Download - Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

Transcript
  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    1/140

    TESIS

    STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI

    BUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL

    DI BALI

    ( KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)

    I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDA

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2011

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    2/140

    TESIS

    STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI

    BUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL

    DI BALI

    ( KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)

    I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDA

    NIM : 0213066215

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2011

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    3/140

    STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTIBUSINESS CENTER (MMBC) SUMANDA TOUR &

    TRAVEL DI BALI(KAJIAN ASPEK PASAR DAN FINANSIAL)

    Tesis untuk Memperoleh Gelas Magister

    Pada Program Magister, Program Studi, ManajemenProgram Pascasarjana Universitas Udayana

    I GUSTI PUTU BAGUS SASRAWAN MANANDANIM: 0213066215

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR

    2011

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    4/140

    Lembar Pengesahan

    TESIS INI TELAH DISETUJUIPADA TANGGAL, 6 MEI 2011

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Prof .Dr.I Gusti Bagus Wiksuana,SE.,MS Drs. Ida Bagus Badjra,MM

    NIP.19610827 198001 1 001 NIP. 19580228 198601 1 003

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Magister Manajemen DirekturProgram Pascasarjana Program PascasarjanaUniversitas Udayana, Universitas Udayana,

    Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa,SE.,MM Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K)NIP. 19620922 198702 1 002 NIP. 19590215 198510 2 001

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    5/140

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    6/140

    Tesis Ini Telah Diuji pada

    Pada Tanggal 6 Mei 2011

    Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana

    Universitas Udayana, No : 147/J14.1.12/MM.PP.03/2011, Tanggal 4 Mei 2011

    Ketua : Prof .Dr. I Gusti Bagus Wiksuana,SE.,MS

    Anggota:

    1. Drs. Ida Bagus Badjra,MM

    2. Dr. Ida Bagus Panji Sedana, SE.,M.Si

    3. Dr. Luh Gede Sri Artini, SE, M.Si

    4. Dra. Nyoman Abundanti,MM

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    7/140

    PERNYATAAN

    ORISINALITAS TESIS

    Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

    di dalam naskah TESIS dengan judul:

    STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PT MEDUSSA MULTI BUSINESS CENTER

    (MMBC) SUMANDA TOUR & TRAVEL DI BALI (KAJIAN ASPEK PASAR DAN

    FINANSIAL)

    Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh

    gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang

    pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam

    naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

    Apabila ternyata didalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur

    PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya

    peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. (UU NO.20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal

    70)

    Denpasar, 6 Juni 2011

    Mahasiswa,

    Nama : I GPB Sasrawan Mananda

    NIM : 0266310215

    PS : Magister Manajemen

    PSFEUNUD

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    8/140

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan

    Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena hanya atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini

    dapat diselesaikan.

    Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., M.Si sebagai

    pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,

    semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister

    Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya

    pula penulis sampaikan kepada Drs. Ida Bagus Badjra, MM sebagai Pembimbing

    Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan

    bimbingan dana saran kepada penulis.

    Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas

    kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan

    menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima

    kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

    yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan

    yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada

    Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih

    kepada Prof. Dr. Wayan Ramantha, SE., MM., Ak, C.P.A, Dekan Fakultas Ekonomi

    Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

    pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa

    terima kasih kepada Prof. Dr. Made Wardana, SE., MP, Ketua Jurusan Manajemen

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    9/140

    Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa,SE.,MM,

    Ketua Program Studi Pasca Sarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Dr. Luh

    Gede Sri Artini,SE.,M.Si, Wakil Ketua Bidang Akademik Program Studi Pasca

    Sarjana Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Dr. Ni Luh Putu

    Wiagustini,SE.,M.Si, Wakil Ketua Bidang Keuangan Program Studi Pasca Sarjana

    Magister Manajemen. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para

    penguji tesis, yaitu: Dr. Ida Bagus Panji Sedana,SE.,M.Si, Dr Luh Gede Sri

    Artini,SE.,M.Si dan Dra. Nyoman Abundanti, MM, yang telah memberikan masukan,

    saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

    disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis,

    mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih

    kepada Aji dan Ibu yang mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-

    dasar berpikir yang logis dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik

    untuk berkembangnya kreativitas, teman-teman MM angkatan VIII yaitu Gus

    Upadana, Narendra dan lain-lainnya yang tidak dapat disebutkan. Terima kasih

    penulis ucapkan kepada Pak Anom dan rekan-rekan di Fakultas Pariwisata, UNUD

    yang memberikan waktu luang kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

    Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada Sally, Yeshe dan Trinley yang

    dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih

    berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini.

    Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada

    semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta

    kepada penulis sekeluarga.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    10/140

    ABSTRAK

    Judul : Studi Kelayakan Pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC)Sumanda Tour & Travel di Bali (Kajian Aspek Pasar dan Finansial)

    Nama : I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda

    ABSTRAK

    Dalam perkembangan bisnis pariwisata saat ini, biro perjalanan wisata yangada di Bali cenderung menjual produk yang sama kepada wisatawan yaitu penjualan

    paket wisata, penjualan tiket pesawat, sehingga perlu dilakukan perbedaan pasaruntuk memasuki pasar biro perjalanan wisata di Bali, yaitu dengan membidik pasarMICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition) untuk target pasar Eropayaitu: Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia. Keempat pasar ini merupakantermasuk 20 pasar terbesar di Bali sehingga dapat dihitung potensi pasar MICEmelalui jumlah kunjungan wisatawan dari pasar tersebut ke Bali dengan jumlah biro

    perjalanan wisata yang menangani pasar MICE di Bali yang saat ini baru mencapai 5

    buah biro perjalanan wisata dari 304 biro perjalanan yang ada saat ini di Bali.Setelah proses pengolahan data, target pasar wisatawan MICE Eropa

    (Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia) yang datang ke Bali untuk tahun 2011yaitu: jenis kelamin laki-laki sebesar 55,21 % dan perempuan 44,79 %, berdasarkanusia dan usia 25 -64 tahun

    Berdasarkan aspek pemasaran potensi pasar dari pasar MICE pada tahun 2011adalah 149 orang per tahun, dari aspek analisis persaingan bahwa PT MMBCSumanda Tour & Travel memiliki pasar yang berbeda dibandingkan franchise PTMMBC Tour & Travel yang ada sebelumnya di Bali dan memiliki beberapa pasaryang potensial dan kerjasama yang baik dengan agen MICE dipasar Perancis, Inggris,Jerman, Belanda dan Italia. Harga yang diberikan kepada agen MICE dipasar tersebutadalah paket wisata MICE dengan mengkombinasikan harga tiket pesawat, hotel,transportasi darat, tempat pertemuan dan paket wisata keliling Bali selama 8 jam yangmemberikan komisi pendapatan antara 1 20 % untuk memberikan keuntungan bagi

    perusahaan.Berdasarkan aspek keuangan, dengan investasi awal sebesar Rp.

    1.191.732.580,- dengan operational cash flow pada tahun 2011 sebesar Rp.538.183.291,-, tahun 2012 sebesar Rp. 512.827.649,-, tahun 2013 sebesar Rp.525.810.938,-, tahun 2014 sebesar Rp. 519.492.329,-, tahun 2015 sebesar Rp.527.101.839,- dan terminal cash flow sebesar Rp. 617.687.500,-.Net Present Value(NPV) yang dihasilkan sebesar Rp. 985.728.862,-merupakan nilai yang positif, IRR39,73 % lebih besar dari WACC 13,08 % danpayback perioddalam waktu 3 tahun, 8

    bulan. Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa pasar MICE

    Eropa memiliki potensi pasar bagi biro perjalanan di Bali dan memenuhi kriteriakelayakan bisnis.

    Kata Kunci : Studi Kelayakan Biro Perjalanan Wisata, MICE, Aliran Kas

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    11/140

    ABSTRACT

    Title : Feasibility Study of PT Medussa Multi Business Center (MMBC)Sumanda Tour & Travel in Bali ( Market and Financial Perspective)

    Name : I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda

    ABSTRACT

    Based on current tourism business development, travel agents have thetendency to sell the same product such as tour packages, airline and bus tickets, andtherefore a specific market needed to enter this forum. MICE (Meeting, Incentive,Convention and Exhibition) are the target of this company, PT MMBC Sumanda Tour& Travel. Their main market is France, United Kingdom, Germany, Netherlands andItaly, which are also amongst the top 20 biggest market in Bali. Market potential can becalculated from the number of tourists visiting from those countries divided by thenumber of MICE travel agents which is only 5 of them out of 304 travel agents in Bali.

    The tourists who come to Bali with MICE are mainly from the age of 25 64

    years old, male 55,21 % and female 44,79 % and working as professional, governmentemployees, manager and company employees.

    From a marketing perspective, the average slices of the market which can begained by PT MMBC Sumanda Tour & Travel are 149 peoples in a year. According tocompetitor analysis this MICE company has a different market than the other PTMMBC Tour & Travel franchises and also stronger relations with foreign TourOperators especially in those countries, France, United Kingdom, Germany,

    Netherlands and Italy. MICE packages include flight tickets, hotel, transportation,meeting place, and Balis exotic tour for 8 hours and the commission from this packagein between 1% - 20 %.

    From a financial perspective, an initial investment around Rp. 1.191.732.580,-,the operational cash flow for 2011 at Rp 538.183.291, on 2012 at Rp. 512.827.649, on2013 at Rp. 525.810.938, on 2014 at Rp. 519.492.329, on 2015 at Rp. 527.101.839 andterminal cash flow at Rp. 617.687.500 will result in a net present value (NPV) of Rp985.728.862,-which is a positive result. IRR 39,73 % bigger than the discount factor13,08 %, payback period is 3 year and 8 months. Based upon this calculation it can besummarised that the European MICE market has a potential benefit for the companyand the business is viable.

    Key Words: Tour & Travel Feasibility Study, MICE, Cash Flow

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    12/140

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL DALAM...................................................................... ............ ............ i

    PRASYARAT GELAR.........................................................................................ii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................... ......... .............. ... iii

    PENETAPAN PANITIA PENGUJI.................................................................... iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................................... v

    UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ vi

    ABSTRAK..........................................................................................................viii

    ABSTRACT..........................................................................................................ix

    DAFTAR ISI........................................................................................................ x

    DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

    DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................7

    1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................8

    1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek .............................. ......... .............. ....... 9

    2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan ...................... .......... ............. ................ 10

    2.3 Tujuan Keputusan Investasi ............................ ................................ ......... ... 10

    2.4 Aspek Menilai Kelayakan Investasi ................ ......................................... ... 10

    2.3.1 Aspek Pasar ............................................................................................. 10

    2.3.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia .........................................25

    2.3.3 Aspek Teknis dan Operasi ........................................................................ 262.3.4 Aspek Sosial dan Ekonomi ................. .............. ......... ...................... ........ 26

    2.3.5 Aspek Hukum ..........................................................................................27

    2.3.6 Aspek Keuangan...........................................................................................27

    2.5 Pengertian Biro Perjalanan Wisata ........................... ......... ....................... ... 46

    2.6 Pengertian MICE ........................................................................................ 52

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    13/140

    BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

    3.1 Kerangka Konseptual................................................................................... 54

    3.1.1 Penelitian Sebelumnya.............................................................................. 54

    BAB IV METODE PENELITIAN

    4.1 Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian ........... ............. ......... ....................... ... 65

    4.2 Variabel Penelitian .....................................................................................65

    4.3 Prosedur Pengumpulan Data........................................................................68

    4.4 Metode Analisis Data ................................................................................. 69

    4.5 Asumsi-Asumsi ..........................................................................................74

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian ...75

    5.1.1 Sejarah PT MMBC Tour & Travel...75

    5.1.2 Gambaran Umum PT MMBC Sumanda Tour & Travel.75

    5.2 Pembahasan 76

    5.2.1 Analisis Aspek Pasar Dan Pemasaran .76

    5.2.1.1 Potensi Pasar 76

    5.2.1.2 Analisis Pesaing ....78

    5.2.1.3 Strategi Pemasaran ....83

    5.2.1.5Market Share............................................................................................ 98

    5.2.1.6 Sensitivitas Pasar..100

    5.2.2. Analisis Aspek Hukum ..............................................................................102

    5.2.3 Analisis Aspek Teknis Dan Operasi ...........................................................102

    5.2.4 Analisis Aspek Sumber Daya Manusia ......................................................104

    5.2.5 Analisis Aspek Sosial Ekonomi........... .......................................................109

    5.2.6 Analisis Aspek Keuangan ...... 110

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Simpulan ...................................................................................................... 119

    6.2 Saran ............................................................................................................ 122

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    14/140

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Indonesia dan Bali Tahun 2006 -2010

    (orang)...................................................2

    1.2 Perkembangan Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan

    MICE di Provinsi Bali Tahun 2006 - 2010 ....................... ......... ............ 3

    1.3 Jumlah Wisatawan Mancanegara dari 5 Negara Eropa yang Berkunjung Ke

    Indonesia dan Bali Tahun 2006 - 2010................................................... 4

    1.4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Eropa yang Melakukan MICE Tahun 2006 -

    2010....6

    2.1 Kelas Utama dan Umur Aktiva untuk MACRS .......................................36

    2.2 Tarif Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap .37

    5.1 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Bali Untuk 5 Pasar

    Eropa Tahun 2011 - 2015 ........................................................................77

    5.2 Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan MICE Ke Bali Untuk 5 Pasar Eropa

    Tahun 2011 - 2015 ...................................78

    5.3 Competitive Profile Matrix........................................................................79

    5.4 Karakteristik Wisatawan Eropa yang Berkunjung Ke Bali Berdasarkan Umur

    ........................................... .......................................................................83

    5.5 Karakteristik Wisatawan MICE Ke Bali Berdasarkan Jenis

    Kelamin.....................................................................................................84

    5.6 Karakteristik Wisatawan MICE Ke Bali Menurut Pekerjaan Utama......85

    5.7 Analisis SWOT.........................................................................................91

    5.8 Proyeksi Peluang Pasar Penjualan Paket MICE PT. MMBC Sumanda Tour &

    TravelTahun 2011 2015 ......................................................................99

    5.9 ProyeksiMarket ShareMICE PT MMBC Sumanda Tour & TravelTahun 2011

    2015..................................................................................................... 99

    5.10 Proyeksi Sensitivitas Pesimis, Moderat dan Optimis Pasar MICE..........101

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    15/140

    5.11 PerhitunganInitial Cash Flow.................................................................110

    5.12 Sumber Dana Investasi PT MMBC Sumanda Tour & Travel..112

    5.13 Perhitungan Operational Cash Flow.......................................................113

    5.14 Perhitungan Terminal Cash Flow.................................................114

    5.15 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC)...........................................114

    5.16 Penghitungan NPV. ..................................................................................115

    5.17 Penghitungan Payback Period.................................................................115

    5.18 Penghitungan IRR denganDiscount Factor39 % dan 40 %...................116

    5.19 Sensitivitas NPV.......................................................................................117

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    16/140

    DAFTAR GAMBAR

    No Gambar Halaman

    3.1. Elemen Struktur Industri........................................................................ 17

    3.2. Konsep Konseptual................................................................................63

    3.3. Lay OutPT MMBC Sumanda Tour & Travel.........................................103

    3.4. Struktur Organisasi PT MMBC Sumanda Tour & Travel.......................106

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    17/140

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Lampiran

    1. Proyeksi Jumlah Kunjungan Wisatawan MICE ke Bali dan CPM

    2. Proyeksi Segmentasi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur

    3. Perhitungan Proyeksi Investasi

    4. Perhitungan Proyeksi Pendapatan dan Biaya Penjualan

    5. Perhitungan Proyeksi Biaya-biaya

    6. Perhitungan Proyeksi Arus Kas

    7. PerhitunganNett Present Value (NPV), Payback Period dan IRR

    8. Jumlah Biro Perjalanan Wisata di Bali dan Tour Operator MICE

    9. Gambar Bangunan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    18/140

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang Masalah

    Sektor kepariwisataan merupakan salah satu sumber penerimaan keuangan

    suatu negara. Bagi bangsa Indonesia, sektor non migas ini semakin diharapkan

    peranannya untuk menutupi penerimaan dari sektor migas yang sifatnya mengelola

    sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui serta memperbesar penerimaan

    devisa negara maupun memperlancar proses pembangunan nasional. Pembangunan

    kepariwisataan diarahkan untuk mampu menggalakkan kegiatan ekonomi termasuk

    sektor lain yang terkait, seperti lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan

    daerah dan pendapatan negara serta penerimaan devisa akan meningkat.

    Indonesia yang merupakan negara berkembang memiliki perkembangan

    investasi yang pesat disegala bidang sehingga semakin banyak wisatawan

    mancanegara datang ke seluruh pelosok Indonesia untuk melakukan perjalanan bisnis

    maupun rekreasi wisata yang terdapat dimasing-masing daerah, salah satunya adalah

    Pulau Bali. Keunikan Bali dengan adat istiadat budaya yang unik, panorama alam

    yang indah, dan masyarakatnya yang ramah menarik wisatawan mancanegara untuk

    datang berkunjung. Kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali memiliki beberapa

    tujuan antara lain berlibur, mengunjungi teman, mengadakan pertemuan, kunjungan

    kerja dan lain sebagainya. Terjadinya bencana bom di Kuta dan Kedonganan tidak

    membuat wisatawan mancanegara takut untuk mengunjungi Bali, akan tetapi jumlah

    kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali semakin meningkat yang dapat dilihat

    pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    19/140

    Tabel 1.1

    Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia dan Bali

    Tahun 2006 2010 (Orang)

    Sumber: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, 2010

    Berdasarkan dari Tabel 1.1 di atas dapat diketahui bahwa share dari wisatawan

    mancanegara yang berkunjung ke Bali mencapai 25,87 % yang selanjutnya terjadi

    peningkatan pada setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebesar 30,24 %, pada tahun

    2008 sebesar 31,58 %, pada tahun 2009 sebesar 35,26 % dan pada tahun 2010 sebesar

    37,28 %.

    Pemenuhan akan kebutuhan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata

    dalam hal ini adalah Bali, diperlukan suatu pelayanan yang dapat memuaskan

    kebutuhan wisatawan tersebut, hal yang diperlukan oleh wisatawan mancanegara

    adalah melakukan kontak dengan biro perjalanan wisata lokal yang akan memberikan

    pelayanan kepada wisatawan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh

    wisatawan. Jumlah biro perjalanan wisata di Bali dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai

    berikut:

    0

    2000000

    4000000

    6000000

    8000000

    10000000

    Bali

    Indonesia

    Bali 1.260.317 1.664.854 1.968.892 2.229.945 2.493.058

    Indonesia 4.871.351 5.505.759 6.234.497 6.323.730 6.823.883

    2006 2007 2008 2009 2010

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    20/140

    Tabel 1.2

    Perkembangan Biro Perjalanan Wisata, Cabang Biro Perjalanan Wisata dan

    MICE di Provinsi Bali Tahun 2006 2010

    Tahun Biro PerjalananWisata (BPW)

    Cabang Biro PerjalananWisata (CBPW)

    MICE Total

    2006 437 80 18 532

    2007 472 82 18 569

    2008 483 83 18 581

    2009 526 85 18 626

    2010 281 18 5 304

    Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010

    Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, terdapat penurunan jumlah biro perjalanan wisata

    di Bali pada tahun 2010 sejumlah 322 buah atau 48 %, hal ini disebabkan oleh

    banyaknya biro perjalanan wisata yang bangkrut sehingga tidak beroperasi. Biro

    perjalanan wisata yang merupakan tonggak awal di dalam memberikan pelayanan

    kepada wisatawan yang datang ke Bali memerlukan tambahan biro perjalanan wisata

    yang memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

    Salah satu biro perjalanan wisata yang akan berdiri adalah PT Medussa Multi

    BusinessCenter(MMBC) Sumanda Tour & Traveldimana perusahaan ini merupakan

    salah satu Biro Perjalanan yang memiliki beberapa unit bisnis antara lain perekrutan

    cabang dan agen diseluruh Indonesia, penjualan tiket pesawat domestik dan

    mancanegara, voucherhotel, paket wisata, biro iklan, percetakan, biro jasa, jasa kurir

    dan kargo.

    Target pasar dari PT MMBC Sumanda Tour & Travel adalah wisatawan Eropa

    antara lain Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan Italia, hal ini berdasarkan dari

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    21/140

    jumlah kunjungan dari wisatawan Eropa ini ke Indonesia dan Bali yang dapat dilihat

    pada Tabel 1.3 berikut ini:

    Tabel 1.3

    Jumlah Wisatawan Mancanegara dari 5 Negara Eropa yang Berkunjung Ke Indonesia

    dan Bali Tahun 2006 2010

    Jumlah Tahun

    Negara Kunjungan(Orang) 2006 2007 2008 2009 2010

    Perancis Indonesia 98.853 104.473 125.216 159.924 164.982Bali 50.858 61.805 76.062 110.244 106.113

    Inggris Indonesia 110.412 121.599 150.412 169.271 181.883Bali 62.772 70.841 82.440 92.898 104.375

    Jerman Indonesia 106.629 112.160 137.854 128.649 142.243Bali 62.568 68.135 81.790 74.678 84.207

    Belanda Indonesia 114.687 110.272 106.987 140.771 155.442Bali 40.833 52.870 65.203 74.409 75.312

    Italia Indonesia 35.859 29.570 33.300 40.448 38.667Bali 16.961 19.110 19.632 19.446 20.220

    Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010

    Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, rata-rata share dari wisatawan Perancis yang

    berkunjung ke Bali dari tahun 2006 2010 adalah 61 %, sharedari wisatawan Inggris

    adalah 56 %, share dari wisatawan Jerman adalah 59 %, share dari wisatawan

    Belanda adalah 49 % dan sharedari wisatawan Italia adalah 54 %. Dengan jumlah

    shareyang mayoritas di atas 50 % kecuali Belanda dengan 49 % menyebabkan PT

    MMBC Sumanda Tour & Travel memilih target pasar ini. Pasar Eropa merupakan

    pasar yang potensial dalam menarik wisatawan yang akan melakukan MICE

    (Meeting, Intensive, ConventiondanExhibition) di Bali dimana 5 bangsa Eropa yang

    dipilih memiliki kemampuan di dalam berbahasa Inggris yang baik selain bahasa

    negaranya masing-masing. Karakteristik dari Wisatawan Eropa yang menggabungkan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    22/140

    antara kegiatan bisnis dengan leisure (bersenang-senang) merupakan pasar yang

    potensial diraih oleh PT MMBC Sumanda Tour & Travel.

    PT MMBC Sumanda Tour & Travelmerupakan franchisedari PT MMBC Tour

    & Travel yang berkedudukan di Jakarta dan telah memiliki tigafranchise sebelumnya

    di Bali yaitu PT MMBC 99 Tour & Travel terletak di Jalan Gunung Lingga No 2,

    Gatot Subroto Barat, Denpasar, PT MMBC Purnama Tour & Travelyang terletak di

    Padang Sambian, Denpasar dan PT MMBC Prashanti Tour& Travelyang berlokasi

    di Sanur, Denpasar.

    Terdapatnya Tiga franchise yang telah berdiri sebelumnya dan jumlah biro

    perjalanan wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya maka diperlu pengkajian

    yang mendalam terhadap kelayakan pendirian PT MMBC Sumanda Tour & Travel

    yang berlokasi di Banjar Kesambi, Desa Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara,

    Kabupaten Badung. Aspek penilaian yang dibutuhkan antara lain: aspek pasar yang

    berdasarkan atas jumlah wisatawan Eropa (Perancis, Inggris, Jerman, Belanda dan

    Italia) yang berkunjung ke Bali untuk melakukan kegiatan MICE (Meeting, Incentive,

    Convention dan Exhibition) yang berperan sebagai demand sedangkan jumlah biro

    perjalanan wisata yang tersedia untuk menangani pasar MICE sebagai supply.

    Tabel 1.4

    Jumlah Kunjungan Wisatawan Eropa yang Melakukan MICE di Bali

    Tahun 2006 2010

    Kunjungan dari Tahun

    No Negara (Orang) 2006 2007 2008 2009 2010

    1 Perancis 4.577 5.562 6.846 9.922 9.550

    2 Inggris 7.533 8.501 9.893 11.148 12.525

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    23/140

    3 Jerman 7.408 8.067 9.684 8.842 9.970

    4 Belanda 2.858 3.701 4.564 5.209 5.272

    5 Italia 4.071 4.586 4.712 4.667 4.853

    Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2010

    Berdasarkan pada Tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa Wisatawan Perancis

    yang datang ke Bali dan melakukan kegiatan MICE adalah sebesar 9 %, Wisatawan

    Inggris sebesar 12 %, Wisatawan Jerman sebesar 11 %, Wisatawan Belanda sebesar 7

    %, Wisatawan Italia sebesar 24 %, sedangkan Biro Perjalanan Wisata yang

    merupakan peluang yang baik bagi PT MMBC Sumanda Tour & Travel untuk

    memperoleh pasar MICE di Bali.

    Berdasarkan aspek persaingan terdapat beberapa biro perjalanan wisata dalam

    wilayah yang sama di Jalan Beraban, Kerobokan, Kuta atas nama PT MMBC 99 Tour

    & Travelyang berlokasi diperumahan Dukuh Sari, Gatot Subroto Barat. Didepan dari

    tempat usaha yang akan ditetapkan juga relatif ramai karena merupakan alternatif

    jalan dari Denpasar atau Kuta menuju kearah Dalung, Tabanan dan sekitarnya.

    Aspek hukum, yaitu aspek yang menjadi landasan hukum yang mendasari

    pembuatan izin biro perjalanan wisata, aspek teknis yaitu meliputi bangunan yang ada

    untuk mendukung operasional biro perjalanan wisata, perbaikan yang dilakukan

    untuk menjadikan bangunan ini menjadi representatif untuk dijadikan kantor, dan

    sistem pelayanan yang sesuai.

    Aspek sosial ekonomi yaitu aspek yang menyangkut tentang dampak yang

    ditimbulkan dari perusahaan ini kepada masyarakat sekitarnya, aspek manajemen dan

    sumber daya manusia yaitu aspek yang menyangkut siapa dan bagaimana

    pelaksanaannya dan yang terakhir adalah aspek keuangan yaitu aspek yang

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    24/140

    menyangkut pendanaan yang diperlukan untuk mendirikan biro perjalanan wisata, dan

    proyeksi pendapatan serta biaya-biaya dimana keputusan investasi dikatakan layak

    untuk dilaksanakan bilamana dapat memberikan keuntungan secara keuangan dan non

    keuangan. Secara keuangan dikatakan layak bilamana ada hasil lebih dari selisih

    besarnya hasil investasi terhadap biaya investasi. Penelitian terhadap lima aspek ini

    lebih menekankan kepada aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi pokok

    permasalahan adalah :

    Apakah pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC) Sumanda Tour &

    Travel di Bali layak dilihat dari aspek pasar dan finansial?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Menganalisis kelayakan pendirian PT Medussa Multi Business Center (MMBC)

    Sumanda Tour & Traveldi Bali terutama dari aspek pasar dan finansial.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1) Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam bentuk hasil

    penelitian sebagai acuan penelitian selanjutnya, khususnya kelayakan

    investasi terhadap Biro Perjalanan Wisata di Bali.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    25/140

    2) Manfaat Praktis

    Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

    manajemen sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

    investasi.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    26/140

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek

    Menurut Husnan dan Muhamad (2000) menyatakan bahwa studi kelayakan

    proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan

    proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

    Pada umumnya studi kelayakan proyekakan menyangkut tiga aspek, yaitu:

    1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (sering juga disebut

    sebagai manfaat finansial). Yang berarti apakah proyek itu dipandang cukup

    menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut.

    2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi negara tempat proyek itu dilaksanakan

    (sering juga disebut sebagai manfaat ekonomi nasional). Yang menunjukkan

    manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.

    3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek tersebut. Ini

    merupakan studi yang relatif paling sulit untuk dilakukan.

    Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, semakin sederhana pula lingkup

    penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyek-proyek investasi yang

    mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi ternyata

    kemudian terbukti berjalan dengan baik pula.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    27/140

    2.2 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan

    Menurut Husnan dan Muhamad (2000), tujuan dilakukannya studi kelayakan

    adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk

    kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan

    memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko

    kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

    2.3 Tujuan Keputusan Investasi

    Menurut Husnan dan Muhamad (2000), tujuan yang paling tepat dari

    pengambilan keputusan untuk melakukan investasi adalah untuk memaksimumkan

    nilai pasar modal sendiri (saham).

    2.4 Aspek Menilai Kelayakan Investasi.

    Menurut Husnan (2000), untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu

    harus ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari, walaupun belum ada

    kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya

    penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis keuangan, hukum dan

    ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi

    tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.

    2.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

    Secara umum, pasar adalah sebagai tempat berlangsungnya pertukaran barang

    atau jasa antara penjual dan pembeli.

    Umar (2001) mengemukakan pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual

    dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran

    untuk membentuk suatu harga. Pengertian lain menyebutkan bahwa pasar merupakan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    28/140

    kumpulan orang orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja,

    dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang

    terjadinya pasar yaitu orang dengan segala keinginannya, daya belinya serta tingkah

    laku pembeliannya.

    Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh para

    konsumen selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu,

    sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dijual

    oleh para produsen dalam jangka waktu tertentu dan berdasarkan sekelompok kondisi

    tertentu pula.

    Permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa dapat menimbulkan peluang

    pasar. Adanya peluang pasar ini memungkinkan timbul produsen baru yang menjadi

    pesaing bisnis dari produsen yang sudah berjalan atau beroperasi. Akibatnya terjadi

    perebutan pangsa pasar yang masih ada antara produsen untuk menjual barang atau

    jasa yang dihasilkannya.

    Sucipto (2010) mengemukakan kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan

    pemasaran bertujuan untuk menguji sejauh mana pemasaran dari produk yang

    dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang

    direncanakan. Agar kajian aspek pasar dan pemasaran sesuai dengan rencana dan

    tujuan bagi pelaku bisnis, maka perlu dikaji beberapa faktor yang berkaitan dengan

    aspek pasar antara lain potensi pasar, peluang pasar atas produk yang diluncurkan

    untuk dimasa datang serta market shareyang dapat diserap oleh bisnis tersebut dari

    keseluruhan pasar potensial. Sedangkan kajian aspek pemasaran berkaitan dengan

    bagaimana penerapan strategi pemasaran dalam rangka meraih sebagian pasar

    potensial atau peluang pasar yang ada. Dengan kata lain seberapa besar market share

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    29/140

    (pangsa pasar) yang ditentukan dapat diraih sangat bergantung pada penerapan

    strategi pemasaran yang dipilih. Terdapat empat hal pokok yang dapat ditelaah dalam

    aspek pasar, yaitu:

    2.4.1.1 Potensi Pasar(Market Potential)

    Sucipto (2010) menyatakan bahwa potensi pasar adalah peluang penjualan

    optimum yang dapat dicapai oleh seluruh penjualan baik saat ini maupun yang akan

    datang atau potensi pasar adalah seluruh permintaan/kebutuhan konsumen yang

    didasarkan pada dua faktor yaitu jumlah konsumen potensial dan daya beli.

    Konsumen potensial adalah konsumen yang memiliki keinginan/hasrat untuk

    membeli, sedangkan daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli

    barang/produk. Dengan melihat potensi pasar maka dapat dilakukan evaluasi apakah

    ada atau tidak potensi untuk memasarkan barang/produk di pasar.

    2.4.1.2 Peramalan Permintaan Pasar(Market Demand Forecasting)

    Didalam menentukan suatu proyek investasi baik dalam bentuk financial assets

    maupun real assets, maka diperlukan peramalan untuk mengetahui prospek pada

    masa yang akan datang. Salah satu cara yang terbaik untuk meramalkan jumlah

    permintaan pada masa yang akan datang adalah dengan menelaah permintaan akan

    produk tersebut pada masa lalu hingga kini.

    Sutoyo (2000) menyebutkan bahwa perkiraan jumlah permintaan produk dapat

    dilakukan dalam tiga tahap yakni melakukan riset pasar dan pemasaran, menyusun

    demand forecast produk dengan menggunakan metode demand forecast dan

    menyusun final demand forecast yang akan dipergunakan sebagai bahan masukan

    evaluasi aspek pemasaran dan kegunaan lainnya. Riset pasar dan pemasaran

    dilakukan, baik dengan menganalisis data sekunder maupun dengan jalan terjun

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    30/140

    langsung ke lapangan, melakukan pengamatan dan wawancara. Terdapat beberapa

    metode demand forecasting yang dapat dipergunakan adalah antara lain sebagai

    berikut :

    1) Ekstrapolasi trend perkembangan produk pada masa yang lampau.

    2) Koefisien pemakaian produk.

    3) Substitusi impor.

    4) Perbandingan antar negara.

    Menurut Husnan dan Muhammad (2000) terdapat beberapa metode peramalan

    yang dapat dipergunakan antara lain:

    1) Metode Pendapat.

    2) Metode Test / Eksperimen.

    3) Metode Survei.

    4) Metode Time Series/ Deret Waktu.

    5) Metode Regresi Korelasi.

    6) MetodeInput Output.

    Penggunaaan metode peramalan dengan jangka waktu yang panjang

    dipergunakan metode butir empat dan lima, yaitu :

    1) Metode Time Series

    Metode ini semata-mata hanya mendasarkan diri pada data dan keadaan pada

    masa yang lampau, dan yang paling cocok untuk waktu yang jangka panjang adalah

    metode Trend Linear, metode TrendKuadratik dan metode TrendEksponensial.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    31/140

    (1)Metode Trend Linear

    Metode ini digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia

    cenderung merupakan garis lurus. Fungsi persamaan dari metode ini adalah :

    Y = a + bX, di mana koefisien a dan b dapat dicari dengan :

    a = Y : n

    b = XY : X2

    Jika X = 0

    Y = Variabel permintaan, n = jumlah data dan x = variabel tahun

    (2)Metode TrendKuadratik

    Metode ini digunakan jika scatterdiagramdari masa lalu cenderung berbentuk

    parabola. Adapun bentuk persamaannya adalah : Y = a + bX + cX2 , di mana koefisien

    a, b dan cdiperoleh sebagai berikut:

    a = (Y c X2) : n

    b = XY : X2

    c = {nX2Y - (X

    2) (Y)} : {nX

    4- (X

    2)2

    }

    Jika X = 0

    (3)Metode TrendEksponensial

    Metode ini digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan

    perbedaan yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.

    Fungsi persamaan dari metode ini adalah: Y1

    = a bx yang dapat diubah ke dalam

    fungsi logaritma :

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    32/140

    LogY1 = Log a + (Log b)X

    Jika X = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:

    Log a = (Log Y) : n

    Log b = {X (LogY)} : X2

    Sedang hasil peramalannya dilakukan dengan mencari arti logaritma dari hasilperamalan dengan fungsi logaritma tersebut.

    (4) Metode Regresi Korelasi

    Metode ini mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas tenjadinya variasi

    dan suatu variabel, dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi

    persamaan regresi. Korelasi merupakan alat pembantu yang berguna untuk

    mengetahui sejauh mana intentitas hubungan yang terjadi antara variabel-variabel

    yang bersangkutan. Diantara metode yang paling banyak digunakan adalah metode

    regresi linear sederhana.

    Pada metode regresi linear sederhana ini terdapat satu variabel yang dianggap

    berpengaruh atas terjadinya variabel yang lain dan fungsi persamaan linearnya adalah:

    Y = a + bX

    X = Variabel bebas / Independen

    Y = Variabel terikat / Dependen

    a, b = Koefisien regresi

    Dengan menggunakan metode least squared nilai koefisien a dan b dapat

    diperoleh dengan :

    b = n XY - X Y

    n X2 (X)2

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    33/140

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    34/140

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    35/140

    Ketersediaan barang pengganti menjadi penghalang mengenai harga yang

    dapat ditentukan oleh pemimpin pasar dalam mata industri. Harga yang tinggi dapat

    memicu pembeli beralih pada produk pengganti.

    3) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyers)

    Konsumen atau pelanggan suatu industri mengharapkan harga serendah

    mungkin untuk memperoleh produk atau jasa dari industri (perusahaan pemasok)

    dengan cara membeli dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan pemasok

    bergantung kepada pembeli. Ketika produk perusahaan pemasok sebagai produk

    standar atau tidak terdeterminasi, pembeli dapat menekan, karena terdapat perusahaan

    yang menyediakan produk standar tersebut, apalagi jika pembeli memiliki kemauan

    dan kemampuan untuk melakukan integrasi ke hulu.

    4) Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of suppliers)

    Apabila pemasok mempunyai kekuatan yang cukup tinggi atas perusahaan

    industri, maka akan menaikkan harga cukup signifikan untuk mempengaruhi

    kemampuan pelanggan dalam menghasilkan laba. Kemampuan pemasok untuk

    memperoleh kekuatan atas perusahaan industri ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu

    jumlah pemasok sedikit tapi besar, produk pemasok merupakan masukan yang

    penting bagi pembeli, produk pemasok tidak ada produk alternatifnya.

    5) Rivalitas di antara pesaing (rivalry among existing firms)

    Rivalitas di antara perusahaan mengacu pada semua tindakan yang ditempuh oleh

    perusahaan dalam kelompok industri untuk memperbaiki posisi masing-masing dan

    memperoleh keunggulan atas pesaingnya. Persaingan akan bersifat positif apabila

    perusahaan menciptakan dan mendorong stabilitas industri melalui perbaikan-

    perbaikan kemampuan dalam rangka menghasilkan laba. Apabila terjadi sebaliknya,

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    36/140

    persaingan akan bersifat negative. Faktor-faktor yang menimbulkan persaingan ketat

    antara lain:

    (1)Apabila suatu industri sudah memasuki fase pertumbuhan lambat, perusahaan

    akan memfokuskan pada pangsa pasar dan cara merebut pangsa pasar dengan

    mengorbankan perusahaan lain.

    (2)Industri dengan karakteristik biaya tetap yang tinggi selalu mendapat tekanan

    untuk mempertahankan produksi pada kapasitas maksimum guna menutup

    biaya tetap.

    (3)Kekurangan diferensiasi yang mendorong pembeli untuk mencari harga yang

    paling baik.

    (4)Berdasarkan faktor-faktor persaingan tersebut dipergunakan untuk menyusun

    strategi pemasaran yang kompetitif yang efektif terutama persaingan dalam

    kelompok industri. Menurut Kotler terdapat beberapa langkah analisis sebagai

    berikut: Identifikasi pesaing, penentuan sasaran pesaing, identifikasi strategi

    pesaing, evaluasi kekuatan dan kelemahan pesaing, estimasi pola reaksi

    pesaing dan menentukan pesaing utama.

    Menurut David, 1998 menyatakan bahwa Competitive Profile Matrix (CPM)

    dipergunakan sebagai alat yang penting untuk membandingkan suatu perusahaan

    dengan pesaing utamanya. Matriks ini menunjukkan gambaran yang jelas tentang

    kekuatan dan kelemahan dari pesaing.

    Hasil skor yang diperoleh berdasarkan pada faktor-faktor keberhasilan dari

    suatu perusahaan (critical success factors) dimana setiap faktor tersebut diukur

    dengan skala yang telah ditentukan dengan bobotnya masing-masing antara lain:

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    37/140

    1) Nilai buruk dengan bobot 1,0

    2) Nilai biasa/rata-rata dengan bobot 2,0

    3) Nilai diatas rata-rata dengan bobot 3,0

    4) Nilai baik dengan bobot 4,0

    Total bobot (weighted score) akan berada pada rentang 1,0 (rendah) dan 4,0 (tinggi).

    Skor untuk rata-rata adalah 2,5 dan apabila berada dibawah dari 2,5 dikategorikan

    bahwa perusahaan berada pada posisi yang lemah.

    Analisis CPM ini menggunakan perusahaan yang diteliti yang kemudian

    dibandingkan dengan pesaing lainnya. Analisis menggunakan CPM ini lebih baik

    dibandingkan dengan Internal matriks (Internal Factor Evaluation matrix) dan

    eksternal matriks (External Factor Evaluation matrix) karena CPM terdiri dari faktor-

    faktor internal dan eksternal dari perusahaan yang diteliti dengan pesaing utamanya.

    2.4.1.4 Strategi Pemasaran(Marketing Strategy)

    1) Segmentasi, Targeting dan Positioning

    (1) Segmenting

    Menurut Kotler (2009), menyatakan bahwa segmentasi pasar yaitu membagi

    sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin

    menghendaki bauran produk atau pemasaran terpisah. Perusahaan mengidentifikasi

    cara-cara yang berbeda untuk memilah pasar dan mengembangkan profil segmen-

    segmen pasar yang dihasilkan. Langkah kedua adalah penetapan pasar sasaran

    (targeting), yaitu mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memilih satu atau lebih

    dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah penentuan posisi

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    38/140

    pasar (positioning), yaitu menetapkan posisi bersaing produk dan menciptakan bauran

    pemasaran yang rinci.

    Menurut Yoeti (2003), menyatakan bahwa tujuan dari segmentasi pasar adalah

    untuk menciptakan strategi pemasaran (marketing strategy) bagi masing-masing

    segmen pasar yang kebutuhan dan keinginan yang berbeda, sehingga diperoleh one

    market, one marketing strategy.

    (2) Targetting

    Pasar yang sudah disegmentasi menuruh kebutuhan/segmen kemudian dipilih

    salah satu atau beberapa segmen yang disebut target. Target dipilih dengan

    mempertimbangkan kemampuan internal organisasi dan besarnya segmen yang bisa

    dilayani atau diperkirakan dapat memberikan profitabilitas tinggi. Beberapa alternatif

    dalam pemilihan target pasar antara lain:

    a) Un-Differentiated Market

    Pasar bersifat homogen dan dianggap sebagai kumpulan orang-orang yang

    menekankan pada karakteristik umum dan mengharapkan semua orang

    akan membeli produk yang ditawarkan.

    b) Concentrated Market (Single Segmenting)

    Perusahaan akan mengandalkan segmen pasar tunggal dan pada segmen

    ini, kegiatan pemasaran akan difokuskan.

    c) Extensive Segmenting

    Pasar homogen dibagi dalam bermacam-macam segmen pasar dan

    selanjutnya produk ditawarkan kepada segmen pasar yang berbeda dengan

    strategi pemasaran yang berbeda pula.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    39/140

    d) Selective Segmenting

    Berdasarkan segmen-segmen yang bervariasi seperti pada extensive

    segmenting di atas, kemudian dipilih atau seleksi segmen-segmen yang

    dianggap memiliki potensi yang besar, sehingga dengan segmen pasar

    pilihan dapat dijadikan target pasar dari suatu perusahaan.

    (3) Positoning

    Pasar yang telah menjadi target perlu diposisikan untuk keunikan dan keunggulan

    produk, jasa dan nilai, serta manfaatnya dalam menyelesaikan masalah, oleh karena

    itu menempatkan produk/jasa dalam benak konsumen dapat berupa keunggulan

    bentuk jasa/produk. Jasa yang ditempatkan mengacu dan terkait dengan nilai (value)

    dan manfaat (benefit) yang ditempatkan pada benak konsumen. Beberapa pendekatan

    penentuan posisi menurut:

    a) Atribut (attribute positioning) yaitu penempatan yang didasarkan atribut, ciri-

    ciri atau manfaat bagi pelanggan berdasarkan atas derajat kepentingan

    (importance), keunikan (distinctiveness), dapat dikomunikasikan

    (communicability), mendahului (pre-emptive), keterjangkauan baik aspek

    ekonomi dan fisik (affordability), dan laba yang diperoleh (profitability)

    b) Tarif dan mutu (price dan quality positioning), dimana layanan cepat, tarif

    wajar atau murah, rasa bintang lima dengan harga kaki lima

    c) Jenis produk/jasa yang banyak digunakan (Application positioning)

    d) Pengguna/pemakai dari produk/jasa yang banyak digunakan (user positioning)

    dan kelas produk

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    40/140

    e) Penempatan pesaing (competitor positioning) dimana penempatan dapat

    dilakukan berdasarkan manfaat yang ditimbulkan. (benefit positioning)

    2) Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,Threats)

    Menurut Rangkuti (2002), Analisis SWOT mengacu pada konsep berpikir

    manajemen strategi dan digunakan untuk membandingkan antara faktor-faktor

    eksternal (External Factors Analysis Summary/ EFAS) yaitu peluang (opportunities)

    dan ancaman (threat) dengan faktor-faktor internal (Internal Factors Analysis

    Summary / IFAS) yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Analisis

    SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan faktor eksternal (peluang O dan

    ancaman T) maupun faktor internal (kekuatan S dan kelemahan W) yang

    dihadapi.

    Analisis SWOT menghasilkan empat kombinasi strategi yaitu Strategi

    Strengths Opportunities (SO) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk

    memanfaatkan peluang, Strategi Strenghts Threats (ST) adalah strategi yang

    menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, Strategi Weaknesses Opportunities

    (WO) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

    dan Strategi Weaknesses Threats (WT) adalah strategi yang meminimalkan

    kelemahan serta menghindari ancaman yang dimilikinya.

    Menurut Umar (2003) menyatakan bahwa lingkungan bisnis dibagi menjadi

    dua kategori yaitu lingkungan eksternal (lingkungan jauh dan lingkungan industri)

    dan internal (aspek-aspek yang ada didalam perusahaan).

    Matriks Analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    41/140

    Tabel 2.1

    Matriks Analisis SWOT

    Matriks Analisis SWOT Strengths(S)

    Daftar semua kekuatanyang dimiliki

    Weaknesses(W)

    Daftar semua kelemahanyang dimiliki

    Opportunities (O)

    Daftar semua peluangyang dimiliki

    Strategi SO

    Gunakan semua kekuatanyang dimiliki untukmemanfaatkan peluangyang ada.

    Strategi WO

    Atasi semua kelemahandengan memanfaatkan

    peluang yang ada.

    Threats(T)

    Daftar semua ancamanyang dimiliki

    Strategi ST

    Gunakan semua kekuatanuntuk menghindar dari

    semua ancaman

    Strategi WT

    Tekan semua kelemahandan semua ancaman

    Sumber: Rangkuti (2002)

    2.4.1.4Market Share

    Market share adalah luas pasar yang dikuasai pesaing dibandingkan dengan luas

    pasar sasaran secara total (pasar industri) atau pangsa pesaing atas pasar sasaran.

    (Philip Kotler, 2002), sehingga pasar sasaran dan luas pasar yang pesaing dan yang

    kita kuasai menjadi penting dalam peramalan permintaan pasar dan keputusan strategi

    pemasaran yang akan diambil.

    2.4.2 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

    Manajemen adalah cara mencapai tujuan suatu organisasi dengan mengelola

    sumber-sumber yang ada, dapat dalam bentuk uang, mesin dan peralatan, tenaga kerja

    dan material.

    Husnan dan Muhammad (2000) mengemukakan bahwa manajemen meliputi

    manajemen pembangunan proyek dan manajemen operasi. Manajemen pembangunan

    proyek mengulas tentang pelaksana proyek, sistem dan jadwal pelaksanaan proyek,

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    42/140

    pengkaji masing-masing aspek dan sebagainya. Sementara manajemen operasi

    mengemukakan tentang bentuk organisasi / badan usaha yang dipilih struktur

    organisasi, deskripsi dan spesifikasi jabatan serta ketenagakerjaan.

    Berkaitan dengan aspek manajemen ini, penekanan utama yang diberikan adalah

    pada aspek sumber daya manusia baik pada masa pembangunan proyek maupun pada

    saat proyek tersebut telah beroperasi

    2.4.3 Aspek Teknis dan Operasi

    Aspek teknis merupakan aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan

    proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek selesai. Aspek ini

    merupakan aspek vital proyek karena rnenentukan dapat tidaknya proyek itu

    menghasilkan produk yang dapat dijual.

    Menurut Husnan dan Muhammad (2000) beberapa pertanyaan utama yang perlu

    mendapatkan jawaban dari aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi / luas

    produksi, kriteria pemilihan mesin, proses produksi dan jenis teknologi.

    2.4.4 Aspek Sosial dan Ekonomi

    Aspek sosial dan ekonomi meliputi pengaruh investasi terhadap peningkatan

    penghasilan negara, devisa yang dapat dihemat, penambahan dan pemerataan

    kesempatan kerja serta pengaruhnya terhadap industri lain. Selain itu pengaruh dan

    manfaat akibat adanya investasi yang dialami masyarakat dan sulit dikuantifikasikan.

    Menurut Husnan dan Muhammad (2000) beberapa manfaat sekunder dan suatu

    proyek yang kadang-kadang sulit diukur dalam satuan moneter adalah menaiknya

    tingkat konsumsi, membantu pemerataan tingkat pendapatan, meningkatkan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    43/140

    pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketergantungan, mengurangi pengangguran dan

    lain-lain.

    Dengan demikian dampak untuk aspek sosial dan ekonomi yang ditimbulkan

    akibat adanya proyek agak sulit terukur.

    2.4.5 Aspek Hukum

    Aspek hukum mempelajari tentang:

    1) Bentuk badan usaha yang akan digunakan

    2) Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan

    yang berupa pinjaman

    3) Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.

    2.4.6 Aspek Keuangan

    Analisis keuangan adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan

    rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam

    tahapan analisis usaha (Sofyan, 2003). Tujuan menganalisis aspek keuangan dari

    suatu studi kelayakan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan

    biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan

    pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek unuk

    membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai

    apakah proyek akan berkembang terus (Umar, 2001).

    Menurut Sofyan (2003), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan

    kedalam tiga kegiatan utama yaitu:

    1) Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan

    yang dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    44/140

    utama maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha.

    Rekapitulasi ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu

    besarnya perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode

    umur usaha tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi:

    a) Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran

    b) Harga jual yang ditetapkan

    c) Tambahan pendapatan lain-lain yang mungkin diperoleh karena

    adanya pendirian usaha ini.

    2) Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha yang

    sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya pra

    operasi, biaya investasi, biaya operasi. Biaya-biaya tersebut sebelum

    digunakan untuk dimasukkan kedalam analisis perlu diteliti untuk menentukan

    masuk dalam perhitungan penilaian usaha atau diperhitungkan nanti setelah

    usaha beroperasi. Pengelompokkan biaya meliputi biaya penyusutan, biaya

    amortisasi, biaya bunga dan biaya sunk cost.

    3) Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan

    berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Hal ini merupakan kegiatan inti yang

    harus dilakukan dalam ananlisis studi kelayakan, secara umum laporan kas

    dapat diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan

    dengan total rekap perkiraan biaya usaha.

    Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai untuk

    mencari besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang

    mendukung dalam penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    45/140

    dana, biaya modal dan struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi,

    amortisasi dan pajak.

    2.4.6.1 Kebutuhan Dana

    Berdasarkan jenis penggunaan dana, maka dana yang dibutuhkan dibedakan atas:

    1) Dana investasi awal atau investasi inisial (initial investment) yaitu dana

    investasi yang diperlukan untuk mengadakan barang modal (mesin, bangunan,

    gudang, bangunan kantor, perumahan untuk tenaga kerja langsung, tanah

    lokasi, pemasangan, produksi, percobaan, pengadaan alat-alat kantor (mesin

    kantor dan furniture), jasa-jasa umum (listrik, air dan telepon), dan sarana

    pendukung lainnya (jalanan proyek, kendaraan bermotor, rumah dinas dan

    fasilitas lainnya).

    2) Dana modal kerja (working capital), yaitu dana yang diperlukan untuk

    membiayai aktivitas operasi sesudah proyek memasuki fase operasi komersial.

    Dari uraian di atas, maka investasi memerlukan dua macam pengeluaran yaitu:

    1) Pengeluaran modal (capital expenditure), yaitu pengeluaran untuk investasi

    inisial.

    2) Pengeluaran operasi untuk pendapatan (operating or revenue expenditure)

    yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk membiayai operasi sesudah

    memasuki fase operasi komersial.

    Menurut Husnan & Muhammad (2000), aktiva tetap yang diperlukan untuk

    investasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1) Aktiva tetap berwujud

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    46/140

    (1) Tanah dan pengembangan lokasi, meliputi: harga tanah, biaya

    pendaftaran, pembersihan, penyiapan tanah, pembuatan jalan kejalan

    yang terdekat, pemagaran dan sebagainya.

    (2) Bangunan dan perlengkapannya meliputi: bangunan untuk pabrik,

    bangunan untuk administrasi, gudang, genset, pos keamanan, jasa

    arsitektur dan lain sebagainya.

    (3) Pabrik dan mesin-mesin meliputi biaya pembangunan pabrik, harga

    mesin, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, suku cadang dan lain

    sebagainya.

    (4) Aktiva tetap lainnya meliputi: perlengkapan angkutan dan penanganan

    bahan, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, perlengkapan

    kantor dan lain sebagainya.

    2) Aktiva tetap tidak berwujud

    (1) Aktiva tidak berwujud meliputi: patent, lisensi, pembayaran lumpsum

    untuk penggunaan teknologi, copywright,goodwilldan lain sebagainya.

    (2) Biaya-biaya pendahuluan meliputi biaya untuk studi pendahuluan,

    penyiapan pembuatan studi kelayakan, survei pasar, biaya hukum dan

    lain sebagainya.

    (3) Biaya-biaya sebelum operasi meliputi: biaya penarikan tenaga kerja,

    biaya latihan, beban bunga dan biaya-biaya selama produksi percobaan.

    Kebutuhan dana untuk modal kerja dapat diartikan sebagai modal kerja brutto

    atau modal kerja netto. Modal kerja brutto menunjukkan semua investasi yang

    diperlukan untuk aktiva lancar yang terdiri dari: kas, surat-surat berharga, piutang,

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    47/140

    persediaan, dan lainnya. Modal kerja netto merupakan selisih antara aktiva lancar

    dengan hutang jangka pendek (kurang dari satu tahun).

    2.4.6.2 Sumber Dana

    Menurut Husnan & Muhammad (2000), sumber-sumber dana yang utama

    adalah modal sendiri, saham biasa atau saham preferen, obligasi, kredit bank, leasing

    (sewa guna),project finance.

    Menurut Sutojo (2002), pembangunan dan pengoperasian proyek dapat

    dibiayai dengan dua sumber pembiayaan utama antara lain dana sendiri (equity

    investment) dan pinjaman dari pihak ketiga (project financing). Disamping kedua

    sumber pembiayaan utama itu, dalam kasus-kasus tertentu diadakan sumber

    pembiayaan ketiga yang bersifat semi modal sendiri, yaitu pinjaman dari pemegang

    saham (shareholders loan). Dari beberapa pengertian diatas, sumber dana investasi

    berasal dari modal sendiri dan atau modal pinjaman yang disesuaikan dengan kondisi

    dan situasi dari masing-masing perusahaan.

    2.4.6.3 Biaya Modal (Cost of Capital)

    1) Biaya Modal Individu

    Biaya modal adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan karena

    menggunakan sumber dana tertentu, baik modal sendiri atau berasal dari pinjaman.

    Modal sendiri dapat berupa bisa berupa saham preferen, biasa atau laba ditahan. Biaya

    modal keseluruhan sering dipakai sebagai tingkat keuntungan yang layak dari suatu

    proyek yang disebut juga cut off rate. Untuk bisa menghitung biaya modal

    keseluruhan, maka perlu menghitung terlebih dahulu biaya modal dari masing-masing

    pendanaan (Husnan & Muhammad, 2000) antara lain:

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    48/140

    (1) Biaya utang (cost of debt)

    Menurut Husnan & Muhamad (2000), biaya utang merupakan biaya yang

    ditanggung karena menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Meskipun

    yang sering dihitung biaya modal dari pinjaman adalah biaya utang untuk utang

    jangka panjang, tetapi sebenarnya baik utang jangka panjang maupun utang jangka

    pendek mempunyai biaya modal (meskipun besarnya mungkin tidak sama).

    (2) Biaya laba yang ditahan

    Menurut Husnan & Muhamad (2000), biaya laba yang ditahan sama dengan

    modal sendiri dari saham biasa. Apabila perusahaan menggunakan laba yang ditahan

    perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan tetapi apabila membagikan laba

    dan mengeluarkan saham baru, harus menanggung biaya pengeluaran saham yang

    disebutfloatation cost.

    2) Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)

    Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan apabila investasi dibelanjai

    dengan modal sendiri dan modal pinjaman, maka cut off rate yang dipergunakan

    harus mempertimbangkan biaya modal baik dari utang maupun dari modal sendiri

    (bagi perusahaan yang menggunakan utang).

    Umar (2001) menyatakan konsep cost of capital(biaya modal) dimaksudkan

    untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang

    dipakai dalam berinvestasi. Hal ini untuk mengetahui patokan tingkat keuntungan

    yang layak dari investasi yang dilakukan.

    2.4.6.4 Nilai Waktu Dari Uang

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    49/140

    Nilai uang pada waktu yang berbeda memiliki penghargaan yang tidak sama,

    rupiah saat ini dihargai lebih tinggi daripada rupiah nanti. Nilai waktu dari uang

    memberikan dampak terhadap nilai perusahaan, dimana penetapan waktu arus kas

    mempengaruhi nilai aktiva dan tingkat pengembalian. Semua konsep yang digunakan

    dalam keuangan, tidak ada yang lebih penting selain nilai waktu dari uang atau

    analisis arus kas yang didiskontokan (discounted cash flow) (Brigham & Houston,

    2003)

    Peringkat atau alat yang sangat penting dalam analisis nilai waktu adalah

    garis waktu (time line), yang menggambarkan secara grafis penetapan arus kas. Nilai

    angka pada waktu menunjukkan akhir periode, arus kas ditunjukkan secara langsung

    dibawah tanda (arus kas keluar diberi tanda negatif), dan suku bunga secara langsung

    ditunjukkan diatas garis waktu. Arus kas yang belum diketahui dan dicoba untuk

    dicari dalam analisis diberi tanda tanya.

    Proses yang berjalan dari nilai hari ini atau nilai sekarang (PV) menjadi nilai

    masa depan (FV) disebut sebagai pemajemukan (compounding). Pemajemukan

    merupakan proses aritmatik dalam menentukan nilai akhir arus kas atau serangkaian

    arus kas apabila bunga majemuk diterapkan.

    2.4.6.5 Depresiasi, Amortisasi dan Pajak

    1) Depresiasi

    Syamsudin (2002) menyatakan Depresiasi yang dikenal sebagai penghapusan

    merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya aktiva

    tetap, dimana biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    50/140

    Depresiasi dapat dikurangkan sebagai expense/biaya dari revenueyang diterima,

    dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu:

    (1) The straight line method(Metode garis lurus)

    Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line methodini dapat

    dihitung dengan membagi depricable value (jumlah investasi dikurangi dengan

    nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur ekonomisnya, sehingga dengan

    menggunakan metode ini jumlah depresiasi setiap tahunnya sama.

    (2) The double declining balance method

    Tingkat depresiasi yang digunakan di dalam metode ini adalah sama dengan

    tingkat yang digunakan dalam metode straight linedikalikan dua dan jumlah yang

    digunakan sebagai dasar perhitungan depresiasi adalah keseluruhan nilai investasi.

    Jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan sama dengan nilai buku pada awal

    tahun terakhir dikurangi dengan jumlah nilai residu.

    (3)

    The sum of the years digits method

    Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari suatu

    aktiva harus dijumlah. Jikan adalah umur ekonomis dari suatu aktiva dan S

    adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva tersebut maka jumlah

    depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada tahun kedua (n-1)/S dan

    seterusnya, dikalikan dengan depricable value.

    Brigham dan Houston (2003) menyatakan bahwa pedoman sederhana yang

    dikenal dengan MACRS (modified accelerated cost recovery system) menciptakan

    beberapa kelas aktiva, dimana masing-masing memiliki umur lebih atau kurang

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    51/140

    yang ditetapkan secara arbitrerdan disebut periode pemakaian (recovery period)

    atau umur kelas (class life) seperti pada Tabel 2.1 berikut:

    Tabel 2.2

    Kelas Utama dan Umur Aktiva untuk MACRS

    Kelas Jenis Properti

    3 tahun Beberapa peralatan pabrik khusus

    5 tahun Mobil, truk muatan ringan, komputer dan peralatan manufaktur

    khusus

    7 tahun Sebagian besar peralatan industri, perlengkapan kantor, peralatan

    tetap

    10 tahun Jenis peralatan dengan umur manfaat yang lebih lama

    27,5 tahun Properti perumahan untuk tempat tinggal seperti gedung, apartemen

    39 tahun Semua properti non perumahan, termasuk bangunan komersial dan

    industri

    Sumber: Brigham dan Houston (2003)

    Menurut Fraser dan Ormiston (2008) menyatakan penyusutan digunakan untuk

    mengalokasikan biaya aktiva tetap berwujud seperti, bangunan, mesin, peralatan,

    perlengkapan kantor dan kendaraan bermotor. Tanah merupakan suatu perngecualian

    terhadap aturan tersebut karena tanah dianggap memiliki masa manfaat yang tidak

    terbatas. Biaya atas aktiva selain tanah akan bermanfaat kepada perusahaan lebih dari

    setahun dialokasikan masa manfaat bukannya dibebankan dalam tahun pembelian.

    2) Amortisasi

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    52/140

    Menurut Fraser dan Ormiston (2008) menyatakan amortisasi merupakan proses yang

    diterapkan kepada sewa guna usaha modal, bangunan yang belum selesai, dan biaya

    kadaluarsa aktiva tidak berwujud, seperti paten, hak cipta, merek dagang, lisensi,

    franchisedan goodwill.

    3) Pajak

    Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak badan

    dalam negeri dan bentuk usaha tetap adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.3

    Tarif Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

    Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

    Sampai dengan Rp 50 juta 10 %

    Di atas Rp 50 juta Rp 100 juta 15 %

    Di atas Rp 100 juta 30 %

    Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 17 Ayat 1,

    2003

    2.4.6.6 Laporan Rugi Laba (income statement)

    Menurut Darsono dan Ashari (2004) menyatakan laporan rugi laba (menurut

    lembaga non profit disebut sebagai laporan sisa hasil usaha) merupakan akumulasi

    aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu,

    misalnya bulanan dan tahunan. Komponen laporan laba rugi adalah:

    1) Pendapatan/penjualan (dari usaha utama)

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    53/140

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    54/140

    Menurut Brigham & Houston, (2003), laporan rugi laba merupakan cara untuk

    melihat profitabilitas suatu usaha, berapa besar keuntungan atau kerugian yang

    dialami oleh perusahaan pada periode tertentu.

    2.3.6.7 Arus kas(Cash flow)

    Menganalisis suatu proyek apakah layak atau tidak untuk dilaksanakan dapat

    dilakukan dengan melihat arus kas yang akan dihasilkan oleh proyek tersebut mulai

    dari persiapan sampai dengan proyek tersebut jalan dalam beberapa tahun pertama.

    Menurut Husnan dan Muhammad (2000), arus kas yang berhubungan dengan

    suatu proyek dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yakni arus kas permulaan

    (initial cash flow), arus kas operasional (operasional cash flow) dan arus kas terminal

    (terminal cash flow). Pengeluaran pengeluaran untuk investasi pada awal periode

    mungkin tidak hanya sekali, merupakan arus kas permulaan, arus kas yang timbul

    selama operasi proyek itu disebut sebagai arus kas operasional dan arus kas yang

    diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir disebut sebagai arus kas terminal.

    Berdasarkan definisi arus kas di atas dapat dikatakan bahwa sungguh amat

    penting untuk menghitung arus kas dalam rangka menganalisis suatu investasi. Arus

    kas dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu arus kas awal (initial cash flow), arus kas

    operasional (operational cash flow) dan arus kas akhir (terminal cash flow).

    1) Arus kas awal (Initial cash flow).

    Suratman (2001), arus kas awal adalah arus kas keluar dalam rangka untuk

    keperluan tetap dan penentuan besarnya modal kerja. Aliran kas ini biasanya diberi

    notasi negatif, artinya kas yang dikeluarkan. Aliran kas ini terjadi pada tahun ke 0,

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    55/140

    artinya perusahaan belum beroperasi dan pengeluaran kas untuk keperluan initial

    investmentini tidak dapat digunakan untuk menilai profitabilitas proyek.

    Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa mungkin sekali untuk

    proyek-proyek besar, initial cash flow tidak hanya terjadi pada awal periode, tetapi

    terjadi beberapa kali, pada tahun kesatu, kedua dan seterusnya.

    2) Arus kas operasional (Operational Cash Flow)

    Suratman (2001), aliran kas operasional berasal dari operasi perusahaan

    (kegiatan utama perusahaan). Aliran kas operasional meliputi aliran kas masuk dan

    aliran kas keluar. Aliran kas masuk berasal dari penjualan (pendapatan), sedangkan

    aliran kas keluar adalah kas yang dikeluarkan untuk membayar operasional

    perusahaan seperti biaya pokok perusahaan, biaya administrasi dan umum dan

    penjualan serta biaya-biaya lainnya dalam rangka untuk memperoleh pendapatan.

    Aliran kas ini harus steril dari keputusan pembelanjaan seperti kas masuk dari

    setoran pemilik, kas untuk membayar pokok utang dan lain sebagainya. Alasan yang

    mendasarinya adalah kas netto yang digunakan sebagai dasar untuk penilaian

    keberhasilan investasi suatu proyek jangan terdistorsi.

    Menurut Suratman (2001) terdapat tiga prinsip yang harus diperhatikan dalam

    menentukan estimasi arus kas operasional yakni:

    1) Harus didasarkan pada perhitungan kas setelah pajak.

    2) Biaya bunga harus dikeluarkan dari perhitungan.

    3) Harus didasarkan pada dengan dan tanpa proyek jika proyek investasi untuk

    pengembangan / penambahan dari proyek yang sebelumnya sudah berjalan.

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    56/140

    Oleh karena itu estimasi kas ditentukan atas dasar incremental antara dengan

    investasi dan tanpa investasi baru.

    Untuk menentukan aliran kas operasional terdapat dua cara yaitu:

    1) Menjumlahkan seluruh kas masuk yang berasal dari penjualan, kemudian

    dikurangi dengan seluruh aliran kas keluar untuk operasional.

    2) Menyesuaikan laporan rugi laba berdasarkan standar akuntansi keuangan

    dengan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti depresiasi, amortisasi dan

    lain-lainnya.

    Adapun formulasinya sebagai berikut:

    Kas neto = Laba bersih setelah pajak + depresiasi + bunga (1 pajak)

    Husnan dan Muhammad (2000) menyebutkan kebanyakan cara yang

    dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan

    menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan pninsip-prinsip akuntansi

    dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai, sebagai contoh

    adalah penyusutan.

    3) Arus kas akhir (terminal cash flow)

    Suratman (2001), aliran kas akhir menunjukkan aliran kas pada akhir umur

    ekonomis proyek. Oleh karena itu arus kas ini berasal dari modal kerja dan penjualan

    aktiva tetap yang sudah habis umur ekonomisnya.

    Dalam menaksir arus kas setiap tahunnya, cara yang paling banyak digunakan

    adalah dengan menyesuaikan taksiran daftar laba rugi yang disusun oleh proyek

    dengan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-

    biaya yang sifatnya bukan tunai seperti penyusutan dan amortisasi (cara kedua).

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    57/140

    Husnan dan Muhammad (2000) menyatakan bahwa terminal cash flow

    umumnya terdiri dari nilai sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian modal

    kerja.

    2.4.6.8 Metode Penilaian Investasi

    1) MetodePayback

    Salah satu metode konvensional yang digunakan untuk mengukur berapa lama

    proyek investasi akan mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan adalah

    metodepayback period. Kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah jika waktu

    yang dihasilkan oleh perhitungan metode ini lebih pendek dari yang diharapkan, maka

    proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama maka proyek ditolak.

    Metode ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas dari proyek tersebut.

    Menurut Husnan dan Muhammad (2000) problem utama dari metode ini adalah

    sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk

    dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada

    pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Kelemahan

    lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya arus kas

    setelah periode payback. Untuk mengatasi kelemahan ini ada yang menggunakan

    discounted payback, di mana arus kas operasional kas tersebut dan juga terminal cash

    flowdidiscountedkan dengan tingkat bunga yang relevan.

    2) MetodeNet Present Value

    Sutoyo (2000) menyebutkan bahwa Net Present Value (NPV) dapat dihitung

    dengan rumus persamaan matematis sebagai berikut :

    CFo1 CFo2 CFo3 CFo n + TCF

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    58/140

    NPV = + + + . + - Io

    (1+r)1 (1 +r)2 (1 +r)3 (1+r)n

    Keterangan:

    NPV =Net Present ValueCFo = Arus kas tahunan operasional dari tahun ke 1 sampai tahun ke n

    Io = Jumlah investasi yang telah tertanam dalam proyek

    r = Tingkat bunga yang relevan

    TCF = Terminal Cash Flow

    Dalam metode ini dihitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai

    sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk

    menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga

    yang dianggap relevan.

    Sebagai pedoman umum dikatakan apabila net persent value proyek positif,

    maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan dan apabila net present valuenegatif,

    maka proyek yang bersangkutan ada1ah tidak layak.

    3) MetodeInternal Rate of Return ( IRR Method)

    Dalam metode ini menentukan apakah suatu usulan proyek investasi dianggap

    layak atau tidak, dengan cara membandingkan antara tingkat keuntungan yang

    diharapkan. Perhitungan IRR dilakukan dengan cara mencari discount rateyang dapat

    menyamakan antarapresent valuedari arus kas denganpresent valuedari investasi.

    Apabila tingkat bunga ini (IRR) lebih besar dari tingkat bunga yang diharapkan,

    maka investasi proyek tersebut dikatakan menguntungkan dan sebaliknya.

    Suratman (2001) menyebutkan bahwa untuk menentukan IRR ini adalah dengan

    menggunakan prinsip interpolasi yang secara matematis tingkat IRR ini dinyatakan

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    59/140

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    60/140

    keuntungan, perlu dikaji tingkat kepekaan (sensitivity analysis) proyek terhadap

    perubahan faktor-faktor tertentu itu. Contohnya adalah apabila harga jual produk

    mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan proyek bersaing di pasar, perlu

    dikaji pengaruh perubahan harga terhadap hasil penjualan, BEP(Break Event Point),

    pendapatan, laba serta kemampuan proyek dalam memenuhi kewajiban keuangan

    kepada pihak ketiga.

    Sutoyo (2000) menyatakan bahwa guna memperoleh jumlah perkiraan

    permintaan yang lebih dapat dipercaya, diperlukan analisis kepekaan (sensitivity

    analysis) permintaan, terhadap perubahan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi

    jumlah atau pola permintaan produk. Dengan metode analisis kepekaan, disamping

    jurnlah perkiraan permintaan pertama, akan disusun pula perkiraan permintaan kedua,

    ketiga dan seterusnya sesuai dengan keperluan yang memasukkan pengaruh

    perubahan faktor tertentu.

    Umar (2001) menyatakan bahwa pada saat menganalisis perkiraan arus kas di

    masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian, sehingga harus diidentifikasi

    semua variabel yang mempengaruhinya dan selanjutnya dilakukan analisis kepekaan

    yang memberikan taksiran optimis dan pesimistik.

    2.5Pengertian Biro Perjalanan Wisata

    Biro perjalanan wisata merupakan salah satu komponen penting dalam bidang

    pariwisata karena biro perjalanan wisata secara tidak langsung ikut dalam

    mempromosikan kepariwisataan yang ada sehingga akan mampu menambah jumlah

    kunjungan wisatawan yang akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan devisa

    Negara. Untuk lebih jelasnya, lebih jauh mengenai kedudukan Biro perjalanan di

    bidang pariwisata ini, diuraikan dalam bahasan berikut:

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    61/140

    1) Definisi Biro Perjalanan

    Terdapat banyak definisi tentang usaha perjalanan wisata. Untuk kajian ini akan

    diambil batasan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 Kepmen

    Parpostel No.KM.10/PW-102/MPPT-93, tentang ketentuan usaha Biro Perjalanan

    Wisata ditetapkan antara lain:

    (1) Biro Perjalanan Wisata adalah usaha yang merencanakan perjalanan wisata

    dan atau jasa pelayanan penyelenggara wisata.

    (2) Agen Perjalanan Wisata adalah usaha jasa perantara untuk menjual dan atau

    mengurus jasa untuk perjalanan wisata.

    (3) Cabang Biro Perjalanan Wisata adalah unit usaha Biro Perjalanan Wisata

    yang berkedudukan di wilayah administratif yang sama dengan kantor

    pusatnya atau di wilayah administrasi lain yang melakukan kegiatan usaha

    kantor pusat.

    2) Ruang lingkup Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata

    Sesuai dengan SK Dirjen Parpostel tahun 1988, ruang lingkup BPW dan APW

    adalah sebagai berikut:

    (1) Kegiatan usaha Biro Perjalanan Wisata

    a) Membuat, menjual, dan menyelenggarakan paket-paket wisata.

    b) Mengurus dan melayani kebutuhan jasa angkutan bagi perorangan dan

    kelompok orang yang diurusnya.

    c) Melayani pemesanan akomodasi, restoran dan sarana lainnya.

    d) Mengurus dokumen perjalanan

    e) Menyelenggarakan panduan perjalanan wisata/paket wisata

    f) Melayani penyelenggaraan konvensi

  • 8/10/2019 Unud-135-1325227525-Tesis Studi Kelayakan Pendirian Pt Mmbc Sumanda Tour & Travel

    62/140

    (2)Kegiatan Agen Perjalanan Wisata

    a) Menjadi perantara di dalam pemesanan tiket pesawat udara, darat

    dan laut.

    b) Mengurus dokumen perjalanan

    c) Menjadi perantara didalam pemesanan akomodasi, restoran dan

    sarana wisata lainnya.

    d) Menjual paket paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan

    wisata.

    Jadi berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa biro

    perjalanan wisata / Tour Operator adalah suatu perusahaan yang mengatur

    perjalanan orang-orang dari satu tempat ketempat lain.