ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN 93 JAKARTA
Transcript of ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN 93 JAKARTA
ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN93
JAKARTA
SyifaFauziyyah
FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR.HAMKA (email:
syi f a f _ j s f @y m ai l . c om ; Telp:085781192125)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiapakah sekolah yang diteliti ini telah melaksanakanKTSP sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan.Dalam hal ini untuk mengetahui apakah telah sesuai,maka peneliti melakukan analisis pada dokumen I dandokumen II KTSP yang dimiliki sekolah. Penelitian iniadalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif,menggunakan metode ini peneliti dapat melihat, medengarsemua hal yang terjadi pada saat melakukan observasi.Subyek data dalam penelitian ini adalah wakil bidangkurikulum dan guru mata pelajaran Fisika. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada dokumen I dan II KTSPmata pelajaran Fisika kelas XI semester genap, dokumentersebut telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan danBadan Standar Nasional Pendidikan. Namun padapelaksanaannya masih ada hal-hal yang harus diperbaikilagi agar kurikulum yang dilaksanakan berjalan denganbaik.Kata Kunci: KTSP, dokumen Idan II KTSP
Abstract: This study aims to determine whether a schoolhas been implementing KTSP investigated in accordancewith the National Education Standards Agency. In thiscase to determine whether there has been appropriate,the researchers conducted an analysis on the documentsI and II documents KTSP-owned school. This research isa descriptive qualitative research method, using thismethod the researcher can see, happened to hear all thethings that happened at the time of observation. Datasubjects in this study is representative of the fieldof curriculum and subject teachers of Physics. The
results showed that the documents I and II KTSPsubjects Physics class XI semester, the document meetsNational Education Standards and the National EducationStandards Agency. However, in practice there are stillthings that have to be fixed again for a curriculumthat goes well executed.Keywords: KTSP, KTSP documentsI and II
i
1
PENDAHULUAN
Perubahan
perkembangan
kurikulum terjadi
akibat adanya
kebutuhan
pendidikan yang
berbeda sesuai
dengan perkembangan
zaman. Semakin
berkembangnya suatu
bangsa, maka
kebutuhan akan
pendidikan juga
semakin
meningkat. Pada
dasarnya
perubahan yang
terjadi dikarenakan
oleh kurang
optimalnya suatu
kurikulum tersebut
berjalan, oleh
karena itu
perubahan kurikulum
dilakukan sebagai
jalan untuk
penyempurnaan atau
pengembangan
suatu
kurikulum.
Di
Indonesia,
perubahan
kurikulum
ditandai
dengan
berubahnya
nama
kurikulum
tersebut.
Penggunaan
nama
kurikulum
biasanya
diambil dari
tahun pada
saat
kurikulum
tersebut
2mengalami perubahan.
Contohnya, kurikulum 1947,
maka kurikulum tersebut
dibuat atau mengalami
perubahan pada tahun 1947.
Kaidah penamaan kurikulum
ini masih berlaku sampai
dengan sekarang, kecuali
untuk kurikulum tahun 2004
dan tahun 2006. Kedua
kurikulum ini lebih populer
dengan sebutan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK)
dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Pengembangan KTSP
mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
SNP terdiri atas Standar Isi
(SI), Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan
(SKL),
3
Standar Tenaga
Kependidikan,
Standar Sarana dan
Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar
Pembiayaan dan
Standar Penilaian
Pendidikan. Dua
dari kedelapan
Standar Nasional
Pendidikan tersebut,
yaitu SI dan SKL
merupakan acuan
utama bagi satuan
pendidikan dalam
mengembangkan
kurikulum. Serta
dalam peyusunannya
berpedoman pada
Badan Standar
Nasional Pendidikan
(BSNP). Berkaitan
dengan SI
dan SKL maka
secara
dokumentatif
kedua
standar ini
terdapat
pada dokumen
I dan II
KTSP. Pada
dokumen I
menyangkut
visi dan
misi
sekolah,
tujuan
pendidikan
dan tujuan
sekolah,
struktur
4muatan kurikulum.
Sedangkan dalam dokumen II
menyangkut silabus dan RPP.
Dokumen-dokumen tersebut
berisi tentang penjabaran
poin-poin dari SI dan SKL
tersebut.
Penilaian KTSP
dilaksanakan setelah
dilakukannya penyusunan
program dan proses
pembelajaran berlangsung.
Penilaian ini dilakukan
sebagai jalan evaluasi untuk
memperbaiki atau
mengembangkan demi
penyempurnaan kurikulum yang
digunakan.
Dengan adanya penilaian
sebagai jalan evaluasi, maka
tidak menutup kemungkinan
adanya pengembangan atau
perubahan dalam penyesuaian
kurikulum tersebut. Hal
tersebut kembali
menimbulkan pertanyaan.
Apakah
kurikulum
5
mengalami banyak
pengembangan atau
perubahan itu
sebagai jalan
penyempurnaan atau
karena sampai saat
ini belum ada
kesesuaian antara
para penyusun
kurikulum dengan
pelaksana kurikulum.
Oleh karena itu
peneliti mencoba
menganalisis
pelaksanaan KTSP
mata pelajaran
Fisika, dalam hal
ini meng-kompare
apakah dokumen I
dan II yang
berkaitan dengan SI
dan SKL telah sesuai
dengan SNP dan BSNP.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pembatasan masalah
maka dapat
dirumuskan
perumusan
masalah
sebagai
berikut,
Bagaimana
hasil
analisis
pelaksanaan
dokumen I dan
II Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
mata pelajaran
Fisika kelas
XI IPA di SMAN
93 Jakarta.
6KERANGKA TEORI
1. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)
Perkembangan
kurikulum di
Indonesia terjadi
sebanyak sembilan kali
perubahan dan tahun ini
menjadi perubahan
kurikulum yang ke
sepuluh. Tidak ada yang
salah jika kurikulum
terus berganti selama
ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang.
Karena pada dasarnya
kurikulum itu harus
mengikuti
perkembangan zaman, agar
perkembangan ilmu
pendidikan tidak
mengalami
kemunduran. Tetapi
faktanya menjadi
masalah adalah
kecepatan waktu
dalam proses
perubahan
kurikulum tersebut,
dimana kurikulum yang
satu belum berjalan
secara efektif
namun sudah ada
perubahan
kurikulum lagi.
Itulah
yang mengakibatkan
ketidaksiapan dari
masyarakatnya
dalam
7
perubahan dan
perkembangan
kurikulum tersebut.
KTSP adalah
kurikulum oprasional
yang disusun dan
dilaksanakan oleh
masing-masing satuan
pendidikan. KTSP
dikembangkan sesuai
dengan relevansinya
oleh setiap satuan
pendidikan di bawah
koordinasi dan
supervisi dinas
pendidikan atau
kantor departemen
agama kabupaten/kota
untuk pendidikan
dasar dan provinsi
untuk pendidikan
menengah.
KTSP secara
yuridis diamanatkan
oleh UU No 20
Tahun 2003tentang
Sistem Pendidikan
Nasional dan
Peraturan Menteri
(Permen) Republik
Indonesia
Nomor
19 Tahun
2005 tentang
Standar
Nasional
Pendidikan
(SNP).
Pengembangan
KTSP mengacu
pada SNP
untuk
menjamin
pencapaian
tujuan
pendidikan
nasional.
SNP terdiri
atas Standar
Isi (SI),
Standar
Proses,
Standar
Kompetensi
Lulusan
(SKL),
8Standar Tenaga
Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan dan Standar
Penilaian Pendidikan.
Dua dari kedelapan SNP
tersebut, yaitu SI dan SKL
merupakan acuan utama bagi
satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Penyusunan KTSP oleh
sekolah dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu
pada SI dan SKL untuk
pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana yang
diterbitkan melalui
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional masing-masing
Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar
Isi untuk satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah yang
mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan
minimal jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dan
Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi
9
Lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan
menengah digunakan
sebagai pedoman
penilaian dalam
menentukan kelulusan
peserta didik, serta
Panduan Pengembangan
KTSP yang
dikeluarkan oleh
BSNP. Berkaitan
dengan SI dan SKL
maka secara
dokumentatif kedua
standar ini
terdapat pada
dokumen I dan II
KTSP. Dokumen-
dokumen tersebut
berisi tentang
penjabaran poin-poin
dari SI dan SKL.
SNP diperlukan
dalam rangka
meningkatkan
kualitas pendidikan.
Adanya standar atau
hasil yang harus
dicapai, juga dapat
meningkatkan
komponen
input dan
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan
akan lebih
efektif
sehingga
hasilnya
lebih
optimal
karena
pembelajaran
lebih
berfokus.
Salah
satunya
ialah adanya
standar
kompetensi
pada setiap
komponen
dalam
ketercapaian
nya,
kompetensi
ini yang
menjadi
acuan untuk
1para peserta didik agar
dapat meningkatkan hasil
yang optimal. Serta sebagai
jalan untuk mencapai suatu
tujuan dari kegiatan
pembelajaran yang
berlangsung.
Dalam Peraturan
Pemerintah dikemukakan bahwa
SNP adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
SNP bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta
peradaban bangsa yang
bermartabat.
Namun wilayah Indonesia
yang luas ini menjadi
kendala dalam ketercapaian
mutu pendidikan yang tidak
merata, kelompok masyarakat
yang bermukim di pelosok
tentu yang paling merasakan
kerugian itu, karena pada
kenyataannya sistem
pendidikan Indonesia belum
benar-benar berjalan
1
secara efektif. Maka
untuk meminimalisir
kerugian dan
kelemahan tersebut,
pemerintah membuat
Standar Nasional
Pendidikan.
Pada pembahasan
kali ini penulis
hanya memfokuskan
penelitian pada dua
standar yang menjadi
acuan dalam
pengembangan KTSP
ini yakni, SI dan
SKL. Kedua standar
ini menjadi tolak
ukur suatu kurikulum
dapat dinyatakan
telah sesuai oleh
BSNP atau tidak.
BSNP telah membuat
panduan dalam
penyusunan KTSP ini,
sehingga sekolah
memiliki wewenang
untuk
mengembangkannya
sesuai dengan
potensi dan
kebutuhan
dari sekolah
tersebut.
Dalam
SI terdapat
empat
komponen
utama dalam
penyusunanny
a, antara
lain tujuan
pendidikan
tingkat
satuan
pendidikan,
struktur dan
muatan
kurikulum,
kalender
pendidikan,
dan silabus.
Keempat
komponen
1ini secara dokumentatif
terdapat dalam dokumen
I dan II KTSP. Dokumen I
berkaitan dengan SI meliputi
tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum, dan
kalender pendidikan.
Sedangkan dalam dokumen II
meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
Dalam SI, tujuan
pendidikan tingkat satuan
pendidikan meliputi visi,
misi dan tujuan sekolah.
Semuanya disesuaikan
dengan keadaan lingkungan
sekolah serta potensi
sekolah, yang merujuk pada
tujuan instruksional dan
standar penyusunan dari BSNP
serta SNP. Pada struktur dan
muatan kurikulum terdapat
dua komponen utama yakni,
struktur kurikulum dan
muatan dari kurikulum
tersebut. Struktur kurikulum
memiliki lima kelompok
mata pelajaran antara lain,
kelompok mata
pelajaran
1
agama, kelompok mata
pelajaran
kewarganegaraan dan
kepribadian,
kelompok mata
pelajaran ilmu
pengetahuan dan
teknologi, kelompok
mata pelajaran
estetika, dan
kelompok mata
pelajaran jasmani,
rohani dan
kesehatan. Sedangkan
dalam muatan
kurikulum terdapat
sejumlah mata
pelajaran dan muatan
lokal serta
pengembangan diri,
yang memiliki beban
belajar bagi peserta
didik.
Dalam SKL ini,
yang menjadi fokus
penulis adalah pada
mata pelajaran
fisika. Dimana
dalam pembahasan
di bab III dinalisis
semua standar
kompetensi
lulusan di SMA
93 Jakarta.
Analisis yang
dilakukan
mencakup
analisis
standar
kompetensi
lulusan satuan
pendidikan,
analisis
standar
kompetensi
lulusan
kelompok mata
pelajaran ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
analisis
standar
kompetensi
lulusan mata
pelajaran
fisika, dan
1analisis standar
kompetensi dan kompetensi
dasar.
2. Pengembangan
dan Pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)Dalam pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan terdapat
prisip- prinsip
pengembangannya sesuai
dengan panduan penyusunan
yang dikeluarkan oleh
BSNP. Prinsip-prinsip
pengembangan tersebut
antara lain sebagai
berikut :
a. Berpusat pada
potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan
kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan
dengan berdasar pada
prinsip bahwa peserta
didik memiliki potensi
yang dapat dikembangkan
menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia,
sehat, berilmu,
cakap, kreatif
serta bertanggung
jawab.
1
b. Beragam dan
terpadu Kurikulum
dikembangkan
dengan
memperhatikan
karakteristik
peserta didik,
lingkungan,
jenjang dan
jenis
pendidikan,
perbedaan
suku dan
budaya, status
sosial dan
jender.
c. Tanggap
terhadap
perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni
Perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni
yang terus
meningkat membuat
suatu kurikulum
harus dikembangkan
atas dasar
tersebut
agar
pendidikan
tidak
tertinggal
oleh
globalisas
i.
d. Relevan
dengan
kebutuhan
kehidupan
Pengembang
an
kurikulum
yang baik
harus
relevan
dengan
kebutuhan
kehidupan
yang ada,
sehingga
hasil dari
pendidikan
dapat
1diaplikasikan
pada kehidupan sehari-
hari.
e. Menyeluruh
dan berkesinambungan
Kurikulum mencakup
keseluruhan
dimensi kompetensi, bidang
kajian dan mata
pelajaran yang disajikan
secara menyeluruh dan
saling berkesinambungan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum
memiliki keterkaitan
antara pendidikan
formal, nonformal dan
informal. Dalam hal ini
pendidikan harus mampu
membuat peserta didik mau
belajar sepanjang hayat.
g. Seimbang
antara kepentingan
nasional dan kepentingan
daerah Kurikulum
harus dikembangkan
seimbang antara
kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan
yang baik. Kepentingan
yang satu
1
dengan yang
lainnya harus
saling mengisi dan
sejalan.
Sedangkan dalam
kaitannya dengan
pelaksanaan
kurikulum, terdapat
acuan oprasional
yang harus
diperhatikan saat
penyusunan KTSP.
Acauan oprasional
ini yang menjadi
standar untuk
pelaksanaan dan
pengembangan
kurikulum, acuan
oprasional tersebut
ialah sebagai
berikut
:a. Peningkatan
iman dan taqwa
serta akhlak mulia
Kepribadian
yang baik
terbentuk
atas dasar
keimanan dan
ketaqwaan
serta
akhlak
mulia
yang baik.
Oleh
karena
itu semua
mata
pelajaran
dalam
kurikulum
disusun
mengacu
pada
peningkata
n iman
dan
taqwa
serta
akhlak
mulia.
b.
Peningkata
n
potensi,
kecerdasan
, dan
minat
sesuai
1dengan tingkat
perkembangan dan
kemampuan peserta
didik
Kurikulum disusun
dengan
memperhatikan
potensi,
kecerdasan dan
minat, oleh karena
itu pendidikan
merupakan proses
peningkatan
potensi baik
afektik, kognitif,
dan psikomotorik
sesuai dengan
tingkat
perkembangan dan
kemampuan peserta
didik.
c. Keragaman
potensi dan
karakteristik
daerah dan
lingkungan
Adanya keragaman
potensi dan
karakteristik
daerah dan
lingkungan membuat
pendidikan harus
menyesuaikan
kondisi tersebut.
Oleh sebab itu,
kurikulum
1dirancang dengan acuan
oprasional tersebut agar
menghasilkan lulusan yang
dibutuhkan oleh
daerahnya.
d. Tuntutan
pembangunan daerah dan
nasional Berkembangnya
zaman membuat kurikulum
harus memperhatikan
pendidikan
2
pada pembangunan
daerah dan
nasional.
e. Tuntutan dunia
kerja Pendidikan
harus membekali
peserta
didiknyaagar
memiliki
keterampilan dalam
bidang ekonomi,
agar apabila
setelah
lulus tidak
melanjutkan ke
jenjang yang
lebih tinggi
mereka mampu
tetap
bertahan dengan
kemampuan
kecakapan hidup
yang dimilikinya.
Sehingga kurikulum
perlu memuat
kecakapan hidup
untuk menyongsong
tuntutan dunia
kerja.
f.
Perkembang
an
ilmu
pengetahua
n,
teknologi
dan seni
Berkembang
nya
teknologi
membuat
pendidikan
harus
terus
berkembang
pula,
perkembang
an
tersebut
dapat
berupa
perubahan
kurikulum
secara
berkala
dan
berkesinam
bungan
agar tetap
2sejalan dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan
teknologi
tersebut.
g. AgamaMuatan semua mata
pelajaran harus
mendukung
peningkatan iman
dan taqwa agar
sikap dan sifat
toleransi antar
umat beragama
tetap terjalin
dengan baik.
h. Dinamika
perkembangan
global
Pendidikan harus
menciptakan
kemandirian, baik
pada individual
maupun bangsa
dan mampu bersaing
secara sehat serta
memiliki kemampuan
untuk tinggal
berdampingan
dengan suku dan
bangsa lain.
i. Persatuan
nasional dan
nilai-nilai
2kebangsaan Kurikulum
harus mampu mendorong
berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta
persatuan, dan pendidikan
diarahkan untuk membangun
karakter tersebut.
2
j. Kondisi
sosial budaya
masyarakat
setempat Kurikulum
harus dikembangkan
dengan kearifan
budaya lokal
sebagai jalan
pelestarian
keragaman budaya.
k. Kondisi jenderKurikulum
dikembangkan
dengan
memperhatikan
kesetaraan jender,
agar terlaksana
secara adil.
l. Karakteristik
satuan pendidikan
Kurikulum harus
dikembangkan
sesuai dengan
visi, misi, tujuan
sekolah, dan ciri
khas satuan
pendidikan
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari
analisis yang
telah dilakukan
pada dokumen I
dan dokumen II
KTSP SMAN 93
Jakarta,
didapatkan hasil
bahwa dokumen-
dokumen tersebut
dalam
penyusunannya
telah mengacu
pada Panduan
Penyusunan KTSP
yang diterbitkan
oleh Badan
Standar
2Nasional Pendidikan. Dalam
dokumen I secara dokumtatif
meliputi tujuan pendidikan
dan tujuan sekolah, visi dan
misi sekolah, struktur dan
muatan kurikulum, kalender
pendidikan. Sedangkan untuk
dokumen II meliputi silabus
dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Namun masih kurang
dalam pelaksanaan nyata di
lingkungan sekolah, ini
dikarenakan faktor sarana
prasarana dan beberapa
pendidik yang tidak
menjalankan KTSP dengan
baik. Seorang pendidik
menjadi sangat penting dalam
pelaksanaan kurikulum ini,
karena KTSP akan berjalan
dengan baik jika dijalankan
oleh pendidik yang kompeten.
KESIMPULAN
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
membebaskan kepada masing-
masing sekolah untuk
mengembangkan potensi yang
ada pada sekolah tersebut.
Dengan tetap mengacu
pada UU
2
RI No 20 Tahun
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
dan PP RI No 19
Tahun 2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan. Dimana
pada penyusunannya
mengacu kepada
Peraturan Menteri
PendidikanNasional
No 22
Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah,
serta Peraturan
Menteri Pendidikan
Nasional No 23
tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Dari analisis
yang telah dilakukan
pada dokumen I dan II
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
mata pelajaran Fisika
Kelas XI Semester
Genap, ditemukan bahwa
semua dokumen tersebut
telah memenuhi
Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
dan Badan
Standar Nasional
Pendidikan
(BSNP). Dokumen
I dan II SMAN
93 Jakarta
dikembangkan
sesuai dengan
kondisi sekolah
dan lingkungan
sekolah. Namun
pada
pelaksanaannya
di lapangan
terkadang tidak
sesuai dengan
2apa yang sudah
direncanakan secara
tertulis, ini disebabkan
oleh faktor keterbatasan
waktu, pendidik dan
prasarana.
SARAN
Dari kesimpulan di
atas, maka saran yang dapat
diberikan oleh penulis
adalah perlunya analisis
lebih lanjut sebagai jalan
evaluasi untuk diperbaiki
atau dikembangkan demi
penyempurnaan sistem
kurikulum, dan hendaknya
dalam melakukan analisis
serta evaluasi dilakukan
secara berkelanjutan agar
dapat mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
Terlebih dengan adanya
kurikulum baru 2013 membuat
para pengajar harus lebih
kompeten dalam memahami dan
melaksanakan proses
pembelajaran. Pembaharuan
dan perkembangan kurikulum
harusnya didasarkan pada
kebutuhan dunia
pendidikan, bukan
sebaliknya.
2
DAFTAR PUSTAKA
Dimiyati dan Mudjiono.
2009. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
E, Mulyasa. 2008.
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Bandung: Rosda.
E, Mulyasa. 2009.
Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ferawati dkk. 2011.
Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta:
Uhamka Press.
Muslisch, Mansur. 2011.
KTSP Dasar Pemahaman
dan Pengembangan.
Jakarta: Bumi
Aksara.
Nasution, S.
2011. Asas-asas
Kurikulum. Jakarta: Bumi
Aksara. Panduan
Penyusunan KTSP BNSP
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun2006. Standar
Isi. Jakarta.
BSNP
PeraturanMenteriPendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun2006. Standar KompetensiLulusan. Jakarta.BSNP
2Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24Tahun2006. Pelaksanaan
Peraturan Menteri Nomor
22 dan 23. Jakarta.
BSNP
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41Tahun2007. Standar Proses.
Jakarta. BSNP
Peraturan Menteri
Pendidikan Nomor 27
Tahun 2008. Standar
Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi
Konselor. Jakarta. BSNP
Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun
2007. StandarSaranaPrasarana. Jakarta.
BSNP Peraturan Menteri Nomor
19 Tahun
2007. StandarPengelolaanPendidikan. Jakarta.
BSNP Peraturan Menteri Nomor
89 Tahun
2009. Standar
Pembiayaan. Jakarta.
BSNP
Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun
2007. StandarPenilaianPendidikan. Jakarta.
BSNP Undang-Undang
Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1989.SistemPendidikanNasional. Jakarta