ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN 93 JAKARTA

30
ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN 93 JAKARTA Syifa Fauziyyah FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (email: syi f a f _ j s f @y m ai l . c om ; Telp: 085781192125) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sekolah yang diteliti ini telah melaksanakan KTSP sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah telah sesuai, maka peneliti melakukan analisis pada dokumen I dan dokumen II KTSP yang dimiliki sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, menggunakan metode ini peneliti dapat melihat, medengar semua hal yang terjadi pada saat melakukan observasi. Subyek data dalam penelitian ini adalah wakil bidang kurikulum dan guru mata pelajaran Fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dokumen I dan II KTSP mata pelajaran Fisika kelas XI semester genap, dokumen tersebut telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan Badan Standar Nasional Pendidikan. Namun pada pelaksanaannya masih ada hal-hal yang harus diperbaiki lagi agar kurikulum yang dilaksanakan berjalan dengan baik. Kata Kunci: KTSP, dokumen I dan II KTSP Abstract: This study aims to determine whether a school has been implementing KTSP investigated in accordance with the National Education Standards Agency. In this case to determine whether there has been appropriate, the researchers conducted an analysis on the documents I and II documents KTSP-owned school. This research is a descriptive qualitative research method, using this method the researcher can see, happened to hear all the things that happened at the time of observation. Data subjects in this study is representative of the field of curriculum and subject teachers of Physics. The

Transcript of ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN 93 JAKARTA

ANALISIS PELAKSANAAN KTSP FISIKA KELAS XI DI SMAN93

JAKARTA

SyifaFauziyyah

FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR.HAMKA (email:

syi f a f _ j s f @y m ai l . c om ; Telp:085781192125)

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiapakah sekolah yang diteliti ini telah melaksanakanKTSP sesuai dengan Badan Standar Nasional Pendidikan.Dalam hal ini untuk mengetahui apakah telah sesuai,maka peneliti melakukan analisis pada dokumen I dandokumen II KTSP yang dimiliki sekolah. Penelitian iniadalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif,menggunakan metode ini peneliti dapat melihat, medengarsemua hal yang terjadi pada saat melakukan observasi.Subyek data dalam penelitian ini adalah wakil bidangkurikulum dan guru mata pelajaran Fisika. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada dokumen I dan II KTSPmata pelajaran Fisika kelas XI semester genap, dokumentersebut telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan danBadan Standar Nasional Pendidikan. Namun padapelaksanaannya masih ada hal-hal yang harus diperbaikilagi agar kurikulum yang dilaksanakan berjalan denganbaik.Kata Kunci: KTSP, dokumen Idan II KTSP

Abstract: This study aims to determine whether a schoolhas been implementing KTSP investigated in accordancewith the National Education Standards Agency. In thiscase to determine whether there has been appropriate,the researchers conducted an analysis on the documentsI and II documents KTSP-owned school. This research isa descriptive qualitative research method, using thismethod the researcher can see, happened to hear all thethings that happened at the time of observation. Datasubjects in this study is representative of the fieldof curriculum and subject teachers of Physics. The

results showed that the documents I and II KTSPsubjects Physics class XI semester, the document meetsNational Education Standards and the National EducationStandards Agency. However, in practice there are stillthings that have to be fixed again for a curriculumthat goes well executed.Keywords: KTSP, KTSP documentsI and II

i

1

PENDAHULUAN

Perubahan

perkembangan

kurikulum terjadi

akibat adanya

kebutuhan

pendidikan yang

berbeda sesuai

dengan perkembangan

zaman. Semakin

berkembangnya suatu

bangsa, maka

kebutuhan akan

pendidikan juga

semakin

meningkat. Pada

dasarnya

perubahan yang

terjadi dikarenakan

oleh kurang

optimalnya suatu

kurikulum tersebut

berjalan, oleh

karena itu

perubahan kurikulum

dilakukan sebagai

jalan untuk

penyempurnaan atau

pengembangan

suatu

kurikulum.

Di

Indonesia,

perubahan

kurikulum

ditandai

dengan

berubahnya

nama

kurikulum

tersebut.

Penggunaan

nama

kurikulum

biasanya

diambil dari

tahun pada

saat

kurikulum

tersebut

2mengalami perubahan.

Contohnya, kurikulum 1947,

maka kurikulum tersebut

dibuat atau mengalami

perubahan pada tahun 1947.

Kaidah penamaan kurikulum

ini masih berlaku sampai

dengan sekarang, kecuali

untuk kurikulum tahun 2004

dan tahun 2006. Kedua

kurikulum ini lebih populer

dengan sebutan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK)

dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).

Pengembangan KTSP

mengacu pada Standar

Nasional Pendidikan (SNP)

untuk menjamin pencapaian

tujuan pendidikan nasional.

SNP terdiri atas Standar Isi

(SI), Standar Proses,

Standar Kompetensi Lulusan

(SKL),

3

Standar Tenaga

Kependidikan,

Standar Sarana dan

Prasarana, Standar

Pengelolaan, Standar

Pembiayaan dan

Standar Penilaian

Pendidikan. Dua

dari kedelapan

Standar Nasional

Pendidikan tersebut,

yaitu SI dan SKL

merupakan acuan

utama bagi satuan

pendidikan dalam

mengembangkan

kurikulum. Serta

dalam peyusunannya

berpedoman pada

Badan Standar

Nasional Pendidikan

(BSNP). Berkaitan

dengan SI

dan SKL maka

secara

dokumentatif

kedua

standar ini

terdapat

pada dokumen

I dan II

KTSP. Pada

dokumen I

menyangkut

visi dan

misi

sekolah,

tujuan

pendidikan

dan tujuan

sekolah,

struktur

4muatan kurikulum.

Sedangkan dalam dokumen II

menyangkut silabus dan RPP.

Dokumen-dokumen tersebut

berisi tentang penjabaran

poin-poin dari SI dan SKL

tersebut.

Penilaian KTSP

dilaksanakan setelah

dilakukannya penyusunan

program dan proses

pembelajaran berlangsung.

Penilaian ini dilakukan

sebagai jalan evaluasi untuk

memperbaiki atau

mengembangkan demi

penyempurnaan kurikulum yang

digunakan.

Dengan adanya penilaian

sebagai jalan evaluasi, maka

tidak menutup kemungkinan

adanya pengembangan atau

perubahan dalam penyesuaian

kurikulum tersebut. Hal

tersebut kembali

menimbulkan pertanyaan.

Apakah

kurikulum

5

mengalami banyak

pengembangan atau

perubahan itu

sebagai jalan

penyempurnaan atau

karena sampai saat

ini belum ada

kesesuaian antara

para penyusun

kurikulum dengan

pelaksana kurikulum.

Oleh karena itu

peneliti mencoba

menganalisis

pelaksanaan KTSP

mata pelajaran

Fisika, dalam hal

ini meng-kompare

apakah dokumen I

dan II yang

berkaitan dengan SI

dan SKL telah sesuai

dengan SNP dan BSNP.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan

pembatasan masalah

maka dapat

dirumuskan

perumusan

masalah

sebagai

berikut,

Bagaimana

hasil

analisis

pelaksanaan

dokumen I dan

II Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan

(KTSP)

mata pelajaran

Fisika kelas

XI IPA di SMAN

93 Jakarta.

6KERANGKA TEORI

1. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)

Perkembangan

kurikulum di

Indonesia terjadi

sebanyak sembilan kali

perubahan dan tahun ini

menjadi perubahan

kurikulum yang ke

sepuluh. Tidak ada yang

salah jika kurikulum

terus berganti selama

ilmu pengetahuan dan

teknologi berkembang.

Karena pada dasarnya

kurikulum itu harus

mengikuti

perkembangan zaman, agar

perkembangan ilmu

pendidikan tidak

mengalami

kemunduran. Tetapi

faktanya menjadi

masalah adalah

kecepatan waktu

dalam proses

perubahan

kurikulum tersebut,

dimana kurikulum yang

satu belum berjalan

secara efektif

namun sudah ada

perubahan

kurikulum lagi.

Itulah

yang mengakibatkan

ketidaksiapan dari

masyarakatnya

dalam

7

perubahan dan

perkembangan

kurikulum tersebut.

KTSP adalah

kurikulum oprasional

yang disusun dan

dilaksanakan oleh

masing-masing satuan

pendidikan. KTSP

dikembangkan sesuai

dengan relevansinya

oleh setiap satuan

pendidikan di bawah

koordinasi dan

supervisi dinas

pendidikan atau

kantor departemen

agama kabupaten/kota

untuk pendidikan

dasar dan provinsi

untuk pendidikan

menengah.

KTSP secara

yuridis diamanatkan

oleh UU No 20

Tahun 2003tentang

Sistem Pendidikan

Nasional dan

Peraturan Menteri

(Permen) Republik

Indonesia

Nomor

19 Tahun

2005 tentang

Standar

Nasional

Pendidikan

(SNP).

Pengembangan

KTSP mengacu

pada SNP

untuk

menjamin

pencapaian

tujuan

pendidikan

nasional.

SNP terdiri

atas Standar

Isi (SI),

Standar

Proses,

Standar

Kompetensi

Lulusan

(SKL),

8Standar Tenaga

Kependidikan, Standar

Sarana dan Prasarana,

Standar Pengelolaan, Standar

Pembiayaan dan Standar

Penilaian Pendidikan.

Dua dari kedelapan SNP

tersebut, yaitu SI dan SKL

merupakan acuan utama bagi

satuan pendidikan dalam

mengembangkan kurikulum.

Penyusunan KTSP oleh

sekolah dimulai tahun ajaran

2007/2008 dengan mengacu

pada SI dan SKL untuk

pendidikan dasar dan

menengah sebagaimana yang

diterbitkan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional masing-masing

Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar

Isi untuk satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah yang

mencakup lingkup materi

minimal dan tingkat

kompetensi minimal untuk

mencapai kompetensi lulusan

minimal jenjang dan jenis

pendidikan tertentu dan

Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kompetensi

9

Lulusan untuk satuan

pendidikan dasar dan

menengah digunakan

sebagai pedoman

penilaian dalam

menentukan kelulusan

peserta didik, serta

Panduan Pengembangan

KTSP yang

dikeluarkan oleh

BSNP. Berkaitan

dengan SI dan SKL

maka secara

dokumentatif kedua

standar ini

terdapat pada

dokumen I dan II

KTSP. Dokumen-

dokumen tersebut

berisi tentang

penjabaran poin-poin

dari SI dan SKL.

SNP diperlukan

dalam rangka

meningkatkan

kualitas pendidikan.

Adanya standar atau

hasil yang harus

dicapai, juga dapat

meningkatkan

komponen

input dan

proses

pembelajaran

yang

dilaksanakan

akan lebih

efektif

sehingga

hasilnya

lebih

optimal

karena

pembelajaran

lebih

berfokus.

Salah

satunya

ialah adanya

standar

kompetensi

pada setiap

komponen

dalam

ketercapaian

nya,

kompetensi

ini yang

menjadi

acuan untuk

1para peserta didik agar

dapat meningkatkan hasil

yang optimal. Serta sebagai

jalan untuk mencapai suatu

tujuan dari kegiatan

pembelajaran yang

berlangsung.

Dalam Peraturan

Pemerintah dikemukakan bahwa

SNP adalah kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

SNP bertujuan menjamin mutu

pendidikan nasional dalam

rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa dan

membentuk watak serta

peradaban bangsa yang

bermartabat.

Namun wilayah Indonesia

yang luas ini menjadi

kendala dalam ketercapaian

mutu pendidikan yang tidak

merata, kelompok masyarakat

yang bermukim di pelosok

tentu yang paling merasakan

kerugian itu, karena pada

kenyataannya sistem

pendidikan Indonesia belum

benar-benar berjalan

1

secara efektif. Maka

untuk meminimalisir

kerugian dan

kelemahan tersebut,

pemerintah membuat

Standar Nasional

Pendidikan.

Pada pembahasan

kali ini penulis

hanya memfokuskan

penelitian pada dua

standar yang menjadi

acuan dalam

pengembangan KTSP

ini yakni, SI dan

SKL. Kedua standar

ini menjadi tolak

ukur suatu kurikulum

dapat dinyatakan

telah sesuai oleh

BSNP atau tidak.

BSNP telah membuat

panduan dalam

penyusunan KTSP ini,

sehingga sekolah

memiliki wewenang

untuk

mengembangkannya

sesuai dengan

potensi dan

kebutuhan

dari sekolah

tersebut.

Dalam

SI terdapat

empat

komponen

utama dalam

penyusunanny

a, antara

lain tujuan

pendidikan

tingkat

satuan

pendidikan,

struktur dan

muatan

kurikulum,

kalender

pendidikan,

dan silabus.

Keempat

komponen

1ini secara dokumentatif

terdapat dalam dokumen

I dan II KTSP. Dokumen I

berkaitan dengan SI meliputi

tujuan pendidikan tingkat

satuan pendidikan, struktur

dan muatan kurikulum, dan

kalender pendidikan.

Sedangkan dalam dokumen II

meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

Dalam SI, tujuan

pendidikan tingkat satuan

pendidikan meliputi visi,

misi dan tujuan sekolah.

Semuanya disesuaikan

dengan keadaan lingkungan

sekolah serta potensi

sekolah, yang merujuk pada

tujuan instruksional dan

standar penyusunan dari BSNP

serta SNP. Pada struktur dan

muatan kurikulum terdapat

dua komponen utama yakni,

struktur kurikulum dan

muatan dari kurikulum

tersebut. Struktur kurikulum

memiliki lima kelompok

mata pelajaran antara lain,

kelompok mata

pelajaran

1

agama, kelompok mata

pelajaran

kewarganegaraan dan

kepribadian,

kelompok mata

pelajaran ilmu

pengetahuan dan

teknologi, kelompok

mata pelajaran

estetika, dan

kelompok mata

pelajaran jasmani,

rohani dan

kesehatan. Sedangkan

dalam muatan

kurikulum terdapat

sejumlah mata

pelajaran dan muatan

lokal serta

pengembangan diri,

yang memiliki beban

belajar bagi peserta

didik.

Dalam SKL ini,

yang menjadi fokus

penulis adalah pada

mata pelajaran

fisika. Dimana

dalam pembahasan

di bab III dinalisis

semua standar

kompetensi

lulusan di SMA

93 Jakarta.

Analisis yang

dilakukan

mencakup

analisis

standar

kompetensi

lulusan satuan

pendidikan,

analisis

standar

kompetensi

lulusan

kelompok mata

pelajaran ilmu

pengetahuan

dan

teknologi,

analisis

standar

kompetensi

lulusan mata

pelajaran

fisika, dan

1analisis standar

kompetensi dan kompetensi

dasar.

2. Pengembangan

dan Pelaksanaan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)Dalam pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan terdapat

prisip- prinsip

pengembangannya sesuai

dengan panduan penyusunan

yang dikeluarkan oleh

BSNP. Prinsip-prinsip

pengembangan tersebut

antara lain sebagai

berikut :

a. Berpusat pada

potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan

kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan

dengan berdasar pada

prinsip bahwa peserta

didik memiliki potensi

yang dapat dikembangkan

menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan YME,

berakhlak mulia,

sehat, berilmu,

cakap, kreatif

serta bertanggung

jawab.

1

b. Beragam dan

terpadu Kurikulum

dikembangkan

dengan

memperhatikan

karakteristik

peserta didik,

lingkungan,

jenjang dan

jenis

pendidikan,

perbedaan

suku dan

budaya, status

sosial dan

jender.

c. Tanggap

terhadap

perkembangan ilmu

pengetahuan,

teknologi dan seni

Perkembangan ilmu

pengetahuan,

teknologi dan seni

yang terus

meningkat membuat

suatu kurikulum

harus dikembangkan

atas dasar

tersebut

agar

pendidikan

tidak

tertinggal

oleh

globalisas

i.

d. Relevan

dengan

kebutuhan

kehidupan

Pengembang

an

kurikulum

yang baik

harus

relevan

dengan

kebutuhan

kehidupan

yang ada,

sehingga

hasil dari

pendidikan

dapat

1diaplikasikan

pada kehidupan sehari-

hari.

e. Menyeluruh

dan berkesinambungan

Kurikulum mencakup

keseluruhan

dimensi kompetensi, bidang

kajian dan mata

pelajaran yang disajikan

secara menyeluruh dan

saling berkesinambungan.

f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum

memiliki keterkaitan

antara pendidikan

formal, nonformal dan

informal. Dalam hal ini

pendidikan harus mampu

membuat peserta didik mau

belajar sepanjang hayat.

g. Seimbang

antara kepentingan

nasional dan kepentingan

daerah Kurikulum

harus dikembangkan

seimbang antara

kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk

membangun kehidupan

yang baik. Kepentingan

yang satu

1

dengan yang

lainnya harus

saling mengisi dan

sejalan.

Sedangkan dalam

kaitannya dengan

pelaksanaan

kurikulum, terdapat

acuan oprasional

yang harus

diperhatikan saat

penyusunan KTSP.

Acauan oprasional

ini yang menjadi

standar untuk

pelaksanaan dan

pengembangan

kurikulum, acuan

oprasional tersebut

ialah sebagai

berikut

:a. Peningkatan

iman dan taqwa

serta akhlak mulia

Kepribadian

yang baik

terbentuk

atas dasar

keimanan dan

ketaqwaan

serta

akhlak

mulia

yang baik.

Oleh

karena

itu semua

mata

pelajaran

dalam

kurikulum

disusun

mengacu

pada

peningkata

n iman

dan

taqwa

serta

akhlak

mulia.

b.

Peningkata

n

potensi,

kecerdasan

, dan

minat

sesuai

1dengan tingkat

perkembangan dan

kemampuan peserta

didik

Kurikulum disusun

dengan

memperhatikan

potensi,

kecerdasan dan

minat, oleh karena

itu pendidikan

merupakan proses

peningkatan

potensi baik

afektik, kognitif,

dan psikomotorik

sesuai dengan

tingkat

perkembangan dan

kemampuan peserta

didik.

c. Keragaman

potensi dan

karakteristik

daerah dan

lingkungan

Adanya keragaman

potensi dan

karakteristik

daerah dan

lingkungan membuat

pendidikan harus

menyesuaikan

kondisi tersebut.

Oleh sebab itu,

kurikulum

1dirancang dengan acuan

oprasional tersebut agar

menghasilkan lulusan yang

dibutuhkan oleh

daerahnya.

d. Tuntutan

pembangunan daerah dan

nasional Berkembangnya

zaman membuat kurikulum

harus memperhatikan

pendidikan

2

pada pembangunan

daerah dan

nasional.

e. Tuntutan dunia

kerja Pendidikan

harus membekali

peserta

didiknyaagar

memiliki

keterampilan dalam

bidang ekonomi,

agar apabila

setelah

lulus tidak

melanjutkan ke

jenjang yang

lebih tinggi

mereka mampu

tetap

bertahan dengan

kemampuan

kecakapan hidup

yang dimilikinya.

Sehingga kurikulum

perlu memuat

kecakapan hidup

untuk menyongsong

tuntutan dunia

kerja.

f.

Perkembang

an

ilmu

pengetahua

n,

teknologi

dan seni

Berkembang

nya

teknologi

membuat

pendidikan

harus

terus

berkembang

pula,

perkembang

an

tersebut

dapat

berupa

perubahan

kurikulum

secara

berkala

dan

berkesinam

bungan

agar tetap

2sejalan dengan

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan

teknologi

tersebut.

g. AgamaMuatan semua mata

pelajaran harus

mendukung

peningkatan iman

dan taqwa agar

sikap dan sifat

toleransi antar

umat beragama

tetap terjalin

dengan baik.

h. Dinamika

perkembangan

global

Pendidikan harus

menciptakan

kemandirian, baik

pada individual

maupun bangsa

dan mampu bersaing

secara sehat serta

memiliki kemampuan

untuk tinggal

berdampingan

dengan suku dan

bangsa lain.

i. Persatuan

nasional dan

nilai-nilai

2kebangsaan Kurikulum

harus mampu mendorong

berkembangnya wawasan dan

sikap kebangsaan serta

persatuan, dan pendidikan

diarahkan untuk membangun

karakter tersebut.

2

j. Kondisi

sosial budaya

masyarakat

setempat Kurikulum

harus dikembangkan

dengan kearifan

budaya lokal

sebagai jalan

pelestarian

keragaman budaya.

k. Kondisi jenderKurikulum

dikembangkan

dengan

memperhatikan

kesetaraan jender,

agar terlaksana

secara adil.

l. Karakteristik

satuan pendidikan

Kurikulum harus

dikembangkan

sesuai dengan

visi, misi, tujuan

sekolah, dan ciri

khas satuan

pendidikan

tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari

analisis yang

telah dilakukan

pada dokumen I

dan dokumen II

KTSP SMAN 93

Jakarta,

didapatkan hasil

bahwa dokumen-

dokumen tersebut

dalam

penyusunannya

telah mengacu

pada Panduan

Penyusunan KTSP

yang diterbitkan

oleh Badan

Standar

2Nasional Pendidikan. Dalam

dokumen I secara dokumtatif

meliputi tujuan pendidikan

dan tujuan sekolah, visi dan

misi sekolah, struktur dan

muatan kurikulum, kalender

pendidikan. Sedangkan untuk

dokumen II meliputi silabus

dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Namun masih kurang

dalam pelaksanaan nyata di

lingkungan sekolah, ini

dikarenakan faktor sarana

prasarana dan beberapa

pendidik yang tidak

menjalankan KTSP dengan

baik. Seorang pendidik

menjadi sangat penting dalam

pelaksanaan kurikulum ini,

karena KTSP akan berjalan

dengan baik jika dijalankan

oleh pendidik yang kompeten.

KESIMPULAN

Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

membebaskan kepada masing-

masing sekolah untuk

mengembangkan potensi yang

ada pada sekolah tersebut.

Dengan tetap mengacu

pada UU

2

RI No 20 Tahun

2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

dan PP RI No 19

Tahun 2005 tentang

Standar Nasional

Pendidikan. Dimana

pada penyusunannya

mengacu kepada

Peraturan Menteri

PendidikanNasional

No 22

Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk

Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah,

serta Peraturan

Menteri Pendidikan

Nasional No 23

tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

Dari analisis

yang telah dilakukan

pada dokumen I dan II

Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan

mata pelajaran Fisika

Kelas XI Semester

Genap, ditemukan bahwa

semua dokumen tersebut

telah memenuhi

Standar Nasional

Pendidikan (SNP)

dan Badan

Standar Nasional

Pendidikan

(BSNP). Dokumen

I dan II SMAN

93 Jakarta

dikembangkan

sesuai dengan

kondisi sekolah

dan lingkungan

sekolah. Namun

pada

pelaksanaannya

di lapangan

terkadang tidak

sesuai dengan

2apa yang sudah

direncanakan secara

tertulis, ini disebabkan

oleh faktor keterbatasan

waktu, pendidik dan

prasarana.

SARAN

Dari kesimpulan di

atas, maka saran yang dapat

diberikan oleh penulis

adalah perlunya analisis

lebih lanjut sebagai jalan

evaluasi untuk diperbaiki

atau dikembangkan demi

penyempurnaan sistem

kurikulum, dan hendaknya

dalam melakukan analisis

serta evaluasi dilakukan

secara berkelanjutan agar

dapat mencapai tujuan

pendidikan sekolah.

Terlebih dengan adanya

kurikulum baru 2013 membuat

para pengajar harus lebih

kompeten dalam memahami dan

melaksanakan proses

pembelajaran. Pembaharuan

dan perkembangan kurikulum

harusnya didasarkan pada

kebutuhan dunia

pendidikan, bukan

sebaliknya.

2

DAFTAR PUSTAKA

Dimiyati dan Mudjiono.

2009. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta:

Rineka Cipta.

E, Mulyasa. 2008.

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Bandung: Rosda.

E, Mulyasa. 2009.

Implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Ferawati dkk. 2011.

Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta:

Uhamka Press.

Muslisch, Mansur. 2011.

KTSP Dasar Pemahaman

dan Pengembangan.

Jakarta: Bumi

Aksara.

Nasution, S.

2011. Asas-asas

Kurikulum. Jakarta: Bumi

Aksara. Panduan

Penyusunan KTSP BNSP

Peraturan

Menteri

Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun2006. Standar

Isi. Jakarta.

BSNP

PeraturanMenteriPendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun2006. Standar KompetensiLulusan. Jakarta.BSNP

2Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 24Tahun2006. Pelaksanaan

Peraturan Menteri Nomor

22 dan 23. Jakarta.

BSNP

Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 41Tahun2007. Standar Proses.

Jakarta. BSNP

Peraturan Menteri

Pendidikan Nomor 27

Tahun 2008. Standar

Kualifikasi Akademik

dan Kompetensi

Konselor. Jakarta. BSNP

Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun

2007. StandarSaranaPrasarana. Jakarta.

BSNP Peraturan Menteri Nomor

19 Tahun

2007. StandarPengelolaanPendidikan. Jakarta.

BSNP Peraturan Menteri Nomor

89 Tahun

2009. Standar

Pembiayaan. Jakarta.

BSNP

Peraturan Menteri Nomor 20 Tahun

2007. StandarPenilaianPendidikan. Jakarta.

BSNP Undang-Undang

Republik Indonesia

Nomor 2 Tahun 1989.SistemPendidikanNasional. Jakarta