EKSPERIMEN FISIKA II
-
Upload
dsm-academy -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of EKSPERIMEN FISIKA II
EKSPERIMEN FISIKA II
KEBERLAKUAN HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
“TUMBUKAN TIDAK ELASTIS PADA PENDULUM”
DISUSUN OLEH :
DEDY YUSHARI JUFRI101204174
ICP OF PHYSICS
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Momentum memiliki arti yang berbeda dengan arti keseharian.
Anda mungkin pernah mendengar orang mengatakan “Saat ini adalah
momentum yang tepat untuk meluncurkan album baru”. Kata momentum
pada kalimat tersebut memiliki arti berbeda dengan “momentum”
dalam fisika. Momentum dalam fisika merupakan ukuran kesukaran
dalam memberhentikan suatu benda yang bergerak. Momentum erat
hubungannya dengan massa dan kecepatan. Konsep ini juga
mempelajari kejadian bertumbukannya dua benda atau lebih dan
menganalisis gerak. Mempelajari hukum kekekalan momentum
merupakan salah satu konsep penting dalam fisika. Ilmuwan yang
berjasa pada penemuan hukum kekekalan momentum, antara lain, John
Willis, Cristopher Wren, dan Christiam Huygens.
Pernahkan Anda menyaksikan atau mendengar berita mengenai
peluncuran roket? Bagaimana
sistem yang bekerja pada peluncuran tersebut? Prinsip kerja roket
berdasarkan hukum kekekalan momentum. Saat masih berada di
landasan (masih diam), momentum roket sama dengan nol. Ketika
bahan bakar direaksikan, gas panas ditembakkan ke bawah dan badan
roket naik untuk menyeimbangkan momentum totalnya. Pada fase ini
momentum roket tetap bernilai nol. Sama halnya dengan sebuah buah
yang tergantung bebas lalu ditembak dengan sebuah proyektil
dimana kecepatan awal pada buah adalah nol dan ketika ditembak
dengan sebuah proyektil kecepatan keduanya sama, hal ini
dinamakan tumbukan tidak lenting. Jadi Apakah yang dimaksud
dengan momentum? Serta apakah yang dimaksud hukum kekekalan
momentum ? Pada kesempatan kali ini kita akan melakukan
eksperimen tentang tumbukan tidak lenting sama sekali..
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana memverifikasi hukum kekekalan momentum dalam satu
dimensi dalam sebuah tumbukan tidak elastis antara pendulum
stasioner dan proyektil bola baja ?
2. bagaimana cara menentukan kecepatan dari sistem pendulum-bola
setelah tumbukan inelastis oleh pengukuran ketinggian
peningkatan sistem .?
C. TUJUAN
1. Untuk memverifikasi hukum kekekalan momentum dalam satu
dimensi dalam sebuah tumbukan tidak elastis antara pendulum
stasioner dan proyektil bola baja
2. Untuk menentukan kecepatan dari sistem pendulum-bola setelah
tumbukan inelastis oleh pengukuran ketinggian peningkatan
sistem .
Konservasi Momentum
Menurut prinsip konservasi momentum, momentum adalah kekal
dalam elastis dan inelastic tumbukan. Jika sistem terisolasi,
perubahan momentum dari salah satu bagian dari sistem akan
mewujudkan sederajat perubahan momentum di bagian lain dari
sistem. Kekekalan momentum awal dan akhir diberikan sebagai:
Pi=Pf Dalam percobaan ini, seperti ditunjukkan pada Gambar. 1, sistem
ini terdiri dari bola baja dan pendulum. Karena pendulum diam
sebelum tumbukan, kecepatannya (dan dengan demikian momentum)
adalah nol. Dengan demikian total momentum sistem sebelum
tumbukan, P i , Adalah momentum bola, dan karena itu, Pi adalah
produk dari massa m bola dan v kecepatannya.
Pi=mv …. (1)Dan kecepatan awak vi adalah
vi=xt … (1a)
Dimana x adalah jarak kedudukan antara pendulum dan proyektil
yang jaraknya diubah-ubah dan t adalah waktu tempuh yang
dibutuhkan proyektil untuk menumbuk pendulum.
Pada saat tumbukan, bola ditangkap oleh pendulum. Keduanya
sekarang berbagi kecepatan umum vf dan gabungan massa (M + m).
Momentum akhir dari sistem ini, Pf , Diberikan oleh:
Pf=(M+m)vf …. (2)
Setelah tumbukan pendulum berayun pada pusat penyangga. Pada
perpindahan sudut maksimum, pusat massa dari sistem akan
meningkat melalui jarak vertikal h. Ini adalah posisi titik-
titik yang ditunjukkan pada Gambar. 1. Pada saat ini semua
energi kinetik awal telah diubah menjadi energy potensial.
Menerapkan prinsip konservasi energi, diperoleh:
12
(M+m )vf2=(M+m)gh…. (3)
di mana g adalah percepatan gravitasi. Kecepatan dari sistem
bola pendulum adalah:
vf=√2gh …. (4)
Memasukkan persamaan (4) ke dalam persamaan (2), diperoleh:
Pf=(M+m)√2gh …. (5)
Gambar 1: Blackwood alat pendulum balistik dengan pistol semi.
Pusat massa dari pemegang dengan bola akan menaikkan ketinggian
h bersih ke posisi yang telah ditentukan/dititik. Sebuah pawl
pada bawah dudukan tangkapan di takik di rak melengkung untuk
menahan system pada titik tertinggi (ditunjukkan dalam Posisi
titik-titik).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
- Variable terukur :
a. Massa proyektil (m) , gram
b. Massa pendulum (M), gram
c. Posisi awal pendulum (hi), cm
d. Posisi akhir pendulum (hf), cm
e. Jarak pendulum dari proyektil (x), cm
f. Waktu tumbukan proyektil ke pendulum (t), s
- Variable bebas/tidak terukur :
a. Gravitasi bumi (g), m/s
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
a. Massa proyektil, dengan symbol (m), memiliki satuan gram atau Kg.
dimana massa proyektil ini diukur menggunkan neraca digital
dengan kesalahan mutlak 5%. Proyektil yang digunakan hanya satu
buah yang dilontarkan pada sebuah balok kayu yang berupa pendulum
pada percobaan pertama, dan melontarkan proyektil tersebut secara
bebas tanpa hambatan pada percobaan kedua untuk menghitung
kecepatan proyektil.
b. Massa pendulum, dengan symbol (M), merupakan variable yang diukur
dan memiliki satuan gram atau Kg, dimana massa pendulum ini
diukur menggunakan neraca digital dengan kesalahan mutlak 5%.
Pendulum disini merupakan jumlah massa dari sebuah balok kayu
dengan kawat yang digantung bebas pada alat. Pendulum ini,
merupakan balok stasioner dan sebagai objek pelontar pada
proyektil. Pada percobaan ini, kita tidak menghitung momentum
pendulum melainkan momentum proyektil.
c. Posisi awal pendulum, dengan symbol (hi), memiliki satuan cm atau
meter. Dimana posisi awal pendulum diukur mulai dari dasar alat
ke ujung atas balok yang tergantung pada sebuah kawat dan masih
tergantung bebas sebelum terjadinya tumbukan dengan proyektil.
Posisi ini diukur menggunakan sebuah mistar. Posisi ini diukur
sebanyak 5 kali atau lebih lalu di rata-ratakan.
d. Posisi akhir pendulum, dengan symbol (hf), memiliki satuan cm
atau meter. Dimana posisi akhir ini diukur mulai dari dasar alat
ke ujung atas balok yang telah terlontar akibat tembakan pada
sebuah proyektil. Posisi ini diukur menggunakan mistar, pada
pengukuran ini harus hati-hati dan cermat dalam melihat skala
pada mistar. Posisi ini dikur sebanyak 10 kali atau lebih lalu di
rata-ratakan.
e. Gravitasi bumi memiliki symbol (g) dengan satuan m/s2. Gravitasi
merupakan variable bebas atau variable tak terikat, dimana
variable ini digunakan untuk menentukan kecepatan lontaran
proyektil pada sebuah lintasan parabola arah horizontal.
f. Jarak antara pendulum dengan proyektil (x) dengan satuan cm.
jarak ini merupakan variable terukur atau variable manipulasi,
dimana jarak ini besarnya diubah-ubah sebanyak 10 kali sesuai
banyaknya manipulasi ketinggian h. jarak ini pula akan dirata-
ratakan untuk memperoleh nilai kecepatan awal tumbukan proyektil
terhadap pendulum.
g. Waktu tempuh proyektil menumbuk pendulum (t) dengan satuan sekon.
Waktu ini merupakan variable terukur atau variable manipulasi,
dimana waktu ini besarnya diubah-ubah sebanyak 10 kali sesuai
banyaknya manipulasi ketinggian h dan jarak. Variable ini pula
akan dirata-ratakan untuk memperoleh nilai kecepatan awal
tumbukan proyektil terhadap pendulum. Waktu diukur menggunakan
stopwatch.
C. ALAT DAN BAHAN/METODE
Alat adalah pendulum balistik Blackwood dengan senapan semi,
seperti ditunjukkan pada Gambar. 1.
Pada bagian pertama percobaan, bola baja terpasang pada pistol
semi diluncurkan horisontal dan tertangkap oleh dudukan pada
pendulum. Pendulum kemudian naik ketinggian h. Dari pengukuran
ini h, kecepatan, v, dari sistem pendulum-bola ditentukan sebagai
pendulum pertama mulai berayun. Mengetahui kecepatan ini dan
massa bola dan pendulum, pada momentum akhir P f , setelah system
maka tumbukan dapat ditentukan. Pada bagian kedua dari percobaan, pendulum berayun keluar dari
jalan sehingga tidak mengganggu bola. Kecepatan bola saat
peluncuran ditentukan dari pengukuran y ketinggian awal di atas
lantai dan kisaran X horizontal ke titik hasil tumbukan.
Momentum bola sebelum tumbukan adalah yang kecepatan v kali m
massanya. Momentum pendulum stasioner - sebelum tumbukan dengan
bola bergerak - adalah nol karena tidak bergerak. Oleh karena
itu, momentum awal dari system bola pendulum sebelum tumbukan
adalah hanya momentum bola.
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Bingkai alat Blackwood harus rata dan tegas dijepit ke meja.
Adalah penting bahwa alat tetap berada di posisi yang sama
sampai semua pengukuran telah selesai. Jadi, berhati-hatilah
untuk tidak memindahkan meja selama percobaan! Alat harus
terletak di dekat salah satu tepi meja.
Perhatian: Pastikan tidak ada di jalur bola baja untuk
mencegah cedera pada siswa lain atau instruktur.
3.2.1. Penentuan Velocity Final (Kecepatan akhir) Pendulum-
Proyektil (bola baja) Sistem setelah tumbukan
1. Lepaskan pendulum dari rak dan memungkinkan untuk menggantung
bebas. Identifikasi pointer indeks menandai pusat massa
pendulum. Hati-hati mengukur h i (Lihat Gambar. 1), ketinggian
Indeks pointer di atas dasar peralatan. Perkirakan kesalahan
eksperimental dalam mengukur h i. 2. Pindahkan pendulum naik ke rak. Siapkan senjata untuk
diluncurkan dimana pendulum pada rak sedangkan proyektil (ball)
ditempatkan pada poros ujung tersebut pada semi-gun . Memegang
pistol dengan satu tangan, dan dengan tangan yang lain mendorong
bola kembali terhadap pegas sampai kerah pada batang pelatuk.
Ini kompres pegas jumlah tertentu. Disebabkan oleh penyimpangan
dalam mekanisme peluncuran, Anda akan menemukan beberapa variasi
dalam kecepatan v. Ini akan menyebabkan variasi dalam nilai
ketinggian hf (Lihat Gambar. 2) yang pendulum naik.
3. Lepaskan pendulum dari rak dan memungkinkan untuk menggantung
bebas. Ketika pendulum adalah saat istirahat, meluncurkan bola
ke pemegang pendulum. Pendulum akan berayun dari posisi awalnya,
hi, ke posisi akhir, hf, Seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
1.
4. Ukur hf, Ketinggian pointer indeks. Perkirakan kesalahan
dalam pengukuran ini. Untuk melepaskan bola, dorong keluar dari
dudukannya dengan jari Anda.
5. Ulangi langkah 2 sampai 4 untuk membuat sepuluh peluncuran
pendulum ke rak/holder. Setiap anggota kelompok harus mengambil
giliran mengukur hi dan h f .
6. lakukan pengukuran pula terhadap jarak pendulum dan proyektil
ketika pengukuran/ penentuan nilai h. variable ini diubah
sebanyak 10 kali dengan jarak yang berbeda, tuk setiap kali
lontaran. Ukur pula banyaknya waktu yang dibutuhkan proyektil
untuk menumbuk pendulum, variable ini merupakan variable respon
dari jarak tempuh.
7. Setiap kelompok tersebut yang anggota harus mengukur massa m
dari bola menggunakan neraca keseimbangan. Catatan perkiraan
Anda dari kesalahan eksperimental untuk prosedur ini. Catat M
massa balistik pendulum (diberikan pada peralatan).
E. ANALISIS DATA
1. TABEL
Tabel yang digunakan ada 3 macam yaitu table hubungan hi dan hf,
table waktu t dan table
jarak s
Konservasi Momentum dalam Satu Dimensi
Data Sheet
1. Catat massa bola baja dan pendulum:
m bola = ________________gram
M pendulum = ________________gram
2. Pengukuran hi dan hf dari Pendulum
#
-
hi
cm
#
-
hf
cm
h = (hf –
hi,avg)
cm1 12 23 3hi,
average =
4
5678910
3. Pengukuran t (sekon) dan x (cm) dari bola baja
t
sekon
x
cm
t
s
x
cm
2. TEKNIK ANALISIS DATA
Adapun perhitungan dan analisis data dalam percobaan ini adalah :
1. Hitung mean (rata-rata) nilai h, t, dan x
2. Masukkan nilai rata-rata dari kisaran t dan x ke dalam Pers.
(1a) untuk mendapatkan kecepatan v dari bola sebelum bertumbukan
dengan pendulum. Hitung momentum awal sistem menggunakan
Persamaan. (1), (Pi = m v) atau bergantian Anda dapat
menggunakan Persamaan. (9) untuk mendapatkan nilai P i .
3. Hitung momentum akhir sistem sesaat setelah tumbukan dengan
memasukkan nilai rata-rata h ke dalam Pers. (5).
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Konservasi Momentum dalam Satu Dimensi
Data Sheet
1. Catat massa bola baja dan pendulum:
m bola/proyektil = 2.03 gram x 5% = 0.00192 kg
M pendulum = 19.46 gram x 5 % = 0.01844 kg
2. Pengukuran hi dan hf dari Pendulum
#
-
hi
cm
#
-
hf
cm
h = (hf –
hi,avg)
cm1 6.80 1 11.00 4.012 7.10 2 10.00 3.013 7.00 3 10.50 3.514 7.10 4 10.00 3.015 6.90 5 9.80 2.816 7.00 6 10.20 3.217 7.10 7 10.50 3.518 6.80 8 9.70 2.719 7.00 9 11.00 4.0110 7.10 10 11.00 4.01
Hi,
avg
6.99 3.38
3. Pengukuran t dan x dari bola baja
t
sekon
x
cm
t
s
x
cm1 25 1,40 27,5
1,04 25,5 1,49 281,2 26 1,5 28,5
1,25 26,5 1,6 291,31 27 1,7 29,5
B. ANALISI DATA
Rata-rata nilai :
h = 3.38 cm = 0.0338 m
x = 27 cm = 0.27 m
t = 1.47 s
kecepatan v dari bola/proyektil sebelum bertumbukan dengan
pendulum :
v=xt
v=0,27m1,47s
v=0,187m/s
momentum awal sistem menggunakan Persamaan. (1), (Pi = m v)
Pi=mv
Pi=(0,00192kg)(0,018 ms)
Pi=0,0036kgm /s
momentum akhir sistem sesaat setelah tumbukan dengan memasukkan
nilai rata-rata h ke dalam Pers. (5).
Pf=(M+m)√2gh
Pf=(0,01844kg+0,00192kg)√2(10)(0,0338m)
Pf=(0,02036kg)√2(10)(0,0338m)
Pf=0,00307kgm /s
Hitung energy kinetik [EK = (½) mv 2 ]
(a) Energi kinetik awal (EK) dari sistem sebelum tumbukan.
EKi=12mv2
EKi=12pi2
EKi=12
(0,0036)2
EKi=0,00000648joule
(b) Hitung energi kinetik akhir (EK) f sistem sekejap
setelah tumbukan.
EKf=12Mv2
EKf=12pf2
EKf=12
(0,00307)2
EKf=0,00000471joule
Menghitung energy yang hilang ketika tumbukan :
energiyanghilang (selisih )= [|EKi−EKf|]EKi
energiyanghilang (selisih )= [|0,00000648joule−0,00000471joule|]0,00000648joule
energiyanghilang (selisih)=0,2371
C. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini terdapat adalah Penentuan Velocityawal (Kecepatan awal) Pendulum-Proyektil (bola baja) Sistem
setelah tumbukan, pada percobaan ini kita mengukur nilai hi
dan hf, dimana hi adalah posisi awal pendulum dan hf adalah
posisi akhir pendulum. Posisi hi diperoleh 10 data dengan
rata-rata adalah 6,99 cm dan hf diperoleh 10 data. Pada
kasus ini kita menghitung nilai h sebagai perubahan posisi
atau selisih antara hf dengan hi rata-rata ( data dapat
dilihat pada table hasil percobaan) dan percobaan kedua
adalah Penentuan kecepatan awal dari Pengukuran jarak
pendulum – proyektil dan waktu tempuh lontaran. Nilai x
disini adalah jarak tempuh proyektil dari kedudukan awal
hingga menumbuk pendulum, Nilai x yang diperoleh pada
percobaan ini adalah 10 data dengan rata-rata nilai 2,75 cm.
sedangkan nilai t adalah waktu tempuh proyektil hingga
menumbuk pendulum. Nilai t yang diperoleh adalah 10 data
dengan rata-rata 1,47 sekon. Semakin besar nilai x maka
semakin besar pula nilai t nya.
Pada percobaan ini pula, kita dituntut tuntut untuk
menghitung nilai Pi (momentum awal) dan Pf (momentum akhir).
Hal ini dilakukan untuk membuktikan keberlakuan hukum
kekekalan momentum dalam percobaan. Pada percobaan ini kita
mendapatkan nilai Pi sebesar 0,0036 kg m/s2 diperoleh dari
kalkulasi nilai rata-rata x dan t sehingga memperoleh nilai
v, dimana nilai v di kalikan dengan nilai m = massa
proyektil, sehingga diperoleh nilai Pi (menggunakan
persamaan 1a). Sedangkan nilai Pf yang diperoleh sebesar
0,00307 kg m/s2, nilai ini diperoleh dengan menggunakan
persamaan 2.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum yang berlandaskan
dengan hukum III Newton yang menyatakan momentum itu kekal
selama tidak ada impuls yang mempengaruhi. Dapat diartikan
bahwa momentum awal sama dengan momentum akhir. Namun pada
percobaan ini, momentum awal tidak sama dengan momentum
akhir, tapi nilai yang diperoleh memiliki selisih yang
kecil, jadi kita beranggapan bahwa hukum kekekalan momentum
pada percobaan ini terbukti. Hal ini dikarenakan, kurangnya
ketelitian dan kecermatan dalam pengukuran nilai x, t, hi,
dan hf sehingga hasil data yang diperoleh kurang akurat.
Selanjutnya kita ingin menghitung jumlah energy kinetic
untuk momentum awal dengan momentum akhir dengan persamaan
Ek = ½ mv2. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pada
percobaan ini apakah ada energy yang hilang atau lolos, jika
ada berarti percobaan ini tepat sebagai percobaan tumbukan
lenting sebagian/tdk lenting. Ek untuk tumbukan awal adalah
0,00000648 joule dan Ek untuk tumbukan akhir adalah
0,00000471joule. Dengan menggunakan persamaan diatas, makaterdapat persentase energy yang hilang sebesar 0,2371 %.
Sudah terbukti bahwa percobaan ini membuktikan tumbukan
tidak lenting. Jadi, pada percobaan ini seharusnya berlaku
hukum kekekalan momentum dan tidak berlaku hukum kekekalan
energy.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dengan mengetahui besarnya nilai h, X dan Y maka Untuk mengetahui
besarnya nilai momentum awal dan momentum akhir adalah
Pi=mv
Pf=(M+m)√2gh2. Pada percobaan ini tidak berlaku hukum kekekalan energy
karena ada energy kinetic yang lepas atau hilang ketika
terjadi tumbukan, namun berlaku hukum kekekalan momentum.
Sehingga tumbukan pada percobaan ini adalah tumbukan tidak
lenting.
3. Hukum kekekalan momentum berlandaskan pada teori hukum III
Newton yang menyatakan bahwa momentum awal sama dengan
momentum akhir.
B. SARAN
Adapun saran yang kami berikan untuk kelancaran eksperimen ini
adalah :
1. Pada waktu pengukuran dan pengambilan data, usahan secermat dan
seteliti mungkin dalam melihat skala pada alat ukur. Hal ini
berguna mengurangi kesalahan/meminimalisir kesalahan dalam
pengambilan data sehingga data yang dihasilan lebih akurat.
2. Pada waktu menggunakan alat, usahakan tidak mengubah atau
menggeser posisi alat sebelum pengambilan semua data selasai.
3. Mintalah bantuan kepada orang lain dalam pengambilan data,
sehingga seluruh kegiatan eksperimen dapat terpusat pada satu
kegiatan, sehingga data yang diperoleh lebih maksimal dan tidak
menguras tenaga.
DAFTAR PUSTAKA