Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
-
Author
nugrafindo-yanto -
Category
Documents
-
view
234 -
download
1
Embed Size (px)
Transcript of Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
1/140
TESIS
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI
BUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL
DI BALI
( KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)
I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
2/140
TESIS
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI
BUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL
DI BALI
( KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)
I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDA
NIM : 0213066215
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2011
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
3/140
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTIBUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR &
TRAVEL DI BALI(KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)
Tesis untuk Memperoleh Gelas Magister
Pada Program Magister, Program Studi, ManajemenProgram Pascasarjana Universitas Udayana
I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDANIM: 0213066215
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR
2011
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
4/140
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL, 6 MEI 2011
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof .Dr.I Gusti Bagus Wiksuana,SE.,MS Drs. Ida Bagus Badjra,MM
NIP.19610827 198001 1 001 NIP. 19580228 198601 1 003
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Manajemen DirekturProgram Pascasarjana Program PascasarjanaUniversitas Udayana, Universitas Udayana,
Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa,SE.,MM Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K)NIP. 19620922 198702 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
5/140
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
6/140
Tesis Ini Telah Diuji pada
Pada Tanggal 6 Mei 2011
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana, No : 147/J14.1.12/MM.PP.03/2011, Tanggal 4 Mei 2011
Ketua : Prof .Dr. I Gusti Bagus Wiksuana,SE.,MS
Anggota:
1. Drs. Ida Bagus Badjra,MM
2. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si
3. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE, M.Si
4. Dra. Nyoman Abundanti,MM
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
7/140
PERNYATAAN
ORISINALITAS TESIS
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam naskah TESIS dengan judul:
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI BUSINESS CENTER
(MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL DI BALI (KAJIAN ASPEK PASAR DAN
FINANSIAL)
Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh
gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam
naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (UU NO.20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal
70)
Denpasar, 6 Juni 2011
Mahasiswa,
Nama : I GPB Sasrawan Mananda
NIM : 0266310215
PS : Magister Manajemen
PSFEUNUD
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
8/140
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini
dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., M.Si sebagai
pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister
Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya
pula penulis sampaikan kepada Drs. Ida Bagus Badjra, MM sebagai Pembimbing
Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
bimbingan dana saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima
kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan
yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Wayan Ramantha, SE., MM., Ak, C.P.A, Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa
terima kasih kepada Prof. Dr. Made Wardana, SE., MP, Ketua Jurusan Manajemen
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
9/140
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa,SE.,MM,
Ketua Program Studi Pasca Sarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Dr. Luh
Gede Sri Artini,SE.,M.Si, Wakil Ketua Bidang Akademik Program Studi Pasca
Sarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Dr. Ni Luh Putu
Wiagustini,SE.,M.Si, Wakil Ketua Bidang Keuangan Program Studi Pasca Sarjana
Magister Manajemen. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para
penguji tesis, yaitu: Dr. Ida Bagus Panji Sedana,SE.,M.Si, Dr Luh Gede Sri
Artini,SE.,M.Si dan Dra. Nyoman Abundanti, MM, yang telah memberikan masukan,
saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis,
mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih
kepada Aji dan Ibu yang mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-
dasar berpikir yang logis dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik
untuk berkembangnya kreativitas, teman-teman MM angkatan VIII yaitu Gus
Upadana, Narendra dan lain-lainnya yang tidak dapat disebutkan. Terima kasih
penulis ucapkan kepada Pak Anom dan rekan-rekan di Fakultas Pariwisata, UNUD
yang memberikan waktu luang kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Sally, Yeshe dan Trinley yang
dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih
berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta
kepada penulis sekeluarga.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
10/140
ABSTRAK
Judul : Studi Kelayakan Pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC)Sumanda Tour & Travel di Bali (Kajian Aspek Pasar dan Finansial)
Nama : I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda
ABSTRAK
Dalam perkembangan bisnis pariwisata saat ini, biro perjalanan wisata yangada di Bali cenderung menjual produk yang sama kepada wisatawan yaitu penjualan
paket wisata, penjualan tiket pesawat, sehingga perlu dilakukan perbedaan pasaruntuk memasuki pasar biro perjalanan wisata di Bali, yaitu dengan membidik pasarMICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition) untuk target pasar Eropayaitu: Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia. Keempat pasar ini merupakantermasuk 20 pasar terbesar di Bali sehingga dapat dihitung potensi pasar MICEmelalui jumlah kunjungan wisatawan dari pasar tersebut ke Bali dengan jumlah biro
perjalanan wisata yang menangani pasar MICE di Bali yang saat ini baru mencapai 5
buah biro perjalanan wisata dari 304 biro perjalanan yang ada saat ini di Bali.Setelah proses pengolahan data, target pasar wisatawan MICE Eropa
(Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia) yang datang ke Bali untuk tahun 2011yaitu: jenis kelamin laki-laki sebesar 55,21 % dan perempuan 44,79 %, berdasarkanusia dan usia 25 -64 tahun
Berdasarkan aspek pemasaran potensi pasar dari pasar MICE pada tahun 2011adalah 149 orang per tahun, dari aspek analisis persaingan bahwa PT MMBCSumanda Tour & Travel memiliki pasar yang berbeda dibandingkan franchise PTMMBC Tour & Travel yang ada sebelumnya di Bali dan memiliki beberapa pasaryang potensial dan kerjasama yang baik dengan agen MICE dipasar Perancis, Inggris,Jerman, Belanda dan Italia. Harga yang diberikan kepada agen MICE dipasar tersebutadalah paket wisata MICE dengan mengkombinasikan harga tiket pesawat, hotel,transportasi darat, tempat pertemuan dan paket wisata keliling Bali selama 8 jam yangmemberikan komisi pendapatan antara 1 20 % untuk memberikan keuntungan bagi
perusahaan.Berdasarkan aspek keuangan, dengan investasi awal sebesar Rp.
1.191.732.580,- dengan operational cash flow pada tahun 2011 sebesar Rp.538.183.291,-, tahun 2012 sebesar Rp. 512.827.649,-, tahun 2013 sebesar Rp.525.810.938,-, tahun 2014 sebesar Rp. 519.492.329,-, tahun 2015 sebesar Rp.527.101.839,- dan terminal cash flow sebesar Rp. 617.687.500,-.Net Present Value(NPV) yang dihasilkan sebesar Rp. 985.728.862,-merupakan nilai yang positif, IRR39,73 % lebih besar dari WACC 13,08 % danpayback perioddalam waktu 3 tahun, 8
bulan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar MICE
Eropa memiliki potensi pasar bagi biro perjalanan di Bali dan memenuhi kriteriakelayakan bisnis.
Kata Kunci : Studi Kelayakan Biro Perjalanan Wisata, MICE, Aliran Kas
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
11/140
ABSTRACT
Title : Feasibility Study of PT Medussa Multi Business Center (MMBC)Sumanda Tour & Travel in Bali ( Market and Financial Perspective)
Name : I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda
ABSTRACT
Based on current tourism business development, travel agents have thetendency to sell the same product such as tour packages, airline and bus tickets, andtherefore a specific market needed to enter this forum. MICE (Meeting, Incentive,Convention and Exhibition) are the target of this company, PT MMBC Sumanda Tour& Travel. Their main market is France, United Kingdom, Germany, Netherlands andItaly, which are also amongst the top 20 biggest market in Bali. Market potential can becalculated from the number of tourists visiting from those countries divided by thenumber of MICE travel agents which is only 5 of them out of 304 travel agents in Bali.
The tourists who come to Bali with MICE are mainly from the age of 25 64
years old, male 55,21 % and female 44,79 % and working as professional, governmentemployees, manager and company employees.
From a marketing perspective, the average slices of the market which can begained by PT MMBC Sumanda Tour & Travel are 149 peoples in a year. According tocompetitor analysis this MICE company has a different market than the other PTMMBC Tour & Travel franchises and also stronger relations with foreign TourOperators especially in those countries, France, United Kingdom, Germany,
Netherlands and Italy. MICE packages include flight tickets, hotel, transportation,meeting place, and Balis exotic tour for 8 hours and the commission from this packagein between 1% - 20 %.
From a financial perspective, an initial investment around Rp. 1.191.732.580,-,the operational cash flow for 2011 at Rp 538.183.291, on 2012 at Rp. 512.827.649, on2013 at Rp. 525.810.938, on 2014 at Rp. 519.492.329, on 2015 at Rp. 527.101.839 andterminal cash flow at Rp. 617.687.500 will result in a net present value (NPV) of Rp985.728.862,-which is a positive result. IRR 39,73 % bigger than the discount factor13,08 %, payback period is 3 year and 8 months. Based upon this calculation it can besummarised that the European MICE market has a potential benefit for the companyand the business is viable.
Key Words: Tour & Travel Feasibility Study, MICE, Cash Flow
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
12/140
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM...................................................................... ............ ............ i
PRASYARAT GELAR.........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................... ......... .............. ... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI.................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ vi
ABSTRAK..........................................................................................................viii
ABSTRACT..........................................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek .............................. ......... .............. ....... 9
2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan ...................... .......... ............. ................ 10
2.3 Tujuan Keputusan Investasi ............................ ................................ ......... ... 10
2.4 Aspek Menilai Kelayakan Investasi ................ ......................................... ... 10
2.3.1 Aspek Pasar ............................................................................................. 10
2.3.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia .........................................25
2.3.3 Aspek Teknis dan Operasi ........................................................................ 262.3.4 Aspek Sosial dan Ekonomi ................. .............. ......... ...................... ........ 26
2.3.5 Aspek Hukum ..........................................................................................27
2.3.6 Aspek Keuangan...........................................................................................27
2.5 Pengertian Biro Perjalanan Wisata ........................... ......... ....................... ... 46
2.6 Pengertian MICE ........................................................................................ 52
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
13/140
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual................................................................................... 54
3.1.1 Penelitian Sebelumnya.............................................................................. 54
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian ........... ............. ......... ....................... ... 65
4.2 Variabel Penelitian .....................................................................................65
4.3 Prosedur Pengumpulan Data........................................................................68
4.4 Metode Analisis Data ................................................................................. 69
4.5 Asumsi-Asumsi ..........................................................................................74
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ...75
5.1.1 Sejarah PT MMBC Tour & Travel...75
5.1.2 Gambaran Umum PT MMBC Sumanda Tour & Travel.75
5.2 Pembahasan 76
5.2.1 Analisis Aspek Pasar Dan Pemasaran .76
5.2.1.1 Potensi Pasar 76
5.2.1.2 Analisis Pesaing ....78
5.2.1.3 Strategi Pemasaran ....83
5.2.1.5Market Share............................................................................................ 98
5.2.1.6 Sensitivitas Pasar..100
5.2.2. Analisis Aspek Hukum ..............................................................................102
5.2.3 Analisis Aspek Teknis Dan Operasi ...........................................................102
5.2.4 Analisis Aspek Sumber Daya Manusia ......................................................104
5.2.5 Analisis Aspek Sosial Ekonomi........... .......................................................109
5.2.6 Analisis Aspek Keuangan ...... 110
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ...................................................................................................... 119
6.2 Saran ............................................................................................................ 122
DAFTAR PUSTAKA
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
14/140
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Indonesia dan Bali Tahun 2006 -2010
(orang)...................................................2
1.2 Perkembangan Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan
MICE di Provinsi Bali Tahun 2006 - 2010 ....................... ......... ............ 3
1.3 Jumlah Wisatawan Mancanegara dari 5 Negara Eropa yang Berkunjung Ke
Indonesia dan Bali Tahun 2006 - 2010................................................... 4
1.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Eropa yang Melakukan MICE Tahun 2006 -
2010....6
2.1 Kelas Utama dan Umur Aktiva untuk MACRS .......................................36
2.2 Tarif Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap .37
5.1 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali Untuk 5 Pasar
Eropa Tahun 2011 - 2015 ........................................................................77
5.2 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan MICE Ke Bali Untuk 5 Pasar Eropa
Tahun 2011 - 2015 ...................................78
5.3 Competitive Profile Matrix........................................................................79
5.4 Karakteristik Wisatawan Eropa yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Umur
........................................... .......................................................................83
5.5 Karakteristik Wisatawan MICE Ke Bali Berdasarkan Jenis
Kelamin.....................................................................................................84
5.6 Karakteristik Wisatawan MICE Ke Bali Menurut Pekerjaan Utama......85
5.7 Analisis SWOT.........................................................................................91
5.8 Proyeksi Peluang Pasar Penjualan Paket MICE PT. MMBC Sumanda Tour &
TravelTahun 2011 2015 ......................................................................99
5.9 ProyeksiMarket ShareMICE PT MMBC Sumanda Tour & TravelTahun 2011
2015..................................................................................................... 99
5.10 Proyeksi Sensitivitas Pesimis, Moderat dan Optimis Pasar MICE..........101
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
15/140
5.11 PerhitunganInitial Cash Flow.................................................................110
5.12 Sumber Dana Investasi PT MMBC Sumanda Tour & Travel..112
5.13 Perhitungan Operational Cash Flow.......................................................113
5.14 Perhitungan Terminal Cash Flow.................................................114
5.15 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)...........................................114
5.16 Penghitungan NPV. ..................................................................................115
5.17 Penghitungan Payback Period.................................................................115
5.18 Penghitungan IRR denganDiscount Factor39 % dan 40 %...................116
5.19 Sensitivitas NPV.......................................................................................117
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
16/140
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
3.1. Elemen Struktur Industri........................................................................ 17
3.2. Konsep Konseptual................................................................................63
3.3. Lay OutPT MMBC Sumanda Tour & Travel.........................................103
3.4. Struktur Organisasi PT MMBC Sumanda Tour & Travel.......................106
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
17/140
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran
1. Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan MICE ke Bali dan CPM
2. Proyeksi Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur
3. Perhitungan Proyeksi Investasi
4. Perhitungan Proyeksi Pendapatan dan Biaya Penjualan
5. Perhitungan Proyeksi Biaya-biaya
6. Perhitungan Proyeksi Arus Kas
7. PerhitunganNett Present Value (NPV), Payback Period dan IRR
8. Jumlah Biro Perjalanan Wisata di Bali dan Tour Operator MICE
9. Gambar Bangunan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
18/140
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sektor kepariwisataan merupakan salah satu sumber penerimaan keuangan
suatu negara. Bagi bangsa Indonesia, sektor non migas ini semakin diharapkan
peranannya untuk menutupi penerimaan dari sektor migas yang sifatnya mengelola
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui serta memperbesar penerimaan
devisa negara maupun memperlancar proses pembangunan nasional. Pembangunan
kepariwisataan diarahkan untuk mampu menggalakkan kegiatan ekonomi termasuk
sektor lain yang terkait, seperti lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan
daerah dan pendapatan negara serta penerimaan devisa akan meningkat.
Indonesia yang merupakan negara berkembang memiliki perkembangan
investasi yang pesat disegala bidang sehingga semakin banyak wisatawan
mancanegara datang ke seluruh pelosok Indonesia untuk melakukan perjalanan bisnis
maupun rekreasi wisata yang terdapat dimasing-masing daerah, salah satunya adalah
Pulau Bali. Keunikan Bali dengan adat istiadat budaya yang unik, panorama alam
yang indah, dan masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk
datang berkunjung. Kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali memiliki beberapa
tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan pertemuan, kunjungan
kerja dan lain sebagainya. Terjadinya bencana bom di Kuta dan Kedonganan tidak
membuat wisatawan mancanegara takut untuk mengunjungi Bali, akan tetapi jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali semakin meningkat yang dapat dilihat
pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
19/140
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia dan Bali
Tahun 2006 2010 (Orang)
Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2010
Berdasarkan dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa share dari wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Bali mencapai 25,87 % yang selanjutnya terjadi
peningkatan pada setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebesar 30,24 %, pada tahun
2008 sebesar 31,58 %, pada tahun 2009 sebesar 35,26 % dan pada tahun 2010 sebesar
37,28 %.
Pemenuhan akan kebutuhan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata
dalam hal ini adalah Bali, diperlukan suatu pelayanan yang dapat memuaskan
kebutuhan wisatawan tersebut, hal yang diperlukan oleh wisatawan mancanegara
adalah melakukan kontak dengan biro perjalanan wisata lokal yang akan memberikan
pelayanan kepada wisatawan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh
wisatawan. Jumlah biro perjalanan wisata di Bali dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai
berikut:
0
2000000
4000000
6000000
8000000
10000000
Bali
Indonesia
Bali 1.260.317 1.664.854 1.968.892 2.229.945 2.493.058
Indonesia 4.871.351 5.505.759 6.234.497 6.323.730 6.823.883
2006 2007 2008 2009 2010
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
20/140
Tabel 1.2
Perkembangan Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan
MICE di Provinsi Bali Tahun 2006 2010
Tahun Biro PerjalananWisata (BPW)
Cabang Biro PerjalananWisata (CBPW)
MICE Total
2006 437 80 18 532
2007 472 82 18 569
2008 483 83 18 581
2009 526 85 18 626
2010 281 18 5 304
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, terdapat penurunan jumlah biro perjalanan wisata
di Bali pada tahun 2010 sejumlah 322 buah atau 48 %, hal ini disebabkan oleh
banyaknya biro perjalanan wisata yang bangkrut sehingga tidak beroperasi. Biro
perjalanan wisata yang merupakan tonggak awal di dalam memberikan pelayanan
kepada wisatawan yang datang ke Bali memerlukan tambahan biro perjalanan wisata
yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali.
Salah satu biro perjalanan wisata yang akan berdiri adalah PT Medussa Multi
BusinessCenter(MMBC) Sumanda Tour & Traveldimana perusahaan ini merupakan
salah satu Biro Perjalanan yang memiliki beberapa unit bisnis antara lain perekrutan
cabang dan agen diseluruh Indonesia, penjualan tiket pesawat domestik dan
mancanegara, voucherhotel, paket wisata, biro iklan, percetakan, biro jasa, jasa kurir
dan kargo.
Target pasar dari PT MMBC Sumanda Tour & Travel adalah wisatawan Eropa
antara lain Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia, hal ini berdasarkan dari
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
21/140
jumlah kunjungan dari wisatawan Eropa ini ke Indonesia dan Bali yang dapat dilihat
pada Tabel 1.3 berikut ini:
Tabel 1.3
Jumlah Wisatawan Mancanegara dari 5 Negara Eropa yang Berkunjung Ke Indonesia
dan Bali Tahun 2006 2010
Jumlah Tahun
Negara Kunjungan(Orang) 2006 2007 2008 2009 2010
Perancis Indonesia 98.853 104.473 125.216 159.924 164.982Bali 50.858 61.805 76.062 110.244 106.113
Inggris Indonesia 110.412 121.599 150.412 169.271 181.883Bali 62.772 70.841 82.440 92.898 104.375
Jerman Indonesia 106.629 112.160 137.854 128.649 142.243Bali 62.568 68.135 81.790 74.678 84.207
Belanda Indonesia 114.687 110.272 106.987 140.771 155.442Bali 40.833 52.870 65.203 74.409 75.312
Italia Indonesia 35.859 29.570 33.300 40.448 38.667Bali 16.961 19.110 19.632 19.446 20.220
Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, rata-rata share dari wisatawan Perancis yang
berkunjung ke Bali dari tahun 2006 2010 adalah 61 %, sharedari wisatawan Inggris
adalah 56 %, share dari wisatawan Jerman adalah 59 %, share dari wisatawan
Belanda adalah 49 % dan sharedari wisatawan Italia adalah 54 %. Dengan jumlah
shareyang mayoritas di atas 50 % kecuali Belanda dengan 49 % menyebabkan PT
MMBC Sumanda Tour & Travel memilih target pasar ini. Pasar Eropa merupakan
pasar yang potensial dalam menarik wisatawan yang akan melakukan MICE
(Meeting, Intensive, ConventiondanExhibition) di Bali dimana 5 bangsa Eropa yang
dipilih memiliki kemampuan di dalam berbahasa Inggris yang baik selain bahasa
negaranya masing-masing. Karakteristik dari Wisatawan Eropa yang menggabungkan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
22/140
antara kegiatan bisnis dengan leisure (bersenang-senang) merupakan pasar yang
potensial diraih oleh PT MMBC Sumanda Tour & Travel.
PT MMBC Sumanda Tour & Travelmerupakan franchisedari PT MMBC Tour
& Travel yang berkedudukan di Jakarta dan telah memiliki tigafranchise sebelumnya
di Bali yaitu PT MMBC 99 Tour & Travel terletak di Jalan Gunung Lingga No 2,
Gatot Subroto Barat, Denpasar, PT MMBC Purnama Tour & Travelyang terletak di
Padang Sambian, Denpasar dan PT MMBC Prashanti Tour& Travelyang berlokasi
di Sanur, Denpasar.
Terdapatnya Tiga franchise yang telah berdiri sebelumnya dan jumlah biro
perjalanan wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya maka diperlu pengkajian
yang mendalam terhadap kelayakan pendirian PT MMBC Sumanda Tour & Travel
yang berlokasi di Banjar Kesambi, Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara,
Kabupaten Badung. Aspek penilaian yang dibutuhkan antara lain: aspek pasar yang
berdasarkan atas jumlah wisatawan Eropa (Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan
Italia) yang berkunjung ke Bali untuk melakukan kegiatan MICE (Meeting, Incentive,
Convention dan Exhibition) yang berperan sebagai demand sedangkan jumlah biro
perjalanan wisata yang tersedia untuk menangani pasar MICE sebagai supply.
Tabel 1.4
Jumlah Kunjungan Wisatawan Eropa yang Melakukan MICE di Bali
Tahun 2006 2010
Kunjungan dari Tahun
No Negara (Orang) 2006 2007 2008 2009 2010
1 Perancis 4.577 5.562 6.846 9.922 9.550
2 Inggris 7.533 8.501 9.893 11.148 12.525
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
23/140
3 Jerman 7.408 8.067 9.684 8.842 9.970
4 Belanda 2.858 3.701 4.564 5.209 5.272
5 Italia 4.071 4.586 4.712 4.667 4.853
Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010
Berdasarkan pada Tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa Wisatawan Perancis
yang datang ke Bali dan melakukan kegiatan MICE adalah sebesar 9 %, Wisatawan
Inggris sebesar 12 %, Wisatawan Jerman sebesar 11 %, Wisatawan Belanda sebesar 7
%, Wisatawan Italia sebesar 24 %, sedangkan Biro Perjalanan Wisata yang
merupakan peluang yang baik bagi PT MMBC Sumanda Tour & Travel untuk
memperoleh pasar MICE di Bali.
Berdasarkan aspek persaingan terdapat beberapa biro perjalanan wisata dalam
wilayah yang sama di Jalan Beraban, Kerobokan, Kuta atas nama PT MMBC 99 Tour
& Travelyang berlokasi diperumahan Dukuh Sari, Gatot Subroto Barat. Didepan dari
tempat usaha yang akan ditetapkan juga relatif ramai karena merupakan alternatif
jalan dari Denpasar atau Kuta menuju kearah Dalung, Tabanan dan sekitarnya.
Aspek hukum, yaitu aspek yang menjadi landasan hukum yang mendasari
pembuatan izin biro perjalanan wisata, aspek teknis yaitu meliputi bangunan yang ada
untuk mendukung operasional biro perjalanan wisata, perbaikan yang dilakukan
untuk menjadikan bangunan ini menjadi representatif untuk dijadikan kantor, dan
sistem pelayanan yang sesuai.
Aspek sosial ekonomi yaitu aspek yang menyangkut tentang dampak yang
ditimbulkan dari perusahaan ini kepada masyarakat sekitarnya, aspek manajemen dan
sumber daya manusia yaitu aspek yang menyangkut siapa dan bagaimana
pelaksanaannya dan yang terakhir adalah aspek keuangan yaitu aspek yang
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
24/140
menyangkut pendanaan yang diperlukan untuk mendirikan biro perjalanan wisata, dan
proyeksi pendapatan serta biaya-biaya dimana keputusan investasi dikatakan layak
untuk dilaksanakan bilamana dapat memberikan keuntungan secara keuangan dan non
keuangan. Secara keuangan dikatakan layak bilamana ada hasil lebih dari selisih
besarnya hasil investasi terhadap biaya investasi. Penelitian terhadap lima aspek ini
lebih menekankan kepada aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok
permasalahan adalah :
Apakah pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC) Sumanda Tour &
Travel di Bali layak dilihat dari aspek pasar dan finansial?
1.3 Tujuan Penelitian
Menganalisis kelayakan pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC)
Sumanda Tour & Traveldi Bali terutama dari aspek pasar dan finansial.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk hasil
penelitian sebagai acuan penelitian selanjutnya, khususnya kelayakan
investasi terhadap Biro Perjalanan Wisata di Bali.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
25/140
2) Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
26/140
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Menurut Husnan dan Muhamad (2000) menyatakan bahwa studi kelayakan
proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan
proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
Pada umumnya studi kelayakan proyekakan menyangkut tiga aspek, yaitu:
1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut
sebagai manfaat finansial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup
menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.
2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan
(sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan
manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini
merupakan studi yang relatif paling sulit untuk dilakukan.
Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula lingkup
penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-proyek investasi yang
mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi ternyata
kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
27/140
2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan
Menurut Husnan dan Muhamad (2000), tujuan dilakukannya studi kelayakan
adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan
memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko
kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.
2.3 Tujuan Keputusan Investasi
Menurut Husnan dan Muhamad (2000), tujuan yang paling tepat dari
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan
nilai pasar modal sendiri (saham).
2.4 Aspek Menilai Kelayakan Investasi.
Menurut Husnan (2000), untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu
harus ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari, walaupun belum ada
kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya
penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis keuangan, hukum dan
ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi
tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.
2.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Secara umum, pasar adalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran barang
atau jasa antara penjual dan pembeli.
Umar (2001) mengemukakan pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran
untuk membentuk suatu harga. Pengertian lain menyebutkan bahwa pasar merupakan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
28/140
kumpulan orang orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja,
dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang
terjadinya pasar yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya serta tingkah
laku pembeliannya.
Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para
konsumen selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu,
sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dijual
oleh para produsen dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi
tertentu pula.
Permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menimbulkan peluang
pasar. Adanya peluang pasar ini memungkinkan timbul produsen baru yang menjadi
pesaing bisnis dari produsen yang sudah berjalan atau beroperasi. Akibatnya terjadi
perebutan pangsa pasar yang masih ada antara produsen untuk menjual barang atau
jasa yang dihasilkannya.
Sucipto (2010) mengemukakan kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan
pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk yang
dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang
direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan rencana dan
tujuan bagi pelaku bisnis, maka perlu dikaji beberapa faktor yang berkaitan dengan
aspek pasar antara lain potensi pasar, peluang pasar atas produk yang diluncurkan
untuk dimasa datang serta market shareyang dapat diserap oleh bisnis tersebut dari
keseluruhan pasar potensial. Sedangkan kajian aspek pemasaran berkaitan dengan
bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam rangka meraih sebagian pasar
potensial atau peluang pasar yang ada. Dengan kata lain seberapa besar market share
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
29/140
(pangsa pasar) yang ditentukan dapat diraih sangat bergantung pada penerapan
strategi pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam
aspek pasar, yaitu:
2.4.1.1 Potensi Pasar(Market Potential)
Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang penjualan
optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun yang akan
datang atau potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang
didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial dan daya beli.
Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan/hasrat untuk
membeli, sedangkan daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli
barang/produk. Dengan melihat potensi pasar maka dapat dilakukan evaluasi apakah
ada atau tidak potensi untuk memasarkan barang/produk di pasar.
2.4.1.2 Peramalan Permintaan Pasar(Market Demand Forecasting)
Didalam menentukan suatu proyek investasi baik dalam bentuk financial assets
maupun real assets, maka diperlukan peramalan untuk mengetahui prospek pada
masa yang akan datang. Salah satu cara yang terbaik untuk meramalkan jumlah
permintaan pada masa yang akan datang adalah dengan menelaah permintaan akan
produk tersebut pada masa lalu hingga kini.
Sutoyo (2000) menyebutkan bahwa perkiraan jumlah permintaan produk dapat
dilakukan dalam tiga tahap yakni melakukan riset pasar dan pemasaran, menyusun
demand forecast produk dengan menggunakan metode demand forecast dan
menyusun final demand forecast yang akan dipergunakan sebagai bahan masukan
evaluasi aspek pemasaran dan kegunaan lainnya. Riset pasar dan pemasaran
dilakukan, baik dengan menganalisis data sekunder maupun dengan jalan terjun
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
30/140
langsung ke lapangan, melakukan pengamatan dan wawancara. Terdapat beberapa
metode demand forecasting yang dapat dipergunakan adalah antara lain sebagai
berikut :
1) Ekstrapolasi trend perkembangan produk pada masa yang lampau.
2) Koefisien pemakaian produk.
3) Substitusi impor.
4) Perbandingan antar negara.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) terdapat beberapa metode peramalan
yang dapat dipergunakan antara lain:
1) Metode Pendapat.
2) Metode Test / Eksperimen.
3) Metode Survei.
4) Metode Time Series/ Deret Waktu.
5) Metode Regresi Korelasi.
6) MetodeInput Output.
Penggunaaan metode peramalan dengan jangka waktu yang panjang
dipergunakan metode butir empat dan lima, yaitu :
1) Metode Time Series
Metode ini semata-mata hanya mendasarkan diri pada data dan keadaan pada
masa yang lampau, dan yang paling cocok untuk waktu yang jangka panjang adalah
metode Trend Linear, metode TrendKuadratik dan metode TrendEksponensial.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
31/140
(1)Metode Trend Linear
Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia
cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah :
Y = a + bX, di mana koefisien a dan b dapat dicari dengan :
a = Y : n
b = XY : X2
Jika X = 0
Y = Variabel permintaan, n = jumlah data dan x = variabel tahun
(2)Metode TrendKuadratik
Metode ini digunakan jika scatterdiagramdari masa lalu cenderung berbentuk
parabola. Adapun bentuk persamaannya adalah : Y = a + bX + cX2 , di mana koefisien
a, b dan cdiperoleh sebagai berikut:
a = (Y c X2) : n
b = XY : X2
c = {nX2Y - (X
2) (Y)} : {nX
4- (X
2)2
}
Jika X = 0
(3)Metode TrendEksponensial
Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan
perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.
Fungsi persamaan dari metode ini adalah: Y1
= a bx yang dapat diubah ke dalam
fungsi logaritma :
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
32/140
LogY1 = Log a + (Log b)X
Jika X = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:
Log a = (Log Y) : n
Log b = {X (LogY)} : X2
Sedang hasil peramalannya dilakukan dengan mencari arti logaritma dari hasilperamalan dengan fungsi logaritma tersebut.
(4) Metode Regresi Korelasi
Metode ini mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas tenjadinya variasi
dan suatu variabel, dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi
persamaan regresi. Korelasi merupakan alat pembantu yang berguna untuk
mengetahui sejauh mana intentitas hubungan yang terjadi antara variabel-variabel
yang bersangkutan. Diantara metode yang paling banyak digunakan adalah metode
regresi linear sederhana.
Pada metode regresi linear sederhana ini terdapat satu variabel yang dianggap
berpengaruh atas terjadinya variabel yang lain dan fungsi persamaan linearnya adalah:
Y = a + bX
X = Variabel bebas / Independen
Y = Variabel terikat / Dependen
a, b = Koefisien regresi
Dengan menggunakan metode least squared nilai koefisien a dan b dapat
diperoleh dengan :
b = n XY - X Y
n X2 (X)2
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
33/140
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
34/140
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
35/140
Ketersediaan barang pengganti menjadi penghalang mengenai harga yang
dapat ditentukan oleh pemimpin pasar dalam mata industri. Harga yang tinggi dapat
memicu pembeli beralih pada produk pengganti.
3) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyers)
Konsumen atau pelanggan suatu industri mengharapkan harga serendah
mungkin untuk memperoleh produk atau jasa dari industri (perusahaan pemasok)
dengan cara membeli dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan pemasok
bergantung kepada pembeli. Ketika produk perusahaan pemasok sebagai produk
standar atau tidak terdeterminasi, pembeli dapat menekan, karena terdapat perusahaan
yang menyediakan produk standar tersebut, apalagi jika pembeli memiliki kemauan
dan kemampuan untuk melakukan integrasi ke hulu.
4) Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of suppliers)
Apabila pemasok mempunyai kekuatan yang cukup tinggi atas perusahaan
industri, maka akan menaikkan harga cukup signifikan untuk mempengaruhi
kemampuan pelanggan dalam menghasilkan laba. Kemampuan pemasok untuk
memperoleh kekuatan atas perusahaan industri ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu
jumlah pemasok sedikit tapi besar, produk pemasok merupakan masukan yang
penting bagi pembeli, produk pemasok tidak ada produk alternatifnya.
5) Rivalitas di antara pesaing (rivalry among existing firms)
Rivalitas di antara perusahaan mengacu pada semua tindakan yang ditempuh oleh
perusahaan dalam kelompok industri untuk memperbaiki posisi masing-masing dan
memperoleh keunggulan atas pesaingnya. Persaingan akan bersifat positif apabila
perusahaan menciptakan dan mendorong stabilitas industri melalui perbaikan-
perbaikan kemampuan dalam rangka menghasilkan laba. Apabila terjadi sebaliknya,
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
36/140
persaingan akan bersifat negative. Faktor-faktor yang menimbulkan persaingan ketat
antara lain:
(1)Apabila suatu industri sudah memasuki fase pertumbuhan lambat, perusahaan
akan memfokuskan pada pangsa pasar dan cara merebut pangsa pasar dengan
mengorbankan perusahaan lain.
(2)Industri dengan karakteristik biaya tetap yang tinggi selalu mendapat tekanan
untuk mempertahankan produksi pada kapasitas maksimum guna menutup
biaya tetap.
(3)Kekurangan diferensiasi yang mendorong pembeli untuk mencari harga yang
paling baik.
(4)Berdasarkan faktor-faktor persaingan tersebut dipergunakan untuk menyusun
strategi pemasaran yang kompetitif yang efektif terutama persaingan dalam
kelompok industri. Menurut Kotler terdapat beberapa langkah analisis sebagai
berikut: Identifikasi pesaing, penentuan sasaran pesaing, identifikasi strategi
pesaing, evaluasi kekuatan dan kelemahan pesaing, estimasi pola reaksi
pesaing dan menentukan pesaing utama.
Menurut David, 1998 menyatakan bahwa Competitive Profile Matrix (CPM)
dipergunakan sebagai alat yang penting untuk membandingkan suatu perusahaan
dengan pesaing utamanya. Matriks ini menunjukkan gambaran yang jelas tentang
kekuatan dan kelemahan dari pesaing.
Hasil skor yang diperoleh berdasarkan pada faktor-faktor keberhasilan dari
suatu perusahaan (critical success factors) dimana setiap faktor tersebut diukur
dengan skala yang telah ditentukan dengan bobotnya masing-masing antara lain:
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
37/140
1) Nilai buruk dengan bobot 1,0
2) Nilai biasa/rata-rata dengan bobot 2,0
3) Nilai diatas rata-rata dengan bobot 3,0
4) Nilai baik dengan bobot 4,0
Total bobot (weighted score) akan berada pada rentang 1,0 (rendah) dan 4,0 (tinggi).
Skor untuk rata-rata adalah 2,5 dan apabila berada dibawah dari 2,5 dikategorikan
bahwa perusahaan berada pada posisi yang lemah.
Analisis CPM ini menggunakan perusahaan yang diteliti yang kemudian
dibandingkan dengan pesaing lainnya. Analisis menggunakan CPM ini lebih baik
dibandingkan dengan Internal matriks (Internal Factor Evaluation matrix) dan
eksternal matriks (External Factor Evaluation matrix) karena CPM terdiri dari faktor-
faktor internal dan eksternal dari perusahaan yang diteliti dengan pesaing utamanya.
2.4.1.4 Strategi Pemasaran(Marketing Strategy)
1) Segmentasi, Targeting dan Positioning
(1) Segmenting
Menurut Kotler (2009), menyatakan bahwa segmentasi pasar yaitu membagi
sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin
menghendaki bauran produk atau pemasaran terpisah. Perusahaan mengidentifikasi
cara-cara yang berbeda untuk memilah pasar dan mengembangkan profil segmen-
segmen pasar yang dihasilkan. Langkah kedua adalah penetapan pasar sasaran
(targeting), yaitu mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memilih satu atau lebih
dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah penentuan posisi
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
38/140
pasar (positioning), yaitu menetapkan posisi bersaing produk dan menciptakan bauran
pemasaran yang rinci.
Menurut Yoeti (2003), menyatakan bahwa tujuan dari segmentasi pasar adalah
untuk menciptakan strategi pemasaran (marketing strategy) bagi masing-masing
segmen pasar yang kebutuhan dan keinginan yang berbeda, sehingga diperoleh one
market, one marketing strategy.
(2) Targetting
Pasar yang sudah disegmentasi menuruh kebutuhan/segmen kemudian dipilih
salah satu atau beberapa segmen yang disebut target. Target dipilih dengan
mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan besarnya segmen yang bisa
dilayani atau diperkirakan dapat memberikan profitabilitas tinggi. Beberapa alternatif
dalam pemilihan target pasar antara lain:
a) Un-Differentiated Market
Pasar bersifat homogen dan dianggap sebagai kumpulan orang-orang yang
menekankan pada karakteristik umum dan mengharapkan semua orang
akan membeli produk yang ditawarkan.
b) Concentrated Market (Single Segmenting)
Perusahaan akan mengandalkan segmen pasar tunggal dan pada segmen
ini, kegiatan pemasaran akan difokuskan.
c) Extensive Segmenting
Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan
selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda dengan
strategi pemasaran yang berbeda pula.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
39/140
d) Selective Segmenting
Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada extensive
segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi segmen-segmen yang
dianggap memiliki potensi yang besar, sehingga dengan segmen pasar
pilihan dapat dijadikan target pasar dari suatu perusahaan.
(3) Positoning
Pasar yang telah menjadi target perlu diposisikan untuk keunikan dan keunggulan
produk, jasa dan nilai, serta manfaatnya dalam menyelesaikan masalah, oleh karena
itu menempatkan produk/jasa dalam benak konsumen dapat berupa keunggulan
bentuk jasa/produk. Jasa yang ditempatkan mengacu dan terkait dengan nilai (value)
dan manfaat (benefit) yang ditempatkan pada benak konsumen. Beberapa pendekatan
penentuan posisi menurut:
a) Atribut (attribute positioning) yaitu penempatan yang didasarkan atribut, ciri-
ciri atau manfaat bagi pelanggan berdasarkan atas derajat kepentingan
(importance), keunikan (distinctiveness), dapat dikomunikasikan
(communicability), mendahului (pre-emptive), keterjangkauan baik aspek
ekonomi dan fisik (affordability), dan laba yang diperoleh (profitability)
b) Tarif dan mutu (price dan quality positioning), dimana layanan cepat, tarif
wajar atau murah, rasa bintang lima dengan harga kaki lima
c) Jenis produk/jasa yang banyak digunakan (Application positioning)
d) Pengguna/pemakai dari produk/jasa yang banyak digunakan (user positioning)
dan kelas produk
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
40/140
e) Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan dapat
dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan. (benefit positioning)
2) Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,Threats)
Menurut Rangkuti (2002), Analisis SWOT mengacu pada konsep berpikir
manajemen strategi dan digunakan untuk membandingkan antara faktor-faktor
eksternal (External Factors Analysis Summary/ EFAS) yaitu peluang (opportunities)
dan ancaman (threat) dengan faktor-faktor internal (Internal Factors Analysis
Summary / IFAS) yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis
SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan faktor eksternal (peluang O dan
ancaman T) maupun faktor internal (kekuatan S dan kelemahan W) yang
dihadapi.
Analisis SWOT menghasilkan empat kombinasi strategi yaitu Strategi
Strengths Opportunities (SO) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang, Strategi Strenghts Threats (ST) adalah strategi yang
menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, Strategi Weaknesses Opportunities
(WO) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
dan Strategi Weaknesses Threats (WT) adalah strategi yang meminimalkan
kelemahan serta menghindari ancaman yang dimilikinya.
Menurut Umar (2003) menyatakan bahwa lingkungan bisnis dibagi menjadi
dua kategori yaitu lingkungan eksternal (lingkungan jauh dan lingkungan industri)
dan internal (aspek-aspek yang ada didalam perusahaan).
Matriks Analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
41/140
Tabel 2.1
Matriks Analisis SWOT
Matriks Analisis SWOT Strengths(S)
Daftar semua kekuatanyang dimiliki
Weaknesses(W)
Daftar semua kelemahanyang dimiliki
Opportunities (O)
Daftar semua peluangyang dimiliki
Strategi SO
Gunakan semua kekuatanyang dimiliki untukmemanfaatkan peluangyang ada.
Strategi WO
Atasi semua kelemahandengan memanfaatkan
peluang yang ada.
Threats(T)
Daftar semua ancamanyang dimiliki
Strategi ST
Gunakan semua kekuatanuntuk menghindar dari
semua ancaman
Strategi WT
Tekan semua kelemahandan semua ancaman
Sumber: Rangkuti (2002)
2.4.1.4Market Share
Market share adalah luas pasar yang dikuasai pesaing dibandingkan dengan luas
pasar sasaran secara total (pasar industri) atau pangsa pesaing atas pasar sasaran.
(Philip Kotler, 2002), sehingga pasar sasaran dan luas pasar yang pesaing dan yang
kita kuasai menjadi penting dalam peramalan permintaan pasar dan keputusan strategi
pemasaran yang akan diambil.
2.4.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Manajemen adalah cara mencapai tujuan suatu organisasi dengan mengelola
sumber-sumber yang ada, dapat dalam bentuk uang, mesin dan peralatan, tenaga kerja
dan material.
Husnan dan Muhammad (2000) mengemukakan bahwa manajemen meliputi
manajemen pembangunan proyek dan manajemen operasi. Manajemen pembangunan
proyek mengulas tentang pelaksana proyek, sistem dan jadwal pelaksanaan proyek,
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
42/140
pengkaji masing-masing aspek dan sebagainya. Sementara manajemen operasi
mengemukakan tentang bentuk organisasi / badan usaha yang dipilih struktur
organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta ketenagakerjaan.
Berkaitan dengan aspek manajemen ini, penekanan utama yang diberikan adalah
pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan proyek maupun pada
saat proyek tersebut telah beroperasi
2.4.3 Aspek Teknis dan Operasi
Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan
proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek selesai. Aspek ini
merupakan aspek vital proyek karena rnenentukan dapat tidaknya proyek itu
menghasilkan produk yang dapat dijual.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) beberapa pertanyaan utama yang perlu
mendapatkan jawaban dari aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi / luas
produksi, kriteria pemilihan mesin, proses produksi dan jenis teknologi.
2.4.4 Aspek Sosial dan Ekonomi
Aspek sosial dan ekonomi meliputi pengaruh investasi terhadap peningkatan
penghasilan negara, devisa yang dapat dihemat, penambahan dan pemerataan
kesempatan kerja serta pengaruhnya terhadap industri lain. Selain itu pengaruh dan
manfaat akibat adanya investasi yang dialami masyarakat dan sulit dikuantifikasikan.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) beberapa manfaat sekunder dan suatu
proyek yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan moneter adalah menaiknya
tingkat konsumsi, membantu pemerataan tingkat pendapatan, meningkatkan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
43/140
pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketergantungan, mengurangi pengangguran dan
lain-lain.
Dengan demikian dampak untuk aspek sosial dan ekonomi yang ditimbulkan
akibat adanya proyek agak sulit terukur.
2.4.5 Aspek Hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
1) Bentuk badan usaha yang akan digunakan
2) Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan
yang berupa pinjaman
3) Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.
2.4.6 Aspek Keuangan
Analisis keuangan adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan
rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam
tahapan analisis usaha (Sofyan, 2003). Tujuan menganalisis aspek keuangan dari
suatu studi kelayakan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan
biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek unuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai
apakah proyek akan berkembang terus (Umar, 2001).
Menurut Sofyan (2003), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan
kedalam tiga kegiatan utama yaitu:
1) Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan
yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
44/140
utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.
Rekapitulasi ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu
besarnya perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode
umur usaha tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi:
a) Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran
b) Harga jual yang ditetapkan
c) Tambahan pendapatan lain-lain yang mungkin diperoleh karena
adanya pendirian usaha ini.
2) Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha yang
sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya pra
operasi, biaya investasi, biaya operasi. Biaya-biaya tersebut sebelum
digunakan untuk dimasukkan kedalam analisis perlu diteliti untuk menentukan
masuk dalam perhitungan penilaian usaha atau diperhitungkan nanti setelah
usaha beroperasi. Pengelompokkan biaya meliputi biaya penyusutan, biaya
amortisasi, biaya bunga dan biaya sunk cost.
3) Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan
berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Hal ini merupakan kegiatan inti yang
harus dilakukan dalam ananlisis studi kelayakan, secara umum laporan kas
dapat diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan
dengan total rekap perkiraan biaya usaha.
Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai untuk
mencari besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang
mendukung dalam penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
45/140
dana, biaya modal dan struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi,
amortisasi dan pajak.
2.4.6.1 Kebutuhan Dana
Berdasarkan jenis penggunaan dana, maka dana yang dibutuhkan dibedakan atas:
1) Dana investasi awal atau investasi inisial (initial investment) yaitu dana
investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal (mesin, bangunan,
gudang, bangunan kantor, perumahan untuk tenaga kerja langsung, tanah
lokasi, pemasangan, produksi, percobaan, pengadaan alat-alat kantor (mesin
kantor dan furniture), jasa-jasa umum (listrik, air dan telepon), dan sarana
pendukung lainnya (jalanan proyek, kendaraan bermotor, rumah dinas dan
fasilitas lainnya).
2) Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk
membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.
Dari uraian di atas, maka investasi memerlukan dua macam pengeluaran yaitu:
1) Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi
inisial.
2) Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure)
yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah
memasuki fase operasi komersial.
Menurut Husnan & Muhammad (2000), aktiva tetap yang diperlukan untuk
investasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Aktiva tetap berwujud
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
46/140
(1) Tanah dan pengembangan lokasi, meliputi: harga tanah, biaya
pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan kejalan
yang terdekat, pemagaran dan sebagainya.
(2) Bangunan dan perlengkapannya meliputi: bangunan untuk pabrik,
bangunan untuk administrasi, gudang, genset, pos keamanan, jasa
arsitektur dan lain sebagainya.
(3) Pabrik dan mesin-mesin meliputi biaya pembangunan pabrik, harga
mesin, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, suku cadang dan lain
sebagainya.
(4) Aktiva tetap lainnya meliputi: perlengkapan angkutan dan penanganan
bahan, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, perlengkapan
kantor dan lain sebagainya.
2) Aktiva tetap tidak berwujud
(1) Aktiva tidak berwujud meliputi: patent, lisensi, pembayaran lumpsum
untuk penggunaan teknologi, copywright,goodwilldan lain sebagainya.
(2) Biaya-biaya pendahuluan meliputi biaya untuk studi pendahuluan,
penyiapan pembuatan studi kelayakan, survei pasar, biaya hukum dan
lain sebagainya.
(3) Biaya-biaya sebelum operasi meliputi: biaya penarikan tenaga kerja,
biaya latihan, beban bunga dan biaya-biaya selama produksi percobaan.
Kebutuhan dana untuk modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja brutto
atau modal kerja netto. Modal kerja brutto menunjukkan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari: kas, surat-surat berharga, piutang,
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
47/140
persediaan, dan lainnya. Modal kerja netto merupakan selisih antara aktiva lancar
dengan hutang jangka pendek (kurang dari satu tahun).
2.4.6.2 Sumber Dana
Menurut Husnan & Muhammad (2000), sumber-sumber dana yang utama
adalah modal sendiri, saham biasa atau saham preferen, obligasi, kredit bank, leasing
(sewa guna),project finance.
Menurut Sutojo (2002), pembangunan dan pengoperasian proyek dapat
dibiayai dengan dua sumber pembiayaan utama antara lain dana sendiri (equity
investment) dan pinjaman dari pihak ketiga (project financing). Disamping kedua
sumber pembiayaan utama itu, dalam kasus-kasus tertentu diadakan sumber
pembiayaan ketiga yang bersifat semi modal sendiri, yaitu pinjaman dari pemegang
saham (shareholders loan). Dari beberapa pengertian diatas, sumber dana investasi
berasal dari modal sendiri dan atau modal pinjaman yang disesuaikan dengan kondisi
dan situasi dari masing-masing perusahaan.
2.4.6.3 Biaya Modal (Cost of Capital)
1) Biaya Modal Individu
Biaya modal adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena
menggunakan sumber dana tertentu, baik modal sendiri atau berasal dari pinjaman.
Modal sendiri dapat berupa bisa berupa saham preferen, biasa atau laba ditahan. Biaya
modal keseluruhan sering dipakai sebagai tingkat keuntungan yang layak dari suatu
proyek yang disebut juga cut off rate. Untuk bisa menghitung biaya modal
keseluruhan, maka perlu menghitung terlebih dahulu biaya modal dari masing-masing
pendanaan (Husnan & Muhammad, 2000) antara lain:
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
48/140
(1) Biaya utang (cost of debt)
Menurut Husnan & Muhamad (2000), biaya utang merupakan biaya yang
ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Meskipun
yang sering dihitung biaya modal dari pinjaman adalah biaya utang untuk utang
jangka panjang, tetapi sebenarnya baik utang jangka panjang maupun utang jangka
pendek mempunyai biaya modal (meskipun besarnya mungkin tidak sama).
(2) Biaya laba yang ditahan
Menurut Husnan & Muhamad (2000), biaya laba yang ditahan sama dengan
modal sendiri dari saham biasa. Apabila perusahaan menggunakan laba yang ditahan
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan tetapi apabila membagikan laba
dan mengeluarkan saham baru, harus menanggung biaya pengeluaran saham yang
disebutfloatation cost.
2) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan apabila investasi dibelanjai
dengan modal sendiri dan modal pinjaman, maka cut off rate yang dipergunakan
harus mempertimbangkan biaya modal baik dari utang maupun dari modal sendiri
(bagi perusahaan yang menggunakan utang).
Umar (2001) menyatakan konsep cost of capital(biaya modal) dimaksudkan
untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang
dipakai dalam berinvestasi. Hal ini untuk mengetahui patokan tingkat keuntungan
yang layak dari investasi yang dilakukan.
2.4.6.4 Nilai Waktu Dari Uang
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
49/140
Nilai uang pada waktu yang berbeda memiliki penghargaan yang tidak sama,
rupiah saat ini dihargai lebih tinggi daripada rupiah nanti. Nilai waktu dari uang
memberikan dampak terhadap nilai perusahaan, dimana penetapan waktu arus kas
mempengaruhi nilai aktiva dan tingkat pengembalian. Semua konsep yang digunakan
dalam keuangan, tidak ada yang lebih penting selain nilai waktu dari uang atau
analisis arus kas yang didiskontokan (discounted cash flow) (Brigham & Houston,
2003)
Peringkat atau alat yang sangat penting dalam analisis nilai waktu adalah
garis waktu (time line), yang menggambarkan secara grafis penetapan arus kas. Nilai
angka pada waktu menunjukkan akhir periode, arus kas ditunjukkan secara langsung
dibawah tanda (arus kas keluar diberi tanda negatif), dan suku bunga secara langsung
ditunjukkan diatas garis waktu. Arus kas yang belum diketahui dan dicoba untuk
dicari dalam analisis diberi tanda tanya.
Proses yang berjalan dari nilai hari ini atau nilai sekarang (PV) menjadi nilai
masa depan (FV) disebut sebagai pemajemukan (compounding). Pemajemukan
merupakan proses aritmatik dalam menentukan nilai akhir arus kas atau serangkaian
arus kas apabila bunga majemuk diterapkan.
2.4.6.5 Depresiasi, Amortisasi dan Pajak
1) Depresiasi
Syamsudin (2002) menyatakan Depresiasi yang dikenal sebagai penghapusan
merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya aktiva
tetap, dimana biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
50/140
Depresiasi dapat dikurangkan sebagai expense/biaya dari revenueyang diterima,
dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu:
(1) The straight line method(Metode garis lurus)
Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line methodini dapat
dihitung dengan membagi depricable value (jumlah investasi dikurangi dengan
nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur ekonomisnya, sehingga dengan
menggunakan metode ini jumlah depresiasi setiap tahunnya sama.
(2) The double declining balance method
Tingkat depresiasi yang digunakan di dalam metode ini adalah sama dengan
tingkat yang digunakan dalam metode straight linedikalikan dua dan jumlah yang
digunakan sebagai dasar perhitungan depresiasi adalah keseluruhan nilai investasi.
Jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan sama dengan nilai buku pada awal
tahun terakhir dikurangi dengan jumlah nilai residu.
(3)
The sum of the years digits method
Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari suatu
aktiva harus dijumlah. Jikan adalah umur ekonomis dari suatu aktiva dan S
adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva tersebut maka jumlah
depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada tahun kedua (n-1)/S dan
seterusnya, dikalikan dengan depricable value.
Brigham dan Houston (2003) menyatakan bahwa pedoman sederhana yang
dikenal dengan MACRS (modified accelerated cost recovery system) menciptakan
beberapa kelas aktiva, dimana masing-masing memiliki umur lebih atau kurang
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
51/140
yang ditetapkan secara arbitrerdan disebut periode pemakaian (recovery period)
atau umur kelas (class life) seperti pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.2
Kelas Utama dan Umur Aktiva untuk MACRS
Kelas Jenis Properti
3 tahun Beberapa peralatan pabrik khusus
5 tahun Mobil, truk muatan ringan, komputer dan peralatan manufaktur
khusus
7 tahun Sebagian besar peralatan industri, perlengkapan kantor, peralatan
tetap
10 tahun Jenis peralatan dengan umur manfaat yang lebih lama
27,5 tahun Properti perumahan untuk tempat tinggal seperti gedung, apartemen
39 tahun Semua properti non perumahan, termasuk bangunan komersial dan
industri
Sumber: Brigham dan Houston (2003)
Menurut Fraser dan Ormiston (2008) menyatakan penyusutan digunakan untuk
mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud seperti, bangunan, mesin, peralatan,
perlengkapan kantor dan kendaraan bermotor. Tanah merupakan suatu perngecualian
terhadap aturan tersebut karena tanah dianggap memiliki masa manfaat yang tidak
terbatas. Biaya atas aktiva selain tanah akan bermanfaat kepada perusahaan lebih dari
setahun dialokasikan masa manfaat bukannya dibebankan dalam tahun pembelian.
2) Amortisasi
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
52/140
Menurut Fraser dan Ormiston (2008) menyatakan amortisasi merupakan proses yang
diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya
kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi,
franchisedan goodwill.
3) Pajak
Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Tarif Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50 juta 10 %
Di atas Rp 50 juta Rp 100 juta 15 %
Di atas Rp 100 juta 30 %
Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1,
2003
2.4.6.6 Laporan Rugi Laba (income statement)
Menurut Darsono dan Ashari (2004) menyatakan laporan rugi laba (menurut
lembaga non profit disebut sebagai laporan sisa hasil usaha) merupakan akumulasi
aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu,
misalnya bulanan dan tahunan. Komponen laporan laba rugi adalah:
1) Pendapatan/penjualan (dari usaha utama)
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
53/140
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
54/140
Menurut Brigham & Houston, (2003), laporan rugi laba merupakan cara untuk
melihat profitabilitas suatu usaha, berapa besar keuntungan atau kerugian yang
dialami oleh perusahaan pada periode tertentu.
2.3.6.7 Arus kas(Cash flow)
Menganalisis suatu proyek apakah layak atau tidak untuk dilaksanakan dapat
dilakukan dengan melihat arus kas yang akan dihasilkan oleh proyek tersebut mulai
dari persiapan sampai dengan proyek tersebut jalan dalam beberapa tahun pertama.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000), arus kas yang berhubungan dengan
suatu proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni arus kas permulaan
(initial cash flow), arus kas operasional (operasional cash flow) dan arus kas terminal
(terminal cash flow). Pengeluaran pengeluaran untuk investasi pada awal periode
mungkin tidak hanya sekali, merupakan arus kas permulaan, arus kas yang timbul
selama operasi proyek itu disebut sebagai arus kas operasional dan arus kas yang
diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir disebut sebagai arus kas terminal.
Berdasarkan definisi arus kas di atas dapat dikatakan bahwa sungguh amat
penting untuk menghitung arus kas dalam rangka menganalisis suatu investasi. Arus
kas dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu arus kas awal (initial cash flow), arus kas
operasional (operational cash flow) dan arus kas akhir (terminal cash flow).
1) Arus kas awal (Initial cash flow).
Suratman (2001), arus kas awal adalah arus kas keluar dalam rangka untuk
keperluan tetap dan penentuan besarnya modal kerja. Aliran kas ini biasanya diberi
notasi negatif, artinya kas yang dikeluarkan. Aliran kas ini terjadi pada tahun ke 0,
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
55/140
artinya perusahaan belum beroperasi dan pengeluaran kas untuk keperluan initial
investmentini tidak dapat digunakan untuk menilai profitabilitas proyek.
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa mungkin sekali untuk
proyek-proyek besar, initial cash flow tidak hanya terjadi pada awal periode, tetapi
terjadi beberapa kali, pada tahun kesatu, kedua dan seterusnya.
2) Arus kas operasional (Operational Cash Flow)
Suratman (2001), aliran kas operasional berasal dari operasi perusahaan
(kegiatan utama perusahaan). Aliran kas operasional meliputi aliran kas masuk dan
aliran kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan (pendapatan), sedangkan
aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasional
perusahaan seperti biaya pokok perusahaan, biaya administrasi dan umum dan
penjualan serta biaya-biaya lainnya dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.
Aliran kas ini harus steril dari keputusan pembelanjaan seperti kas masuk dari
setoran pemilik, kas untuk membayar pokok utang dan lain sebagainya. Alasan yang
mendasarinya adalah kas netto yang digunakan sebagai dasar untuk penilaian
keberhasilan investasi suatu proyek jangan terdistorsi.
Menurut Suratman (2001) terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam
menentukan estimasi arus kas operasional yakni:
1) Harus didasarkan pada perhitungan kas setelah pajak.
2) Biaya bunga harus dikeluarkan dari perhitungan.
3) Harus didasarkan pada dengan dan tanpa proyek jika proyek investasi untuk
pengembangan / penambahan dari proyek yang sebelumnya sudah berjalan.
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
56/140
Oleh karena itu estimasi kas ditentukan atas dasar incremental antara dengan
investasi dan tanpa investasi baru.
Untuk menentukan aliran kas operasional terdapat dua cara yaitu:
1) Menjumlahkan seluruh kas masuk yang berasal dari penjualan, kemudian
dikurangi dengan seluruh aliran kas keluar untuk operasional.
2) Menyesuaikan laporan rugi laba berdasarkan standar akuntansi keuangan
dengan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti depresiasi, amortisasi dan
lain-lainnya.
Adapun formulasinya sebagai berikut:
Kas neto = Laba bersih setelah pajak + depresiasi + bunga (1 pajak)
Husnan dan Muhammad (2000) menyebutkan kebanyakan cara yang
dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan
menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan pninsip-prinsip akuntansi
dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai, sebagai contoh
adalah penyusutan.
3) Arus kas akhir (terminal cash flow)
Suratman (2001), aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur
ekonomis proyek. Oleh karena itu arus kas ini berasal dari modal kerja dan penjualan
aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya.
Dalam menaksir arus kas setiap tahunnya, cara yang paling banyak digunakan
adalah dengan menyesuaikan taksiran daftar laba rugi yang disusun oleh proyek
dengan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-
biaya yang sifatnya bukan tunai seperti penyusutan dan amortisasi (cara kedua).
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
57/140
Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa terminal cash flow
umumnya terdiri dari nilai sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian modal
kerja.
2.4.6.8 Metode Penilaian Investasi
1) MetodePayback
Salah satu metode konvensional yang digunakan untuk mengukur berapa lama
proyek investasi akan mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan adalah
metodepayback period. Kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah jika waktu
yang dihasilkan oleh perhitungan metode ini lebih pendek dari yang diharapkan, maka
proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama maka proyek ditolak.
Metode ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas dari proyek tersebut.
Menurut Husnan dan Muhammad (2000) problem utama dari metode ini adalah
sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk
dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada
pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Kelemahan
lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya arus kas
setelah periode payback. Untuk mengatasi kelemahan ini ada yang menggunakan
discounted payback, di mana arus kas operasional kas tersebut dan juga terminal cash
flowdidiscountedkan dengan tingkat bunga yang relevan.
2) MetodeNet Present Value
Sutoyo (2000) menyebutkan bahwa Net Present Value (NPV) dapat dihitung
dengan rumus persamaan matematis sebagai berikut :
CFo1 CFo2 CFo3 CFo n + TCF
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
58/140
NPV = + + + . + - Io
(1+r)1 (1 +r)2 (1 +r)3 (1+r)n
Keterangan:
NPV =Net Present ValueCFo = Arus kas tahunan operasional dari tahun ke 1 sampai tahun ke n
Io = Jumlah investasi yang telah tertanam dalam proyek
r = Tingkat bunga yang relevan
TCF = Terminal Cash Flow
Dalam metode ini dihitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk
menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga
yang dianggap relevan.
Sebagai pedoman umum dikatakan apabila net persent value proyek positif,
maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan apabila net present valuenegatif,
maka proyek yang bersangkutan ada1ah tidak layak.
3) MetodeInternal Rate of Return ( IRR Method)
Dalam metode ini menentukan apakah suatu usulan proyek investasi dianggap
layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara tingkat keuntungan yang
diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara mencari discount rateyang dapat
menyamakan antarapresent valuedari arus kas denganpresent valuedari investasi.
Apabila tingkat bunga ini (IRR) lebih besar dari tingkat bunga yang diharapkan,
maka investasi proyek tersebut dikatakan menguntungkan dan sebaliknya.
Suratman (2001) menyebutkan bahwa untuk menentukan IRR ini adalah dengan
menggunakan prinsip interpolasi yang secara matematis tingkat IRR ini dinyatakan
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
59/140
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
60/140
keuntungan, perlu dikaji tingkat kepekaan (sensitivity analysis) proyek terhadap
perubahan faktor-faktor tertentu itu. Contohnya adalah apabila harga jual produk
mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan proyek bersaing di pasar, perlu
dikaji pengaruh perubahan harga terhadap hasil penjualan, BEP(Break Event Point),
pendapatan, laba serta kemampuan proyek dalam memenuhi kewajiban keuangan
kepada pihak ketiga.
Sutoyo (2000) menyatakan bahwa guna memperoleh jumlah perkiraan
permintaan yang lebih dapat dipercaya, diperlukan analisis kepekaan (sensitivity
analysis) permintaan, terhadap perubahan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jumlah atau pola permintaan produk. Dengan metode analisis kepekaan, disamping
jurnlah perkiraan permintaan pertama, akan disusun pula perkiraan permintaan kedua,
ketiga dan seterusnya sesuai dengan keperluan yang memasukkan pengaruh
perubahan faktor tertentu.
Umar (2001) menyatakan bahwa pada saat menganalisis perkiraan arus kas di
masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian, sehingga harus diidentifikasi
semua variabel yang mempengaruhinya dan selanjutnya dilakukan analisis kepekaan
yang memberikan taksiran optimis dan pesimistik.
2.5Pengertian Biro Perjalanan Wisata
Biro perjalanan wisata merupakan salah satu komponen penting dalam bidang
pariwisata karena biro perjalanan wisata secara tidak langsung ikut dalam
mempromosikan kepariwisataan yang ada sehingga akan mampu menambah jumlah
kunjungan wisatawan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan devisa
Negara. Untuk lebih jelasnya, lebih jauh mengenai kedudukan Biro perjalanan di
bidang pariwisata ini, diuraikan dalam bahasan berikut:
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
61/140
1) Definisi Biro Perjalanan
Terdapat banyak definisi tentang usaha perjalanan wisata. Untuk kajian ini akan
diambil batasan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Kepmen
Parpostel No.KM.10/PW-102/MPPT-93, tentang ketentuan usaha Biro Perjalanan
Wisata ditetapkan antara lain:
(1) Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan wisata
dan atau jasa pelayanan penyelenggara wisata.
(2) Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa perantara untuk menjual dan atau
mengurus jasa untuk perjalanan wisata.
(3) Cabang Biro Perjalanan Wisata adalah unit usaha Biro Perjalanan Wisata
yang berkedudukan di wilayah administratif yang sama dengan kantor
pusatnya atau di wilayah administrasi lain yang melakukan kegiatan usaha
kantor pusat.
2) Ruang lingkup Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata
Sesuai dengan SK Dirjen Parpostel tahun 1988, ruang lingkup BPW dan APW
adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan usaha Biro Perjalanan Wisata
a) Membuat, menjual, dan menyelenggarakan paket-paket wisata.
b) Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan dan
kelompok orang yang diurusnya.
c) Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan sarana lainnya.
d) Mengurus dokumen perjalanan
e) Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata/paket wisata
f) Melayani penyelenggaraan konvensi
-
8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel
62/140
(2)Kegiatan Agen Perjalanan Wisata
a) Menjadi perantara di dalam pemesanan tiket pesawat udara, darat
dan laut.
b) Mengurus dokumen perjalanan
c) Menjadi perantara didalam pemesanan akomodasi, restoran dan
sarana wisata lainnya.
d) Menjual paket paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan
wisata.
Jadi berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa biro
perjalanan wisata / Tour Operator adalah suatu perusahaan yang mengatur
perjalanan orang-orang dari satu tempat ketempat lain.