ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang...

20
ISSN 2303-0852 PRIORITAS PENDIDIKAN Edisi 7 Apr-Jun 2014 Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa DIREKTUR Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso mengapresiasi program kemitraan yang dikembangkan USAID PRIORITAS dan LPTK. Pada acara pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jakarta (15/4), beliau mengatakan perkuliahan dengan pendekatan aktif yang dikembangkan LPTK dan USAID PRIORITAS merupakan wujud demokrasi pendidikan. ”Kami berharap LPTK mitra dapat mempertahankan komitmen tinggi dalam meningkatkan perkuliahan yang berkualitas dan berprestasi,” katanya. Baca beritanya di halaman 2. (Anw) Kunjungi: www.prioritaspendidikan.org USAID PRIORITAS bersama tujuh provinsi mitra menghelat kegiatan unjuk karya tingkat provinsi (provincial showcase) hasil implementasi program di sekolah, LPTK, dan kabupaten/kota mitra. Kegiatan ini untuk menunjukkan kepada pemangku kepentingan di tingkat provinsi kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, manajemen sekolah, serta program penataan dan pemerataan guru. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menunjukkan kekagumannya pada hasil karya yang dipamerkan, saat menghadiri acara unjuk karya pada lokakarya praktik yang baik di Jawa Timur (30/4). Saat mengunjungi stan-stan pameran pendidikan, Gus Ipul (sapaan akrab Wagub Jatim) bersama Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate tampak serius mengamati setiap hasil karya siswa. Salah satunya alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun. Mereka mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air yang berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika air keluar dari selang dan berubah menjadi bening. “Wah, hebat ya. Bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya. Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD yang hadir dalam kegiatan di Jawa Tengah menyatakan, program yang diusung USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Beliau juga mengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom) SUASANA Kelas VII C SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto, pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah… Copot Pak Lurah!” Tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta yang sedang berkunjung ke SMPN 1 Gedeg dibuat kaget. Baca beritanya di halaman 5. Unjuk Karya Sekolah, LPTK, dan Daerah di Provinsi Mitra Dirjen Dikti sedang mencoba media hasil karya mahasiswa UIN Ar-Raniry Aceh. Tim Kemenko Kesra Kunjungi Sekolah Mitra Dirjen Dikti: Demokrasi Pendidikan (1) Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Konjen AS Joaquin F. Monserrate tertarik dengan penjernih air buatan siwa. (2) Siswa MTs Al-Mukhtariyyah, Jawa Barat, peragakan cara kerja roket air. (3) Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD mencoba hasil karya siswa di Jawa Tengah. 1 2 3 Ibu Femmy (berkacamata) dari Kemenko Kesra terkesan dengan pembelajaran IPS di SMPN 1 Gedeg.

Transcript of ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang...

Page 1: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

ISSN2303-0852

PRIORITAS PENDIDIKANEdisi 7Apr-Jun

2014 Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa

DIREKTUR Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso mengapresiasi program kemitraan yang dikembangkan USAID PRIORITAS dan LPTK. Pada acara pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jakarta (15/4), beliau mengatakan perkuliahan dengan pendekatan aktif yang dikembangkan LPTK dan USAID PRIORITAS merupakan wujud demokrasi pendidikan.

”Kami berharap LPTK mitra dapat mempertahankan komitmen tinggi dalam meningkatkan perkuliahan yang berkualitas dan berprestasi,” katanya. Baca beritanya di halaman 2. (Anw)

Kunjungi: www.prioritaspendidikan.org

USAID PRIORITAS bersama tujuh provinsi mitra menghelat kegiatan unjuk karya tingkat provinsi (provincial showcase) hasil implementasi program di sekolah, LPTK, dan kabupaten/kota mitra. Kegiatan ini untuk menunjukkan kepada pemangku kepentingan di tingkat provinsi kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam pembelajaran, manajemen sekolah, serta program penataan dan pemerataan guru.

Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menunjukkan kekagumannya pada hasil karya yang dipamerkan, saat menghadiri acara unjuk karya pada lokakarya praktik yang baik di Jawa Timur (30/4). Saat mengunjungi stan-stan pameran pendidikan, Gus Ipul (sapaan akrab Wagub Jatim) bersama Konsul Jenderal AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate tampak serius mengamati

setiap hasil karya siswa. Salah satunya alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun.

Mereka mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air yang berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika air keluar dari selang dan berubah menjadi bening. “Wah, hebat ya. Bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya.

Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD yang hadir dalam kegiatan di Jawa Tengah menyatakan, program yang diusung USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Beliau juga mengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

SUASANA Kelas VII C SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto, pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah… Copot Pak Lurah!” Tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta yang sedang berkunjung ke SMPN 1 Gedeg dibuat kaget. Baca beritanya di halaman 5.

Unjuk Karya Sekolah, LPTK, dan Daerah di Provinsi Mitra

Dirjen Dikti sedang mencoba media hasil karya mahasiswa UIN Ar-Raniry Aceh.

Tim Kemenko Kesra Kunjungi Sekolah Mitra

Dirjen Dikti:

Demokrasi Pendidikan

(1) Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Konjen AS Joaquin F. Monserrate tertarik dengan penjernih air buatan siwa. (2) Siswa MTs Al-Mukhtariyyah, Jawa Barat, peragakan cara kerja roket air. (3) Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD mencoba hasil karya siswa di Jawa Tengah.

1 2 3

Ibu Femmy (berkacamata) dari Kemenko Kesra terkesan dengan pembelajaran IPS di SMPN 1 Gedeg.

Page 2: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

Pertemuan Nasional dan Pameran Produk Pedagogi Perkuliahan LPTK

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email [email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Luncurkan Pelatihan dan Pemberian Buku Kontekstual PapuaPapua menjadi provinsi

kedelapan yang menjadi mitra program USAID PRIORITAS. Pada 11 Juni 2014 program di

Papua diresmikan dengan ditandai peluncuran pelatihan dan

pemberian buku untuk 45 sekolah dasar mitra di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo.

PRIORITAS - NasionalPRIORITAS - Nasional

Jakarta – Perwakilan dari 16 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) mitra USAID PRIORITAS menghadiri Pertemuan Nasional LPTK untuk membahas pengembangan program pendidikan pra dan dalam jabatan di LPTK (15/4). Prof Dr Djoko Santoso Dirjen Dikti Kemdikbud mengapresiasi program kemitraan LPTK yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Program kemitraan LPTK ini diharapkan dapat memberi saran dan bantuan untuk peningkatan kapasitas pendidik, serta dapat memainkan peran penting LPTK dalam memproduksi dan mempersiapkan tenaga pendidik yang berkualitas serta profesional untuk menciptakan perubahan dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Acara yang dilaksanakan di Gedung D Kemdikbud Jakarta itu juga dihadiri Prof Dr Supriadi Rustad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Dr Femmy Eka Kartika Putri perwakilan dari Kemenko Kesra, Dr Mastuki perwakilan dari Kemenag, Rektor, Dekan, dan Dosen LPTK mitra USAID PRIORITAS.

Perwakilan LPTK yang diundang juga memamerkan dan mempresentasikan perubahan yang terjadi dalam proses perkuliahan dengan pendekatan active learning di kampusnya, termasuk pengembangan yang dilakukan di sekolah lab dan sekolah mitra LPTK sebagai tempat praktik mengajar mahasiswa sehingga diperoleh pengalaman praktik mengajar di sekolah yang baik.

Menurut Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS, untuk pengembangan program berikutnya USAID PRIORITAS akan melakukan pelatihan untuk para dosen LPTK dengan menggunakan modul yang mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, mengembangkan praktik mengajar yang lebih efektif untuk mengembangkan kemampuan calon guru dengan memanfaatkan sekolah lab dan sekolah mitra masing-masing LPTK. “Kami juga akan memfasilitasi penelitian tindakan kelas oleh dosen bersama guru di sekolah untuk bekerja sama memecahkan masalah pembelajaran,” tukasnya. (Anw)

2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 3

Wamena, Jayawijaya – USAID PRIORITAS bekerja sama dengan Yayasan Kristen Wamena (YKW) dan Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo mengumumkan peluncuran program pelatihan pembelajaran dan pemberian buku ke 45 sekolah di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo (11/6).

Peluncuran yang dilaksanakan di Wamena, Jayawijaya itu merupakan bagian dari program bantuan pendidikan USAID senilai US$ 83,7 juta dalam pelaksanaan program USAID PRIORITAS untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. “USAID PRIORITAS akan membantu

sekolah dasar di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas sesuai konteks di Papua," kata Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, di sela-sela acara peluncuran.

Selain guru, program ini akan melatih kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat membantu gurunya memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar lebih baik, termasuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pendidikan. ”Para guru dan kepala sekolah akan kami latih dan dampingi dalam menggunakan buku paket kontekstual papua (BPKP) yang relevan dengan kurikulum 2013,” kata Radja Doly, koordinator program YKW. (Anw)

BUPATI JAYAWIJAYA yang diwakili Asisten Satu, Gaad Pyramid Tabuni, menyampaikan pentingnya pembelajaran yang menyesuaikan dengan konteks daerah. ”Tidak mungkin pendekatan pendidikan di Jakarta dan Jayawijaya dapat disamaratakan. Bantuan USAID PRIORITAS untuk melatih guru dan menyebarkan buku paket kontekstual yang sesuai kondisi Papua menjadi kesempatan bagi sekolah-sekolah guna meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” kata Pak Tabuni.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya sangat berterima kasih dengan adanya program peningkatan SDM yang difasilitasi USAID PRIORITAS, YKW, dan Yasumat melalui pelatihan guru yang memfasilitasi metode pembelajaran yang sesuai

dengan keadaan Papua. ”Kami berharap agar program ini dapat langsung dirasakan oleh anak-anak dan meningkatkan kualitas SDM masyarakat Papua,” tuturnya.(Anw)

Sesuai Kondisi Daerah

Persiapkan Fasilitator yang Memahami Kondisi Sekolah di Pegunungan Tengah

UNTUK mempersiapkan fasilitator guna mendampingi sekolah mitra, tim fasilitator YKW dan Yasumat selama 10 hari melatih para calon fasilitator dengan bekal metode dan konten pembelajaran, serta cara melatih guru di wilayah Pegunungan Tengah. Selama lima hari mereka dilatih menggunakan buku paket kontekstual Papua (BPKP) dan lima hari untuk observasi pembelajaran serta praktik mengajar di kelas (11-20/6). ”Pelatihan ini lebih menekankan pada kegiatan praktik sehingga fasilitator mampu mengajar secara kontekstual dan melatihkannya pada guru di sekolah dampingannya,” jelas Martijn Van Driel, konsultan pendidikan YKW.

”Kami membentuk tim fasilitator yang disiapkan untuk tinggal beberapa bulan di lokasi pendampingan dalam membantu para guru menerapkan hasil pelatihan,” jelas Ester Yahuli, ketua Yasumat yang mengoordinasi kegiatan di Yahukimo. (Anw)

Jalan Kaki Dua Hari

PAMERAN program kemitraan USAID PRIORITAS dan LPTK di Jakarta (15/4) memberikan gambaran dampak yang terjadi. Selama setahun kemitraan dengan LPTK, beberapa program yang telah dijalankan di antaranya memfasilitasi pelatihan untuk dosen-dosen LPTK tentang praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah, mengembangkan bahan rujukan perkuliahan di LPTK untuk literasi kelas awal, IPA SMP dan Matematika SMP, serta melatih sekolah lab dan

sekolah mitra LPTK.

Prof Dr Patta Bundu, Dosen Universitas Negeri Makassar yang terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan dosen pedagogi LPTK menuturkan saat ini praktik pembelajaran aktif telah mewarnai sekolah mitra LPTK. ”Para guru di sekolah dan mahasiswa PPL melalui pendampingan dosen telah menerapkan pembelajaran aktif di kelas. Sejumlah dosen yang telah dilatih juga mengadaptasi strategi dan konten pelatihan,” tutur Prof. Patta Bundu saat mempresentasikan dampak pelatihan untuk dosen pedagogi di tempatnya mengabdi.

“Perkuliahan yang saya fasilitasi juga sudah terbiasa dengan model pembelajaran aktif,” kata Dra Esti Swastika MHum Dosen Universitas Negeri Semarang yang terlibat dalam implementasi program literasi kelas awal. (Anw)

Dampak di LPTK Sudah Tampak Jelas

”Kemitraan ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas perkuliahan bagi calon guru di LPTK dan sekolah mitra LPTK.”

Prof Dr Abd A’la, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

”Kalau kita mau banyak praktik-praktik pembelajaran yang baik di Amerika, baik di sekolah maupun di universitas bisa juga kita implementasikan di Indonesia.”

Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

”Kemitraan LPTK, sekolah, dan USAID PRIORITAS membawa budaya pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif. Paradigma guru berubah dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.”

Prof Dr Ibnu Hajar, Rektor Universitas Negeri Medan.

Ruben Bahobol, guru SD YPPGI Ninia, Yahukimo, yang mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dan pemberian buku menyatakan sangat termotivasi. Bahkan

dia rela berjalan kaki dua hari satu malam dari Kecamatan Ninia, Yahukimo, menuju lokasi peluncuran dan pelatihan yang diselenggarakan di Wamena, Jayawijaya. Pada malam hari, dia tidur di dalam gua batu yang ditemuinya. ”Demi kualitas pembelajaran anak-anak di sekolah, saya harus mengikuti pelatihan ini,” tegas guru yang telah mengabdi sejak 1983 itu. (Anw)

Ruben Bahobol

Prof Rochmat Wahab

Prof Ibnu HajarProf Abd A’la

Pameran LPTK dan sekolah mitra LPTK menunjukkan dampak kemitraan yang jelas.

Dra Yulia Rahmawati MSi, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menunjukkan kepada Dirjen Dikti media pembelajaran buku besar buatan mahasiswa PGSD UPI.

Para guru, kepala sekolah, dan pengawas dari 45 sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo yang menghadiri acara pelatihan dan pemberian buku paket kontekstual Papua. Mereka menyambut antusias dan berharap program ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya.

Suasana pelatihan untuk fasilitator yang akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo.

Gaad Pyramid Tabuni

BPKP yang dipamerkan pada peluncuran.

Page 3: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

Pertemuan Nasional dan Pameran Produk Pedagogi Perkuliahan LPTK

Newsletter PRIORITAS PENDIDIKAN diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami: www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. Alamat Redaksi: Gedung Ratu Plaza, Lt. 25.Jl. Jenderal Sudirman Kav 9. Jakarta 10270. Telp: (62-21) 722 7998, Faks: (62-21) 722 7978. Artikel berupa gagasan atau pengalaman praktik yang baik dalam bidang pendidikan dapat dikirimkan melalui email [email protected]. Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG.

USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students

Luncurkan Pelatihan dan Pemberian Buku Kontekstual PapuaPapua menjadi provinsi

kedelapan yang menjadi mitra program USAID PRIORITAS. Pada 11 Juni 2014 program di

Papua diresmikan dengan ditandai peluncuran pelatihan dan

pemberian buku untuk 45 sekolah dasar mitra di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo.

PRIORITAS - NasionalPRIORITAS - Nasional

Jakarta – Perwakilan dari 16 LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) mitra USAID PRIORITAS menghadiri Pertemuan Nasional LPTK untuk membahas pengembangan program pendidikan pra dan dalam jabatan di LPTK (15/4). Prof Dr Djoko Santoso Dirjen Dikti Kemdikbud mengapresiasi program kemitraan LPTK yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Program kemitraan LPTK ini diharapkan dapat memberi saran dan bantuan untuk peningkatan kapasitas pendidik, serta dapat memainkan peran penting LPTK dalam memproduksi dan mempersiapkan tenaga pendidik yang berkualitas serta profesional untuk menciptakan perubahan dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Acara yang dilaksanakan di Gedung D Kemdikbud Jakarta itu juga dihadiri Prof Dr Supriadi Rustad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Dr Femmy Eka Kartika Putri perwakilan dari Kemenko Kesra, Dr Mastuki perwakilan dari Kemenag, Rektor, Dekan, dan Dosen LPTK mitra USAID PRIORITAS.

Perwakilan LPTK yang diundang juga memamerkan dan mempresentasikan perubahan yang terjadi dalam proses perkuliahan dengan pendekatan active learning di kampusnya, termasuk pengembangan yang dilakukan di sekolah lab dan sekolah mitra LPTK sebagai tempat praktik mengajar mahasiswa sehingga diperoleh pengalaman praktik mengajar di sekolah yang baik.

Menurut Stuart Weston Direktur Program USAID PRIORITAS, untuk pengembangan program berikutnya USAID PRIORITAS akan melakukan pelatihan untuk para dosen LPTK dengan menggunakan modul yang mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, mengembangkan praktik mengajar yang lebih efektif untuk mengembangkan kemampuan calon guru dengan memanfaatkan sekolah lab dan sekolah mitra masing-masing LPTK. “Kami juga akan memfasilitasi penelitian tindakan kelas oleh dosen bersama guru di sekolah untuk bekerja sama memecahkan masalah pembelajaran,” tukasnya. (Anw)

2 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 3

Wamena, Jayawijaya – USAID PRIORITAS bekerja sama dengan Yayasan Kristen Wamena (YKW) dan Yayasan Sosial untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Papua, Dinas Pendidikan Kabupaten Jayawijaya, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Yahukimo mengumumkan peluncuran program pelatihan pembelajaran dan pemberian buku ke 45 sekolah di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo (11/6).

Peluncuran yang dilaksanakan di Wamena, Jayawijaya itu merupakan bagian dari program bantuan pendidikan USAID senilai US$ 83,7 juta dalam pelaksanaan program USAID PRIORITAS untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas. “USAID PRIORITAS akan membantu

sekolah dasar di Kabupaten Jayawijaya dan Yahukimo untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas sesuai konteks di Papua," kata Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, di sela-sela acara peluncuran.

Selain guru, program ini akan melatih kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat membantu gurunya memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar lebih baik, termasuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pendidikan. ”Para guru dan kepala sekolah akan kami latih dan dampingi dalam menggunakan buku paket kontekstual papua (BPKP) yang relevan dengan kurikulum 2013,” kata Radja Doly, koordinator program YKW. (Anw)

BUPATI JAYAWIJAYA yang diwakili Asisten Satu, Gaad Pyramid Tabuni, menyampaikan pentingnya pembelajaran yang menyesuaikan dengan konteks daerah. ”Tidak mungkin pendekatan pendidikan di Jakarta dan Jayawijaya dapat disamaratakan. Bantuan USAID PRIORITAS untuk melatih guru dan menyebarkan buku paket kontekstual yang sesuai kondisi Papua menjadi kesempatan bagi sekolah-sekolah guna meningkatkan mutu pembelajaran di kelas,” kata Pak Tabuni.

Pemerintah Kabupaten Jayawijaya sangat berterima kasih dengan adanya program peningkatan SDM yang difasilitasi USAID PRIORITAS, YKW, dan Yasumat melalui pelatihan guru yang memfasilitasi metode pembelajaran yang sesuai

dengan keadaan Papua. ”Kami berharap agar program ini dapat langsung dirasakan oleh anak-anak dan meningkatkan kualitas SDM masyarakat Papua,” tuturnya.(Anw)

Sesuai Kondisi Daerah

Persiapkan Fasilitator yang Memahami Kondisi Sekolah di Pegunungan Tengah

UNTUK mempersiapkan fasilitator guna mendampingi sekolah mitra, tim fasilitator YKW dan Yasumat selama 10 hari melatih para calon fasilitator dengan bekal metode dan konten pembelajaran, serta cara melatih guru di wilayah Pegunungan Tengah. Selama lima hari mereka dilatih menggunakan buku paket kontekstual Papua (BPKP) dan lima hari untuk observasi pembelajaran serta praktik mengajar di kelas (11-20/6). ”Pelatihan ini lebih menekankan pada kegiatan praktik sehingga fasilitator mampu mengajar secara kontekstual dan melatihkannya pada guru di sekolah dampingannya,” jelas Martijn Van Driel, konsultan pendidikan YKW.

”Kami membentuk tim fasilitator yang disiapkan untuk tinggal beberapa bulan di lokasi pendampingan dalam membantu para guru menerapkan hasil pelatihan,” jelas Ester Yahuli, ketua Yasumat yang mengoordinasi kegiatan di Yahukimo. (Anw)

Jalan Kaki Dua Hari

PAMERAN program kemitraan USAID PRIORITAS dan LPTK di Jakarta (15/4) memberikan gambaran dampak yang terjadi. Selama setahun kemitraan dengan LPTK, beberapa program yang telah dijalankan di antaranya memfasilitasi pelatihan untuk dosen-dosen LPTK tentang praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah, mengembangkan bahan rujukan perkuliahan di LPTK untuk literasi kelas awal, IPA SMP dan Matematika SMP, serta melatih sekolah lab dan

sekolah mitra LPTK.

Prof Dr Patta Bundu, Dosen Universitas Negeri Makassar yang terlibat aktif dalam kegiatan pelatihan dosen pedagogi LPTK menuturkan saat ini praktik pembelajaran aktif telah mewarnai sekolah mitra LPTK. ”Para guru di sekolah dan mahasiswa PPL melalui pendampingan dosen telah menerapkan pembelajaran aktif di kelas. Sejumlah dosen yang telah dilatih juga mengadaptasi strategi dan konten pelatihan,” tutur Prof. Patta Bundu saat mempresentasikan dampak pelatihan untuk dosen pedagogi di tempatnya mengabdi.

“Perkuliahan yang saya fasilitasi juga sudah terbiasa dengan model pembelajaran aktif,” kata Dra Esti Swastika MHum Dosen Universitas Negeri Semarang yang terlibat dalam implementasi program literasi kelas awal. (Anw)

Dampak di LPTK Sudah Tampak Jelas

”Kemitraan ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas perkuliahan bagi calon guru di LPTK dan sekolah mitra LPTK.”

Prof Dr Abd A’la, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya.

”Kalau kita mau banyak praktik-praktik pembelajaran yang baik di Amerika, baik di sekolah maupun di universitas bisa juga kita implementasikan di Indonesia.”

Prof Dr Rochmat Wahab, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

”Kemitraan LPTK, sekolah, dan USAID PRIORITAS membawa budaya pendidikan yang lebih kreatif dan inovatif. Paradigma guru berubah dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.”

Prof Dr Ibnu Hajar, Rektor Universitas Negeri Medan.

Ruben Bahobol, guru SD YPPGI Ninia, Yahukimo, yang mendapatkan undangan untuk mengikuti pelatihan dan pemberian buku menyatakan sangat termotivasi. Bahkan

dia rela berjalan kaki dua hari satu malam dari Kecamatan Ninia, Yahukimo, menuju lokasi peluncuran dan pelatihan yang diselenggarakan di Wamena, Jayawijaya. Pada malam hari, dia tidur di dalam gua batu yang ditemuinya. ”Demi kualitas pembelajaran anak-anak di sekolah, saya harus mengikuti pelatihan ini,” tegas guru yang telah mengabdi sejak 1983 itu. (Anw)

Ruben Bahobol

Prof Rochmat Wahab

Prof Ibnu HajarProf Abd A’la

Pameran LPTK dan sekolah mitra LPTK menunjukkan dampak kemitraan yang jelas.

Dra Yulia Rahmawati MSi, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menunjukkan kepada Dirjen Dikti media pembelajaran buku besar buatan mahasiswa PGSD UPI.

Para guru, kepala sekolah, dan pengawas dari 45 sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo yang menghadiri acara pelatihan dan pemberian buku paket kontekstual Papua. Mereka menyambut antusias dan berharap program ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya.

Suasana pelatihan untuk fasilitator yang akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di Jayawijaya dan Yahukimo.

Gaad Pyramid Tabuni

BPKP yang dipamerkan pada peluncuran.

Page 4: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Nasional

4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014

PUSAT Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud bekerja sama dengan USAID PRIORITAS menyelenggarakan pelatihan untuk fasilitator. Pelatihan yang dilaksanakan dalam dua gelombang itu bertujuan menyiapkan fasilitator yang akan mendampingi guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan sebagai bagian program dalam mewujudkan sekolah berbasis standar nasional pendidikan (SBSNP).

“Kami bekerja sama dengan USAID untuk memperkuat standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dalam rangka pengembangan SBSNP,” kata Dr Bastari, ketua Pusat Penjaminan

Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud, di sela-sela acara pelatihan yang diselenggarakan di Bandung (5/4).

Pada pelatihan gelombang pertama diikuti peserta sebanyak 70 orang yang terdiri atas unsur kepala seksi PMS (Pemetaan dan Supervisi Pendidikan) Widyaiswara LPMP, pengawas SMP, dan staf PPMP Kemdikbud (3-6/4). Untuk gelombang kedua, peserta berjumlah 170 orang yang berasal dari 33 provinsi. Mereka terdiri atas unsur guru dan kepala sekolah, widyaiswara LPMP, dosen LPTK, dan staf PPMP (21-24/4).

Prof Dr Syawal Gultom, kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kemdikbud,

yang hadir pada acara pelatihan meminta sinergi ini dapat memperkuat implementasi kurikulum 2013. Khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. ”Kami mengucapkan terima kasih untuk kerja sama yang baik ini. Saya yakin pelaksanaan kurikulum 2013 akan lebih sukses dengan adanya kerja sama dari banyak pihak,” kata Prof Syawal.

Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, yang ikut mendampingi proses pelatihan menyambut baik kerja sama ini. “Pelatihan ini lebih banyak memfasilitasi peserta untuk praktik dalam menemukan konsep dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas,” katanya.

Dr Bastari, kepala PPMP Kemdikbud, menilai program USAID PRIORITAS yang melibatkan LPTK, LPMP, dinas pendidikan, dan sekolah dalam mengembangkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah, sejalan dengan program Kemdikbud. ”Kerja sama ini akan kami diseminasikan ke 33 provinsi di seluruh Indonesia ” tuturnya. (Anw)

USAID PRIORITAS dan PPMP Kemdikbud Latih Fasilitator SBSNP

UNTUK memfasilitasi jurnalis dalam memahami implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah, USAID PRIORITAS menggelar acara Media Briefing di Medan (22-23/5) dan Makassar (21-22/5). Acara yang dilaksanakan selama dua hari itu diikuti 18 wartawan di Medan dan 19 wartawan di Makassar.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan program penataan dan pemerataan guru. Pada hari kedua, para wartawan di ajak mengunjungi sekolah mitra untuk

melihat implementasi pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah.

”Saya menjadi lebih tahu bagaimana implementasi pembelajaran aktif di sekolah,” kata Dewi Sukhrani, wartawan Radio Republik Indonesia.

Puji Santoso, wartawan Media Indonesia, juga mengaku lebih memahami pelaksanaan kurikulum 2013 setelah mengikuti kegiatan media briefing. Wartawan senior itu tertarik dengan proses

pembelajaran di MTs Negeri 2 Medan yang menurut dia sangat menarik dengan banyaknya karya siswa yang dipajang. ”Saya jadi tertarik menyekolahkan anak saya di sini,” kata Puji.

Kegiatan media briefing ini semakin mendekatkan hubungan USAID PRIORITAS, sekolah, dan media. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan di semua provinsi mitra USAID PRIORITAS. Selama ini kegiatan USAID PRIORITAS sering mendapatkan peliputan media. Dalam sebulan setidaknya ada 100-120 artikel tentang USAID PRIORITAS. (Kom)

Media Briefing Dekatkan Wartawan dengan Sekolah

PRIORITAS - Nasional

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 5

SUASANA kelas VII C SMPN 1 Gedeg Kabupaten Mojokerto pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah... Copot Pak Lurah!” Pelajaran IPS yang bertopik kebebasan berpendapat itu membuat tim Kemenko Kesra penasaran. Pagi itu kelas VII C melakukan sosio drama tentang hal tersebut. Ada yang berperan sebagai Pak Lurah, Bu Lurah, dan masyarakat desa.

“Skenarionya, masyarakat desa kurang simpatik dengan kesombongan Bu Lurah. Akhirnya, seluruh warga desa berdemo menuntut Pak Lurah mundur demi kebaikan bersama,” terang Ibu Sumarni, guru IPS yang mengajar di kelas VII C.

Ibu Femmy pun bersemangat mengikuti jalan cerita sosio drama tersebut hingga selesai. “Bagaimana kalau dramanya menggunakan bahasa Jawa, pasti lebih menarik. Salah satu warisan budaya Indonesia ialah bahasa sehingga perlu dilestarikan. Kalian sebagai generasi penerus bangsa wajib melestarikannya,” kata Bu Femmy memberi semangat. Sosio drama berlanjut lebih menarik karena menggunakan bahasa Jawa.

“Kami berkunjung ke sekolah ini untuk melihat secara langsung sejauh mana program USAID PRIORITAS dikembangkan sekolah. Kami melihat SMPN 1 Gedeg ini luar biasa. Meski sekolah ini lokasinya di perdesaan, tetapi kualitas pembelajarannya tidak kalah dengan sekolah perkotaan,” ungkap Bu

Femmy.

Tim Kemenko Kesra terkesan dengan suasana lingkungan dan pembelajaran di SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto. Bapak Subeki, guru SMPN 1 Gedeg, mengungkapkan cukup banyak perubahan yang terjadi di sekolahnya pasca pelatihan dan pendampingan yang dilakukan USAID PRIORITAS. “Awalnya memang terasa berat saat implementasi di kelas. Namun, kami merasakan manfaatnya setelah beberapa kali mempraktikannya. Apalagi menyongsong pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran aktif yang dikembangkan USAID PRIORITAS sangat membantu kami,” terangnya.

Berkunjung ke UIN Sunan AmpelUsai berkunjung ke SMPN 1 Gedeg, rombongan tim Kemenko Kesra bertemu dengan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Prof Dr H Abd. A'la MAg.Dalam pertemuan tersebut, Prof A’la menyampaikan bahwa pelatihan untuk sekolah lab mitra UIN Sunan Ampel sangat membantu mahasiswa yang akan melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL). “Para guru sekolah lab yang telah dilatih USAID PRIORITAS tentunya akan menularkan ilmunya kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel yang sedang melakukan PPL di sekolah lab. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan lulusan UIN Sunan Ampel yang lebih berkualitas,” tegasnya.

Selain itu, sumber daya dosen yang telah dilatih USAID PRIORITAS saat ini dijadikan dalam tim inti pembangunan Madrasah Aliyah Unggulan (MAU) sebagai laboratorium Fakultas Ilmu Tarbiyah Kependidikan (FITK) UIN Sunan Ampel Surabaya. “Harapan kami, USAID PRIORITAS dapat terus membantu kami dalam pengembangan madrasah ini,” jelasnya.

Sehari sebelumnya (21/5), tim Kemenko Kesra juga mengunjungi pelatihan modul II untuk pelatih tingkat provinsi praktik yang baik di SMP/MTS di Malang. Dr Erman MPd, dosen Universitas Negeri Surabaya, yang ditanya manfaat pelatihan USAID PRIORITAS mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan banyak masukan dan sharing pengalaman langsung dari para guru di lapangan. “Pengalaman-pengalaman ini menjadi modal bagi saya untuk menyiapkan para mahasiswa nanti saat mereka menjadi guru,” katanya.

Tim Kemenko Kesra menjadi semakin yakin bahwa program yang dikembangkan USAID PRIORITAS memberi manfaat untuk sekolah sekaligus berkontribusi besar bagi para dosen LPTK mitra. (Dkd)

Kemenko Kesra Terkesan Pembelajaran SMPN 1 Gedeg Untuk melihat dampak program USAID PRIORITAS, tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

(Kemenko Kesra) berkunjung ke sekolah dan LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jawa Timur. Tim yang dipimpin Dr

Femmy Eka Kartika Putri, asisten deputi urusan pendidikan dasar, PAUD, dan pendidikan masyarakat, itu

juga melihat proses pelatihan untuk pelatih praktik yang baik dalam pembelajaran dan MBS.

Keterangan:(1) Ibu Femmy saat melihat

pembelajaran IPA di SMPN 1 Gedeg, Mojokerto.

(2) Bertemu dengan rektor UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mendapatkan masukan tentang pelaksanaan program USAID PRIORITAS di LPTK.

Sosio drama dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMPN 1 Gedeg Mojokerto membuat tim Kemenko Kesra terkesan.

Prof Dr Syawal Gultom (berdiri) saat memberi sambutan bersama Stuart Weston dan Dr Bastari. Peserta di dalam kelompok tampak aktif bekerja sama mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Para jurnalis tampak aktif mengikuti kegiatan media briefing. Pada saat kunjungan sekolah mereka terkesan dengan proses pembelajaran aktif di kelas.

Page 5: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Nasional

4 - Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014

PUSAT Peningkatan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud bekerja sama dengan USAID PRIORITAS menyelenggarakan pelatihan untuk fasilitator. Pelatihan yang dilaksanakan dalam dua gelombang itu bertujuan menyiapkan fasilitator yang akan mendampingi guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan sebagai bagian program dalam mewujudkan sekolah berbasis standar nasional pendidikan (SBSNP).

“Kami bekerja sama dengan USAID untuk memperkuat standar proses, standar penilaian, dan standar pengelolaan yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dalam rangka pengembangan SBSNP,” kata Dr Bastari, ketua Pusat Penjaminan

Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud, di sela-sela acara pelatihan yang diselenggarakan di Bandung (5/4).

Pada pelatihan gelombang pertama diikuti peserta sebanyak 70 orang yang terdiri atas unsur kepala seksi PMS (Pemetaan dan Supervisi Pendidikan) Widyaiswara LPMP, pengawas SMP, dan staf PPMP Kemdikbud (3-6/4). Untuk gelombang kedua, peserta berjumlah 170 orang yang berasal dari 33 provinsi. Mereka terdiri atas unsur guru dan kepala sekolah, widyaiswara LPMP, dosen LPTK, dan staf PPMP (21-24/4).

Prof Dr Syawal Gultom, kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK-PMP) Kemdikbud,

yang hadir pada acara pelatihan meminta sinergi ini dapat memperkuat implementasi kurikulum 2013. Khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. ”Kami mengucapkan terima kasih untuk kerja sama yang baik ini. Saya yakin pelaksanaan kurikulum 2013 akan lebih sukses dengan adanya kerja sama dari banyak pihak,” kata Prof Syawal.

Stuart Weston, direktur program USAID PRIORITAS, yang ikut mendampingi proses pelatihan menyambut baik kerja sama ini. “Pelatihan ini lebih banyak memfasilitasi peserta untuk praktik dalam menemukan konsep dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran di kelas,” katanya.

Dr Bastari, kepala PPMP Kemdikbud, menilai program USAID PRIORITAS yang melibatkan LPTK, LPMP, dinas pendidikan, dan sekolah dalam mengembangkan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah, sejalan dengan program Kemdikbud. ”Kerja sama ini akan kami diseminasikan ke 33 provinsi di seluruh Indonesia ” tuturnya. (Anw)

USAID PRIORITAS dan PPMP Kemdikbud Latih Fasilitator SBSNP

UNTUK memfasilitasi jurnalis dalam memahami implementasi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah, USAID PRIORITAS menggelar acara Media Briefing di Medan (22-23/5) dan Makassar (21-22/5). Acara yang dilaksanakan selama dua hari itu diikuti 18 wartawan di Medan dan 19 wartawan di Makassar.

Pada hari pertama peserta mendapatkan materi praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, dan program penataan dan pemerataan guru. Pada hari kedua, para wartawan di ajak mengunjungi sekolah mitra untuk

melihat implementasi pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah.

”Saya menjadi lebih tahu bagaimana implementasi pembelajaran aktif di sekolah,” kata Dewi Sukhrani, wartawan Radio Republik Indonesia.

Puji Santoso, wartawan Media Indonesia, juga mengaku lebih memahami pelaksanaan kurikulum 2013 setelah mengikuti kegiatan media briefing. Wartawan senior itu tertarik dengan proses

pembelajaran di MTs Negeri 2 Medan yang menurut dia sangat menarik dengan banyaknya karya siswa yang dipajang. ”Saya jadi tertarik menyekolahkan anak saya di sini,” kata Puji.

Kegiatan media briefing ini semakin mendekatkan hubungan USAID PRIORITAS, sekolah, dan media. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan di semua provinsi mitra USAID PRIORITAS. Selama ini kegiatan USAID PRIORITAS sering mendapatkan peliputan media. Dalam sebulan setidaknya ada 100-120 artikel tentang USAID PRIORITAS. (Kom)

Media Briefing Dekatkan Wartawan dengan Sekolah

PRIORITAS - Nasional

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 5

SUASANA kelas VII C SMPN 1 Gedeg Kabupaten Mojokerto pagi itu riuh. Beberapa siswa berteriak sambil membawa spanduk dan mengenakan ikat kepala, “Turunkan Pak Lurah... Copot Pak Lurah!” Pelajaran IPS yang bertopik kebebasan berpendapat itu membuat tim Kemenko Kesra penasaran. Pagi itu kelas VII C melakukan sosio drama tentang hal tersebut. Ada yang berperan sebagai Pak Lurah, Bu Lurah, dan masyarakat desa.

“Skenarionya, masyarakat desa kurang simpatik dengan kesombongan Bu Lurah. Akhirnya, seluruh warga desa berdemo menuntut Pak Lurah mundur demi kebaikan bersama,” terang Ibu Sumarni, guru IPS yang mengajar di kelas VII C.

Ibu Femmy pun bersemangat mengikuti jalan cerita sosio drama tersebut hingga selesai. “Bagaimana kalau dramanya menggunakan bahasa Jawa, pasti lebih menarik. Salah satu warisan budaya Indonesia ialah bahasa sehingga perlu dilestarikan. Kalian sebagai generasi penerus bangsa wajib melestarikannya,” kata Bu Femmy memberi semangat. Sosio drama berlanjut lebih menarik karena menggunakan bahasa Jawa.

“Kami berkunjung ke sekolah ini untuk melihat secara langsung sejauh mana program USAID PRIORITAS dikembangkan sekolah. Kami melihat SMPN 1 Gedeg ini luar biasa. Meski sekolah ini lokasinya di perdesaan, tetapi kualitas pembelajarannya tidak kalah dengan sekolah perkotaan,” ungkap Bu

Femmy.

Tim Kemenko Kesra terkesan dengan suasana lingkungan dan pembelajaran di SMPN 1 Gedeg, Kab. Mojokerto. Bapak Subeki, guru SMPN 1 Gedeg, mengungkapkan cukup banyak perubahan yang terjadi di sekolahnya pasca pelatihan dan pendampingan yang dilakukan USAID PRIORITAS. “Awalnya memang terasa berat saat implementasi di kelas. Namun, kami merasakan manfaatnya setelah beberapa kali mempraktikannya. Apalagi menyongsong pelaksanaan kurikulum 2013, pembelajaran aktif yang dikembangkan USAID PRIORITAS sangat membantu kami,” terangnya.

Berkunjung ke UIN Sunan AmpelUsai berkunjung ke SMPN 1 Gedeg, rombongan tim Kemenko Kesra bertemu dengan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Prof Dr H Abd. A'la MAg.Dalam pertemuan tersebut, Prof A’la menyampaikan bahwa pelatihan untuk sekolah lab mitra UIN Sunan Ampel sangat membantu mahasiswa yang akan melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL). “Para guru sekolah lab yang telah dilatih USAID PRIORITAS tentunya akan menularkan ilmunya kepada mahasiswa UIN Sunan Ampel yang sedang melakukan PPL di sekolah lab. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menghasilkan lulusan UIN Sunan Ampel yang lebih berkualitas,” tegasnya.

Selain itu, sumber daya dosen yang telah dilatih USAID PRIORITAS saat ini dijadikan dalam tim inti pembangunan Madrasah Aliyah Unggulan (MAU) sebagai laboratorium Fakultas Ilmu Tarbiyah Kependidikan (FITK) UIN Sunan Ampel Surabaya. “Harapan kami, USAID PRIORITAS dapat terus membantu kami dalam pengembangan madrasah ini,” jelasnya.

Sehari sebelumnya (21/5), tim Kemenko Kesra juga mengunjungi pelatihan modul II untuk pelatih tingkat provinsi praktik yang baik di SMP/MTS di Malang. Dr Erman MPd, dosen Universitas Negeri Surabaya, yang ditanya manfaat pelatihan USAID PRIORITAS mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan banyak masukan dan sharing pengalaman langsung dari para guru di lapangan. “Pengalaman-pengalaman ini menjadi modal bagi saya untuk menyiapkan para mahasiswa nanti saat mereka menjadi guru,” katanya.

Tim Kemenko Kesra menjadi semakin yakin bahwa program yang dikembangkan USAID PRIORITAS memberi manfaat untuk sekolah sekaligus berkontribusi besar bagi para dosen LPTK mitra. (Dkd)

Kemenko Kesra Terkesan Pembelajaran SMPN 1 Gedeg Untuk melihat dampak program USAID PRIORITAS, tim Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

(Kemenko Kesra) berkunjung ke sekolah dan LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jawa Timur. Tim yang dipimpin Dr

Femmy Eka Kartika Putri, asisten deputi urusan pendidikan dasar, PAUD, dan pendidikan masyarakat, itu

juga melihat proses pelatihan untuk pelatih praktik yang baik dalam pembelajaran dan MBS.

Keterangan:(1) Ibu Femmy saat melihat

pembelajaran IPA di SMPN 1 Gedeg, Mojokerto.

(2) Bertemu dengan rektor UIN Sunan Ampel Surabaya untuk mendapatkan masukan tentang pelaksanaan program USAID PRIORITAS di LPTK.

Sosio drama dalam pembelajaran IPS di kelas VII-C SMPN 1 Gedeg Mojokerto membuat tim Kemenko Kesra terkesan.

Prof Dr Syawal Gultom (berdiri) saat memberi sambutan bersama Stuart Weston dan Dr Bastari. Peserta di dalam kelompok tampak aktif bekerja sama mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Para jurnalis tampak aktif mengikuti kegiatan media briefing. Pada saat kunjungan sekolah mereka terkesan dengan proses pembelajaran aktif di kelas.

Page 6: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Prioritas Pendidikan: Edisi 6/Edisi 7/April-Juni/2014 - 7

PRIORITAS - Provinsi

Banda Aceh, Aceh - Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud Dr Bastari mengapresiasi perubahan yang dilakukan sekolah saat kegiatan unjuk karya praktik yang baik bidang pendidikan di Provinsi Aceh (18/6).

“Saya tadi keliling stan pameran dan berdialog dengan para siswa serta guru. Saya mendapati siswa kelas IV SD yang sangat cerdas menjelaskan proses pembuatan kopi sehingga menjadi media pembelajaran. Ada juga siswa yang membuat pendeteksi banjir. Jika generasi kita seperti ini, pasti akan muncul generasi-generasi emas dari Aceh,” kata Dr Bastari.

Kepala PPMP Kemdikbud itu berharap program ini juga diimbaskan ke sekolah-sekolah lainnya. ”Saya bangga dengan hasil yang telah dicapai. Saya yakin anak-anak Aceh akan lebih dulu meningkat standarnya dibandingkan daerah yang tidak memperoleh program ini,” jelasnya.

Menurut dia, unjuk karya ini memberikan informasi bahwa proses penjaminan mutu secara internal sudah dilakukan sejak awal di sekolah tersebut. ”Kalau dulu siswa hanya diberi tahu,

sekarang para siswa mencoba mencari tahu. Dampaknya, siswa menjadi lebih kreatif. Intinya, siapa pun adalah guru, siapa pun adalah siswa, dan di mana pun adalah kelas. Hal itu sudah kita buktikan hari ini,” katanya.

Sementara itu, wakil gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh mengharapkan temuan dan praktik yang baik dari program USAID PRIORITAS dapat didiseminasikan ke sekolah-sekolah lainnya. “Kami sangat mengharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat mendiseminasikan praktik baik yang telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS ke sekolah-sekolah atau kecamatan lainnya. Kita tidak dapat terus-menerus

mengharapkan bantuan. Sebaiknya kita menggunakan dana kita sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan,” kata wakil gubernur.

Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan pendidikan tingkat provinsi, daerah mitra kohor 1, dan daerah mitra DBE tersebut menampilkan delapan stan sekolah mitra USAID PRIORITAS, dua stan sekolah DBE, dan dua stan LPTK.

(Tkm)

Medan, Sumatra Utara - Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera Kathryn A. Crockart, Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dan Kepala BPSDMPK PMP Kemdikbud Prof Dr Syawal Gultom yang hadir pada acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi

Sumatera Utara, mengapresiasi program USAID PRIORITAS (19/6).

Ibu Kathryn kagum dengan banyaknya penerima manfaat program USAID PRIORITAS. Sampai Maret 2014, USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil meningkatkan kapasitas 4.902 guru dan tenaga pendidik (kepala sekolah, pengawas, komite, dan staf dinas pendidikan/Kemenag).

“Program ini berhasil meningkatkan mutu 929 SD/MI dan SMP/MTs. Lebih dari 160 ribu siswa mendapatkan layanan pendidikan berkelas dunia,” ujarnya.

Wagub Sumatera Utara Ir Nuradi meminta 12 pemerintah kabupaten/kota mitra untuk memanfaatkan sebaik-baiknya program USAID PRIORITAS. Sebab, beliau menilai hanya pendidikan yang bisa memajukan negara dan bangsa ini. “Tak ada kata lain, selain pendidikan, yang mampu memajukan bangsa dan negara ini,” ucapnya.

Sementara itu, Prof Syawal Gultom memuji mutu guru yang dihasilkan program USAID PRIORITAS. Beliau optimistis peningkatan mutu guru ini akan membuat Indonesia menjadi negara yang unggul.

(Eh)

160 Ribu Siswa Menerima Manfaat Program

6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014

”Generasi Emas dari Aceh”

PRIORITAS - Provinsi

Tanggung Jawab LPTK

“Kalau kita bicara mutu pendidikan, pasti alamatnya tergantung pada mutu gurunya. Mutu guru itu tergantung mutu pendidikan gurunya. Mutu

pendidikan guru tergantung pada mutu LPTK. Jadi, kalau ada guru yang tidak bermutu, LPTK yang paling bertanggung jawab. Kerja sama LPTK dengan USAID PRIORITAS sangat strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan kita.”

Prof Dr Sholeh Hidayat MPd Rektor Untirta

Diseminasi Pelatihan

“Melalui program diseminasi USAID PRIORITAS, sejak tahun 2013 kami telah melatih 1.500 guru. Bulan Juni 2014 kami menambah 500 guru lagi untuk

mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS. Insya Allah pendanaannya sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Kota Cilegon.”

H Ismatulloh MPd, Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Kota Cilegon

Dukungan APBD

“Kami di Kabupaten Serang telah menganggarkan Rp 165 juta untuk anggaran belanja langsung dinas pendidikan pada tahun 2014

untuk diseminasi pelatihan guru dengan USAID PRIORITAS. Mudah-mudahan ini dapat mendukung pengembangan kualitas guru.”

Dr H Asep Nugrahajaya, Sekretaris Bappeda Serang

Sambutan Mitra di Banten Unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Banten melibatkan kurang lebih 200 peserta. Acara ini diramaikan delapan stan pameran yang menampilkan berbagai karya siswa, sekolah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang, termasuk pameran dari LPTK mitra. Acara ini dibuka oleh Asisten Daerah 2 Provinsi Banten Ir Widodo Hadi SP. Berikut petikan pemangku kepentingan yang hadir.

Direktur Program USAID PRIORITAS bersama Asisten Daerah 2 Banten saat mengunjungi stan pameran.

Bandung, Jawa Barat - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr Wahyuddin Zarkasyi yang menghadiri unjuk karya praktik yang baik di Jawa Barat (28/4) menyampaikan kekagumannya setelah melihat siswa SDN 2 Rajamandalakulon, Cipatat, yang memperagakan proses pembuatan pembangkit listrik sederhana dari bahan-bahan daur ulang. Para siswa tersebut terinspirasi setelah sebelumnya melakukan pengamatan ke PLTA Saguling.

Setelah peragaan karya selesai dibuat, para siswa mendaulat Bapak Wahyudin dan segenap tamu undangan untuk mengoperasikan pembangkit listrik karyanya. “Dengan kepercayaan diri anak-anak seperti itu, saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa dan negara terhormat,” ujar Pak Wahyuddin.

Rohmat Mulyana, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Pendidikan Madrasah, Kemenag, menyebut dampak program

USAID PRIORITAS di madrasah terbilang signifikan. Beliau merasa senang dengan meningkatnya kepercayaan diri para guru madrasah dalam memfasilitasi pembelajaran aktif. “Kewajiban kita adalah memelihara keberlanjutan program yang sangat baik ini,” pesannya.

Bupati Ciamis Iing Syams Arifin juga mengatakan sangat terbantu dengan program USAID PRIORITAS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan tata kelola pendidikan. “Khususnya dalam hal penataan dan pemerataan guru, kami di Ciamis merasa telah berhasil,” kata Bupati Iing. Kini di Ciamis terjadi mutasi guru secara buttom up atas inisiatif

permintaan guru sendiri.

Di akhir kegiatan mengemuka komitmen untuk menyebarluaskan praktik yang baik ke sekolah nonmitra. “Kami sudah menggulirkan program diseminasi ke dua kecamatan terpencil dan 16 SMP di Bandung Barat,” kata Kadiknas Bandung Barat Agustina Piryanti. (Ds)

Menjadi Bangsa Terhormat

Direktur Program USAID PRIORITAS bersama Asisten Daerah 2 Banten saat mengunjungi stan pameran.

Alat peraga. Siswa kelas IV MIN Medan Barat bersama dan Kepala BPSDM PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mencoba alat peraga matematika. Alat peraga sederhana ini membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah.

Siswa kelas IV MIN Medan Barat bersama Kepala BPSDMPK PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mencoba menggunakan alat peraga matematika. Alat peraga sederhana ini membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah.

Sebagai penjaga stan pameran, siswa SDN 1 Sindangsari, Ciamis, menjelaskan kepada Bupati Ciamis mengenai kandungan lsitrik dalam zat cair.

Dr Bastari sedang memperhatikan peragaan media pembelajaran matematika kotak perkalian dari SDN 4 Calang, Aceh Jaya, dalam unjuk karya USAID PRIORITAS Provinsi Aceh.

Page 7: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi Aceh

Prioritas Pendidikan: Edisi 6/Edisi 7/April-Juni/2014 - 7

PRIORITAS - Provinsi

Banda Aceh, Aceh - Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) Kemdikbud Dr Bastari mengapresiasi perubahan yang dilakukan sekolah saat kegiatan unjuk karya praktik yang baik bidang pendidikan di Provinsi Aceh (18/6).

“Saya tadi keliling stan pameran dan berdialog dengan para siswa serta guru. Saya mendapati siswa kelas IV SD yang sangat cerdas menjelaskan proses pembuatan kopi sehingga menjadi media pembelajaran. Ada juga siswa yang membuat pendeteksi banjir. Jika generasi kita seperti ini, pasti akan muncul generasi-generasi emas dari Aceh,” kata Dr Bastari.

Kepala PPMP Kemdikbud itu berharap program ini juga diimbaskan ke sekolah-sekolah lainnya. ”Saya bangga dengan hasil yang telah dicapai. Saya yakin anak-anak Aceh akan lebih dulu meningkat standarnya dibandingkan daerah yang tidak memperoleh program ini,” jelasnya.

Menurut dia, unjuk karya ini memberikan informasi bahwa proses penjaminan mutu secara internal sudah dilakukan sejak awal di sekolah tersebut. ”Kalau dulu siswa hanya diberi tahu,

sekarang para siswa mencoba mencari tahu. Dampaknya, siswa menjadi lebih kreatif. Intinya, siapa pun adalah guru, siapa pun adalah siswa, dan di mana pun adalah kelas. Hal itu sudah kita buktikan hari ini,” katanya.

Sementara itu, wakil gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh mengharapkan temuan dan praktik yang baik dari program USAID PRIORITAS dapat didiseminasikan ke sekolah-sekolah lainnya. “Kami sangat mengharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat mendiseminasikan praktik baik yang telah dikembangkan oleh USAID PRIORITAS ke sekolah-sekolah atau kecamatan lainnya. Kita tidak dapat terus-menerus

mengharapkan bantuan. Sebaiknya kita menggunakan dana kita sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan,” kata wakil gubernur.

Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan pendidikan tingkat provinsi, daerah mitra kohor 1, dan daerah mitra DBE tersebut menampilkan delapan stan sekolah mitra USAID PRIORITAS, dua stan sekolah DBE, dan dua stan LPTK.

(Tkm)

Medan, Sumatra Utara - Konsul Amerika Serikat (AS) untuk Pulau Sumatera Kathryn A. Crockart, Wakil Gubernur Sumatera Utara Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dan Kepala BPSDMPK PMP Kemdikbud Prof Dr Syawal Gultom yang hadir pada acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi

Sumatera Utara, mengapresiasi program USAID PRIORITAS (19/6).

Ibu Kathryn kagum dengan banyaknya penerima manfaat program USAID PRIORITAS. Sampai Maret 2014, USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara telah berhasil meningkatkan kapasitas 4.902 guru dan tenaga pendidik (kepala sekolah, pengawas, komite, dan staf dinas pendidikan/Kemenag).

“Program ini berhasil meningkatkan mutu 929 SD/MI dan SMP/MTs. Lebih dari 160 ribu siswa mendapatkan layanan pendidikan berkelas dunia,” ujarnya.

Wagub Sumatera Utara Ir Nuradi meminta 12 pemerintah kabupaten/kota mitra untuk memanfaatkan sebaik-baiknya program USAID PRIORITAS. Sebab, beliau menilai hanya pendidikan yang bisa memajukan negara dan bangsa ini. “Tak ada kata lain, selain pendidikan, yang mampu memajukan bangsa dan negara ini,” ucapnya.

Sementara itu, Prof Syawal Gultom memuji mutu guru yang dihasilkan program USAID PRIORITAS. Beliau optimistis peningkatan mutu guru ini akan membuat Indonesia menjadi negara yang unggul.

(Eh)

160 Ribu Siswa Menerima Manfaat Program

6 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014

”Generasi Emas dari Aceh”

PRIORITAS - Provinsi

Tanggung Jawab LPTK

“Kalau kita bicara mutu pendidikan, pasti alamatnya tergantung pada mutu gurunya. Mutu guru itu tergantung mutu pendidikan gurunya. Mutu

pendidikan guru tergantung pada mutu LPTK. Jadi, kalau ada guru yang tidak bermutu, LPTK yang paling bertanggung jawab. Kerja sama LPTK dengan USAID PRIORITAS sangat strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan kita.”

Prof Dr Sholeh Hidayat MPd Rektor Untirta

Diseminasi Pelatihan

“Melalui program diseminasi USAID PRIORITAS, sejak tahun 2013 kami telah melatih 1.500 guru. Bulan Juni 2014 kami menambah 500 guru lagi untuk

mendapatkan pelatihan USAID PRIORITAS. Insya Allah pendanaannya sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Kota Cilegon.”

H Ismatulloh MPd, Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Kota Cilegon

Dukungan APBD

“Kami di Kabupaten Serang telah menganggarkan Rp 165 juta untuk anggaran belanja langsung dinas pendidikan pada tahun 2014

untuk diseminasi pelatihan guru dengan USAID PRIORITAS. Mudah-mudahan ini dapat mendukung pengembangan kualitas guru.”

Dr H Asep Nugrahajaya, Sekretaris Bappeda Serang

Sambutan Mitra di Banten Unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Banten melibatkan kurang lebih 200 peserta. Acara ini diramaikan delapan stan pameran yang menampilkan berbagai karya siswa, sekolah dari Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang, termasuk pameran dari LPTK mitra. Acara ini dibuka oleh Asisten Daerah 2 Provinsi Banten Ir Widodo Hadi SP. Berikut petikan pemangku kepentingan yang hadir.

Direktur Program USAID PRIORITAS bersama Asisten Daerah 2 Banten saat mengunjungi stan pameran.

Bandung, Jawa Barat - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dr Wahyuddin Zarkasyi yang menghadiri unjuk karya praktik yang baik di Jawa Barat (28/4) menyampaikan kekagumannya setelah melihat siswa SDN 2 Rajamandalakulon, Cipatat, yang memperagakan proses pembuatan pembangkit listrik sederhana dari bahan-bahan daur ulang. Para siswa tersebut terinspirasi setelah sebelumnya melakukan pengamatan ke PLTA Saguling.

Setelah peragaan karya selesai dibuat, para siswa mendaulat Bapak Wahyudin dan segenap tamu undangan untuk mengoperasikan pembangkit listrik karyanya. “Dengan kepercayaan diri anak-anak seperti itu, saya yakin Indonesia akan menjadi bangsa dan negara terhormat,” ujar Pak Wahyuddin.

Rohmat Mulyana, Kasubdit Kelembagaan Direktorat Pendidikan Madrasah, Kemenag, menyebut dampak program

USAID PRIORITAS di madrasah terbilang signifikan. Beliau merasa senang dengan meningkatnya kepercayaan diri para guru madrasah dalam memfasilitasi pembelajaran aktif. “Kewajiban kita adalah memelihara keberlanjutan program yang sangat baik ini,” pesannya.

Bupati Ciamis Iing Syams Arifin juga mengatakan sangat terbantu dengan program USAID PRIORITAS dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan tata kelola pendidikan. “Khususnya dalam hal penataan dan pemerataan guru, kami di Ciamis merasa telah berhasil,” kata Bupati Iing. Kini di Ciamis terjadi mutasi guru secara buttom up atas inisiatif

permintaan guru sendiri.

Di akhir kegiatan mengemuka komitmen untuk menyebarluaskan praktik yang baik ke sekolah nonmitra. “Kami sudah menggulirkan program diseminasi ke dua kecamatan terpencil dan 16 SMP di Bandung Barat,” kata Kadiknas Bandung Barat Agustina Piryanti. (Ds)

Menjadi Bangsa Terhormat

Direktur Program USAID PRIORITAS bersama Asisten Daerah 2 Banten saat mengunjungi stan pameran.

Alat peraga. Siswa kelas IV MIN Medan Barat bersama dan Kepala BPSDM PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mencoba alat peraga matematika. Alat peraga sederhana ini membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah.

Siswa kelas IV MIN Medan Barat bersama Kepala BPSDMPK PMP Kemdikbud Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mencoba menggunakan alat peraga matematika. Alat peraga sederhana ini membuat pelajaran matematika menjadi lebih mudah.

Sebagai penjaga stan pameran, siswa SDN 1 Sindangsari, Ciamis, menjelaskan kepada Bupati Ciamis mengenai kandungan lsitrik dalam zat cair.

Dr Bastari sedang memperhatikan peragaan media pembelajaran matematika kotak perkalian dari SDN 4 Calang, Aceh Jaya, dalam unjuk karya USAID PRIORITAS Provinsi Aceh.

Page 8: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 9

Surabaya, Jawa Timur - Unjuk karya praktik yang baik Provinsi Jawa Timur menjadi perhatian khusus bagi Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. “Saya paling senang diundang USAID PRIORITAS karena bisa bertemu para guru kreatif. Saya menjunjung tinggi profesi guru karena menurut saya pekerjaan paling mulia adalah guru,” demikian kata pembuka sambutan pria yang akrab dipanggil Gus Ipul itu (30/4).

Saat mengunjungi stan pameran pendidikan, Gus Ipul yang didampingi Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate serius mengamati setiap hasil karya siswa. Salah satunya, alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun. “Alat ini penting karena dalam kondisi saat ini kita sangat kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Gus Ipul.

Joaquin penasaran dan mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika keluar dari saluran dan berubah menjadi bening. Beliau kagum. “Wah, hebat ya, bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya.

Kegiatan ini dihadiri para kepala daerah dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan dari 15 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur, yang meliputi 8 wilayah kerja USAID DBE (Sidoarjo, Bangkalan, Sampang, Bojonegoro, Tuban, Pasuruan, Nganjuk, Kota Mojokerto) dan 7 wilayah kerja USAID PRIORITAS Kohor 1 dan 2 (Madiun, Pamekasan, Blitar, Situbondo, Mojokerto, Lumajang, Ngawi).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr Femmy Eka Kartika Putri selaku asisten deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan

Pendidikan Masyarakat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta dan Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud Dr Didik Suhardi.

Dalam sambutannya, Ibu Femmy mengungkapkan manfaat besar program USAID PRIORITAS. “Saya baru saja mengikuti kegiatan USAID PRIORITAS bersama dengan LPTK. Saya melihat manfaat yang besar yang didapatkan oleh para dosen dari pelatihan-pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS,” terangnya.

Pak Didik mengungkapkan keselarasan program USAID PRIORITAS terhadap pelaksanakan kurikulum 2013. “Pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS sejalan dengan penerapan kurikulum 2013. Hal ini membantu untuk terbiasa menerapkan kurikulum 2013 melalui pembelajaran sehari-hari,” terangnya. (Dkd)

Wagub dan Konjen AS Kagum pada Alat Penjernih Air Sederhana Buatan Siswa

Makassar, Sulawesi Selatan - Unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Sulawesi Selatan diramaikan 13 stan yang memamerkan dampak program pendidikan di enam daerah mitra kohor 1, yaitu Wajo, Maros, Bantaeng, Jeneponto, Pinrang, dan Makassar (25/6). Sekolah-sekolah mitra Universitas Negeri Makassar dan Universitas Islam Negeri Alauddin juga ikut berpartisipasi menunjukkan dampak program yang difasilitasi USAID PRIORITAS selama dua tahun terakhir.

Siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan alat pendeteksi ketinggian air. Alat tersebut dibuat mereka sendiri dari bahan-bahan yang

sangat sederhana dan mudah didapat. ”Sebuah pipa plastik dipotong kira-kira 15 cm dan dilubangi kecil bagian samping. Penutup pipanya juga dilubangi. Selain itu, dibutuhkan bola pingpong yang dilubangi menggunakan cutter dan sebuah pipet 15 cm dimasukkan ke lubang bola tersebut,” kata salah seorang siswa.

Bola tersebut diletakkan di dalam pipa dan akan tertekan ke atas jika airnya

naik. Bila air naik, sirene yang dirancang sebelumnya akan berbunyi.

Karya siswa SD tersebut mampu mendeteksi ketinggian air jika hujan sehingga bisa menjadi alarm banjir. Mereka belajar memecahkan masalah di Wajo, yaitu Sungai Walanae yang sering menyebabkan banjir. Dengan alat ini, siswa bisa belajar secara bermakna.

Melihat peragaan tersebut, para undangan yang terdiri atas bupati, kepala dinas pendidikan, kepala Kemenag, kepala bappeda, dewan pendidikan, DPRD, kepala sekolah, dan guru dari 10 kabupaten/kota berdecak kagum. Mereka memberikan tepuk tangan meriah atas tampilan siswa.

(Ajb)

Siswa SD Wajo Presentasikan Alat Pendeteksi Ketinggian Air

Gabil Basing Pukau Wagub Jawa TengahSemarang, Jawa Tengah - Berbagai inovasi dan kreasi mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah di bidang pendidikan dipamerkan dalam acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Jawa Tengah (22/4). Bertema pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, 20 sekolah dari lima kabupaten mitra mewakili 121 sekolah lainnya untuk menampilkan produk dampingan USAID PRIORITAS.

Salah satu inovasi pembelajaran yang ditampilkan ialah Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) yang memukau Wakil Gubernur Jawa Tengah H Heru Sudjatmoko MSi.Tidak sulit menggunakan Gabil Basing. Hanya memindahkan kertas miniature yang berisi angka pada paku ke sisi kanan atau sisi kiri tergantung titik yang dijadikan titik nol.

Khasbi Istanto, guru MI Ma'arif NU 02 Tangkisan, Purbalingga, adalah pembuatnya. Beberapa bahan yang diperlukan ialah batang singkong, paku yang ditancapkan di batang singkong, botol minuman yang telah

dihias, dan kertas miniatur angka. Alat ini untuk memudahkan siswa belajar operasi bilangan positif dan negatif dalam matematika.

“Pada waktu Bapak sekolah dulu, belum ada media seperti ini. Bapak hanya menggunakan hafalan untuk menghitung,” kata Wagub ketika ditanya oleh Faizatun Naviro, siswa yang memeragakannya. “Inovatif dan menginspirasi, model pendidikan seperti ini yang harus dikembangkan di Jawa Tengah,” lanjut Wagub Heru setelah mencoba dan ikut menghitung dengan Faiz dalam demonstrasi.

Melihat hasil dan dampak dari Program USAID PRIORITAS, Wagub menyatakan sangat tertarik dan berpesan, “Dinas pendidikan provinsi saya harap segera menindaklanjuti dengan program-program yang mendorong penyebarluasannya agar guru-guru lebih kreatif dan keluaran sekolah lebih bermutu.” (Arz)

Praktik Nyata Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013

Semarang, Jawa Tengah - “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Mulai dari pendekatan saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik, sampai pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD dalam acara unjuk karya praktik yang baik program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (22/4).

Menurut Pak Hamid, kalau ingin melihat praktik nyata pembelajaran di kurikulum 2013, silakan langsung melihat sekolah yang didampingi oleh USAID PRIORITAS. Sudah ada bukti nyata karena USAID PRIORITAS mengajak guru dan siswa belajar dengan pendekatan aktif. Ini relevan dengan kurikulum 2013. Beliau mencontohkan demonstrasi yang dilakukan siswa dari MI Maarif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika. Walaupun sekolah itu ada di pucuk gunung, pembelajarannya menarik.

Demonstrasi siswa MTsN Sragen tentang lampu pijar yang dapat menyala dengan menggunakan buah jeruk nipis juga menarik perhatian Pak Hamid. “Dua jeruk nipis yang dihubungkan dengan tembaga dan logam seng akan menghasilkan aliran listrik,” kata Intan Mailan, siswa kelas IX MTsN Sragen. Dia mengatakan "setiap jeruk nipis mengandung zat nitrat sebesar 0,95 Volt yang dapat membuat sebuah bola lampu menjadi hidup,” jelasnya.

Dari demonstrasi siswa tersebut, Pak Hamid menyampaikan bahwa kreativitas dalam membuat media, memanfaatkan lingkungan sebagai media, proses mendapatkan pengetahuan sampai kegiatan mempresentasikan merupakan bagian dari pendekatan saintifik yang ada pada kurikulum 2013. “Saya berharap pembelajaran model seperti ini terus dikembangkan oleh USAID PRIORITAS dan disebarluaskan ke daerah-daerah lain,” pesannya.

Program Penataan dan Pemerataan GuruPak Hamid juga menyinggung tentang pentingnya program penataan dan pemerataan guru seperti yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Pada 2016 setiap guru harus mengajar 20 orang per rombel. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi sekolah-sekolah yang jumlah siswanya kecil. Jika jumlahnya kurang dari 20 per rombel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74/2008, guru tersebut tidak bisa mendapat tunjangan profesinya.

(Arz)

PRIORITAS - Provinsi PRIORITAS - Provinsi

Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad, Ph.D sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujatmoko MSi terkesan dengan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya Guru MI NU 2 Tangkisan Purbalingga.

Wagub Jatim Saifullah Yusuf (kiri) dan Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate (kanan) mengamati penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun.

Tiga siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan pembuatan dan pengoperasian alat pendeteksi ketinggian air.

Page 9: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

8 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 9

Surabaya, Jawa Timur - Unjuk karya praktik yang baik Provinsi Jawa Timur menjadi perhatian khusus bagi Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. “Saya paling senang diundang USAID PRIORITAS karena bisa bertemu para guru kreatif. Saya menjunjung tinggi profesi guru karena menurut saya pekerjaan paling mulia adalah guru,” demikian kata pembuka sambutan pria yang akrab dipanggil Gus Ipul itu (30/4).

Saat mengunjungi stan pameran pendidikan, Gus Ipul yang didampingi Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate serius mengamati setiap hasil karya siswa. Salah satunya, alat penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun. “Alat ini penting karena dalam kondisi saat ini kita sangat kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap Gus Ipul.

Joaquin penasaran dan mencoba mengoperasikan alat tersebut. Saat air berwarna cokelat dituangkan ke dalam alat penjernih air sederhana, seketika keluar dari saluran dan berubah menjadi bening. Beliau kagum. “Wah, hebat ya, bagaimana cara kerjanya?” kata Joaquin yang tertarik mempelajarinya.

Kegiatan ini dihadiri para kepala daerah dan pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan dari 15 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Timur, yang meliputi 8 wilayah kerja USAID DBE (Sidoarjo, Bangkalan, Sampang, Bojonegoro, Tuban, Pasuruan, Nganjuk, Kota Mojokerto) dan 7 wilayah kerja USAID PRIORITAS Kohor 1 dan 2 (Madiun, Pamekasan, Blitar, Situbondo, Mojokerto, Lumajang, Ngawi).

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr Femmy Eka Kartika Putri selaku asisten deputi Urusan Pendidikan Dasar, PAUD, dan

Pendidikan Masyarakat Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jakarta dan Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud Dr Didik Suhardi.

Dalam sambutannya, Ibu Femmy mengungkapkan manfaat besar program USAID PRIORITAS. “Saya baru saja mengikuti kegiatan USAID PRIORITAS bersama dengan LPTK. Saya melihat manfaat yang besar yang didapatkan oleh para dosen dari pelatihan-pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS,” terangnya.

Pak Didik mengungkapkan keselarasan program USAID PRIORITAS terhadap pelaksanakan kurikulum 2013. “Pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS sejalan dengan penerapan kurikulum 2013. Hal ini membantu untuk terbiasa menerapkan kurikulum 2013 melalui pembelajaran sehari-hari,” terangnya. (Dkd)

Wagub dan Konjen AS Kagum pada Alat Penjernih Air Sederhana Buatan Siswa

Makassar, Sulawesi Selatan - Unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Sulawesi Selatan diramaikan 13 stan yang memamerkan dampak program pendidikan di enam daerah mitra kohor 1, yaitu Wajo, Maros, Bantaeng, Jeneponto, Pinrang, dan Makassar (25/6). Sekolah-sekolah mitra Universitas Negeri Makassar dan Universitas Islam Negeri Alauddin juga ikut berpartisipasi menunjukkan dampak program yang difasilitasi USAID PRIORITAS selama dua tahun terakhir.

Siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan alat pendeteksi ketinggian air. Alat tersebut dibuat mereka sendiri dari bahan-bahan yang

sangat sederhana dan mudah didapat. ”Sebuah pipa plastik dipotong kira-kira 15 cm dan dilubangi kecil bagian samping. Penutup pipanya juga dilubangi. Selain itu, dibutuhkan bola pingpong yang dilubangi menggunakan cutter dan sebuah pipet 15 cm dimasukkan ke lubang bola tersebut,” kata salah seorang siswa.

Bola tersebut diletakkan di dalam pipa dan akan tertekan ke atas jika airnya

naik. Bila air naik, sirene yang dirancang sebelumnya akan berbunyi.

Karya siswa SD tersebut mampu mendeteksi ketinggian air jika hujan sehingga bisa menjadi alarm banjir. Mereka belajar memecahkan masalah di Wajo, yaitu Sungai Walanae yang sering menyebabkan banjir. Dengan alat ini, siswa bisa belajar secara bermakna.

Melihat peragaan tersebut, para undangan yang terdiri atas bupati, kepala dinas pendidikan, kepala Kemenag, kepala bappeda, dewan pendidikan, DPRD, kepala sekolah, dan guru dari 10 kabupaten/kota berdecak kagum. Mereka memberikan tepuk tangan meriah atas tampilan siswa.

(Ajb)

Siswa SD Wajo Presentasikan Alat Pendeteksi Ketinggian Air

Gabil Basing Pukau Wagub Jawa TengahSemarang, Jawa Tengah - Berbagai inovasi dan kreasi mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah di bidang pendidikan dipamerkan dalam acara unjuk karya praktik yang baik di Provinsi Jawa Tengah (22/4). Bertema pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, 20 sekolah dari lima kabupaten mitra mewakili 121 sekolah lainnya untuk menampilkan produk dampingan USAID PRIORITAS.

Salah satu inovasi pembelajaran yang ditampilkan ialah Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) yang memukau Wakil Gubernur Jawa Tengah H Heru Sudjatmoko MSi.Tidak sulit menggunakan Gabil Basing. Hanya memindahkan kertas miniature yang berisi angka pada paku ke sisi kanan atau sisi kiri tergantung titik yang dijadikan titik nol.

Khasbi Istanto, guru MI Ma'arif NU 02 Tangkisan, Purbalingga, adalah pembuatnya. Beberapa bahan yang diperlukan ialah batang singkong, paku yang ditancapkan di batang singkong, botol minuman yang telah

dihias, dan kertas miniatur angka. Alat ini untuk memudahkan siswa belajar operasi bilangan positif dan negatif dalam matematika.

“Pada waktu Bapak sekolah dulu, belum ada media seperti ini. Bapak hanya menggunakan hafalan untuk menghitung,” kata Wagub ketika ditanya oleh Faizatun Naviro, siswa yang memeragakannya. “Inovatif dan menginspirasi, model pendidikan seperti ini yang harus dikembangkan di Jawa Tengah,” lanjut Wagub Heru setelah mencoba dan ikut menghitung dengan Faiz dalam demonstrasi.

Melihat hasil dan dampak dari Program USAID PRIORITAS, Wagub menyatakan sangat tertarik dan berpesan, “Dinas pendidikan provinsi saya harap segera menindaklanjuti dengan program-program yang mendorong penyebarluasannya agar guru-guru lebih kreatif dan keluaran sekolah lebih bermutu.” (Arz)

Praktik Nyata Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013

Semarang, Jawa Tengah - “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013. Mulai dari pendekatan saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik, sampai pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad PhD dalam acara unjuk karya praktik yang baik program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (22/4).

Menurut Pak Hamid, kalau ingin melihat praktik nyata pembelajaran di kurikulum 2013, silakan langsung melihat sekolah yang didampingi oleh USAID PRIORITAS. Sudah ada bukti nyata karena USAID PRIORITAS mengajak guru dan siswa belajar dengan pendekatan aktif. Ini relevan dengan kurikulum 2013. Beliau mencontohkan demonstrasi yang dilakukan siswa dari MI Maarif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika. Walaupun sekolah itu ada di pucuk gunung, pembelajarannya menarik.

Demonstrasi siswa MTsN Sragen tentang lampu pijar yang dapat menyala dengan menggunakan buah jeruk nipis juga menarik perhatian Pak Hamid. “Dua jeruk nipis yang dihubungkan dengan tembaga dan logam seng akan menghasilkan aliran listrik,” kata Intan Mailan, siswa kelas IX MTsN Sragen. Dia mengatakan "setiap jeruk nipis mengandung zat nitrat sebesar 0,95 Volt yang dapat membuat sebuah bola lampu menjadi hidup,” jelasnya.

Dari demonstrasi siswa tersebut, Pak Hamid menyampaikan bahwa kreativitas dalam membuat media, memanfaatkan lingkungan sebagai media, proses mendapatkan pengetahuan sampai kegiatan mempresentasikan merupakan bagian dari pendekatan saintifik yang ada pada kurikulum 2013. “Saya berharap pembelajaran model seperti ini terus dikembangkan oleh USAID PRIORITAS dan disebarluaskan ke daerah-daerah lain,” pesannya.

Program Penataan dan Pemerataan GuruPak Hamid juga menyinggung tentang pentingnya program penataan dan pemerataan guru seperti yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Pada 2016 setiap guru harus mengajar 20 orang per rombel. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi sekolah-sekolah yang jumlah siswanya kecil. Jika jumlahnya kurang dari 20 per rombel, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74/2008, guru tersebut tidak bisa mendapat tunjangan profesinya.

(Arz)

PRIORITAS - Provinsi PRIORITAS - Provinsi

Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad, Ph.D sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sujatmoko MSi terkesan dengan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang singkong) karya Guru MI NU 2 Tangkisan Purbalingga.

Wagub Jatim Saifullah Yusuf (kiri) dan Konjen AS di Surabaya Joaquin F. Monserrate (kanan) mengamati penjernih air sederhana buatan siswa SMPN 4 Mejayan, Madiun.

Tiga siswa SDN 213 Lapongkoda mempresentasikan pembuatan dan pengoperasian alat pendeteksi ketinggian air.

Page 10: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi

10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 11

Pemprov Jatim Siap Turun ke Kabupaten Fasilitasi Diseminasi

Surabaya, Jawa Timur - Pada 29 April 2014 di Hotel Bumi Surabaya dihelat kegiatan lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan pemerintah kabupaten (pemkab) mitra USAID PRIORITAS. Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan dari lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS itu memiliki dua tujuan. Pertama, berbagi pelaksanaan program praktik yang baik setiap kabupaten kepada Pemprov Jatim yang meliputi tantangan, keberhasilan,

dan dukungan (dana, sumber daya manusia, dan regulasi daerah). Kedua, menyinergikan pelaksanaan praktik yang baik yang sudah dilakukan oleh kabupaten mitra dengan kebijakan pemerintah provinsi.

Ke depan praktik-praktik baik yang sudah dilaksanakan di tingkat sekolah harus dapat dipertahankan meskipun program USAID PRIORITAS berakhir. Pemprov Jatim sangat mendukung penyebarluasan praktik baik yang dikembangkan dan siap turun ke daerah membantu sosialisasi diseminasi.

(Mab)

Aplikatif dalam Kebijakan Drs Ashari MPd (kiri), Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Purbalingga, pada saat mengoordinasikan perkembangan program USAID PRIORITAS di daerahnya.

Tata Sebaran Guru Demi Efisiensi

Cimahi, Jawa Barat - “Excellent. Perencanaan dan praktik pembelajaran yang sangat baik,” ucap Mitch Kirby, spesialis pendidikan senior USAID Washington saat menilai proses pembelajaran kelas awal di Kota Cimahi. Ia berkunjung untuk menyaksikan secara

langsung proses pembelajaran di dua sekolah mitra USAID PRIORITAS, SDN Utama Mandiri 1, dan SDN Utama 6 Kota Cimahi serta bertemu sejumlah dosen UPI untuk membicarakan program USAID PRIORITAS di LPTK, khususnya program membaca di kelas awal (18/6).

Saat mengunjungi proses pembelajaran di kelas III SDN Utama Mandiri 1, mereka sedang menggunakan buku besar yang merupakan karya cipta Zhafira, salah seorang siswa kelas tersebut. Didampingi Lynne Hill, Penasehat Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS, Mimy Santika, USAID Indonesia, dan Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, Mitch Kirby mengapresiasi buku besar karya siswa tersebut dan mengamati secara saksama langkah demi langkah proses pembelajaran.

Bu Kusmayati, guru kelas III SDN Utama Mandiri 1, yang saat itu sedang mengajar, membuka halaman demi halaman buku tersebut dan menunjukkannya ke setiap kelompok siswa. Ia

minta siswa secara bersama-sama menyebutkan gambar buah dan membaca tulisan yang tertera di setiap halaman. Pada giliran berikutnya, penyebutan dan pembacaan itu dilakukan kelompok dan kemudian oleh individu. Mitch tampak tersenyum puas dengan keaktifan dan antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran.

Setelah memuji para guru SDN Utama Mandiri 1 dan SDN Utama 6 Kota Cimahi, Mitch berpesan agar para guru terus meningkatkan budaya baca. “Siswa perlu didorong untuk mampu membaca dan memahami apa yang dibaca,” kata Mitch yang sangat menekankan pentingnya lingkungan sekolah untuk mendukung terciptanya budaya baca.

Menurut dia, guru harus mengidentifikasi tingkat kemampuan setiap siswa dalam membaca. “Guru perlu mengetahui siswa yang kuat, sedang, atau lemah dalam kemampuan membaca. Siswa dengan kemampuan berbeda perlu mendapat perlakuan yang berbeda pula,” katanya. Beliau juga menegaskan nilai penting kemampuan membaca sebagai fondasi akademik agar siswa dapat menguasai mata pelajaran lain dengan baik. (Ds)

Lingkungan Sekolah Harus Ciptakan Budaya Baca

Banda Aceh, Aceh - Fasilitator daerah yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS diharapkan menjadi pelopor penggerak aktifnya kegiatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Drs Anas M. Adam MPd kepada peserta pelatihan untuk pelatih (ToT) modul II praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah jenjang SMP/MTs di Banda Aceh (3/6). “Saya mengajak para fasilitator yang sudah dilatih oleh USAID

PRIORITAS dapat menjadi penggerak untuk aktifnya MGMP,” kata Pak Anas.

Provinsi Aceh telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mengaktifkan kegiatan MGMP. “Peningkatan mutu pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Kunci suksesnya adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas yang berkualitas,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd. Beliau mengharapkan, dari kegiatan MGMP, para guru bisa meningkatkan keakraban sesama guru dan kepala madrasah/sekolah.

“Melalui MGMP, kita membina ukhuwah antarguru dan

antarkepala sekolah yang akan berdampak pada keakraban guru/kepala dengan siswa,” katanya. Dua pemangku kepentingan tersebut sepakat bahwa MGMP dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan. (Tkm)

Tantang Fasda Hidupkan MGMP

PRIORITAS - Provinsi

Bandung, Jawa Barat - Daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat menghadapi masalah kekurangan dan kelebihan ketersediaan guru. Untuk mengatasinya, ada sejumlah jalan keluar yang bisa ditempuh melalui program penataan dan pemerataan guru (PPG). Kepala daerah dan semua jajarannya dituntut mengeluarkan kebijakan strategis PPG, mencakup peraturan daerah dan tahap-tahap implementasinya. Sementara itu, pada tingkat implementasi, dinas pendidikan dan Kemenag setiap daerah perlu membentuk tim teknis PPG yang

melibatkan segenap pemangku kepentingan pendidikan.

Demikian dikatakan oleh Dr Mark Heyward, Penasehat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS, pada diskusi kebijakan tingkat Provinsi Jawa Barat mengenai

kebijakan PPG (20/5). Diskusi ini melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan dari tujuh daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat yang meliputi Cimahi, Bandung Barat, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Bekasi, dan Tasikmalaya.

“Kami sudah menempuh sejumlah strategi guna menata dan memeratakan guru di Jawa Barat,” ungkap Dr Wahyuddin Zarkasyi, kepala Dinas Pendidikan Jabar. Dia menjelaskan, selain meningkatkan keterjangkauan, kesetaraan, dan sertifikasi, Jabar sejak

2005 telah mengangkat 6.000 GBDT (guru bantu daerah terpencil). “Masalah guru di daerah 3T (terpencil, terdepan, dan terluar) memang cukup pelik, dan kami tertarik dengan ide mobile teacher,” ujarnya. Ia melihat bahwa mobile teacher lebih relevan untuk daerah 3T daripada ide penggabungan sekolah kecil karena kendala jarak tempuh.

Anto Risyanto, Kabid Mutendik Disdikbud Ciamis, menyampaikan bahwa memang ada kecenderungan sebagian guru menolak terkena dampak penataan. “Tapi, melalui langkah-langkah sosialisasi, penyamaan persepsi, dan pemahaman masalah, justru banyak guru yang berinisiatif menata diri,” tuturnya.

Kabid Program Direktorat P2TK Kemdikbud Sumarno menaruh apresiasi pada program PPG USAID PRIORITAS. “PPG ini akan menjadi model di tingkat nasional sehingga bisa menjadi benchmark bagi daerah lain.” (Rds)

Medan, Sumatra Utara. Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Labuhanbatu Utara (Labura) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) menyatakan minat menjadi mitra USAID PRIORITAS. Dalam surat resmi kepada USAID PRIORITAS, ketiga kepala daerah menyampaikan komitmen menyediakan anggaran untuk mendukung implementasi program.

Bupati Sergai Ir. H. Soekirman berkomitmen menyediakan anggaran sebesar Rp. 370 juta. Anggaran itu dialokasikan sebesar Rp. 100 juta dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan Rp. 270 juta dari P-APBD Dinas Pendidikan tahun 2014. Bupati Labura H. Kharuddin Syah, SE dan Bupati Humbahas Drs. Maddin Sihombing, M.Si menganggarkan APBD untuk dua tahun. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp. 370 juta dan Rp. 370 juta untuk 2015. Ketiga kepala daerah juga berkomitmen memberikan dukungan sumber daya manusia (SDM).

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan menyambut gembira komitmen ketiga kabupaten tersebut. Agus Marwan mengatakan, USAID PRIORITAS hanya menawarkan kemitraan kepada kabupaten/kota yang benar-benar punya komitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan. ”Dukungan anggaran dan SDM yang dinyatakan secara tertulis ini merupakan salah satu bukti nyata, bahwa ketiga kabupaten sangat serius meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya,” terangnya. (Eh)

Tiga Kabupaten Baru Berminat Menjadi Mitra

PRIORITAS - Provinsi

Zhafira mendapat apresiasi Mitch Kirby atas karya Buku Besar yang dibuatnya.

Program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1. Siswa membaca selama 10 menit sebelum memulai pembelajaran.

(Dari kiri) Sumarno, Mark Heyward, dan Wahyuddin Zarkasyi menyampaikan gagasannya dalam diskusi kebijakan PPG.

Imam Khusnadi Dahlan (kiri) dari Pemprov Jatim menyampaikan dukungannya terhadap program USAID PRIORITAS pada lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan di Hotel Bumi Surabaya (29/4).

Bupati Humbahas, Drs. Maddin Sihombing, M.Si

(Kiri) Kadiknas Provinsi Aceh Drs Anas M. Adam MPd. (Kanan) Kakanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd.

Peserta ToT SMP modul II ditantang menjadi pelopor aktifnya MGMP di Provinsi Aceh.

Page 11: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi

10 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 11

Pemprov Jatim Siap Turun ke Kabupaten Fasilitasi Diseminasi

Surabaya, Jawa Timur - Pada 29 April 2014 di Hotel Bumi Surabaya dihelat kegiatan lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan pemerintah kabupaten (pemkab) mitra USAID PRIORITAS. Kegiatan yang dihadiri pemangku kepentingan dari lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS itu memiliki dua tujuan. Pertama, berbagi pelaksanaan program praktik yang baik setiap kabupaten kepada Pemprov Jatim yang meliputi tantangan, keberhasilan,

dan dukungan (dana, sumber daya manusia, dan regulasi daerah). Kedua, menyinergikan pelaksanaan praktik yang baik yang sudah dilakukan oleh kabupaten mitra dengan kebijakan pemerintah provinsi.

Ke depan praktik-praktik baik yang sudah dilaksanakan di tingkat sekolah harus dapat dipertahankan meskipun program USAID PRIORITAS berakhir. Pemprov Jatim sangat mendukung penyebarluasan praktik baik yang dikembangkan dan siap turun ke daerah membantu sosialisasi diseminasi.

(Mab)

Aplikatif dalam Kebijakan Drs Ashari MPd (kiri), Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Purbalingga, pada saat mengoordinasikan perkembangan program USAID PRIORITAS di daerahnya.

Tata Sebaran Guru Demi Efisiensi

Cimahi, Jawa Barat - “Excellent. Perencanaan dan praktik pembelajaran yang sangat baik,” ucap Mitch Kirby, spesialis pendidikan senior USAID Washington saat menilai proses pembelajaran kelas awal di Kota Cimahi. Ia berkunjung untuk menyaksikan secara

langsung proses pembelajaran di dua sekolah mitra USAID PRIORITAS, SDN Utama Mandiri 1, dan SDN Utama 6 Kota Cimahi serta bertemu sejumlah dosen UPI untuk membicarakan program USAID PRIORITAS di LPTK, khususnya program membaca di kelas awal (18/6).

Saat mengunjungi proses pembelajaran di kelas III SDN Utama Mandiri 1, mereka sedang menggunakan buku besar yang merupakan karya cipta Zhafira, salah seorang siswa kelas tersebut. Didampingi Lynne Hill, Penasehat Pengajaran dan Pembelajaran USAID PRIORITAS, Mimy Santika, USAID Indonesia, dan Erna Irnawati, koordinator USAID PRIORITAS Jawa Barat, Mitch Kirby mengapresiasi buku besar karya siswa tersebut dan mengamati secara saksama langkah demi langkah proses pembelajaran.

Bu Kusmayati, guru kelas III SDN Utama Mandiri 1, yang saat itu sedang mengajar, membuka halaman demi halaman buku tersebut dan menunjukkannya ke setiap kelompok siswa. Ia

minta siswa secara bersama-sama menyebutkan gambar buah dan membaca tulisan yang tertera di setiap halaman. Pada giliran berikutnya, penyebutan dan pembacaan itu dilakukan kelompok dan kemudian oleh individu. Mitch tampak tersenyum puas dengan keaktifan dan antusiasme siswa mengikuti proses pembelajaran.

Setelah memuji para guru SDN Utama Mandiri 1 dan SDN Utama 6 Kota Cimahi, Mitch berpesan agar para guru terus meningkatkan budaya baca. “Siswa perlu didorong untuk mampu membaca dan memahami apa yang dibaca,” kata Mitch yang sangat menekankan pentingnya lingkungan sekolah untuk mendukung terciptanya budaya baca.

Menurut dia, guru harus mengidentifikasi tingkat kemampuan setiap siswa dalam membaca. “Guru perlu mengetahui siswa yang kuat, sedang, atau lemah dalam kemampuan membaca. Siswa dengan kemampuan berbeda perlu mendapat perlakuan yang berbeda pula,” katanya. Beliau juga menegaskan nilai penting kemampuan membaca sebagai fondasi akademik agar siswa dapat menguasai mata pelajaran lain dengan baik. (Ds)

Lingkungan Sekolah Harus Ciptakan Budaya Baca

Banda Aceh, Aceh - Fasilitator daerah yang telah dilatih oleh USAID PRIORITAS diharapkan menjadi pelopor penggerak aktifnya kegiatan MGMP (musyawarah guru mata pelajaran). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Drs Anas M. Adam MPd kepada peserta pelatihan untuk pelatih (ToT) modul II praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah jenjang SMP/MTs di Banda Aceh (3/6). “Saya mengajak para fasilitator yang sudah dilatih oleh USAID

PRIORITAS dapat menjadi penggerak untuk aktifnya MGMP,” kata Pak Anas.

Provinsi Aceh telah mengalokasikan sejumlah dana untuk mengaktifkan kegiatan MGMP. “Peningkatan mutu pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama. Kunci suksesnya adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas yang berkualitas,” tambahnya.

Hal senada disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd. Beliau mengharapkan, dari kegiatan MGMP, para guru bisa meningkatkan keakraban sesama guru dan kepala madrasah/sekolah.

“Melalui MGMP, kita membina ukhuwah antarguru dan

antarkepala sekolah yang akan berdampak pada keakraban guru/kepala dengan siswa,” katanya. Dua pemangku kepentingan tersebut sepakat bahwa MGMP dapat mempercepat peningkatan mutu pendidikan. (Tkm)

Tantang Fasda Hidupkan MGMP

PRIORITAS - Provinsi

Bandung, Jawa Barat - Daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat menghadapi masalah kekurangan dan kelebihan ketersediaan guru. Untuk mengatasinya, ada sejumlah jalan keluar yang bisa ditempuh melalui program penataan dan pemerataan guru (PPG). Kepala daerah dan semua jajarannya dituntut mengeluarkan kebijakan strategis PPG, mencakup peraturan daerah dan tahap-tahap implementasinya. Sementara itu, pada tingkat implementasi, dinas pendidikan dan Kemenag setiap daerah perlu membentuk tim teknis PPG yang

melibatkan segenap pemangku kepentingan pendidikan.

Demikian dikatakan oleh Dr Mark Heyward, Penasehat Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS, pada diskusi kebijakan tingkat Provinsi Jawa Barat mengenai

kebijakan PPG (20/5). Diskusi ini melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan dari tujuh daerah kab/kota mitra USAID PRIORITAS di Jawa Barat yang meliputi Cimahi, Bandung Barat, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Bekasi, dan Tasikmalaya.

“Kami sudah menempuh sejumlah strategi guna menata dan memeratakan guru di Jawa Barat,” ungkap Dr Wahyuddin Zarkasyi, kepala Dinas Pendidikan Jabar. Dia menjelaskan, selain meningkatkan keterjangkauan, kesetaraan, dan sertifikasi, Jabar sejak

2005 telah mengangkat 6.000 GBDT (guru bantu daerah terpencil). “Masalah guru di daerah 3T (terpencil, terdepan, dan terluar) memang cukup pelik, dan kami tertarik dengan ide mobile teacher,” ujarnya. Ia melihat bahwa mobile teacher lebih relevan untuk daerah 3T daripada ide penggabungan sekolah kecil karena kendala jarak tempuh.

Anto Risyanto, Kabid Mutendik Disdikbud Ciamis, menyampaikan bahwa memang ada kecenderungan sebagian guru menolak terkena dampak penataan. “Tapi, melalui langkah-langkah sosialisasi, penyamaan persepsi, dan pemahaman masalah, justru banyak guru yang berinisiatif menata diri,” tuturnya.

Kabid Program Direktorat P2TK Kemdikbud Sumarno menaruh apresiasi pada program PPG USAID PRIORITAS. “PPG ini akan menjadi model di tingkat nasional sehingga bisa menjadi benchmark bagi daerah lain.” (Rds)

Medan, Sumatra Utara. Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Labuhanbatu Utara (Labura) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) menyatakan minat menjadi mitra USAID PRIORITAS. Dalam surat resmi kepada USAID PRIORITAS, ketiga kepala daerah menyampaikan komitmen menyediakan anggaran untuk mendukung implementasi program.

Bupati Sergai Ir. H. Soekirman berkomitmen menyediakan anggaran sebesar Rp. 370 juta. Anggaran itu dialokasikan sebesar Rp. 100 juta dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan Rp. 270 juta dari P-APBD Dinas Pendidikan tahun 2014. Bupati Labura H. Kharuddin Syah, SE dan Bupati Humbahas Drs. Maddin Sihombing, M.Si menganggarkan APBD untuk dua tahun. Tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp. 370 juta dan Rp. 370 juta untuk 2015. Ketiga kepala daerah juga berkomitmen memberikan dukungan sumber daya manusia (SDM).

Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumatera Utara Agus Marwan menyambut gembira komitmen ketiga kabupaten tersebut. Agus Marwan mengatakan, USAID PRIORITAS hanya menawarkan kemitraan kepada kabupaten/kota yang benar-benar punya komitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan. ”Dukungan anggaran dan SDM yang dinyatakan secara tertulis ini merupakan salah satu bukti nyata, bahwa ketiga kabupaten sangat serius meningkatkan mutu pendidikan di daerahnya,” terangnya. (Eh)

Tiga Kabupaten Baru Berminat Menjadi Mitra

PRIORITAS - Provinsi

Zhafira mendapat apresiasi Mitch Kirby atas karya Buku Besar yang dibuatnya.

Program budaya baca di SDN Utama Mandiri 1. Siswa membaca selama 10 menit sebelum memulai pembelajaran.

(Dari kiri) Sumarno, Mark Heyward, dan Wahyuddin Zarkasyi menyampaikan gagasannya dalam diskusi kebijakan PPG.

Imam Khusnadi Dahlan (kiri) dari Pemprov Jatim menyampaikan dukungannya terhadap program USAID PRIORITAS pada lokakarya perencanaan dan koordinasi kebijakan sektor pendidikan di Hotel Bumi Surabaya (29/4).

Bupati Humbahas, Drs. Maddin Sihombing, M.Si

(Kiri) Kadiknas Provinsi Aceh Drs Anas M. Adam MPd. (Kanan) Kakanwil Kemenag Aceh Drs Ibnu Sa'adan MPd.

Peserta ToT SMP modul II ditantang menjadi pelopor aktifnya MGMP di Provinsi Aceh.

Page 12: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Praktik yang Baik PRIORITAS - Praktik yang Baik

12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 13

Roda Meter Sederhana untuk Mengukur Jarak

SEBAGAI dosen pembimbing PPL (praktik pengalaman lapangan), awalnya saya memahami peran dosen pembimbing hanya untuk mencari kesalahan atau kekurangan mahasiswa ketika melaksanakan praktik mengajar di sekolah. Pemahaman tersebut berubah saat saya memasukkan makna dan peran pendampingan sebagai dosen pembimbing PPL. Inspirasi itu saya dapatkan setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS.

Inti dari pendampingan adalah kita (pendamping) dapat membantu terdamping (mahasiswa PPL) belajar mengenali kekuatan dan kelemahan terdamping pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Berikut lima langkah pendampingan yang saya terapkan.

1. Dosen Pendamping Memberi PenghargaanDi awal pendampingan, saya

memberikan pujian pada hal-hal positif yang menjadi keberhasilan mahasiswa. Tujuannya mahasiswa semakin termotivasi dan nyaman dengan proses pendampingan. Misalnya, ”Saya sebagai pendamping PPL sangat senang melihat cara Anda mengajar.

Pada kegiatan awal saya melihat Anda mengondisikan siswa dengan cara bermain untuk membuat siswa duduk berkelompok. Di kegiatan inti ketika memberikan penugasan, Anda tidak hanya memberi penjelasan secara lisan, tetapi juga secara tertulis melalui LCD. Di lembar kerja siswa (LKS) juga sudah tampak petunjuk kegiatan

sehingga siswa sangat memahami tugas yang harus dilakukannya.

Kemudian pada kegiatan penutup, Anda tidak hanya menarik kesimpulan bersama-sama siswa, tetapi menggunakan media kertas yang menunjukkan siswa senang atau tidak senang, dan memberikan alasannya. Cara mengajar Anda sudah cukup bagus dan membuat siswa semangat dalam belajar.”

2. Terdamping (mahasiswa) Melakukan Sendiri Refleksi KritisSelanjutnya saya memberi kesempatan

kepada mahasiswa untuk melakukan koreksi atau refleksi kritis dari pembelajaran yang difasilitasinya. Misalnya, “Menurut Anda, bagian mana dari pembelajaran tadi yang sudah berhasil dan bagian mana yang masih perlu diperbaiki? Mengapa demikian?”

3. Terdamping Merencanakan Sendiri PerbaikanPada langkah ketiga, saya memberi

kesempatan pada mahasiswa untuk merencanakan sendiri perbaikan pembelajaran yang akan dilakukannya. Misalnya, “Kalau Anda akan mengajar lagi, apa yang Anda lakukan untuk

mengantisipasi masalah yang sama tidak akan terjadi lagi? Mengapa hal itu Anda lakukan?”

4. Pendamping Memberikan Usul, Saran atau Mendiskusikan Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Setelah mahasiswa mengeluarkan ide-

idenya untuk memperbaiki proses pembelajaran, saya memberikan usul, saran, atau mengajak mahasiswa berdikusi untuk menemukan cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, ”Saya melihat dalam proses pembelajaran tadi Anda masih terpaku pada buku paket pembelajaran. Bagaimana kalau menggunakan media pembelajaran atau memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah yang dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran dan memperkaya siswa dengan sumber informasi lainnya.”

5. Mengembangkan Rencana Tindak LanjutBerdasarkan langkah keempat, saya

memberi kesempatan mahasiswa untuk memaparkan rencana tindak lanjutnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, apa yang perlu Anda lakukan untuk selanjutnya?

Dengan pendampingan ini, mahasiswa menjadi menyadari kemampuannya sendiri, termotivasi untuk melakukan perbaikan, serta melakukan pengembangan berdasarkan gagasannya sendiri, bukan paksaan dari pendamping.

Widya Karmila Sari Achmad, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Makassar

Lima Langkah Pendampingan yang Efektif dalam PPL

Proses pendampingan yang dilakukan Ibu Widya kepada mahasiswa PPL.

Untirta, Banten - Siti Aisah MHum, dosen bahasa Inggris FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten (Untirta), mencoba memanfaatkan penulisan jurnal refleksi untuk memancing inisiatif dan meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. “Banyak mahasiswa saya di semester dua yang belum terbiasa belajar aktif. Mereka lebih suka menunggu perintah dosen dan biasanya mahasiswa yang aktif hanya itu-itu saja. Dengan begini, saya harap mahasiswa dapat lebih mengungkapkan gagasannya,” Bu Aisah menceritakan alasannya meminta mahasiswa membuat jurnal refleksi.

Bu Aisah di akhir perkuliahan meminta mahasiswa menulis empat hal. Ini, antara lain, materi perkuliahan yang baru saja dipelajari, hal yang belum dipahami, kesan mereka terhadap materi perkuliahan, dan tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Mahasiswa diberikan waktu lima menit menulis di buku jurnal refleksi.

Beliau secara acak memilih salah satu jurnal untuk dibacakan di depan kelas oleh mahasiswa. Mahasiswa yang telah dibagi dalam kelompok kecil diminta menyimak, mendiskusikan, dan

menanggapi isi jurnal tersebut. Pembiasaan untuk menulis hasil perkuliahan dalam jurnal refleksi ternyata dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam proses perkuliahan. Jurnal refleksi juga dapat membantu mahasiswa dan dosen mengevaluasi yang telah dipelajari di kelas. “Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak, tetapi juga dalam menulis dan membaca,” ujar Bu Aisah puas.

Syamsi, salah seorang mahasiswa, mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya jadi lebih memahami kesalahan yang sering dibuat saat menulis dalam bahasa Inggris. (Nic)

Jurnal Refleksi Tingkatkan Kemampuan Menyimak Mahasiswa

Contoh buku jurnal refleksi dari tulisan siswa.

Sampang, Jawa Timur - Sulitnya mendapatkan kertas lakmus untuk praktik IPA membuat siswa MTs Miftahul Qulub Polagan, Galis, Sampang, menjadi kreatif. Mereka membuat kertas lakmus alami berbahan ekstrak bunga mawar.

“Bahan dasarnya sangat mudah didapatkan di sekitar kita, yakni bunga mawar,” jelas Nurikah, siswi kelas VII MTs Miftahul Qulub Polagan. Mahkota bunga mawar dihancurkan dengan air sampai menjadi ekstrak mahkota bunga mawar, kemudian disaring. Selanjutnya kertas karton digunting ukuran 1x5 cm dan direndam di air ekstrak bunga mawar tadi. Kertas karton lalu dikeringkan di panas matahari.

Setelah kering, kertas lakmus siap digunakan. Saat dimasukkan dalam cairan asam seperti air cuka, kertas lakmus alami akan berubah menjadi kemerahan. Sementara itu, bila dimasukkan dalam cairan basa, warna kertas akan tetap. Hal ini disebabkan mahkota bunga mawar merupakan indikator alami yang dapat mengenali zat asam dan basa.

(Dkd)

Kertas Lakmus Alami dari Mahkota Bunga

Candra dan Rika menjelaskan spesifikasi roda-meter buatannya dan memperagakan cara kerjanya.

Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam rangka apersepsi, Ibu Nuni Fitria Rosa, guru matematika SMPN 1 Cipatat, Bandung Barat, bertanya kepada siswa mengenai rumus keliling lingkaran. “Rumus keliling lingkaran adalah x diameter,” jawab Rika.

Bu Nuni kemudian menjelaskan tujuan belajar kali ini adalah menerapkan rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Apakah ada di antara kalian yang pernah mengukur jarak dari rumah ke sekolah?”

“Saya belum pernah mengukurnya secara langsung, Bu. Tapi, saya pernah ikut sepeda motor ayah. Saat berangkat saya catat angka yang tertera di spidometer. Begitu tiba di sekolah, saya lihat kembali angkanya dan dikurangi angka berangkat,” kata Candra.

Rika mempunyai pengalaman lain tentang mengukur jarak. “Saya pernah melihat orang mendorong-dorong alat seperti mainan anak di jalan raya,” ujarnya.

Bu Nuni menjelaskan bahwa sepeda motor itu bisa menjadi alat modern untuk mengukur jarak. sementara alat yang didorong-dorong itu merupakan roda-meter. “Sekarang coba kalian buat roda-meter sederhana ya,” kata Nuni.

Candra dan Rika lantas menunjukkan bahan-bahan untuk melaksanakan perintah Nuni. Bahan-bahan itu meliputi gunting, jangka, penggaris, kardus, lakban,

dan lain-lain.

Candra menggunakan jangka untuk membentuk kardus menjadi lingkaran roda dengan diameter 35 cm. “Jari-jarinya 17,5 cm karena jari-jari itu setengah dari diameter,” kata Rika.

Dua lingkaran kardus itu digabungkan dengan lakban. Roda lalu diberi tangkai dengan kayu hingga titik as sehingga roda bisa berputar. Roda dan tangkai kayunya kemudian dibalut kertas hias sehingga tampak indah menarik. Pada roda-meter sederhana itu ditulis ukuran diameter, jari-jari, dan rumus keliling lingkaran.

Roda-meter dilengkapi dengan alat bunyi yang berbunyi setiap satu kali putaran roda. Alat bunyi terbuat dari plastik pegas yang menempel di roda dan menimbulkan gesekan bunyi ketika tergesek oleh tangkai roda.

“Ini, Bu, roda-meternya sudah jadi,” kata Candra. “Nah, Rika, alat yang kamu bilang didorong-dorong di jalan

itu modernnya. Ini alat sederhananya,” kata Bu Nuni. “Kamu bisa membuatnya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,” tambahnya. Ia kemudian meminta Candra dan Rika menunjukkan

cara kerja alat ciptaan mereka tersebut.

Candra dan Rika mengatakan bahwa mereka akan mencoba mengukur jarak dari rumah ke sekolah. “Untuk menggunakan roda-meter, tempatkan roda pada titik start. Setiap satu putaran, roda akan berbunyi,” kata Candra yang menjalankan roda itu. Setiap berbunyi tanda lengkap satu putaran, Rika menghitung angka.

Setelah selesai pengukuran, Candra menjelaskan bahwa roda-meter itu berbunyi tiga kali. Karena diameter roda adalah 35 cm, kelilingnya adalah x diameter = 22/7 x 35 cm = 110 cm (1,1 m). Jarak dari rumah ke sekolah jumlah putaran kali keliling roda-meter, yakni 3 x 1,1 m = 3,3 m.

Rika kemudian mengulangi semua penjelasan Candra mengenai penggunaan roda-meter itu dalam bahasa Inggris. Rika menjelaskan tata cara pengukuran, proses penghitungan dengan rumus-rumus matematikanya, hingga ketemu hasilnya berupa jarak rumah-sekolah.

“So, the distance from house to school is three rounds multiply 1,1 m. It is equal 3,3 meters,” ujar Rika menyimpulkan simulasi menghitung jarak rumah. (Ds)

Kertas lakmus alami buatan siswa MTs Miftahul Qulub Polagan.

Page 13: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Praktik yang Baik PRIORITAS - Praktik yang Baik

12 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/ 2014 Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 13

Roda Meter Sederhana untuk Mengukur Jarak

SEBAGAI dosen pembimbing PPL (praktik pengalaman lapangan), awalnya saya memahami peran dosen pembimbing hanya untuk mencari kesalahan atau kekurangan mahasiswa ketika melaksanakan praktik mengajar di sekolah. Pemahaman tersebut berubah saat saya memasukkan makna dan peran pendampingan sebagai dosen pembimbing PPL. Inspirasi itu saya dapatkan setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS.

Inti dari pendampingan adalah kita (pendamping) dapat membantu terdamping (mahasiswa PPL) belajar mengenali kekuatan dan kelemahan terdamping pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Berikut lima langkah pendampingan yang saya terapkan.

1. Dosen Pendamping Memberi PenghargaanDi awal pendampingan, saya

memberikan pujian pada hal-hal positif yang menjadi keberhasilan mahasiswa. Tujuannya mahasiswa semakin termotivasi dan nyaman dengan proses pendampingan. Misalnya, ”Saya sebagai pendamping PPL sangat senang melihat cara Anda mengajar.

Pada kegiatan awal saya melihat Anda mengondisikan siswa dengan cara bermain untuk membuat siswa duduk berkelompok. Di kegiatan inti ketika memberikan penugasan, Anda tidak hanya memberi penjelasan secara lisan, tetapi juga secara tertulis melalui LCD. Di lembar kerja siswa (LKS) juga sudah tampak petunjuk kegiatan

sehingga siswa sangat memahami tugas yang harus dilakukannya.

Kemudian pada kegiatan penutup, Anda tidak hanya menarik kesimpulan bersama-sama siswa, tetapi menggunakan media kertas yang menunjukkan siswa senang atau tidak senang, dan memberikan alasannya. Cara mengajar Anda sudah cukup bagus dan membuat siswa semangat dalam belajar.”

2. Terdamping (mahasiswa) Melakukan Sendiri Refleksi KritisSelanjutnya saya memberi kesempatan

kepada mahasiswa untuk melakukan koreksi atau refleksi kritis dari pembelajaran yang difasilitasinya. Misalnya, “Menurut Anda, bagian mana dari pembelajaran tadi yang sudah berhasil dan bagian mana yang masih perlu diperbaiki? Mengapa demikian?”

3. Terdamping Merencanakan Sendiri PerbaikanPada langkah ketiga, saya memberi

kesempatan pada mahasiswa untuk merencanakan sendiri perbaikan pembelajaran yang akan dilakukannya. Misalnya, “Kalau Anda akan mengajar lagi, apa yang Anda lakukan untuk

mengantisipasi masalah yang sama tidak akan terjadi lagi? Mengapa hal itu Anda lakukan?”

4. Pendamping Memberikan Usul, Saran atau Mendiskusikan Hal-hal yang Dapat Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Setelah mahasiswa mengeluarkan ide-

idenya untuk memperbaiki proses pembelajaran, saya memberikan usul, saran, atau mengajak mahasiswa berdikusi untuk menemukan cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, ”Saya melihat dalam proses pembelajaran tadi Anda masih terpaku pada buku paket pembelajaran. Bagaimana kalau menggunakan media pembelajaran atau memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah yang dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran dan memperkaya siswa dengan sumber informasi lainnya.”

5. Mengembangkan Rencana Tindak LanjutBerdasarkan langkah keempat, saya

memberi kesempatan mahasiswa untuk memaparkan rencana tindak lanjutnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Misalnya, apa yang perlu Anda lakukan untuk selanjutnya?

Dengan pendampingan ini, mahasiswa menjadi menyadari kemampuannya sendiri, termotivasi untuk melakukan perbaikan, serta melakukan pengembangan berdasarkan gagasannya sendiri, bukan paksaan dari pendamping.

Widya Karmila Sari Achmad, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Makassar

Lima Langkah Pendampingan yang Efektif dalam PPL

Proses pendampingan yang dilakukan Ibu Widya kepada mahasiswa PPL.

Untirta, Banten - Siti Aisah MHum, dosen bahasa Inggris FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten (Untirta), mencoba memanfaatkan penulisan jurnal refleksi untuk memancing inisiatif dan meningkatkan kemampuan menyimak mahasiswa. “Banyak mahasiswa saya di semester dua yang belum terbiasa belajar aktif. Mereka lebih suka menunggu perintah dosen dan biasanya mahasiswa yang aktif hanya itu-itu saja. Dengan begini, saya harap mahasiswa dapat lebih mengungkapkan gagasannya,” Bu Aisah menceritakan alasannya meminta mahasiswa membuat jurnal refleksi.

Bu Aisah di akhir perkuliahan meminta mahasiswa menulis empat hal. Ini, antara lain, materi perkuliahan yang baru saja dipelajari, hal yang belum dipahami, kesan mereka terhadap materi perkuliahan, dan tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyimak. Mahasiswa diberikan waktu lima menit menulis di buku jurnal refleksi.

Beliau secara acak memilih salah satu jurnal untuk dibacakan di depan kelas oleh mahasiswa. Mahasiswa yang telah dibagi dalam kelompok kecil diminta menyimak, mendiskusikan, dan

menanggapi isi jurnal tersebut. Pembiasaan untuk menulis hasil perkuliahan dalam jurnal refleksi ternyata dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak. Mereka menjadi lebih termotivasi untuk aktif dalam proses perkuliahan. Jurnal refleksi juga dapat membantu mahasiswa dan dosen mengevaluasi yang telah dipelajari di kelas. “Proses ini tidak hanya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyimak, tetapi juga dalam menulis dan membaca,” ujar Bu Aisah puas.

Syamsi, salah seorang mahasiswa, mengatakan bahwa dirinya dan teman-temannya jadi lebih memahami kesalahan yang sering dibuat saat menulis dalam bahasa Inggris. (Nic)

Jurnal Refleksi Tingkatkan Kemampuan Menyimak Mahasiswa

Contoh buku jurnal refleksi dari tulisan siswa.

Sampang, Jawa Timur - Sulitnya mendapatkan kertas lakmus untuk praktik IPA membuat siswa MTs Miftahul Qulub Polagan, Galis, Sampang, menjadi kreatif. Mereka membuat kertas lakmus alami berbahan ekstrak bunga mawar.

“Bahan dasarnya sangat mudah didapatkan di sekitar kita, yakni bunga mawar,” jelas Nurikah, siswi kelas VII MTs Miftahul Qulub Polagan. Mahkota bunga mawar dihancurkan dengan air sampai menjadi ekstrak mahkota bunga mawar, kemudian disaring. Selanjutnya kertas karton digunting ukuran 1x5 cm dan direndam di air ekstrak bunga mawar tadi. Kertas karton lalu dikeringkan di panas matahari.

Setelah kering, kertas lakmus siap digunakan. Saat dimasukkan dalam cairan asam seperti air cuka, kertas lakmus alami akan berubah menjadi kemerahan. Sementara itu, bila dimasukkan dalam cairan basa, warna kertas akan tetap. Hal ini disebabkan mahkota bunga mawar merupakan indikator alami yang dapat mengenali zat asam dan basa.

(Dkd)

Kertas Lakmus Alami dari Mahkota Bunga

Candra dan Rika menjelaskan spesifikasi roda-meter buatannya dan memperagakan cara kerjanya.

Bandung Barat, Jawa Barat. Dalam rangka apersepsi, Ibu Nuni Fitria Rosa, guru matematika SMPN 1 Cipatat, Bandung Barat, bertanya kepada siswa mengenai rumus keliling lingkaran. “Rumus keliling lingkaran adalah x diameter,” jawab Rika.

Bu Nuni kemudian menjelaskan tujuan belajar kali ini adalah menerapkan rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari. “Apakah ada di antara kalian yang pernah mengukur jarak dari rumah ke sekolah?”

“Saya belum pernah mengukurnya secara langsung, Bu. Tapi, saya pernah ikut sepeda motor ayah. Saat berangkat saya catat angka yang tertera di spidometer. Begitu tiba di sekolah, saya lihat kembali angkanya dan dikurangi angka berangkat,” kata Candra.

Rika mempunyai pengalaman lain tentang mengukur jarak. “Saya pernah melihat orang mendorong-dorong alat seperti mainan anak di jalan raya,” ujarnya.

Bu Nuni menjelaskan bahwa sepeda motor itu bisa menjadi alat modern untuk mengukur jarak. sementara alat yang didorong-dorong itu merupakan roda-meter. “Sekarang coba kalian buat roda-meter sederhana ya,” kata Nuni.

Candra dan Rika lantas menunjukkan bahan-bahan untuk melaksanakan perintah Nuni. Bahan-bahan itu meliputi gunting, jangka, penggaris, kardus, lakban,

dan lain-lain.

Candra menggunakan jangka untuk membentuk kardus menjadi lingkaran roda dengan diameter 35 cm. “Jari-jarinya 17,5 cm karena jari-jari itu setengah dari diameter,” kata Rika.

Dua lingkaran kardus itu digabungkan dengan lakban. Roda lalu diberi tangkai dengan kayu hingga titik as sehingga roda bisa berputar. Roda dan tangkai kayunya kemudian dibalut kertas hias sehingga tampak indah menarik. Pada roda-meter sederhana itu ditulis ukuran diameter, jari-jari, dan rumus keliling lingkaran.

Roda-meter dilengkapi dengan alat bunyi yang berbunyi setiap satu kali putaran roda. Alat bunyi terbuat dari plastik pegas yang menempel di roda dan menimbulkan gesekan bunyi ketika tergesek oleh tangkai roda.

“Ini, Bu, roda-meternya sudah jadi,” kata Candra. “Nah, Rika, alat yang kamu bilang didorong-dorong di jalan

itu modernnya. Ini alat sederhananya,” kata Bu Nuni. “Kamu bisa membuatnya dengan menggunakan bahan-bahan sederhana,” tambahnya. Ia kemudian meminta Candra dan Rika menunjukkan

cara kerja alat ciptaan mereka tersebut.

Candra dan Rika mengatakan bahwa mereka akan mencoba mengukur jarak dari rumah ke sekolah. “Untuk menggunakan roda-meter, tempatkan roda pada titik start. Setiap satu putaran, roda akan berbunyi,” kata Candra yang menjalankan roda itu. Setiap berbunyi tanda lengkap satu putaran, Rika menghitung angka.

Setelah selesai pengukuran, Candra menjelaskan bahwa roda-meter itu berbunyi tiga kali. Karena diameter roda adalah 35 cm, kelilingnya adalah x diameter = 22/7 x 35 cm = 110 cm (1,1 m). Jarak dari rumah ke sekolah jumlah putaran kali keliling roda-meter, yakni 3 x 1,1 m = 3,3 m.

Rika kemudian mengulangi semua penjelasan Candra mengenai penggunaan roda-meter itu dalam bahasa Inggris. Rika menjelaskan tata cara pengukuran, proses penghitungan dengan rumus-rumus matematikanya, hingga ketemu hasilnya berupa jarak rumah-sekolah.

“So, the distance from house to school is three rounds multiply 1,1 m. It is equal 3,3 meters,” ujar Rika menyimpulkan simulasi menghitung jarak rumah. (Ds)

Kertas lakmus alami buatan siswa MTs Miftahul Qulub Polagan.

Page 14: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 15

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Aku Buat Kartunya, Aku Buat Aturannya, Asyik...Banjarnegara, Jawa Tengah - Dari penjajakan dan pre-test materi dasar matematika pada siswa kelas VII MTsN 2 Banjarnegara diperoleh fakta bahwa 78 persen siswa belum menguasai perkalian bilangan antara 1 sampai 10, ada 15 persen siswa yang belum begitu lancar dan hanya 7 persen yang menguasai perkalian dengan baik. Dengan kondisi tersebut, hampir semua materi perhitungan dalam matematika akan menjadi rumit bagi siswa. itulah yang menjadi penyebab utama mereka kurang menyukai matematika.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya melakukan permainan kartu perkalian dan pembagian. Tahap awal saya membagi 45 siswa kelas VIIB dalam kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok menerima 100 lembar kartu kosong. Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada anggotanya untuk menuliskan perkalian bilangan antara 1 sampai 10 tanpa ada hasil perkaliannya (untuk 5 kelompok) dan 5 kelompok lain membuat soal pembagian di bawah 100. Setelah 20 menit kartu yang sudah dibuat dikumpulkan dan dikocok secara acak.

Tahap kedua, selama 15 menit tiap kelompok merancang sebuah bentuk permainan yang dianggap menarik, misalnya permainan membuat pertanyaan, kemudian siswa menuliskan aturan permainannya pada selembar kertas HVS.

Tahap ketiga, selama 15 menit kelompok mengadakan simulasi permainan kartu sebelum dipresentasikan di kelompok lain. Selanjutnya, selama 15 menit ketua kelompok membawa kartunya pada kelompok lain dan mempresentasikan penggunaan kartu yang dimilikinya, kemudian dicobakan pada kelompok yang dikunjungi.

Tahap keempat, permainan kartu berakhir dan tiap siswa kembali pada kelompoknya. Suasana menjadi ramai dan menyenangkan ketika permainan ini dicobakan. Berbagai strategi dimunculkan siswa, ada yang berpasangan, ada juga yang berkelompok. Salah satunya yang dilakukan Andini dan kelompoknya. Permainan yang diciptakan Andini yaitu membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya dan digilir dari pemain satu ke pemain yang lain. Yang giliran

mendapat permainan membuat pertanyaan dan yang pertama menjawab sesuai gilirannya berusaha menjawab soal yang diterimanya.

Ada juga kelompok berpasangan yang bermain cepat-cepatan dalam menjawab dan menghabiskan kartu yang dipegangnya. Semakin cepat dan benar jawabannya, kartu yang dipegangnya akan habis dan menjadi pemenang.

Pembelajaran ini tidak hanya dilakukan dalam kelas saat itu saja, tapi saya dan siswa membuat komitmen bersama untuk melakukannya di sela-sela waktu kosong, istirahat, pergantian jam, maupun saat di rumah. Siswa yang belum maksimal dalam memahami operasi bilangan saya minta untuk sering bermain kartu ini dan mereka senang melakukannya.

Tahap terakhir, semua siswa menulis refleksi dari pembelajaran yang berlangsung. Di luar dugaan, yang tadinya 90 persen siswa tidak suka pelajaran matematika, setelah selesai pembelajaran, seratus persen siswa menjadi sangat suka. Alasannya, matematika itu asyik dan menyenangkan. Secara kompak siswa bertanya, “Besok pelajarannya apalagi ya, Bu? Apa yang harus saya lakukan untuk menyiapkannya?” Sejak itu saya selalu dijemput siswa setiap ada jam pelajaran matematika.

Selama 2 minggu setiap ada waktu istirahat, saya melihat adanya permainan kartu tersebut di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar matematika siswa kelas VII sudah tumbuh.

Hasil belajar mereka juga meningkat, yaitu 80 persen siswa mempunyai nilai di atas 60 pada ulangan harian pertama. Ternyata dengan siswa membuat kartu dan menciptakan sendiri aturannya, mereka lebih merasa memilki pemainan ini. Saya lihat mereka terus mengembangkan model dan

strategi bermainnya. Hal itu membuat mereka menjadi lebih kreatif.

Agung Sumaryati SPd Guru Matematika MTsN 2

Banjanegara

Manfaatkan Corong Minyak Jadi Stetoskop

Siswa sedang mencoba menggunakan stetoskop buatannya untuk mengukur detak jantung temannya.

Aceh Jaya, Aceh - Corong minyak ternyata bisa menjadi media pembelajaran dan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Ridwan SPd, salah seorang guru MTsN Teunom Aceh Jaya, membuktikannya. Dia merangkai corong minyak menjadi alat penghitung detak jantung atau stetoskop.

Media pembelajaran tersebut berbahan 1 corong minyak ukuran sedang, 30 cm selang air ukuran 6 mm, 30 cm selang air ukuran 5 mm, 1 selotip bening, gunting, dan lem perekat.

Cara merangkainya, potong selang 6 mm masing-masing berukuran 10 cm (2 selang). Selang pertama dilubangi 6 mm pada bagian tengah. Pada selang kedua, tambahkan lem secara merata pada ujung selang. Masukkan selang pertama sehingga berbentuk huruf T. Hubungkan selang 6 mm dengan corong minyak dan diselotip dengan perekat hingga kuat (pastikan tidak ada kebocoran). Selanjutnya, hubungkan dengan selang 5 mm dan pastikan

tertutup dengan rapat hinggga hampa udara. Stetoskop sudah bisa digunakan.

”Dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif, penggunaan alat peraga yang mudah dijangkau dan relevan bisa membantu meningkatkan pemahaman siswa,” jelas Ridwan. Dia menambahkan, merakit stetoskop bersama lebih memotivasi kreativitas siswa. Mereka pun bisa memperoleh penjelasan tentang bahan ramah lingkungan dan inovatif dalam bereksperimen.

”Kami dapat memahami perbandingan kontraksi dan relaksasi jantung dengan bereksperimen tentang tekanan sistol dan diastole. Masing-masing secara bergantian menghitung detak jantung teman yang sedang santai dan membandingkan

jumlah detak jantung setelah beraktivitas dengan hitungan normal rata-rata 72 kali per menit,” kata Nazalia Asrita, salah seorang siswa.

Dia menuturkan, eksperimen ini dapat membangun kerja sama tim secara pembelajaran yang komparatif. Dengan begitu, siswa bisa menemukan hasil eksperimen sendiri dan memahami materi. (Tkm)

Bener Meriah, Aceh - Untuk memberikan payung hukum dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru (PPG) di Kabupaten Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS. Rekomendasi tim

PPG yang difasilitasi USAID PRIORITAS untuk mengatasi masalah sebaran guru yang tidak merata ditindaklanjuti dengan terbitnya perbub tersebut.

Sebelumnya, tim PPG menemukan data untuk sekolah dasar saat ini masih membutuhkan guru kelas sebanyak 177 guru. Tetapi, hal itu berbanding terbalik jika melihat distribusi berdasarkan kecamatan. Ada dua kecamatan kelebihan guru kelas, sedangkan di kecamatan lainnya masih kekurangan guru kelas. Pada tingkat SMP juga terjadi kelebihan sebanyak 63 orang. Kelebihan terbanyak adalah guru IPA dan agama. Secara keseluruhan kecukupan guru pada tingkat sekolah tidak merata.

”Perbub ini menjadi payung hukum dalam implementasi hasil analisis data dan rekomendasi tim PPG untuk menata kembali distribusi guru di Bener Meriah,” kata Bupati Ruslan.

(Anw)

Tata Penempatan Guru, Bupati Bener Meriah Terbitkan Perbup PPG

Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani dan Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Aceh Ridwan Ibrahim.

Siswa kelas 7B asyik membuat kartu perkalian dan pembagian

Siswa dalam kelompok, merancang strategi permainankartu perkalian

Simulasi memainkan kartu di kelompok

Manfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu perkalian dan pembagian

Salinan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemerataan guru di Kabupaten Bener Meriah.

Page 15: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Provinsi Jawa Timur

14 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 15

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Aku Buat Kartunya, Aku Buat Aturannya, Asyik...Banjarnegara, Jawa Tengah - Dari penjajakan dan pre-test materi dasar matematika pada siswa kelas VII MTsN 2 Banjarnegara diperoleh fakta bahwa 78 persen siswa belum menguasai perkalian bilangan antara 1 sampai 10, ada 15 persen siswa yang belum begitu lancar dan hanya 7 persen yang menguasai perkalian dengan baik. Dengan kondisi tersebut, hampir semua materi perhitungan dalam matematika akan menjadi rumit bagi siswa. itulah yang menjadi penyebab utama mereka kurang menyukai matematika.

Untuk mengatasi masalah tersebut, saya melakukan permainan kartu perkalian dan pembagian. Tahap awal saya membagi 45 siswa kelas VIIB dalam kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok menerima 100 lembar kartu kosong. Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada anggotanya untuk menuliskan perkalian bilangan antara 1 sampai 10 tanpa ada hasil perkaliannya (untuk 5 kelompok) dan 5 kelompok lain membuat soal pembagian di bawah 100. Setelah 20 menit kartu yang sudah dibuat dikumpulkan dan dikocok secara acak.

Tahap kedua, selama 15 menit tiap kelompok merancang sebuah bentuk permainan yang dianggap menarik, misalnya permainan membuat pertanyaan, kemudian siswa menuliskan aturan permainannya pada selembar kertas HVS.

Tahap ketiga, selama 15 menit kelompok mengadakan simulasi permainan kartu sebelum dipresentasikan di kelompok lain. Selanjutnya, selama 15 menit ketua kelompok membawa kartunya pada kelompok lain dan mempresentasikan penggunaan kartu yang dimilikinya, kemudian dicobakan pada kelompok yang dikunjungi.

Tahap keempat, permainan kartu berakhir dan tiap siswa kembali pada kelompoknya. Suasana menjadi ramai dan menyenangkan ketika permainan ini dicobakan. Berbagai strategi dimunculkan siswa, ada yang berpasangan, ada juga yang berkelompok. Salah satunya yang dilakukan Andini dan kelompoknya. Permainan yang diciptakan Andini yaitu membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya dan digilir dari pemain satu ke pemain yang lain. Yang giliran

mendapat permainan membuat pertanyaan dan yang pertama menjawab sesuai gilirannya berusaha menjawab soal yang diterimanya.

Ada juga kelompok berpasangan yang bermain cepat-cepatan dalam menjawab dan menghabiskan kartu yang dipegangnya. Semakin cepat dan benar jawabannya, kartu yang dipegangnya akan habis dan menjadi pemenang.

Pembelajaran ini tidak hanya dilakukan dalam kelas saat itu saja, tapi saya dan siswa membuat komitmen bersama untuk melakukannya di sela-sela waktu kosong, istirahat, pergantian jam, maupun saat di rumah. Siswa yang belum maksimal dalam memahami operasi bilangan saya minta untuk sering bermain kartu ini dan mereka senang melakukannya.

Tahap terakhir, semua siswa menulis refleksi dari pembelajaran yang berlangsung. Di luar dugaan, yang tadinya 90 persen siswa tidak suka pelajaran matematika, setelah selesai pembelajaran, seratus persen siswa menjadi sangat suka. Alasannya, matematika itu asyik dan menyenangkan. Secara kompak siswa bertanya, “Besok pelajarannya apalagi ya, Bu? Apa yang harus saya lakukan untuk menyiapkannya?” Sejak itu saya selalu dijemput siswa setiap ada jam pelajaran matematika.

Selama 2 minggu setiap ada waktu istirahat, saya melihat adanya permainan kartu tersebut di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar matematika siswa kelas VII sudah tumbuh.

Hasil belajar mereka juga meningkat, yaitu 80 persen siswa mempunyai nilai di atas 60 pada ulangan harian pertama. Ternyata dengan siswa membuat kartu dan menciptakan sendiri aturannya, mereka lebih merasa memilki pemainan ini. Saya lihat mereka terus mengembangkan model dan

strategi bermainnya. Hal itu membuat mereka menjadi lebih kreatif.

Agung Sumaryati SPd Guru Matematika MTsN 2

Banjanegara

Manfaatkan Corong Minyak Jadi Stetoskop

Siswa sedang mencoba menggunakan stetoskop buatannya untuk mengukur detak jantung temannya.

Aceh Jaya, Aceh - Corong minyak ternyata bisa menjadi media pembelajaran dan menumbuhkan semangat belajar bagi siswa. Ridwan SPd, salah seorang guru MTsN Teunom Aceh Jaya, membuktikannya. Dia merangkai corong minyak menjadi alat penghitung detak jantung atau stetoskop.

Media pembelajaran tersebut berbahan 1 corong minyak ukuran sedang, 30 cm selang air ukuran 6 mm, 30 cm selang air ukuran 5 mm, 1 selotip bening, gunting, dan lem perekat.

Cara merangkainya, potong selang 6 mm masing-masing berukuran 10 cm (2 selang). Selang pertama dilubangi 6 mm pada bagian tengah. Pada selang kedua, tambahkan lem secara merata pada ujung selang. Masukkan selang pertama sehingga berbentuk huruf T. Hubungkan selang 6 mm dengan corong minyak dan diselotip dengan perekat hingga kuat (pastikan tidak ada kebocoran). Selanjutnya, hubungkan dengan selang 5 mm dan pastikan

tertutup dengan rapat hinggga hampa udara. Stetoskop sudah bisa digunakan.

”Dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif, penggunaan alat peraga yang mudah dijangkau dan relevan bisa membantu meningkatkan pemahaman siswa,” jelas Ridwan. Dia menambahkan, merakit stetoskop bersama lebih memotivasi kreativitas siswa. Mereka pun bisa memperoleh penjelasan tentang bahan ramah lingkungan dan inovatif dalam bereksperimen.

”Kami dapat memahami perbandingan kontraksi dan relaksasi jantung dengan bereksperimen tentang tekanan sistol dan diastole. Masing-masing secara bergantian menghitung detak jantung teman yang sedang santai dan membandingkan

jumlah detak jantung setelah beraktivitas dengan hitungan normal rata-rata 72 kali per menit,” kata Nazalia Asrita, salah seorang siswa.

Dia menuturkan, eksperimen ini dapat membangun kerja sama tim secara pembelajaran yang komparatif. Dengan begitu, siswa bisa menemukan hasil eksperimen sendiri dan memahami materi. (Tkm)

Bener Meriah, Aceh - Untuk memberikan payung hukum dalam pelaksanaan penataan dan pemerataan guru (PPG) di Kabupaten Bener Meriah, Bupati Ruslan Abdul Gani mengeluarkan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS. Rekomendasi tim

PPG yang difasilitasi USAID PRIORITAS untuk mengatasi masalah sebaran guru yang tidak merata ditindaklanjuti dengan terbitnya perbub tersebut.

Sebelumnya, tim PPG menemukan data untuk sekolah dasar saat ini masih membutuhkan guru kelas sebanyak 177 guru. Tetapi, hal itu berbanding terbalik jika melihat distribusi berdasarkan kecamatan. Ada dua kecamatan kelebihan guru kelas, sedangkan di kecamatan lainnya masih kekurangan guru kelas. Pada tingkat SMP juga terjadi kelebihan sebanyak 63 orang. Kelebihan terbanyak adalah guru IPA dan agama. Secara keseluruhan kecukupan guru pada tingkat sekolah tidak merata.

”Perbub ini menjadi payung hukum dalam implementasi hasil analisis data dan rekomendasi tim PPG untuk menata kembali distribusi guru di Bener Meriah,” kata Bupati Ruslan.

(Anw)

Tata Penempatan Guru, Bupati Bener Meriah Terbitkan Perbup PPG

Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani dan Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Aceh Ridwan Ibrahim.

Siswa kelas 7B asyik membuat kartu perkalian dan pembagian

Siswa dalam kelompok, merancang strategi permainankartu perkalian

Simulasi memainkan kartu di kelompok

Manfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu perkalian dan pembagian

Salinan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2014 tentang penataan dan pemerataan guru di Kabupaten Bener Meriah.

Page 16: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014 - 17

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Siswa mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekolah.

Labuhanbatu, Sumatera Utara - Saya ingin anak-anak punya mesin air minum (dispenser) di kelas agar mereka tetap segar ketika belajar. Kalau haus, mereka tinggal ambil saja. Tidak perlu membawa banyak air minum dari rumah. Tapi, kelas kami tidak punya dispenser.

Setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS, saya mendapatkan ide baru. Saya mengajak anak-anak berburu sampah. Setiap anak diminta mencari sampah yang ada di sekolah, di rumah, dan di

sekitarnya. Jika mereka menjumpai sampah dalam perjalanan pulang, sampah itu juga harus diambil.

Sampah yang didapat dikumpulkan di sekolah. Begitu terkumpul, bersama-sama kami memilahnya. Kami memisahkan antara sampah berbahan

kertas seperti kardus, botol minuman

dari plastik maupun kaleng. Pemilahan ini bertujuan memudahkan dalam penjualan. Sampah yang tidak bisa dijual, kami musnahkan.

Setelah selesai dipilah, sampah-sampah itu kami jual kepada tukang botot. Tukang botot adalah istilah di sini untuk pengumpul barang bekas. Uang hasil penjualan sampah itu, kami belikan mesin air minum. Sekarang anak-anak bisa minum sebebasnya. Belajar tetap segar dan lingkungan tetap bersih.

Rosdiana SPd, Guru Kelas IV SDN 114375 Rantau Utara,

Labuhanbatu, Sumatera Utara

Memburu Sampah untuk Fasilitas Sekolah

Membaca Puisi dengan Totalitas

Mojokerto, Jawa Timur - Melihat langsung penampang sel dari tumbuhan tidak mudah.

Karena bentuknya yang sangat kecil, dibutuhkan

mikroskop atau alat khusus lainnya. Namun, siswa kelas VIIE SMPN 1 Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, punya cara memperlihatkan wujud penampang sel pada tumbuhan.

Mereka menggunakan bola bekas untuk membuat alat peraga penampang sel tumbuhan. Bola bekas yang terbuat dari plastik diiris seperempatnya. Kemudian bagian yang diiris tadi diberi tutup stirofom. Selanjutnya dengan

menggunakan play dough (plastisin) dan kain flannel warna-warni, siswa mulai membuat bagian-bagian sel dengan warna-warna yang berbeda.

Hasilnya, siswa lebih mudah mempelajari penampang sel tumbuhan dan bagian-bagiannya. Siswa juga lebih mudah mengingat bagian-bagian sel. Ariftika dan M. Zulfikar, siswa kelas VIIE, dengan mudah bisa menyebutkan sembilan bagian sel tumbuhan. “Saya hafal karena saya yang membuatnya,” tutur Ariftika gembira.

Sementara itu, M. Zulfikar mengaku jadi ketagihan membuat alat peraga. “Saya dan teman-teman berencana akan membuat alat peraga lainnya,” tegasnya.(Dkd)

Pelajari Penampang Sel dari Bola Bekas

Ariftika dan M. Zulfikar memamerkan penampang sel dari bola bekas buatan mereka.

Tapanuli Utara, Sumatera Utara. -Saya bergerak cepat menerapkan hasil pelatihan MBS (manajemen berbasis sekolah) USAID PRIORITAS dan Dinas

Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara, termasuk bersama dengan Ketua Komite Sekolah Bapak Sabar Manalu. Bapak Manalu berprofesi sebagai sopir. Beliau ikut aktif pada pelatihan MBS. Kami segera mengundang seluruh orang tua siswa untuk mengikuti rapat. Rapat tersebut bertujuan untuk menyampaikan rencana kegiatan sekolah. Salah satunya adalah membeli alat-alat pembelajaran dan pengeras suara (sound system).

Rencana ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari seluruh orang tua siswa. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, disepakati setiap siswa untuk mengumpulkan beras yang dibawa setiap minggu. Pengumpulan beras ini diberi nama Beras Jimpitan. Setiap siswa maupun orang tua siswa yang

akan memasak beras setiap hari mengambil segenggam untuk dikumpulkan dan diberikan ke sekolah. Setiap siswa yang membawa hasil

pengumpulan beras setiap minggu menyerahkan kepada guru kelas masing-masing untuk diukur/ditakar. Setelah itu guru kelas menyerahkan kepada bendahara sekolah. Pengumpulan beras ini tidak saja dilakukan siswa, tetapi juga kepala sekolah dan guru.

Kegiatan Beras Jimpitan ini telah berlangsung selama tiga bulan. Setiap minggu rata-rata terkumpul 13 kg beras. Secara total, terkumpul 160 kg beras. Dengan harga beras Rp 7.500/kg, sekolah mendapatkan dana dari hasil pengumpulan beras ini sebesar Rp 1.354.000. Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membeli alat-alat pembelajaran dan pengeras suara untuk digunakan dalam kegiatan sekolah seperti senam pagi, upacara, atau pertemuan sekolah.

Naomi SitompulKepala SDN 173116 Pansurnapitu, Kec. Siatas Barita, Tapanuli Utara

Beras Jimpitan Mendukung Sekolah

Lembar informasi yang memuat daftar nama siswa, kepala sekolah, dan guru yang menyerahkan Beras Jimpitan sekali dalam seminggu.

Siswa memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah yang sudah selesai dipilah dan siap dijual. Mesin air minum (dispenser) yang dibeli dari hasil pengumpulan sampah dan digunakan siswa di kelas.

Ekpresi Muhamad Arafik, dosen Universitas Negeri Malang (UM), saat memodelkan pembacaan puisi tentang bencana alam pada praktik mengajar di SDN Tanjunganom 2, Kabupaten Nganjuk.

Pak Arafik

Page 17: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

16 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 6/April-Juni/2014 - 17

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Siswa mengumpulkan sampah yang ada di lingkungan sekolah.

Labuhanbatu, Sumatera Utara - Saya ingin anak-anak punya mesin air minum (dispenser) di kelas agar mereka tetap segar ketika belajar. Kalau haus, mereka tinggal ambil saja. Tidak perlu membawa banyak air minum dari rumah. Tapi, kelas kami tidak punya dispenser.

Setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS, saya mendapatkan ide baru. Saya mengajak anak-anak berburu sampah. Setiap anak diminta mencari sampah yang ada di sekolah, di rumah, dan di

sekitarnya. Jika mereka menjumpai sampah dalam perjalanan pulang, sampah itu juga harus diambil.

Sampah yang didapat dikumpulkan di sekolah. Begitu terkumpul, bersama-sama kami memilahnya. Kami memisahkan antara sampah berbahan

kertas seperti kardus, botol minuman

dari plastik maupun kaleng. Pemilahan ini bertujuan memudahkan dalam penjualan. Sampah yang tidak bisa dijual, kami musnahkan.

Setelah selesai dipilah, sampah-sampah itu kami jual kepada tukang botot. Tukang botot adalah istilah di sini untuk pengumpul barang bekas. Uang hasil penjualan sampah itu, kami belikan mesin air minum. Sekarang anak-anak bisa minum sebebasnya. Belajar tetap segar dan lingkungan tetap bersih.

Rosdiana SPd, Guru Kelas IV SDN 114375 Rantau Utara,

Labuhanbatu, Sumatera Utara

Memburu Sampah untuk Fasilitas Sekolah

Membaca Puisi dengan Totalitas

Mojokerto, Jawa Timur - Melihat langsung penampang sel dari tumbuhan tidak mudah.

Karena bentuknya yang sangat kecil, dibutuhkan

mikroskop atau alat khusus lainnya. Namun, siswa kelas VIIE SMPN 1 Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, punya cara memperlihatkan wujud penampang sel pada tumbuhan.

Mereka menggunakan bola bekas untuk membuat alat peraga penampang sel tumbuhan. Bola bekas yang terbuat dari plastik diiris seperempatnya. Kemudian bagian yang diiris tadi diberi tutup stirofom. Selanjutnya dengan

menggunakan play dough (plastisin) dan kain flannel warna-warni, siswa mulai membuat bagian-bagian sel dengan warna-warna yang berbeda.

Hasilnya, siswa lebih mudah mempelajari penampang sel tumbuhan dan bagian-bagiannya. Siswa juga lebih mudah mengingat bagian-bagian sel. Ariftika dan M. Zulfikar, siswa kelas VIIE, dengan mudah bisa menyebutkan sembilan bagian sel tumbuhan. “Saya hafal karena saya yang membuatnya,” tutur Ariftika gembira.

Sementara itu, M. Zulfikar mengaku jadi ketagihan membuat alat peraga. “Saya dan teman-teman berencana akan membuat alat peraga lainnya,” tegasnya.(Dkd)

Pelajari Penampang Sel dari Bola Bekas

Ariftika dan M. Zulfikar memamerkan penampang sel dari bola bekas buatan mereka.

Tapanuli Utara, Sumatera Utara. -Saya bergerak cepat menerapkan hasil pelatihan MBS (manajemen berbasis sekolah) USAID PRIORITAS dan Dinas

Pendidikan Kabupaten Tapanuli Utara, termasuk bersama dengan Ketua Komite Sekolah Bapak Sabar Manalu. Bapak Manalu berprofesi sebagai sopir. Beliau ikut aktif pada pelatihan MBS. Kami segera mengundang seluruh orang tua siswa untuk mengikuti rapat. Rapat tersebut bertujuan untuk menyampaikan rencana kegiatan sekolah. Salah satunya adalah membeli alat-alat pembelajaran dan pengeras suara (sound system).

Rencana ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari seluruh orang tua siswa. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, disepakati setiap siswa untuk mengumpulkan beras yang dibawa setiap minggu. Pengumpulan beras ini diberi nama Beras Jimpitan. Setiap siswa maupun orang tua siswa yang

akan memasak beras setiap hari mengambil segenggam untuk dikumpulkan dan diberikan ke sekolah. Setiap siswa yang membawa hasil

pengumpulan beras setiap minggu menyerahkan kepada guru kelas masing-masing untuk diukur/ditakar. Setelah itu guru kelas menyerahkan kepada bendahara sekolah. Pengumpulan beras ini tidak saja dilakukan siswa, tetapi juga kepala sekolah dan guru.

Kegiatan Beras Jimpitan ini telah berlangsung selama tiga bulan. Setiap minggu rata-rata terkumpul 13 kg beras. Secara total, terkumpul 160 kg beras. Dengan harga beras Rp 7.500/kg, sekolah mendapatkan dana dari hasil pengumpulan beras ini sebesar Rp 1.354.000. Dana yang terkumpul tersebut digunakan untuk membeli alat-alat pembelajaran dan pengeras suara untuk digunakan dalam kegiatan sekolah seperti senam pagi, upacara, atau pertemuan sekolah.

Naomi SitompulKepala SDN 173116 Pansurnapitu, Kec. Siatas Barita, Tapanuli Utara

Beras Jimpitan Mendukung Sekolah

Lembar informasi yang memuat daftar nama siswa, kepala sekolah, dan guru yang menyerahkan Beras Jimpitan sekali dalam seminggu.

Siswa memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah yang sudah selesai dipilah dan siap dijual. Mesin air minum (dispenser) yang dibeli dari hasil pengumpulan sampah dan digunakan siswa di kelas.

Ekpresi Muhamad Arafik, dosen Universitas Negeri Malang (UM), saat memodelkan pembacaan puisi tentang bencana alam pada praktik mengajar di SDN Tanjunganom 2, Kabupaten Nganjuk.

Pak Arafik

Page 18: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Praktik yang Baik PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 19

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Kreativitas Sekolah dalam Kembangkan Budaya Baca

Salah satu kegiatan yang dipromosikan USAID PRIORITAS adalah pengembangan budaya baca di sekolah. USAID

PRIORITAS melatih fasilitator untuk mendorong sekolah mengembangkan budaya baca. Contoh nyata telah muncul di

sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS atau sekolah tempat para fasilitator bertugas. Berikut beberapa contoh yang menarik

untuk diadaptasi.

Cimahi, Jawa Barat - MI Asih Putera mengembangkan program budaya membaca dengan penuh totalitas. Berikut beberapa program budaya baca yang dikembangkan seperti dituturkan Kepala MI Asih Putera Iis Siti Aisyah SS.

Pertukaran Buku. Secara reguler, setiap siswa dengan teman sekelasnya saling bertukar buku yang dimiliki.

Peringatan Hari Buku. Acaranya diisi berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari para siswa dan orang tua, bazar buku, lomba menulis spontan, dan menyelenggarakan talk show yang mengundang penulis terkenal.

Berkunjung ke toko buku. Mengajak siswa berkunjung ke toko buku untuk melihat ragam buku dan

mendapatkan pencerahan tentang pentingnya membaca.

Family Learning Time. Membuat kesepakatan waktu belajar dan membaca dengan keluarga di rumah. Setiap selesai magrib, TV dimatikan dan orang tua mendampingi anaknya membaca, belajar, atau curhat di rumah.

Manfaatkan Perpustakaan dalam Pembelajaran. Perpustakaan menjadi media pembelajaran yang rutin digunakan guru sebagai media pembelajaran. Di setiap kelas tersedia sudut baca. Ada juga program bimbingan membaca bagi siswa yang belum lancar membaca.

Ekskul Wartawan Cilik. Menerbitkan buletin yang memuat tulisan wartawan kecil sebagai program ekstrakurikuler.

Program ini berhasil membuat para siswa memiliki hobi membaca. Seperti disampaikan Sanie Azifah, siswa kelas VI. ”Saya sejak kelas 3 sudah hobi membaca novel, komik, dan buku biografi,” tuturnya.

(Anw)

Selama dua tahun berturut-turut, SMP YP PGRI Makassar berhasil

menjuarai lomba resensi buku tingkat Kota Makassar. Bahkan,

mereka pernah menyabet juara pertama, kedua, keempat, dan semua juara harapan. Mereka

mengalahkan siswa dari SMP/MTs favorit di Makassar. Bagaimana kiat

SMP YP PGRI Makassar meraih prestasi itu?

Makassar, Sulawesi Selatan - Awalnya, animo membaca siswa di sekolah tersebut sangat kurang. Perpustakaan sepi pengunjung. Karena prihatin, Kepala SMP YP PGRI Dra Siti Nasrah membuat kebijakan bahwa semua guru mewajibkan siswa membaca di perpustakaan.

Setelah kebijakan itu berjalan dua semester, belum tampak peningkatan animo membaca siswa secara signifikan. Strategi diubah dengan menambah dua jam pelajaran khusus pengembangan minat baca. Pihak sekolah mengangkat tiga guru pendamping. Mereka bertugas meningkatkan minat baca siswa. Mereka sebelumnya telah memperoleh pelatihan cara membaca aktif dan efektif.

Pada pembelajaran pengembangan minat baca, yang dibaca tidak hanya buku cerita atau ensiklopedi, tetapi juga buku-buku yang terkait langsung dengan mata pelajaran. Untuk itu, guru pendamping memiliki komunikasi intens dengan guru mata pelajaran. Materi yang dipelajari di kelas sering dilanjutkan menjadi bahan diskusi di perpustakaan dengan mengacu pada buku penunjang atau buku pelajaran.

Pada proses pembelajarannya, siswa per rombel dibagi menjadi 6–7 kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 5–6 siswa. Satu kelompok dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok pembanding dan kelompok yang membuat resensi dan berpresentasi. Mereka diminta membaca selama 10–15 menit. Selanjutnya, mereka membuat pertanyaan, menyusun resensi, atau membuat kesimpulan yang harus dipresentasikan.

Kelompok pembanding mengkritisi dan kelompok lainnya ikut mendengar, bertanya atau menanggapi. Dengan kegiatan itu, siswa dapat lebih memahami isi buku. Kegiatan ini juga melatih mereka terbiasa menulis dan mempresentasikan hasil bacaan.

Agar membaca menjadi kebiasaan siswa, para pendamping memberikan tugas membaca dan meresensi buku di rumah. Tugas tersebut wajib dikerjakan bersama orang tua siswa. ”Motivasi terbesar untuk membaca itu datang dari orang tua. Kalau orang tua terus mendorong anak untuk membaca, mereka akan terbiasa membaca,” ujar Bu Nasrah.

Pihaknya menerapkan beberapa strategi untuk mengembangkan budaya baca di sekolahnya.

Pertama, setiap akhir semester diselenggarakan lomba menyusun resensi buku yang melibatkan seluruh kelas. Juaranya mendapatkan hadiah dan sertifikat dari sekolah yang diberikan pada waktu upacara.

Kedua, siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan diberi penghargaan. Pengelola perpustakaan menyediakan buku catatan kunjungan perpustakaan. Buku ini bisa dipakai

untuk mengetahui siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan.

Ketiga, guru bidang studi memberikan nilai tambah bagi siswa yang rajin masuk perpustakaan. Pergi membaca di perpustakaan berpeluang meningkatkan nilai siswa.

Keempat, hasil-hasil karya siswa seperti resensi buku disimpan di perpustakaan dengan dijilid rapi sehingga menambah motivasi siswa untuk terus membaca dan meresensi lagi. Siswa lainnya bisa menjadikannya sebagai sumber belajar.

Kelima, menyediakan sudut baca di setiap kelas untuk memudahkan siswa mendapatkan akses membaca.

Keenam, menambah jumlah buku secara periodik. Misalnya, mewajibkan siswa yang akan lulus menyumbang satu atau dua buku. Dengan cara ini, setiap tahun perpustakaan mendapat tambahan lebih kurang 200 buku. Selain itu, sekolah mengalokasikan dana khusus untuk perpustakaan dan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah.

Ketujuh, menyelenggarakan bazar buku di sekolah yang bekerja sama dengan penerbit buku.

Kedelapan, mengundang perpustakaan keliling daerah untuk datang ke sekolah sehingga dapat dimanfaatkan siswa.

”Saya tergerak untuk membudayakan minat baca ini karena saya meyakini bahwa perintah pertama Tuhan yang datang kepada umat manusia adalah membaca. Iqra! Bacalah! Hal ini menunjukkan betapa urgennya kita menumbuhkan budaya baca kepada siswa,” kata Bu Nasrah. (Ajb)

Langganan Juara Resensi Buku Karena Budaya Baca

Pada pelajaran Pengembangan Minat Baca, siswa dibimbing oleh guru yang sudah dilatih sebelumnya dengan metode membaca aktif. Dari hasil bacaannya, siswa membuat resensi atau kesimpulan secara berkelompok dan mempresentasikan hasilnya untuk dikritisi dan ditanggapi oleh kelompok lain.

Membuat buletin madrasah ASIK (Aku Siswa Islam Kreatif) untuk memfasilitasi penerbitan hasil karya tulis siswa.

Menyediakan sudut baca di setiap kelas dan memanfaatkan perpustakaan sebagai media pembelajaran.

MI Asih Putera Totalitas dalam Kembangkan Budaya Baca

Membuat program bimbingan membaca bagi siswa kelas 1 yang belum lancar membaca.

Memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil membuat karya tulis menarik.

18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

Memperingati hari buku, MI Asih Putera mengisinya dengan berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari para siswa, orang tua, dan guru, bazar buku, lomba menulis spontan, sampai menyelenggarakan talk show yang mengundang penulis cilik untuk memotivasi siswa.

Page 19: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

PRIORITAS - Praktik yang Baik PRIORITAS - Praktik yang Baik

Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014 - 19

PRIORITAS - Praktik yang Baik

Kreativitas Sekolah dalam Kembangkan Budaya Baca

Salah satu kegiatan yang dipromosikan USAID PRIORITAS adalah pengembangan budaya baca di sekolah. USAID

PRIORITAS melatih fasilitator untuk mendorong sekolah mengembangkan budaya baca. Contoh nyata telah muncul di

sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS atau sekolah tempat para fasilitator bertugas. Berikut beberapa contoh yang menarik

untuk diadaptasi.

Cimahi, Jawa Barat - MI Asih Putera mengembangkan program budaya membaca dengan penuh totalitas. Berikut beberapa program budaya baca yang dikembangkan seperti dituturkan Kepala MI Asih Putera Iis Siti Aisyah SS.

Pertukaran Buku. Secara reguler, setiap siswa dengan teman sekelasnya saling bertukar buku yang dimiliki.

Peringatan Hari Buku. Acaranya diisi berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari para siswa dan orang tua, bazar buku, lomba menulis spontan, dan menyelenggarakan talk show yang mengundang penulis terkenal.

Berkunjung ke toko buku. Mengajak siswa berkunjung ke toko buku untuk melihat ragam buku dan

mendapatkan pencerahan tentang pentingnya membaca.

Family Learning Time. Membuat kesepakatan waktu belajar dan membaca dengan keluarga di rumah. Setiap selesai magrib, TV dimatikan dan orang tua mendampingi anaknya membaca, belajar, atau curhat di rumah.

Manfaatkan Perpustakaan dalam Pembelajaran. Perpustakaan menjadi media pembelajaran yang rutin digunakan guru sebagai media pembelajaran. Di setiap kelas tersedia sudut baca. Ada juga program bimbingan membaca bagi siswa yang belum lancar membaca.

Ekskul Wartawan Cilik. Menerbitkan buletin yang memuat tulisan wartawan kecil sebagai program ekstrakurikuler.

Program ini berhasil membuat para siswa memiliki hobi membaca. Seperti disampaikan Sanie Azifah, siswa kelas VI. ”Saya sejak kelas 3 sudah hobi membaca novel, komik, dan buku biografi,” tuturnya.

(Anw)

Selama dua tahun berturut-turut, SMP YP PGRI Makassar berhasil

menjuarai lomba resensi buku tingkat Kota Makassar. Bahkan,

mereka pernah menyabet juara pertama, kedua, keempat, dan semua juara harapan. Mereka

mengalahkan siswa dari SMP/MTs favorit di Makassar. Bagaimana kiat

SMP YP PGRI Makassar meraih prestasi itu?

Makassar, Sulawesi Selatan - Awalnya, animo membaca siswa di sekolah tersebut sangat kurang. Perpustakaan sepi pengunjung. Karena prihatin, Kepala SMP YP PGRI Dra Siti Nasrah membuat kebijakan bahwa semua guru mewajibkan siswa membaca di perpustakaan.

Setelah kebijakan itu berjalan dua semester, belum tampak peningkatan animo membaca siswa secara signifikan. Strategi diubah dengan menambah dua jam pelajaran khusus pengembangan minat baca. Pihak sekolah mengangkat tiga guru pendamping. Mereka bertugas meningkatkan minat baca siswa. Mereka sebelumnya telah memperoleh pelatihan cara membaca aktif dan efektif.

Pada pembelajaran pengembangan minat baca, yang dibaca tidak hanya buku cerita atau ensiklopedi, tetapi juga buku-buku yang terkait langsung dengan mata pelajaran. Untuk itu, guru pendamping memiliki komunikasi intens dengan guru mata pelajaran. Materi yang dipelajari di kelas sering dilanjutkan menjadi bahan diskusi di perpustakaan dengan mengacu pada buku penunjang atau buku pelajaran.

Pada proses pembelajarannya, siswa per rombel dibagi menjadi 6–7 kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 5–6 siswa. Satu kelompok dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok pembanding dan kelompok yang membuat resensi dan berpresentasi. Mereka diminta membaca selama 10–15 menit. Selanjutnya, mereka membuat pertanyaan, menyusun resensi, atau membuat kesimpulan yang harus dipresentasikan.

Kelompok pembanding mengkritisi dan kelompok lainnya ikut mendengar, bertanya atau menanggapi. Dengan kegiatan itu, siswa dapat lebih memahami isi buku. Kegiatan ini juga melatih mereka terbiasa menulis dan mempresentasikan hasil bacaan.

Agar membaca menjadi kebiasaan siswa, para pendamping memberikan tugas membaca dan meresensi buku di rumah. Tugas tersebut wajib dikerjakan bersama orang tua siswa. ”Motivasi terbesar untuk membaca itu datang dari orang tua. Kalau orang tua terus mendorong anak untuk membaca, mereka akan terbiasa membaca,” ujar Bu Nasrah.

Pihaknya menerapkan beberapa strategi untuk mengembangkan budaya baca di sekolahnya.

Pertama, setiap akhir semester diselenggarakan lomba menyusun resensi buku yang melibatkan seluruh kelas. Juaranya mendapatkan hadiah dan sertifikat dari sekolah yang diberikan pada waktu upacara.

Kedua, siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan diberi penghargaan. Pengelola perpustakaan menyediakan buku catatan kunjungan perpustakaan. Buku ini bisa dipakai

untuk mengetahui siswa yang paling sering berkunjung ke perpustakaan.

Ketiga, guru bidang studi memberikan nilai tambah bagi siswa yang rajin masuk perpustakaan. Pergi membaca di perpustakaan berpeluang meningkatkan nilai siswa.

Keempat, hasil-hasil karya siswa seperti resensi buku disimpan di perpustakaan dengan dijilid rapi sehingga menambah motivasi siswa untuk terus membaca dan meresensi lagi. Siswa lainnya bisa menjadikannya sebagai sumber belajar.

Kelima, menyediakan sudut baca di setiap kelas untuk memudahkan siswa mendapatkan akses membaca.

Keenam, menambah jumlah buku secara periodik. Misalnya, mewajibkan siswa yang akan lulus menyumbang satu atau dua buku. Dengan cara ini, setiap tahun perpustakaan mendapat tambahan lebih kurang 200 buku. Selain itu, sekolah mengalokasikan dana khusus untuk perpustakaan dan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah.

Ketujuh, menyelenggarakan bazar buku di sekolah yang bekerja sama dengan penerbit buku.

Kedelapan, mengundang perpustakaan keliling daerah untuk datang ke sekolah sehingga dapat dimanfaatkan siswa.

”Saya tergerak untuk membudayakan minat baca ini karena saya meyakini bahwa perintah pertama Tuhan yang datang kepada umat manusia adalah membaca. Iqra! Bacalah! Hal ini menunjukkan betapa urgennya kita menumbuhkan budaya baca kepada siswa,” kata Bu Nasrah. (Ajb)

Langganan Juara Resensi Buku Karena Budaya Baca

Pada pelajaran Pengembangan Minat Baca, siswa dibimbing oleh guru yang sudah dilatih sebelumnya dengan metode membaca aktif. Dari hasil bacaannya, siswa membuat resensi atau kesimpulan secara berkelompok dan mempresentasikan hasilnya untuk dikritisi dan ditanggapi oleh kelompok lain.

Membuat buletin madrasah ASIK (Aku Siswa Islam Kreatif) untuk memfasilitasi penerbitan hasil karya tulis siswa.

Menyediakan sudut baca di setiap kelas dan memanfaatkan perpustakaan sebagai media pembelajaran.

MI Asih Putera Totalitas dalam Kembangkan Budaya Baca

Membuat program bimbingan membaca bagi siswa kelas 1 yang belum lancar membaca.

Memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil membuat karya tulis menarik.

18 - Prioritas Pendidikan: Edisi 7/April-Juni/2014

Memperingati hari buku, MI Asih Putera mengisinya dengan berbagai kegiatan menarik seperti hibah atau wakaf buku dari para siswa, orang tua, dan guru, bazar buku, lomba menulis spontan, sampai menyelenggarakan talk show yang mengundang penulis cilik untuk memotivasi siswa.

Page 20: ISSN - prioritaspendidikan.org filemengapresiasi program penataan dan pemerataan guru yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Baca berita lainnya di halaman berita dari provinsi. (Kom)

Presentasi Karya Siswa dalam Unjuk Karya Praktik yang Baik

Dendi Juandi (kiri) dan Naswatul Wafa siswa SDN Rajamandakulon 2, Bandung Barat, Jawa Barat menjelaskan cara kerja pembangkit listrik sederhana yang terinspirasi dari PLTA Saguling (28/4).

Ummu Nurul Fitri (kiri), Magfirah Syam, dan Husnul Riska siswa MTs Asadiyyah Putri 1 Wajo, Sulawesi Selatan mempresentasikan pembuatan peta timbul yang dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti bubuk koran, kanji, triplek, dan bahan pewarna (6/3).

Silvanus Kevin Sandro Harita (kiri), Ishak Yediza Daeli, dan Mikhael Agung Wau, siswa SMP Bintang Laut Nias Selatan, Sumatra Utara mempresen-tasikan cara menemukan rumus luas dan keliling lingkaran dari benda-benda yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (18/6).

Feni Rahmatika (memegang periskop), bersama Aldi Firmansyah, Neng Susi, dan Dandy, siswa SDN Bojong 4 Pandeglang, Banten mempresentasi-kan cara pembuatan periskop sederhana untuk mengamati objek dari posisi tersembunyi (16/6).

Ayu Wulandari (kiri) dan Fitri Rahmaningrum siswa SDN Segunung, Jawa Timur peragakan cara kerja alat pendeteksi perubahan suhu (30/4).

USAID PRIORITAS menyelenggarakan unjuk karya praktik yang baik tingkat kabupaten/kota

dan tingkat provinsi. Salah satu kegiatannya memberi kesempatan pada siswa untuk

memamerkan dan mempresentasikan hasil karyanya yang dikembangkan dari proses

pembelajaran aktif. Berikut gambaran beberapa karya siswa yang dipresentasikan.

Alhuda Saina (kanan) dan

Rosnita siswa MIN Teunom, Aceh sedang

memperagakan cara kerja alat

pendeteksi banjir buatannya

(19/6).

Diana Riskiyani (kiri) dan Nurul Akmal, siswa MI Islamiyah Sojomerto Batang, Jawa Tengah menguji coba kandungan protein yang ada dalam telur (13/3).