UROLITIASIS

13
 UROLITIASIS A. Definisi 1  Urolitiasis adalah pembentukan batu di dalam saluran kemih. Kristal-kristal urin membentuk nidus, yang kemudian berkembang menjadi kalkulus (batu). Kalkulus (batu) ini bisa asimtomatik atau obstruktif, atau bisa juga menjadi sumber infeksi sekunder.  B. Epidemiologi  Urolitiasis lebih sering pada laki-laki usia 40-50 tahun. Perbandingan insiden urolitiasis antara laki-laki dan perempuan yaitu 2:1. 1  Penelitian akademik memberi kesan seakan-akan penyakit batu mempunyai hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan pembandingan data penyakit batu saluran kemih di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa negara yang mulai berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di kalangan anak. Di negara yang sedang berkembang, insidensi batu saluran kemih relatif rendah, baik batu saluran kemih bagian bawah maupun dari batu saluran kemih bagian atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu saluran kemih bagian atas, terutama di kalangan dewasa. Pada suku bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih sangat jarang, misalnya suku Bantu di Afrika Selatan. Berbeda dengan Eropa, di negara berkembang, penyakit batu kandung kemih seperti ini masih ditemukan hingga saat inni, misalnya di Indonesia, Thailand, India, Kamboja, dan Mesir. Karena ditemukan secara endemik, penyakit batu kandung kemih ini disebut batu endemik atau batu primer karena terbentuk langsung di dalam kandung kemih tnapa sebab yang jelas. Batu kandung kemih dapat juga terbentuk pada usia lanjut yang disebut batu sekunder karena terjadi sebagai akibat adanya ganggua n aliran air kemih, misalnya karena hipertrofi prostat. 2 C. Etiologi 1  Urolitiasis dapat disebabkan oleh: 1. Kalsium oksalat dan/atau batu fosfat (80%) o Hiperkalsiuria idiopatik o Hiperkalsemia:

Transcript of UROLITIASIS

Page 1: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 1/13

 

UROLITIASIS

A.  Definisi1

 

Urolitiasis adalah pembentukan batu di dalam saluran kemih. Kristal-kristal urin

membentuk nidus, yang kemudian berkembang menjadi kalkulus (batu). Kalkulus (batu)

ini bisa asimtomatik atau obstruktif, atau bisa juga menjadi sumber infeksi sekunder. 

B.  Epidemiologi 

Urolitiasis lebih sering pada laki-laki usia 40-50 tahun. Perbandingan insiden

urolitiasis antara laki-laki dan perempuan yaitu 2:1.

1

 Penelitian akademik memberi kesan seakan-akan penyakit batu mempunyai

hubungan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan berubah sesuai dengan

perkembangan kehidupan suatu bangsa. Berdasarkan pembandingan data penyakit batu

saluran kemih di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa negara yang mulai

berkembang terdapat banyak batu saluran kemih bagian bawah, terutama terdapat di

kalangan anak. Di negara yang sedang berkembang, insidensi batu saluran kemih relatif 

rendah, baik batu saluran kemih bagian bawah maupun dari batu saluran kemih bagian

atas. Di negara yang telah berkembang, terdapat banyak batu saluran kemih bagian atas,

terutama di kalangan dewasa. Pada suku bangsa tertentu, penyakit batu saluran kemih

sangat jarang, misalnya suku Bantu di Afrika Selatan. Berbeda dengan Eropa, di negara

berkembang, penyakit batu kandung kemih seperti ini masih ditemukan hingga saat inni,

misalnya di Indonesia, Thailand, India, Kamboja, dan Mesir. Karena ditemukan secara

endemik, penyakit batu kandung kemih ini disebut batu endemik atau batu primer karena

terbentuk langsung di dalam kandung kemih tnapa sebab yang jelas. Batu kandung kemih

dapat juga terbentuk pada usia lanjut yang disebut batu sekunder karena terjadi sebagai

akibat adanya gangguan aliran air kemih, misalnya karena hipertrofi prostat.2

C.  Etiologi1 

Urolitiasis dapat disebabkan oleh:

1.  Kalsium oksalat dan/atau batu fosfat (80%)

o  Hiperkalsiuria idiopatik 

o  Hiperkalsemia:

Page 2: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 2/13

 

   Hyperparathyroidism. 

  Sarkoidosis 

   Malignancy 

  Pagets diseaseMultiple myeloma 

o  Hiperoxaluria

o  Hiperurisemia

o  Hypocitraturia

2.  Batu asam urat (10-15%)

3.  Batu struvit (5-10%)

4.  Batu sistin (<1%)

5.  Batu kandung kemih, dapat disebabkan oleh:

o  Pengosongan kandung kemih yang inadekuat pada orang dewasa.

o  Pada anak-anak, biasanya karena malnutrisi.

D.  Patofisiologi3 

Zat pembentuk konkremen dapat mengendap di urin jika ambang kelarutannya

terlampaui. Pada rentang yang disebut rentang metastabil, pembentukan Kristal mungkin

tidak terjadi sama sekali atau hanya berjalan dengan sangat lambat, meskipun larutan

sangat jenuh. Namun, jika konsentrasinya meningkat melebihi rentang metastabil, terjad

kristalisasi. Pelarutan kristal yang telah terbentuk hanya dapat terjadi dengan penurunan

konsentrasi di bawah rentang metastabil ini.

Beberapa zat bisa terdapat di dalam satu batu karena kristal yang telah terbentuk 

sebelumnya berperan sebagai inti kristalisasi dan memudahkan pengendapan bagi zat

metastabil telarut lainnya. Beberapa zat tertentu pembentuk kompoleks, seperti sitrat,

pirofosfat dan fosfat (asam) dapat mengikat Ca2+

dan dengan penurunan konsentrasi Ca2+

 

dapat mencegah pengendapan kalsium fosfat dan kalsium oksalat.

Penyebab Pembentukan Batu

Peningkatan konsentrasi zat pembentuk batu dapat merupakan akibat dari faktor-

faktor prerenal, renal, dan pascarenal. Penyebab prarenal mengakibatkan meningkatnya

filtrasi dan ekskresi zat penghasil batu dengan peningkatan konsentrasi di dalam plasma.

Jadi hiperkalsiuria dan fosfaturia prarenal terjadi akibat meningkatnya absorpsi di usus

dan mobilisasi dari tulang, contohnya jika terdapat kelebihan PTH atau kalsitriol.

Hiperkalsemia dapat disebabkan oleh kelainan metabolic pada pemecahan asam amino

Page 3: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 3/13

 

atau melalui peningkatan absorpsi di usus. Hiperurisemia terjadi akibat suplai yang

berlebih, sintesis baru yang meningkat, atau meningkatnya pemecahan purin. Batu xantin

dapat terjadi jika pembentukan purin sangat tinggi dan perubahan xantin menjadi asam

urat dihambat. Namun xantin lebih jarang ditemukan.

Gangguan reabsorpsi ginjal merupakan penyebab sering dari peningkatan ekskresi

ginjal pada hiperkalsiuria dan merupakan penyebab tetap pada sistinuria. Konsentrasi

kalsium dalam darah kemudian dipertahankan melalui absorpsi di usus dan mobilisasi

tulang, sementara konsentrasi sistin dipertahankan dengan mengurangi pemecahanya.

Pelepasan ADH (pada volume yang berkurang, stress, dll) menyebabkan

peningkatan konsentrasi zat pembentuk batu melalui peningkatan konsentrasi urin.

Kelarutan beberapa zat bergantung pada PH urin. Fosfat mudah larut dalam urin yang

asam, tapi sukar larut pada urin yang alkalis. Jadi, batu fosfat biasanya hanya ditemukan

pada urin yang alkalis. Sebaliknya, asam urat lebih mudah larut jika terdisosiasi dari pada

yang tidak terdisosiasi, dan batu asam urat lebih cepat terbentuk pada urin yang asam.

Jiika pembentukan NH3 berkurang urin harus lebih asamuntuk dapat mengeluarkan asam

dan hal ini meningkatkan pembentukan batu garam asam urat. Faktor lain yang juga

penting adalahberapa lama sebenarnya kristal yang telah terbentuk tetap berada dalam

urin yang sangat jenuh. Lama waktu bergantung pada diuresis dan kondisi aliran dari

saluran kemih bagian bawah, misalnya dapat menyebabkan kristal menjadi terperangkap

(penyebab pascarenal).

Akibat urolitiasis adalah penyumbatan pada saluran kemih bagian bawah. Selain

itu, peregangan pada otot ureter menyebabkan kontraksi yang sangat nyeri (kolik ginjal).

Aliran yang tersumbat menyebabkan dilatasi ureter dan hidronefrosis dengan penghentian

ekskresi. Bahkan setelah batu diangkat, kerusakan ginjal dapat bersifat menetap.

Sumbatan pada slauran kemih, juga menigkatkan pertumbuhan kuman (infeksi saluran

kemih; pielonefritis. Kuman pemecah urea menbentuk NH3 dari urea sehingga membuat

urin menjadi alkalis. Hal ini pada gilirannya membentuk lingkaran setan, yang

mendorong pembentukan batu fosfat. Bahkan tanpa kolonisasi bakteri, pengendapan asam

urat di dalam ginjal (gouty kidney) atau garam kalsium (nefrokalsinosis) dapat

menyebabkan peradangan dan kerusakan ginjal.

Page 4: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 4/13

 

 

Gambar 1. Patofisiologi Urolitiasis*1

1Dikutip dari kepustakaan no. 3

Page 5: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 5/13

 

E.  GAMBARAN KLINIS

Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya

dan morfologinya. Walaupun demikian, penyakit ini mempunyai tanda umum, yaitu

hematuria baik hematuria nyata maupun mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi

saluran kemih, dapat juga ditemukan kelainan endapan urin, bahkan mungkin demam

atau tanda sistemik lain.2 

Secara umum terdapat nyeri (renal colic). Batu distal bisa menyebabkan nyeri alih

pada labia, meatus penis, atat testis. Hamaturia terjadi pada 95% pasien. Gejala-gejala

nonspesifik seperti nausea, muntah, takikardi, diaforesis. Demamderajat rendah tanpa

infeksi, namun bila terjadi infeksi bisa mengalami demam tinggi.1

1.  Batu Pelvis Ginjal

Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya

menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan

pelviokaliks sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya terdapat

di suatu kaliks. Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan

gejala berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat dari obstruksi

aliran kemih dan infeksi.

Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau nyeri

yang terus menerus dan hebat karena adanya pionefrosis. Pada pemeriksaan fisik 

mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin terabanya ginjal yang

membesar akibat adanya hidrnefrosis. Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada

daerah arkus kosta padasisi ginjal yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi,

batu ginjal yang terleta di pelvis dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis,

sedangka batu kaliks pada umumnya tidak memberikan kelainan fisik.

2.  Batu Ureter

Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang

memungkinkan batu ereter terhenti. Karena peristalsis, akan terjadi gejala kolik yakni

nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntahdengan

nyeri alih khas. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama itu kolik 

akan berulang-ulang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan pada air kemih

untuk lewat.

Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian

keluar bersama kemih. Batu ureter juga bias sampai ke kandung kemih dan kemudian

berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di

Page 6: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 6/13

 

ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang

mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan

kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan dari kelainan yang terjadi

dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa pielonefritis sehingga menimbulkan

gambaran infeksi umum.

3.  Batu Kandung Kemih

Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung kemih,

aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes disertai

dengan nyeri. Pada anak, nyeri menyebabkan anak yang bersangkutan menarik 

penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak panjang. Bila pada saat sakit

tersebut penderita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat keluar karena letak 

batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang sekunder, selain nyeri

sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap suprapubik.

4.  Batu Prostat

Pada umumnya batu prostat juga berasal dari kemih yang secara retrograde

terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap, yang akhirnya menjadi batu yang

kecil. Pada umumnya batu ini tidak memberikan gejala sama sekali Karena tiak 

menyebabkan gangguan pasase kemih.

5.  Batu Uretra

Batu uretra umunya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung

kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkul di

tempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah pars prostatika,

bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa navikular. Bukan tidak mungkin dapat

ditemukan di tempat lain. Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi tiba-tiba terhenti,

menjadi menetes dan nyeri. Penyulitnya dapat berupa terjadinya divertikulum, abses,

fistel proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.2

F.  DIAGNOSIS

Selain pemeriksaan melalui anamnesis dan jasmani untuk menegakkan diagnosis,

penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan

penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi

dan gangguan faal ginjal.

1.  Pemeriksaan Radiologi2 

Page 7: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 7/13

 

Secara radiologik, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini

berbeda untuk berbagai jenis batu sehungga dari sifat ini dapat diduga jenis batu yang

dihadapi. Yang radiolusen umumnya adalah dari jenis asam urat murni. Pada yang

radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga adanya batu

saluran kemih bila diambil foto dua arah. Pada keadaan yang istimewa tidak jarang

batu terlertak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari pengamatan. Oleh

karena itu, foto polos sering ditambah dengan foto pielografi interna.

Pada batu yang radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan

terdapatnya defek pengisian pada tempat batu sehingga memberi gambaran pada

daerah batu yang kosong. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang yang

mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal

seperti ini, perlu dilanjutkan dengan pielografi retrograd yang dilaksanakan

pemasangan kateter ureter melalui sistoskop pada ureter ginjal yang tidak dapat

berfungsi untuk memasukkan kontras.

Pemeriksaan renogram berguna untuk menentukan faal kedua ginjal secara

terpisah pada batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini

dipakai untuk memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai

dasar untuk melakukan tindak bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan

ultrasonografi dapat untuk melihat semua jenis batu, baik yang radiolusen maupun

radioopak. Selain itu, dapat ditentukan ruang dan saluran kemih. Pemeriksaan ini juga

dapat dipakai untuk menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah

tertinggalnya batu.

2.  Pemeriksaan Laboratorium1,2

 

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih yang

dapat menunjang adanya batu di saluran kemih. Menentukan fungsi ginjal, dan

menentukan sebab terjadinya batu. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan

yaitu:

a)  Urinalisis untuk sel darah merah, leukosit, nitrat, pH (urin asam <5,5 dihubungkan

dengan batu asam urat, alkalin >7,0 dihubungkan dengan batu struvit).

b)  Darah: FBC, urea, kreatinin, elektrolit, kalsium, dan urat.

c)  Kultur darah jika dicurigai sepsis.

d)  Hormon paratiroid jika kadar kalsium meningkat.

Page 8: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 8/13

 

G.  DIAGNOSIS BANDING

Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut dengan

demam. Oleh karena itu, jika dicurigai terjadi kolik ureter maupun ginjal. Khususnya

yang kanan, perlu dipertimbangkan kemungkinan kolik saluran cerna, kandung empedu,

atau apendisitis akut. Selain itu, pada perempuan perlu juga dipertimbangkan

kemungkinan adneksitis.

Bila terjadi hematuria, perlu dipertimbangkan kemungkinan keganasan apalagi

bila hematuria terjadi tanpa nyeri. Selain itu, perlu juga diingat bahwa batu saluran kemih

yang bertahu-tahun dapat menyebabkan terjadinya tumor yang umumnya karsinoma

epidermoid, akibat rangsangan dan inflamasi.

Khusus untuk batu ginjal dengan hidronefrosis, perlu dipertimbangkan

kemungkinan tumor ginjal mulai dari jenis ginjal polikistik hingga tumor Grawitz. Pada

batu ureter, terutama dari jenis yang radiolusen, apalagi bila disertai dengan hematura

yang tidak disertai dengan kolik, perlu dipertimbangkan kemungkinan tumor ureter

walaupun tumor ini jarang ditemukan.

Dugaan batu kandung kemih juga perlu dipertimbang dengan kemungkinan tumor

kandung kemih, terutama bila batu yang terdapat dari jenis radiolusen. Batu pristan

biasanya tidak sukar didiagnosis karena gambaran radiologiknya yang khas, yang kecil

seperti kumpulan pasir di daerah prostat. Akan tetapi, pemeriksaan colok dubur dapat

member kesan adanya keganasan, terutama bila terdapat batu yang cukup banyak 

sehingga teraba seperti karsinoma prostat. Dalam keadaan yang tidak pasti seperti itu

perlu dilakukan biopsi prostat.2 

Diagnosis banding yang lain yaitu ruptured aortic aneurysm, pyelonefritis,

pyonefrosis, abses perinefrik, kehamilan ektopik, dan salpingitis.1

H.  KOMPLIKASI 2

Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi

yang berkepanjangan pada urotelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan

yang sering berupa karsinoma epidermoid. Sebagai akibat obstruksi, khususnya di ginjal

atau ureter dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa

pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila terjadi pada

kedua ginjal, akan timbul uremia karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga

terjadi akibat batu kandung kemih, lenih-lebih bila batu tersebut membesar sehinggga

  juga mengganggu aliran kemih dari kedua orifisium ureter. Khusus pada batu uretra,

Page 9: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 9/13

 

dapat terjadi divertikulum uretra. Bila obstruksi berlangsung lama, dapat terjadi

ekstravasasi kemih dan terbentuklah fistula yang terletak proksimal dari batu ureter.

I.  TATA LAKSANA

Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tuntas sehingga bukan hanya

mengeluarkan batu saja, tetapi harus disertai dengan terapi penyembuhan penyakit batu

atau paling sedikit disertai dengan terapi pencegahan. Hal ini karena batu sendiri hanya

merupakan gejala penyakit batu sehingga pengeluaran batu dengan cara apapun bukanlah

merupakan terapi yang sempurna. Selanjutnya, perlu juga diketahui bahwa pengeluaran

batu baru diperlukan bila batu menyebabkan gangguan pada saluran kemih. Bila batu

ternyata tidak memberi gangguan fungsi ginjal, batu tersebut tidak perlu diangkat, apalagi

mislanya pada batu ureter diharapkan batu dapat keluar sendiri.

1.  Terapi medis dan simtomatik 

Terapi medis batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau melarutkan

batu. Pengobatan simtomatik mengusahakan agar nyeri, khususnya kolik, yang terjadi

menghilang dengan simpatolitik.2 

Analgesik yang dapat diberikan adalah kombinasi NSAIDs (indomethacin

suppository 100 mg) dan acetaminophen-codeine oral. Jika analgesik di atas tidak 

berhasil, diberikan narkotik parenteral untuk mengontrol nyeri (morphine 5-10 mg IV

or IM q4h). Antiemetik jika diperlukan atau profilaksis dengan narkotik parenteral.

Jika pasien mengalami sepsis diberikan antibiotik dan setelah kultur urin dan darah

diambil.1

Selain itu, terutama untuk batu ureter yang dapat diharapkan keluar dengan

sendirinya. Dapat diberikan minum berlebihan disertai diuretik. Dengan produksi air

kemih yang lebih banyak diharapkan dapat mendorong dan mengeluarkan batu. Batu

ureter ini ialah batu yang tidak mengganggu saluran kemih, termasuk ginjal dan

ukurannya kurang dari setengah sentimeter.

2.  Pelarutan

Jenis batu yang memang dapat dilarutkan adalah dari jenis batu asam urat.

Batu ini hanya terjadi pada keadaan pH air kemih yang asam (pH 6,2) sehingga

dengan pemberian bikarbonas natrikus disertai dengan makanan alkalis, batu asam

urat dapat diharapkan larut. Lebih baik bila dibantu dengan usaha menurunkan kadar

asam urat air kemih dan darah dengan bantuan alopurinol.

Page 10: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 10/13

 

Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah pembesarannya bila

diberikan pengobatan dengan pengasaman kemih dan pemberian antiurease. Bila

terdapat kuman harus dibasmi. Akan tetapi, infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi

karena kuman berada di dalam abtu yang tidak pernah dapat dicapai oleh antibiotik.

Solutin G merupakan obat yang dapat diberikan langsung ke batu di kandung

kemih, tetapi biasanya pelaksanaannya sukar. Selain solutin G, juga dipakai obat

hemiasidrin untuk batu di ginjal dengan cara irigasi, tetapi hasilnya kurang

memuaskan, kecuali untuk batu-sisa pascabedah yang dapat diberikan melalui

nefrostomi yang terpasang. Kemungkinan penyulit dengan pengobatan seperti ini

adalah intoksikasi atau infeksi yang lebih berat.

3.  Litotripsi2 

Pemecahan batu atau litotripsi telah mulai dilakukan sejak lama dengan cara

buta, tetapi dengan kemajuan teknik endoskopi dapat dilakukan dengan cara lihat

langsung. Untuk batu kandung kemih, batu dipecahkan memakai litotriptor secara

mekanis melalui sitoskop atau dengan memakai gelombang elektrohidrolik atau

ultrasonik. Untuk batu ureter, digunakan ureteroskop dan batu dapat dihancurkan

memakai gelombang ultrasonik, ultrahidrolik, atau siar laser. Untuk batu ginjal,

litotripsi dilakukan dengan batuan nefroskopi perkutan untuk membawa transduser

melalui sonde ke batu yang ada di ginjal. Cara ini disebut nefrolototripsi perkutan.

Makin sering dipakai gelombang kejut luar-tubuh (ESWL =  Extracorporeal

Shock Wave Lithotripsy) yang dapat memecahkan batu tanpa perlukaan di tubuh sama

sekali. Gelombang kejut dialirkan ke tubuh dan dipusatkan ke batu yang akan

dipecahkan. Batu akan hancur berkeping-keping dan keluar bersama kemih.

Litropsi gelombang kejut luar-tubuh dilakukan tanpa tindak bedah apapun.

Kadang diperlukan tindakan tambahan berupa pemasangan kateter atau dalam

keadaan yang sangat istimewa dibutuhkan bantuan nefrostomi perkutan.

Pada hakikatnya, litotripsi gelombang kejut dapat dilakukan pada setiap batu,

tetapi sebaiknya tindakan dilakukan dalam tahapan untuk mengeluarkan semua batu.

Akan tetapi, bila terdapat kelainan saluran kemih, misalnya stenosis yang akan

menghalangi keluarnya batu yang telah dipecahkan, tindakan dengan ESWL tidak 

akan bermanfaat.

Batu dapat dipastikan letaknya dengan batuan sinar Rontgen atau

ultrasonografi yang terdapat pada setiap jenis alat ESWL. Betapapun disebutkan

bahwa dengan ESWL batu dapat dipecahkan menjadi bagian yang lebih kecil dari 2

Page 11: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 11/13

 

mm, belum tentu pascatindakan semua batu akan pecah hingga ukuran yang

dikehendaki. Selain itu, batu yang telah dipecahkan membutuhkan waktu untuk keluar

semua. Walaupun dinyatakan bahwa gelombang kejut yang dipergunakan tidak akan

merusak jaringan ginjal secara permanen, karusakan yang ada perlu diawasi baik dari

segi kemungkinan terjadinya infeksi atau kerusakan yang dapat mengakibatkan gejala

sisa.

4.  Pembedahan2 

Terapi bedah digunakan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang

kejut, atau bila cara nonbedah tidak berhasil. Walaupun demikian sudah barang tentu

untuk menentukan tindakan bedah bila terdapat hidrokaliks. Batu sering harus

dikeluarkan melalui nefrolitotomi yang tidak gampang karena batu biasanya

tersembunyi di dalam kaliks.

Batu pelvis juga perlu dibedah bila menyebabkan hidronefrosis, infeksi, atau

menyebabkan nyeri yang hebat. Padad umunya, batu pelvis terlebih lagi yang

berbentuk tanduk rusa amat mungkin menyebabkan kerusakan ginjal. Operasi batu

pielum yang sederhana disebut pielolitotomi sedang untuk bentuk tanduk rusak 

dengan pielototomi yang diperluas.

Bila batu ureter ukuran 0,4 cm terdapat pada bagian sepertiga proksimal

ureter, 80% batu akan keluar secara spontan, sedangkan bila terdapat pada bagian

sepertiga distal, kemungkinan keluar spontan 90%. Patokan ini hanya dipakai bila

batu tidak menyebabkan gangguan dan komplikasi. Tidak jarang batu dengan ukuran

0,4 cm dapat juga menyebabkan gangguan yang dapat mengnacam fungsi ginjal atau

sebaliknya, batu dengan ukuran lebih dari 1 cm tidak menyebabkan gangguan sama

sekali dan bahkan keluar secara spontan. Oleh karena itu, uterolitotomi selalu

didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri yang sangat tidak tertahankan penderita,

dan penanganan medis tidak berhasil.

Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat

sehingga perlu dilakukan tindakan pengeluarannya. Litotripor hanya dapat

memecahkan baatu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah. Batu di atas ukuran ini dapat

ditangani dengan gelombang kejut atau sistolitotomi melalui sayatan Pfannenstiel.

Tidak jarang batu uretra yang ukurannya < 1 cm dapat keluar sendiri atau

dengan bantuan pemasangan kateter uretra selama 3 hari; batu akan terbawa keluar

dengan aliran air kemih yang pertama. Batu uretra harus dikeluarkan melalui tindakan

Page 12: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 12/13

 

uretratomi eksterna. Komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibat operasi ini adalah

striktur uretra. Batu prostat pada umumnya tidak membutuhkan tindakan bedah.2

J.  PENCEGAHAN2 

Untuk mencegah pembentukan kristal fosfat amonium magnesium, semua

batu yang ada dalam saluran kemih harus dihilangkan karena kuman B. proteus bukan

saja berada dalam kemih, tetapi terdapat juga di dalam yang tidak pernah dapat

dicapai antibiotik. Oleh karena itu, untuk batu struvit mutlak harus dicegah adanya

batu residu agar infeksi dapat dibasmi sempurna. Selain itu, rekonstruksi anatomi

saluran kemih amat penting karena infeksi rekurens antara lain disebabkan aliran air

kemih yang tidak sempurna.

Kristalisasi asam urat dangat tergantung pada pH kemih. Bila pH kemih selalu

di atas 6,2, tidak akan terbentuk kristal asam urat. Pencegahan pengeluaran asam urat

ke saluran kemih dapat dilakukan diet dan pada penyakit dengan asam urat yang

tinggi dalam serum, dapat diberikan alopurinol.

K.  PROGNOSIS1 

Pasase batu secara spontan tergantung pada lokasi batu (proksimal vs. distal)

dan ukuran batu (<5 mm 90% lolos, >8 mm 10% lolos). 50% pasien pada usia 10

tahun dapat mengalami kekambuhan batu.

Page 13: UROLITIASIS

5/15/2018 UROLITIASIS - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/urolitiasis-55ab4e165faec 13/13

 

REFERENSI

1.  Urolithiasis. Blatt AH. In: Domino FJ, editor. The 5-Minute Clinical Consult 2008. 16th

Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008. Page. 1332.

2.  Urolitiasis. Dalam: Sjamsuhidayat R, de Jong W, editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.

Jakarta: EGC; 2004. Hal. 756-63.

3.  Urolithiasis. In: Silbernagl S, Lang F, editors. Color Atlas of Pathophysiology. New

York: Thieme; 2000. Page. 120-21.