasarana; penignaktan peran serta

masyarakat dan keluarga dalam deteksi resiko

tinggi

2. Perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan

pada kelangsungan hidup bayi usia 1000

hari, penanganan gizi buruk, gizi kurang,

balita stunting, dan gizi lebih

3. Menurunkan gizi buruk melalui pemberian

makanan tambahan, peningkatan

pendapatan, pemanfaatan pekarangan, dan

keanekaragaman pangan

3. Peningkatan pelayanan KB terutama pada

wilayah pedesaan dan wilayah dengan

tingkat unmeet-need tinggi

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

ber-KB melalui pemberdayaan PLKB dan kader

di masyarakat

48

Tujuan 4

Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan daerah

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan kapasitas, koordinasi dalam

penguatan kelembagaan gender dan anak;

Peningkatan perencanaan dan penganggaran

responsif gender serta pengembangan

Kabupaten Layak Anak

1. Peningkatan kualitas hidup serta

perlindungan perempuan dan anak secara

komprehensif;

Tujuan 5

Meningkatkan perlindungan sosial terhadap PMKS

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Memberikan jaminan perlindungan dan

rehabilitasi sosial difokuskan pada keluarga

rentan, penyandang cacat dan anak terlantar.

1. Peningkatan penanganan PMKS secara

komprehensif

2. Meningkatkan cakupan pelayanan

administrasi kependudukan melalui

peningkatan kapasitas SDM; penambahan

sarana dan prasarana penunjang;

penyederhanaan prosedur pelayanan serta

memperpendek jarak antara masyarakat

dengan tempat pelayanan

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat

mengenai pentingnya kepemilikan

admindukcapil; Peningkatan kapasitas SDM

pelayanan admindukcapil; Penyediaan

sarana dan prasarana pelayanan keliling

Tujuan 6

Meningkatkan tingkat kecukupan pangan masyarakat

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Mengoptimalisasikan Sapta Usaha Tani

didukung pemanfaatan teknologi dan

modernisasi alsintan tepat guna; melakukan

pengembangan pola dan sistem pertanian

terutama pada jenis komoditas pertanian

unggulan lokal

1. Peningkatan produksi dan produktivitas

pertanian

2. Meningkatkan pemantauan pasokan dan

harga pangan pokok masyarakat; penanganan

wilayah rawan pangan; dan penyediaan

cadangan pangan

2. Peningkatan penyediaan pangan secara

adil dan merata

49

Tujuan 7

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap

melalui pemberdayaan nelayan serta

penyediaan sarana dan prasarana perikanan

tangkap; intensifikasi perikanan budidaya

dengan cara budidaya ikan yang benar (CBIB)

1. Peningkatan sarpas perikanan tangkap

dan budiaya, serta peningkatan kapasitas

SDM perikanan tangkap dan budidaya.

2. Peningkatan kapasitas, pembinaan serta

pemberian bantuan peralatan bagi pengurus

koperasi dan pelaku UMKM yang produktif

2. Peningkatan kualitas dan produktivitas

koperasi dan UMKM berbasis masyarakat

3. Penguatan jejaring pelaku industri melalui

sistem kluster; Standarisasi mutu produk

industri; Peningkatan akses informasi pasar

bagi pelaku industri; serta fasilitasi

penyedaiaan sarana dan prasarana produksi

3. Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan

pelaku industri kecil dan menengah dalam

hal produksi maupun pemasaran

4. Fasilitasi permodalan diprioritaskan kepada

pedagang kecil dan menengah

4. Peningkatan hasil perdagangan berbasis

potensi lokal.

5. Pengembangan destinasi wisata yang sudah

ada serta pembangunan destinasi wisata baru

di wilayah Pemalang bagian selatan serta

peningkatkan promosi melalui berbagai media

5. Peningkatan potensi pariwisata

6. Pembangunan potensi wisata, khususnya

wisata alam yang terdapat di wilayah

Pemalang Selatan

6. Pembangunan sarana dan prasarana pada

obyek wisata potensial

Tujuan 8

Meningkatkan kualitas tenaga kerja guna mengurangi pengangguran

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan kualitas calon tenaga kerja

melalui pendidikan dan pelatihan sesuai

dengan peluang pasar kerja

1. Peningkatan kesempatan kerja dan

kapasitas calon tenaga kerja

50

Tujuan 9

Menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Menurunkan jumlah penduduk miskin melalui

pengurangan beban pengeluaran, pember-

dayaan usaha produktif, dan sinskronisasi

program penanggulangan kemiskinan

1. Penanggulangan kemiskinan berbasis

kewilayahan

Tujuan 10

Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata.

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan;

1. Peningkatan infrastruktur dasar dan penunjang berbasis kewilayahan.

2. Peningkatan pengelolaan jaringan irigasi dan penyediaan air baku;

3. Peningkatan kualitas lingkungan perkotaan dan pedesaan (drainase, air bersih, sanitasi, permukiman kumuh);

4. Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni;

5. Peningkatan RTH;

6. Peningkatan jaringan energi dan pemanfaatan EBT;

Tujuan 11

Meningkatkan kemudahan akses transportasi masyarakat

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan sarana dan prasarana

perhubungan, dan perbaikan sistem

manajemen transportasi

1. Peningkatan sarana dan prasarana

penunjang keselamatan dalam berlalu

lintas

Tujuan 12

Meningkatkan kelestarian lingkungan sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai penopang

kehidupan

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Meningkatkan pengendalian kerusakan dan

rehabilitasi lingkungan hidup

1. Peningkatan kualitas SDM, sarana

prasarana, dan fasilitas penunjang

pengendalian pencemaran dan perusakan

lingkungan hidup

51

Tujuan 13

Meningkatkan toleransi dan hubungan beragama yang harmonis dan saling menghormati dalam

kehidupan masyarakat

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Peningkatan peran Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah (FKPD), Forum Kewaspadaan

Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen

Daerah (Kominda), dan Forum Kerukunan

Umat Beragama (FKUB)

1. Mewujudkan kehidupan beragama yang

rukun dan damai melalui peningkatan peran

masyarakat dan lembaga-lembaga

keagamaan dalam menjaga dan

mempertahankan kondusivitas daerah

Tujuan 14

Meningkatkan realisasi investasi yang didukung iklim investasi yang kondusif

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang

cepat melalui PTSP (Pelayanan Terpadu Satu

Pintu), dan peningkatan jaringan dengan

investor

1. Peningkatan iklim investasi yang kondusif

2. Peningkatan kemudahan pelayanan baik

perijinan maupun non perijinan, peningkatan

sarana penunjang dan promosi peluang

investasi

Tujuan 15

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagai wujud pelayanan

publik yang prima dan perbaikan citra publik

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Pengembangan kapasitas, kualitas, dan etos

kerja Aparatur

1. Peningkatan penerapan reformasi

birokrasi secara baik menuju

pemerintahan yang baik dan bersih

2. Pengembangan dan penerapan regulasi

secara konsisten dan menyeluruh

2. Peningkatan pelayanan publik terutama

pada PD yang melakukan pelayanan publik

3. Penerapan SPP, Maklumat pelayanan, dan

pengukuran kepuasan masyarakat

diprioritaskan kepada SKPD yang melakukan

pelayanan publik

52

Tujuan 16

Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi dan informasi guna menunjang pelayanan publik

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Pembangunan titik hotspot di kawasan fasilitas

umum kecamatan

1. Peningkatan akses TI kepada masyarakat

Tujuan 17

Menumbuhkembangkan Budaya Asli Kabupaten Pemalang sebagai kekayaan non ragawi dan

Jati Diri Pemalang

STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1. Pengintegrasian materi pembelajaran seni dan

budaya asli Pemalang ke dalam kurikulum

muatan lokal sekolah;

1. Menumbuhkembangkan kecintaan

masyarakat terhadap budaya asli

Pemalang melalui jalur pendidikan dan

mengembangkan kesenian daerah

2. Penyelenggaraan event-event seni budaya

daerah yang hampir punah;

3. Penyediaan sarana dan prasarana

penyelenggaran seni;

4. Inventarisasi, ekskavasi, dan pelestarian benda

cagar budaya

4. Pentahapan Pembangunan Daerah

Pentahapan pembangunan merupakan penekanan fokus perhatian

berupa tema pembangunan tiap tahunnya yang ditujukan untuk

memberikan arah pembangunan tiap tahun terhadap pencapaian visi dan

misi dengan tetap memperhatikan keterpaduan pembangunan

multisektor/ urusan pemerintahan daerah Kabupaten Pemalang.

Pentahapan Tema Pembangunan RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun

2016-2021 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan

kawasan berbasis potensi lokal (Tahun 2016)

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada pembangunan

infrastruktur dasar baik berupa jalan dan jembatan, akses jalan yang

menghubungkan hingga tingkat pedesaaan di wilayah Kabupaten

Pemalang.

53

Peningkatan pengelolaan jaringan irigasi, kualitas lingkungan

perkotaan dan pedesaan (drainase, air bersih, sanitasi, permukiman

kumuh);

2) Memacu pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk

meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan

kesenjangan wilayah (Tahun 2017)

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada optimalisasi sektor

pertanian dan perdagangan, pemanfaatan teknologi dan modernisasi

alat pertanian, serta peningkatan akses pasar. Pembangunan juga

diarahkan pada peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja melalui

pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peluang pasar kerja.

3) Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Infrastruktur Dasar dan

Konektifitas antar wilayah menuju Pemalang Mandiri (Tahun 2018)

Pada tahap ini, pembangunan merupakan kelanjutan dari tahun

sebelumnya yang difokuskan pada optimalisasi sektor Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah melalui peningkatan kapasitas, pembinaan

kelembagaan maupun sumberdaya manusia koperasi dan pelaku UMKM

yang produktif. Optomalisasi infrastruktur jalan dan jembatan serta

transportasi darat yang menghubungkan hingga tingkat pedesaaan

yang memudahkan perpindahan barang dan jasa.

4) Peningkatan daya saing daerah, Pelayanan Publik dan Partisipasi

Pembangunan menuju Pemalang Berdaulat (Tahun 2019)

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada peningkatan daya

saing daerah melalui sektor unggulan, yang didukung dengan

penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan prinsip prinsip

good governance,pengembangan kapasitas dan kualitas sumber daya

aparatur, peningkatan pelayanan publik, kemudahan layanan baik

perijinan maupun non perijinan yang mendorong peningkatan investasi

dan daya saing Kabupaten Pemalang. Optimalisasi peran dan partisipasi

54

masyarakat dalam pembangunan melalui keterbukaan informasi publik

dan optimalisasi teknologi informasi.

5) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Budaya Asli berdasarkan

Potensi Unggulan Daerah menuju Pemalang yang Berjatidiri (Tahun

2020)

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada perwujudan

toleransi dan kondusifitas daerah dalam penyelenggaraan

pembangunan melalui peningkatan peran pemberdayaan masyarakat

dan peran lembaga-lembaga keagamaan, pengembangan sektor

pariwisata unggulan melalui pengembangan destinasi wisata baik yang

sudah ada maupun destinasi wisata baru. Menumbuhkembangkan

kecintaan masyarakat terhadap budaya asli Pemalang melalui jalur

pendidikan dan mengembangkan kesenian dan event event budaya

daerah.

6) Peningkatan Derajat Sumber Daya Manusia Berkualitas Menuju

Pemalang Sejahtera (Tahun 2021)

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada peningkatan

partisipasi masyarakat untuk menempuh pendidikan yang berkualitas

melalui pemberian beasiswa, peningkatan kualitas sarana dan prasarana

sekolah serta meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan

kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pelayanan

kesehatan yang prima dan merata melalui pembangunan berkelanjutan

sarana dan prasarana kesehatan, peningkatkan perilaku hidup bersih

dan sehat, serta peningkatan kualitas SDM Kesehatan. Peningkatan

kualitas hidup serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

secara komprehensif, peningkatkan pengendalian penduduk melalui

pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

55

5. Prioritas Pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017

Tahun 2017 merupakan bagian dari pentahapan Lima Tahun Ketiga

dalam RPJPD Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2025. Memperhatikan hasil

kinerja pembangunan tahun sebelumnya, dengan berbagai permasalahan

dan isu strategis, maka upaya pencapaian target pembangunan daerah

Tahun 2017 dilakukan melalui berbagai strategi dan kebijakan yang

diarahkan pada “Pemanfaatan Potensi Ekonomi Daerah untuk

Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.

Guna mencapai tujuan pembangunan daerah Tahun 2017 tersebut,

prioritas pembangunan daerah Tahun 2017, meliputi:

1. Meningkatkan peran UMKM melalui pengembangan akses pasar,

kemudahan informasi serta fasilitasi promosi;

2. Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui penguatan

kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasana pendukung yang

mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, disertai dengan

peningkatan nilai tambah melalui pengembangan pengelolaan produk

unggulan daerah;

3. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan

keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta

pengurangan bencana;

4. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia melalui

peningkatan pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh

pendidikan yang layak serta peningkatan perluasan pelayanan

kesehatan;

5. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya

pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana

perikanan tangkap serta pengembangan peternakan;

6. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya

peningkatan pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan

ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin;

56

7. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata

baru, peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan

kualitas sumber daya manusia disertai dengan upaya menjaga

kelestarian budaya;

8. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah

sesuai dengan prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan

peningkatan pelayanan publik melalui upaya pengembangan fasilitas

publik, pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan

peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintah.

B. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2017

Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan

penugasan dari Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan

SKPD sebagai penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang

disertai dengan indikator kinerja sehingga terwujudlah komitmen dan

kesepakatan antara Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah dan Pimpinan

SKPD sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan

tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Berikut ini

merupakan Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017 yang telah sesuai

dengan RPJMD.

57

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

JUMLAH SATUAN

1 2 3 4 5

1

Meningkatnya kualitas

perencanaan

pembangunan daerah

dan pelaporan kinerja

pemerintah daerah

1.

Tingkat keselarasan

antara program RKPD

dengan RPJMD

81 %

2. Nilai LkjIP CC Nilai

3.

Persentase Prioritas

Usulan Hasil

Musrenbang yang

diakomodir dalam RKPD

90 %

2

Meningkatnya

partisipasi masyarakat

dalam menempuh

pendidikan pada

jenjang PAUD dan

pendidikan dasar serta

pendidikan non formal

1. Rata-rata lama sekolah 5,88 Tahun

2. Harapan lama sekolah 11,56 Tahun

3. Angka Kelulusan SD/MI 100 %

4. Angka Kelulusan

SMP/Mts 100 %

5. Angka Melanjutkan

SD/MI 98,48 %

6. Angka Melanjutkan

SMP/MTs 87,80 %

3

Meningkatnya

kunjungan masyarakat

ke perpustakaan

Angka kunjungan ke

perpustakaan 3,75 %

4 Meningkatnya derajat

kesehatan masyarakat

1. Usia Harapan Hidup 72,96 Tahun

2. Angka Kematian Ibu 116 Per 100.000

KH

3. Angka Kematian Bayi 9,5 Per 1.000 KH

4. Angka Kematian Balita 10,5 Per 1.000 KH

5. Persentase Balita Gizi

Buruk 0,029 %

5

Meningkatnya

partisipasi masyarakat

dalam ber-KB

Total Fertility Rate (TFR) 2,54 %

6

Meningkatnya kualitas

hidup perempuan dan

partisipasi perempuan

dalam ranah publik

1. Indeks Pembangunan

Gender 84,53 Nilai

2. Indeks Pemberdayaan

Gender 69,33 Nilai

7

Meningkatnya

penanganan

pemberian jaminan

sosial bagi PMKS

Persentase PMKS yang

tertangani 24,46 %

58

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

JUMLAH SATUAN

1 2 3 4 5

8

Meningkatnya cakupan

kepemilikan

administrasi

kependudukan dan

pencatatan sipil

1. Persentase kepemilikan

KTP 84 %

2. Persentase Anak

memiliki Akta Kelahiran 83 %

9

Meningkatnya

produktivitas pertanian

dalam arti luas

1. Produktivitas padi 57,63 kw/ha

2. produktivitas jagung 55,13 kw/ha

3. produktivitas Kedelai 13 kw/ha

4. Produksi Komoditas

peternakan utama 18.349.428 Kg

10

Meningkatnya

ketersediaan, distribusi

dan konsumsi pangan

1. Skor Pola Pangan

Harapan (PPH) 78,30 skor

2. Ketersediaan cadangan

pangan 15 Ton

11

Meningkatkan

pemerataan

pendapatan

masyarakat melalui

peningkatan dan

optimalisasi sektor

usaha potensial di

Kabupaten Pemalang

1. Pertumbuhan Ekonomi 5,44 %

2. PDRB Per Kapita 12.511.736,40 Rp

3. Laju Inflasi 6,32 - 7 %

4. Indeks Gini 0,22 Indeks

12

Meningkatnya kualitas

serta produktivitas

koperasi dan UMKM

1. Tingkat Pengeluaran

Perkapita 7.740.267 Rp

2. Produksi perikanan

tangkap 15.885.023 Kg

3. Produksi perikanan

budidaya 14.459.000 Kg

4. Persentase koperasi

sehat 30 %

5. Persentase

pertumbuhan IKM 6,1 %

13

Meningkatnya

kontribusi sektor

perdagangan terhadap

PDRB

Persentase pertumbuhan

kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB

4,45 %

14 Meningkatnya

kunjungan wisatawan Peningkatan wisatawan 2,04 %

15 Menurunnya tingkat

pengangguran

Tingkat Pengangguran

Terbuka 7,03 %

59

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

JUMLAH SATUAN

1 2 3 4 5

16 Menurunnya penduduk

miskin Persentase penduduk miskin 17,4 %

17

Meningkatnya kualitas

infrastruktur dasar dan

penunjang secara

merata.

1. Persentase jalan dalam

kondisi baik 88 %

2. Persentase jembatan

dalam kondisi baik 97 %

3. Persentase saluran

irigasi dalam kondisi baik 63 %

4.

Cakupan rumah tangga

yang mendapatkan

pelayanan air minum

90 %

5.

Persentase saluran

drainase dalam kondisi

baik

67 %

6. Persentase RTLH 9,74 %

7. Cakupan wilayah kumuh 3 %

18

Meningkatnya

ketersediaan sarana

transportasi umum

bagi masyarakat

Ketersediaan rambu-rambu

lalu lintas 40 %

19

Terkendalinya

pencemaran dan

kerusakan lingkungan

Persentase usaha yang

memiliki ketaatan terhadap

pencemaran air dan udara

dari sumber tidak bergerak

100 %

20

Terciptanya kehidupan

beragama yang rukun

dan damai

Persentase penurunan konflik

sosial 5 %

21 Meningkatnya nilai

realisasi investasi

Nilai investasi Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) 729.604.689.677 Rupiah

22

Meningkatnya

kapasitas Aparatur

dalam meningkatan

akuntabilitas

penyelenggaraan

pemerintahan

Hasil Opini BPK terhadap

laporan keuangan daerah WDP Nilai

23

Meningkatnya

kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan

publik

Rata-rata Skor Survey

Kepuasan Masyarakat pada

PD Pelayanan Publik

B Skor

60

NO SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

TARGET

JUMLAH SATUAN

1 2 3 4 5

24

Meningkatnya

kemudahan

masyarakat dalam

mengakses informasi

Cakupan pelayanan TI bagi

masyarakat 6 Titik Hotspot

25

Meningkatnya

kelestarian nilai-nilai

Budaya, Seni, dan ke

Asli Pemalang

1. Cakupan kelompok seni

yang dibina 35 %

2.

Benda, Situs dan

Kawasan Cagar Budaya

yang dilestarikan

61 %

Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang, 2017

C. PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2017

Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan

yang telah ditetapkan pada RPJMD, maka upaya untuk pencapaiannya

dijabarkan secara sistematis melalui perumusan program-program prioritas

untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan daerah.

Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menetapkan program pembangunan

menurut sasaran yang terdiri dari:

a) Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan

pelaporan kinerja pemerintah daerah terdiri dari program:

1) Program perencanaan pembangunan daerah

2) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur

3) Program Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja

b) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan

pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

terdiri dari program:

1) Program PAUD

2) Program pendidikan Dasar 9 Tahun

3) Program Pendidikan Nonformal

4) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

5) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

61

c) Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan terdiri dari

program:

1) Program pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

2) Program pembinaan dan peningkatan kapasitas perpustakaan

3) Program penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan

d) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terdiri dari program :

1) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah

Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah sakit mata

2) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat

4) Program Pengawasan Obat dan Makanan

5) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

6) Program Perbaikan Gizi Masyarakat

7) Program pengembangan lingkungan sehat

8) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

9) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

10) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasaana puskesmas pembantu dan jaringannya

11) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan

12) Program peningkatan kesehatan lansia

13) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan

14) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

15) Program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada BLUD

16) Program peningkatan pelayanan kesehatan perorangan melalui JKN

17) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja

18) Program pengendalian penyakit tidak menular

19) Program pengembangan Sistem Informasi Kesehatan

e) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB terdiri dari program:

1) Program Keluarga Berencana

2) Program pelayanan kontrasepsi

62

3) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling

KRR

4) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

5) Program reproduksi kesehatan remaja

6) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB

7) Program peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS, HIV AIDS

8) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga

f) Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan

dalam ranah publik terdiri dari program:

1) Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak

2) Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan

Perempuan

3) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan

g) Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS terdiri

dari program:

1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial(PMKS) Lainnya

2) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma

3) Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo

4) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,

PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)

5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

6) Program pembinaan anak terlantar

7) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

8) Program darurat bencana dan logistik

9) Program rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan bencana

h) Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil melalui Program Administrasi Kependudukan

63

i) Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas terdiri dari

program:

1) Program peningkatan kesejahteraan petani

2) Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan

3) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

peternakan

4) Program peningkatan produksi hasil peternakan

5) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

6) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan

7) Program permberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan

j) Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan terdiri dari

program:

1) Program peningkatan ketahanan pangan

2) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dan

peternakan

3) Program optimlisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan

k) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui

peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten

Pemalang terdiri dari program:

1) Program Peningkatan produksi Pertanian/ Perkebunan

2) Program Peningkatan Penerapan teknologi Perkebunan

3) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

4) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/ perkebunan)

5) Program Pengembangan Perikanan Tangkap

6) Program Pengembangan Budidaya Perikanan

7) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air

Tawar

8) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil menengah Yang Kondusif

9) Program peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

64

10) Program peningkatan Kapasitas Dan penggunaan Iptek Dalam Sistem

Produksi

11) Program pengembangan industri Kecil Dan menengah

12) Program Pengembangan Pemasaran Pariiwisata

13) Program pengembangan Destinasi Pariwisata

14) Program peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja

15) Program peningkatan Kesempatan Kerja

16) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

17) pengembangan perikanan tangkap

18) Program pengembangan budidaya perikanan

19) Program penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana produksi

perikanan budidaya

20) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air

tawar

l) Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM dan

Sasaran Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

terdiri dari program:

1) Program penciptaan iklim UKM yang kondusif

2) Program pengembangan komptiti bagi UMKM

3) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

4) Program system pendukukng usaha dan keunggulan kompetitif UKM

m) Meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri dari program:

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

2) Program pengembangan destinasi pariwisata

3) Program pengembangan kemitraan pariwisata

n) Menurunnya tingkat pengangguran terdiri dari program:

1) Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

2) Program peningkatan kesempatan kerja

3) Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

65

o) Menurunnya penduduk miskin melalui Program pelayanan dan

rehabilitasi kesejahteraan sosial

p) Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

terdiri dari program:

1) Program pembangunan jalan danjembatansistem pendukung usaha

2) Program tanggap darurat jalan dan jembatan

3) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

4) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

5) Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase/ gorong-gorong

6) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan

jaringan pengairan lainnya

7) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

8) Program pengaturan jasa konstruksi

9) Program pengembangan pengelolaan, dan konservasi sungai, danau,

dan sumber daya air lainnya

10) Program peningkatan kualitas insfrastruktur kewilayahan

11) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

12) Program pemberdayaan jasa konstruksi

13) Program pengawasan jasa konstruksi

14) Program Perencanaan Tata Ruang

q) Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

terdiri dari program:

1) Program pembangunan sarana dan fasilitas perhubungan

2) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ

3) Program peningkatan pelayanan angkutan

4) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

5) Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas

r) Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan terdiri dari

program:

1) Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

66

2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

3) Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam

4) Peningkatan dan kualitas akses informasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup

5) Peningkatan pengendalian polusi

6) Program pengelolaan ruang terbuka hijau

s) Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai terdiri dari

program:

1) Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

2) Program pemeliharaan kantramtibmas dan pencegahan tindak

kriminal

3) Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat

4) Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan

keamanan

5) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

t) Meningkatnya nilai realisasi investasi terdiri dari program:

1) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

2) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

3) Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah

4) Program penanganan pengaduan di bidang investasi dan perijinan

u) Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas

penyelenggaraan pemerintahan dan Meningkatnya kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan publik melalui :

1) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan

daerah

2) Program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Aparatur

3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

4) Program Pelayanan Publik

67

v) Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

terdiri dari program:

1) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

2) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

3) Program penguatan kelembagaan dalam pengelolaan komunikasi dan

informasi daerah

4) Program peningkatan tata laksana komunikasi dan informasi

5) Program kerjasama informasi dan media massa

w) Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan ke Asli Pemalang

terdiri dari program:

1) Program pengembangan nilai budaya

2) Program pengelolaan kekayaan budaya

3) Program pengelolaan keragaman budaya

4) Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.

D. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN

2017

Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan daerah Kabupaten

Pemalang Tahun 2017 yang diarahkan untuk mendukung pemanfaatan potensi

ekonomi daerah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,

maka program dan kegiatan prioritas daerah selain dijabarkan ke dalam

pelaksanaan urusan pemerintah juga ditekankan pada upaya-upaya antara

lain:

1. Meningkatkan peran UMKM melalui pengembangan akses pasar,

kemudahan informasi serta fasilitasi promosi, melalui:

a. Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah serta

pengembangan sarana dan prasarana produksi untuk mendukung

penguatan potensi lokal melalui upaya pendirian kawasan Pusat

Layanan Usaha Terpadu (PLUT) sebanyak 1 unit yang terletak di jalur

Pantura Pemalang.

b. Penyelenggaraan pelatihan ketrampilan UMKM sebanyak 20 UMKM.

68

c. Penyelenggaraan pelatihan proses produksi UMKM sebanyak 20

UMKM;

d. Peningkatan jaringan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah;

e. Fasilitasi pengembangan sarana promosi produk UMKM;

f. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM

dengan sasaran 20 UMKM;

g. Penyelenggaraan klaster bisnis bagi UMKM sebanyak 1 kegiatan;

h. Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil

Menengah;

i. Penyelenggaraan pembinaan UKM bagi industri kecil, sebanyak 50

UKM;

j. Penyelenggaraan kegiatan pameran bagi produk UMKM sebanyak 1

kegiatan.

2. Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui penguatan

kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasana pendukung yang

mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, disertai dengan

peningkatan nilai tambah pengembangan pengelolaan produk unggulan

daerah, melalui:

a. Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri;

b. Pengembangan data base informasi potensi unggulan;

c. Penguatan jejaring perdagangan dengan eksportir;

d. Koordinasi pengembangan ekspor dengan instansi terkait, asosiasi dan

pengusaha eksportir;

e. Peningkatan promosi berskala perdagangan internasional;

f. Pengembangan sistem inovasi teknologi industri;

g. Meningkatkan kemampuan industri yang berbasis teknologi;

h. Partisipasi Pameran Produk Unggulan Daerah di tingkat Regional,

Nasional dan Internasional, sebanyak 3 kali;

69

i. Pembangunan akses transportasi sentra-sentra industri potensial;

j. Pembuatan data sentra IKM yang potensial di bidang IKAH di 7

kecamatan;

k. Peningkatan sarana prasarana melalui upaya pembangunan pasar pagi,

pembangunan pasar unggas, serta revitalisasi pasar-pasar daerah

antara lain di Randudongkal, Petarukan, Paduraksa, Banjardawa,

Warungpring, Ulujami, Belik, Bantarbolang, Moga, Comal dan Pasar

Anyar.

3. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan

keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan

bencana, melalui:

a. Pembangunan/peningkatan serta rehabilitasi/pemeliharaan jalan

kabupaten dan jembatan selama 1 tahun diantaranya berupa

pembangunan jalan-jalan beton (rigid bavement);

b. Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat sepanjang 20 Km dan

jembatan dalam kondisi tanggap darurat sebanyak 5 jembatan;

c. Pengembangan jaringan air bersih;

d. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi;

e. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai;

f. Rehabilitasi jaringan irigasi dan sungai dalam kondisi tanggap darurat;

g. Pemeliharaan dan rehabilitasi embung, dan bangunan penampung air

lainnya serta dalam kondisi tanggap darurat;

h. Dukungan terhadap kebijakan nasional dalam rangka kedaulatan

pangan melalui program pengembangan pembangkit listrik di Pulau

Jawa berupa pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap kabupaten;

i. Dukungan terhadap kebijakan nasional dalam rangka pengembangan

poros kemaritiman melalui pembangunan pelabuhan di Tanjungsari;

j. Peningkatan daya saing daerah melalui pengembangan prasarana

transportasi antara lain dengan pembangunan bandara perintis.

70

4. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia melalui

peningkatan pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh

pendidikan yang layak serta peningkatan perluasan pelayanan kesehatan,

melalui;

a. Peningkatan infrastruktur pendidikan berupa rehabilitasi sedang/berat

bangunan sekolah (SD/MI; SMP/MTs); pengadaan buku, alat tulis,

mebeleur, serta alat praktek dan peraga, penyediaan Bantua

Operasional Sekolah (BOS), penyelenggaraan Paket A dan B,

penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu.

b. Peningkatan perluasan pelayanan kesehatan, yaitu pembangunan

rumas sakit tipe D di Kecamatan Comal, pengadaan, peningkatan dan

perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan

jaringannya, kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan,

peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, peningkatan

pelayanan kesehatan perorangan melalui Jaminan Kesehatan Nasional,

pengendalian penyakit tidak menular, peningkatan pelayanan

kesehatan anak dan remaja, Standarisasi Pelayanan Kesehatan serta

perbaikan gizi masyarakat.

5. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya

pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana

perikanan tangkap serta pengembangan peternakan, melalui:

a. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, yaitu

budidaya padi teknologi Salibu di Kecamatan Ampelgading;

b. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan

tepat guna, yaitu pengembangan kawasan agropolitan Waliksarimadu

dengan komoditas ungulan durian, madu dan nanas;

c. Peningkatan produksi hasil peternakan dengan pengembangan Sentra

Peternakan Rakyat (SPR) Kerbau di Desa Peguyangan Kecamatan

Bantarbolang dan SPR Sapi Potong di Kecamatan Watukumpul dan

Kecamatan Belik, serta pengembangan peternakan di Kawasan

71

Penghasil Telur Omega (Petarukan) dan telor asin aneka rasa (Comal

dan Petarukan);

d. Pengembangan perikanan tangkap dengan pembangunan Tempat

Pelelangan Ikan di Desa Nyamplungsari;

e. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui pembangunan

kawasan minapolitan di Desa Tasikrejo, Kaliprau, Ketapang, Mojo,

Pesantren, Limbangan (Kec. Ulujami); Desa Lawangrejo, Sugihwaras

(Kec. Pemalang).

6. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya

peningkatan pendapatan masyarakat miskin, perluasam kesempatan kerja

serta pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin,

melalui:

a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir;

b. Pembinaan pedagang kakilima dan asongan;

c. Peningkatan keterampilan kerja dan pengembangan kemampuan

melalui upaya pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) dan

pembangunan Technopark;

d. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui

pengembangan kawasan pedesaan;

e. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan;

f. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya;

g. Peningkatan Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;

h. Pembinaan anak terlantar;

i. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma.

7. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata

baru, peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan

kualitas sumber daya manusia, disertai dengan upaya menjaga kelestarian

budaya, melalui:

72

a. Pengembangan destinasi pariwisata, berupa pengembangan obyek

wisata baru yang merupakan potensi unggulan antara lain:

Pengembangan wisata mangrove;

Pengembangan Wisata Susur Sungai Comal;

Pengembangan Kawasan Wisata Moga;

Pengembangan Desa Wisata (Cikendung, Sikasur, Gombong,

Banyumudal, Sima, Kaliperahu, Mojo, Pegongsoran, Penggarit,

Nyamplungsari, Blendung, Pedagung, dan Desa Surajaya Kecamatan

Pemalang serta Desa Kertosari Kecamatan Ulujami);

Pengembangan Pembangunan Wisata Edukasi Gardu Pandang

Gunung Slamet.

b. Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata.

c. Peningkatan jatidiri budaya asli Pemalang melalui upaya

pengembangan sarana prasarana publik sebagai penunjang kegiatan

kesenian yaitu berupa pembangunan rumah budaya;

d. Pengembangan pemasaran pariwisata yaitu Optimalisasi Website

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang; kerja sama

promosi pariwisata dalam pelayanan kepada wisatawan pada masa

lebaran selama 11 hari; Partisipasi pada Even Travel Mart skala nasional

sebanyak 1 kali; Pelaksanaan Pemalang Tourism Expo (PTE) (Kegiatan

Promosi melibatkan Biro Perjalanan di tingkat Regional dengan

Pemalang sebagai tuan rumah) sebanyak 1 kali; Touring Marketing ke

luar daerah (didalam dan diluar Jawa Tengah) sebanyak 4 kali.

e. Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang

pariwisata yaitu Bintek Arung Jeram di Kabupaten Pemalang sebanyak

60 orang; Bintek Para pelaku usaha jasa pariwisata di Kabupaten

Pemalang sebanyak 2 kali (120 orang); Pembinaan kelembagaan

POKDARWIS di Kabupaten Pemalang sebanyak 4 kali (240 orang);

pelatihan ketrampilan pembuatan handycraft sebanyak 40 orang;

73

pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM Pariwisata sebanyak 5

kali.

8. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah sesuai

dengan prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan peningaktan

pelayanan publik melalui upaya pengembangan fasilitas publik,

pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan peningkatan

kualitas sumber daya aparatur pemerintah, melalui:

a. Peningkatan pengendalian pembangunan di ibukota kecamatan yang

merupakan pusat kegiatan lokal, melalui penataan ibukota kabupaten

dan kecamatan;

b. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan fasilitas publik melalui

pembangunan RTH di masing-masing kecamatan serta pembangunan

Taman Kota di Kawasan Perkotaan;

c. Pemanfaatan teknologi informasi dalam peningkatan pelayanan publik

melalui upaya pembangunan Pusat Pengembangan Informatika dan

Desa (PUSPINDES), pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SiDA),

pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik;

d. Pengembangan kawasan perkotaan melalui penataan kawasan

perdagangan jasa dan perkantoran dengan upaya pembangunan

gedung DPRD;

e. Pengembangan fasilitas publik sebagai pusat aktivitas masyarakat

melalui pengembangan Sport Centre;

f. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi kualitas sumber daya

aparatur pemerintah melalui pembinaan dan pengembangan aparatur

serta pengembangan manajemen kepegawaian.

74

anajemen

pembangunan

berbasis kinerja

memberikan konsekuensi logis yang

menuntut Pemerintah untuk bisa

berkinerja lebih maksimal. Fokus dari

proses pembangunan bukan hanya

sekedar melaksanakan program dan

kegiatan yang sudah direncanakan. Lebih dari itu, esensi dari manajemen

pembangunan berbasis kinerja adalah adanya orientasi untuk mendorong

perubahan, dimana program, kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat

yang digunakan untuk mencapai rumusan perubahan baik pada level keluaran

(output), hasil (outcome), maupun dampak (impact).

Akuntabilitas merupakan salah satu pilar yang menopang

pemerintahan menuju good governance sehingga mampu menunjukan sejauh

mana sebuah instansi pemerintah telah memenuhi tugasnya dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kerangka Pengukuran kinerja di

Pemerintah Kabupaten Pemalang dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan

Kinerja. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:

M BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

Organisasi

B. Realisasi Anggaran

C. Efisiensi Sumber Daya

D. Prestasi & Penghargaan

BAB

3 AKUNTABILITAS KINERJA

75

Capaian Indikator Kinerja

1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukkan makin rendahnya kinerja, digunakan

rumus :

2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau

semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja,

digunakan rumus :

atau

Capaian Indikator Sasaran

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa untuk memberikan

informasi yang lebih transparan mengenai keberhasilan atau ketidakberhasilan

pencapaian kinerja. Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran

disimpulkan berdasarkan "Metode Rata-rata Data Kelompok" dengan rumus

hitungan sebagai berikut:

Adapun dalam penyusunan laporan ini, pedoman yang digunakan untuk

menggambarkan skala nilai peringkat kinerja adalah Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 − (𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 − 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕)

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =(𝟐 𝒙 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕) − 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊

𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐒𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 :

= 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐤𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐱 𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐤𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐤𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

76

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana yang

tercantum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menyusun Indikator Kinerja

Utama (IKU) Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021. Selanjutnya, IKU tersebut

menjadi kerangka acuan untuk menetapkan Perjanjian Kinerja Bupati Tahun

2017. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan semua program dan kegiatan yang

telah dilaksanakan dapat dihitung persentase capaian kinerjanya guna menilai

sejauh mana sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2017.

Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang Tahun 2017 sebagaimana dalam

lampiran. Sedangkan masing-masing indikator tersebut diuraikan dalam tabel

sebagai berikut :

No. Interval Nilai

Realisasi Kinerja

Kriteria Penilaian

Realisasi Kinerja Kode

1. ≥ 90,10 Sangat Baik

2. 75,10 – 90,00 Tinggi

3. 65,10 - 75,00 Sedang

4. 50,10 - 65,00 Rendah

5. ≤ 50,00 Sangat Rendah

77

Tabel 3.2. Capaian Kinerja Tahun 2017

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

1

Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

A Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD

81 100 123.46 90 111.11

B Nilai LkjIP CC CC tercapai B belum tercapai

C

Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD

90 100 111.11 95 105.26

2

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

A Rata-rata lama sekolah 5.88 6.05 102.89 5.92 102.20

B Harapan lama sekolah 11.56 11.87 102.68 11.56 102.68

C Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100.00 100 100.00

D Angka Kelulusan SMP/Mts 100 100 100.00 100 100.00

E Angka Melanjutkan SD/MI 98.48 98.5 100.02 98.6 99.90

F Angka Melanjutkan SMP/MTs

87.8 87.82 100.02 88.2 99.57

3 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

Angka kunjungan ke perpustakaan

3.75 3.75 3.78 100.92 4.75

78

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

4 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

a Usia Harapan Hidup 72.96 72.87 99.88 73.35 99.35

b Angka Kematian Ibu (Per 100.000 kh)

116 100.26 113.56 100.00 99.74

c Angka Kematian Bayi (Per 1.000 KH)

9.5 5.57 141.32 7.50 125.67

d Angka Kematian Balita (Per 1.000 KH)

10.5 6.22 140.80 8.50 126.87

e Persentase Balita Gizi Buruk

0.029 0.014 150.34 0.025 142.39

5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

Total Fertility Rate (TFR) 2.54 2.54 2.55 99.61 2.5

6

Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah public

a Indeks Pembangunan Gender

84.53 84.46 99.92 85.89 98.34

b Indeks Pemberdayaan Gender

69.33 68.73 99.13 71.17 96.57

7

Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

Persentase PMKS yang tertangani

24.46 24.46 64.31 262.92 47.32

8

Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

a Persentase kepemilikan KTP

84 85.52 101.81 96.35 88.76

b Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran

83 83.15 100.18 92.5 89.89

9 a Produktivitas padi (kw/ha) 57.63 61.95 107.49 57.71 107.34

79

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

b Produktivitas jagung (kw/ha)

55.13 60.38 109.52 56.80 106.30

c Produktivitas Kedelai (kw/ha)

13 11.05 84.98 15.00 73.65

d Produksi komoditas peternakan utama

18,349,428 19,883,743 108.36 18,676,590 106.46

10

Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang BISA (Berimbang, Sehat, dan Aman)

a Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

78.3 92.70 118.39 88.00 105.34

b Ketersediaan cadangan pangan (ton)

15 15.00 100.00 60.00 25.00

11

Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

a Pertumbuhan Ekonomi 5.44 5.4 99.26 5.48 98.54

b PDRB Per Kapita 12,511,736.4 16,850,209.01 134.68 15,156,018.76 111.18

c Laju Inflasi 6.32 3.64 142.41 5.6 135.00

d Indeks Gini 0.22 0.28 72.73 0.2 60.00

e Tingkat Pengeluaran Perkapita

7,740,267 7,447,000 96.21 9,002,890.00 82.72

f Produksi perikanan tangkap

15,885,023 26,511,707 166.90 17,194,460.00 154.19

80

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

g Produksi perikanan budidaya

14,459,000 14,642,375 101.27 18,652,000.00 78.50

12 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

a Persentase koperasi sehat 30 38.64 128.80 30 128.80

b Persentase pertumbuhan IKM

6.1 6.14 100.66 7.30 84.11

13

Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

4.45 4.45 7.40 166.29 4.65

14 Meningkatnya kunjungan wisatawan

Peningkatan wisatawan 2.04 2.04 5.46 267.65 2.17

15 Menurunnya tingkat pengangguran

Tingkat Pengangguran Terbuka

7.03 7.03 5.59 120.48 6.87

16 Menurunnya penduduk miskin

Persentase penduduk miskin 17.4 17.4 17.34 100.34 15.40

17

Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

a Persentase jalan dalam kondisi baik

88 49.31 56.03 93 53.02

b Persentase jembatan dalam kondisi baik

97 96.74 99.73 100 96.74

c Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

63 68.17 108.21 75 90.89

d Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum

90 90.44 100.49 100 90.44

81

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

e Persentase saluran drainase dalam kondisi baik

67 67.07 100.10 71 94.46

f Persentase RTLH yang ditangani

9.74 8.11 83.22 15.00 54.04

g Cakupan wilayah kumuh 3 3.04 101.17 0.10 30.35

18

Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas

40 40 44.5 111.25 60

19 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak

100 100 84.08 84.08 100

20 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

Persentase penurunan konflik sosial

5 5 5 100.00 5

21 Meningkatnya nilai realisasi investasi

Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

729,604,689,677 729,604,689,67

7 859,982,152,

331 117.87 749,604,689,677

22

Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah

WDP WDP WTP tercapai WTP

82

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017

TARGET AKHIR RPJMD (2021)

KINERJA s/d 2017 (%)

TARGET REALISASI KINERJA (%)

23

Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD Pelayanan Publik

B B B tercapai B

24

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat

6 6 6 100.00 14

25

Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang

a Cakupan kelompok seni yang dibina

35 37 105.71 47 78.72

b Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

61 83 136.07 69 120.29

Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2018, diolah.

83

Untuk capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis dapat dilihat dalam tabel

di bawah ini:

Tabel 3.3. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017

NO Sasaran Strategis Jumlah Indikator Rata-rata Capaian Kinerja

1 2 3 4

A Misi 1

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

3 indikator 117.28

B Misi 2

1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

6 indikator 100.94

2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

1 indikator 100.92

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 5 indikator 129.18

4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB 1 indikator 99.61

5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik

2 indikator 99.53

6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

1 indikator 262.92

7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

2 indikator 101.00

C Misi 3

1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas 4 indikator 102.59

2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang BISA (Berimbang, Sehat, dan Aman)

2 indikator 109.20

3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

7 indikator 116.21

4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

2 indikator 114.73

5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

1 indikator 166.29

6 Meningkatnya kunjungan wisatawan 1 indikator 267.65

7 Menurunnya tingkat pengangguran 1 indikator 120.48

84

NO Sasaran Strategis Jumlah Indikator Rata-rata Capaian Kinerja

1 2 3 4

8 Menurunnya penduduk miskin 1 indikator 100.34

D Misi 4

1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

7 indikator 92.71

2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

1 indikator 111.25

3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan 1 indikator 84.08

E Misi 5

1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

1 indikator 100.00

F Misi 6

1 Meningkatnya nilai realisasi investasi 1 indikator 117.87

2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

1 indikator Tercapai

3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public

1 indikator Tercapai

4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

1 indikator 100.00

G Misi 7

1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang

2 indikator 120.89

Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ,

diolah.

Adapun analisis capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis sebagaimana yang tercantum pada tabel Hasil Capaian Kinerja Pemerintah

Kabupaten Pemalang tahun 2017 di atas adalah sebagai berikut :

85

1. Tingkat Keselarasan Antara Program RKPD dengan RPJMD

Indikator tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD

merupakan merupakan indikator baru yang termuat dalam Indikator Kinerja

Utama Kabupaten Pemalang Tahun 2017-2021. Hal ini merupakan bentuk

komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas perencanaan

pembangunan daerah. Harapannya dengan kualitas perencanaan yang baik akan

menjadi pondasi awal yang baik pula dari proses pembangunan daerah secara

menyeluruh.

Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Tingkat Keselarasan

Antara Program RKPD dengan RPJMD

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d.

2017

Tingkat

keselarasan

antara program

RKPD dengan

RPJMD

n.a 70 100 81 100 123.46 90 111.11

Sumber: Bappeda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Untuk tahun

2017, jumlah

program dan

kegiatan yang

tercantum dalam

RKPD adalah 210,

sedangkan jumlah

program dan

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016 2017

Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD

Sasaran Strategis 1 :

Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

86

kegiatan yang tercantum dalam RPJMD adalah 210. Berdasarkan hal tersebut,

maka tingkat keselarasannya adalah sebesar 100%. Realisasi ini melebihi target

yang sebesar 81%, sehingga capaian kinerjanya adalah sebsar 123,46%.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program perencanaan pembangunan daerah, melalui kegiatan:

a. Penyusunan rancangan RKPD

b. Penyelenggaraan musrenbang RKPD

c. Penetapan RKPD

d. Koordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)

2. Nilai LKjIP

Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media

pertanggungjawaban yang dilaksanakan periodik. Tahap akhir dari

pertanggungjawaban tersebut adalah dengan menyusun laporan akuntabilitas

yang nantinya akan dievaluasi dan diperoleh tingkatan akuntabilitas dengan

kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kategori Tingkatan Akuntabilitas

Kategori Nilai Interpretasi

AA > 90 – 100 Sangat Memuaskan

A > 80 – 90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja

tinggi dan sangat akuntabel

BB > 70 – 80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki

sistem kinerja yang andal

B > 60 – 70

Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki

sistem yang dapat digunakan untuk manajemen

kinerja dan perlu sedikit perbaikan

87

Kategori Nilai Interpretasi

CC > 50 – 60

Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup

baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat

digunakan untuk memproduksi informasi kinerja

untuk pertanggung jawaban, perlu beberapa

perbaikan tidak mendasar.

C > 30 – 50

Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat

diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen

kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan

perbaikan yang mendasar.

D 0 – 30

Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat

diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak

perbaikan, sebagian perubahan yang sangat

mendasar.

Sumber: Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015, diolah.

Pengukuran kinerja nilai LKjIP tahun 2017 merupakan pengukuran hasil

kinerja sepanjang tahun 2016. Untuk target kinerja nilai evaluasi LKjIP di tahun 2017

adalah CC (Cukup Memadai). Adapun tabel pengukurannya secara rinci adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.6. Pengukuran Kinerja Nilai LKjIP

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Nilai LkjIP C

(47.90)

C

(48.82)

CC

(55.06)

CC

CC

(58.69) tercapai

B

Belum

Tercapai

Sumber: Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel pengukuran di atas,

dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun

terdapat peningkatan nilai yang cukup

signifikan. Capaian kinerja pun sudah

tercapai (sesuai target). Namun jika

dibandingkan dengan target di akhir RPJMD,

maka masih diperlukan peningkatan kinerja

agar dapat mencapai kriteria nilai B.

Permasalahan

42.50

2014

48.82

2015

55.06

2016

58.69

2017

60.00

target 2021

88

a. Sistem perencanaan penganggaran dana manajeman kinerja belum

terintegrasi.

b. Belum adanya reward and punishment terhadap pencapaian kinerja.

c. Evaluasi internal terhadap capaian kinerja belum dilaksanakan secara rutin.

d. Capaian kinerja belum menjadi komponen untuk meningkatkan tunjangan

kinerja ASN.

e. Rencana aksi terhadap pencapaian kinerja belum dimonitoring dan evaluasi

pelaksanaannya.

Solusi

a. Menyusun sistem perencanaan penganggaran dana manajeman kinerja yang

terintegrasi.

b. Mendorong tersusunnya sistem reward and punishment terhadap pencapaian

kinerja.

c. Adanya evaluasi internal terhadap capaian kinerja yang dilaksanakan secara

rutin.

d. Capaian kinerja dijadikan sebagai salah satu komponen untuk meningkatkan

tunjangan kinerja ASN.

e. Adanya kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap rencana aksi atas

pencapaian kinerja.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan

keuangan, melalui kegiatan Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah

(LKJiP).

3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir

dalam RKPD

Indikator Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir

dalam RKPD merupakan indikator baru yang termuat dalam Indikator Kinerja

Utama Kabupaten Pemalang Tahun 2017-2021. Hal ini merupakan bentuk

komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas perencanaan

89

pembangunan daerah. Harapannya dengan kualitas perencanaan yang baik akan

menjadi pondasi awal yang baik pula dari proses pembangunan daerah secara

menyeluruh.

Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang

yang diakomodir dalam RKPD

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Persentase Prioritas

Usulan Hasil

Musrenbang yang

diakomodir dalam

RKPD

n.a 85 100 90 100 111.11 95 105.26

Sumber: Bappeda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Untuk tahun 2017, jumlah usulan kegiatan prioritas yang terhimpun dalam

Musrembang tingkat Kecamatan adalah 150, sedangkan jumlah usulan kegiatan

yang tercantum dalam RKPD adalah 150. Berdasarkan hal tersebut, maka tingkat

keselarasannya adalah sebesar 100%. Realisasi ini melebihi target 90 %, sehingga

capaian kinerjanya adalah sebesar 111,11%.

Program dan Kegiatan Penunjang

a. Penyusunan rancangan RKPD

b. Penyelenggaraan

musrenbang RKPD

c. Penetapan RKPD

d. Koordinasi

penyusunan Laporan

Keterangan

Pertanggung Jawaban

(LKPJ)

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016 2017

Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD

90

1. Rata-rata lama sekolah

Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling) didefinisikan sebagai

jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.

Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas.

RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun ke

atas proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25 tahun ke

atas juga mengikuti standar internasional yang digunakan United Nations

Development Programme (UNDP).

Tabel 3.8. Pengukuran Kinerja Rata-rata Lama Sekolah (RLS)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Rata-rata lama

sekolah 5.87 6.04 6.04 5.88 6.05 102.89 5.92 102.20

Sumber:BPS Jawa Tengah Tahun 2016, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui bahwa RLS masyarakat

Kabupaten Pemalang hingga tahun

2016 adalah 6,05 tahun. Artinya, rata-

rata tingkat bersekolah untuk

Kabupaten Pemalang adalah tidak

lebih dari tingkat kelas VII (SMP kelas

1). RLS Jawa Tengah adalah 7,15

tahun, dan jika dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah, RLS Kabupaten Pemalang

berada pada tingkat terrendah.

5.75

5.8

5.85

5.9

5.95

6

6.05

6.1

2104 2015 2016 2017

Rata-rata Lama Sekolah

Sasaran Strategis 2 :

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

91

Rata-rata Lama Sekolah pada 5 (lima) Kab./Kota di Jawa Tengah

Permasalahan

Layanan pendidikan non formal (Program Kejar Paket A, Paket B, dan Paket

C) sebagai alternatif untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah belum bisa

memberikan kontribusi secara optimal, dikarenakan dari sisi sarana prasarana, sisi

pengelola, dan pembiayaan belum tertata dan teranggarkan secara maksimal.

Solusi

Memberikan akses bagi lembaga pendidikan non formal yang sudah

menjadi satuan pendidikan untuk mendapatkan anggaran sarana dan prasarana

sehingga diharapkan tata kelola kelembagaan menjadi lebih baik dan

meningkatkan layanan pendidikan non formal.

2. Harapan lama sekolah

Angka Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling) merupakan

lamanya sekolah (tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur

tertentu di masa mendatang. HLS digunakan untuk mengetahui kondisi

pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. HLS dihitung pada usia 7

tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

6.05

6.12

6.17

6.18

6.26

5.9 5.95 6 6.05 6.1 6.15 6.2 6.25 6.3

Kab. Pemalang

Kab. Wonosobo

Kab. Brebes

Kab. Blora

Kab. Banjarnegara

T AHUN

92

Harapan Lama Sekolah pada 6 (enam) Kab./Kota di Jawa tengah

Berdasarkan data terakhir BPS, hingga tahun 2016 HLS untuk Provinsi Jawa

Tengah adalah 12,45 tahun. Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa

tengah, Pemalang berada di peringkat 5 (lima) terbawah, yaitu 11,87 tahun.

Sedangkan Harapan Lama Sekolah tertinggi adalah Kota Salatiga, yaitu sebesar

14,98 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun capaian kinerja sudah

melampaui target, namun pemerintah dan segenap pemangku kepentingan masih

memiliki tugas untuk terus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan HLS

Kabupaten Pemalang.

Tabel 3.9. Pengukuran Kinerja Harapan Lama Sekolah (HLS)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Harapan lama

sekolah 11.26 11.86 11.86 11.56 11.87 102.68 11.56 102.68

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.

11.37 11.4 11.51 11.67 11.87

14.98

0

2

4

6

8

10

12

14

16

tah

un

93

Permasalahan

Belum meratanya akses pendidikan

pada tingkat SLTA, terutama pada

Kecamatan Pulosari, Watukumpul,

dan Warungpring sehingga akan

mempengaruhi tingkat Harapan

Lama Sekolah pada kecamatan

tersebut.

Solusi

Pemerintah daerah telah menganggarkan pembebasan lahan untuk

pendirian unit sekolah baru pada jenjang pendidikan menengah SMA/SMK di

wilayah Kecamatan Watukumpul.

3. Angka Kelulusan SD/MI

Angka Kelulusan SD/MI merupakan perbandingan antara jumlah siswa

tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI dengan jumlah siswa tingkat tertinggi pada

jenjang SD/MI pada tahun sebelumnya.

Tabel 3.10. Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SD/MI

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisas

i 2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Targe

t Realisasi

Capaian

(%)

Targe

t

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Angka

Kelulusan SD/MI 99.91 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Untuk indikator angka kelulusan (AL) baik pada jenjang pendidikan tingkat

dasar 2016/2017 menunjukkan angka yang positif. Jumlah siswa lulus SD/MI pada

tahun 2017 adalah sebesar 24,401 siswa dan jumlah siswa tingkat tertinggi pada

tahun sebelumnya adalah 24,401 siswa, sehingga capaian kinerja tahun ajaran

2016/2017 mencapai angka 100%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa

masih semua peserta ujian dinyatakan lulus 100%.

10.911

11.111.211.311.411.511.611.711.811.9

12

2104 2015 2016 2017

Harapan Lama Sekolah

94

Permasalahan

Masih terdapat peserta ujian nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai

dengan jadwal ujian primer yang telah ditetapkan dalam Prosedur Opreasional

Standar Pelaksanaan Ujian Nasional (POS UN).

Solusi

Peserta Ujian Nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai dengan jadwal

utama dapat mengikuti jadwal susulan atau soal ujian nasional diberikan ditempat

perawatan bagi peserta ujian yang sakit dengan tetap mengacu pada ketentuan

POS UN.

4. Angka Kelulusan SMP/MTs

Angka Kelulusan SMP/MTs

diperoleh dari perbandingan jumlah

siswa tingkat tertinggi pada jenjang

SMP/MTs dibanding dengan jumlah

siswa tingkat tertinggi pada jenjang

SMP/Mts pada tahun sebelumnya.

Untuk indikator angka

kelulusan (AL) baik pada jenjang

pendidikan tingkat dasar 2016/2017

99.86

99.88

99.9

99.92

99.94

99.96

99.98

100

100.02

2104 2015 2016 2017

Angka Kelulusan Tahun 2017

AL SD/MI AL SMP/MTs

95

menunjukkan angka yang positif. Jumlah siswa lulus SMP/MTs pada tahun 2017

adalah sebesar 22.038 siswa dan jumlah siswa tingkat tertinggi pada tahun

sebelumnya adalah 22.038 siswa, sehingga capaian kinerja tahun ajaran 2016/2017

mencapai angka 100%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa masih

semua peserta ujian dinyatakan lulus 100%.

Tabel 3.11. Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SMP/MTs

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu

Realisasi 2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Targe

t Realisasi

Capaian (%)

Target

Akhir

Kinerja s.d. 2017

Angka

Kelulusan

SMP/MTs

99.96 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

Masih terdapat peserta ujian nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai

dengan jadwal ujian primer yang telah ditetapkan dalam Prosedur Operasional

Standar Pelaksanaan Ujian Nasional (POS UN).

Solusi

Peserta Ujian Nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai dengan jadwal

utama dapat mengikuti jadwal susulan atau soal ujian nasional diberikan ditempat

perawatan bagi peserta ujian yang sakit dengan tetap mengacu pada ketentuan

POS UN.

5. Angka Melanjutkan SD/MI

Angka melanjutkan SD/MI merupakan jumlah siswa baru tingkat SMP atau

sederajat dibanding dengan jumlah lulusan jenjang SD atau sederajat pada tahun

sebelumnya.

96

Tabel 3.12. Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SD/MI

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Angka Melanjutkan

SD/MI 98.65 98.65 98.58 98.48 98.5 100.02 98.6 99.90

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, Angka Melanjutkan SD/MI tahun 2017 adalah

98,5%. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di awal RPJMD, maka

capaian kinerja mencapai 100,02%.

Permasalahan

Belum terpenuhinya data tingkat penyebaran arus lulus pada jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Solusi

Perlu adanya sistem pendataan arus lulus yang lebih terukur dan terdeteksi

untuk mengetahui dengan jelas ke jenjang pendidikan selanjutnya.

6. Angka Melanjutkan SMP/MTs

Angka melanjutkan

SMP/MTs merupakan jumlah

siswa baru tingkat SMA atau

sederajat dibanding dengan

jumlah lulusan jenjang SMP atau

sederajat pada tahun

sebelumnya.

Angka Melanjutkan SMP/MTs pada tahun 2017 adalah 87,82%. Dibandingkan

dengan target yang telah ditetapkan di awal RPJMD, maka capaian kinerja

mencapai 100,02%.

75

80

85

90

95

100

2014 2015 2016 2017

Angka Melanjutkan Sekolah

AM SD/MI AM SMP/MTs

97

Tabel 3.13. Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SMP/MTs

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Angka Melanjutkan

SMP/MTs 85.6 87.6 88.28 87.8 87.82 100.02 88.2 99.57

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

Belum terpenuhinya data tingkat penyebaran arus lulus pada jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Solusi

Perlu adanya sistem pendataan arus lulus yang lebih terukur dan terdeteksi

untuk mengetahui dengan jelas ke jenjang pendidikan selanjutnya.

Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran antara lain:

a. Program Pendidikan Anak Usia Dini

1) Pembangunan gedung sekolah

2) Pembangunan sarana dan prasarana bermain

3) Pengadaan mebeluer sekolah

4) Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

5) Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini

6) Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan

Anak Usia Dini

7) Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal

b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

1) Pembangunan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan dasar

2) Rehabilitasi bangunan sekolah

3) Pemberian beasiswa

4) Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

5) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar

6) Penyelenggaraan akreditasi dan ujian sekolah/nasional

98

c. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Pelaksanaan sertifikasi pendidik

2) Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

3) Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi

4) Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)

5) Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi

6) Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga

kependidikan

7) Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi

pendidik

8) Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi

pendidik dan tenaga kependidikan

9) Pendataan tenaga pendidik dan kependidikan untuk kenaikan pangkat

d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1) Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pndidikan

2) Advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan

3) Penerapan sistem dan informasi menajemen pendidikan

Angka Kunjungan ke Perpustakaan

Angka Kunjungan ke Perpustakaan dihitung dari jumlah kunjungan ke

perpustakaan pada tahun tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 5-59

tahun pada tahun yang sama. Adapun perpustakaan yang dimaksud pada indikator ini

adalah Perpustakaan Daerah Kabupaten Pemalang.

Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

Sasaran Strategis 3 13:

99

Tabel 3.14. Pengukuran Kinerja Angka Kunjungan ke Perpustakaan

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Angka

kunjungan ke

perpustakaan

2.5 3.36 4.4 3.75 3.78 100.92 4.75 79.67

Sumber: Dinpusarda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Jumlah pengunjung perpustakaan

di sepanjang tahun 2017 sejumlah

39.324 orang, sedangkan untuk

jumlah penduduk usia 5-59 tahun

adalah sejumlah 1.039.113 orang.

Berdasarkan data tersebut, dapat

diketahui bahwa realisasi angka

kunjungan ke paerpustakaan adalah

sebesar 3,78, atau 100,92%

dibandingkan target. Untuk mencapai target akhir RPJMD, maka masih diperlukan

kinerja sebesar 20,33%.

Permasalahan

Belum terpenuhinya sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif

dan menarik yang mampu mendorong kunjungan masyarakat ke perpustakaan.

Solusi

Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana secara bertahap dan mengusulkan

rencana pembangunan gedung perpustakaan yang representatif dan terintegrasi

dengan gedung arsip.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2014 2015 2016 2017

Angka Kunjungan ke Perpustakaan

100

Program/Kegiatan Pendukung

Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, melalui

kegiatan:

a. Pemasyarakatan minat

dan kebiasaan membaca

untuk mendorong

terwujudnya masyarakat

pembelajar;

b. Pengembangan minat

dan budaya baca;

c. Supervisi, pembinaan dan

stimulasi pada

perpustakaan umum,

perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat;

d. Pelaksanaan koordinasi pengembangan perpustakaan;

e. Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerah;

f. Perencanaan dan penyusunan program budaya baca;

g. Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca;

h. Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah;

i. Penyediaan kelengkapan sarana layanan perpustakaan ;

j. Peningkatan minat dan budaya baca melalui penyelenggaraan lomba.

1. Usia Harapan Hidup

Usia harapan hidup didefinisikan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih

akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu

tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan

masyarakatnya. Usia harapan hidup menjadi salah satu indikator dalam mengukur

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

Sasaran Strategis 4 13:

101

indeks pembangunan manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan

melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan

dengan adanya peningkatan umur harapan hidup waktu lahir. Meningkatnya umur

harapan hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat

kesehatan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat.

Penghitungan indikator Usia Harapan Hidup diperoleh dari perbandingan

antara jumlah usia penduduk meninggal dengan jumlah penduduk yang

meninggal.

Tabel 3.15. Pengukuran Kinerja Usia Harapan Hidup

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Usia Harapan

Hidup 72.64 72.77 72.77 72.96 72.87 99.88 73.35 99.35

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.

Berdasarkan data

terakhir BPS pada tahun 2016,

Usia Harapan Hidup Kabupaten

Pemalang adalah 72,87 tahun.

Jika dibandingkan dengan

target 72,96 tahun, maka capaian kinerjanya adalah sebesar 99,88 %. Sedangkan

apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka kinerja hingga tahun 2017

adalah sebesar 99,35 %.

Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Jawa tengah, maka dari 35

Kabupaten/Kota, Kabupaten Pemalang berada di peringkat ke enam dari bawah.

Permasalahan

Belum optimalnya keterlibatan dan kerjasama lintas sektoral yang melibatkan

seluruh perangkat daerah yang terkait dengan usaha peningkatan Usia Harapan

Hidup.

72 72.5 73 73.5 74 74.5

Jawa Tengah

Kab. Pemalang

tahun

102

Solusi

Peningkatan keterlibatan dan kerjasama lintas sektoral yang melibatkan seluruh

perangkat daerah yang terkait dengan usaha peningkatan Usia Harapan Hidup,

meliputi perangkat daerah yang berwenang dalam bidang kesehatan, kesehatan

lingkungan, pemberantasan kemiskinan, sosial, tenaga kerja, dan lain-lain.

Program dan Kegiatan Penunjang

Seluruh program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten

Pemalang.

2. Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate adalah jumlah

kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan (42

hari) per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. Kondisi ini tidak

memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun

yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya,

bukan akibat kecelakaan.

65666768697071727374

tah

un

UHH pada 10 Kab/Kota di Jawa TengahHidup

103

Tabel 3.16. Pengukuran Kinerja Angka Kematian Ibu (AKI)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Angka Kematian

Ibu (Per 100.000

KH)

163 120 181 116 100.26 113.56 100 99.74

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 25 kasus

kematian ibu. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Angka Kematian Ibu (AKI)

tahun ini mengalami penurunan yang signifikan. Capaian kinerja mencapai 113,56%

dan bahkan telah melampaui target akhir RPJMD hingga 99,74 %. Hal ini didukung

beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pihak terkait, antara lain usaha

pemberdayaan masyakarat secara umum serta perangkat pemerintah untuk turut

serta memberikan pemantauan dan pendampingan ibu hamil resiko tinggi.

Berdasarkan tabel di atas, hingga capaian triwulan III Kabupaten Pemalang

masih berada di urutan ke-2 dengan kasus kematian ibu tertinggi di Provinsi Jawa

tengah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AKI Kabupaten Pemalang di tahun

2017 mengalami penurunan yang signifikan, namun tetap diperlukan upaya yang

tepat agar Kabupaten Pemalang tidak masuk dalam zona merah.

Permasalahan

a. Penanganan perawatan kehamilan yang tidak kompeten.

b. Keterlambatan penanganan di tempat rujukan.

c. Keterlambatan rujukan ibu hamil resiko tinggi.

d. Kondisi ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua.

e. Belum semua desa memiliki ambulan desa.

104

f. Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) belum dimanfaatkan secara maksimal.

Kasus kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 (data hingga Triwulan III)

Solusi

a. Pemantauan dan pendampingan ibu hamil dengan resiko tinggi (Resti) oleh

masyarakat dan kader.

b. Peningkatan kinerja dan keterampilan bidan dalam penanganan ibu hamil.

c. Peningkatan pelayanan rujukan ibu hamil resiko tinggi.

d. Kebijakan pemenuhan dan pemerataan tenaga bidan di desa.

e. Sosialisasi tentang pemanfaatan RTK kepada masyarakat di desa.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan & anak, dengan kegiatan:

a. Perawatan secara

berkala bagi ibu hamil bagi

keluarga kurang

mampu.

b. Pembinaan Tugas

Pokok &Fungsi bidan.

c. Peningkatan

Kesehatan Ibu & Bayi.

d. Pembinaan Kesehatan Keluarga.

105

3. Angka Kematian Bayi

Untuk RPJMD Tahun 2017-2021, disusun indikator Angka Kematian Bayi

secara terpisah. Sebelumnya, indikator mengenai kematian bayi dan anak dijadikan

satu dalam bentuk indikator Angka Kematian Bayi dan Balita. Hal ini bertujuan agar

dalam pencapaian kinerja dapat secara spesifik memberikan gambaran mengenai

angka kematian bayi.

Kematian bayi merupakan kematian yang terjadi antara saat setelah bayi

lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB)

adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1.000 kelahiran

hidup pada satu tahun tertentu.

Tabel 3.17. Pengukuran Kinerja Angka Kematian Bayi (AKB)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Angka Kematian

Bayi (Per 1.000

KH)

8.5 10 7.3 9.5 5.57 141.32 7.50 125.67

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 139 kasus

kematian bayi. Realisasi angka kematian bayi untuk tahun 2017 melebihi target

hingga mencapai 141,32%. Capaian ini juga telah melampaui tarhet akhir RPJMD

hingga sebesar 125,67%. Namun jka dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di

Jawa tengah, hingga capaian triwulan III Kabupaten Pemalang berada di urutan

106

ke-6 untuk kasus kematian bayi tertinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

hingga saat ini, Kabupaten Pemalang masih harus terus berupaya untuk

melakukan pembenahan, pembinaan, dan pendampingan agar tingkat kematian

bayi dapat terus diminimalisir.

Kasus kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah hingga Triwulan III

Permasalahan

a. Asfiksia, yaitu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan

teratur.

b. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

c. Penyakit infeksi yang diderita oleh bayi.

Solusi

a. Peningkatan pelayanan kesehatan neonatal, bayi dan balita.

b. Pemberian imunisasi lengkap.

c. Pengaplikasian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) di seluruh puskesmas.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja, dengan kegiatan:

a. Penyuluhan Kesehatan Anak dan Remaja.

b. Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja.

4. Angka Kematian Balita

Angka Kematian Balita (AKABa) merupakan angka kematian yang terjadi

pada bayi dan anak usia 0-59 bulan per 1.000 kelahiran hidup di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu. Angka ini diperoleh dengan cara menghitung jumlah

kematian balita (bayi dan anak balita yang meninggal usia 0-59 bulan) di suatu

wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di

wilayah dan pada kurun waktu yang sama x 1.000.

107

Tabel 3. 18. Capaian Kinerja Angka Kematian Balita (AKABa)

Indikator Kinerja

Capaian Tahun Lalu Capaian

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Angka Kematian

Balita (Per 1.000

KH)

9.3 11 9 10.5 6.22 140.80 8.50 126.87

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 155 kasus

kematian balita. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Angka Kematian Balita

(AKABa) mengalami penurunan yang cukup signifikan. Capaian kinerja mencapai

140,80 % dan bahkan telah melampaui target kinerja akhir RPJMD hingga 126,87 %.

Jika disandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah, hingga

capaian triwulan III Kabupaten Pemalang berada di urutan ke-9 untuk kasus

kematian balita tertinggi di Provinsi Jawa tengah. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa hingga saat ini, Kabupaten Pemalang masih harus terus berupaya untuk

melakukan pembenahan, pembinaan, dan pendampingan agar tingkat kematian

bayi dan balita dapat terus diminimalisir.

Permasalahan

a. Asfiksia, yaitu keadaan dimana balita tidak dapat bernapas secara spontan dan

teratur.

b. Balita dengan riwayat Berat Badan Lahir Rendah.

c. Penyakit infeksi yang diderita oleh bayi dan balita.

108

Solusi

a. Peningkatan pelayanan kesehatan balita.

b. Pemberian imunisasi lengkap.

c. Pengaplikasian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) di seluruh puskesmas.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja, dengan kegiatan:

c. Penyuluhan Kesehatan Anak dan Remaja.

d. Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja.

5. Persentase Balita Gizi Buruk

Persentase Balita Gizi Buruk merupakan persentase balita dalam kondisi

gizi buruk terhadap jumlah balita yang ada dalam wilayah tertentu. Status gizi

buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat

pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan

menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat

mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini memberikan

petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak

pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Dampak paling buruk yang

diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini.

Tabel 3.19. Pengukuran Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Persentase

Balita Gizi

Buruk

0.03 0.0087 0.047 0.029 0.014 150.34 0.025 142.39

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan

capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan jumlah balita

gizi buruk sebesar 17 anak, jika dibandingkan dengan jumlah balita pada waktu

yang sama, yaitu sebesar 118.039 anak, maka diperoleh realisasi sebesar 0,014

109

dengan capaian kinerja 150,34 %. Capaian ini telah melampaui target kinerja tahun

2017, bahkan telah memenuhi target yang telah ditetapkan dalam akhir periode

RPJMD tahun 2017-2021 hingga 142,39%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan

Kabupaten/Kota lain di Provinsi Jawa Tengah hingga triwulan ke III, maka

Kabupaten Pemalang berada pada peringkat ke-7 terrendah dalam kasus balita gizi

buruk.

Kasus balita dengan gizi buruk di Provinsi Jawa Tengah hingga Triwulan III

Permasalahan

a. Kurangnya penyerapan

gizi pada balita sebagai

akibat dari adanya

penyakit infeksi yang

diderita oleh balita.

b. Rendahnya pemahaman

masyarakat tentang gizi

yang menyebabkan

munculnya kesalahan

dalam memilih menu makanan bergizi yang terjangkau bagi masyarakat.

c. Masalah sosial dan ekonomi.

110

d. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pola asuh balita.

e. Perilaku keluarga yang kurang sehat.

f. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan balita yang belum

diberikan sesuai standar 90 hari makan. Hingga saat ini hanya mencapai 50-60

hari makan, karena unit cost yang terlalu kecil.

Solusi

a. Pelacakan balita kurus/gizi buruk.

b. Penyuluhan/ konseling inisiasi menyusu dini (IMD) sebagai langkah awal

pemenuhan gizi pada bayi baru lahir.

c. Kampanye mengenai Pemberian Asi Eksklusif dan Pemberian makanan pada

bayi dan anak (PMBA).

d. Pemberian makanan tambahan dan vitamin kepada balita, terlebih untuk balita

kurus/gizi buruk serta perawatan khusus untuk kasus balita gizi buruk sesuai

standar.

Program dan Kegiatan Penunjang

Program perbaikan gizi masyarakat, dengan kegiatan:

a. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi

b. Pemberian tambahan makanan dan vitamin

c. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan

Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi

Mikro Lainnya

d. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

111

Total Fertility Rate (TFR)

Total Fertility Rate (Rata-rata jumlah anak per keluarga) merupakan indikator

yang menunjukkan jumlah anak dibagi dengan jumlah keluarga di Kabupaten

Pemalang atau rata-rata jumlah bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu selama masa

reproduksi atau masa subur.

Tabel 3.20. Pengukuran Kinerja Total Fertility Rate

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Total Fertility

Rate (TFR) 2.39 2.49 2.55 2.54

2.55

99.61 2.5 98.00

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa target rata-rata jumlah anak

per keluarga sebesar 2,54 terealisasi sebesar 2,55 sehingga capaian kinerjanya

mencapai 99,61%. Dibandingkan target dan capaian tahun 2016 sebesar 93,31%, maka

capaian tersebut terjadi peningkatan. Capaian ini belum memenuhi target yang telah

ditetapkan atau direncanakan terwujud pada tahun 2016 dan belum mencapai target

yang telah ditetapkan dalam akhir periode RPJMD tahun 2016 yang mencapai 93,31%.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Jawa Tengah tahun 2016

sebesar 2,26 maka capaian ini lebih rendah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi TFR adalah menggunakan atau tidak

menggunakan metode kontrasepsi yang dikenal dengan CPR (Contraceptive

Prevalence Rate), dimana angka CPR Kabupaten Pemalang tahun 2015 sebesar 57,13

masih dibawah angka CPR Provinsi Jawa Tengah yang berarti bahwa hanya sekitar

57,13 % jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan seluruh pasangan usia subur.

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

Sasaran Strategis 5 13:

112

Semakin tinggi angka CPR maka semakin rendah/semakin baik angka TFR yang akan

dicapai.

Permasalahan

a. Masih adanya kehamilan yang tidak diinginkan terutama bagi pasangan usia subur

di bawah usia 20 tahun.

b. Belum terlayaninya pelayanan KB bagi masyarakat pada daerah sulit dijangkau.

Solusi

a. Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai program Keluarga

Berencana (KB) dengan menunda usia perkawinan khususnya bagi mereka yang

berpenghasilan rendah atau bagi keluarga pra sejahtera;.

b. Meningkatkan promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di

masyarakat dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).

c. Meningkatkan pelayanan KB dengan mendekatkan pelayanan melalui mobil

pelayanan keliling dan memberikan fasilitasi bagi warga miskin yang mengikuti KB

metode kontrasepsi jangka panjang.

Program dan Kegiatan Penunjang

a. Program Keluarga Berencana, melalui kegiatan:

1) Penyediaan Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin

2) Pelayanan KIE

3) Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu

4) Promosi Pelayanan Khiba

5) Pembinaan Keluarga Berencana

6) Pengadaan sarana prasarana dan mobilitas tim KB keliling

7) Peningkatan peran pria dalam keluarga berencana

8) Penyediaan operasional kegiatan Keluarga Berencana

9) Pengembangan keluarga berencana di wilayah sasaran khusus

113

b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja, melalui kegiatan:

1) Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)

2) Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat

3) Program pelayanan kontrasepsi, melalui kegiatan:

4) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi (ALAKONT)

5) Pelayanan KB medis operasi

6) Penguatan kemitraan dan implementasi KKBPK melalui momentum

1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indeks Pembangunan Gender merupakan indeks pencapaian kemampuan

dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhatikan

ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi

yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih

diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. .

IPG Kabupaten Pemalang tahun 2015 menunjukkan bahwa angka 84,46.

Sampai dengan tahun 2017, BPS belum dapat menghitung IPG Kabupaten

Pemalang sehingga IPG yang digunakan adalah IPG Kabupaten Pemalang Tahun

2015. Adapun tabel pengukuran kinerja IPG sebagai berikut:

Tabel 3.21. Pengukuran Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Indeks

Pembangunan

Gender

83.85 84.46 84.46 84.53 84.46 99.92 85.89 98.34

Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik

Sasaran Strategis 6

114

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2015 , diolah.

Permasalahan

a. Pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan

keadilan gender.

b. Masih rendahnya kualitas sumber daya perempuan sehingga tidak mampu

untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan mitra sejajarnya.

Solusi

a. Dalam upaya meningkatkan pendidikan ditempuh dengan memperluas

kesempatan masyarakat khususnya perempuan untuk mengikuti Program

Kejar Paket A.

b. Meningkatkan akses perempuan dalam bidang kesehatan.

Program dan Kegiatan Penunjang

a. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Fokus kegiatan pada peningkatan kualitas hidup perempuan dibidang

ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan peran dan posisi perempuan

dibidang politik dan jabatan publik, pelaksanaan sosialisasi yang terkait

dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pengembangan

materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender serta

pemberdayaan perempuan, peningkatan produktifitas ekonomi perempuan

dan pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesejahteraan dan

perlindungan anak.

b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak

Fokus kegiatan pada Advokasi dan fasilitasi PUG bagi Perempuan,

Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan

(P2TP2), Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang

berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak, Penguatan

kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, Peningkatan kapasitas dan

jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Pengembangan

Sistem Informasi Gender dan Anak, Penguatan kelembagaan

115

pengarusutamaan hak anak, Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan

kesejahteraan dan perlindungan anak, Fasilitasi peningkatan kapasitas forum

anak, Evaluasi pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta gender

dalam pembangunan, Pameran hasil karya perempuan dibidang

pembangunan, serta Kegiatan pembinaan organisasi perempuan.

c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Fokus kegiatan pada Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan

di daerah, Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan

korban KDRT, Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan, Sosialisasi

dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan,

Pengembangan dan sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan

terhadap perempuan dan anak, Fasilitasi upaya perlindungan perempuan

terhadap tindak kekerasan, Fasilitasi upaya perlindungan anak dari kekerasan

dan ABH, Pelatihan pelayanan dan pendampingan anak korban kekerasan dan

ABH, serta Pendidikan dan pelatihan pengasuhan anak bagi keluarga.

2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks yang digunakan

untuk mengkaji lebih jauh peranan perempuan dalam pengambilan keputusan. IDG

dibentuk berdasarkan tiga komponen yaitu keterwakilan perempuan dalam

parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan

ketatalaksanaan, dan sumbangan pendapatan.

IDG terakhir dirilis oleh BPS pada tahun 2015. Secara umum gambaran

capaian IDG tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan dengan IDG tahun 2014.

Hal ini tampak dari tabel di bawah ini.

116

Tabel 3.22. Pengukuran Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Indeks

Pemberdayaan

Gender

68.41 68.73 68.73 69.33 68.73 99.13 71.17 96.57

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2015, diolah.

Permasalahan

Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tidak mencapai

target karena penerimaan CPNS dilakukan berdasarkan kualifikasi pendidikan dan

hasil seleksi, bukan berdasarkan pertimbangan gender. Sementara itu persentase

partisipasi perempuan di lembaga legislatif tidak mencapai target karena

pemilihan anggota legislatif didasarkan pada hasil pemilihan masyarakat.

Sedangkan rasio angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas belum

tercapai dikarenakan terbatasnya program Kejar Paket A.

Hasil pemilu legislatif tahun 2014 menempatkan keterwakilan perempuan

sebagai anggota DPRD hanya sekitar 16 persen dari keseluruhan jumlah anggota

DPRD Kabupaten Pemalang. Sementara itu, perempuan sebagai tenaga

professional, manager, administrasi dan teknisi yang bekerja di lembaga eksekutif,

yudikatif serta lembaga swasta lainnya tidak lebih dari 46 persen dari seluruh

tenaga tenaga professional, manager, administrasi dan teknisi. Sedangkan

sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja (%) hanya sebesar 35,27%. Tetapi,

Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebagai ukuran peranan perempuan dalam

pengambilan keputusan dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang

semakin meningkat, meski relatif lambat.

117

Solusi

a. Dalam upaya meningkatkan pendidikan ditempuh dengan memperluas

kesempatan masyarakat khususnya perempuan untuk mengikuti Program

Kejar Paket A;

b. Untuk kegiatan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak

yang outputnya berupa terlatihnya institusi pengelola pengarusutamaan

gender dan anak kedepan dalam menetapkan jumlah peserta direncanakan

secara matang sehingga kegiatan dapat dilaksanakan.

c. Untuk melaksanakan penyuluhan pencegahan akibat penyakit menular seksual

khususnya dalam melakukan tes darah guna mendeteksi secara dini

keterjangkitan HIV AIDS, sasarannya lebih diperluas lagi terutama di kalangan

masyarakat yang dianggap potensial mengidap/tertular HIV AIDS.

Program dan Kegiatan Penunjang

a. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan

Fokus kegiatan pada peningkatan kualitas hidup perempuan dibidang

ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan peran dan posisi perempuan

dibidang politik dan jabatan publik, pelaksanaan sosialisasi yang terkait

dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pengembangan

materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender serta

pemberdayaan perempuan, peningkatan produktifitas ekonomi perempuan

dan pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesejahteraan dan

perlindungan anak.

b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak

Fokus kegiatan pada Advokasi dan fasilitasi PUG bagi Perempuan,

Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan

(P2TP2), Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang

berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak, Penguatan

kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, Peningkatan kapasitas dan

jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Pengembangan

Sistem Informasi Gender dan Anak, Penguatan kelembagaan

118

pengarusutamaan hak anak, Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan

kesejahteraan dan perlindungan anak, Fasilitasi peningkatan kapasitas forum

anak, Evaluasi pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak, Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta gender

dalam pembangunan, Pameran hasil karya perempuan dibidang

pembangunan, serta Kegiatan pembinaan organisasi perempuan.

c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

Fokus kegiatan pada Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan

di daerah, Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan

korban KDRT, Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan, Sosialisasi

dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan,

Pengembangan dan sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan

terhadap perempuan dan anak, Fasilitasi upaya perlindungan perempuan

terhadap tindak kekerasan, Fasilitasi upaya perlindungan anak dari kekerasan

dan ABH, Pelatihan pelayanan dan pendampingan anak korban kekerasan dan

ABH, serta Pendidikan dan pelatihan pengasuhan anak bagi keluarga.

Persentase PMKS yang Tertangani

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,

keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau

gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi

kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani dan sosial secara memadai dan wajar.

Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran,

kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan/keterpencilan dan

perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti

terjadinya bencana.

Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

Sasaran Strategis 7

119

Adapun yang termasuk dalam kategori PMKS adalah penyandang cacat, anak

terlantar, anak nakal, anak balita terlantar, anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi,

korban tindak kekerasan/diperlakukan salah, lanjut usia terlantar, tuna susila,

pengemis, gelandangan, bekas warga binaan pemasyarakatan, keluarga

penyalahgunaan NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berrumah tidak layak huni,

keluarga bermasalah sosial psikologis, komunitas adat terpencil, korban bencana

alam, korban bencana sosial, pekerja migran terlantar, serta penyandang

HIV/AIDS/orang dengan HIV/AIDS.

Tabel 3.23. Pengukuran Kinerja Persentase PMKS yang Tertangani

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase PMKS

yang tertangani 11.3 13.03 18.05 24.46 64.31 262.92 47.32 135.90

Sumber: Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan RPJMD Tahun 2017-2021, indikator mengenai PMKS adalah

“Persentase PMKS yang tertangani”. Adapun bentuk penanganannya mencakup

kegiatan pelayanan dan bantuan.

Pada tahun 2017, jumlah PMKS di

Kabupaten Pemalang sebesar 239.688

orang. Sebanyak 154.138 orang telah

mendapatkan pelayanan, dan 154.148

orang mendapatkan bantuan.

Berdasarkan data tersebut, maka rata-

rata jumlah PMKS yang telah tertangani

adalah sebesar 64,31, jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan target kinerja untuk tahun 2017 yang hanya sebesar 24,46

Capaian kinerja untuk tahun 2017 sebesar 262,92.

Kondisi tersebut di atas terjadi karena terdapat alokasi dana dari pemerintah

pusat yang meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai

(BPNT), Bantuan Taman Anak Sejahtera (TAS) dan Pelayanan, Bantuan Kepada Eks

0

10

20

30

40

50

60

70

2014 2015 2016 2017

Persentase PMKS yang tertangani

120

Napza, Bantuan Sosial Disabilitas (ASKB), dan Bantuan Sosial Lanjut Usia ( ASLUT) Non

Potensial. Program dari Pemerintah pusat tersebut memberikan sumbangsih capaian

kinerja sebesar 64%.

TABEL 3.24. REKAPITULASI KEGIATAN BIDANG SOSIAL S/D DESEMBER 2017

NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER

DANA BANTUAN PELAYANAN

1 3 4 5

1 Fasilitasi Manajemen Usaha bagi

Keluarga Miskin

- 100 Org APBD II

2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi

Keluarga Miskin

25 Org 100 Org APBD II

3 Bantuan Taman Anak Sejahtera (TAS)

dan Pelayanan

- LKSA Al Fitroh Bojongbata Pemalang 25 AT 25 AT APBN

NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER

DANA BANTUAN PELAYANAN

1 3 4 5

- LKSA Darun Al Aitam 25 AT 25 AT APBN - LKSA NU Moga 20 AT 25 AT APBN

4 Pembinaan bagi Eks PGOT 20 Org 20 Org APBD II

5 Bimbingan Integrasi Layanan Alat

bantu bagi Penyandang Disabilitas 20 Org 20 Org

APBD II

6 Pendayagunaan para Penyandang

Cacat dan Eks Trauma

20 Org 20 Org APBD II

7 Pendayagunaan bagi Tuna

Netra/Rungu Wicara 20 Org 20 Org

APBD II

8 Pelatihan dan Ketrampilan bagi Anak

Jalanan 20 Org 20 Org

APBD II

9 Bimbingan dan Motivasi bagi Korban

Tindak Kekerasan (KTK) 20 Org 20 Org

APBD II

10 Pembinaan bagi Eks Napza 20 Org 20 Org APBD II

11 Pembinaan bagi Eks PSK 20 Org 20 Org APBD II

12 Pendidikan dan pelatihan bagi

Penyandang Cacat dan Eks Trauma

- 30 Org APBD II

13 Bantuan Sosial bagi Cacat Permanen 200 Org - APBD II

14 340 Anak 340 Org APBD II

121

Pengembangan Bakat dan Ketrampilan

bagi Anak Terlantar

15 Pelatihan dan Ketrampilan Praktek

Kerja bagi Anak Terlantar

32 Anak 32 Org APBD II

16 Program Keluarga Harapan Non Tunai 41,592 KK 41,592 KK APBN

17 Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 110,577 KK 110,577 KK APBN

18 Bantuan Sosial Disabilitas (ASKB) 10 Org 10 Org APBN

19 Bantuan Sosial Lanjut Usia ( ASLUT)

Non Potensial 50 Org 50 Org

APBN

20 Bantuan kepada Korban Bencana 238 KK 238 KK APBD II

21 Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial

Ekonomi 20 org 20 org

APBD II

22 Pendayagunaan Para Penghuni Panti

Jompo 100 Org 100 Org

APBD II

23 Bantuan Sosial Lanjut Usia Potensial 100 Org 100 Org APBD II

24 Peringatan Hari Lanjut Usia 100 KK 100 Org APBD II

NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER

DANA BANTUAN PELAYANAN

1 3 4 5

25 Bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS)

Utk LU 208 Org 208 Org

APBD I

26 Unit Pelayanan Sosial Keliling Untuk

Disabilitas

100 Org 100 Org APBD I

27 Bantuan kepada Orang Terlantar 111 Org 111 Org APBD II

28 Pengiriman PMKS ke Balai-Balai 80 Org 80 Org APBD II

29 Bantuan Kepada Eks Napza 25 Org 25 org APBN

154,138 154,148

Jumlah PMKS Tahun 2017 239,688

Pelayanan = 154,138

239,688

= 64

Bantuan = 154,148

239,688

= 64.312

122

Permasalahan

a. Hingga saat ini di Kabupaten Pemalang belum mempunyai shelter (rumah

singgah) sebagai tempat penanganan pasca penjaringan Pengemis, Gelandangan,

Orang Gila, dan Tunawisma (PGOT) dan Pekerja Seks Komersial (PSK) sehingga

menyulitkan tim dalam melaksanakan tanggung jawabnya (khususnya untuk

orang dengan gangguan psikotik).

b. Belum optimalnya pendayagunaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

yang meliputi pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial/yayasan, embrional

maupun desa, karang taruna, wanita pemimpin pendayagunaan sosial, dunia

usaha, wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat dan jumlah sarana sosial.

Solusi

a. Membangun shelter (rumah singgah) sendiri sehingga mempermudah dalam

penanganan untuk PGOT dan PSK. Untuk sementara, PGOT dan PSK yang terjaring

dirujuk ke panti sosial.

b. Meningkatkan pendayagunaan PSKS melalui koordinasi lintas sektoral.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, melalui kegiatan:

1) Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial

pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya.

2) Pelatihan ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin.

123

3) Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin.

4) Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi.

5) Fasilitasi upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.

b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:

1) Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi,

perdagangan perempuan dan anak.

2) Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk

anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal.

3) Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi

kesejahteraan sosial bagi PMKS.

4) Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya

penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan.

5) Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat

darurat dan kejadian luar biasa.

c. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dengan kegiatan:

1) Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma.

2) Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma.

d. Program pembinaan panti asuhan /panti jompo, dengan kegiatan Pendayagunaan

para penghuni PA/jompo.

e. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit sosial lainnya), dengan kegiatan Pemberdayaan eks

penyandang penyakit sosial.

f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:

1) Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha.

2) Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial

masyarakat.

3) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat.

g. Program pembinaan anak terlantar, dengan kegiatan:

1) Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar.

124

2) Pengembangan bakat dan ketrampilan anak terlantar.

Guna mencapai sasaran meningkatnya kualitas pelayanan administrasi

kependudukan melalui sistem informasi administrasi kependudukan, pada RPJMD

tahun 22017-2021 ditetapkan 2 indikator yaitu persentase Kepemilikan Kartu Tanda

Penduduk bagi wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kepemilikan Akta Kelahiran di

Kabupaten Pemalang.

1. Persentase Kepemilikan KTP

Kepemilikan KTP di Kabupaten Pemalang sebagaimana yang tertuang

dalam Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Pemalang

Tahun 2017-2021 didefinisikan sebagai penduduk wajib KTP yang telah memiliki KTP

elektronik dan penduduk yang telah melakukan rekam KTP elektronik. Untuk

tahun pertama RPJMD Tahun 2017-2021, capaian kinerjanya adalah sebesar 101,81

%. Angka ini diperoleh dari perbandingan jumlah yang sudah rekam KTP-el di

Kabupaten Pemalang dengan jumlah penduduk wajib KTP.

Tabel 3.25. Pengukuran Kinerja Persentase Kepemilikan KTP

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase

kepemilikan

KTP

95.99 95 83.04 84 85.52 101.81 96.35 88.76

Sumber : Disdukcatpil Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Sasaran Strategis 8

125

Dari jumlah penduduk Kabupaten

Pemalang pada tahun 2017, jumlah

penduduk usia 17 tahun ke atas

yang wajib memiliki KTP elektronik

(Wajib KTP) sebesar 1.071.722

orang, sedangkan penduduk usia

17 tahun yang yang sudah rekam

KTP elektronik sejumlah 916.538 orang.

Permasalahan

a. Keberadaan wajib KTP Elektronik yang masih berada di luar daerah karena

sekolah/kuliah, buruh kerja, boro kerja dan sebagainya yang berpengaruh

terhadap capaian perekaman KTP Elektronik.

b. Keterbatasan ketersediaan blanko KTP Elektronik dari Pemerintah Pusat.

c. Sarana prasarana yang masih terbatas.

Solusi

a. Penyisiran penduduk wajib KTP Elektronik yang belum melakukan perekaman

KTP Elektronik dengan prioritas desa/ kelurahan yang potensi wajib KTP belum

rekam masih tinggi, guna percepatan penyelesaian perekaman KTP Elektronik.

b. Peningkatan kegiatan sosialisasi ke desa/ kelurahan serta melalui media

elektronik radio (baik pemerintah/ swasta).

c. Pelayanan jemput bola dan mobil pelayanan keliling.

d. Melakukan kerjasama dengan paguyuban penduduk boro kerja guna

pendataan serta mobilisasi penduduk untuk melakukan perekaman KTP

elektronik.

e. Pengajuan permohonan blanko KTP Elektronik ke Pemerintah Pusat secara

berkala.

f. Pelayanan pencetakan dengan skala prioritas bagi penduduk guna pemenuhan

persyaratan antara lain BPJS, kerja, Imigrasi, Perbankan dan kebutuhan

mendesak lainnya.

g. Optimalisasi pencetakan Surat Keterangan pengganti KTP Elektronik.

75

80

85

90

95

100

2014 2015 2016 2017

Persentase Kepemilikan KTP

126

h. Penyediaan sarana prasarana secara bertahap baik Printer Cetak KTP

Elektronik maupun smartcard reader (pembaca KTP Elektronik).

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan:

a. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.

b. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan

pemeliharaan).

c. Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan (termasuk catatan sipil).

d. Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan (termasuk

catatan sipil).

e. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat (termasuk catatan sipi).

f. Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil).

g. Penyusunan kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).

h. Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).

i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

j. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil.

k. Penataan dan pemeliharaan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

l. Pelayanan Mobile kependudukan dan pencatatatan sipil.

m. Sinkronisasi kebijakan, kelembagaan dan regulasi administrasi kependudukan.

n. Pembangunan jaringan koneksitas data administrasi kependudukan.

o. Peningkatan Pelayanan akta kematian.

p. Standarisasi pelayanan administrasi kependudukan.

127

q. Pendataan dan penertiban dokumen kependudukan.

2. Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran

Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 472.11/4954/SJ

Tanggal 31 Agustus 2015 tentang Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta

Kelahiran di kalangan Anak Usia 0-18 tahun, untuk indikator kinerja “Persentase

Anak memiliki Akta kelahiran” yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2017-2021

diperoleh dengan cara menghitung jumlah anak (usia 0-18 tahun) yang telah

mempunyai Akta kelahiran dibandingkan dengan jumlah seluruh anak usia 0-18

tahun.

Tabel 3.26. Pengukuran Kinerja Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran

Indikator Kinerja

Capaian Tahun Lalu Capaian

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase Anak

memiliki Akta

Kelahiran

94.72 80 81.50 83 83.15 100.18 92.5 89.89

Sumber: Disdukcatpil Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Pada tahun 2017, jumlah anak

usia 0-18 tahun yang sudah mempunyai

Akta kelahiran sebanyak 377.738 orang.

Apabila dibandingkan dengan jumlah

keseluruhan anak usia 0-18 tahun yang

sudah mempunyai akta kelahiran

sejumlah 454.285 orang, maka diperoleh

capaian kinerja sebesar 83,15 %. Pencapaian kinerja ini telah melampaui target 83

% , sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,18 %. Hal ini dapat tercapai karena

makin tingginya kesadaran masyarakat untuk mencatatkan kelahirannya serta

prosedur pengurusan yang makin mudah.

Permasalahan

Belum optimalnya capaian kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0 - 18 tahun.

707580859095

100

2014 2015 2016 2017

Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran

128

Solusi

a. Pendataan anak berkenaan dengan kepemilikan akta kelahiran

b. Peningkatan keg iatan sosialisasi ke desa/ kelurahan serta melalui media

elektronik radio (baik pemerintah/ swasta).

c. Pelayanan jemput bola ke desa dan pelayanan mobil keliling.

d. Peningkatan capaian kepemilikan akta kelahiran anak kejasama dengan kader

PKK.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan:

a. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil.

b. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.

c. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan

pemeliharaan).

d. Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan (termasuk catatan sipil).

e. Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan (termasuk

catatan sipil).

f. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat (termasuk catatan sipi).

g. Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil).

h. Penyusunan kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).

i. Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).

j. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

k. Penataan dan pemeliharaan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.

l. Mobil Pelayanan Kependudukan dan Pencatatatan Sipil.

m. Sinkronisasi kebijakan, kelembagaan dan regulasi administrasi kependudukan.

n. Pembangunan jaringan koneksitas data administrasi kependudukan.

o. Peningkatan Pelayanan akta kematian.

p. Standarisasi pelayanan administrasi kependudukan.

q. Pendataan dan penertiban dokumen kependudukan.

129

1. Produktivitas Padi

Nilai produktivitas padi menunjukkan

kemampuan hasil panen dalam satuan

luas per hektar. Indikator ini diperoleh

dari perhitungan jumlah total produksi

padi dalam satuan kwintal dibanding

luas lahan dalam satuan hektar. Jumlah

produksi padi sepanjang tahun 2017

adalah sebesar 5.615.240 kwintal, sedangkan luas lahan sawah padi seluas 90.647

ha. Dengan demikian. produktivitas padi pada tahun 2017 adalah sebesar 61,95

kw/ha. Dibandingkan dengan target sebesar 57,63 kw/ha, maka capaian kinerja

pada tahun 2017 adalah 107,94%.

Tabel 3.27. Pengukuran Kinerja Produktivitas Padi

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Produktivitas

padi (kw/ha) 64.08 57 57.96 57.63 61.95 107.49 57.71 107.34

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

a. Masih rendahnya penguasaan aplikasi teknologi budidaya (jajar legowo, SRI /

System Rice Intensification, dan salibu/salinan ibu) terkait rendahnya tingkat

pendidikan dan terbatasnya kecakapan petani.

Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

Sasaran Strategis 9

52

54

56

58

60

62

64

66

2014 2015 2016 2017

Produktivitas Padi (kw/ha)

130

b. Masih rendahnya pengunaan teknologi pertanian modern (power thresher,

combine harvester, mesin tetas, chopper/mesin pencacah rumput, dll) terkait

mahalnya harga alat dan mesin pertanian teknologi modern.

c. Masih tingginya serangan organisme penganggu tanaman (OPT).

Solusi

a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek

teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknolgi alat dan mesin

pertanian/peternakan, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan

terpadu.

b. Pengembangan teknologi untuk proses produksi tanaman pertanian yang

diikuti dengan inovasi produk dan proses produksi, misalnya dengan sistem

diversifikasi tanaman, meningkatkan masa tanam dan panen dari dua kali

setahun menjadi tiga kali setahun.

c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan

penerapan teknologi

pertanian/perkebunan,

dengan kegiatan

penelitian dan

pengembangan teknologi

pertanian/perkebunan

tepat guna.

b. Produktivitas padi pada tahun 2017 dapat mencapai bahkan melebihi target

yang ada. Adapun faktor yang mendukung pencapaian target tersebut dari

program dan kegiatan di atas antara lain:

1) Upaya peningkatan teknologi budidaya dengan menggunakan sistem

tanam jajar legowo. Yakni sistem tanam dengan cara mengatur jarak

131

tanam, agar mampu menampung populasi tanaman lebih banyak dengan

tanaman efek pinggir yang lebih banyak.

2) Penggunaan benih padi varietas unggul yakni benih padi varietas Inpari

Unsoed 79 Agritan. Benih padi ini spesifik ditanam lahan sawah daerah

pesisir, yang pada musim kemarau tidak bisa ditanami padi karena

peningkatan salinitas (kadar garam) pada saluran irigasinya.. Penanaman

benih padi varietas ini dilakukan di Desa Nyamplungsari Kecamatan

Petarukan seluas 100 Ha dan menghasilkan produktivitas 8,2 kw/ha.

Sebelum menggunakan benih padi varietas Inpari Unsoed 79 Agritan, Desa

Nyamplungsari hanya bisa tanam 1 (satu) kali saja, setelah menggunakan

varietas ini dapat tanam setahun 2 (dua) kali dengan hasil maksimal.

2. Produktivitas jagung

Jagung adalah salah satu komoditas pangan alternatif selain padi (beras).

Produktivitas jagung diperoleh dengan cara menghitung jumlah produksi jagung

(dalam kwintal) dibagi dengan luas area tanaman jagung.

Pada tahun 2017 petani dikenalkan pada benih jagung varietas unggul, yakni

Bisi 18 varietas dengan kecenderungan tahan serangan OPT hama putih (bule).

Sebelumnya, petani di Pemalang menggunakan benih jagung varietas pioneer dan

lokal.

Jumlah produksi jagung sepanjang

tahun 2017 adalah sebesar 509.790

kwintal, sedangkan luas lahan sawah

padi seluas 8.443 ha. Dengan

demikian, produktivitas jagung pada

tahun 2017 adalah sebesar 60,38

kw/ha. Dibandingkan dengan target

sebesar 55,13 kw/ha, maka capaian kinerja pada tahun 2017 adalah 109,52 %.

0

10

20

30

40

50

60

70

2014 2015 2016 2017

Produktivitas Jagung (kw/ha)

132

Tabel 3.28. Pengukuran Kinerja Produktivitas Jagung

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Produktivitas jagung (kw/ha)

n.a 54.72 60.96 55.13 60.38 109.52 56.80 106.30

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

a. Masih rendahnya pengunaan teknologi pertanian modern (power thresher,

combine harvester, chopper/mesin pencacah rumput, dan lain-lain) terkait

mahalnya harga alat dan mesin pertanian teknologi modern.

b. Banyak petani yang masih menggunakan varietas benih tanaman yang

kurang/belum sesuai dengan lingkungan tanam di Kabupaten Pemalang.

c. Masih tingginya serangan organisme penganggu tanaman (OPT).

Solusi

a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek

teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin

pertanian, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.

b. Pencarian varietas baru dengan membuat demplot dari berbagai varietas

benih jagung, sehingga benar-benar dipilih varietas yang sesuai dengan

lingkungan tumbuh di Kabupaten Pemalang.

c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, dengan kegiatan

penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna.

b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan:

1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

2) Pengolahan lahan dan air pertanian/perkebunan

3) Pencegahan, penanggulangan dan pengendalian hama, penyakit tanaman

dan organisme pengganggu pertanian dan perkebunan.

133

3. Produktivitas Kedelai

Kedelai adalah salah satu komoditas pertanian yang dijadikan sebagai

indiKator dalam RPJMD Tahun 2017-2021. Produktivitas kedelai diperoleh dengan

cara menghitung jumlah produksi kedelai (dalam kwintal) dibagi dengan luas area

tanaman kedelai.

Tabel 3.29. Pengukuran Kinerja Produktivitas Kedelai

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Produktivitas

kedelai (kw/ha) n.a 11.83 15.12 13 10.74 82.62 15.00 71.60

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Taun 2017, diolah.

Produtivitas komoditas kedelai dari

target 13 kw/ha hanya tercapai 10,74

kw/ha. Jumlah produksi kedelai

sepanjang tahun 2017 adalah sebesar

1.160 kwintal untuk luas area tanam

seluas 108 ha. Berdasarkan data

tersebut, maka capaian kinerja pada

tahun 2017 adalah 82,62 %.

Permasalahan

a. Varietas benih kedelai yang ditanam belum adaptif dengan lingkungan tumbuh

di Kabupaten Pemalang sehingga banyak tanaman yang gagal panen.

b. Minat petani menanam kedelai masih rendah karena dianggap kurang

menguntungkan.

c. Adanya serangan OPT Ulat.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2014 2015 2016 2017

Produktivitas Kedelai (kw/ha)

134

Solusi

a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek

teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin pertanian

dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.

b. Pencarian varietas baru dengan membuat demplot dari berbagai varietas benih

kedelai, sehingga benar-benar dipilih varietas yang sesuai dengan lingkungan

tumbuh di Kabupaten Pemalang.

c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, dengan kegiatan

penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna.

b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan:

1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

2) Pengolahan lahan dan air pertanian/perkebunan

3) Pencegahan, penanggulangan dan pengendalian hama, penyakit tanaman

dan organisme pengganggu pertanian dan perkebunan.

4. Produksi Komoditas Peternakan Utama

Untuk RPJMD Tahun 2017-2021, terdapat perbedaan cakupan komoditas

untuk indikator yang sama, yaitu indikator “Produksi Komoditas Peternakan

Utama”. Apabila di RPJMD sebelumnya cakupannya adalah komoditas daging sapi,

kerbau, kambing, dan domba dalam satuan ekor, namun kini indikator tersebut

merupakan penjumlahan total dari hasil produksi komoditas daging dan telur,

dengan rincian sebagai berikut:

A. Produksi Daging

1 Sapi 913,328

2 Kambing 903,767

3 Domba 196,645

4 ayam pedaging 8,319,296

5 ayan petelur 91,000

135

A. Produksi Daging

6 ayam buras 2,155,212

7 Itik 296,444

Total 12,875,692

B. Produksi Telur

1 Telur

2 ayam petelur 1,267,033

3 ayam buras 3,130,325

4 Itik 2,610,693

Total 7,008,051

Total Produksi Peternakan Utama 19,883,743

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan data di atas,

terdapat 2 (dua) komoditas

dengan jumlah produksi yang

perbedaannya cukup

signifikan dibandngkan

dengan target, yaitu

komoditas ayam pedaging

dan kambing. Hal ini terkait

minat masyarakat menjadi peternak ayam pedaging meningkat, seiring mudahnya

budidaya ternak ayam dengan prospek usaha yang menguntungkan dibanding

beternak hewan lain. Disamping itu, minat masyarakat beternak kambing tinggi

seiring peningkatan kebutuhan masyarakat akan daging, terutama saat daging

sapi mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi.

Realisasi di awal RPJMD periode Tahun 2017-2021 relatif sangat

memuaskan. Untuk target sebesar 18.349.428, terrealisir sebesar 19.883.743.

Artinya, capaian kinerja untuk tahun 2017 mencapai 108,36 %.

0

5,000,000

10,000,000

15,000,000

20,000,000

25,000,000

2014 2015 2016 2017

Produksi Komoditas Peternakan Utama

136

Tabel 3.30. Pengukuran Kinerja Produksi Komoditas Peternakan Utama

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Produksi

komoditas

peternakan

utama (kg)

n.a 18,119,

345

18,704,

533

18,349,

428

19,883,

743 108.36

18,676,

590 106.46

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Taun 2017, diolah.

Permasalahan

a. Masih rendahnya penguasaan aplikasi teknologi inseminasi buatan, terkait

rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya kecakapan peternak.

b. Masih rendahnya pengunaan teknologi peternakan modern, misalnya mesin

tetas, terkait mahalnya harga alat dan mesin peternakan teknologi modern.

c. Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha sampingan, belum menjadi

usaha utama sehingga hasilnya belum maksimal.

Solusi

a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi peternak supaya mereka lebih melek

teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin

peternakan, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.

b. Memberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha peternakan, baik

melalui koperasi, kerjasama dengan bank pemerintah atau lembaga-lembaga

lain seperti kemitraan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan produksi hasil peternakan, dengan kegiatan

pengembangan agrobisnis peternakan.

b. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan, dengan kegiatan :

1) Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna

2) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

3) Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna

137

1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Pola Pangan Harapan adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila

dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Nilai konsumsi

pangan masyarakat yang terdiri dari 9 (sembilan) kelompok pangan diantaranya

padi-padian umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak,

kacang-kacangan, gula, sayur dan buah dan lain-lain. Melalui pendekatan PPH ini,

kualitas konsumsi pangan penduduk dapat dicerminkan dari besaran skor PPH,

dengan skor maksimal sebesar 100.

Tabel 3.31. Pengukuran Kinerja Skor Pola Pangan Harapan

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi 2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Pola Pangan

Harapan (PPH) 89.2 72.1 77.8 78.3 92.70 118.39 88.00 105.34

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Sejak tahun 2016, perhitungan skor Pola Pangan Harapan (PPH)

menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan

oleh BPS. Target skor PPH untuk tahun 2017 sebesar 7,8. Adapun realisasinya

adalah sebesar 92,7 dengan rincian sebagai berikut:

Kelompok Pangan Skor PPH

- Padi-padian 25.00

- Umbi-umbian 1.00

- Pangan hewani 18.80

- Minyak dan lemak 4.90

- Buah/biji berminyak 0.60

- Kacang-kacangan 10.00

Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan

Sasaran Strategis 10

138

Kelompok Pangan Skor PPH

- Gula 2.40

- Sayur dan buah 30.00

- Lain-lain 0.00

Total 92.70

Berdasarkan data tersebut, maka capaian skor PPH untuk tahun 2017 mecapai

118,26 % dan jika dibandingkan dengan target kinerja hingga akhir RPJMD, maka

capaiannya sebesar 105,23 %.

Permasalahan

a. Pola konsumsi masyarakat

yang masih belum

memahami pola pangan

harapan (keragaman

konsumsi pangan),

sehingga cenderung hanya

fokus pada pemenuhan

konsumsi karbohidrat (padi-

padian) saja.

b. Pemahaman masyarakat yang masih minim tentang pemilihan bahan pangan

yang alami dan cenderung lebih memilih pangan instan yang lebih mudah

dikonsumsi.

c. Keamanan pangan khususnya jajanan anak sekolah yang kurang sehat, banyak

mengandung bahan tambahan yang bukan untuk pangan.

Solusi

a. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan

B2SA.

b. Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragam pangan, melalui sosialisasi

jajanan makanan anak sekolah dan pemanfaatan pekarangan bagi kaluarga

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2014 2015 2016 2017

Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

139

dengan dibentuknya kelompok wanita tani di pedesaan. Hal ini dimaksudkan

untuk meningkatkan skor pola pangan harapan (PPH) masyarakat.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Desa Mandiri Pangan; melalui kegiatan:

a. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)

b. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

c. Penyuluhan konsumsi Bergizi, Beragam, Sehat dan Aman (B2SA)

d. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (OPP)

2. Ketersediaan Cadangan Pangan

Cadangan pangan daerah adalah cadangan pangan tertentu bersifat pokok

seperti misalnya beras, serta cadangan lain berupa pangan pokok masyarakat di

daerah setempat. Pengembangan cadangan pangan bertujuan untuk

meningkatkan penyediaan pangan untuk menjamin pasokan pangan yang stabil

antar waktu, memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami keadaan

darurat dan kerawanan pangan pasca bencana, meningkatkan akses pangan

kelompok masyarakat rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir

dan/dalam kondisi darurat karena bencana maupun masyarakat rawan pangan

kronis karena kemiskinan.

Tabel 3.32. Pengukuran Kinerja Ketersediaan Cadangan Pangan

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Ketersediaan

cadangan

pangan (ton)

25 8 6 15.00 16.00 106.67 60.00 26.67

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

140

Ketersediaan cadangan

pangan merupakan indikator

baru yang ada di RPJMD tahun

2017-2021. Sepanjang rencana

pembangunan untuk 5 (lima)

tahun ke depan, ditargetkan

pemenuhan cadangan pangan

hingga 60 ton, dan di bagi dalam lima tahapan. Untuk tahun 2017, target

ketersediaan cadangan pangan adalah sebesar 15 ton, dan realisasinya 16 ton,

sehingga capaian kinerjanya adalah 106,67 %. Dibandingkan dengan ketersediaan

cadangan pangan di tahun 2016, maka tampak adanya peningkatan yang

signifikan. Dan jika dihitung hingga akhir RPJMD, maka capaian kinerjanya adalah

sebesar 26,67%.

Permasalahan

Tidak ada permasalahan yang mendasar dalam pencapaian target kinerja.

Berdasarkan hal tersebut, maka untuk tahun-tahun selanjutnya akan tetap perlu

ditingkatkan dengan cara:

a. Pengembangan cadangan pangan daerah

b. Pengembangan lumbung pangan desa

c. Pengembangan desa mandiri pangan

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan), dengan

kegiatan:

a. Penanganan daerah rawan pangan

b. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan

c. Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat

d. Pengembangan cadangan pangan daerah

e. Pengembangan desa mandiri pangan

f. Pengembangan diversifikasi tanaman

25

86

16

0

5

10

15

20

25

30

2014 2015 2016 2017

Ketersediaan Cadangan Pangan (ton)

141

g. Pengembangan lumbung pangan desa

h. Peningkatan mutu dan keamanan pangan

i. Penyuluhan sumber pangan alternatif

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat

regional (provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah

untuk menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Pertumbuhan

ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Makin

tinggi pertumbuhan ekonomi, biasanya makin tinggi pula kesejahteraan

masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.

Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator utama pembangunan

ekonomi daerah diukur dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Secara umum

dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi Kabupaten Pemalang mengalami

pertumbuhan. Hal ini dilihat berdasarkan PDRB Harga Konstan, dimana pada

Tahun 2016 sebesar Rp. 15.463.800,55 juta, pada tahun 2017 naik menjadi

Rp16.299.154,01 juta atau naik sebesar 5,40%.

Adapun capaian kinerja untuk indikator kinerja pertumbuhan ekonomi

tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.33. Pengukuran Kinerja Pertumbuhan Ekonomi

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Pertumbuhan

Ekonomi 5.5 5.5 5.31 5.44 5.40 99.26 5.48 98.54

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

Sasaran Strategis 11

142

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang relatif stagnan. Pada tahun

2017 sebesar 5,40% lebih rendah dari target yang telah ditentukan sebesar 5,44%.

Secara umum pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pemalang

mengalami percepatan walaupun tidak signifikan.

2. PDRB Per Kapita

PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang

diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Data

statistik ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah. PDRB perkapita diperoleh dari hasil

bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang

bersangkutan. Pertumbuhan PDRB yang dikaitkan dengan pertumbuhan

penduduk, belum sepenuhnya menunjukkan sebagai indikator kenaikan taraf

hidup masyarakat. Hal tersebut didasari antara lain : (1) PDRB hanya mengacu pada

aspek ekonomi, sedangkan kesejahteraan mencakup aspek ekonomi maupun non

ekonomi; dan (2) pertumbuhan PDRB yang tinggi belum tentu menjamin bahwa

distribusi pendapatan relatif merata di kalangan penerima pendapatan, karena

dalam prakteknya tidak semua faktor produksi, khususnya SDM, memiliki akses

yang sama untuk terlibat langsung dalam aktivitas produksi.

Untuk melihat gambaran kesejahteraan masyarakat maka indikator yang

tepat digunakan adalah pendapatan perkapita. Pertumbuhan pendapatan

perkapita Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 berdasarkan harga berlaku

5.01

5.32

5.575.53 5.5

5.315.4

4.7

4.8

4.9

5

5.1

5.2

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Pemalang 2011-2017

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

143

sebesar Rp21.842.454,13 meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang

sebesar Rp20.036.515,72 atau meningkatkan sebesar 9,01 %. Sampai dengan tahun

2017.

Bila dilihat

perkembangan besarnya

pendapatan perkapita

Kabupaten Pemalang sejak

tahun 2011 sampai dengan

2017, telah meningkat

sebesar 71,11%. Hal ini dapat

dilihat pada Tabel di bawah yang menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan

penduduk dan peningkatan pendapatan di Kabupaten Pemalang.PDRB per kapita

dihitung dari seluruh nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi suatu daerah

dibagi jumlah penduduk daerah tersebut.

PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang

diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Data

statistik ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun,

PDRB per kapita Kabupaten Pemalang menunjukkan kecenderungan meningkat

dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan bahwa kesejahteraan masyarakat

Kabupaten Pemalang semakin meningkat. Adapun capaian kinerja PDRB per

kapita tahun 2017 seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.34. Pengukuran Kinerja PDRB Per Kapita

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

PDRB Per

Kapita

13,898,

669.42

14,673,

696.23

15,463,

800.55

12,511,

736.40 16,850, 209.01

134.68 15,156,

018.76 111.18

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

0.00

5,000,000.00

10,000,000.00

15,000,000.00

20,000,000.00

2014 2015 2016 2017

PDRB Per Kapita

144

Permasalahan

Secara umum perekonomian berjalan cukup baik. Faktor yang

menyebabkan pelambatan perekonomian adalah kerusakan jalan menyebabkan

faktor transportasi lebih mahal. Biaya produksi menjadi lebih mahal, mengurangi

pendapatan dan nilai tambah. faktor yang menyebabkan peningkatan

pertumbuhan adalah kenaikan produksi pertanian yang berimbas pada kenaikan

perdagangan dan industri yang secara langsung berkaitan dengan pertanian.

3. Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan

kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh

terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan kenaikan harga-

harga secara umum dan terus-menerus.

Tabel 3.35. Pengukuran Kinerja Laju Inflasi

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu

Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Laju Inflasi 7.38 3.52 2.33 6.32 3.64 142.41 5.6 135

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah

Salah satu indikator ekonomi

yang berkaitan dengan

peningkatan harga barang

dan jasa secara umum adalah

tingkat inflasi. Tingkat inflasi

di Kabupaten Pemalang pada

tahun 2017 tercatat sebesar

3,64%. Kondisi ini naik apabila dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2016

yang sebesar 2,33 %. Hal ini Terjadi peningkatan inflasi dibanding tahun 2016, faktor

penyebab adalah kenaikan pada faktor bahan makanan (beras) dan transportasi.

Dengan demikian jika dibandingkan dengan tahun 2016, maka untuk tahun 2017

2.82.04

6.527.38

3.52

2.33

3.64

Laju Inflasi

145

daya beli masyarakat akan kebutuhan barang dan jasa serta tingkat konsumsi

mengalami penurunan.

Mengacu pada kriteria Bank Dunia, maka inflasi tersebut masih tergolong

rendah. Besarnya komulatif inflasi yang single digit itu mengindikasikan bahwa

keadaan ekonomi cukup stabil untuk kelangsungan jalannya roda perekonomian

dan pembangunan.

Permasalahan

Faktor penyebab adanya peningkatan inflasi adalah kenaikan pada faktor

bahan pokok (beras) dan transportasi.

Solusi

a. Mengoptimalkan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

b. Melakukan penambahan stok, pengendalian fluktuasi harga, serta

pengawasan bahan pokok (beras).

4. Indeks Gini

Distribusi pendapatan (income distribution) merupakan salah satu indikator

penting perkembangan perekonomian daerah. Kondisi ekonomi daerah yang baik

tidak hanya ditandai oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat,

tetapi juga dengan adanya pemerataan distribusi pendapatan yang lebih baik.

Distribusi pendapatan yang relatif baik ditandai oleh kondisi dimana perbedaan

antar golongan masyarakat kaya dan miskin yang tidak terlalu menyolok dalam

perekonomian daerah yang bersangkutan. Interpretasi: bila angka yang diperoleh

mendekati angka nol, maka distribusi pendapatan dikatakan sangat merata.

Sedangkan bila angka mendekati satu maka sangat timpang.

146

Tabel 3.36. Pengukuran Kinerja Indeks Gini

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Indeks Gini 0.28 0.31 0.31 0.22 0.28 72.73 0.2 60.00

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah

Permasalahan

Terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor yang menyebabkan

ketimpangan distribusi pendapatan antara lain :

1. Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan menurunnya pendapatan per

kapita;

2. Masih tingginya jumlah penduduk miskin;

3. Tingkat pengangguran yang relatif masih tinggi.

Solusi

Untuk mengurangi ketimpangan

distribusi pendapatan pemerintah

menggalakkkan Program

Penanggulangan Kemiskinan yakni

antara lain menjaga stabilitas harga

bahan kebutuhan pokok, mendorong

pertumbuhan yang berpihak pada

rakyat miskin, menyempurnakan dan memperluas cakupan program

pembangunan berbasis masyarakat, Meningkatkan akses masyarakat miskin

kepada pelayanan dasar Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan

sosial bagi masyarakat miskin.

5. Tingkat Pengeluaran Perkapita

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah

tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun

produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah

0.26

0.27

0.28

0.29

0.3

0.31

0.32

2014 2015 2016 2017

Indeks Gini

147

tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan

maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada

pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk

konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak

lain.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang

lalu,sedangkan untuk bukan makanan dihitung selama sebulan dan 12 bulan yang

lalu. Baik konsumsi makanan maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan

ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran rata-

rata per kapita diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga

(baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.

Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Pemalang tahun

2017 sebesar Rp.620.583,-per bulan. Jumlah ini masih lebih kecil bila dibandingkan

dengan wilayah sekitarnya namun masih lebih tinggi dari garis kemiskinan yang

ditetapkan BPS pada tahun 2017 yaitu Rp 331.384,- per bulan. Rata-rata

pengeluaran yang rendah ini digunakan 54,45% untuk makanan dan 45,55 untuk

konsumsi non makanan. Rata-rata pengeluaran penduduk per kapita Kabupaten

Pemalang masih lebih rendah dari rata-rata pengeluaran penduduk per kapita

Provinsi Jawa Tengah. Adapun tingkat pengeluaran per kapita Kabupaten

Pemalang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.37. Pengukuran Kinerja Tingkat Pengeluaran Perkapita

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Tingkat

Pengeluaran

Perkapita

6,911,000 7,177,000 7,177,000 7,740,267 7,447,000 96.21 9,002,890 82.72

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah

148

Permasalahan

a. Rendahnya konsumsi rumah

tangga;

b. Masih tingginya angka

kemiskinan;

c. Rendahnya perndidikan;

d. Rendahnya pendapatan per

kapita;

e. Jumlah tanggungan dalam keluarga;

f. Meningkatnya jumlah pinjaman penduduk.

Solusi

a. Menambah lapangan pekerjaan dengan menciptakan usaha-usaha baru

melalui investasi; Dengan adanya perusahann baru dapat menaikkan

penyerapan tenaga kerja sehingga orang-orang yang belum memiliki

penghasilan dapat berpenghasilan.

b. Menaikkan tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja, yang akan

mempengaruhi upah yang diterima. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh

terhadap upah yang diterima dan upah yang yang tinggi akan mempengaruhi

konsumsi.

c. Memberi kemudahan-kemudahan dalam prosedur investasian, menghilangkan

hambatan pada proses investasiserta menjamin keamanan dan keuntungan

dalam berinvestasi sehingga investor tertarik untuk berinvestasi.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Fokus kegiatan pada: penyusunan data base tenaga kerja daerah, peningkatan

profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur blk, pengadaan bahan dan

materi pendidikan dan ketrampilan kerja, pendidikan dan pelatihan

ketrampilan bagi pencari kerja, penilaian kinerja lembaga pelatihan kerja

6,600,000

6,800,000

7,000,000

7,200,000

7,400,000

7,600,000

2014 2015 2016 2017

Tingkat Pengeluaran Perkapita

149

swasta, penyusunan profil lembaga pelatihan kerja swasta serta bimbingan

program pemagangan ke luar negeri.

b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Fokus kegiatan ini pada: penyusunan dan penyebarluasan informasi bursa

tenaga kerja, penyiapan tenaga kerja siap pakai, pemberian fasilitasi dan

mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat, pelaksanaan

kegiatan padat kerja darurat, pendampingan pengelolaan unit bursa kerja

khusus serta peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri.

c. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

Fokus kegiatan pada Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis

antara usaha besar dan Usaha Kecil Menengah; Koordinasi perencanaan dan

pengembangan penanaman modal; Pengawasan dan evaluasi kinerja dan

aparatur Badan Penanaman Modal Daerah; Penyelenggaraan pameran

investasi

d. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

Fokus kegiatan pada Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan

pelayanan penanaman modal serta Kajian kebijakan penanaman modal.

e. Progam Penanganan Pengaduan di Bidang Investasi dan Perijinan

Fokus kegiatan pada Fasilitasi penyelesaian permasalahan di bidang investasi

150

6. Produksi Perikanan Tangkap

Perikanan tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan organisme air

lainnya di alam liar (laut, sungai, danau, dan badan air lainnya). Indikator ini

menunjukkan jumlah

produksi perikanan

tangkap dalam

satuan kilogram.

Idelanya,

penetapan rencana

pembangunan

daerah bersifat

berkelanjutan. Hal ini

termasuk dalam hal penetapan target dari tahun ke tahun. Namun untuk RPJMD

Tahun 2017-2021, penetapan target awal ditentukan jauh lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Hal ini terkait dengan kondisi sebagai

berikut:

a. Adanya Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang

antara lain mengatur perluasan kewenangan provinsi di sektor kelautan mulai

berlaku efektif pada tahun 2017 ini. Jika semula kewenangan provinsi dari 4-12

mil kini diperluas menjadi 0-12 mil. Hal ini selanjutnya menghapus kewenangan

Kabupaten/Kota di bidang kelautan.

b. Adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015

tentang larangan penggunaan cantrang.

Tabel 3.39. Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Tangkap

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Produksi perikanan tangkap (kg)

28,139,245

26,882,859

27,092,348

15,885,023

26,511,707 166.90 17,194,

460 154.19

Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

151

Berdasarkan tabel kinerja di atas, produksi perikanan tangkap di tahun

2017 adalah sebesar 26.511.707 kg. Capaian tersebut menurun apabila

dibandingkan dengan produksi tahun 2016 yang sebesar 27.092.348 kg. Hal ini

antara lain disebabkan oleh adanya pendangkalan muara yang menjadi alur keluar

masuk kapal. Namun jika disandingkan dengan target tahu 2017, realisasinya telah

melampaui target hingga mencapai 166,90%, dan jika dibandingkan dengan target

akhir RPJMD, kinerja di tahun 2017 juga telah melampaui, yaitu hingga sebesar

154,90%.

Permasalahan

a. Pendangkalan muara/alur keluar masuk kapal.

b. Masih ada nelayan yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah

lingkungan.

Solusi

a. Dilakukan pengerukan 2 (dua) kali dalam satu tahun.

b. Pembinaan dan sosialisasi agar menumbuhkan kesadaran pada nelayan untuk

menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap.

b. Pembangunan tempat pelelangan ikan.

c. Rehabilitasi sedang/berat tempat pelelangan ikan

d. Penyediaan sarana perikanan tangkap

e. Pembangunan Pangkalan

Pendaratan Ikan

f. Pengelolaan dan pemulihan

sumberdaya ikan

g. Pengembangan usaha penangkapan

ikan dan usaha nelayanan skala kecil

25,000,000

26,000,000

27,000,000

28,000,000

29,000,000

2014 2015 2016 2017

Produksi Perikanan Tangkap

152

7. Produksi Perikanan Budidaya

Perikanan budidaya adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan

ikan atau organisme air lainnya.

Tabel 3.40. Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Budidaya

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Produksi

perikanan

Budidaya (kg)

9,954, 600 12,008,780 13,921,419 14,459,000 14,642,375 101.27 18,652,000 78.50

Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Luas Lahan perikanan di Kabupaten Pemalang meliputi luas tambak 2.127

Ha dan luas kolam 30 Ha. Jumlah produksi perikanan budidaya pada tahun 2017

sebesar 14.642.375 kg atau 101.27% dari target 14.459.000 kg. Capaian tersebut naik

dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 13.921.419 kg. Kemudian apabila

dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2011-2016, maka capaian tahun 2017

mencapai 78,50 % dari target yang ditetapkan sebesar 18.652.000 kg.

Permasalahan

Limbah budidaya udang vaname berpotensi mengakibatkan pencemaran

lingkungan.

Solusi

a. Setiap pembudidaya udang vaname agar membuat tandon untuk pengelolaan

air.

b. Agar dilakukan treatmen air.

c. Adanya kesepakatan pengaturan dan penggunaan saluran tambak.

d. Penerapan Manejemen Pengelolaan air tambak.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pengembangan budidaya perikanan, dengan kegiatan:

1) Pengembangan bibit ikan unggul

2) Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan

3) Pembinaan dan pengembangan perikanan

153

4) Pelatihan budidaya perikanan

b. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar,

dengan kegiatan:

1) Reservasi hewan air

2) Pengembangan/pembuatan demplot kolam air payau dan air tawar

3) Pengembangan kawasan minapolitan

1. Persentase Koperasi Sehat

Tabel 3.41. Pengukuran Kinerja Persentase Koperasi Sehat

Indikator

Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Persentase

koperasi sehat 31.33 29.9 38.16 30 38.64 128.80 30 128.80

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Sampai dengan akhir tahun 2017, berdasarkan penilaian tingkat kesehatan

terhadap koperasi yang mempunyai unit KSP/USP yang dilaksanakan pada tahun

2017 mendapatkan hasil sebagai berikut:

a. Koperasi sehat sebanyak 38,64%;

b. Koperasi cukup sehat sebanyak 59, 09%;

c. Koperasi tidak sehat atau dalam pengawasan sebesar 2,27%.

Berdasarkan hasil penilaian kesehatan koperasi tersebut, jika dibandingkan

dengan capaian di tahun 2016 dimana capaian koperasi sehat sebesar 38,16% maka

capaian di tahun 2016 menunjukkan adanya peningkatan koperasi sehat sebesar

0,48% dan untuk koperasi cukup sehat turun sebesar 0,12%, karena yang cukup

sehat beralih menjadi sehat atau naik peringkat. Untuk target persentase koperasi

Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

Sasaran Strategis 12

154

sehat pada tahun 2017 adalah sebesar 30% sedangkan capaiannya 38,64% sehingga

tingkat indikator capaian mencapai 128,80%.

Permasalahan

a. Masih tingginya angka

koperasi yang tidak aktif.

b. Rotasi pengurus di

koperasi yang relatif cepat

(rata-rata kepengurusan

adalah 3 tahun), sehingga

keterampilan manajerial antar pengurus tidak setara.

Solusi

a. Pembinaan koperasi yang tidak aktif menjadi aktif.

b. Pembinaan koperasi yang tidak sehat menjadi sehat.

c. Pembubaran koperasi yang tidak aktif.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan kegiatan:

a. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi.

b. Pembinaan, pengawasan, dan penghargaan koperasi berprestasi.

c. Penyebaran model-model pola pengembangan koperas.

d. Rintisan penerapan teknologi sederhana/manajemen modern pada jenis usaha

koperasi.

e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.

2. Persentase Pertumbuhan IKM (Industri Kecil Menengah)

Persentase Pertumbuhan IKM merupakan indikator baru yang

diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Untuk itu, kinerja tahun 2017

belum dapat disandingkan dengan kinerja untuk tahun-tahun sebelumnya.

0

20

40

60

2014 2015 2016 2017

Persentase Koperasi Sehat

155

Tabel 3.42. Pengukuran Kinerja Pertumbuhan IKM

Indikator Kinerja

Capaian Tahun Lalu Capaian

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Persentase

pertumbuhan

IKM

n.a 5.5 5.87 6.10 6.14 100.66 7.30 84.11

Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Pada tahun 2016 jumlah

unit usaha IKM adalah 12.764

unit usaha dan pada akhir tahun

2017 naik menjadi 13.548 unit

usaha. Hal ini menunjukkan

adanya pertumbuhan sebesar

784 unit usaha (tumbuh 6,14%)

dari target pertumbuhan tahun 2017 sebesar 6,10%, sehingga untuk pertumbuhan

IKM pada tahun 2017 telah mencapai target sebesar 100,66%. Jika dibandingkan

dengan target akhir RPJMD, mak capaian kinerja di tahun 2017 telah mencapai

84,11%.

Permasalahan

a. Masih banyaknya industri kecil dan menengah yang belum memiliki ijin usaha.

b. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses dan pemasaran

produksi.

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

2014 2015 2016 2017

Persentase Pertumbuhan IKM

156

Solusi

a. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan usaha serta alih teknologi

industri.

b. Fasilitasi pelayanan klinik

usaha, sertifikasi merk,

HAKI (Hak Atas Kekayaan

Intelekual), SNI (Standar

Nasional Indonesia),

produk halal, sarana

kemasan dan pelatihan

kewirausahaan.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Pengembangan Industri Kecil & Menengah, dengan kegiatan:

a. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya

b. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster

industri

c. Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan

menengah

d. Penyelenggaraan dan Partisipasi Kegiatan Pasar Rakyat

e. Partisipasi Pameran Produk Unggulan Daerah di tingkat Regional, Nasional dan

Internasional

f. Fasilitasi Program program penunjang kegiatan Dekranasda

g. Partisipasi dan Fasilitasi Kegiatan Lomba Rancang Busana

h. Pelatihan dan Pembinaan Perbengkelan Elektronika

i. Pembinaan dan Ketrampilan Pendukung Program Desa Binaan PKK

j. Pembinaan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Masyarakat Mitra Desa Binaan

P2MBG

k. Pelatihan Ketrampilan Pengolahan Makanan

l. Pelatihan ketrampilan untuk pengembangan kemampuan IKM

m. Pembinaan fasilitasi kemasan IKM

157

n. Pembinaan dan pelatihan di tempat kerja bagi IKM

o. Pembinaan dan pelatihan AMT bagi IKM

p. Pembinaan dan pelatihan ketrampilan bahan bangunan dan kimia

q. Pembinaan dan pelatihan pengolahan hasil perikanan dan kelautan

r. Pembinaan fasilitasi merek bagi IKM

s. Pembinaan dan pelatihan industri logam, mesin dan perekayasaan

t. Fasilitasi pengembangan industri tekstil dan produk tekstil

u. Fasilitasi pengembangan industri aneka kerajinan

1. Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap

PDRB

Pada tahun 2017, target persentase pertumbuhan kontribusi sektor

Perdagangan terhadap PDRB sebesar 4,45% dan berdasarkan rilis terakhir BPS

yang dikeluarkan per Februari 2018, realisasi pertumbuhan kontribusi sektor

perdagangan terhadap PDRB adalah 7,40 % atau tingkat capaian sebesar 166,29 %.

Tabel 3.43. Pengukuran Kinerja Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu

Realisasi 2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

n.a n.a 8.99 4.45 7.40 166.29 4.65 159.14

Sumber: BPS Kabupaten Pemalang tahun 2017, diolah.

Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

Sasaran Strategis 13

158

Permasalahan

Adanya faktor yang bersifat ekternal,

kondisi makro, dan kondisi ekonomi

politik, diantaranya :

1. Belum terdapat database tentang

potensi di bidang perdagangan yang

terintegrasi;

2. Melambatnya perekonomian global

yang mengakibatkan turunnya

permintaan eksport non migas Kabupaten Pemalang;

Solusi

Memberikan fasilitasi dan kemudahan sektor perdagangan agar bisa berkembang,

khususnya pada sektor riil (pedagang kecil yang memiliki potensi ekspor rendah).

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan dan pengembangan ekspor, melalui kegiatan:

1) Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri

2) Pengembangan data base informasi potensi unggulan

3) Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi

terkait/asosiasi/pengusaha

4) Penguatan jejaring perdagangan dengan eksportir

5) Peningkatan promosi berskala perdagangan internasional

b. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri, melalui kegiatan:

1) Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk

2) Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan

3) Pengembangan pasar lelang daerah

4) Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan

5) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perdagangan

6) Fasilitasi Penyelenggaraan Pasar Murah

0

2

4

6

8

10

2014 2015 2016 2017

Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan

terhadap PDRB

159

Peningkatan Wisatawan

Penghitungan indikator Peningkatan WIsatawan dilakukan dengan cara

membandingkan jumlah wisatawan pada tahun tertentu dengan jumlah wisatawan

tahun sebelumnya.

Tabel 3.44. Pengukuran Kinerja Peningkatan Wisatawan

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Peningkatan wisatawan

n.a 29.77 5.24 2.04 5.46 267.65 2.17 251.61

Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan,

pada tahun 2017 jumlah wisatawan yang

berkunjung ke obyek wisata berjumlah

1.066.539 orang. Jumlah ini naik lebih dari

100% dari tahun sebelumnya yaitu

1.011.317 pada tahun 2016. Peningkatan

pengunjung didapat dari hari libur baik itu

saat libur lebaran maupun libur sekolah.

Hal ini ditunjukan pada bulan Juni jumlah

pengunjung mencapai 92.000 orang atau naik lebih dari 100% dibanding bulan

sebelumnya yang hanya sekitar 32.000 orang.

Permasalahan

a. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pada obyek wisata alam.

b. Kurangnya promosi atau pengenalan Obyek wisata alam baru.

Meningkatnya Kunjungan Wisatawan

Sasaran Strategis 14

0

5

10

15

20

25

30

35

2014 2015 2016 2017

Peningkatan Wisatawan

160

c. Kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar yang disebabkan karena kurangnya

pengetahuan terhadap pengelolaan, pengembangan dan pelestarian daya tarik

wisata.

d. Masih belum optimalnya sinergitas antar pemangku kepentingan dalam

penciptaan kemudahan akses, pembangunan obyek, pengembangan atraksi

budaya dan makanan khas

Solusi

a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung baik akses jalan, toilet/kamar

mandi, tempat parkir dan lainnya sesuai dengan kemampuan anggaran.

b. Pengenalan obyek wisata unggulan baik pada biro perjalanan wisata, institusi

pendidikan maupun masyarakat diluar daerah.

c. Memberikan

pengetahuan

masyarakat sekitar

tentang pariwisata

secara integral melalui

bimbingan penyuluhan

maupun pelatihan yang

mendukung sektor

pariwisata

d. Penciptaan sistem

aplikasi yang memadukan fungsi dari berbagai perangkat daerah yang bertujuan

mempermudah akses wisatawan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pengembangan pemasaran pariwisata

1) Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata

2) Koordinasi dengansektor pendukung pariwisata

3) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri

4) Pengembangan Statistik Kepariwisataan

161

5) Pelatihan pemandu wisata terpadu

b. Program pengembangan destinasi pariwisata

1) Pengembangan objek pariwisata unggulan

2) Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan

lembaga/dunia usaha

3) Pengembangan daerah tujuan wisata

4) Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standardisas

5) Pemeliharaan sarana dan prasarana pariwisata

c. Program pengembangan kemitraan pariwisata

1) Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama

dengan lembaga lainnya

2) Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata

3) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata

4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan

pariwisata

Tingkat Pengangguran Terbuka

Tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator penting untuk

mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat daerah. Alasannya jelas karena tingkat

pengangguran yang tinggi mengindikasikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang

rendah, dan demikian pula sebaliknya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Pengangguran terbuka, terdiri dari:

a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan;

b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha;

Menurunnya tingkat pengangguran

Sasaran Strategis 15

162

c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa

tidak mungkin mendapatkan pekerjaan;

d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Tabel 3.45. Pengukuran Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Tingkat Pengangguran Terbuka

7.44 6.53 6.53 7.03 5.59 120.48 6.87 118.63

Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Tingkat Pengangguran Terbuka

Kabupaten Pemalang pada tahun

2017 adalah sebesar 5,59%.

Menduduki peringkat ke delapan

untuk Kabupaten/Kota dengan

tingkat pengangguran terbuka

paling tinggi di Provinsi Jawa

Tengah. Jika dibandingkan dengan

target, tingkat capaian kinerja tahun 2017 mencapai 120,48%, dan jika dibandingkan

dengan target akhir RPJMD capaiannya adalah 118,63%.

Permasalahan

a. Tingginya angka pengangguran sebagai akibat dari terbatasnya kesempatan kerja

dan rendahnya kualitas dan ketrampilan tenaga kerja.

b. Masih terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah

pencari kerja, disamping itu kesempatan kerja yang ada tidak semua dapat

dipenuhi dikarenakan kualifikasi tenaga kerja belum sesuai dengan permintaan.

Solusi

a. Peningkatkan fungsi Bursa Kerja Online (BKO).

b. Menyelenggarakan bursa pasar kerja.

c. Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2014 2015 2016 2017

Tingkat Pengangguran Terbuka

163

d. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja.

e. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja.

f. Memperluas lapangan kerja.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Peningkatan Kualitas dan

Produktivitas Tenaga Kerja, melalui

kegiatan:

1) Peningkatan profesionalisme

tenaga kepelatihan dan instruktur

BLK

2) Pendidikan dan pelatihan

ketrampilan bagi pencari kerja

3) Pengadaan sarana dan prasarana

BLK

4) Pendidikan dan pelatihan

peningkatan profesionalisme

tenaga kerja

5) Penilaian kinerja lembaga pelatihan kerja swasta

6) Bimbingan program pemagangan ke luar negeri

b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

1) Penyusunan informasi bursa tenaga kerja

2) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja

3) Penyiapan tenaga kerja siap pakai

4) Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis

masyarakat

5) Pendampingan pengelolaan unit bursa kerja khusus

6) Peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri

164

Persentase penduduk miskin

Untuk mengukur

kemiskinan, Badan Pusat Statistik

(BPS) menggunakan konsep

kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar (basic needs

approach). Konsep ini merupakan

metode resmi yang digunakan oleh

pemerintah untuk menghitung

kemiskinan. Dengan pendekatan ini,

kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan

(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penduduk yang memiliki rata-

rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan

sebagai penduduk miskin. Adapun garis kemiskinan Kabupaten Pemalang tahun 2017

sebesar Rp.331.584,- per kapita per bulan.

Tabel 3.46. Pengukuran Kinerja Persentase Penduduk Miskin

Indikator Kinerja

Capaian Tahun Lalu Capaian

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase penduduk miskin

18.44 18.3 18.3 17.4 17.34 100.34 15.40 87.40

Sumber : BPS Jawa Tengah Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, persentase penduduk miskin

Kabupaten Pemalang sebesar 17,34% atau sebanyak 225.oo0 jiwa penduduk

16.6

16.8

17

17.2

17.4

17.6

17.8

18

18.2

18.4

18.6

2014 2015 2016 2017

Persentase penduduk miskin

Menurunnya penduduk miskin

Sasaran Strategis 16

165

Kabupaten Pemalang masih hidup dibawah garis kemiskin. Dari tabel diatas dapat

dijelaskan bahwa target persentase penduduk miskin sebesar 17,40% sedangkan

pencapaiannya terealisasi sebesar 17,34 % sehingga capaian kinerjanya mencapai

100,34 %. Angka ini telah melampaui target yang telah ditetapkan.

Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, angka kemiskinan di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2017 mencapai 13,01%. Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di

Jawa Tengah, maka Kabupaten Pemalang masih berada urutan enam terbanyak,

sedangkan persentase penduduk miskin terbanyak adalah Kabupaten Wonosobo.

Permasalahan

a. Meningkatnya batas Garis Kemiskinan lebih tinggi daripada peningkatan

pendapatan masyarakat;

b. Belum optimalnya perluasan dan pemerataan aktifitas ekonomi lokal;

c. Program-program pengentasan kemiskinan yang dilakukan lebih pada mengurangi

beban masyarakat miskin belum pada upaya untuk meningkatakan pendapatan

masyarakat.

Solusi

a. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga

mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber

penyebab kemiskinan trbesar.

b. Menggerakan perekonomian daerah dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal

yang dimiliki sehingga roda perekonomian di masyarakat dapat berkembang.

c. Mengupayakan sumber-sumber pendanaan lainnya dalam rangka pengentasan

kemiskinan misalnya melalui CSR dan Pemanfaatan Dana Zakat untuk mengurangi

beban masayarakat khususnya dalam rangka mengembangan perekonomian

keluarga.

d. Perlu adanya sinergitas kebijakan pengentasan kemiskinan dari bidang

infrastruktur, sosial dan ekonomi sehingga program pengentasan kemiskinan

lebih fokus dan terarah dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten

Pemalang.

166

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa dengan

fokus kegiatan Koordinasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan desa;

b. Program Perencanaan Sosial Budaya dengan fokus kegiatan Fasilitasi kegiatan

penanggulangan kemiskinan (TKPK);

c. Program peningkatan dan pengembangan penyelengaraan kepemerintahan

daerah dengan fokus kegiatan penataan dan evaluasi database kemiskinan;

Monitoring dan evaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan; serta Koordinasi

dan fasilitasi kegiatan penanggulangan kemiskinan.

d. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

e. Pembinaan pedagang kakilima dan asongan.

f. Peningkatan ketrampilan kerja dan pengembangan kemampuan melalui upaya

pengembangan Balai Lathan Kerja (BLK) dan pembangunan technopark.

g. Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan melalui pengembangan kawasan

pedesaan.

h. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan.

i. Pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.

1. Persentase jalan dalam kondisi baik

Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah tersedianya jalur

transportasi berupa jaringan jalan yang baik. Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan

yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap

kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah

modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga

Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

Sasaran Strategis 17

167

pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan

infrastruktur jalan yang baik dan memadai.

Tabel 3.47. Pengukuran Kinerja Persentase jalan dalam kondisi baik

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase jalan dalam kondisi baik

76.98 86.05 87.14 88 49.31 56.03 93 53.02

Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan Keputusan Bupati Pemalang Nomor 188.4/746/Tahun 2016

tentang Ruas-ruas Jalan sebagai Jalan Kabupaten di Wilayah Kabupaten Pemalang,

jalan kabupaten sepanjang 696,92 Km. Kemudian mendapatkan tambahan 5 (lima)

ruas eks jalan provinsi sepanjang 12,82 sehingga total panjang jalan kabupaten

menjadi 709,74 Km. Adapun tambahan ruas-ruas jalan tersebut antara lain Jalan

Urip Sumoharjo (1,19 Km), Jalan Jenderal Sudirman (3,56 Km), Jalan Perintis

Kemerdekaan (2,26 Km), Jalan Ahmad Yani (1,6 Km), Jalan Gatot Subroto (1,36 Km)

dan Jalan DI. Panjaitan sepanjang 2,85 Km.

Jalan dalam kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 350 Km atau 49,31

persen. Apabila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, capaian 2017 juga

mengalami

penurunan. Pada

tahun 2015 jalan

kondisi baik

mencapai 86,05

persen dan tahun 2016

mencapai 87,14

persen. Apabila

dibandingkan

dengan target akhir capaian pada Renstra yaitu sebesar 93 persen, maka capaian di

tahun 2017 baru sebesar 53,02 persen dari target akhir. Oleh sebab itu perlu kerja

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2014 2015 2016 2017

Persentase jalan dalam kondisi baik

168

keras dan dukungan dana yang memadai untuk mencapai target akhir Renstra di

tahun 2021.

Permasalahan

Akses pembangunan

jalan tol Trans Jawa yang

melewati wilayah

Kabupaten Pemalang,

menyebabkan rusaknya

jalan, khususnya di

sepanjang jalan utama

wilayah Desa Sewaka,

Desa Jebed, Desa Sitemu, Desa petanjungan, Desa Widodaren, Desa Amplegading,

Desa Kelangdepok, dan Desa Muncang. Desa-desa yang dilewati oleh megaproyek

tersebut mengalami kerusakan parah.

Solusi

a. Membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Dampak Pembangunan Jalan Tol di

Kabupaten Pemalang;

b. Mengkoordinasikan dengan para Ka.Pro PPTR dan PBTR terkait pemeliharaan

rutin sampai dengan pelaksanaan pemulihan kondisi akhir sesuai MOU;

c. Melakukan Identifikasi bersama dengan pihak PPTR dan PBTR terhadap

kerusakan sarana dan prasarana jalan;

d. Melakukan koordinasi intensif dengan pihak pelaksana pembangunan jalan tol

yaitu PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT. Sumber Mitra Jaya, terkait

rehabilitasi ruas jalan kabupaten yang sudah tidak digunakan sebagai rute

kendaraan angkutan material tol. Panjang ruas jalan kabupaten yang sudah

tidak digunakan sebagai rute angkutan material tol adalah 96,3 Km. Rata-rata

tingkat kerusakan ruas-ruas tersebut sebesar 60,15%, dengan panjang

kerusakan total sebesar 59,39 Km.

169

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan:

1) Perencanaan pembangunan jalan

2) Pembangunan jalan

3) Perencanaan pembangunan jembatan

4) Pembangunan jembatan

5) Peningkatan jalan

6) Peningkatan jembatan

b. Program tanggap darurat jalan dan jembatan, dengan kegiatan:

1) Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat

2) Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat

c. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

1) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan

2) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

3) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan

4) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

d. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

1) Pengadaan alat-alat berat

2) Pengadaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan

3) Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat

berat

e. Program peningkatan kualitas infrastruktur kewilayahan

1) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Secara Swakelola

2) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jembatan Secara Swakelola

3) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi Secara Swakelola

4) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Secara Swakelola

5) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong Secara

Swakelola

170

2. Persentase jembatan dalam kondisi baik

Tabel 3.48. Persentase jembatan dalam kondisi baik

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase jembatan dalam kondisi baik

n.a 96 96 97 96.74 99.73 100 96.74

Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Jumlah jembatan di Kabupaten Pemalang secara keseluruhan adalah 184

buah. Jembatan dalam kondisi baik sejumlah 178 buah. Sehingga persentase

jembatan dalam kondisi baik sebesar 96,74 persen. Sedangkan jumlah jembatan

yang tidak dalam kondisi baik sebanyak 6 buah, antara lain:

a. Jembatan Sungai Comal, ruas Comal – Bodeh;

b. Jembatan Kali Bonger Ketapang, ruas Mojo – Blendung;

c. Jembatan Kali Comal, ruas Pegiringan-Wanarata;

d. Jembatan Kali Geranggang, ruas Karangsari – Pulosari;

e. Jembatan Kali Comal, ruas Karangsari – Pulosari;

f. Jembatan Kali Geringging, ruas Karangsari – Pulosari.

Apabila dibandingkan dengan

target yang ditetapkan untuk

tahun 2017, realisasi di tahun

tersebut lebih rendah dari target.

Persentase capaiannya sebesar

99,72%. Termasuk dalam kriteria

realisasi kinerja Sangat Tinggi

dengan interval nilai 91 ≤ 100.

Permasalahan

Belum memadainya data jembatan di seluruh wilayah Kabupaten Pemalang. Data

tersebut selain berupa kondisi fisik bangunan jembatannya juga disertai lokasi dan

penamaan jembatan.

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016 2017

Persentase jembatan dalam kondisi baik

171

Solusi

Perlu dilakukan survey kondisi dan penamaan jembatan untuk memperoleh data

base jembatan yang memadai.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan:

1) Perencanaan pembangunan jalan

2) Pembangunan jalan

3) Perencanaan pembangunan jembatan

4) Pembangunan jembatan

5) Peningkatan jalan

6) Peningkatan jembatan

b. Program tanggap darurat jalan dan jembatan, dengan kegiatan:

1) Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat

2) Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat

c. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan

1) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan

2) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

3) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan

4) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan

d. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

1) Pengadaan alat-alat berat

2) Pengadaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan

3) Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat

berat

e. Program peningkatan kualitas infrastruktur kewilayahan

1) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Secara Swakelola

2) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jembatan Secara Swakelola

3) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi Secara Swakelola

172

4) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Secara Swakelola

5) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong Secara

Swakelola.

3. Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

Tabel 3.49. Pengukuran Kinerja Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisa

si 2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

55 55.22 66.23 63 68.17 108.21 75 90.89

Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Total panjang saluran irigasi

di Kabupaten Pemalang adalah

125.607 (seratus dua puluh lima

ribu enam ratus tujuh) meter,

terdiri dari saluran primer

sepanjang 10.501 (sepuluh ribu

lima ratus satu) meter dan saluran

sekunder sepanjang 115.106 (seratus lima belas ribu seratus enam) meter. Di tahun

2017, saluran irigasi dalam kondisi baik mencapai 85.627,376 (delapan puluh lima

ribu enam ratus dua puluh tujuh koma tiga ratus tujuh puluh enam) meter.

Sehingga apabila dibandingkan dengan panjang seluruh saluran irigasi, maka

capaian di tahun 2017 sebesar 68,17 persen.

Apabila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, maka terjadi tren

peningkatan positif. Dimana saluran irigasi dalam kondisi baik sebesar 55,22 persen

di tahun 2015. Meningkat menjadi 66,23 persen di tahun 2016 dan meningkat lagi

pada 2017 menjadi sebesar 68,17 persen.

0

20

40

60

80

2014 2015 2016 2017

Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik

173

Dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2017, maka

capaiannya melampaui target sebesar 108,21 persen. Berdasarkan kriteria

penilaian kinerja, capaian tersebut masuk dalam kategori Sangat Tinggi.

Permasalahan

a. Belum tersedianya data tentang kondisi drainase di Kabupaten Pemalang.

b. Proses perencanaan pembangunan belum sepenuhnya menggunakan

pendekatan Holistic, Tematic, Integratif dan Spasial (HITS), sehingga kegiatan

pembangunan belum dilaksanakan secara terpadu dan konstruktif. Misalnya

lokasi kegiatan pembangunan jalan dan pembangunan drainase tidak sama,

padahal pembangunan drainase harusnya mengikuti jalan, karena syarat

kondisi jalan yang baik adalah apabila didukung dengan sistem drainase yang

baik pula.

Solusi

a. Perlu dilaksanakan penyusunan data base drainase.

b. Perlu pendekatan HITS dalam perencanaan pembangunan bidang pekerjaan

umum dan penataan ruang.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan

pengairan lainnya.

1) Perencanaan pembangunan jaringan irigasi

2) Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum

3) Perencanaan normalisasi saluran sungai

4) Pembangunan jaringan air bersih/air minum

5) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi

6) Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai

7) Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun

8) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Tanggap Darurat

9) Rehabilitasi Sungai Dalam Kondisi Tanggap Darurat

174

b. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan

sumber daya air lainnya.

1) Pemeliharaan dan rehabilitasi embung, dan bangunan penampung air

lainnya

2) Rehabilitasi Embung dan Bangunan Panampung Air Lainnya dalam Kondisi

Tanggap Darurat

4. Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum

Tabel 3.50. Pengukuran Kinerja Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum

87 87.12 89.37 90 90.44 100.49 100 90.44

Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Nilai indikator ini diperoleh dari persentase perbandingan antara jumlah

masyarakat yang terlayani dengan proyeksi total masyarakat. Akses air minum

meliputi air minum yang berasal dari sumur dalam, sumur dangkal, Penampungan

Air Hujan (PAH) dan jaringan Pamsimas. Masyarakat yang terlayani air minum pada

tahun 2017 sebanyak 1.165.413 jiwa. Sementara proyeksi jumlah penduduk sebesar

1.288.568 jiwa. Sehingga capaian cakupan rumah tangga yang mendapatkan

pelayanan air bersih perpipaan (akses air minum) adalah sebesar 90,44 persen.

Capaian di tahun 2017 tersebut lebih tinggi daripada capaian dua tahun

sebelumnya. Pada tahun 2015 realisasinya sebesar 87,12 persen dan tahun 2016

sebesar 89,37 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah rumah tangga

(penduduk) yang mendapatkan akses air minum meningkat positif dalam tiga

tahun terakhir. Target yang ditetapkan untuk tahun 2017 sebesar 90 persen.

Sehingga apabila dibandingkan dengan target maka persentase realisasinya

mencapai 100,08 persen.

175

Permasalahan

a. Masih terbatasnya layanan

perpipaan air bersih, hal ini

dikarenakan cukup banyaknya

permukiman yang terpencar dan

terpencil.

b. Pelayanan perpipaan per tahunnya

masih terbatas kapasitasnya.

Solusi

a. Fasilitasi pembangunan jaringan perpipaan skala desa.

b. Fasilitasi pembangunan sumur dalam di perdesaan.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.

1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

85

86

87

88

89

90

91

2014 2015 2016 2017

Cakupan rumah tangga yang mendapatkan

pelayanan air minum

176

b. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.

1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

c. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

1) Pembangunan/peningkatan infrastruktur

2) Pembangunan/Penataan Kawasan

d. Program pengaturan jasa konstruksi

1) Sosialisasi dan desiminasi peraturan perundang-undangan jasa konstruksi

dan peraturan lainnya yang terkait

2) Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin Usaha Jasa Konstruksi

e. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi, dengan kegiatan Pemberdayaan

Penyedia Jasa Konstruksi (orang perseorangan, badan usaha)

f. Program pengawasan jasa konstruksi, dengan kegiatan Pengawasan Tertib

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

g. Program perencanaan tata ruang

1) Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang

2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

3) Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang

5. Persentase Saluran Drainase dalam Kondisi Baik

Tabel 3.51. Pengukuran Kinerja Saluran Drainase dalam Kondisi Baik

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase saluran drainase dalam kondisi baik

59.42 65 66 67 67.07 100.10 71 94.46

Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

177

Indikator ini

menunjukan persentase

panjang drainase wilayah kota

dalam kondisi

baik/pembuangan aliran air

tidak tersumbat. Indikator ini

dihitung dengan membagi

panjang drainase

tersumbat (km) denganpanjang seluruh drainase di wilayah perkotaan kali 100

persen.

Di tahun 2017 realisasi drainase dalam kondisi baik sepanjang 67,07 persen.

Capaian ini diperoleh dari panjang drainase dalam kondisi baik sebesar 10.304,78

meter dan panjang drainase keseluruhan sebesar 104.823 meter. Apabila

dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya, maka capaian tahun 2017

menunjukkan peningkatan positif. Drainase dalam kondisi baik di tahun 2015

mencapai 65 persen. Sedangkan realisasi di tahun 2016 sebesar 66 persen. Jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2017 yaitu sebesar 67

persen, maka capaian di tahun yang sama melampaui target sebesar 100,10 persen.

Artinya bahwa realisasi kinerja Sangat Tinggi dengan nilai di atas 100. Sedangkan

bila dibandingkan dengan target akhir Renstra yaitu 71 persen, makan capaian

tahun 2017 sebesar 94,46 persen dari target akhir Renstra.

Permasalahan

Belum tersedianya data tentang kondisi drainase di Kabupaten Pemalang.

Solusi

Perlu dilaksanakan penyusunan data base drainase.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, melalui

kegiatan:

1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

54

56

58

60

62

64

66

68

2014 2015 2016 2017

Persentase Saluran Drainase dalam Kondisi Baik

178

2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

b. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, melalui

kegiatan:

1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat

berpenghasilan rendah

2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah

3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan

c. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, melalui

kegiatan:

1) Pembangunan/peningkatan infrastruktur

2) Pembangunan Penataan Kawasan

d. Program pengaturan jasa konstruksi, melalui kegiatan:

1) Sosialisasi dan desiminasi peraturan perundang-undangan jasa konstruksi

dan peraturan lainnya yang terkait

2) Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin Usaha Jasa Konstruksi

e. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi, dengan kegiatan Pemberdayaan

Penyedia Jasa Konstruksi (orang perseorangan, badan usaha)

f. Program pengawasan jasa konstruksi, dengan kegiatan Pengawasan Tertib

Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

g. Program perencanaan tata ruang, melalui kegiatan:

1) Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang

2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

179

6. Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang ditangani

Indikator Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tertangani

merupakan indikator akumulatif. Untuk itu, hasil capaiannya merupakan hasil

kumulatif dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

di Kabupaten Pemalang adalah 70.000 unit. Hingga tahun 2017, jumlah RTLH yang

tertangani adalah 5674 unit rumah. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi

penanganan RTLH hingga tahun 2017 adalah sebesar 8,11%. Jika disandingkan

dengan target tahun 2017, maka capaiannya adalah 83,22%. Sedangkan hingga

target akhir RPJMD, maka kinerjanya telah berjalan sebesar 54,04%.

Tabel 3.52. Pengukuran Kinerja Persentase RTLH yang tertangani

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Capaian

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase RTLH yang ditangani

n.a n.a 8.67 9.74 8.11 83.22 15 54.04

Sumber: Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

a. Belum terpenuhinya anggaran untuk penanganan RTLH sesuai kebutuhan

sehingga target yang ditetapkan belum dapat dicapai.

b. Proses pendataan calon penerima bantuan penanganan RTLH yang kurang

cermat, sehingga pada saat proses verifikasi terdapat 4 (empat) calon penerima

yang tidak memenuhi kriteria.

180

c. Pada beberapa kecamatan pembangunan Rumah Layak Huni belum bisa di

lakukan karena lahan untuk pembangunannya belum tersedia.

Solusi

a. Penambahan alokasi anggaran

b. Melakukan sosialisasi kepada

masyarakat tentang kriteria calon

penerima program RTLH, sehingga

kemungkinan salah sasaran dapat

diminamilisir

c. Melakukan komunikasi dan

koordinasi dengan pihak

kecamatan untuk menyediakan

lahan dalam pembangunan RTH.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Pengembangan Perumahan, melalui kegiatan:

a. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu

b. Penetapan kebijakan , Strategi dan program Perumahan

c. Koordinasi Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan

d. Sosialisasi Perundang Undangan di Bidang Perumahan

e. Koordinasi Pembangunan Perumahan dengan Lembaga /Badan Usaha

7. Cakupan Wilayah Kumuh

Seiring dengan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan, maka

kebutuhan penyediaan akan prasarana dan sarana permukiman akan meningkat

pula, baik melalui peningkatan maupun pembangunan baru. Selanjutnya

pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman baik dari segi

perumahan maupun lingkungan permukiman yang terjangkau dan layak huni

belum sepenuhnya dapat disediakan baik oleh masyarakat sendiri maupun

pemerintah, sehingga kapasitas daya dukung prasarana dan sarana lingkungan

0 0

8.678.08

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2014 2015 2016 2017

Persentase RTLH yang ditangani

181

permukiman yang ada mulai menurun yang pada gilirannya memberikan

konstribusi terjadinya lingkungan permukiman kumuh.

Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pemalang Nomor

188.4/278/Tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan

Permukiman Kumuh, Kawasan Perbatasan Wilayah kabupaten, Kawasan

Minapolitan, Kawasan Rawan Bencana Longsor, Kawasan Rawan Bencana Banjir,

dan Kawasan Erupsi Gunung Slamet di Kabupaten Pemalang Tahun 2015, luas

lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Pemalang

adalah 973,64 Ha. Sedangkan luas wilayah kumuh yang telah tertangani hingga

akhir tahun 2017 adalah seluas 29,551 Ha. Berdasarkan hal tersebut, maka cakupan

wilayah kumuh yang tertangani adalah sebesar 3,04 %, sehingga capaian kinerjanya

adalah sebesar 101,17%.

Tabel 3.53. Pengukuran Kinerja Cakupan Wilayah Kumuh

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Cakupan wilayah kumuh

0.75 4.7 2.50 3 3.04 101.17 0.1 30.35

Sumber: Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

Masih rendahnya

keterlibatan dan kerjasama

multi sektoral yang melibatkan

seluruh perangkat daerah yang

terkait dengan usaha

peningkatan penanganan

wilayah kumuh.

Solusi

Penanganan wilayah kumuh merupakan kegiatan yang bersifat multi sektoral

yang idealnya melibatkan beberapa OPD, diantaranya Disperkim, Satuan Kerja

0.75

4.7

2.5

3.04

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2014 2015 2016 2017

Cakupan wilayah kumuh

182

KOTAKU, DPUTR, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, DINPERMASDES.

DISPERKIM, meskipun secara kewenangan, indikator tersebut menjadi kewenangan

Disperkim sebagai penanggung jawab urusan Perumahan dan Pemukiman.

Program dan Kegiatan yang menunjang

Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan:

a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang

pembangunan perumahan

b. Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan

c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan

d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas

Indikator ini merupakan indikator baru ditargetkan pada Indikator Kinerja

Utama (IKU) Bupati Kabupaten Pemalang. Capaian indikator ketersediaan rambu-

rambu lalu lintas dihitung dengan cara membandingkan jumlah rambu-rambu yang

ada dengan jumlah rambu-rambu seharusnya.

Tabel 3.54. Pengukuran Kinerja Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas

n.a 35 36.02 40 44.5 111.25 60 74.17

Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

Sasaran Strategis 18

183

Jumlah rambu yang tersedia hingga

akhir tahun 2017 sejumlah 10.497

rambu. Berdasarkan hasil

perhitungan Dinas Perhubuangan

pada tahun 2015, jumlah yang

seharusnya tersedia adalah 23.589

rambu. Berdasarkan hal tersebut

maka dapat diketahui bahwa

realisasi kinerja di tahun 2017 adalah sebesar 44,5%, lebih tinggi dari target sejumlah

40%, Artinya capaian kinerja ketersediaan rambu-rambu lalu lintas mencapai 111,25%

tahun 2017 dan mencapai 74,17% jika dibandingkan dengan target hingga akhir RPJMD.

Permasalahan

a. Jumlah rambu

terpasang untuk jalan

provinsi dan jalan

Kabupaten belum

diidentifikasikan.

b. Jumlah Kebutuhan

rambu belum tersedia.

Solusi

a. Pendataan rambu terpasang untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten.

b. Pendataan jumlah kebutuhan rambu.

Program dan Kegiatan yang Menunjang

Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas, melalui kegiatan:

a. Pengadaan rambu- rambu lalu lintas

b. Pengadaan marka Jalan

c. Pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan jalan

0

35 36

44.5

0

10

20

30

40

50

2014 2015 2016 2017

Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas

184

Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak

Capaian indikator Persentase Usaha yang Memiliki Ketaatan terhadap

Pencemaran Air dan Udara dari Sumber Tidak Bergerak dihitung berdasarkan jumlah

usaha wajib AMDAL yang diawasi, dibagi dengan jumlah perusahaan yang seharusnya

wajib AMDAL.

Tabel 3.55. Pengukuran Kinerja Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak

n.a 100 100 100 84.08 84.08 100 84.08

Sumber: DInas Lingkungan HIdup Kabupaten Pemalang tahun 207, diolah.

Sepanjang tahun 2017, jumlah perusahaan yang seharusnya melakukan wajib

dikenakan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah sejumlah 157 perusahaan.

Namun, hingga akhir tahun 2017 hanya 132 perusahaan yang telah dikenakan

pengawasan terhadap AMDAL. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui

bahwa capaian kinerja untuk tahun 2017 adalah sebesar 84,08%.

Permasalahan

a. Terbatasnya Sumber Da ya Manusia (SDM) di Dinas Lingkungan Hidup.

b. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang dokumen dan izin lingkungan.

c. Masih kurangnya kesadaran pemrakarsa kegiatan/usaha dalam penyusunan

laporan dokumen UKL-UPL.

Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

Sasaran Strategis 19

185

d. Belum optimalnya upaya pemrakarsa kegiatan/usaha dalam pengelolaan

lingkungan.

e. Terbatasnya anggaran dalam pelaksanaan kegiatan urusan lingkungan hidup.

Solusi

a. Memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada di Dinas Lingkungan Hidup.

b. Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang dokumen lingkungan dan izin

lingkungan.

c. Melakukan sosialisasi /pelatihan penyusunan laporan pelaksanaan dokumen UKL-

UPL.

d. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan/usaha sambil terus mendorong

pemrakarsa untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan

dokumen lingkungan yang dimiliki.

e. Melakukan kegiatan urusan Lingkungan Hidup secara maksimal sesuai dengan

anggaran yang ada.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Pengendalian pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup.

1) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup.

2) Kegiatan Koordinasi penyusunan AMDAL.

b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, melalui kegiatan

Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA.

0

100 100

84.08

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016 2017

Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak

186

Persentase Penurunan Konflik Sosial

Tabel 3.56. Pengukuran Kinerja Persentase Penurunan Konflik Sosial

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Persentase penurunan konflik sosial

n.a 5 100 5 5 100.00 5 100.00

Sumber: Satpol PP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Persentase penurunan konflik sosial merupakan perbandingan antara jumlah

konflik sosial yang terjadi di tahun tertentu dengan jumlah konflik sosial tahun

sebelumnya.

Permasalahan

a. Belum terpenuhinya jumlah

petugas linmas di Kabupaten

Pemalang, dikarenakan

beberapa petugas

mengundurkan diri atau

meninggal dunia.

b. Kurangnya kaderisasi anggota

Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) karena adanya mutasi pegawai.

c. Upaya deteksi dan cegah dini terhadap hal-hal yang berpotensi berkembang

menjadi permasalahan sosial di masyarakat terus dilakukan, namun demikian tetap

terjadi gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di lapangan.

0 5

100

5

0

20

40

60

80

100

120

2014 2015 2016 2017

Persentase Penurunan Konflik Sosial

Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

Sasaran Strategis 20

187

Solusi

a. Untuk memenuhi kekurangan petugas linmas, kedepan dilakukan perencanaan

program, kegiatan dan anggaran rekrutmen petugas linmas.

b. Untuk kegiatan kaderisasi anggota KOMINDA ditempuh dengan pengiriman

personil untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan intelijen serta meningkatkan

koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan lembaga terkait.

c. Monitoring bersama terhadap kegiata-kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.

d. Optimalisasi keberadaan jaringan intelijen dan operasionalisasi forum-forum yang

ada (FKUB, FPBI dan FKDM).

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program peningkatan

keamanan dan

kenyamanan lingkungan,

melalui kegiatan:

1) Penyiapan tenaga

pengendali keamanan

dan kenyamanan

lingkungan

2) Pengendalian

kebisingan, dan gangguan dari kegiatan masyarakat

3) Pengendalian keamanan lingkungan

4) Pembinaan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan

5) Operasi penegakan perda dan perundang-undangan

6) Koordinasi penanganan kasus - kasus pelanggaran perda dan perpu

b. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

c. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) , melalui

kegiatan Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme

d. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan,

melalui kegiatan:

1) Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat

188

2) Penyuluhan trantibum dan penegakan perda

Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Tabel 3.57. Pengukuran Kinerja Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun

Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%)

Target

Akhir

Kinerja

s.d. 2017

Nilai investasi

Penanaman

Modal Dalam

Negeri (PMDN)

622,741,

293,762

717,104,

689,677

731,054,

859,887

729,604,

689,677

859,982,

152,331 117.87

749,604,

689,677 114.72

Sumber: DPMPTSP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa target nilai investasi berskala nasional

menunjukan peningkatan dengan realisasi investasi mencapai nilai sebesar

Rp.859.982.152.331,- atau 118,68% dari target realisasi investasi tahun 2017 sebesar Rp.

724.604.689.677,-. Jumlah investor berskala nasional terealisasi sebanyak 38 (Tiga

puluh Delapan) investor.

Capaian realisasi investasi di Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 menunjukan

capaian yang sangat signifikan namun untuk capain rasio daya serap tenaga kerjanya

sebanyak 7.566 orang dibandingakan dengan penyerapan tenaga kerja pada tahun

2016 sebanyak 6.578 orang ada kenaikan sebesar 988 orang. Adapun capaian realisasi

investasi dalam kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir dapat digambarkan seperti

grafik di bawah ini.

Permasalahan

1) Belum digunakannya aplikasi pendaftaran perijinan online secara optimal oleh

masyarakat

Meningkatnya nilai realisasi investasi

Sasaran Strategis 21

189

2) Belum terpenuhinya kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam menangani pelayanan

perizinan terpadu satu pintu.

3) Dinamisnya regulasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat sehingga

Daerah harus segera menyesuaikan

4) Kerjasama usaha besar dengan UMKM yang belum optimal

5) Belum semua perusahaan yang memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal membuat

hak akses untuk LKPM Online.

Solusi

1) Melakukan Sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dan melalui Neon Box,

Billboard, Leaflat, Media Cetak dan Elektronik (Radio, Website)

2) Mengusulkan Penambahan SDM kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah

(BKD) Kabupaten Pemalang dan peningkatan kompetensi melalui Pelatihan

Tupoksi, Diklat dan Bimtek.

3) Melakukan penyesuaian peraturan perundang-undangan.

4) Meningkatkan kegiatan fasilitasi kerjasama strategis antara usaha besar dan usaha

kecil

5) Melakukan peningkatan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan

penanaman modal serta sosialisasi LKPM Online kepada para pengusaha.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, melalui kegiatan:

348.127 474.778

622.741 724.605 731.055

859.982

-

200.0

400.0

600.0

800.0

1000.0

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ru

pia

nh

x 1

00

0.0

00

TAHUN

Realisasi Investasi Berskala Nasional dalam Kurun Waktu 6 (Enam) Tahun Terakhir

Realisasi Investasi (Juta)

190

1) Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dan

Usaha Kecil Menengah

2) Pengembangan potensi unggulan daerah

3) Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal

4) Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman Modal

Daerah

5) Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

penanaman modal

6) Penyelenggaraan pameran investasi

b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, melalui kegiatan:

1) Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman

modal

2) Kajian kebijakan penanaman modal

c. Program Penanganan Pengaduan di Bidang Investasi dan Perijinan.

Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah

Tabel 3.58. Pengukuran Kinerja Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah

Na WDP WDP WDP WTP tercapai WTP tercapai

Sumber: BPKAD Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Indikator Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah merupakan

salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas penyelenggaraan

Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

Sasaran Strategis 22

191

pemerintahan yang baik sebagai wujud pelayanan publik yang prima. Realisasi untuk

tahun 2017 merupakan hasil kinerja sepanjang tahun 2016.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah,

dengan fokus pada kegiatan Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

daerah, Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi,

Penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, Intensifikasi dan

ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Sumber-sumber Pendapatan Daerah pengelolaan dana perimbangan, Penyusunan

pelaporan semesteran aset/ barang PD, Penyusunan perhitungan potensi pajak dan

target pendapatan, Penyusunan Pemutakhiran data pajak daerah, Penyusunan

laporan pendapatan daerah, Penyusunan rekonsiliasi data pelaksanaan pendapatan

daerah, Penerbitan dan pendistribusian Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKPD/SPPT/DHKP).

Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada Perangkat Daerah Pelayanan Publik

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) adalah kegiatan pengukuran secara

komprehensif tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil

pengukuran atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari

penyelenggara pelayanan publik. Dihitung dengan cara membandingkan antara

jumlah skor seluruh pelayanan publik, dibagi dengan jumlah pelayanan publik.

Penyelenggara pelayanan publik wajib melakukan Survei Kepuasan Masyarakat secara

berkala minimal 1 (satu) kali setahun dan apabila dibutuhkan, Survei Kepuasan

Masyarakat dapat dilengkapi dengan survei secara seketika setelah mendapat

pelayanan.

Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

Sasaran Strategis 23

192

Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan

publik di unit pelayanan lingkup Pemerintah Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 ini

dilaksanakan terhadap 8 (delapan) unit pelayanan, yaitu:

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

2. RSUD Dr. M. Ashari

3. Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan

4. Unit Pengelola Obyek WIsata pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga

5. Unit Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan

6. Dinas Tenaga Kerja

7. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, dan

8. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Adapun kategorisasi mutu pelayanan adalah sebagai berikut:

2. Nilai Interval SKM

3. Nilai Interval Konversi SKM 4. Mutu Pelayanan 5. Kinerja Unit

Pelayanan

1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D TIDAK BAIK

1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C KURANG BAIK

2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B BAIK

3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A SANGAT BAIK

Berdasarkan hasil SKM Tahun 2017, nilai SKM untuk unit pelayanan di

Kabupaten Pemalang adalah 75,31. Nilai ini masuk dalam kategori Baik. Artinya,

capaian kinerja tahun 2017 dan hingga akhir RPJMD telah tercapai. Meskipun

demikian, nilai interval maksimal untuk kategori B adalah 81,25. Untuk itu, diperlukan

usaha yang berkelanjutan bagi seluruh unit pelayanan agar dapat terus meningkatkan

mutu pelayanan terhadap masyarakat. Bukan hanya untuk mencapai target maksimal,

namun juga untuk bisa menyempurnakan tugas sebagai pelayan masyarakat.

193

Tabel 3.59. Pengukuran Kinerja Rata-rata Skor SKM pada Perangka Daerah Pelayanan Publik

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD Pelayanan Publik

n.a B B

(76,93) B

B (75,31)

tercapai B B

Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Permasalahan

Pada saat pelaksanaan survei kepuasan masyarakat masih terdapat

masyarakat yang tidak berkenan mengisi kuesioner karena masih minimnya informasi

SKM yang diterima masyarakat.

Solusi

Perlu adanya sosialisasi dan publikasi kegiatan survei kepuasan masyarakat

yang dilakukan pada unit penyelenggara pelayanan publik.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Pelayanan Publik, melalui kegiatan Pembinaan Lembaga Pelayanan Publik.

Cakupan Pelayanan Teknologi Informatika (TI) bagi Masyarakat

Peningkatan pelayanan bidang teknologi informatika saat ini menjadi hal yang

cukup strategis bagi pemerintah, mengingat perkembangan masyarakat yang tidak

bisa terlepas dari perkembangan teknologi. Upaya Pemerintah Kabupaten Pemalang

untuk meningkatkan pelayanan di bidang teknologi informatika dilakukan dengan

cara memberikan kemudahan akses informasi bagi masyarakat melalui pembangunan

titik-titik hostpot di ruang publik. Pada tahun 2015 telah dibangun sebanyak 3 (tiga)

Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

Sasaran Strategis 24

194

titik hostpot dibangun yaitu di Desa Majakerta, Desa Cibuyur dan alun-alun Pemalang,

dan hingga akhir tahun 2017 terbangun di 3 (tiga) basis Kecamatan, yang terdiri dari 4

(empat) titik hotspot, yaitu di Gandulan Culinary Center (GCC), Taman Patih Sampun,

Kecamatan Comal, dan Kecamatan Moga.

Tabel 3.60. Pengukuran Kinerja Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat

n.a 3 3 6 6 100.00 14 42.86

Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja untuk tahun 2017 adalah 100%.

Artinya sesuai dengan target 6 (enam) titik hotspot yang terbangun. Hingga akhir

RPJMD, ditargetkan telah terbangun 14 (empat belas) titik hotspot, sehingga capaian

kinerja jika dibandingkan hingga akhir RPJMD adalah sebesar 42,86%.

Permasalahan

Belum meratanya akses masyarakat

terhadap informasi publik.

Solusi

Meningkatkan akses masyarakat

terhadap informasi publik.

Program dan Kegiatan Pendukung

Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, melalui kegiatan

Penyelenggaraan Ekosistem Smart City.

0

3 3

6

0

2

4

6

8

2014 2015 2016 2017

Cakupan Pelayanan TI Bagi Masyarakat

195

1. Cakupan Kelompok Seni yang Dibina

Cakupan kelompok seni yang dibina dihitumg berdasarkan hasil

perbandingan antara jumlah kelompok seni yang dibna dengan jumlah kelompok

kesenian yang ada di Kabupaten Pemalang.

Tabel 3.61. Pengukuran Kinerja Cakupan Kelompok Seni yang Dibina

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Cakupan kelompok seni yang dibina

n.a 30 32 35 37 105.71 47 78.72

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, realisasi cakupan kelompok seni yang dibina

adalah sebesar 37% melebihi target 35%, sehingga capaiannya adalah 105,71%.

Permasalahan

Belum optimalnya perlindungan,

pembinaan, dan pengembangan

kegiatan tradisi budaya, kegiatan

kajian seni di Kabupaten Pemalang.

Solusi

Mengintegrasikan kegiatan

kebudayaan dengan pihak terkait

(pariwisata/badan ekonomi kreatif) untuk mempublikasikan kekayaan budaya

lokal Pemalang pada acara tertentu.

0

10

20

30

40

2014 2015 2016 2017

Cakupan Kelompok Seni yang Dibina

Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli

Pemalang

Sasaran Strategis 25

196

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Pengelolaan Keragaman Budaya, melalui kegiatan:

1) Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah

2) Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah

3) Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah

b. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya, melalui

kegiatan Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dan perusahaan swasta.

2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dihitung dengan

cara membagi jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

dengan total benda, situs dan kawasan yang dimiliki daerah dikali 100 persen.

Setiap tahun jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan

makin bertambah, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.62. Pengukuran Kinerja Benda, Situs & Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

Indikator Kinerja

Realisasi Tahun Lalu Realisasi

2016

Tahun 2017 RPJMD

2014 2015 Target Realisasi Capaian

(%) Target Akhir

Kinerja s.d. 2017

Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

43 58 61 61 83 136.07 69 120.29

Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.

Berdasarkan tabel di atas, realisasi dari Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang Dilestarikan adalah sebesar 83%, dengan capaian kinerja 136,07%.

197

Permasalahan

Belum terbentuknya Tim

Ahli Cagar Budaya

(TACB), dikarenakan

belum ada tenaga yang

memiliki kompetensi

yang berkaitan dengan

pengelolaan cagar

budaya.

Solusi

Menyediakan payung hukum bagi perlindungan dan pelestarian budaya

daerah dalam bentuk Surat Keputusan Penetapan Cagar Budaya dan Surat

Keputusan Tim Ahli Cagar Budaya.

Program dan Kegiatan Pendukung

a. Program Pengelolaan

Kekayaan Budaya,

melalui kegiatan:

1) Pelestarian fisik dan

kandungan bahan

pustaka termasuk

naskah kuno.

2) Sosialisasi

pengelolaan

kekayaan budaya lokal daerah.

3) Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah

purbakala, museum dan peninggalan bawah air.

4) Pengembangan kebudayaan dan pariwisata.

5) Pengembangan nilai dan geografi sejarah.

4358 61

83

0

20

40

60

80

100

2014 2015 2016 2017

Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan

198

b. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya, melalui

kegiatan Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dan perusahaan swasta.

B. REALISASI ANGGARAN

Selama tahun 2017, total anggaran Belanja Langsung

Rp.1.106.572.244.000,- sedangkan realisasi anggaran mencapai

Rp.926.072.995.069 ,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 83,69%. Belanja

langsung tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan program dan

kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk

mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Pemalang.

Komposisi Belanja Langsung dalam APBD Kabupaten Pemalang Tahun

2017 sebagai berikut :

Tabel 3.63. Komposisi Belanja Pada APBD Kabupaten Pemalang

Tahun Anggaran 2017 (Unaudited)

NO REKENING

URAIAN ANGGARAN REALISASI %

2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.395.672.302.000 1.325.367.415.127 58,87

2 . 2 BELANJA LANGSUNG 1.106.572.244.000 926.072.995.069 41,13

JUMLAH 2.502.244.546.000 2.251.440.410.196 89,98

Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kab. Pemalang, 2017

Jika dilihat dari komposisinya, belanja tidak langsung memberikan kontribusi

sebesar 58,87% dari realisasi belanja Kabupaten Pemalang di tahun 2017, sedangkan

sisanya sebesar 41,13% disumbangkan oleh belanja langsung.

Adapun pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target

sasaran dan indikator kinerja yang diperjanjikan pada Perjanjian Kinerja Bupati

Pemalang tahun 2017 adalah sebesar Rp. 629.410.041.925,. Adapun realisasi anggaran

terkait pencapaian kinerja sasaran strategis pemerintah Kabupaten Pemalang tahun

Akuntabilitas Keuangan

199

2017 adalah sebesar Rp. 537.815.070.708,-,- atau 85,45%, , dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.64. Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Pemalang Per Sasaran strategis Tahun 2017

No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi %

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

1.342.000.000 1.262.736.200 94,09%

2 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

243.218.616.925 227.895.158.881 93,70%

3 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

501.500.000 472.613.600 94,24%

4 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

173.180.000.000 140.450.051.600

81,10%

5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

1.267.700.000 1.246.487.740 98,33%

6 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah public

906.785.000 906.351.200 99,95%

7 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

1.828.500.000 1.633.393.000 89,33%

8 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

2.021.039.000 1.860.770.607 92,07%

9 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

7.458.415.000 7.092.363.881 95,09%

10 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan

1.725.000.000 1.702.047.500 98,67%

11 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

7.804.160.000 6.391.048.032 81,89%

12 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

3.048.120.000 3.005.434.700 98,60%

13 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

976.000.000 924.402.000 94,71%

14 Meningkatnya kunjungan wisatawan 24.571.642.000 15.066.214.801 61,32%

15 Menurunnya tingkat pengangguran 1.976.250.000 1.945.120.875 98,42%

16 Menurunnya penduduk miskin 460.000.000 460.000.000 100,00%

17 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

118.980.875.000 92.686.307.850 77,90%

18 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

2.667.000.000 2.135.336.450 80,07%

19 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

7.039.020.000 6.839.274.147 97,16%

200

No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi %

20 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

1.245.000.000 1.239.333.000 99,54%

21 Meningkatnya nilai realisasi investasi 828.436.000 748.648.246 90,37%

22 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

2.169.250.000 2.044.951.975 94,27%

23 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public

511.666.000 477.333.211 93,29%

24 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

15.195.767.000 13.581.786.413 89,38%

25 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang

8.487.300.000 5.747.904.800 67,72%

Jumlah 629.410.041.925 537.815.070.708 85,45%

Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan

dimanfaatkan pencapaian kinerja sasaran yang diperjanjikan Pemerintah Kabupaten

Pemalang pada tahun 2017.

Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Kinerja Sasaran

Strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang, dapat diketahui dari capaian kinerja

sasaran dan anggaran yang direalisasikan pada tahun 2017 sebagaimana tabel berikut

:

Tabel 3.65.Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Anggaran

Realisasi Rp) %

A Misi I

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

3 117,28 1.262.736.200 94,09

B Misi 2

1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

6 100,94 227.895.158.881 93,70

201

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Anggaran

Realisasi Rp) %

2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

1 100,92 472.613.600 94,24

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

5 129,18 140.450.051.600 81,10

4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

1 99,61 1.246.487.740 98,33

5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik

2 99,53 906.351.200 99,95

6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

1 262,92 1.633.393.000 89,33

7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

2 101,00 1.860.770.607 92,07

C Misi 3

1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

4 102,70 7.092.363.881 95,09

2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan

2 109,20 1.702.047.500 98,67

3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

7 116,21 6.391.048.032 81,89

4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

2 114,73 3.005.434.700 98,60

5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

1 166,29 92.402.000 94,71

6 Meningkatnya kunjungan wisatawan

1 267,65 15.066.214.801 61,32

7 Menurunnya tingkat pengangguran

1 120,48 1.945.120.875 98,42

8 Menurunnya penduduk miskin

1 100,34 460.000.000 100,00

D Misi 4

202

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Anggaran

Realisasi Rp) %

1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

7 92,71 92.686.307.850 77,90

2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

1 111,25 2.135.336.450 80,07

3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

1 84,08 6.839.274.147 97,16

E Misi 5

1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

1 100,00 1.239.333.000 99,54

F Misi 6

1 Meningkatnya nilai realisasi investasi

1 117,87 748.648.246 90,37

2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

1 tercapai 2.044.951.975 94,27

3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public

1 tercapai 477.333.211 93,29

4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

1 100,00 13.581.786.413 89,38

G Misi 7

1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang

2 120,89 5.747.904.800 67,72

Jumlah 537.815.070.708 85,45

Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran pada tahun

2017 dapat dikatakan efektif terhadap pencapaian kinerja sasaran Pemerintah

Kabupaten Pemalang.

203

C. EFISIENSI SUMBER DAYA

Efisiensi belanja langsung pada tahun 2017 sebesar 14,55 % dari total anggaran

belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan

akuntabilitas kinerja telah terjadi efisiensi, yaitu tercapainya target yang telah

ditentukan akan tetapi terdapat penghematan anggaran. Efisiensi anggaran terjadi

untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Dari 25

sasaran strategis menunjukan pencapaian sama atau lebih dari 100.00% yaitu sebanyak

21 sasaran strategis. Banyaknya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya

yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang

tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran publik dan prinsip

pemerintahan yang baik, dimana salah satunya adalah pengelolaan sumber daya

anggaran yang efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.

Adapun tabel efisiensi belanja langsung tahun 2017 sebagaimana dimaksud

diatas disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.66. Tingkat Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Persentase Realisasi

Anggaran

Efisiensi (%)

A Misi I

1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah

3 117,28 94,09 5,91

B Misi 2

1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal

6 100,94 93,70 6,30

2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan

1 100,92 94,24 5,76

3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

5 129,18 81,10 18,90

204

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Persentase Realisasi

Anggaran

Efisiensi (%)

4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB

1 99,61 98,33 0,00

5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik

2 99,53 99,95 0,00

6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS

1 262,92 89,33 10,67

7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

2 101,00 92,07 7,93

C Misi 3

1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas

4 102,70 95,09 4,91

2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan

2 109,20 98,67 1,33

3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang

7 116,21 81,89 18,11

4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM

2 114,73 98,60 1,40

5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB

1 166,29 94,71 5,29

6 Meningkatnya kunjungan wisatawan

1 267,65 61,32 38,68

7 Menurunnya tingkat pengangguran

1 120,48 98,42 1,58

8 Menurunnya penduduk miskin

1 100,34 100,00 0

D Misi 4

205

No Sasaran Strategis Jumlah

Indikator

Persentase Capaian Kinerja Sasaran

Persentase Realisasi

Anggaran

Efisiensi (%)

1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata

7 92,71 77,90 0,00

2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat

1 111,25 80,07 19,93

3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

1 84,08 97,16 0,00

E Misi 5

1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai

1 100,00 99,54 0,46

F Misi 6

1 Meningkatnya nilai realisasi investasi

1 117,87 90,37 9,63

2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan

1 tercapai 94,27 5,73

3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

1 tercapai 93,29 6,71

4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi

1 100,00 89,38 10,62

G Misi 7

1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang

2 120,89 67,72 32,28

Jumlah 85,45 14,55

Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017

D. PRESTASI DAN PENGHARGAAN

Dalam melaksanakan amanah Pemerintah Kabupaten Pemalang dilakukan

secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga

206

Pemerintah Kabupaten Pemalang telah memperoleh penghargaan yang diberikan

oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, prestasi dan

penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Pemalang, sebagaimana

lampiran.

207

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang disusun

sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja dalam pencapaian visi,

misi dan tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan good governance.

Penyusunan laporan ini bertujuan sebagai alat umpan balik (feedback) yang dapat

digunakan managemen untuk meningkatan kualitas pengambilan keputusan dan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang tahun 2017

menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian sasaran strategis yang

ditujukan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam upayanya untuk

melaksanakan seluruh kinerja yang direncanakan dan ditetapkan tahun 2017.

Berdasarkan hasil analisis akuntabilitas terhadap 56 Indikator yang tercantum dalam

Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017, menurut skala nilai peringkat kinerja

dapat disimpulkan bahwa dari 56 indikator kinerja, sebanyak 51 indikator atau 91,07%

memperoleh kriteria penilaian sangat baik, 3 indikator atau 5,36% memperoleh kriteria

penilaian tinggi, 1 indikator atau 1,79% memperoleh kriteria sedang, dan 1 indikator

atau 1,79% memperoleh kriteria penilaian rendah.

Adapun indikator yang pencapaian kinerjanya belum memenuhi target adalah

sebagai berikut :

1. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi :

a. Usia Harapan Hidup sebesar 99,88%;

b. Total Fertility rate (TFR) sebesar 99,61%;

c. Indeks Pembangunan Gender sebesar 99,92%;

BAB

4 PENUTUP

208

d. Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 99,13%;

e. Pertumbuhan Ekonomi 99,26%

f. Tingkat Pengeluaran Perkapita 96,21%

g. Persentase jembatan dalam kondisi baik 99,73%

2. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Tinggi :

a. Produktivitas Kedelai (kw/ha) 84,98%;

b. Persentase RTLH yang ditangani sebesar 83,22%;

c. Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara

dari sumber tidak bergerak sebesar 84,08%;

3. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sedang :

a. Indeks Gini sebesar 72,73%;

4. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Rendah :

b. Persentase jalan dalam kondisi baik sebesar 56,03%;

Diagram 4.1. Capaian Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017

Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran terhadap 25 sasaran

strategis yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017,

menurut skala nilai peringkat kinerja dapat disimpulkan bahwa dari 25 sasaran

strategis, sebanyak 24 sasaran atau 96% memperoleh kriteria penilaian sangat baik dan

1 sasaran atau 4% memperoleh kriteria penilaian tinggi. Pencapaian Indikator Kinerja

Sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017 sebagaimana diagram

sangat baik91%

tinggi5%

sedang2%

rendah2%

209

berikut :

Diagram 4.2. Capaian Indikator Sasaran Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017

Berdasarkan kriteria penilaian pemenuhan target, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagi berikut:

a. Penilaian per indikator kinerja

Terdapat 36 indikator kinerja atau 64,29% yang melampaui target, 8 indikator

kinerja atau 14,29% yang memenuhi target 100%, dan 12 indikator kinerja atau

21,43% yang belum memenuhi target kinerja 100%. Adapun komposisi capaian

kinerja per indikator tertuang dalam diagram berikut:

sangat baik96%

tinggi4%

210

Diagram 4.3. Capaian Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Bupati

Kabupaten Pemalang Tahun 2017

b. Penilaian per indikator sasaran

Terdapat 17 indikator kinerja sasaran atau 68% yang melampaui target, 4

indikator kinerja sasaran atau 16% yang memenuhi target 100%, dan 4 indikator

kinerja sasaran atau 16% yang belum memenuhi target kinerja 100%.

Diagram 4.4. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Perjanjian Kinerja Bupati

Kabupaten Pemalang Tahun 2017

Pencapaian kinerja yang telah terlaksana dengan baik maupun yang belum

seluruhnya mencapai target, telah memberikan pengalaman kepada jajaran

Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan

kinerjanya pada kesempatan mendatang. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis

pada Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017 dapat dirumuskan beberapa

melampaui 64,29%

memenuhi14,29%

belum memenuhi21,43%

melampaui target68%

memenuhi target16%

belum memenuhi target

16%

211

langkah penting sebagai strategi dalam melaksanakan optimalisasi kinerja yang lebih

baik di beberapa bidang, yaitu:

1. Optimalisasi sektor koperasi, usaha kecil dan menengah melalui peningkatan

kapasitas, pembinaan kelembagaan maupun sumberdaya manusia koperasi dan

pelaku UMKM yang produktif;

2. Optimalisasi infrastruktur jalan dan jembatan serta transportasi darat yang

menghubungkan hingga tingkat perdesaan yang memudahkan perpindahan

barang dan jasa.

3. Peningkatan kualitas dan kompetansi sumber daya manusia melalui peningkatan

dan perluasan layanan dasar;

4. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya

pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana perikanan

tangkap dan pengembangan peternakan;

5. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya

peningkatan pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan ekonomi mikro

dan kecil untuk masyarakat miskin;

6. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata baru,

peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan kualitas sumber

daya manusia disertai dengan upaya menjaga kelestarian budaya;

7. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah sesuai dengan

prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan peningkatan pelayanan publik

melalui upaya pengembangan fasilitas publik, pengembangan sistem

perencanaan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya aparatur

pemerintah.

Dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Pemalang Tahun 2017 kami telah memberikan laporan yang didukung dengan data

yang akurat, namun segala kekurangan yang masih terdapat dalam penyusunan

laporan ini diharapkan mampu menjadi motivasi pada penyusunan mendatang.

Melalui penyusunan laporan ini, diharapkan mampu memenuhi fungsinya sebagai

sarana akuntabilitas serta dapat digunakan sebagai sumber informasi penting dalam

212

pengambilan keputusan yang berguna sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam

peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang di masa yang akan datang.

Pemalang, 29 Maret 2018

BUPATI PEMALANG

H. JUNAEDI, SH, MM

LAMPIRAN 1

DAFTAR PENGHARGAAN

NO. TINGKAT

PENGHARGAAN NAMA

PENGHARGAAN BIDANG PRESTASI

NAMA/SKPD PENERIMA

1.

Nasional Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM)

Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)

Bagian Hukum Setda

Penghargaan Sebagai Debitur Penerima Penerusan Pinjaman Berkinerja Pembayaran Terbaik Tahun 2016

Keuangan BPKAD

Penghargaan Atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan laporan Keuangan Tahun 2016 dengan capaian standar Tertinggi (WTP)

BPKAD

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Kebondalem Kabupaten Pemalang

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Petarukan Kabupaten Pemalang

NO. TINGKAT

PENGHARGAAN NAMA

PENGHARGAAN BIDANG PRESTASI

NAMA/SKPD PENERIMA

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Banyumudal Kabupaten Pemalang

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Warungpring Kabupaten Pemalang

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Mulyoharjo Kabupaten Pemalang

Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Kalimas Kabupaten Pemalang

2. Provinsi Opini atas Laporan Keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Pengelolaan Keuangan

BPKAD

Juara III Pelaksana Terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kategori Desa Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017

Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Desa Sungapan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang

LAMPIRAN 2

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BUPATI

LAMPIRAN 3

PERJANJIAN KINERJA BUPATI

TAHUN 2017

LAMPIRAN 4

SURAT PERNYATAAN TELAH DIREVIU OLEH INSPEKTORAT

KABUPATEN PEMALANG