tugas urolitiasis

28
MASALAH GANGGUAN BATU DI SALURAN TRAKTUS URINARIUS Disusun Oleh : Nama : Galih Nugraha Nim : 04121401078 PDU NON REGULER 2012 Dosen Pembimbing : dr. Safyudin, M. Biomed 1

Transcript of tugas urolitiasis

Page 1: tugas urolitiasis

MASALAH GANGGUAN BATU DI SALURAN

TRAKTUS URINARIUS

Disusun Oleh :

Nama : Galih Nugraha

Nim : 04121401078

PDU NON REGULER 2012

Dosen Pembimbing :

dr. Safyudin, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN

PENDIDIKAN DOKTER UMUM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2013

1

Page 2: tugas urolitiasis

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan

Yang Maha Kuasa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya lah kami dapat

menyusun makalah gangguan batu di saluran traktus urinarius ini sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas blok biokimia yang merupakan

bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Sriwijaya.

Kami mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada Tuhan Yang

Maha Kuasa, orang tua, dosen pembimbing, dr. Safyudin, M. Biomed yang telah

mendukung baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.

Peribahasa menyatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Kami

mengakui dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena

itu, kami memohon maaf dan mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah kami di kesempatan mendatang. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

Palembang, 2013

Tim Penyusun

2

Page 3: tugas urolitiasis

Daftar Isi :

1. Pendahuluan.......................................................................................... 4

2. Pembahasan :

- Definisi......................................................................................... 4

- Klasifikasi..................................................................................... 4

- Manifestasi klinik.......................................................................... 7

- Patofisiologi.................................................................................. 8

- Penatalaksanaan Medis...............................................................15

3. Penutup :

- Kesimpulan...................................................................................18

4. Daftar Pustaka.........................................................................................19

5. Catatan....................................................................................................20

3

Page 4: tugas urolitiasis

i. Pendahuluan

Berbagai macam gangguan dapat terjadi pada saluran traktus urinarius.

Selain dikarenakan oleh infeksi dan kelainan anatomis, gangguan dapat pula terjadi

akibat terdapat batu di saluran traktus urinarius (urotiliasis). Di Indonesia penyakit

batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien di klinik

urologi. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia belum

dapat ditetapkan secara pasti. Urolitiasis lebih sering menimbulkan gejala pada laki-

laki daripada perempuan. Pada penyakit ini telah lama ditemukan adanya

kecenderungan familial.

Komposisi batu pada saluran kemih pada umumnya sebagian besar terdiri

dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat.

Sedangkan sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.

Faktor-faktor yang menjadi presdiposisi terjadinya batu saluran kemih adalah

hiperkalsiuria, pengeluaran pirofosfat di dalam urin atau natrium dan magnesium.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan batu di saluran kemih

antara lain letak batu, ukuran batu, adanya komplikasi ( obstruksi, infeksi, gangguan

yang ditimbulkan ) dan komposisi batu. Hal inilah yang akan menentukan berbagai

macam bentuk penanganan yang akan dilakukan.

ii. Pembahasan

ii.1 Definisi

Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah suatu kelainan dimana terdapat batu

pada saluran traktus urinarius yang bersifat idopatik yang dapat menimbulkan

kelainan dan infeksi sistem kemih.

ii.2 Klasifikasi

4

Page 5: tugas urolitiasis

Terdapat 2 macam pengklasifikasian dalam masalah urolitiasis, yaitu

pengklasifikasian berdasarkan jenis-jenis batu dan tempat terjadinya pembentukan

batu pada urolitiasis.

- Pengklasifikasian berdasarkan jenis batu :

1)    Batu kalsium

            Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70-80 % dari seluruh

batu saluran kemih. Kandungan batu ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat,

atau campuran dari kedua unsur itu.

Faktor terjadinya batu kalsium :

Faktor tejadinya batu kalsium adalah:

a)    Hiperkasiuria yaitu Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat

terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif),

gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal)

dan adanya peningkatan resorpsi tulang (hiperkalsiuria resoptif) seperti pada

hiperparatiridisme primer atau tumor paratiroid.

b)    Hiperoksaluria yaitu ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak

dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya

oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, coklat, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau

terutama bayam.

c)    Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat

dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu

kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi makanan

kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

d)    Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium

sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan

hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi

atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.

5

Page 6: tugas urolitiasis

2)    Batu struvit

Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini

disebabkan oleh adanya  infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah

kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim

urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi

amoniak.

3)    Batu asam urat

            Batu asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh batu saluran kemih. Diantara

75-80 % batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan

campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-

pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang dapat menyebabkan

penyakit antikanker, dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya

adalah sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet

tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendappatkan penyakit

ini.

4)    Batu jenis lain

            Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang

dijumpai. Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin, yaitu kelainan

dalam absorbsi sistin di mukosa usus. Demikian batu xanthin terbentuk karena

penyakit bawaan berupa defisiensi enzim

- Pengklasifikasian berdasarkan tempat terjadinya batu :

1. Batu Ureter :

Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik

ginjal, yang turun ke ureter. Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter yang

biasanya menjadi tempat berhentinya batu yang turun dari kalik yaitu ureteropelvic

junction (UPJ), persilangan ureter dengan vasa iliaka, dan muara ureter di dinding

6

Page 7: tugas urolitiasis

buli. Komposisi batu ureter sama dengan komposisi batu saluran kencing pada

umumnya.

2. Batu Ginjal

Batu ginjal pada umumnya menempati lebih dari satu collecting system, yaitu

batu pielum yang berekstensi ke satu atau lebih kaliks. Terdapat 2 macam istilah

dalam batu ginjal, Istilah batu ginjal staghorn parsial digunakan jika batu menempati

sebagian cabang collecting system, sedangkan istilah batu ginjal staghorn komplit

digunakan batu jika menempati seluruh collecting system.

Komposisi tersering batu cetak ginjal adalah kombinasi magnesium amonium

fosfat (struvit) dan/ atau kalsium karbonat apatit. Komposisi lain dapat berupa sistin

dan asam urat, sedangkan kalsium oksalat dan batu fosfat jarang dijumpai. Batu

ginjal yang tidak ditangani akan mengakibatkan kerusakan ginjal dan atau sepsis

yang dapat mengancam jiwa pengangkatan seluruh batu merupakan tujuan utama

untuk mengeradikasi organisme penyebab, mengatasi obstruksi, mencegah

pertumbuhan batu lebih lanjut dan infeksi yang menyertainya serta preservasi fungsi

ginjal.

3. Batu pada Kandung Kemih

Batu kandung kemih adalah batu urolitiasis yang terdapat pada kandung kemih

(vesica urinaria). Beberapa faktor risiko terjadinya batu kandung kemih : obstruksi

infravesika, neurogenic bladder, infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria),

adanya benda asing,serta divertikel kandung kemih.

4. Batu Uretra

Pada umumnya batu uretra berasal dari batu kandung kemih yang turun ke

uretra. Sangat jarang batu uretra primer kecuali pada keadaan stasis urin yang

kronis dan infeksi seperti pada striktur uretra atau divertikel uretra. Insidensi

terjadinya batu uretra hanya 1% dari keseluruhan kasus batu saluran kemih.

Komposisi batu uretra tidak berbeda dengan batu kandung kemih. Dua pertiga

batu uretra terletak di uretra posterior dan sisanya di uretra anterior. Keluhan

bervariasi dari tidak bergejala, disuria, aliran mengecil atau retensi urin.

7

Page 8: tugas urolitiasis

ii.3 Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala urolitiasis, antara lain:

1. Nyeri

Tergantung dari letak batu

2. Demam

Demam ialah tanda adanya kuman yang beredar di dalam darah. selain

demam adalah jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan

pelebaran pembuluh darah di kulit. Demam akibat obstruksi saluran kemih

memerlukan dekompresi secepatnya

3. Hematuria dan Kristaluria

Hematuria adalah adanya darah yang keluar bersama urin. Kristaluria

adalah urin yang disertai dengan pasir atau batu.

4. Nausea dan Vomiting

Obstruksi saluran kemih bagian atas sering menimbulkan mual dan

muntah.

5. Pembengkakkan daerah punggung bawah

Penyumbatan saluran kemih bagian atas yang akut ditandai rasa sakit

punggung bagian bawah.

6. Infeksi

Ditandai gejala menggigil, demam, nyeri pinggang, nausea serta muntah

dan disuria. Secara umum infeksi pada batu struvit (batu infeksi)

berhubungan dengan infeksi dari Proteus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella

sp

ii.4 Patofisilogi

Batu saluran kemih merupakan hasil dari beberapa gangguan metabolisme,

meskipun belum diketahui secara pasti mekanismenya. Namun beberapa teori

menyebutkan diantaranya teori inti matriks, teori supersaturasi, teori presipitasi-

kristalisasi, teori berkurangnya faktor penghambat. Setiap orang mensekresi kristal

lewat urine setiap waktu, namun hanya kurang dari 10 % yang membentuk batu.

Supersaturasi filtrat diduga sebagai faktor utama terbentuknya batu, sedangkan

8

Page 9: tugas urolitiasis

faktor lain yang dapat membantu yaitu keasaman dan kebasaan batu, stasis urine,

konsentrasi urine, substansi lain dalam urine (seperti : pyrophospat, sitrat dll).

Sedangkan materi batunya sendiri bisa terbentuk dari kalsium, phospat,

oksalat, asam urat, struvit dan kristal sistin. Batu kalsium banyak dijumpai, yaitu

kurang lebih 70-80 % dari seluruh batu saluran kemih, kandungan batu jenis ini

terdir atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur itu. Batu

asam urat merupakan 5-10 % dari seluruh BSK yang merupakan hasil metabolisme

purine. Batu struvit disebut juga batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan

oleh adanya infeksi saluran kemih, kuman penyebab infeksi ini adalah kuman

golongan pemecah urea atau ‘urea splitter’, yang dapat menghasilkan enzim urease

dan merubah urine menjadi basa. Batu struvit biasanya mengandung magnesium,

amonium dan sulfat. Batu sistin masih sangat jarang ditemui di Indonesia, berasal

dari kristal sistin akibat adanya defek tubular renal yang herediter

Apabila karena suatu sebab, partikel pembentuk batu meningkat maka

kondisi ini akan memudahkan terjadinya supersaturasi, sebagai contoh pada

seseorang yang mengalami immobilisasi yang lama maka akan terjadi perpindahan

kalsium dari tulang, akibatnya kadar kalsium serum akan meningkat sehingga

meningkat pula yang harus dikeluarkan melalui urine. Dari sini apabila intake cairan

tidak adekuat atau seseorang mengalami dehidrasi, maka supersaturasi akan terjadi

dan kemungkinan terjadinya batu kalsium sangat besar. pH urine juga dapat

membantu terjadinya batu atau sebaliknya, batu asam urat dan sistin cenderung

terbentuk pada suasana urine yang bersifat asam, sedangkan batu struvit dan

kalsium fosfat dapat terbentuk pada suasana urine basa, adapun batu kalsium

oksalat tidak dipengaruhi oleh pH urine.

Batu yang berada dan terbentuk di tubuli ginjal kemudian dapat berada di

kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks

ginjal. Batu yang mengisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan

gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu stoghorn. Batu yang besar

dan menyumbat saluran kemih akan menyebabkan obstruksi sehingga menimbulkan

hidronefrosis atau kaliektasis. Peningkatan tekanan akibat obstruksi menyebabkan

ischemia arteri renalis diantara korteks renalis dan medulla dan terjadi pelebaran

tubulus sehingga dapat menimbulkan kegagalan ginjal. Obstruksi yang tidak teratasi

akan menyebabkan urin stasis yang menjadi predisposisi terjadinya infeksi sehingga

menambah kerusakan ginjal yang ada.

9

Page 10: tugas urolitiasis

Sebagian urin dapat mengalir kembali ke tubulus renalis masuk ke vena dan

tubulus getah bening yang bekerja sebagai mekanisme kompensasi guna mencegah

kerusakan ginjal. Ginjal yang tidak menderita mengambil alih eliminasi produk sisa

yang banyak. Karena obstruksi yang berkepanjangan, ginjal yang tidak menderita

membesar dan dapat berfungsi seefektif seperti kedua buah ginjal seperti sebelum

terjadi obstruksi. Obstruksi kedua belah ginjal berdampak kepada kegagalan ginjal.

Hidronefrosis bisa timbul tanpa gejala selama ginjal berfungsi adekuat dan urin

masih bisa mengalir. Adanya obstruksi dan infeksi akan menimbulkan nyeri koliks,

nyeri tumpul (dull pain), mual, muntah dan perkembangan hidronefrosis yang

berlangsung lamban dapat menimbulkan nyeri ketok pada pinggang. Kadang-kadang

dijumpai hematuri akibat kerusakan epitel.

Batu yang keluar dari pelvis ginjal dapat menyumbat ureter yang akan

menimbulkan rasa nyeri kolik pada pinggir abdomen, rasa nyeri bisa menjalar ke

daerah genetalia dan paha yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas kegiatan

peristaltik dari otot polos pada ureter yang berusaha melepaskan obstruksi dan

mendorong urin untuk berlalu. Mual dan muntah seringkali menyertai obstruksi ureter

akut disebabkan oleh reaksi reflek terhadap nyeri dan biasanya dapat diredakan

setelah nyeri mereda. Ginjal yang berdilatasi besar dapat mendesak lambung dan

menyebabkan gejala gastrointestinal yang berkesinambungan. Bila fungsi ginjal

sangat terganggu, mual dan muntah merupakan ancaman gajala uremia

Beberapa teori terbentuknya urolitiasis, yaitu :

1. Teori Supersaturasi/Kristalisasi

Urin mempunyai kemampuan melarutkan lebih banyak zat yang terlarut

bila dibandingkan dengan air biasa. Dengan adanya molekul zat organik

seperti urea, asam urat, sitrat dan mukoprotein, juga akan mempengaruhi

kelarutan zat-zat lain. Bila konsentrasi zat-zat yang relatif tidak larut

dalam urin (kalsium, oksalat, fosfat) makin meningkat, maka akan

terbentuk kristalisasi zat tersebut. Bila air kemih menjadi asam (pH turun)

maka beberapa zat seperti asam urat akan mengkristal. Sebaliknya bila air

kemih menjadi basa (pH naik) maka beberapa zat seperti kalsium fosfat

akan mengkristal. Dengan demikian, pembentukan batu pada saluran

kemih terjadi bila keadaan urin kurang dari atau melebihi batas pH normal

10

Page 11: tugas urolitiasis

sesuai dengan jenis zat pembentuk batu dalam saluran kemih. Batasan pH

urin normal antara 4,5-8.

2. Teori Nukleasi adanya nidus

Nidus atau nukleus yang terbentuk, akan menjadi inti presipitasi yang

kemudian terjadi. Zat/keadaan yang dapat bersifat sebagai nidus adalah

ulserasi mukosa, gumpalan darah, tumpukan sel epitel, bahkan juga

bakteri, jaringan nekrotik iskemi yang berasal dari neoplasma atau infeksi

dan benda asing.

3. Teori Tidak Adanya Inhibitor

Supersaturasi kalsium, oksalat dan asam urat dalam urin dipengaruhi oleh

adanya inhibitor kristalisasi. Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran

kemih ditentukan oleh adanya keseimbangan antara zat-zat pembentuk

batu dan penghambat (inhibitor). Pada penderita batu saluran kemih, tidak

didapatkan zat yang bersifat sebagai inhibitor dalam pembentukan batu.

Magnesium, sitrat dan pirofosfat telah diketahui dapat menghambat

pembentukan nukleasi (inti batu) spontan kristal kalsium. Zat lain yang

mempunyai peranan inhibitor, antara lain: asam ribonukleat, asam amino

terutama alanin, sulfat, fluorida, dan seng.

4. Teori Epitaksi

Epitaksi adalah peristiwa pengendapan suatu kristal di atas permukaan

kristal lain. Bila pada penderita ini, oleh suatu sebab terjadi peningkatan

masukan kalsium dan oksalat, maka akan terbentuk kristal kalsium oksalat.

Kristal ini kemudian akan menempel di permukaan kristal asam urat yang

telah terbentuk sebelumnya, sehingga tidak jarang ditemukan batu saluran

kemih yang intinya terjadi atas asam urat yang dilapisi oleh kalsium oksalat

di bagian luarnya.

5. Teori Kombinasi

Teori Kombinasi adalah gabungan dari berbagai teori disebut dengan teori

kombinasi.

Terbentuknya batu sal.kemih dalam teori kombinasi adalah :

a. Fungsi ginjal harus cukup baik untuk mengekskresi zat yang dapat

membentuk kristal secara berlebihan.

b. Ginjal harus dapat menghasilkan urin dengan pH yang sesuai untuk

kristalisasi.

11

Page 12: tugas urolitiasis

Dari kedua hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ginjal harus

mampu melakukan ekskresi suatu zat secara berlebihan dengan pH

urin yang sesuai sehingga terjadi presipitasi zat-zat tersebut.

c. Urin harus tidak mengandung sebagian atau seluruh inhibitor

kristalisasi.

d. Kristal yang telah terbentuk harus berada cukup lama dalam urin,

untuk dapat saling beragregasi membentuk nukleus, selanjutnya

akan mengganggu aliran urin. Statis urin yang terjadi kemudian,

memegang peranan penting dalam pembentukan batu saluran

kemih, sehingga nukleus yang telah terbentuk dapat tumbuh.

Sedangkan klasifikasi batu saluran kemih yaitu:

1) Batu Kalsium

• Batu jenis ini adalah jenis batu yang paling banyak ditemukan, yaitu

70-80% dari jumlah pasien urolitiasis.

• Ditemukan lebih banyak pada laki-laki, rasio pasien laki- laki

dibanding wanita adalah 3:1, dan paling sering ditemui pada usia

20-50 tahun.

• Kandungan batu ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau

campuran dari keduanya.

• Kelebihan kalsium dalam darah secara normal akan dikeluarkan

oleh ginjal melalui urin.

• Penyebab tingginya kalsium dalam urin antara lain:

a) Peningkatan penyerapan kalsium oleh usus, gangguan

kemampuan penyerapan kalsium oleh ginjal

b) peningkatan penyerapan kalsium tulang

2) Batu Infeksi/Struvit

Batu struvit disebut batu infeksi, karena terbentuknya batu ini

disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.

Adanya infeksi saluran kemih dapat menimbulkan gangguan

keseimbangan bahan kimia dalam urin.

Bakteri dalam saluran kemih mengeluarkan bahan yang dapat

menetralisir asam dalam urin sehingga bakteri berkembang biak

lebih cepat dan mengubah urin menjadi bersuasana basa.

12

Page 13: tugas urolitiasis

Suasana basa memudahkan garam-garam magnesium,

ammonium, fosfat dan karbonat membentuk batu magnesium

ammonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit.

Terdapat pada sekitar 10-15% dari jumlah pasien urolitiasis. Lebih

banyak pada wanita, dengan rasio laki-laki dibanding wanita yaitu

1:5.

Batu struvit biasanya menjadi batu yang besar dengan bentuk

seperti tanduk (staghorn)

3) Batu Asam Urat

• Ditemukan 5-10% pada penderita urolitiasis.

• Rasio laki-laki dibanding wanita adalah 3:1.

• Sebagian dari pasien jenis batu ini menderita Gout, yaitu suatu

kumpulan penyakit yang berhubungan dengan meningginya atau

menumpuknya asam urat.

• Pada penyakit jenis batu ini gejala dapat timbul dini karena

endapan/kristal asam urat (sludge) dapat menyebabkan keluhan

berupa nyeri hebat (colic), karena endapan tersebut menyumbat

saluran kencing.

• Batu asam urat bentuknya halus dan bulat sehingga sering kali

keluar spontan.

• Batu asam urat tidak tampak pada foto polos.

4) Batu Sistin

• Jarang ditemukan, terdapat pada sekitar 1-3% pasien urolitiasis.

• Penyakit batu jenis ini adalah suatu penyakit yang diturunkan.

• Batu ini berwarna kuning jeruk dan berkilau.

• Rasio laki-laki dibanding wanita adalah 1:1.

• Batu lain yang juga jarang yaitu Batu Silica dan Batu Xanthine

Analisis: Dari jenis batu yang menyebabkan seseorang menderita

obstruksi saluran kemih, batu yang paling berpengaruh adalah batu

kalsium. Hal ini lebih beresiko terhadap orang yang inaktif, karena

penumpukan kalsium yang terdapat dalam tubuh. Selain itu

pertumbuhan tulang yang tidak efektif serta penggunaan kalsium

yang tidak optimal dan kalsium merupakan salah satu zat yang

13

Page 14: tugas urolitiasis

tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh karena itu, pengeluaran

kalsium lebih banyak melewati system urinarius.

- Berikut ini juga beberapa faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya

urolitiasis.

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya urolitiasis, yaitu:

1. Usia

Lebih sering ditemukan pada usia 30-50 tahun

2. Jenis kelamin

Jumlah penderita laki-laki lebih banyak tiga kali dibandingkan

perempuan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan struktur anatomi saluran

kemih antara laki-laki dan perempuan serta faktor hormone estrogen yang

mencegah terjadinya agregasi garam kalsium.

3. Pekerjaan

Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak, misalnya buruh dan

petani akan mengurangi terjadinya batu sal. kemih bila dibandingkan

dengan pekerja-pekerja yang lebih banyak duduk.

4. Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi

terbentuknya batu, sedangkan bila kurang minum menyebabkan kadar

semua substansi dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah

pembentukan batu. Kejenuhan air yang diminum sesuai dengan kadar

mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya

batu sal. kemih

5. Makanan

Konsumsi makanan tinggi protein yang berlebihan dan garam akan

meningkatkan pembentukan batu sal. kemih. Diet banyak purin (kerang-

kerangan, anggur), oksalat (teh, kopi, cokelat, minuman soda, bayam),

kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin dan jeroan) mempermudah

terjadinya penyakit ini. Makan-makanan yang banyak mengandung serat

dan protein nabati mengurangi risiko batu sal. kemih dan makanan yang

mengandung lemak dan protein hewani akan meningkatkan risiko batu sal.

kemih.

14

Page 15: tugas urolitiasis

6. Riwayat Keluarga/keturunan

Riwayat anggota keluarga yang pernah menderita batu sal. kemih akan

memberikan resiko lebih besar timbulnya penyakit ini. 30-40% penderita

kalsium oksalat mempunyai riwayat keluarga yang positif menderita batu

sal. kemih

7. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan

akan menjadi inti pembentukan batu sal.kemih. Infeksi oleh bakteri yang

memecah ureum dan membentuk amonium akan mengubah pH urin

menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat sehingga

akan mempercepat pembentukan batu

8. Iklim dan temperatur/suhu

Individu yang menetap di daerah beriklim panas dengan paparan sinar

ultraviolet tinggi akan cenderung mengalami dehidrasi serta peningkatan

produksi vitamin D (memicu peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat),

sehingga insiden batu saluran kemih akan meningkat. Tempat yang

bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, mengurangi

produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.

ii.5 Penatalaksanaan Medis.

1) Terapi Konservatif

• menunggu sampai batu dapat keluar dengan sendiri.

• Pasien diberikan air minum minimal 2-3 liter per hari.

• diet kalsium, oksalat, natrium, fosfat dan protein tergantung pada

penyebab batu

2) Pemberian obat-obatan

Bertujuan mengurangi rasa sakit, mengusahakan agar batu keluar

spontan, disolusi batu dan mencegah kambuhnya batu.

Beberapa jenis obat yang diberikan antara lain : spasmolitika yang

dicampur dengan analgesik untuk mengatasi nyeri, kalium sitrat untuk

meningkatkan pH urin, selulosa fosfat untuk menghambat absorbsi usus,

antibiotika untuk mencegah infeksi, tiazid untuk diuresis

15

Page 16: tugas urolitiasis

3) Penatalaksanaan Tanpa Operasi

a) Medikamentosa

Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang

dari 5mm, karena batu dapat keluar spontan. Terapi bertujuan untuk

mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian

diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar

dari saluran kemih

b) Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)

ESWL adalah alat yang dapat memecah batu ginjal, batu ureter

proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif dan

tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil

sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. batu yang keluar

menimbulkan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria. Persyaratan

dilakukan ESWL :

• Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.

• Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.

• Fungsi ginjal masih baik.

• Tidak ada sumbatan distal dari batu.

c) Endourologi

Endourologi adalah tindakan invasif untuk memecah batu, dan

mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukkan

langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra

atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu

dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi hidroulik,

energi gelombang suara atau energi laser. Proses ini dilakukan

dibawah anestesi lokal

4) Tindakan Operasi

a. Bedah Laparoskopi

Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu sal.kemih.

Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.

b. Bedah Terbuka

Pembedahan terbuka itu antara lain:

pielolitomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran

ginjal

16

Page 17: tugas urolitiasis

ureterolitotomi untuk batu di ureter.

nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak

berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah

sangat tipis atau mengalami pengkerutan akibat batu sal.kemih

yang menimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.

- Tindakan pencegahan selajutnya :

            Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak

kalah pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka

kekambuhan saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10

tahun.

            Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang

menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya

pencegahan itu dapat berupa :

1)    Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine

sebanyak 2-3 liter per hari

2)    Diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu

3)    Aktifitas harian yang cukup

4)    Pemberian medikamentosa

Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita absorbtif

tipe II. Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah :

1)    Rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan

menyebabkan suasana urine menjadi lebih asam

2)    Rendah oksalat

3)    Rendah garam, karena natriuresis akan memacu timbulnya hiperkalsiuri

4)    Rendah purin

Beberapa makanan dan minuman yang harus dibatasi untuk mencegah urolithiasis

diantaranya :

17

Page 18: tugas urolitiasis

a)    Makanan kaya vitamin D harus dihindari (vitamin D meningkatkan reabsorpsi

kalsium).

b)    Garam meja dan makanan tinggi natrium harus dikurangi (Na bersaing dengan

Ca dalam reabsorpsinya diginjal).

c)    Daftar makanan berikut harus dihindari :

-  Produk susu: semua keju (kecuali keju yang lembut dan keju batangan); susu dan

produk susu (lebih dari ½ cangkir per hari); krim asam (yoghurt).

-  Daging, ikan, unggas: otak, jantung, hati, ginjal, sardine, sweetbread, telur, ikan.

-  Sayuran: bit hijau, lobak, mustard hijau, bayam, lobak cina, buncis kering, kedelai,

seledri.

-  Buah: kelembak, semua jenis beri, kismis, buah ara, anggur.

-  Roti, sereal, pasta: roti murni, sereal, keripik, roti gandum, semua roti yang

dicampur pengembang roti, oatmeal, beras merah, sekam, benih gandum, jagung

giling, seluruh sereal kering (kecuali keripik nasi, com flakes).

-  Minuman: teh, coklat, minuman berkarbonat, bir, semua minuman yang dibuat dari

susu atau produk susu.

-  Lain-lain: kacang, mentega kacang, coklat, sup yang dicampur susu, semua krim,

makanan pencuci mulut yang dicampur susu atau produk susu (kue basah, kue

kering, pie)

iii. Penutup

iii.1 Kesimpulan

Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah suatu kelainan dimana terdapat batu

pada saluran traktus urinarius yang bersifat idopatik yang dapat menimbulkan

kelainan dan infeksi sistem kemih.

18

Page 19: tugas urolitiasis

Komposisi batu pada saluran kemih pada umumnya sebagian besar terdiri

dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat.

Sedangkan sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.

Faktor-faktor yang menjadi presdiposisi terjadinya batu saluran kemih adalah

hiperkalsiuria, pengeluaran pirofosfat di dalam urin atau natrium dan magnesium.

Berbagai macam penatalaksanaan dapat dilakukan pada penyakit urolitiasis

mulai dari terapi konservatif, pemberian obat-obatan, pengeluaran secara operasi

maupun non operasi, serta penanganan dengan mengatur pola makan (diet) untuk

mencegah pembentukan batu berulang diwaktu selanjutnya.

VI. Daftar Pustaka

1. Robin, kumar.2010. buku ajar patologi klinik. Jakarta : EGC.

2. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner &

Suddarth Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.

3. Purnomo, Basuki. 2009. Dasar – dasar urologi edisi 2. Jakarta : CV. Sagung

Seto.

4. Sari, Maria. 2011. Asuhan keperawatan pada penderita

urolithiasis.http://bkp2011.blogspot.com/2013/05/asuhan-keperawatan-pada-

penderita.html. 19 Mei 2013.  di 07.10

19

Page 20: tugas urolitiasis

Catatan :

20