Praktikum ILT - UNUD

22
1 DIKTAT PENUNTUN PRAKTIKUM ILMU LINGKUNGAN TERNAK Oleh: MADE NURIYASA ENY PUSPANI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of Praktikum ILT - UNUD

Page 1: Praktikum ILT - UNUD

1

DIKTAT PENUNTUN PRAKTIKUM

ILMU LINGKUNGAN TERNAK

Oleh:

MADE NURIYASA

ENY PUSPANI

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: Praktikum ILT - UNUD

2

PENDAHULUAN

Kegiatan praktikum mahasiswa merupakan suatu proses lanjutan dari tiori

yang diberikan dan mempunyai hubungan sangat erat dengan tujuan mempelajari

bidang Ilmu Lingkungan Ternak. Faktor lingkungan mempunyai andil sangat besar

(80%) dalam proses produksi peternakan. Bibit yang sangat unggul dan kualitas

pakan prima tidak akan bisa menampilakan produktivitas maksimal jika tidak

didukung oleh lingkungan yang nyaman (comfort zone).

Pelaksanaan praktikum Ilmu Lingkungan Ternak mencakup dua pokok

permasalahan yaitu:

1. Praktikum dasar yang berkaitan dengan pengenalan dan cara penggunaan alat-

alat pengukur unsur-unsur cuaca yang meliputi pengukuran intensitas radiasi

matahari, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan angin.

2. Praktikum aplikasi pengaruh unsur-unsur cuaca terhadap prduktivitas tanaman

pakan ternak dan efisiensi produksi ternak.

Mengacu pada dua pokok permasalahan di atas maka praktikum dapat

memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa dan dapat membandingkan antara

ilmu yang di dapat pada bangku kuliah dengan praktik di lapangan. Di harapkan pula

dapat memberikan gairah kerja bagi mahasiswa karena dapat menggunakan alat

pengukur cuaca secara kontinu dari awal menanam atau melepas bibit sampai akhir

masa produksi (panen).

Praktikum ini dikerjakan berkelompok dengan beberapa mahasiswa dan

masing-masing kelompok mendapatkan satu judul praktikum yang berbeda.

Memupuk kerja sama yang baik antara mahasiswa dalam satu kelompok adalah hal

yang sangat penting untuk mendidik tenaga kerja yang nantinya bisa bekerja sama

Page 3: Praktikum ILT - UNUD

3

dalam suatu tim (tem work) yang solid menyongsong pembangunan peternakan yang

modern. Biaya praktikum diusahakan dari Fakultas dan kekurangan biaya dibebankan

pada mahasiswa sehingga diusahakan biaya praktikum se efisien mungkin. Semua

kegiatan praktikum mulai dari menanam atau menebar/melepas bibit sampai panen

dikerjakan oleh mahasiwa. Masing-masing mahasiswa mempunayi tanggung jawab

yang sama dalam kelompok praktikum.

Data hasil praktikum, baik data unsur-runsur cuaca atau data produksi

dilaporkan dalam bentuk tabel. Penilaian di dasarkan atas kekompakan kelompok,

kerapian praktikum dan argumentasi dari masing-masing mahasiswa. Nilai praktikum

akan mempengaruhi 20% dari nilai akhir semester.

Page 4: Praktikum ILT - UNUD

4

PENGAMATAN DATA PRAKTIKUM

A. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA

1. PENGKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI

Intensitas radiasi matahari ialah jumlah energi yang jatuh pada suatu bidang

persatuan luas dalam satu satuan waktu.

Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti banyak pula

alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S). Misalnya :

Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)

Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)

Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)

Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)

Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2 jenis :

a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai

koefisien muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat

yang memakai sensor jenis ini ialah Actinograph.

b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,

Pyranometer dll

AMSTRONG PYRHELIOMETER

Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung

(S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya

Page 5: Praktikum ILT - UNUD

5

gerak listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor

berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan

vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh tegak

lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup yang

dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai pelindung

sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung kontak listrik.

SOLARIMETER DAN PYRANOMETER

Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data

intensita matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat

yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing Potentiometric

yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan antara signal (tenaga

listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga listrik dari power supply.

Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh keseimbangan kedua unsur tersebut.

Gambar 1. Solarimeter

Dengan demikian recorder ini memerlukan tenaga listrik yang diperlukan selain untuk

keseimbangan juga untuk menggerakkan pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat

peka terutama ketika sedang beroperasi, sedapat mungkin dihindarkan terhadap

getaran-getaran yang dapat mengganggu keseimbangan.

Page 6: Praktikum ILT - UNUD

6

Dalam praktikum ini, intensitas radiasi matahari diamati dengan menggunakan

Light Meter Digital. Pengamatan dilakukan di empat lokasi yang berbeda yaitu:

1. Pengamatan di ruangan terbuka (radiasi matahari penuh)

2. Pengamatan di bawah naungan pohon yang tingkat kerindangannya sedang

(gamal, lamtoro dll).

3. Pengamatan di bawah naungan pohon yang tingkat kerindangannya tinggi (

bunut, beringin dll).

4. Pengamatan di dalam ruangan (Laboratorium Ilmu Lingkungan Ternak)

Pengamatan data dilakukan sebanyak tiga kali (diulang tiga kali) dengan interval

(selang) waktu 5 menit. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel. Data

pengamatan dalam satu kelompok adalah sama namun masing-masing mahasiswa

memberikan ulasan dan argumentasi yang berbeda.

PENGUKURAN LAMA PENYINARAN MATAHARI

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan

(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut

tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak

pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan

untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa terpengaruh oleh

posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola

gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari bersinar sepanjang

hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak terputus.

Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-

putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus

akan diperoleh lamanya penyinaran matahari. Lama penyinaran matahari diukur

dengan Campble Stoke, seperti pada gambar 2.

Page 7: Praktikum ILT - UNUD

7

Gambar 2. Campbell Stokes

2. PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN

Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat Anemo Meter Digital, seperti pada

gambar 3.

Gambar 3. Anemometer Digital

Pengamatan kecepatan angin dilakukan pada ketinggian berbeda dari permukaan

tanah dan dengan menggunakan kipas angin. Pengamatan dilakukan dengan tata cara

sebagai berikut:

Page 8: Praktikum ILT - UNUD

8

1. Pengamatan dilakukan dalam ruangan dengan mengunakan kipas angin pada

tingkat kecepatan angin berbeda.

2. Pengamatan dilakukan di ruang terbuka pada permukaan tanah.

3. Pengamatan dilakukan di ruang terbuka pada ketinggian 2m dari permukaan

tanah.

Pengamatan data dilakukan sebanyak tiga kali (diulang tiga kali) dengan interval

(selang) waktu 5 menit. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel. Data

pengamatan dalam satu kelompok adalah sama namun masing-masing mahasiswa

memberikan ulasan dan argumentasi yang berbeda.

3. PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA

Suhu dan kelembaban udara diamati dengan menggunakan alat Termometer Digital

dan Higrometer Digital. Suhu dan kelembaban udara dapat pula diamati dengan

menggunakn satu alat yaitu Termometer Bola Basah dan Bola Kering, seperti pada

gambar 4.

Gambar 4. Termometer Bola Basah dan Bola Kering

Page 9: Praktikum ILT - UNUD

9

Pengamatan dilakukan pada tiga lokasi yatu:

1. Pengamatan di ruangan terbuka.

2. Pengamatan di bawah naungan pohon.

3. Pengamatan pada areal yang mempunyai sumber evaporasi (kolam, sungai

dll).

Pengamatan data dilakukan sebanyak tiga kali (diulang tiga kali) dengan interval

(selang) waktu 5 menit. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel. Data

pengamatan dalam satu kelompok adalah sama namun masing-masing mahasiswa

memberikan ulasan dan argumentasi yang berbeda.

4.ALTIMETER

Altimeter adalah alat untuk mengetahui ketinggian suatu tempat terhadap

MSL (mean sea level = 1013,25 mb = 0 mdpl). Altimeter sebenarnya adalah

barometer aneroid yang skala penunjukkannya telah dikonversi terhadap ketinggian.

Sebagaimana kita ketahui bahwa 1 mb sebanding dengan 30 feet (9 meter) atau dapat

dicari dengan pendekatan rumus: H = 221.15 Tm log (Po / P). Altimeter (Gambar 5.)

dipergunakan untuk mengetahui ketinggian tempat lokasi praktikum.

Gambar 5. Altimeter

Page 10: Praktikum ILT - UNUD

10

THERMOMETER MAXIMUM-MINIMUM

Thermometer air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat

tempat/ tabung air raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara

meningkat, tapi tidak dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk

mengembalikan air raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-

kali atau diarahkan dengan menggunakan magnet. Dari gambar disamping dapat

diilustrasikan bahwa apabila temperatur naik dan kolom air raksa tidak terputus, maka

air raksa terdesak melalui bagian yang sempit. Ujung kolom menunjukkan temperatur

udara. Apabila suhu turun, kolom air raksa terputus pada bagian yang sempit setelah

air raksa dalam bola temperatur menyusut. Ujung lain dari kolom air raksa tetap pada

tempatnya. Untuk pengamatan suhu udara ujung kolom ini menunjukkan suhu udara

karena penyusutan air raksa kecil sekali dan dapat diabaikan. Jadi Thermometer

menunjukkan suhu udara tertinggi setelah terakhir dikembalikan. Thermometer

dikembalikan setelah dibaca.

Thermometer minimum biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi

suhu udara yang terjadi. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi

dibanding air raksa, sehingga cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja

thermometer minimum adalah dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks)

pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut

tertarik kebawah, namun bila suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi

dibawah. Selain itu peletakan thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan

posisi tabung alkohol berada di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk

mempertahankan agar indek tidak dapat naik kembali bila sudah berada diposisi

bawah (suhu minimum).

Page 11: Praktikum ILT - UNUD

11

Temperatur maksimum dan minimum diamati hanya sekali yaitu pagi hari jam

7.30 wita. Temperatur maksimum yang ditunjukan menggambarkan temperature

maksimum yang terjadi pada hari kemarin siang. Temperatur minimum yang

ditunjukan menggambarkan temperature minimum yang terjadi pada hari tersebut.

Setelah pengamatan, posisi air raksa pada thermometer dikembalikan dengan

mengggunakan magnet. Termometer maksimum-minimum Six Bellani, ditampilakan

pada Gambar 6.

Gambar 6. Termometer Maksimum-Minimum Six Bellani

Page 12: Praktikum ILT - UNUD

12

B. PENGAMATAN APLIKASI UNSUR-UNSUR CUACA

1. PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN

PAKAN TERNAK

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui respon bergai tanaman pakan ternak

terhadap tingkat naungan yang diberikan. Tingkat naungan akan mempengaruhi

jumlah radiasi matahari yang diterima pada tajuk tanaman. Keadaan ini akan

mempengaruhi laju fotosintesis pada tanaman, demikian pula kondisi iklim mikro di

dalam tajuk tanaman. Tanaman pakan ternak yang dipergunakan sebaiknya tanaman

yang peka terhadap naungan agar respon tanaman tampak lebih jelas.

1.2. Bahan-Bahan

Bahan – bahan yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini meliputi sebagai

berikut:

Para-para dengan kontruksi dari bambu yang menggunakan atap dari plastik

bening yang tembus radiasi matahari.

Bahan naungan dari belahan bambu atau jaring jala yang disusun sedemikian

rupa sehingga total radiasi matahari yang masuk ke dalam tajuk tanaman

sebanyak : 25%, 50%, 75% dan 100% (sebagai kontrol). Besarnya radiasi

matahari yang masuk ke dalam tajuk tanaman diukur dengan alat Light Meter

Digital.

Bibit tanaman pakan ternak jenis unggul yang peka terhadap perubahan

intensitas radiasi matahari.

Pot tanaman sebanyak 12 buah (4X3) sesuai dengan perlakuan dan banyaknya

ulangan yang akan direncanakan.

Page 13: Praktikum ILT - UNUD

13

Pupuk NPK sesuai dengan kebutuhan optimum

Insektisida sesuai dengan kebutuhan optimum

1.3. Pelaksanaan Praktikum

Persiapkan para-para praktikum.

Siapkan pot-pot praktikum dalam satu petak naungan minimal empat pot

Tanam tanaman praktikum, pupuk dan siram sesuai kebutuhan optimal,

lakukan penyiangan gulma serta kebutuhan yang lain agar tanaman dapat

tumbuh optimal.

Amati unsur – unsur cuaca dalam naungan dan produktivitas tanaman.

Unsur-unsur cuaca yang diamati:

Suhu dan kelembaban udara dalam 5 titik pengamatan dalam para-para

pengamatan.

Intensitas radiasi matahari di dalam dan di luar para-para.

Unsur- unsur Argonomis meliputi:

Banyak daun

Tinggi tanaman

Produksi bahan kering per pot

Berat tanaman di atas tanah dan akar.

1.4. Pembuatan Laporan

PENDAHULUAN

Uraikan pentingnya faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman pakan ternak.

BUAT RUMUSAN MASALAH

Buat beberapa rumusan masalah yang menurut anda relepan untuk praktikum ini.

MATERI DAN METODE

Page 14: Praktikum ILT - UNUD

14

Uraikan semua alat-alat yang dipergunakan metode pengambilan data pengamatan.

DATA PENGAMATAN

Sajikan data pengamatan dalam bentuk tabel.

PEMBAHASAN

Berikan argumentasi perbedaan data pengamatan yang di dapat

KESIMPULAN

Tarik kesimpulan dari data dan argumentasi yang sudah di uraikan.

2. PEMAKAIAN MULSA PADA TANAMAN PAKAN TERNAK

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan bahwa jenis mulsa berpengaruh

terhadap iklim mikro tanah dan tajuk tanaman terutama kondisi air tanah dan suhu

permukaan tanah. Perbedaan jenis mulsa akan menyebabkan perbedaan kondisi

lingkungan tanaman pada akar. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan akarnya.

Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi:

1. Pot (ember) plastik sesuai dengan keperluan

2. Tanah yang akan di isikan pada pot

3. Tanaman pakan ternak (kedele, jagung dll)

4. Pupuk NPK sesuai kebutuhan optimal

5. Insektisida sesuai kebutuhan optimal

Page 15: Praktikum ILT - UNUD

15

Perlakuan (Jenis Mulsa)

Perlakuan dalam praktikum ini adalah berbagai jenis mulsa yang sudah umum

dipergunakan oleh petani peternak yaitu:

1. Mulsa dari plastik putih

2. Mulsa dari plastik hitam

3. Mulsa dari jerami padi

4. Mulsa dari sekam padi

Masing-masing jenis mulsa dicobakan pada empat pot (diulang empat kali) sehingga

jumlah pot yang diperlukan sebanyak 4 X4 = 16 pot.

Pengamatan

2.4.1. Unsur Cuaca (lingkungan) meliputi:

- Kandungan air tanah, diamati setiap minggu

- Suhu tanah, diamati setiap minggu sebanyak tiga kali (jam 7.30, 13.30 dan

17.30 wita).

- Kelembaban Udara di sekitar tajuk tanaman, diamati setiap minggu sebanyak

tiga kali (jam 7.30, 13.30 dan 17.30 wita.

2.4.2. Unsur – Unsur Argonomis

Perkembangan tanaman meliputi : tinggi tanaman, banyak daun dan

produksi bahan kering per pot tanaman.

Setelah selesai (akhir praktikum) diamati panjang akar, berat akar,

perbanding berat akar dengan berat tanaman di atas tanah.

Pembuatan Laporan

PENDAHULUAN

Uraikan pentingnya faktor lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman pakan ternak.

BUAT RUMUSAN MASALAH

Page 16: Praktikum ILT - UNUD

16

Buat beberapa rumusan masalah yang relepan pada praktikum yang dilakukan.

MATERI DAN METODE

Uraikan semua alat-alat yang dipergunakan metode pengambilan data pengamatan.

DATA PENGAMATAN

Sajikan data pengamatan dalam bentuk tabel.

PEMBAHASAN

Berikan argumentasi perbedaan data pengamatan yang di dapat

KESIMPULAN

Tarik kesimpulan dari data dan argumentasi yang sudah di uraikan.

3. PENYIMPANAN PAKAN TERNAK PADA KONDISI LINGKUNGAN

BERBEDA

3.1. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktkum ini adalah untuk mengenalkan pada mahasiswa bahwa

penyimpanan ransum yang tidak sesuai dengan prosedur yang benar akan merusak

kualitas pakan yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan porofit peternak.

3.2. Bahan-Bahan yang Diperlukan

Bahan-bahan yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini meliputi sebagai

berikut :

Ransum komersial

Cawan tempat ransum

Timbangan Digital

Termometer bola basah-bola kering

Lampu pijar dan perlengkapannya

Page 17: Praktikum ILT - UNUD

17

3.3. Perlakuan yang Diberikan pada Praktikum

Perlakuan pada praktikum ini adalah penyimpanan pakan ternak pada berbagai

kondisi lingkungan yang sudah umum ditemui di peternak.

Adapun perlakuan tersebut adalah sebagi berikut :

1. Ransum disimpan pada kering udara (kontrol)

2. Ransum disimpan pada ruangan yang memakai lampu pijar

3. Ransum disimpan dekat sumber air (Lembab)

3.4. Pelaksaan Praktikum

Timbang ransum komersial sebanyak 10 gram, sebanyak perlakuan dan

ulangan yang direncanakan.

Siapkan cawan tempat ransum sesuai dengan perlakuan dan ulangan yang

direncakan.

Letakkan cawan yang sudah berisi ransum pada pada ketiga perlakuan yang

sudah dirancang.

Ukur suhu dan kelembaban udara pada masing – masing perlakuan.

Setelah satu minggu proses penyimpanan amati apa yang terjadi pada ransum.

Variabel yang perlu diamati pada praktikum ini meliputi :

Perubahan berat ransum

Tekstur ransum

Perubahan warna ransum

Adanya jamur pada ransum

3.5. Pembuatan Laporan

PENDAHULUAN

Uraikan pentingnya faktor lingkungan dalam proses penyimpanan pakan ternak

(ransum komersial)

Page 18: Praktikum ILT - UNUD

18

BUAT RUMUSAN MASALAH

Buat beberapa rumusan masalah yang relepan dengan praktikum ini

MATERI DAN METODE

Uraikan semua alat-alat yang dipergunakan metode pengambilan data pengamatan.

DATA PENGAMATAN

Sajikan data pengamatan dalam bentuk tabel.

PEMBAHASAN

Berikan argumentasi perbedaan data pengamatan yang di dapat

KESIMPULAN

Tarik kesimpulan dari data dan argumentasi yang sudah di uraikan.

4. HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TABIAT

MAKAN DAN HUBUNGAN SOAIAL TERNAK

4.1. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui tabiat makan dan hubungan sosial

ternak pada kondisi nyaman (Comfort zone) dan cekaman panas (Hipertermia) .

4.2. Bahan – Bahan

Adapun bahan-bahan yang diperlukan untuk menyelenggarakan praktikum ini

adalah sebagai berikut :

Dua petak kandang penelitian.

Empat ekor ternak broiler.

Ransum komersial sesuai dengan kebutuhan.

Tempat ransum.

Tempat air minum.

Kipas angin.

Page 19: Praktikum ILT - UNUD

19

Lampu pijar dengan perlengkapannya.

Pengukur waktu (stop watch).

Termometer bola basah-bola kering

4.3. Perlakuan Yang Diberikan Pada Praktikum

Perlakuan yang diberikan pada praktikum ini adalah:

1. Kandang dalam keadaan nyaman (Comfort Zone), dengan cara

menambahkan kecepatan angin dalam kandang melalui penggunaan kipas

angin. Dengan penggunaan kipas angin tersebut dapat menyebabkan proses

pelepasan panas dari tubuh ternak ke lingkungan menjadi lebih baik.

2. Kandang dalam keadaan cekaman panas (Hipertermia), Keadaan kandang

pada kondisi hipertermia dapat diciptakan dengan menambahakan lampu

pijar 60 watt sehingga suhu dalam petak kandang melebihi titik kritis atas.

4.4. Pelaksanaan Praktikum

Tahapan pelaksanaan praktikum hubungan faktor lingkungan dengan tabiat makan

dan hubungan soaial adalah sebagai berikut :

1. Timbang ransum yang diberikan pada masing-masing petak kandang.

2. Ukur dengan gelas ukur air minum yang diberikan pada masing-masing petak

kandang.

3. Nyalakan lampu pijar dan kipas angin agar perlakuan yang direncakan sudah

terkondisikan sebelum ternak dimasukkan ke dalam petak kandang.

4. Masukkan ternak broiler umur 2 minggu ke dalam petak kandang perlakuan.

Masing-masing petak perlukuan diisi dua ekor ayam.

5. Letakkan termometer bola basah – bola kering pada masing-masing petak

kandang.

Page 20: Praktikum ILT - UNUD

20

6. Lakukan pengamatan variabel iklim mikro kandang, varibel tabiat makan dan

hubungan sosial serta variabel pertumbuhan setiap seminggu.

4.5. Variabel yang Diamati

Variabel Iklim mikro meliputi:

Suhu udara dalam petak kandang

Kelembaban udara dalam petak kandang

Kecepatan angin yang masuk pada petak kandang

Variabel Hubungan Sosial:

Frekwensi Ke Tempat Makan.

Variabel ini diamati dengan menghitung banyak kali (frekwensi) ke tempat makan

dalam interval waktu lima menit pengamatan. Pengamatan diulang sebanyak tiga kali

dengan interval waktu ulangan lima menit.

Lama Di Tempat Makan

Variabel ini diamati dengan menghitung lama ternak berada di tempat makan

(detik/menit) dalam interval waktu lima menit yang disediakan. Pengamatan diulang

sebanyak tiga kali dengan interval waktu ulangan lima menit.

Frekwensi Ke Tempat Minum

Variabel ini diamati dengan menghitung banyak kali (frekwensi) ke tempat minum

dalam interval waktu lima menit pengamatan. Pengamatan diulang sebanyak tiga kali

dengan interval waktu ulangan lima menit.

Lama Di Tempat Minum

Variabel ini diamati dengan menghitung lama ternak berada di tempat minum

(detik/menit) dalam interval waktu lima menit yang disediakan.

Page 21: Praktikum ILT - UNUD

21

Pengamatan diulang sebanyak tiga kali dengan interval waktu ulangan lima menit.

Konsumsi Ransum.

Variabel ini dihitung dengan cara mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan

ransum sisa selama satu minggu.

Konsumsi Air Minum

Variabel ini dihitung dengan cara mengurangi jumlah air minum yang diberikan

dengan sisa setiap minggu.

Lama panting

Variabel ini didapat dengan cara menghitung waktu yang dipergunakan oleh ayam

untuk panting (detik/menit).

4.6. Pembuatan Laporan

PENDAHULUAN

- Uraikan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tabiat makan dan

hubungan sosial ternak serta produksi ternak.

- Uraikan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi ternak.

BUAT RUMUSAN MASALAH

Buat beberapa rumusan masalah yang relepan pada praktikum yang dilakukan.

MATERI DAN METODE

Uraikan semua alat-alat yang dipergunakan metode pengambilan data pengamatan.

DATA PENGAMATAN

Sajikan data pengamatan dalam bentuk tabel.

PEMBAHASAN

Berikan argumentasi perbedaan data pengamatan yang di dapat

KESIMPULAN

Tarik kesimpulan dari data dan argumentasi yang sudah di uraikan.

Page 22: Praktikum ILT - UNUD

22

DAFTAR PUSTAKA

BMKG. 2010. Informasi Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi Provinsi Bali. Bulletin.

Tahun III No. 09 September 2009. Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika Wilayah III, Denpasar.

Esmay, M.L. 1978. Principles of Animal Environment. Avi Publishing Company,

Inc., Westport, Connecticut.

Handoko. 1995. Klimatologi Dasar, Landasan Pemahaman Fisika Atmosfer dan

Unsur-Unsur Iklim. Penerbit Pustaka Jaya, Jakarta.

Mount, L. E. 1979. Adaptation to Thermal Environment, Man and His Productive

Animal. Edward Arnold Publishing.

Nuriyasa, I.M. 1991. Pengaruh Bahan Atap dan Kepadatan Kandang terhadap

Penampilan Ayam Pedaging (tesis). Program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

Purnomoadi, A. 2003. Petunjuk Praktikum Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Fakultas

Peternakan, Universitas Diponogoro. http:// eprints.undip.ac.id./21200/1/1061-

ki-fp-05 pdf. Disitir Tanggal 12 Nopember 2010.

Rozari, Mr.Bl,de. 1987. Iklim Mikro. Bahan Training Dosen Tinggi Negeri

Indonesia Bagian Barat Dalam Bidang Agroklimatologi. IPB ,Bogor.

Yousef, M.K. 1987. Stress Physiology in Livestock. Vol. I. Basic Principles. CRC

Press.Inc, Boca Raton, Florida.