vektor - · PDF filevektor, vektor posisi, vektor satuan, perbandingan vektor di bidang dan...
Embed Size (px)
Transcript of vektor - · PDF filevektor, vektor posisi, vektor satuan, perbandingan vektor di bidang dan...

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 1
MODUL
MATEMATIKA SMA
vektor
( MAT 12.1.4 )
Disusun Oleh :
Drs. Pundjul Prijono Nip. 19580117.198101.1.003
PEMERINTAH KOTA MALANG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sungkono No. 58 Telp. (0341) 752036 Malang

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 2
Standar Kompetensi :
Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :
Menggunakan sifat-sifat dan operasi aljabar vektor dalam pemecahan masalah
tentang panjang (besar) vektor, operasi pada vektor serta rumus perbandingan
vektor.
Menggunakan sifat-sifat dan operasi perkalian skalar dan vektor dalam
pemecahan masalah tentang hasil kali skalar dua vektor, sudut antara dua vektor,
panjang proyeksi (proyeksi skalar) serta vektor proyeksi.
BAB I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Dalam modul ini anda akan mempelajari notasi vektor, panjang vektor, operasi aljabar pada
vektor, vektor posisi, vektor satuan, perbandingan vektor di bidang dan di ruang, perkalian
skalar dua vektor, sudut antara dua vektor, proyeksi skalar dan proyeksi vektor pada vektor
lain.
B. Prasyarat
Agar dapat mempelajari modul ini, anda harus mempelajari operasi bilangan real dan dasar
trigonometri, dan matriks.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Untuk mempelajari modul ini, hal-hal yang perlu Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari modul ini haruslah berurutan, karena materi yang mendahului
merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.
2. Pahamilah contoh-contoh soal yang ada, dan kerjakanlah semua soal latihan yang ada.
Jika dalam mengerjakan soal Anda menemui kesulitan, kembalilah mempelajari materi
yang terkait.
3. Kerjakanlah soal evaluasi dengan cermat. Jika Anda menemui kesulitan d alam
mengerjakan soal evaluasi, kembalilah mempelajari materi yang terkait.
4. Jika Anda mempunyai kesulitan yang tidak dapat Anda pecahkan, catatlah,

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 3
kemudian tanyakan kepada guru pada saat kegiatan tatap muka atau bacalah referensi lain
yang berhubungan dengan materi modul ini. Dengan membaca referensi lain, Anda juga
akan mendapatkan pengetahuan tambahan.
D. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan vektor sebagai besaran yang memilki besar dan arah
2. Mengenal vektor satuan
3. Menentukan operasi aljabar vektor : jumlah, selisih, hasil kali vektor dengan skalar, dan
lawan suatu vektor
4. Menjelaskan sifat-sifat vektor secara aljabar dan geometri
5. Menggunakan rumus perbandingan vektor
6. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks
7. Menentukan hasilkali skalar dua vektor di bidang dan ruang
8. Menjelaskan sifat-sifat perkalian skalar dua vektor
BAB II. PEMBELAJARAN
Penerapan Konsep Vektor untuk Menyelesaikan Masalah
Vektor sangat dikenal dalam pelajaran Fisika karena merupakan salah satu besaran selain
besaran skalar. Perbedaan keduanya adalah:
Skalar merupakan besaran yang hanya mempunyai nilai saja, yang dapat dinyatakan
dengan bilangan real tertentu. Contoh besaran ini adalah suhu, massa, dan lain-lain;
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai serta memiliki arah. Contoh besaran
vektor adalah jarak, kecepatan, dan lain-lain.
Banyak manfaat yang diperoleh dari penerapan konsep vektor dalam kehidupan sehari-hari.
Vektor dapat digunakan untuk menghitung jarak, kecepatan, medan listrik dan sebagainya.
Uraian materi berikut akan memperjelas pemahaman Anda mengenai konsep vektor dan
penerapannya.

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 4
u
(x1,y1)
(x2,y2)
y2 - y1
x2 - x1
A. Notasi Vektor
Secara geometris vektor dinyatakan sebagai ruas garis berarah yang panjang dan arahnya
tertentu. Suatu vektor dapat digambarkan sebagai sebuah ruas garis berarah.
Ruas garis AB menunjukkan sebuah vektor dengan A sebagai titik pangkal, B
sebagai titik ujung, arah anak menunjukkan arah vektor, dan panjang anak
panah sebagai panjang atau besar vektor. Vektor biasanya dituliskan dengan
huruf kecil tebal atau miring, misalnya u, u, atau u
.
Secara analitis vektor dinyatakan sebagai pasangan terurut bilangan real. Vektor di
bidang (R2) dinyatakan sesuai pasangan bilangan pada koordinat sumbu X dan Y, yaitu
vektor )y,x(u atau
yxu . Vektor di ruang (R3) dinyatakan menurut koordinat sumbu
X, Y, dan Z. Jadi )z,y,x(u atau
zyx
u .
Andaikan vektor u dengan titik pangkal di (x1,y1) dan titik
ujungnya pada (x2,y2) maka sesuai dengan teorema
Pythagoras panjang dari vektor u ditentukan dengan rumus:
2)12
(2)12
( yyxxu
B. Aljabar Vektor
Sebelum membahas aljabar vektor perlu dipahami ketentuan berikut:
Dua vektor dikatakan sama jika besar dan arahnya.
Suatu vektor v dikatakan invers dari vektor u jika berlaku u + v =
0. (0 adalah vektor nol dimana arahnya tak tentu). Dua vektor
dikatakan saling invers jika besarnya sama tetapi berlawanan arah.
Penjumlahan Vektor Secara geometris penjumlahan vektor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a) Aturan segitiga, langkah-langkahnya:
A
B u
u v =
u v= - u
u
v
u+v

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 5
Tempatkan titik pangkal vektor v sehingga berimpit dengan titik ujung
vektor u;
Vektor (u+v) diperoleh dengan cara menghubungkan titik pangkal vektor
u dengan titik ujung vektor v.
b) Aturan jajargenjang, langkah-langkahnya:
Tempatkan titik pangkal vektor v sehingga
berimpit dengan titik pangkal vektor u;
Bentuklah jajargenjang dengan sisi-sisi yang
sejajar dengan u dan v;
Vektor (u+v) adalah diagonal jajargenjang dengan titik pangkal vektor u.
Secara analitis penjumlahan vektor dilakukan dengan menjumlahkan komponen-komponen
yang seletak. Jika
b
au dan
d
cv maka
db
ca
d
c
b
avu .
Besar atau panjang vektor hasil penjumlahan: 22 )()( dbcavu
Contoh : Diketahui
6
3u , tentukan panjang vektor u.
Jawab:
5363 22 )(u
Contoh :
Jika p sebuah gaya yang besarnya 40 N dan berarah ke Timur
Dan q sebuah gaya yang besarnya 30 N dan berarah ke Utara, maka besar vektor jumlah
kedua gaya tersebut, yaitu r adalah 50 N, karena :
r2 = p2 + q2
= 1600 + 900 = 2500
r = 2500 = 50 N
Penjumlahan beberapa vektor , misalnya a + b + c + d adalah hasil jumlah keseluruhan
vektor, a , b, c, d, merupakan sebuah vektor yang menghubungkan pangkal vektor pertama
dengan ujung vektor terakhir dalam hal ini AE. Hasil ini diperoleh langsung berdasarkan
definisi kita tentang penjumlahan dua vektor.
u
v
u+v
p
r q
a
b
c
d
A
B
C
D
E

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 6
Serupa dengan itu, PQ + QR + RS + ST = PT
Misalkan dalam suatu persoalan kita harus mencari jumlah vektor a, b, c, d, e. Setelah kita
gambarkan diagram vektornya, kita dapatkan bahwa diagram yang diperoleh membentuk
gambar tertutup, maka jumlah vektor a + b + c + d + e = 0.
Karena, jumlah vektor diberikan oleh sebuah vektor setara yang menghubungkan pangkal
vektor pertama dengan ujung vektor terakhir. Jika diagram vektor itu membentuk gambar
tertutup, ujung vektor terakhir berimpit dengan pangkal vektor pertama, sehingga vektor
resultannya merupakan sebuah vektor yang tidak mempunyai besar.
Contoh 1. AB + BC + CD + DE + EF = AF
Tanpa menggambarkan diagramnyapun dapat kita lihat bahwa vektor vektor tersebut telah
tersusun berantai, masing-masing vektor berpangkal di ujung vektor sebelumnya. Karena itu
jumlah vektornya langsung diberikan oleh vektor yang menghubungkan pangkal vektor yang
pertama dengan ujung vektor yang terakhir.
Dengan penalaran serupa, maka : AK + KL + LP + PQ = AQ.
Contoh 2. AB – CB + CD – ED = AE
Ingat - CB = BC, yaitu besarnya sama, arahnya sejajar tetapi berlawanan. Demikian juga
– ED = DE. Jadi AB – CB + CD – ED = AB + BC + CD + DE = AE.
Contoh 3. AB + BC – DC – AD = 0
Karena AB + BC – DC – AD = AB + BC + CD + DA = AA = 0 dan ujung penulisan
hurufnya menunjukkan bahwa ujung vektor yang terakhir berimpit dengan pangkal
vektor yang pertama. Jadi diagram vektornya membentuk gambar tertutup, karena itu
jumlah vektornya sama dengan 0.
Seperti halnya AB + BC + CD + DE dapat digantikan oleh AE, maka sembarang vektor PT
dapat digantikan dengan sejumlah vektor komponen asalkan komponen-komponen tersebut
membentuk rantai diagram vektor yang berpangkal di P dan berakhir di T, yaitu
a A B
C
D
E
b
c
d
e

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 7
b c
PT = a + b + c + d
a d
P T
Contoh.
ABCD adalah sebuah segi empat. Titik G terletak di tengah-tengah AD dan titik H di
tengah-tengah BC. Tunjukkanlah bahwa AB + DC = 2 GH.
A B
G
H
D C
Vektor AB dapat diganti dengan rangkaian vektor apa saja asalkan dimulai di A dan
berakhir di B. Jadi dapat kita katakan AB = AG + GH + HB.
Serupa dengan itu, dapat kita katakan juga DC = DG + GH + HC, sehingga kita peroleh :
AB = AG + GH + HB
DC = DG + GH + HC
Jadi AB + DC = AG + GH + HB + DG + GH + HC
= 2 GH + (AG + DG) + (HB + HC)
G adalah titik tengah AD, karena itu vektor AG dan DG sama panjang, tetapi berlawanan
arah. Jadi DG = - AG. Serupa dengan itu, HC = - HB
Jadi AB + DC = 2 GH + (AG - AG) + (HB - HB) = 2 GH
Pengurangan Vektor
Secara geometris pengurangan vektor u dengan vektor v
adalah penjumlahan vektor u dengan invers vektor v, yang
dapat dilakukan dengan salah satu aturan penjmlahan
vektor di atas.
Pengurangan vektor secara analitis dilakukan dengan meng-operasikan komponen-
komponen yang letaknya sama. Jika
b
au dan
d
cv maka
db
ca
d
c
b
avuvu )( .
u
v
-v
u-v

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 8
Besar atau panjang vektor hasil pengurangan: 22 )()( dbcavu
Contoh : Diketahui
8
1p dan
24q , tentukan qp dan pq .
Jawab:
63
2841 )(
qp
105
8214)(
pq
Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika m adalah bilangan real (skalar), maka mu adalah
penggandaan atau perbanyakan vektor u sebanyak m. Arah mu
sama dengan arah vektor u dan besarnya um .
Sedangkan (-mu) merupakan vektor yang panjangnya sama dengan um tetapi
berlawanan arah dengan vektor u.
Secara analitis perkalian skalar m dengan vektor
b
au adalah
ba
bam
mm .
Contoh:
Diketahui : a =
2
4
1
2,
3
6cdanb
Tentukan:
a. 2 a - b + 3 c
b. –a + 2b - 2 c
Jawab:
a.
2
43
1
2
3
62 =
13
26
6
12
1
2
6
12
b.
2
42
1
22
3
6 =
9
18
4
8
2
4
3
6
Kerjakan soal-soal berikut supaya anda lebih memahami uraian materi kegiatan
belajar 1. Jangan membaca/melihat petunjuk mengerjakan latihan ( kunci jawaban )
sebelum anda coba mengerjakannya. Petunjuk untuk mengerjakan latihan hanya
sebagai panduan bila anda mengalami kesulitan menjawab soal berikut ini.
u
mu -mu

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 9
Kegiatan 12.1.4.1 :
Carilah hasilnya :
1. PQ + QR + RS + ST = …….
2. AC + CL – ML = ………
3. GH + HJ + JK + KL + LG = …….
4. AB + BC + CD + DB = ……….
5. Dalam suatu segitiga ABC, titik L, M, N berturut-turut adalah titik tengah sisi AB, BC,
CA. Tunjukkanlah bahwa :
a. AB + BC + CA = 0
b. 2 AB + 3 BC + CA = 2 LC
c. AM + BN + CL = 0
6. Perhatikan gambar. Diantara pernyataan berikut manakah yang tidak benar.
a) CEACBEAB
b) DECDBCBE
c) DECDACAE
d) BECEAC
e) AECEBCAB
7. Dalam segi empat ABCD, P dan Q berturut-turut adalah titik tengah diagonal AC dan BD.
Tunjukkanlah bahwa AB + AD + CB + CD = 4 PQ.
8. Buktikanlah dengan cara vektor bahwa garis yang menghubungkan dua titik tengah sisi
suatu segi tiga sejajar dengan sisi ketiga dan panjangnya hanya setengahnya.
A D
C B
Q P
C
E
A
D
B
A
B
C
E
D

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 10
9. Jika titik A(-3,5), B(1,-7), C(x,1) dan D(2,y). Jika vektor yang diwakili oleh AB
berlawanan dengan DC , maka nilai x + y adalah….
10. Diketahui 2 vektor p = 3i – (2x1)j dan q = 6i = 2j, jika vektor p sejajar dengan vektor q
maka panjang vektor P = …..
Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan 1 cocokkan jawaban anda pada kunci
jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan berilah nilai
kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan 12.1.4.1
Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang aljabar vektor,
maka anda harus mengulang kembali membaca dan memahami konsep
tentang pengertian aljabar vektor.
Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan modul
berikut ini.
C. Vektor Basis
Vektor basis adalah vektor yang panjangnya sama dengan 1 satuan panjang. Vektor basis
dalam sistem koordinat bidang dinyatakan dengan vektor i dan j. Vektor i merupakan
vektor basis searah sumbu X positif dan vektor j adalah vektor basis searah sumbu Y
positif. Sedangkan vektor basis dalam ruang dinyatakan dalam vektor i, j, dan k berturut-
turut sejajar dengan sumbu X, Y, dan Z positif.
Vektor i dan j merupakan vektor basis dalam bidang (R2)
i vektor satuan searah sumbu X positif
j vektor satuan searah sumbu Y positif
Vektor i, j, dan k merupakan vektor basis dalam ruang (R3)
i vektor satuan searah sumbu X positif
j vektor satuan searah sumbu Y positif
k vektor satuan searah sumbu Z positif
Contoh : vektor 4) 3, (2,u bila dinyatakan dalam
bentuk vektor basis menjadi kjiu 432
Contoh :Diketahui koordinat ),,(P 5 3 2 dan ),,(Q 2 5 1
a) Nyatakan komponen dari PQ .
O
X
Y
Z
i
j
k
O
X
Y
i
j

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 11
O
X
Y
Z
yj
R(x,y,z)
r
xi
zk
b) Nyatakan PQ sebagai kombinasi linear vektor basis.
c) Hitung panjang PQ .
Jawab:
a) OQPOPQ
pqqp
321
532
251
b) kjiPQ 32
c) 14523521 222 )()()(PQ
D. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah vektor yang berpangkal pada titik pangkal koordinat. Komponen
sebuah vektor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor basis.
Pada R2 Vektor OR diwakili oleh vektor r yaitu vektor posisi
dengan titik R(x,y) atau dinyatakan dalam kombinasi linear maka
ji yxr .
Panjang dari r : 22 yxr
Dalam ruang dimensi tiga (R3) titik R(x,y,z) adalah
vektor posisi dari OR yang dinyatakan sebagai
kji zyxr .
Berlaku panjang dari r adalah: 222 zyxr
Vektor satuannya: r
re
uOU dan vOV adalah vektor-vektor posisi.
OVUOUV
OUOVUV
uvUV
R(x,y)
xi O
X
Y
r
• yj
O
X
Y
Z U(u1,u2,u3)
V(v1,v2,v3)
u
v
P(2,3,5)
O
X
Y
Z
p
q Q(1,5,2)

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 12
33
22
11
3
2
1
3
2
1
uvuvuv
uuu
vvv
UV
Secara umum komponen vektor dari dua titik dalam sistem koordinat dapat ditentukan
dengan cara komponen titik ujung dikurangi komponen titik pangkal.
Contoh : Ditentukan vektor
16p dan
32q . Nyatakan vektor-vektor qp 2 dan
)qp( 21 .
Jawab :
710
6146
322
162qp
3126
32
16
21
21
21 )qp(
1
22
421
Contoh : Jika
35P dan
9
3Q tentukan komponen vektor PQ dan QP .
Jawab:
128
3953 )(
PQ
128
9335)(
QP
E. Rumus pembagian ruas garis
a. Titik P menjadi di dalam ruas garis AB
Perbandingannya = AP = PB = m : n
A P B
b. Titik P membagi di luar garis AB
AP : PB = m : - n
A B P
c. Rumus pembagian ruas garis AB
A P B
m n
m
-n
m n
O
p
b a

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 13
- Jika diketahui vektor a dan b maka vektor p adalah:
nm
nbmap
- Jika diketahui koordinat titik A dan B maka koordinat titik P (xp,yp,zp) adalah:
nm
nzmzz
nm
nymyy
nm
nxmxx AB
pAB
pAB
p
;;
2. Tiga titik yang segaris (kolinier)
a. Tiga titik A, B, dan C dikatakan segaris (kolinier) jika dipenuhi:
AB = k AC atau AB = k BC atau AC = k BC dengan k bilangan real
b. Dua vektor a dan b dikatakan segaris atau sejajar jika dipenuhi
A = kb atau b = ka, elemen bilangan real
3. Tiga titik yang sebidang (koplanar)
Tiga titik A(x1, y1, z1), B(x2, y2, z2), dan (x3, y3, z3), dikatakan sebidang atau coplanar
jika dipenuhi:
Jika dipenuhi:
333
222
111
zyx
zyx
zyx
= 0 (diterminan matrik ordo tiga)
4. Titik berat dari sebuah segitiga
Jika diketahui segitiga ABC dengan A(x1, y1, z1), B(x2, y2, z2), dan C(x3, y3, z3) maka
koordinat titik berat segitiga tersebut adalah Z(xz, yz, zz)
)(3
1321 xxxxz
)(3
1321 yyyyz
)(3
1321 zzzz z
Kerjakan soal-soal berikut supaya anda lebih memahami uraian materi kegiatan belajar .
Jangan membaca/melihat petunjuk mengerjakan latihan ( kunci jawaban ) sebelum anda
coba mengerjakannya. Petunjuk untuk mengerjakan latihan hanya sebagai panduan bila anda
mengalami kesulitan menjawab soal berikut ini.
Kegiatan 12.1.4.2 :
1. Diketahui titik P (x+1, 1,-2), Q (2,y-2, 2) dan R (5, -3, -10)
Jika P, Q dan R kolinier tentukan nilai x + y !

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 14
2. Segitiga PQR, titik P(1,2,3). Q(2,8,3) dan R (2,-1,3) jika titik A pada QR sehingga QA :
QR = 1 : 3 tentukan vektor PA.
3. Koordinat titik P (2,-3,1), vektor posisi PQ = -3i + 5j + 4k dan OR = I +4j + 4k maka
panjang vektor QR adalah….
4. Diketahui ruas garis AB dengan A(-3,1,-3) dan B(3,-2,6) jika titik c diperpanjangan AB
dan ACAB4
3 maka koordinat titik c adalah….
5. Segitiga ABC dengan A(-2,1,-3), B(x, y, z) dan C(3, 1, 3) jika titik berat ABC adalah
Z(2, -1, 2) maka nilai x + y + z = …..
6. Diketahui P(1, -2, -1), Q(6, 3, 4) dan R(a, b, 2) jika R membagi PQ di dalam dengan
perbandingan m : n, maka nilai a dan b adalah …..
7. Diketahui jajaran genjang ABCD, titik P dan DC sehingga DP = DC = 1 : 2 dan Q titik
tengah BC. Jika cba ,, dan d berturut-turut merupakan vektor posisi titik A, B, C dan
D maka tentukan:
a. Vektor AP
b. Vektor D,Q dalam cba ,, dan d
8. Segitiga PQR, koordinat titik P(-5,1), vektor PQ = 7i – 4j dan jiQR 5 tentukan:
c. Koordinat titik Q dan R
d. Vektor posisi PR
9. Koordinat titik P(5,-7), Q(-1,2) jika 3PR = 2PQ, tentukan
a. PQPR.
b. PQQR.
10. Segitiga ABC, qACPAB , , jika titik D pada BC dimana BD : DC = 3 : 2 maka
tentukan vektor AD dalam P dan q

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 15
Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan cocokkan jawaban anda pada kunci
jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan berilah nilai
kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan 12.1.4.2
Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang vektor basis,
vektor posisi dan pembagian ruas garis, maka anda harus mengulang kembali
membaca dan memahami konsep tentang konsep vektor diatas.
Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan modul
berikut ini.
E. Perkalian Skalar Vektor ( Perkalian Titik / Dot )
Hasil kali skalar dua vektor u dan v didefinisikan sebagai:
cosvuvu ; dengan adalah sudut yang diapit oleh vektor u dan
v.
Perkalian skalar antar vektor menghasilkan sebuah skalar.
10 ocosiiii
10 ocosjjjj
10 ocoskkkk
090 ocosjiji
090 ocoskjkj
090 ocosikik
Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen:
Misalkan vektor kujuiuu 321 dan kvjvivv 321 , maka:
)kvjviv()kujuiu(vu 321321
332211 vuvuvuvu
Sifat-sifat perkalian skalar vektor:
Sifat komutatif: uvvu
u
U
V v
cosvu
O
X
Y
Z
i
j
k
(1,0,0)
(0,1,0)
(0,0,1) karena sejajar
karena tegak lurus

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 16
Sifat distributif: wuvu)wv(u
Dua vektor yang saling sejajar, sudut antara keduanya sama dengan 0o.
Jadi: vucosvuvu 0
Dua vektor yang saling tegak lurus, sudut antara keduanya sama dengan 90o.
Jadi: 090 cosvuvu
Dua vektor yang berlawanan arah, sudut antara keduanya sama dengan 180o.
Jadi: vucosvuvu 180
Tanda dari hasil kali skalar: Jika 900 maka 0vu
90 maka 0vu
18090 maka 0vu
F. Perkalian Silang Vektor (Cross Product)
Jika diketahui vektor u dan v, sudut yang dibentuk oleh keduanya sama dengan ,
maka: sinvuvxu
Perkalian silang vektor menghasilkan sebuah vektor. Arah vektor hasil perkalian silang adalah tegak lurus pada kedua vektor dan memenuhi aturan tangan kanan.
00 osiniiii
00 osinjjjj
00 osinkkkk
190 osinjiji (karena i j)
menurut aturan tangan kanan maka:
kji ikj jik
kij ijk jki
Hasil perkalian silang ini memiliki sifat urutan berputar dan dapat diingat dengan berpedoman pada gambar lingkaran di samping. Perkalian skalar dua vektor dalam bentuk komponen: Salah satu cara untuk menentukan perkalian silang vektor dalam bentuk komponen adalah dengan berpedoman pada penentuan nilai determinan
u x v
u
v
O
X
Y
Z
i
j
k
(1,0,0)
(0,1,0)
(0,0,1)
karena sejajar
i j
k

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 17
matriks ordo 3 dengan cara Sarrus.
Misalkan vektor kujuiuu 321 dan
kvjvivv 321
Maka:
)kvjviv(x)kujuiu(vxu 321321
21
21
321
321
321
321 vvuuji
vvv
uuukji
vvv
uuukji
vxu
)jvuivukvu()kvujvuivu(vxu 312312211332
k)vuvu(j)vuvu(i)vuvu(vxu 122131132332
1221
3113
2332
vuvuvuvu
vuvu
vxu
Contoh : Ditentukan vektor kjia 223 dan kjib 34 . Hitunglah a x b.
Jawab:
41 2 3
3 41 22 3
3 41 22 3
jikjikjibxa
41 2 3
3 41 22 3
3 41 22 3
jikjikjibxa
)j)(i))((k)(()k))((j)(i)((bxa 334212 431232
k)(j)(ibxa 212928)-(6
kjibxa 1072
G. Sudut antara Dua Vektor di Ruang (R3)
Dari rumus: vu
vucoscosvuvu
Misalkan: sudut antara vektor satuan i dengan vektor u sudut antara vektor satuan j dengan vektor u
sudut antara vektor satuan k dengan vektor u Sudut-sudut , , disebut sudut-sudut arah vektor u dan
cosinus dari sudut-sudut tersebut dinamakan cosinus arah.
Jika kji uuuu 321 diperoleh:
u
u
iu
iucos 1
u
u
ju
jucos 2
u
u
ku
kucos 3
Vektor kji uuuu 321 dan kji vvvv 321
Sudut antara kedua vektor:
23
22
21
23
22
21
332211
vvvuuu
vuvuvu
vu
vucos
+ + + - - -
u1i
X
Y
Z
u
u2j
u3k
O
X
Y
Z
u
v
Sifat-sifat perkalian silang vektor: uxvvxu
)uxv(vxu
)kv(u)xu(kvx)ku( v
)xu()xu()wvxu w v (
w)vxu)wxvu ( (
+ + + - - -

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 18
Contoh : Tentukan besar sudut antara vektor kjiu 23 dengan sumbu-sumbu koordinat.
Jawab : Misalkan: sudut antara vektor u dengan sumbu X
sudut antara vektor u dengan sumbu Y sudut antara vektor u dengan sumbu Z
14123 222 )(u
o,cosarcu
ucos 736
14
143
14
143
14
3 1
o,cosarcu
ucos 3122
14
142
14
142
14
2 2
o,cosarcu
ucos 574
14
14
14
14
14
1 3
Contoh : Diketahui vektor ),,(a 2 0 1 dan ),,(b 1 0 3 . Tentukan besar sudut antara
vektor a dan b. Jawab: Misalkan adalah sudut antara vektor a dan b
222222 103201
120031
)()(
)()()(
ba
bacos
ocosarccos 4522
1 2
2
1
25
5
105
5
Jadi besar sudut antara vektor a dan b adalah o45
Kerjakan soal-soal berikut supaya anda lebih memahami uraian materi kegiatan belajar .
Jangan membaca/melihat petunjuk mengerjakan latihan ( kunci jawaban ) sebelum anda
coba mengerjakannya. Petunjuk untuk mengerjakan latihan hanya sebagai panduan bila anda
mengalami kesulitan menjawab soal berikut ini.
Kegiatan 12.1.4.3 :
1. Diberikan vektor–vektor a = 4i – 2j + 2k dan b = i + j + 2k. Besar sudut yang dibentuk
vektor a dan b sama dengan …
2. Diketahui vektor kjia
336 , kjib
32 dan kjic
325 . Besar sudut
antara vektor a
dan cb
adalah ....

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 19
3. Diketahui vektor kjia
22 dan jib
. Besar sudut antara vektor a
dan b
adalah ....
4. Diketahui balok ABCD EFGH dengan AB = 2 cm, BC = 3 cm, dan AE = 4 cm. Jika AC
wakil vektor u dan wakil DH adalah vektor v, maka sudut antara vektor u dan v adalah
…
5. Diketahui 2a , 9b , 5 ba . Besar sudut antara vektor a dan vektor b
adalah ….
6. Diketahui 6a , ( a – b ).( a +b ) =0, dan a . ( a –b ) = 3. Besar sudut antara vektor a
dan b adalah ….
7. Diketahui segitiga ABC dengan A(2, 1, 2), B(6, 1, 2), dan C(6, 5, 2). Jika u mewakili
ABdan v mewakili AC , maka sudut yang dibentuk oleh vektor u dan v adalah …
8. Diketahui a = 3i – 2j + k dan b =2i – j + 4k. Jika a dan b membentuk sudut , maka nilai
sin = ....
9. Diketahui a = i + 2j – 3k dan b = 2i + 2j – k, jika a dan b membentuk sudut , maka tan
= ... .
10. Diberikan vektor a =
22
2
p dengan p Real dan vektor b =
2
1
1
. Jika a dan b
membentuk sudut 60º, maka kosinus sudut antara vektor a dan a + b adalah …
11. Diketahui titik A(5, 1, 3), B(2, –1, –1), dan C(4, 2, –4). Tentukanlah nilai sin B.
12. Diketahui titik A(5, –1, –2), B(6, 3, 6), dan C(2, 5, 10), bila a wakil dari vektor AB dan
b wakil dari BC , tentukanlah kosinus sudut antara a dan b
Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan cocokkan jawaban anda pada kunci
jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan berilah nilai
kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan 12.1.4.3
Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang perkalian vektor,
maka anda harus mengulang kembali membaca dan memahami konsep
tentang perkalian vektor diatas.
Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan modul
berikut ini.

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 20
H. Vektor Proyeksi
Jika u dan v dua vektor bukan nol, maka:
1. panjang proyeksi (proyeksi skalar ortogonal) u pada v = | c | = || v
vu
2. vektor proyeksi (proyeksi vektor ortogonal) u pada v = c = vv
vu
2||
Contoh :
Tentukan proyeksi vektor ke vektor
dan panjang vektor itu
Jawab :
panjang proyeksi (proyeksi skalar ortogonal) u pada v = | c | = || v
vu
=
Kegiatan 12.1.4.4 :
Kerjakan soal-soal berikut supaya anda lebih memahami uraian materi kegiatan belajar .
Jangan membaca/melihat petunjuk mengerjakan latihan ( kunci jawaban ) sebelum anda
coba mengerjakannya. Petunjuk untuk mengerjakan latihan hanya sebagai panduan bila anda
mengalami kesulitan menjawab soal berikut ini.
1. Jika w adalah hasil proyeksi orthogonal dari vektor v =
4
3
2
terhadap vektor u =
1
2
1
,
maka w = …
2. Proyeksi vektor ortogonal v = (1 3 3) pada u = (4 2 2) adalah …
3. Diketahui vektor a = 4i – 2j + 2k dan vektor b = 2i – 6j + 4k. Proyeksi vektor
orthogonal vektor a pada vektor b adalah …
4. Diketahui vektor a = 2i – 4j – 6k dan vektor b = 2i – 2j + 4k. Proyeksi vektor orthogonal
vektor a pada vektor b adalah …
O R
P
Q
u
v
c

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 21
5. Diketahui vektor kjia 2 dan vektor kjib . Proyeksi ortogonal vektor a
pada b adalah …
6. Diketahui koordinat A(–4, 2, 3), B(7, 8, –1), dan C(1, 0, 7). Jika AB wakil vektor u, AC
wakil vektor v, maka proyeksi u pada v adalah …
7. Diketahui titik A(2,7,8), B(–1,1,–1) dan C(0,3,2). Jika AB wakil vektor u dan BC
wakil vektor v, maka proyeksi orthogonal vektor u pada v adalah …
8. Diketahui segitiga ABC dengan titik A(2, –1, – 3), B(–1, 1, –11), dan C(4, –3, –2).
Proyeksi vektor AB pada AC adalah …
9. Diketahui segitiga ABC dengan titik A(–2, 3, 1), B(1, –1, 0), dan C(–1, 1, 0). Proyeksi
vektor AB terhadap AC adalah …
10. Diketahui segitiga ABC dengan A(2, –1, –1), B(–1, 4, –2), dan C(5, 0, –3). Proyeksi
vektor AB pada AC adalah …
11. Panjang proyeksi vektor kjia 482 pada vektor kpjb 4 adalah 8. Maka nilai
p adalah ....
12. Jika vektor a = –3i – j + xk dan vektor b = 3i – 2j + 6k. Jika panjang proyeksi vektor a
pada b adalah 5, maka nilai x = …
13. Diketahui p = 6i + 7j – 6k dan q = xi + j + 4k. Jika panjang proyeksi q pada p adalah 2,
maka x adalah …
Jika anda sudah menyelesaikan kegiatan cocokkan jawaban anda pada kunci
jawaban yang berada dibelakang modul ini. Setelah anda cocokkan berilah nilai
kegiatan anda didalam mengerjakan kegiatan 12.1.4.4
Jika nilai perolehan < 75 , artinya anda belum paham tentang proyeksi suatu
vektor, maka anda harus mengulang kembali membaca dan memahami
konsep tentang proyeksi suatu vektor diatas.
Jika nilai perolehan maka anda boleh meneruskan pada kegiatan modul
berikut ini Berupa tes akhir modul. Persiapkan diri anda

Modul 12.1.4 VEKTOR Halaman 22
Daftar Pustaka
Anton, Howard., Elementary Linear Algebra (Fourth Edition). John Wiley & Sons,
Inc., Canada, 1984.
Depdiknas., Kurikulum 2004(Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SMA
dan MA). Departeman Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003.
(----------)., Broad Based Education(Buku II). Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta, 2003.
Holland, D-Treeby, T., Vektor (Pure and Applied). Edward Arnold Limited, London,
1983.
Muharti HW., Ilmu Ukur Analit Ruang, FPMIPA IKIP Yogyakarta, 1975.
Raharjo, Marsudi., Vektor R2 dan R3 (Standar Bahan Ajar Penataran Matematika
Guru SMA), PPPG Matematika, Yogyakarta, 2000.
Thomas, George B – Finley, Ross L., Calculus and Analytic Geometry. Addisson
Wesley Publishing Co, Boston, 1986