i
KATA PENGANTAR
uji dan syukur senantiasa kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-
Nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun 2017
dapat kami selesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun sebagai salah satu upaya dalam
mewujudkan reformasI birokrasi di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pemalang dan sebagai
perwujudan akuntabilitas serta sarana informasi kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun
2017 ini memuat tentang perencanaan, perjanjian kinerja dan capaian kinerja
tahun kedua periode 2016-2021 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Pemalang, baik keberhasilan maupun kegagalan
dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis. Laporan ini juga memuat aspek
keuangan yang secara langsung berhubungan antara dana masyarakat yang
dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima oleh masyarakat.
Kami berharap Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten
Pemalang Tahun 2017 ini dapat menjadi sarana evaluasi dalam rangka
memperbaiki kinerja ke depan untuk lebih produktif, efektif dan efisien, baik
mulai dari aspek perencanaan, pengorganisasian maupun pengkoordinasian
dalam pelaksanaannya.
P
ii
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan, dan
bimbingan dalam penyusunan laporan ini, khususnya Pemerintah melalui
Kementerian PAN dan RB serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Pemalang, 29 Maret 2018
BUPATI PEMALANG
H. JUNAEDI, SH, MM.
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF enyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) sebagai bentuk
pelaporan kinerja yang telah diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten
Pemalang selama satu tahun untuk mendorong tata kelola
pemerintahan yang baik dengan melaporkan kinerjanya dalam memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang Tahun
2017 ini merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi. Penyusunan Laporan Kinerja ini berdasarkan pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, di mana
pelaporan capaian kinerja organisasi secara transparan dan akuntabel
merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja Pemerintah Kabupaten
Pemalang.
Laporan ini disusun dengan mengumpulkan data dan melakukan analisis
untuk menjawab pertanyaan serta membuat kesimpulan mengenai sejauh
mana capaian kinerja dan sasaran pembangunan daerah yang ditunjukkan
dalam keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten
Pemalang yang terangkum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Tahun 2017, sesuai
dengan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021.
Berdasarkan hasil analisis akuntabilitas terhadap 56 Indikator Kinerja
dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017, dapat disimpulkan bahwa
dari 56 indikator kinerja, sebanyak 51 indikator atau 91,07% memperoleh kriteria
P
iv
penilaian sangat baik, 3 indikator atau 5,36% memperoleh kriteria penilaian
tinggi, 1 indikator atau 1,79% memperoleh kriteria sedang, dan 1 indikator atau
1,79% memperoleh kriteria penilaian rendah.
Sedangkan hasil pengukuran indikator kinerja sasaran terhadap 25
sasaran strategis yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang
tahun 2017, menurut skala nilai peringkat kinerja dapat disimpulkan bahwa dari
25 sasaran strategis, sebanyak 24 sasaran atau 96% memperoleh kriteria
penilaian sangat baik dan 1 sasaran atau 4% memperoleh kriteria penilaian
tinggi. Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran strategis Pemerintah Kabupaten
Pemalang tahun 2017 sebagaimana diagram berikut :
sangat baik91%
tinggi5%
sedang2%
rendah2%
96%
4%
v
Berdasarkan kriteria penilaian pemenuhan target, maka dapat diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat 36 indikator kinerja atau 64,29% yang melampaui
target, 8 indikator kinerja atau 14,29% yang memenuhi target 100%, dan 12
indikator kinerja atau 21,43% yang belum memenuhi target kinerja 100,
sebagaimana tertuang dalam diagram sebagai berikut :
Sedangkan dari 25 sasaran, terdapat 17 indikator kinerja sasaran atau
68% yang melampaui target, 4 indikator kinerja sasaran atau 16% yang
memenuhi target 100%, dan 4 indikator kinerja sasaran atau 16% yang belum
memenuhi target kinerja 100%, sebagaimana tertuang dalam diagram berikut:
melampaui 64,29%
memenuhi14,29%
belum memenuhi
21,43%
melampaui target68%
memenuhi target16%
belum memenuhi target16%
vi
Secara terperinci, indikator yang pencapaian kinerjanya belum memenuhi
target adalah sebagai berikut :
1. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi :
a. Usia Harapan Hidup sebesar 99,88%;
b. Total Fertility rate (TFR) sebesar 99,61%;
c. Indeks Pembangunan Gender sebesar 99,92%;
d. Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 99,13%;
e. Pertumbuhan Ekonomi 99,26%
f. Tingkat Pengeluaran Perkapita 96,21%
g. Persentase jembatan dalam kondisi baik 99,73%
2. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Tinggi :
a. Produktivitas Kedelai (kw/ha) 84,98%;
b. Persentase RTLH yang ditangani sebesar 82,95%;
c. Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan
udara dari sumber tidak bergerak sebesar 84,08%;
3. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sedang :
a. Indeks Gini sebesar 72,73%;
4. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Rendah :
b. Persentase jalan dalam kondisi baik sebesar 56,03%.
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................... iii
Daftar Isi ..................................................................................................... vii
Daftar Gambar ............................................................................................ xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xiii
Daftar Grafik ............................................................................................. xviii
Daftar Diagram .......................................................................................... xix
BAB 1 : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Organisasi Perangkat Daerah dan Sumber Daya Aparatur .................... 2
C. Gambaran Umum .................................................................................. 5
1. Kondisi Geografi .............................................................................. 5
2. Potensi Unggulan Kabupaten Pemalang ......................................... 8
3. Keadaan Penduduk ............................................................................ 15
4. Kondisi Perekonomian ...................................................................... 18
5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ............................................... 28
6. Indeks Pembangunan Gender (IPG) ................................................... 30
7. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ................................................. 31
D. Permasalahan Utama(Strategic Issued) ................................................. 33
BAB 2 : PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 36
1. Visi dan Misi ........................................................................................ 36
2. Tujuan dan Sasaran ........................................................................... 38
3. Strategi dan Arahan Kebijakan .......................................................... 46
viii
4. Pentahapan Pembangunan ................................................................ 52
5. Prioritas Pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ............... 55
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .................................................................. 56
C. Program Untuk Pencapaian Sasaran ...................................................... 56
D. Recana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah tahun 2017 .................. 67
BAB 3 : AKUNTABILTAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi ..................................................................... 76
I. Sasaran Strategis 1 .............................................................................. 85
1. Tingkat Keselarasan Antara Program RKPD dengan RPJMD ........ 85
2. Nilai LkjIP ......................................................................................... 86
3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yg
di akomodir RKPD ........................................................................... 89
II. Sasaran Strategis 2 ............................................................................. 90
1. Rata-rata Lama Sekolah ............................................................... 90
2. Harapan Lama Sekolah ............................................................... 92
3. Angka Kelulusan SD/MI ............................................................... 93
4. Angka Kelulusan SMP/MTs ........................................................... 95
5. Angka Melanjutkan SD/MI ........................................................... 96
6. Angka Melanjutkan SMP/MTs ..................................................... 97
III. Sasaran Strategis 3 ............................................................................. 99
Angka Kunjungan Ke perpustakaan .................................................. 99
IV. Sasaran Strategis 4 ........................................................................... 102
1. Usia Harapan Hidup ........................................................................ 102
2. Angka Kematian Ibu (AKI) ............................................................ 104
3. Angka Kematian Bayi (AKB) ......................................................... 106
4. Angka Kematian Balita ................................................................ 108
5. Persentase Balita Gizi Buruk ......................................................... 110
V. Sasaran Strategis 5 .......................................................................... 112
Total Fertility Rate (TFR) ................................................................... 112
ix
VI. Sasaran Strategis 6 ............................................................................ 115
1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) ............................................ 115
2. Indek Pemberdayaan Gender (IDG) ............................................. 117
VII. Sasaran Strategis 7 ............................................................................ 121
Persentase PMKS yang tertangani ................................................ 121
VIII. Sasaran Strategis 8 ........................................................................... 127
1. Persentase Kepemilikan KTP ........................................................ 127
2. Persentase Anak Memiiki Akta Kelahiran .................................... 130
IX. Sasaran Strategis 9 ........................................................................... 133
1. Produktivitas Padi ........................................................................ 133
2. Produktivitas Jagung ..................................................................... 135
3. Produktivitas Kedelai .................................................................... 137
4. Produktivitas Komoditas Peternakan Utama ............................ 138
X. Sasaran Strategis 10 ........................................................................... 141
1. Skor Pola Harapan (PPH) ............................................................. 141
2. Ketersediaan Cadangan Pangan ................................................... 143
XI. Sasaran Strategis 11 ............................................................................ 145
1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 145
2. PDRB Per Kapita ............................................................................ 146
3. Laju Inflasi ................................................................................... 148
4. Indeks Gini ...................................................................................... 150
5. Tingkat Pengeluaran Perkapita .................................................... 151
6. Produksi Perikanan Tangkap ........................................................ 154
7. Produksi Perikanan Budidaya ......................................................... 156
XII. Sasaran Strategis 12 ........................................................................... 158
1. Persentase Koperasi Sehat ........................................................... 158
2. Persentase Pertumbuhan IKM (Industri Kecil Menengah) .......... 159
XIII. Sasaran Strategis 13 ............................................................................ 162
Persentase Pertumbuhan Kontribusi Sektor Perdagangan
terhadap PDRB .................................................................................... 162
x
XIV. Sasaran Strategis 14 ........................................................................... 164
Peningkatan Wisatawan ................................................................... 164
XV. Sasaran Strategis 15 ........................................................................... 167
Tingkat Pengangguran Terbuka ........................................................ 167
XVI. Sasaran Strategis 16 ......................................................................... 170
Menurunnya Penduduk Miskin ........................................................ 170
XVII. Sasaran Strategis 17 ......................................................................... 173
1. Persentase Jalan Dalam Kondisi Baik ......................................... 173
2. Persentase Jembatan DaLam Kondisi Baik ................................ 176
3. Persentase Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik ......................... 178
4. Cakupan Rumah Tangga Yang Mendapatkan
Pelayanan Air Minum .................................................................. 181
5. Persentase Saluran Drainase Dalam Kondisi Baik ....................... 183
6. Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Yang ditangai ......... 186
7. Cakupan Wilayah Kumuh ............................................................... 188
XVIII. Sasaran Strategis 18 ............................................................................. 190
Ketersedian Rambu-rambu Lalu Lintas ............................................ 190
XIX. Sasaran Strategis 19 ........................................................................... 191
Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap
Pencemaran Air dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak ................. 191
XX. Sasaran Strategis 20 ........................................................................... 194
Persentase Penurunan Konflik Sosial ................................................. 194
XXI. Sasaran Strategis 21 ............................................................................ 196
Nilai Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM) ................ 196
XXII. Sasaran Strategis 22 ........................................................................... 199
Hasil Opini BPK terhapat Laporan Keuangan Daerah ...................... 199
XXIII. Sasaran Strategis 23 ............................................................................. 200
Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat
pada Perangkat Daerah Pelayanan Publik ........................................... 200
XXIV. Sasaran Strategis 24 ............................................................................ 202
xi
Cakupan Pelayanan Teknologi Informatika (TI) Bagi Masyarakat 202
XXV. Sasaran Strategis 25 ............................................................................. 203
1. Cakupan Kelompok Seni yang Dibina ........................................... 203
2. Benda, Situs dan Kawasan cagar Budaya yang Dilestarikan .......... 204
B. Relasi Anggaran ...................................................................................... 206
Akuntabilitas Keuangan ......................................................................... 206
C. Efisien Sumber Daya .............................................................................. 211
BAB 4 : PENUTUP
Penutup ..................................................................................................... 215
Lampiran
A. Penghargaan Daerah
B. Indikator Kinerja Utama Bupati
C. Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang Tahun 2017
D. Surat Pernyataan Telah di Reviu oleh Inspektorat Kabupaten Pemalang
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2017 ..... 6
Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 2010-2020 ...... 16
Tabel 1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Tengah 2016 ..................................................... 17
Tabel 1.4 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK ................................. 19
Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang
Tahun 2013 – 2017 ..................................................................... 20
Tabel 1.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2016 dan 2017 Kabupaten Pemalang (%) ................................ 22
Tabel 1.7 Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Perkapita
ADHB 2017 Kabupaten Pemalang (%) ..................................... 24
Tabel 1.8 Laju Inflasi Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017 ............. 24
Tabel 1.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 .............................. 26
Tabel 1.10 Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015 .................... 28
Tabel 1.11 Indikator IPM Kabupaten Pemalang Tahun 2010-2015 ........... 29
Tabel 1.12 Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di Wilayah Karesidenan Pekalongan Tahun 2012 – 2016 ...... 30
Tabel 1.13 Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 30
Tabel 1.14 Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 31
Tabel 1.15 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang
xiv
Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 32
Tabel 1.16 Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015 ................................................................... 32
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama ................... 43
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ................................................ 57
Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ................................................ 76
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Tahun 2017 ................................................ 77
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................... 83
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Tingkat Keselarasan Antara
Program RKPD dengan RPJMD ............................................ 85
Tabel 3.5 Kategori Tingkatan Akuntabilitas ....................................... 86
Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja Nilai LKjIP ............................................... 87
Tabel 3.7 Pengukuran Kinerja Persentase Prioritas Usulan
Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD ................. 89
Tabel 3.8 Pengukuran Kinerja Rata-rata Lama Sekolah (RLS) .............. 90
Tabel 3.9 Pengukuran Kinerja Harapan Lama Sekolah (HLS) .............. 93
Tabel 3.10 Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SD/MI ........................ 94
Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SMP/MTs......................... 96
Tabel 3.12 Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SD/MI ................... 96
Tabel 3.13 Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SMP/MTs ............. 97
Tabel 3.14 Pengukuran Kinerja Angka Kunjungan ke Perpustakaan ..... 99
Tabel 3.15 Pengukuran Kinerja Usia Harapan Hidup ............................... 102
Tabel 3.16 Pengukuran Kinerja Angka Kematian Ibu (AKI) .................. 104
Tabel 3.17 Pengukuran Kinerja Angka Kematian Bayi (AKB) ............... 106
xv
Tabel 3.18 Capaian Kinerja Angka Kematian Balita (AKABa) ................ 108
Tabel 3.19 Pengukuran Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk .............. 110
Tabel 3.20 Pengukuran Kinerja Total Fertility Rate ............................. 113
Tabel 3.21 Pengukuran Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) ..... 115
Tabel 3.22 Pengukuran Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ............... 118
Tabel 3.23 Pengukuran Kinerja Persentase PMKS yang Tertangani ..... 121
Tabel 3.24 Rekapitulasi Kegiatan Bidang Sosial S/D Desember 2017 ..... 122
Tabel 3.25 Pengukuran Kinerja Persentase Kepemilikan KTP ............... 127
Tabel 3.26 Pengukuran Kinerja Persentase Anak
memiliki Akta Kelahiran ......................................................... 130
Tabel 3.27 Pengukuran Kinerja Produktivitas Padi ................................ 133
Tabel 3.28 Pengukuran Kinerja Produktivitas Jagung .......................... 136
Tabel 3.29 Pengukuran Kinerja Produktivitas Kedelai .......................... 137
Tabel 3.30 Pengukuran Kinerja Produksi Komoditas
Peternakan Utama ................................................................. 140
Tabel 3.31 Pengukuran Kinerja Skor Pola Pangan Harapan ............... 141
Tabel 3.32 Pengukuran Kinerja Ketersediaan Cadangan Pangan ........... 144
Tabel 3.33 Pengukuran Kinerja Pertumbuhan Ekonomi ......................... 146
Tabel 3.34 Pengukuran Kinerja PDRB Per Kapita .................................... 148
Tabel 3.35 Pengukuran Kinerja Laju Inflasi ............................................. 149
Tabel 3.36 Pengukuran Kinerja Indeks Gini ............................................ 150
Tabel 3.37 Pengukuran Kinerja Tingkat Pengeluaran Perkapita ............ 152
Tabel 3.39 Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Tangkap .............. 155
Tabel 3.40 Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Budidaya ............ 156
xvi
Tabel 3.41 Pengukuran Kinerja Persentase Koperasi Sehat .................. 158
Tabel 3.42 Pengukuran Kinerja Pertumbuhan IKM ............................... 160
Tabel 3.43 Pengukuran Kinerja Persentase pertumbuhan
kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB ................. 162
Tabel 3.44 Pengukuran Kinerja Peningkatan Wisatawan ..................... 164
Tabel 3.45 Pengukuran Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka .......... 167
Tabel 3.46 Pengukuran Kinerja Persentase Penduduk Miskin .............. 170
Tabel 3.47 Pengukuran Kinerja Persentase jalan dalam kondisi baik .... 173
Tabel 3.48 Persentase jembatan dalam kondisi baik ............................. 176
Tabel 3.49 Pengukuran Kinerja Persentase saluran irigasi
dalam kondisi baik .................................................................. 178
Tabel 3.50 Pengukuran Kinerja Cakupan rumah tangga
yang mendapatkan pelayanan air minum ........................... 181
Tabel 3.51 Pengukuran Kinerja Saluran Drainase dalam Kondisi Baik ... 183
Tabel 3.52 Pengukuran Kinerja Persentase RTLH yang tertangani ........ 186
Tabel 3.53 Pengukuran Kinerja Cakupan Wilayah Kumuh ..................... 188
Tabel 3.54 Pengukuran Kinerja Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas 190
Tabel 3.55 Pengukuran Kinerja Persentase Usaha Yang Memiliki
Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara
Dari Sumber Tidak Bergerak ................................................. 192
Tabel 3.56 Pengukuran Kinerja Persentase Penurunan Konflik Sosial ... 194
Tabel 3.57 Pengukuran Kinerja Nilai investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) ................................................. 196
Tabel 3.58 Pengukuran Kinerja Hasil Opini BPK
Terhadap Laporan Keuangan Daerah .................................... 199
xvii
Tabel 3.59 Pengukuran Kinerja Rata-rata Skor SKM
pada Perangka Daerah Pelayanan Publik .............................. 201
Tabel 3.60 Pengukuran Kinerja Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat 202
Tabel 3.61 Pengukuran Kinerja Cakupan Kelompok Seni yang Dibina ... 203
Tabel 3.62 Pengukuran Kinerja Benda, Situs &
Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan ............................ 205
Tabel 3.63 Komposisi Belanja Pada Apbd Kabupaten Pemalang
Tahun Anggaran 2017 (Unaudited) ......................................... 207
Tabel 3.64 Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah
Kabupaten Pemalang Per Sasaran strategis Tahun 2017 ....... 207
Tabel 3.65 Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran
Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................... 209
Tabel 3.66 Tingkat Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ......................... 212
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut
Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2017 ................... 16
Grafik 1.2 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi
Jawa Tengah 2016 .................................................................. 21
Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang
Tahun 2013–2016 (%) .............................................................. 23
Grafik 1.4 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang
Tahun 2013 – 2017 (%) .......................................................... 25
Grafik 1.5 Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan
Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017 ............................. 26
Grafik 1.6 Perkembangan Gini Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 28
Grafik 1.7 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 (Metode Baru) ...... 29
Grafik 1.8 Perkembangan Indeks Pembangunan Gender
Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015 .............................. 31
Grafik 1.9 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015 .................................................................. 32
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Pemalang
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017 .................................. 17
Diagram 1.2 Distribusi Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pemalang Tahun 2017 ..................................... 23
Diagram 4.1 Capaian Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten
Pemalang tahun 2017 ........................................................... 216
Diagram 4.2 Capaian Indikator Sasaran Pemerintah Kabupaten
Pemalang tahun 2017 ........................................................... 217
Diagram 4.3 Capaian Indikator Kinerja Perjanjian Bupati Kabupaten
Pemalang tahun 2017 ........................................................... 218
Diagram 4.4 Capaian Indikator Sasaran Perjanjian Bupati Kabupaten
Pemalang tahun 2017 ........................................................... 218
1
A. LATAR BELAKANG
kuntabilitas didefinisikan
sebagai suatu
perwujudan kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan misi
organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban
yang dilaksanakan secara periodik.
Salah satu rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari
evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran
diwujudkan dalam Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) juga berperan sebagai alat kendali,
alat penilai kinerja serta alat pendorong terwujudnya good governance.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang
merupakan bentuk komitmen nyata dalam mengimplementasikan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana amanat yang
terkandung dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah
satu pedoman penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
A
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Organisasi Perangkat
Daerah dan Sumber Daya Aparatur
C. Gambaran Umum Daerah D. Permasalahan Utama
BAB
1 PENDAHULUAN
2
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
sebagai dasar penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan
Kinerja disebutkan bahwa Bupati menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) pada awal periode pelaksanaan program/kegiatan
berdasarkan perjanjian kinerja yang ditandatangani, dimana capaian kinerja di
tahun yang lalu dan rencana capaian kinerja di tahun mendatang
dikomunikasikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang
memiliki dua fungsi utama sekaligus. Pertama, LKjIP merupakan sarana bagi
Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk menyampaikan pertanggungjawaban
kinerja kepada seluruh stakeholder yang berisi informasi tentang keberhasilan
dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Kedua, LKjIP Kabupaten
Pemalang merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Pemerintah
Kabupaten Pemalang sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja di masa yang
akan datang atau dalam upaya peningkatan kinerja (performance improvement)
organisasi, baik dalam bentuk regulasi, distribusi, maupun alokasi sumber daya
yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang.
B. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DAN SUMBER DAYA
APARATUR
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang sesuai Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, mendorong
Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk membentuk Organisasi perangkat
Daerah (OPD) baru yang mendasari aturan dalam peraturan tersebut.
3
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 13
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Kabupaten
Pemalang telah menjalankan roda pemerintahan berdasarkan susunan OPD
baru sesuai dengan Peraturan Daerah, yang berlaku mulai 1 Januari 2017.
Sehubungan dengan hal tersebut, urusan pemerintahan di Kabupaten
Pemalang dibagi menjadi penyelenggaraan urusan pemerintahan wajib dan
penyelenggaraan urusan pemerintahan pilihan.
Sesuai dengan amanat Peraturan pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, urusan pemerintahan wajib dibagi menjadi urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan urusan
pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar yang. Urusan
pemerintahan wajib merupakan urusan yang terkait langsung dengan
pelaksanaan pelayanan dasar (basic service) bagi masyarakat. Sedangkan
urusan pemerintahan pilihan diselenggarakan dalam rangka pengembangan
potensi unggulan (core competence) yang menjadi karakteristik dan kekhasan
daerah.
Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana
tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Pemalang dipimpin oleh Bupati selaku
Kepala Daerah dan dibantu oleh Wakil Bupati sebagai Wakil Kepala Daerah,
Sekretaris Daerah (3 asisten, 8 bagian), 3 Staf ahli, 1 Sekretaris DPRD, 1
Inspektorat, 18 Dinas, 4 Badan, 14 Kecamatan dengan 11 Kelurahan sebagai
perangkat Kecamatan. Sedangkan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah masih
menggunakan aturan yang lama, karena aturan dari Pemerintah Pusat sampai
saat ini belum turun. Adapun Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten
Pemalang adalah sebagai berikut:
5
C. GAMBARAN UMUM DAERAH
1. Kondisi Geografis
Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur transportasi pantai utara
(pantura) Pulau Jawa. Secara astronomis Kabupaten Pemalang terletak
pada posisi 1090 17′ 30″ – 1090 40′ 30″ Bujur Timur dan 80 52′ 30″ – 70 20′ 11″
Lintang Selatan. Sedangkan secara geografis, wilayah Kabupaten
Pemalang memiliki batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa;
b. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pekalongan;
c. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten
Banyumas;
d. Sebelah Barat dengan Kabupaten Tegal.
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Pemalang
6
Secara administratif Kabupaten Pemalang terdiri atas 14
kecamatan, yang dibagi lagi atas 211 Desa dan 11 Kelurahan. Adapun
jumlah dusun/lingkungan yang ada di seluruh desa dan kelurahan adalah
839 yang terdiri dari 6.453 RT dan 1.303 RW.
Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pemalang. Luas
wilayah Kabupaten Pemalang 111.530,570 Ha atau 1.115,30 Km², terdiri dari
lahan sawah seluas 36,381,86 Km² dan lahan bukan sawah 111,530,45 Km².
Adapun rincian luas penggunaan lahan menurut kecamatan tahun 2017
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan Tahun 2017
Kecamatan
Luas Lahan (Km²)
Jumlah
Sawah
Bukan Sawah
Bangunan &
Pekarangan
Tegalan/
Kebun
Hutan
Rakyat
Tambak/
Kolam
Hutan
Negara
Perke-
bunan
Lain-
Lain
Moga 1250,681 1178,13 700,412 54,45 248,176 518,45 189,79 0 4.140,09
Warungpring 885,99 901,90 384,64 181 88 124,47 65 0 2.631,00
Pulosari 240,17 1011,98 4129,22 123,68 68 3103,95 75 0 8.752,00
Belik 2474,09 2343,64 2395,61 805 2,95 4320,46 112,25 0 12.454,00
Watukumpul 3325,78 1697,93 1861,47 627 4,66 5385,16 0 0 12.902,00
Bodeh 2650,05 1485,70 740,51 0 282,48 3439,56 0 0 8.598,30
Bantarbolang 2696,00 1398,00 2106 365 0 7354 0 0 13.919,00
Randudongk
al 3363,11 1313,07 983,03 94,09 0 3111,81
166,8
9 0
9.032,00
Pemalang 4123,00 1697,12 692 0 214 3466,88 0 0 10.193,00
Taman 3761,83 1739,38 145 0 301 786,79 7 0 6.741,00
Petarukan 5252,00 2478,059 310 - 89 - - 0 8.129,06
Ampelgading 2858,16 912,77 54,14 0 0 1504,93 0 0 5.330,00
Comal 1215,00 1326,00 76 37 0 0 0 0 2.654,00
Ulujami 2286,00 1671,00 1.213 225 280 - 300 80 6.055,00
Jumlah 36381,861 21.154,68 15.791,03 2.512,22 1.578,27 33.116,46 915,93 80 111.530,45
Sumber : Dinas Pertanian, Tahun 2017
7
Secara topografis, Kabupaten Pemalang memiliki keunikan
wilayah, yang dapa dikelompokan menjadi empat (4) kategori, yaitu:
1. Daerah dataran pantai
Merupakan daerah pantai dengan ketinggian berkisar antara 1-5
meter di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi 18 Desa dan 1
Kelurahan yang terletak dibagian utara wilayah Kabupaten
Pemalang;
2. Daerah dataran rendah
Merupakan daerah dataran rendah yang subur dengan
ketinggian 6-15 m di atas permukaan laut. Daerah ini meliputi 98 Desa
dan 5 Kelurahan yang terletak dibagian utara dari wilayah Kabupaten
Pemalang.
3. Daerah dataran tinggi
Merupakan dataran tinggi dan pengunungan yang subur serta
berhawa sejuk dengan ketinggian 16-212 m di atas permukaan laut
Daerah ini meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan selatan
wilayah Kabupaten Pemalang.
4. Daerah pegunungan
Terbagi menjadi dua, yaitu :
Daerah dengan ketinggian antara 213 – 924 meter diatas
permukaan laut. Daerah ini meliputi 55 desa, terletak dibagian
selatan wilayah Kabupaten Pemalang;
Daerah dengan ketinggian 925 meter diatas permukaan laut,
terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. Daerah ini
meliputi 10 desa dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga.
Adapun jenis tanah di Kabupaten Pemalang antara lain adalah :
a) Tanah alluvial : terutama terdapat di dataran rendah
b) Tanah legosil : terdiri dari batu-batuan pasir dan intermedier di
daerah bukit sampai gunung
8
c) Tanah lestasol: terdiri dari batu bekuan pasir intermedier di
daerah bukit sampai gunung
Kenampakan bentang alam wilayah Kabupaten Pemalang
merupakan areal dataran, perbukitan dan pegunungan yang memiliki
kemiringan lereng beragam. Wilayah Kabupaten Pemalang dilintasi
dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan Sungai Comal, dengan
demikian sebagian besar wilayahnya merupakan daerah aliran sungai
yang subur.
2. Potensi Unggulan Kabupaten Pemalang
Potensi Unggulan Daerah yang bisa dijadikan komoditas
unggulan dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten
Pemalang. Beberapa potensi yang bisa dijadikan komoditas unggulan
dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten Pemalang
meliputi :
1) Sektor Pertanian
a. Padi
Sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Tengah,
produktivitas padi di Kabupaten Pemalang telah mencapai
57,96 kwintal/hektar. Disamping produktivitas padi secara
umum, petani di Kabupaten Pemalang telah merintis padi sehat
dengan rata-rata produktivitas padi sehat sebesar 6,1 ton per
hektar. Pemasaran beras sehat oleh Asosiasi Petani Padi Sehat
Pemalang (APPSP). Produksi beras sehat telah diuji melalui
Laboratorium Sucofindo.
b. Mangga
Komoditas mangga merupakan bagian dari kelompok
hortikultura dan sebagai salah satu komoditas unggulan serta
dikenal dengan Mangga Arumanis Istana. Produksi mangga
Kabupaten Pemalang mencapai 31.427 ton dengan luas panen
mencapai 449.910 pohon.
9
Mangga Arumanis Pemalang telah mendapat
perlindungan indikasi geografis dari Dirjen HAKI Kementerian
Hukum dan HAM Republik Indonesia serta Sertifikat Prima 3
dari Gubernur Jawa Tengah.
c. Sayuran
Komoditas sayuran di Kabupaten Pemalang meliputi
cabai, kentang, kol, tomat, bawang daun, wortel, buncis, sawi,
labu siam yang terletak di wilayah Kabupaten Pemalang bagian
selatan (Waliksarimadu). Luas lahan pengembangan
komoditas sayuran ± 5.080 Ha. Komoditas sayuran mampu
memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Pemalang dan
wilayah lainnya termasuk pasar di Jakarta.
d. Melati Emprit
Komoditas hasil perkebunan jenis tanaman ini merupakan
bahan campuran pembuatan kosmetika. Budidaya melati ini
banyak dikembangkan hampir di sebagian besar wilayah
Kabupaten Pemalang, karena jenis tanaman ini dapat
beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim. Peluang investasi
budidaya tanaman ini memiliki prospek yang sangat strategis,
khususnya di bagian utara Kabupaten Pemalang.
2) Sektor Peternakan
a. Sapi Potong
Kabupaten Pemalang dengan topografi alam yang berupa
dataran pantai, dataran rendah, dataran tinggi serta sebagai
daerah pegunungan, membuat daerah ini sangat cocok untuk
penggemukan sapi potong. Rata-rata produksi daging sapi
potong setiap tahunnya adalah sebesar 730,34 ton. Jumlah
ternak sapi potong 9.701 ekor. Lokasi usaha sapi potong berada
di Kecamatan Watukumpul, Kecamatan Belik, Kecamatan
Pulosari, Kecamatan Moga, Kecamatan Bantarbolang,
Kecamatan Bodeh, dan Kecamatan Randudongkal. Saat ini
10
sedang dikembangkan Sentra Peternakan Rakyat (SPR) Sapi di
Kabupaten Pemalang.
b. Kerbau
Populasi ternak kerbau di Kabupaten Pemalang mencapai
8.225 ekor, meningkat seiring motivasi peternak dalam
budidaya ternak kerbau. Populasi kerbau tersebar merata di
seluruh wilayah Kabupaten Pemalang dengan jumlah populasi
terbanyak berada di Kecamatan Bantarbolang sebesar 2.812
ekor. Saat ini sedang dikembangkan Sentra Peternakan Rakyat
(SPR) Kerbau di Kabupaten Pemalang.
3) Sektor Industri
a. Industri Pengolahan Nanas
Kabupaten Pemalang sebagai salah satu sentra produksi
nanas di Indonesia yang dikenal dengan nama Nanas Madu
Pemalang, potensi produksi nanas madu mencapai 139.282 ton.
Lahan budidaya yang ada saat ini seluas 870,1 ha berada di
Kecamatan Belik, Kecamatan Moga, Kecamatan Pulosari,
Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Randudongkal.
Upaya pengembangan usaha agroindustri dalam skala rumah
tangga telah dilakukan menjadi aneka olahan nanas seperti :
selai, sirup, jenang, dodol, krupuk, kripik, cocktail dan lain-lain.
Selama ini penjualan nanas yang ada di Kabupaten Pemalang
belum semuanya dalam bentuk olahan. Hasil produksi buah
nanas dikirim ke Jakarta, Semarang, Solo dan Yogyakarta.
b. Industri Pengolahan Ikan Bandeng
Ikan bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan
perikanan budidaya di Kabupaten Pemalang. Produksi ikan
bandeng mencapai 7.270.250 kg tercatat lebih dari 1.530 orang
pembudidaya dengan luas lahan tambak mencapai 1.728 ha
tersebar di beberapa Kecamatan Pemalang, Kecamatan
Taman, Kecamatan Petarukan dan Kecamatan Ulujami. Produk
11
olahan bandeng di Kabupaten Pemalang antara lain bandeng
presto, bandeng montok, nuget bandeng, abon bandeng dan
lain-lain. Hasil produksi ikan bandeng segar saat ini
didistribusikan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang
dan Purwokerto.
c. Budidaya Udang Vannamei
Udang vannamei merupakan salah satu komoditas
unggulan di Kabupaten Pemalang. Budidaya udang vannamei
saat ini secara luas dikembangkan oleh masyarakat di pesisir
pantai utara Kabupaten Pemalang dengan luas budidaya
mencapai 92,9 ha baik intensif maupun tradisional. Kapasitas
produksi udang vannamei di Kabupaten Pemalang mencapai
495.180 kg. Pengembangan budidaya udang vannamei yang
cocok dan berpotensial tersebar di beberapa desa di
Kecamatan Ulujami antara lain, Desa Pesantren, Mojo,
Limbangan, Ketapang, Blendung, Kertosari, Kaliprau dan Desa
Tasikrejo.
d. Industri Sapu Glagah
Sentra home industri sapu glagah meliputi beberapa
wilayah di Kecamatan Watukumpul dan Kecamatan Belik.
Produksi sapu glagah di sentra mencapai 20.841.750
buah/tahun. Saat ini produk sapu glagah telah mampu
memenuhi permintaan pasar kota-kota besar serta ekspor ke
Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang dan Brunai. Tanaman rumput
glagah terhampar luas di tanah perkebunan ataupun di tanah
hutan perhutani kurang lebih 245,9 ha lahan telah ditanam dan
dibudidayakan dengan produksi mencapai 713,1 ton rumput
glagah.
e. Sarung Goyor
Sentra industri Sarung Goyor terdapat di Desa Wanarejan
Utara Kecamatan Taman dengan pelaku usaha sebanyak 180.
12
Sentra industri sarung goyor mampu menyerap 3.396 orang
tenaga kerja, kapasitas produksi mencapai 815.518
sarung/tahun. Pemasaran sarung goyor telah di ekspor ke
beberapa negara di kawasan Asia, Timur Tengah, Afrika dan di
dalam negeri sendiri. Komoditas sarung goyor di Kabupaten
Pemalang merupakan sub sektor unggulan kriya Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf).
4) Sektor Pariwisata
Salah satu tulang punggung penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada era otonomi daerah adalah sektor
kepariwisataan, mengingat sektor inilah yang sangat potensial
menghasilkan pendapatan yang besar karena sifatnya yang multi-
sectoral dan multi-effects. Dengan berkembangnya sektor
kepariwisataan akan mendukung pendapatan daerah dari berbagai
sisi mulai dari retribusi masuk obyek wisata, pajak hotel dan
restoran, perijinan usaha pariwisata, di samping juga menyerap
tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal. Mengingat
demikian strategisnya posisi pengembangan sektor pariwisata
maka perencanaan pengembangan pariwisata penting untuk
dipikirkan. Pemalang adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah
yang memiliki potensi wisata cukup berlimpah dan bervariasi. Obyek
wisata di Pemalang dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori
yaitu wisata alam serta wisata budaya.
Kabupaten Pemalang memiliki sejumlah obyek wisata
potensial dan prospektif. Beberapa jenis daya tarik wisata yang
dimiliki terdiri dari obyek pegunungan, pantai, air terjun maupun
obyek wisata buatan antara lain :
a. Widuri Water Park
Terletak di tepi Pantai Utara Pemalang, tepatnya di
Kelurahan Widuri Kecamatan Pemalang. Dengan luas area 6,5
Ha.
13
Wahana yang ditawarkan meliputi Wahana Boomerang
(Little Rip), Seluncur (Water Slide), Permainan Anak (Kid Water
Playground) yang dilengkapi ember tumpah, Kolam Arus (Lazy
River), Wahana Dermaga, Ventura River, Food Court & Resto.
Widuri Water Park merupakan daerah tujuan wisata tahunan
yang kerap dikunjungi masyarakat baik dalam maupun luar
daerah.
b. Pantai Widuri
Terletak ±3 Km sebelah utara Kota Pemalang dan dapat
ditempuh dengan menggunakan angkutan umum maupun
kendaraan pribadi dikarenakan infrastruktur yang sudah
memadai. Ketika memasuki lingkungan Pantai Widuri maka
pengunjung akan disambut dengan rimbunan pohon pohon
besar yang telah berumur ratusan tahun dan kumpulan pohon
cemara berjajar rapi di sepanjang pinggir pantai.
c. Goa Gunung Wangi
Terletak 25 Km arah barat daya Kota Pemalang tepatnya
di Desa Glandang Kecamatan Bantarbolang, yang merupakan
gugusan goa yang terdiri dari Goa Pengantin, Goa Buyung, Goa
Laren, Goa Bandung dan Goa Siluman. Diantara kelima tersebut
Goa Buyung adalah yang terbesar dan terpanjang dengan
hiasan stalagtit dan stalagmit yang menyajikan panorama yang
indah.
d. Curug Sibedil
Merupakan wisata air terjun terletak ±43 Km dibarat daya
Kota Pemalang tepatnya di Desa Sima Kecamatan Moga.
Dinamakan Sibedil karena tidak jauh dari areal tersebut
terdapat batu yang bentuknya mirip dengan bedil (senjata laras
panjang). Curug Sibedil menyajikan panorama air terjun yang
indah dengan ketinggian ±20 m dimana sumber air terjun
tersebut berasal dari 3 mata air.
14
e. Curug Barong
Curug dengan ketinggian ±25 m yang berada di
Kecamatan Belik 56 Km kearah tenggara Kota Pemalang. Curug
Barong menawarkan panorama yang asri dengan sumber air
yang sejuk dan segar.
f. Telaga Rengganis
Terletak di Kecamatan Watukumpul ±60 Km kearah
tenggara Kota Pemalang. Telaga ini nampak anggun dihiasi
dengan jajaran pohon pinus yang mengelilinginya. Telaga
Rengganis ideal untuk pecinta Hiking dan Camping selain itu
juga cocok untuk olahraga memancing.
g. Bukit Mendelem
Sebuah bukit dengan ketinggian ±1450 mdpl yang terletak
42 Km ke arah tenggara Kota Pemalang tepatnya di Desa
Mendelem Kecamatan Belik. Dengan luas 3,5 Ha bukit yang
terdiri dari batuan diorit sangat ideal bagi pecinta olahraga
panjat tebing.
h. Desa Wisata Cikendung
Desa wisata Cikendung berhawa sejuk dan terletak di kaki
Gunung Slamet, Kecamatan Pulosari, sekitar 45 km ke arah
selatan Pemalang. Dengan hawa yang sejuk dan berada di kaki
Gunung Slamet, desa tersebut telah dikemas menjadi Desa
Wisata Budaya Berbasis Pegunungan.
i. Kawasan Wisata Moga
Kawasan wisata Moga memiliki kolam renang,
pesanggrahan, dan wisata agro PTPN IX Semugih. Kolam
renang Moga terletak kurang lebih 41 km ke sebelah selatan
Kota Pemalang, dengan luas objek wisata 1.932 m². Sedangkan
pesanggrahan Moga terletak di sebelah barat obyek wisata
kolam renang Moga. Luas lahan yang dimiliki kurang lebih 486
m² memiliki 24 kamar dengan fasilitas kamar mandi disetiap
15
kamarnya. Kondisi saat ini perlu dilakukan perbaikan dan
sedang diusulkan bantuan keuangan Provinsi Jawa Tengah.
j. Ekowisata Mangrove Desa mojo
Ekosistem mangrove di Desa Mojo merupakan ekosistem
mangrove terbesar di pesisir utara Kabupaten Pemalang.
Ekosistem mangrove ini terletak di muara Sungai Comal
dengan jenis tanamannya Rhizophora mucronata dan
jenis Avicennia marina yang hidup secara alami. Adanya hutan
mangrove yang terbentuk seluas 72 ha telah mendatangkan
berbagai jenis burung di wilayah tersebut. Terdapat 31 jenis
burung dengan 11 jenis diantaranya burung migran (gajahan
benggala).
Kawasan ekowisata hutan mangrove saat ini memiliki
fasilitas jalan panggung sepanjang 935 m yang melintasi
kawasan hutan mangrove serta perahu tradisional yang
digunakan untuk wisatawan untuk melihat keindahan panoran
hutan mangrove dari tepi sungai comal.
k. Wisata Gardu Pandang Gunung Slamet (Wisata Pos
Pengamatan)
Terletak di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari
Kabupaten Pemalang. Obyek wisata ini berada pada ketinggian
1.000 mdpl dengan suhu lingkungan sekitar cenderung dingin
berkisar antara 150 ºC sampai 250 ºC.
3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2017
menurut BPS sebanyak 1.296.272 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak
641.572 jiwa dan perempuan sebanyak 654.700 jiwa. Kecamatan
Pemalang merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak,
yaitu 178.037 jiwa, sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk
paling sedikit adalah Kecamatan Warungpring dengan jumlah penduduk
38.974 jiwa. Persebaran penduduk per Kecamatan berdasarkan proyeksi
16
penduduk Kabupaten Pemalang menurut kelompok umur dan jenis
kelamin 2010-2020 yang bersumber dari BPS adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 2010-2020
Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
Moga 31.575 32.058 63.633
Warungpring 19.233 19.741 38.974
Pulosari 27.793 28.243 56.036
Belik 52.568 52.182 104.750
Watukumpul 32.312 32.636 64.948
Bodeh 27.181 27.503 54.684
Bantarbolang 34.752 37.377 72.129
Randudongkal 47.674 50.125 97.799
Pemalang 88.114 89.923 178.037
Taman 80.430 81.717 162.148
Petarukan 72.869 74.317 147.186
Ampelgading 32.805 33.848 66.653
Comal 44.280 44.753 89.032
Ulujami 49.986 50.277 100.263
TOTAL 641.572 654.700 1.296.272 Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017*) Proyeksi Penduduk 2010-2020
Grafik 1.1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Pemalang Menurut Kelompok Umur
Dan Jenis Kelamin Tahun 2017
0
50
100
150
200 Laki-Laki Perempuan
17
Dari Tabel 1.2 dan Grafik 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa komposisi
penduduk Kabupaten Pemalang menurut jenis kelamin relatif seimbang
sebagaimana diagram dibawah ini :
Diagram 1.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Pemalang
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017
Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang menempati urutan
ketiga di Provinsi Jawa Tengah, dengan persentase sebesar 3,80%
setelah Kabupaten Batang 2,20% dan Kabupaten Pekalongan 2,59%.
Dengan luas wilayah Kabupaten Pemalang sekitar 1.115,30 kilometer
persegi yang didiami oleh 1.296.272 jiwa pada tahun 2017, maka rata-rata
tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Pemalang adalah sebanyak
1.277 jiwa per kilometer persegi.
Tabel 1.3 Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Tengah 2016
Kabupaten Persentase Penduduk
(%) Kepadatan Penduduk per
km2
1. Batang 2,20 950
2. Pekalongan 2,59 1.052
3. Pemalang 3,80 1.277
4. Tegal 4,20 1.624
5. Brebes 5,26 1.079
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2017 *) Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah 2010-2025
Laki-Laki49%
Perempuan51%
18
Dengan kondisi
demografi tersebut,
tercipta kehidupan
masyarakat di
Kabupaten Pemalang
yang religius dan
toleran, pekerja
keras dan memiliki
semangat bergotong
royong yang cukup kuat sebagai modal sosial yang kokoh bagi
masyarakat Pemalang untuk melangkah lebih maju.
4. Kondisi Perekonomian
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
potensi unggulan suatu daerah adalah komposisi Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Potensi-potensi yang ada dalam suatu wilayah
dapat dilihat dari berbagai macam perspektif dan pendekatan. Salah
satu pendekatan dalam menghitung PDRB adalah menggunakan
pendekatan produksi yang merupakan jumlah nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di
wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi
tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 17 lapangan usaha
(sektor).
PDRB dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang
dihasilkan oleh suatu wilayah. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan
setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang
mempunyai peranan besar menunjukkan basis perekonomian suatu
daerah. Sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan berguna untuk
0
2
4
6
Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes
Grafik 1.2. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/KotaProvinsi Jawa Tengah 2016
Persentase Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk per km2 (dalam ribuan)
19
menunjukkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) secara keseluruhan
maupun sektoral dari tahun ke tahun. Nilai PDRB yang besar
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar pula.
Kondisi perekonomian di Kabupaten Pemalang dapat diukur
melalui besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kinerja
laju pertumbuhan perekonomian Kabupaten Pemalang menunjukan
gambaran yang bervariasi baik menurut harga berlaku maupun menurut
harga konstan. Menurut harga berlaku, laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Pemalang pada Tahun 2017 sebesar Rp.21.842.454.134.076-
naik sebesar 9,01% dari tahun sebelumnya tahun 2016 yaitu sebesar
Rp.20.036.515.722.206,-. Menurut harga konstan, laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 naik sebesar 5,40% dari
semula Rp. 15.463.800.552.329,-pada tahun 2016 menjadi
Rp.16.229.154.010.290,- pada tahun 2017.
Kontribusi sektor penyumbang Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) terbesar secara berturut-turut pada tahun 2017 adalah sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 27,03 persen, sektor
industri pengolahan 20,87 persen dan sektor perdagangan besar dan
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,61 persen.
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku dan konstan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 1.4 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK
Tahun 2016 dan 2017
LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
2016 2017 2016 2017
1. Pertanian, Kehutanan & Perikanan
5.490.139,23 5.903.889,48 3.850.771,69 4.012.917,06
2. Pertambangan & Penggalian
866.762,19 938.570,90 715.206,26 752.008,41
3. Industri Pengolahan 4.274.499,88 4.559.376,88 3.185.813,41 3.297.225,12
4. Pengadaan Listrik & Gas
24.754,85 27.710,70 22.419,09 24.391,01
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang
14.428,73 15.483,26 13.283,69 13.794,29
20
LAPANGAN USAHA PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku PDRB Atas Dasar Harga
Konstan
2016 2017 2016 2017 6. Konstruksi 839.427,62 936.495,86 662.286,15 701.170,34
7. Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi
Mobil & Sepeda
Motor
3.076.300,61 3.410.181,51 2.603.495,09 2.796.271,55
8. Transportasi &
Pergudangan 527.623,34 613.249,39 462.443,60 507.832,34
9. Penyediaan
Akomodasi & Makan
Minum
1.021.182,75 1.116.650,96 861.503,74 912.238,22
10. Informasi &
Komunikasi 367.924,88 402.605,19 383.543,66 404.732,28
11. Jasa Keuangan &
Asuransi 620.814,29 676.352,72 463.368,47 488.976,71
12. Real Estate 326.327,85 354.412,45 286.551,82 300.491,71
13. Jasa Perusahaan 68.014,71 74.923,03 55.942,29 59.364,41
14. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan &
Jaminan Sosial Wajib
671.048,98 768.529,31 505.060,44 547.124,16
15. Jasa Pendidikan 1.121.792,52 1.232.911,41 807.635,75 854.193,96
16. Jasa Kesehatan &
Kegiatan Sosial 206.705,42 230.491,69 154.696,69 165.634,32
17. Jasa Lainnya 518.767,88 580.619,40 429.778,74 460.788,12
Produk Domestik
Regional Bruto
(PDRB)
20.036.515,72 21.842.454,13 15.463.800,55 16.299.154,01
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017
b. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan, meskipun terdapat indikator yang lain
yaitu distribusi pendapatan. Selama kurun waktu 5 (lima) tahun,
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:
Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017
Bidang Urusan/
Indikator
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
Pertumbuhan
Ekonomi
5,57 5,53 5,50 5,31 5,4
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017
21
Grafik 1.3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pemalang
Tahun 2013–2016 (%)
Laju pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi
perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi. Makin tinggi pertumbuhan ekonomi,
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan
utama pembangunan.
Sebagaimana Tabel 1.5 diatas, secara umum dapat dikatakan
bahwa kondisi ekonomi Kabupaten Pemalang mengalami
pertumbuhan. Hal ini dilihat berdasarkan PDRB Harga Konstan,
dimana pada Tahun 2016 sebesar Rp. 15.463.800.552.329,- pada tahun
2017 naik menjadi Rp16.299.154.010.290,-atau naik sebesar 5,40%.
c. Struktur Perekonomian
Struktur Perekonomian Kabupaten Pemalang tahun 2017
menunjukan bahwa terdapat 3 sektor ekonomi yang menjadi sektor
yang dominan di Kabupaten Pemalang, yaitu sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan, sektor Industri Pengolahan serta sektor
Perdagangan Besar dan Eceran.
Pembentukan PDRB Kabupaten Pemalang di dominasi oleh
ketiga sektor tersebut sebesar 63,51% persen. Kontribusi terbesar
diberikan oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar
27,03%, sektor Industri Pengolahan sebesar 20,87% serta 15,61% dari
5.57 5.535.5
5.31
5.4
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
2013 2014 2015 2016 2017
22
sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Struktur perekonomian
Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada Tabel dan Diagram berikut.
Tabel. 1.6 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 dan 2017
Kabupaten Pemalang (%)
LAPANGAN USAHA
Distribusi PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku (persen)
Distribusi PDRB Atas Dasar
Harga Konstan (persen)
2016 2017 2016 2017
1. Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan
27,40 27,03 2,33 4,21
2. Pertambangan &
Penggalian
4,33 4,30 8,98 5,15
3. Industri Pengolahan 21,33 20,87 5,65 3,50
4. Pengadaan Listrik dan
Gas
0,12 0,13 14,50 8,80
5. Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang
0,07 0,07 2,69 3,84
6. Konstruksi 4,19 4,29 7,17 5,87
7. Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor
15,35 15,61 7,57 7,40
8. Transportasi dan
Pergudangan
2,63 2,81 6,55 9,81
9. Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum
5,10 5,11 6,50 5,89
10. Informasi dan
Komunikasi
1,84 1,84 5,61 5,52
11. Jasa Keuangan dan
Asuransi
3,10 3,10 8,51 5,53
12. Real Estate 1,63 1,62 6,20 4,86
13. Jasa Perusahaan 0,34 0,34 6,84 6,12
14. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
3,35 3,52 1,22 8,33
15. Jasa Pendidikan 5,60 5,64 6,66 5,76
16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
1,03 1,06 7,94 7,07
17. Jasa Lainnya 2,59 2,66 4,01 7,22
Produk Domestik
Regional Bruto
(PDRB)
1000 100,00 5,38 5,40
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017
23
Diagram 1.2 Distribusi Peranan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017
d. PDRB per Kapita
PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata
pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di
suatu wilayah/daerah. Data statistik ini merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu wilayah/daerah. PDRB perkapita diperoleh dari
hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun
yang bersangkutan.
Untuk melihat gambaran kesejahteraan masyarakat maka
indikator yang tepat digunakan adalah pendapatan perkapita.
Pertumbuhan pendapatan perkapita Kabupaten Pemalang pada
tahun 2017 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp 16.850.209,01
meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar Rp
15.545.239,43 atau meningkatkan sebesar 8,4%.
Bila dilihat perkembangan besarnya pendapatan perkapita
Kabupaten Pemalang sejak tahun 2012 sampai dengan 2017, telah
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan28%
Jasa Perusahaan0%
Pertambangan dan
Penggalian…
Pengadaan Listrik dan Gas
0%Industri
Pengolahan21%
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang0%
Konstruksi4%
Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor16%
Transportasi dan Pergudangan
3%
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5%
Informasi dan Telekomunikasi
2%
Jasa Keuangan dan Asuransi
3%
Real Estate2%
Administrasi Pemerintah, Pertahanan,
Jaminan …
Jasa Pendidikan6%
Jasa Lainnya3%
24
meningkat sebesar 71,11%. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.7 yang
menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan penduduk dan
peningkatan pendapatan di Kabupaten Pemalang.
Tabel. 1.7
Perkembangan dan Pertumbuhan Pendapatan Perkapita ADHB
2012-2017 Kabupaten Pemalang (%)
Tahun Pendapatan Perkapita
(Rp) Perkembangan (%) Pertumbuhan (%)
2012 10.701.545,41 8,67 8,67
2013 11.747.940,59 19,30 9,80
2014 13.127.516,76 33,30 11,74
2015 14.457.398,23 46,80 10,13
2016 15.545.239,43 57,85 7,52
2017 16.850.209,01 71,11 8,40
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017
e. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi
merupakan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus.
Berikut adalah laju inflasi Kabupaten Pemalang selama tahun 2013-
2017.
Tabel 1.8.
Laju Inflasi Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017
Bidang Urusan/
Indikator
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017
Laju Inflasi 6,52 7,38 3,52 2,33 3,64
Sumber: Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2017
25
Grafik 1.4.
Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Pemalang
Tahun 2013 – 2017 (%)
Berdasarkan Grafik 1.4 Tingkat inflasi di Kabupaten Pemalang
pada tahun 2017 tercatat sebesar 3,64 %. Kondisi ini meningkat apabila
dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2016 yang sebesar 2,33 %.
Peningkatan laju inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan pada
faktor bahan makanan (beras) dan transportasi.
Mengacu pada kriteria Bank Dunia, maka inflasi tersebut masih
tergolong rendah. Besarnya komulatif inflasi yang single digit itu
mengindikasikan bahwa keadaan ekonomi cukup stabil untuk
kelangsungan jalannya roda perekonomian dan pembangunan.
f. Angka Kemiskinan
Kesejahteraan masyarakat dapat dijadikan sebagai ukuran
atas keberhasilan pembangunan suatu daerah. Pemerataan hasil
pembangunan biasanya dikaitkan dengan pemerataan pendapatan
dan masalah kemiskinan. Adapun Jumlah Pendudukdan Persentase
Penduduk Miskin di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017 terdapat
pada tabel berikut ini :
6.52
7.38
3.52
2.33
3.64
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
2013 2014 2015 2016 2017
26
Tabel 1.9. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Pemalang Tahun 2013-2017
No Tahun
Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Persentase
Penduduk Miskin
(Rp/kapita/bln) (000 orang) (persen)
1 2013 271.861 246,80 19,27
2 2014 287.358 237 18,44
3 2015 298.622 235,5 18,30
4 2016 319.434 227,10 17,58
5 2017 331.584 225 17,37
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2017 *)Data diolah
Grafik 1.5. Persentase Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan
Kabupaten Pemalang Tahun 2013 – 2017
Berdasarkan Tabel 1.9 Jumlah dan Persentase Penduduk
Miskin di atas, Kabupaten Pemalang mengalami penurunan
persentase penduduk miskin. Dari angka awal sebesar 19,27% di tahun
2013 terus mengalami perbaikan sehingga mencapai angka 17,37%
pada tahun 2017. Hal ini menunjukan kinerja Pemerintah Kabupaten
Pemalang dalam mengentaskan program kemiskinan mengalami
proges yang cukup memuaskan dan perlu terus ditingkatkan
sehingga mampu memenuhi target sebesar 15,4% sesuai dengan
target akhir RPJMD 2016-2021.
19.27
18.4418.30
17.58 17.37
2013 2014 2015 2016 2017
27
g. Rasio Gini
Distribusi pendapatan (income distribution) merupakan salah
satu indikator penting perkembangan perekonomian daerah. Kondisi
ekonomi daerah yang baik tidak hanya ditandai oleh peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat, tetapi juga dengan adanya
pemerataan distribusi pendapatan yang lebih baik. Distribusi
pendapatan yang relatif baik ditandai oleh kondisi dimana perbedaan
antar golongan masyarakat kaya dan miskin yang tidak terlalu
menyolok dalam perekonomian daerah yang bersangkutan.
Rasio Gini biasanya digunakan untuk melihat dan mengukur
kesenjangan pendapatan dan derajat pemerataan distribusi
penduduk suatu daerah. Data terakhir BPS Jawa Tengah, Rasio Gini
Kabupaten Pemalang pada tahun 2011 sebesar 0,26 yang menunjukan
peningkatan pemerataan pendapatan penduduk dengan pencapaian
terbaik pada tahun 2013 dengan rasio sebesar 0,24. Pada tahun 2014-
2015 rasio gini Kabupaten Pemalang mengalami peningkatan,
berpijak pada angka 0,28 di tahun 2014 hingga tahun 2015. Hal ini
menunjukan bahwa pada rentang tahun 2014-2015 kesenjangan
pendapatan dan derajat pemerataan distribusi Kabupaten Pemalang
terus mengalami penurunan. Menurut kriteria ketimpangan
pendapatan berdasarkan keofisien Gini (Susanti et al 2007) tingkat
ketimpangan rendah dengan rentang nilai kurang dari 0,4 tingkat
ketimpangan moderat antara 0,4-0,5 dan tingkat ketimpangan tinggi
dengan rentang nilai lebih dari 0,5. Berdasarkan atas kriteria koefisien
gini tersebut Kabupaten Pemalang berada pada posisi ketimpangan
rendah.
Besaran Rasio Gini Kabupaten Pemalang dan besaran Rasio
Gini dari Kabupaten/Kota lain yang berdekatan dengan wilayah
Kabupaten Pemalang sebagai pembanding tampak pada tabel
berikut.
28
Tabel 1.10. Rasio Gini Menurut Kabupaten/Kota, 2011-2015
Wilayah
Rasio Gini
2011 2012 2013 2014 2015
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
PROVINSI JAWA TENGAH
0.38 0.38 0.39 0,38 0,38
Kabupaten Batang
0.28 0.31 0.3 0,29 0,28
Kabupaten Pekalongan
0.28 0.28 0.27 0,29 0,29
Kabupaten Pemalang
0.26 0.25 0.24 0,28 0,28
Kabupaten Tegal
0.28 0.32 0.32 0,33 0,33
Kabupaten Brebes
0.33 0.32 0.31 0,32 0,32
Kota Pekalongan
0.31 0.33 0.32 0,34 0,34
Kota Tegal 0.32 0.33 0.32 0,31 0,31
Sumber : BPS Jawa Tengah, 2016 *) Data diolah
Grafik 1.6. Perkembangan Gini Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015
5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan
pilihan bagi penduduk. Tujuan utama pembangunan adalah
menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati
umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan
manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai
ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi
0.26
0.25
0.24
0.28
0.28
0.22
0.23
0.24
0.25
0.26
0.27
0.28
0.29
2011 2012 2013 2014 2015
29
dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat,
pengetahuan, dan kehidupan yang layak.
Angka harapan hidup Kabupaten Pemalang menurut data
terakhir dari BPS sebesar 72,48 pada tahun 2012 terus meningkat sampai
tahun 2016 sebesar 72,87. Kenaikan angka harapan hidup setiap
tahunnya mulai tahun 2012-2016 menunjukan keberhasilan capaian
pembangunan manusia di Kabupaten Pemalang. Indikator
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pemalang tahun 2012-2016
terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.11. Indikator IPM Kabupaten Pemalang
Tahun 2010-2015
Tahun
Angka harapan
hidup (tahun)
Persentase melek huruf
Rata-rata lama sekolah
(tahun)
Pengeluaran per kapita
disesuaikan Ribu
rupiah/PPP)
IPM
2012 72,48 10,64 5,51 6.725,00 60,78
2013 72,59 11,05 5,72 6.863,00 61,81
2014 72,64 11,26 5,87 6.911,00 62,35
2015 72,77 11,86 6,04 7.177,00 63,70
2016 72,87 11,87 6,05 7.447,00 64,17
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016
Grafik 1.7. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2016 (Metode Baru)
Apabila dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya di
Pantura, Maka posisi IPM kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:
60.7861.81
62.35
63.70 64.17
59
60
61
62
63
64
65
2012 2013 2014 2015 2016
30
Tabel 1.12. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di Wilayah Karesidenan Pekalongan Tahun 2012 – 2016
Kabupaten/Kota Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Batang 63,09 63,6 64,07 65,46 66,38
Pekalongan 65,33 66,26 66,98 67,40 67,71
Pemalang 60,78 61,81 62,35 63,70 64,17
Tegal 62,67 63,50 64,10 65,04 65,84
Brebes 60,92 61,87 62,55 63,18 63,98
Kota Pekalongan 69,95 70,82 71,53 72,69 73,32
Kota Tegal 70,68 71,44 72,20 72,96 73,55
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2017 *) Data diolah
6. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Indeks Pembangunan Gender merupakan indeks pencapaian
kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM
dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk
mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan
indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk
mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan.
Tabel 1.13. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015
Tahun
Angka Harapan
Hidup (tahun)
Harapan Lama
Sekolah (Tahun)
Rata-Rata Lama
Sekolah (tahun)
Sumbangan
Pendapatan
(persen) IPG
Laki-
Laki Perempuan
Laki-
Laki Perempuan
Laki-
Laki Perempuan
Laki-
Laki Perempuan
2012 70.51 74.33 11.23 10.51 6.09 4.97 68.60 31.39 83.13
2013 70.62 74.45 11.65 10.59 6.32 5.17 67.54 32.46 83.51
2014 70.69 74.51 11.89 10.66 6.60 5.46 67.19 32.81 83.85
2015 70.77 76.41 11.94 11.01 6.62 5.56 * * 84.46
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016
Keterangan : *) Data belum tersedia
31
Tabel 1.14. Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015
Bidang Urusan/ Indikator Capaian
2012 2013 2014 2015
Indeks Pembangunan Gender 83,13 83,51 83,85 84,46
Sumber: Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2016
Grafik 1.8.
Perkembangan Indeks Pembangunan Gender Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015
Pada perkembangannya, selama kurun waktu 2012-2015 IPG
Kabupaten Pemalang selalu menunjukan posisi lebih rendah
dibandingkan IPM. Besaran rasio yang diperoleh berdasarkan
perbandingan antara IPG terhadap IPM pada kisaran 89-91 persen. Hal
ini dimaknai, meski IPG memperlihatkan perkembangan yang selalu
meningkat selama periode 2012-2015, tetapi kesenjangan gender masih
terjadi.
7. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks yang
digunakan untuk mengkaji lebih jauh peranan perempuan dalam
pengambilan keputusan. IDG dibentuk berdasarkan tiga komponen
yaitu keterwakilan perempuan dalam parlemen, perempuan sebagai
tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan, dan
sumbangan pendapatan.
83.13
83.5183.85
84.46
2012 2013 2014 2015
32
Selama periode Tahun 2012 – 2016 IDG Kabupaten Pemalang
senantiasa cukup fluktuatif sebagaimana terlihat pada gambar di bawah
ini. Namun secara umum gambaran capaian IDG ini mengandung arti
bahwa peran perempuan dalam pengambilan keputusan semakin besar.
Sedikit menurunnya capaian IDG Tahun 2014 dibanding Tahun 2013
disebabkan menurunnya keterwakilan perempuan dalam parlemen.
Tabel 1.15.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang
Tahun 2012 – 2015
Tahun
Keterlibatan
Perempuan Dalam
Parlemen (%)
Perempuan sebagai
tenaga manager,
profesional,
administrasi teknis
(%)
Sumbangan
perempuan dalam
pendapatan kerja (%)
IDG (%)
2012 20.00 37.25 33.19 68.2
2013 22.00 37.52 33.37 70.21
2014 16.00 41.48 33.55 68.41
2015 16.00 46.06 35.27 68.73
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang, 2016
Tabel 1.16.
Indeks Pemberdayaan Gender Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015
Bidang Urusan/Indikator Capaian
2012 2013 2014 2015
Indeks Pemberdayaan Gender 68,2 70,21 68,41 68,73
Sumber : Indikator Penting Pembangunan Daerah Kabupaten Pemalang, BPS, 2016
Grafik 1.9.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Pemalang Tahun 2012 – 2015
68.2
70.21
68.4168.73
67
67.5
68
68.5
69
69.5
70
70.5
2012 2013 2014 2015
33
D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Permasalahan Utama (Strategic Issued) adalah suatu keadaan yang
memerlukan perhatian serta antisipasi dalam sebuah perencanaan
pembangunan daerah karena dampak yang akan ditimbulkan bagi masyarakat
di suatu daerah dimasa mendatang agar tidak menimbulkan permasalahan yang
lebih besar berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk
melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu
yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas
pembangunan sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan etika
birokratis.
Berdasarkan hasil analisis data dan permasalahan pembangunan
daerah pada masing-masing urusan pembangunan daerah, dapat dirumuskan
isu strategis daerah yang perlu diprioritaskan dalam pembangunan jangka
menengah daerah Kabupaten Pemalang adalah sebagai berikut:
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Pemalang. Sementara
pada akhir periode RPJMD 2016-2021 ditargetkan sebesar 15,4%. Target ini
sangat berat untuk dicapai. Mengingat rata-rata penurunan tingkat
kemiskinan selama 5 (lima) tahun terakhir hanya sekitar 0,5%.
2. Masih rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pemalang.
Capaian IPM Tahun 2016 dengan metode penghitungan baru adalah
sebesar 64,17. Penghitungan IPM dengan metode baru tersebut
menempatkan Kabupaten Pemalang pada posisi ke-34 dari 35
kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Tengah.
3. Berdasarkan perhitungan IPM dengan metode baru, capaian indikator-
indikator komposit pembentuk IPM Kabupaten Pemalang rata-rata berada
pada level 5 (lima) terendah dari 35 kabupaten/kota se-Provinsi Jawa
Tengah. Rendahnya RLS ini merupakan cermin belum optimalnya
pembangunan di bidang pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah harus
34
berupaya secara maksimal untuk meningkatkan derajat pendidikan
masyarakat.
4. Masih belum membaiknya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan
oleh masih terjadinya kasus balita gizi buruk dan tingginya Angka Kematian
Ibu.
5. Masih tingginya Angka Putus Sekolah (APS) pada tingkat pendidikan SD/MI.
6. Belum optimalnya upaya penanganan, penataan atau penertiban
pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar.
7. Belum optimalnya upaya penanganan lingkungan pemukiman kumuh.
8. Belum optimalnya penanganan penghijauan wilayah rawan longsor dan
sumber mata air.
9. Masih rendahnya persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah.
10. Masih rendahnya persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif.
11. Belum adanya gedung kesenian sebagai wadah bagi masyarakat untuk
mengembangkan kreasi dan ekspresi berkesenian.
12. Belum semua SKPD menerapkan pengelolaan arsip secara baku.
13. Rendahnya produksi komoditas perkebunan utama yaitu tebu, nilam dan
kapas.
14. Masih adanya kerusakan kawasan hutan.
15. Belum optimalnya upaya-upaya untuk meningkatkan produksi produk lokal
Pemalang sehingga nilai ekspor perdagangan menurun.
16. Terbatasnya kuota transmigran yang ditetapkan oleh pemerintah.
Dari identifikasi permasalahan pembangunan di Kabupaten Pemalang,
serta dengan memperhatikan lingkungan strategis daerah, maka dapat
dirumuskan isu strategis pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017
sebagai berikut:
1. Pengurangan kemiskinan
Permasalahan kemiskinan merupakan permasalahan yang
kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya
pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup
35
berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.
Selain itu diperlukan perluasan upaya penanggulangan kemiskinan yang
inklusif dan berkeadilan, baik perluasan sasaran maupun program/kegiatan
melalui kegiatan yang bersifat affirmative.
2. Pembangunan infrastruktur
Infrastruktur mengacu pada sistem fisik yang menyediakan
transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial.
Pembangunan infrastruktur dapat dianggap sebagai strategi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan,
peningkatan kualitas hidup, peningkatan mobilitas barang dan jasa, serta
dapat mengurangi biaya investor dalam dan luar negeri.
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan
adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang inklusif dan komprehensif dengan memanfaatkan semua
potensi sumber daya kesehatan yang ada.
4. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang
akan datang. Selain itu, pembentukan indeks pembangunan manusia (IPM)
yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan suatu bangsa/daerah, faktor
pendidikan merupakan salah satu indikator komposit, selain faktor
kesehatan dan daya beli masyarakat. Karena itu, pembangunan pendidikan
menjadi isu penting dan berperan strategis bagi kemajuan taraf
kesejahteraan penduduk setiap daerah.
36
A. RENCANA STRATEGIS
1. Visi dan Misi
ntuk mewujudkan tujuan
pembangunan
daerah, visi, dan
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Pemalang tahun 2016-2021
yaitu:
Mewujudkan masyarakat Pemalang Hebat yang Berdaulat,
Berjatidiri, Mandiri dan Sejahtera dalam kesatuan wilayah Kabupaten
Pemalang yang ikhlas, merupakan keadaan yang ingin diwujudkan pada
akhir periode perencanaan.
Penjelasan Visi:
Dalam visi tersebut terdapat makna frasa empat gagasan pokok yang
terkandung dalam pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Pemalang,
dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Pemalang Hebat, merupakan suatu kondisi dimana harapan, keinginan,
cita-cita yang diharapkan menjadi ada. Pemalang Hebat merupakan
U
BAB
2 PERENCANAAN KINERJA
VISI
“Terwujudnya Pemalang Hebat yang Berdaulat, Berjatidiri,
Mandiri dan Sejahtera”
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis B. Perjanjian Kinerja (PK)
Tahun 2017 C. Program Untuk
Pencapaian Sasaran
37
ultimate goal yang dicita-citakan dan yang dibangun dari kondisi
Pemalang yang berdaulat, berjatidiri, mandiri dan sejahtera.
b. Berdaulat, diartikan sebagai kemampuan pemerintah dan masyarakat
Pemalang yang mampu membangun, mengatur dan mengurus
kepentingan daerah/ rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah berdasarkan azas
musyawarah mufakat dan gotong royong, dengan tetap
memperhatikan sinergitas pembangunan dan tata kelola pemerintahan
yang baik serta penegakan supremasi hukum.
c. Berjatidiri, diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang memiliki
keunggulan yang berbasis local wisdom/local value dengan
menumbuhkan kembali seni dan kebudayaan asli daerah sebagai
landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat yang
agamis, toleran, harmonis dan saling menghormati.
d. Mandiri, diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang
mengandalkan dan mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki,
meningkatkan sarana prasarana infrastruktur dasar serta memperkuat
sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan, pengembangan ekonomi
kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal.
e. Sejahtera, diartikan sebagai kondisi masyarakat Pemalang yang
berkualitas, peningkatan pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat
yang didukung daya saing masyarakat dan keberdayaan perempuan dan
perlindungan anak.
Visi Kabupaten Pemalang kemudian dijabarkan menjadi sebuah misi yang harus
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, rumusan misi dalam dokumen RPJMD
Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021 dikembangkan dengan memperhatikan
faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang
memperngaruhi serta kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada
dalam pembangunan daerah, sebagai perluasan dari visi yang telah ditetapkan
38
dan dirumuskan mengenai upaya–upaya yang akan dilaksanakan melalui 7 misi
pembangunan sebagai berikut:
Misi 1 Meningkatkan akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat, dan gotong royong
Misi 2
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, derajat kesehatan masyarakat, keluarga berencana, serta peningkatan keberdayaan perempuan, perlindungan sosial dan anak.
Misi 3
Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran.
Misi 4
Meningkatkan sarana dan prasarana dasar serta memperkuat sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah.
Misi 5
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, harmonis dan saling menghormati.
Misi 6
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan supremasi hokum serta kemudahan investasi dan daya saing daerah.
Misi 7 Menumbuhkan kembali budaya asli daerah sebagai landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat
2. Tujuan dan Sasaran
Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, selanjutnya
diuraikan lebih lanjut dalam tujuan dan sasaran, sebagai kondisi antara
sebelum tercapainya visi dan misi.
Tujuan dan sasaran merupakan suatu kondisi yang diharapkan akan
terwujud dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan
39
datang, mengacu pada misi yang telah ditetapkan. Adapun rumusan tujuan
dan sasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan, yaitu :
“Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan
daerah, serta pelaporan kinerja pemerintah daerah”, dan didukung dengan
1 (satu) sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan
daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
Misi ini didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang merata, terjangkau
dan berkeadilan, didukung dengan 2 (dua) sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan
pendidikan dasar serta pendidikan non formal
Sasaran 2 : Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, didukung dengan 2 (dua)
sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Sasaran 2 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
Misi 1
Meningkatkan akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat, dan
gotong royong
Misi 2
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, derajat kesehatan
masyarakat, keluarga berencana, serta peningkatan keberdayaan
perempuan, perlindungan sosial dan anak.
40
3. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan
daerah, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan
partisipasi perempuan dalam ranah publik
4. Meningkatkan perlindungan sosial terhadap PMKS, didukung dengan 2
(dua) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial
bagi PMKS
Sasaran 2 : Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil
Misi ini didukung dengan 4 (empat) tujuan, yaitu :
1. Meningkatkan tingkat kecukupan pangan masyarakat, didukung
dengan 2 (dua) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
Sasaran 2 : Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi
pangan
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, didukung dengan 1 (satu)
sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat
melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha
potensial di Kabupaten Pemalang
Misi 3
Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis
sumberdaya local untuk menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran.
41
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja guna mengurangi
pengangguran, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Menurunnya tingkat pengangguran
4. Menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang, didukung
dengan 1 (satu) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Menurunnya penduduk miskin
Misi 4
Meningkatkan sarana dan prasarana dasar serta memperkuat sentra-
sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan
potensi wilayah.
Misi ini didukung oleh 3 (tiga) tujuan yaitu :
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infstruktur dasar dan penunjang
secara merata., didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan
penunjang secara merata.
2. Meningkatkan kemudahan akses transportasi masyarakat, didukung
dengan 1 (satu) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi
umum bagi masyarakat
3. Meningkatkan kelestarian lingkungan sehingga dapat menjalankan
fungsinya sebagai penopang kehidupan, didukung dengan 1 (satu)
sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Terkendalinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan
42
Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan yaitu :
“Meningkatkan toleransi dan hubungan beragama yang harmonis dan
saling menghormati dalam kehidupan masyarakat” dan didukung dengan 1
(satu) sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan
damai
Misi ini didukung dengan 3 (tiga) tujuan yaitu :
1. Meningkatkan realisasi investasi yang didukung iklim investasi yang
kondusif, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya nilai realisasi investasi
2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik
sebagai wujud pelayanan publik yang prima dan perbaikan citra publik,
didukung dengan 2 (dua) sasaran yaitu :
Sasaran 1 : Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam
meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan
Sasaran 2 : Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan publik
3. Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi dan informasi guna
menunjang pelayanan publik, didukung dengan 1 (satu) sasaran yaitu :
Misi 5
Mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, harmonis
dan saling menghormati.
Misi 6
Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan
supremasi hokum serta kemudahan investasi dan daya saing daerah.
43
Sasaran 1 : Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam
mengakses informasi
Misi ini didukung dengan 1 (satu) tujuan yaitu :
“Menumbuhkembangkan Budaya Asli Kabupaten Pemalang sebagai
kekayaan non ragawi dan Jati Diri Pemalang”, dan didukung dengan 1 (satu)
sasaran yaitu:
Sasaran 1 : Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni
dan kekayaan budaya Asli Pemalang
Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan di
atas dapat dirumuskan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Pemalang
Tahun 2016-2021 yang menjadi ukuran keberhasilan kinerja Pemerintah
Kabupaten Pemalang dalam mencapai Tujuan, Program dan Kegiatan yang
merupakan penjabaran tugas dan fungsi organisasi. Berikut ini merupakan
sasaran strategis dan IKU Kabupaten Pemalang.
Tabel 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1 2 3
1
Meningkatnya kualitas
perencanaan pembangunan daerah
dan pelaporan kinerja pemerintah
daerah
1. Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan
RPJMD
2. Nilai LkjIP
3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang
diakomodir dalam RKPD
2
Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam menempuh
pendidikan pada jenjang PAUD dan
pendidikan dasar serta pendidikan
non formal
1. Rata-rata lama sekolah
2. Harapan lama sekolah
3. Angka Kelulusan SD/MI
4. Angka Kelulusan SMP/Mts
Misi 7
Menumbuhkan kembali budaya asli daerah sebagai landasan
pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat
44
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1 2 3
5. Angka Melanjutkan SD/MI
6. Angka Melanjutkan SMP/MTs
3 Meningkatnya kunjungan
masyarakat ke perpustakaan 1. Angka kunjungan ke perpustakaan
4 Meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat
1. Usia Harapan Hidup
2. Angka Kematian Ibu
3. Angka Kematian Bayi
4. Angka Kematian Balita
5. Persentase Balita Gizi Buruk
5 Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam ber-KB 1. Total Fertility Rate (TFR)
6
Meningkatnya kualitas hidup
perempuan dan partisipasi
perempuan dalam ranah publik
1. Indeks Pembangunan Gender
2. Indeks Pemberdayaan Gender
7
Meningkatnya penanganan
pemberian jaminan sosial bagi
PMKS
1. Persentase PMKS yang tertangani
8
Meningkatnya cakupan
kepemilikan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil
1. Persentase kepemilikan KTP
2. Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran
9 Meningkatnya produktivitas
pertanian dalam arti luas
1. Produktivitas padi
2. produktivitas jagung
3. produktivitas Kedelai
4. Produksi Komoditas peternakan utama
10 Meningkatnya ketersediaan,
distribusi dan konsumsi pangan
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
2. Ketersediaan cadangan pangan
11
Meningkatkan pemerataan
pendapatan masyarakat melalui
peningkatan dan optimalisasi
sektor usaha potensial di
Kabupaten Pemalang
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. PDRB Per Kapita
3. Laju Inflasi
4. Indeks Gini
12 1. Tingkat Pengeluaran Perkapita
45
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1 2 3
Meningkatnya kualitas serta
produktivitas koperasi dan UMKM
2. Produksi perikanan tangkap
3. Produksi perikanan budidaya
4. Persentase koperasi sehat
5. Persentase pertumbuhan IKM
13 Meningkatnya kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB 1.
Persentase pertumbuhan kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB
14 Meningkatnya kunjungan
wisatawan 1. Peningkatan wisatawan
15 Menurunnya tingkat
pengangguran 1. Tingkat Pengangguran Terbuka
16 Menurunnya penduduk miskin 1. Persentase penduduk miskin
17
Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar dan penunjang
secara merata.
1. Persentase jalan dalam kondisi baik
2. Persentase jembatan dalam kondisi baik
3. Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
4. Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan
air minum
5. Persentase saluran drainase dalam kondisi baik
6. Persentase RTLH
7. Cakupan wilayah kumuh
18
Meningkatnya ketersediaan sarana
transportasi umum bagi
masyarakat
1. Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas
19 Terkendalinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan 1.
Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap
pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak
20 Terciptanya kehidupan beragama
yang rukun dan damai 1. Persentase penurunan konflik sosial
21 Meningkatnya nilai realisasi
investasi 1.
Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN)
46
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
1 2 3
22
Meningkatnya kapasitas Aparatur
dalam meningkatkan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan
1. Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
23
Meningkatnya kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan
publik
1. Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD
Pelayanan Publik
24
Meningkatnya kemudahan
masyarakat dalam mengakses
informasi
1. Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat
25 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai
Budaya, Seni, dan ke Asli Pemalang
1. Cakupan kelompok seni yang dibina
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang
dilestarikan
Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang, 2017
3. Strategi dan Arah Kebijakan
Berdasarkan Visi, Misi serta Tujuan dan Sasaran yang telah
ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih
sistematis melalui perumusan Strategi dan Arah Kebijakan sebagaimana
Tabel di bawah ini:
Tabel 2.2 Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan
Tujuan 1
Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, serta pelaporan
kinerja pemerintah daerah
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kualitas rencana
pembangunan dan pelaporan kinerja
pemerintah daerah melalui peningkatan
kapasitas aparatur perencana mengenai
perencanaan dan penganggaran serta
pelaporan kinerja pembangunan daerah
1. Penyusunan perencanaan pembangunan
daerah yang sinergis dengan kebijakan
pemerintah pusat dan provinsi, serta
penyusunan berbagai laporan kinerja sesuai
dengan amanat peraturan perundang-
undangan
47
Tujuan 2
Meningkatkan kualitas dan pelayanan pendidikan yang merata, terjangkau dan berkeadilan
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk
menempuh pendidikan melalui pemberian
beasiswa, peningkatan kualitas sarana dan
prasarana sekolah, serta meningkatkan
kualitas pendidikan melalui peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan
1. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan
yang adil dan merata untuk semua lapisan
masyarakat
2. Meningkatkan minat baca masyarakat melalui
pengembangan dan pembangunan
perpustakaan masyarakat, penyediaan buku
bacaan berkualitas, serta fasilitas penunjang
perpustakaan
2. Peningkatan kualitas sarana perpustakaan
daerah difokuskan pada pembangunan
perpustakaan desa dan penggunaan TI
Tujuan 3
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
pembangunan berkelanjutan sarana dan
prasarana kesehatan, peningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta peningkatan
kualitas SDM Kesehatan dalam rangka
peningkatan partisipasi masyarakat,
penanganan kesehatan ibu dan anak, dan
penanganan manajemen kesehatan
1. Peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat baik promotif maupun
preventif
2. Menurunkan kematian ibu, bayi dan balita
melalui peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan; peningkatan sarana dan
prasarana; penignaktan peran serta
masyarakat dan keluarga dalam deteksi resiko
tinggi
2. Perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan
pada kelangsungan hidup bayi usia 1000
hari, penanganan gizi buruk, gizi kurang,
balita stunting, dan gizi lebih
3. Menurunkan gizi buruk melalui pemberian
makanan tambahan, peningkatan
pendapatan, pemanfaatan pekarangan, dan
keanekaragaman pangan
3. Peningkatan pelayanan KB terutama pada
wilayah pedesaan dan wilayah dengan
tingkat unmeet-need tinggi
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
ber-KB melalui pemberdayaan PLKB dan kader
di masyarakat
48
Tujuan 4
Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan daerah
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kapasitas, koordinasi dalam
penguatan kelembagaan gender dan anak;
Peningkatan perencanaan dan penganggaran
responsif gender serta pengembangan
Kabupaten Layak Anak
1. Peningkatan kualitas hidup serta
perlindungan perempuan dan anak secara
komprehensif;
Tujuan 5
Meningkatkan perlindungan sosial terhadap PMKS
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Memberikan jaminan perlindungan dan
rehabilitasi sosial difokuskan pada keluarga
rentan, penyandang cacat dan anak terlantar.
1. Peningkatan penanganan PMKS secara
komprehensif
2. Meningkatkan cakupan pelayanan
administrasi kependudukan melalui
peningkatan kapasitas SDM; penambahan
sarana dan prasarana penunjang;
penyederhanaan prosedur pelayanan serta
memperpendek jarak antara masyarakat
dengan tempat pelayanan
2. Peningkatan pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya kepemilikan
admindukcapil; Peningkatan kapasitas SDM
pelayanan admindukcapil; Penyediaan
sarana dan prasarana pelayanan keliling
Tujuan 6
Meningkatkan tingkat kecukupan pangan masyarakat
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Mengoptimalisasikan Sapta Usaha Tani
didukung pemanfaatan teknologi dan
modernisasi alsintan tepat guna; melakukan
pengembangan pola dan sistem pertanian
terutama pada jenis komoditas pertanian
unggulan lokal
1. Peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian
2. Meningkatkan pemantauan pasokan dan
harga pangan pokok masyarakat; penanganan
wilayah rawan pangan; dan penyediaan
cadangan pangan
2. Peningkatan penyediaan pangan secara
adil dan merata
49
Tujuan 7
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan produksi perikanan tangkap
melalui pemberdayaan nelayan serta
penyediaan sarana dan prasarana perikanan
tangkap; intensifikasi perikanan budidaya
dengan cara budidaya ikan yang benar (CBIB)
1. Peningkatan sarpas perikanan tangkap
dan budiaya, serta peningkatan kapasitas
SDM perikanan tangkap dan budidaya.
2. Peningkatan kapasitas, pembinaan serta
pemberian bantuan peralatan bagi pengurus
koperasi dan pelaku UMKM yang produktif
2. Peningkatan kualitas dan produktivitas
koperasi dan UMKM berbasis masyarakat
3. Penguatan jejaring pelaku industri melalui
sistem kluster; Standarisasi mutu produk
industri; Peningkatan akses informasi pasar
bagi pelaku industri; serta fasilitasi
penyedaiaan sarana dan prasarana produksi
3. Peningkatan kapasitas dan pemberdayaan
pelaku industri kecil dan menengah dalam
hal produksi maupun pemasaran
4. Fasilitasi permodalan diprioritaskan kepada
pedagang kecil dan menengah
4. Peningkatan hasil perdagangan berbasis
potensi lokal.
5. Pengembangan destinasi wisata yang sudah
ada serta pembangunan destinasi wisata baru
di wilayah Pemalang bagian selatan serta
peningkatkan promosi melalui berbagai media
5. Peningkatan potensi pariwisata
6. Pembangunan potensi wisata, khususnya
wisata alam yang terdapat di wilayah
Pemalang Selatan
6. Pembangunan sarana dan prasarana pada
obyek wisata potensial
Tujuan 8
Meningkatkan kualitas tenaga kerja guna mengurangi pengangguran
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan kualitas calon tenaga kerja
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan peluang pasar kerja
1. Peningkatan kesempatan kerja dan
kapasitas calon tenaga kerja
50
Tujuan 9
Menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pemalang
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Menurunkan jumlah penduduk miskin melalui
pengurangan beban pengeluaran, pember-
dayaan usaha produktif, dan sinskronisasi
program penanggulangan kemiskinan
1. Penanggulangan kemiskinan berbasis
kewilayahan
Tujuan 10
Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata.
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan jembatan;
1. Peningkatan infrastruktur dasar dan penunjang berbasis kewilayahan.
2. Peningkatan pengelolaan jaringan irigasi dan penyediaan air baku;
3. Peningkatan kualitas lingkungan perkotaan dan pedesaan (drainase, air bersih, sanitasi, permukiman kumuh);
4. Peningkatan kualitas rumah tidak layak huni;
5. Peningkatan RTH;
6. Peningkatan jaringan energi dan pemanfaatan EBT;
Tujuan 11
Meningkatkan kemudahan akses transportasi masyarakat
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan sarana dan prasarana
perhubungan, dan perbaikan sistem
manajemen transportasi
1. Peningkatan sarana dan prasarana
penunjang keselamatan dalam berlalu
lintas
Tujuan 12
Meningkatkan kelestarian lingkungan sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai penopang
kehidupan
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Meningkatkan pengendalian kerusakan dan
rehabilitasi lingkungan hidup
1. Peningkatan kualitas SDM, sarana
prasarana, dan fasilitas penunjang
pengendalian pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
51
Tujuan 13
Meningkatkan toleransi dan hubungan beragama yang harmonis dan saling menghormati dalam
kehidupan masyarakat
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan peran Forum Koordinasi
Pimpinan Daerah (FKPD), Forum Kewaspadaan
Dini Masyarakat (FKDM), Komunitas Intelejen
Daerah (Kominda), dan Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB)
1. Mewujudkan kehidupan beragama yang
rukun dan damai melalui peningkatan peran
masyarakat dan lembaga-lembaga
keagamaan dalam menjaga dan
mempertahankan kondusivitas daerah
Tujuan 14
Meningkatkan realisasi investasi yang didukung iklim investasi yang kondusif
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan kualitas pelayanan perijinan yang
cepat melalui PTSP (Pelayanan Terpadu Satu
Pintu), dan peningkatan jaringan dengan
investor
1. Peningkatan iklim investasi yang kondusif
2. Peningkatan kemudahan pelayanan baik
perijinan maupun non perijinan, peningkatan
sarana penunjang dan promosi peluang
investasi
Tujuan 15
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang baik sebagai wujud pelayanan
publik yang prima dan perbaikan citra publik
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Pengembangan kapasitas, kualitas, dan etos
kerja Aparatur
1. Peningkatan penerapan reformasi
birokrasi secara baik menuju
pemerintahan yang baik dan bersih
2. Pengembangan dan penerapan regulasi
secara konsisten dan menyeluruh
2. Peningkatan pelayanan publik terutama
pada PD yang melakukan pelayanan publik
3. Penerapan SPP, Maklumat pelayanan, dan
pengukuran kepuasan masyarakat
diprioritaskan kepada SKPD yang melakukan
pelayanan publik
52
Tujuan 16
Meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi dan informasi guna menunjang pelayanan publik
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Pembangunan titik hotspot di kawasan fasilitas
umum kecamatan
1. Peningkatan akses TI kepada masyarakat
Tujuan 17
Menumbuhkembangkan Budaya Asli Kabupaten Pemalang sebagai kekayaan non ragawi dan
Jati Diri Pemalang
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
1. Pengintegrasian materi pembelajaran seni dan
budaya asli Pemalang ke dalam kurikulum
muatan lokal sekolah;
1. Menumbuhkembangkan kecintaan
masyarakat terhadap budaya asli
Pemalang melalui jalur pendidikan dan
mengembangkan kesenian daerah
2. Penyelenggaraan event-event seni budaya
daerah yang hampir punah;
3. Penyediaan sarana dan prasarana
penyelenggaran seni;
4. Inventarisasi, ekskavasi, dan pelestarian benda
cagar budaya
4. Pentahapan Pembangunan Daerah
Pentahapan pembangunan merupakan penekanan fokus perhatian
berupa tema pembangunan tiap tahunnya yang ditujukan untuk
memberikan arah pembangunan tiap tahun terhadap pencapaian visi dan
misi dengan tetap memperhatikan keterpaduan pembangunan
multisektor/ urusan pemerintahan daerah Kabupaten Pemalang.
Pentahapan Tema Pembangunan RPJMD Kabupaten Pemalang Tahun
2016-2021 adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
kawasan berbasis potensi lokal (Tahun 2016)
Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada pembangunan
infrastruktur dasar baik berupa jalan dan jembatan, akses jalan yang
menghubungkan hingga tingkat pedesaaan di wilayah Kabupaten
Pemalang.
53
Peningkatan pengelolaan jaringan irigasi, kualitas lingkungan
perkotaan dan pedesaan (drainase, air bersih, sanitasi, permukiman
kumuh);
2) Memacu pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk
meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan wilayah (Tahun 2017)
Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada optimalisasi sektor
pertanian dan perdagangan, pemanfaatan teknologi dan modernisasi
alat pertanian, serta peningkatan akses pasar. Pembangunan juga
diarahkan pada peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja melalui
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan peluang pasar kerja.
3) Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Infrastruktur Dasar dan
Konektifitas antar wilayah menuju Pemalang Mandiri (Tahun 2018)
Pada tahap ini, pembangunan merupakan kelanjutan dari tahun
sebelumnya yang difokuskan pada optimalisasi sektor Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah melalui peningkatan kapasitas, pembinaan
kelembagaan maupun sumberdaya manusia koperasi dan pelaku UMKM
yang produktif. Optomalisasi infrastruktur jalan dan jembatan serta
transportasi darat yang menghubungkan hingga tingkat pedesaaan
yang memudahkan perpindahan barang dan jasa.
4) Peningkatan daya saing daerah, Pelayanan Publik dan Partisipasi
Pembangunan menuju Pemalang Berdaulat (Tahun 2019)
Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada peningkatan daya
saing daerah melalui sektor unggulan, yang didukung dengan
penyelenggaraan pemerintahan yang mengedepankan prinsip prinsip
good governance,pengembangan kapasitas dan kualitas sumber daya
aparatur, peningkatan pelayanan publik, kemudahan layanan baik
perijinan maupun non perijinan yang mendorong peningkatan investasi
dan daya saing Kabupaten Pemalang. Optimalisasi peran dan partisipasi
54
masyarakat dalam pembangunan melalui keterbukaan informasi publik
dan optimalisasi teknologi informasi.
5) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat dan Budaya Asli berdasarkan
Potensi Unggulan Daerah menuju Pemalang yang Berjatidiri (Tahun
2020)
Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada perwujudan
toleransi dan kondusifitas daerah dalam penyelenggaraan
pembangunan melalui peningkatan peran pemberdayaan masyarakat
dan peran lembaga-lembaga keagamaan, pengembangan sektor
pariwisata unggulan melalui pengembangan destinasi wisata baik yang
sudah ada maupun destinasi wisata baru. Menumbuhkembangkan
kecintaan masyarakat terhadap budaya asli Pemalang melalui jalur
pendidikan dan mengembangkan kesenian dan event event budaya
daerah.
6) Peningkatan Derajat Sumber Daya Manusia Berkualitas Menuju
Pemalang Sejahtera (Tahun 2021)
Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada peningkatan
partisipasi masyarakat untuk menempuh pendidikan yang berkualitas
melalui pemberian beasiswa, peningkatan kualitas sarana dan prasarana
sekolah serta meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Pelayanan
kesehatan yang prima dan merata melalui pembangunan berkelanjutan
sarana dan prasarana kesehatan, peningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat, serta peningkatan kualitas SDM Kesehatan. Peningkatan
kualitas hidup serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
secara komprehensif, peningkatkan pengendalian penduduk melalui
pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera.
55
5. Prioritas Pembangunan Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Tahun 2017 merupakan bagian dari pentahapan Lima Tahun Ketiga
dalam RPJPD Kabupaten Pemalang Tahun 2005-2025. Memperhatikan hasil
kinerja pembangunan tahun sebelumnya, dengan berbagai permasalahan
dan isu strategis, maka upaya pencapaian target pembangunan daerah
Tahun 2017 dilakukan melalui berbagai strategi dan kebijakan yang
diarahkan pada “Pemanfaatan Potensi Ekonomi Daerah untuk
Mempercepat Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.
Guna mencapai tujuan pembangunan daerah Tahun 2017 tersebut,
prioritas pembangunan daerah Tahun 2017, meliputi:
1. Meningkatkan peran UMKM melalui pengembangan akses pasar,
kemudahan informasi serta fasilitasi promosi;
2. Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui penguatan
kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasana pendukung yang
mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, disertai dengan
peningkatan nilai tambah melalui pengembangan pengelolaan produk
unggulan daerah;
3. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan
keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
pengurangan bencana;
4. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia melalui
peningkatan pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh
pendidikan yang layak serta peningkatan perluasan pelayanan
kesehatan;
5. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya
pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana
perikanan tangkap serta pengembangan peternakan;
6. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya
peningkatan pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan
ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin;
56
7. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata
baru, peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia disertai dengan upaya menjaga
kelestarian budaya;
8. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah
sesuai dengan prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan
peningkatan pelayanan publik melalui upaya pengembangan fasilitas
publik, pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya aparatur pemerintah.
B. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2017
Perjanjian Kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah kepada Pimpinan
SKPD sebagai penerima amanah untuk melaksanakan program/kegiatan yang
disertai dengan indikator kinerja sehingga terwujudlah komitmen dan
kesepakatan antara Bupati/Walikota sebagai pemberi amanah dan Pimpinan
SKPD sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Berikut ini
merupakan Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017 yang telah sesuai
dengan RPJMD.
57
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
JUMLAH SATUAN
1 2 3 4 5
1
Meningkatnya kualitas
perencanaan
pembangunan daerah
dan pelaporan kinerja
pemerintah daerah
1.
Tingkat keselarasan
antara program RKPD
dengan RPJMD
81 %
2. Nilai LkjIP CC Nilai
3.
Persentase Prioritas
Usulan Hasil
Musrenbang yang
diakomodir dalam RKPD
90 %
2
Meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam menempuh
pendidikan pada
jenjang PAUD dan
pendidikan dasar serta
pendidikan non formal
1. Rata-rata lama sekolah 5,88 Tahun
2. Harapan lama sekolah 11,56 Tahun
3. Angka Kelulusan SD/MI 100 %
4. Angka Kelulusan
SMP/Mts 100 %
5. Angka Melanjutkan
SD/MI 98,48 %
6. Angka Melanjutkan
SMP/MTs 87,80 %
3
Meningkatnya
kunjungan masyarakat
ke perpustakaan
Angka kunjungan ke
perpustakaan 3,75 %
4 Meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat
1. Usia Harapan Hidup 72,96 Tahun
2. Angka Kematian Ibu 116 Per 100.000
KH
3. Angka Kematian Bayi 9,5 Per 1.000 KH
4. Angka Kematian Balita 10,5 Per 1.000 KH
5. Persentase Balita Gizi
Buruk 0,029 %
5
Meningkatnya
partisipasi masyarakat
dalam ber-KB
Total Fertility Rate (TFR) 2,54 %
6
Meningkatnya kualitas
hidup perempuan dan
partisipasi perempuan
dalam ranah publik
1. Indeks Pembangunan
Gender 84,53 Nilai
2. Indeks Pemberdayaan
Gender 69,33 Nilai
7
Meningkatnya
penanganan
pemberian jaminan
sosial bagi PMKS
Persentase PMKS yang
tertangani 24,46 %
58
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
JUMLAH SATUAN
1 2 3 4 5
8
Meningkatnya cakupan
kepemilikan
administrasi
kependudukan dan
pencatatan sipil
1. Persentase kepemilikan
KTP 84 %
2. Persentase Anak
memiliki Akta Kelahiran 83 %
9
Meningkatnya
produktivitas pertanian
dalam arti luas
1. Produktivitas padi 57,63 kw/ha
2. produktivitas jagung 55,13 kw/ha
3. produktivitas Kedelai 13 kw/ha
4. Produksi Komoditas
peternakan utama 18.349.428 Kg
10
Meningkatnya
ketersediaan, distribusi
dan konsumsi pangan
1. Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) 78,30 skor
2. Ketersediaan cadangan
pangan 15 Ton
11
Meningkatkan
pemerataan
pendapatan
masyarakat melalui
peningkatan dan
optimalisasi sektor
usaha potensial di
Kabupaten Pemalang
1. Pertumbuhan Ekonomi 5,44 %
2. PDRB Per Kapita 12.511.736,40 Rp
3. Laju Inflasi 6,32 - 7 %
4. Indeks Gini 0,22 Indeks
12
Meningkatnya kualitas
serta produktivitas
koperasi dan UMKM
1. Tingkat Pengeluaran
Perkapita 7.740.267 Rp
2. Produksi perikanan
tangkap 15.885.023 Kg
3. Produksi perikanan
budidaya 14.459.000 Kg
4. Persentase koperasi
sehat 30 %
5. Persentase
pertumbuhan IKM 6,1 %
13
Meningkatnya
kontribusi sektor
perdagangan terhadap
PDRB
Persentase pertumbuhan
kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB
4,45 %
14 Meningkatnya
kunjungan wisatawan Peningkatan wisatawan 2,04 %
15 Menurunnya tingkat
pengangguran
Tingkat Pengangguran
Terbuka 7,03 %
59
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
JUMLAH SATUAN
1 2 3 4 5
16 Menurunnya penduduk
miskin Persentase penduduk miskin 17,4 %
17
Meningkatnya kualitas
infrastruktur dasar dan
penunjang secara
merata.
1. Persentase jalan dalam
kondisi baik 88 %
2. Persentase jembatan
dalam kondisi baik 97 %
3. Persentase saluran
irigasi dalam kondisi baik 63 %
4.
Cakupan rumah tangga
yang mendapatkan
pelayanan air minum
90 %
5.
Persentase saluran
drainase dalam kondisi
baik
67 %
6. Persentase RTLH 9,74 %
7. Cakupan wilayah kumuh 3 %
18
Meningkatnya
ketersediaan sarana
transportasi umum
bagi masyarakat
Ketersediaan rambu-rambu
lalu lintas 40 %
19
Terkendalinya
pencemaran dan
kerusakan lingkungan
Persentase usaha yang
memiliki ketaatan terhadap
pencemaran air dan udara
dari sumber tidak bergerak
100 %
20
Terciptanya kehidupan
beragama yang rukun
dan damai
Persentase penurunan konflik
sosial 5 %
21 Meningkatnya nilai
realisasi investasi
Nilai investasi Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) 729.604.689.677 Rupiah
22
Meningkatnya
kapasitas Aparatur
dalam meningkatan
akuntabilitas
penyelenggaraan
pemerintahan
Hasil Opini BPK terhadap
laporan keuangan daerah WDP Nilai
23
Meningkatnya
kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan
publik
Rata-rata Skor Survey
Kepuasan Masyarakat pada
PD Pelayanan Publik
B Skor
60
NO SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
JUMLAH SATUAN
1 2 3 4 5
24
Meningkatnya
kemudahan
masyarakat dalam
mengakses informasi
Cakupan pelayanan TI bagi
masyarakat 6 Titik Hotspot
25
Meningkatnya
kelestarian nilai-nilai
Budaya, Seni, dan ke
Asli Pemalang
1. Cakupan kelompok seni
yang dibina 35 %
2.
Benda, Situs dan
Kawasan Cagar Budaya
yang dilestarikan
61 %
Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang, 2017
C. PROGRAM UNTUK PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2017
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan arah kebijakan
yang telah ditetapkan pada RPJMD, maka upaya untuk pencapaiannya
dijabarkan secara sistematis melalui perumusan program-program prioritas
untuk mewujudkan capaian keberhasilan misi pembangunan daerah.
Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menetapkan program pembangunan
menurut sasaran yang terdiri dari:
a) Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan
pelaporan kinerja pemerintah daerah terdiri dari program:
1) Program perencanaan pembangunan daerah
2) Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
3) Program Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja
b) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan
pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
terdiri dari program:
1) Program PAUD
2) Program pendidikan Dasar 9 Tahun
3) Program Pendidikan Nonformal
4) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
61
c) Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan terdiri dari
program:
1) Program pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
2) Program pembinaan dan peningkatan kapasitas perpustakaan
3) Program penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan
d) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terdiri dari program :
1) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-paru/Rumah sakit mata
2) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
4) Program Pengawasan Obat dan Makanan
5) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
6) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
7) Program pengembangan lingkungan sehat
8) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
9) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
10) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasaana puskesmas pembantu dan jaringannya
11) Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
12) Program peningkatan kesehatan lansia
13) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
14) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
15) Program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan pada BLUD
16) Program peningkatan pelayanan kesehatan perorangan melalui JKN
17) Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja
18) Program pengendalian penyakit tidak menular
19) Program pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
e) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB terdiri dari program:
1) Program Keluarga Berencana
2) Program pelayanan kontrasepsi
62
3) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling
KRR
4) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
5) Program reproduksi kesehatan remaja
6) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB
7) Program peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS, HIV AIDS
8) Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga
f) Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan
dalam ranah publik terdiri dari program:
1) Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak
2) Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan
Perempuan
3) Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan
g) Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS terdiri
dari program:
1) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial(PMKS) Lainnya
2) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
3) Program pembinaan panti asuhan/ panti jompo
4) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana,
PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya)
5) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
6) Program pembinaan anak terlantar
7) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
8) Program darurat bencana dan logistik
9) Program rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan bencana
h) Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil melalui Program Administrasi Kependudukan
63
i) Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas terdiri dari
program:
1) Program peningkatan kesejahteraan petani
2) Program peningkatan produksi pertanian/ perkebunan
3) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan
peternakan
4) Program peningkatan produksi hasil peternakan
5) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
6) Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
7) Program permberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
j) Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan terdiri dari
program:
1) Program peningkatan ketahanan pangan
2) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian dan
peternakan
3) Program optimlisasi pengolahan dan pemasaran produksi perikanan
k) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui
peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten
Pemalang terdiri dari program:
1) Program Peningkatan produksi Pertanian/ Perkebunan
2) Program Peningkatan Penerapan teknologi Perkebunan
3) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
4) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/ perkebunan)
5) Program Pengembangan Perikanan Tangkap
6) Program Pengembangan Budidaya Perikanan
7) Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air
Tawar
8) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil menengah Yang Kondusif
9) Program peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
64
10) Program peningkatan Kapasitas Dan penggunaan Iptek Dalam Sistem
Produksi
11) Program pengembangan industri Kecil Dan menengah
12) Program Pengembangan Pemasaran Pariiwisata
13) Program pengembangan Destinasi Pariwisata
14) Program peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
15) Program peningkatan Kesempatan Kerja
16) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
17) pengembangan perikanan tangkap
18) Program pengembangan budidaya perikanan
19) Program penyediaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana produksi
perikanan budidaya
20) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air
tawar
l) Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM dan
Sasaran Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
terdiri dari program:
1) Program penciptaan iklim UKM yang kondusif
2) Program pengembangan komptiti bagi UMKM
3) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi
4) Program system pendukukng usaha dan keunggulan kompetitif UKM
m) Meningkatnya kunjungan wisatawan terdiri dari program:
1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
2) Program pengembangan destinasi pariwisata
3) Program pengembangan kemitraan pariwisata
n) Menurunnya tingkat pengangguran terdiri dari program:
1) Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
2) Program peningkatan kesempatan kerja
3) Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan
65
o) Menurunnya penduduk miskin melalui Program pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial
p) Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
terdiri dari program:
1) Program pembangunan jalan danjembatansistem pendukung usaha
2) Program tanggap darurat jalan dan jembatan
3) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
4) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
5) Program rehabilitasi/pemeliharaan saluran drainase/ gorong-gorong
6) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya
7) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
8) Program pengaturan jasa konstruksi
9) Program pengembangan pengelolaan, dan konservasi sungai, danau,
dan sumber daya air lainnya
10) Program peningkatan kualitas insfrastruktur kewilayahan
11) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
12) Program pemberdayaan jasa konstruksi
13) Program pengawasan jasa konstruksi
14) Program Perencanaan Tata Ruang
q) Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
terdiri dari program:
1) Program pembangunan sarana dan fasilitas perhubungan
2) Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ
3) Program peningkatan pelayanan angkutan
4) Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
5) Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas
r) Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan terdiri dari
program:
1) Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
66
2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
3) Perlindungan dan konservasi Sumber Daya Alam
4) Peningkatan dan kualitas akses informasi sumber daya alam dan
lingkungan hidup
5) Peningkatan pengendalian polusi
6) Program pengelolaan ruang terbuka hijau
s) Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai terdiri dari
program:
1) Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
2) Program pemeliharaan kantramtibmas dan pencegahan tindak
kriminal
3) Program Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat
4) Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan
keamanan
5) Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
t) Meningkatnya nilai realisasi investasi terdiri dari program:
1) Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
2) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
3) Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
4) Program penanganan pengaduan di bidang investasi dan perijinan
u) Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan dan Meningkatnya kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan publik melalui :
1) Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan
daerah
2) Program Peningkatan Kualitas Sumberdaya Aparatur
3) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
4) Program Pelayanan Publik
67
v) Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
terdiri dari program:
1) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa
2) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi
3) Program penguatan kelembagaan dalam pengelolaan komunikasi dan
informasi daerah
4) Program peningkatan tata laksana komunikasi dan informasi
5) Program kerjasama informasi dan media massa
w) Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan ke Asli Pemalang
terdiri dari program:
1) Program pengembangan nilai budaya
2) Program pengelolaan kekayaan budaya
3) Program pengelolaan keragaman budaya
4) Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya.
D. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN
2017
Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan daerah Kabupaten
Pemalang Tahun 2017 yang diarahkan untuk mendukung pemanfaatan potensi
ekonomi daerah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat,
maka program dan kegiatan prioritas daerah selain dijabarkan ke dalam
pelaksanaan urusan pemerintah juga ditekankan pada upaya-upaya antara
lain:
1. Meningkatkan peran UMKM melalui pengembangan akses pasar,
kemudahan informasi serta fasilitasi promosi, melalui:
a. Pengembangan jaringan infrastruktur Usaha Kecil Menengah serta
pengembangan sarana dan prasarana produksi untuk mendukung
penguatan potensi lokal melalui upaya pendirian kawasan Pusat
Layanan Usaha Terpadu (PLUT) sebanyak 1 unit yang terletak di jalur
Pantura Pemalang.
b. Penyelenggaraan pelatihan ketrampilan UMKM sebanyak 20 UMKM.
68
c. Penyelenggaraan pelatihan proses produksi UMKM sebanyak 20
UMKM;
d. Peningkatan jaringan kemitraan usaha bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah;
e. Fasilitasi pengembangan sarana promosi produk UMKM;
f. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM
dengan sasaran 20 UMKM;
g. Penyelenggaraan klaster bisnis bagi UMKM sebanyak 1 kegiatan;
h. Pengembangan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil
Menengah;
i. Penyelenggaraan pembinaan UKM bagi industri kecil, sebanyak 50
UKM;
j. Penyelenggaraan kegiatan pameran bagi produk UMKM sebanyak 1
kegiatan.
2. Meningkatkan daya saing produk unggulan daerah melalui penguatan
kualitas produk, kelembagaan dan sarana prasana pendukung yang
mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif, disertai dengan
peningkatan nilai tambah pengembangan pengelolaan produk unggulan
daerah, melalui:
a. Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri;
b. Pengembangan data base informasi potensi unggulan;
c. Penguatan jejaring perdagangan dengan eksportir;
d. Koordinasi pengembangan ekspor dengan instansi terkait, asosiasi dan
pengusaha eksportir;
e. Peningkatan promosi berskala perdagangan internasional;
f. Pengembangan sistem inovasi teknologi industri;
g. Meningkatkan kemampuan industri yang berbasis teknologi;
h. Partisipasi Pameran Produk Unggulan Daerah di tingkat Regional,
Nasional dan Internasional, sebanyak 3 kali;
69
i. Pembangunan akses transportasi sentra-sentra industri potensial;
j. Pembuatan data sentra IKM yang potensial di bidang IKAH di 7
kecamatan;
k. Peningkatan sarana prasarana melalui upaya pembangunan pasar pagi,
pembangunan pasar unggas, serta revitalisasi pasar-pasar daerah
antara lain di Randudongkal, Petarukan, Paduraksa, Banjardawa,
Warungpring, Ulujami, Belik, Bantarbolang, Moga, Comal dan Pasar
Anyar.
3. Pemantapan pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan
keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengurangan
bencana, melalui:
a. Pembangunan/peningkatan serta rehabilitasi/pemeliharaan jalan
kabupaten dan jembatan selama 1 tahun diantaranya berupa
pembangunan jalan-jalan beton (rigid bavement);
b. Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat sepanjang 20 Km dan
jembatan dalam kondisi tanggap darurat sebanyak 5 jembatan;
c. Pengembangan jaringan air bersih;
d. Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi;
e. Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai;
f. Rehabilitasi jaringan irigasi dan sungai dalam kondisi tanggap darurat;
g. Pemeliharaan dan rehabilitasi embung, dan bangunan penampung air
lainnya serta dalam kondisi tanggap darurat;
h. Dukungan terhadap kebijakan nasional dalam rangka kedaulatan
pangan melalui program pengembangan pembangkit listrik di Pulau
Jawa berupa pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap kabupaten;
i. Dukungan terhadap kebijakan nasional dalam rangka pengembangan
poros kemaritiman melalui pembangunan pelabuhan di Tanjungsari;
j. Peningkatan daya saing daerah melalui pengembangan prasarana
transportasi antara lain dengan pembangunan bandara perintis.
70
4. Peningkatan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia melalui
peningkatan pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh
pendidikan yang layak serta peningkatan perluasan pelayanan kesehatan,
melalui;
a. Peningkatan infrastruktur pendidikan berupa rehabilitasi sedang/berat
bangunan sekolah (SD/MI; SMP/MTs); pengadaan buku, alat tulis,
mebeleur, serta alat praktek dan peraga, penyediaan Bantua
Operasional Sekolah (BOS), penyelenggaraan Paket A dan B,
penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu.
b. Peningkatan perluasan pelayanan kesehatan, yaitu pembangunan
rumas sakit tipe D di Kecamatan Comal, pengadaan, peningkatan dan
perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan
jaringannya, kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan,
peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, peningkatan
pelayanan kesehatan perorangan melalui Jaminan Kesehatan Nasional,
pengendalian penyakit tidak menular, peningkatan pelayanan
kesehatan anak dan remaja, Standarisasi Pelayanan Kesehatan serta
perbaikan gizi masyarakat.
5. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya
pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana
perikanan tangkap serta pengembangan peternakan, melalui:
a. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan, yaitu
budidaya padi teknologi Salibu di Kecamatan Ampelgading;
b. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan
tepat guna, yaitu pengembangan kawasan agropolitan Waliksarimadu
dengan komoditas ungulan durian, madu dan nanas;
c. Peningkatan produksi hasil peternakan dengan pengembangan Sentra
Peternakan Rakyat (SPR) Kerbau di Desa Peguyangan Kecamatan
Bantarbolang dan SPR Sapi Potong di Kecamatan Watukumpul dan
Kecamatan Belik, serta pengembangan peternakan di Kawasan
71
Penghasil Telur Omega (Petarukan) dan telor asin aneka rasa (Comal
dan Petarukan);
d. Pengembangan perikanan tangkap dengan pembangunan Tempat
Pelelangan Ikan di Desa Nyamplungsari;
e. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir melalui pembangunan
kawasan minapolitan di Desa Tasikrejo, Kaliprau, Ketapang, Mojo,
Pesantren, Limbangan (Kec. Ulujami); Desa Lawangrejo, Sugihwaras
(Kec. Pemalang).
6. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya
peningkatan pendapatan masyarakat miskin, perluasam kesempatan kerja
serta pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil untuk masyarakat miskin,
melalui:
a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir;
b. Pembinaan pedagang kakilima dan asongan;
c. Peningkatan keterampilan kerja dan pengembangan kemampuan
melalui upaya pengembangan Balai Latihan Kerja (BLK) dan
pembangunan Technopark;
d. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui
pengembangan kawasan pedesaan;
e. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan;
f. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya;
g. Peningkatan Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial;
h. Pembinaan anak terlantar;
i. Pembinaan para penyandang cacat dan trauma.
7. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata
baru, peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia, disertai dengan upaya menjaga kelestarian
budaya, melalui:
72
a. Pengembangan destinasi pariwisata, berupa pengembangan obyek
wisata baru yang merupakan potensi unggulan antara lain:
Pengembangan wisata mangrove;
Pengembangan Wisata Susur Sungai Comal;
Pengembangan Kawasan Wisata Moga;
Pengembangan Desa Wisata (Cikendung, Sikasur, Gombong,
Banyumudal, Sima, Kaliperahu, Mojo, Pegongsoran, Penggarit,
Nyamplungsari, Blendung, Pedagung, dan Desa Surajaya Kecamatan
Pemalang serta Desa Kertosari Kecamatan Ulujami);
Pengembangan Pembangunan Wisata Edukasi Gardu Pandang
Gunung Slamet.
b. Peningkatan pembangunan sarana dan perasarana pariwisata.
c. Peningkatan jatidiri budaya asli Pemalang melalui upaya
pengembangan sarana prasarana publik sebagai penunjang kegiatan
kesenian yaitu berupa pembangunan rumah budaya;
d. Pengembangan pemasaran pariwisata yaitu Optimalisasi Website
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang; kerja sama
promosi pariwisata dalam pelayanan kepada wisatawan pada masa
lebaran selama 11 hari; Partisipasi pada Even Travel Mart skala nasional
sebanyak 1 kali; Pelaksanaan Pemalang Tourism Expo (PTE) (Kegiatan
Promosi melibatkan Biro Perjalanan di tingkat Regional dengan
Pemalang sebagai tuan rumah) sebanyak 1 kali; Touring Marketing ke
luar daerah (didalam dan diluar Jawa Tengah) sebanyak 4 kali.
e. Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang
pariwisata yaitu Bintek Arung Jeram di Kabupaten Pemalang sebanyak
60 orang; Bintek Para pelaku usaha jasa pariwisata di Kabupaten
Pemalang sebanyak 2 kali (120 orang); Pembinaan kelembagaan
POKDARWIS di Kabupaten Pemalang sebanyak 4 kali (240 orang);
pelatihan ketrampilan pembuatan handycraft sebanyak 40 orang;
73
pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM Pariwisata sebanyak 5
kali.
8. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah sesuai
dengan prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan peningaktan
pelayanan publik melalui upaya pengembangan fasilitas publik,
pengembangan sistem perencanaan pembangunan dan peningkatan
kualitas sumber daya aparatur pemerintah, melalui:
a. Peningkatan pengendalian pembangunan di ibukota kecamatan yang
merupakan pusat kegiatan lokal, melalui penataan ibukota kabupaten
dan kecamatan;
b. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan fasilitas publik melalui
pembangunan RTH di masing-masing kecamatan serta pembangunan
Taman Kota di Kawasan Perkotaan;
c. Pemanfaatan teknologi informasi dalam peningkatan pelayanan publik
melalui upaya pembangunan Pusat Pengembangan Informatika dan
Desa (PUSPINDES), pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SiDA),
pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik;
d. Pengembangan kawasan perkotaan melalui penataan kawasan
perdagangan jasa dan perkantoran dengan upaya pembangunan
gedung DPRD;
e. Pengembangan fasilitas publik sebagai pusat aktivitas masyarakat
melalui pengembangan Sport Centre;
f. Peningkatan profesionalisme dan kompetensi kualitas sumber daya
aparatur pemerintah melalui pembinaan dan pengembangan aparatur
serta pengembangan manajemen kepegawaian.
74
anajemen
pembangunan
berbasis kinerja
memberikan konsekuensi logis yang
menuntut Pemerintah untuk bisa
berkinerja lebih maksimal. Fokus dari
proses pembangunan bukan hanya
sekedar melaksanakan program dan
kegiatan yang sudah direncanakan. Lebih dari itu, esensi dari manajemen
pembangunan berbasis kinerja adalah adanya orientasi untuk mendorong
perubahan, dimana program, kegiatan dan sumber daya anggaran adalah alat
yang digunakan untuk mencapai rumusan perubahan baik pada level keluaran
(output), hasil (outcome), maupun dampak (impact).
Akuntabilitas merupakan salah satu pilar yang menopang
pemerintahan menuju good governance sehingga mampu menunjukan sejauh
mana sebuah instansi pemerintah telah memenuhi tugasnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kerangka Pengukuran kinerja di
Pemerintah Kabupaten Pemalang dilakukan dengan mengacu ketentuan dalam
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan
Kinerja. Adapun pengukuran kinerja tersebut dengan rumus sebagai berikut:
M BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Organisasi
B. Realisasi Anggaran
C. Efisiensi Sumber Daya
D. Prestasi & Penghargaan
BAB
3 AKUNTABILITAS KINERJA
75
Capaian Indikator Kinerja
1. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan makin rendahnya kinerja, digunakan
rumus :
2. Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja atau
semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja,
digunakan rumus :
atau
Capaian Indikator Sasaran
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisa untuk memberikan
informasi yang lebih transparan mengenai keberhasilan atau ketidakberhasilan
pencapaian kinerja. Untuk capaian masing-masing indikator kinerja sasaran
disimpulkan berdasarkan "Metode Rata-rata Data Kelompok" dengan rumus
hitungan sebagai berikut:
Adapun dalam penyusunan laporan ini, pedoman yang digunakan untuk
menggambarkan skala nilai peringkat kinerja adalah Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 − (𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊 − 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕)
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 =(𝟐 𝒙 𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕) − 𝑹𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊
𝑻𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐂𝐚𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐒𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 :
= 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐤𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐱 𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐝𝐢𝐤𝐚𝐭𝐨𝐫 𝐤𝐢𝐧𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐬𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
76
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagaimana yang
tercantum dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pemerintah Kabupaten Pemalang telah menyusun Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021. Selanjutnya, IKU tersebut
menjadi kerangka acuan untuk menetapkan Perjanjian Kinerja Bupati Tahun
2017. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan semua program dan kegiatan yang
telah dilaksanakan dapat dihitung persentase capaian kinerjanya guna menilai
sejauh mana sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2017.
Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang Tahun 2017 sebagaimana dalam
lampiran. Sedangkan masing-masing indikator tersebut diuraikan dalam tabel
sebagai berikut :
No. Interval Nilai
Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1. ≥ 90,10 Sangat Baik
2. 75,10 – 90,00 Tinggi
3. 65,10 - 75,00 Sedang
4. 50,10 - 65,00 Rendah
5. ≤ 50,00 Sangat Rendah
77
Tabel 3.2. Capaian Kinerja Tahun 2017
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
1
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
A Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD
81 100 123.46 90 111.11
B Nilai LkjIP CC CC tercapai B belum tercapai
C
Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD
90 100 111.11 95 105.26
2
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
A Rata-rata lama sekolah 5.88 6.05 102.89 5.92 102.20
B Harapan lama sekolah 11.56 11.87 102.68 11.56 102.68
C Angka Kelulusan SD/MI 100 100 100.00 100 100.00
D Angka Kelulusan SMP/Mts 100 100 100.00 100 100.00
E Angka Melanjutkan SD/MI 98.48 98.5 100.02 98.6 99.90
F Angka Melanjutkan SMP/MTs
87.8 87.82 100.02 88.2 99.57
3 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
Angka kunjungan ke perpustakaan
3.75 3.75 3.78 100.92 4.75
78
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
4 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
a Usia Harapan Hidup 72.96 72.87 99.88 73.35 99.35
b Angka Kematian Ibu (Per 100.000 kh)
116 100.26 113.56 100.00 99.74
c Angka Kematian Bayi (Per 1.000 KH)
9.5 5.57 141.32 7.50 125.67
d Angka Kematian Balita (Per 1.000 KH)
10.5 6.22 140.80 8.50 126.87
e Persentase Balita Gizi Buruk
0.029 0.014 150.34 0.025 142.39
5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
Total Fertility Rate (TFR) 2.54 2.54 2.55 99.61 2.5
6
Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah public
a Indeks Pembangunan Gender
84.53 84.46 99.92 85.89 98.34
b Indeks Pemberdayaan Gender
69.33 68.73 99.13 71.17 96.57
7
Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
Persentase PMKS yang tertangani
24.46 24.46 64.31 262.92 47.32
8
Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
a Persentase kepemilikan KTP
84 85.52 101.81 96.35 88.76
b Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran
83 83.15 100.18 92.5 89.89
9 a Produktivitas padi (kw/ha) 57.63 61.95 107.49 57.71 107.34
79
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
b Produktivitas jagung (kw/ha)
55.13 60.38 109.52 56.80 106.30
c Produktivitas Kedelai (kw/ha)
13 11.05 84.98 15.00 73.65
d Produksi komoditas peternakan utama
18,349,428 19,883,743 108.36 18,676,590 106.46
10
Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang BISA (Berimbang, Sehat, dan Aman)
a Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
78.3 92.70 118.39 88.00 105.34
b Ketersediaan cadangan pangan (ton)
15 15.00 100.00 60.00 25.00
11
Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
a Pertumbuhan Ekonomi 5.44 5.4 99.26 5.48 98.54
b PDRB Per Kapita 12,511,736.4 16,850,209.01 134.68 15,156,018.76 111.18
c Laju Inflasi 6.32 3.64 142.41 5.6 135.00
d Indeks Gini 0.22 0.28 72.73 0.2 60.00
e Tingkat Pengeluaran Perkapita
7,740,267 7,447,000 96.21 9,002,890.00 82.72
f Produksi perikanan tangkap
15,885,023 26,511,707 166.90 17,194,460.00 154.19
80
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
g Produksi perikanan budidaya
14,459,000 14,642,375 101.27 18,652,000.00 78.50
12 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
a Persentase koperasi sehat 30 38.64 128.80 30 128.80
b Persentase pertumbuhan IKM
6.1 6.14 100.66 7.30 84.11
13
Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
4.45 4.45 7.40 166.29 4.65
14 Meningkatnya kunjungan wisatawan
Peningkatan wisatawan 2.04 2.04 5.46 267.65 2.17
15 Menurunnya tingkat pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka
7.03 7.03 5.59 120.48 6.87
16 Menurunnya penduduk miskin
Persentase penduduk miskin 17.4 17.4 17.34 100.34 15.40
17
Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
a Persentase jalan dalam kondisi baik
88 49.31 56.03 93 53.02
b Persentase jembatan dalam kondisi baik
97 96.74 99.73 100 96.74
c Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
63 68.17 108.21 75 90.89
d Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum
90 90.44 100.49 100 90.44
81
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
e Persentase saluran drainase dalam kondisi baik
67 67.07 100.10 71 94.46
f Persentase RTLH yang ditangani
9.74 8.11 83.22 15.00 54.04
g Cakupan wilayah kumuh 3 3.04 101.17 0.10 30.35
18
Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas
40 40 44.5 111.25 60
19 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak
100 100 84.08 84.08 100
20 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
Persentase penurunan konflik sosial
5 5 5 100.00 5
21 Meningkatnya nilai realisasi investasi
Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
729,604,689,677 729,604,689,67
7 859,982,152,
331 117.87 749,604,689,677
22
Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
WDP WDP WTP tercapai WTP
82
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET AKHIR RPJMD (2021)
KINERJA s/d 2017 (%)
TARGET REALISASI KINERJA (%)
23
Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD Pelayanan Publik
B B B tercapai B
24
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat
6 6 6 100.00 14
25
Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang
a Cakupan kelompok seni yang dibina
35 37 105.71 47 78.72
b Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
61 83 136.07 69 120.29
Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2018, diolah.
83
Untuk capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis dapat dilihat dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 3.3. Capaian Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017
NO Sasaran Strategis Jumlah Indikator Rata-rata Capaian Kinerja
1 2 3 4
A Misi 1
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
3 indikator 117.28
B Misi 2
1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
6 indikator 100.94
2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
1 indikator 100.92
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat 5 indikator 129.18
4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB 1 indikator 99.61
5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik
2 indikator 99.53
6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
1 indikator 262.92
7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
2 indikator 101.00
C Misi 3
1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas 4 indikator 102.59
2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan yang BISA (Berimbang, Sehat, dan Aman)
2 indikator 109.20
3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
7 indikator 116.21
4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
2 indikator 114.73
5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
1 indikator 166.29
6 Meningkatnya kunjungan wisatawan 1 indikator 267.65
7 Menurunnya tingkat pengangguran 1 indikator 120.48
84
NO Sasaran Strategis Jumlah Indikator Rata-rata Capaian Kinerja
1 2 3 4
8 Menurunnya penduduk miskin 1 indikator 100.34
D Misi 4
1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
7 indikator 92.71
2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
1 indikator 111.25
3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan 1 indikator 84.08
E Misi 5
1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
1 indikator 100.00
F Misi 6
1 Meningkatnya nilai realisasi investasi 1 indikator 117.87
2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
1 indikator Tercapai
3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public
1 indikator Tercapai
4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
1 indikator 100.00
G Misi 7
1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang
2 indikator 120.89
Sumber : Bagian Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2018 ,
diolah.
Adapun analisis capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis sebagaimana yang tercantum pada tabel Hasil Capaian Kinerja Pemerintah
Kabupaten Pemalang tahun 2017 di atas adalah sebagai berikut :
85
1. Tingkat Keselarasan Antara Program RKPD dengan RPJMD
Indikator tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD
merupakan merupakan indikator baru yang termuat dalam Indikator Kinerja
Utama Kabupaten Pemalang Tahun 2017-2021. Hal ini merupakan bentuk
komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas perencanaan
pembangunan daerah. Harapannya dengan kualitas perencanaan yang baik akan
menjadi pondasi awal yang baik pula dari proses pembangunan daerah secara
menyeluruh.
Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Tingkat Keselarasan
Antara Program RKPD dengan RPJMD
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d.
2017
Tingkat
keselarasan
antara program
RKPD dengan
RPJMD
n.a 70 100 81 100 123.46 90 111.11
Sumber: Bappeda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Untuk tahun
2017, jumlah
program dan
kegiatan yang
tercantum dalam
RKPD adalah 210,
sedangkan jumlah
program dan
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Tingkat keselarasan antara program RKPD dengan RPJMD
Sasaran Strategis 1 :
Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
86
kegiatan yang tercantum dalam RPJMD adalah 210. Berdasarkan hal tersebut,
maka tingkat keselarasannya adalah sebesar 100%. Realisasi ini melebihi target
yang sebesar 81%, sehingga capaian kinerjanya adalah sebsar 123,46%.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program perencanaan pembangunan daerah, melalui kegiatan:
a. Penyusunan rancangan RKPD
b. Penyelenggaraan musrenbang RKPD
c. Penetapan RKPD
d. Koordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ)
2. Nilai LKjIP
Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban yang dilaksanakan periodik. Tahap akhir dari
pertanggungjawaban tersebut adalah dengan menyusun laporan akuntabilitas
yang nantinya akan dievaluasi dan diperoleh tingkatan akuntabilitas dengan
kategori sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kategori Tingkatan Akuntabilitas
Kategori Nilai Interpretasi
AA > 90 – 100 Sangat Memuaskan
A > 80 – 90 Memuaskan, Memimpin perubahan, berkinerja
tinggi dan sangat akuntabel
BB > 70 – 80 Sangat Baik, Akuntabel, berkinerja baik, memiliki
sistem kinerja yang andal
B > 60 – 70
Baik, Akuntabilitas kinerjanya sudah baik, memiliki
sistem yang dapat digunakan untuk manajemen
kinerja dan perlu sedikit perbaikan
87
Kategori Nilai Interpretasi
CC > 50 – 60
Cukup (Memadai), Akuntabilitas kinerjanya cukup
baik, taat kebijakan, memiliki sistem yang dapat
digunakan untuk memproduksi informasi kinerja
untuk pertanggung jawaban, perlu beberapa
perbaikan tidak mendasar.
C > 30 – 50
Kurang, Sistem dan tatanan kurang dapat
diandalkan, memiliki sistem untuk manajemen
kinerja tapi perlu banyak perbaikan minor dan
perbaikan yang mendasar.
D 0 – 30
Sangat Kurang, Sistem dan tatanan tidak dapat
diandalkan untuk manajemen kinerja, perlu banyak
perbaikan, sebagian perubahan yang sangat
mendasar.
Sumber: Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 12 Tahun 2015, diolah.
Pengukuran kinerja nilai LKjIP tahun 2017 merupakan pengukuran hasil
kinerja sepanjang tahun 2016. Untuk target kinerja nilai evaluasi LKjIP di tahun 2017
adalah CC (Cukup Memadai). Adapun tabel pengukurannya secara rinci adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.6. Pengukuran Kinerja Nilai LKjIP
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Nilai LkjIP C
(47.90)
C
(48.82)
CC
(55.06)
CC
CC
(58.69) tercapai
B
Belum
Tercapai
Sumber: Setda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel pengukuran di atas,
dapat diketahui bahwa dari tahun ke tahun
terdapat peningkatan nilai yang cukup
signifikan. Capaian kinerja pun sudah
tercapai (sesuai target). Namun jika
dibandingkan dengan target di akhir RPJMD,
maka masih diperlukan peningkatan kinerja
agar dapat mencapai kriteria nilai B.
Permasalahan
42.50
2014
48.82
2015
55.06
2016
58.69
2017
60.00
target 2021
88
a. Sistem perencanaan penganggaran dana manajeman kinerja belum
terintegrasi.
b. Belum adanya reward and punishment terhadap pencapaian kinerja.
c. Evaluasi internal terhadap capaian kinerja belum dilaksanakan secara rutin.
d. Capaian kinerja belum menjadi komponen untuk meningkatkan tunjangan
kinerja ASN.
e. Rencana aksi terhadap pencapaian kinerja belum dimonitoring dan evaluasi
pelaksanaannya.
Solusi
a. Menyusun sistem perencanaan penganggaran dana manajeman kinerja yang
terintegrasi.
b. Mendorong tersusunnya sistem reward and punishment terhadap pencapaian
kinerja.
c. Adanya evaluasi internal terhadap capaian kinerja yang dilaksanakan secara
rutin.
d. Capaian kinerja dijadikan sebagai salah satu komponen untuk meningkatkan
tunjangan kinerja ASN.
e. Adanya kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap rencana aksi atas
pencapaian kinerja.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan, melalui kegiatan Penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah
(LKJiP).
3. Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir
dalam RKPD
Indikator Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir
dalam RKPD merupakan indikator baru yang termuat dalam Indikator Kinerja
Utama Kabupaten Pemalang Tahun 2017-2021. Hal ini merupakan bentuk
komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas perencanaan
89
pembangunan daerah. Harapannya dengan kualitas perencanaan yang baik akan
menjadi pondasi awal yang baik pula dari proses pembangunan daerah secara
menyeluruh.
Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang
yang diakomodir dalam RKPD
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Persentase Prioritas
Usulan Hasil
Musrenbang yang
diakomodir dalam
RKPD
n.a 85 100 90 100 111.11 95 105.26
Sumber: Bappeda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Untuk tahun 2017, jumlah usulan kegiatan prioritas yang terhimpun dalam
Musrembang tingkat Kecamatan adalah 150, sedangkan jumlah usulan kegiatan
yang tercantum dalam RKPD adalah 150. Berdasarkan hal tersebut, maka tingkat
keselarasannya adalah sebesar 100%. Realisasi ini melebihi target 90 %, sehingga
capaian kinerjanya adalah sebesar 111,11%.
Program dan Kegiatan Penunjang
a. Penyusunan rancangan RKPD
b. Penyelenggaraan
musrenbang RKPD
c. Penetapan RKPD
d. Koordinasi
penyusunan Laporan
Keterangan
Pertanggung Jawaban
(LKPJ)
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Persentase Prioritas Usulan Hasil Musrenbang yang diakomodir dalam RKPD
90
1. Rata-rata lama sekolah
Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Schooling) didefinisikan sebagai
jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.
Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas.
RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun ke
atas proses pendidikan sudah berakhir. Penghitungan RLS pada usia 25 tahun ke
atas juga mengikuti standar internasional yang digunakan United Nations
Development Programme (UNDP).
Tabel 3.8. Pengukuran Kinerja Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Rata-rata lama
sekolah 5.87 6.04 6.04 5.88 6.05 102.89 5.92 102.20
Sumber:BPS Jawa Tengah Tahun 2016, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa RLS masyarakat
Kabupaten Pemalang hingga tahun
2016 adalah 6,05 tahun. Artinya, rata-
rata tingkat bersekolah untuk
Kabupaten Pemalang adalah tidak
lebih dari tingkat kelas VII (SMP kelas
1). RLS Jawa Tengah adalah 7,15
tahun, dan jika dibandingkan dengan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah, RLS Kabupaten Pemalang
berada pada tingkat terrendah.
5.75
5.8
5.85
5.9
5.95
6
6.05
6.1
2104 2015 2016 2017
Rata-rata Lama Sekolah
Sasaran Strategis 2 :
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
91
Rata-rata Lama Sekolah pada 5 (lima) Kab./Kota di Jawa Tengah
Permasalahan
Layanan pendidikan non formal (Program Kejar Paket A, Paket B, dan Paket
C) sebagai alternatif untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah belum bisa
memberikan kontribusi secara optimal, dikarenakan dari sisi sarana prasarana, sisi
pengelola, dan pembiayaan belum tertata dan teranggarkan secara maksimal.
Solusi
Memberikan akses bagi lembaga pendidikan non formal yang sudah
menjadi satuan pendidikan untuk mendapatkan anggaran sarana dan prasarana
sehingga diharapkan tata kelola kelembagaan menjadi lebih baik dan
meningkatkan layanan pendidikan non formal.
2. Harapan lama sekolah
Angka Harapan Lama Sekolah (Expected Years of Schooling) merupakan
lamanya sekolah (tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur
tertentu di masa mendatang. HLS digunakan untuk mengetahui kondisi
pembangunan sistem pendidikan di berbagai jenjang. HLS dihitung pada usia 7
tahun ke atas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.
6.05
6.12
6.17
6.18
6.26
5.9 5.95 6 6.05 6.1 6.15 6.2 6.25 6.3
Kab. Pemalang
Kab. Wonosobo
Kab. Brebes
Kab. Blora
Kab. Banjarnegara
T AHUN
92
Harapan Lama Sekolah pada 6 (enam) Kab./Kota di Jawa tengah
Berdasarkan data terakhir BPS, hingga tahun 2016 HLS untuk Provinsi Jawa
Tengah adalah 12,45 tahun. Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa
tengah, Pemalang berada di peringkat 5 (lima) terbawah, yaitu 11,87 tahun.
Sedangkan Harapan Lama Sekolah tertinggi adalah Kota Salatiga, yaitu sebesar
14,98 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun capaian kinerja sudah
melampaui target, namun pemerintah dan segenap pemangku kepentingan masih
memiliki tugas untuk terus memperbaiki kinerjanya agar dapat meningkatkan HLS
Kabupaten Pemalang.
Tabel 3.9. Pengukuran Kinerja Harapan Lama Sekolah (HLS)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Harapan lama
sekolah 11.26 11.86 11.86 11.56 11.87 102.68 11.56 102.68
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.
11.37 11.4 11.51 11.67 11.87
14.98
0
2
4
6
8
10
12
14
16
tah
un
93
Permasalahan
Belum meratanya akses pendidikan
pada tingkat SLTA, terutama pada
Kecamatan Pulosari, Watukumpul,
dan Warungpring sehingga akan
mempengaruhi tingkat Harapan
Lama Sekolah pada kecamatan
tersebut.
Solusi
Pemerintah daerah telah menganggarkan pembebasan lahan untuk
pendirian unit sekolah baru pada jenjang pendidikan menengah SMA/SMK di
wilayah Kecamatan Watukumpul.
3. Angka Kelulusan SD/MI
Angka Kelulusan SD/MI merupakan perbandingan antara jumlah siswa
tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI dengan jumlah siswa tingkat tertinggi pada
jenjang SD/MI pada tahun sebelumnya.
Tabel 3.10. Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SD/MI
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisas
i 2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Targe
t Realisasi
Capaian
(%)
Targe
t
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Angka
Kelulusan SD/MI 99.91 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Untuk indikator angka kelulusan (AL) baik pada jenjang pendidikan tingkat
dasar 2016/2017 menunjukkan angka yang positif. Jumlah siswa lulus SD/MI pada
tahun 2017 adalah sebesar 24,401 siswa dan jumlah siswa tingkat tertinggi pada
tahun sebelumnya adalah 24,401 siswa, sehingga capaian kinerja tahun ajaran
2016/2017 mencapai angka 100%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa
masih semua peserta ujian dinyatakan lulus 100%.
10.911
11.111.211.311.411.511.611.711.811.9
12
2104 2015 2016 2017
Harapan Lama Sekolah
94
Permasalahan
Masih terdapat peserta ujian nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai
dengan jadwal ujian primer yang telah ditetapkan dalam Prosedur Opreasional
Standar Pelaksanaan Ujian Nasional (POS UN).
Solusi
Peserta Ujian Nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai dengan jadwal
utama dapat mengikuti jadwal susulan atau soal ujian nasional diberikan ditempat
perawatan bagi peserta ujian yang sakit dengan tetap mengacu pada ketentuan
POS UN.
4. Angka Kelulusan SMP/MTs
Angka Kelulusan SMP/MTs
diperoleh dari perbandingan jumlah
siswa tingkat tertinggi pada jenjang
SMP/MTs dibanding dengan jumlah
siswa tingkat tertinggi pada jenjang
SMP/Mts pada tahun sebelumnya.
Untuk indikator angka
kelulusan (AL) baik pada jenjang
pendidikan tingkat dasar 2016/2017
99.86
99.88
99.9
99.92
99.94
99.96
99.98
100
100.02
2104 2015 2016 2017
Angka Kelulusan Tahun 2017
AL SD/MI AL SMP/MTs
95
menunjukkan angka yang positif. Jumlah siswa lulus SMP/MTs pada tahun 2017
adalah sebesar 22.038 siswa dan jumlah siswa tingkat tertinggi pada tahun
sebelumnya adalah 22.038 siswa, sehingga capaian kinerja tahun ajaran 2016/2017
mencapai angka 100%. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa masih
semua peserta ujian dinyatakan lulus 100%.
Tabel 3.11. Pengukuran Kinerja Angka Kelulusan SMP/MTs
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu
Realisasi 2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Targe
t Realisasi
Capaian (%)
Target
Akhir
Kinerja s.d. 2017
Angka
Kelulusan
SMP/MTs
99.96 100 100 100 100 100 100 100
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
Masih terdapat peserta ujian nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai
dengan jadwal ujian primer yang telah ditetapkan dalam Prosedur Operasional
Standar Pelaksanaan Ujian Nasional (POS UN).
Solusi
Peserta Ujian Nasional yang tidak bisa mengikuti sesuai dengan jadwal
utama dapat mengikuti jadwal susulan atau soal ujian nasional diberikan ditempat
perawatan bagi peserta ujian yang sakit dengan tetap mengacu pada ketentuan
POS UN.
5. Angka Melanjutkan SD/MI
Angka melanjutkan SD/MI merupakan jumlah siswa baru tingkat SMP atau
sederajat dibanding dengan jumlah lulusan jenjang SD atau sederajat pada tahun
sebelumnya.
96
Tabel 3.12. Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SD/MI
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Angka Melanjutkan
SD/MI 98.65 98.65 98.58 98.48 98.5 100.02 98.6 99.90
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, Angka Melanjutkan SD/MI tahun 2017 adalah
98,5%. Dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan di awal RPJMD, maka
capaian kinerja mencapai 100,02%.
Permasalahan
Belum terpenuhinya data tingkat penyebaran arus lulus pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Solusi
Perlu adanya sistem pendataan arus lulus yang lebih terukur dan terdeteksi
untuk mengetahui dengan jelas ke jenjang pendidikan selanjutnya.
6. Angka Melanjutkan SMP/MTs
Angka melanjutkan
SMP/MTs merupakan jumlah
siswa baru tingkat SMA atau
sederajat dibanding dengan
jumlah lulusan jenjang SMP atau
sederajat pada tahun
sebelumnya.
Angka Melanjutkan SMP/MTs pada tahun 2017 adalah 87,82%. Dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan di awal RPJMD, maka capaian kinerja
mencapai 100,02%.
75
80
85
90
95
100
2014 2015 2016 2017
Angka Melanjutkan Sekolah
AM SD/MI AM SMP/MTs
97
Tabel 3.13. Pengukuran Kinerja Angka Melanjutkan SMP/MTs
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Angka Melanjutkan
SMP/MTs 85.6 87.6 88.28 87.8 87.82 100.02 88.2 99.57
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
Belum terpenuhinya data tingkat penyebaran arus lulus pada jenjang
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Solusi
Perlu adanya sistem pendataan arus lulus yang lebih terukur dan terdeteksi
untuk mengetahui dengan jelas ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Program dan Kegiatan Pendukung Pencapaian Sasaran antara lain:
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini
1) Pembangunan gedung sekolah
2) Pembangunan sarana dan prasarana bermain
3) Pengadaan mebeluer sekolah
4) Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah
5) Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
6) Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran Pendidikan
Anak Usia Dini
7) Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal
b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1) Pembangunan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan dasar
2) Rehabilitasi bangunan sekolah
3) Pemberian beasiswa
4) Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
5) Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar
6) Penyelenggaraan akreditasi dan ujian sekolah/nasional
98
c. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Pelaksanaan sertifikasi pendidik
2) Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
3) Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi
4) Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG)
5) Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk memenuhi standar kualifikasi
6) Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga
kependidikan
7) Pengembangan sistem penghargaan dan perlindungan terhadap profesi
pendidik
8) Pengembangan sistem perencanaan dan pengendalian program profesi
pendidik dan tenaga kependidikan
9) Pendataan tenaga pendidik dan kependidikan untuk kenaikan pangkat
d. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pndidikan
2) Advokasi berbagai peraturan pemerintah di bidang pendidikan
3) Penerapan sistem dan informasi menajemen pendidikan
Angka Kunjungan ke Perpustakaan
Angka Kunjungan ke Perpustakaan dihitung dari jumlah kunjungan ke
perpustakaan pada tahun tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 5-59
tahun pada tahun yang sama. Adapun perpustakaan yang dimaksud pada indikator ini
adalah Perpustakaan Daerah Kabupaten Pemalang.
Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
Sasaran Strategis 3 13:
99
Tabel 3.14. Pengukuran Kinerja Angka Kunjungan ke Perpustakaan
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Angka
kunjungan ke
perpustakaan
2.5 3.36 4.4 3.75 3.78 100.92 4.75 79.67
Sumber: Dinpusarda Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Jumlah pengunjung perpustakaan
di sepanjang tahun 2017 sejumlah
39.324 orang, sedangkan untuk
jumlah penduduk usia 5-59 tahun
adalah sejumlah 1.039.113 orang.
Berdasarkan data tersebut, dapat
diketahui bahwa realisasi angka
kunjungan ke paerpustakaan adalah
sebesar 3,78, atau 100,92%
dibandingkan target. Untuk mencapai target akhir RPJMD, maka masih diperlukan
kinerja sebesar 20,33%.
Permasalahan
Belum terpenuhinya sarana dan prasarana perpustakaan yang representatif
dan menarik yang mampu mendorong kunjungan masyarakat ke perpustakaan.
Solusi
Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana secara bertahap dan mengusulkan
rencana pembangunan gedung perpustakaan yang representatif dan terintegrasi
dengan gedung arsip.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
2014 2015 2016 2017
Angka Kunjungan ke Perpustakaan
100
Program/Kegiatan Pendukung
Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, melalui
kegiatan:
a. Pemasyarakatan minat
dan kebiasaan membaca
untuk mendorong
terwujudnya masyarakat
pembelajar;
b. Pengembangan minat
dan budaya baca;
c. Supervisi, pembinaan dan
stimulasi pada
perpustakaan umum,
perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan masyarakat;
d. Pelaksanaan koordinasi pengembangan perpustakaan;
e. Penyediaan bantuan pengembangan perpustakaan dan minat baca di daerah;
f. Perencanaan dan penyusunan program budaya baca;
g. Publikasi dan sosialisasi minat dan budaya baca;
h. Penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum daerah;
i. Penyediaan kelengkapan sarana layanan perpustakaan ;
j. Peningkatan minat dan budaya baca melalui penyelenggaraan lomba.
1. Usia Harapan Hidup
Usia harapan hidup didefinisikan sebagai rata-rata tahun hidup yang masih
akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur x, pada suatu
tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya. Usia harapan hidup menjadi salah satu indikator dalam mengukur
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Sasaran Strategis 4 13:
101
indeks pembangunan manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan
melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dapat diindikasikan
dengan adanya peningkatan umur harapan hidup waktu lahir. Meningkatnya umur
harapan hidup waktu lahir memberikan gambaran tentang perbaikan tingkat
kesehatan dan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
Penghitungan indikator Usia Harapan Hidup diperoleh dari perbandingan
antara jumlah usia penduduk meninggal dengan jumlah penduduk yang
meninggal.
Tabel 3.15. Pengukuran Kinerja Usia Harapan Hidup
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Usia Harapan
Hidup 72.64 72.77 72.77 72.96 72.87 99.88 73.35 99.35
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.
Berdasarkan data
terakhir BPS pada tahun 2016,
Usia Harapan Hidup Kabupaten
Pemalang adalah 72,87 tahun.
Jika dibandingkan dengan
target 72,96 tahun, maka capaian kinerjanya adalah sebesar 99,88 %. Sedangkan
apabila dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka kinerja hingga tahun 2017
adalah sebesar 99,35 %.
Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Jawa tengah, maka dari 35
Kabupaten/Kota, Kabupaten Pemalang berada di peringkat ke enam dari bawah.
Permasalahan
Belum optimalnya keterlibatan dan kerjasama lintas sektoral yang melibatkan
seluruh perangkat daerah yang terkait dengan usaha peningkatan Usia Harapan
Hidup.
72 72.5 73 73.5 74 74.5
Jawa Tengah
Kab. Pemalang
tahun
102
Solusi
Peningkatan keterlibatan dan kerjasama lintas sektoral yang melibatkan seluruh
perangkat daerah yang terkait dengan usaha peningkatan Usia Harapan Hidup,
meliputi perangkat daerah yang berwenang dalam bidang kesehatan, kesehatan
lingkungan, pemberantasan kemiskinan, sosial, tenaga kerja, dan lain-lain.
Program dan Kegiatan Penunjang
Seluruh program dan kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten
Pemalang.
2. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate adalah jumlah
kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan dan paska persalinan (42
hari) per 100.000 kelahiran hidup pada masa tertentu. Kondisi ini tidak
memandang usia kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun
yang berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya,
bukan akibat kecelakaan.
65666768697071727374
tah
un
UHH pada 10 Kab/Kota di Jawa TengahHidup
103
Tabel 3.16. Pengukuran Kinerja Angka Kematian Ibu (AKI)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Angka Kematian
Ibu (Per 100.000
KH)
163 120 181 116 100.26 113.56 100 99.74
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 25 kasus
kematian ibu. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Angka Kematian Ibu (AKI)
tahun ini mengalami penurunan yang signifikan. Capaian kinerja mencapai 113,56%
dan bahkan telah melampaui target akhir RPJMD hingga 99,74 %. Hal ini didukung
beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pihak terkait, antara lain usaha
pemberdayaan masyakarat secara umum serta perangkat pemerintah untuk turut
serta memberikan pemantauan dan pendampingan ibu hamil resiko tinggi.
Berdasarkan tabel di atas, hingga capaian triwulan III Kabupaten Pemalang
masih berada di urutan ke-2 dengan kasus kematian ibu tertinggi di Provinsi Jawa
tengah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AKI Kabupaten Pemalang di tahun
2017 mengalami penurunan yang signifikan, namun tetap diperlukan upaya yang
tepat agar Kabupaten Pemalang tidak masuk dalam zona merah.
Permasalahan
a. Penanganan perawatan kehamilan yang tidak kompeten.
b. Keterlambatan penanganan di tempat rujukan.
c. Keterlambatan rujukan ibu hamil resiko tinggi.
d. Kondisi ibu hamil yang terlalu muda atau terlalu tua.
e. Belum semua desa memiliki ambulan desa.
104
f. Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) belum dimanfaatkan secara maksimal.
Kasus kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 (data hingga Triwulan III)
Solusi
a. Pemantauan dan pendampingan ibu hamil dengan resiko tinggi (Resti) oleh
masyarakat dan kader.
b. Peningkatan kinerja dan keterampilan bidan dalam penanganan ibu hamil.
c. Peningkatan pelayanan rujukan ibu hamil resiko tinggi.
d. Kebijakan pemenuhan dan pemerataan tenaga bidan di desa.
e. Sosialisasi tentang pemanfaatan RTK kepada masyarakat di desa.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan & anak, dengan kegiatan:
a. Perawatan secara
berkala bagi ibu hamil bagi
keluarga kurang
mampu.
b. Pembinaan Tugas
Pokok &Fungsi bidan.
c. Peningkatan
Kesehatan Ibu & Bayi.
d. Pembinaan Kesehatan Keluarga.
105
3. Angka Kematian Bayi
Untuk RPJMD Tahun 2017-2021, disusun indikator Angka Kematian Bayi
secara terpisah. Sebelumnya, indikator mengenai kematian bayi dan anak dijadikan
satu dalam bentuk indikator Angka Kematian Bayi dan Balita. Hal ini bertujuan agar
dalam pencapaian kinerja dapat secara spesifik memberikan gambaran mengenai
angka kematian bayi.
Kematian bayi merupakan kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka Kematian Bayi (AKB)
adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1.000 kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu.
Tabel 3.17. Pengukuran Kinerja Angka Kematian Bayi (AKB)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Angka Kematian
Bayi (Per 1.000
KH)
8.5 10 7.3 9.5 5.57 141.32 7.50 125.67
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 139 kasus
kematian bayi. Realisasi angka kematian bayi untuk tahun 2017 melebihi target
hingga mencapai 141,32%. Capaian ini juga telah melampaui tarhet akhir RPJMD
hingga sebesar 125,67%. Namun jka dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di
Jawa tengah, hingga capaian triwulan III Kabupaten Pemalang berada di urutan
106
ke-6 untuk kasus kematian bayi tertinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
hingga saat ini, Kabupaten Pemalang masih harus terus berupaya untuk
melakukan pembenahan, pembinaan, dan pendampingan agar tingkat kematian
bayi dapat terus diminimalisir.
Kasus kematian bayi di Provinsi Jawa Tengah hingga Triwulan III
Permasalahan
a. Asfiksia, yaitu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur.
b. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
c. Penyakit infeksi yang diderita oleh bayi.
Solusi
a. Peningkatan pelayanan kesehatan neonatal, bayi dan balita.
b. Pemberian imunisasi lengkap.
c. Pengaplikasian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) di seluruh puskesmas.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja, dengan kegiatan:
a. Penyuluhan Kesehatan Anak dan Remaja.
b. Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja.
4. Angka Kematian Balita
Angka Kematian Balita (AKABa) merupakan angka kematian yang terjadi
pada bayi dan anak usia 0-59 bulan per 1.000 kelahiran hidup di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Angka ini diperoleh dengan cara menghitung jumlah
kematian balita (bayi dan anak balita yang meninggal usia 0-59 bulan) di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di
wilayah dan pada kurun waktu yang sama x 1.000.
107
Tabel 3. 18. Capaian Kinerja Angka Kematian Balita (AKABa)
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Lalu Capaian
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Angka Kematian
Balita (Per 1.000
KH)
9.3 11 9 10.5 6.22 140.80 8.50 126.87
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Hingga akhir tahun 2017, di Kabupaten Pemalang terdapat 155 kasus
kematian balita. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, Angka Kematian Balita
(AKABa) mengalami penurunan yang cukup signifikan. Capaian kinerja mencapai
140,80 % dan bahkan telah melampaui target kinerja akhir RPJMD hingga 126,87 %.
Jika disandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Jawa Tengah, hingga
capaian triwulan III Kabupaten Pemalang berada di urutan ke-9 untuk kasus
kematian balita tertinggi di Provinsi Jawa tengah. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa hingga saat ini, Kabupaten Pemalang masih harus terus berupaya untuk
melakukan pembenahan, pembinaan, dan pendampingan agar tingkat kematian
bayi dan balita dapat terus diminimalisir.
Permasalahan
a. Asfiksia, yaitu keadaan dimana balita tidak dapat bernapas secara spontan dan
teratur.
b. Balita dengan riwayat Berat Badan Lahir Rendah.
c. Penyakit infeksi yang diderita oleh bayi dan balita.
108
Solusi
a. Peningkatan pelayanan kesehatan balita.
b. Pemberian imunisasi lengkap.
c. Pengaplikasian manajemen terpadu balita sakit (MTBS) di seluruh puskesmas.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak dan remaja, dengan kegiatan:
c. Penyuluhan Kesehatan Anak dan Remaja.
d. Peningkatan Kesehatan Anak dan Remaja.
5. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase Balita Gizi Buruk merupakan persentase balita dalam kondisi
gizi buruk terhadap jumlah balita yang ada dalam wilayah tertentu. Status gizi
buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat
pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan
menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat
mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini memberikan
petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak
pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Dampak paling buruk yang
diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini.
Tabel 3.19. Pengukuran Kinerja Persentase Balita Gizi Buruk
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Persentase
Balita Gizi
Buruk
0.03 0.0087 0.047 0.029 0.014 150.34 0.025 142.39
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat kenaikan
capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan jumlah balita
gizi buruk sebesar 17 anak, jika dibandingkan dengan jumlah balita pada waktu
yang sama, yaitu sebesar 118.039 anak, maka diperoleh realisasi sebesar 0,014
109
dengan capaian kinerja 150,34 %. Capaian ini telah melampaui target kinerja tahun
2017, bahkan telah memenuhi target yang telah ditetapkan dalam akhir periode
RPJMD tahun 2017-2021 hingga 142,39%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan
Kabupaten/Kota lain di Provinsi Jawa Tengah hingga triwulan ke III, maka
Kabupaten Pemalang berada pada peringkat ke-7 terrendah dalam kasus balita gizi
buruk.
Kasus balita dengan gizi buruk di Provinsi Jawa Tengah hingga Triwulan III
Permasalahan
a. Kurangnya penyerapan
gizi pada balita sebagai
akibat dari adanya
penyakit infeksi yang
diderita oleh balita.
b. Rendahnya pemahaman
masyarakat tentang gizi
yang menyebabkan
munculnya kesalahan
dalam memilih menu makanan bergizi yang terjangkau bagi masyarakat.
c. Masalah sosial dan ekonomi.
110
d. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pola asuh balita.
e. Perilaku keluarga yang kurang sehat.
f. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pemulihan balita yang belum
diberikan sesuai standar 90 hari makan. Hingga saat ini hanya mencapai 50-60
hari makan, karena unit cost yang terlalu kecil.
Solusi
a. Pelacakan balita kurus/gizi buruk.
b. Penyuluhan/ konseling inisiasi menyusu dini (IMD) sebagai langkah awal
pemenuhan gizi pada bayi baru lahir.
c. Kampanye mengenai Pemberian Asi Eksklusif dan Pemberian makanan pada
bayi dan anak (PMBA).
d. Pemberian makanan tambahan dan vitamin kepada balita, terlebih untuk balita
kurus/gizi buruk serta perawatan khusus untuk kasus balita gizi buruk sesuai
standar.
Program dan Kegiatan Penunjang
Program perbaikan gizi masyarakat, dengan kegiatan:
a. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
b. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
c. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi
Mikro Lainnya
d. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
111
Total Fertility Rate (TFR)
Total Fertility Rate (Rata-rata jumlah anak per keluarga) merupakan indikator
yang menunjukkan jumlah anak dibagi dengan jumlah keluarga di Kabupaten
Pemalang atau rata-rata jumlah bayi yang dilahirkan oleh seorang ibu selama masa
reproduksi atau masa subur.
Tabel 3.20. Pengukuran Kinerja Total Fertility Rate
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Total Fertility
Rate (TFR) 2.39 2.49 2.55 2.54
2.55
99.61 2.5 98.00
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2016, diolah.
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa target rata-rata jumlah anak
per keluarga sebesar 2,54 terealisasi sebesar 2,55 sehingga capaian kinerjanya
mencapai 99,61%. Dibandingkan target dan capaian tahun 2016 sebesar 93,31%, maka
capaian tersebut terjadi peningkatan. Capaian ini belum memenuhi target yang telah
ditetapkan atau direncanakan terwujud pada tahun 2016 dan belum mencapai target
yang telah ditetapkan dalam akhir periode RPJMD tahun 2016 yang mencapai 93,31%.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan capaian Provinsi Jawa Tengah tahun 2016
sebesar 2,26 maka capaian ini lebih rendah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi TFR adalah menggunakan atau tidak
menggunakan metode kontrasepsi yang dikenal dengan CPR (Contraceptive
Prevalence Rate), dimana angka CPR Kabupaten Pemalang tahun 2015 sebesar 57,13
masih dibawah angka CPR Provinsi Jawa Tengah yang berarti bahwa hanya sekitar
57,13 % jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan seluruh pasangan usia subur.
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
Sasaran Strategis 5 13:
112
Semakin tinggi angka CPR maka semakin rendah/semakin baik angka TFR yang akan
dicapai.
Permasalahan
a. Masih adanya kehamilan yang tidak diinginkan terutama bagi pasangan usia subur
di bawah usia 20 tahun.
b. Belum terlayaninya pelayanan KB bagi masyarakat pada daerah sulit dijangkau.
Solusi
a. Menekan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai program Keluarga
Berencana (KB) dengan menunda usia perkawinan khususnya bagi mereka yang
berpenghasilan rendah atau bagi keluarga pra sejahtera;.
b. Meningkatkan promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat dan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE).
c. Meningkatkan pelayanan KB dengan mendekatkan pelayanan melalui mobil
pelayanan keliling dan memberikan fasilitasi bagi warga miskin yang mengikuti KB
metode kontrasepsi jangka panjang.
Program dan Kegiatan Penunjang
a. Program Keluarga Berencana, melalui kegiatan:
1) Penyediaan Pelayanan KB bagi Keluarga Miskin
2) Pelayanan KIE
3) Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu
4) Promosi Pelayanan Khiba
5) Pembinaan Keluarga Berencana
6) Pengadaan sarana prasarana dan mobilitas tim KB keliling
7) Peningkatan peran pria dalam keluarga berencana
8) Penyediaan operasional kegiatan Keluarga Berencana
9) Pengembangan keluarga berencana di wilayah sasaran khusus
113
b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja, melalui kegiatan:
1) Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
2) Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
3) Program pelayanan kontrasepsi, melalui kegiatan:
4) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi (ALAKONT)
5) Pelayanan KB medis operasi
6) Penguatan kemitraan dan implementasi KKBPK melalui momentum
1. Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Indeks Pembangunan Gender merupakan indeks pencapaian kemampuan
dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhatikan
ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi
yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih
diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. .
IPG Kabupaten Pemalang tahun 2015 menunjukkan bahwa angka 84,46.
Sampai dengan tahun 2017, BPS belum dapat menghitung IPG Kabupaten
Pemalang sehingga IPG yang digunakan adalah IPG Kabupaten Pemalang Tahun
2015. Adapun tabel pengukuran kinerja IPG sebagai berikut:
Tabel 3.21. Pengukuran Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Indeks
Pembangunan
Gender
83.85 84.46 84.46 84.53 84.46 99.92 85.89 98.34
Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik
Sasaran Strategis 6
114
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2015 , diolah.
Permasalahan
a. Pendekatan pembangunan yang mengabaikan isu tentang kesetaraan dan
keadilan gender.
b. Masih rendahnya kualitas sumber daya perempuan sehingga tidak mampu
untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan mitra sejajarnya.
Solusi
a. Dalam upaya meningkatkan pendidikan ditempuh dengan memperluas
kesempatan masyarakat khususnya perempuan untuk mengikuti Program
Kejar Paket A.
b. Meningkatkan akses perempuan dalam bidang kesehatan.
Program dan Kegiatan Penunjang
a. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Fokus kegiatan pada peningkatan kualitas hidup perempuan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan peran dan posisi perempuan
dibidang politik dan jabatan publik, pelaksanaan sosialisasi yang terkait
dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pengembangan
materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender serta
pemberdayaan perempuan, peningkatan produktifitas ekonomi perempuan
dan pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesejahteraan dan
perlindungan anak.
b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak
Fokus kegiatan pada Advokasi dan fasilitasi PUG bagi Perempuan,
Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
(P2TP2), Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang
berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak, Penguatan
kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, Peningkatan kapasitas dan
jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Pengembangan
Sistem Informasi Gender dan Anak, Penguatan kelembagaan
115
pengarusutamaan hak anak, Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan
kesejahteraan dan perlindungan anak, Fasilitasi peningkatan kapasitas forum
anak, Evaluasi pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta gender
dalam pembangunan, Pameran hasil karya perempuan dibidang
pembangunan, serta Kegiatan pembinaan organisasi perempuan.
c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Fokus kegiatan pada Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan
di daerah, Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan
korban KDRT, Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan, Sosialisasi
dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan,
Pengembangan dan sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan
terhadap perempuan dan anak, Fasilitasi upaya perlindungan perempuan
terhadap tindak kekerasan, Fasilitasi upaya perlindungan anak dari kekerasan
dan ABH, Pelatihan pelayanan dan pendampingan anak korban kekerasan dan
ABH, serta Pendidikan dan pelatihan pengasuhan anak bagi keluarga.
2. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) merupakan indeks yang digunakan
untuk mengkaji lebih jauh peranan perempuan dalam pengambilan keputusan. IDG
dibentuk berdasarkan tiga komponen yaitu keterwakilan perempuan dalam
parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional, teknisi, kepemimpinan dan
ketatalaksanaan, dan sumbangan pendapatan.
IDG terakhir dirilis oleh BPS pada tahun 2015. Secara umum gambaran
capaian IDG tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan dengan IDG tahun 2014.
Hal ini tampak dari tabel di bawah ini.
116
Tabel 3.22. Pengukuran Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Indeks
Pemberdayaan
Gender
68.41 68.73 68.73 69.33 68.73 99.13 71.17 96.57
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2015, diolah.
Permasalahan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah tidak mencapai
target karena penerimaan CPNS dilakukan berdasarkan kualifikasi pendidikan dan
hasil seleksi, bukan berdasarkan pertimbangan gender. Sementara itu persentase
partisipasi perempuan di lembaga legislatif tidak mencapai target karena
pemilihan anggota legislatif didasarkan pada hasil pemilihan masyarakat.
Sedangkan rasio angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas belum
tercapai dikarenakan terbatasnya program Kejar Paket A.
Hasil pemilu legislatif tahun 2014 menempatkan keterwakilan perempuan
sebagai anggota DPRD hanya sekitar 16 persen dari keseluruhan jumlah anggota
DPRD Kabupaten Pemalang. Sementara itu, perempuan sebagai tenaga
professional, manager, administrasi dan teknisi yang bekerja di lembaga eksekutif,
yudikatif serta lembaga swasta lainnya tidak lebih dari 46 persen dari seluruh
tenaga tenaga professional, manager, administrasi dan teknisi. Sedangkan
sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja (%) hanya sebesar 35,27%. Tetapi,
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebagai ukuran peranan perempuan dalam
pengambilan keputusan dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang
semakin meningkat, meski relatif lambat.
117
Solusi
a. Dalam upaya meningkatkan pendidikan ditempuh dengan memperluas
kesempatan masyarakat khususnya perempuan untuk mengikuti Program
Kejar Paket A;
b. Untuk kegiatan penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
yang outputnya berupa terlatihnya institusi pengelola pengarusutamaan
gender dan anak kedepan dalam menetapkan jumlah peserta direncanakan
secara matang sehingga kegiatan dapat dilaksanakan.
c. Untuk melaksanakan penyuluhan pencegahan akibat penyakit menular seksual
khususnya dalam melakukan tes darah guna mendeteksi secara dini
keterjangkitan HIV AIDS, sasarannya lebih diperluas lagi terutama di kalangan
masyarakat yang dianggap potensial mengidap/tertular HIV AIDS.
Program dan Kegiatan Penunjang
a. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
Fokus kegiatan pada peningkatan kualitas hidup perempuan dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan peran dan posisi perempuan
dibidang politik dan jabatan publik, pelaksanaan sosialisasi yang terkait
dengan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pengembangan
materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan dan keadilan gender serta
pemberdayaan perempuan, peningkatan produktifitas ekonomi perempuan
dan pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesejahteraan dan
perlindungan anak.
b. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender dan Anak
Fokus kegiatan pada Advokasi dan fasilitasi PUG bagi Perempuan,
Fasilitasi pengembangan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan
(P2TP2), Pemetaan potensi organisasi dan lembaga masyarakat yang
berperan dalam pemberdayaan perempuan dan anak, Penguatan
kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, Peningkatan kapasitas dan
jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan dan anak, Pengembangan
Sistem Informasi Gender dan Anak, Penguatan kelembagaan
118
pengarusutamaan hak anak, Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan
kesejahteraan dan perlindungan anak, Fasilitasi peningkatan kapasitas forum
anak, Evaluasi pelaksanaan pembangunan pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak, Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta gender
dalam pembangunan, Pameran hasil karya perempuan dibidang
pembangunan, serta Kegiatan pembinaan organisasi perempuan.
c. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
Fokus kegiatan pada Pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan
di daerah, Pelatihan bagi pelatih (TOT) SDM pelayanan dan pendampingan
korban KDRT, Penyusunan sistem perlindungan bagi perempuan, Sosialisasi
dan advokasi kebijakan perlindungan tenaga kerja perempuan,
Pengembangan dan sosialisasi sistem pencatatan dan pelaporan kekerasan
terhadap perempuan dan anak, Fasilitasi upaya perlindungan perempuan
terhadap tindak kekerasan, Fasilitasi upaya perlindungan anak dari kekerasan
dan ABH, Pelatihan pelayanan dan pendampingan anak korban kekerasan dan
ABH, serta Pendidikan dan pelatihan pengasuhan anak bagi keluarga.
Persentase PMKS yang Tertangani
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang,
keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau
gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sehingga tidak dapat terpenuhi
kebutuhan hidupnya baik jasmani, rohani dan sosial secara memadai dan wajar.
Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran,
kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan/keterpencilan dan
perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung, seperti
terjadinya bencana.
Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
Sasaran Strategis 7
119
Adapun yang termasuk dalam kategori PMKS adalah penyandang cacat, anak
terlantar, anak nakal, anak balita terlantar, anak jalanan, wanita rawan sosial ekonomi,
korban tindak kekerasan/diperlakukan salah, lanjut usia terlantar, tuna susila,
pengemis, gelandangan, bekas warga binaan pemasyarakatan, keluarga
penyalahgunaan NAPZA, keluarga fakir miskin, keluarga berrumah tidak layak huni,
keluarga bermasalah sosial psikologis, komunitas adat terpencil, korban bencana
alam, korban bencana sosial, pekerja migran terlantar, serta penyandang
HIV/AIDS/orang dengan HIV/AIDS.
Tabel 3.23. Pengukuran Kinerja Persentase PMKS yang Tertangani
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase PMKS
yang tertangani 11.3 13.03 18.05 24.46 64.31 262.92 47.32 135.90
Sumber: Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan RPJMD Tahun 2017-2021, indikator mengenai PMKS adalah
“Persentase PMKS yang tertangani”. Adapun bentuk penanganannya mencakup
kegiatan pelayanan dan bantuan.
Pada tahun 2017, jumlah PMKS di
Kabupaten Pemalang sebesar 239.688
orang. Sebanyak 154.138 orang telah
mendapatkan pelayanan, dan 154.148
orang mendapatkan bantuan.
Berdasarkan data tersebut, maka rata-
rata jumlah PMKS yang telah tertangani
adalah sebesar 64,31, jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan target kinerja untuk tahun 2017 yang hanya sebesar 24,46
Capaian kinerja untuk tahun 2017 sebesar 262,92.
Kondisi tersebut di atas terjadi karena terdapat alokasi dana dari pemerintah
pusat yang meliputi Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT), Bantuan Taman Anak Sejahtera (TAS) dan Pelayanan, Bantuan Kepada Eks
0
10
20
30
40
50
60
70
2014 2015 2016 2017
Persentase PMKS yang tertangani
120
Napza, Bantuan Sosial Disabilitas (ASKB), dan Bantuan Sosial Lanjut Usia ( ASLUT) Non
Potensial. Program dari Pemerintah pusat tersebut memberikan sumbangsih capaian
kinerja sebesar 64%.
TABEL 3.24. REKAPITULASI KEGIATAN BIDANG SOSIAL S/D DESEMBER 2017
NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER
DANA BANTUAN PELAYANAN
1 3 4 5
1 Fasilitasi Manajemen Usaha bagi
Keluarga Miskin
- 100 Org APBD II
2 Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi
Keluarga Miskin
25 Org 100 Org APBD II
3 Bantuan Taman Anak Sejahtera (TAS)
dan Pelayanan
- LKSA Al Fitroh Bojongbata Pemalang 25 AT 25 AT APBN
NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER
DANA BANTUAN PELAYANAN
1 3 4 5
- LKSA Darun Al Aitam 25 AT 25 AT APBN - LKSA NU Moga 20 AT 25 AT APBN
4 Pembinaan bagi Eks PGOT 20 Org 20 Org APBD II
5 Bimbingan Integrasi Layanan Alat
bantu bagi Penyandang Disabilitas 20 Org 20 Org
APBD II
6 Pendayagunaan para Penyandang
Cacat dan Eks Trauma
20 Org 20 Org APBD II
7 Pendayagunaan bagi Tuna
Netra/Rungu Wicara 20 Org 20 Org
APBD II
8 Pelatihan dan Ketrampilan bagi Anak
Jalanan 20 Org 20 Org
APBD II
9 Bimbingan dan Motivasi bagi Korban
Tindak Kekerasan (KTK) 20 Org 20 Org
APBD II
10 Pembinaan bagi Eks Napza 20 Org 20 Org APBD II
11 Pembinaan bagi Eks PSK 20 Org 20 Org APBD II
12 Pendidikan dan pelatihan bagi
Penyandang Cacat dan Eks Trauma
- 30 Org APBD II
13 Bantuan Sosial bagi Cacat Permanen 200 Org - APBD II
14 340 Anak 340 Org APBD II
121
Pengembangan Bakat dan Ketrampilan
bagi Anak Terlantar
15 Pelatihan dan Ketrampilan Praktek
Kerja bagi Anak Terlantar
32 Anak 32 Org APBD II
16 Program Keluarga Harapan Non Tunai 41,592 KK 41,592 KK APBN
17 Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 110,577 KK 110,577 KK APBN
18 Bantuan Sosial Disabilitas (ASKB) 10 Org 10 Org APBN
19 Bantuan Sosial Lanjut Usia ( ASLUT)
Non Potensial 50 Org 50 Org
APBN
20 Bantuan kepada Korban Bencana 238 KK 238 KK APBD II
21 Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial
Ekonomi 20 org 20 org
APBD II
22 Pendayagunaan Para Penghuni Panti
Jompo 100 Org 100 Org
APBD II
23 Bantuan Sosial Lanjut Usia Potensial 100 Org 100 Org APBD II
24 Peringatan Hari Lanjut Usia 100 KK 100 Org APBD II
NO. KEGIATAN PENANGANAN SUMBER
DANA BANTUAN PELAYANAN
1 3 4 5
25 Bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS)
Utk LU 208 Org 208 Org
APBD I
26 Unit Pelayanan Sosial Keliling Untuk
Disabilitas
100 Org 100 Org APBD I
27 Bantuan kepada Orang Terlantar 111 Org 111 Org APBD II
28 Pengiriman PMKS ke Balai-Balai 80 Org 80 Org APBD II
29 Bantuan Kepada Eks Napza 25 Org 25 org APBN
154,138 154,148
Jumlah PMKS Tahun 2017 239,688
Pelayanan = 154,138
239,688
= 64
Bantuan = 154,148
239,688
= 64.312
122
Permasalahan
a. Hingga saat ini di Kabupaten Pemalang belum mempunyai shelter (rumah
singgah) sebagai tempat penanganan pasca penjaringan Pengemis, Gelandangan,
Orang Gila, dan Tunawisma (PGOT) dan Pekerja Seks Komersial (PSK) sehingga
menyulitkan tim dalam melaksanakan tanggung jawabnya (khususnya untuk
orang dengan gangguan psikotik).
b. Belum optimalnya pendayagunaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
yang meliputi pekerja sosial masyarakat, organisasi sosial/yayasan, embrional
maupun desa, karang taruna, wanita pemimpin pendayagunaan sosial, dunia
usaha, wahana kesejahteraan sosial berbasis masyarakat dan jumlah sarana sosial.
Solusi
a. Membangun shelter (rumah singgah) sendiri sehingga mempermudah dalam
penanganan untuk PGOT dan PSK. Untuk sementara, PGOT dan PSK yang terjaring
dirujuk ke panti sosial.
b. Meningkatkan pendayagunaan PSKS melalui koordinasi lintas sektoral.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, melalui kegiatan:
1) Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) petugas dan pendamping sosial
pemberdayaan fakir miskin, KAT dan PMKS lainnya.
2) Pelatihan ketrampilan berusaha bagi keluarga miskin.
123
3) Fasilitasi manajemen usaha bagi keluarga miskin.
4) Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi.
5) Fasilitasi upaya peningkatan kesejahteraan keluarga.
b. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:
1) Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi,
perdagangan perempuan dan anak.
2) Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk
anak jalanan, anak cacat, dan anak nakal.
3) Peningkatan kualitas pelayanan, sarana, dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial bagi PMKS.
4) Koordinasi perumusan kebijakan dan sinkronisasi pelaksanaan upaya-upaya
penanggulangan kemiskinan dan penurunan kesenjangan.
5) Penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat
darurat dan kejadian luar biasa.
c. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma, dengan kegiatan:
1) Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks trauma.
2) Pendayagunaan para penyandang cacat dan eks trauma.
d. Program pembinaan panti asuhan /panti jompo, dengan kegiatan Pendayagunaan
para penghuni PA/jompo.
e. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK,
narkoba dan penyakit sosial lainnya), dengan kegiatan Pemberdayaan eks
penyandang penyakit sosial.
f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:
1) Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha.
2) Peningkatan jejaring kerjasama pelaku-pelaku usaha kesejahteraan sosial
masyarakat.
3) Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat.
g. Program pembinaan anak terlantar, dengan kegiatan:
1) Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar.
124
2) Pengembangan bakat dan ketrampilan anak terlantar.
Guna mencapai sasaran meningkatnya kualitas pelayanan administrasi
kependudukan melalui sistem informasi administrasi kependudukan, pada RPJMD
tahun 22017-2021 ditetapkan 2 indikator yaitu persentase Kepemilikan Kartu Tanda
Penduduk bagi wajib Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kepemilikan Akta Kelahiran di
Kabupaten Pemalang.
1. Persentase Kepemilikan KTP
Kepemilikan KTP di Kabupaten Pemalang sebagaimana yang tertuang
dalam Indikator Kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Pemalang
Tahun 2017-2021 didefinisikan sebagai penduduk wajib KTP yang telah memiliki KTP
elektronik dan penduduk yang telah melakukan rekam KTP elektronik. Untuk
tahun pertama RPJMD Tahun 2017-2021, capaian kinerjanya adalah sebesar 101,81
%. Angka ini diperoleh dari perbandingan jumlah yang sudah rekam KTP-el di
Kabupaten Pemalang dengan jumlah penduduk wajib KTP.
Tabel 3.25. Pengukuran Kinerja Persentase Kepemilikan KTP
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase
kepemilikan
KTP
95.99 95 83.04 84 85.52 101.81 96.35 88.76
Sumber : Disdukcatpil Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
Sasaran Strategis 8
125
Dari jumlah penduduk Kabupaten
Pemalang pada tahun 2017, jumlah
penduduk usia 17 tahun ke atas
yang wajib memiliki KTP elektronik
(Wajib KTP) sebesar 1.071.722
orang, sedangkan penduduk usia
17 tahun yang yang sudah rekam
KTP elektronik sejumlah 916.538 orang.
Permasalahan
a. Keberadaan wajib KTP Elektronik yang masih berada di luar daerah karena
sekolah/kuliah, buruh kerja, boro kerja dan sebagainya yang berpengaruh
terhadap capaian perekaman KTP Elektronik.
b. Keterbatasan ketersediaan blanko KTP Elektronik dari Pemerintah Pusat.
c. Sarana prasarana yang masih terbatas.
Solusi
a. Penyisiran penduduk wajib KTP Elektronik yang belum melakukan perekaman
KTP Elektronik dengan prioritas desa/ kelurahan yang potensi wajib KTP belum
rekam masih tinggi, guna percepatan penyelesaian perekaman KTP Elektronik.
b. Peningkatan kegiatan sosialisasi ke desa/ kelurahan serta melalui media
elektronik radio (baik pemerintah/ swasta).
c. Pelayanan jemput bola dan mobil pelayanan keliling.
d. Melakukan kerjasama dengan paguyuban penduduk boro kerja guna
pendataan serta mobilisasi penduduk untuk melakukan perekaman KTP
elektronik.
e. Pengajuan permohonan blanko KTP Elektronik ke Pemerintah Pusat secara
berkala.
f. Pelayanan pencetakan dengan skala prioritas bagi penduduk guna pemenuhan
persyaratan antara lain BPJS, kerja, Imigrasi, Perbankan dan kebutuhan
mendesak lainnya.
g. Optimalisasi pencetakan Surat Keterangan pengganti KTP Elektronik.
75
80
85
90
95
100
2014 2015 2016 2017
Persentase Kepemilikan KTP
126
h. Penyediaan sarana prasarana secara bertahap baik Printer Cetak KTP
Elektronik maupun smartcard reader (pembaca KTP Elektronik).
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan:
a. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.
b. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan
pemeliharaan).
c. Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan (termasuk catatan sipil).
d. Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan (termasuk
catatan sipil).
e. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat (termasuk catatan sipi).
f. Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil).
g. Penyusunan kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).
h. Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).
i. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
j. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil.
k. Penataan dan pemeliharaan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.
l. Pelayanan Mobile kependudukan dan pencatatatan sipil.
m. Sinkronisasi kebijakan, kelembagaan dan regulasi administrasi kependudukan.
n. Pembangunan jaringan koneksitas data administrasi kependudukan.
o. Peningkatan Pelayanan akta kematian.
p. Standarisasi pelayanan administrasi kependudukan.
127
q. Pendataan dan penertiban dokumen kependudukan.
2. Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 472.11/4954/SJ
Tanggal 31 Agustus 2015 tentang Peningkatan Cakupan Kepemilikan Akta
Kelahiran di kalangan Anak Usia 0-18 tahun, untuk indikator kinerja “Persentase
Anak memiliki Akta kelahiran” yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2017-2021
diperoleh dengan cara menghitung jumlah anak (usia 0-18 tahun) yang telah
mempunyai Akta kelahiran dibandingkan dengan jumlah seluruh anak usia 0-18
tahun.
Tabel 3.26. Pengukuran Kinerja Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Lalu Capaian
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase Anak
memiliki Akta
Kelahiran
94.72 80 81.50 83 83.15 100.18 92.5 89.89
Sumber: Disdukcatpil Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Pada tahun 2017, jumlah anak
usia 0-18 tahun yang sudah mempunyai
Akta kelahiran sebanyak 377.738 orang.
Apabila dibandingkan dengan jumlah
keseluruhan anak usia 0-18 tahun yang
sudah mempunyai akta kelahiran
sejumlah 454.285 orang, maka diperoleh
capaian kinerja sebesar 83,15 %. Pencapaian kinerja ini telah melampaui target 83
% , sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,18 %. Hal ini dapat tercapai karena
makin tingginya kesadaran masyarakat untuk mencatatkan kelahirannya serta
prosedur pengurusan yang makin mudah.
Permasalahan
Belum optimalnya capaian kepemilikan akta kelahiran bagi anak usia 0 - 18 tahun.
707580859095
100
2014 2015 2016 2017
Persentase Anak memiliki Akta Kelahiran
128
Solusi
a. Pendataan anak berkenaan dengan kepemilikan akta kelahiran
b. Peningkatan keg iatan sosialisasi ke desa/ kelurahan serta melalui media
elektronik radio (baik pemerintah/ swasta).
c. Pelayanan jemput bola ke desa dan pelayanan mobil keliling.
d. Peningkatan capaian kepemilikan akta kelahiran anak kejasama dengan kader
PKK.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Penataan Administrasi Kependudukan, dengan kegiatan:
a. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang catatan sipil.
b. Peningkatan Pelayanan Publik dalam bidang kependudukan.
c. Implementasi Sistem Administrasi Kependudukan (membangun, updating dan
pemeliharaan).
d. Koordinasi pelaksanaan kebijakan Kependudukan (termasuk catatan sipil).
e. Pengolahan dalam penyusunan laporan informasi kependudukan (termasuk
catatan sipil).
f. Penyediaan informasi yang dapat diakses masyarakat (termasuk catatan sipi).
g. Pengembangan data base kependudukan (termasuk catatan sipil).
h. Penyusunan kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).
i. Sosialisasi kebijakan kependudukan (termasuk catatan sipil).
j. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
k. Penataan dan pemeliharaan dokumen kependudukan dan pencatatan sipil.
l. Mobil Pelayanan Kependudukan dan Pencatatatan Sipil.
m. Sinkronisasi kebijakan, kelembagaan dan regulasi administrasi kependudukan.
n. Pembangunan jaringan koneksitas data administrasi kependudukan.
o. Peningkatan Pelayanan akta kematian.
p. Standarisasi pelayanan administrasi kependudukan.
q. Pendataan dan penertiban dokumen kependudukan.
129
1. Produktivitas Padi
Nilai produktivitas padi menunjukkan
kemampuan hasil panen dalam satuan
luas per hektar. Indikator ini diperoleh
dari perhitungan jumlah total produksi
padi dalam satuan kwintal dibanding
luas lahan dalam satuan hektar. Jumlah
produksi padi sepanjang tahun 2017
adalah sebesar 5.615.240 kwintal, sedangkan luas lahan sawah padi seluas 90.647
ha. Dengan demikian. produktivitas padi pada tahun 2017 adalah sebesar 61,95
kw/ha. Dibandingkan dengan target sebesar 57,63 kw/ha, maka capaian kinerja
pada tahun 2017 adalah 107,94%.
Tabel 3.27. Pengukuran Kinerja Produktivitas Padi
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Produktivitas
padi (kw/ha) 64.08 57 57.96 57.63 61.95 107.49 57.71 107.34
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
a. Masih rendahnya penguasaan aplikasi teknologi budidaya (jajar legowo, SRI /
System Rice Intensification, dan salibu/salinan ibu) terkait rendahnya tingkat
pendidikan dan terbatasnya kecakapan petani.
Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
Sasaran Strategis 9
52
54
56
58
60
62
64
66
2014 2015 2016 2017
Produktivitas Padi (kw/ha)
130
b. Masih rendahnya pengunaan teknologi pertanian modern (power thresher,
combine harvester, mesin tetas, chopper/mesin pencacah rumput, dll) terkait
mahalnya harga alat dan mesin pertanian teknologi modern.
c. Masih tingginya serangan organisme penganggu tanaman (OPT).
Solusi
a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek
teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknolgi alat dan mesin
pertanian/peternakan, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan
terpadu.
b. Pengembangan teknologi untuk proses produksi tanaman pertanian yang
diikuti dengan inovasi produk dan proses produksi, misalnya dengan sistem
diversifikasi tanaman, meningkatkan masa tanam dan panen dari dua kali
setahun menjadi tiga kali setahun.
c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan
penerapan teknologi
pertanian/perkebunan,
dengan kegiatan
penelitian dan
pengembangan teknologi
pertanian/perkebunan
tepat guna.
b. Produktivitas padi pada tahun 2017 dapat mencapai bahkan melebihi target
yang ada. Adapun faktor yang mendukung pencapaian target tersebut dari
program dan kegiatan di atas antara lain:
1) Upaya peningkatan teknologi budidaya dengan menggunakan sistem
tanam jajar legowo. Yakni sistem tanam dengan cara mengatur jarak
131
tanam, agar mampu menampung populasi tanaman lebih banyak dengan
tanaman efek pinggir yang lebih banyak.
2) Penggunaan benih padi varietas unggul yakni benih padi varietas Inpari
Unsoed 79 Agritan. Benih padi ini spesifik ditanam lahan sawah daerah
pesisir, yang pada musim kemarau tidak bisa ditanami padi karena
peningkatan salinitas (kadar garam) pada saluran irigasinya.. Penanaman
benih padi varietas ini dilakukan di Desa Nyamplungsari Kecamatan
Petarukan seluas 100 Ha dan menghasilkan produktivitas 8,2 kw/ha.
Sebelum menggunakan benih padi varietas Inpari Unsoed 79 Agritan, Desa
Nyamplungsari hanya bisa tanam 1 (satu) kali saja, setelah menggunakan
varietas ini dapat tanam setahun 2 (dua) kali dengan hasil maksimal.
2. Produktivitas jagung
Jagung adalah salah satu komoditas pangan alternatif selain padi (beras).
Produktivitas jagung diperoleh dengan cara menghitung jumlah produksi jagung
(dalam kwintal) dibagi dengan luas area tanaman jagung.
Pada tahun 2017 petani dikenalkan pada benih jagung varietas unggul, yakni
Bisi 18 varietas dengan kecenderungan tahan serangan OPT hama putih (bule).
Sebelumnya, petani di Pemalang menggunakan benih jagung varietas pioneer dan
lokal.
Jumlah produksi jagung sepanjang
tahun 2017 adalah sebesar 509.790
kwintal, sedangkan luas lahan sawah
padi seluas 8.443 ha. Dengan
demikian, produktivitas jagung pada
tahun 2017 adalah sebesar 60,38
kw/ha. Dibandingkan dengan target
sebesar 55,13 kw/ha, maka capaian kinerja pada tahun 2017 adalah 109,52 %.
0
10
20
30
40
50
60
70
2014 2015 2016 2017
Produktivitas Jagung (kw/ha)
132
Tabel 3.28. Pengukuran Kinerja Produktivitas Jagung
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Produktivitas jagung (kw/ha)
n.a 54.72 60.96 55.13 60.38 109.52 56.80 106.30
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
a. Masih rendahnya pengunaan teknologi pertanian modern (power thresher,
combine harvester, chopper/mesin pencacah rumput, dan lain-lain) terkait
mahalnya harga alat dan mesin pertanian teknologi modern.
b. Banyak petani yang masih menggunakan varietas benih tanaman yang
kurang/belum sesuai dengan lingkungan tanam di Kabupaten Pemalang.
c. Masih tingginya serangan organisme penganggu tanaman (OPT).
Solusi
a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek
teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin
pertanian, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.
b. Pencarian varietas baru dengan membuat demplot dari berbagai varietas
benih jagung, sehingga benar-benar dipilih varietas yang sesuai dengan
lingkungan tumbuh di Kabupaten Pemalang.
c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, dengan kegiatan
penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna.
b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan:
1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
2) Pengolahan lahan dan air pertanian/perkebunan
3) Pencegahan, penanggulangan dan pengendalian hama, penyakit tanaman
dan organisme pengganggu pertanian dan perkebunan.
133
3. Produktivitas Kedelai
Kedelai adalah salah satu komoditas pertanian yang dijadikan sebagai
indiKator dalam RPJMD Tahun 2017-2021. Produktivitas kedelai diperoleh dengan
cara menghitung jumlah produksi kedelai (dalam kwintal) dibagi dengan luas area
tanaman kedelai.
Tabel 3.29. Pengukuran Kinerja Produktivitas Kedelai
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Produktivitas
kedelai (kw/ha) n.a 11.83 15.12 13 10.74 82.62 15.00 71.60
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Taun 2017, diolah.
Produtivitas komoditas kedelai dari
target 13 kw/ha hanya tercapai 10,74
kw/ha. Jumlah produksi kedelai
sepanjang tahun 2017 adalah sebesar
1.160 kwintal untuk luas area tanam
seluas 108 ha. Berdasarkan data
tersebut, maka capaian kinerja pada
tahun 2017 adalah 82,62 %.
Permasalahan
a. Varietas benih kedelai yang ditanam belum adaptif dengan lingkungan tumbuh
di Kabupaten Pemalang sehingga banyak tanaman yang gagal panen.
b. Minat petani menanam kedelai masih rendah karena dianggap kurang
menguntungkan.
c. Adanya serangan OPT Ulat.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2014 2015 2016 2017
Produktivitas Kedelai (kw/ha)
134
Solusi
a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi petani supaya mereka lebih melek
teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin pertanian
dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.
b. Pencarian varietas baru dengan membuat demplot dari berbagai varietas benih
kedelai, sehingga benar-benar dipilih varietas yang sesuai dengan lingkungan
tumbuh di Kabupaten Pemalang.
c. Pengendalian OPT secara terpadu sesuai komposisi yang dibutuhkan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian, dengan kegiatan
penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna.
b. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan, dengan kegiatan:
1) Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan
2) Pengolahan lahan dan air pertanian/perkebunan
3) Pencegahan, penanggulangan dan pengendalian hama, penyakit tanaman
dan organisme pengganggu pertanian dan perkebunan.
4. Produksi Komoditas Peternakan Utama
Untuk RPJMD Tahun 2017-2021, terdapat perbedaan cakupan komoditas
untuk indikator yang sama, yaitu indikator “Produksi Komoditas Peternakan
Utama”. Apabila di RPJMD sebelumnya cakupannya adalah komoditas daging sapi,
kerbau, kambing, dan domba dalam satuan ekor, namun kini indikator tersebut
merupakan penjumlahan total dari hasil produksi komoditas daging dan telur,
dengan rincian sebagai berikut:
A. Produksi Daging
1 Sapi 913,328
2 Kambing 903,767
3 Domba 196,645
4 ayam pedaging 8,319,296
5 ayan petelur 91,000
135
A. Produksi Daging
6 ayam buras 2,155,212
7 Itik 296,444
Total 12,875,692
B. Produksi Telur
1 Telur
2 ayam petelur 1,267,033
3 ayam buras 3,130,325
4 Itik 2,610,693
Total 7,008,051
Total Produksi Peternakan Utama 19,883,743
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan data di atas,
terdapat 2 (dua) komoditas
dengan jumlah produksi yang
perbedaannya cukup
signifikan dibandngkan
dengan target, yaitu
komoditas ayam pedaging
dan kambing. Hal ini terkait
minat masyarakat menjadi peternak ayam pedaging meningkat, seiring mudahnya
budidaya ternak ayam dengan prospek usaha yang menguntungkan dibanding
beternak hewan lain. Disamping itu, minat masyarakat beternak kambing tinggi
seiring peningkatan kebutuhan masyarakat akan daging, terutama saat daging
sapi mengalami lonjakan harga yang cukup tinggi.
Realisasi di awal RPJMD periode Tahun 2017-2021 relatif sangat
memuaskan. Untuk target sebesar 18.349.428, terrealisir sebesar 19.883.743.
Artinya, capaian kinerja untuk tahun 2017 mencapai 108,36 %.
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
2014 2015 2016 2017
Produksi Komoditas Peternakan Utama
136
Tabel 3.30. Pengukuran Kinerja Produksi Komoditas Peternakan Utama
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Produksi
komoditas
peternakan
utama (kg)
n.a 18,119,
345
18,704,
533
18,349,
428
19,883,
743 108.36
18,676,
590 106.46
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Taun 2017, diolah.
Permasalahan
a. Masih rendahnya penguasaan aplikasi teknologi inseminasi buatan, terkait
rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya kecakapan peternak.
b. Masih rendahnya pengunaan teknologi peternakan modern, misalnya mesin
tetas, terkait mahalnya harga alat dan mesin peternakan teknologi modern.
c. Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha sampingan, belum menjadi
usaha utama sehingga hasilnya belum maksimal.
Solusi
a. Meningkatkan fungsi penyuluhan bagi peternak supaya mereka lebih melek
teknologi, baik teknologi budidaya maupun teknologi alat dan mesin
peternakan, dengan cara sosialisasi dan pelatihan-pelatihan terpadu.
b. Memberikan bantuan modal untuk mengembangkan usaha peternakan, baik
melalui koperasi, kerjasama dengan bank pemerintah atau lembaga-lembaga
lain seperti kemitraan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan produksi hasil peternakan, dengan kegiatan
pengembangan agrobisnis peternakan.
b. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan, dengan kegiatan :
1) Penelitian dan pengembangan teknologi peternakan tepat guna
2) Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
3) Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna
137
1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Pola Pangan Harapan adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila
dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Nilai konsumsi
pangan masyarakat yang terdiri dari 9 (sembilan) kelompok pangan diantaranya
padi-padian umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak,
kacang-kacangan, gula, sayur dan buah dan lain-lain. Melalui pendekatan PPH ini,
kualitas konsumsi pangan penduduk dapat dicerminkan dari besaran skor PPH,
dengan skor maksimal sebesar 100.
Tabel 3.31. Pengukuran Kinerja Skor Pola Pangan Harapan
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi 2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Pola Pangan
Harapan (PPH) 89.2 72.1 77.8 78.3 92.70 118.39 88.00 105.34
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Sejak tahun 2016, perhitungan skor Pola Pangan Harapan (PPH)
menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan
oleh BPS. Target skor PPH untuk tahun 2017 sebesar 7,8. Adapun realisasinya
adalah sebesar 92,7 dengan rincian sebagai berikut:
Kelompok Pangan Skor PPH
- Padi-padian 25.00
- Umbi-umbian 1.00
- Pangan hewani 18.80
- Minyak dan lemak 4.90
- Buah/biji berminyak 0.60
- Kacang-kacangan 10.00
Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan
Sasaran Strategis 10
138
Kelompok Pangan Skor PPH
- Gula 2.40
- Sayur dan buah 30.00
- Lain-lain 0.00
Total 92.70
Berdasarkan data tersebut, maka capaian skor PPH untuk tahun 2017 mecapai
118,26 % dan jika dibandingkan dengan target kinerja hingga akhir RPJMD, maka
capaiannya sebesar 105,23 %.
Permasalahan
a. Pola konsumsi masyarakat
yang masih belum
memahami pola pangan
harapan (keragaman
konsumsi pangan),
sehingga cenderung hanya
fokus pada pemenuhan
konsumsi karbohidrat (padi-
padian) saja.
b. Pemahaman masyarakat yang masih minim tentang pemilihan bahan pangan
yang alami dan cenderung lebih memilih pangan instan yang lebih mudah
dikonsumsi.
c. Keamanan pangan khususnya jajanan anak sekolah yang kurang sehat, banyak
mengandung bahan tambahan yang bukan untuk pangan.
Solusi
a. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan
B2SA.
b. Peningkatan kualitas gizi dan keanekaragam pangan, melalui sosialisasi
jajanan makanan anak sekolah dan pemanfaatan pekarangan bagi kaluarga
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2014 2015 2016 2017
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
139
dengan dibentuknya kelompok wanita tani di pedesaan. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan skor pola pangan harapan (PPH) masyarakat.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Desa Mandiri Pangan; melalui kegiatan:
a. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP)
b. Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
c. Penyuluhan konsumsi Bergizi, Beragam, Sehat dan Aman (B2SA)
d. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan (OPP)
2. Ketersediaan Cadangan Pangan
Cadangan pangan daerah adalah cadangan pangan tertentu bersifat pokok
seperti misalnya beras, serta cadangan lain berupa pangan pokok masyarakat di
daerah setempat. Pengembangan cadangan pangan bertujuan untuk
meningkatkan penyediaan pangan untuk menjamin pasokan pangan yang stabil
antar waktu, memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami keadaan
darurat dan kerawanan pangan pasca bencana, meningkatkan akses pangan
kelompok masyarakat rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir
dan/dalam kondisi darurat karena bencana maupun masyarakat rawan pangan
kronis karena kemiskinan.
Tabel 3.32. Pengukuran Kinerja Ketersediaan Cadangan Pangan
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Ketersediaan
cadangan
pangan (ton)
25 8 6 15.00 16.00 106.67 60.00 26.67
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
140
Ketersediaan cadangan
pangan merupakan indikator
baru yang ada di RPJMD tahun
2017-2021. Sepanjang rencana
pembangunan untuk 5 (lima)
tahun ke depan, ditargetkan
pemenuhan cadangan pangan
hingga 60 ton, dan di bagi dalam lima tahapan. Untuk tahun 2017, target
ketersediaan cadangan pangan adalah sebesar 15 ton, dan realisasinya 16 ton,
sehingga capaian kinerjanya adalah 106,67 %. Dibandingkan dengan ketersediaan
cadangan pangan di tahun 2016, maka tampak adanya peningkatan yang
signifikan. Dan jika dihitung hingga akhir RPJMD, maka capaian kinerjanya adalah
sebesar 26,67%.
Permasalahan
Tidak ada permasalahan yang mendasar dalam pencapaian target kinerja.
Berdasarkan hal tersebut, maka untuk tahun-tahun selanjutnya akan tetap perlu
ditingkatkan dengan cara:
a. Pengembangan cadangan pangan daerah
b. Pengembangan lumbung pangan desa
c. Pengembangan desa mandiri pangan
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/perkebunan), dengan
kegiatan:
a. Penanganan daerah rawan pangan
b. Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
c. Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat
d. Pengembangan cadangan pangan daerah
e. Pengembangan desa mandiri pangan
f. Pengembangan diversifikasi tanaman
25
86
16
0
5
10
15
20
25
30
2014 2015 2016 2017
Ketersediaan Cadangan Pangan (ton)
141
g. Pengembangan lumbung pangan desa
h. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
i. Penyuluhan sumber pangan alternatif
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat
regional (provinsi/kabupaten/kota) menggambarkan kemampuan suatu wilayah
untuk menciptakan output (nilai tambah) pada waktu tertentu. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Makin
tinggi pertumbuhan ekonomi, biasanya makin tinggi pula kesejahteraan
masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator utama pembangunan
ekonomi daerah diukur dengan PDRB Atas Dasar Harga Konstan. Secara umum
dapat dikatakan bahwa kondisi ekonomi Kabupaten Pemalang mengalami
pertumbuhan. Hal ini dilihat berdasarkan PDRB Harga Konstan, dimana pada
Tahun 2016 sebesar Rp. 15.463.800,55 juta, pada tahun 2017 naik menjadi
Rp16.299.154,01 juta atau naik sebesar 5,40%.
Adapun capaian kinerja untuk indikator kinerja pertumbuhan ekonomi
tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.33. Pengukuran Kinerja Pertumbuhan Ekonomi
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Pertumbuhan
Ekonomi 5.5 5.5 5.31 5.44 5.40 99.26 5.48 98.54
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
Sasaran Strategis 11
142
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang relatif stagnan. Pada tahun
2017 sebesar 5,40% lebih rendah dari target yang telah ditentukan sebesar 5,44%.
Secara umum pada tahun 2017 pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pemalang
mengalami percepatan walaupun tidak signifikan.
2. PDRB Per Kapita
PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Data
statistik ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah. PDRB perkapita diperoleh dari hasil
bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun yang
bersangkutan. Pertumbuhan PDRB yang dikaitkan dengan pertumbuhan
penduduk, belum sepenuhnya menunjukkan sebagai indikator kenaikan taraf
hidup masyarakat. Hal tersebut didasari antara lain : (1) PDRB hanya mengacu pada
aspek ekonomi, sedangkan kesejahteraan mencakup aspek ekonomi maupun non
ekonomi; dan (2) pertumbuhan PDRB yang tinggi belum tentu menjamin bahwa
distribusi pendapatan relatif merata di kalangan penerima pendapatan, karena
dalam prakteknya tidak semua faktor produksi, khususnya SDM, memiliki akses
yang sama untuk terlibat langsung dalam aktivitas produksi.
Untuk melihat gambaran kesejahteraan masyarakat maka indikator yang
tepat digunakan adalah pendapatan perkapita. Pertumbuhan pendapatan
perkapita Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 berdasarkan harga berlaku
5.01
5.32
5.575.53 5.5
5.315.4
4.7
4.8
4.9
5
5.1
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kab. Pemalang 2011-2017
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
143
sebesar Rp21.842.454,13 meningkat dibandingkan dengan tahun 2016 yang
sebesar Rp20.036.515,72 atau meningkatkan sebesar 9,01 %. Sampai dengan tahun
2017.
Bila dilihat
perkembangan besarnya
pendapatan perkapita
Kabupaten Pemalang sejak
tahun 2011 sampai dengan
2017, telah meningkat
sebesar 71,11%. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel di bawah yang menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan
penduduk dan peningkatan pendapatan di Kabupaten Pemalang.PDRB per kapita
dihitung dari seluruh nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi suatu daerah
dibagi jumlah penduduk daerah tersebut.
PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang
diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. Data
statistik ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran suatu wilayah/daerah. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun,
PDRB per kapita Kabupaten Pemalang menunjukkan kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini menggambarkan bahwa kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Pemalang semakin meningkat. Adapun capaian kinerja PDRB per
kapita tahun 2017 seperti dalam tabel berikut :
Tabel 3.34. Pengukuran Kinerja PDRB Per Kapita
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
PDRB Per
Kapita
13,898,
669.42
14,673,
696.23
15,463,
800.55
12,511,
736.40 16,850, 209.01
134.68 15,156,
018.76 111.18
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
0.00
5,000,000.00
10,000,000.00
15,000,000.00
20,000,000.00
2014 2015 2016 2017
PDRB Per Kapita
144
Permasalahan
Secara umum perekonomian berjalan cukup baik. Faktor yang
menyebabkan pelambatan perekonomian adalah kerusakan jalan menyebabkan
faktor transportasi lebih mahal. Biaya produksi menjadi lebih mahal, mengurangi
pendapatan dan nilai tambah. faktor yang menyebabkan peningkatan
pertumbuhan adalah kenaikan produksi pertanian yang berimbas pada kenaikan
perdagangan dan industri yang secara langsung berkaitan dengan pertanian.
3. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan
kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh
terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Inflasi merupakan kenaikan harga-
harga secara umum dan terus-menerus.
Tabel 3.35. Pengukuran Kinerja Laju Inflasi
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu
Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Laju Inflasi 7.38 3.52 2.33 6.32 3.64 142.41 5.6 135
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah
Salah satu indikator ekonomi
yang berkaitan dengan
peningkatan harga barang
dan jasa secara umum adalah
tingkat inflasi. Tingkat inflasi
di Kabupaten Pemalang pada
tahun 2017 tercatat sebesar
3,64%. Kondisi ini naik apabila dibandingkan dengan laju inflasi pada tahun 2016
yang sebesar 2,33 %. Hal ini Terjadi peningkatan inflasi dibanding tahun 2016, faktor
penyebab adalah kenaikan pada faktor bahan makanan (beras) dan transportasi.
Dengan demikian jika dibandingkan dengan tahun 2016, maka untuk tahun 2017
2.82.04
6.527.38
3.52
2.33
3.64
Laju Inflasi
145
daya beli masyarakat akan kebutuhan barang dan jasa serta tingkat konsumsi
mengalami penurunan.
Mengacu pada kriteria Bank Dunia, maka inflasi tersebut masih tergolong
rendah. Besarnya komulatif inflasi yang single digit itu mengindikasikan bahwa
keadaan ekonomi cukup stabil untuk kelangsungan jalannya roda perekonomian
dan pembangunan.
Permasalahan
Faktor penyebab adanya peningkatan inflasi adalah kenaikan pada faktor
bahan pokok (beras) dan transportasi.
Solusi
a. Mengoptimalkan fungsi Tim Pengendalian Inflasi Daerah.
b. Melakukan penambahan stok, pengendalian fluktuasi harga, serta
pengawasan bahan pokok (beras).
4. Indeks Gini
Distribusi pendapatan (income distribution) merupakan salah satu indikator
penting perkembangan perekonomian daerah. Kondisi ekonomi daerah yang baik
tidak hanya ditandai oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup cepat,
tetapi juga dengan adanya pemerataan distribusi pendapatan yang lebih baik.
Distribusi pendapatan yang relatif baik ditandai oleh kondisi dimana perbedaan
antar golongan masyarakat kaya dan miskin yang tidak terlalu menyolok dalam
perekonomian daerah yang bersangkutan. Interpretasi: bila angka yang diperoleh
mendekati angka nol, maka distribusi pendapatan dikatakan sangat merata.
Sedangkan bila angka mendekati satu maka sangat timpang.
146
Tabel 3.36. Pengukuran Kinerja Indeks Gini
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Indeks Gini 0.28 0.31 0.31 0.22 0.28 72.73 0.2 60.00
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah
Permasalahan
Terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi. Faktor yang menyebabkan
ketimpangan distribusi pendapatan antara lain :
1. Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan menurunnya pendapatan per
kapita;
2. Masih tingginya jumlah penduduk miskin;
3. Tingkat pengangguran yang relatif masih tinggi.
Solusi
Untuk mengurangi ketimpangan
distribusi pendapatan pemerintah
menggalakkkan Program
Penanggulangan Kemiskinan yakni
antara lain menjaga stabilitas harga
bahan kebutuhan pokok, mendorong
pertumbuhan yang berpihak pada
rakyat miskin, menyempurnakan dan memperluas cakupan program
pembangunan berbasis masyarakat, Meningkatkan akses masyarakat miskin
kepada pelayanan dasar Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan
sosial bagi masyarakat miskin.
5. Tingkat Pengeluaran Perkapita
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah
tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun
produksi sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah
0.26
0.27
0.28
0.29
0.3
0.31
0.32
2014 2015 2016 2017
Indeks Gini
147
tangga tersebut. Konsumsi rumah tangga dibedakan atas konsumsi makanan
maupun bukan makanan tanpa memperhatikan asal barang dan terbatas pada
pengeluaran untuk kebutuhan rumah tangga saja, tidak termasuk
konsumsi/pengeluaran untuk keperluan usaha atau yang diberikan kepada pihak
lain.
Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang
lalu,sedangkan untuk bukan makanan dihitung selama sebulan dan 12 bulan yang
lalu. Baik konsumsi makanan maupun bukan makanan selanjutnya dikonversikan
ke dalam pengeluaran rata-rata sebulan. Angka-angka konsumsi/pengeluaran rata-
rata per kapita diperoleh dari hasil bagi jumlah konsumsi seluruh rumah tangga
(baik mengkonsumsi makanan maupun tidak) terhadap jumlah penduduk.
Rata-rata pengeluaran per kapita penduduk Kabupaten Pemalang tahun
2017 sebesar Rp.620.583,-per bulan. Jumlah ini masih lebih kecil bila dibandingkan
dengan wilayah sekitarnya namun masih lebih tinggi dari garis kemiskinan yang
ditetapkan BPS pada tahun 2017 yaitu Rp 331.384,- per bulan. Rata-rata
pengeluaran yang rendah ini digunakan 54,45% untuk makanan dan 45,55 untuk
konsumsi non makanan. Rata-rata pengeluaran penduduk per kapita Kabupaten
Pemalang masih lebih rendah dari rata-rata pengeluaran penduduk per kapita
Provinsi Jawa Tengah. Adapun tingkat pengeluaran per kapita Kabupaten
Pemalang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.37. Pengukuran Kinerja Tingkat Pengeluaran Perkapita
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Tingkat
Pengeluaran
Perkapita
6,911,000 7,177,000 7,177,000 7,740,267 7,447,000 96.21 9,002,890 82.72
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah
148
Permasalahan
a. Rendahnya konsumsi rumah
tangga;
b. Masih tingginya angka
kemiskinan;
c. Rendahnya perndidikan;
d. Rendahnya pendapatan per
kapita;
e. Jumlah tanggungan dalam keluarga;
f. Meningkatnya jumlah pinjaman penduduk.
Solusi
a. Menambah lapangan pekerjaan dengan menciptakan usaha-usaha baru
melalui investasi; Dengan adanya perusahann baru dapat menaikkan
penyerapan tenaga kerja sehingga orang-orang yang belum memiliki
penghasilan dapat berpenghasilan.
b. Menaikkan tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja, yang akan
mempengaruhi upah yang diterima. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh
terhadap upah yang diterima dan upah yang yang tinggi akan mempengaruhi
konsumsi.
c. Memberi kemudahan-kemudahan dalam prosedur investasian, menghilangkan
hambatan pada proses investasiserta menjamin keamanan dan keuntungan
dalam berinvestasi sehingga investor tertarik untuk berinvestasi.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Fokus kegiatan pada: penyusunan data base tenaga kerja daerah, peningkatan
profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur blk, pengadaan bahan dan
materi pendidikan dan ketrampilan kerja, pendidikan dan pelatihan
ketrampilan bagi pencari kerja, penilaian kinerja lembaga pelatihan kerja
6,600,000
6,800,000
7,000,000
7,200,000
7,400,000
7,600,000
2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengeluaran Perkapita
149
swasta, penyusunan profil lembaga pelatihan kerja swasta serta bimbingan
program pemagangan ke luar negeri.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Fokus kegiatan ini pada: penyusunan dan penyebarluasan informasi bursa
tenaga kerja, penyiapan tenaga kerja siap pakai, pemberian fasilitasi dan
mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat, pelaksanaan
kegiatan padat kerja darurat, pendampingan pengelolaan unit bursa kerja
khusus serta peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri.
c. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Fokus kegiatan pada Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis
antara usaha besar dan Usaha Kecil Menengah; Koordinasi perencanaan dan
pengembangan penanaman modal; Pengawasan dan evaluasi kinerja dan
aparatur Badan Penanaman Modal Daerah; Penyelenggaraan pameran
investasi
d. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Fokus kegiatan pada Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan
pelayanan penanaman modal serta Kajian kebijakan penanaman modal.
e. Progam Penanganan Pengaduan di Bidang Investasi dan Perijinan
Fokus kegiatan pada Fasilitasi penyelesaian permasalahan di bidang investasi
150
6. Produksi Perikanan Tangkap
Perikanan tangkap merupakan usaha penangkapan ikan dan organisme air
lainnya di alam liar (laut, sungai, danau, dan badan air lainnya). Indikator ini
menunjukkan jumlah
produksi perikanan
tangkap dalam
satuan kilogram.
Idelanya,
penetapan rencana
pembangunan
daerah bersifat
berkelanjutan. Hal ini
termasuk dalam hal penetapan target dari tahun ke tahun. Namun untuk RPJMD
Tahun 2017-2021, penetapan target awal ditentukan jauh lebih rendah
dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Hal ini terkait dengan kondisi sebagai
berikut:
a. Adanya Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
antara lain mengatur perluasan kewenangan provinsi di sektor kelautan mulai
berlaku efektif pada tahun 2017 ini. Jika semula kewenangan provinsi dari 4-12
mil kini diperluas menjadi 0-12 mil. Hal ini selanjutnya menghapus kewenangan
Kabupaten/Kota di bidang kelautan.
b. Adanya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015
tentang larangan penggunaan cantrang.
Tabel 3.39. Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Tangkap
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Produksi perikanan tangkap (kg)
28,139,245
26,882,859
27,092,348
15,885,023
26,511,707 166.90 17,194,
460 154.19
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
151
Berdasarkan tabel kinerja di atas, produksi perikanan tangkap di tahun
2017 adalah sebesar 26.511.707 kg. Capaian tersebut menurun apabila
dibandingkan dengan produksi tahun 2016 yang sebesar 27.092.348 kg. Hal ini
antara lain disebabkan oleh adanya pendangkalan muara yang menjadi alur keluar
masuk kapal. Namun jika disandingkan dengan target tahu 2017, realisasinya telah
melampaui target hingga mencapai 166,90%, dan jika dibandingkan dengan target
akhir RPJMD, kinerja di tahun 2017 juga telah melampaui, yaitu hingga sebesar
154,90%.
Permasalahan
a. Pendangkalan muara/alur keluar masuk kapal.
b. Masih ada nelayan yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan.
Solusi
a. Dilakukan pengerukan 2 (dua) kali dalam satu tahun.
b. Pembinaan dan sosialisasi agar menumbuhkan kesadaran pada nelayan untuk
menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap.
b. Pembangunan tempat pelelangan ikan.
c. Rehabilitasi sedang/berat tempat pelelangan ikan
d. Penyediaan sarana perikanan tangkap
e. Pembangunan Pangkalan
Pendaratan Ikan
f. Pengelolaan dan pemulihan
sumberdaya ikan
g. Pengembangan usaha penangkapan
ikan dan usaha nelayanan skala kecil
25,000,000
26,000,000
27,000,000
28,000,000
29,000,000
2014 2015 2016 2017
Produksi Perikanan Tangkap
152
7. Produksi Perikanan Budidaya
Perikanan budidaya adalah usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan
ikan atau organisme air lainnya.
Tabel 3.40. Pengukuran Kinerja Produksi Perikanan Budidaya
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Produksi
perikanan
Budidaya (kg)
9,954, 600 12,008,780 13,921,419 14,459,000 14,642,375 101.27 18,652,000 78.50
Sumber : Dinas Perikanan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Luas Lahan perikanan di Kabupaten Pemalang meliputi luas tambak 2.127
Ha dan luas kolam 30 Ha. Jumlah produksi perikanan budidaya pada tahun 2017
sebesar 14.642.375 kg atau 101.27% dari target 14.459.000 kg. Capaian tersebut naik
dibandingkan dengan tahun 2016 yang mencapai 13.921.419 kg. Kemudian apabila
dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2011-2016, maka capaian tahun 2017
mencapai 78,50 % dari target yang ditetapkan sebesar 18.652.000 kg.
Permasalahan
Limbah budidaya udang vaname berpotensi mengakibatkan pencemaran
lingkungan.
Solusi
a. Setiap pembudidaya udang vaname agar membuat tandon untuk pengelolaan
air.
b. Agar dilakukan treatmen air.
c. Adanya kesepakatan pengaturan dan penggunaan saluran tambak.
d. Penerapan Manejemen Pengelolaan air tambak.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pengembangan budidaya perikanan, dengan kegiatan:
1) Pengembangan bibit ikan unggul
2) Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan
3) Pembinaan dan pengembangan perikanan
153
4) Pelatihan budidaya perikanan
b. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar,
dengan kegiatan:
1) Reservasi hewan air
2) Pengembangan/pembuatan demplot kolam air payau dan air tawar
3) Pengembangan kawasan minapolitan
1. Persentase Koperasi Sehat
Tabel 3.41. Pengukuran Kinerja Persentase Koperasi Sehat
Indikator
Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Persentase
koperasi sehat 31.33 29.9 38.16 30 38.64 128.80 30 128.80
Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Sampai dengan akhir tahun 2017, berdasarkan penilaian tingkat kesehatan
terhadap koperasi yang mempunyai unit KSP/USP yang dilaksanakan pada tahun
2017 mendapatkan hasil sebagai berikut:
a. Koperasi sehat sebanyak 38,64%;
b. Koperasi cukup sehat sebanyak 59, 09%;
c. Koperasi tidak sehat atau dalam pengawasan sebesar 2,27%.
Berdasarkan hasil penilaian kesehatan koperasi tersebut, jika dibandingkan
dengan capaian di tahun 2016 dimana capaian koperasi sehat sebesar 38,16% maka
capaian di tahun 2016 menunjukkan adanya peningkatan koperasi sehat sebesar
0,48% dan untuk koperasi cukup sehat turun sebesar 0,12%, karena yang cukup
sehat beralih menjadi sehat atau naik peringkat. Untuk target persentase koperasi
Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
Sasaran Strategis 12
154
sehat pada tahun 2017 adalah sebesar 30% sedangkan capaiannya 38,64% sehingga
tingkat indikator capaian mencapai 128,80%.
Permasalahan
a. Masih tingginya angka
koperasi yang tidak aktif.
b. Rotasi pengurus di
koperasi yang relatif cepat
(rata-rata kepengurusan
adalah 3 tahun), sehingga
keterampilan manajerial antar pengurus tidak setara.
Solusi
a. Pembinaan koperasi yang tidak aktif menjadi aktif.
b. Pembinaan koperasi yang tidak sehat menjadi sehat.
c. Pembubaran koperasi yang tidak aktif.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan kegiatan:
a. Koordinasi pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan koperasi.
b. Pembinaan, pengawasan, dan penghargaan koperasi berprestasi.
c. Penyebaran model-model pola pengembangan koperas.
d. Rintisan penerapan teknologi sederhana/manajemen modern pada jenis usaha
koperasi.
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
2. Persentase Pertumbuhan IKM (Industri Kecil Menengah)
Persentase Pertumbuhan IKM merupakan indikator baru yang
diperjanjikan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Untuk itu, kinerja tahun 2017
belum dapat disandingkan dengan kinerja untuk tahun-tahun sebelumnya.
0
20
40
60
2014 2015 2016 2017
Persentase Koperasi Sehat
155
Tabel 3.42. Pengukuran Kinerja Pertumbuhan IKM
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Lalu Capaian
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Persentase
pertumbuhan
IKM
n.a 5.5 5.87 6.10 6.14 100.66 7.30 84.11
Sumber : Diskoperindag Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Pada tahun 2016 jumlah
unit usaha IKM adalah 12.764
unit usaha dan pada akhir tahun
2017 naik menjadi 13.548 unit
usaha. Hal ini menunjukkan
adanya pertumbuhan sebesar
784 unit usaha (tumbuh 6,14%)
dari target pertumbuhan tahun 2017 sebesar 6,10%, sehingga untuk pertumbuhan
IKM pada tahun 2017 telah mencapai target sebesar 100,66%. Jika dibandingkan
dengan target akhir RPJMD, mak capaian kinerja di tahun 2017 telah mencapai
84,11%.
Permasalahan
a. Masih banyaknya industri kecil dan menengah yang belum memiliki ijin usaha.
b. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses dan pemasaran
produksi.
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
2014 2015 2016 2017
Persentase Pertumbuhan IKM
156
Solusi
a. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan usaha serta alih teknologi
industri.
b. Fasilitasi pelayanan klinik
usaha, sertifikasi merk,
HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelekual), SNI (Standar
Nasional Indonesia),
produk halal, sarana
kemasan dan pelatihan
kewirausahaan.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Pengembangan Industri Kecil & Menengah, dengan kegiatan:
a. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya
b. Pembinaan industri kecil dan menengah dalam memperkuat jaringan klaster
industri
c. Penyusunan kebijakan industri terkait dan industri penunjang industri kecil dan
menengah
d. Penyelenggaraan dan Partisipasi Kegiatan Pasar Rakyat
e. Partisipasi Pameran Produk Unggulan Daerah di tingkat Regional, Nasional dan
Internasional
f. Fasilitasi Program program penunjang kegiatan Dekranasda
g. Partisipasi dan Fasilitasi Kegiatan Lomba Rancang Busana
h. Pelatihan dan Pembinaan Perbengkelan Elektronika
i. Pembinaan dan Ketrampilan Pendukung Program Desa Binaan PKK
j. Pembinaan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Masyarakat Mitra Desa Binaan
P2MBG
k. Pelatihan Ketrampilan Pengolahan Makanan
l. Pelatihan ketrampilan untuk pengembangan kemampuan IKM
m. Pembinaan fasilitasi kemasan IKM
157
n. Pembinaan dan pelatihan di tempat kerja bagi IKM
o. Pembinaan dan pelatihan AMT bagi IKM
p. Pembinaan dan pelatihan ketrampilan bahan bangunan dan kimia
q. Pembinaan dan pelatihan pengolahan hasil perikanan dan kelautan
r. Pembinaan fasilitasi merek bagi IKM
s. Pembinaan dan pelatihan industri logam, mesin dan perekayasaan
t. Fasilitasi pengembangan industri tekstil dan produk tekstil
u. Fasilitasi pengembangan industri aneka kerajinan
1. Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap
PDRB
Pada tahun 2017, target persentase pertumbuhan kontribusi sektor
Perdagangan terhadap PDRB sebesar 4,45% dan berdasarkan rilis terakhir BPS
yang dikeluarkan per Februari 2018, realisasi pertumbuhan kontribusi sektor
perdagangan terhadap PDRB adalah 7,40 % atau tingkat capaian sebesar 166,29 %.
Tabel 3.43. Pengukuran Kinerja Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu
Realisasi 2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
n.a n.a 8.99 4.45 7.40 166.29 4.65 159.14
Sumber: BPS Kabupaten Pemalang tahun 2017, diolah.
Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Sasaran Strategis 13
158
Permasalahan
Adanya faktor yang bersifat ekternal,
kondisi makro, dan kondisi ekonomi
politik, diantaranya :
1. Belum terdapat database tentang
potensi di bidang perdagangan yang
terintegrasi;
2. Melambatnya perekonomian global
yang mengakibatkan turunnya
permintaan eksport non migas Kabupaten Pemalang;
Solusi
Memberikan fasilitasi dan kemudahan sektor perdagangan agar bisa berkembang,
khususnya pada sektor riil (pedagang kecil yang memiliki potensi ekspor rendah).
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan dan pengembangan ekspor, melalui kegiatan:
1) Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri
2) Pengembangan data base informasi potensi unggulan
3) Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi
terkait/asosiasi/pengusaha
4) Penguatan jejaring perdagangan dengan eksportir
5) Peningkatan promosi berskala perdagangan internasional
b. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri, melalui kegiatan:
1) Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk
2) Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan
3) Pengembangan pasar lelang daerah
4) Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
5) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perdagangan
6) Fasilitasi Penyelenggaraan Pasar Murah
0
2
4
6
8
10
2014 2015 2016 2017
Persentase pertumbuhan kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB
159
Peningkatan Wisatawan
Penghitungan indikator Peningkatan WIsatawan dilakukan dengan cara
membandingkan jumlah wisatawan pada tahun tertentu dengan jumlah wisatawan
tahun sebelumnya.
Tabel 3.44. Pengukuran Kinerja Peningkatan Wisatawan
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Peningkatan wisatawan
n.a 29.77 5.24 2.04 5.46 267.65 2.17 251.61
Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan,
pada tahun 2017 jumlah wisatawan yang
berkunjung ke obyek wisata berjumlah
1.066.539 orang. Jumlah ini naik lebih dari
100% dari tahun sebelumnya yaitu
1.011.317 pada tahun 2016. Peningkatan
pengunjung didapat dari hari libur baik itu
saat libur lebaran maupun libur sekolah.
Hal ini ditunjukan pada bulan Juni jumlah
pengunjung mencapai 92.000 orang atau naik lebih dari 100% dibanding bulan
sebelumnya yang hanya sekitar 32.000 orang.
Permasalahan
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pada obyek wisata alam.
b. Kurangnya promosi atau pengenalan Obyek wisata alam baru.
Meningkatnya Kunjungan Wisatawan
Sasaran Strategis 14
0
5
10
15
20
25
30
35
2014 2015 2016 2017
Peningkatan Wisatawan
160
c. Kurangnya dukungan dari masyarakat sekitar yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan terhadap pengelolaan, pengembangan dan pelestarian daya tarik
wisata.
d. Masih belum optimalnya sinergitas antar pemangku kepentingan dalam
penciptaan kemudahan akses, pembangunan obyek, pengembangan atraksi
budaya dan makanan khas
Solusi
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung baik akses jalan, toilet/kamar
mandi, tempat parkir dan lainnya sesuai dengan kemampuan anggaran.
b. Pengenalan obyek wisata unggulan baik pada biro perjalanan wisata, institusi
pendidikan maupun masyarakat diluar daerah.
c. Memberikan
pengetahuan
masyarakat sekitar
tentang pariwisata
secara integral melalui
bimbingan penyuluhan
maupun pelatihan yang
mendukung sektor
pariwisata
d. Penciptaan sistem
aplikasi yang memadukan fungsi dari berbagai perangkat daerah yang bertujuan
mempermudah akses wisatawan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pengembangan pemasaran pariwisata
1) Pengembangan jaringan kerja sama promosi pariwisata
2) Koordinasi dengansektor pendukung pariwisata
3) Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan di luar negeri
4) Pengembangan Statistik Kepariwisataan
161
5) Pelatihan pemandu wisata terpadu
b. Program pengembangan destinasi pariwisata
1) Pengembangan objek pariwisata unggulan
2) Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek pariwisata dengan
lembaga/dunia usaha
3) Pengembangan daerah tujuan wisata
4) Pengembangan, sosialisasi, dan penerapan serta pengawasan standardisas
5) Pemeliharaan sarana dan prasarana pariwisata
c. Program pengembangan kemitraan pariwisata
1) Pengembangan SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama
dengan lembaga lainnya
2) Pelaksanaan koordinasi pembangunan kemitraan pariwisata
3) Pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme bidang pariwisata
4) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan
pariwisata
Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator penting untuk
mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat daerah. Alasannya jelas karena tingkat
pengangguran yang tinggi mengindikasikan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
rendah, dan demikian pula sebaliknya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
merupakan persentase jumlah pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
Pengangguran terbuka, terdiri dari:
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan;
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha;
Menurunnya tingkat pengangguran
Sasaran Strategis 15
162
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan;
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
Tabel 3.45. Pengukuran Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Tingkat Pengangguran Terbuka
7.44 6.53 6.53 7.03 5.59 120.48 6.87 118.63
Sumber : BPS Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Tingkat Pengangguran Terbuka
Kabupaten Pemalang pada tahun
2017 adalah sebesar 5,59%.
Menduduki peringkat ke delapan
untuk Kabupaten/Kota dengan
tingkat pengangguran terbuka
paling tinggi di Provinsi Jawa
Tengah. Jika dibandingkan dengan
target, tingkat capaian kinerja tahun 2017 mencapai 120,48%, dan jika dibandingkan
dengan target akhir RPJMD capaiannya adalah 118,63%.
Permasalahan
a. Tingginya angka pengangguran sebagai akibat dari terbatasnya kesempatan kerja
dan rendahnya kualitas dan ketrampilan tenaga kerja.
b. Masih terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah
pencari kerja, disamping itu kesempatan kerja yang ada tidak semua dapat
dipenuhi dikarenakan kualifikasi tenaga kerja belum sesuai dengan permintaan.
Solusi
a. Peningkatkan fungsi Bursa Kerja Online (BKO).
b. Menyelenggarakan bursa pasar kerja.
c. Meningkatkan ketrampilan tenaga kerja.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2014 2015 2016 2017
Tingkat Pengangguran Terbuka
163
d. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja.
e. Mendirikan pusat-pusat latihan kerja.
f. Memperluas lapangan kerja.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja, melalui
kegiatan:
1) Peningkatan profesionalisme
tenaga kepelatihan dan instruktur
BLK
2) Pendidikan dan pelatihan
ketrampilan bagi pencari kerja
3) Pengadaan sarana dan prasarana
BLK
4) Pendidikan dan pelatihan
peningkatan profesionalisme
tenaga kerja
5) Penilaian kinerja lembaga pelatihan kerja swasta
6) Bimbingan program pemagangan ke luar negeri
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
1) Penyusunan informasi bursa tenaga kerja
2) Penyebarluasan informasi bursa tenaga kerja
3) Penyiapan tenaga kerja siap pakai
4) Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis
masyarakat
5) Pendampingan pengelolaan unit bursa kerja khusus
6) Peningkatan penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri
164
Persentase penduduk miskin
Untuk mengukur
kemiskinan, Badan Pusat Statistik
(BPS) menggunakan konsep
kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs
approach). Konsep ini merupakan
metode resmi yang digunakan oleh
pemerintah untuk menghitung
kemiskinan. Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan
sebagai penduduk miskin. Adapun garis kemiskinan Kabupaten Pemalang tahun 2017
sebesar Rp.331.584,- per kapita per bulan.
Tabel 3.46. Pengukuran Kinerja Persentase Penduduk Miskin
Indikator Kinerja
Capaian Tahun Lalu Capaian
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase penduduk miskin
18.44 18.3 18.3 17.4 17.34 100.34 15.40 87.40
Sumber : BPS Jawa Tengah Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, persentase penduduk miskin
Kabupaten Pemalang sebesar 17,34% atau sebanyak 225.oo0 jiwa penduduk
16.6
16.8
17
17.2
17.4
17.6
17.8
18
18.2
18.4
18.6
2014 2015 2016 2017
Persentase penduduk miskin
Menurunnya penduduk miskin
Sasaran Strategis 16
165
Kabupaten Pemalang masih hidup dibawah garis kemiskin. Dari tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa target persentase penduduk miskin sebesar 17,40% sedangkan
pencapaiannya terealisasi sebesar 17,34 % sehingga capaian kinerjanya mencapai
100,34 %. Angka ini telah melampaui target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan data dari BPS Jawa Tengah, angka kemiskinan di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2017 mencapai 13,01%. Dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di
Jawa Tengah, maka Kabupaten Pemalang masih berada urutan enam terbanyak,
sedangkan persentase penduduk miskin terbanyak adalah Kabupaten Wonosobo.
Permasalahan
a. Meningkatnya batas Garis Kemiskinan lebih tinggi daripada peningkatan
pendapatan masyarakat;
b. Belum optimalnya perluasan dan pemerataan aktifitas ekonomi lokal;
c. Program-program pengentasan kemiskinan yang dilakukan lebih pada mengurangi
beban masyarakat miskin belum pada upaya untuk meningkatakan pendapatan
masyarakat.
Solusi
a. Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga
mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu sumber
penyebab kemiskinan trbesar.
b. Menggerakan perekonomian daerah dengan mengoptimalkan sumberdaya lokal
yang dimiliki sehingga roda perekonomian di masyarakat dapat berkembang.
c. Mengupayakan sumber-sumber pendanaan lainnya dalam rangka pengentasan
kemiskinan misalnya melalui CSR dan Pemanfaatan Dana Zakat untuk mengurangi
beban masayarakat khususnya dalam rangka mengembangan perekonomian
keluarga.
d. Perlu adanya sinergitas kebijakan pengentasan kemiskinan dari bidang
infrastruktur, sosial dan ekonomi sehingga program pengentasan kemiskinan
lebih fokus dan terarah dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten
Pemalang.
166
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa dengan
fokus kegiatan Koordinasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan desa;
b. Program Perencanaan Sosial Budaya dengan fokus kegiatan Fasilitasi kegiatan
penanggulangan kemiskinan (TKPK);
c. Program peningkatan dan pengembangan penyelengaraan kepemerintahan
daerah dengan fokus kegiatan penataan dan evaluasi database kemiskinan;
Monitoring dan evaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan; serta Koordinasi
dan fasilitasi kegiatan penanggulangan kemiskinan.
d. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
e. Pembinaan pedagang kakilima dan asongan.
f. Peningkatan ketrampilan kerja dan pengembangan kemampuan melalui upaya
pengembangan Balai Lathan Kerja (BLK) dan pembangunan technopark.
g. Peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan melalui pengembangan kawasan
pedesaan.
h. Pengembangan lembaga ekonomi pedesaan.
i. Pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), dan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.
1. Persentase jalan dalam kondisi baik
Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah tersedianya jalur
transportasi berupa jaringan jalan yang baik. Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan
yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap
kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah
modal sosial masyarakat dalam menjalani roda perekonomian, sehingga
Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
Sasaran Strategis 17
167
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan
infrastruktur jalan yang baik dan memadai.
Tabel 3.47. Pengukuran Kinerja Persentase jalan dalam kondisi baik
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase jalan dalam kondisi baik
76.98 86.05 87.14 88 49.31 56.03 93 53.02
Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan Keputusan Bupati Pemalang Nomor 188.4/746/Tahun 2016
tentang Ruas-ruas Jalan sebagai Jalan Kabupaten di Wilayah Kabupaten Pemalang,
jalan kabupaten sepanjang 696,92 Km. Kemudian mendapatkan tambahan 5 (lima)
ruas eks jalan provinsi sepanjang 12,82 sehingga total panjang jalan kabupaten
menjadi 709,74 Km. Adapun tambahan ruas-ruas jalan tersebut antara lain Jalan
Urip Sumoharjo (1,19 Km), Jalan Jenderal Sudirman (3,56 Km), Jalan Perintis
Kemerdekaan (2,26 Km), Jalan Ahmad Yani (1,6 Km), Jalan Gatot Subroto (1,36 Km)
dan Jalan DI. Panjaitan sepanjang 2,85 Km.
Jalan dalam kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 350 Km atau 49,31
persen. Apabila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, capaian 2017 juga
mengalami
penurunan. Pada
tahun 2015 jalan
kondisi baik
mencapai 86,05
persen dan tahun 2016
mencapai 87,14
persen. Apabila
dibandingkan
dengan target akhir capaian pada Renstra yaitu sebesar 93 persen, maka capaian di
tahun 2017 baru sebesar 53,02 persen dari target akhir. Oleh sebab itu perlu kerja
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2014 2015 2016 2017
Persentase jalan dalam kondisi baik
168
keras dan dukungan dana yang memadai untuk mencapai target akhir Renstra di
tahun 2021.
Permasalahan
Akses pembangunan
jalan tol Trans Jawa yang
melewati wilayah
Kabupaten Pemalang,
menyebabkan rusaknya
jalan, khususnya di
sepanjang jalan utama
wilayah Desa Sewaka,
Desa Jebed, Desa Sitemu, Desa petanjungan, Desa Widodaren, Desa Amplegading,
Desa Kelangdepok, dan Desa Muncang. Desa-desa yang dilewati oleh megaproyek
tersebut mengalami kerusakan parah.
Solusi
a. Membentuk Tim Monitoring dan Evaluasi Dampak Pembangunan Jalan Tol di
Kabupaten Pemalang;
b. Mengkoordinasikan dengan para Ka.Pro PPTR dan PBTR terkait pemeliharaan
rutin sampai dengan pelaksanaan pemulihan kondisi akhir sesuai MOU;
c. Melakukan Identifikasi bersama dengan pihak PPTR dan PBTR terhadap
kerusakan sarana dan prasarana jalan;
d. Melakukan koordinasi intensif dengan pihak pelaksana pembangunan jalan tol
yaitu PT. Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT. Sumber Mitra Jaya, terkait
rehabilitasi ruas jalan kabupaten yang sudah tidak digunakan sebagai rute
kendaraan angkutan material tol. Panjang ruas jalan kabupaten yang sudah
tidak digunakan sebagai rute angkutan material tol adalah 96,3 Km. Rata-rata
tingkat kerusakan ruas-ruas tersebut sebesar 60,15%, dengan panjang
kerusakan total sebesar 59,39 Km.
169
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan:
1) Perencanaan pembangunan jalan
2) Pembangunan jalan
3) Perencanaan pembangunan jembatan
4) Pembangunan jembatan
5) Peningkatan jalan
6) Peningkatan jembatan
b. Program tanggap darurat jalan dan jembatan, dengan kegiatan:
1) Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
2) Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat
c. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
1) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
2) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
3) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
4) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
d. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
1) Pengadaan alat-alat berat
2) Pengadaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan
3) Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat
berat
e. Program peningkatan kualitas infrastruktur kewilayahan
1) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Secara Swakelola
2) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jembatan Secara Swakelola
3) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi Secara Swakelola
4) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Secara Swakelola
5) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong Secara
Swakelola
170
2. Persentase jembatan dalam kondisi baik
Tabel 3.48. Persentase jembatan dalam kondisi baik
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase jembatan dalam kondisi baik
n.a 96 96 97 96.74 99.73 100 96.74
Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Jumlah jembatan di Kabupaten Pemalang secara keseluruhan adalah 184
buah. Jembatan dalam kondisi baik sejumlah 178 buah. Sehingga persentase
jembatan dalam kondisi baik sebesar 96,74 persen. Sedangkan jumlah jembatan
yang tidak dalam kondisi baik sebanyak 6 buah, antara lain:
a. Jembatan Sungai Comal, ruas Comal – Bodeh;
b. Jembatan Kali Bonger Ketapang, ruas Mojo – Blendung;
c. Jembatan Kali Comal, ruas Pegiringan-Wanarata;
d. Jembatan Kali Geranggang, ruas Karangsari – Pulosari;
e. Jembatan Kali Comal, ruas Karangsari – Pulosari;
f. Jembatan Kali Geringging, ruas Karangsari – Pulosari.
Apabila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan untuk
tahun 2017, realisasi di tahun
tersebut lebih rendah dari target.
Persentase capaiannya sebesar
99,72%. Termasuk dalam kriteria
realisasi kinerja Sangat Tinggi
dengan interval nilai 91 ≤ 100.
Permasalahan
Belum memadainya data jembatan di seluruh wilayah Kabupaten Pemalang. Data
tersebut selain berupa kondisi fisik bangunan jembatannya juga disertai lokasi dan
penamaan jembatan.
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Persentase jembatan dalam kondisi baik
171
Solusi
Perlu dilakukan survey kondisi dan penamaan jembatan untuk memperoleh data
base jembatan yang memadai.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pembangunan jalan dan jembatan, dengan kegiatan:
1) Perencanaan pembangunan jalan
2) Pembangunan jalan
3) Perencanaan pembangunan jembatan
4) Pembangunan jembatan
5) Peningkatan jalan
6) Peningkatan jembatan
b. Program tanggap darurat jalan dan jembatan, dengan kegiatan:
1) Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
2) Rehabilitasi jembatan dalam kondisi tanggap darurat
c. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan
1) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jalan
2) Perencanaan rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
3) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan
4) Rehabilitasi/pemeliharaan jembatan
d. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan
1) Pengadaan alat-alat berat
2) Pengadaan alat-alat ukur dan bahan laboratorium kebinamargaan
3) Rehabilitasi/pemeliharaan peralatan dan perlengkapan bengkel alat-alat
berat
e. Program peningkatan kualitas infrastruktur kewilayahan
1) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan Secara Swakelola
2) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jembatan Secara Swakelola
3) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jaringan Irigasi Secara Swakelola
172
4) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Secara Swakelola
5) Rehabilitasi/ Pemeliharaan Saluran Drainase/Gorong-gorong Secara
Swakelola.
3. Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
Tabel 3.49. Pengukuran Kinerja Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisa
si 2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
55 55.22 66.23 63 68.17 108.21 75 90.89
Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Total panjang saluran irigasi
di Kabupaten Pemalang adalah
125.607 (seratus dua puluh lima
ribu enam ratus tujuh) meter,
terdiri dari saluran primer
sepanjang 10.501 (sepuluh ribu
lima ratus satu) meter dan saluran
sekunder sepanjang 115.106 (seratus lima belas ribu seratus enam) meter. Di tahun
2017, saluran irigasi dalam kondisi baik mencapai 85.627,376 (delapan puluh lima
ribu enam ratus dua puluh tujuh koma tiga ratus tujuh puluh enam) meter.
Sehingga apabila dibandingkan dengan panjang seluruh saluran irigasi, maka
capaian di tahun 2017 sebesar 68,17 persen.
Apabila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, maka terjadi tren
peningkatan positif. Dimana saluran irigasi dalam kondisi baik sebesar 55,22 persen
di tahun 2015. Meningkat menjadi 66,23 persen di tahun 2016 dan meningkat lagi
pada 2017 menjadi sebesar 68,17 persen.
0
20
40
60
80
2014 2015 2016 2017
Persentase saluran irigasi dalam kondisi baik
173
Dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2017, maka
capaiannya melampaui target sebesar 108,21 persen. Berdasarkan kriteria
penilaian kinerja, capaian tersebut masuk dalam kategori Sangat Tinggi.
Permasalahan
a. Belum tersedianya data tentang kondisi drainase di Kabupaten Pemalang.
b. Proses perencanaan pembangunan belum sepenuhnya menggunakan
pendekatan Holistic, Tematic, Integratif dan Spasial (HITS), sehingga kegiatan
pembangunan belum dilaksanakan secara terpadu dan konstruktif. Misalnya
lokasi kegiatan pembangunan jalan dan pembangunan drainase tidak sama,
padahal pembangunan drainase harusnya mengikuti jalan, karena syarat
kondisi jalan yang baik adalah apabila didukung dengan sistem drainase yang
baik pula.
Solusi
a. Perlu dilaksanakan penyusunan data base drainase.
b. Perlu pendekatan HITS dalam perencanaan pembangunan bidang pekerjaan
umum dan penataan ruang.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya.
1) Perencanaan pembangunan jaringan irigasi
2) Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum
3) Perencanaan normalisasi saluran sungai
4) Pembangunan jaringan air bersih/air minum
5) Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi
6) Rehabilitasi/pemeliharaan normalisasi saluran sungai
7) Optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun
8) Rehabilitasi Jaringan Irigasi Dalam Kondisi Tanggap Darurat
9) Rehabilitasi Sungai Dalam Kondisi Tanggap Darurat
174
b. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, danau dan
sumber daya air lainnya.
1) Pemeliharaan dan rehabilitasi embung, dan bangunan penampung air
lainnya
2) Rehabilitasi Embung dan Bangunan Panampung Air Lainnya dalam Kondisi
Tanggap Darurat
4. Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum
Tabel 3.50. Pengukuran Kinerja Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Cakupan rumah tangga yang mendapatkan pelayanan air minum
87 87.12 89.37 90 90.44 100.49 100 90.44
Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Nilai indikator ini diperoleh dari persentase perbandingan antara jumlah
masyarakat yang terlayani dengan proyeksi total masyarakat. Akses air minum
meliputi air minum yang berasal dari sumur dalam, sumur dangkal, Penampungan
Air Hujan (PAH) dan jaringan Pamsimas. Masyarakat yang terlayani air minum pada
tahun 2017 sebanyak 1.165.413 jiwa. Sementara proyeksi jumlah penduduk sebesar
1.288.568 jiwa. Sehingga capaian cakupan rumah tangga yang mendapatkan
pelayanan air bersih perpipaan (akses air minum) adalah sebesar 90,44 persen.
Capaian di tahun 2017 tersebut lebih tinggi daripada capaian dua tahun
sebelumnya. Pada tahun 2015 realisasinya sebesar 87,12 persen dan tahun 2016
sebesar 89,37 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah rumah tangga
(penduduk) yang mendapatkan akses air minum meningkat positif dalam tiga
tahun terakhir. Target yang ditetapkan untuk tahun 2017 sebesar 90 persen.
Sehingga apabila dibandingkan dengan target maka persentase realisasinya
mencapai 100,08 persen.
175
Permasalahan
a. Masih terbatasnya layanan
perpipaan air bersih, hal ini
dikarenakan cukup banyaknya
permukiman yang terpencar dan
terpencil.
b. Pelayanan perpipaan per tahunnya
masih terbatas kapasitasnya.
Solusi
a. Fasilitasi pembangunan jaringan perpipaan skala desa.
b. Fasilitasi pembangunan sumur dalam di perdesaan.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.
1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
85
86
87
88
89
90
91
2014 2015 2016 2017
Cakupan rumah tangga yang mendapatkan
pelayanan air minum
176
b. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah.
1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
c. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
1) Pembangunan/peningkatan infrastruktur
2) Pembangunan/Penataan Kawasan
d. Program pengaturan jasa konstruksi
1) Sosialisasi dan desiminasi peraturan perundang-undangan jasa konstruksi
dan peraturan lainnya yang terkait
2) Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin Usaha Jasa Konstruksi
e. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi, dengan kegiatan Pemberdayaan
Penyedia Jasa Konstruksi (orang perseorangan, badan usaha)
f. Program pengawasan jasa konstruksi, dengan kegiatan Pengawasan Tertib
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
g. Program perencanaan tata ruang
1) Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang
2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
3) Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang
5. Persentase Saluran Drainase dalam Kondisi Baik
Tabel 3.51. Pengukuran Kinerja Saluran Drainase dalam Kondisi Baik
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase saluran drainase dalam kondisi baik
59.42 65 66 67 67.07 100.10 71 94.46
Sumber: DPUTR Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
177
Indikator ini
menunjukan persentase
panjang drainase wilayah kota
dalam kondisi
baik/pembuangan aliran air
tidak tersumbat. Indikator ini
dihitung dengan membagi
panjang drainase
tersumbat (km) denganpanjang seluruh drainase di wilayah perkotaan kali 100
persen.
Di tahun 2017 realisasi drainase dalam kondisi baik sepanjang 67,07 persen.
Capaian ini diperoleh dari panjang drainase dalam kondisi baik sebesar 10.304,78
meter dan panjang drainase keseluruhan sebesar 104.823 meter. Apabila
dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya, maka capaian tahun 2017
menunjukkan peningkatan positif. Drainase dalam kondisi baik di tahun 2015
mencapai 65 persen. Sedangkan realisasi di tahun 2016 sebesar 66 persen. Jika
dibandingkan dengan target yang ditetapkan untuk tahun 2017 yaitu sebesar 67
persen, maka capaian di tahun yang sama melampaui target sebesar 100,10 persen.
Artinya bahwa realisasi kinerja Sangat Tinggi dengan nilai di atas 100. Sedangkan
bila dibandingkan dengan target akhir Renstra yaitu 71 persen, makan capaian
tahun 2017 sebesar 94,46 persen dari target akhir Renstra.
Permasalahan
Belum tersedianya data tentang kondisi drainase di Kabupaten Pemalang.
Solusi
Perlu dilaksanakan penyusunan data base drainase.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, melalui
kegiatan:
1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
54
56
58
60
62
64
66
68
2014 2015 2016 2017
Persentase Saluran Drainase dalam Kondisi Baik
178
2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
b. Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, melalui
kegiatan:
1) Penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
2) Penyediaan prasarana dan sarana air limbah
3) Monitoring, evaluasi dan pelaporan
c. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, melalui
kegiatan:
1) Pembangunan/peningkatan infrastruktur
2) Pembangunan Penataan Kawasan
d. Program pengaturan jasa konstruksi, melalui kegiatan:
1) Sosialisasi dan desiminasi peraturan perundang-undangan jasa konstruksi
dan peraturan lainnya yang terkait
2) Pengaturan dan Penyelenggaraan Ijin Usaha Jasa Konstruksi
e. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi, dengan kegiatan Pemberdayaan
Penyedia Jasa Konstruksi (orang perseorangan, badan usaha)
f. Program pengawasan jasa konstruksi, dengan kegiatan Pengawasan Tertib
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
g. Program perencanaan tata ruang, melalui kegiatan:
1) Penyusunan kebijakan tentang penyusunan rencana tata ruang
2) Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
179
6. Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang ditangani
Indikator Persentase Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tertangani
merupakan indikator akumulatif. Untuk itu, hasil capaiannya merupakan hasil
kumulatif dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)
di Kabupaten Pemalang adalah 70.000 unit. Hingga tahun 2017, jumlah RTLH yang
tertangani adalah 5674 unit rumah. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi
penanganan RTLH hingga tahun 2017 adalah sebesar 8,11%. Jika disandingkan
dengan target tahun 2017, maka capaiannya adalah 83,22%. Sedangkan hingga
target akhir RPJMD, maka kinerjanya telah berjalan sebesar 54,04%.
Tabel 3.52. Pengukuran Kinerja Persentase RTLH yang tertangani
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Capaian
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase RTLH yang ditangani
n.a n.a 8.67 9.74 8.11 83.22 15 54.04
Sumber: Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
a. Belum terpenuhinya anggaran untuk penanganan RTLH sesuai kebutuhan
sehingga target yang ditetapkan belum dapat dicapai.
b. Proses pendataan calon penerima bantuan penanganan RTLH yang kurang
cermat, sehingga pada saat proses verifikasi terdapat 4 (empat) calon penerima
yang tidak memenuhi kriteria.
180
c. Pada beberapa kecamatan pembangunan Rumah Layak Huni belum bisa di
lakukan karena lahan untuk pembangunannya belum tersedia.
Solusi
a. Penambahan alokasi anggaran
b. Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang kriteria calon
penerima program RTLH, sehingga
kemungkinan salah sasaran dapat
diminamilisir
c. Melakukan komunikasi dan
koordinasi dengan pihak
kecamatan untuk menyediakan
lahan dalam pembangunan RTH.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Pengembangan Perumahan, melalui kegiatan:
a. Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan masyarakat kurang mampu
b. Penetapan kebijakan , Strategi dan program Perumahan
c. Koordinasi Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan
d. Sosialisasi Perundang Undangan di Bidang Perumahan
e. Koordinasi Pembangunan Perumahan dengan Lembaga /Badan Usaha
7. Cakupan Wilayah Kumuh
Seiring dengan pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan, maka
kebutuhan penyediaan akan prasarana dan sarana permukiman akan meningkat
pula, baik melalui peningkatan maupun pembangunan baru. Selanjutnya
pemenuhan akan kebutuhan prasarana dan sarana permukiman baik dari segi
perumahan maupun lingkungan permukiman yang terjangkau dan layak huni
belum sepenuhnya dapat disediakan baik oleh masyarakat sendiri maupun
pemerintah, sehingga kapasitas daya dukung prasarana dan sarana lingkungan
0 0
8.678.08
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2014 2015 2016 2017
Persentase RTLH yang ditangani
181
permukiman yang ada mulai menurun yang pada gilirannya memberikan
konstribusi terjadinya lingkungan permukiman kumuh.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten Pemalang Nomor
188.4/278/Tahun 2015 tentang Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh, Kawasan Perbatasan Wilayah kabupaten, Kawasan
Minapolitan, Kawasan Rawan Bencana Longsor, Kawasan Rawan Bencana Banjir,
dan Kawasan Erupsi Gunung Slamet di Kabupaten Pemalang Tahun 2015, luas
lokasi lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Pemalang
adalah 973,64 Ha. Sedangkan luas wilayah kumuh yang telah tertangani hingga
akhir tahun 2017 adalah seluas 29,551 Ha. Berdasarkan hal tersebut, maka cakupan
wilayah kumuh yang tertangani adalah sebesar 3,04 %, sehingga capaian kinerjanya
adalah sebesar 101,17%.
Tabel 3.53. Pengukuran Kinerja Cakupan Wilayah Kumuh
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Cakupan wilayah kumuh
0.75 4.7 2.50 3 3.04 101.17 0.1 30.35
Sumber: Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
Masih rendahnya
keterlibatan dan kerjasama
multi sektoral yang melibatkan
seluruh perangkat daerah yang
terkait dengan usaha
peningkatan penanganan
wilayah kumuh.
Solusi
Penanganan wilayah kumuh merupakan kegiatan yang bersifat multi sektoral
yang idealnya melibatkan beberapa OPD, diantaranya Disperkim, Satuan Kerja
0.75
4.7
2.5
3.04
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
2014 2015 2016 2017
Cakupan wilayah kumuh
182
KOTAKU, DPUTR, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, DINPERMASDES.
DISPERKIM, meskipun secara kewenangan, indikator tersebut menjadi kewenangan
Disperkim sebagai penanggung jawab urusan Perumahan dan Pemukiman.
Program dan Kegiatan yang menunjang
Program Lingkungan Sehat Perumahan, dengan kegiatan:
a. Koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan tentang
pembangunan perumahan
b. Penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan
c. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas
Indikator ini merupakan indikator baru ditargetkan pada Indikator Kinerja
Utama (IKU) Bupati Kabupaten Pemalang. Capaian indikator ketersediaan rambu-
rambu lalu lintas dihitung dengan cara membandingkan jumlah rambu-rambu yang
ada dengan jumlah rambu-rambu seharusnya.
Tabel 3.54. Pengukuran Kinerja Ketersediaan Rambu-rambu Lalu Lintas
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas
n.a 35 36.02 40 44.5 111.25 60 74.17
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
Sasaran Strategis 18
183
Jumlah rambu yang tersedia hingga
akhir tahun 2017 sejumlah 10.497
rambu. Berdasarkan hasil
perhitungan Dinas Perhubuangan
pada tahun 2015, jumlah yang
seharusnya tersedia adalah 23.589
rambu. Berdasarkan hal tersebut
maka dapat diketahui bahwa
realisasi kinerja di tahun 2017 adalah sebesar 44,5%, lebih tinggi dari target sejumlah
40%, Artinya capaian kinerja ketersediaan rambu-rambu lalu lintas mencapai 111,25%
tahun 2017 dan mencapai 74,17% jika dibandingkan dengan target hingga akhir RPJMD.
Permasalahan
a. Jumlah rambu
terpasang untuk jalan
provinsi dan jalan
Kabupaten belum
diidentifikasikan.
b. Jumlah Kebutuhan
rambu belum tersedia.
Solusi
a. Pendataan rambu terpasang untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten.
b. Pendataan jumlah kebutuhan rambu.
Program dan Kegiatan yang Menunjang
Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas, melalui kegiatan:
a. Pengadaan rambu- rambu lalu lintas
b. Pengadaan marka Jalan
c. Pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan jalan
0
35 36
44.5
0
10
20
30
40
50
2014 2015 2016 2017
Ketersediaan rambu-rambu lalu lintas
184
Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak
Capaian indikator Persentase Usaha yang Memiliki Ketaatan terhadap
Pencemaran Air dan Udara dari Sumber Tidak Bergerak dihitung berdasarkan jumlah
usaha wajib AMDAL yang diawasi, dibagi dengan jumlah perusahaan yang seharusnya
wajib AMDAL.
Tabel 3.55. Pengukuran Kinerja Persentase Usaha Yang Memiliki Ketaatan Terhadap Pencemaran Air Dan Udara Dari Sumber Tidak Bergerak
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak
n.a 100 100 100 84.08 84.08 100 84.08
Sumber: DInas Lingkungan HIdup Kabupaten Pemalang tahun 207, diolah.
Sepanjang tahun 2017, jumlah perusahaan yang seharusnya melakukan wajib
dikenakan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah sejumlah 157 perusahaan.
Namun, hingga akhir tahun 2017 hanya 132 perusahaan yang telah dikenakan
pengawasan terhadap AMDAL. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui
bahwa capaian kinerja untuk tahun 2017 adalah sebesar 84,08%.
Permasalahan
a. Terbatasnya Sumber Da ya Manusia (SDM) di Dinas Lingkungan Hidup.
b. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang dokumen dan izin lingkungan.
c. Masih kurangnya kesadaran pemrakarsa kegiatan/usaha dalam penyusunan
laporan dokumen UKL-UPL.
Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
Sasaran Strategis 19
185
d. Belum optimalnya upaya pemrakarsa kegiatan/usaha dalam pengelolaan
lingkungan.
e. Terbatasnya anggaran dalam pelaksanaan kegiatan urusan lingkungan hidup.
Solusi
a. Memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada di Dinas Lingkungan Hidup.
b. Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang dokumen lingkungan dan izin
lingkungan.
c. Melakukan sosialisasi /pelatihan penyusunan laporan pelaksanaan dokumen UKL-
UPL.
d. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan/usaha sambil terus mendorong
pemrakarsa untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan
dokumen lingkungan yang dimiliki.
e. Melakukan kegiatan urusan Lingkungan Hidup secara maksimal sesuai dengan
anggaran yang ada.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Pengendalian pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup.
1) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup.
2) Kegiatan Koordinasi penyusunan AMDAL.
b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, melalui kegiatan
Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA.
0
100 100
84.08
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara dari sumber tidak bergerak
186
Persentase Penurunan Konflik Sosial
Tabel 3.56. Pengukuran Kinerja Persentase Penurunan Konflik Sosial
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Persentase penurunan konflik sosial
n.a 5 100 5 5 100.00 5 100.00
Sumber: Satpol PP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Persentase penurunan konflik sosial merupakan perbandingan antara jumlah
konflik sosial yang terjadi di tahun tertentu dengan jumlah konflik sosial tahun
sebelumnya.
Permasalahan
a. Belum terpenuhinya jumlah
petugas linmas di Kabupaten
Pemalang, dikarenakan
beberapa petugas
mengundurkan diri atau
meninggal dunia.
b. Kurangnya kaderisasi anggota
Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) karena adanya mutasi pegawai.
c. Upaya deteksi dan cegah dini terhadap hal-hal yang berpotensi berkembang
menjadi permasalahan sosial di masyarakat terus dilakukan, namun demikian tetap
terjadi gangguan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat di lapangan.
0 5
100
5
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015 2016 2017
Persentase Penurunan Konflik Sosial
Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
Sasaran Strategis 20
187
Solusi
a. Untuk memenuhi kekurangan petugas linmas, kedepan dilakukan perencanaan
program, kegiatan dan anggaran rekrutmen petugas linmas.
b. Untuk kegiatan kaderisasi anggota KOMINDA ditempuh dengan pengiriman
personil untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan intelijen serta meningkatkan
koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan lembaga terkait.
c. Monitoring bersama terhadap kegiata-kegiatan yang dilaksanakan masyarakat.
d. Optimalisasi keberadaan jaringan intelijen dan operasionalisasi forum-forum yang
ada (FKUB, FPBI dan FKDM).
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program peningkatan
keamanan dan
kenyamanan lingkungan,
melalui kegiatan:
1) Penyiapan tenaga
pengendali keamanan
dan kenyamanan
lingkungan
2) Pengendalian
kebisingan, dan gangguan dari kegiatan masyarakat
3) Pengendalian keamanan lingkungan
4) Pembinaan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
5) Operasi penegakan perda dan perundang-undangan
6) Koordinasi penanganan kasus - kasus pelanggaran perda dan perpu
b. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.
c. Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) , melalui
kegiatan Penyuluhan pencegahan dan penertiban aksi premanisme
d. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan,
melalui kegiatan:
1) Pembentukan satuan keamanan lingkungan di masyarakat
188
2) Penyuluhan trantibum dan penegakan perda
Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Tabel 3.57. Pengukuran Kinerja Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun
Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%)
Target
Akhir
Kinerja
s.d. 2017
Nilai investasi
Penanaman
Modal Dalam
Negeri (PMDN)
622,741,
293,762
717,104,
689,677
731,054,
859,887
729,604,
689,677
859,982,
152,331 117.87
749,604,
689,677 114.72
Sumber: DPMPTSP Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa target nilai investasi berskala nasional
menunjukan peningkatan dengan realisasi investasi mencapai nilai sebesar
Rp.859.982.152.331,- atau 118,68% dari target realisasi investasi tahun 2017 sebesar Rp.
724.604.689.677,-. Jumlah investor berskala nasional terealisasi sebanyak 38 (Tiga
puluh Delapan) investor.
Capaian realisasi investasi di Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 menunjukan
capaian yang sangat signifikan namun untuk capain rasio daya serap tenaga kerjanya
sebanyak 7.566 orang dibandingakan dengan penyerapan tenaga kerja pada tahun
2016 sebanyak 6.578 orang ada kenaikan sebesar 988 orang. Adapun capaian realisasi
investasi dalam kurun waktu 6 (enam) tahun terakhir dapat digambarkan seperti
grafik di bawah ini.
Permasalahan
1) Belum digunakannya aplikasi pendaftaran perijinan online secara optimal oleh
masyarakat
Meningkatnya nilai realisasi investasi
Sasaran Strategis 21
189
2) Belum terpenuhinya kualitas dan kuantitas SDM yang dibutuhkan Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam menangani pelayanan
perizinan terpadu satu pintu.
3) Dinamisnya regulasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat sehingga
Daerah harus segera menyesuaikan
4) Kerjasama usaha besar dengan UMKM yang belum optimal
5) Belum semua perusahaan yang memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal membuat
hak akses untuk LKPM Online.
Solusi
1) Melakukan Sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dan melalui Neon Box,
Billboard, Leaflat, Media Cetak dan Elektronik (Radio, Website)
2) Mengusulkan Penambahan SDM kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Kabupaten Pemalang dan peningkatan kompetensi melalui Pelatihan
Tupoksi, Diklat dan Bimtek.
3) Melakukan penyesuaian peraturan perundang-undangan.
4) Meningkatkan kegiatan fasilitasi kerjasama strategis antara usaha besar dan usaha
kecil
5) Melakukan peningkatan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan
penanaman modal serta sosialisasi LKPM Online kepada para pengusaha.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, melalui kegiatan:
348.127 474.778
622.741 724.605 731.055
859.982
-
200.0
400.0
600.0
800.0
1000.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Ru
pia
nh
x 1
00
0.0
00
TAHUN
Realisasi Investasi Berskala Nasional dalam Kurun Waktu 6 (Enam) Tahun Terakhir
Realisasi Investasi (Juta)
190
1) Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dan
Usaha Kecil Menengah
2) Pengembangan potensi unggulan daerah
3) Koordinasi perencanaan dan pengembangan penanaman modal
4) Pengawasan dan evaluasi kinerja dan aparatur Badan Penanaman Modal
Daerah
5) Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
penanaman modal
6) Penyelenggaraan pameran investasi
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, melalui kegiatan:
1) Penyederhanaan prosedur perijinan dan peningkatan pelayanan penanaman
modal
2) Kajian kebijakan penanaman modal
c. Program Penanganan Pengaduan di Bidang Investasi dan Perijinan.
Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
Tabel 3.58. Pengukuran Kinerja Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Hasil Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah
Na WDP WDP WDP WTP tercapai WTP tercapai
Sumber: BPKAD Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Indikator Hasil Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas penyelenggaraan
Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam peningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
Sasaran Strategis 22
191
pemerintahan yang baik sebagai wujud pelayanan publik yang prima. Realisasi untuk
tahun 2017 merupakan hasil kinerja sepanjang tahun 2016.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah,
dengan fokus pada kegiatan Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah, Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi,
Penyusunan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah, Intensifikasi dan
ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah, Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Sumber-sumber Pendapatan Daerah pengelolaan dana perimbangan, Penyusunan
pelaporan semesteran aset/ barang PD, Penyusunan perhitungan potensi pajak dan
target pendapatan, Penyusunan Pemutakhiran data pajak daerah, Penyusunan
laporan pendapatan daerah, Penyusunan rekonsiliasi data pelaksanaan pendapatan
daerah, Penerbitan dan pendistribusian Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD/SPPT/DHKP).
Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada Perangkat Daerah Pelayanan Publik
Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) adalah kegiatan pengukuran secara
komprehensif tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
penyelenggara pelayanan publik. Dihitung dengan cara membandingkan antara
jumlah skor seluruh pelayanan publik, dibagi dengan jumlah pelayanan publik.
Penyelenggara pelayanan publik wajib melakukan Survei Kepuasan Masyarakat secara
berkala minimal 1 (satu) kali setahun dan apabila dibutuhkan, Survei Kepuasan
Masyarakat dapat dilengkapi dengan survei secara seketika setelah mendapat
pelayanan.
Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
Sasaran Strategis 23
192
Pelaksanaan survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan
publik di unit pelayanan lingkup Pemerintah Kabupaten Pemalang pada tahun 2017 ini
dilaksanakan terhadap 8 (delapan) unit pelayanan, yaitu:
1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2. RSUD Dr. M. Ashari
3. Pusat Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan
4. Unit Pengelola Obyek WIsata pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
5. Unit Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Perhubungan
6. Dinas Tenaga Kerja
7. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, dan
8. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Adapun kategorisasi mutu pelayanan adalah sebagai berikut:
2. Nilai Interval SKM
3. Nilai Interval Konversi SKM 4. Mutu Pelayanan 5. Kinerja Unit
Pelayanan
1,00 – 1,75 25,00 – 43,75 D TIDAK BAIK
1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C KURANG BAIK
2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B BAIK
3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A SANGAT BAIK
Berdasarkan hasil SKM Tahun 2017, nilai SKM untuk unit pelayanan di
Kabupaten Pemalang adalah 75,31. Nilai ini masuk dalam kategori Baik. Artinya,
capaian kinerja tahun 2017 dan hingga akhir RPJMD telah tercapai. Meskipun
demikian, nilai interval maksimal untuk kategori B adalah 81,25. Untuk itu, diperlukan
usaha yang berkelanjutan bagi seluruh unit pelayanan agar dapat terus meningkatkan
mutu pelayanan terhadap masyarakat. Bukan hanya untuk mencapai target maksimal,
namun juga untuk bisa menyempurnakan tugas sebagai pelayan masyarakat.
193
Tabel 3.59. Pengukuran Kinerja Rata-rata Skor SKM pada Perangka Daerah Pelayanan Publik
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Rata-rata Skor Survey Kepuasan Masyarakat pada PD Pelayanan Publik
n.a B B
(76,93) B
B (75,31)
tercapai B B
Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Permasalahan
Pada saat pelaksanaan survei kepuasan masyarakat masih terdapat
masyarakat yang tidak berkenan mengisi kuesioner karena masih minimnya informasi
SKM yang diterima masyarakat.
Solusi
Perlu adanya sosialisasi dan publikasi kegiatan survei kepuasan masyarakat
yang dilakukan pada unit penyelenggara pelayanan publik.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Pelayanan Publik, melalui kegiatan Pembinaan Lembaga Pelayanan Publik.
Cakupan Pelayanan Teknologi Informatika (TI) bagi Masyarakat
Peningkatan pelayanan bidang teknologi informatika saat ini menjadi hal yang
cukup strategis bagi pemerintah, mengingat perkembangan masyarakat yang tidak
bisa terlepas dari perkembangan teknologi. Upaya Pemerintah Kabupaten Pemalang
untuk meningkatkan pelayanan di bidang teknologi informatika dilakukan dengan
cara memberikan kemudahan akses informasi bagi masyarakat melalui pembangunan
titik-titik hostpot di ruang publik. Pada tahun 2015 telah dibangun sebanyak 3 (tiga)
Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
Sasaran Strategis 24
194
titik hostpot dibangun yaitu di Desa Majakerta, Desa Cibuyur dan alun-alun Pemalang,
dan hingga akhir tahun 2017 terbangun di 3 (tiga) basis Kecamatan, yang terdiri dari 4
(empat) titik hotspot, yaitu di Gandulan Culinary Center (GCC), Taman Patih Sampun,
Kecamatan Comal, dan Kecamatan Moga.
Tabel 3.60. Pengukuran Kinerja Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Cakupan pelayanan TI bagi masyarakat
n.a 3 3 6 6 100.00 14 42.86
Sumber: Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, capaian kinerja untuk tahun 2017 adalah 100%.
Artinya sesuai dengan target 6 (enam) titik hotspot yang terbangun. Hingga akhir
RPJMD, ditargetkan telah terbangun 14 (empat belas) titik hotspot, sehingga capaian
kinerja jika dibandingkan hingga akhir RPJMD adalah sebesar 42,86%.
Permasalahan
Belum meratanya akses masyarakat
terhadap informasi publik.
Solusi
Meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi publik.
Program dan Kegiatan Pendukung
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa, melalui kegiatan
Penyelenggaraan Ekosistem Smart City.
0
3 3
6
0
2
4
6
8
2014 2015 2016 2017
Cakupan Pelayanan TI Bagi Masyarakat
195
1. Cakupan Kelompok Seni yang Dibina
Cakupan kelompok seni yang dibina dihitumg berdasarkan hasil
perbandingan antara jumlah kelompok seni yang dibna dengan jumlah kelompok
kesenian yang ada di Kabupaten Pemalang.
Tabel 3.61. Pengukuran Kinerja Cakupan Kelompok Seni yang Dibina
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Cakupan kelompok seni yang dibina
n.a 30 32 35 37 105.71 47 78.72
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, realisasi cakupan kelompok seni yang dibina
adalah sebesar 37% melebihi target 35%, sehingga capaiannya adalah 105,71%.
Permasalahan
Belum optimalnya perlindungan,
pembinaan, dan pengembangan
kegiatan tradisi budaya, kegiatan
kajian seni di Kabupaten Pemalang.
Solusi
Mengintegrasikan kegiatan
kebudayaan dengan pihak terkait
(pariwisata/badan ekonomi kreatif) untuk mempublikasikan kekayaan budaya
lokal Pemalang pada acara tertentu.
0
10
20
30
40
2014 2015 2016 2017
Cakupan Kelompok Seni yang Dibina
Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli
Pemalang
Sasaran Strategis 25
196
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Pengelolaan Keragaman Budaya, melalui kegiatan:
1) Pengembangan kesenian dan kebudayaan daerah
2) Fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah
3) Fasilitasi penyelenggaraan festival budaya daerah
b. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya, melalui
kegiatan Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan perusahaan swasta.
2. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
Benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan dihitung dengan
cara membagi jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
dengan total benda, situs dan kawasan yang dimiliki daerah dikali 100 persen.
Setiap tahun jumlah benda, situs dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
makin bertambah, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3.62. Pengukuran Kinerja Benda, Situs & Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
Indikator Kinerja
Realisasi Tahun Lalu Realisasi
2016
Tahun 2017 RPJMD
2014 2015 Target Realisasi Capaian
(%) Target Akhir
Kinerja s.d. 2017
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
43 58 61 61 83 136.07 69 120.29
Sumber: Dindikbud Kabupaten Pemalang Tahun 2017, diolah.
Berdasarkan tabel di atas, realisasi dari Benda, Situs dan Kawasan Cagar
Budaya yang Dilestarikan adalah sebesar 83%, dengan capaian kinerja 136,07%.
197
Permasalahan
Belum terbentuknya Tim
Ahli Cagar Budaya
(TACB), dikarenakan
belum ada tenaga yang
memiliki kompetensi
yang berkaitan dengan
pengelolaan cagar
budaya.
Solusi
Menyediakan payung hukum bagi perlindungan dan pelestarian budaya
daerah dalam bentuk Surat Keputusan Penetapan Cagar Budaya dan Surat
Keputusan Tim Ahli Cagar Budaya.
Program dan Kegiatan Pendukung
a. Program Pengelolaan
Kekayaan Budaya,
melalui kegiatan:
1) Pelestarian fisik dan
kandungan bahan
pustaka termasuk
naskah kuno.
2) Sosialisasi
pengelolaan
kekayaan budaya lokal daerah.
3) Pengelolaan dan pengembangan pelestarian peninggalan sejarah
purbakala, museum dan peninggalan bawah air.
4) Pengembangan kebudayaan dan pariwisata.
5) Pengembangan nilai dan geografi sejarah.
4358 61
83
0
20
40
60
80
100
2014 2015 2016 2017
Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang Dilestarikan
198
b. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya, melalui
kegiatan Fasilitasi pengembangan kemitraan dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dan perusahaan swasta.
B. REALISASI ANGGARAN
Selama tahun 2017, total anggaran Belanja Langsung
Rp.1.106.572.244.000,- sedangkan realisasi anggaran mencapai
Rp.926.072.995.069 ,- atau dengan serapan dana APBD mencapai 83,69%. Belanja
langsung tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan program dan
kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk
mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai Pemerintah Kabupaten Pemalang.
Komposisi Belanja Langsung dalam APBD Kabupaten Pemalang Tahun
2017 sebagai berikut :
Tabel 3.63. Komposisi Belanja Pada APBD Kabupaten Pemalang
Tahun Anggaran 2017 (Unaudited)
NO REKENING
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
2 . 1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.395.672.302.000 1.325.367.415.127 58,87
2 . 2 BELANJA LANGSUNG 1.106.572.244.000 926.072.995.069 41,13
JUMLAH 2.502.244.546.000 2.251.440.410.196 89,98
Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kab. Pemalang, 2017
Jika dilihat dari komposisinya, belanja tidak langsung memberikan kontribusi
sebesar 58,87% dari realisasi belanja Kabupaten Pemalang di tahun 2017, sedangkan
sisanya sebesar 41,13% disumbangkan oleh belanja langsung.
Adapun pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target
sasaran dan indikator kinerja yang diperjanjikan pada Perjanjian Kinerja Bupati
Pemalang tahun 2017 adalah sebesar Rp. 629.410.041.925,. Adapun realisasi anggaran
terkait pencapaian kinerja sasaran strategis pemerintah Kabupaten Pemalang tahun
Akuntabilitas Keuangan
199
2017 adalah sebesar Rp. 537.815.070.708,-,- atau 85,45%, , dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.64. Pagu dan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Pemalang Per Sasaran strategis Tahun 2017
No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi %
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
1.342.000.000 1.262.736.200 94,09%
2 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
243.218.616.925 227.895.158.881 93,70%
3 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
501.500.000 472.613.600 94,24%
4 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
173.180.000.000 140.450.051.600
81,10%
5 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
1.267.700.000 1.246.487.740 98,33%
6 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah public
906.785.000 906.351.200 99,95%
7 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
1.828.500.000 1.633.393.000 89,33%
8 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
2.021.039.000 1.860.770.607 92,07%
9 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
7.458.415.000 7.092.363.881 95,09%
10 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan
1.725.000.000 1.702.047.500 98,67%
11 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
7.804.160.000 6.391.048.032 81,89%
12 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
3.048.120.000 3.005.434.700 98,60%
13 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
976.000.000 924.402.000 94,71%
14 Meningkatnya kunjungan wisatawan 24.571.642.000 15.066.214.801 61,32%
15 Menurunnya tingkat pengangguran 1.976.250.000 1.945.120.875 98,42%
16 Menurunnya penduduk miskin 460.000.000 460.000.000 100,00%
17 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
118.980.875.000 92.686.307.850 77,90%
18 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
2.667.000.000 2.135.336.450 80,07%
19 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
7.039.020.000 6.839.274.147 97,16%
200
No Sasaran Strategis Anggaran Realisasi %
20 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
1.245.000.000 1.239.333.000 99,54%
21 Meningkatnya nilai realisasi investasi 828.436.000 748.648.246 90,37%
22 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
2.169.250.000 2.044.951.975 94,27%
23 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public
511.666.000 477.333.211 93,29%
24 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
15.195.767.000 13.581.786.413 89,38%
25 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang
8.487.300.000 5.747.904.800 67,72%
Jumlah 629.410.041.925 537.815.070.708 85,45%
Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017
Dari tabel diatas dapat diketahui anggaran yang direncanakan dan
dimanfaatkan pencapaian kinerja sasaran yang diperjanjikan Pemerintah Kabupaten
Pemalang pada tahun 2017.
Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Kinerja Sasaran
Strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang, dapat diketahui dari capaian kinerja
sasaran dan anggaran yang direalisasikan pada tahun 2017 sebagaimana tabel berikut
:
Tabel 3.65.Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2017
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran
Realisasi Rp) %
A Misi I
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
3 117,28 1.262.736.200 94,09
B Misi 2
1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
6 100,94 227.895.158.881 93,70
201
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran
Realisasi Rp) %
2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
1 100,92 472.613.600 94,24
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
5 129,18 140.450.051.600 81,10
4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
1 99,61 1.246.487.740 98,33
5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik
2 99,53 906.351.200 99,95
6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
1 262,92 1.633.393.000 89,33
7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
2 101,00 1.860.770.607 92,07
C Misi 3
1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
4 102,70 7.092.363.881 95,09
2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan
2 109,20 1.702.047.500 98,67
3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
7 116,21 6.391.048.032 81,89
4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
2 114,73 3.005.434.700 98,60
5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
1 166,29 92.402.000 94,71
6 Meningkatnya kunjungan wisatawan
1 267,65 15.066.214.801 61,32
7 Menurunnya tingkat pengangguran
1 120,48 1.945.120.875 98,42
8 Menurunnya penduduk miskin
1 100,34 460.000.000 100,00
D Misi 4
202
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Anggaran
Realisasi Rp) %
1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
7 92,71 92.686.307.850 77,90
2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
1 111,25 2.135.336.450 80,07
3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
1 84,08 6.839.274.147 97,16
E Misi 5
1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
1 100,00 1.239.333.000 99,54
F Misi 6
1 Meningkatnya nilai realisasi investasi
1 117,87 748.648.246 90,37
2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
1 tercapai 2.044.951.975 94,27
3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan public
1 tercapai 477.333.211 93,29
4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
1 100,00 13.581.786.413 89,38
G Misi 7
1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang
2 120,89 5.747.904.800 67,72
Jumlah 537.815.070.708 85,45
Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran pada tahun
2017 dapat dikatakan efektif terhadap pencapaian kinerja sasaran Pemerintah
Kabupaten Pemalang.
203
C. EFISIENSI SUMBER DAYA
Efisiensi belanja langsung pada tahun 2017 sebesar 14,55 % dari total anggaran
belanja langsung yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan
akuntabilitas kinerja telah terjadi efisiensi, yaitu tercapainya target yang telah
ditentukan akan tetapi terdapat penghematan anggaran. Efisiensi anggaran terjadi
untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%. Dari 25
sasaran strategis menunjukan pencapaian sama atau lebih dari 100.00% yaitu sebanyak
21 sasaran strategis. Banyaknya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya
yang efisien menunjukan bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang
tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran publik dan prinsip
pemerintahan yang baik, dimana salah satunya adalah pengelolaan sumber daya
anggaran yang efisien dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan.
Adapun tabel efisiensi belanja langsung tahun 2017 sebagaimana dimaksud
diatas disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.66. Tingkat Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Persentase Realisasi
Anggaran
Efisiensi (%)
A Misi I
1 Meningkatnya kualitas perencanaan pembangunan daerah dan pelaporan kinerja pemerintah daerah
3 117,28 94,09 5,91
B Misi 2
1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menempuh pendidikan pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar serta pendidikan non formal
6 100,94 93,70 6,30
2 Meningkatnya kunjungan masyarakat ke perpustakaan
1 100,92 94,24 5,76
3 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
5 129,18 81,10 18,90
204
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Persentase Realisasi
Anggaran
Efisiensi (%)
4 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB
1 99,61 98,33 0,00
5 Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan partisipasi perempuan dalam ranah publik
2 99,53 99,95 0,00
6 Meningkatnya penanganan pemberian jaminan sosial bagi PMKS
1 262,92 89,33 10,67
7 Meningkatnya cakupan kepemilikan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
2 101,00 92,07 7,93
C Misi 3
1 Meningkatnya produktivitas pertanian dalam arti luas
4 102,70 95,09 4,91
2 Meningkatnya ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan
2 109,20 98,67 1,33
3 Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat melalui peningkatan dan optimalisasi sektor usaha potensial di Kabupaten Pemalang
7 116,21 81,89 18,11
4 Meningkatnya kualitas serta produktivitas koperasi dan UMKM
2 114,73 98,60 1,40
5 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
1 166,29 94,71 5,29
6 Meningkatnya kunjungan wisatawan
1 267,65 61,32 38,68
7 Menurunnya tingkat pengangguran
1 120,48 98,42 1,58
8 Menurunnya penduduk miskin
1 100,34 100,00 0
D Misi 4
205
No Sasaran Strategis Jumlah
Indikator
Persentase Capaian Kinerja Sasaran
Persentase Realisasi
Anggaran
Efisiensi (%)
1 Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar dan penunjang secara merata
7 92,71 77,90 0,00
2 Meningkatnya ketersediaan sarana transportasi umum bagi masyarakat
1 111,25 80,07 19,93
3 Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
1 84,08 97,16 0,00
E Misi 5
1 Terciptanya kehidupan beragama yang rukun dan damai
1 100,00 99,54 0,46
F Misi 6
1 Meningkatnya nilai realisasi investasi
1 117,87 90,37 9,63
2 Meningkatnya kapasitas Aparatur dalam meningkatan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan
1 tercapai 94,27 5,73
3 Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
1 tercapai 93,29 6,71
4 Meningkatnya kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi
1 100,00 89,38 10,62
G Misi 7
1 Meningkatnya kelestarian nilai-nilai Budaya, Seni, dan kekayaan budaya Asli Pemalang
2 120,89 67,72 32,28
Jumlah 85,45 14,55
Sumber : Bag. PPRB Setda Kab. Pemalang, 2017
D. PRESTASI DAN PENGHARGAAN
Dalam melaksanakan amanah Pemerintah Kabupaten Pemalang dilakukan
secara optimal dengan mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga
206
Pemerintah Kabupaten Pemalang telah memperoleh penghargaan yang diberikan
oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, prestasi dan
penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Pemalang, sebagaimana
lampiran.
207
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang disusun
sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja dalam pencapaian visi,
misi dan tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan good governance.
Penyusunan laporan ini bertujuan sebagai alat umpan balik (feedback) yang dapat
digunakan managemen untuk meningkatan kualitas pengambilan keputusan dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pemalang tahun 2017
menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan capaian sasaran strategis yang
ditujukan oleh Pemerintah Kabupaten Pemalang dalam upayanya untuk
melaksanakan seluruh kinerja yang direncanakan dan ditetapkan tahun 2017.
Berdasarkan hasil analisis akuntabilitas terhadap 56 Indikator yang tercantum dalam
Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017, menurut skala nilai peringkat kinerja
dapat disimpulkan bahwa dari 56 indikator kinerja, sebanyak 51 indikator atau 91,07%
memperoleh kriteria penilaian sangat baik, 3 indikator atau 5,36% memperoleh kriteria
penilaian tinggi, 1 indikator atau 1,79% memperoleh kriteria sedang, dan 1 indikator
atau 1,79% memperoleh kriteria penilaian rendah.
Adapun indikator yang pencapaian kinerjanya belum memenuhi target adalah
sebagai berikut :
1. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sangat Tinggi :
a. Usia Harapan Hidup sebesar 99,88%;
b. Total Fertility rate (TFR) sebesar 99,61%;
c. Indeks Pembangunan Gender sebesar 99,92%;
BAB
4 PENUTUP
208
d. Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 99,13%;
e. Pertumbuhan Ekonomi 99,26%
f. Tingkat Pengeluaran Perkapita 96,21%
g. Persentase jembatan dalam kondisi baik 99,73%
2. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Tinggi :
a. Produktivitas Kedelai (kw/ha) 84,98%;
b. Persentase RTLH yang ditangani sebesar 83,22%;
c. Persentase usaha yang memiliki ketaatan terhadap pencemaran air dan udara
dari sumber tidak bergerak sebesar 84,08%;
3. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Sedang :
a. Indeks Gini sebesar 72,73%;
4. Indikator sasaran dengan kriteria penilaian Rendah :
b. Persentase jalan dalam kondisi baik sebesar 56,03%;
Diagram 4.1. Capaian Indikator Kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017
Adapun hasil pengukuran indikator kinerja sasaran terhadap 25 sasaran
strategis yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017,
menurut skala nilai peringkat kinerja dapat disimpulkan bahwa dari 25 sasaran
strategis, sebanyak 24 sasaran atau 96% memperoleh kriteria penilaian sangat baik dan
1 sasaran atau 4% memperoleh kriteria penilaian tinggi. Pencapaian Indikator Kinerja
Sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017 sebagaimana diagram
sangat baik91%
tinggi5%
sedang2%
rendah2%
209
berikut :
Diagram 4.2. Capaian Indikator Sasaran Pemerintah Kabupaten Pemalang tahun 2017
Berdasarkan kriteria penilaian pemenuhan target, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagi berikut:
a. Penilaian per indikator kinerja
Terdapat 36 indikator kinerja atau 64,29% yang melampaui target, 8 indikator
kinerja atau 14,29% yang memenuhi target 100%, dan 12 indikator kinerja atau
21,43% yang belum memenuhi target kinerja 100%. Adapun komposisi capaian
kinerja per indikator tertuang dalam diagram berikut:
sangat baik96%
tinggi4%
210
Diagram 4.3. Capaian Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Bupati
Kabupaten Pemalang Tahun 2017
b. Penilaian per indikator sasaran
Terdapat 17 indikator kinerja sasaran atau 68% yang melampaui target, 4
indikator kinerja sasaran atau 16% yang memenuhi target 100%, dan 4 indikator
kinerja sasaran atau 16% yang belum memenuhi target kinerja 100%.
Diagram 4.4. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Perjanjian Kinerja Bupati
Kabupaten Pemalang Tahun 2017
Pencapaian kinerja yang telah terlaksana dengan baik maupun yang belum
seluruhnya mencapai target, telah memberikan pengalaman kepada jajaran
Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan
kinerjanya pada kesempatan mendatang. Oleh karena itu, sesuai dengan hasil analisis
pada Perjanjian Kinerja Bupati Pemalang tahun 2017 dapat dirumuskan beberapa
melampaui 64,29%
memenuhi14,29%
belum memenuhi21,43%
melampaui target68%
memenuhi target16%
belum memenuhi target
16%
211
langkah penting sebagai strategi dalam melaksanakan optimalisasi kinerja yang lebih
baik di beberapa bidang, yaitu:
1. Optimalisasi sektor koperasi, usaha kecil dan menengah melalui peningkatan
kapasitas, pembinaan kelembagaan maupun sumberdaya manusia koperasi dan
pelaku UMKM yang produktif;
2. Optimalisasi infrastruktur jalan dan jembatan serta transportasi darat yang
menghubungkan hingga tingkat perdesaan yang memudahkan perpindahan
barang dan jasa.
3. Peningkatan kualitas dan kompetansi sumber daya manusia melalui peningkatan
dan perluasan layanan dasar;
4. Peningkatan pembangunan pertanian dalam arti luas melalui upaya
pengembangan budidaya pertanian, peningkatan sarana prasarana perikanan
tangkap dan pengembangan peternakan;
5. Percepatan penanggulangan kemiskinan secara terpadu melalui upaya
peningkatan pendapatan masyarakat miskin serta pemberdayaan ekonomi mikro
dan kecil untuk masyarakat miskin;
6. Peningkatan pariwisata melalui upaya pengembangan destinasi wisata baru,
peningkatan sarana dan prasarana, promosi, serta peningkatan kualitas sumber
daya manusia disertai dengan upaya menjaga kelestarian budaya;
7. Peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah sesuai dengan
prinsip-prinsip good gavernance disertai dengan peningkatan pelayanan publik
melalui upaya pengembangan fasilitas publik, pengembangan sistem
perencanaan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya aparatur
pemerintah.
Dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten
Pemalang Tahun 2017 kami telah memberikan laporan yang didukung dengan data
yang akurat, namun segala kekurangan yang masih terdapat dalam penyusunan
laporan ini diharapkan mampu menjadi motivasi pada penyusunan mendatang.
Melalui penyusunan laporan ini, diharapkan mampu memenuhi fungsinya sebagai
sarana akuntabilitas serta dapat digunakan sebagai sumber informasi penting dalam
212
pengambilan keputusan yang berguna sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam
peningkatan kinerja Pemerintah Kabupaten Pemalang di masa yang akan datang.
Pemalang, 29 Maret 2018
BUPATI PEMALANG
H. JUNAEDI, SH, MM
LAMPIRAN 1
DAFTAR PENGHARGAAN
NO. TINGKAT
PENGHARGAAN NAMA
PENGHARGAAN BIDANG PRESTASI
NAMA/SKPD PENERIMA
1.
Nasional Kabupaten Peduli Hak Asasi Manusia (HAM)
Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Bagian Hukum Setda
Penghargaan Sebagai Debitur Penerima Penerusan Pinjaman Berkinerja Pembayaran Terbaik Tahun 2016
Keuangan BPKAD
Penghargaan Atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan laporan Keuangan Tahun 2016 dengan capaian standar Tertinggi (WTP)
BPKAD
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Kebondalem Kabupaten Pemalang
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Petarukan Kabupaten Pemalang
NO. TINGKAT
PENGHARGAAN NAMA
PENGHARGAAN BIDANG PRESTASI
NAMA/SKPD PENERIMA
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Banyumudal Kabupaten Pemalang
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Warungpring Kabupaten Pemalang
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Mulyoharjo Kabupaten Pemalang
Akreditasi untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dengan Status Akreditasi Dasar
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Puskesmas Kalimas Kabupaten Pemalang
2. Provinsi Opini atas Laporan Keuangan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
Pengelolaan Keuangan
BPKAD
Juara III Pelaksana Terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kategori Desa Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017
Kesehatan Dinas Kesehatan Atas nama Desa Sungapan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang
Top Related