unud-919-1774710688-tesis

89
TESIS PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN PADA KETEPATAN ANGGARAN (STUDI EMPIRIS DI SKPD PEMERINTAH PROVINSI BALI) I GEDE EKA ARYA KUSUMA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013

description

tesis

Transcript of unud-919-1774710688-tesis

Page 1: unud-919-1774710688-tesis

TESIS

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN PADA KETEPATAN ANGGARAN(STUDI EMPIRIS DI SKPD PEMERINTAH PROVINSI

BALI)

I GEDE EKA ARYA KUSUMA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

Page 2: unud-919-1774710688-tesis

i

TESIS

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN PADA KETEPATAN ANGGARAN(STUDI EMPIRIS DI SKPD PEMERINTAH PROVINSI

BALI)

I GEDE EKA ARYA KUSUMA

NIM 1091662017

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

Page 3: unud-919-1774710688-tesis

ii

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,KOMITMEN ORGANISASI DAN KETIDAKPASTIAN

LINGKUNGAN PADA KETEPATAN ANGGARAN(STUDI EMPIRIS DI SKPD PEMERINTAH PROVINSI

BALI)

Tesis Untuk Memperoleh Gelar MagisterPada Program Magister, Program Studi Akuntansi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GEDE EKA ARYA KUSUMA

NIM 1091662017

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

Page 4: unud-919-1774710688-tesis

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS TELAH DISETUJUI

TANGGAL 9 DESEMBER 2013

Pembimbing I,

Dr. I Ketut Budiartha, SE, Msi., Ak.NIP. 19591212 198702 1 001

Pembimbing II,

Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., Msi.NIP. 19670501 199203 2 002

Mengetahui,

Ketua Program StudiMagister Akuntansi

Program PascasarjanaUniversitas Udayana,

Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.NIP 19641224 199103 1 002

DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.s (K)NIP 19590215 198510 2 001

Page 5: unud-919-1774710688-tesis

iv

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 9 Desember 2013

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor

Universitas Udayana No.: 1471/UN14.4/HK/2013 Tanggal 15 Agustus 2013

Ketua: Dr. I Ketut Budiartha, SE, Msi., Ak.

Anggota:

1. Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., Msi.

2. Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si.,Ak.

3. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak.

4. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, Msi., Ak.

Page 6: unud-919-1774710688-tesis

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : I Gede Eka Arya Kusuma

NIM : 1091662017

Program Studi : Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Judul Tesis : Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi,dan Ketidakpastian Lingkungan Pada Ketepatan Anggaran (Studi Empiris diSKPD Pemerintah Provinsi Bali)

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.

Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka sayabersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 danPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 9 Desember 2013

Yang membuat pernyataan,

I Gede Eka Arya Kusuma

Page 7: unud-919-1774710688-tesis

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas segala rahmat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penyusunan Tesis

yang berjudul “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen

Organisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan Pada Ketepatan Anggaran

(Studi Empiris di SKPD Pemerintah Provinsi Bali)” dapat diselesaikan.

Tentunya karya tulis ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan banyak

pihak. Untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih setulus-

tulusnya kepada:

1. Dr. I Ketut Budiartha, SE.,M.Si.,Ak. selaku pembimbing akademik sekaligus

selaku pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran,

memberikan saran dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini dengan baik.

2. Dr. I.G.A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si. selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis dengan dengan penuh kesabaran, memberikan motivasi

dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

3. Dr. Drs. I Made Sukartha, M.Si.,Ak, Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE.,M.Si.,Ak,

dan Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE.,M.Si.,Ak. Selaku tim penguji yang telah

memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) selaku Rektor Universitas

Udayan dan Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku Direktur

Page 8: unud-919-1774710688-tesis

vii

Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatanya dan fasilitas

yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan proses pendidikan.

5. Dr. Dewa Wirama, SE.,MSBA.,Ak. selaku Ketua Program Magister

Akuntansi Universitas Udayana, seluruh Dosen Pengajar Magister Akuntansi

dan pegawai Program Magister Akuntansi Universitas Udayana yang

memberikan bantuan dan perhatian selama perkuliahan.

6. Seluruh pegawai Pemerintah Provinsi Bali yang telah membantu penulis

dalam pengumpulan data sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

7. Ayah, Ibu, dan Istri yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun

materiil dan doanya dalam menyelesaikan tesis ini

8. Teman-teman angkatan VII Program Pascasarjana, Program Studi Akuntansi

Universitas Udayana yang telah membantu, memberikan saran, dan motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan melimpahkan rahmatnya serta

membalas budi Bapak/Ibu/Saudara/I sekalian. Akhir kata penulis berharap semoga

tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Denpasar, 9 Desember 2013

Penulis

Page 9: unud-919-1774710688-tesis

viii

ABSTRAK

Penelitian tentang anggaran sudah banyak dilakukan, sementara penelitiantentang ketepatan anggaran sepanjang pengetahuan penulis, masih sedikitdilakukan. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara empirisbagaimana pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi, danKetidakpastian Lingkungan pada Ketepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja diSKPD Pemerintah Provinsi Bali

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahMetode Simple Random Sampling dengan sampel sebanyak 85 orang. Dalampenelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data Anggaran dan RealisasiSKPD Pemerintah Provinsi Bali tahun 2011 dan data primer denganmenggunakan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresilinier berganda. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresiberganda, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dan uji asumsiklasik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kejelasan Sasaran Anggaran danKomitmen Organisasi berpengaruh positif pada Ketepatan Anggaran Pendapatandan Belanja, sedangkan Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh negatif padaKetepatan Anggaran Pendapatan dan Belanja.

Kata kunci: kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, ketidakpastianlingkungan, dan ketepatan anggaran.

Page 10: unud-919-1774710688-tesis

ix

ABSTRACT

Study on budget in general has been done quite often, However very fewstudy that specifically observing the budget accuracy as far as author’sknowledge. The purpose of this study is to demonstrate empirically whether thereis an effect of Budget Goal Clarity, Organizational Commitment, andEnvironmental Uncertainty to Revenue Budget Accuracy and Expenditure BudgetAccuracy in Bali Provincial Government SKPD.

Method of sampling technique used on this study is Simple RandomSampling Method with total sample of 85 people. In this study, the secondary datais taken from SKPD Budget and Realization data of Bali Provincial Governmentin 2011, while the primary data is obtained from questionnaires. The analysistechnique is Multiple Linear Regression Analysis. However before the hypothesisis analyzed with Multiple Regression Analysis, it has been passed the validity andreliability and classical assumption test.

The study results indicate that the Budget Goal Clarity and OrganizationalCommitment has a positive effect to the Revenue and Expenditure BudgetAccuracy, on the other hand the Environmental Uncertainty has a negative effectto the Revenue and Expenditure Budget Accuracy.

Keywords: budget goal clarity, organizational commitment, environmentaluncertainty, and the budget accuracy.

Page 11: unud-919-1774710688-tesis

x

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................... iPERSYARATAN GELAR ............................................................................ iiLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................. ivSURAT PERNYATAAN ............................................................................... vUCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... viABSTRAK ...................................................................................................... viiiABSTRACT .................................................................................................... ixDAFTAR ISI................................................................................................... xDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ............................................... 11.2 Rumusan Masalah ......................................................... 71.3 Tujuan Penelitian.......................................................... 71.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Teori Goal-Setting ....................................................... 92.2 Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik .................. 102.3 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik ....................... 122.4 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ................. 132.5 Kejelasan Sasaran Anggaran ........................................ 152.6 Komitmen Organisasi ................................................... 172.7 Ketidakpastian Lingkungan .......................................... 192.8 Ketepatan Anggaran .................................................... 202.9 Penelitian Terdahulu..................................................... 22

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESISPENELITIAN3.1 Kerangka Berpikir ........................................................ 303.2 Konsep Penelitian ......................................................... 333.3 Hipotesis Penelitian ...................................................... 34

BAB IV METODE PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 394.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 414.3 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 414.4 Penentuan Sumber Data ........................................................... 42

Page 12: unud-919-1774710688-tesis

xi

4.4.1 Jenis Data ........................................................................ 424.4.2 Sumber Data ................................................................... 42

4.5 Populasi dan Sampel ................................................................ 434.6 Variabel Penelitian ................................................................... 46

4.5.1 Identifikasi Variabel........................................................ 464.5.2 Definisi Operasional Variabel ........................................ 47

4.7 Analisis Data............................................................................. 494.7.1 Uji Instrumen Penelitian ................................................. 494.7.2 Pengujian Asumsi Klasik................................................. 504.7.3.Teknik Analisis Data ...................................................... 51

BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Tingkat Pengembalian kuesioner ............................................. 545.2 Deskripsi Statistik Demografi Responden ................................ 545.3 Uji Instrumen Penelitian............................................................ 56

5.3.1 Uji Validitas .................................................................... 565.3.2 Uji Reliabilitas ................................................................ 58

5.4 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 595.5 Uji Regresi Linear Berganda .................................................... 62

BAB VI PEMBAHASAN6.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran pada Ketepatan

Anggaran di SKPD Pemerintah Provinsi Bali ......................... 666.2 Pengaruh Komitmen Organisasi pada Ketepatan Anggaran

di SKPD Pemerintah Provinsi Bali .......................................... 676.3 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan pada Ketepatan

Anggaran di SKPD Pemerintah Provinsi Bali ......................... 68

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan.................................................................................... 697.2 Keterbatasan .............................................................................. 707.3 Saran .......................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 73LAMPIRAN .................................................................................................. 78

Page 13: unud-919-1774710688-tesis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan pemerintah daerah yang berakuntabilitas, tidak bisa lepas dari

anggaran pemerintah daerah, sesuai dengan pendapat Mardiasmo (2009:21), yang

mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah pemanfaatan

sumber daya yang dilakukan secara ekonomis, efisien, efektif, adil dan merata

untuk mencapai akuntabilitas publik. Anggaran merupakan alat perencanaan

manajerial dalam bentuk keuangan yang berisi aktivitas-aktivitas yang akan

dilakukan selama periode waktu tertentu sebagai acuan kegiatan organisasi dan

menunjukkan tujuan organsiasi. Anggaran diperlukan dalam pengelolaan sumber

daya tersebut dengan baik untuk mencapai kejelasan sasaran anggaran yang

diharapkan oleh masyarakat dan untuk menciptakan akuntabilitas terhadap

masyarakat. Lingkup sektor publik di Indonesia mengenal Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). RAPBD diartikan sebagai rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD). Rancangan tersebut memuat pos-pos pendapatan dan

belanja yang menjadi sasaran atau target yang hendak dicapai selama satu tahun.

Penyusunan anggaran publik merupakan suatu proses yang cukup rumit.

Hal tersebut berbeda dengan penganggaran pada sektor privat. Anggaran pada

sektor privat merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk

publik. Sebaliknya pada sektor publik, anggaran justru harus diinformasikan

Page 14: unud-919-1774710688-tesis

2

kepada publik untuk dikritik dan didiskusikan untuk mendapat masukan.

Anggaran sektor publik merupakan instrument akuntabilitas atas pengelolaan dana

publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik

(Mardiasmo, 2009).

Perubahan-perubahan atas rencana anggaran yang telah ditetapkan

sebelumnya lazim dilakukan. Praktik yang berlaku adalah Anggaran Murni dan

Anggaran Perubahan. Anggaran murni adalah anggaran awal seperti terdapat

dalam RAPBD. Anggaran Perubahan adalah anggaran yang ditetapkan setelah

RAPBD berjalan. Selisih besaran antara realisasi dengan anggaran yang

ditetapkan ini menjadi perhatian utama. Besaran angka tersebut secara tidak

langsung mengungkapkan kapasitas pegawai dalam penyusunan anggaran.

Secara teknis, perkiraan keadaan yang akan terjadi di masa mendatang

menjadi pertimbangan penting dalam penyusunan anggaran. Keadaan internal

yang berada di bawah kendali semestinya bisa diakomodasikan dengan baik.

Persoalan yang muncul adalah perubahan-perubahan eksternal yang berada di luar

kendali sehingga sulit diperkirakan. Kemampuan melihat jauh ke depan semacam

ini yang akan menentukan ketepatan anggaran dengan realisasinya. Selisih antara

anggaran dengan realisasinya menjadi indikator ”keberhasilan” penyusunan

anggaran. Sebagai konsekuensinya, penyusun cenderung selalu bersikap mencari

aman dengan menetapkan anggaran pada angka yang relatif rendah dengan

harapan agar dapat dengan mudah dicapai realisasinya.

Page 15: unud-919-1774710688-tesis

3

Kesalahan memprediksi akan mengacaukan rencana yang telah disusun

dan berdampak terhadap penilaian kinerjanya. Anggaran pada sektor publik

meliputi aspek perencanaan, aspek pengendalian, dan aspek akuntabilitas publik.

Anggaran sebagai perencanaan yang dimaksud adalah anggaran merupakan

rencana kegiatan yang terjadi dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para

pimpinan dari suatu instansi dalam melaksanakan kegiatan tertentu pada masa

yang akan datang. Anggaran tidak saja sebagai alat perencanaan keuangan dalam

sistem pengendalian manajemen, tetapi juga sebagai alat pengendalian,

koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi (Halim dan Husien, 2000)

yang menyebabkan penelitian di bidang anggaran pada pemerintah daerah,

menjadi relevan dan penting.

Kenis (1979) mengatakan terdapat beberapa karakteristik sistem

penganggaran. Salah satu karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran

anggaran. Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan lingkup anggaran yang

dinyatakan secara jelas dan spesifik, dan dimengerti oleh pihak yang

bertanggungjawab terhadap pencapaianya. Adanya sasaran anggaran yang jelas

akan memudahkan pegawai untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya,

target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin

dicapai organisasi. Hal ini berimplikasi pada ketepatan anggaran. Ketepatan

anggaran terjadi apabila realisasi dari setiap kegiatan dalam organisasi

tidak melebihi atau sama dengan (DIPA) Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran.

Page 16: unud-919-1774710688-tesis

4

Penelitian-penelitian tentang anggaran sudah banyak dilakukan, sementara

penelitian tentang ketepatan anggaran sepanjang pengetahuan penulis, masih

sedikit dilakukan. Seperti penelitian Kuncoro (2008) menunjukkan terjadi selisih

anggaran belanja dengan realisasi belanja secara statistik signifikan pada daerah

yang secara finansial kaya. Penelitian Dedeh (2009) menunjukkan bahwa terjadi

penyimpangan pada total pendapatan, total biaya langsung, total biaya tidak

langsung, dan laba bersih anggaran operasional tetapi masih dalam batas

pengendalian manajemen. Penelitian Fadli (2012) menunjukkan adanya selisih

anggaran yang cukup besar dan berfluktuatif setiap tahun antara penetapan

anggaran dengan realisasi anggaran penjualan yang sangat tidak menguntungkan

bagi perusahaan.

Penelitian ini memasukkan tiga variabel independen, yaitu kejelasan

sasaran anggrana, komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan dalam

hubungannya dengan ketepatan anggaran. Latar belakang dipilihnya kejelasan

sasaran anggaran, karena pada konteks pemerintah daerah, kejelasan sasaran

anggaran tercakup dalam Rencana Strategik Daerah (Renstrada) dan Program

Pembangunan Daerah (Propeda) yang berimplikasi pada aparat untuk menyusun

anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah sehingga

realisasi tidak melebihi atau sama dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya

maka ketepatan anggaran akan tercapai.

Komitmen organisasi merupakan variabel yang sangat mempengaruhi

kinerja pegawai untuk mencapai ketepatan anggaran, karena komitmen organisasi

yang kuat dalam individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai

Page 17: unud-919-1774710688-tesis

5

tujuan organisasi (Modway et al, 1979). Anggaran harus disertai dengan

komitmen organisasi seluruh pegawai untuk mencapai apa yang telah ditetapkan.

Tanpa upaya serius dari setiap individu untuk mencapainya, maka penyusunan

anggaran tidak akan banyak manfaatnya bagi organisasi. Karena itu, di dalam

menyusun anggaran, organisasi harus mempertimbangkan dengan teliti sumber

daya yang dimiliki organisasi untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun

adalah realistis. Sehingga, dengan komitmen tinggi, ketepatan anggaran akan

tercapai. Individu berkomitmen rendah akan mementingkan dirinya, dan

memungkinkan terjadinya ketidaktepatan anggaran.

Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang mempengaruhi

ketepatan anggaran dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan sering

menjadi faktor yang menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap

lingkungan. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai rasa

ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi di

lingkungannya secara akurat (Milliken, 1987). Sebaliknya, Duncan (1972) dalam

Falikhatum (2007) menyatakan bahwa dalam ketidakpastian lingkungan yang

rendah (lingkungan yang relatif stabil), individu dapat memprediksi keadaan

sehingga dapat menentukan langkah-langkah yang akan diambil dapat

direncanakan dengan lebih akurat.

SKPD Pemerintah Provinsi Bali selalu terjadi selisih antara anggaran yang

ditetapkan sebelumnya dengan realisasinya seperti anggaran dan realisasi pada

tahun anggaran 2010, anggaran pendapatan direncanakan sebesar Rp 1,938 triliun

lebih, realisasinya sebesar Rp 2,237 triliun lebih dengan selisih Rp 299 milyar

Page 18: unud-919-1774710688-tesis

6

lebih atau sebesar 115,43 persen, sedangkan anggaran belanja 2010 yang

direncanakan sebesar Rp 2,386 triliun, terealisasi sebesar Rp 1,985 triliun dengan

selisih Rp 400 milyar lebih atau sebesar 83,23 persen. Anggaran dan realisasi

pada tahun anggaran 2011, anggaran pendapatan direncanakan sebesar Rp 2,395

triliun lebih, realisasinya sebesar Rp 2,662 triliun lebih dengan selisih Rp 267

milyar lebih atau sebesar 111,15 persen, sedangkan Anggaran belanja 2011 yang

direncanakan sebesar Rp 2,973 triliun, terealisasi sebesar Rp 2,537 triliun lebih

dengan selisih Rp 436 milyar lebih atau sebesar 85,34 persen. Berdasarkan

fenomena tersebut membuktikan dari tahun 2010 sampai 2011 terjadi

ketidaktepatan anggaran antara anggaran yang ditetapkan sebelumnyan dengan

realsiasinya. Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran,

komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran di

SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

Page 19: unud-919-1774710688-tesis

7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada ketepatan anggaran

pendapatan?

2) Bagaimana pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada ketepatan anggaran

belanja?

3) Bagaimana pengaruh komitmen organisasi pada ketepatan anggaran

pendapatan?

4) Bagaimana pengaruh komitmen organisasi pada ketepatan anggaran

belanja?

5) Bagaimana pengaruh ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran

pendapatan?

6) Bagaimana pengaruh ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran

belanja?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah:

1) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kejelasan sasaran anggaran

pada ketepatan anggaran pendapatan.

2) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kejelasan sasaran anggaran

pada ketepatan anggaran belanja.

Page 20: unud-919-1774710688-tesis

8

3) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh komitmen organisasi pada

ketepatan anggaran pendapatan.

4) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh komitmen organisasi pada

ketepatan anggaran belanja.

5) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh ketidakpastian lingkungan

pada ketepatan anggaran pendapatan.

6) Untuk membuktikan secara empiris pengaruh ketidakpastian lingkungan

pada ketepatan anggaran belanja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Kegunaan teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam bidang akuntansi

manajemen dan akuntansi keperilakuan khususnya tentang kajian empiris

mengenai pengaruh kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, dan

ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran di SKPD Pemerintah

Provinsi Bali.

2) Kegunaan Praktis sebagai bahan masukan bagi aparatur pengelola

anggaran SKPD Pemerintah Provinsi Bali didalam menyikapi fenomena

yang terjadi sehubungan dengan variabel kejelasan sasaran anggaran,

komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan pada ketepatan

anggaran di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

Page 21: unud-919-1774710688-tesis

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Goal-Setting

Teori penetapan tujuan atau goal setting theory awalnya

dikemukakan oleh Locke (1968), yang menunjukkan adanya keterkaitan

antara tujuan dan kinerja seseorang terhadap tugas. Teori ini menjelaskan

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua buah cognition yaitu

content (values) dan intentions (tujuan). Orang telah menentukan goal atas

perilakunya di masa depan dan goal tersebut akan mempengaruhi perilaku

yang sesungguhnya terjadi. Perilakunya akan diatur oleh ide (pemikiran)

dan niatnya sehingga akan mempengaruhi tindakan dan konsekuensi

kinerjanya. Umumnya, manajer menerima penetapan tujuan sebagai hal

yang sangat berarti untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja

(Dubrin, 2012 dalam Badiyah dkk, 2013).

Latham dan Yukl (1975) menyatakan, sebuah goal merupakan

sesuatu yang ingin dilakukan seseorang secara sadar. Lutham dan Locke

(1979) menyatakan bahwa sesungguhnya penentuan sasaran (goal)

merupakan sesuatu yang sederhana, namun kesederhanaan ini tidak dapat

diartikan secara sederhana atuapun biasa, melainkan harus ditanggapi

dengan perencanaan yang matang. Dengan penentuan sasaran (goal) yang

spesifik, seseorang akan mampu membandingkan apa yang telah dilakukan

dengan sasaran (goal) itu sendiri, dan kemudian menentukan dimana

Page 22: unud-919-1774710688-tesis

10

posisinya saat itu. Goal-setting mengijinkan individu untuk melihat hasil

kerja disaat ini dan membandingkannya dengan hasil kerja dimasa lalu.

Hal ini akan menimbulkan sebuah motivasi tersendiri bagi individu untuk

lebih berusaha lebih baik lagi.

Latham, et al (2008) dalam Mirayanti (2012) menemukan bahwa

goal-setting berpengaruh pada kinerja pegawai dalam organisasi publik.

Salah satu bentuk nyata dari penerapan goal-setting ini adalah anggaran.

Sebuah anggaran tidak hanya mengandung rencana dan jumlah nominal

yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan, tetapi juga mengandung

sasaran yang spesifik yang ingin dicapai organisasi. Berdasarkan

penelitian-penelitian yang telah dilakukan, temuan utama dari goal setting

theory adalah bahwa orang yang diberi tujuan yang spesifik, sulit tapi

dapat dicapai, memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan orang-orang

yang menerima tujuan yang mudah dan spesifik atau tidak ada tujuan sama

sekali. Pada saat yang sama, seseorang juga harus memiliki kemampuan

yang cukup, menerima tujuan yang ditetapkan dan menerima umpan balik

yang berkaitan dengan kinerja (Latham, 2003 dalam Badiyah dkk, 2013).

2.2. Anggaran dan Penganggaran Sektor Publik

Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan

dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan

moneter. Dalam bentuk yang paling sederhana anggaran publik merupakan

suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu

Page 23: unud-919-1774710688-tesis

11

organisasi yang meliputi informasi mengenai apa yang hendak dilakukan

dalam beberapa periode yang akan datang (Mardiasmo, 2009:62).

Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah

alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter

Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai ketika perumusan

strategi dan perencanaan strategi telah selesai dilakukan (Mardiasmo,

2009:61)

Menurut Mardiasmo (2009:63) anggaran sektor publik penting

karena:

1) Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan

pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan dan

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2) Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan

masyarakat yang tidak terbatas dan terus berkembang, sedangkan

sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya

masalah keterbatasan sumber daya, pilihan dan trade offs.

3) Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah

bertanggung jawab terhadap rakyat sehingga anggaran publik

merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh

lembaga-lembaga publik yang ada.

Page 24: unud-919-1774710688-tesis

12

2.3. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik

Menurut Mardiasmo (2009:67-68), prinsip-prinsip anggaran sektor

publik meliputi :

1) Otorisasi oleh Legislatif. Anggaran publik harus mendapatkan

otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat

membelanjakan anggaran tersebut.

2) Komprehensif. Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan

dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-

budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat

komprehensif.

3) Keutuhan anggaran. Semua penerimaan dan belanja pemerintah

harus terhimpun dalam dana umum.

4) Nondiscretionary Appripriation. Jumlah yang disetujui oleh dewan

legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.

5) Periodik. Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat

bersifat tahunan maupun multitahunan.

6) Akurat. Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan

yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai

kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat

mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan

overestimate pengeluaran.

7) Jelas. Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat,

dan tidak membingungkan.

Page 25: unud-919-1774710688-tesis

13

8) Diketahui publik. Anggaran harus diinformasikan kepada

masyarakat luas.

2.4. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Gambar 2.1 Proses Penyusunan Anggaran

Berdasarkan Gambar 2.1, maka proses penyusunan anggaran pada

Pemerintah Provinsi Bali dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) RPJMD merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang

berisi tentang visi dan misi Gubernur terpilih selama 5 tahun.

2) Berdasarkan RPJMD, maka setiap SKPD menyusun Rencana

Strategis (Renstra) selama 5 tahun.

Page 26: unud-919-1774710688-tesis

14

3) Di dalam Renstra terdapat Renja yang merupakan Rencana Kerja

Tahunan yang berisi target-target yang harus dicapai setiap tahunnya

oleh setiap SKPD. Renja tersebut diusulkan terlebih dahulu ke

BAPPEDA, dibahas dengan mengundang setiap Kepala SKPD dan

tokoh-tokoh masyarakat dalam Forum SKPD.

4) Setelah mendapatkan masukan dari tokoh-tokoh masyarakat, maka

BAPPEDA menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Daerah (Musrenbang) hasil dari Musrenbang menjadi

pokok-pokok pikiran.

5) Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut maka turun Rancangan

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Rancangan Prioritas Plafon

Anggaran Sementara (PPAS) yang menentukan prioritas-prioritas

setiap anggaran.

6) KUA dan PPAS disampaikan dan dibahas oleh Gubernur kepada

DPRD dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani

bersama maka turun Rencana Kerja Anggaran (RKA) diberikan pagu

indikatif yaitu pagu yang masih dapat berubah-ubah.

7) Setelah keluar RKA maka ditugaskan setiap SKPD menyusun

Rencana Kerja Anggaran SKPD (RKA SKPD). RKA SKPD tersebut

disampaikan ke Biro Keuangan dan BAPPEDA untuk divarifikasi

bersama Tim Anggaran yang terdiri dari Sekretaris Daerah, Biro

Aset, Biro Hukum dan Ham, Biro Organisasi, Biro Pemerintahan,

Page 27: unud-919-1774710688-tesis

15

Biro Perekonomian dan Pembangunan, Biro Umum dan Protokol,

Inspektorat, dan Dinas Pendapatan.

8) Berdasarkan hasil varifikasi, maka turun Rencana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dan dibahas oleh Gubernur

dan DPRD, maka turun Peraturan RAPBD dan divarifikasi oleh

Menteri Dalam Negeri.

9) Setelah divarifikasi oleh Menteri Dalam Negeri makan turun

Peraturan Daerah tentang APBD yang berisi Penjabaran APBD yaitu

penjabaran anggaran untuk setiap SKPD.

10) Setiap Penjabaran APBD terdapat Dokumen Pelaksana Anggaran

SKPD (DPA SKPD).

2.5. Kejelasan Sasaran Anggaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai rencana kerja

Pemerintah daerah merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk

mencapai tujuan daerah. Jika kualitas anggaran pemerintah daerah rendah,

maka kualitas fungsi-fungsi pemerintah cenderung lemah. Anggaran

daerah seharusnya tidak hanya berisi mengenai informasi pendapatan dan

penggunaan dana (belanja), tetapi harus menyajikan informasi mengenai

kondisi kinerja yang ingin dicapai. Anggaran Pemerintah daerah harus

bisa menjadi tolak ukur pencapaian kinerja yang diharapkan, sehingga

perencanaan anggaran daerah harus bisa menggambarkan sasaran kinerja

secara jelas.

Page 28: unud-919-1774710688-tesis

16

Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan

sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan

tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang

bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Oleh sebab

itu, sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan

dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun

dan melaksanakannya. Pelaksana anggaran memberikan reaksi positif dan

secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran.

Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan

kerja, peningkatan sikap pegawai terhadap anggaran, kinerja anggaran dan

efisiensi biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan, jika sasaran

anggaran dinyatakan secara jelas.

Anggaran tidak hanya sebagai alat perencanaan dan pengendalian

biaya dan pendapatan dalam pusat pertangunjawaban dalam suatu

oranisasi, sisi lain anggaran juga merupakan alat bagi manajerial SKPD

untuk mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja dan

memotivasi bawahannya.

Locke (1968) dalam Suhartono dan Solichin (2006) menyatakan bahwa

penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif daripada tidak menetapkan

tujuan spesifik yang akan mendorong pegawai untuk melakukan yang

terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki. Adanya sasaran

anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas

Page 29: unud-919-1774710688-tesis

17

organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran yang tidak jelas dapat

menyebabkan kebingungan, tekanan dan ketidakpuasan dari pegawai.

Pimpinan organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja, menurunkan

ketegangan kerja, dan memperbaiki anggaran yang dihubungkan dengan

sikap, kinerja anggaran, dan efisiensi biaya. Oleh sebab itu, kejelasan

sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat

dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun dan

melaksanakannya.

2.6. Komitmen Organisasi

Menurut Mowday, et al (1979), komitmen organisasi merupakan

keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang

ingin dicapai organisasi. komitmen organisasi sedikitnya memiliki tiga

karakteristik. Pertama, memiliki kepercayaan yang kuat dan menerima

nilai-nilai dan tujuan organisasi. Kedua, kemauan yang kuat untuk

berusaha atau bekerja keras untuk organisasi. Ketiga, keinginan untuk

tetap menjadi anggota organisasi. Menurut Luthans (2006:249) komitmen

sebagai sikap yang memiliki keinginan kuat untuk tetap berorganisasi

tertentu, berusaha keras sesuai keinginan organisasi dan keyakinan

terhadap penerimaan dan nilai organisasi.

Page 30: unud-919-1774710688-tesis

18

Menurut Suwandi dan Indriantoro (1999), komitmen organisasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ketidakjelasan peran,

kepuasan kerja dan kepercayaan organisasional. Ketidakjelasan peran

dapat mengurangi komitmen bawahan untuk mencapai tujuan organisasi,

sedangkan kepuasan kerja yang dirasakan bawahan dapat menimbulkan

komitmen yang tinggi. Bawahan dikatakan memiliki komitmen organisasi

yang tinggi jika lebih mengutamakan kepentingan organisasi dari pada

kepentingan pribadi atau kelompoknya. Bawahan dikatakan memiliki

komitmen organisasi yang rendah jika lebih mengutamakan kepentingan

pribadi atau kelompoknya dari pada kepentingan organisasi. Keselarasan

tujuan ini pada akhirnya meningkatkan komitmen organisasi.

Kepercayaan organisasi berkaitan dengan sejauh mana organisasi

memperhatikan kepentingan bawahan, semakin tinggi kepercayaan

bawahan terhadap organisasi, maka semakin tinggi pula komitmen

bawahan terhadap organisasi. Ketidakjelasan peran dapat mengakibatkan

bawahan ragu-ragu dalam melakukan kegiatan, yang akhirnya mengurangi

komitmen bawahan untuk mencapai tujuan. Untuk menghindarinya,

bawahan diikut sertakan dalam mengambil keputusan, misalnya dalam

penyusunan anggaran.

Page 31: unud-919-1774710688-tesis

19

2.7. Ketidakpastian Lingkungan

Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering

menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi

organisasi dengan lingkungan. Ketidakpastian merupakan persepsi dari

anggota organisasi. Ketidakpastian lingkungan yang tinggi didefinisikan sebagai

rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu yang terjadi

dilingkungannya secara akurat (Milliken, 1987). Sedangkan didalam Lingkungan

yang relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi keadaan di

masa datang sekingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat membantu

organisasi dengan lebih akurat (Duncan, 1972 dalam Darlis, 2002)

Miliken (1987) menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan

terdiri dari tiga tipe (effect uncertainty, response uncertainty, dan stated

uncertainty). Effect uncertainty adalah ketidakmampuan memprediksi

pengaruh lingkungan di masa akan datang terhadap organisasi. Response

uncertainty adalah ketidakmampuan memprediksi konsekuensi dari

pilihan-pilihan keputusan untuk merespon lingkungan. Stated uncertainty

merupakan suatu hal selalu dihubungkan dengan ketidakpastian

lingkungan (preceived environmental uncertainty).

Bagi suatu organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal dari

lingkungan, yang meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan

teknologi yang dibutuhkan (Govindarajan, 1986). Ketidakpastian

lingkungan merupakan situasi dimana seorang terkendala untuk

Page 32: unud-919-1774710688-tesis

20

memprediksi situasi disekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan

sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut (Luthans, 2006) .

2.8. Ketepatan Anggaran

Berdasarkan pendekatan bergulir, ketepatan anggaran dan perkiraan

anggaran dimonitor secara berkala dalam setahun dan dibandingkan

dengan hasil aktual (realisasi). Mengukur kinerja pegawai dalam

penganggaran (yaitu, kinerja mereka dalam mencapai target anggaran)

melibatkan penilaian terhadap ketepatan anggaran dan peramalan selama

periode tertentu yang dibandingkan dengan hasil aktual (realisasi). Secara

umum, ketepatan anggaran berkaitan dengan sasaran dari setiap kegiatan

agar tercapai target anggaran (McPhee, 2008). Hal ini didukung dengan

pendapat Mulyadi (2001:489) yang menyatakan salah satu karakteristik

anggaran, secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan

dengan anggaran, dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

Suatu cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan anggaran

adalah dengan menggunakan analisis varians anggaran. Menurut Hansen

dan Mowen (2006) analisis varians anggaran, yaitu perbedaan antara biaya

aktual input dan biaya yang direncanakan, demikian juga menurut Mahsun

(2006) dalam Dedeh (2009) analisis varians anggaran adalah teknik

pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran

dengan realisasinya tanpa melibatkan keberhasilan program. Shin dan

Siegel (2001) dalam Dedeh (2009) analisis varians membandingkan

Page 33: unud-919-1774710688-tesis

21

antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh

devisi, departemen, program, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya.

Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari

atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi

masalah dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga

akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan ketepatan anggaran

merupakan pembandingan antara anggaran dan realisasinya. Dalam sektor

Publik, ketepatan anggaran diukur dengan cara membandingkan anggaran

dengan realisasinya dalam periode setahun. Adanya tuntutan dari

masyarakat agar anggaran yang efektif dan efisien serta adanya Peraturan

Menteri Keuangan No. 93 PMK.02/2011 yang menyebutkan mengenai

(PBK) Penganggaran Berbasis Kinerja. Kinerja merupakan suatu

pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan

antara pendanaan dan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan

efesiensi dalam pencapaian kinerja tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas, ketepatan anggaran terjadi apabila

realisasi dari setiap kegiatan dalam SKPD Provinsi Bali tidak melebihi

atau sama dengan (DIPA) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. Apabila

realisasi dari setiap kegiatan melebihi DIPA, maka dapat dikatakan

sebagai ketidaktepatan anggaran.

Page 34: unud-919-1774710688-tesis

22

2.9. Penelitian Terdahulu

Kenis (1979) meneliti tentang karakteristik penentuan anggaran

(partisipasi, kejelasan sasaran, umpan balik, evaluasi, dan kesulitan

sasaran anggaran) terhadap sikap dan kinerja. Metode pengumpulan data

yang digunakan adalah survei kuesioner, dengan teknik analisis yang

digunakan adalah teknik analisis faktor dan korelasi. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa diantara karakteristik penentuan anggaran yang ada,

hanya partisipasi dan kejelasan sasaran anggaran yang memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap sikap dan kinerja.

Latham dan Steele (1983) meneliti tentang motivasi terhadap

hubungan antara partisipasi dan penentuan sasaran anggaran (goal-

setting). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei

kuesioner, dengan teknik analisis data analisis kovarians (ANOVA). Hasil

penelitian ini menemukan bahwa kelompok yang diberikan sasaran yang

ditentukan sebelumnya memiliki rata-rata kinerja lebih baik dibandingkan

dengan kelompok yang menentukan sasaran anggarannya secara

partisipatif.

Darlis (2002) meneliti tentang komitmen organisasional dan

ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara partisipasi anggaran

dengan senjangan anggaran. Sampel dalam penelitian ini adalah manajer

menengah di 120 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sebanyak

57 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah moderate regression

analysis (MRA). Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa komitmen

Page 35: unud-919-1774710688-tesis

23

organisasi terbukti dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi

penganggaran dengan kinerja secara signifikan, sementara ketidakpastian

lingkungan, baik internal maupun eksternal perusahaan, bukan merupakan

variabel moderator hubungan tersebut.

Kren (2003). Meneliti tentang ketidakpastian, partisipasi, dan

pengawasan dari sistem kontrol terhadap kecenderungan terjadinya

senjangan anggaran dan terjadinya senjangan anggaran aktual. Sampel

penelitian ini adalah 111 manajer dari 70 perusahaan dengan teknik

analisis yang digunakan adalah path analysis. Hasil dari penelitian ini

adalah ketidakpastian lingkungan berpengaruh positif terhadap senjangan

anggaran.

Darma (2004) meneliti tentang kejelasan sasaran anggaran dan

sistem pengendalian akuntansi terhadap kinerja manajerial dengan

komitmen organisasi sebagai variabel pemoderasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah manajer middle and lower level dari pemerintah

daerah yaitu pejabat setingkat kepala, kepala bagian/bidang/subdinas dan

kepala subbagian/subbidang/seksi dari badan, dinas dan kantor pada

pemerintah daerah kabupaten/kota se-propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi absolut

residual. Hasil penelitian ini adalah kejelasan sasaran anggaran dan sistem

pengendalian akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap

peningkatan kinerja manajerial, sedangkan komitmen organisasi tidak

Page 36: unud-919-1774710688-tesis

24

dapat memodarasi hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan

kinerja manajerial.

Suhartono dan Solichin (2006). Meneliti tentang kejelasan sasaran

anggaran pada senjangan anggaran dengan komitmen organisasi sebagai

pemoderasi. Sampel dalam penlitian ini adalah manajer tingkat menengah

dan tingkat bawah dari pemerintah daerah yaitu pejabat setingkat kepala,

kepala bagian/bidang/subdinas dan kepala subbagian/subbidang/seksi dari

badan, dinas dan kantor pada pemerintah daerah kota/kabupaten se-

propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mederate regression analysis (MRA) dengan

pendekatan interaksi. Hasil dari penelitian ini adalah kejelasan sasaran

anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran.

Komitmen organisasi berperan sebagai variabel pemoderasi dalam

hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran.

Eker (2007) meneliti tentang partisipasi anggaran terhadap kinerja

manajerial dengan menggunakan komitmen orgisasional sebagai variabel

intervening pada 500 perusahaan di Turki dengan sampel para bawahan

yang bekerja pada departemen akuntansi dan keuangan. Pengumpulan data

dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan mail survey kepada

500 perusahaan di Turki antara tanggal 1 Juni sampai dengan 30 Desember

2007 dengan 150 kuesioner yang kembali. Hasil dari penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran

dengan kinerja manajerial, terhdapat hubungan positif dan signifikan

Page 37: unud-919-1774710688-tesis

25

antara kinerja manajerial dengan komitmen organisasional, dan terdapat

hubungan positif dan signifikan dari partisipasi anggaran melalui

komitmen organisasional terhadap kinerja manajerial.

Kuncoro (2008) meneliti tentang variasi anggaran dan realisasi

anggaran belanja. Sampel penelitian ini adalah Laporan Perhitungan

Anggaran yang dikelola oleh Biro Keuangan Sekretariat Daerah

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta 2004 – 2007 dengan teknik

analisis varians anggaran. Hasil penelitian ini adalah terjadi perbedaan

selisih anggaran belanja yang secara statistik signifikan.

Murwaningsari (2008) meneliti tentang partisipasi anggaran dan

kinerja manjerial dengan variabel pemoderasi komitmen organisasi dan

keadilan prosedural. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

survei kuesioner, teknik analisi yang digunakan mederate regression

analysis (MRA). Hasil penelitian ini menemukan bahwa komitmen

organisasi dan keadilan prosedural dapat memperkuat hubungan partisipasi

anggran dengan kinerja manajerial.

Dedeh (2009) meneliti tentang analisis anggaran organisasi sebagai

alat pengendalian manajemen. Sampel peneli tian adalah pegawai di PDAM

Tirta Pakuan Kota Bogor dengan menggunakan kuesioner dan data

anggaran dan realisasi tahun 2006 dan 2007 dengan teknik analisis varians

(selisih) anggaran. Hasil penelitian ini adalah penyimpangan anggaran

operasional tahun 2006 dan 2007 total pendapatan, total biaya langsung,

Page 38: unud-919-1774710688-tesis

26

total biaya tidak langsung, dan laba bersih anggaran operasional PDAM

Tirta Pakuan Kota Bogor masih dalam batas pengendalian manajemen.

Minanda (2009) meneliti tentang sasaran anggaran, komitmen

organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kesenjangan anggaran.

Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang terkait dengan

penyusunan anggaran yaitu Bagian/Kasubbag/Seksi Penyusunan Program

SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebanyak 32

responden dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa sasaran anggaran berpengaruh positif

terhadap kesenjangan anggaran, komitmen organisasi berpengaruh positif

terhadap kesenjangan anggaran, ketidakpastian lingkungan berpengaruh

positif terhadap kesenjangan anggaran, dan sasaran anggaran, komitmen

organisasi, dan ketidakpastian lingkungan secara simultan berpengaruh

terhadap kesenjangan anggaran.

Suardana dan Suryanawa (2010) meneliti tentang partisipasi

penyusunan anggaran pada kinerja manajerial dengan komitmen organisasi

sebagai pemoderasi. Penelitian ini dilakukan pada SKPD di Kabupaten

Badung, dengan sampel penelitian sebanyak 150 orang. Teknik analisis

yang digunakan adalah regresi nilai mutlak (absolut residual). Hasil

penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja manajerial serta komitmen organisasional

tidak mampu memperkuat hubungan antara partisipasi penyusunan

anggaran dan kinerja manajerial.

Page 39: unud-919-1774710688-tesis

27

Sujana (2010) meneliti tentang partisipasi penganggaran, penekanan

anggaran, komitmen organisasi, asimetri informasi, dan ketidakpastian

lingkungan terhadap budgetary slack. Metode yang digunakan adalah

purposive sampling dengan sampel para manajer yang memenuhi kriteria

telah menduduki jabatan sebagai department head (manajer menengah)

dengan menduduki jabatan selama minimal satu tahun. Teknik analisisnya

menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menemukan

bahwa partisipasi penganggaran tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap budgetary slack, penekanan anggaran tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap budgetary slack, komitmen organsiasi tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack, asimetri

informasi berpengaruh secara signifikan terhadap budgetary slack, dan

ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

budgetary slack.

Demanik (2011) meneliti tentang pengaruh budgetary goal

characteristics dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.

Sampel dalam penelitian ini adalah pejabat eselon III dan IV di Kota

Tebing Tinggi dengan sampel 77 orang. Teknik analisis yang digunakan

adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah Budgetary goal

characteristics dan keadilan prosedural baik secara simultan maupun

secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Kelima

karakteristik budgetary goal characteristics hanya partisipasi penyusunan

Page 40: unud-919-1774710688-tesis

28

anggaram dan kadilan prosedural yang berpengaruh baik secara simultan

maupun parsial terhadap kinerja manajerial.

Nasser et al (2011) meneliti tentang dampak dari variabel yang

terkait dengan manajer dan departemen pada budget caracteristics

(karakteristik anggaran). Sampel dalam penelitian ini adalah manajer

departemen pada 5 universitas swasta sebanyak 131 responden. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kendall’s tau -b.

Hasil penelitian ini adalah faktor yang terkait dengan manajer seperti

posisi kualifikasi, major dan pengalaman tidak behubungan dengan

karakteristik anggaran. Pengalaman berorganisasi secara positif

berhubungan dengan semua karakteristik anggaran. Faktor departemen

tidak signifikan terkait dengan karakteristik angaran.

Yilmaz dan Ozer (2011) meneliti tentang ketidakpastian lingkungan

dan efektifitas dari pengendalian anggaran terhadap kecenderungan

terciptanya senjangan anggaran pada sektor publik. Sempel penelitian ini

adalah manajer sektor publik di Turki dengan teknik analisis yang

digunakan adalah path analysis. Hasil dari penelitian ini adalah efektifitas

dari pengendalian anggaran berpengaruh negatif terhadap kecenderungan

terciptanya senjangan anggaran dan pengaruh mediasi dari efektifitas

pengendalian anggaran terhadap ketidakpastian lingkungan dengan

kecenderungan terciptanya kesenjangan anggaran yang berarti bahwa

peningkatan efektifitas dari pengendalian anggaran akan mengurangi

Page 41: unud-919-1774710688-tesis

29

pengaruh dari kecenderungan terjadinya senjangan anggaran yang

disebabkan oleh peningkatan ketidakpastian lingkungan.

Fadli (2012) meneliti tentang analisis prosedur dan varians

anggaran penjualan pada CV. Agung Jaya Art Palembang. Sampel

penelitian ini adalah laporan laba rugi tahun 2006, 2007, dan 2008 2007

dengan teknik analisis varians (selisih) anggaran penjualan. Hasil

penelitian ini adalah prosedur penyusunan anggaran yang diterapkan

belum berjalan dengan baik sehingga sulit untuk menghasilkan suatu

anggaran yang realistis dan adanya varians yang cukup besar dan

berfluktuatif setiap tahunnya antara penetapan anggaran dan realisasinya

yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

Faleti dan Myrick (2012) meneliti tentang proses penganggaran

yang terdiri dari perencanaan penganggaran formal, kejelasan sasaran

anggaran, kesulitan sasaran angaran (budget goal difficulty), kecanggihan

penganggaran (budgeting sophistication) dan pengendalian penganggaran

formal. Sampel penelitian ini sebanyak 75 orang manajer sektor publik di

pemerintahan Nigeria dengan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil

dari penelitian ini adalah kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif

pencapaian tujuan, perencanaan penganggaran sektor formal (the formal

budgeting planning) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

pendapatan penjualan dan kesulitan sasaran anggaran berpengaruh positif

terhdap motivasi tujuan.

Page 42: unud-919-1774710688-tesis

30

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala

yang menjadi objek permasalahan. Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori

serta penelitian-penelitian sebelumnya, dapat disusun kerangka berpikir dan

selanjutnya dapat dibuat kerangka konseptual. Kerangka berpikir dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Kajian Teoritis:Goal-Setting Theory

(Locke, 1968)

Kajian Empiris:1. Kenis (1979)2. Latham dan Steele

(1983)3. Darlis (2002)4. Kren (2003)5. Darma (2004)6. Suhartono dan Solichin

(2006)7. Eker (2007)8. Kuncoro (2008)9. Murwaningsari (2008)10. Dedeh (2009)11. Minanda (2009)12. Suardana dan

Suryanawa (2010)13. Sujana (2010)14. Demanik (2011)15. Nasser et al (2011)16. Yilmaz dan Ozer

(2011)17. Fadli (2012)18. Faliti dan Myrick

(2012)Kesimpulan dan

Saran

Rumusan Masalah

Hipotesis

Uji Statistik

Hasil

Page 43: unud-919-1774710688-tesis

31

Berdasarkan kerangka berpikir, grand teory dalam penelitian ini

menggunakan goal-setting theory. Teori ini menyatakan bahwa harus ada

sasaran (goal) yang ditentukan agar individu mampu untuk meningkatkan

kinerjanya sesuai dengan visi dan misi organisasi iti sendiri. Lutham dan

Yukl (1975) dalam Mirayanti (2012) menyatakan, sebuah goal merupakan

sesuatu yang ingin dilakukan seseorang secara sadar. Sesungguhnya

penentuan sasaran (goal) merupakan sesuatu yang sederhana, namun

kesederhanaan ini tidak dapat diartikan secara sederhana ataupun biasa,

melainkan harus ditanggapi dengan perencanaan yang matang. Dengan

penentuan sasaran (goal) yang spesifik, seseorang akan mampu

membandingkan apa yang telah dilakukan dengan sasaran (goal) itu

sendiri, dan kemudian menentukan dimana posisinya saat itu. Goal-setting

mengijinkan pegawai untuk melihat hasil kerja disaat ini dan

membandingkannya dengan hasil kerja dimasa lalu. Hal ini akan

menimbulkan sebuah motivasi tersendiri bagi pegawai untuk lebih

berusaha lebih baik lagi.

Penelitian ini akan menguji mengenai pengaruh kejelasan sasaran

anggaran, komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan pada

ketepatan anggaran. Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran

merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang

yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Oleh

sebab itu, sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik

Page 44: unud-919-1774710688-tesis

32

dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk

menyusun dan melaksanakannya.

Menurut Mowday, et al (1979), komitmen organisasi merupakan

keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran (goal) yang

ingin dicapai organisasi. komitmen organisasi sedikitnya memiliki tiga

karakteristik. Pertama, memiliki kepercayaan yang kuat dan menerima

nilai-nilai dan tujuan organisasi. Kedua, kemauan yang kuat untuk

berusaha atau bekerja keras untuk organisasi. Ketiga, keinginan untuk

tetap menjadi anggota organisasi.

Ketidakpastian lingkungan merupakan situasi dimana seorang

terkendala untuk memprediksi situasi disekitarnya sehingga mencoba

untuk melakukan sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut

(Luthans, 2006). Menurut Miliken (1987) menjelaskan bahwa

ketidakpastian lingkungan terdiri dari tiga tipe (effect uncertainty,

response uncertainty, dan stated uncertainty). Effect uncertainty adalah

ketidak mampuan memprediksi pengaruh lingkungan di masa akan datang

terhadap organisasi. Response uncertainty adalah ketidak mampuan

memprediksi konsekwensi dari pilihan-pilihan keputusan untuk merespon

lingkungan. Stated uncertainty merupakan suatu hal selalu dihubungkan

dengan ketidakpastian lingkungan (preceived environmental uncertainty).

Suatu cara yang digunakan untuk mengukur ketepatan anggaran

adalah dengan menggunakan analisis varians anggaran. Menurut Hansen

dan Mowen (2006) analisis varians anggaran, yaitu perbedaan antara biaya

Page 45: unud-919-1774710688-tesis

33

aktual input dan biaya yang direncanakan, demikina juga menurut Mahsun

(2006) dalam Dedeh (2009) analisis varians anggaran adalah teknik

pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran

dengan realisasinya tanpa melibatkan keberhasilan program. Evaluasi

varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap

jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah

dengan cepat. Karena kita tidak mengetahui angka aktual hingga akhir

periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.

3.2. Konsep Penelitian

Konsep penelitian merupakan hubungan logis dari landasan teoritis

dan kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Sesuai

dengan jumlah variabel yang teridentifikasi, Berdasarkan kerangka berpikir

yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian disusun konsep yang menjelaskan

hubungan antarvariabel dalam penelitian ini konsep tersebut dapat disajikan

dalam Gambar 3.2 berikut :

Page 46: unud-919-1774710688-tesis

34

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

3.3. Hipotesis Penelitian

3.3.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran pada Ketepatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan grand teory dalam penelitian ini menggunakan goal-

setting theory yang menyatakan bahwa setiap organisasi harus menetapkan

sasaran (goal) yang diformulasikan ke dalam rencana dalam menyusun

anggaran agar setiap organisasi mampu untuk meningkatkan kinerjanya

sesuai dengan visi dan misi organisasi itu sendiri sehingga tercapainya

ketepatan anggaran. Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran

merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan

spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang

yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut.

Demikian juga dengan Suhartono dan Solichin (2006) menyatakan bahwa

Kejelasan Sasaran Anggaran(X1)

Ketepatan AnggaranPendapatan (Y1)

Ketepatan AnggaranBelanja (Y2)

Ketidakpastian Lingkungan(X3)

Komitmen Organisasi (X2)

Page 47: unud-919-1774710688-tesis

35

penetapan tujuan spesifik akan lebih produktif daripada tidak menetapkan

tujuan spesifik yang akan mendorong pegawai untuk melakukan yang

terbaik bagi pencapaian tujuan yang dikehendaki.

Berdasarkan teori goal-setting dan penelitian-penelitian terdahulu maka

dengan adanya kejelasan sasaran anggaran yang dinyatakan secara spesifik

maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi sehingga akan mendorong

pegawai untuk melakukan yang terbaik dalam rangka untuk mencapai

tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan meningkatnya kejelasan sasaran anggaran maka akan diikuti

dengan meningkatnya ketepatan anggaran pendapatan dan belanja di

SKPD Pemerintah Provinsi Bali. Berdasarkan uraian di atas, disusun hipotesis

dalam konteks pemerintah daerah, sebagai berikut:

H₁a: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

pedapatan.

H₁b: Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

belanja.

Page 48: unud-919-1774710688-tesis

36

3.3.2 Pengaruh Komitmen Organisasi pada Ketepatan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut teori goal-setting, pegawai yang didukung dengan komitmen

yang tinggi terhadap organisasi (instansi) pemerintah daerah maka akan lebih

mementingkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan pribadi. Hal ini akan

mendorong pegawai untuk mencapai target anggaran sesuai dengan sasaran yang

ingin dicapai oleh organisasi sehingga akan berimplikasi pada pencapaian

ketepatan anggaran pendapatan dan belanja daerah (Locke, 1968). Selain itu,

komitmen organisasi dapat merupakan alat bantu psikologis dalam menjalankan

organisasinya untuk pencapaian kinerja yang diharapkan (Nouri dan Parker, 1996;

Chong dan Chong, 2002; Wentzel, 2002). Menurut Mowday, et al (1979),

Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat

terhadap nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi. Menurut

Luthans (2006:249) komitmen sebagai sikap yang memiliki keinginan kuat

untuk tetap berorganisasi tertentu, berusaha keras sesuai keinginan

organisasi dan keyakinan terhadap penerimaan dan nilai organisasi.

Berdasarkan teori goal-setting dan penelitian-penelitian terdahulu

maka dengan adanya penetapan sasaran (goal) yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan didukung oleh komitmen organisasi yang tinggi,

sehingga setiap pegawai akan lebih mementingkan kepentingan organisasi

dari pada kepentingan priibadi atau kelompok dan berusaha keras untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga berimplikasi

pada pencapaian ketepatan anggaran. Dengan komitmen organisasi yang

Page 49: unud-919-1774710688-tesis

37

tinggi maka akan diikuti dengan meningkatnya ketepatan anggaran

pendapatan dan belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali. Berdasarkan

uraian di atas, disusun hipotesis dalam konteks pemerintah daerah, sebagai

berikut:

H₂a: Komitmen organisasi berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

pendapatan.

H₂b: Komitmen organisasi berpengaruh positif pada ketepatan anggaran belanja.

3.3.3 Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan pada Ketepatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Menurut teori goal-setting, apabila individu menghadapi kondisi

lingkungan yang tidak pasti, akan membuat realisasi anggaran (anggaran aktual)

tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga akan

memperkecil pencapaian ketepatan anggaran pendapatan dan belanja daerah

(Locke, 1968). Menurut Milliken (1987) ketidakpastian lingkungan yang tinggi

didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk memprediksi sesuatu

yang terjadi dilingkungannya secara akurat. Sedangkan didalam lingkungan yang

relatif stabil (ketidakpastian rendah), individu dapat memprediksi sesuatu yang

terjadi dilingkungannya secara akurat sehingga langkah-langkah yang akan

dilakukannya dapat membantu organisasi menyusun rencana dalam penganggaran

dengan lebih akurat (Duncan, 1972 dalam Darlis, 2002). Menurut Luthans (2006)

ketidakpastian lingkungan merupakan situasi dimana seorang terkendala untuk

memprediksi situasi disekitarnya. Hal ini disebabkan karena seseorang tersebut

Page 50: unud-919-1774710688-tesis

38

tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi sesuatu yang terjadi

dilingkungannya secara akurat, sehingga dalam penyusunan anggaran menjadi

tidak akurat.

Berdasarkan teori goal-setting dan penelitian-penelitian terdahulu

maka apabila dalam keadaan lingkungan yang tidak pasti, pegawai tidak

mampu memprediksi lingkungan secara akurat sehingga tidak dapat

menentukan langkah untuk membantu organisasi menyusun rencana

anggaran yang akurat dikarenakan pegawai tidak memiliki informasi yang

cukup mengenai faktor-faktor lingkungan sehingga tidak dapat

memprediksi sesuatu csecara akurat, sehingga ketepatan anggaran

pendapatan dan belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali akan sulit

dicapai. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

H3a: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif pada ketepatan

anggaran pendapatan.

H3b: Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif pada ketepatan

anggaran belanja.

Page 51: unud-919-1774710688-tesis

39

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang

mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif,

efisien, dan efektif. Sebelumnya telah dijelaskan latar belakang, masalah, tujuan,

manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya yang harus

dilakukan dalam penelitian ini adalah mempersiapkan data penelitian dan menguji

hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh,

masalah, dan hipotesis penelitian.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, diidentifikasi dua jenis variabel

dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel

independen pada penelitian ini adalah kejelasan sasaran anggaran, komitmen

organisasi, dan ketidakpastian lingkungan. Variabel dependennya adalah

ketepatan anggaran pendapatan dan ketepatan anggaran belanja. Dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kejelasan sasaran anggaran, komitmen

organisasi, dan ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.

Sebelum dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji

multikoliniertas dan uji heteroskedastisitas. Hasil analisis kemudian

diinterpretasikan dan setelah itu disimpulkan dan diberikan saran. Kesimpulan dan

Page 52: unud-919-1774710688-tesis

40

saran juga disusun sesuai dengan masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan.

Tahapan-tahapan tersebut dapat disajikan dalam bentuk rancangan penelitian

seperti pada Gambar 4.1 berikut ini:

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Masalah Penelitian

Rumusan Masalah

HipotesisHubungan antara kejelasan sasaran anggaran, komitmenorgansiasi, dan ketidakpastian lingkungan pada ketepatan

anggaran pendapan dan ketepatan anggaran belanja

Variabel PenelitianKejelasan Sasaran Anggaran, Komitmen Organisasi,

Ketidakpastian Lingkungan, Ketepatan AnggaranPendapatan, dan Ketepatan Anggaran Belanja

Instrumen PenelitianData anggaran dan realisasi,Kuisioner yang telah diujivaliditas dan reabilitasnya.

Penentuan RespondenResponden dalam penelitian ini

adalah pegawai SKPD diPemerintah Provinsi Bali

Pengumpulan DataData anggaran danrealisasi, kuesioner

Analisis DataUji Instrumen

Uji ValiditasUji Reliabilitas

Uji Asumsi KlasikUji NormalitasUji MultikolinieritasUji Heteroskedastisitas

Uji HipotesisAnalisis RegresiBerganda

Pembahasandan Interpretasi

Hasil

Kesimpulan danSaran

Page 53: unud-919-1774710688-tesis

41

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Pemerintah Provinsi Bali dengan

subjek penelitian pegawai pada (SKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada

di Pemerintah Provinsi Bali yang terdiri dari :

a. Sekretariat Daerah Provinsi Bali.

b. Dinas-dinas Daerah sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Provinsi Bali.

c. Lembaga Teknis daerah sebagai unsur penunjang pemerintah provinsi yaitu

badan dan kantor.

d. Inspektorat Provinsi Bali sebagi unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah

daerah.

Adapun alasan pemilihan lokasi ini didasarkan atas beberapa

pertimbangan. Pertama untuk membuktikan apakah memang terjadi pengaruh

kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi, serta ketidakpastian lingkungan

pada ketepatan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kedua atas dasar

kemudahan memperoleh data, waktu yang tersedia dan keringanan biaya dalam

melaksanakan penelitian.

4.3. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara variabel

kejelasan sasaran anggaran, komitmen organisasi dan ketidakpastian lingkungan

pada ketepatan anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali.

Page 54: unud-919-1774710688-tesis

42

4.4. Penentuan Sumber Data

4.4.1. Jenis Data

Jenis data menurut sifatnya yang digunakan dalam mendukung penelitian

ini adalah:

a) Data kuantitatif

Data kualitatif adalah data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang

diangkakan (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, data kuantitatif yang

digunakan adalah data Anggaran Pendapatan dan Anggaran Belanja Daerah

dengan Realisasi SKPD Pemerintah Provinsi Bali tahun 2011.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, skema

dan gambar (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini, data kualitatif yang

digunakan adalah data yang didapat dari pemberian kuesioner kepada pegawai

yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran di lingkup Pemerintah

Provinsi Bali.

4.4.2. Sumber Data

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Data Primer

Menurut Sugiyono (2010:137) adalah data yang diperoleh secara langsung

dari responden yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan data. Data primer diperoleh dengan

Page 55: unud-919-1774710688-tesis

43

menggunakan kuesioner yang merupakan daftar pernyataan terstruktur

yang ditujukan pada responden (pegawai pada Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD)) yang ada di Pemerintah Provinsi Bali.

2) Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010:137) data sekunder adalah data yang diolah

secara tidak langsung baik dari buku literatur, arsip-arsip dan dokumen-

dokumen yang dimiliki oleh instansi bersangkutan atau media lain yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, Data sekunder yaitu data

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan Realisasi SKPD

Pemerintah Provinsi Bali tahun 2011.

4.5. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi didefinisikan sebagai sebuah wilayah umum yang menjadi fokus

suatu penelitian, yang di dalamnya mengandung unsur obyek atau subyek, serta

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti (Sugiyono, 2010:115).

Populasi juga berarti keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal minat yang

ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2008). Populasi erat kaitannya dengan masalah

yang ingin dipelajari. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

SKPD yang mempunyai anggaran dan realisasi pada tahun 2011 yang menduduki

jabatan sebagai kepala subdinas/kepala bagian/kepala bidang, dan kepala

subbagian/kepala subbidang/kepala seksi. Pengambilan pejabat tersebut

dikarenakan rata-rata pejabat terkait adalah pejabat level tengah dan bawah yang

Page 56: unud-919-1774710688-tesis

44

bertanggung jawab pada penyusunan anggaran pada setiap unit kerjanya pada

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pejabat kepala badan dan kepala dinas

tidak diikut sertakan dalam penelitian ini dikarenakan pejabat tersebut merupakan

pengguna anggaran di dinas dan badan.

2) Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang spesifikasinya telah

ditentukan oleh peneliti menggunakan teknik penentuan sampel (Sugiyono,

2010:116). Untuk pengambilan sampel digunakan Metode Simple Random

Sampling. Menurut Sugiyono (2010:118) dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.elemen populasi untuk dipilih

sebagai sampel.

Page 57: unud-919-1774710688-tesis

45

Tabel 4.1 Jumlah Sampel

No Nama SKPD JumlahPopulasi

JumlahSampel

1 Sekretariat Daerah Provinsi Bali 146 222 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 32 53 Dinas Kesehatan 15 24 Dinas Pekerjaan Umum 24 45 Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 17 26 Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan

Kependudukan21 3

7 Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi 22 38 Dinas Sosial 19 39 Dinas Kebudayaan 20 310 Dinas Pendapatan 19 311 Dinas Kelautan dan Perikanan 20 312 Dinas Pertanian Tanaman Pangan 17 313 Dinas Kehutanan 20 314 Dinas Perkebunan 20 315 Dinas Peternakan 20 316 Dinas Pariwisata 19 317 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 17 318 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan

Perlindungan Masyarakat12 2

19 Badan Pendidikan dan Pelatihan 15 220 Badan Perpustakaan dan Arsip 18 321 Rumah Sakit Jiwa 19 322 Rumah Sakit Indra 18 323 Kantor Perwakilan 5 1

Jumlah 555 85

Pada Tabel 4.1 daftar populasi berjumlah 23 SKPD dari yang seharusnya

34 SKPD hal ini disebabkan 11 SKPD tidak mempunyai anggaran dan realisasi

pada tahun 2011 sehingga ketepatan anggaran tidak bisa diukur. Jumlah sampel

yang akan diambil sebanyak 85 orang dari 23 SKPD yang ada di lingkungan

Page 58: unud-919-1774710688-tesis

46

Pemerintah Provinsi Bali. Jumlah 85 orang berdasarkan kriteria kecukupan

sampel Slovin yaitu:

n = 85

Keterangan:

n = jumlah anggota sampel

N = jumlah anggota populasi

e = derajat kesalahan (10%)

4.6. Variabel Penelitian

4.6.1. Identifikasi Variabel

Sejalan dengan kerangka berpikir penelitian sebagaimana yang telah

dikemukakan di depan, maka penelitian ini mengidentifikasi variabel penelitian

menjadi dua macam yaitu:

a. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang memengaruhi variabel

terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah

kejelasan sasaran anggaran (X1), komitmen organisasi (X2) dan

ketidakpastian lingkungan (X3).

b. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan

anggaran pendapatan (Y1) dan ketepatan anggaran belanja (Y2).

2eN1Nn

20.15551555n

Page 59: unud-919-1774710688-tesis

47

4.6.2. Devinisi Operasional Variabel

Data yang diteliti dapat dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu

variabel independen, variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini

terdiri dari: sasaran anggaran, komitmen organisasi, dan ketidakpastian

lingkungan. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketepatan

anggaran pendaptan dan ketepatan anggaran belanja. Berikut ini akan diuraikan

definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1) Kejelasan Sasaran Anggaran (X1) merupakan sejauh mana tujuan

anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar

anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-

jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Instrumen kejelasan

sasaran anggaran diambil dari Minanda (2009) terdiri 14 pertanyaan

yang diukur dengan menggunakan skala likert lima point yaitu : 1.

Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Netral, 4. Setuju, 5. Sangat

setuju.

2) Komitmen Organisasi (X2) didefinisikan sebagai keyakinan dan dukungan

yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi.

Instrumen komitmen organisasi diambil dari Cook dan Wall (1980)

terdiri 7 pertanyaan yang diukur dengan menggunakan skala likert

lima point yaitu : 1. Sangat tidak setuju, 2. Tidak setuju, 3. Netral, 4.

Setuju, 5. Sangat setuju.

Page 60: unud-919-1774710688-tesis

48

3) Ketidakpastian Lingkungan (X3) adalah ketidakmampuan individu untuk

menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal

atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Instrumen ketidakpastian

lingkungan diambil dari Kartika (2010) terdiri 11 pertanyaan yang

diukur dengan menggunakan skala likert lima point yaitu : 1. Sangat setuju,

2. Setuju, 3. Netral, 4. Tidak setuju, 5. Sangat tidak setuju. Menurut

Sugiyono (2009), ada dua jenis pernyataan yang dipergunakan untuk

memberikan skor nilai terhadap item-item yang diteliti yaitu : (1) Pernyataan

yang mendukung (item positif), (2) Pernyataan yang tidak mendukung (item

negatif). Hal ini dimaksudkan agar responden mengerti maksud dari

pernyataan yang diberikan sehingga nantinya dapat memberikan jawaban

sesuai dengan pertanyaan tersebut.

4) Ketepatan Anggaran Pendapatan (Y1) dan Ketepatan Anggaran Balanja (Y2)

didefinisikan sebagai perbandingan antara realisasi dari setiap kegiatan

dalam organisasi tidak melebihi atau sama dengan anggaran. Ketepatan

anggaran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala persentase

dengan mengamati selisih antara anggaran dengan realisasi untuk

menentukan ketepatan anggaran. Sebelum menghitung ketepatan anggaran,

telebih dahulu mengitung error dari penyimpangan anggaran dan realiasi

dengan rumus:

%100Anggaran

anPenyimpange x

Page 61: unud-919-1774710688-tesis

49

Setelah mendapatkan error dari penyimpangan anggaran dan realisasi, maka

ketepatan anggaran dapat dihitung dengan rumus:

4.7. Analisis Data

4.7.1. Uji Instrumen Penelitian

1) Uji Validitas

Menurut Umar (2004:127) validitas dalam penelitian dijelaskan

sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti

sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Uji validitas akan menggunakan korelasi product

moment. Menurut Sudarmanto (2005:84) validitas dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item

pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila

r= 0,3. Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau

pernyataan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi (r)≥0,3.

Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total (r)<0,3 maka butir

pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak

valid.

error %100AnggaranKetepatan

Page 62: unud-919-1774710688-tesis

50

2) Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2004:126) reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian

atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran dimana

pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada. Menurut Nunnaly dalam Ghozali

(2012:42) Variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,6.

4.7.2. Pengujian Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah model residual terdistribusi normal. Metode yang

digunakan adalah dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji

ini biasa disebut dengan K-S yang tersedia dalam program SPSS 17.00 For

Windows. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah dengan membandingkan

antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan,

dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig > alpha (Ghozali,

2012:165).

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model

regresi terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan dengan

meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Ada tidaknya

Page 63: unud-919-1774710688-tesis

51

heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansi terhadap

α = 5 persen. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat (nilai absolute ei), maka tidak ada heterokedastisitas

(Ghozali, 2012:143).

3) Uji Multikolinieritas

Menurut Sudarmanto (2005;136) uji multikolinieritas dimaksudkan untuk

membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier

(multikolinieritas) antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas

yang lain. Menurut Nugroho (2005;58) sebagai pedoman untuk mengetahui antara

variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lain tidak terjadi multikolinieritas

jika mempunyai (VIF) Varian Inflatation Factor kurang dari 10 dan angka

Tolerance lebih dari 0,1.

4.7.3. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan model

Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis Regresi Linier Berganda digunakan

untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel

terikat. (Ghozali, 2012:95). Dengan persamaan, sebagai berikut:

Ketapatan Anggaran Pendapatan :

Y1 = a + β₁.X₁ + β₂.X₂ + β3.X3+ eKetapatan Anggaran Belanja :

Y2 = a + β₁.X₁ + β₂.X₂ + β3.X3+ e

Page 64: unud-919-1774710688-tesis

52

Keterangan:

Y1 = Ketepatan Anggaran Pendapatan (KAP)

Y2 = Ketepatan Anggaran Belanja (KAB)

a = Konstanta

β1, β₂, β3 = Koefisien Regresi

X1 = Kejelasan Sasaran Anggaran (KSA)

X2 = Komitmen Organisasi (KO)

X3 = Ketidakpastian Lingkungan (KL)

e = error

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda akan diamati

goodness of fit, yaitu:

1) Koefisien Determinasi (R2)

Ghozali (2012:97) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variabel terikat. R2 dapat diinterpretasikan bahwa sebesar

(R2 x 100%) variasi dari variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel

bebas, sedangkan sisanya (100% - R2 x 100%) dipengaruhi oleh faktor lain

di luar model.

Page 65: unud-919-1774710688-tesis

53

2) Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2012:98). Apabila uji F,

P Value menunjukkan α < 0,05 maka model yang digunakan layak.

3) Pengujian Satistik Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dengan menerangkan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2012:98). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil

regresi menggunakan SPSS 17.00 For Windows. Jika hipotesis masing-masing

variabel bebas diterima apabila α < 0,05, sebaliknya jika masing-masing variabel

bebas α > 0,05 maka hipotesis ditolak.

Page 66: unud-919-1774710688-tesis

54

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Tingkat Pengembalian Kuesioner

Data hasil penelitian ini diperoleh dari 85 responden yang akan

dianalisis sesuai dengan teknik analisis yang dipilih untuk mencapai

tujuan yang telah dirumuskan. Kuesioner yang kembali tepat waktu (early

response), yaitu dalam jangka waktu 1 bulan sebanyak 85 buah, sehingga

total kuesioner yang kembali dan layak digunakan adalah 85 buah, dengan

responden rate 100 persen. Ringkasan penyebaran dan pengembalian

kuesioner penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel 5.1

Tabel 5.1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner

Keterangan Jumlah ProsentaseKuesioner yang disebar 85 100%Kuesioner yang kembali tepat waktu (early response) 85 100%Kuesioner yang tidak kembali 0 0%Kuesioner yang kembali dan layak digunakan 85 100%Sumber : data diolah, 2013

5.2 Deskripsi Statistik Demografi Responden

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui proporsi terbesar responden

berumur antara 46 sampai 50 tahun dengan persentase sebesar 43,5 persen,

srdangkan responden yang berumur diatas 50 tahun sebesar 40 persen yang

berumur antara 41 sampai 45 tahun sebanyak 12,9 persen, dan yang

berumur 36 sampai 40 tahun sebanyak 3,5 persen. Responden perempuan

sebanyak 50,6 persen lebih banyak dari responden laki-laki sebesar 49,4

Page 67: unud-919-1774710688-tesis

55

persen. Tingkat pendidikan responden terbesar adalah sarjana (S1)

sebanyak 56,5 persen, sedangkan untuk responden pasca sarjana (S2)

sebanyak 43,5 persen. Berdasarkan klasifikasi masa kerja, proporsi

responden terbesar adalah yang memiliki masa kerja antara 21 sampai 25

tahun sebesar 37,6 persen, sedangkan responden yang memiliki masa kerja

26 sampai 30 tahun sebesar 25,9 persen, responden dengan masa kerja

antara 16 sampai 20 tahun sebanyak 24,7 persen, responden dengan masa

kerja antara 11 sampai 15 tahun sebanyak 7,1 persen, dan responden untuk

masa kerja lebih dari 30 tahun adalah sebesar 4,7 persen.

Proporsi terbesar responden berdasarkan klasifikasi lama jabatan

adalah antara 1 sampai 5 tahun sebesar 57,6 persen, sedangkan responden

dengan lama jabatan antara 6 sampai 10 tahun sebanyak 35,3 persen, dan

responden dengan lama jabatan diatas 10 tahun sebanyak 7,1 persen Untuk

lebih lengkapnya mengenai karakteristik demografi responden dapat

dilihat pada tabel 5.2 berikut ini :

Page 68: unud-919-1774710688-tesis

56

Tabel 5.2 Karakteristik Demografi Responden

Dasar Klasifikasi Subklasifikasi Frekuensi Persentase (%)Umur 36-40 tahun 3 3.5%

41-45 tahun 11 12.9%46-50 tahun 35 41.2%> 50 tahun 36 42.4%

Jenis Kelamin Laki-laki 42 49.4%Perempuan 43 50.6%

Pendidikan S1 48 56.5%S2 37 43.5%

Masa Kerja 11-15 tahun 6 7.1%16-20 tahun 21 24.7%21-25 tahun 32 37.6%> 25 tahun 26 30.6%

Lama Jabatan 1-5 tahun 49 57.6%6-10 tahun 30 35.3%> 10 tahun 6 7.1%

Sumber : data diolah 2013 (Lampiran 5)

5.3 Uji Instrumen Penelitian

5.3.1 Uji Validitas

Menurut Umar (2004:127) validitas dalam penelitian dijelaskan

sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti

sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud. Uji validitas akan menggunakan korelasi product

moment. Menurut Sudarmanto (2005:84) validitas dapat dilakukan dengan

mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item

pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila

r= 0,3. Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan a tau

Page 69: unud-919-1774710688-tesis

57

pernyataan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi (r)≥0,3.

Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total (r)<0,3 maka butir

pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak

valid. Hasil uji validitas disajikan pada tabel 5.3 berikut ini :

Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas

No Variabel ItemPertanyaan

KoefisienKorelasi

Keterangan

1 Kejelasan SasaranAnggaran

X1.1 0,824 ValidX1.2 0,850 ValidX1.3 0,772 ValidX1.4 0,764 ValidX1.5 0,842 ValidX1.6 0,724 ValidX1.7 0,919 ValidX1.8 0,742 ValidX1.9 0,843 ValidX1.10 0,737 ValidX1.11 0,762 ValidX1.12 0,907 ValidX1.13 0,775 ValidX1.14 0,828 Valid

2 KomitmenOrganisasi

X1.1 0,889 ValidX1.2 0,883 ValidX1.3 0,670 ValidX1.4 0,825 ValidX1.5 0,863 ValidX1.6 0,865 ValidX1.7 0,849 Valid

3 KetidakpastianLingkungan

X1.1 0,868 ValidX1.2 0,850 ValidX1.3 0,799 ValidX1.4 0,695 ValidX1.5 0,627 ValidX1.6 0,823 ValidX1.7 0,859 ValidX1.8 0,701 Valid

Page 70: unud-919-1774710688-tesis

58

X1.9 0,736 ValidX1.10 0,746 ValidX1.11 0,906 Valid

Sumber : data diolah 2013 (lampiran 6)

Berdasarkan hasil Tabel 5.3, hasil koefisien korelasi setiap

pernyataan lebih besar dari 0,3 sehingga semua butir pernyataan dalam

kuesioner tersebut valid.

5.3.2 Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2004:126) reliabilitas adalah derajat ketepatan,

ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran

dimana pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian

dengan menganalisis konsistensi butir- butir yang ada. Menurut Nunnaly

dalam Ghozali (2012:42) Variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach

Alpha > 0,6. Hasil uji reliabilitas dengan alpha cronbach disajikan dalam

tabel berikut :

Tabel 5.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha Cronbach KeteranganKejelasan Sasaran Anggaran 0,959 ReliabelKomitmen Organisasi 0,929 ReliabelKetidakpastian Lingkungan 0,938 ReliabelSumber : Data diolah 2013 (lampiran 7)

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa alpha cronbach masing-masing

variabel lebih besar dari 0,6 sehingga alat ukur dalam penelitian ini adalah

reliabel (andal).

Page 71: unud-919-1774710688-tesis

59

5.4 Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas Residual

Uji normalitas residual dilakukan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki

distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang

digunakan dalam tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat

signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan, dimana

data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig > alpha (Ghozali,

2012:165). Berdasarkan hasil uji normalitas untuk hipotesis H1a H2a dan

H3a (lampiran 9) didapat nilai Kolmogorov-Smirnov 0,971 dengan

signifikansi sebesar 0,302. Sedangkan hasil uji normalitas untuk hipotesis

H1b H2b dan H3b (lampiran 10) didapat nilai Kolmogorov-Smirnov 1,313

dengan signifikansi sebesar 0,063. Dengan demikian residual dapat

dikatakan terdistribusi normal karena tingkat signifikansinya lebih besar

dari 0,05

Page 72: unud-919-1774710688-tesis

60

2) Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada

model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas digunakan model glejser. Model ini dilakukan

dengan meregresikan nilai absolute ei dengan variabel bebas. Ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat

signifikansi terhadap α = 5persen. Jika tidak ada satupun variabel bebas

yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (nilai absolute ei),

sehingga dapat disimpulkan tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

(Ghozali, 2012:143).

Tabel 5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis H1a H2a dan H3a

Variabel t Sig.Kejelasan Sasaran Anggaran 1,192 0,237Komitmen Organisasi 0,093 0,926Ketidakpastian Lingkungan 1,778 0,079Sumber : data diolah 2013 (lampiran 9)

Tabel 5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis H1b H2b dan H3b

Variabel t Sig.Kejelasan Sasaran Anggaran 1,329 0,187Komitmen Organisasi 0,083 0,934Ketidakpastian Lingkungan 1,704 0,092Sumber : data diolah 2013 (lampiran 10)

Berdasarkan tabel 5.5 dan tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai uji t

dari variabel penjelas tidak ada yang signifikan (sig > 0,05), sehingga

dapat disimpulkan bahwa model tidak mengalami masalah

heteroskedastisitas.

Page 73: unud-919-1774710688-tesis

61

3) Uji Multikolinearitas

Menurut Sudarmanto (2005:136) uji multikolinieritas dimaksudkan

untuk membuktikan atau menguji ada atau tidaknya hubungan yang linier

(multikolinieritas) antara variabel bebas (independen) satu dengan

variabel bebas yang lain. Menurut Nugroho (2005:58) sebagai pedoman

untuk mengetahui antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang

lain tidak terjadi multikolinieritas jika mempunyai VIF (Varian Inflatation

Factor) kurang dari 10 dan angka Tolerance lebih dari 0,1.

Tabel 5.7 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis H1a H2a dan H3a

Variabel Tolerance VIFKejelasan Sasaran Anggaran 0,510 1,962Komitmen Organisasi 0,697 1,436Ketidakpastian Lingkungan 0,525 1,906Sumber : data diolah 2013 (lampiran 9)

Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis H1b H2b dan H3b

Variabel Tolerance VIFKejelasan Sasaran Anggaran 0,510 1,962Komitmen Organisasi 0,697 1,436Ketidakpastian Lingkungan 0,525 1,906Sumber : data diolah 2013 (lampiran 10)

Berdasarkan tabel 5.7 dan tabel 5.8, dapat disimpulkan keseluruhan

variabel tidak terdapat multikolinearitas antara variabel bebas karena

Tolerance > 0,10 serta nilai VIF < 10.

Page 74: unud-919-1774710688-tesis

62

5.5 Uji Regresi Linear Berganda

Model regresi yang digunakan adalah analisis regresi linear

berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t. Berikut ini merupakan hasil

uji regresi dan uji t tiap hipotesis:

Tabel 5.9 Hasil Uji Regresi Hipotesis H1a H2a dan H3a

Variabel

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.

Error BetaConstanta 0,641 0,070 9,129 0,000

Kejelasan Sasaran Anggaran 0,003 0,001 0,259 2,698 0,008

Komitmen Organisasi 0,008 0,002 0,363 4,415 0,000

Ketidakpastian Lingkungan -0,004 -0,001 -0,317 -3,347 0,001

Uji F 43,828 0,000

Ajusted R Square 0,605Sumber : data diolah 2013 (lampiran 9)

Berdasarkan Tabel 5.9, uji F menghasilkan nilai Fhitung sebesar

43,828 dengan signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5 persen), yang

berarti model yang digunakan dalam penelitian ini layak.

Besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,605 yang berarti

variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel

bebas sebesar 60,5 persen, sedangkan sisanya 39,5 persen dijelaskan oleh

variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak

peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

Page 75: unud-919-1774710688-tesis

63

variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai

Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak

seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2012:97).

Hipotesis H1a menyatakan bahwa ada pengaruh positif kejelasan

sasaran anggaran pada ketepatan anggaran pendapatan. Hasil uji t

menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran bernilai positif sebesar

2,698 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 lebih kecil dari α = 5

persen. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif kejelasan

sasaran anggaran pada ketepatan anggaran pendapatan, sehingga H1a

diterima.

Hipotesis H2a menyatakan bahwa ada pengaruh positif komitmen

organisasi pada ketepatan anggaran pendapatan. Hasil uji t menunjukkan

bahwa komitmen organisasi bernilai positif sebesar 4,415 dengan tingkat

signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 5 persen. Hasil ini menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh positif komitmen organisasi pada ketepatan

anggaran pendapatan, sehingga H2a diterima.

Hipotesis H3a menyatakan bahwa ada pengaruh negatif

ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran pendapatan. Hasil uji t

menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan bernilai negatif sebesar

-3,347 dengan tingkat signifikan 0,001 lebih kecil dari α = 5persen. Hasil

ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif ketidakpastian

lingkungan pada ketepatan anggaran pendapatan, sehingga H3a diterima.

Page 76: unud-919-1774710688-tesis

64

Tabel 5.10 Hasil Uji Regresi Hipotesis H1b H2b dan H3b

Variabel

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.BStd.Error Beta

Constanta 0,621 0,061 10,122 0,000

Kejelasan Sasaran Anggaran 0,002 0,001 0,203 2,055 0,043

Komitmen Organisasi 0,008 0,002 0,448 5,299 0,000

Ketidakpastian Lingkungan -0,003 -0,001 -0,267 -2,744 0,007Uji F 39,972 0,000

Ajusted R Square 0,582Sumber : data diolah 2013 (lampiran 10)

Berdasarkan Tabel 5.10, uji F menghasilkan nilai Fhitung sebesar

39,972 dengan signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5 persen), yang

berarti model yang digunakan dalam penelitian ini layak.

Besarnya nilai Adjusted R Square adalah 0,582 yang berarti

variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel

bebas sebesar 58,2 persen, sedangkan sisanya 41,8 persen dijelaskan oleh

variabel lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi.

Hipotesis H1b menyatakan bahwa ada pengaruh positif kejelasan

sasaran anggaran pada ketepatan anggaran belanja. Hasil uji t

menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran bernilai positif sebesar

2,055 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,043 lebih kecil dari α = 5

persen. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif kejelasan

sasaran anggaran pada ketepatan anggaran belanja, sehingga H1b diterima.

Page 77: unud-919-1774710688-tesis

65

Hipotesis H2b menyatakan bahwa ada pengaruh positif komitmen

organisasi pada ketepatan anggaran belanja. Hasil uji t menunjukkan

bahwa komitmen organisasi bernilai positif sebesar 5,299 dengan tingkat

signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 5 persen. Hasil ini menunjukkan

terdapat pengaruh positif komitmen organisasi pada ketepatan anggaran

belanja, sehingga H2b diterima.

Hipotesis H3b menyatakan bahwa ada pengaruh negatif

ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran belanja. Hasil uji t

menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan bernilai negatif sebesar

-2,744 dengan tingkat signifikan 0,007 lebih kecil dari α = 5persen. Hasil

ini menunjukkan terdapat pengaruh negatif ketidakpastian lingkungan

pada ketepatan anggaran belanja, sehingga H3b diterima.

Page 78: unud-919-1774710688-tesis

66

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, komitmen

organisasi dan ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali. Selanjutnya hasil pengujian masing-masing variabel

tersebut akan dikaji dalam pembahasan berikut ini:

6.1. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran pada Ketepatan Anggaran di

SKPD Pemerintah Provinsi Bali

Pengaruh kejelasan sasaran anggaran pada ketepatan anggaran ditunjukkan

dengan hipotesis H1a dan H1b. Hipotesis H1a menyatakan kejelasan sasaran

anggaran berpengaruh positif pada ketepatan anggaran pendapatan, dan Hipotesis

H1b yang menyatakan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif pada

ketepatan anggaran belanja. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis H1a dan H1b

diterima. Artinya bahwa semakin besar kejelasan sasaran anggaran yang diberikan

maka semakin tinggi pula tercapainya ketepatan anggaran pendapatan dan belanja

di SKPD Pemerintah Provinsi Bali. Hal ini disebabkan karena dengan adanya

sasaran anggaran yang jelas maka pegawai dapat membandingkan apa yang telah

dilakukan dengan sasaran anggaran itu sendiri, dan kemudian menentukan dimana

posisinya saat ini, yang akan menimbulkan sebuah motivasi tersendiri bagi

pegawai untuk lebih berusaha lebih baik untuk mencapai sasaran anggaran yang

telah ditetapkan. Hasil penenelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Suhartono

Page 79: unud-919-1774710688-tesis

67

dan Solichin (2006) menyatakan bahwa adanya sasaran anggaran yang jelas, maka

akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan-

tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

6.2. Pengaruh Komitmen Organisasi pada Ketepatan Anggaran di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali

Pengaruh komitmen organisasi pada ketepatan anggaran ditunjukkan

dengan hipotesis H2a dan H2b. Hipotesis H2a menyatakan komitmen organisasi

berpengaruh positif pada ketepatan anggaran pendapatan, dan Hipotesis H2b yang

menyatakan komitmen organisasi berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

belanja. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis H2a dan H2b diterima. Artinya

bahwa dengan adanya komitmen organisasi yang tinggi terhadap organisasi maka

semakin tinggi pula tercapainya ketepatan anggaran pendapatan dan belanja di

SKPD Pemerintah Provinsi Bali. Hal ini disebabkan karena pegawai yang

didukung dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi (instansi) pemerintah

daerah maka akan lebih mementingkan kepentingan organisasi dari pada

kepentingan pribadi yang akan mendorong pegawai untuk mencapai target

anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi sehingga akan

berimplikasi pada pencapaian ketepatan anggaran. Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian Modway et al (1979) yang menyatakan bahwa komitmen

organisasi menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan

sasaran (goal) yang ingin dicapai organisasi. dengan adanya komitmen organisasi

Page 80: unud-919-1774710688-tesis

68

yang kuat dalam individu akan menyebabkan individu berusaha keras mencapai

tujuan organisasi.

6.3. Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan pada Ketepatan Anggaran di

SKPD Pemerintah Provinsi Bali

Pengaruh ketidakpastian lingkungan pada ketepatan anggaran ditunjukkan

dengan hipotesis H3a dan H3b. Hipotesis H3a menyatakan ketidakpastian

lingkungan berpengaruh negatif pada ketepatan anggararan pendapatan, dan

Hipotesis H3b menyatakan ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif pada

ketepatan anggararan belanja. Hasil menunjukkan bahwa hipotesis H3a dan H3b

diterima. Artinya bahwa apabila dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti, maka

pegawai di SKPD Pemerintah Provinsi Bali dalam menyusun anggaran menjadi

tidak akurat yang akan memperkecil pencapaian ketepatan anggaran pendapatan

dan belanja. Hal ini disebabkan karena banyaknya pegawai yang menduduki

jabatan masih di bawah 5 tahun kerja sehingga pegawai tersebut belum terlalu

memehami pekerjaannya dan belum terlalu dekat dengan lingkungan sekitarnya

sehingga informasi yang didapat tidak mencukupi untuk memprediksi sesuatu

yang terjadi dilingkungannya secara akurat sehingga tidak dapat menentukan

langkah-langkah yang tepat dalam menyusun anggaran. Hasil penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan Milliken (1987) yang menyatakan dalam

kondisi ketidakpastian lingkungan maka individu tidak mampu untuk

memprediksi sesuatu yang terjadi di lingkungannya secara akurat yang akan

menurunkan tercapainya ketepatan anggaran.

Page 81: unud-919-1774710688-tesis

69

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, hipotesis

dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif pada ketepatan

anggaran pendapatan di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

2) Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif pada ketepatan

anggaran belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

3) Komitmen organisasi berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

pendapatan di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

4) Komitmen organisasi berpengaruh positif pada ketepatan anggaran

belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

5) Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif pada ketepatan anggaran

pendapatan di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

6) Ketidakpastian lingkungan berpengaruh negatif pada ketepatan anggaran

belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali.

Page 82: unud-919-1774710688-tesis

70

7.2. Keterbatasan

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki banyak

keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini antara lain:

1) Dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel bebas hanya

mampu menjelaskan ketepatan anggaran pendapatan di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali sebesar 60,5 persen sedangkan sisanya

39,5 persen dijelaskan oleh variabel lainnya dan menjelaskan

ketepatan anggaran belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali

sebesar 58,2 persen sedangkan sisanya 41,8 persen dijelaskan oleh

variabel lainnya.

7.3. Saran

Hasil penelitian ini minimal dapat memotivasi penelitian yang akan

datang, untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

ketepatan anggaran. Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam

penelitian ini, maka saran penelitian ini, antara lain:

1) Dengan melihat nilai beta Kejelasan Sasaran Anggaran yang sangat

rendah (0,003) maka disarankan untuk meningkatkan Kejelasan

Sasaran Anggaran dengan cara menambah pengetahuan dan

wawasan penyusun dan pelaksana anggaran pendapatan di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali.

2) Dengan melihat nilai beta Kejelasan Sasaran Anggaran yang sangat

rendah (0,002) maka disarankan untuk meningkatkan Kejelasan

Page 83: unud-919-1774710688-tesis

71

Sasaran Anggaran dengan cara menambah pengetahuan dan

wawasan penyusun dan pelaksana anggaran belanja di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali.

3) Dengan melihat nilai beta Komitmen Organisasi yang sangat rendah

(0,008) maka disarankan untuk meningkatkan Komitmen Organisasi

dengan cara pemberian reward dan punishment yang memadai yang

akan meningkatkan rasa kebersamaan sehingga akan berimplikasi

pada meningkatnya ketepatan anggaran pendapatan di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali.

4) Dengan melihat nilai beta Komitmen Organisasi yang sangat rendah

(0,008) maka disarankan untuk meningkatkan Komitmen Organisasi

dengan cara pemberian reward dan punishment yang memadai yang

akan meningkatkan rasa kebersamaan sehingga akan berimplikasi

pada meningkatnya ketepatan anggaran belanja di SKPD

Pemerintah Provinsi Bali.

5) Dengan melihat nilai beta Ketidakpastian Lingkungan yang sangat

rendah (0,004) maka disarankan untuk meningkatkan

Ketidakpastian Lingkungan dengan cara meningkatkan pengetahuan

tentang prediksi masa depan di lingkungannya yang akan

meningkatkan ketepatan anggaran pendapatan di SKPD Pemerintah

Provinsi Bali.

6) Dengan melihat nilai beta Ketidakpastian Lingkungan yang sangat

rendah (0,003) maka disarankan untuk meningkatkan

Page 84: unud-919-1774710688-tesis

72

Ketidakpastian Lingkungan dengan cara meningkatkan pengetahuan

tentang prediksi masa depan di lingkungannya yang akan

meningkatkan ketepatan anggaran belanja di SKPD Pemerintah

Provinsi Bali.

7) Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan variabel

bebas lain yang diduga memperkuat penjelasan ketepatan anggaran

pendapatan dan belanja di SKPD Pemerintah Provinsi Bali, antara

lain gaya kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi, kepuasan

kerja, dan sarana pendukung.

Page 85: unud-919-1774710688-tesis

73

DAFTAR PUSTAKA

Badriyah, Nurul. Ria Nelly Sari, dan Enni Savitri. 2013. PengaruhPartisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Anggaran, Kesulitan SasaranAnggran, Evaluasi Anggaran, dan Umpan Balik Anggaran Terhadap KinerjaManajerial. Jurnal Universitas Riau.

Bangun, Andarias. 2009. Pengaruh Partisipasi Dalam PenyusunanAnggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Struktur Desentralisasi TerhadapKinerja Manajerial SKPD Dengan Pengawasan Internal Sebagai VariabelPemoderasi (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang). (Tesis).Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.

Carr, Jered B. dan Ralph S. Brower. 2000. Principled Opportunism:Evidence From The Organizational Midle. Public Administration Quarterly(Spring), pp.109-138.

Chong, V. K. dan K. M. Chong. 2002. Budget Goal Commitment andInformational Effect of Budget Participation on Performance: A StructuralEquation Modeling Approach. Behavioral Research In Accounting. Vol 14. 65-86.

Cook, J. D., dan T. D. Wall. 1980. New Work Attitude Measures of Trust,Organizations Commitment, and Personal Need Nonfullfillment. Journal ofAccupational Psychology 53. Hal. 39-52.

Darlis, Edfan. 2002. Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional danKetidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggarandengan Senjangan Anggaran. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1,Januari, hal: 85 – 100.

Darma, E. S. 2004. Pengaruh Kejelasan Sasaran dan Sistem PengendalianAkuntansi Terhadap Kinerja Manajerial dengan Komitmen Organisasi sebagaiVariabel Pemoderasi pada Pemerintah Daerah (Studi Empiris PadaKabupaten.Dan Kota SePropinsi Daerah Istimewa Jogyakarta). SimposiumNasional Akuntansi VII, Denpasar Bali.

Dedeh. 2009. Analisis Anggaran Operasi Sebagai Alat PengendalianManajemen (Studi Kasus: PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. (Skripsi). Bogor:Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut PertanianBogor.

Demanik, Ayu Zurlaini. 2011. Pengaruh Budgetary Goal Characteristicsdan Keadilan Prosedural Terhadap Kinerja Manajerial (Pada Pejabat Eselon IIIdan IV Pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi. (Tesis). Medan: Program PascaSarjana Universitas Sumatera Utara.

Page 86: unud-919-1774710688-tesis

74

Eker, Melek. 2007. The Impact of Budget Participation on ManagerialPerformance Via Organizational Commitment: A Study on The Top 500 Firms inTurkey. E-Journal Ankara Universitesi SBF Dergisi, pp: 118-136.

Fadli, M. 2012. Analsis Prosedur Dan Varians Anggaran Penjualan PadaCV. Agung Jaya Art Palembang. Jurnal POLTEK PalComTech Palembang.

Faleti, Kazeem Olabode and Darrell Myrick. 2012. The NigerianBudgeting Process A Framework for Increasing Employment Performance.Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol. 3, pp: 291-312.

Falikhatun. 2007. Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap BudgetarySlack Dengan Variabel Pemoderasi Ketidakpastian Lingkungan Dan KohesivitasKelompok. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan. Vol. 6, No. 2.

Fitri, Yulia. 2007. Pengaruh Informasi Asimetri, Partisipasi Anggaran danKomitmen Organisasi Terhadap Timbulnya Senjangan Anggaran (Studi Empirispada Universitas Swasta di Kota Bandung). Jurnal Ichsan Gorontalo. Vol. 2 N0.3

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan ProgramIBM SPSS 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Govindarajan, V. 1986. Impact of Participation in The Budgetary Processon Managerial Attitudes and Performance: Universalistic and ContigencyPerspective. Decision Sciences 17. Pp. 496-516.

Halim, Achmad Tjahjono dan M. F. Husien. 2000. Sistem PengendalianManajemen, Edisi Revisi, Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Hansen dan Mowen, 2006. Managerial Accounting Akuntansi Manajerial.Buku 1 Edisi ketujuh, Jakarta: Salemba Empat.

Kartika, Andi. 2010. Pengaruh Komitmen Organisasi dan KetidakpastianLingkungan Dalam Hubungan Antara Partisipasi Anggaran Dengan SenjanganAnggaran. Jurnal Kajian Akuntansi, Vol. 2 No. 1, hal: 39-60.

Kenis, I. 1979. Effect on Budgetary Goal Characteristic on ManagerialAttitudes and Performance. The Accounting Review, Vol. LIV, No. 4, pp: 707-721.

Kren, Leslie (2003). Effects of Uncertainty, Participation, and ControlSystem Monitoring on The Propensity to Create Budget Slack and Actual BudgetSlack Created. Advances in Management Accounting, Vol. 11, pp: 143–167.

Kuncoro, Haryo. 2008. Variaserah Provinsi DKI Jakarta. JurnalManajemen Teori dan Terapan. Tahun 1, No. 2.

Page 87: unud-919-1774710688-tesis

75

Kurnia, Ratnawati. 2004. Pengaruh Budgetary Goal CharacterristicsTerhadap Kinerja Managerial Dengan Budaya Paternalistrik dan KomitmenOrganisasi Sebagai Pemoderasi (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi SwastaKopertis Wilayah III). Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar Bali.

Latham, Gary dan Timothy Steele. 1983. The Effects of Participation andGoal Setting on Performance. Academy of Management Journal. Vol. 26, No. 3,pp: 406-417.

Lane, Jan-Erik. 2003. Management and Public Organization: ThePrincipal-Agent Framework. Work Paper University of Singapore.

Latham, G. P., Borgogni. L., dan Petitta. L. 2008. Goal Setting andPerformance Management in The Public Sector. International PublicManagement Journal, Vol. 26, No.3, Hal: 385-403.

Latham, G. P., dan Yukl, G. A. 1975. A Review of Research on theApplocation of Goal Setting in Organizations. Academy of Management Journal.Vol. 18, No. 4, Hal: 824-845.

Latham, G. P., dan Locke, E. A. 1979. Goal Setting-A MotivationalTechnique That Works. Organizational Dinamics. Autumn. 68-80.

Locke, E. A. 1968. Toward A Theory of Task Motivation and Incentives.American Institutes of Research. No.16, Hal: 3:157-89.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi sepuluh. Yogyakarta:Andi Offset.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Edisi IV. Yoyakarta: AndiOffset.

McClurg, L.N. 1999. Organizational Commitment in The Temporary HelpService Industry. Journal of Applied Management Studies. 5-26

McPhee, Ian. 2008. Developing and Managing Internal Budgets.Australian National Audit Office: Canberra

Milliken, F. J, 1987. Three Types of Perceived Uncertainty AboutEnvironment: State, Effect, and Response Uncertainty. Academy of ManagementReview 12.

Minanda, Yilpipa. 2009. Pengaruh Sasaran Anggaran, KomitmenOrganisasi, dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Kesenjangan AnggaranPemerintah Provinsi Sumatra Utara. (Tesis). Medan: Program Pasca SarjanaUniversitas Sumatra Utara.

Page 88: unud-919-1774710688-tesis

76

Mirayanti, A. A. Ayu Putri. 2012. Pengaruh Interaksi PartisipasiPenganggaran dan Ketidakpastian Yang Dipersepsikan Terhadap Kinerja PadaOrganisasi Non-Profit The Nature Conservacy Indonesia Marine Program.(Skripsi). Denpasar: Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Mulyadi. 2001. Akuntansi manajemen Konsep, Manfaat dan Rekayasa.Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Modway, R., R. Steers, dan L. Porter, 1979. The Measurement ofOrganizational Commitment. Journal of Vacational Behavior 14, pp: 224-235.

Murwaningsari, Etty. 2008. The Role of Oranizational Commitment andProcedural Justice in Moderatin The Relationship Between Budetary Participationand Managerial Performance. Gadjah Mada International Journal of Business.Vol. 10, No. 2, pp: 185-210.

Nasser, Mahmoud, Osama Mah’d, Khalil Nimer dan Saleh Al-okdah.2011. The Impact of Managers’ Related Variables and Departement Features onBudget Characteristics: The Case of Private Jordanian Universities. InternationalBusiness Research. Vol. 4, No. 4, Pp: 199-210.

Nouri, H. dan R. J. Parker. 1996. The Effect of OrganizationalCommitment on Relation Between Budgetary Participation and Budgetary Slack.Behavioral Research In Accounting. Vol 8. 74-90.

Nugroho, Agus. 2005. Strategi Jitu : Memilih Metode Statistik Penelitiandengan SPSS. Yogyakarta: Andi

Provinsi Bali. Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2008. tentang Organisasidan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Bali.

Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 93/PMK.02Tahun 2011. tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga.

Rinarti, Deasy dan Muindro Renyowijoyo. 2007. Pengaruh KetidakpastianLingkungan dan Budaya Organisasi Terhadap partisipasi Penganggaran danKinerja manajerial. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 9, No. 2, hal 124-135.

Serakan, Uma. 2008. Research Methods of Business, Southern IllinoisUniversity at Carbondale.

Sila, I Gede. 2010. Pengaruh Komitmen, Sistem Pengendalian Intern danPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Pada Kinerja Satuan KerjaPerangkat Daerah Pemerintah Provinsi Bali. (Tesis). Program Pasca SarjanaUniversitas Udayana.

Page 89: unud-919-1774710688-tesis

77

Suardana, Kadek Juli dan I Ketut Suryanawa. 2010. Pengaruh PartisipasiPenyusunan Anggaran Pada Kinerja Manajerial Dengan Komitmen OrganisasiSebagai Pemoderasi. E-journal Universitas Udayana. Vol. 5, No. 1.

Sudarba, I Ketut. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, KomitmenOrganisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Pada Senjangan Anggaran (StudiKasus Pada Satuan Kinerja Perangkat Daerah Se-Kabupaten Tabanan). (Tesis).Denpasar: Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Sudarmanto, Gunawan. R. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda denganSPSS. Yogyakarta; Graha Ilmu.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.

Suwandi dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian Model Turnover Pasewarkdan Strawse. Studi Empiris pada Lingkungan Akuntan Publik. Jurnal RisetAkuntansi Indonesia. Juli. Vol. 2 hal. 173-195

Suhartono, Ehrmann dan Mochammad Solichin. 2006. Pengaruh KejelasanSasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah DaerahDengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi. Simposium NasionalAkuntansi 9, Padang, hal 1-20.

Sujana, I Ketut. 2010. Pengaruh Partisipasi Penganggaran, PenekananAnggaran, Komitmen Organisasi, Asimetri Informasi, dan KetidakpastianLingkungan Terhadap Budgetary Slack Pada Hotel-Hotel Berbintang Di kotaDenpasar. E-journal Universitas Udayana. Vol. 5. No. 2

Tanpaty, Iwan dan Wirawan ED Radianto. 2007. Pengaruh KomitmenOrganisasi dan Ketidakpastian Lingkungan Terhadap Hubungan AntaraPartisipasi Penyusunan Anggaran Dengan Senjangan Anggaran. The 1st PPMNational Conference on Management Reserch “Manajemen di Era Glabalisasi”.Sekolah Tinggi Manjemen PPM.

Umar, Husein. 2004. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wentzel, K. 2002. The Influence of Fairness Perceptions and GoalCommitment on Managers Performance in a Budget Setting. Behavioral ResearchIn Accounting. Vol. 14. 247-271.

Yilmaz, Emine and Gokhan Ozer. 2011. The Effects of EnvironmentalUncertainty and budgetary control effectiveness on propensity to create budgetaryslack in public sector. African Journal of Business Management Vol. 5(22), pp.8902-8908.