44 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK

40
LENTERA PENDIDI KAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012 : 1 44 - 160 144 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK Muhammad Yaumi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Kampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata - Gowa Email: [email protected] Abstrak: P enelitian ini tentang pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris untuk Tujuan

Transcript of 44 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ENGLISH FOR SPECIFIC PURPOSE BERBASIS TIK

LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012: 144-160144PENGEMBANGAN BAHAN AJARENGLISHFOR SPECIFIC PURPOSEBERBASIS TIKMuhammad YaumiFakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin MakassarKampus II: Jalan Sultan Alauddin Nomor 36 Samata-GowaEmail: [email protected]:Penelitian initentang pengembangan bahan ajar Bahasa Inggris untuk Tujuan

Khusus berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Tujuan penelitian ini ada-lah untuk mengetahui jenis bahan ajar bahasa Inggris yang digunakan dalampembelajaran, mengembangkan bahan ajarESP yang mengintegrasikan TIK, danmengkaji efektivitas pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajarESP berbasis TIK yang dikembangkan. Jenis penelitian ini adalah penelitiandanpengembangan. Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian iniadalah observasi wawancara, dokumen, portofolio, dan tes. Teknik analisis datamenggunakanmixedmethod.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bahan ajarbahasa Inggris untuk tujuan khusus yang digunakan di UIN Alauddin masihtradisional karena lebihfokus menggunakan buku teks, papan tulis, dan interaksitatap muka. Pembelajaran bahasa Inggris untuk tujuan khusus dengan meng-guna

kan TIK telah dikembangkan secara sistematis dan direvisi berdasarkanrekomendasi. Penggunaan ICT dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk TujuanKhusus lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan bahan ajarcetak.Abstract:This research is about the development ofICT-based English instructional mate-rialsofEnglish for Specific Purpose. The purpose of this studyisto determine thetype ofinstructionalmaterials used in English language instruction, develop Eng-lish for Specific Purposematerials that integrate ICT, and assess the effectivenessof instruction by using ICT-based instructional materialsas well as the traditionalinstruction. The method of research wasa research and development. The met-hod of

data collectionwereobservation, interviews, study the document, port-folio, and tests. The techniqueofdata analysis in this study usedmixed method.TheResults showed thatESP materials used in UIN Alauddin looked traditionaland they were focused more in using textbook, white board, andface to face in-teraction. ICT based instruction has been developed systematically and revisedbased on recommendation, and the use of ICT based instruction is more effectivethan the one with printed materials.Kata Kunci:ESP, Penelitiandan Pengembangan, TIK, Media PembelajaranEFEKTIVITASsuatu pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauhmana perencanaanyang dilakukan olehtenaga pengajar. Perencanaan pembelajaran tidak hanya sek

adaruntuk melengkapi kebutuhan administrasi dan kurikulum, tetapi harus didesain de-ngan melibatkan komponen-komponen desain instruksional yang meliputi tujuaninstruksional yang diawali dengan analisis instruksional, analisis peserta didik dankonteks, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen penilaian, mengem-PENGEMBANGANBAHAN AJAR BAHASA INGGRIS(MUHAMMAD YAUMI)145bangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan mengem-bangkan serta melakukan evaluasi formatif dan sumatif.1

Namun, pengembangan bahan ajar yang dilakukan selama ini baru dalam bataspengadaan bahan cetak berupahand out, ringkasan materi,

dan materi penyajian dalambentukPowerpoint. Bahan cetak lain sepertibukudan modul masih sangat terbatasdihasilkan apalagi kalau bahan ajar berupa audio, visual,danmulti mediayangmengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Pengembangan modulhanya sekedar mengumpulkan materi yang langsung diajarkan kepada peserta didiktanpa melakukan analisis kebutuhan dan berbagai prosesyang sistemik dan siste-matis. Proses penyusunan seperti ini tidak dapat menjangkau kebutuhan peserta di-dik yang sesungguhnya sehingga materipembelajaranyang disampaikan cenderungtidak dapat menarik minat

peserta didik.Begitu pula, pembelajaran yang hanyamengandalkanhandoutdanringkasan materimemang dapat memberikan ringkasanpelajaran yang bisa disampaikan dalam waktu singkat dandapat dipahami lebih ce-pat. Tetapi, akibatnya peserta didik hanya dapat memahami secara sederhana ap-likasipembelajaranyang bersifat dangkal.Sedangkan,secara konseptual, teori-teori,postulat, dan rumus-rumus yang membangun pemahaman secara mendalam tidakdapat dijabarkan dengan sistematisdan berkelanjutan.Bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan teori desain instruksional meme-

gang peranan penting dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Terdapattiga alasan mengapa bahan ajar itu memiliki posisi sentral, yakni (1)merupakanrepresentasi sajiantenaga pengajar,(2)sebagai sarana pencapaiantujuan pembelajar-an, dan(3)pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik.2

Pertama, bahan ajarsebagai representasi dari penjelasantenaga pengajardi depan kelas. Keterangan-ke-terangan, uraian-uraian yang harus disampaikan, dan informasi yang disajikantena

-ga pengajardihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian,tenaga pengajardapatmengurangi aktivitas untuk menjelaskan sehingga memiliki banyak waktu untukmembimbingpemelajardalammelakukan aktivitas pembelajaran.Kedua, bahan ajarberkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan.Ketiga, bahan ajar ju-ga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadappeserta didik. Pesertadidik berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi dan berhubungan dengan in-formasi yang konsisten sehingga bagi peserta didik yangcepat belajar dapat meng-optimalkan kemampuannya dengan mempelajari bahan ajar tersebut.Sebaliknya,

bagi peserta didik yang lamban belajar dapat mempelajari bahan ajarsecaraberulang-ulang. Dengan demikian, optimalisasi pelayanan belajar terhadap peserta didik dapatterselenggara dengan baik melalui penggunaan bahan ajar.Pengembangan adalah salah satu domain teknologi pembelajaran yangber-fungsi sebagaiproses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik.3

Dalammelakukan kegiatan pengembangan,beberapa pertimbangan penting yang perlu di-pahami mencakup (1) mengidentifikasi tujuan pembelajaran,(2) melakukan analisispembelajaran, (3) menganalisis peserta didikdan konteks, (4) menulis tujuan instruk-sional khusus (kompetensi dasar), (5) mengembangkan in

strumenasesmen, (6) meng-LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012: 144-160146embangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan menyeleksi materi pem-belajaran, (8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, dan(10) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif.4

Berkaitan dengan pengembangan bahan ajar, perlu memahami teori belajar.Ba-nyak teori belajar yang sudah dikembangkan,tetapi yang paling umum adalah teoribelajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruksitivisme.Menurut kaum behavio-risme, belajaradalah

perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi an-tara stimulus dan respon.5

Belajar menurut kaum behavioris menekankan pada pe-rubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungantimbal balik antara gurusebagai pemberi stimulus dan murid sebagai perespon tindakan stimulus yang di-berikan. Beberapa teori belajar yang dikembangkan dari teori behavioris adalah teoriclassical conditioningdari Ivan Pavlov,Connectionismdari Thorndike, dan teorioperantconditioningdari Skinner.6

Teori connectionism,menekankan pada jaringan asosiasi atau hubungan antarastimulus dan respon yang kemudian disebutS-

R bond theory. Dalam hubungan antarastimulus dan respon ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga Thorndike me-rumuskan tiga hukum belajar, yakni; (1)law of readiness, yaitu bahwa belajar akanterjadi bila ada kesiapan pada diri individu, (2law of excercise,yaitu bahwa hubunganantara stimulus dan respon dalam proses belajar akan diperkuat atau diperlemaholeh tingkat intensitas dan durasi dari pengulangan hubungan atau latihan yangdilakukan, (3)law of efect,yaitu bahwa hubungan antara stimulus dan respon akansemakin kuat bila suaturespon menghasilkan efek yang menyenangkan. Sebaliknya,apabila respon kurang menyenangkan, maka hubungan antara stimulus dan responakan melemah.7

Teorioperant conditioning, mengatakan bahwa perilaku dalam proses belajarterbentuk oleh sejauh mana konsekuensi yang ditimbulkan. Jika konsekuensinya me-nyenangkan, maka akan terjadi positive

reinforcementberuparewardyangmembuatperilaku yang sama terulang lagi, sebaliknya apabila konsekuensinya tidak menye-nangkan yaitunegative reinforcementataupunishmentakan membuat perilaku dihin-dari.8

Teori belajar kognitif justru memberikan tanggapan langsung bahwa belajarbukan hanya dapat diamati melalui perubahan perilaku, melainkan juga perubahanstruktur mental internal seseorang yang memberikan kapasitas padanya untuk me-nunjukkan perubahan perilaku. Struktur mentalyang dimaksud mencakuppengeta-huan, keyakinan, keterampilan, harapan,dan mekanisme lainnya dalam

otakpesertadidik. Teori-teori belajar kognitivisme terdiri atas teoricognitive field, teorischema,daninformation-processing theory.Pertama, teori belajarcognitive fieldmenjelaskan bahwayang dimaksud dengan belajar adalah termasuk mental sehingga yang paling ber-peran adalah motivasi baik berupa ekternal dan motivasiinternal.Kedua, teorischema, beranggapan bahwaschemayang telah menjadi bagian yangsudah terbentuk dalam diri anak akan berguna dalam mengingat pengalaman yangdiperoleh melalui beberapa proses seperti menyeleksi, mengambil intisari, dan meng-

PENGEMBANGANBAHAN AJAR BAHASA INGGRIS(MUHAMMAD YAUMI)147interpretasi yang kemudian dapat dimodifikasi melalui aktivitas yang merujuk padapenambahan, penyesuaian, dan restrukturisasi.Ketiga,information-processing theorymenjelaskan bahwa belajar adalah suatu upaya untuk memproses, memperoleh, danmenyimpan informasi melaluishort term memory(memorijangka pendek) danlongterm memory(memori jangka panjang).9

Teori konstruktivis dikembangkan oleh Piaget dengan namaindividual cognitiveconstructivist theorydan Vygotsky dalam teorinya yang disebut

socialcultural cons-tructivist theory.Piaget telah terkenal dengan teorinya mengenai tahapan dalam per-kembangan kognisi. Piaget menemukan bahwa anak-anak berpikir dan beralasansecara berbeda pada periode yang berbeda dalam kehidupan mereka. Pertumbuhanintektual melibatkan tiga proses fundamental;asimilasi, akomodasi, dan aquilibrasi(penyeimbangan).Asimilasimelibatkan penggabungan pengetahuan baru denganstruktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.Akomodasiberarti perubahanstruktur pengetahuan yang sudah ada sebelumnya untuk mengakomodasi hadirnyainformasi baru. Penyatuan dua proses asimilasi dan akomodasi inilah yang membuatanak dapat membentukschema.10

Equilibrationadalah keseimbangan antara pribadi

seseorang dengan lingkungannya atau antara asimilasi dan akomodasi. Bagi Piaget,equilibrasiadalah faktor utama dalam menjelaskan mengapa inteligensi logisseoranganakberkembang lebih cepat dari pada anak yang lainnya.Vygostsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilahZone of Proximal De-velopment(ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting sebagai di-mensi psikologis.11

ZPD adalah jarak antara tingkat perkembanganactualdengantingkat perkembanganpotensial. Tingkat perkembangan yang dimaksud terdiri atasempat tahap; Pertama,more dependence to others stage, yakni tahapan di mana kinerjaanak mendapat banyak bantuan dari pihak lain seperti teman

-teman sebayanya,orang tua, guru, masyarakat, ahli, dan lain-lain. Dari sinilah muncul model pembela-jarankooperatifdankolaboratifdalam mengembangkan kognisi anak secara konstruktif.Kedua,less dependence external assistencestage,di mana kinerja anak tidak lagi terlalubanyak mengharapkan bantuan dari pihak lain, tetapi lebih kepadaself assistance,lebih banyak anak membantu dirinya sendiri.Ketiga,Internalization and automatizationstage, di mana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Keempat,Deautomatization stage, di manakinerjan anak mampu mengeluarkan perasaan darikalbu, jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang

-ulang, bolak-balik,re-cursion.12

Selanjutnya, istilah yang banyak digunakan dalam kajiandesain dan pengem-banganpembelajaranadalahinstructional materials(bahan pembelajaran) yang menca-kup seluruh bentuk-bentuk pembelajaran seperti petunjuk bagi instruktur, modulpeserta didik,Overhead Transparancies(OHP),videotapes, format multimedia berbasiscomputer, danweb pagesuntuk pendidikan jarak jauh.

13

Dalam hubungannya denganintegrasi teknologi ke dalam pembelajaran, bahan ajar juga disebutmaterialsyangbiasa dibedakan dengantools(peralatan), dandevices(perangkat, alat).Peralatanada-lahhardwaredansoftwareyang digunakan bersama untuk menciptakanvideo trainingLENTERA PENDIDIKAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012: 144-160148yang disimpan atau diekspor melalui materi.Materiadalahwebstrem(digital),videocassette

(analog), dan DVD (digital) yang digunakan untuk menyimpanvideo trainingyang dinonton melalui perangkat. Sedangkan, perangkat adalahkomputer denganweb browserdanquicktimeplayer(digital), VCR (analog), DVDplayer(digital), dancomputerDVDRoom(digital) yang digunakan untuk mengakses materi.14

Bahan ajar juga disebutlearning materials(materi ajar) yang mencakup alatbantu visual sepertihandout,slides/overheads, yang terdiri atas teks, diagram, gambardan foto, plus media lain seperti audio, video, dan animasi

.15

Selain itu, bahan ajarjuga dikenal dengan istilahteaching materials(bahan ajar) yang dipandang sebagaimateri yang disediakan untuk kebutuhan pembelajaran yang mencakup bukuteks,video danaudiotapes, software computer, dan alat bantu visual.16

Jadi, yang dimaksuddengan bahan ajar di sini adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematisuntuk kebutuhan pembelajaran baik bersifat bahan cetak (printed material) maupunyang berwujudaudio, visual, video,multimedia, dan materi yang berbasisweb.TIK didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentangdesain, pengembang-

an, implementasi, manajemen sistem informasi yang berbasiskan komputer, khusus-nya aplikasi software dan hardware.17

Teknologi Informasi menurut definisi ini ber-hubungan dengan penggunaan komputer secara elektronik dan software komputeruntuk mengubah, menyimpan, memproteksi, memproses, mentransmisi, dan me-manggil kembali segala informasi secara aman.Teknologi dipandang sebagai aplikasi sistematis ilmu pengetahuan ilmiah un-tuk mempraktekan tugas-tugas yang akan dilakukan.Sedangkan belajar atau pembe-lajaran adalah pengembangan pengetahuan baru, keterampilan, dan sikap serta peri-

laku seorang individu dalam berinteraksi dengan lingkungan dan informasi.18

De-ngan demikian, yang dimaksud dengan TIK dalam penelitian ini adalah pemanfaatanmanajemen sistem informasi yang merupakan aplikasisoftwaredanhardwaredalammenunjang proses belajar mengajar.Terdapat beberapa jenis teknologi informasi yang biasa digunakan dalam pem-belajaran, seperti; Surat Elektronik (E-mail), HP,Kamera digital,MP3 Players, WebSites, Wikipedia,YouTube.com,Blogging, andPodcasting.19

Ketiga teknologi terakhir ini

telah banyak memengaruhi pandangan dan persepsi manusiaseluruh dunia denganbegitu cepat.YouTube.comadalah website untukmen-sharingvideo di mana peng-guna dapatmenguploadmelihat, dan membagi video klip (Wikipedia, 2007).YouTubedibuat pada pertengahan bulan Januari 2005 oleh tiga pegawaipaypal.Lebih jauhdikatakan bahwa terdapat 100 juta video yang diputar setiap hari,65,000 video baruyang dimuat, lebih dari 13 juta pengunjung setiap bulan, 58% of video di Internetdinonton melaluiYouTube, Pengguna kebanyakan berumur 18 sampai 35 tahun,danterjual sebanyak 1,6 juta dolar (US) pada tahun 2006.Blogatauwebblogadalahsuatu bentuk website yang menggunakan softwa

retertentu yang latar belakangnya sudah didesain (Hill, 2006).20

Blogadalahwebsiteyangdigunakan untuk menerbitkan hasil karya pribadi. Terdapat 12 juta orang Amerikamenulis blogs, 54 juta orang Amerika membaca blogs, membolehkan penulis menulisPENGEMBANGANBAHAN AJAR BAHASA INGGRIS(MUHAMMAD YAUMI)149untuk audiens, mudah didapat oleh setiap orang. Dikatakan bahwa pada pertengah-an tahun 2005 terdapat 70 juta webblog telah dibuat, 6%dari penduduk Amerikatelah menulis Blog, 16% dan telah membacablog-blogyang ada.21

Podcastingadalah website yang dapat digunakan untuk menyimpan danmeran

-cangradio sendiri.File audio-nya disimpan berdasarkan sub-skrepsi yang dapat dija-dikan sebagai tempat teater penulis dan dapat merekam proses belajar mengajardalam ruangan kelas. Selainpodcastingterdapat jugaGoogle Earthyang merupakanpetabrowsergeografi–suatu alat yang sangat bagus untuk melihat menciptakan,danmen-sharingfile-fileinteraktif yang berisi informasi lokasi khusus secara visual.Semuamedia dan teknologi tersebut dipandang perlu untuk diintegrasikan ke dalam

Englishfor Specific Purpose(ESP).ESPadalah Bahasa Inggris untuk tujuan khusus.Robinson selanjutnya meng-atakan“It (here ESP) is generally used to refer to the teaching and learning of a foreignlanguage for a clearly itilitarian purpose of which there is no doubt.”22

Bahasa Inggris untukTujuan Khusus(English For Specific Purposes)mempunyai pendekatan dan asumsiyang berbeda denganGeneral English (GE).TujuanESPadalah agarpeserta didikmampu menguasai Bahasa Inggris pada bidang yang mereka pelajari. Misalnya ma-hasiswa kimia, maka mereka harus memahami Bahasa Inggris untuk kimia, atau jika

mereka mahasiswa teknik, mereka harus mengetahui BahasaInggris untuk teknik,atau jika mereka bekerja di perhotelan, maka mereka harus menguasai Bahasa Inggrisperhotelan, jika mereka mahasiswa maritim,maka mereka harus menguasai BahasaInggrismaritim, dan sebagainya.Hal senada jugadikatakan oleh Mc Donough tentang definisi dan konsepESP.Dia berpendapat“ESP courses are those where the syllabus and materials are determined inall essentials by prior analysis of the communication needs of the learners.”23

PendapatDonough mengindikasikan bahwa materi dan silabus serta tujuanESPharus diran-cang dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan pengguna lulusan.Jadi pendekatanESPadalah pendekatan dari bawah ke atas (

button up approach).Berdasarkan uraian di atas, ESP bukan suatu produk baru, tetapi pendekatankhususdalam pembelajaran Bahasa Inggris yangberbeda dengan Bahasa Inggrisumum.ESPmerujuk pada pembelajaran Bahasa Inggris yang berorientasi kebutuhankhusus pembelajar sesuai dengan bidang ilmu dan pekerjaan. MateriESPdikembang-kan berdasarkan analisis kebutuhan.Untuk menunjang proses pembelajaranyang efektif dan efisien baik yang ber-langsung secaraface to facedi dalam ruang kelas maupun untuk kebutuhan pembela-jaranmandiri,maka perludidukung oleh rancangan dan pengembangan bahan ajar

yang dapat mengintegrasikan kemampuan kognisi, afeksi, dan psiko-mototik. Olehkarena itu, yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah(1) bahan ajar ber-basis media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di UIN Ala-uddin?(2) bagaimanamengembangkanmodel bahan ajarbahasa Inggrisberbasisteknologi informasidan komunikasi? (3) bagaimanaefektivitasmodel bahan ajarba-hasa Inggrisyang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi?LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012: 144-

160150METODOLOGI PENELITIANJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (researchand development)yang dapat didefinisi sebagai“a process used to develop and validateeducational productsatau suatu proses untuk mengembangkan dan menvalidasi pro-duk pendidikan”.24

Penelitian ini dikatakan penelitian dan pengembangan (researchand development) karena meliputi kegiatan penelitian dan pengembangan modelba-han ajar berbasis TIK.Proses penelitian dan pengembangan meliputi sepuluh langkah, yaitu: (1) me-ng

umpulkan riset dan hasil penelitian, (2) perencanaan, (3) mengembangkan bentukproduk awal, (4) pengujian lapangan pendahuluan, (5) revisi produk utama, (6) ujilapangan utama, (7) revisi produk operasional, (8) uji lapangan operasional, (9) revisiproduk akhir, (10) penyebaran dan implementasi.25

Namun, mengingat keterbatasanwaktu, tenaga, dan dana, kesepuluh langkah tersebut disederhanakanmenjadi tigalangkah, yaitu: (1) penelitian pendahuluan, (2) penyusunan model, dan (3) validasimodel.26

Teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian iniadalah: (1) ob

-servasi; (2) wawancara; (3) studi dokumen; (4) angket; (5)portofolio. Adapun langkahyang ditempuh dalam mengembangkan validitas (kesahihan)data penelitian adalah:(1) trianggulasi; (2) reviuwinforman; (3) Penyusunandata base; dan (3) kehadiran pe-neliti ke tengah lokasi penelitian.Analisis data dalam penelitian ini digunakan dua pendekatan, yaitu pendekat-an kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitaian iniberusaha mengembangkan modelbahan ajar berbasis TIK, di manadata yang ter-kumpul dan diolah adalah data kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dalamuji efektivitas, yaitu untuk membandingkan tingkat efektivitas antarabahan ajar ber

-basis TIKdenganbahan ajarkonvensional. Dengan demikian dalam pelaksanaan ana-lisis data penelitian ini berusaha memadukan dua pendekatan yang berbeda, sehing-ga penelitian ini dapat dikatakan menggunakan perpaduandua metode ataumixedmethod..27

Subjek penelitian adalah 80 orang peserta didik (mahasiswa) semester VIprogram studi pendidikan bahasa Inggris fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ala-uddin Makassar tahun akademik 2011/2012.HASIL PENELITIANBahan Ajar dalam PembelajaranEnglish for Specific PurposeUntuk mengkaji bahan ajar pembelajaran ESP pada Fakultas Tarbiyah danKe-guruan

UIN Alauddin Makassar, dapat dilihat dari tiga perspektif, yakni (1) analisiskondisi bahan ajar, (2) analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator,dan (3)analisis media pembelajaran yang digunakan.Pertama, ditinjau dari karak-teristik ESP sebagai mana dijelaskan olehStrevens dalam pembahasan sebelumnya,LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 15 NO. 2 DESEMBER 2012: 144-160152Maka standar kompetensi dan kompetensi dasar yang didesain dalam silabusuntuk mata kuliahEnglish for Specific Purposemasih berada pada tingkat perpikir ren-dah atau berada pada tingkat kedua dalam desain Anderson. Hal ini penting untuk

dipahami karena pembelajaran bahasa Inggris dilakukan pada tingkat pendidikantinggi dan perlu diarahkan pada kompetensi yang lebih tinggi seperti pada tingkatmenerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakanatau pada level pene-rapan, analisis, sintesis, dan evaluasi menurut taksonomi Bloom.Ketiga, analisis media pembelajaran. Di sini peneliti merujukpada pandanganBretz28

dalammengidentifikasi karakteristik mediayang terdiri atastiga unsur pokok;audio, visual, dan gambar bergerak.Berdasarkan analisis tentang karakteristik media, makamedia pembelajaranyang digunakan dalam menyajikan materi pembelajaran pada mata kuliah ESP ada-lah media visual lebih khusus pada media cetak karena hanya mengandalkan bukupaket dan pembelajaranface to faceyang hanya berlangsung dengan setting ruangkelas secara tradisional.Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis TIKHasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa

bahan ajarbahasa Inggris dalammata kuliahEnglish for Specific Purpose(ESP) pada Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris,Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Semester VI masih meng-andalkan buku teks dan cenderung cocok dengan level pendidikan menengah sehing-ga berfungsisekadar menyampaikan materipembelajarankepadamahasiswasehing-ga tujuan pembelajaran tidak tercapai dan bahkan menjadikanESPsebagai mataku-liahyang diremehkan dan tidakmemberikan kontribusi signifikan. Sehubungan de-ng

an hal tersebut maka perlu diupayakan pembenahan denganmengembangkanba-han ajar berbasis ICT khususnya pemanfaatan mediaWeb Blogsebagai media inter-aksi di samping pertemuanface to face.Mengingat kelemahanbahan ajar yangmeliputi seluruh komponenditinjau da-ri karakteristik ESP sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka dalam pengembangananalisisaplikasipemahamanpengetahuanevaluasisintesisKeterampilan BerpikirTingkat TinggiKeterampilan BerpikirTingkat rendahGambar 1. Domain Kognisi