Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

38
ASKEP KLIEN UROLITIASIS, INKONTINENSIA URINE DAN STRIKTUR URETRA RULLY SOBUR SAEPUL ANWAR

Transcript of Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

Page 1: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASKEP KLIEN UROLITIASIS, INKONTINENSIA URINE

DAN STRIKTUR URETRA RULLY SOBUR

SAEPUL ANWAR

Page 2: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OBSTRUKSI : UROLITIASIS

• Definisi Urolitiasis

Batu saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu pada saluran kemih yang bersifat idiopatik, dapat menimbulkan statis dan infeksi.Mengacu pada adanya batu (kalkuli) pada traktus urinarius.

Page 3: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ETIOLOGI

Urolitiasis mengacu pada adanya batu (kalkus) di traktus urinarius. Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, serta sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine.

Page 4: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

GAMBAR UROLITIASIS

Page 5: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PATOFISIOLOGI

Pembentukan batu saluran kemih memerlukan keadaan supersaturasi dalam pembentukan batu. Inhibitor pembentuk batu dijumpai dalam air kemih normal. Batu kalsium oksalat dengan inhibisi sitrat dan glokoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memacu pembentukan batu seperti asam urat, memacu batu kalsium oksalat. Aksi raektan dan inhibitor belum dikenali sepenuhnya. Ada dugaan proses ini berperan pada pembentukan awal atau nukleasi kristal, progresi kristal atau agregatasi kristal. Misal penambahan sitrat dalam kompleks kalsium dapat mencegah agregatasi kristal kalsium oksalat yang mungkin dapat mengurangi resiko agregatasi kristal dalam saluran kemih.

Page 6: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius tergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine, terjadi obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Beberapa batu dapat menyebabkan sedikit gejala, namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal, sedangkan yang lain menyebabkan nyeri yang luar biasa dan ketidaknyamanan.

Page 7: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK• Urinalisa: warna mungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum menunjukkan SDM,

SDP, kristal (sistin, asam urat, kalsium oksolat), serpihan, mineral, bakteri, pus; pH mungkin asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkalin (meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat).

• Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksolat atau sistin mungkin meningkat.

• Kultur urine : mungkin meningkatkan ISK (Stapilococus aureus, Proteus, Klebsiela, Pseudomonas)

• Servei biokimia : peningkatan kadar kalsium, magnesium, asam urat, fosfat, protein, elektrolit.

• BUN : abnormal (tinggi pada serum/ rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.

Page 8: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

LANJUTAN…..

• Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.

• Hitung darah lengkap : SDP mungkin meningkat menunjukkan infeksi/ septikemia.

• SDM : biasanya normal

• Hb/ Ht : abnormal bila klien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi (mendorong presipitasi pemadatan) atau anemia (perdarahan, disfungsi/ gagal ginjal)

• Hormon paratiroid : meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).

Page 9: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

MASIH LANJUTAN….

• Foto rontgen KUB : menunjukkan adanya kalkuli dan atau perubahan anatomik pada daerah ginjal dan ureter.

• IVP : memberikan konfirmasi cepat urolitiasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomi (distensi ueret) dan garis bentuk kalkuli.

• Sistoureterokopi : visualisasi langsug kandung kemih dan ureter dan menunjukkan batu dan atau efek obstrukasi.

• CT scan : mengidentifikasi atau menggambarkan kalkuli dan masa lain; ginjal, ureter, dan distennsi kandung kemih.

• Ultrasound ginjal : untuk menentukan perubahan obstruksi, lokasi batu.

Page 10: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENATALAKSANAAN MEDIKFarmako terapi.

• Natrium Bikarbonat.

• Asam Aksorbal.

• Diuretik Thiasid.

• Alloporinol.

Pengangkatan batu melalui Pembedahan.

• Pielolitotomi.

• Uretolitotomi.

• Sistolitotomi.

• Lithotripsi ultrasonic perkutan / PUL.

Page 11: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASKEP UROLITIASISPengkajian

a. Aktivitas istirahat

• Gejala : pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajang pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/immobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya (contohnya penyakit tak sembuh, cedera spinalis).

b. Sirkulasi

• Tanda : peningkatan TD/nadi (nyeri, ansietas, gagal jantung). Kulit hangat dan kemerahan, pucat.

c. Eliminasi

• Gejala : riwayat adanya ISK kronis, obstruksi sebelumnya (kalkulus), penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa terbakar, dorongan berkemih, diare.

• Tanda : oliguria, hematuria, piuria, dan perubahan pola berkemih.

Page 12: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

DIAGNOSA KEP.• Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan frekuensi/dorongan

kontraksi ureteral.

• Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral.

• Resiko tinggi terhadap kekuranganm volume cairan berhubungan dengan mual/muntah

• Kurangnya pemngetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajang/mengingat, salah interpretasi informasi.

Page 13: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PERENCANAAN ( IMPLEMENTASI )1. NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN FREKUENSI/DORONGAN KONTRAKSI URETERAL.

Mandiri

• Catat lokasi lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non-verbal, contoh peningkatan TD dan nadi, gelisah, merintih, menggelepar.

• R/ membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan kalkulus

• Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya melaporkan ke staff terhadap perubahan kejadian/karakteristik nyeri

• R/ memberikan kesempatan terhadap pemberian analgesi sesuai waktu membantu dalam meningkatkan kemampuan koping klien dan dapat menurunkan ansietas) dan waspadakan staf akan kemungkinan lewatnya batu/ terjadi komplikasi. Penghentian tiba-tiba nyeri biasanya menunjukkan lewatnya batu.

Page 14: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

LANJUTAN…KOLABORASINYA• Berikan obat sesuai indikasi :

• Narktik, contohnya meperidin (demoral), morfin

• R/ biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik uretra dan meningkatkan relaksasi otot/ mental.

• Antispasmodik, contoh flavoksat (Uripas), Oksibutin (Ditropan)

• R/menurunkan refleks spasme dapat menurunkan kolik dan nyeri.

• Korikosteroid

• R/ mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu.

• Berikan kompres hangat pada punggung.

• R/ menghilangkan tegangan otot dan dapat menurunkan refleksi spasme.

Page 15: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

2. PERUBAHAN ELIMINASI URINE BERHUBUNGAN DENGAN STIMULASI KANDUNG KEMIH OLEH BATU, IRITASI GINJAL ATAU URETERAL.

Mandiri

• Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine

• R/ memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi, contoh infekasi dan perdarahan.perdarahan dapat mengidentifiaksikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter.

• Tentukan pola berkemih pasien dan perhatikan variasi

• R/ kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera. Biasanya frekuensi dan urgensi meningkat bila kalkulus mendekatipertemuan urektrovesikal.

Page 16: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

LANJUTAN……KOLABORASINYA

Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN, kreatinin.

• R/ peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit mengindikasikan disfungsi ginjal.Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas.

• R/ menentukan adanya ISK, yang menyebabkan gejala komplikasi.

Page 17: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

EVALUASI• Menunjukkan berkurannya nyeri

• Menunjukkan peningkatan perilaku sehat untuk mencegah kekambuhan

1.Mengkonsumsi masukan cairan dalam jumlah besar (10-12 gelas setiap hari)

2. Melakukan aktifitas yang sesuai

3. Mengkonsumsi diet yang diresepkan untuk mengurangi faktor predisposisi pembentuk batu.

4. Mengidentifikasi gejala yang harus dilaporkan ke tenaga kesehatan (demam, menggigil, nyeri panggul, hematuria).

5. Memantau pH urine sesuai anjuran.

6. Mematuhi medikasi serta yang dianjurkan untuk mengurangi pembentukan batu.

• Tidak adanya komplikasi.

• Tidak memperlihatkan tanda sepsis dan infeksi.

1. Berkemih sebanyak 200 sampai 400 ml urine jernih tanpa mengandung sel darah merah setiap kali berkemih.

2. Melaporkan tidak adanya disuria, frekuensi dan hesitensi.

Page 18: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INKONTINENSIA URINE

Definisi

• Inkontinensia urine merupakan salah satu keluhan utama pada penderita usia lanjut. Seperti halnya dengan keluhan pada suatu penyakit bukan merupakan suatu diagnosa sehingga perlu dicari penyebabanya. (Brocklehurst dkk, 1987)

• Inkontenensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan. (Brunner, Sudart. 2002:1394)

Page 19: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ETIOLOGI

Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih, antara lain : melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebisaan mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan air seni. Selain itu adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih, sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit,sudah menimbulkan rasa ingin berkemih. Penyebab inkontinensia urine antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urine meningkat atau adanya gangguan kemampuan / keinginan ke toilet.

Page 20: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

MANIFESTASI KLINIS

• Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin. Bisa juga disebabkan oleh kelainan diseliling daerah saluran kencing.

• Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.

• Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam kandung kemih sampai kapasitas berlebih.

Page 21: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PATOFISIOLOGI

1. stress urinary incontinence terjadi apabila urine secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut.

2. Urge incontinence timbul pada keadaan otot detrusor yang tidak stabil, diman otot ini bereaksi secara berlebihan.

3. Total inkontinensia dimana kencing mengalir ke luar sepanjang waktu dan pada segala posisi tubuh

4. Overflow incontinence adalah urine yang mengalir isinya yang sudah terlalu banyak di dalam kandung kemih akibat otot detrusor yang lemah.

Page 22: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENATALAKSANAAN

Yang sering dikerjakan pada penderita lanjut usia dengan incontinensia urine adalah memasang kateter secara menetap. Untuk beberapa pertimbangan, misalnya memantau produksi urine dan mengatur balance cairan hal ini masih dapat diterima, tetapi sering kali pemasangan kateter ini tidak jelas dan mengandung resiko untuk terjadinya komplikasi umumnya adalah infeksi.

Page 23: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

KOMPLIKASI

• Hipovolemia

• Iritasi

• Infeksi

• Retensi urine

• Penurunan fungsi kognitif

• Delirium

• Postural hipotensi

Page 24: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASKEP INKONTINENSIA URINEA. PENGKAJIAN

I. Identitas klien

II. Keluhan utama

III. Riwayat penyakit sekarang

IV. Riwayat penyakit dahulu

V. Riwayat penyakit keluarga

VI. Pola fungsional

Page 25: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

DIAGNOSA KEP.

• Gangguan konsep dari berhubungan dengan penurunan kontrol miksi

• Resiko kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan iritasi

• Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit

Page 26: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

C. INTERVENSI

1. Gangguan konsep dari berhubungan dengan penurunan kontrol miksi

Intervansi :

• Kaji pengetahuan klien tentang penyakit yang dialaminya

• Beri informasi klien tentang penyakitnya

• Dorong klien untuk menyatakan perasaan

• Dorong klien untuk beraktivits dan berinteraksi dalam lingkunganya

Page 27: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

2. RESIKO KERUSAKAN INTREGITAS KULIT BERHUBUNGAN DENGAN IRITASI

Intervensi

• Inspeksi keadaan kulit terhadap perubahan warna, turgor, perhatikan kemerahan

• Ubah posisi dengan sering

• Berikan perawatan kulit

• Jaga kulit agar tetap kering

• Berikan pakaian dari bahan yang dapat menyerap air

Page 28: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

3. RESIKO DEFISIT VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN KURANG PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT

Intervensi

• Beri informasi klien tentang penyakitnya

• Kaji balace cairan

• Berikan cairan sesuai indikasi

• Motivasi klien untuk memenuhi kebutuhan cairan

Page 29: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STRIKTUR URETRA

Pengertian

• Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan perut dan kontraksi. (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

• Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria daripada wanita terutama karena perbedaan panjangnya uretra. (C. Long , Barbara;1996 hal 338)

Page 30: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENYEBABa. Kongenital

• Striktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan anomali saluran kemih yang lain.

b. Didapat.

• Cedera uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral, kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)

• Cedera akibat peregangan

• Cedera akibat kecelakaan

• Uretritis gonorheal yang tidak ditangani

• Infeksi

• Spasmus otot

• Tekanan dai luar misalnya pertumbuhan tumor

• (C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468 dan C. Long , Barbara;1996 hal 338)

Page 31: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

MANIFESTASI KLINIS

• Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang

• Gejala infeksi

• Retensi urinarius

• Adanya aliran balik dan mencetuskan sistitis, prostatitis dan pielonefritis

Page 32: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENCEGAHAN

Elemen penting dalam pencegahan adalah menangani infeksi uretral dengan tepat. Pemakaian kateter uretral untuk drainase dalam waktu lama harus dihindari dan perawatan menyeluruh harus dilakukan pada setiap jenis alat uretral termasuk kateter.

(C. Smeltzer, Suzanne;2002 hal 1468)

Page 33: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENATALAKSANAAN

1. Filiform bougies untuk membuka jalan jika striktur menghambat pemasangan kateter

2. Medika mentosa

• Analgesik non narkotik untuk mengendalikan nyeri.

• Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.

3. Pembedahan

Page 34: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PEMERIKSANAAN PENUNJANG

• Urinalisis : warna kuning, coklat gelap, merah gelap/terang, penampilan keruh, pH : 7 atau lebih besar, bakteria.

• Kultur urin: adanya staphylokokus aureus. Proteus, klebsiella, pseudomonas, e. coli.

• BUN/kreatin : meningkat

• Uretrografi: adanya penyempitan atau pembuntuan uretra. Untuk mengetahui panjangnya penyempitan uretra dibuat foto iolar (sisto) uretrografi.

• Uroflowmetri : untuk mengetahui derasnya pancaran saat miksi

• Uretroskopi : Untuk mengetahui pembuntuan lumen uretra

(Basuki B. Purnomo; 2000 hal 126 dan Doenges E. Marilynn, 2000 hal 672)

Page 35: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

PENGKAJIAN

1. Sirkulasi

• Tanda: peningkatan TD ( efek pembesaran ginjal)2. Eliminasi

• Gejala: penurunan aliran urin, ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan lengkap, dorongan dan frekurnsi berkemih

• Tanda: adanya masa/sumbatan pada uretra3. Makanan dan cairan

• Gejala; anoreksia;mual muntah, penurunan berat badan

Page 36: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL1. Nyeri b.d insisi bedah sitostomi suprapubik

Tujuan : nyeri berkurang/ hilang

Kriteria hasil:

• Melaporkan penurunan nyeri

• Ekspresi wajah dan posisi tubuh terlihat relaks

intervensi

• Kaji sifat, intensitas, lokasi, lama dan faktor pencetus dan penghilang nyeri

• Kaji tanda nonverbal nyeri ( gelisah, kening berkerut, mengatupkan rahang, peningkatan TD)

• Berikan pilihan tindakan rasa nyaman

Page 37: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

2. PERUBAHAN POLA ELIMINASI PERKEMIHAN B.D SITOSTOMI SUPRAPUBIKTujuan: tidak terjadi infeksi

Hasil yang diharapkan:

• Suhu tubuh pasien dalam batas normal

• Insisi bedah kering, tidak terjadi infeksi

• Berkemih dengan urin jernih tanpa kesulitan

Intervensi• Periksa suhu setiap 4 jam dan laporkan jikadiatas 38,5 derajat C

• Perhatikan karakter urin, laporkan bila keruh dan bau busuk

• Kaji luka insisi adanya nyeri, kemerahan, bengkak, adanya kebocoran urin, tiap 4 jam sekali

• Ganti balutan dengan menggunakan tehnik steril

• Pertahankan sistem drainase gravitas tertutup

Page 38: Askep Klien Urolitiasis, Inkontinensia Urine Dan Striktur

SELESAI………..