ILMIAH - UNUD

of 16 /16
MAKNA LONTAR SEBAGAI TTXUX.IANG POLA ILMIAH POKOK (PIP) UNIVERSITAS T'DAYANA Oleh: I Nyoman Sukartha. 1. Pendahuluan Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan terbuka di semua sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai nilai kebangs.lzul, memudarkan negara-bangsa (nation state). Bagus (1988:96-97) mengatakan bahwa arus globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar yang mampu merobohkan pilar-pilar masyarakat tradisional Bali secara mendalam dan mendasar, sehingga menempatkan masyarakat Bali pada fase masyarakat "pascatradisional" dengan berbagai aspek kehidupan rok*rani yang desebut 'super struktur'. Pernyataan itu mengandung makna bahwa arus globalisasi yang demikian pesat dan terbuka di semua sector kehidupan mampu menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai kebangsaan. Untuk menangkalnya diperlukan pemahaman kebangsaan, pendidikan karakter yang tertuang dalam berbagai warisan budaya bangsa termasuk kearifan lokal. Kearifan lokal Bali sebagai bagian dari kebinekaan bangsa Indonesia banyak tertuang dalam khazanah budaya lokal Bali, salah satunya adalah lontar- Lontar atau rontal (ron:'daun' dan : 'pohon tal') merupakan salah satu warisan budaya Bali yang dahulu diagungkan, disucikan, dan dikeramatkan sehingga jarang orang yang berani mempelajarinya. Seiring dengan berkembangnya zaman, terutama bidang pendidikan, walau ter0atih-tatih, kini lontar mulai diminati dengan 'topeng' pelestarian. Tujuan sesungguhnya tentulatr ingin mengungkap makna atau isi yang terkandung di dalam diri 'si cantik jelita Dewi Sarasrvati'. Lontar-lontar di Bali ada yang disimpan secara kelembagaan dan ada pula yang disimpan di rumah-rumah masyarakat bali. UPT Perpustakaan Lontar Fakultas

Embed Size (px)

Transcript of ILMIAH - UNUD

UNIVERSITAS T'DAYANA
Arus globalisasi yang berkembang demikian pesat dan terbuka di semua
sektor dapat menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai
nilai kebangs.lzul, memudarkan negara-bangsa (nation state).
Bagus (1988:96-97) mengatakan bahwa arus globalisasi menyebabkan
terjadinya perubahan yang sangat mendasar yang mampu merobohkan pilar-pilar
masyarakat tradisional Bali secara mendalam dan mendasar, sehingga menempatkan
masyarakat Bali pada fase masyarakat "pascatradisional" dengan berbagai aspek
kehidupan rok*rani yang desebut 'super struktur'. Pernyataan itu mengandung makna
bahwa arus globalisasi yang demikian pesat dan terbuka di semua sector kehidupan
mampu menggerus rasa nasionalisme Indonesia dan dapat memperlemah nilai-nilai
kebangsaan. Untuk menangkalnya diperlukan pemahaman kebangsaan, pendidikan
karakter yang tertuang dalam berbagai warisan budaya bangsa termasuk kearifan
lokal.
Kearifan lokal Bali sebagai bagian dari kebinekaan bangsa Indonesia banyak
tertuang dalam khazanah budaya lokal Bali, salah satunya adalah lontar-
Lontar atau rontal (ron:'daun' dan : 'pohon tal') merupakan salah satu
warisan budaya Bali yang dahulu diagungkan, disucikan, dan dikeramatkan sehingga
jarang orang yang berani mempelajarinya. Seiring dengan berkembangnya zaman,
terutama bidang pendidikan, walau ter0atih-tatih, kini lontar mulai diminati dengan
'topeng' pelestarian. Tujuan sesungguhnya tentulatr ingin mengungkap makna atau isi
yang terkandung di dalam diri 'si cantik jelita Dewi Sarasrvati'.
Lontar-lontar di Bali ada yang disimpan secara kelembagaan dan ada pula
yang disimpan di rumah-rumah masyarakat bali. UPT Perpustakaan Lontar Fakultas
939Ilmu Budaya Universitas Udayana menlimpan lontar sebanyak
diklasifikasikan seperti di bawah ini.
cakep yang
Sumber data: Buku Klasifikasi lontar UPT Perpustakaan Lontar Fakultas Ilmu
Budaya UNUD.2016
bedumlah 5381 buah yang diklasifikasikan seperti klasifikasi di bawah ini'
NO Klasifikasi ke- Isi Jumlah
I I Weda 407
2 II Agama 345
) V Babad 447
s381
Sumber Data: Buku Katalog Salinan Lontar '6IJPDT Gedong Kirtya" tahun 2011.
Di samping kedua tempat penyimpanan lontar di atas masih banyak tempat
penyimpanan lontar lainnya seperti: Perpustakaan Nasional di Jakarta, di luar negeri ,
di Perpustakaan Lombok dan di tempat atau di rumah-rumah perorangan. Banyak dan
jenisnya sudah tentu tidak dapat dihitung.
2. Lontar Dalam Kaitannya Dengan Pola Ilmiah Pbkok (PIP) UNUD
Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unud adalah "kebudayaan".
Kebudayaan dalam arti luas dapat diartikan seperti: berupa ide komunitas
tentang apa yang benar, bailq indah, dan efisien; atau, kebudayaan memiliki tujuan,
nilai, gambaran dunia berupa nilai-nilai bersama, pemahaman, asumsi-asumsi, dan
tujuan hidup yang dipelajari dari generasi sebelumnya, digunakan (dikembangkan)
oleh generasi sekarang, dan diwariskan pada generasi mendatang. Jadi kebudayaan
adalah 'hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia' (Moeliono, 2014;
2ts).
Esensi kebudayaan bukanlah sesuatu yang nampak di permukaan yang hanya
secara langsung dinikmati oleh indera mata. Budaya lebih merupakan cara yang
ditempuh bersama dalam memahami dan menginterpretasikan serta mempersepsikan
kehidupan masyarakat. Kebudayaan juga merupakan cara masyarakat memecahkan
masalah dan merekonsiliasi dilema yang dihadapi. Kebudayaan ibarat bawang, terdiri
dari beberapa lapisan. Bila ingin ,"*uhu*inya, harus mengupas atau membuka lapisan-lapisannya.
3. Isi Ringkas Naskah Lontar Sesuai Dengan Pembidangan Lontar Fakultas Ilmu Budaya LINUD.
l). Tutur tutur.
oleh penganut sesuatu ajaranlilmu. Contohnya" Tutur Bang Bungalan, Tutur Gong Wesi, Tutur Dasaksarora, Tutur Dharmaning Kapemanglann, Tutur Wiksu pungu,
Tutur Pangiwa-Panengen, Tutur Konda pat, dansebagainya.
2) Kakawin.
Golongan kakawin, sudah sangat jelas maksudnya. Lontar kakawin umumnya berupa karya sastra Jawa Kuna (Kawi) yang diikat oleh aturan wirama atau guru laghu.Isinya berupa ceritalkisah seperti yang termuat dalam judul kakawinnya.
contohnya seperti: Kakawin Ramoyana, Bhoratayuddha, Arjuna wiwaha, semara Dahana, Astiko Yana, sumanasdntaka, Dharma Kusumq, Bhoma Kawya,Irfiti Sastra,
Kakawin Ni Diah rantri, Arjuna pralabdhadan masih banyak yang lain..
3) Usadha.
Lontar Usadha, umumnya memuat uraian tentang jenis/nama penyakit, obat- obatan, cara mendiagnose penyakit, mentra-mentra, sesajen, nama tumbuhan untuk obat (toga) dan aturan yang harus dipenuhi oleh seorang dukun. Namun ada lontar usadha yang isinya mengenai tata-cara membuat racun, jenis racun (cetik), tanda- tanda penyakitnya, dan cara mengobatinya. Di samping itu ada pula lontar usadha
yang isinya tentang meditasi lwlepasan (Usadho Budha Kecapi Cemeng).Contohnya:
Usadha Sasah Bebai, tlsqdha Budah Kecapi, (lsadha Manak, Usadha Kalimosadha-
Kalimosadhi, (Jsadho Punggung Tiwas, Usadha Kuranta Bolong/Rare, usadha
q
Kuda,Kapi (Jsadha, Taru Premana, Parik Taru, Dasa Namantaru (sejenis kamus
tumbuh-tumbuhan), dan masih banyak yang lainnya'
4). Kidung
Lontar golongan ini memuat tentang sastra kidung yaitu, cipta sastra yang
diikat oleh aturarr-aturan seperti: irama, pada lingsa, dan sebagainya' Kidung
berisikan tentang kisah-kisah, sejarah, filsafat baik atau buruk, pemujaan/pemuliaan'
dan mentra penjaga diri. contohnya: Kidung Tantri Nandaka Harano' Kidung Raga
winasa, Tantri Pisaca Harana, Kidung Ken Angroh Kidung wargasari' Kidung
Jayenglanga, Kidung Malat, dan sebagainya'
5) Geguritan/Parikan
pemujaarr/pemuliaarr/doa, tumbuhan unfuk obat, marga satwa, mitos, dan sejenisnya.
contohnya: Geguritan salia, Geguritan Dufuh suladri/sitadri' Geguritan Pasuk
v[/'etu, Geguritan Lintas sejarah, Geguritan uug sasak,Parikan Pasuk wetu' Parikan
DharmaWisesa,danmasihbanyakgeguritarr/parikanlainnya.
Jenislontarya"rgdigolongkankedalamjeniswarigaumumnyamemuat
tentang: astronomi, hari baik atau buruk (boleh atau tidak) untuk melakukan
(padewasan) untuk melakukan aktivitas, seperti; aktivitas pertanian/petkebunan;
peternakan (binatang/hewan/unggas/ikan, ramalar/tenung' Can sebagainya'
Contohnya:.WarigaKrimping,WarigaGemet'WarigaCaturWinasaSari'Tenung
Pawacakan,TenungSaptawara,Pangayam'Ayaman'CarcanKuda'CarcanPaksi
7). Parwa.
GolonganinimerupakankaryasastraJawaKunayangberupaprosadan
merupakanbagian-bagiandarikisahyangtermuatdalamkitabEposMahabharata
yang banyaknya 18 parwa' Namun ada pula parwa yang bukan merupakan bagian
dari cerita Mahabharata, tetapi diambil dari bagian kisah Ramayana seperti Kapi
.; ii { $
I!
Parwa dan Pragusa Parwa. Parwa. Kedelapanbelas parwa seperti y.ang dimaksud
seperti: (l) Adi Parwa, (2) Sa$ha Pama,(3) Wana Parwa, (4) Wirata Parwa, (51
Udyoga Porwa, (6) Bhisma Parwa, (7) Drona Parwa, (8) Karna Parwa, (9) Salya
Par'wa, (10) Sauptika Parwa, (11) Stri Parwa, (12) Santi Parwa, (Ij) Anusasana
Parwa, (14) Aswamedha Parwo, (15) Asrama Wasika Parwa, (16) Mausala Parwa,
(17) Mahaprastonika Par**o, dan (18) Swarga Rohana Parwa. Parwa yang ada di
lndonesia hanya 8 parwa saja, yaitu parwa ke-l sampai 5, ke- 17, dan ke- 18. Isi
pokoknya berupa kisah peperangan Pandawa dan Korawa. Juga filsafsat tentang
kebenaran yang selalu mengalahkan kebatilan.
8). Kanda.
Kanda, merupakan episode atau pembabakan cerita yang terdapat di dalam
cerita Ramayana dan berjumlah 7 kanda. Contohnya: Bala Kanda, Ayodhya Kanda,
Aranya Kanda, Kiskanda-Kanda, Sundara Kanda, Yuddha Kanda, dan Utara
Kanda. lsi pokoknya adalah cerita tentang perjalanan hidup dari sang Rama dan Sita.
Namun dalam penceritaannya itu terdapat uraian mengenai filsafat kebenaran yang
selalu mengalahkan kebatilan, keindatran alam, tentang marga satwa dan sejenisnya.
9). Babad/Usana
Golongan ini merupakan jenis lontar yang mernuat tentang babad (karya
sastra sejarah), usana, bancangah, purana dan prasasti. Contohnya seperti: Lontar
Usana Bali Usana Jawa, Usana Dewa, Babad Tabanan, Babad Pulesari, Prasasti
Tangkas lrori Agung, Dewa Purana, Brahma Purana, Siwa Purana dan sejenisnya.
l0) Satua.
Golongan ini memuat tentang doa/puja dan mentra-mentra untuk berbagai
kepentingan. Umumnya berkaitan dengan Panca Yadnya. Namun ada pula yang di
luar itu. Contoh: Budha Wedah, Puja Pitra Samapta,, Kusuma Dewa.
12) Rencean
Rencean dimaksudkan j"nis nastut lontar yang diubangi bagian atasnya dan
ditaruh dengan digantung tanpa keropak/kotak wadah lontar. lsinya beragam.
13) Koleksi Masyarakat dimaksudkan adalah naskah lontar yang masih berada di
rumah-rumah perorangan. Tentu saja isinya tidak bisa dijelaskan.
4. Beberapa Contoh Naskah Lontar
4.1 Lontar Parik Taru (Kropak36).
Lontar Parik Taru merupakan jenis lontar yang berisikan tentang nama-nama
lain dari (sejenis kamus) tumbuh-tumbuhan, satwa, ikan dan serangga. Naskah ini
mirip dengan Lontar Dasa Namantant.
contoh:
Nihan lqetabhasaning kayu, nga. Kalenbak pratyoka, nga. Kayu garu.
lrasmalra, nga. Sumatna, nga, kcyu lwpur. Sura, madha, ngo, phala latrung. Phalalut,
nga, majekanya. Tri sala, phala pati, nga marica........./ Sika, kncah, lcesarja, rohita,
panglraja, figa, tunjung bang. BaSini, padma mulcya, haranindha, kcmaraga,
mahotphala, mangkewuha, pundharika, sitambhoi a, nga, terat e putih......
Madhukara, htmbang, bhrahmara, Sadpada, dwirepa, madhubhrata, bhramaro, ngo,
tumblilingan. Sunde, hut, nga, semal. Lutung , flgo, irengan. Prade, salabha, larwa-
larwa, n{a, dedalu. Watika, iriginang, sodoma, nga, latnong-kunang.....,.....
Terjemahan: Inilah kamus tumtumbuh-tumbuhan.
Sura; mada adalah bvahpalahtrung (buahpala).
Phalalut adalah maja kanya (buah maja jenis yang lebih kecil) Tri sala; phala poti adalah marica (buah merica) Stt a; t aialt; kasarja; rohita; panglraia adalah tunjung bang (teratai merah).
Basini; padma mulcyo; harawindd; kurnarasa; mahotphala; mangkewuho;
pundharilra; sitambhojo adalah terate putih (teratai putih)... Madhukara; lwmbang; bhrahmara; sadpadha; dtvirepa; madhubhrata; bhramara
adalah nama lain dari tumblilingan (kumbang)
Sunde; hut adalahsemal (tupai) Lutung adalah irengan (utung/ kera hitam atau abu-bu berekor
panjangl s e mnop i the c us m aurus). Prade; salabha; larwo-larwa adalah dedalu (laron). Watika ; iri ginang; sodama adalah lamang'lamang Q<unang-kunang).
4.2 Nian Paparikaning Paksl Res-res, nga, cataka. Lohaprapta, manuhrvsi, nga, pecuk. Syena, hudorsung,
manukhulung, nga, sikep......Pusa, nga, Meng. Sakuni, Patatri, wihanggama, n8,
saluiring kedis. Wuntirah, tinggiling, nga kalesih. Kura, nga,larlan. Suluwuk, nga,lubak
Terjemahan. Inilah catatan tentang burung. Res-res adalah catako (enis burung yang hidup dari air hujan; cuculus melanoleucus)
Lohapropta ; manuk wesi adalah pecuk (burung pelatuk).
Syena; hudursung; manukhulung adalah sileep (burung elang).
Pus a adalah meng (kucing). Salatni; patatri. wihanggama artinyasegala macam burung.
Wuntirah; tinggiling adalah nama lain dari kelesih (trenggiling). Kura namalain dari kehta (kura-kura). Saluw ak adalah lub ak (musang).
4.3 CarcanAyam.
Lontar ini memuat tentang asal usul judi tajen serta hari baik dan buruk dalam
mengadu ayam aduan. Di samping itu juga memuat tentang rupa-rupa ayam yang
baik untuk dipelihara.
Contoh kutipan rupa-rupa ayam yang baik. Iki igaran saluiring ulesaning ayam, kawruhahta denira. AWa tan waspada
denya.lwirnyan: Yan hana sqwung, sa putih sandeh jombul godeg arang, ika ngaran bhatara Guru maduwe ayam ika. Sa kedas, barak owar-aworutyo akatih, pengaruh ayam ika. Se
lcedas layahnya bunter, kebo nilakanta, nga, nyah lelipi selem bukit, nga.-..
Ijo/buih putih/kuning, lekong sandeh dimpil aneh, Reiuna mentang raras, nga. Yan
lekong sqndeh dimpil tengen, Karna, nga......... Terjemahan:
Inilah yang dinamakan rupa-rupa ayam. Haruslah engkau ketahui. Janganlah tidak serius memerhatikannya, seperti :
Bila ada ayam se (berbulu putih), sandeh jambul godeg arang, ayam itu adalah
peliharaan Dewa Siwa. Bila ada ayam putih bulu pantat sampingnya merah selembar
maka ayam itu disebut pengaruh. Ayam putih tetapi lidahnya bundar (idak runcing),
ayam itu bemama Nilakanta yang merupakan turunan dari ular selem bukit (hitam
bagai bukit/king kobra)......
Ayam ijo/buik putih/kuning, lekong r*O"n dimpil di kiri disebut Arjuna dengn sikap membentangkan busur. Bila lekong sandeh dimpil di kanan maka disebut Karna.......
4.4 Usadha Taru Prramona
Pada awalnya, usadha ini menceritakan keberadaan seorang resi sekaligus
dukun sangat siddhi. Suatu ketika beliau gagal mengobati orang sakit. Beliau lalu
meiakukan tapa memohon kepada Tuhan agar diberi petunjuk. Karena kusuknya
beliau bertapa, maka terdengarlah sabda dari langit, bahwa permohonan beliau
dikabulkan. Lalu datanglah pohon kepuh (kapuk). pohon kepuh mengatakan bahwa
dirinya tidak bisa dipakai obat. Namun ia bersedia memberitahu pohon-pohon lain
agar datang ke hadapan sang Resi urriuk memberiiahukan kasiat mereka. Akhirnya
dengan kekuatan batin sang resi maka dipanggillah seluruh pepohonan yang
berkasiat obat agar datang memberitatru kegunaanya. Setidaknya terdapat 159 narna
tumbuhan dalam naskah itu.
N o
Nama Tumbuha
_garam 8 Kelor I Tis
I oingin I Panas I tisl_ I Aneo l-
Sakit mata
It* Akar kulit
bengk ak
N o
Untuk Penyakit
Campur an
Cara pemakaian
-Batok buah matrkota dewa
Samirata , kunir putih, janggar ulanr, umbi dewa.
waranga n, minyak kelapa.
-Daun muda
-Buh tanpasangk an, buh maY4 sakitbuku- buku, leher kaku. -Luka bemanah
- Daun salam.
-Direbus, diminum
-Ditempelkan sehari.
-Dilumatkan, disaring, diminum.
-Daun -Buh di susu. -
Dilumatkan/diku nyah mentah, dimakan.
-Kunir -Minyak
-Direbus. Diminum.
-Direbus dan diminum.
-Daun -Panas dalam, lukq diabetes, menjaga kesehatan.
-Dibersihkan, dikunyah, dimakan mentahan.
-Getah
-Daun
-Buah muda dikuliti, cari getahnya" dioleskan pada yang terbakar. -Diremas, direbus, disaring, diminum.
Catatan.
Ada tulisan yang keliru mengaitikan campuran obat, nama penyakit dan nama tumbuhan. Umpama: Penyakit buh diafiikan dengan sakit beri-beri (Anom 20ll:29). Buh mernang berarti bengkak dan biasanya dinamai lara beteg. Buh pada umumnya berarti: bisul, kanker, tumor dll. Sakit i/a, diterjemahkan dengan sakit cacar. Seharusnya sakit kusta/ lepra. Sakit cacar di dalam Usadha Kacacar disebut dengan cacar (Sukartha: 2014; 1 09-135).
4.6 Lontar Wariga Krimping.
Isinya adalah mengenai hari baik atau buruk, boleh atau tidak untuk
melakukan suatu kegiatan. Contoh kutipan:
Om Awighnam Astu Nama Sidham. Iki tegesing Wariga Krimping, lwirnya : W'ulat Sinta, luh sang Sinta, uripnya 9, jenar warnanya, pascima desanya. Ro, Bu, Pa, Doro, Tungleh, Dangu, Menga. Basah Gede, Sri TumpuS mreta puja, ngq. Turun Hyang Brahma. Ngawe paon hayu, ai suka sada, tan pahuma, katiban carik, ngcrwe pedang hayu, Sri Tum?ruk, mapikat paksi sami hayu, muwoh mangalahang sorwa mandi, sarwo mamanes sami hayu. Kola Gotongan, nga, aja angutang wangke, doyan enggal ada nugtug mati mwah kalaton alamya. Ingkel mina sadina, ngawe sau,
anco, bubu, pencar sami hayu. Muani, I, bancih 2, ratit mendem rare, nge, nandur sorwa bula4 sarwa bungkah, keiela, ubi, sami hayu. Watek Sri l{umbha Rainya. co, A, Pwa, waya, Aryang,Indra, Labha, Dangu, Menga, sri mangebelq ngo, ngawitin nagingin pulu mwah nagingin jineng sami ha1ru, ngawitin madagang hayu, iapikat, ngawe lantas ngenoang hayu sami. Sami luh-luh, ran malcekasihan, nga, nandur sarwa bungkah, kesela, ubi, biaung, smai hayu. Karna sula, aja makuh bale paturon doyon curek pianake, ngcwe kendang, cagcag, latilul, kelroncongan, lantas mlaspasin hayu. Ingkel manuk sadina,aja ngejuk ayam pacing latrung, ubuh, doyan payah, watek pati,Mina rasinya.........
Lontar Wariga Gemet, Wariga Catur Winasa Sari, di samping memuat tentang
hari baik atau buruk, juga memuat tentang hari rerahinan atan hari-hari penting untuk
pemujaan kepada Sang Hyang Widhi Wasa, lewat rhanifestasi beliau. Hari Tumpek jatuh setiap 35 hari sekali. yaitu seiiap hari Sabtu Kliwon. Jumlah hari Tumpek ada 6,
seperti di bawah.
Tumpek Landep, merupakan hari penghormatan pada senjata dengan
menghaturkan puia dan puji kepada Tuhan dalam manif estasinya sebagai Hyang
Pasupati. Tujuarnya agar senjata atau alat-alat perang bertuah dan berg'.rna.
Tumpek wariga/uduh/Bubuh, merupakan hari pemujaan kepada Dewa
Sangkara dan penghormatan kepada lingkungan terutama pada turiibuh-tumbuhan
(flora).Pada waktu ini manusia dilarang menebang segalajenis tumbuh-tumbuhan.
Tumpek Kuningan, merupakan hari pemujaq kepada roh leluhur @ewata- Dewati) agar manusia diberikan anugerah kesejahteraan dan kedamaian.
Tumpek l{rulut/ Iber-Iber, merupakan hari penghormatan kepada segala jenis
kesenian atau bunyi-bunyian yang bermanfaat untuk manusia.
Tumpek Uye/Kandang, merupakan penghormatan manusia kepada semua jenis
hewan
disebut Sang HyangRinggit.
Lontar sebagai tempat dit Bali yang bernilai tinggi, *"rr,,uunununnya
hasil pikir dan karsa para leluhur orang sebenarnyasudahterbaca.",.rul,:#;;*,":;H;:ff "?"o:ruru:,; perstakaan lontar di atas atau dalam setiap judul lontaradalah bahwq setiap iuaut tontar belum tentu menco"'
Namun yang perlu diketahui Iain ada judul lontar yang memu"r;;;": T:'*'-inkan
kandungan isi. Di sisi dan vang lainnva. Lonrar rahe-
"":;::r:ff;:Hf' Icntar usadha, Ionrar carca
lffi::#;ffiffi:,fgaimana "* ,"";;'ffi-fl'H ffi;l:: usadha ini tidak hanya meqieraskanng
moralitas' contaoh lain seperti usadha Manak. tentang obat ibu dan anak seterah
mengenai cara membuat subur agar bisa beranak,
pengobatan terk
cetik memu* o"u penvakit bebai' *;l::;:,t"*,f'#i ;:- ffi]';::;
B eggitu rr" j J, ff*.T;[, q ffi ":,.T J;T ;ilffi ffiffi:,:;:;judurnva' bahlen ada vang juaut tontar vans sama **,,1L,i-'::^:x::r . .
tentang **.0"1'r*rr["ffi:nva bukan cara mer]
tidak cocok dengan isinva'
"r::'::::;:::T::: kuda/perkut utlayam,terapi.;uru ,"r,:]11 ""*'
tanda-tanda baikrburuk binarang
Kecapi cemeng isinya tidak mengenai penyakit dan obatnya,
Naskah ,on,?n*
:11",,,"-*"[,'"il,Iffi t1:]iffiiT':::]:Iil,,:o# ada di daram ,iim #,::,;# ;"*,:ffiJ,J,H:l m;;implisit ter{<andung di daramnya. contohnya; t€ntang hukurnsesqna' dan sejenisnva' Tentang teknorosi, ada lonrar
^""^iriii-#f:?ii;
/
/
/
Kala, Asta Bumi, dan sejenisnya. Hampir seluruh lontar yang ada isinya mengandung
pendidikan
Bila makna lontar dikaitkan dengan keberadaan Fakultas-Fakultas yang ada di
Lingkungan Universitas Udayana maka secara umum dapat dikatakan bahwa hampir
semua lontar bermakna. Makna yang dimaksud bukanlah makna langsung tetapi
makna secara tidak langsung. Umpama: lontar Taru Premana. Lontar ini bermakna
untuk beberapa fakultas. Lontar ini beiri uraian mengenai kegagalan Mpu Kuturan
melakukan pengobatan. Beliau lalu bertapa untuk memanggil tumbuh-tumbuhan yang
bisa dijadikan obat. Tumbuh-tumbuhanpun datang lalu menceritakan dirinya dan
manfaatnya untuk obat manusia.
Bila alinea di atas disimak dengan baik maka lontar Taru PremanabentaY'na
untuk berbagai disiplin ilmu. Ilmu pengobatannya/usadha bermakna untuk Fakultas
Kedokteran, Pertanian, Teknologi Pertanian, MIPA, Ilmu Budaya, Ekonomi, dan
nnungkin untuk disiplin ilmu lain. Contoh seperti: Usadha Kuda, Carcan Ayam atau
Pengayam-Ayaman, Carcan Paksi Titiran, Carcan lsz, memiliki makna unggulan
bagi Fakultas Petemakan, Kedokteran Hewan, Pertanian, MIPA, dan Fakultas
Ekonomi. Lontar Wariga juga memiliki multi makna bila dikaitkan dengan
keberadaan fakultas-fakultas yang ada di lingkungan Universitas Udayana. Jadi,
lontar dapat dikatakan memiliki makna'omulti demensi". Maksudnya, naskah lontar
sebagai wadah pelstarian buciaya, bermakna sebagai pegangan dalam berbagai bidang
kehidupan, sebagai sumber ilmu agama, kesenian, budaya dan juga ilmu-ilmu eksak.
6. Kesimpulan.
l) Naskah lontar merniliki makna penting sebagai cerminan budaya Bali.
2) Naskah lontar merupakan "candi pustaka' budaya Bali yang mulai tergali dari
kuburnya.
3) Isi naskah lontar berisikan tentang kearipan lokal masyarakat'Bali yang sangat
berguna pada berbagai bidang kehidupan manusia. Hal ini tentu saja memiliki
nilai <rilai unggulan pada pengembangan beberapa fakultas yang ada di
I ingkungan Universitas Udayana.
'":::: -.X[,'
20 1 1' P up ui a ni n g lndik r ar u'q:YT1': }'vumas A gu n s-'
Anom, I allr,i'r"i't' .200-e' r"tlt*
-suri-I;'don"tfi.?:ffiil ffJtTtT:
Bali. ^:^" r.am.q Resar Batrasa lndonesia. Jakarta; Pusat Bahasa'
Moeliono, Anton' 2008' Ku*Yt- q"t:
;#f**:'*l'fr.ffiirmu pengobatan Awr veda Bari"- {aram
JLTMA.\,TA,E (lurnot Manuskrlip";';r;;;r";*L S' *' 1 TH' 2Or4' Jakarta;
*,,*.:l'i"f*;,,4|;^11"5g;*"YlT:ilffi "',*?ilfr
Zoutmulder,P.J.2006.KamusJawaKuna-Indonesia.Jakarta;GramediaPustaka
Utama
Catatan.
Nama.namanaskalrlontarsengajatidakdisebutkan.Halitudapatdilihatpadasumber
aslinYa.
IMG_0016.pdf
IMG_0017.pdf
IMG_0018.pdf
IMG_0019.pdf
IMG_0020.pdf
IMG_0021.pdf
IMG_0022.pdf
IMG_0023.pdf
IMG_0024.pdf
IMG_0025.pdf
IMG_0026.pdf
IMG_0027.pdf
IMG_0028.pdf
IMG_0029.pdf
IMG_0030.pdf
IMG_0031.pdf