Analisis dan Evaluasi Dokumen Kontrak Perjanjian

20
CONTRACT MANAGEMENT ANITA CAROLLIN TRISAKTI INTERNATIONAL BUSINESS SCHOOL FEBRUARY, 25th, 2013 ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN - Pada Surat Perjanjian/Kontrak Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis (Contoh Kontrak No 3)

Transcript of Analisis dan Evaluasi Dokumen Kontrak Perjanjian

CONTRACT MANAGEMENT

ANITA CAROLLIN

TRISAKTI INTERNATIONAL BUSINESS SCHOOL

FEBRUARY, 25th, 2013

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN - Pada Surat Perjanjian/Kontrak Pemeliharaan Lift Gedung Dinas

Teknis Abdul Muis (Contoh Kontrak No 3)

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

2

DAFTAR ISI

Cover .............................................................. 1

Daftar Isi .............................................................. 2

I Pendahuluan .............................................................. 3

1 Overview .............................................................. 3

2 Tujuan Penulisan .............................................................. 4

II Alat Analisis Dan Evaluasi .............................................................. 4

III Hasil Analisis Dan Evaluasi .............................................................. 4

1 Syarat Keabsahan Kontrak/Perjanjian (Validity Of Contracts)

.............................................................. 4

2 Anatomi Dokumen Kontrak/Perjanjian (Anatomy Of Contracts)

.............................................................. 7

IV Penutup .............................................................. 19

V Daftar Pustaka 20

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

3

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN PADA : SURAT PERJANJIAN/KONTRAK PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS

ABDUL MUIS JAKARTA

I. PENDAHULUAN

1. OVERVIEW

Hukum kontrak/perjanjian di Indonesia adalah berdasarkan Indonesian Burgerlijk Wetboek yang

diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda tahun 1848 dan hukum ini masih berlaku sampai

sekarang yang dituangkan dalam buku Kitab Undang-Undang Hukum (KUH) Perdata Republik

Indonesia (The Indonesian Civil Code-ICC).

Kewajiban-kewajiban (Obligations) dapat diperoleh dari sumbernya yaitu berupa agreement

(perjanjian/kontrak) atau law/statute (hukum/Undang-Undang)1, sehingga sebuah surat perjanjian

atau kontrak adalah merupakan salah satu dari obligations. Di dalam buku III ICC pasal 1338

paragraf I dijelaskan bahwa sebuah kontrak adalah menganut open system yaitu setiap orang

bebas dalam membuat jenis kontrak; kebebasan untuk memilih pihak-pihak yang akan membuat

perjanjian/kontrak dan kebebasan untuk menentukan bentuk dari kontrak tersebut. Dikarenakan

kontrak atau perjanjian merupakan bagian dari hukum perdata maka jika ada hal-hal yang tidak

tercantum atau diatur dalam suatu dokumen kontrak maka ketentuannya akan otomatis mengacu

pada KUH Perdata (Book III ICC) hal ini dinamakan optional law.

Dalam penyusunan atau perancangan kontrak harus benar-benar dipahami bahwa dokumen

kontrak ini adalah suatu dokumen hukum yang mengikat para pihak, hal ini sesuai dengan pasal

1338 KUH Perdata yang berbunyi “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

Undang-Undang bagi mereka yang membuatnya”.2 Dalam penyusunan dan perancangan kontrak

harus benar-benar mengidentifikasi dan memperhatikan apa saja yang seharusnya terdapat di

dalam kontrak tersebut. Penyusun dokumen kontrak setidaknya harus memiliki kemampuan dasar

dalam memahami jenis, isi dan pemilihan kata-kata yang akan menjadi kalimat hukum dalam

dokumen kontrak tersebut. Selain itu, diperlukan pemahaman mengenai bentuk formal kontrak, isi

dan asas-asas yang terkadung didalamnya, karena hal-hal yang bersifat sumir dalam suatu kontrak

yang disebabkan oleh kekeliruan dalam merumuskan suatu kalimat dapat menimbulkan akibat

1 Article 1233 ICC (Pasal 1233 Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia)

2 Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

4

hukum yang fatal, karena kerugiannya tidak terbatas dan menghambat roda bisnis, bahkan

permasalahan tersebut dapat sampai bermuara ke kasus pidana atau perdata.3

2. TUJUAN PENULISAN

Analisis dokumen kontrak pada paper ini dimaksudkan untuk memahami dan

mereview/mengevaluasi validitas dan format penulisan dokumen kontrak dengan mengambil

contoh dokumen “Surat Perjanjian/kontrak Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis

antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya

Elevator and Escalator, tanggal 2 Juli 2012”.

II. ALAT ANALISIS DAN EVALUASI

Analisis dan evaluasi dokumen kontrak/perjanjian ini menggunakan teori dan syarat penyusunan

kontrak/perjanjian yaitu dari sisi :

1. Syarat keabsahan kontrak/perjanjian (Validity Of Contracts) dan;

2. Anatomi dokumen kontrak/perjanjian (Anatomy Of Contracts).

III. HASIL ANALISIS DAN EVALUASI

Dengan mengambil contoh dokumen kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, tanggal 2 Juli

2012 tentang Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis Jakarta, berikut hasil analisis dan

evaluasi dokumen kontrak tersebut.

1. SYARAT KEABSAHAN KONTRAK/PERJANJIAN (VALIDITY OF CONTRACTS)

Untuk validitas sebuah kontrak/perjanjian maka diperlukan 4 (empat) kualifikasi sebagai

berikut:

a. Sepakat mereka yang mengikat dirinya (The Consent);

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (The Capacity);

3 www.hukumonline.com, Perancangan dan Analisis Kontrak Bisnis yang Sah dan Berkepastian Hukum, 2011

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

5

c. Suatu hal tertentu (Particular Object);

d. Suatu sebab yang halal (A Lawful Cause)4

Keempat hal tersebut akan dibahas sebagai berikut:

a. Sepakat Mereka Yang Mengikat Dirinya (The Consent)

Kesepakatan dapat dicapai jika terdapat penawaran (offer), yang menawarkan (offeror) dan

yang menerima tawaran (offeree). Offeror membuat penawaran untuk offeree; Offeree

memiliki kebebasan untuk menerima penawaran dan membuat sebuah kontrak/perjanjian

sehingga kesepakatan dicapai dan kontrak/perjanjian dibuat pada saat yang sama ketika

penawaran diterima. Hal tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Consent Reached5

Pada surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator yang bertidak sebagai Offeror

adalah PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator dan yang bertindak sebagai Offeree adalah

Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan keduanya bersepakat

bahwa PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator akan melaksanakan perkerjaan (offer)

pemeliharaan lift gedung Dinas Teknis Abdul Muis dalam surat perjanjian No. 1544/076.35

tanggal 2 Juli 2012. Maka syarat validitas kontrak yang pertama sudah terpenuhi.

4 Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia, Bagian 2 Syarat-Syarat terjadinya suatu Perjanjian yang Sah

Pasal 1320. 5 Sugiastuti, Natasya Yunita, “Validity of Contract, from The Point of View of the Indonesian Contract Law”

Bahan ajar Contract Management, Trisakti International Business School, 2013

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

6

b. Kecakapan Untuk Membuat Suatu Perikatan (The Capacity)

Seseorang yang mempunyai kualifikasi dalam membuat kontrak/perjanjian adalah yang

sudah berusia diatas 21 tahun atau sudah menikah atau didalam perwalian dan memiliki

otoritas untuk memutuskan atau menandatangani kesepakatan yang mewakili

perusahaan/organisasi.6 Pada surat perjanjian/kontrak ini dibuat antara Bapak H. Djuli

Zulkarnain (Pejabat Pembuat Komitmen Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta)

mewakili Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang jika dilihat

jabatannya dalam karir Pegawai Negeri Sipil berusia diatas 21 tahun dan diangkat menjadi

PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) beradasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pelayanan

Pajak Provinsi DKI tanggal 10 Februari 2010 No. 410/2012 tentang Pejabat Pembuat

Komitmen Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI . Dari pihak kedua adalah Bapak F. Christian

Teguh Satrya disebutkan dalam kontrak informasinya yaitu lahir 5 Okober 1966 (46 tahun –

pada tahun dibuat perjanjian, 2012) yang menjalani jabatannya selaku kuasa PT. Mitsubsihi

Jaya Elevator and Escalator berdasarkan akta pendirian No. 38 tanggal 25 Oktober 1996 dan

akta No. 35 tanggal 20 Januari 2012 yang berisikan susunan pengurus PT. Mitsubsihi Jaya

Elevator and Escalator sehingga keduanya memilki otoritas untuk mewakili

organisasi/perusahaan dalam hal ini Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta dan PT.

Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator maka syarat validitas kedua kontrak ini juga telah

terpenuhi.

c. Suatu hal tertentu (Particular Object)

Objek yang disepakati dalam perjanjian/kontrak adalah hal tertentu/khusus dan setidaknya

jenis pekerjaan tersebut dikenal dan harus merupakan barang yang dapat diperdagangkan

saja yang dapat menjadi pokok perjanjian (Pasal 1332 KUH Perdata RI).7 Dalam

kontrak/perjanjian ini objek yang disepakati adalah pekerjaan Pemeliharaan Lift Gedung

Dinas Teknis Abdul Muis, pekerjaan ini memenuhi syarat pasal 1332 KUH Perdata yaitu

merupakan barang/jasa yang dapat diperdagangkan.

d. Suatu sebab yang halal (A Lawful Cause)

Syarat terakhir dari suatu kontrak atau perjanjian adalah isi dari kontrak adalah hal yang

tidak boleh bertentangan dengan hukum, kebijakan publik dan moralitas.8 Dalam hal ini

perjanjian pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis adalah

pekerjaan yang tidak bertentangan dengan hukum, kebijakan publik dan moralitas bangsa,

sehinga kontrak ini memenuhi syarat keempat dalam pembentukkan kontrak/perjanjian.

6 idem

7 idem

8 idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

7

Dari pembahasan diatas maka disimpulkan kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator ini

telah memenuhi 4 syarat keabsahan kontrak/perjanjian (validity of contract) sehingga bisa

dinyatakan valid. Dampak dari pembuatan kontrak yang dinyatakan valid adalah mengikat

berdasarkan hukum untuk kedua belah pihak yang bersepakat yaitu dalam hal ini antara Dinas

Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and

Escalator. Prinsip kontrak mengikat ini dinamakan Pacta Sunt Servanda.9 Berdasarkan pasal

1866 KUH Perdata Republik Indonesia, surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator dibuat

secara tertulis yang tertuang dalam surat kontrak/perjanjian sehingga dokumen ini dapat

menjadi instrumen utama bukti jika ada sengketa perdata dikemudian hari ini (written

evidence).

2. ANATOMI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN (ANATOMY OF CONTRACTS)

Anatomi kontrak adalah penting karena masing-masing bagian dari kontrak berfungsi khusus

dan tidak dapat ditukar penempatannya.10 Adapun komponen anatomi sebuah

kontrak/perjanjian adalah sebagai berikut:

a. Kepala Kontrak/Perjanjian (Heading of the Contract), yaitu bagian yang terdiri dari judul,

tanggal pembuatan kontrak, pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak, Recital Clause

or whereas clause (Latar belakang informasi pihak yang bersepakat), covenants atau tujuan,

pasal 1 adalah defenisi-defenisi;

b. Badan kontrak/perjanjian (The Corpus of The Contract), yaitu bagian yang terdiri dari pasal-

pasal tentang hak dan kewajiban yang telah disepakati oleh masing-masing pihak yang

melakukan perjanjian, adalah sangat penting untuk menyusun hak dan kewajiban yang jelas

dari pihak-pihak yang bersepakat agar: Kedua pihak memahami apa yang seharusnya

dilakukan dan hal-hal apa saja yang akan diterima jika ada pelanggaran dan Pengadilan akan

menuntuk syarat yang disebutkan dan pihak yang bersepakat dapat memprediksikan hasil

dengan tingkat akurasi yang lebih baik. Jika syarat-syarat yang diperlukan tidak disebutkan

atau ambigu/tidak jelas maka masing-masing pihak tidak dapat membuat

kontrak/perjanjian.11

9 Arcticle 1338 Paragrah I ICC (Pasal 1338 KUH Perdata Republik Indonesia)

10 Idem

11 idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

8

c. Pasal Antisipatif (Anticipatory Article), yaitu bagian yang terdiri dari pasal-pasal tentang

pelanggaran kontrak, catatan/pengingat, kompensasi, keadaan memaksa (force majeur)

hukum pemerintah, pilihan hukum/yuridiksi untuk penyelesaian sengketa, bahasa, jangka

waktu (durasi) perjanjian, amandemen (perubahan), keseluruhan perjanjian (entire of

agreement) dan keterpisahan perjanjian (severability).

d. Penutupan (Closing Provision), adalah termasuk informasi yang dimasukkan di dalam

kontrak dan penandatanganan kontrak/perjanjian.

Dari hasil analisis dan evaluasi kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator mengenai anatomi

kontrak/perjanjian dijelaskan sebagai berikut:

1. Kepala Kontrak/Perjanjian (Heading of the Contract)

a. Judul (Title), sudah benar di bagian kepala kontrak di halaman pertama dokumen

kontrak, ditulis di tengah halaman dan digarisbawahi tapi belum memenuhi kriteria

digarisbawahi karena judul yang ada tidak digarisbawahi. Sudah menjelaskan jenis

perjanjian/kontrak yaitu Pemeliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis namun tidak

menyebutkan pihak mana yang bersepakat membuat kontrak/perjanjian di dalam judul

kontrak/perjanjian.

b. Tanggal (Date), sudah benar karena sudah menyertakan tanggal dibuatkan

perjanjian/kontrak, dan mencantumkan tempat dibuatnya perjanjian/kontrak yaitu di

Jakarta.

c. Pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak (Comparation/Caption), telah

disebutkan nama jelas dan lengkap pihak-pihak yang bersepakat/melakukan kontrak dan

dijelaskan hubungan hukum antara pihak yang mewakili dengan perusahaan/organisasi

yang membuat kontrak, jenis organisasi/perusahaan dalam hal ini pemerintah DKI Jakarta

dan Perseroan Terbatas (PT), serta telah mencantumkan alamat Dinas Pelayanan Pajak

Provinsi DKI Jakarta dan alamat PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator serta dan akta

pendirian perusahaan (PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator). Hanya saja ada

kesalahan dalam penulisan pihak-pihak yang membuat perjanjian dimana seharusnya

pihak pertama adalah Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta bukan H. Djuli

Zulkarnain dan pihak kedua adalah PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator bukan F.

Christian Teguh Satrya. Hubungan hukum antara pihak yang mewakili dengan perusahaan

atau organisasi juga telah dijelaskan di dalam kontrak tersebut yaitu sbb:

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

9

1) H. Djuli Zulkarnain diangkat menjadi PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)

beradasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI tanggal

10 Februari 2010 No. 410/2012 tentang Pejabat Pembuat Komitmen Dinas

Pelayanan Pajak Provinsi DKI;

2) F. Christian Teguh Satrya, menjalani jabatannya sebagai Presiden Direktur selaku

kuasa PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator berdasarkan akta pendirian No.

38 tanggal 25 Oktober 1996 dan akta No. 35 tanggal 20 Januari 2012 yang

berisikan susunan pengurus PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator.

d. Recital or Whereas Clause (Latar belakang informasi pihak yang bersepakat), telah

disebutkan di dalam kontrak mengenai latar belakang pihak-pihak yang membuat

kontrak/perjanjian tujuan masing-masing pihak untuk membuat perjanjian, dasar hukum

yang berlaku dengan perjanjian yang ada semua disebutkan pada bagian ‘Menimbang

Bahwa’ dalam surat kontrak/pernjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator.

e. Persetujuan (Consent), telah tedapat kelimat consent dalam surat kontrak/perjanjian

tersebut yaitu setelah bagian Menimbang Bahwa (recital) pada halaman 2 yang dituliskan

sbb : “Maka oleh karena itu, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat dan

setuju untuk membuat kontrak dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut: ...”.

f. A Particular Matter, telah disebutkan yaitu pada pasal 2 tentang lingkup Tugas dan

Lingkup Pekerjaan (halaman 4 surat kontrak), walaupun penempatannya salah, karena

seharusnya bagian ini adalah di heading surat perjanjian/kontrak belum masuk ke pasal.

g. A Lawful Cause, yaitu kontrak harus menyebutkan bahwa tidak bertentangan dengan

hukum atau peraturan yang berlaku. Hal ini telah disebutkan yaitu pada pasal 4 (Hlm. 5

surat kontrak), walaupun penempatannya salah, karena seharusnya bagian ini adalah di

heading surat perjanjian/kontrak dan sebaiknya penulisannya dibuat generik (tidak dirinci

berdasarkan hukum/peraturan apa saja) melainkan ditulis sbb: “Pelaksanaan pekerjaan

ini diizinkan dan sesuai dengan hukum peraturan perundangan yang berlaku di

Indonesia”.

h. Defenisi – defenisi (Definitions), penting untuk memasukkan defenisi pada pasal 1 surat

perjanjian yaitu defenisi mengenai hal apa saja yang tertera di kontrak untuk

menghindari konflik perbedaan interpretasi fokus kesepakatan/perjanjian dan

menghindari penggunaan kalimat yang panjang dalam surat perjanjian/kontrak.12 Dalam

hal ini sudah terdapat defenisi dalam surat perjanjian yang dievaluasi yaitu pada Bab I

12

Idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

10

Ketentuan Umum, Pasal 1 Pengertian Istilah (Hlm. 2) surat perjanjian/kontrak antara

Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya

Elevator and Escalator.

Dalam contoh surat perjanjian/kontrak ini, kepala surat perjanjian (heading of contract) yang

benar seharusnya dituliskan sebagai berikut:

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

11

SURAT PERJANJIAN/KONTRAK PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS

ANTARA DINAS PELAYANAN PAJAK PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DAN PT. MITSUBISHI JAYA ELEVATOR DAN ESCALATOR [TITLE]

Pada hari ini, Senin, 2 Juli 2012 di Jakarta telah dibuat perjanjian oleh dan antara: [DATE] PIHAK PERTAMA : [COMPARISON/CAPTION] Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini diwakili oleh H. Djuli Zulkarnain bertindak seusai dengan Keputusan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta tertanggal 10 Februari 2012 Nomor 410/2012 tentang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pelayanan Pajak Tahun Anggaran 2012, berkedudukan di Jalan Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat [LAW REGARDING ORGANIZATION] PIHAK KEDUA : [COMPARISON/CAPTION] PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escakator dalam hal ini diwakili oleh F. Christian Teguh Satrya sebagai Presiden Direktur . Tempat tanggal lahir : Indonesia, 5 Oktober 1066 Alamat : Gedung Jaya 11th Floor Jalan M.H. Thamrin No. 12 Jakarta Pusat Nomor Kartu izin tinggal terbatas : 2C21JE8414AK Dalam hal ini menjabat selaku kuasa PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escakator yang anggaran dasarnya tercantum dalam Akta Pendirian Nomor 38 Tanggal 5 Oktober 1996 di Jakarta yang dibuat oleh Sutjipto SH notaris di Jakarta. [LAW REGARDING LIMITED LIABILITY COMPANY] Selanjutnya pihak pertama dan pihak kedua secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK” dan masing-masing disebut dalam kontrak ini.

MENIMBANG BAHWA [PREMISE-RECITAL OR WHEREAS CLAUSE]

1. Pihak Pertama telah menyelenggarakan pengadaan langsung PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS;

2. Pihak Kedua telah ditetapkan sebagai pemenang pengadaan langsung PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS berdasarkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) Nomor 365/2012 tanggal 29 Juni 2012 kebutuhan Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta;

3. Perwakilan Pihak Pertama dan Pihak Kedua menyatakan memiliki kewenangan untuk menandatangani kontrak ini dan yang menandatangani mempunyai kewenangan untuk mengikat pihak yang diwakili

Maka oleh karena itu, Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan ini sepakat dan setuju untuk membuat kontrak dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut: [CONSENT] LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN : [PARTICULAR MATTER] Pihak pertama memberikan tugas kepada pihak kedua dan diterima pihak kedua untuk melaksanakan pekerjaan PEMELIHARAAN LIFT GEDUNG DINAS TEKNIS ABDUL MUIS sebagaimana tercantum dalam : SKPD :Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta Kegiatan : Belanja Pemeliharaan Alat-Alat Angkutan Darat Bermotor Lift/Elevator Rincian Kegiatan : Pemerliharaan Lift Gedung Dinas Teknis Abdul Muis Nomor Rekening : 5.2.220.05.013 Tahun Anggaran : 2012 Lokasi : Gedung Dinas Teknis Abdul Muis Jl. Abdul Muis No. 66 Jakarta Pusat. Pelaksanaan pekerjaan ini diizinkan dan sesuai dengan hukum peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia. [A LAWFUL CLAUSE]

PASAL 1 PENGERTIAN ISTILAH [DEFENITIONS]

Dalam surat perjanjian/kontrak ini terkandung beberapa pengertian istilah, diantaranya sebagai berikut: 1. Daerah adalah Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 2. ...dan seterusnya.

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

12

2. Badan kontrak/perjanjian (The Corpus of The Contract)

Badan kontrak berisi segala hak dan kewajiban pihak-pihak yang membuat

perjanjian/kontrak. Pada surat perjanjian/kontrak antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator sudah

disebutkan apa saja yang menjadi hak dan kewajiban pihak pertama dan kedua dalam pasal-

pasal sebagai berikut :

a. Pasal 6 : Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan;

b. Pasal 7 : Harga Kontrak;

c. Pasal 8 : Beban biaya dan Pajak;

d. Pasal 11 : Cara Pembayaran;

e. Pasal 12 : Serah Terima Pekerjaan ;

f. Pasal 14 : Kerjasama/Subkontraktor;

g. Pasal 15 : Penggunaan Produk Dalam Negeri;

h. Pasal 16 : Upah;

i. Pasal 18 : Hak Paten, Hak Cipta dan Merk;

j. Pasal 19 : Kerahasiaan Dokumen;

k. Pasal 25 : Pengawas Teknis;

l. Pasal 26 : Penanggung Jawab Pelakasana Teknis;

m. Pasal 27 : Pengendali Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan;

n. Pasal 28 : Tenaga Kerja Lapangan;

o. Pasal 29 : Bahan dan Peralatan

p. Pasal 30 : Rencana dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.

Hanya saja urutan isi atau corpus dokumen perjanjian/kontrak ini belum berurutan, seperti

dilihat diatas pasal 6, 7, 8 lompat ke 11, 12, lalu lompat ke 14, 15, 6, lalu lompat ke 18, dst

hal ini dikarenakan ada beberapa pasal yang seharusnya masuk pada pasal antisipatif

(Anticipatory Articles) masuk ke bagian Corpus, misalnya padal 9 yaitu tentang Penyesuaian

dan Kompensasi Harga Kontrak seharusnya masuk pada pasal kompensasi di bagian

Anticipatory Article. Sehingga seharusnya urutan point a – p diatas berurutan yaitu dari

pasal 6 sampai dengan pasal 21 yang merupakan bagian corpus dari surat

perjanjian/kontrak.

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

13

3. Pasal Antisipatif (Anticipatory Article)

Hasil analisis dan evaluasi bagian Anticipatory Article pada surat perjanjian/kontrak antara

Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya

Elevator and Escalator seharusnya ditulis secara berurut seperti dijelaskan sebagai berikut:

a. Pasal Pelanggaran Terhadap Kontrak/Perjanjian (Breach of Contract) dan Pasal

Notifikasi dan Pengingat (Notification and Reminder), pada surat kontrak/perjanjian ini

telah menyebutkan ketentuan jika ada pelanggaran terhadap kontrak/perjanjian yang

dibuat yaitu tertera pada pasal 20 tentang Sanksi dan Denda dimana dijelaskan juga

mengenai prosedur notifikasi dan pengingat didalamnya. Pasal 20 ayat 1 – 4 merupakan

isi dari breach of contract yaitu sanksi dan denda terhadap pelanggaran kontrak,

sedangkan point a – e pada ayat 1 yang terdiri dari Teguran; Peringatan; Pada Surat

Teguran dan Surat Peringatan akan dinyatakan dengan jelas tentang;

Pencabutan/Pembatalan Surat Perjanjian/Kontrak; Pencabutan Izin Usaha merupakan

point yang menjelaskan notification and reminder secara rinci terhadap segala bentuk

pelanggaran terhadap kontrak/perjanjian.

b. Pasal Kompensasi (Compensation Article), apabila salah satu pihak mengalami kerugian

maka bisa meminta kompensasi pada pihak yang melakukan pelanggaran terhadap

kontrak tersebut atau jika terdapat beberapa penyesuaian dalam penentuan harga

kontrak diakibatkan dari kebijakan atau peraturan Pemerintah serta jika ada resiko

lainnya. Pada surat perjanjian ini, kompensasi diatur dalam:

1) Pasal 9 yaitu tentang Penyesuaian dan Kompensasi Harga Kontrak, yaitu

menjelaskan jika suatu waktu ada perubahan harga yang diakibatkan adanya

eskalasi biaya dan perhitungan penyesuaian biaya harus disesuaikan dengan

peraturan yang berlaku; kenaikan harga barang, peralatan dan upah

merupakan tanggung jawab pihak kedua dan pihak kedua tidak bisa

mengajukan klaim/tuntutan kecuali ada pengumuman dari Pemerintah RI atau

Pemprov Jakarta dalam bidang moneter yang secara resmi menyatakan

tentang kenaikan harga dan diatur dalam ketentuan peraturan perundangan

yang berlaku;

2) Pasal 20 ayat 4 yang menyatakan bahwa “Pihak kedua yang melakukan

keterlambatan pelaksanaan (cidera janji) dari jangka waktu yang tercantum

dalam surat perjanjian/kontrak, yang disebabkan karena kesalahan dan

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

14

kelalaiannya sendiri secara sengaja atau tidak sengaja akan dikenakan sanksi

finansial berupa dengan dengan ketentuan sebagai berikut... “ dan;

3) Pasal 22 tentang Resiko yaitu resiko pekerjaan jika ada kelalaian dari pihak

kedua sehingga hasil pekerjaan musnah sebelum diserahkan ke pihak pertama

atau terjadi kemacetan dalam ketersediaan alat dan bahan serta adanya

kerugian dari pihak ketiga maka menjadi tanggung jawab pihak kedua.

Pasal yang mengatur kompensasi ini sudah ada di surat perjanjian/kontrak seperti yang

dijelaskan diatas namun, letak penulisannya yang masih belum benar karena masih

masuk di bagian corpus bukan anticipatory articles.

c. Pasal Keadaan Memaksa (Force Majeur), yaitu suatu keadaan/kondisi yang tidak dapat

diantisipasi pada saat penandatanganan kontrak dan pihak-pihak yang mengalami force

majeur dan tidak dapat memenuhi kewajibannya maka tidak bisa diklaim untuk

membayar kompensasi atas kerugian pihak lain.13 Hal ini sudah diatur dalam pasal 17

Keadaan Memaksa (Force Majeur). Hanya saja letaknya masuk ke bagian corpus surat

perjanjian/kontrak seharusnya pasal ini masuk ke bagian pasal antisipatif (anticipatory

articles). Selain itu, dalam hal penulisan, sebaiknya diperbaiki yaitu pada ayat 1 ditulis

sebagai berikut :

“Yang dimaksud kedaan kahar/memaksa (force mejeur) dalam perjanjian ini adalah

suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua sehingga

pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak menjadi

tidak dapat dipenuhi yaitu : Bencana Alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan

banjir), Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakkan, kerusuhan dan

kekacauan...dst...”

Seharusnya ditulis sebagai berikut :

“Yang dimaksud kedaan kahar/memaksa (force mejeur) dalam perjanjian ini adalah

suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan Pihak Pertama dan Pihak Kedua sehingga

pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian/kontrak menjadi

tidak dapat dipenuhi yaitu termasuk tapi tidak terbatas pada: Bencana Alam (gempa

bumi, tanah longsor, badai dan banjir), Perang, revolusi, makar, huru hara,

pemberontakkan, kerusuhan dan kekacauan...dst...” sehingga jika ada hal-hal ini yang

dikategorikan force majeur namun tidak disebutkan dalam pasal tetap bisa diakomodir

juga.

13

idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

15

d. Pilihan Hukum/Hukum yang Diterapkan (Choice of Law/Applicable Law)

Yaitu hukum yang dipilih dan disetujui oleh pihak-pihak yang melakukan

kontrak/perjanjian, bagian ini menjadi sangat penting jika pihak-pihak yang bersepakat

berasal dari luar negara yang berbeda sehingga memiliki sistem hukum yang berbeda.14

Dalam surat kontrak/perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator tidak disebutkan

secara generik bahwa perjanjian/kontrak ini berdasarkan pada pada ketentuan hukum

dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia, namun pada pasal 4

menyebutkan secara rinci tentang aturan dan hukum yang dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan pekerjaan. Seharusnya pilihan hukum yang diterapkan pada bagian

Anticipatory Articles ditulis lebih generik yaitu sebagai berikut : “Perjanjian/kontrak ini

dan semua hak dan kewajiban dan semua pertanyaan mengenai validitas dan kinerja

perjanjian ini adalah berdasarkan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia”.

e. Pilihan Penyelesaian terhadap Pelanggaran (Choice of Jurisdiction/Settlement of

Dispute), adalah ditentukan institusi mana yang memiliki kompetensi untuk

menyelesaikan permasalahan pelanggaran. Ada 2 institusi yang biasanya digunakan

yaitu: Pengadilan (The Court of Justice) dan Badan Arbitrase Negara Indonesia (BANI)

(Arbitration) jika proses mediasi, musyawarah (Alternative Dispute Resolution) tidak

berhasil.15 Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan

Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and

Escalator, hal ini telah disebutkan dalam pasal 23 tentang Penyelesaian dan Tempat

Kedudukan Perselisihan. Hanya saja pada ayat 2 disebutkan bahwa “Dalam hal secara

musyawarah yang dilakukan tidak tercapai suatu penyelesaian, maka Pihak Pertama dan

Pihak Kedua setuju bahwa masalahnya akan diputuskan oleh Gubernur dimana apapun

keputusannya adalah mengikat bagi kedua belah pihak”. Di dalam teori contract

management seharusnya Gubernur tidak bisa memutuskan suatu perselisihan atau

permalahan yang terjadi antara pihak-pihak yang menjalin perjanjian/kontrak, jadi

seharusnya jika mufakat tidak didapatkan perselisihan yang terjadi langsung dibawa ke

Badan Arbitrase Republik Indonesia (BANI) atau Pengadilan, sehingga seharusnya ayat 2

berbunyi : “Dalam hal secara musyawarah yang dilakukan tidak tercapai suatu

penyelesaian, maka Pihak Pertama dan Pihak Kedua setuju bahwa masalahnya akan

14

idem 15

idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

16

dilakukan upaya penyelesaian oleh Badan Arbitrase Republik Indonesia

(BANI)/Pengadilan sampai didapatkan suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh

kedua belah pihak”. Selain itu, pada ayat 4 disebutkan bahwa “Apabila masih juga tidak

dicapai penyelesaiannya, langkah terakhir adalah melalui jalur hukum , yaitu melalui

penyelesaian perselisihan di Pengadilan, dimana segala resiko akibat dari keputusan

pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam surat perjanjian/kontrak”.

Seharusnya jika perselisihan telah dibawa ke BANI maka tidak bisa diteruskan ke

Pengadilan kecuali jika BANI secara jelas melakukan ketidakadilan pada salah satu pihak

atau terang-terangan melanggar hukum, baru perselisihan yang ada dibawa ke

pengadilan, namun jika BANI sudah memutuskan secara adil dan sesuai hukum yang

berlaku maka kedua pihak yang berselisih harus menggunakan keputusan BANI dan

tidak perlu ke pengadilan lagi.

f. Bahasa (Languange), penggunaan bahasa dalam pembuatan perjanjian/kontrak adalah

penting terutama jika pihak-pihak yang berkerja sama menggunakan bahasa yang

berbeda. Bahasa Inggris digunakan dalam perjanjian transaksional internasional.16

Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator tidak

ada pasal yang mengatur mengenai penggunaaan bahasa, hal ini mungkin karena pihak

yang berkerjasama adalah sama-sama berasal dan berdomisili di Indonesia sehingga

tidak perlu ditegaskan/dijelaskan mengenai bahasa yang digunakan. Namun, jika ingin

ditambahkan pasal ini pada bagian pasal-pasal antisipatif (anticipatory articles) maka

isinya bisa berbunyi sebagai berikut : “Surat perjanjian/kontrak ini dibuat rangkap dalam

bahasa Inggris dan setiap salinan akan dianggap asli dan masing-masing pihak akan

mempertahankan hal diatas satu perjanjian asli”.

g. Durasi (Duration), adalah penjelasan mengenai lamanya perjanjian berlangsung dan

pasal ini juga menentukan masa berlaku surat/perjanjian yang dibuat. Dalam surat

perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, pasal

mengenai durasi disebutkan dalam pasal 10 tentang Jangka Waktu dan Jenis Kontrak.

Dijelaskan dalam ayat 1 bahwa kontrak ini dilakukan dalam jangka waktu 6 (enam)

bulan terhitung mulai tanggal 2 Juli 2012 (tanggal pembuatan kontrak) sampai dengan

tanggal 31 Desember 2012. Selain itu di ayat 3 juga dijelaskan bahwa “Waktu

penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah Pihak Kedua, kecuali

16

idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

17

Pihak Pertama telah memberikan persetujuan tertulis dan diatur di dalam perjanjian

tambahan (adendum)” sehingga keterangan mengenai durasi kontrak ini menjadi sangat

jelas. Hanya saja penempatan pasal durasi ini salah yaitu seharusnya setelah pasal yang

mengatur tentang bahasa (language) di bagian anticapatory articles (pasal antisipatif)

bukan di bagian corpus surat perjanjian/kontrak.

h. Penghentian Perjanjian (Termination), adalah dapat terjadi jika: adanya penghentian

oleh salah satu pihak yang membuat kontrak; tidak bisa dijalankan oleh salah satu

pihak; dan habisnya masa berlaku kontrak.17 Pada surat perjanjian/kontrak antara

perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan

PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator, hal ini telah diatur secara rinci dalam pasal

24 tentang Pemutusan Perjanjian/Kontrak.

i. Perubahan Kontrak (Amandments), adalah kondisi perlu dilakukannya perubahan

terhadap kontrak yang sudah dijalankan/berlangsung.18 Pada surat perjanjian/kontrak

antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator hal mengenai amandemen ini sudah

diatur dalam pasal 21 tentang Perubahan/Adendum Kontrak dan dijelaskan secara rinci

dan lengkap pada dalam ayat 1 – 5 pasal tersebut.

j. Keseluruhan Perjanjian (The Entire Agreement), adalah pasal yang berisi untuk

membuat lebih jelas bagi pihak-pihak yang sepakat tulisan yang ada di dalam surat

perjanjian/kontrak adalah bagian dari keseluruhan dari dokumen perjanjian/kontrak

final.19 Pada surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and

Escalator hal ini dijelaskan dalam pasal 31 di bagian penutup ayat 1 yang berbunyi

“Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-

perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam

surat perjanjian tambahan (adendum) yang nantinya merupakan bagian tidak

terpisahkan dari surat perjanjian/kontrak ini”. Hanya saja pasal 31 ayat 1 ini salah

penempatan seharusnya ditempatkan di bagian pasal antisipatif (Anticipatory Articles)

bukan di bagian penutup surat perjanjian/kontrak.

k. Keterpisahan Perjanjian (Severability), adalah kalimat yang berisi penjelasan bahwa

jika ada bagian pasal tertentu menjadi tidak valid atau tidak berlaku dikarenakan suatu

17

Idem 18

idem 19

idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

18

alasan, maka bagian pasal yang lain (sisa semuanya) masih tetap berlaku.20 Dalam surat

perjanjian/kontrak antara perjanjian antara Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya Elevator and Escalator hal ini tidak

disebutkan, tidak ada pasal yang menerangkan severability dalam perjanjian/kontrak

ini. Seharusnya pasal ini ada dan dituliskan setelah pasal the entire agreement

(keseluruhan perjanjian) dan bisa dinyatakan/dituliskan sebagai berikut: “Jika terdapat

ketentuan yang invalid di dalam surat perjanjian untuk beberapa alasan, maka

ketentuan ini harus diperbaiki dan dipisahkan dari keseluruhan isi perjanjian/kontrak.

Sisa isi perjanjian atau isi lainnya akan tetap valid/berlaku dan ketentuan yang invalid

adalah bukan bagian dari isi perjanjian ini”.

4. Bagian Penutup (Closing Provision of The Contract)

Pada bagian ini termasuk informasi tentang apa saja yang termasuk dalam dokumen kontrak

dan penandatangangan kontrak.21 Dalam surat perjanjian/kontrak antara perjanjian antara

Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan PT. Mitsubsihi Jaya

Elevator and Escalator hal ini dijelaskan dan dituliskan dengan benar dalam pasal 31 Penutup

ayat 2 yang berisi “Surat Perjanjian/kontrak ini dibuat dalam rangkap 6, 2 diantaranya asli

bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk pihak

pertama dan pihak kedua serta pihak-pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan dengan

pekerjaan ini”. Lalu disebutkan dalam ayat 3 “Surat perjanjian/kontrak ini ditandatangani

oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan

berlaku sejak tanggal penandatanganan”. Lalu dilakukan penandatanganan oleh pihak

Sekretaris Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Pak H. Djuli

Zulkarnain (disertai informasi NIP) sebagai Pejabat Pembuat Komitmen dan Pihak PT.

Mitsubishi Jaya Elevator dan Escalator yang diwakili oleh Bapak F. Christian Teguh Satrya

selaku Presiden Direktur PT. Mitsubishi Jaya Elevator dan Escalator (dibubuhi materai) dan

mengetahui Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta, bapak H. Iwan Setiawandi

(disertai informasi NIP).

Penggunaan materai pada surat perjanjian/kontrak ini adalah bukan sebagai syarat sah-nya

suatu dokumen kontrak/perjanjian melainkan dimaksudkan bentuk pembayaran pajak ke

negara selain itu surat perjanjian/kontrak yang dibuat dengan tujuan agar dapat dijadikan

bukti di pengadilan jika ada masalah dikemudian hari maka harus dibubuhi materai (Pasal 2

20

Idem 21

idem

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

19

UU No. 13 Tahun 1985 tentang Materai). Demikianlah maka sebaiknya pembubuhan materai

di surat perjanjian/kontrak dilakukan.

IV. PENUTUP

Demikianlah hasil analisis dan evaluasi dari salah satu contoh surat perjanjian/kontrak antara dua

pihak. Segala pembahasan diatas berdasarkan pada teori validitas dan anatomi penyusunan surat

perjanjian/kontrak serta buku ketiga KUH Perdata Republik Indonesia. Semoga paper ini dapat

menjadi masukan dalam proses penyusunan dokumen perjanjian/kontrak yang lain dan berguna

untuk keilmuan.

ANALISIS DAN EVALUASI DOKUMEN KONTRAK/PERJANJIAN CONTRACT MANAGEMENT

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Surat Perjanjian/Kontrak Pemeliharaan Gedung Dinas Teknis Abdul Muis No. 1544/076.35

Tanggal 2 Juli 2012;

2. Buku Ketiga KUH Perdata Republik Indonesia;

3. www.hukumonline.com, Perancangan dan Analisis Kontrak Bisnis yang Sah dan

Berkepastian Hukum, 2011;

4. Sugiastuti, Natasya Yunita, “Validity of Contract, from The Point of View of the Indonesian

Contract Law” Bahan ajar Contract Management, Trisakti International Business School,

2013.