USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan...

12
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah Edisi 08 Juli - September 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa LENSA PRIORITAS Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Tata Guru,Terbitkan Peraturan Bupati untuk Gabung SDN SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan penggabungan sekolah (regrouping) untuk menata guru SDN. Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari implementasi program penataan dan pemerataan guru (PPG) yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS. Hasil pemetaan tenaga pendidik yang dilakukan oleh tim PPG disikapi oleh Pemkab Semarang dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2014 tentang Penggabungan Sekolah Dasar Negeri dan Keputusan Bupati tentang peng- gabungan 25 SDN menjadi 12 SDN. Keputusan tersebut memperhatikan beberapa hal. Di antaranya, menggunakan model sekolah kecil dan satu kampus, efisiensi penggabungan sekolah, pengembangan sekolah hasil regrouping pada aspek manajemen, tenga pendidik, sarana prasarana, pembelajaran, dan siswa, dan tidak ada kepala sekolah yang kehilangan jabatan. Suasana sosialisasi Perbub No 28 Tahun 2014 tentang penggabungan sekolah. Kepala sekolah, kepala desa, guru, camat, Ka UPTD, dewan pendidikan, dan pemangku kepentingan pendidikan Semarang sedang mendiskusikan pengembangan sekolah hasil regrouping (2/10). Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam 5 hari (15-19/9). Pada hari pertama mereka bertemu dengan USAID Indonesia dan USAID PRIORITAS di Jakarta. Hari kedua sampai dengan kelima, mereka berdiskusi dengan pemangku kepentingan madrasah di Provinsi Jawa Tengah. Praktik yang baik dalam pendidikan di madrasah menjadi daya tarik tersendiri bagi rombongan dari Bangladesh. Rombongan yang berjumlah 14 orang dari USAID Bangladesh, Kementerian Pendidikan Bangladesh, dan pemangku kepentingan pendidikan di Bangladesh tersebut mencoba menggali praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS. “Kami tertarik dengan pola integrasi pendidikan madrasah di Indonesia. Khususnya integrasi pendidikan agama dan pendidikan umum. Selain itu, kami ingin menggali praktik-praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS,” jelas ketua rombongan dan perwakilan dari USAID Bangladesh, Muhammad Shahidul Islam. Balon pernafasan, cara sederhana mengukur volume udara pernafasan dengan balon Membelajarkan siswa sensitif gander Guru kreatif dimulai sejak mahasiswa 9 10 Belajar faktorisasi bentuk aljabar dengan slide board factor (SBF) 11 Baca Regrouping... hal 6 Baca Kunjungan... hal 6 Latih 390 Fasilitator, Dukung Implementasi Kurikulum 2013 Tuntas. Sejumlah 390 fasilitator kabupaten dari 13 kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah telah dilatih modul 2. Dalam modul 2 materi yang dikembangkan berbasis dengan kurikulum 2013. Pokok bahasan terkait kurikulum 2013, yaitu mendesain pembelajaran tematik, penilaian otentik, literasi lintas kurikulum, mengembangkan kompetensi inti, dan menerapkan pembelajaran saintifik. Setelah dilatih, fasilitator tersebut akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di 5 kabupaten mitra dan mendiseminasi- kannya ke kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Peserta pelatihan Modul 2 berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar. Kunjungan USAID Bangladesh Gali Praktik yang Baik dari Madrasah Tim USAID Bangladesh berkunjung ke MI Klero,Tengaran, Semarang. Mereka berdiskusi tentang materi belajar siswa (17/9) 9

Transcript of USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan...

Page 1: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

LENSA PRIORITASMedia Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah

Edisi 08 Juli - September 2014

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

LENSA PRIORITASNewsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah

Tata Guru, Terbitkan Peraturan Bupati untuk Gabung SDN

SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan penggabungan sekolah (regrouping) untuk menata guru SDN. Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari implementasi program penataan dan pemerataan guru (PPG) yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS.

Hasil pemetaan tenaga pendidik yang dilakukan oleh tim PPG disikapi oleh Pemkab Semarang dengan mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 28 Tahun 2014 tentang Penggabungan Sekolah Dasar Negeri dan Keputusan Bupati tentang peng-gabungan 25 SDN menjadi 12 SDN.

Keputusan tersebut memperhatikan beberapa hal. Di antaranya, menggunakan model sekolah kecil dan satu kampus, efisiensi penggabungan sekolah, pengembangan sekolah hasil regrouping pada aspek manajemen, tenga pendidik, sarana prasarana, pembelajaran, dan siswa, dan tidak ada kepala sekolah yang kehilangan jabatan.

Suasana sosialisasi Perbub No 28 Tahun 2014 tentang penggabungan sekolah. Kepala sekolah, kepala desa, guru, camat, Ka UPTD, dewan pendidikan, dan pemangku kepentingan pendidikan Semarang sedang mendiskusikan pengembangan sekolah hasil regrouping (2/10).

Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam 5 hari (15-19/9). Pada hari pertama mereka bertemu dengan USAID Indonesia dan USAID PRIORITAS di Jakarta. Hari kedua sampai dengan kelima, mereka berdiskusi dengan pemangku kepentingan madrasah di Provinsi Jawa Tengah.

Praktik yang baik dalam pendidikan di madrasah menjadi daya tarik tersendiri bagi rombongan dari Bangladesh. Rombongan yang berjumlah 14 orang dari USAID Bangladesh, Kementerian Pendidikan Bangladesh, dan pemangku kepentingan pendidikan di Bangladesh tersebut mencoba menggali praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS.

“Kami tertarik dengan pola integrasi pendidikan madrasah di Indonesia. Khususnya integrasi pendidikan agama dan pendidikan umum. Selain itu, kami ingin menggali praktik-praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS,” jelas ketua rombongan dan perwakilan dari USAID Bangladesh, Muhammad Shahidul Islam.

Balon pernafasan, cara sederhana mengukur volume udara pernafasan dengan balon

Membelajarkan siswa sensitif gander

Guru kreatif dimulai sejak mahasiswa

9

10

Belajar faktorisasi bentuk aljabardengan slide board factor (SBF) 11

Baca Regrouping... hal 6

Baca Kunjungan... hal 6

Latih 390 Fasilitator,Dukung Implementasi Kurikulum 2013

Tuntas. Sejumlah 390 fasilitator kabupaten dari 13 kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah telah dilatih modul 2. Dalam modul 2 materi yang dikembangkan berbasis dengan kurikulum 2013.

Pokok bahasan terkait kurikulum 2013, yaitu mendesain pembelajaran tematik, penilaian otentik, literasi lintas kurikulum, mengembangkan kompetensi inti, dan menerapkan pembelajaran saintifik.

Setelah dilatih, fasilitator tersebut akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di 5 kabupaten mitra dan mendiseminasi-kannya ke kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.

Peserta pelatihan Modul 2 berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar.

Kunjungan USAID Bangladesh

Gali Praktik yang Baik dari Madrasah

Tim USAID Bangladesh berkunjung ke MI Klero, Tengaran, Semarang. Mereka berdiskusi tentang materi belajar siswa (17/9)

9

Page 2: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

LENSA PRIORITAS

USAID PRIORITAS mengembangkan modul dan perangkat lunak program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam merumuskan program pelatihan guru yang tepat dan

sistematis. Program ini untuk membantu daerah dalam membuat peta kebutuhan peningkatan mutu guru yang selanjutnya dituangkan dalam perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan dari sisi jenis pelatihan, materi, dan biaya yang diperlukan berdasar pada data yang akurat.

”Kita akan membantu pemerintah daerah untuk menganalisis kebutuhan pelatihan guru secara berkelanjutan sehingga setiap guru dapat diketahui peta kebutuhan pelatihannya,” kata Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Dr. Aos Santosa Hadiwijaya.

Di Jawa Tengah, pelatihan teacher professional development analysis & education finance analysis telah dilaksanakan di Hotel Horison, Semarang (2-5/9). Dalam pelatihan tersebut, peserta dari dosen Unnes, UPGRIS, UIN Walisongo, LPMP Provinsi Jawa Tengah, UKSW Salatiga, dan UNY telah dilatih cara untuk menganalisis pelatihan untuk PKB guru dan menganalisis keuangan pendidikan di daerah. [hr ar]

LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014

Memetakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru

Gunakan Hasil UN, UKG dan PKG untuk Pengembangan Profesi Guru

PURBALINGGA - USAID PRIORITAS akan memperkuat kapasitas Pemerintah Kabupaten Purbalingga agar mampu merumuskan program peningkatan sumber daya manusia (SDM) bidang pendidikan yang tepat dan relevan. Hal tersebut disampaikan Spesialis Pengembangan Manajemen Sekolah USAID PRIORITAS Handoko Widagdo dalam sosialisasi pengembangan SDM guru dan analisis keuangan pendidikan di aula Kantor Bappeda Kabupaten Purbalingga (23/9).

”Pemerintah kabupaten dan kota sering kesulitan untuk mendesain program peningkatan mutu guru dan tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar pemerintah daerah mampu menganalisis kebutuhan guru

berbasis pada data yang tersedia,” terang Handoko.

Data yang dimaksud adalah hasil uji kompetensi guru (UKG), hasil penilaian kinerja guru (PKG), dan hasil analisis daya serap ujian nasional (UN). Dari hasil analisis data tersebut akan dirumuskan perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan. Dasar perumusan tersebut sesuai dengan kerangka pengembangan keprofesian berkelanjutan

(PKB) yang dikembangkan oleh Kemdikbud dan Kemenag.

Bupati Purbalingga yang diwakili Asisten Administrasi Ir. Gunanto menyampaikan, analisis pengembangan SDM guru perlu dilakukan agar kemampuan guru dapat ditingkatkan secara maksimal. Sementara hasil analisis keuangan dapat digunakan secara efektif sehingga hasilnya dapat digunakan dalam pemanfaatan pengembangan sumber daya manusia pendidikan.

Bupati berharap program ini dapat tepat guna, tepat mutu, tepat sasaran, dan didukung oleh semua pihak sehingga dapat membantu guru-guru untuk meningkatkan kualitas SDM di Purbalingga.

Kegiatan serupa dilakukan di Kabupaten Banjarnegara dan Batang. Tiga Kabupaten tersebut akan didampingi oleh USAID PRIORITAS dalam memetakan kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru. [dl ar]

(Dari kiri) Advisor Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Mark Heyward, Ph.D, Spesialis Manajemen Sekolah Handoko Widagdo dalam sosialisasi pengembangan SDM guru dananalisis keuangan pendidikan di Kantor Bappeda Purbalingga,Selasa (23/9).

Kemendikbud Dukung Pengembangan Profesi Guru

Kepala Bidang Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dian Wahyuni mengatakan, saat ini Kemendikbud sedang membuat formula pengembangan profesi guru. Salah satu dasarnya adalah nilai uji kompetensi guru tahun 2013.

“Melihat hasil uji kompetensi tahun 2013, pemerintah melalui Kemdikbud telah memprogramkan upaya pengembangan profesionalisme guru. Bila saat ini USAID PRIORITAS membantu dalam mendampingi kabupaten/kota, hal tersebut akan sangat membantu Kemdikbud,” ungkapnya saat menjadi narasumber pada acara lokakarya pengembangan profesi guru di Hotel Horison, Semarang, Selasa (2/9).

Dian mengatakan, pada tahun 2015 semua guru harus profesional sehingga jumlah guru yang menurut data NUPTK tahun 2014 berjumlah 3.015.315 orang tersebut bisa memberikan layanan pendidikan yang baik kepada para siswa. Oleh karena itu, mereka sangat penting diberi bimbingan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan.[nk ar]

(Dari kiri) perwakilan LPMP Sudaryanto, Dosen UNY Dr. Wiwik, dan Dosen UPGRIS Dr. Yovita berdiskusi dan menganalisis kebutuhan pelatihan pengembangan keprofesian berkelanjutan Guru (4/9).

(Kiri) Kepala Bidang Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDian Wahyuni dalam pelatihan PKB guru di HotelHorison, Semarang (2/9).

Page 3: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

3 Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS

dan Hotel UNY untuk jenjang SMP mulai hari Jumat-Senin (19-22/9).

Spesialis Pengembangan LPTK Afifuddin, Ph.D menjelaskan, banyak guru dan sekolah yang membutuhkan pendampingan dalam implementasi kurikulum 2013. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, USAID PRIORITAS membekali sekolah mitra UNY dengan kemampuan tersebut. Beberapa materi kurikulum 2013 yang disampaikan, antara lain, mengembangkan kompetensi inti dan dasar, memahami dan praktik membuat perangkat pembelajaran dengan pendekatan tematik, melakukan penilaian otentik, serta menyusun pertanyaan tingkat tinggi. Semuanya dilakukan dengan proses saintifik yang menjadi pola utama dalam kurikulum 2013.

Dosen UNYsekaligus fasilitator USAID PRIORITAS, Rahayu Condro menyampaikan, proses saintifik diperlukan dalam setiap aspek pembelajaran, siswa diajari konsep 5M, mulai dari mengamati, menanya, mengumulkan informasi/bereksperimen, mengolah informasi/mengasosiasi, dan mempresentasikan. Dengan pola tersebut, siswa akan mampu untuk

Kembangkan Proses Saintifik di Sekolah Lab dan Mitra LPTK

YOGYAKARTA - Upaya USAID PRIORITAS bersama dengan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk menciptakan sekolah praktik yang baik bagi praktik mengajar mahasiswa terus dilakukan. Salah satunya, membekali sekolah mitra dengan materi kurikulum 2013. Pemberian materi tersebut dilakukan dengan pendekatan saintifik dan implementatif.

Peserta berasal dari sekolah mitra dan sekolah lab UNY berjumlah 3 SMP dan 7 SD. Dengan pendekatan whole school development (pengembangan sekolah secara menyeluruh), 122 orang dari unsur staf dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru tersebut dilatih dan praktik mengimplementasikan kurikulum 2013. Pelatihan dilaksanakan di dua tempat, yakni Wisma MMUGM untuk jenjang SD

mengembangkan potensinya secara maksimal.

Siswa SMPN 1 Yogyakarta Aufa Farid Rahman setelah belajar bahasa Inggris bersama guru praktikan mengatakan, pembelajaran yang dia lakukan berbeda dari biasanya. Menurut dia, belajar menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan banyak pengalaman baru. “Bu Susana mengajar berbeda hari ini. Hari ini kami diajak belajar secara kelompok, berdiskusi, menanyakan aktivitas teman atau conversation, mendiskusikan dengan teman dengan cara yang asyik. Bentuk bangkunya juga berbeda. Kami lebih bebas dalam beraktivitas di dalam kelas. Kadang kelompok, kadang invidu, kadang diskusi 2 orang, bahkan mewawancarai teman lain,” katanya dengan semangat. [ar]

Siswa SMPN 1 Yogyakarta sedang memawancarai siswa lainnya dalam pembelajaran bahasa Inggris guru praktikan (22/9).

Dukung Budaya Baca, Hibahkan 29.700 Buku ke Sekolah Mitra

USAID PRIORITAS menghibahkan 26.549 buku kepada sekolah mitra, sekolah lab, dan sekolah pembanding di Jawa Tengah. Buku tersebut diberikan dalam rangka mendukung budaya baca dan kemampuan literasi siswa di sekolah.

“Budaya baca menjadi bagian penting dalam perkembangan intelektual siswa, khususnya mendukung budaya literasi yang digalakkan dalam implementasi kurikulum 2013,” terang Spesialis Pengembangan Manajemen Sekolah USAID PRIORITAS Jawa Tengah Dyah Karyati.

Bantuan tersebut diberikan kepada 121 sekolah mitra dan 35 sekolah pembanding di 5 kabupaten serta 29 sekolah lab dan mitra LPTK. Buku tersebut merupakan pemicu untuk pengembangan budaya baca di sekolah.

Pada tahun 2014, USAID PRIORITAS melatihan modul 2 kepada guru, kepala sekolah dan komite sekolah untuk menerapkan dan menyusun strategi pengembangan budaya baca tersebut. [dk ar]

Kembangkan Budaya Literasi dalamImplementasi Kurikulum 2013

Penerapan Kurikulum 2013 membutuhkan literasi pada proses membingkai materi-materi pelajaran untuk berinteraksi. Tujuannya untuk mencapai keterampilan dasar siswa dalam membaca,

menulis, mendengarkan dan menyampaikan. Sebab dalam kurikulum 2013, siswa dituntut memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik.

“Guru perlu mendesain materi dalam rencana pelajaran. Di kurikulum 2013 hal itu adalah bagian perencanaan disetiap kegiatan belajar mengajar pada semua mata pelajaran. Kemampuan membingkai tersebut merupakan kemampuan untuk melakukan literasi kurikulum 2013,” kata Spesialis Pelatihan SMP/MTs USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Saiful Huda Shodiq.

Kemampuan yang harus dikuasai oleh guru jelas Huda, adalah bagaimana seorang guru mampu mengintegrasikan tema-tema setiap mata pelajaran dalam sebuah perencanaan pembelajaran. [shs ar]

Peserta pelatihan modul 2 SMP mitra LPTK sedang membuat rencana tindak lanjut pasca pelatihan (22/9)

Siswa dan guru di MI Kalibenger Sumowono, Semarang sedang melakukan kegiatan membaca di pondok baca buatan mereka.

Siswa mendiskusikan hasil proses literasiuntuk menghubungkan banyak kemampuanlintas mata pelajaran di SMPN I Yogyakarta.

Page 4: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

LENSA PRIORITAS

SEMARANG - Sebanyak 40 mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Manajemen Pendidikan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) mendapat pelatihan penataan dan pemerataan guru (PPG) di kampus UPGRIS Semarang. Kegiatan tersebut selain diikuti mahasiswa serta staf Dinas Pendidikan Kota Semarang. Pelatihan tersebut dikemas dalam bentuk lokakarya (22-23/8). Kegiatan terlaksana kerja sama antara program pascasarjana manajemen pendidikan (S-2) dengan USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah.

“Data yang baik menjadi modal dasar untuk membuat dan menyusun kebijakan yang baik. Sebaliknya, data yang tidak berkualitas akan mengakibatkan kebijakan yang dibuat oleh pimpinan tidak tepat,” terang Specialist Management & Governance USAID PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi mengawali sesi.

Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah Dr. Nurkolis, M.M, mengatakan, prinsip utama dalam PPG

4

Bekali Mahasiswa Pascasarjana UPGRIS

harus memperhitungkan kepentingan siswa, bukan kepentingan guru. Contohnya, bila akan memindahkan guru dari satu sekolah ke sekolah lainnya, yang dilihat pertama adalah apakah dengan pemindahan tersebut siswa mendapat layanan pendidikan yang lebih baik atau tidak.

“Penataan dan pemerataan guru bukan untuk kepentingan guru, tetapi kepentingan siswa. Selama ini mutasi didasarkan pada kepentingan guru. Misalnya, mengikuti suami yang pindah tugas, padahal di sekolah baru tersebut gurunya sudah cukup.”

jelasnyaPeserta dari Dinas Pendidikan Kota

Semarang Linggasari, S.H menyatakan, kegiatan ini sangat membantu kegiatan pendataan guru sehari-hari di Dinas Pendidikan Kota Semarang. “Ada ilmu baru untuk menata guru yang bisa kami adaptasi,” ungkapnya. Sementara itu, peserta dari Kabupaten Pemalang Untung, S.Pd, menilai dengan sistem ini, data pendidikan akan menyatu dan tidak setiap saat diminta setor data ke kabupaten. Dan Ahmad Jahidi, S.Pd

merasa pelatihan ini sangat sesuai dengan pekerjaannya sehari-hari. Harapannya, materi PPG bisa masuk dalam kurikulum S-2 manajemen pendidikan (MP).

Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, para peserta bisa mendukung PPG di kabupaten/kotanya masing-masing. Peserta berasal dari latar belakang pekerjaan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan staf dinas pendidikan yang berasal dari 6 kabupaten/kota, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kendal, Brebes, Pemalang, dan Tegal. [nk ar]

(Dari kanan) Dr Yovita Y, Hari Riyadi, Prof. Sunandar dan pejabat dari Universitas PGRI Semarang dalam pembukaan Workshop Penataan dan Pemerataan Guru di Semarang (22-23/8)

Kemampuan Analisis Penataan Guru

Dikdasmen Muhammadiyah Batang Sebarkan Praktik yang Baik

BATANG- Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) melalui Majelis Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (Dikdasmen) menjadi pionir di Kabupaten Batang dalam melakukan diseminasi program pembelajaran dari USAID PRIORITAS. Kebijakan tersebut diwujudkan dalam pelatihan pembelajaran aktif untuk SD/MI dan SMP/MTS di lingkungan Muhammadiyah.

Kegiatan dipusatkan di SMP Muhammadiyah Tersono, Kamis (21/8). “Pelatihan ini diharapkan turut membantu para guru dalam memahami dan mendorong pelaksanaan kurikulum 2013,” kata fasilitator USAID PRIORITAS Bambang Sutiyono di sela pelatihan.

Sebanyak 73 peserta mengikuti pelatihan itu, yakni 48 guru dari SD/MI dan 25 dari SMP/MTs Muhammadiyah se-Kabupaten Batang. Menurut Bambang, pelatihan didesain selama tiga hari. Rinciannya, dua hari untuk pelatihan dan satu hari untuk praktik mengajar.

“Setidaknya ada tiga tujuan dari kegiatan ini. Pertama, meningkatkan kemampuan guru daam memahami karakteristik siswa. Kedua, kami ingin meningkatkan kapasitas manajemen pembelajaran guru. Terakhir, kemampuan guru dalam hal penilaian siswa diharapkan meningkat,” terangnya.

Perwakilan PDM Batang M. Ridwan, M.Si mengatakan, kebijakan pendidikan di Muhammadiyah berorientasi pada tiga aspek, yakni penguatan ketakwaan kepada Tuhan, pembentukan akhlak yang baik, serta peningkatan mutu, baik pembelajaran maupun manajerialnya.

“Salah satu upaya untuk mencapai itu, kami memutuskan mendiseminasi program USAID PRRIORITAS ke sekolah di bawah naungan Muhammadiyah,” katanya. [ad ar]

Pembukaan- Perwakilan PDM Batang, M Ridwan, menyampaikan sambutan saat pembukaan pelatihan pembelajaran hasil kerjasama Majlis Dikdasmen dengan USAID PRIORITAS (21/8). Pekalongan Mulai Menata Guru

“Kebutuhan guru, jumlah sarjana yang dimiliki, dan jumlah guru yang akan pensiun perlu kita dapatkan datanya sehingga kita mampu memberikan kebijakan yang tepat,” kata Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono, M.Si dalam sambutan pembukaan lokakarya sosialisasi program panataan dan pemerataan guru (PPG), Rabu (23/7).

Menurut Bupati Pekalongan, program PPG tersebut sangat diperlukan oleh Pemkab Pekalongan supaya memiliki peta guru dan peta kondisi tenaga pendidikan yang jelas. [lhr]

Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono, M.Si dalam sosialisasi program penataan dan pemerataan Guru di Gedung Pemuda Kajen, Kabupaten Pekalongan (23/7)

LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014

Page 5: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

LENSA PRIORITASEdisi 08. Juli - September 2014

Penanggung Jawab:Nurkolis

Editor:Anang Ainur Roziqin

Tim Redaksi:Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati,

R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR,

Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka

Alamat:Jl. Candi Makmur No.2A

Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email: [email protected]

5

Kabupaten Sragen mulai mendiseminasi modul 2 yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. Yang pertama melakukan diseminasi adalah MGMP Bahasa Inggris MTs se-Kabupaten Sragen. Diseminasi praktik yang baik ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta pelatihan tentang kurikulum 2013 dan penilaian otentik.

“Guru-guru perlu meningkatkan kualitas diri dan kualitas dalam mengajar. Melalui pelatihan ini, Bapak Ibu Guru dapat menerapkan apa yang sudah diperoleh dalam pelatihan di madrasahnya masing-masing. Tinggalkan budaya lama yang kurang inovatif dan mulailah berinovasi,” terang Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten Sragen Drs. H. Irwan Junaidi. Pelatihan dilakukan selama 4 hari dengan peserta berasal dari guru bahasa Inggris yang berjumlah 51 orang dari 27 MTs se-Kabupaten Sragen.

Di akhir sesi, beberapa peserta mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut sangat dibutuhkan oleh guru terutama pemahaman tentang kurikulum 2013 dan penilaian otentik. Banyak guru yang tertarik, bahkan ada beberapa guru yang bersedia membayar dengan uang pribadi untuk mengikuti pelatihan tersebut. Beberapa peserta sudah menyosialisasikan hal itu kepada guru mapel yang lain. Mereka pun tertarik untuk melakukan diseminasi. [ds]

LENSA PRIORITAS

LENSA Daerah Mitra

Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS

MGMP Bahasa Inggris MTs Se Kabupaten Sragen Siap Berinovasi

Susun Perbub Regrouping untuk Menata Guru

Kabupaten Sragen mulai menyusun peraturan bupati tentang regrouping sekolah dasar negeri yang memenuhi syarat. Berdasar hasil analisis data berbasis dapodik oleh tim PPG, di Kabupaten Sragen terdapat banyak sekolah kecil dan satu lingkungan yang memungkinkan dilakukan regrouping. Beberapa sekolah tersebut di antaranya telah siap digabung.

“Saat ini kami sedang membuat regulasi untuk pelaksanaannya. Hari ini sudah dilakukan salah satu langkah untuk menuju ke jenjang tersebut,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Darmawan, M.Si dalam pertemuan koordinasi penyusunan draf di Ruang Krida Manggala, Kompleks Setda, (29-30/9).

Peserta workshop berasal dari pemangku kepentingan pendidikan yang terkait secara langsung dengan proses regrouping SDN. Yaitu, dinas pendidikan, BKD, DPPKAD, bappeda, bagian hukum, camat, dan kepala UPT Dinas Pendidikan. Hari pertama setelah pengarahan program dan paparan data peta pendidikan di Sragen, dilakukan pemilihan tim penyusun perbup sehingga di hari kedua peserta lokakarya adalah tim penyusun saja.

Hasil dari lokakarya tesebut adalah draf peraturan bupati tentang regrouping yang akan difinalkan dan dikonsultasikan dengan bupati untuk kemudian disetujui dan ditandatangani oleh bupati. Hasil tersebut akan menjadi dasar hukum yang kuat bagi pelaksanaan dan regulasi dalam regrouping SDN di Kabupaten Sragen. [ds ar]

SEMARANG - “Pelatihan semacam itu membuat saya bersemangat dan termotivasi untuk mengkreasi pembelajaran,” kata Guru SMP Negeri 2 Sumowono Ibu Setyani seusai mengikuti pelatihan kontekstual di Hotel Comm In, Sumowono (8-9/9).

Dalam pelatihan tersebut, ia mengaku mendapat banyak gambaran tentang memetakan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Dengan cara itu, dia mampu memikirkan dan banyak terinspirasi cara untuk mencapainya dengan metode yang menarik.

“Saya mendapatkan pencerahan bagaimana melayani anak yang berkebutuhan khusus sehingga tidak mengganggu serta bisa mengikuti pembelajaran seperti siswa yang lainnya.” ungkapnya.

Sebelumnya, tutur perempuan berhijab besar tersebut, ia kurang memperhatikan tentang anak berkebutuhan khusus serta gender. Namun, dalam pelatihan dia dilatih cara memperhatikan perbedaan individu dan gender dalam kelas. “Sekarang saya jadi tahu dan bisa lebih memperhatikan hal tersebut,” jelasnya.

Pelatihan itu juga sangat mendukung dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan arahan yang jelas misalnya dalam mengembangkan saintifik. “Setelah ini saya termotivasi untuk all out dalam mengajar,” tegasnya. [ak ar]

Setiyani Guru SMP Negeri2 Sumowono, Semarang

Lebih Mudah Mengkreasikan Pembelajaran

Peserta pelatihan sedang mengkreasikan model pembelajaran.

(Kanan) Spesialis manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Hari Riyadi, dan Sekretaris Dindik Sragen, Darmawan, M.Pd dan Kabid Dikdas Dindik Kabupaten Sragen (29/9)

Page 6: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

6 LENSA PRIORITAS

Regrouping merupakan salah satu rekomendasi dari program penataan dan pemerataan guru yang digiatkan oleh USAID PRIORITAS bersama dengan tim penataan dan pemerataan guru (PPG) Kabupaten Semarang.

Pada awalnya tim PPG yang berasal dari unsur dinas pendidikan dan kebudayan dan badan kepegawaian daerah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk menganalisis data pokok pendidikan (dapodik) berbasis sistem informasi manajemen pendidikan kabupaten (SIMPK). Setelah data dianalisis, kemudian tim PPG membuat rekomendasi kebijakan dan diteruskan dengan melakukan uji publik dari pemangku kepentingan di Kabupaten Semarang untuk mendapatkan masukan-masukan.

Beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari tim PPG di antaranya regrouping untuk 150 sekolah kecil (siswa kurang dari 16) di Kabupaten Semarang, kelas multigade untuk sekolah-sekolah yang memungkinkan, guru mobilitas untuk guru mapel SD dan SMP, pemberdayaan guru wiyata bhakti, dan pengangkatan guru baru.

Dari rekomendesi tersebut, tim melakukan implementasi masing-masing kebijakan. Satu kebijakan yang diambil dengan melihat kondisi di Kabupaten Semarang, yaitu melakukan regrouping untuk sekolah-sekolah yang kekurangan guru.

Bupati Semarang dr. Mundjirin, Sp.OG menyatakan bahwa langkah yang diambil tersebut merupakan kebijakan untuk memeratakan kualitas pendidikan. Yang kedua terkait dengan kekurangan guru yang sulit untuk dipenuhi dengan pengangkatan dalam waktu dekat.

“Sekolah yang digabung harus

dikembangkan, jangan sampai malah

mutunya menjadi turun. Selain itu,

sekolah yang ditinggalkan harus

dimanfaatkan. Misalkan

laboratorium, perpustakaan, kelas

jauh, pendidikan anak usia dini, dan

Pusat Kegiatan Masyarakat. Tujuan

akhirnya adalah sarana pendidikan

tersebut tetap menunjang

pengembangan pendidikan,” katanya

dengan semangat

Dilanjutkan dengan kunjungan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten, madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah mitra di Kabupaten Batang dan Semarang. Terakhir mereka berdiskusi dengan pimpinan IAIN Walisongo Semarang tentang perannya sebagai lembaga pencetak guru-guru di madrasah.

Pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Drs. Khairuddin banyak membahas tentang peran dari Kementerian Agama dalam manajemen pengelolaan madrasah di level provinsi. “Bagaimana caranya membagi peran antara Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan untuk mengelola madrasah?” tanya salah seorang peserta kunjungan. “Dalam pengelolaan madrasah, kami mengajarkan ilmu-ilmu umum disela-sela pendidikan keagamaan.Untuk ujian, kami juga melakukan ujian nasional bersama-sama dengan sekolah umum,” terang kepala Kemenag.

Setelah mendapatkan penjelasan yang lugas dari Bapak Khairuddin, peserta kunjungan melanjutkan perjalanan ke madrasah di Kabupaten Batang dan Pekalongan. Di Semarang mereka mengunjungi MI Klero Tengaran, MTs Al Manar, MI Kalibenger, dan MTs Nuril Huda. Di Kabupaten Batang mereka mengunjungi MTs Subah, MTs NU 01 Batang, MI Sojomerto, dan MI Muhammadiyah Batang, serta salah satu pondok pesantren di Kabupaten Batang. Mereka juga mengunjungi guru dan kepala sekolah mitra yang sedang melakukan pelatihan modul 2 di dua kabupaten tersebut.

Di mandrasah, mereka bediskusi tentang manajemen sekolah, partisipasi masyarakat, pembelajaran aktif, dan tentunya pada kemampuan penguasaan keagamaan mereka. “Baca! Silakan dibaca,” pinta Muhammad Ruhul Amin salah satu kepala sekolah Bangladesh sambil membuka salah satu mushaf Alquran yang ditujukan ke salah satu siswa MI Klero Tengaran, Semarang. Dengan percaya diri, siswa tersebut membaca Alquran dengan lanyah dan tartil. Hal tersebut membuat rombongan terkagum-kagum.

Joint Secretary Technical and Madrasah Education, Ministry of Education Bangladesh, Hosne ara Begum mengatakan, dirinya sangat terinspirasi dari pengalaman selama mengunjungi madrasah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Dia merasa pendidikan umum dan pendidikan agama ternyata bisa bersinergi. Regulasi perundang-undangan dan kemajemukan dalam beragama ternyata tidak berpengaruh terhadap pendidikan agama. Dukungan dari masyarakat juga dia rasakan kuat dalam membentuk kegotong-royongan sekolah. “Banyak praktik baik yang saya dapatkan ketika berkunjung ke Indonesia. Pengalaman ini akan saya bawa dan coba implementasikan di Bangladesh,” ungkapnya.

Regrouping Kunjungan

LENSA Daerah Mitra

LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014

Page 7: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

7

Gugus Bangsa Kabupaten Sragen, mitra USAID PRIORITAS, menjadi juara pertama dalam lomba gugus di Kabupaten Sragen. Gugus yang terdiri atas SDN Gringging 1 (SD inti) dan 6 SD imbas yaitu SDN Gringging 2, SDN Gringging 3, SDN Gringging 4, SDN Banyurip 1, SDN Banyurip 2 dan SDN Banyurip 3 tersebut terpilih di Kawedanan Gondang untuk mengikuti lomba gugus tingkat kabupaten.

Bersaing dengan 4 kawedanan lain di Kabupaten Sragen, yaitu Kawedanan Sragen, Kawedanan Gemolong, Kawedanan Masaran, dan Kawedanan Gondang yang mewakilkan 4 gugus, akhirnya Gugus Bangsa mampu menjadi juara 1. Beberapa aspek yang dinilai adalah kegiatan belajar mengajar, peran serta masyarakat, sarana prasarana, administrasi gugus dan administrasi kelas di SD, serta pelaksanaan MBS.

Dari lima poin penilaian tersebut, aspek 1 dan 2 Gugus Bangsa menerapkan apa yang selama ini dipelajari dari program USAID PRIORITAS. Di kegiatan belajar mengajar tersebut, tiga SD yag dinilai mendapatkan nilai 5 plus (terutama SD Inti) karena dinilai semua kelas telah menerapkan pembelajaran PAKEM.

Kedua, peran serta masyarakat. Aspek tersebut mendapatkan nilai yang tinggi karena peran serta masyarakat yang

sangat tinggi (paguyuban kelas), terutama dalam proses pembelajaran. Ini dibuktikan dalam dokumen administrasi seperti daftar hadir pertemuan, notulensi, dan undangan. Di semua kelas diadakan pertemuan setiap hari Sabtu. Mereka membahas kemajuan pembelajaran dan permasalahan yang terjadi untuk dicarikan solusinya.

Dengan menjuarai lomba gugus tahun 2014, Gugus Bangsa akan maju mewakili kabupaten di lomba Gugus Karesidenan Surakarta tahun 2015. Pada awal September, gugus tersebut akan menjadi tuan rumah acara Srawung Warga, acara rutin masyarakat Kabupaten Sragen yang selalu dihadiri bupati dan kepala SKPD se-Kabupaten Sragen. [ds]

LENSA PRIORITAS

LENSA Daerah Mitra

Raih Juara Pertama Lomba Gugus Kabupaten

Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS

Kepala UPT Sambungmacan memberikan sambutan dalampembukaan penilaian lomba gugus

Pengawas yang menjadi penilai sedang menilai administrasi gugus dan mewawancarai pengurus gugus

Proses pembelajaran yang dinilaiSiswa berjualan jamu hasil karya sendiri

Tindak lanjut serius hasil rapat perencanaan diseminasi (7/7) dilakukan di Purbalingga. SMP dan MTs Negeri se-Kecamatan Bobotsari sepakat melaksanakan diseminasi modul 1 bagi guru-guru IPA, IPS, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.

Selama tiga hari (29/8-1/9 dan 2-6/8) mereka dilatih pembelajaran kontekstual. Peserta berasal dari 7 sekolah dengan total peserta seluruhnya berjumlah 70 orang.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setiyadi, M.H berpesan agar peserta bisa memanfaatkan momen pelatihan ini sebagai ajang untuk menambah ilmu dan mempersiapkan pelaksanaan kurikulum 2013.

“Meskipun ketika pertama masuk, siswa merasa bingung dan memandang dengan tidak bersahabat. Namun, ketika saya mulai menyampaikan materi pembelajaran dengan cara PAKEM, siswa kelihatan bersemangat. Siswa aktif dan akrab seperti belajar dengan sahabat sendiri,” terang guru MTs Negeri Bobotsari, Esti Nur Cahyati, yang praktik di SMPN 3 Bobotsari. [dl]

Awalnya Tak Bersahabat, Akhirnya Teman Akrab

Pelatihan pembelajaran (PAKEM) modul 2 SD dan MI Mitra USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara dilaksanakan di gedung PGRI Banjarnegara (5-8 dan 12-15/9). “Dinas Pendidikan berharap ada perubahan signifikan di sekolah, bukan sekadar pelatihan selama 4 hari di sini, tetapi tindak lanjut dari pelatihan. Hasil dari pelatihan ini akan ada tagihan-tagihan untuk ke depannya sampai di mana hasil dan perubahan yang terjadi di sekolah, terutama PAKEM-nya,” kata Kasi Kurikulum Dikdas Dindik Banjarnegara Bapak Sunarto, M.Pd.

Pelatihan berjalan dengan lancar selama 4 hari efektif. Pelatihan ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kendala dalam implementasi di sekolah dari pelatihan modul 1 yang sudah diberikan sebelumnya. Tujuan selanjutnya, guru dan kepala sekolah memahami prinsip pengelolaan pembelajaran yang efektif kaitannya dengan penerapan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. [nj]

Ada Tagihan dan Tindak LanjutPelatihan

Siswa mempratikkan pembelajaran saintifik (8/9)

Ibu Esti sedang mendampingi siswa menidentifikasi tumbuhan (1/9)

Page 8: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

8

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITAS

Banyak pengepul rongsokan memanfaatkan tenaga manusia untuk memindahkan barang-barang rongsokan. Dengan memanfaatkan elektromagnet, siswa ditantang membuat alat pengangkat rongsokan untuk membantu kegiatan pengepul rongsokan tersebut.

Melalui kegiatan project-based learning, siswa SMP Negeri 1 Kudus membuat elektromagnet secara individu dan dimanfaatkan sebagai alat pengangkat rongsokan. Seminggu sebelum praktik, siswa diberi permasalahan tentang fenomena pengepul rongsokan yang memanfaatkan tenaga manusia dalam memindahkan besi-besi rongsok. Kemudian mereka diberi lembar kerja sederhana yang ditulis pada papan tulis. Tugasnya, “buatlah alat pengangkat besi rongsokan dengan memanfaatkan prinsip

elektromagnet. Dengan ketentuan alat dan bahan ditentukan sendiri,” kenang Rochim.

Penilaian produk berupa kekuatan magnet yang ditunjukkan dengan kemampuan mengangkat besi sebanyak mungkin (dalam praktik digunakan klip) dan sifat elektromagnet yang sementara agar setelah saklar diputus sifat magnetnya akan hilang sehingga besi akan jatuh. Laporan dibuat sesuai kreativitas masing-masing individu, berisi analisis produk yang menunjukkan kemampuan literasi.

Siswa sangat antusias dalam bekerja, baik dalam memecahkan masalah, penyediaan alat dan bahan, maupun cara pembuatan elektromagnet. Pada saat penyajian, siswa membawa bahan untuk ditampilkan, yaitu paku, kawat tembaga, dan beberapa baterai sebagai sumber tegangan. Aktivitas dan kreativitas siswa tereksplorasi seluas-luasnya dengan arahan dan bimbingan guru.

Hasil praktik menunjukkan variasi kekuatan magnet dalam menarik klip besi dengan jumlah minimal yang disepakati 10 buah. Bahkan, ada yang sampai menarik 196 buah, namun tersisa beberapa buah yang masih menempel pada elektromagnet saat saklar diputuskan.

Salah seorang siswa bernama Maman membuat sesuatu yang lain. Dengan bahan besi kolom sepanjang 20 cm yang dililit

sumber tegangan dari adaptor sebesar 9 volt, alat tersebut mampu menarik semua klip yang tersedia (sekitar 1.010 klip). Begitu juga setelah saklar diputus, semua klip terjatuh. Sesuai rubrik dan kesepakatan penilaian dengan siswa, nilai 100 layak diberikan kepada Maman.

“Saya sangat suka belajar hari ini, ternyata hanya dengan memanfaatkan magnet dengan lilitan dapat mengangkat besi yang sangat berat dan banyak,” aku salah satu siswa dalam refleksinya. Pengakuan siswa tersebut menandakan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan dapat bermakna bagi siswa itu. “Ternyata belajar fisika sangat berguna di masyarakat!” ucap yang lain.

“Aneh-aneh saja, tapi bagus,” celetuk

beberapa guru dan tenaga kebersihan yang

melihat pembelajaran.

Magnet Sederhana, Pengangkat Rongsokan

Suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa terlihat di SDN tangkil 3 Sragen. Siswa aktif dalam mengekplorasi kegiatan bukan hanya dari papan tulis dan buku, tapi juga berasal dari tembok dan lingkungan kelas yang nyaman dan membelajarkan.

Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh SDN Tangkil 3, yaitu:- �Menjadikan lingkungan kelas yang

literat. Lingkungan yang literat telihat dari diciptakannya berbagai tulisan,

Lingkungan kelas yang dikembangkan di SD Negeri 3Tangkil, Sragen. Siswa merasa nyaman, mengekslplorasi dan menjadikan lingkungan kelas sebagai sumber belajar.

Pak Rochim, Maman dan siswa SMPN 1 Kudus setelah melakukan percobaan.

Maman dan rekannya sedang melakukan percobaanalat pengangkat rongsokan sederhana.

LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014

Menciptakan Lingkungan Kelas yang Membelajarkangambar, dan alat, baik dua dimensi maupun tiga dimensi yang bisa dibaca dan digunakan oleh siswa untuk belajar.

-� Menjadikan lingkungan kaya sumber belajar. Sumber belajar hasil buatan guru dan siswa semua dipajang di sekitar kelas dan tempat yang mudah diakses siswa. Diupayakan hasil karya tersebut bukan buatan pabrik, namun buatan siswa.

-� Membuat lingkungan kelas sebagai showcase. Showcase tersebut berisi simbol, komentar, hasil karya siswa dan guru yang dipajang sebagai media pamer untuk memotivasi siswa.

-� Menciptakan lingkungan kelas sebagai taman belajar dengan cara menata tempat duduk yang memudahkan siswa berinteraksi dan mudah mengakses sumber belajar di dalam kelas. [rs]

“Untuk membelajarkan siswa secara optimal, siswa perlu didorong untuk terus belajar dengan berbagai cara. Salah satu cara yang telah dilakukan oleh SD Negeri Tangkil 3, Sragen, adalah mengoptimalkan lingkungan kelas sebagai sumber belajar.”

* Pelaku dan Penulis: Rochim, M.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Kudus.

Page 9: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

LENSA Praktik yang Baik

9LENSA PRIORITAS

Banjarnegara - Menarik, pembelajaran yang dilakukan oleh guru MTs Negeri 2 Banjarnegara Pak Hanis dan guru SMPN 5 Banjarnegara Pak Julius dalam praktik pembelajaran di SMPN 2 Banjarnegara (29/10). Mereka menggunakan balon udara untuk mengetahui seberapa besar volume udara yang dihirup masuk ke paru-paru. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, siswa menemukan rumus menghitung volume udara dengan cara yang sederhana dan menantang.

Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok kecil sehingga memudahkan siswa bekerja sesuai dengan pembagian peran masing-masing. Alat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mahal, terjangkau dan mudah diperoleh. Yaitu, balon karet, benang/tali yang tidak elastis, penggaris,

dan buku catatan. “Saya senang sekali pembelajaran kali ini karena saya bisa menghitung volume udara dengan alat sederhana,” kata Ori, siswa SMPN 2 Banjarnegara kelas VIII D.

“Ternyata orang yang badannya besar lebih banyak menampung udara daripada yang kecil,” simpul Lia. Siswa lainnya, Vani, menyatakan bahwa ternyata belajar IPA juga bisa memakai rumus matematika sederhana. Dirinya ingin setiap hari melakukan pembelajaran dengan model seperti itu.*

YOGYAKARTA - Pak Toyib, guru SMPN Sewon, Bantul,

Yogyakarta, setelah mengikuti pelatihan modul 2 USAID PRIORITAS langsung menerapkan pendekatan pembelajaran yang sensitif gender. Hal tersebut

dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sub kebahasaan kalimat majemuk subtema remaja dan pendidikan karakter.

Di awal pembelajaran, Pak

Toyib melakukan brainstorming tentang kebiasaan yang dilakukan anak laki- laki maupun perempuan dalam hal permainan, pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, serta pekerjaan yang biasa dilakukan laki laki dan perempuan dewasa.

Berikutnya, Pak Toyib membagi lembar kerja berupa potongan-potongan kertas dan siswa diminta untuk menyambungkan

menjadi kata majemuk dan dibahas bersama dengan kelompoknya.

Dari pembahasan bersama tersebut, kemudian siswa terlihat sudah paham tentang bagaimana sebuah pekerjaan yang tidak mengenal jenis kelamin. Artinya, semua bisa dikerjakan oleh laki-laki maupun perempuan berdasar kemampuan masing-masing, bukan berdasar jenis kelamin. Dalam diskusi dengan siswa, ada juga anak yang menolak pekerjaan dilakukan perempuan. Misalnya, ronda. Sebab, selain dianggap tidak lazim, hal tersebut membahayakan kaum perempuan.

Selain melalui mata pelajaran, Pak Toyib mencampur duduk siswa secara heterogen, pembagian kerja kelompok, serta pemberian tugas dan tanggung jawab. [dk]

BALON PERNAFASANCara Sederhana Mengukur Volume Udara

Pernapasan dengan Balon

Cara melakukan pengukuran: 1. Siswa diminta untuk menarik nafas

dalam-dalam dan sekuat-kuatnya.2. Embuskan udara kedalam balon,

usahakan semua udara masuk ke dalam balon.

3. Balon yang sudah terisi udara diikat dengan karet.

4. Mengukur keliling lingkaran balon tersebut dengan menggunakan benang bagor.

5. Menentukan panjang jari-jari lingkaran balon tersebut dengan cara;

menyediakan benang bagor yang digunakan untuk mengukur keliling lingkaran balon,

menandai panjang benang bagor yang digunakan untuk melilit balon,

ukur panjang benang bagor dengan satuan panjang/penggaris (cm),

ukur kertas dengan benang bagor yang digunakan untuk melilit keliling balon (keliling lingkaran),

bentuk kertas melingkar seukuran dengan yang benang bagor yang digunakan untuk melilit balon (disebut daerah lingkaran),

buatlah garis tengah pada lingkaran kertas (disebut garis tengah),

ukurlah panjang garis dari titik tengah lingkaran ke tepi lingkaran (disebut jari-jari)

6. Masukan data pengukurannya ke kolom data pengukuran.

7. Terapkan rumus.8. Hitunglah volume balon tersebut

dengan menggunakan rumus 4/3 x 3,14 x (r^3).

Membelajarkan Siswa Sensitif Gander

* Pelaku: Hanis dan Julius, Praktikan Pelatihan CTL Banjarnegara. Penulis: Yayuk Sugiyarti, M.Si. Fasilitator USAID PRIORITAS Kab Banjarnegara

Pak Toyib, Guru SMPN Sewon Bantul Yogyakarta bangga dengan hasil kegiatan siswa dalam pembelajaran

Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS

LANGKAH PERCOBAAN: Siswa SMPN 2 Banjarnegara kelas VIII D melakukan percobaan menghitung volume udara dengan menggunakan balon. Mereka meniup balon dengan sekuat tenaga, kemudian mengukur balon dengan benang bagor dan mengukur panjang serta menghitung dengan rumus sederhana.

Catatan redaksi:Cara yang mudah dan lebih akurat untuk mengukur volum udara adalah mencelupkan balon berisi udara tersebut ke dalam ember yang berisi penuh air (pas permukaan). Kemudian ukur berapa liter air yang tumpah. Itulah volum udara.

Page 10: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

Dosen Universitas Negeri Yogyakarta Rahayu Condro melakukan kegiatan pembelajaran aktif di kelasnya. Dia berkeyakinan bahwa jika berharap anak-anak bangsa mendapat pembelajaran aktif yang menyenangkan sekaligus menumbuhkan kreativitas mereka, maka sebaiknya calon gurunya mendapatkan pengalaman nyata saat mereka belajar di kampus.

Berdasar keyakinan tersebut, Ibu Ayu panggilan akrabnya, melakukan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan kemampuan kreatif mahasiswa. Berikut yang dilakukan Bu Ayu.1. Membuat suasana belajar yang bisa mendukung

pembelajaran interaktif dan menyenangkan, misal setting tempat duduk yang tidak klasikal, menggunakan berbagai pendekatan dan metode serta adanya ice breaking oleh mahasiswa untuk mahasiswa.

2. Pembelajaran dilakukan dengan sosio-culture, pembelajaran yang membiasakan mahasiswa untuk kerja sama dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang kontekstual.

3. Memberikan tugas yang menantang “High Order Thinking” . Misalnya, pada saat pembuatan media pembelajaran bilangan bulat di SD. “Buatlah media untuk pembelajaran bilangan Bulat di SD dengan selembar kertas karton ini” dan ternyata bukan hanya proses pembuatannya yang menyenangkan namun hasilnya juga luar biasa. Mereka kreatif!. Ada yang membuat gambar air (sejuk sebagai bilangan positif dan gambar api panas sebagai bilangan negatif). Ada yang membuat kapal selam dan pesawat terbang dimana yang terbang berarti di atas artinya positif, sampai ada yang membuat dengan cerita rakyat bawang putih dan bawang merah. Hal tersebut juga sekaligus membangun karakter siswa di kelas nanti.

4. Membuat mereka bangga dengan hasil karyanya melalui kegiatan mempresentasikannya kepada kelompok lain. Karya kunjung yang dilakukan hanya memerlukan waktu yang relatif singkat, karena semua kelompok mempresentasikan kepada kelompok lain dalam waktu yang bersamaan.

Kelompok 1 ke 2, kelompok 2 ke 3, dan seterusnya.

5. Memberikan bonus-bonus nilai bagi mereka yang aktif.

6. Memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk menilai hasil karya teman.

7. Memberikan kepercayaan dalam pengelolaan nilai-nilai yang mereka peroleh. Buku penilaian diberikan kepada sekretaris kelas. Namun di akhir semester yang memproses tetap dosen, dengan mengingatkan mereka, bahwa penilaian sikap juga diperhitungkan. “Saya ingin mahasiswa kelak

menjadi guru yang mengaktif-kan dan menginspirasi siswa. Karena itu saya mengemas perkuliahan yang mengeksplorasi sisi-sisi kreativitas mereka,” kata Bu Condro. [af ar]

LENSA Praktik yang Baik

10

LENSA Praktik yang Baik

LENSA PRIORITASLENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014

Guru Kreatif Dimulai Sejak Mahasiswa

Suasana pembelajaran aktif di perkuliahan Ibu Rahayu

Kegiatan Perkualiahan yang merangsang siswa untuk kreatif dan hasilkreativitas mahasiswa

Guru SD Negeri 1 Panggisari Siti Nurokhatus menggunakan metode demonstrasi jual beli dalam mengajarkan sifat distributif dengan tujuan memudahkan siswa dalam mengingat materi tersubut. “Saya senang belajar dengan cara ini karena belajar matematika menjadi menyenangkan dan mudah,” kata Tomy siswa kelas 5.Langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu - Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok,- Siswa menyiapkan warung kebutuhan

(barang apa yang harus dibawa oleh siswa sehari sebelumnya sudah sampaikan misal sampo, sabun, odol, permen, mi instan, sikat gigi, pensil, bolpoint, dll)

- Siswa membuat tabel harga pada masing-masing barang kebutuhan

- Siswa mengisi lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disiapkan panduannya oleh guru

Petunjuk kerja sebagai berikut; 1) belilah barang sesuai dengan kebutuhan dalam satu kelompok, 2) tulislah harga barang dalam tabel, dan 3) setelah diketahui jumlah barang yang dibutuhkan dan harga, kemudian hitunglah dengan menggunakan sifat distributif.

Contoh :

- Presentasi kerja kelompok- Pemajangan hasil karya- Kunjung karya- Diakhiri dengan membuat kesimpulan,

bahwa dalam kehidupan sehari-hari ternyata banyak yang menggunakan sifat distributif.

Barang yang dibutuhkan

Harga satuan

Sifat distributif

2 buah sabun mandi 2 sachet shampo

Rp 2500

Rp 500

(2x2500)+( 2x500) = 2x(2500+500)

Penggunaan Sifat Distributif dalam Kehidupan

Warung kebutuhan, siswa sedang mengidentifikasisifat distributif dalam pembelajaran jual beli

* Pelaku: Siti Nurokhatus Solihah Guru Kelas 5 SDN 1 Panggisari, BanjarnegaraPenulis: Sugeng Priyanto, S.Pd.I Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

Page 11: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

11LENSA PRIORITAS

Belajar Faktorisasi Bentuk Aljabardengan Slide Board Factor (SBF)

Materi pokok faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi esensi di kelas VIII. Dalam standar kompetensi lulusan untuk ujian nasional materi ini senantiasa muncul. Khususnya, pemfaktoran bentuk ax2 + bx + c, dengan a = 1 atau a≠1. Karena itu,

perlu cara khusus untuk menambah gairah siswa dalam belajar. Salah satunya dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Banjarnegara Pak Purnomo dengan menggunakan slide board factor (SBF).

SBF merupakan papan yang dapat digeser-geser untuk dapat menentukan nilai dari a x c = p x q, dan b = p + q. Media (alat peraga) ini mempunyai banyak keunggulan. Misalnya, dapat dibuat dengan mudah dari papan/tripleks bekas, karton, atau yang lainnya. Cara membuatnya pun mudah.

Untuk memberikan pengetahuan tentang cara memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c, dengan a = 1 atau a≠1, terlebih dahulu siswa membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 -5 anggota/orang. Kemudian guru mendemonstrasikan cara penggunaan media SBF. Terlihat semua siswa memperhatikan dengan saksama. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba dan berdiskusi mempraktikkan media SBF sesuai dengan kelompoknya sampai bisa dan benar.

”Saya mendampingi siswa dengan saksama. Setelah siswa dianggap mahir menggunakan media tersebut dikelompoknya. Kemudian saya memberikan soal untuk dikerjakan tanpa menggunakan media tersebut,” jelasnya. Langkah terakhir adalah siswa secara individu mengerjakan soal tanpa menggunakan

media SBF karena sudah memahami cara kerja SBF di pikirannya.

“Saya sangat senang belajar matematika dengan cara seperti ini. Lebih mudah mengerti dan paham. Selama ini saya sudah takut duluan kalau belajar matematika. Tapi, dengan cara Pak

Guru mengajar, saya lebih senang, jarang marah, dan selalu gembira,” kata Melliliani Febriat H.S., siswa kelas VIIIA.

PRIORITAS - Praktik yang Baik

* Penulis dan pelaku: Purnomo, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS

Pak Purnomo menjelaskan cara penggunaaan SBF

Siswa bekerja dalam kelompok mempraktikkanSBF dan saling memberi masukan

Siswa mempresentaikan hasil kreatifitas dalam menggunakan SBF

LENSA Praktik yang Baik

Memahamkan Iklan Baris kepada Siswa

Cara tersebut dilakukan Ibu Dwi Widyastuti, Guru MTs Negeri 2 Banjarngera. Langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu, membentuk kelompok (maksimal 5 anak). Siswa diberi tugas membaca dan mengamati iklan baris yang ada di media massa yang telah dipilihkan guru. Siswa diberi lembar kerja yaitu mencari pengertian iklan baris,menemukan ciri-ciri iklan baris, menemukan unsur-unsur pembentuk iklan baris, mengetahui kekurangan dan kelebihan apabila membaca iklan baris, dan mengetahui singkatan kata yang dipakai dalam iklan baris. Teori ini bisa di gunakan untuk materi membaca iklan baris dan menulis iklan baris. Tahap akhir peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.*

Belajar Himpunan dengan Gelang-Gelang Pelangi

Metode tersebut dapat menjadi alternatif untuk lebih mengembangkan kreativitas siswa dan lebih mudah dalam membedakan setiap himpunan dengan gelang warna yang berbeda.

Pada tahap awal siswa diingatkan kembali arti pentingnya menggambar diagram venn untuk memecahkan masalah pada operasi himpunan. Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok (5-6 siswa). Selama 5 menit siswa membaca senyap untuk memahami

dengan contoh yang ada pada buku paket 1B. Selama 5 menit siswa berdiskusi untuk menjawab contoh pada bacaan dipelajari.

Langkah berikutnya dibagikan LK, dalam waktu 35 menit, siswa berdiskusi dan memecahkan masalah yang ada pada LK, lalu kelompok dapat menggambarkan diagran venn dengan semesta dari satu kertas HVS. Himpunan yang ada di dalam semesta dilukiskan dengan membentuk gelang dari kertas HVS warna berbeda. Hasil operasi himpunan yang diminta, dituliskan dikertas plano beserta tempelan diagram venn di HVS yang sudah dibuat.

Terakhir, selama 5 menit dilakukan karya kunjung. Dua anak membawa karyanya ke kelompok lain dan kelompok lain memberikan masukan dan penilaian secara otentik dengan memberi tanda yang dianggap bagus atau benar. Hal ini diulang sampai pada 3x kunjung karya. Terakhir bersama-sama siswa membuat simpulan.** Penulis dan pelaku: Agung Sumaryanti, S.Pd Guru MTs Negeri 2 Banjarnegara, Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

* Penulis dan pelaku: Dwi Widiyastuti, S.Pd Guru MTs Negeri 2 Banjarnegara, Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara

Page 12: USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan ... · tenaga pendidik yang sesuai dengan tingkat SDM yang ada dan sesuai kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS akan membantu agar

BINGKAI LENSA PRIORITAS

Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik

pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil,

penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di

www.prioritaspendidikan.org

LENSA PRIORITASUSAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students LENSA PRIORITAS

Setiap hari Rabu, petugas dari perpustakaan daerah membawakan beraneka buku bacaan untuk siswa kelas VIII dan Ix. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperkuat budaya baca dan literasi siswa di MTs Negeri Subah, Batang.

Siswa secara kompak dan kooperatif mengerjakan pekerjaan dalam membuat letak geografis sekolah mereka. kegiatan tersebut bagian dari kegiatan pembelajaran di SMPN 6 Sragen (22/8).

Membuat kliping serasa lebih mudah dengan tim dan suasana kooperatif. Siswa SMP N 6 Sragen tersebut melakukannya di selasar kelas (22/8).

Pola tematik integratif membuat siswa SDN Donuhudan 2, Boyolali bisa belajar dan berolahraga dengan suasana menyenangkan dan eksploratif (22/8).

Membuat peta geografis semakin mudah dan menantang bila didesain dan dilaksanakan di luar kelas. Tampak Pak Basuki sedang mendampingi siswa di SMPN 4 Sragen melakukannya di lapangan (22/8).

Belajar tidak harus selalu di dalam kelas tapi bisa di luar kelas. Siswa-siswa SDN ini melaksanakan di halaman sekolah. mereka asyik mengidentifikasi rerumputan dan tumbuhan disekelilingnya (22/8).

[Foto: ds][Foto: s]

[Foto: ad]

[Foto: ds]

[Foto: raw]

[Foto: mp]