0896-5250-3975(three), Tas Anak, Tas Sekolah Murah, Tas Sekolah Terbaru
1 I. PENDAHULUAN A. Analisi Situasi Sekolah Dasar Negeri ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 1 I. PENDAHULUAN A. Analisi Situasi Sekolah Dasar Negeri ...
1
I. PENDAHULUAN
A. Analisi Situasi
Sekolah Dasar Negeri Kalicari 02 merupakan SD Inti yang memilki 18 Guru, di SD
Inti sering menjadi tempat untuk berkumpul guru-guru se Dabin UPTD Pendidikan
Pedurungan, Guru yang mengajar memiliki kompetensi professional, paedagogik,
kepribadian dan social yang perlu ditingkatkan dengan melaksanakan berbagai
kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas pembelajaran salah satunya
adalah pelatihan tindakan kelas. Seorang guru mempunyai empat kompetensi yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan sosial. Menurut Undang-undang
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah
“kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. kompetensi
profesional merupakan kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya
sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian
dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya,
rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru
lainnya.
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam
bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga jenis tugas guru, yakni
tugas dalam bidang profesi tugas kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian
khusus atau profesioanalisme guru. Arti dari profesional adalah sebuah profesi yang
tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang Usman (2006:6).
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Guru yang profesional
akan mampu menciptakan perubahan-perubahan mutu pendidikan yang sangat
mendasar. Dan perubahan itu akan sangat tergantung kepada apa yang guru lakukan
dan guru pikirkan tentang pendidikan yang dilakukan guru salah satunya adalah
penelitian tindakan kelas.
2
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), sesuai dengan namanya maka
ada tiga kata yang masing-masing kata mempunya pengertian. Adapun pengertian tiap
kata tersebut yaitu: Penelitian-merupakan kegiatan ilmiah dengan menggunakan
metode yang berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, mengembangkan
dan mengevaluasi suatu pengetahuan, dalam hal ini dapat meningkatkan mutu
pembelajaran. Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian langkah-langkah (siklus) yang terdiri
dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang terus mengalir menghasilkan siklus
baru sampai penelitian tindakan kelas dihentikan. Kelas-sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Dari analisis situasi disekolah SD Negeri kalicari 02 untuk meningkatkan kompetensi
profesional dan paedagogik guru dengan kegiatan pelatihan penyusunan proposal dan
laporan Penelitian tindakan kelas,
B. Perumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi oleh kebanyakan guru di SD Negeri kalicari 02 adalah
kurangnya referensi pemahaman tentang bagaiman mebuat proposal penelitian
tindakan kelas yang baik, karena penelitian tindakan kelas itu adalah suatu bentuk
kajian atau kegiatan ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh guru/peneliti didalam
kelas dengan mengunakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran. Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau berada dalam keilmuan dan
metode yaitu cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis berdasarkan fakta untuk
menemukan, membuktikan, mengembangkan dan mengevaluasi suatu pengetahuan.
Penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (siklus) yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang terus mengalir menghasilkan siklus
baru sampai penelitian tindakan kelas dihentikan
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
Tujuan umum dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk melaksanakan
Tri Darma Perguraun Tinggi, sedangkan tujuan khusus adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami konsep, prinsip, langkah-langkah penelitian tindakan kelas
3
2. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan proposal penelitian tindakan kelas
bagi guru sekolah dasar
3. Untuk memahami langkah-langkah penyusunan laporan penelitian tindakan kelas
serta menyusun artikel ilmiah dari hasil penelitian
B. Manfaat
1. Bagi guru dapat memahami konsep prinsip dan langkah-langkan penyusnan
proposal penelitian tindakan kelas dan laporan penelitian tindakan kelas,
Melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan berkolaborasi dengan teman
sejawat di sekolah masing-masing dengan demikian maka pelatihan ini dapat
mengatasi permasalah didalam kelas dengan menggunakan model danmetode
pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian tindakan kelas.
2. Bagi Sekolah dapat meningkatkan sumber daya manusia yaitu Pendidik dalam
proses pembelajaran dengan mengambangkan model dan metode pembelajaran
dikelas.
3. Bagi Lembaga Pergutuan Tinggi Program Studi PGSD S1 dapat terjalin kemitraan
dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan Sekolah mitra sehingga
dapat meningkatkan kinerja dosen dan mahasiswa
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Judul Kegiatan pelaksanaan Kegiatan Pengabdian masyarakat ini terbagi dalam beberapa
tahapan kegiatan sebagai berikut:
A. Obeservasi Kegiatan
Observasi dilaksanakan pada bulan 15 Mei 2013 lakukan di sekolah dasar Negeri
Kalicar 02, Kelurahan kalicari, kecamatan Pedurungan Semarang Jawa Tengah dengan
berdiskusi dengan kepala sekolah berkanan dengan sumber daya manusia di sekolah
tantang bagaimana kemampuan kompetensi paedagogik guru yaitu dalam meimilih
model dan metode yang tepat dalam pembelajaran serta sumber bahan, media, alat
pembelajaran serta evaluasi pembelajaran karena sorang guru sebelaum melaksanakan
penelitian tindakan kelas harus memilki keompetansi paedagogik seorang guru, selain
mendiskusikan tentang kompetenasi guru, dalam observeri juga mendiskusikan tentang
kompetensi professional guru dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam
melaksanakan penelitian dan penulisan karya ilmiah yang dimuat dalam jurnal atau
4
majalah ilmiah, dan observer juga berdiskusi tentang jumlah guru di SD negeri Klicari
02, dan selanjutnaya mendiskusikan waktu dan tempat yang tepat dalam pelaksanaan
pengabdian masyarakat.
B. Persiapan Kegiatan
Persipan Pengabdian Masyarakat dilakukan setelah obeservasi kesekolah yaitu yaitu
bulan Juni dan Juli 2013 pengurusan administrasi surat izin dan undangan untuk
peserta yang akan mengikuti kegiatan pelatihan, perlengkapan berkenaan dengan
materi yaitu penyusunan bahan-bahan penelitian tindakan kelas diantaranya makalah
pelatihan, lembar format sistematika otka yag diisi oleh peserta, selain kelengkan
materi juga mempersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti haknya LCD dan labtop,
pengeras suara dan juga berkas-berka administrasi yang berkenaan dengan daftara
hadir peserta dan dokumentasi yang diperlukan lainnya.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Pengamdian masyarakat pada hari Selasa Tanggal 30 Juli 2013,
Pelaksanaan dihadiri oleh Sembilan Kepala Sekolah Dabin 1 Gugus Supriyadi pada
UPTD Pendidikan Pedurungan dan delapan belas guru SD Negeri Kalicari 02, dan
dosen. Pelaksanaan terdiri dari pembukaan, kegiatan inti dimana pemateri pertama
adalam Muhamad Afandi, M.Pd yang menjelaskan tentang pengertian, konsep, prinsip
dan langkah-langkah penyusunan proposal dan laporan penelitian tindakan kelas,
sedangkan Pemateri kedua disampaikan oleh Rida Fironika KD, S.Pd., M.Pd yang
menyampaikan tentang tata cara penulisan dan perangkat Penelitian tindakan Kelas.
dan penutupan
D. Evaluasi Kegiatan
Setelah kegiatan selesai makan dilakukan evaluasi oleh ketua dan anggota pengabdian
masyarakat pada tanggal 19 Agustu 2013 .membahas dari perencanaan dan
peleksanaan serta laporan kegiatan, Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
tentang penelitiantindakan kelas terlaksana sesuar dengan rencana dari peserta
mendapat masukan bahwa kegiatan pelatihan ini harus dilakukan berkesinambungan
karena penelitian tindakan kelas tidak bias terlepas yang namanya RPP, Model dan
metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta media dan alat pembelajaran
5
IV. HASIL KEGIATAN
Setelah kegiatan dilaksanakan guru peserta pelatihan dapat memahami dan meningkatkan
keilmuan dan pengatahuannya dibidang penyusunan proposal dan penyusunan laporan
penelitian tindakan kelas, dengan memahi danmenyusun proposal dan laporan maka guru
dapat melaksanakan dan membuat laporan penelitian yang dikemas menjadi artikel ilmiah
yang dapat diterbitkan melalui jurnal, majalah dan lain-lain. Adapun materi yang didapat
dalam kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut:
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action
Research, yang dikenal dengan sinkatan PTK yaitu penelitian yang dilakukan dikelas
oleh guru/peneliti untuk mengetahui yang berarti penelitian yang dilakukan pada
sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut. Penelitian tindakan kelas pertama kali diperkenalkan oleh
Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti
Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan sebaginya. Dengan
demikian konsep penelitian tindakan kelas semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Pemahaman konsep penelitian tidakan
banyak para peneliti atau penulis menjelaskan konsep yang memang dibutuhkan dalam
pelaksanaannya di dalam proses pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), sesuai dengan
namanya maka ada tiga kata yang masing-masing kata mempunya pengertian. Adapun
pengertian tiap kata tersebut yaitu:
a. Penelitian-merupakan kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode yang
berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, mengembangkan dan
mengevaluasi suatu pengetahuan, dalam hal ini dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Tindakan-sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,
yang dalam penelitian berbentuk rangkaian langkah-langkah (siklus) yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang terus mengalir menghasilkan siklus
baru sampai penelitian tindakan kelas dihentikan.
c. Kelas-sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sama dari guru yang sama.
Penelitian tindakan kelas atau disebut PTK adalah penelitian yang mengangkat
masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan
pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Taniredja, Pujiati
dan Nyata, 2010:16-17). Penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Wahidmurni &
6
Ali (2008:14) bahwa “Penelitian Tindakan Kelas diartikan sebagai upaya atau tindakan
yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran
melalui penelitian”.
Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai “proses pengkajian masalah
pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut”. Sanjaya. W.
(2009:26). Sebagai mana dikemukakan oleh Aqib Z (2009:13) bahwa “penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam kelas”. Dengan demikian “penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegitan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan”. Suwandi (2010:10)
Penelitan tindakan juga dikemukakan oleh Madya (2009:11) bahwa “penelitian
tindakan berurusan langsung dengan praktik dalam situasi alami, penelitiannya adalah
pelaku praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil penelitiannya. Lingkup ajangnya
terbatas, yang paling menonjol adalah bahwa penelitian tindakan ditunjukan untuk
melakukan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan
praktik secara incremental dan berkelanjutan”. Secara singkat Penelitian Tindakan
Kelas dapat didefinisikan oleh Syukri (2008:6) bahwa “penelitian sebagai suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka (guru) dalam melaksanakan
tugasnya. Aqib (2006:13-14) mengemukakan beberapa alasan pentingnya dilaksanakan
penelitian tindakan kelas diantaranya sebagai berikut: Penelitian tindakan kelas sangat
kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika
pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan kinerja guru
sehingga menjadi profesional. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian
tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Pelaksanaan tindakan kelas tidak
mengganggu tugas pokok sebagai seorang guru, karena merupakan suatu kegiatan
penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan
melakukan penelitian tindakan kelas guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk
melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan
tehnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Dari beberapa pengertian diatas, Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan
sebagai suatu bentuk kajian atau kegiatan ilmiah dan bermetode yang dilakukan oleh
guru/peneliti didalam kelas dengan mengunakan tindakan-tindakan untuk
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Ilmiah yaitu suatu yang bersifat atau
berada dalam keilmuan dan metode yaitu cara berfikir, obyektif, rasional, sistematis
7
berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, mengembangkan dan
mengevaluasi suatu pengetahuan. Penelitian tindakan merupakan suatu rangkaian
langkah-langkah (siklus) yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
terus mengalir menghasilkan siklus baru sampai penelitian tindakan kelas dihentikan.
B. Prinsip PTK
Prinsip dalam penelitian tindakan kelas adalah:
1. PTK dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pendidik dalam proses
belajar mengajar artinya seorang guru dalam melaksanakan tugasnya mengikuti
kalender akademik, dimana setiap satuan pendidikan telah mengatur Silabus yang
berkenaan dengan SK dan KD yang harus di selesaikan dalam semesternya.
2. Kolaboratif PTK bisa dilakukan dengan guru, kepala sekolah, pengawas, praktisi
sehingga mendukung kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini kolaborasi
membantu pelaksanaan tindakan baik sebagai observer maupun sebagai pelaksana
tindakan dan ini disepakati bersama sesua dengan kemampuannya kolaborasi.
3. Siklus yang diterapkan hendaknya mengutamakan pada ketercapaian kriteria
keberhasilan, dan dikembangkan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. yang terus mengalir menghasilkan siklus baru sampai penelitian
tindakan kelas dihentikan. Dalam siklus terdiri dari bebrapa pertemuan atau tindakan
setipa pertemuan idealnya tiga pertemuan namun peneliti mempertimbangkan
deangan materi pelajaran maka dalam hal ini minimal dua kali pertemuan, RPP yang
digunakan dalam penelitian tindakan hendaknnya meperhatikan komponen dalam
RPP yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah pada komponen penilaian, artinya
apabila satu RPP akan digunakan untuk satu kali pertemuan maka harus ada
penilaian, namun apabila satu RPP untuk dua kali pertemuan maka penilaian
dilasanakan pada pertemuan kedua, penilain disi yang dimaksud adalam penilaian
untuk mengetahui peningkatan pada aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor.
4. Teknik pengumpulan data dalam hal ini adalah teknik tes dan non tes yang
digunakan dalam mengembangkan intrumen penilain, Teknis tes misalnya Tes
Pilihan Ganda, menjodohkan, jawaban singkat dan lain-lain. Teknik Non Tes
misalnya angket, wawancara, skala, portopolio dan lain-lain. Teknik pengumpulan
data diharapkan tidak menuntut waktu dan cara yang berlebihan.
5. Metodologi yang digunakan hendaknya dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah sepertihalnya setting penelitian, subyek penelitian, teknik dan alat
pengumpulan data, analisi data, indikaor keberhasilan dan prosedur penelitian.
6. Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis secara meyakinkan,
mengembangkan inovasi metode, strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelas,
8
serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk membuktikan hipotesis
tindakannya.
7. Masalah yang terungkap adalah masalah yang benar-benar membuat Guru galau,
sehingga atas dasar tanggung jawab profesional, dia didorong oleh hatinya untuk
memiliki komitmen dalam rangka menemukan jalan keluarnya melalui PTK.
8. PTK dilaksanakan mengikuti kaidah ilmu pengetahuan.
C. Tujuan dan manfaat PTK
Seperti penelitian pada umumnya bahwa ada tujuan penelitian yang
diinginkan menurut Sanjaya (2009: 33) bahwa tujuan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar secara praktis.
Penelitian tindakan kelas dalam pelaksanaannya sangat kondisional dan situasional.
Menurut Madya (2009: 25) untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan
baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung pada ruang kelas
atau ajang dunia kerja.
Tujuan penelitian tindakan kelas dapat dirumuskan sebagai berikut;
1. Memperbaiki dan meningkatkan Mutu pendidikan,
2. Meningkatkan layanan profesional guru dalam konteks layanan kepada peserta
didik,
3. Meningkatkan praktek dalam proses pembelajaran dikelas,
4. Meningkatkan komunikasi antar teman sejawat dengan adanya kolaborasi dalam
penelitian,
5. Meningkatkan kemampuan malakukan penelitian dikalangan guru.
Secara umum manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Suwandi S
(2010:15) disebutkan bahwa guru dapat melakukan inovasi pembelajaran, Guru
dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan
memecahkan masalah dalam pembelajaran yang muncul, Melalui PTK guru akan
terlatih untuk mengembangkan secara kreatifkurikulum dikelas atau sekolah,
Kemampuan reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya
inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada
tercapainya peningkatan professional guru,
Dengan demikian manfaat penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Untuk memngembangkan inovasi pembelajaran dikelas, orang guru dalam
melaksanakan pembelajaran harus merancang pembelajaran yang mendidik
maupun merancang penilaian yang baik dalam pembelajaran.
2. Untuk meningkan iklim dikelas yang kondusif melalui perbaikan secara
berkesinambungan dalam hal ini aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran
terjadi eksplorasi, elaborasi dan konformasi dimana guru menjelaskan materi
9
sampai siswa menukan konsep dari materi, dan juga guru sebagai fasilitator
dalam kegiatan siswa baik berdiskusi, mengerjakan LKS dan juga praktik dalam
mnggunakan media atau alat peraga..
3. Dapat dijadikan sebagai upaya pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dalam hal ini guru memahami kurikulum sebagai mata pelajaran,
kurikulum sebagai pengalam belajar dan juga kurikuum sebagai perencanaan
program dalam satuan pendidikan.
4. Untuk meningkatkan kinerja serta profesionalisme guru melalui penelitian
tindakan kelas, seorang guru menguasai raung lingkup setiap mata pelajaran
yang ada dalam satuan pendidikan baik mata pelajaran PKn, IPS, Bahasa,
Matematika, IPA yang terdapat pada satuan pendidikan sekolah dasar..
D. Model Penelitian Tindakan Kelas
Model pada dasarnya adalah rancangan yang dapat digunakan untuk
menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas yang sifatnya lebih praktis. Fungsi model
yaitu sebagai sarana untuk mempermudah komunikasi, petunjuk yang bersifat
perspektif untuk mengambil suatu keputusan, dan sebagai petunjuk menyusun
perencanaan untuk kegiatan pengelolaan. Pada prinsipnya PTK digunakan untuk
mengatasi masalah yang muncul di dalam kelas. Banyak model yang dapat kita
digunakan sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan
kelas sesuai dengan permasalahan yang muncul di dalam kelas. Peneliti dapat memilih
salah satu model yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Model-model yang
dapat diterapkan diantaranya: 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis & Mc Taggart,
3) Model Dave Ebutt, 4) Model John Elliot, 5) Model Hopkins, dan masih ada beberapa
model lain, yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari model yang ada.
1. Model PTK Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan dasar dari berbagai model penelitian
tindakan kelas, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action research
atau penelitian tindakan. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi
dalam suatu lingkaran yang terus-menerus.
Konsep pokok penelitian tindakan Kurt Lewin terdiri dari empat komponen,
yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing),
dan d) refleksi (reflecting). Hubungan ke empat komponen tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut,
10
Gambar 1.1 PTK Model Kurt Lewin
2. Model PTK Kemmis & McTaggart
Model PTK dari Kemmis & McTaggart adalah pengembangan dari konsep
pokok penelitian dari Kurt Lewin, namun komponen acting (tindakan) dan
observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Latar belakang penyatuan
dua komponen tersebut karena kedua komponen tersebut dalam penerapannya
merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan dan kedua kegiatan tersebut harus
dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Begitu berlangsungnya suatu tindakan maka
observasi juga harus dilaksanakan.
Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart berupa perangkat
atau untaian. Satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, yang
berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Jadi pengertian siklus dalam
hal ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
obeservasi, dan refleksi.
12
3. Model PTK Dave Ebbut
Penelitian model Ebbut diperkenalkan dan dikembangkan pada sekitar tahun
1985. Ebbut menganggap bahwa suatu penelitian tindakan harus dimulai dari
gagasan awal, yaitu berbentuk dorongan keinginan peneliti untuk melakukan suatu
perbaikan proses untuk menghasilkan sesuatu yang lebih optimal. Berdasarkan
gagasan awal kemudian peneliti berupaya menemukan berbagai tindakan yang
harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Setelah proses analisis, selanjutnya
peneliti menyusun rancangan umum yang berisi langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk kemudian dapat diimplementasikan. Dalam proses implementasi
dilakukan monitoring untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya
tindakan. Hasil monitoring selanjutnya sebagai bahan untuk menyusun penjelasan
tentang berbagai kegagalan yang terjadi dari tindakan yang telah dilakukan.
Penjelasan tersebut kemudian akan menjadi masukan untuk merevisi rencana umum
dan selanjutnya akan melahirkan rencana implementasi ulang untuk implementasi
pada putaran kedua. Begitu seterusnya dilakukan sampai pada pada putaran tertentu
atau sampai penelitian mencapai keberhasilan.
Gambar 1.4 PTK Model Dave Ebbut
GENERAL IDEA
RECONNAISSANCE
OVERALL PLAN
ACTION 1
AMEND
GENERAL
IDEA
MONITORING &
RENNAISSANCE
REVISED
OVERALL PLAN
ACTION 2 etc
AMENDED
GENERAL IDEA
RECONNAISSANCE
NEW OVERALL
PLAN
ACTION 2 ect
REVIS
E
OVER-
ALL
PLAN
OR OR
13
4. Model PTK John Elliot
Model PTK John Elliot dikembangkan berdasarkan konsep dasar Kurt
Lewin. Model ini menekankan pada proses untuk mencoba hal-hal baru dalam
pembelajaran. Model ini terdiri dari beberapa langkah tindakan yaitu Langkah
Tindakan 1, Langkah Tindakan 2, dan Langkah Tindakan 3. Adanya langkah-
langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam suatu
mata pelajaran terdiri dari beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu
kali tindakan. Oleh karena itu maka untuk menyelesaikan suatu pokok bahasan
tertentu diperlukan beberapa kali langkah tindakan dalam suatu kegiatan belajar
mengajar.
Gambar 1.5 PTK Model John Elliot
14
5. Model PTK John Hopkins
Berpedoman pada model-model PTK para ahli pendahulunya, maka
selanjutnya Hopkins menyusun desain tersendiri yaitu sebagai berikut:
Gambar 1.6 PTK Model Hopkins
Berdasarkan beberapa model PTK yang telah dicontohkan di atas, maka
model yang paling sederhana dan mudah dipahami untuk dilaksanakan dalam PTK
adalah model Kemmis & McTaggart. Penulis menyarankan agar para peneliti
khususnya pemula untuk menggunakan model Kemmis & McTaggart dalam PTK
yang akan dirancang dan dilaksanakan untuk memperbaiki atau mengatasi
permasalahan yang terjadi di kelas.
E. Prosedur/Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur merupakan tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian dimana
sorang peneliti sebelum melaksanakan tindakan maka peneliti malkukan observasi awal
keseolah berkenaan dengan permasalahan yang ada tentunya di ada bukti kenapa
masalah itu ada dan bisa dikatakan rendah dan ingin ditingkatkan, setelah itu penelitia
memilih inovasi pembelajaran dengan memilih model, metode atau pendekatan yang
akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dengan demikian peneliti
melakukan kolaborasi dalam melaksanakan penelitian tindakan, peneliti bisa
berkolaborasi dengan teman sejawat, kepala sekolah, guru kelas maupun praktisi
PERENCANAAN
TINDAKAN
TARGET, TUGAS,
KRITERIA
KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI EVALUASI
MENOPANG
KOMITMEN CEK KEMAJUAN
MENGATASI
PROBLEM
CEK HASIL
PENGAMBILAN
STOK
PELAPORAN
AUDIT
AMBIL START
PERENCANAAN
KONSTRUK
15
pendidikan, setelah peneliti menentukan kolaborasi maka siapakah pelaksana tindakan,
peneliti boleh sebagai pelaksana tindakan dan peneliti boleh sebagai observer dalam
penelitian namun lebih baiknya berdiskusi bersama kolaborasi tentang model, metode
atau pendekatan yang akan digunakan, siapa yang lebih mengusai dan memahami
idealnya dialah sebagai pelaksana tindakan. Setelah terjadi kesepakatan peneliti dengan
kolaborasi maka peneliti baru merencanakan pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan
berapa siklus dan berapa pertemuan/tindakan dan pelu diketahui bahwa setiap siklus
idealnya tiga pertemuan/tindakan, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi, namun jumlah tindakan/pertemuan tergantung dari kompetensi
dasar atau materi dalam mata pelajaran yang teliti.
Mengembangkan Tahapan-Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat empat tahapan yaitu tahap:
perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan penelitian dirancang bersama dengan kolaboratif dalam
penelitian, menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan
tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan model,
metode, pendekatan sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam
berbagai situasi lapangan.
Merancang RPP dalam pembelajaran yang memperhatikan kompenen-
komponen antara lain SK/KD, indikator, tujuan, materi, metode, alat,bahan
dan sumber belajar, Penilaian Pembelajaran sehingga dapat merancang
pembelajaran yang mendidik.
Mempersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu LKS, lembar observasi
siswa dan guru, lembar penilaian, catatan lapangan dan tes hasil belajar/ kuis
yang digunakan selama melaksanakan tindakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap implementasi dimana kegiatan awal kegiatan inti dan juga kegiatan
akhir/penutup dalam aktifitas proses belajar pembelajaran. Dalam pelaksanaan
tindakan selalu memperhatikan langkah-langkah yang telah dirumuskan dalam
perencanaan sesuai dengan model, metode atau pendekatan yang dipilih.
a. Kegiatan awal
Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan
dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik,
memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya.
16
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang
akan diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang
diajarkan, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan
dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi
pelajaran secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah
pembelajaran).
b. Kegiatan inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat
menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing.
Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat
menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan
pembelajaran dan indikator.
Pada kegiatan inti langkah-langkahnya terdiri dari kegiatan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi.
Kegiatan eksplorasi yaitu guru menjelaskan, siswa dapat menemukan
konsep (belajar bersama). Serangkaian kegiatan pembelajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencaritemukan
berbagai informasi, pemecahan masalah, dan inovasi.
Kegiatan elaborasi yaitu guru memfasilitasi, siswa berdiskusi,
mengerjakan soal, praktik (dikskusi ada soal/LKS, dll. Serangkaian
kegiatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan
dan karya yang bermakna.
Kegiatan konfirmasi yaitu guru membantu siswa menarik kesimpulan,
penegasan, penguatan konsep. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang
memberi kesempatan bagi peserta didik untuk dinilai, diberi penguatan
dan diperbaiki secara terus-menerus.
c. Kegiatan akhir/penutup
Rangkuman/simpulan.
Memberikan tes tertulis atau tes lisan
mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya
jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di
luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
17
Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh
rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih,
menggunakan urutan sesuai dengan modelnya.
3. Pengamatan/observasi
Tahap kegiatan pengamatan/observasi yang dilakukan oleh observer. Observasi
atau pengamatan dilakukan sejalan dengan pelaksanaan tindakan dimana observasi
mengati aktifitas siswa dan juga aktifitas guru selama proses belajar mengajar,
pengamatan atau observasi dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti,
dalam hal ini peneliti bisa sebagai observer tapi tidak bisa sebagai pelaksana
tinakan namun sebaliknya kalau peneliti sebagai pelaksana tindakan maka peneliti
tidak bisa sebagai observer, dan juga observer boleh lebih dari satu dan jumlah
observer tergantung masalah yang diangkat dalam penelitiannya. Dalam
pemaparan pada tahap observasi ini peneliti mencatat data-data yang di dapat pada
aktivitas siswa dan guru untuk mengetahui proses pembelajaran dan data tentang
tujuan dari penelitian misalnya hasil belajar, prestasi belajar, motivasi belajar,
minat belajar, kreatifitas belajar, partisipasi belajar, peran aktif siswa,
keterampilan menulis, keterampilan mengangarang, keterampilan membaca, dan
lain sebagainya sebagai tujuan dalam penelitian. Data-data yang didapat tentu
harus sesuai dengan analisis data yang digunakan dalam penelitian.
4. Refleksi
Tahap kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada
siswa, suasana kelas, maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat
penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil
(perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh
peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali yang telah dilaksanakan di dalam
tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya
dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka
tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan.
Tahap ini juga merupakan kegiatan mengidentifikasi kembali kegiatan dari awal
pelaksanaan tindakan hinggga akhir kegiatan apakah model, metode atau
pendekatan yang sudah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkahnya, sudahkah
terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran dan apakah
permasalah yang akan di selasaikan atau ditingkatkan sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan. Dalam merefleksi peneliti
memperhatikan data-data dari observasi atau pengamatan baik data aktifitas siswa,
aktifitas guru dan data yang ingin ditingkatkan, dalam refleksi ini menjadi
perhatian peneliti yaitu indikator keberhasilan dalam penelitian yang berkaitan
dengan ketuntasan individu maupun ketuntasan klasikal. Setelah mengidentifikasi
18
peneliti mengevaluasi berdasarkan indikator keberhasilan dalam penelitian untuk
menemukan kekurangan dan kelebihan sehingga peneliti bersama kolaborasi
besama-sama memutuskan untuk melanjutkan atau berhenti pada siklus tertentu.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan ini merupakan prosedur dalam
penelitian tindakan kelas yang sering disebut tindakan dalam siklus, penelitian
tindakan kelas dapat dilaksanakan beberapa siklus yang dilaksanakan secara
berurutan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Pesrta sangat antusias untuk mengikuti pelatihan penyusunan proposal dan laporan
penelitian tindakan kelas
2. Peserta mengetahui dan memahami tetang penyusunan proposal dan laporan
penelitian tindakan kelas
3. Peserta dapat memahami pembuatan proposal, pelaksanaan dan penyusunan
laporan penelitian tindakan kelas.
B. Saran
1. Perlu dilakukan kegitan secara berkesinambungan dalam penyusunan rencana
program ppembelajaran, penyusunan bahan ajar, penyusunan penilaian, pelatiahan
tentang model-model pembelajaran, penyusunan media sumber dan alat peraga.
2. Guru sekolah dasar selain mengajar tentu dapat melaksanakan penelitian tindakan
kelas sesuai dengan prinsip-prinsip dari penelitian tindakan kelas.
19
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Ypramawidya.
Arikunto, S., Suhardjono., Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Madya, S. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta
Muliawan U. J. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Grava Media
Mulyasa, E. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
------------- (2010). Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prayitno (2005). Pendekatan ”Basic Need” dalam Pendidikan. Makalah Seminar Internasional
Pendidikan dan Pertemuan FIP-JIP se-Indonesia tahun 2005 di Bukit Tinggi.
Sagala, S. (2010). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Salam Burhanuddin, H. (2002) Pengantar Pedagogik dan dasar-dasar Ilmu Mendidik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Kadipiro
Surakarta: Yuma Pustaka
Suyadi. (2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: DIVA Press
Tim ICCE UIN Jakarta. 2004. Buku Panduan Dosen Pendidikan Kewarganegaraan (Civic
Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta:
Prenada media.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun (2005) , Tetang Guru dan Dosen.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun (2003). Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Asokadikta dan Durat Bahagia.
Undang-undang Republik Indonesia. No. 14 Tahun (2004). tentang Guru dan Dosen.
Bandung: Citra Umbara.
Wahidmurni, Ali Nur. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam dan Umum
Dari teori Menuju Praktik Disertai contoh Hasil Penelitian. Malang: UM Press
20
CURRICULUM VITAE
I. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Afandi, S.Pd., M.Pd / L
Tempat dan Tanggal Lahir Nganjuk, 24 Juli 1980
Agama Islam
Lembaga Kerja Universitas Islam Sultan Agung
Alamat Rumah Jln. Pangeran Hidayat No 331 RT/RW 10/04 Dusun Suka
Damai Desa Binabaru Kec Kampar Kiri Tengah Kab Kampar
Propinsi Riau 28371 HP. 0813 6535 9082.
E-mail [email protected]
Motto ”Do’a dan Restu Orang Tua adalah Modal Utama Meraih
Sukses Dunia dan Akhirat”.
Riwayat Pendidikan SD Negeri 075 Kampar Kiri-Kampar-Riau.
SMP Negeri 05 Kampar Kiri-Kampar-Riau.
SMA Negeri 1 Kampar Kiri Tengah-Kampar-Riau.
PT 1. S.1 Universitas Riau (UNRI)-Pekanbaru
2. S2 Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)- Bandung
Pengalaman Kerja 1. Universitas Riau 2005 - 2006
2. Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2008 - 2012
Pengalaman Jabatan/
Kepanitiaan 1. Sekretaris Prodi PGSD UMP 2009-2012
2. Ketua Penyusun Borang Akreditasi Prodi PGSD 2009
3. Ketua Penyunting Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
“DINAMIKA” 2010-2012
4. Sekretari Program Hibah MBS PGSD UMP 2010-2011
5. Koordinator Program Sarjana Kependidikan Guru Dalam
Jabatan) PSKGDJ 2010-2012
6. Tim Publikasi FKIP UMP 2009-2010
7. Tim Penyusun Hibah Program PPKHB 2008
8. Tim Hibah PHK-1 PGSD 2008-2011
9. Tim Penyusun Program DIA Bermutu PGSD 2010
10. Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 140 UMP
11. Asesor Guru Kelas SD Rayon 140 UMP
Mata Kuliah yang Pernah
di Ajarkan 1. Pendidikan Kewarganegaraan (MKU)
2. Pendidikan Pancasila (MKU)
3. Pengantar Pendidikan
4. Penelitian Pendidikan & PTK
5. Perkembangan Peserta Didik
6. Evaluasi Pembelajaran SD
7. Teknik Penulisan Ilmiah (TPI)
8. Kurikulum Pembelajaran SD
21
9. Perencanaan Pembelajaran SD
10. Konsep Dasar PKn SD
11. Konsep Dasar IPS SD
12. Sembr bahan dan Media Pembelajaran IPS SD
13. Sembr bahan dan Media Pembelajaran PKn SD
II. PENGALAMAN PENELITIAN
III. PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No. Tahun Judul Buku Jumlah
Halaman
Penerbit Posisi
Penulis
1 2009 Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi Muhammadiyah
ISBN: 978-602-9328-20-2
230 Alfabeta
Bandung
Anggota
2 2011 Paradigma Baru Pendidikan
Pancasila Untuk Mahasiswa
ISBN: 978-602-8361-44-6
180 Alfabeta
Bandung
Anggota
3 2011 Cara Efekti Menulis Karya Ilmiah
Seting Penelitian Tindakan Kelas
ISBN: 978-602-9328-22-6
256 Alfabeta
Bandung
Ketua
4 2011 Perencanaan Pembelajaran
ISBN: 978-602-9328-21-9
150 Alfabeta
Bandung
Ketua
5 2013 Teori dan Praktik Penelitain 176 Unissula Pres Ketua
No Tahun Program
Penelitian
Judul Penelitian Posisi
Peneliti
1 2009 Penelitian Hibah
Pengajaran
PGSD
Peningkatan Peran Aktif Dan Kemampuan
Dasar Profesionalisme Keguruan Mahasiswa
PGSD FKIP UMP Melalui Pembelajaran
Kolaboratif
Ketua
2 2009 Penelitian Hibah
Pengajaran
PGSD
Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournamen Materi Sejarah
Perkembangan PKn Matakuliah Konsep Dasar
PKn
Ketua
3 2010 Penelitian Hibah
Prodi
Pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap
pemahaman siswa pada materi Perkembangan
Teknologi Trasportasi di kelas IV SDN1 Dukuh
Waluh
Anggota
4 2010 Penelitian
Kemitraan
PGSD
Peningkatan hasil belajar pendidikan
Kewarganegaraan melalui Pembelajaran
Kooperatif tipe Tipe Teams Games Tournaen
(Studi Di Kelas VI SD Negeri 3 Wangon
Kabupaten Banyumas)
Ketua
22
Tindakan Kelas
ISBN: 978-602-7525-50-4
6 2013 Evaluasi Pembelajaran
ISBN: 978-602-7525-49-8
108 Unissula Pres Ketua
7 2013 Aanalisis Buku Teks PKn Kelas
IV Sekolah Dasar
ISBN: 978-602-7525-53-5
135 Unissula Pres Ketua
IV. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor
Nama Jurnal Posisi
Peneliti
1 2009 Perencanaan Pembelajaran
Sekolah Dasar Volume I
Nomor 2
Maret
2009
Khasanah Pendidikan
Jurnal Ilmiah
Kependidikan FKIP
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto ISSN:
1979-6668 hlm.152-
168
Ketua
2 2010 Upaya Peningkatan Hasil
Belajar IPS Materi
Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia
Melalui Metode Role
Playing pada Kelas V
SD Negeri 02 Wiroditan
Kabupaten Pekalongan
Vol 01,
Nomor 01,
September
2010
Dinamika, Jurnal
Ilmiah Pendidikan
Dasar. PGSD FKIP
UMP, ISSN. 2087-
412X
Ketua
3 2009 Kesadaran Berbangsa dan
bernegara bagi Mahasiswa
yang telah Lulus
Matakuliah Pendidikan
Pancasila di PGSD FKIP
UMP
- Prosiding Seminar
Internasional Hasil-
hasil Penelitian ISSN.
978-979-704-740-5
Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Ketua
4 2011 Peningkatan Partisipasi
dan Prestasi Belajar PKn
Materi Globalisasi Melalui
Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD di Kelas IV
SDN 03 Tanjung
Vol 03,
Nomor 03,
September
2011
Dinamika, Jurnal
Ilmiah Pendidikan
Dasar. PGSD FKIP
UMP, ISSN. 2087-
412X
Ketua
5 2012 The Appriate Pancasila
Education Contents To
Implant Lofty Values For
Vol 05,
Nomor 01,
Agustus
Educare International
Journal For Education
studies ISSN 1979-
Anggota
23
Indonesian Studens 2012 7877
V. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
1 2009 Teknik Penyusunan Portopolio dan PTK Bagi Guru Kerjasama FKIP
UMP dengan STIT Muhammadiyah Purwokerto
2 2009 Penelitian Tindakan Kelas dan Teknik Penyusunan Portopolio dan
PTK Bagi Guru Kerjasama FKIP UMP dengan DIKPORA Kab
Cilacap
3 2010 Penelitian Tindakan kelas bagi Guru Sekolah Dasar di KKG Bojong
Kab Pekalongan-Jateng
4 2011 Penelitian Tindakan Sekolah bagi Kepala Sekolah Dasar di KKS
Banyumas Kab Banyumas-Jateng
5 2011 Penelitian Tindakan kelas bagi Guru Bimbingan Konseling SMA Se
Kota Metro Lampung dan Sekitarnya-Lampung
6 2012 Penelitian Tindakan kelas bagi Guru Sekolah Dasar di KKG
Purwokerto Timur Kab Banyumas-Jateng
VI. PENGALAMAN DALAM MENGIKUTI SEMINAR ILMIAH/ LOKAKARYA/
WORKSHOP
No Jenis Kegiatan Tempat Tahun
1
International Seminar Buliding The Quality of
Education “Enhancing Excellent Education & in
Intrenational Level”
Alula Universitas
Pendidikan
Indonesia
25 Januari
2009
2
International Seminar of Resear Results
“Sustanable Development Based on Science,
Technogy and Art
Alula Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
03 Mei 2009
3
Seminar Nasional “Kebijakan Pendidikan antara
Demokrasi dan birokrasi Nasib Guru di
Indonesia
Auditorium
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
16 Mei 2009
4 Training on Learning Material Development SEAMOLEC Jakarta 20 April
2009
5
Seminar Nasional “Teknik Penyusunan
Portopolio dan PTK Bagi Guru” Kerjasama
FKIP UMP dengan STIT Muhammadiyah
Purwokerto
Gedung Dakwah
Banjar Jabar 9 Mei 2009
24
6
Seminar Pendidikan “Penelitian Tindakan Kelas
dan Teknik Penyusunan Portopolio dan PTK
Bagi Guru” Kerjasama FKIP UMP dengan
DIKPORA Kab Cilacap
Gedung Dakwah
Banjar Jabar
01 Maret
2009
7 Pelatihan DPP (Dosen Pembimbing dan Penguji)
Praktek Pengalaman Lapangan
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
30 Juni 2009
8 Pelatihan Metodologi Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
09-10 Januari
2009
9
Kegiatan Lokakarya “Inovasi dan Analisis
Kebijakan Pendidikan Dasar” dalam Rangkaian
Program HIbah Kompetensi S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
PGSD Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
07 Juni 2009
10
Lokakarya Jaringan Informasi Pendidikan Dasar
Berbasis ICT Program HIbah Kompetensi S1
PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammdiyah Purwokerto.
PGSD Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
10 Agustus
2009
11
Lokakarya Sertifikasi, Akreditasi, dan PPL
Terpadu S1 PGSD Program Hibah Kompetensi
S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammdiyah
Purwokerto.
PGSD Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
9 Agustus
2009
12
Pelatihan Inovasi Pembelajaran dengan Tenaga
Ahli dalam Rangkaian PHK S1 PGSD FKIP
UMP
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
16 s.d. 19 Juli
2009
13 Seminar Nasional “Transdisciplinarity dalam
Dunia Pendidikan” Pascasarjana UNJ
Aula Perpustakaan
UNJ
29 Oktober
2007
14 Lokakarya Jaringan Informasi Pendidikan Dasar
Berbasis ICT
PGSD Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
10 Agustus
2009
15 Pelatihan Internet E_Learning Moodle
Rangkaian PHK S1 PGSD FKIP UMP
Universitas
Muhammadiyah
Purwokerto
21 Juli 2009
16
Seminar Nasional “Peningkatan Kulitas
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Dasar”
Universitas
Pendidikan
Indonesia
29 Januari
2008
17
Pelatiahan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa “
Membentuk Idealisme Mahasiswa PGSD S1
dengan Profesional, Original, Teoriti, Reflektif
dan Evaluatif” MAKRAB HMPS PGSD
Bumi Perkemahan
Purbalingga
26 Oktober
2009
18 Seminar Pendidikan Dasar (Asosiasi PGSD Se-
Indonesia) Surabaya
14-15 Mei
2011
19 Sosialisasi PLPG Rayon 140 Universitas
Muhammadiyah Prwokerto
Aula Pringading
Purwokerto
23 April
2011