striktur uretra

42
Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013 BAB I PENDAHULUAN Uretra merupakan bagian terpenting dari saluran kemih. Pada pria dan wanita, uretra mempunyai fungsi utama untuk mengalirkan urin keluar dari tubuh. Saluran uretra juga penting dalam proses ejakulasi semen dari saluran reproduksi pria. Uretra pria berbentuk pipa yang menyerupai alat penyiram bunga. 1 Pada striktur uretra terjadi penyempitan dari lumen uretra akibat terbentuknya jaringan fibrotik pada dinding uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih, mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi, dengan komplikasi terberat adalah gagal ginjal. 2 Striktur uretra masih merupakan masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia tertentu. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita, karena uretra pada wanita lebih pendek dan jarang terkena infeksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat menyebabkan striktur. Orang dapat terlahir dengan striktur uretra, meskipun hal tersebut jarang terjadi. 3 1

description

makalah urologi

Transcript of striktur uretra

Page 1: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

BAB I

PENDAHULUAN

Uretra merupakan bagian terpenting dari saluran kemih. Pada pria dan wanita, uretra

mempunyai fungsi utama untuk mengalirkan urin keluar dari tubuh. Saluran uretra juga

penting dalam proses ejakulasi semen dari saluran reproduksi pria. Uretra pria berbentuk pipa

yang menyerupai alat penyiram bunga.1

Pada striktur uretra terjadi penyempitan dari lumen uretra akibat terbentuknya

jaringan fibrotik pada dinding uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam berkemih,

mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapat mengalirkan urin

keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat menyebabkan banyak

komplikasi, dengan komplikasi terberat adalah gagal ginjal.2

Striktur uretra masih merupakan masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia

tertentu. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita, karena uretra pada

wanita lebih pendek dan jarang terkena infeksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat

menyebabkan striktur. Orang dapat terlahir dengan striktur uretra, meskipun hal tersebut

jarang terjadi.3

 

1

Page 2: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA STRIKTUR URETRA

A. EPIDEMIOLOGI

Salah satu penyebab striktur uretra adalah pemasangan kateter dalam waktu yang

cukup lama. Pola penyakit striktur uretra yang ditemukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin

Bandung menyebutkan sebagian besar pasien (82%) masuk dengan retensi urin. Penyebab

utama terjadinya striktur adalah manipulasi uretra (44%) dan trauma (33%).5 Salah satu

manipulasi uretra adalah pemasangan kateter Folley. 4

Studi yang dilakukan di India menyebutkan penyebab dari striktur uretra meliputi

trauma pelvis (54%), post-kateterisasi (21,1%), infeksi (15,2%), dan post-instrument (5,6%).

Study ini menunjukkan kesimpulan bahwa etiologi diatas menentukan prognosis dari

penatalaksanaan striktur uretra.4 Studi yang dilakukan oleh Lumen,et all juga mendapatkan

hasil7 sebanyak 45,5% striktur uretra disebabkan iatrogenik yang didalamnya termasuk

reseksi transuretral, kateterisasi uretra, cystoscopy, prostatectomy, brachytherapy, dan

pembedahan hypospadia.5 Penelitian ini menjadi penting mengingat prosedur pemasangan

kateter uretra merupakan prosedur rutin pada penanganan kasus retensi urin akut seperti

benign prostat hiperplasia, adanya bekuan darah, urethritis, kronik obstruksi yang

menyebabkan hidronefrosis, dan dekompresi kantung kemih akibat permasalahan saraf.6

Keteterisasi urin merupakan salah satu tindakan yang membantu eliminasi urin

maupun ketidakmampuan melakukan urinasi. Prosedur pemasangan kateter uretra merupakan

tindakan invasif. Pasien akan dipasangkan sejenis alat yang disebut kateter Dower pada

muara uretra. Dalam melakukan prosedur ini diperlukan keprofesionalan. Banyak pasien

merasa cemas, takut akan rasa nyeri, dan tidak nyaman pada saat dilakukan kataterisasi

uretra. Hasil studi dari Mushhab, 2006 menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

lama waktu terpasang kateter dengan tingkat kecemasan pada pasien yang terpasang kateter

uretra. 7

Kejadian striktur uretra telah didokumentasikan sejak 600 tahun sebelum masehi.

Menurut pendapat para ahli, pada abad ke-19 sekitar 15-20% pria dewasapernah mengalami

striktur. Pada abad ke-21 ini diperkirakan di Inggris 16.000 pria dirawat di rumah sakit karena

striktur uretra dan lebih dari 12.000 dari mereka memerlukan operasi dengan biaya 10 juta

2

Page 3: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

euro. Estimasi prevalensi di inggris sendiri adalah 10/100.000 pada masa dewasa awal dan

meningkat 20/100.000 pada umur 55 sedangkan pada umur 65 tahun menjadi 40/100.000.

Angka ini meningkat terus untuk pasien tua sampai 100/100.000. Hal yang sama juga

dilaporkan di Amerika Serikat.8

Sebuah studi di Nigeria melaporkan pola striktur uretra. Dalam studi ini menyebutkan

delapan puluh empat pasien (83 laki-laki dan 1 perempuan) dengan striktur uretra dilihat

dalam sebuah periode dengan usia rata-rata 43,1 tahun. Trauma bertanggung jawab untuk 60

(72,3%) kasus, dengan kecelakaan lalu lintas sebanyak 29 orang (34,9%), dengan trauma

iatrogenik sebesar 17 (20,5%) dari semua kasus striktur uretra. Pemasangan kateter uretra

bertanggung jawab pada 13 pasien (76,5%) dari kasus iatrogenik. Uretritis purulen

bertanggung jawab untuk 22 (26,5%) kasus. Lima puluh (60,2%) kasus terletak di uretra

anterior sedangkan dua puluh tiga (39,8%) berada di posterior. Lima puluh tujuh pasien

dilakukan urethroplasty dengan kekambuhan 14% dan 8 pasien mengalami dilatasi uretra

dengan kekambuhan 50% pada 1 tahun. 9

B. ANATOMI URETRA

Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli

sampai orifisium uretra eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi. Uretra pria

dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior. Uretra posterior dibagi

menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea. Uretra anterior dibagi menjadi

meatus uretra, pendulare uretra dan bulbus uretra. Dalam keadaan normal lumen uretra laki-

laki 24 ch, dan wanita 30 ch. Kalau 1 ch = 0,3 mm maka lumen uretra laki-laki 7,2 mm dan

wanita 9 mm.2,3

3

Page 4: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

GAMBAR 1 : ANATOMI

1. Uretra bagian anterior

Uretra anterior memiliki panjang 18-25 cm (9-10 inchi). Saluran ini dimulai dari

meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini berupa tabung yang

lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan operasi atau reparasi relatif

mudah. 2,3

2. Uretra bagian posterior

Uretra posterior memiliki panjang 3-6 cm (1-2 inchi). Uretra yang dikelilingi kelenjar

prostat dinamakan uretra prostatika. Bagian selanjutnya adalah uretra membranasea, yang

memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra, sukar untuk dilatasi dan pada bagian

ini terdapat otot yang membentuk sfingter. Sfingter ini bersifat volunter sehingga kita dapat

menahan kemih dan berhenti pada waku berkemih. Uretra membranacea terdapat dibawah

dan dibelakang simpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat mencederai uretra

membranasea. 2,3

4

Page 5: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

C. DEFINISI

Striktur uretra adalah berkurangnya diameter atau elastisitas uretra yang disebabkan

karena jaringan uretra digantikan oleh jaringan ikat. 2

D. ETIOLOGI

Striktur uretra dapat terjadi pada:

1. Infeksi

Merupakan faktor yang paling sering menimbulkan striktur uretra, seperti

infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan uretritis gonorrhoika atau non

gonorrhoika telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya namun sekarang

sudah jarang akibat pemakaian antibiotik, kebanyakan striktur ini terletak di pars

membranasea, walaupun juga terdapat pada tempat lain; infeksi chlamidia sekarang

merupakan penyebab utama tapi dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan

individu yang terinfeksi atau menggunakan kondom.1-3

2. Trauma

Fraktur tulang pelvis yang mengenai uretra pars membranasea, trauma tumpul

pada selangkangan (straddle injuries) yang mengenai uretra pars bulbosa, dapat

terjadi pada anak yang naik sepeda dan kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga

jatuh dengan uretra pada bingkai sepeda pria, trauma langsung pada penis,

instrumentasi transuretra yang kurang hati-hati (iatrogenik) seperti pemasangan

kateter yang kasar, fiksasi kateter yang salah. 1-3

3. Iatrogenik

a. Operasi rekonstruksi dari kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia

b. Post operasi

Beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan striktur uretra,

seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi. 1-3

4. Tumor

5. Kelainan Kongenital,misalnya kongenital meatus stenosis, klep uretra posterior1-3

5

Page 6: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Penyebab paling umum dari striktur uretra saat ini adalah traumatik atau iatrogenik.

Penyebab yang lebih jarang ditemui adalah peradangan atau infeksi, keganasan, dan

kongenital. Striktur akibat infeksi biasanya merupakan gejala sekunder dari urethritis

gonococcal, yang masih umum di beberapa populasi berisiko tinggi.10

Penyebab yang paling penting adalah idiopati, reseksi transurethral, kateterisasi

uretra, fraktur panggul dan operasi hipospadia. Penyebab iatrogenik keseluruhan (reseksi

transurethral, kateterisasi uretra, sistoskopi, prostatektomi, operasi brachytherapy dan

hipospadia) adalah 45,5% dari kasus striktur. Pada pasien yang lebih muda dari 45 tahun

penyebab utama adalah idiopati, operasi hipospadia dan fraktur panggul. Pada pasien yang

lebih tua dari 45 tahun penyebab utama adalah reseksi transurethral dan idiopathy. Penyebab

utama penyakit penyempitan multifokal/panurethral adalah kateterisasi uretra anterior,

sedangkan fraktur panggul adalah penyebab utama dari striktur uretra posterior.5

E. PATOFISIOLOGI

Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan mukosa

pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli-buli, ureter dan ginjal. Mukosanya terdiri

dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna epitelnya skuamosa dan

berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular.

Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara

epimorfosis, artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak

sama dengan semula.

Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra,

sehingga terjadi striktur uretra. 1-3

Segala proses yang melukai lapisan epitelium uretra atau di bagian korpus

spongiosum pada proses penyembuhannnya akan menghasilkan jaringan parut tau scar. Hal

ini akan menyebabkan striktur uretra anterior. Sebagian besar striktur uretra disebabkan oleh

trauma, biasanya stradle trauma. Trauma ini biasanya tidak dirasakan sampai pasien

mengeluh kesulitan BAK yang merupakan tanda dari obstruksi oleh karena striktur atau scar.

Trauma iatrogenik juga dapat menyebabkan striktur uretra. Namun dengan berkembangnya

endoskopi yang kecil dan pembatasan indikasi sistoskopi pada pria membuat kejadian striktur

6

Page 7: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

uretra lebih sedikit. Jejas pada urethra posterior yang berakibat terjadinya striktur

berhubungan dengan fibrosis periurethral yang luas.11

Striktur akibat radang berhubungan dengan gonorrhea adalah penyebab paling sering

pada masa lalu dan sekarang sangat jarang ditemui. Dengan penanganan antibiotik yang tepat

dan efektif, urethriris gonococcal jarang menjadi striktur uretra. Sampai hari ini belum jelas

hubungan antara uretritis nonspesifik dengan striktur uretra anterior.11

Karakteristik dari striktur adalah perubahan epitel uretra oleh jaringan fibrosa padat

karena tromboflebitis lokal di korpus spongiosum dalam. Epitel itu sendiri biasanya utuh,

meskipun yang abnormal. Patogenesis striktur belum dipelajari secara luas dan studi yang ada

menyebutkan infeksi sebagai penyebab, meskipun telah ada studi pada model binatang yang

mempelajari trauma elektro-koagulasi pada uretra kelinci sebagai model cedera iatrogenik.

Lokasi dari kelenjar uretra berhubungan dengan tempat kejadian infeksi yang berhubungan

dengan striktur yang mengimplikasikannya sebagai penyebab. Namun, satu-satunya studi

tentang patogenesis penyakit striktur menunjukkan bahwa perubahan yang utama adalah

metaplasia epitel uretra dari normal jenisnya pseudo-kolumnar bertingkat pada epitel

skuamosa berlapis. Ini adalah epitel yang rapuh, dan ini cenderung untuk robek saat terjadi

distensi selama berkemih. Robekan tersebut akan membuat lubang di epitel menyebabkan

ekstravasasi urine saat berkemih yang memicu untuk terbentuknya fibrosis subepitel. Pada

penampakan mikroskopis, tempat terjadinya robekan terbentuk fibrosis dan menyatu selama

periode tahun untuk membentuk plak makroskopik, yang kemudian dapat menyempitkan

uretra jika mereka menyatu di sekitar lingkar uretra untuk membentuk sebuah cincin yang

lengkap. Dalam model pembentukan striktur, infeksi bakteri dapat menginduksi metaplasia

skuamosa, dan faktor lainnya dapat berupa bahan kimia, fisik atau biologis.8

7

Page 8: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

GAMBAR 2 : PATOFISIOLOGI

GAMBAR 3. Anatomi striktur uretra anterior meliputi, dalam banyak kasus, yang

mendasari spongiofibrosis. A, Sebuah lipat, mukosa. B, Iris penyempitan. C, Full-

ketebalan keterlibatan dengan fibrosis minimal dalam jaringan spons. D, Full-

ketebalan spongiofibrosis. E, Peradangan dan fibrosis yang melibatkan jaringan luar

korpus spongiosum. F, striktur kompleks rumit dengan fistula

F. GEJALA KLINIS

Adanya obstruksi saluran kemih bawah akan memberikan sekumpulan gejala yang

populer diistilahkan sebagai LUTS (lower urinary tract symptoms). Patofisiologi LUTS di-

dasarkan atas 2 kelompok gejala, yaitu :

8

Page 9: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

1. Voiding symptom; yaitu gejala yang muncul sebagai akibat kegagalan buli untuk men-

geluarkan sebagian atau seluruh isi kandung kemih, antara lain: weakness of stream

(pancaran kencing melemah), abdominal straining (mengejan), hesitancy (menunggu

saat akan kencing), intermittency (kencing terputus-putus), disuria (nyeri saat kenc-

ing), incomplete emptying (kencing tidak tuntas), terminal dribble ( kencing menetes).

2. Storage symptom; yaitu gejala yang muncul sebagai akibat gangguan pengisian kan-

dung kemih, bias karena iritasi atau karena perubahan kapasitas kandung kemih, an-

tara lain : frekuensi, urgensi, nocturia, incontinensia (paradoxal), nyeri suprasimfisis.

3. Miction post symptom; yaitu gejala yang muncul pasca miksi, antara lain tidak

lampias, terminal dribbling, inkontinensia paradoks 1-3

Gejala dari striktur uretra yang khas adalah pancaran buang air seni kecil dan bercabang.

Gejala yang lain adalah iritasi dan infeksi seperti frekuensi, urgensi, disuria, inkontinensia,

urin yang menetes, kadang-kadang dengan penis yang membengkak, infiltrat, abses dan

fistel. Gejala lebih lanjutnya adalah retensi urine. 1-3

G. DIAGNOSIS

Diagnosis striktur uretra dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosis pasti

striktur uretra didapat dari pemeriksaan radiologi, tentukan lokasi dan panjang striktur serta

derajat penyempitan dari lumen uretra. 1,11

H. PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan Fisik

i. Anamnesa:

Untuk mencari gejala dan tanda adanya striktur uretra dan juga mencari penyebab

striktur uretra. 1,11

ii. Pemeriksaan fisik dan lokal:

Untuk mengetahui keadaan penderita dan juga untuk meraba fibrosis di uretra,

infiltrat, abses atau fistula.11,12

2. Pemeriksaan Penunjang

9

Page 10: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

i. Laboratorium

- Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya infeksi

- Ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal11,12

ii. Uroflowmetri

Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan pancaran urin.

Volume urin yang dikeluarkan pada waktu miksi dibagi dengan lamanya proses miksi.

Kecepatan pancaran urin normal pada pria adalah 20 ml/detik dan pada wanita 25

ml/detik. Bila kecepatan pancaran kurang dari harga normal menandakan ada

obstruksi. 11,12

iii. Radiologi

Diagnosa pasti dibuat dengan uretrografi, untuk melihat letak penyempitan dan

besarnya penyempitan uretra. Teknik pemeriksaan uretrogram adalah pemeriksaan

radiografi ureter dengan bahan kontras.uretra.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai panjang striktur adalah dengan

membuat foto bipolar sistouretrografi dengan cara memasukkan bahan kontras secara

antegrad dari buli-buli dan secara retrograd dari uretra. Dengan pemeriksaan ini

panjang striktur dapat diketahui sehingga penting untuk perencanaan terapi atau

operasi. 11,12

GAMBAR 4. Retrograde urethrogram menunjukkan striktur uretra bulbar

iv. Instrumentasi

10

Page 11: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Pada pasien dengan striktur uretra dilakukan percobaan dengan memasukkan

kateter Foley ukuran 24 ch, apabila ada hambatan dicoba dengan kateter dengan

ukuran yang lebih kecil sampai dapat masuk ke buli-buli. Apabila dengan kateter

ukuran kecil dapat masuk menandakan adanya penyempitan lumen uretra. 11,12

v. Uretroskopi

Untuk melihat secara langsung adanya striktur di uretra. Jika diketemukan

adanya striktur langsung diikuti dengan uretrotomi interna (sachse) yaitu memotong

jaringan fibrotik dengan memakai pisau sachse. 11,12

I. DERAJAT PENYEMPITAN URETRA

Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktur uretra dibagi menjadi tiga

tingkatan:

1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra

2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen uretra

3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra

Pada penyempitan derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum yang

dikenal dengan spongiofibrosis. 1-3

GAMBAR 5 : DERAJAT PENYEMPITAN URETRA

J. PENATALAKSANAAN

11

Page 12: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Striktur uretra tidak dapat dihilangkan dengan jenis obat-obatan apapun.Pasien yang

datang dengan retensi urin, secepatnya dilakukan sistostomi suprapubik untuk mengeluarkan

urin, jika dijumpai abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian antibiotika. Pengobatan

striktur uretra banyak pilihan dan bervariasi tergantung panjang dan lokasi dari striktur, serta

derajat penyempitan lumen uretra.2

Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah:

1. Bougie (Dilatasi)

Sebelum melakukan dilatasi, periksalah kadar hemoglobin pasien dan periksa adanya

glukosa dan protein dalam urin.

Tersedia beberapa jenis bougie. Bougie bengkok merupakan satu batang logam yang

ditekuk sesuai dengan kelengkungan uretra pria; bougie lurus, yang juga terbuat dari logam,

mempunyai ujung yang tumpul dan umumnya hanya sedikit melengkung; bougie filiformis

mempunyai diameter yang lebih kecil dan terbuat dari bahan yang lebih lunak.

Berikan sedatif ringan sebelum memulai prosedur dan mulailah pengobatan dengan

antibiotik, yang diteruskan selama 3 hari. Bersihkan glans penis dan meatus uretra dengan

cermat dan persiapkan kulit dengan antiseptik yang lembut. Masukkan gel lidokain ke dalam

uretra dan dipertahankan selama 5 menit. Tutupi pasien dengan sebuah duk lubang untuk

mengisolasi penis.

Apabila striktur sangat tidak teratur, mulailah dengan memasukkan sebuah bougie

filiformis; biarkan bougie di dalam uretra dan teruskan memasukkan bougie filiformis lain

sampai bougie dapat melewati striktur tersebut (Gbr.6A-D). Kemudian lanjutkan dengan

dilatasi menggunakan bougie lurus (Gbr.6E).

12

Page 13: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Apabila striktur sedikit tidak teratur, mulailah dengan bougie bengkok atau lurus

ukuran sedang dan secara bertahap dinaikkan ukurannya.2

Dilatasi dengan bougie logam yang dilakukan secara hati-hati. Tindakan yang kasar

tambah akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya

menimbulkan striktur lagi yang lebih berat. Karena itu, setiap dokter yang bertugas di pusat

kesehatan yang terpencil harus dilatih dengan baik untuk memasukkan bougie. Penyulit dapat

mencakup trauma dengan perdarahan dan bahkan dengan pembentukan jalan yang salah

(false passage). Perkecil kemungkinan terjadinya bakteremi, septikemi, dan syok septic

dengan tindakan asepsis dan dengan penggunaan antibiotik.2

GAMBAR 7 : Dilatasi uretra pada pasien pria (lanjutan). Bougie lurus dan bougie

bengkok (F); dilatasi strikur anterior dengan sebuah bougie lurus (G) dilatasi dengan

sebuah bougie bengkok (H-J)

2. Uretrotomi interna

Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong jaringan

sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse, laser atau elektrokoter.

Otis uretrotomi dikerjakan pada striktur uretra anterior terutama bagian distal dari

pendulans uretra dan fossa navicularis, otis uretrotomi juga dilakukan pada wanita dengan

striktur uretra.

13

Page 14: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Indikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat Sachse adalah striktur uretra

anterior atau posterior masih ada lumen walaupun kecil dan panjang tidak lebih dari 2 cm

serta tidak ada fistel, kateter dipasang selama 2-3 hari pasca tindakan. Setelah pasien

dipulangkan, pasien harus kontrol tiap minggu selama 1 bulan kemudian 2 minggu sekali

selama 6 bulan dan tiap 6 bulan sekali seumur hidup. Pada waktu kontrol dilakukan

pemeriksaan uroflowmetri, bila pancaran urinnya < 10 ml/det dilakukan bouginasi.2

3. Uretrotomi eksterna

Tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian dilakukan

anastomosis end-to-end di antara jaringan uretra yang masih sehat, cara ini tidak dapat

dilakukan bila daerah strikur lebih dari 1 cm.

Cara Johansson; dilakukan bila daerah striktur panjang dan banyak jaringan fibrotik.

Stadium I, daerah striktur disayat longitudinal dengan menyertakan sedikit jaringan sehat

di proksimal dan distalnya, lalu jaringan fibrotik dieksisi. Mukosa uretra dijahit ke penis

pendulans dan dipasang kateter selama 5-7 hari.

Stadium II, beberapa bulan kemudian bila daerah striktur telah melunak, dilakukan

pembuatan uretra baru.

4. Uretroplasty dilakukan pada penderita dengan panjang striktur uretra lebih dari 2 cm

atau dengan fistel uretro-kutan atau penderita residif striktur pasca Uretrotomi Sachse.

Operasi uretroplasty ini bermacam-macam, pada umumnya setelah daerah striktur di

eksisi, uretra diganti dengan kulit preputium atau kulit penis dan dengan free graft

atau pedikel graft yaitu dibuat tabung uretra baru dari kulit preputium/kulit penis

dengan menyertakan pembuluh darahnya.2

K. KOMPLIKASI

1. Trabekulasi, sakulasi dan divertikel

Pada striktur uretra kandung kencing harus berkontraksi lebih kuat, maka otot kalau

diberi beban akan berkontraksi lebih kuat sampai pada suatu saat kemudian akan melemah.

Jadi pada striktur uretra otot buli-buli mula-mula akan menebal terjadi trabekulasi pada fase

kompensasi, setelah itu pada fase dekompensasi timbul sakulasi dan divertikel. Perbedaan

14

Page 15: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

antara sakulasi dan divertikel adalah penonjolan mukosa buli pada sakulasi masih di dalam

otot buli sedangkan divertikel menonjol di luar buli-buli, jadi divertikel buli-buli adalah

tonjolan mukosa keluar buli-buli tanpa dinding otot.2

2. Residu urine

Pada fase kompensasi dimana otot buli-buli berkontraksi makin kuat tidak timbul residu.

Pada fase dekompensasi maka akan timbul residu. Residu adalah keadaan dimana setelah

kencing masih ada urine dalam kandung kencing. Dalam keadaan normal residu ini tidak

ada.2

3. Refluks vesiko ureteral

Dalam keadaan normal pada waktu buang air kecil urine dikeluarkan buli-buli melalui

uretra. Pada striktur uretra dimana terdapat tekanan intravesika yang meninggi maka akan

terjadi refluks, yaitu keadaan dimana urine dari buli-buli akan masuk kembali ke ureter

bahkan sampai ginjal.2

4. Infeksi saluran kemih dan gagal ginjal

Dalam keadaan normal, buli-buli dalam keadaan steril. Salah satu cara tubuh

mempertahankan buli-buli dalam keadaan steril adalah dengan jalan setiap saat

mengosongkan buli-buli waktu buang air kecil. Dalam keadaan dekompensasi maka akan

timbul residu, akibatnya maka buli-buli mudah terkena infeksi.Adanya kuman yang

berkembang biak di buli-buli dan timbul refluks, maka akan timbul pyelonefritis akut

maupun kronik yang akhirnya timbul gagal ginjal dengan segala akibatnya.2

5. Infiltrat urine, abses dan fistulasi

Adanya sumbatan pada uretra, tekanan intravesika yang meninggi maka bisa timbul

inhibisi urine keluar buli-buli atau uretra proksimal dari striktur. Urine yang terinfeksi keluar

dari buli-buli atau uretra menyebabkan timbulnya infiltrat urine, kalau tidak diobati infiltrat

urine akan timbul abses, abses pecah timbul fistula di supra pubis atau uretra proksimal dari

striktur.2

L. HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER URETRA DENGAN STRIKTUR

URETRA

15

Page 16: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Kunci penting permasalahan striktur uretra adalah terbentuknya jaringan parut atau

scar di dalam lumen uretra. Terbentuknya jaringan parut ini adalah sebuah proses imun tubuh

guna memperbaiki kerusakan yang dialami oleh tubuh. Setidaknya terdapat dua hal yang

menyebabkan terbentuknya jaringan parut, yakni proses inflamasi dan infeksi. Pada beberapa

studi juga menyebutkan sistem saraf berperan pada terjadinya striktur uretra, namun

penelitian itu hanya dilakukan pada tikus percobaan.6

Inflamasi pada striktur uretra. Studi pada penggunaan kateter uretra Batch

menyebutkan keterkaitan pembentukan striktur selama penggunaan dengan peradangan akut

dan kronis yang ditandai setelah implantasi subkutan pada tikus. Tingkat peradangan tidak

berkorelasi dengan kekasaran permukaan kateter yang dinilai dari pemindaian mikroskop

elektron, tetapi menunjukkan hubungan yang sangat baik dengan efek sitotoksik ekstrak yang

larut dari kateter pada makrofag dalam kultur jaringan. Temuan menunjukkan bahwa

pembentukan striktur dapat diinduksi oleh zat kimia dan tidak mungkin berhubungan dengan

kekasaran permukaan kateter. Walaupun belum jelas bagaimana zat kimia dapat

menyebabkan striktur, namun diperkirakan berperan penting adalah proses imunitas berupa

inflamasi lokal yang terjadi di lumen uretra.13

Beberapa faktor etiologi dimana kateter dapat menyebabkan striktur uretra telah

didiskusikan. Beberapa tahun terakhir banyak perhatian bahan kateter, terutama lateks, dan

perannya dalam pembentukan striktur. Kateter uretra terbuat dari berbagai bahan

dikombinasikan dengan bahan kimia yang berbeda. Tampaknya seolah-olah zat kimia dapat

larut dari bahan kateter sehingga menyebabkan reaksi inflamasi. Menggunakan teknik kultur

sel dan model hewan yang diimplantasi dari bahan kateter ke dalam uretra. Studi tersebut

menilai sitotoksisitas secara in vitro (IC50) dan reaksi inflamasi in vivo dari bahan kateter

yang berbeda. Studi ini menegaskan bahwa terutama bahan lateks tidak memiliki efek

sitotoksik dan tidak menyebabkan peradangan yang cukup di mukosa uretra. Dengan melapisi

kateter dengan perak, sitotoksisitas bisa dikurangi secara signifikan dibandingkan dengan

lateks murni dengan kateter lateks yang dilapisi hidrogel. Beberapa studi telah menunjukkan

efek sitotoksik dari bahan kateter, menunjukkan bahwa efek ini mungkin penting dalam

peradangan uretra. Namun, mekanisme yang tepat di balik fenomena ini tidak diketahui.16

Dalam upaya untuk menjelaskan reaksi inflamasi dalam uretra sekunder ke kateter, penelitian

selanjutnya mengarah pada pengaruh sistem saraf pada peradangan uretra. Hasilnya

16

Page 17: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

menunjukkan bahwa suatu bagian penting dalam peradangan yang disebabkan kateter

dimainkan oleh reaksi neurogenik.6

Kateter yang menjadi keras atau berkerak dan infeksi adalah kerugian pada

pemasangan kateter jangka panjang. Dalam sebuah penelitian, 77 pasien laki-laki dilakukan

pemasangan kateter secara acak dengan menggunakan 1 dari 3 jenis kateter: 22 kateter

silikon lateks, 28 kateter lateks dilapisisi hidrogel, dan 27 kateter silikon penuh. Durasi

pemasangan kateter rata-rata adalah 2,2 hari. Reaksi inflamasi uretra dinilai dari spesimen

usap sitologi uretra. Kerak kateter dipelajari dengan menggunakan analisis scanning elektron

mikroskopis (SEM) . Kateter silikon penuh menginduksi peradangan derajat paling ringan di

uretra, persentase rata-rata sel-sel inflamasi dalam apusan adalah 20%. Pada kelompok yang

memakai kateter lateks nilai hapusannya adalah 36%. Baik usia pasien maupun durasi

kateterisasi memiliki efek pada reaksi inflamasi, yang lebih ditandai pada pasien dengan

kelainan hemodinamik. Kateter yang dilapisi hidrogel efektif mencegah kerak, sedangkan

kateter lateks yang dilapisi silikon kurang efektif mencegah timbulnya kerak pada permukaan

kateter. Reaksi inflamasi bervariasi pada semua pasien.14

Infeksi pada striktur uretra. Kateter terkait infeksi saluran kemih tetap menjadi salah

satu jenis infeksi yang paling umum yang didapat di rumah sakit. Kemajuan lebih lanjut

dalam pencegahan memerlukan pemahaman yang lebih baik dari patogenesis. Bakteri dapat

masuk ke kandung kemih melalui kontaminasi ujung kateter pada saat pemasangan dengan

flora dari uretra distal atau dari bakteri naik dari luar ke bagian dalam kateter. Urin sisa pada

kandung kemih pasien yang terpasang kateter meningkatkan risiko bakteriuria. Selama proses

infeksi, bakteri perlu lebih dahulu menempel dengan sel-sel epitel saluran kemih dan atau

permukaan dari kateter. Mereka kemudian akan berkembang menjadi biofilm pada

permukaan kateter dan tahan terhadap sistem kekebalan tubuh dan antibiotik. Kateter sendiri

dapat menyebabkan kerusakan fisik langsung ke epitel kandung kemih, kateter mungkin

beracun dan juga menyebabkan peradangan. Bakteri juga dapat merusak epitel dan

menyebabkan peradangan dan kombinasi dari keduanya mungkin sinergis dalam timbulnya

gejala pada pasien.20 Pada saat peradangan tersebut sembuh dengan terbentuknya jaringan

fibrosa, jika mengurangi luas lumen uretra, akan terjadilah striktur uretra. 14

Terbentuknya biofilm pada pemasangan kateter juga menjadi pemicu infeksi pada

uretra. Di saluran kemih, dikenal biofilm terkait infeksi termasuk prostatitis, sistitis kronis,

17

Page 18: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

urolitiasis struvite, dan kateter terkait infeksi. Biofilm melindungi organisme penyebab dari

sistem pertahanan tubuh dan terapi antimikroba. Pembentukan biofilm secara tradisional telah

dianggap hasil dari adhesi dan pembentukan kapsul oleh mikroorganisme. Biofilm ini akan

membuat lingkungan yang baik untuk bakteri melakukan invasi dan proliferasi di lapisan

epitel uretra. 15

M. PENCEGAHAN

- Menghindari terjadinya trauma pada uretra dan pelvis

- Tindakan transuretra dengan hati-hati, seperti pada pemasangan kateter

- Menghindari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi penyakit menular

seksual seperti gonorrhea, dengan jalan setia pada satu pasangan dan memakai

kondom

- Pengobatan dini striktur uretra dapat menghindari komplikasi seperti infeksi dan

gagal ginjal2

Melihat beberapa faktor yang telah dijelaskan diatas, terdapat solusi untuk mencegah

terjadinya striktur uretra atau paling tidak menurunkan angka morbiditasnya, terutama akibat

pemasangan kateter uretra. Salah satunya yang paling mudah adalah melakukan program

pendidikan kepada tenaga medis. Sebuah studi yang mencoba melakukan intervensi kepada

kelompok sampel guna mencegah terjadinya striktur uretra. Studi ini dilakukan selama 13

bulan. Pada bualan ke-1 sampai ke-6 injuri yang diakibatkan oleh kateter dicatat dan

dianalisis. Pada bulan ke-7, dilakukan program pendidikan bagi tenaga medis mengenai

anatomi dasar urologi, teknik pemasangan kateter uretra, dan kateter yang aman. Bulan ke-8

sampai ke-13 dilihat insiden injuri terkait kateter. Data sebelum intervensi dan sesudah

kemudian dibandingkan. Didapatkan hasil bahwa sebelum intervensi injuri terjadi dengan

insiden 3,2/1000 pasien dengan 1 pasien yang mengalami striktur uretra yang berulang.

Setelah dilakukan intervensi didapatkan data bahwa inseden terjadinya injuri berkurang

menjadi 0,7/1000 pasien (p=0,006) dan tidak didapatkan striktur uretra. Ini menunjukkan

injuri iatrogenik pada pemasangan kateter dapat dicegah sehingga angka morbiditas pasien di

rumah sakit turun. 16

Infeksi sebagai salah satu pencetus terjadinya striktur juga dapat dicegah. Pencegahan

dapat diawali dengan sebuah sistem dimana tenaga medis yang melakukan kateterisasi

18

Page 19: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

diingatkan bahwa kateter masih terpasang dan bila tidak diperlukan dapat dilepas. Selain itu

tenaga medis diingatkan untuk mengganti kateter yang telah terpasang pada interval tertentu

dan bila tenaga medis itu bukan dokter dapat menggantinya tanpa persetujuan dokter. Pada

sebuah studi metanalisa mendapatkan hasil dengan dilakukan intervensi angka kejadian

infeksi saluran kencing terkait kateter berkurang sebesar 52% (P=0,001). Secara keseluruhan

durasi pemasangan kateter berkurang 37%, 2,61 hari lebih sedikit pada pasien dengan

intervensi. Sedangkan pada studi dengan intervensi penggantian kateter tidak ditemukan

perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. 23 Bahan kateter juga dijadikan pertimbangan.

Kateter yang dilapisi silver mengurangi angka kejadian infeksi terkait kateter. Dengan

berkurangnya durasi kateterisasi dan angka kejadian infeksi saluran kemih terkait kateter

maka kemungkinan pasien menjadi striktur uretra juga berkurang.17

Pada guideline eropa dan asia menyebukan langkah-langkah untuk mencegah infeksi

terkait kateter. Langkah-langkah tersebut adalah (1) sistem kateter harus tetap tertutup, (2)

durasi pemasangan kateter haruslah seminimal mungkin, (3) antiseptik atau antibiotik topical

pada kateter, uretra, atau meatus tidak direkomendasikan, (4) walaupun keuntungan

profilaksis antibiotik dan antiseptik telah terbukti, tidak direkomendasikan, (5) pelepasan

kateter sebelum tengah malam setelah prosedur operasi non-urologi mungkin bermakna, (6)

pada pemasangan jangka panjang sebaiknya kateter diganti secara teratur, walaupun belum

ada bukti ilmiah interval penggantian kateter, dan (7) terapi antibiotik kronis tidak

disarankan.18

Tidak ada konsensus mengenai waktu kapan penggantian kateter rutin harus

dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada instruksi pabrik. Periode yang lebih pendek mungkin

diperlukan jika ada kerusakan atau kebocoran kateter. Secara umum, pemakaian jangka

panjang kateter harus diganti sebelum terjadi penyumbatan. Waktu untuk melakukan

penggantian berbeda dari satu pasien ke pasien lain. 17

Berbagai macam tindakan medis dapat menyebabkan striktur uretra, salah satunya

adalah internal urethrotomy. Striktur dapat dicegah dengan melakukan kateterisasi sendiri

secara periodik. Pasien diminta melakukan kateterisasi sendiri secara berkala setiap hari atau

tiap seminggu sekali. Studi menyebutkan, dengan melakukan ini secara signifikan (P<0,01)

striktur uretra berulang lebih sedikit pada tahun pertama post-operasi. Tidak terdapat

komplikasi yang tercatat pada studi ini. Mitomycin C disebut dapat mencegah striktur uretra

19

Page 20: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

pula. Mitomycin C memiliki sifat antifibroblast dan anticollagen dan dalam laporan pada

hewan disebutkan mampu meningkatkan tingkat keberhasilan trabeculectomy dan

miringotomi. Dengan menyuntikkan mitomycin C pada submukosa uretra pada saat internal

urethrotomy didapatkan penurunan striktur uretra berulang (p=0,006).29 Penggunaan alat

seperti sumpit yang terbuat dari baja telah dilaporkan di Cina. Metode ini merupakan metode

dimana pasien melakukan dilatasi uretra sendiri. Pemakaian sumpit ini dilakukan setelah

dilakukan urethrotomy dengan ukuran 18 French. Seberapa dalam penggunaan sumpit ini

ditentukan oleh lokasi striktur. Tidak ada striktur uretra berulang yang dilaporkan pada

laporan ini.19

Beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mencegah trauma uretra iatrogenik.

Rekomendasi yang diberikan eropa adalah mencegah kateterisasi yang beresiko trauma,

durasi pemasangan kateter dilakukan seminimal mungkin, dan pada saat melakukan operasi

abdomen atau pelvis harus dilakukan dengan kateter uretra terpasang sebagai struktur

protektif.20

N. PROGNOSIS

Striktur uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani

pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan

observasi selama satu tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.2

Striktura uretra seringkali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani

pemeriksaan/kontrol secara teratur minimal sampai 1 tahun setelah operasi dan tidaka

menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.

Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan pancaran urine yang langsung dilihat oleh

dokter atau menggunakan rekaman uroflowmetri. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan

tiap control adalah sebagai berikut.

1. Dilatasi berkala dengan menggunakan busi

2. CIC (clean intermitten catheterization) atau kateterisasi bersih mandiri berkala

yaitu pasien dianjurkan untuk melakukan kateterisasi secara periodik pada waktu

20

Page 21: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

tertentu dengan kateter yang bersih( tidak perlu steril) guna mencegah kekambuhan

striktura.2

O. STRIKTUR URETRA PADA WANITA

Etiologi striktur pada wanita berbeda dengan laki-laki, etiologi striktura uretra pada

wanita radang kronis. Biasanya di derita wanita usia diatas 40 tahun dengan sindroma sistitis

berulang yaitu disuria, frekuensi dan urgensi.

Diagnosis striktur uretra dibuat dengan bougie aboul’e, tanda khas dari pemeriksaan

bougie aboul’e adalah pada waktu dilepas terdapat flik/hambatan.

Pengobatan dari striktura uretra pada wanita dengan dilatasi, kalo gagal dengan otis

uretrotomi.2

21

Page 22: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA STENOSIS MEATUS URETRA

A. PENDAHULUAN

Gangguan genital yang sering ditemui di praktek dokter .Stenosis meatus adalah suatu

kondisi yang diperoleh relatif umum terjadi di 9% -10% dari laki-laki yang disirkumsisi..

Gangguan ini ditandai oleh pancaran urin yang dibelokkan ke atas, sulit memulai kencing

dan, disuria dangan gangguan urgensi dan frekuensi berkembih yang meningkat.1

B. EPIDEMIOLOGI

Stenosis meatus berkisar 9% -10% dari laki-laki yang disirkumsisi. Dalam sebuah

penelitian prospektif anak laki-laki yang disunat, Van Howe (2006) menemukan stenosis

meatus pada 24 dari 239 (7,29%) anak usia 3 tahun, membuat stenosis meatus merupakan

komplikasi yang paling umum dari sirkuumsisi. Stenosis meatus tidak membawa risiko

kematian. Morbiditas terbatas pada gejala klinis dan komplikasi bedah,termasuk perdarahan,

infeksi, dan kambuh. Stenosis meatus tidak memiliki predileksi pada ras dan suku tertentu.

Anak-anak yang tidak terlatih toilet lebih cenderung untuk memperoleh stenosis meatus

setelah sunat karena paparan dari urin terhadap mukosa meatus dalam popok. Kebanyakan

anak-anak yang toilet trained dapat verbalisasi kesulitan mereka selama berkemih kepada

pengasuh mereka. Stenosis meatus hanya terjadi pada laki-laki.1,12

C. ETIOLOGI

Pada anak yang disirkumsisi, paparan terus-menerus dari urin terhadap meatus dan

trauma mekanis ujung distal glans terhadap hasil popok basah (dermatitis amonia)

mengakibatkan hilangnya epitel meatus, dan fusi dari tepi ventral nya. Hal ini menghasilkan

lubang pinpoint di ujung glans. 1,12

22

Page 23: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

Penyebab lain stenosis meatus meliputi:

Kegagalan operasi hipospadia

trauma

kateterisasi berkepanjangan

Balanitis xerotica obliterans1,12

Balanitis xerotica obliterans (BXO), yang merupakan kondisi abnormal glans penis yang

menyebabkan perubahan warna keputihan dan penampilan kering glans yang akhirnya dapat

menyebabkan stenosis meatus. Serangkaian penelitianretrospektif 10 tahun di Rumah Sakit

Anak Boston termasuk 41 pasien dengan usia rata-rata 10,6 tahun. Delapan puluh lima persen

dari pasien berusia 8-13 tahun. Proses penyakit ditemukan melibatkan preputium, kelenjar,

dan, kadang-kadang uretra. Diagnosis rujukan yang paling umum termasuk phimosis (52%),

balanitis (13%), dan buried penis (10%). Pada 46% pasien, sunat adalah kuratif. Dua puluh

tujuh persen (11 pasien) memiliki keterlibatan meatus yang dirawat oleh meatotomy dan

meatoplasty, dan 22% diperlukan prosedur plastik luas penis, termasuk cangkok mukosa

bukal. Pada anak-anak dengan BXO, stenosis meatus tampaknya cukup umum. Meskipun

BXO sulit untuk diobati, meatotomy menghasilkan hasil yang baik pada pasien dengan

BXO.1,12

D. PATOFISIOLOGI

Setelah disirkumsisi, meatus atau muara akhir saluran kemih anak yang tidak terlatih

ke kamar mandi terus-menerus akan terpapar terhadap urin, yang lama kelamaan

mengakibatkan peradangan (dermatitis amonia) dan trauma mekanik akibat meatus

menggosok terhadap popok basah. Hal ini menyebabkan hilangnya lapisan epitel halus uretra

distal. Kehilangan lapisan epitel ini dapat mengakibatkan perlekatan kembali dari lapisan

epitel di sisi ventral oleh jaringan ikat (jaringan fibrotik) akibat dari terputus nya jembatan

susunan jaringan epitel tersebut, meninggalkan lubang pinpoint di ujung glans. Karena

kondisi ini sangat jarang terjadi pada anak-anak tidak disirkumsisi, sirkumsisi diyakini

menjadi faktor penyebab yang paling penting terjadinya stenosis meatus.

Penyebab hipotetis lain dari kondisi ini adalah iskemia akibat kerusakan arteri

frenular selama srikumsisi sehingga suplai darah yang kurang ke bagian distal glans penis

23

Page 24: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

sehingga menyebabkan pembentukan jaringan ikat dan akhir nya menyebabkan stenosis

meatus. 1,12

E. GEJALA KLINIS

Riwayat pasien mungkin termasuk yang berikut:

Gangguan pancaran urin (dibelokkan ke atas), peningkatan kecepatan aliran urin

Disuria

Perlu untuk berdiri kembali atau duduk saat buang air kecil

Nyeri terbakar pada meatus

Bercak darah di celana

Gangguan pengosongan kandung kemih (urgensi, prolonged dan frekuency inconti-

nence) 1,12

F. PEMERIKSAAN FISIK

Stenosis meatus dapat dicurigai berdasarkan pada pemeriksaan inpeksi terdapat

meatus yang lebih kecil dari normal, terutama jika, dengan traksi lateral, tepi ventral meatus

muncul menyatu.Pengamatan anak saat berkemih sangat membantu dalam

mengkonfirmasikan diagnosis dari gangguan.

Jika dokter keinginan untuk mengkalibrasi meatus, Litvak et al melaporkan bahwa

meatus pada anak berusia kurang dari 1 tahun akan menerima 5F selang dilumasi. Mereka

juga melaporkan bahwa, pada anak usia 1-6 tahun, sebuah tabung pengisi 8F harus lolos

tanpa kesulitan. 1,12

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Stenosis meatus tidak menyebabkan infeksi saluran kemih, hidronefrosis, atau segala

bentuk obstruksi saluran kemih bagian bawah. Untuk alasan ini, tidak ada investigasi lebih

lanjut diperlukan urologis. Jika diagnosis dipertanyakan, mengamati kekosongan anak,

dengan perhatian khusus pada kekuatan aliran (meningkat), kaliber aliran (menurun), dan

24

Page 25: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

durasi episode berkemih (biasanya berkepanjangan), sangat membantu. Jika gangguan

eliminasi tersangka, urodynamics non-invasif seperti uroflowmetri dengan elektromiografi

(pad elektroda) dan pengukuran kapasitas kandung kemih dan residu urin setelah berkemih

bisa ditunjukkan. Jika suspek infeksi, urinalisis bisa dilakukan. 1,12

H. PENATALAKSANAAN

Meatotomy adalah pengobatan definitif untuk stenosis meatus. Meatotomy adalah

prosedur sederhana di mana ventrum dari meatus dihancurkan (untuk hemostasis) selama 60

detik dengan mosquito hemostat lurus dan kemudian disisihkan dengan gunting khusus

Brown et al melaporkan hasil yang sangat baik pada 130 meatotomi dengan hanya 2

rekurensi stenosis meatus dan 1 pasien dengan perdarahan yang membutuhkan jahitan. Hal

ini juga berkait efektivitas biaya pengobatan ini dan mencatat toleransi pasien yang baik

ketika pendekatan informed conscent digunakan untuk meyakinkan anak sebelum dan selama

prosedur. Sepanjang prosedur ini, orang tua didorong untuk tetap bersama anak-anak selama

operasi, karena kehadiran mereka tampaknya memiliki efek menenangkan.

Jika pengasuh dan pasien yang kooperatif, prosedur ini dapat dilakukan di praktek

dokter menggunakan anestesi topikal lokal dioleskan secara bebas dan menyeluruh pada

seluruh permukaan glans penis yang ditutup menggunakan kassa dan dibiarkan obatnya

bekerja selama setidaknya satu jam. Setelah satu jam, kassan tadi dibuang dan penis

disiapkan dan dibungkus menjadi bidang steril. Sepanjanng prosedur ini, yakinkan anak dan

katakan padanya apa yang akan dilakukan. Dengan salah satu pisau hemostat langsung

diletakkan ke meatus dan menghancurkan ventrum dari meatus (sekitar 3 mm) dengan

menutup hemostat tersebut. Ini memberikan hemostasis yang adekuat dalam kebanyakan

kasus. Pisahkan daerah yang telah hancur dengan gunting khusus dan dioleskan salep

antibiotik. Setelah operasi, sangat penting bahwa pengasuh memisahkan tepi meatus dan

oleskan salep antibiotik dua kali sehari selama 2 minggu dan kemudian sekali sehari selama 2

minggu untuk mencegah satu sisi meatotomy dari menempel ke sisi yang lain. Bisa juga

dengan melakukan pelebaran menggunakan kateter atau ujung tabung salep mata selama 4-8

minggu. Disuria ringan mungkin hadir selama 1-2 hari setelah meatotomy. Jika hasil disuria

pada retensi urin, menempatkan anak dalam bak air hangat dapat merangsang berkemih. 1,12

25

Page 26: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

I. PENCEGAHAN

Setelah meatotomy, menginstruksikan pengasuh untuk anak berpakaian celana dalam

longgar selama 24 jam. Batasi aktivitas, seperti olahraga, naik sepeda, dan kegiatan bermain,

selama 3-4 hari. 1,12

J. KOMPLIKASI

Komplikasi termasuk perdarahan selama atau setelah meatotomy, infeksi, dan

rekurensi. Semua komplikasi ini cukup jarang dan dapat ditangani denganmanajemen yang

tepat. Disuria ringan dapat bertahan selama 1-2 hari. Menempatkan anak dalam bak air

hangat dapat membantu. 1,12

K. PROGNOSIS

Prognosis sangat baik. Meatotomy menyembuhkan gejala kebanyakan pasien. 1,12

26

Page 27: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

BAB IV

PENUTUP

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat jaringan parut. Striktur uretra

merujuk pada penyakit uretra anterior, atau proses yang melibatkan jaringan parut pada

jaringan korpus spongiosum (spongiofibrosis). Striktur diawali dengan trauma pada lumen

uretra yang diikuti proses penyembuhan dan kontaksi bekas luka tersebut mengurangi ukuran

lumen uretra. Gangguan genital yang sering ditemui di praktek dokter .Stenosis meatus

adalah suatu kondisi yang diperoleh relatif umum terjadi di 9% -10% dari laki-laki yang

disirkumsisi.. Gangguan ini ditandai oleh pancaran urin yang dibelokkan ke atas, sulit

memulai kencing dan, disuria dangan gangguan urgensi dan frekuensi berkembih yang

meningkat.

Kateterisasi uretra merupakan tindakan invasif yang wajib dikuasai dokter umum

maupun tenaga medis yang lain. Pemasangan kateter haruslah dilakukan dengan langkah-

langkah yang benar. Pemasangan kateter uretra adalah tindakan pertama kali yang dilakukan

pada pasien dengan retensi urin akut. Sebagai tindakan invasif, pemasangan kateter ini tentu

memiliki resiko. Salah satunya adalah terjadinya striktur uretra.

Faktor-faktor yang menghubungkan pemasangan kateter uretra dengan striktur uretra

adalah proses inflamasi dan infeksi. Patogenesis terperinci mengenai infeksi menyebabkan

striktur uretra belum jelas. Namun kebaradaan infeksi pada lumen uretra tentu akan berlanjut

pada proses penyembuhan, yaitu inflamasi. Jaringan fibrosa yang dihasilkan pada proses in-

flamasi bertanggung jawab terhadap terjadinya striktur uretra.

Striktur uretra yang disebabkan tindakan iatrogenik dapat dicegah, khususnya pada

pemasangan kateter. Guideline yang ada telah memberikan arahan bagaimana mencegah

striktur uretra dengan pendekatan dua faktor diatas. Pencegahan dapat berupa dari yang pal-

ing mudah adalah mengingatkan tenaga medis tentang pemasangan kateter sampai penggu-

naan kateter yang terbuat dari bahan tertentu. Institusi dapat membuat peraturan dimana akan

mengingatkan tenaga medis bahwa kateter masih terpasang dan bila tidak diperlukan dapat

dilepas. Selain itu tenaga medis diingatkan untuk mengganti kateter yang telah terpasang

27

Page 28: striktur uretra

Striktur uretra dan stenosis meatus uretra 2013

pada interval tertentu dan bila tenaga medis itu bukan dokter dapat menggantinya tanpa per-

setujuan dokter. Pasien dengan resiko tinggi terjadi infeksi sebaiknya menggunakan kateter

yang dilapisi silver.

Meatotomy adalah pengobatan definitif untuk stenosis meatus. Meatotomy adalah

prosedur sederhana di mana ventrum dari meatus dihancurkan (untuk hemostasis) selama 60

detik dengan mosquito hemostat lurus dan kemudian disisihkan dengan gunting khusus.

28