Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......

46
Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)- Reklamasi Pantai Utara Jakarta pada tahun 2030 Disusun oleh: Kintani Rizky Safitri 15412015 Dian Ade Putri 15412047 Ernatia Wati 15412069 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung 2016

Transcript of Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......

Page 1: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

Ujian Akhir Semester

PL4008 Seminar Studi Futuristik

National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)-

Reklamasi Pantai Utara Jakarta pada tahun 2030

Disusun oleh:

Kintani Rizky Safitri 15412015

Dian Ade Putri 15412047

Ernatia Wati 15412069

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Institut Teknologi Bandung

2016

Page 2: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

i

Page 3: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iv

1. BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

2. BAB 2 GAMBARAN UMUM ......................................................................................... 3

2.1 Latar Belakang National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ...................................................................................................... 3

2.2 Tujuan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) ........ 4

2.3 Dasar Hukum National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ...................................................................................................... 6

2.4 Stakeholder dalam National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ...................................................................................................... 7

2.5 Kebijakan Perencanaan National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) ............................................................................... 8

3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ............................... 15

3.1 Metode Environmental Scanning ............................................................... 15

3.2 Interaksi Antara Proyek dan Lingkungan .................................................. 16

4. BAB 4 PERUBAHAN EKSTERNAL YANG MENDORONG MAUPUN

MENGHAMBAT PERKEMBANGAN PROYEK ........................................... 25

4.1 Kondisi Politik ........................................................................................... 25

4.2 Kebijakan Pemerintah ................................................................................ 25

4.3 Kondisi Sosial Masyarakat ........................................................................ 28

5. BAB 5 PROSPEK NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT

(NCICD) PADA TAHUN 2030 ........................................................................ 29

5.1 Metode Scenario Planning untuk Melihat Prospek National Capital

Integrated Coastal Development (NCICD) .............................................. 29

5.1.1 Tahap Pertama Scenario Planning ................................................ 29

5.1.2 Tahap Kedua Scenario Planning .................................................. 30

5.1.3 Tahap Ketiga Scenario Planning .................................................. 30

5.1.4 Tahap Keempat Scenario Planning .............................................. 32

5.1.5 Tahap Kelima Scenario Planning ................................................. 33

5.1.6 Tahap Keenam Scenario Planning ............................................... 33

Page 4: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

iii

5.1.7 Tahap Ketujuh Scenario Planning ................................................ 34

5.2 Prospek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

tahun 2030 ................................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 39

LAMPIRAN TUGAS INDIVIDU ......................................................................................... 40

Page 5: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

iv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 BANJIR DI JAKARTA .................................................................. 3

GAMBAR 2.2 KAWASAN REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA ......... 8

GAMBAR 2.3 RENCANA PENGEMBANGAN FASE A ................................. 10

GAMBAR 2.4 RENCANA PENGEMBANGAN FASE B ................................. 12

GAMBAR 2.5 RENCANA PENGEMBANGAN FASE C ................................. 14

GAMBAR 5.1 TAHAPAN SCENARIO PLANNING .......................................... 29

GAMBAR 5.2 MATRIKS SKENARIO .............................................................. 33

GAMBAR 5.3 MATRIKS SKENARIO DAN INDIKATOR KUNCI MASING-

MASING KUTUB ...................................................................... 34

Page 6: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

0

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 7: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

1

1. BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan perkotaan saat ini telah begitu pesatnya, khususnya di daerah

metropolitan. Perkembangan ini tidak terlepas dari semakin heterogennya

aktivitas masyarakat saat ini. Pembangunan pun terus dilakukan untuk mewadahi

aktivitas tersebut. Peningkatan pembangunan berdampak pada kebutuhan lahan

yang meningkat pula. Di satu pihak, lahan yang tersedia semakin berkurang. Daya

dukung dan daya tamping lahan sudah tak mampu lagi mewadahi meningkatnya

pembangunan.

DKI Jakarta merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Jakarta

yang merupakan Ibukota Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai pusat

pemerintahan tetapi merupakan pusat ekonomi, bisnis, pendidikan, pengembangan

teknologi dan lain sebagainya. Daya tarik perkotaan inilah yang mampu memnjadi

magnet bagi Jakarta. Hal tersebut yang mendorong masyarakat di luar Jakarta

untuk tinggal di Jakarta. Lapangan pekerjaan yang menjanjikan membuat

masyarakat tergiur untuk tinggal dan menetap di Jakarta. Tingginya migrasi ini

menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk Jakarta secara drastis setiap

tahunnya. Jumlah penduduk Jakarta saat ini mencapai 12,7 juta jiwa pada siang

hari dan malam hari yang mencapai 9,9 juta jiwa. Hal ini menjadi sangat

mengkhawatirkan mengingat batas maksimal jumlah penduduk di Jakarta pada

tahun 2030 mendatang adalah 12,5 juta jiwa.

Peningkatan jumlah penduduk tersebut membawa masalah baru bagi

Jakarta. Kebutuhan lahan yang meningkat tajam seiring dengan penambahan

penduduk membaha kekhawatiran baru. Lahan yang tersedia hanyalah sebesar

662.330.000 m² dan harus menampung jumlah penduduk yang begitu besar.

Belum lagi masalah pembangunan lainnya yang membutuhkan lahan pula.

Pembangunan perkantoran, hotel, restoran, tempat ibadah dan fasilitas lainnya

yang juga semakin meningkat. Hal inilah yang menjadi perhatian khusus

pemerintah Jakarta saat ini. Beberapa transformasi telah dilakukan seperti

mengubah pebangunan menjadi pembangunan vertical serta perluasan daerakh

perkotaan ke kawasan hinterlandnya.

Page 8: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

2

Tidak hanya kebutuhan lahan untuk kegiatan ekonomi, sosial dan bidang

lainnya, Jakarta juga memiliki daya tarik di bidang pariwisata. Pantai Jakarta pun

ramai dikunjungi pengunjung. Banyak investor melirik kesempatan ini untuk

mengembangkan resort maupun wisata pantai di Jakarta. Kebutuhan lahan pun

meningkat tajam. Luasan pantai yang ada tidak mampu menampung keinginan

pembangunan. Kedua hal di atas menyebabkan perlunya perluasan DKI Jakarta

khususnya ke arah pantai. Reklamasi pantai menjadi salah satu upaya untuk

menjawab tantangan di atas.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 9: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

3

2. BAB 2

GAMBARAN UMUM

National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau

Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) merupakan proyek

pengembangan kawasan pesisir di Jakarta bagian Utara. NCICD/PTPIN akhirnya

diresmikan sebagai nama terakhir untuk proyek ini setelah sebelumnya beberapa

kali berganti nama, mulai dari Jakarta Coastal Defence Strategies (JCDS), lalu

berubah menjadi Jakarta Coastal Development Strategies (JCDS), kemudian

berubah lagi menjadi Giant Sea Wall, hingga akhirnya pada tahun 2014

diresmikanlah nama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

atau Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).

2.1 Latar Belakang National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD)

DKI Jakarta merupakan ibukota negara yang juga merupakan pusat

perekonomian nasional. Berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia berpusat di

ibukota negara ini. Hal itu menjadi daya tarik yang sangat tinggi untuk

masyarakat Indonesia untuk berlomba-lomba tinggal di wilayah

metropolitan ini. Sehingga tidak heran jika jumlah penduduk di wilayah ini

terus terjadi setiap tahunnya.

Walaupun begitu, bukan berarti wilayah ini tidak terlepas dari

berbagai permasalahan. Banjir merupakan salah satu masalah yang adadi

wilayah ini, dan sudah terjadi semenjak jaman Belanda. Berbagai solusi

sudah dilakukan untuk menyelesaikan masalah banjir ini, namun hingga saat

ini banjir masih juga terjadi dan menimbulkan kerugian yang besar.

GAMBAR 2.1

BANJIR DI JAKARTA

Sumber: Google.com

Page 10: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

4

Pembangunan yang terjadi terus-menerus dan penyedotan air tanah

melalui sumur dalam yang dilakukan besar-besaran, yang dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk ibukota yang semakin besar,

mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah/land subsidence di

wilayah ini. Penurunan muka tanah ini terjadi dengan kecepatan 7,5

centimeter per tahun, namun di beberapa kawasan pesisir kecepatannya bisa

mencapai 17 centimeter per tahun. Sehingga diperkirakan pada tahun 2030

Jakarta akan berada di bawah permukaan laut. Hal ini menyebabkan

terjadinya banjir rob di kawasan pesisir Utara Jakarta, dan akan terjadi

semakin parah dari tahun ke tahun.

Selain banjir rob, di Jakarta banjir juga terjadi di setiap musim hujan

karena kapasitas penyimpanan air yang tidak mencukupi, sehingga

menimbulkan genangan. Selain itu, tingginya debit air dari hulu sungai-

sugai dan kanal-kanal, sementara kapasitas sistem drainase tidak mencukupi

dan diperburuk dengan terjadinya sedimentasi akibat sampah yang

menyumbat aliran sungai-sungai dan kanal-kanal di Jakarta. Hal ini juga

memperburuk kondisi jakarta ketika banjir terjadi.

Oleh karena itu, National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) diharapkan dapat menjadi solusi, tidak hanya menyelesaikan

masalah banjir, tetapi juga masalah kurangnya lahan perkotaan, kurangnya

suplai air bersih, serta masalah pencemaran air di Teluk Jakarta.

2.2 Tujuan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa proyek ini dilakukan

untuk permasalahan yang terjadi di wilayah Metropolitan Jakarta. Dengan

adanya proyek ini diharapkan dapat memberikan perlindungan jangka

panjang untuk Jakarta agar dapat terhindar dari banjir, serta memfasilitasi

pengembangan sosio-ekonomi yang ada di Jakarta.

Proyek ini memiliki misi untuk memadukan solusi-solusi keamanan

banjir dengan pengembangan perkotaan, yang dengan demikian akan

Page 11: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

5

menyelesaikan masalah-masalah perkotaan dan pada waktu yang sama akan

menghasilkan pendapatan untuk membiayai perlindungan banjir ini.

Terdapat sepuluh ambisi utama untuk pengembangan perkotaan yang

diharapkan dapat terwujud dari pelaksanaan proyek ini, yaitu:

1. Melindungi wilayah pesisir Jakarta terhadap banjir yang berasal dari air

laut.

2. Menyediakan ruang baru untuk pengembangan Jakarta yang dilakukan

ke arah laut dan yang karenanya memberikan pendapatan untuk upaya-

upaya manajemen banjir.

3. Menciptakan kota berbatas perairan yang baru dan menawan yang

menghadap ke Teluk Jakarta.

4. Memberikan perumahan dan pekerjaan untuk semua tingkatan

penghasilan guna mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan yang

miskin.

5. Meningkatkan keterhubungan, dengan membangun mata rantai yang

hilang pada angkutan umum dan infrastruktur jalan (Jalan Bebas-

Hambatan Tangerang-Bekasi).

6. Meningkatkan kondisi sektor-sektor perekonomian kelautan, seperti

perikanan dan pelabuhan.

7. Menyediakan lingkungan hidup yang sehat dan menyenangkan untuk

warga Jakarta dan pengunjung sebagai faktor penting untuk menarik

minat investasi asing dengan meningkatkan mutu air, manajemen

limbah, keadaan lingkungan dan dengan menyediakan ruang terbuka

hijau untuk keperluan rekreasi.

8. Menyumbang untuk menyelesaikan masalah pasokan air baku yang

mendesak buat Ibukota.

9. Terdepan di bidang perancangan yang berkelanjutan di Indonesia

dengan mengembangkan sistem yang beresinambungan yang terkait

dengan siklus air, transportasi, dan pasokan listrik.

10. Benar-benar mengindonesia dalam perancangannya, yang

mencerminkan budaya Indonesia sebagai lambang untuk Ibukota.

Page 12: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

6

2.3 Dasar Hukum National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD)

Dalam melaksanakan proyek ini, terdapat beberapa dasar hukum yang

menjadi landasan bagi pemangku kepentingan agar proyek ini bisa

terlaksana, antara lain:

1. Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai

Utara Jakarta,

2. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta,

3. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kawasan

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,

4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan

Cianjur,

5. Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di

Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,

6. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta tahun 2010-2030,

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

7 Tahun 2013 tentang Perizinan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil,

8. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 146 Tahun 2014 tentang

Pedoman Teknis Membangun dan Pelayanan Perizinan Prasarana

Reklamasi Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta,

9. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor Tahun 2014 tentang Rencana

Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi,

10. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kawasan

Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagai perubahan atas Undang-undang

Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kawasan Pesisir dan Pulau-

pulau Kecil.

Page 13: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

7

2.4 Stakeholder dalam National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD)

Dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ini berbagai stakeholder terlibat dengan pengaruh dan

kepentingannya masing-masing. Stakeholder yang dalam proyek ini antara

lain:

1. Pemerintah, yang terdiri dari:

- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,

- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

- Kementerian Kelautan dan Perikanan

- Kementerian Lingkungan Hidup

- Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)

- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

- Pemerintah Provinsi Banten

- Pemerintah Provinsi Jawa Barat

2. Swasta, yang terdiri perusahaan-perusahaan yang sudah menandatangani

perjanjian kerja sama menurut Keputusan Presiden tentang Reklamasi

Pantai Utara Jakarta, yaitu:

- PT. Muara Wisesa Samudra

- PT. Taman Harapan Indah

- PT. Bhakti Bangun Eramulia

- PT. Kawasan Berikat Nusantara

- PT. Pembangunan Jaya Ancol

- PT. Kapuk Naga Indah

- PT. Jaladri Kartika Eka Paksi

- PT. Manggal Krida Yudha

- PT. Dwi Marunda Makmur

- BPL Pluit/PT Jakarta Propertindo

3. Luar Negeri, yaitu dari Pemerintah Belanda yang menyediakan dana

untuk melibatkan tim tenaga ahli dari Indonesia dan Belanda yang

berisikan lebih dari 40 tenaga ahli teknis, keuangan, perkotaan dan

Page 14: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

8

kelembagaan dari 5 perusahaan konsultan utama di bidang pengelolaan

air, aspek keuangan dan pembangunan perkotaan yang ada di Belanda.

Sebagian besar pekerjaan teknis sipil dilakukan oleh tenaga ahli

Indonesia yang telah berpengalaman, dibantu oleh tenaga ahli

pengelolaan air dari Belanda.

4. Akademisi, sebagai tenaga ahli yang mendukung proses perencanaan

yang berasal dari Institut Teknologi Bandung.

5. Masyarakat.

2.5 Kebijakan Perencanaan National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD)

Proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

ini akan melakukan pembangunan di atas 17 pulau hasil reklamasi dengan

total luas 5100 hektar.

GAMBAR 2.2

KAWASAN REKLAMASI PANTAI UTARA JAKARTA

Sumber: Presentasi Bappeda DKI Jakarta dalam Irawaty, 2014

Page 15: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

9

Berdasarkan Masterplan National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD), pelaksanaan proyek ini akan dibagi menjadi tiga fase,

yaitu:

1. Fase A, Revitalisasi Kawasan Pesisir

Dalam fase ini akan dilakukan penguatan tanggul di sepanjang sungai dan

pesisir, dimana akan dibangun 7 cincin tanggul yang telah dirancang untuk

membuat unit hidrolik yang akan melindungi wilayah pesisir sampai

penutupan tanggul laut luar. Namun, sebagian besar permukaan Jakarta

telah dikembangkan dan bagian kota yang paling berbatasan dengan air

diapit oleh jalan utama dan koridor infrastruktur atau pembangunan yang

padat baik legal maupun ilegal. Hal ini diperlukan karena perancangan

perkotaan terpadu yang bertujuan baik untuk perlindungan banjir dan

revitalisasi komunitas lokal akan mengurangi gangguan, meningkatkan

penerimaan dan menambah nilai sosio-ekonomi.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 16: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

10

GAMBAR 2.3

RENCANA PENGEMBANGAN FASE A

Sumber: Masteplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

Page 17: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

11

2. Fase B, Garuda Megah

Pada fase ini akan dilakukan pembangunan pada bagian Garuda, yang

terbagi menjadi kawasan-kawasan berdasarkan bagian tubuh Garuda itu

sendiri, yaitu:

a. Badan dan kepala Garuda sebagai kawasan pusat bisnis

b. Ekor Garuda sebagai kawasan residensial campuran dan olahraga, serta

kawasan rekreasi dan hiburan

c. Sayap Garuda sebagai kawasan lingkungan berbatas air dan komunitas

maritim

d. Telur Garuda sebagai kawasan hunian dan tempat kerja kreatif di

kepulauan dekat tepi pantai

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 18: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

12

GAMBAR 2.4

RENCANA PENGEMBANGAN FASE B

Sumber: Masteplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

Page 19: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

13

3. Fase C

Pada fase ini akan dilakukan beberapa pengembangan jangka panjang pada

bagian timur Teluk Jakarta. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila

penurunan muka air tanah di Timur Jakarta tidak dapat dihentikan. Pada

fase ini dibangun Jalan Raya Tangerang-Bekasi, serta mengakomodasi

perluasan Pelabuhan Tanjung Priok dan pembangunan Bandara baru.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 20: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

14

GAMBAR 2.5

RENCANA PENGEMBANGAN FASE C

Sumber: Masteplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

Page 21: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

15

3. BAB 3

INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN

Proyek Reklamasi Pantai Utara Jakarta ini merupakan suatu mega project

yang akan dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan

Pemerintah Kabupaten Banten. Selain itu, proyek ini juga diselaraskan dengan

adanya proyek pemerintah pusat yakni Giant Sea Wall atau NCICD (National

Capital Integrated Coastal Development-Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota

Negara). Berdasarkan hal tersebut dapat kita ketahui bahwa proyek ini melibatkan

banyak pihak baik lintas aspek, lintas sektor maupun lintas wilayah. Hal ini

tentunya akan menghasilkan interaksi antara proyek reklamasi dengan lingkungan

sekitar, baik itu dari segi ekonomi, sosial, lingkungan, dan lain sebagainya.

Interaksi ini dapat kita lihat dan kita ramalkan melalui metode peramalan

enviromental scanning.

3.1 Metode Environmental Scanning

Metode environmental scanning adalah suatu proses pengambilan

keputusan, analisis, penguraian informasi, dan bagaimana suatu organisasi

menggunakan informasi eksternal perusahaan yang melibatkan sejumlah

orang yang berada di perusahaan. Fahey dan Narayanan (dalam Morrison,

1992) berpendapat bahwa environmental scanning yang efektif seharusnya

dapat membantu pembuat keputusan mengetahui perubahan potensial yang

terjadi di lingkungan eksternal mereka. Environmental

scanning menyediakan penyelidikan strategik yang berguna dalam

pemilihan keputusan strategi. Konsekuensi dari aktivitas ini adalah

bertambahnya pemahaman akan dampak dari perubahan terhadap

organisasi, membantu meramalkan, dan membawa harapan perubahan yang

baik dalam pembuatan keputusan. Tujuan dari environmental scanning ini

sendiri antara lain:

1. Memahami perubahan kekuatan lingkungan, sehingga mereka mampu

menempatkan diri dalam persaingan masa mendatang.

Page 22: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

16

2. Menghindari keterkejutan, identifikasi peluang dan ancaman, mencapai

keunggulan kompetitif dan mengembangkan perencanaan jangka

pendek maupun jangka panjang.

3. Untuk meningkatkan kesadaran para manajer tentang kemampuan

potensial yang berpengaruh penting pada lingkungan industrinya dan

mengidentifikasi ada tidaknya peluang dan ancaman di sekitar

lingkungan.

4. Untuk menghindari keterkejutan strategi dan menjamin kesehatan

jangka panjang perusahaan.

Dalam lingkungan eksternal terdapat bermacam lingkungan, yaitu

lingkungan umum (general environtment) atau bisa kita sebut lingkungan

masyarakat (societal environtment), dan lingkungan industri (industry

environtment) atau bisa kita sebut lingkungan tugas/industri (task/immediate

environtment). Namun, untuk kasus proyek reklamasi ini kami hanya akan

menggunakan lingkungan umum sebagai bahan analisis. Yang termasuk

kedalam lingkungan umum antara lain:

1. Faktor ekonomi: mencakup pertumbuhan, distribusi Y, tabungan, utang

dan kredit.

2. Faktor sosial: mencakup nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan.

3. Faktor politik dan hukum: mencakup aturan-aturan bisnis dan

kelompok kepentingan.

4. Faktor teknologi: mencakup perubahan teknologi, peluang inovasi dan

anggaran litbang.

5. Faktor demografi: mencakup pertumbuhan penduduk perubahan

komposisi umur & etnis, pendidikan, migrasi, dan perubahan menuju

pemasaran mikro.

3.2 Interaksi Antara Proyek dan Lingkungan

Proyek reklamasi ini dinilai memberikan dampak yang besar terhadap

lingkungan sekitarnya, maka berdasarkan hal tersebut perlu dilihat interaksi

Page 23: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

17

antara proyek dengan lingkungan, dan sebaliknya. Hal ini didukung oleh

Perpres No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil, yang mana pada pasal 4 ayat 3 perpres tersebut

dikatakan bahwa “Penentuan lokasi reklamasi dan lokasi sumber material

reklamasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib mempertimbangkan

aspek teknis, aspek lingkungan hidup, dan aspek sosial ekonomi”, dalam

perpres yang sama disebutkan aspek teknis diantaranya adalah

hidrooseanografi yang meliputi arus laut dan sedimen. Aspek lingkungan

diantaranya kualitas air. Aspek sosial ekonomi diantaranya terkait mata

pencaharian dan potensi konflik.

1. Faktor Ekonomi

Interaksi proyek dengan lingkungan dari segi ekonomi dapat kita

lihat melalui pandangan-pandangan ahli mengenai proyek. Dari sudut

pandang ekonomi, reklamasi dipandang sebagai suatu prospek yang

sangat menggiurkan untuk mendatangkan sejumlah manfaat dari segi

pendapatan. Terlebih, pemerintahan Jokowi-JK menaruh fokus lebih ke

sektor kelautan yang selama ini kerap terabaikan. Proyek reklamasi ini

banyak dipandang sebagai sebuah proyek yang sangat berorientasi

bisnis. Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan adanya reklamasi

berarti akan tercipta lahan baru di sebuah wilayah, munculnya lahan

baru ini akan memunculkan kegiatan ekonomi dan bisnis di atasnya.

Dengan demikian, pihak yang terlibat baik masyarakat hingga

pemerintah daerah akan mendapatkan keuntungan. Menurut mereka,

adanya aktivitas ekonomi ini akan mampu meningkatkan pendapatan

daerah yang merupakan manfaat yang bisa diterima pemerintah. Selain

itu, menurut Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), investor-

investor yang melakukan reklamasi dapat membantu pertumbuhan

ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja yang mana hal ini akan

memberikan keuntungan kepada masyarakat lokal.

Namun berbeda dengan beberapa pandangan diatas, Pusat Kajian

Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim mencatat adanya

Page 24: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

18

kerugian perikanan tangkap dan budidaya sebesar Rp 314,5 miliar per

tahun dengan adanya proyek reklamasi ini. Sementara itu potensi

lainnya yakni kerugian dari terumbu karang sebesar Rp 20,2 miliar per

tahun, hutan manggrove 15,04 miliar per tahun dan padang lamun

sebesar Rp 92,57 triliun per tahun. Kajian ini memakai perhitungan dari

Fortes (1990), di mana nilai manfaat ekonomi total padang lamun

dikaitkan dengan kehidupan biota pada ekosistem ini sebesar 412.325

dollar AS per hektar per tahun, setara dengan Rp 5,78 miliar per hektar

per tahun dengan asumsi 1 dollar AS sama dengan Rp 14.000. Biota

tersebut antara lain ikan baronang, makro-alga, moluska, krustasea, dan

ekinodermata (seperti teripang). Sementara itu, menurut Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, pada

tahun 2014 luas padang lamun di Teluk Jakarta mencapai 16.036,78

hektare. Merujuk Fortes, nilai manfaat ekonomi padang lamun ini

mencapai Rp 92,57 triliun per tahun. Artinya, reklamasi menghilangkan

nilai manfaatnya sebesar Rp 92,57 triliun per tahun. Sementara itu,

dikawasan reklamasi ini terdapat nelayan tradisional yang selama ini

mencari penghidupan di perairan tersebut, mereka teracam digusur

dengan adanya proyek ini, sehingga mereka mengajukan gugatan

terhadap proyek reklamasi melalui Kesatuan Nelayan Tradisional

Indonesia (KNTI). Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah

agar proyek ini tetap berjalan namun tidak merugikan pihak manapun

ialah dengan jalan memberikan kompensasi dan kepemilikan saham

bagi nelayan, sehingga kehidupan masyarakat pesisir akan lebih

sejahtera dan tidak lagi termarjinalkan.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, berikut adalah

beberapa solusi terkait proyek reklamasi dari aspek ekonomi, yaitu:

a) Memanfaatkan lahan reklamasi sebagai kawasan permukiman,

perindustrian, bisnis, dan pertokoan, sehingga proyek ini tidak lagi

dipandang untuk kepentingan bisnis semata karena juga terdapat

peruntukkan permukiman.

Page 25: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

19

b) Pengembangan pelabuhan ekspor-impor yang mendukung

perkembangan industri. Pasalnya, pabrik, moda angkutan hingga

pergudangan yang memiliki pangsa ekspor-impor lebih memilih

tempat yang berada di lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis

dan mampu memotong biaya transportasi.

c) Reklamasi tidak harus menghilangkan mata pencaharian

masyarakat setempat, khususnya nelayan atau petambak. Adanya

penambahan daratan ini dapat memunculkan lapangan pekerjaan

baru yang lebih beragam.

2. Faktor Sosial

Jika dilihat dari faktor sosial, interaksi antara proyek dengan

lingkungan sosial haruslah baik, karena interaksi sosial yang baik akan

menimbulkan komunikasi yang baik. Dalam kasus reklamasi teluk

jakarta ini tentunya banyak pihak yang terlibat, baik itu pemerintah,

swasta, maupun masyarakat. Kawasan ini merupakan kawasan perairan

yang didominasi oleh kehidupan nelayan, oleh sebab itu aspek sosial

menjadi penting untuk dikaji dalam proyek ini, agar setiap proses dalam

pemabangunan proyek ini sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah,

bukan pihak swasta. Masyarakat pesisir memiliki hak untuk hidup aman

tanpa ada kekhwatiran tergusur akibat proyek ini. Apalagi, saat ini

kehidupan nelayan di tanah air kita ini termasuk yang paling miskin

secara sosial. Proyek reklamasi ini akan membuat kurang lebih 18.000

nelayan dan anak buah kapal harus direlokasi, yang tentunya hal

tersebut tidaklah mudah. Kegiatan masyarakat di wilayah pantai

sebagian besar adalah petani tambak, nelayan atau buruh. Dengan

adanya reklamasi akan mempengaruhi ikan yang ada di laut sehingga

berakibat pada menurunnya pendapatan mereka yang menggantungkan

hidup kepada laut.

Selain itu, proyek reklamasi ini akan mengakibatkan wilayah

pantai yang semula merupakan ruang publik bagi masyarakat akan

hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat.Proyek

Page 26: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

20

reklamasi ini merupakan salah satu proyek besar di Indonesia yang

sangat rawan atau sangat berpotensi mengalami konflik, sebab proyek

ini sangat berpengaruh terhadap berbagai lapisan masyarakat.

Berdasarkan media-media yang membahas reklamasi ini diketahui

banyak pro dan kontra yang terjadi akibat adanya proyek ini. Hal

tersebut mulai terjadi sejak adanya pencanangan proyek ini pada saat

kepemimpinan Preseiden Soeharto. Sejak saat itu hingga kini,

pengerjaan proyek ini tidak terlepas dari konflik olrh berbagai pihak,

baik itu pemerintah dengan pemerintah, pemerintah dengan swasta,

swasta dengan swasta lainnya, maupun pemerintah dan swasta dengan

masyarakat.

Menanggapi hal-hal tersebut diatas, berikt adalah beberapa solusi

yang dapat dilakukan guna memberikan dampak positif terhadap

lingkungan sosial, yaitu:

a) Pemerintah dan pengembang harus menyediakan lahan atau

wilayah baru bagi nelayan yang tentunya bebas dari penggusuran.

Hal ini juga dapat mengurangi kepadatan yang menumpuk di kota.

b) Untuk menghindari penyebaran daerah kumuh yang tidak tertata

dari sebuah kawasan, dan sesuai perencanaan awal reklamasi, maka

masterplan tata ruang dan wilayah harus benar-benar dikerjakan

dan diawasi pelaksanaannya. Kemungkinan terjadinya pelanggaan

HAM dalam pembebasan tanah, perubahan kebudayaan, konflik

dan isolasi masyarakat juga merupakan dampak sosial budaya

lainnya yang harus diperhatikan.

3. Faktor Lingkungan

Proyek reklamasi selalu mendapat perlawanan dari pemerhati

lingkungan, hal ini dikarenakan proyek ini dinilai hanya akan

mengganggu keberlangsungan ekosistem di lokasi reklamasi serta

memicu terjadinya abrasi. Pada kasus Pantai Utara Jakarta ini, penting

untuk diperhatikan keberlangsungan hidup biota laut dan mangrove,

banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna karena timbunan

Page 27: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

21

tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada.

Kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya akan keanekaragaman

hayati sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga daratan.

Ekosistem perairan pantai sangat rentan terhadap perubahan sehingga

apabila terjadi perubahan baik secara alami maupun rekayasa akan

mengakibatkan berubahnya keseimbangan ekosistem.

Ketidakseimbangan ekosistem perairan pantai dalam waktu yang relatif

lama akan berakibat pada kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi

ini menyebabkan kerusakan pantai. Tak jarang proyek ini juga

dipandang sebagai ajang eksploitasi sumber daya alam dan lingkungan.

Masalah lain terkait lingkungan yang ditimbulkan oleh reklamasi

ini adalah masalah peningkatan sedimentasi (pengendapan material)

sehingga berpotensi banjir. Tanah reklamasi sangat rentan terhadap

likuifaksi selama gempa bumi yang dapat memperkuat jumlah

kerusakan yang terjadi pada bangunan dan infrastruktur. Subsidence

adalah masalah lain, baik dari pemadatan tanah pada lahan diisi, dan

juga ketika lahan basah diapit oleh tanggul dan dikeringkan untuk

polders dan rawa dikeringkan akhirnya akan tenggelam di bawah

permukaan air di sekitarnya, meningkatkan bahaya dari banjir. System

hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari

alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar

reklamasi akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga

kemungkinan akan terjadi abrasi, tergerus atau mengakibatkan

terjadinya banjir atau rob karena genangan air yang banyak dan lama.

Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi

sebagai kolam telah berubah menjadi daratan. Akibat peninggian muka

air laut maka daerah pantai lainya rawan tenggelam, atau setidaknya air

asin laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang mati, area

persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam, hal ini

banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai. Tak hanya itu,

adanya reklamasi ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan

Page 28: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

22

kecepatan arus sehingga proses sirkulasi air tidak berjalan dengan

lancar. Reklamasi juga bisa memperburuk pencemaran lingkungan

adanya penurunan kualitas air akibat logam berat dan bahan organik

yang berdampak pada kematian ikan. Reklamasi juga membuat pulau

lain tenggelam karena lebih rendah. Infrastruktur yang sudah tertanam

di kawasan yang akan direklamasi pun bisa terganggu.

Hal ini juga diperkuat dengan laporan kesimpulan Danish

Hydraulic Institute (DHI) pada 2011 yang menjadi konsultan

Kementerian Luar Negeri dalam mengkaji dampak lingkungan dari

terbentuknya 17 pulau reklamasi tersebut. Dokumen ini dengan jelas

menyatakan bahwa reklamasi membuat terjadi perlambatan kecepatan

arus, material lama tertinggal, sendimentasi logam berat, sehingga yang

ada ini makin memperparah pencemaran dan sedimentasi. Selain itu

juga dapat dipastikan, akibat lanjutan dari reklamasi dapat membunuh

biota di sekitar wilayah tersebutPada dasarnya reklamasi boleh saja

dilakukan asal aturan seperti persyaratan hukum dan administrasi,

dampak lingkungan yang sudah diantisipasi, termasuk antisipasi daerah

rawan banjir dan daerah resapan air sudah dipenuhi secara benar.

Selain itu, proyek reklamasi ini mengalami permasalahan

mengenai analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan

penanganan dampak lingkungan yang kurang transparan. Salah satu hal

yang mengganjal dalam proses reklamasi Teluk Jakarta adalah izin

AMDAL. Izin tersebut dinilai banyak pihak tidak secara menyeluruh

melainkan hanya pulau per pulau. DKI Jakarta merupakan salah satu

kawasan strategis nasional, untuk itu izin AMDAL yang dibutuhkan

adalah regional terpadu, bukan parsial. Wahana Lingkungan Hidup

Indonesia (Walhi) bahkan menilai izin AMDAL yang parsial ini

sebagai bentuk pengkhianatan terhadap komitmen pelestarian dan

perlindungan lingkungan hidup. Sehingga dalam hal ini diharapkan

adanya kontribusi aktif Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

dalam pembuatan izin AMDAL. Upaya penaatan hukum lingkungan

Page 29: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

23

terkait reklamasi pesisir dan pulau-pulau di teluk Jakarta penting

ditegakkan untuk melindungi ekologi dan keseimbangan kota.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas, berikut

adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk memberikan

dampak positif dalam interaksi proyek dengan lingkungan.

a) Proyek ini harus dikaji oleh seluruh stakeholder agar peruntukkan,

pengelolaan, dan pemanfaatannya benar-benar membawa dampak

positif dan tidak merusak lingkungan.

b) Secara ilmiah sebuah reklamasi laut dapat dilaksanakan tanpa

menimbulkan dampak negatif lingkungan yang nyata karena

dengan kemajuan ilmu dan teknologi dapat memodifikasi suatu

lingkungan dan menkorversi daerah lain untuk konpensasi daerah

yang direklamasi.

c) Untuk mensukseskan pelaksanaan dan pembangunan reklamasi

serta peruntukannya sebagai pusat pemerintahan negara RI di lahan

reklamasi tersebut, maka seyogianya pengelola reklamasi ini adalah

Pemda DKI dan/atau bekerja sama dengan pemerintah pusat. Hal

ini menjadi sesuai dengan Keppres No. 59 tahun 1995 dan Perpres

No. 54 tahun 2008. Bilamana Pemda DKI dan/atau kerjasama

dengan pemerintah pusat sebagai pengelola reklamasi maka

perhatian terhadap dampak lingkungan menjadi lebih terarah

dibandingkan dengan pihak swasta sebagai pengelola.

4. Faktor Politik dan Hukum

Interakasi proyek dengan lingkungan terkait politik dan hukum

sudah sangat jelas akan terjadi. Proyek reklamasi ini melibatkan banyak

pemangku kepentingan didalamya, yang tentunya setiap pemangku

kepentingan ini memiliki kepentingan mereka masing-masing terhadap

proyek tersebut. Hal inilah yang akan memicu terjadinya konflik yang

diakibatkan adanya kekuasaan-kekuasaan politik seseorang. Dalam

kasus reklamasi jakarta ini, sudah banyak konflik yang terjadi akibat

Page 30: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

24

adanya kekuasaan politik, yang salah satunya beberapa waktu lalu

terjadi monotorium terhadap proyek.

Selain masalah politik, faktor hukum juga sangat kental terlihat

pada proyek ini, salah satunya ialah adanya tumpang tindih kebijakan

yang mengatur pelaksaaan proyek ini sehingga sering terjadi salah tafsir

terhadap kebijakan yang ada. Selain itu, adanya Tindak Pidana Korupsi

(Tipikor) yang terjadi dalam proses pengembangan kawasan ini,

sehingga saat ini sudah terdapat beberapa nama yang tersandung

masalah tipikor akibat proyek reklamasi ini.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 31: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

25

4. BAB 4

PERUBAHAN EKSTERNAL YANG MENDORONG

MAUPUN MENGHAMBAT PERKEMBANGAN PROYEK

Reklamasi pantai menuai banyak pro maupun kontra. Kebijakan ini dirasa

mampu menjawab tantangan kebutuhan lahan di Jakarta dan mampu

menggerakkan ekonomi dengan meningkatnya investasi yang masuk. Di sisi lain

reklamasi dirasa sarat akan kepentingan beberapa pihak serta dapat menyebabkan

kerusakan lingkungan di Pantai Utara Jakarta. Adapun beberapa faktor eksternal

yang mampu menghambat ataupun mendorong perkembangan reklamasi Jakarta

ini adalah kebijakan pemerintah, kondisi politik, kondisi sosial dan lain-lain.

4.1 Kondisi Politik

Kondisi politik juga berpengaruh terhadap keberjalanan suatu proyek.

Proyek ini sebenarnya sudah dicanangkan sejak orde baru dengan alasan

dengan adanya Reklamasi di pantai utara Jakarta maka diharapkan dapat

melindungi wilayah utara Jakarta dari bahaya banjir (rob). Selain itu adalah

untuk menambah lapangan kerja bagi penduduk Jakarta dan meningkatkan

investasi dan tentu akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) antara

lain dari PBB juga pajak-pajak lainnya. Namun, bergantinya kepala negara

serta sistem politik yang berubah menyebabkan proyek ini mangkarak

karena kebijakan yang dikeluarkan berubah dan cenderung mengalami tarik

ulur.

Arah pembangunan yang berbeda setiap tahunnya mempengaruhi

keberjalanan proyek ini. Kajian terhadap proyek ini dilakukan setiap tahun

pergantian kepala pemerintahan. Hal tersebut menyebabkan pro dan kontra

baru disetiap pengkajiannya. Apabila hal ini terus berlangsung, proyek

reklamasi ini diperkirakan akan sulit terlaksana ataupun lambat dalam

implementasinya.

4.2 Kebijakan Pemerintah

Reklamasi menimbulkan banyak kontra di dalam pemerintahan. Sejak

1995 tersebut terjadi kontra antara Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian

Page 32: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

26

Lingkungan Hidup. Kementerian Lingkungan Hidup dalam berbagai

kebijakannya menyebutkan bahwa reklamasi tidak layak dilakukan karena

akan merusak lingkungan. Sementara Pemprov DKI Jakarta bersikeras agar

reklamasi tetap dilakukan.

Tahun 2003, Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan, proyek

reklamasi tidak bisa dilakukan karena Pemprov DKI tidak mampu

memenuhi kaidah penataan ruang dan ketersediaan teknologi pengendali

dampak lingkungan. Ketidaklayakan tersebut disampaikan dengan SK

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan

Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara.

Surat keputusan tersebut tidak menghentikan langkah Pemprov DKI.

Tahun 2007, enam pengembang yang mendapat hak reklamasi menggugat

Menteri Lingkungan Hidup ke pengadilan tata usaha negara (PTUN).

Mereka beralasan sudah melengkapi semua persyaratan untuk reklamasi,

termasuk izin amdal regional dan berbagai izin lain. PTUN memenangkan

gugatan keenam perusahaan tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup lalu mengajukan banding atas

keputusan itu, tetapi PTUN tetap memenangkan gugatan keenam

perusahaan tersebut. Kementerian Lingkungan Hidup lalu mengajukan

kasasi ke MA. Pada 28 Juli 2009, MA memutuskan mengabulkan kasasi

tersebut dan menyatakan, reklamasi menyalahi amdal.

Tahun 2011, keadaan berbalik. MA mengeluarkan putusan baru (No

12/PK/TUN/2011) yang menyatakan, reklamasi di Pantai Jakarta legal.

Namun, putusan MA tersebut tidak serta-merta memuluskan rencana

reklamasi. Untuk melaksanakan reklamasi, Pemprov DKI Jakarta harus

membuat kajian amdal baru untuk memperbarui amdal yang diajukan tahun

2003. Juga dengan pembuatan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS) yang melibatkan pemda di sekitar teluk Jakarta.

Saat rencana reklamasi terkatung-katung oleh berbagai aturan yang

menghadangnya, tahun 2012 Presiden SBY menerbitkan Perpres No 122

Tahun 2012. Perpres mengenai reklamasi wilayah pesisir dan pulau-pulau

Page 33: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

27

kecil tersebut menyetujui praktik pengaplingan wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil di Teluk Jakarta.

Tahun 2014, Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Fauzi

Bowo kembali mengukuhkan rencana reklamasi. Surat Keputusan Gubernur

DKI Nomor 2238 Tahun 2013 keluar pada Desember 2014 dengan

pemberian izin reklamasi Pulau G kepada PT Muara Wisesa Samudra.

Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan menilai, kebijakan

tersebut melanggar karena kewenangan memberikan izin di area laut

strategis berada di tangan kementeriannya meski lokasinya ada di wilayah

DKI Jakarta. Tak hanya itu, Kementerian Koordinator Kemaritiman juga

meminta pengembang dan Pemprov DKI Jakarta membuat kajian ilmiah

rencana reklamasi Pulau G di Jakarta Utara. Kajian ilmiah itu perlu

dijelaskan kepada publik sehingga publik tahu detail perencanaan dan bisa

mengawasi proyek reklamasi.

Akhir September 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan

mengkaji penghentian sementara (moratorium) reklamasi. Reklamasi

diusulkan hanya untuk pelabuhan, bandara, dan listrik. Di luar itu tidak

boleh ada reklamasi untuk hotel, apartemen, mal, dan sebagainya.

Moratorium yang masih berupa kajian tersebut tidak menghentikan langkah

Pemprov DKI Jakarta untuk tetap melaksanakan reklamasi. Akhir Oktober

2015, Pemprov DKI menyatakan mulai mempersiapkan tahap awal

pengembangan pulau-pulau reklamasi. Pulau O, P, dan Q akan

diintegrasikan dengan Pulau N untuk pembangunan Port of Jakarta.

Kebijakan pemerintah yang terkatung-katung tersebut membuat

proyek ini seakan terbengkalai dan menghambat perkembangan proyek.

Sama seperti proyek lainnya, ketidak jelasan kebijakan yang ada hanya akan

membuang-buang waktu serta dana yang telah keluar. Hal tersebut juga

dapat menjadikan proyek ini sebagai bangkai raksasa yang terus menerus

menguras kantong pemerintah.

Page 34: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

28

4.3 Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat merupakan salah satu elemen dalam penentuan keputusan.

Masyarakat memiliki hak dalam memberikan masukan ataupun mengajukan

keberatan terhadap suatu keputusan yang diambil. Kondisi sosial

masyarakat juga menentukan keberjalanan suatu kebijakan. Kajian terhadap

kondisi masyarakat ini menjadi pertimbangan yang mampu mempengaruhi

keberjalanan suatu rencana. Kondisi masyarakat saat ini yang membutuhkan

ruang untuk memenuhi kebutuhannya menjadi alasan untuk mempercepat

proyek ini. Lahan Jakarta yang sudah tidak mampu untuk menampung

pembangunan mendesak dilaksanakannya proyek reklamasi ini.

Di sisi lain, terdapat kontra dimana reklamasi hanya ditujukan untuk

kalangan menengah ke atas. Pemain dalam reklamasi ini kebanyakan adalah

developer ataupun perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh TNI, BUMN,

BUMD bahkan PemProv DKI sendiri. Tentulah dengan memiliki pulau

hasil reklamasi, khususnya bagi para pengembang, mereka punya tujuan

bisnis murni, yaitu dengan membangun perumahan elit, ruko dan gedung

perkantoran dengan pemandangan alam laut (sea view) yang indah. Hal

tersebut membawa pertanyaan bagaimana dengan kebutuhan rakyat kecil.

Pertanyaan tersebut yang menjadi kontra diantara masyarakat. Daya beli

masyarakat yang masih rendah tidak sesuai dengan pembangunan yang akan

dilaksanakan di atas lahan reklamasi. Desakan masyarakat akan kajian ulang

terhadap reklamasi dapat mengahambat pelaksanaan proyek ini.

(Bagian ini sengaja dikosongkan )

Page 35: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

29

5. BAB 5

PROSPEK NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL

DEVELOPMENT (NCICD) PADA TAHUN 2030

Dalam penelitian ini, untuk melihat prospek National Capital Integrated

Coastal Development (NCICD) digunakan metode scenario planning, yang

merupakan salah satu metode yang dapat merumuskan alternatif strategi dalam

menghadapi ketidakpastian yang akan di masa depan.

5.1 Metode Scenario Planning untuk Melihat Prospek National Capital

Integrated Coastal Development (NCICD)

Menurut Peter Schwatz (1991), Scenario Planning adalah sebuah alat

untuk menata persepsi tentang pilihan alternatif dari sebuah masa depan.

Dalam scenario planning sendiri terdapat tujuh tahap, yaitu seperti yang bisa

dilihat pada gambar berikut.

GAMBAR 5.1

TAHAPAN SCENARIO PLANNING

5.1.1 Tahap Pertama Scenario Planning

Pada tahap ini, dilakukan penetapan Focal Concern, yang

merupakan isu strategis yang menjadi perhatian utama, penting dan perlu

dibahas. Dalam penelitian ini, yang menjadi Focal Concern adalah Prospek

National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) pada tahun

2030.

Page 36: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

30

5.1.2 Tahap Kedua Scenario Planning

Pada tahap ini, dilakukan identifikasi Driving Force yang merupakan

faktor-faktor pemicu perubahan yang akan mempengaruhi Focal Concern

yang sebelumnya sudah ditentukan (Prospek National Capital Integrated

Coastal Development (NCICD) pada tahun 2030).

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa Driving Force yang

teridentifikasi, antara lain:

1. Teknologi

2. Implementasi rencana program ruang

3. Perekonomian nasional

4. Perkembangan politik Jakarta

5. Nelayan pesisir Jakarta

6. Warga Jakarta yang terkena relokasi

5.1.3 Tahap Ketiga Scenario Planning

Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap hubungan, baik antar

Driving Force, maupun hubungan Driving Force secara keseluruhan

terhadap Focal Concern. Dalam tahap ini dijelaskan bagaimana hubungan

tersebut dapat mempengaruhi Focal Concern.

1. Teknologi

Dalam perencanaan National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD), teknologi memiliki pengaruh dalam mendukung proses

pembangunan dari proyek tersebut. Dalam hal ini teknologi sipil,

teknologi kelautan dan oseanografi sangat mendukung proses tersebut.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih tentu akan mendukung

proses pembangunan menjadi semakin efisien dan efektif.

2. Implementasi rencana program ruang

Rancangan program ruang cukup mempengaruhi terlaksananya proyek

ini. Pembangunannya, mulai dari pembangunan tanggul, reklamasi,

penyediaan infrastruktur penunjang, serta pengembangan kawasannya,

membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pasir, batu, dan sheet pile,

Page 37: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

31

karena dibutuhkan kuantitas besar, yaitu sekitar 300 juta m3 pasir dan 9,5

juta m3 batu. Oleh karena itu, jika terjadi perubahan harga sedikit saja

akan berdampak besar terhadap pembiayaannya, sehingga diperlukan

rancangan ruang yang tepat agar proyek ini dapat terlaksana secara

efisien.

3. Perekonomian nasional

Pembiayaan yang dikeluarkan dalam proyek ini bukanlah nilai sedikit,

yaitu sekitar USD 7 milyar. Sementara sumber pembiayaan yang paling

utama didapatkan dari hasil penjualan lahan di pulau-pulau hasil

reklamasi tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan perekonomian yang stabil

agar National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) bisa

terwujud.

4. Perkembangan politik Jakarta

Terlaksananya proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) dapat terjadi karena adanya kesepakatan politik antara

pemerintah dengan pengembang, tanpa adanya kesepakatan ini proyek ini

mungkin tidak bisa terlaksana. Saat ini DKI Jakarta akan memasuki masa

pemilihan Gubernur, dimana akan ada Gubernur baru yang akan menjadi

pemimpin di wilayah ini. Adanya penggantian kepala daerah ini bisa saja

mengeluarkan kebijakan baru yang akan mengubah atau mungkin

membatalkan proyek ini. Oleh karena itu, perkembangan politik memiliki

andil dalam terwujudnya proyek National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) ini.

5. Nelayan pesisir Jakarta

Walaupun kawasan perkotaan, masih ada nelayan tradisional yang hidup

dari pesisir pantai ibukota ini. Pada 2012, terdapat 12.000 nelayan aktif

yang ada bekerja di pesisir Jakarta. Nelayan merupakan pihak yang akan

terkena dampak langsung dari adanya reklamasi pesisir, karena akan

terjadi perubahan secara fisik dari kawasan dimana mereka biasa mencari

nafkah.

Page 38: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

32

6. Warga yang Terkena Relokasi

Untuk menyelesaikan masalah perkotaan di Jakarta, 30% dari proyek ini

akan disediakan perumahan sosial ditujukan untuk masyarakat

berpenghasilan rendah yang tinggal di permukiman kumuh dan ilegal.

Warga yang direlokasi ke kawasan National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) ini diperkirakan bisa mencapai 2000 orang. Oleh

karena itu, warga yang terkena relokasi menjadi salah satu Driving Force

yang mempengaruhi proyek ini.

5.1.4 Tahap Keempat Scenario Planning

Pada tahap ini dilakukan pemilihan Driving Force yang paling

berpengaruh terhadap Focal Concern. Dari lima Driving Force yang ada,

maka dipilih dua Driving Force yang paling berpengaruh terhadap Focal

Concern, yaitu:

1. Implementasi rencana program ruang

Untuk melihat prospek dari proyek National Capital Integrated Coastal

Development (NCICD) ini, maka perlu melihat seberapa besar rencana

yang sudah/akan terimplementasikan dalam pembangunan. Oleh karena

itu implementasi dari rencana program ruang menjadi Driving Force

yang paling berpengaruh untuk melihat apakah tujuan dari National

Capital Integrated Coastal Development (NCICD) akan tercapai atau

tidak pada tahun 2030.

2. Masyarakat

Sebagai pihak yang bermukim di ibukota, masyarakat yang akan

merasakan dampak, baik itu dampak positif maupun negatif, yang akan

terjadi karena proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ini. Dalam hal ini, masyarakat merupakan semua warga DKI

Jakarta, termasuk juga nelayan dan warga yang terkena relokasi. Oleh

karena itu, masyarakat sangat berpengaruh untuk melihat prospek dari

proyek ini.

Page 39: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

33

5.1.5 Tahap Kelima Scenario Planning

Pada tahap ini dilakukan penyusunan matriks skenario yang terdiri

atas sumbu ordinat dan sumbu aksis yang dikembangkan dari dua Driving

Force yang terpilih.

Dalam penelitian ini, sumbu aksis diisi dengan Driving Force

mengenai program ruang yang terimplementasikan, sementara sumbu

ordinat diisi dengan Driving Force masyarakat, sehingga matriks skenario

seperti pada gambar berikut.

GAMBAR 5.2

MATRIKS SKENARIO

Sumber: Hasil Analisis, 2016

5.1.6 Tahap Keenam Scenario Planning

Pada tahap ini ditentukan indikator kunci dari masing-masing kutub

yang ada pada matriks tersebut. Dalam penelitian ini, indikator kunci yang

digunakan antara lain:

A. Jika Driving Force program ruang yang terimplementasikan positif,

berarti tanggul laut terbangun, reklamasi lahan terjadi, pengembangan

kawasan dilakukan dengan baik, infrastruktur penunjang terbangun

dengan baik, dan pembangunan dilakukan secara sustainable sehingga

tidak merusak lingkungan pesisir.

B. Jika Driving Force program ruang yang terimplementasikan

negatif, berarti hasil pembangunan tanggul laut dan reklamasi kurang

memuaskan, kondisi kawasan pengembangan buruk, infrastruktur

Page 40: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

34

penunjang tidak terbangun dengan baik, dan pembangunan tidak

dilakukan secara sustainable sehingga merusak lingkungan pesisir.

C. Jika Driving Force masyarakat positif, berarti msyarakat percaya

kepada kebijakan pemerintah dan warga mendukung pemerintah

melalui relokasi

D. Jika Driving Force masyarakat negatif, berarti masyarakat tidak

percaya akan kebijakan pemerintah, warga menolak direlokasi, dan

nelayan tidak terima kebijakan pemerintah.

Indikator kunci dari masing-masing kutub, bisa dilihat seperti pada

gambar berikut.

GAMBAR 5.3

MATRIKS SKENARIO DAN INDIKATOR KUNCI MASING-MASING KUTUB

Sumber: Hasil Analisis, 2016

5.1.7 Tahap Ketujuh Scenario Planning

Pada tahap ini mulai disusun narasi skenario yang berisi deskripsi

elaboratif yang dikembangkan berdasarkan interaksi dari masing-masing

kutub.

Berdasarkan matriks skenario dan indikator kunci yang sudah

dijelaskan sebelumnya (Gambar 8), maka alternatif skenario untuk melihat

Page 41: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

35

prospek proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) ini pada tahun 2030, antara lain:

1. Skenario A

Skenario ini merupakan skenario paling optimis, karena faktor

masyarakat mendukung serta program ruang yang sudah direncanakan

sudah terwujud. Pada skenario ini tanggul laut sudah terbangun,

reklamasi sudah dilakukan dengan baik, dan pengembangan kawasan

serta infrastruktur pendukungnya sudah berhasil diwujudkan. warga yang

terkena relokasi secara sukarela melakukan relokasi. Nelayan menyetujui

seluruh tawaran yang ditawarkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Semua faktor mendukung, banjir tidak terjadi lagi, dan masalah-masalah

perkotaan bisa diatasi dengan memuaskan semua pihak.

2. Skenario B

Skenario ini merupakan kondisi dimana hanya salah satu Driving

Force yang mendukung, yaitu faktor masyarakat. Pada skenario ini

warga yang terkena relokasi sudah bersedia untuk direlokasi, masyarakat

Jakarta secara umum juga mendukung kebijakan pemerintah ini. Nelayan

juga menerima tawaran Pemprov DKI Jakarta.

Namun, pada skenario ini program ruang yang sudah direncanakan

tidak dapat memberikan hasil yang maksimal. Hasil pembangunan

tanggul dan reklamasi kurang memuaskan, karena terjadi beberapa

kesalahan konstruksi. Pembangunan yang direncanakan akan dilakukan

secara sustainable dan tidak mengganggu lingkungan kawasan pesisir

ternyata tidak bisa terwujud sehingga mengecewakan nelayan. Kondisi

kawasan pengembangan buruk dan masih terjadinya banjir membuat

warga yang direlokasi tidak puas dan menimbulkan pergolakan di

masyarakat. Kemudian masyarakat mulai melakukan protes dan

mengajukan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah. Hal ini menimbulkan

kondisi yang tidak kondusif di DKI Jakarta.

Page 42: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

36

3. Skenario C

Skenario ini juga merupakan kondisi dimana hanya salah satu

Driving Force yang mendukung, yaitu rencana program ruang yang

terimplementasikan. Pada skenario ini, tanggul laut dan reklamasi

dilakukan dengan baik. Pembangunan dilakukan secara sustainable dan

tidak mengganggu lingkungan pesisir. Kawasan pengembangan pun

terwujud dengan baik dan didukung infrastruktur yang memadai.

Namun, pada skenario ini masyarakat tetap tidak percaya oleh

kebijakan pemerintah. Warga menolak untuk direlokasi dan nelayan tidak

terima akan tawaran-tawaran Pemprov DKI Jakarta. Oleh karena itu,

walaupun kawasan sudah terbangun namun masyarakat masih bersikukuh

untuk tinggal di kawasan permukiman kumuh, hal ini membuat masalah-

masalah perkotaan selain banjir, tidak bisa diselesaikan apabila skenario

ini terjadi.

4. Skenario D

Skenario ini merupakan skenario yang paling pesimis. Pada

skenario ini tidak ada sama sekali Driving Force yang mendukung

terwujudnya proyek ini. Pembangunan dilakukan dengan hasil yang

kurang memuaskan, dan masyarakat juga menolak untuk mendukung

kebijakan ini. Apabila kondisi pada skenario ini terjadi, maka

kemungkinan terburuk bisa terjadi. Biaya dan waktu sudah terbuang dan

masalah-masalah yang ada tidak bisa terselesaikan.

5.2 Prospek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)

tahun 2030

Berdasarkan metode scenario planning yang telah dilakukan

sebelumnya, maka prospek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) tahun 2030 terbagi menjadi empat alternatif skenario kemungkinan

yang akan terjadi. Dari empat skenario tersebut, tentu diharapkan bahwa

Skenario A dapat terjadi, karena semua program ruang yang sudah

direncanakan dapat terwujud dengan baik tanpa merusak lingkungan, serta

Page 43: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

37

mendapat dukungan dari masyarakat, baik itu nelayan, warga yang terkena

relokasi, maupun masyarakat Jakarta secara umum. Pada skenario ini juga

tujuan dari proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) dapat terwujud, banjir tidak terjadi dan permasalahan perkotaan di

Jakarta bisa diatasi dengan baik. Oleh karena itu, perlu usaha yang sangat

kuat dari pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek ini agar skenario A ini

dapat terwujud dan agar sebisa mungkin tidak terjadi skenario B, C, maupun

D. Sehingga proyek National Capital Integrated Coastal Development

(NCICD) dapat terwujud dan memuaskan semua pihak yang terkait di dalam

proyek pembangunan ini.

(Bagian ini sengaja dikosongkan)

Page 44: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

38

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Page 45: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

39

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Wira. 2015. Bermain Skenario (1). Diakses melalui

http://jurnalintelijen.net/2015/07/07/menggambar-skenario-masa-depan-1/

pada 03 April 2016

Harbottle, Terry. Risk Management & Scenario Planning. University of

Lethbridge.

Irawaty, Dian Tri. 2014. Pembangunan Atas Nama Bencana. Diakses dari Rujak

Center For Urban Studies rujak.org, pada tanggal 21 Mei 2016.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2014. Masterplan

Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara. Jakarta.

Merybude. 2012. Resume Environmental Scanning. Diakses melalui

http://ungubudeku.blogspot.co.id/2012/02/resume-environtmental-

scanning.html pada 21 Mei 2016

Solihin, Dadang. 2007. Scenario Planning. Bappenas: Jakarta.

Sparinga, Daniel. Slide Presentasi Pengantar Scenario Planning.

Wollenberg, Eva, dkk. 2001. Mengantisipasi: Perubahan Skenario sebagai

Sarana Pengelolaan Hutan Secara Adaptif. CIFOR: Bogor.

-. 2015. Manfaat Reklamasi dari Berbagai Aspek. Diakses melalui

http://reklamasi-pantura.com/manfaat-reklamasi-dari-berbagai-aspek/ pada

21 Mei 2016

-. 2016. 10 Dampak Buruk Reklamasi Teluk Jakarta. Diakses melalui

https://beritasepuluh.com/2016/04/18/opini-pakar-tentang-reklamasi-teluk-

jakarta/ pada 21 Mei 2016

Page 46: Ujian Akhir Semester PL4008 Seminar Studi Futuristik · PDF fileii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 3. BAB 3 INTERAKSI ANTARA PROYEK DAN LINGKUNGAN ... Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan

40

LAMPIRAN

TUGAS INDIVIDU