urolitiasis 1

52
1 A. TINJAUAN TEORI I. Pengertian Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran kemih yang bersifat idiopatik, dapat menimbulkan stasis dan infeksi. Mengacu pada adanya batu (kalkuli) pada traktus urinarius. Urolitiasis adalah pembentukan batu dalam saluran kemih. Batu saluran kemih adalah keadaan tidak normal di dalam ginjal, mengandung komponen kristal dan matriks organik yang khas dijumpai di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat berhenti di ureter. (Bruner & Sudart2002). Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mingkun asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R.Sjamsuhidayat,2006 ) Batu ginjal (kalkulus) adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca 2+ dan fosfat Ca 2+ namun asam urat dan kristal lain juga pembentuk batu. Meskipun kalkus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum

description

urolitiasis 1

Transcript of urolitiasis 1

TINJAUAN TEORI

31

A. TINJAUAN TEORII. Pengertian

Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran kemih yang bersifat idiopatik, dapat menimbulkan stasis dan infeksi. Mengacu pada adanya batu (kalkuli) pada traktus urinarius.

Urolitiasis adalah pembentukan batu dalam saluran kemih. Batu saluran kemih adalah keadaan tidak normal di dalam ginjal, mengandung komponen kristal dan matriks organik yang khas dijumpai di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat berhenti di ureter. (Bruner & Sudart2002).Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang mingkun asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R.Sjamsuhidayat,2006 )

Batu ginjal (kalkulus) adalah bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+ namun asam urat dan kristal lain juga pembentuk batu. Meskipun kalkus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal. Batu ginjal dapat tetap asimtomatik sampai keluar kedalam ureter dan atau aliran urine terhambat, bila potensial untuk kerusakan ginjal akut (Doengoes, 2000 )II. Etiologi

Penyebab pembentukan batu urinarius meliputi idiopatik, gangguan aliran kemih, gangguan metabolisme, infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease (Proteus mirabilis), dehidrasi, benda asing, jaringan hati (nekrosis papil) dan multifaktor. Selain itu adapun faktor faktor yang mempengaruhi pembentukan batu antara lain :

Factor Endogen : faktor genetik, hipersistinuria, hiperkalsiuria, dan hiperoksaluria.

Factor Eksogen : factor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi, dan kejenuhan mineral dalam air minum.

Teori pembentukan batu:1.Teori inti (nukleus): kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi2.Teori matrik : Matrik organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan pengendapan kristal.3.Teori inhibitor kristalisasi: Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya kristalisasi, konsentrasi yang atau absennya ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.III. PatofisiologiBerbagai penyebab yang dapat mengakibatkan terbentuknya batu saluran kemih, salah satunya ada yang disebut factor endogen (factor genetic, hipersistinuria, hiperkalsiuria, hiperoksaluria) dan factor eksogen (factor lingkungan, makanan, pekerjaan, infeksi,dan kejenuhan mineral dalam air minum). Adanya berbagai faktor tersebut diatas akan menyebabkan pengendapan partikel-partikel jenuh (kristal dan matriks) dalam nukleus (inti batu) yang selanjutkan akan mengakibatkan kelainan kristaluria dan pertumbuhan kristal dan dapat mengakibatkan terbentuknya batu pada saluran kemih (UROLITHIASIS). Pembentukan batu bisa terjadi di ureter, bledder, dan pelvic renal. . Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih adalah retensi urine, nyeri saat kencing, perasaan tidak enak saat kencing, kencing tiba-tiba berhenti dan nyeri pinggang. Manifestasi infeksi berupa panas saat kencing, kencing bercampur darah. Obstruksi saluran kemih yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yaitu hidronefrosis, sedangkan infeksi akan menyebabkan terjadinya komplikasi yaitu pielonefrosis, urosepsis, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya kerusakan fungsi ginjal yang permanen (gagal ginjal). Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan batu saluran kemihyaitu salah satunya dengan pembedahan (sectio alta), dimana pasien yang telah menjalani pembedahan akan mengeluh nyeri pada luka operasi, terjadi hipertermi, hematoria, kelemahan.Adanya batu pada traktus urinarius tergantung adanya obstruksi dan infeksi. Ketika batu menghambat aliran urine maka menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada ginjal dan ureter. Infeksi yang disertai demam, menggigil terjadi karena iritasi yang terus menerus. Bila nyeri tekan pada area kosto vertebraldan muncul mual muntah maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidak nyamanan abdominal terjadi karena reflek renointestinal ginjal ke lambung dan usus besar.IV. Manifestasi klinis

Adanya batu pada traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi dan infeksi. Ketika batu menghambat aliran urine maka menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada ginjal serta ureter. Infeksi yang disertai demam, menggigil, disuria terjadi karena infeksi yang terus-menerus. Bila nyeri mendadak menjadi akut disertai nyeri tekan di seluruh area kosto vertebral sehingga muncul mual dan muntah, maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan ketidaknyamanan abdominal terjadi karena reflex renointestinal ginjal ke lambung dan usus besar. Batu yang terjebak di kandung kemih menyebabkan gejala iritasi. Jika batu menyebabkan obstruksi akan terjadi restensi urin.

Batu dalam pelvic renal: Nyeri dalam dan terus-menerus di area kostovertebral dan muncul muntah-muntah. Diare dan ketidaknyamanan abdominal.

Batu dalam ureter: Nyeri yang luar biasa, akut dan menyebar ke paha dan genetalia, pasien sering ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive batu.

Batu dalam kandung kemih: Gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria. Bila batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi ini jauh lebih serius disertai sepsis yang mengancam kehidupan pasienV. Komplikasi

1.Hidronefrosis yang terinfeksi merupakan komplikasi yang paling mematikan karena adanya infeksi yang berdekatan dengan parenkim ginjal yang sangat vaskuler akan menempatkan pasien pada risiko terjadinya sepsis dan kematian.

2.Ruptur kaliks dengan ekstravasasi urin akibat tingginya tekanan intrakaliks.

3.Obstruksi ureter secara lengkap dapat terjadi pada pasien dengan batu yang termampatkan. Hal ini dapat terlihat dengan pemeriksaan BNO-IVP. Pasien dengan 2 ginjal yang sehat dapat mentoleransi obstruksi ginjal unilateral untuk beberapa hari tanpa efek jangka panjang.4 Infeksi saluran kemih

5.Gagal ginjal kronik VI. Pemeriksaan Diagnostik

Urinalisa : Warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah, secara umum menunjukkan SDM, SDP, Kristal (sistin, asm urat, kalsium oksalat), serpihan, mineral, bakteri, pus, pH mungkin asam (meningkatkan sistin dan batu asm urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat ammonium, atau batu kalsium fosfat)

Urine(24 jam) : Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin mungkin meningkat.Kultur urine : Mungkin menunjukkan ISK (stapilococus aureus, klebsiela, pseudomonas).

Survei biokimia : Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein, elektrolit.BUN/Kreatinin serum dan urine : Abnormal (tinggi pada serum / rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruksif pada ginjal menyebabkan iskemia / nekrosis.

Kadar klorida dan bikarbonat serum : Peninggian kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.

Hb / Ht : Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau kolisetimia terjadi (mendorong respirasi pemadatan) atau anemia (perdarahan, disfungsi atau gagal ginjal)

Hormon paratiroid : Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).Foto ronsen KUB : Menunjukkan adanya kalkuli dan/atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang ureter.

IVP : Memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter) dan garis bentuk kalkuli.

Sistoureterokopi : Visualisasai langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukkan batu dan /atau efek obstruksiCT-scan : Mengidentifikasi atau menggamarkan kalkuli dan masa lain; ginjal, ureter dan distensi kandung kemih.

Ultrasound ginjal : Untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

VII. Penatalaksanaan medis dan keperawatan1. Penatalaksanaan medis

a. Medikamentosa

Ditunjukkan untuk batu yang ukurannya