KAK RDTR Perdesaan Jangkar

34
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RDTRK PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK) PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2011 Uraian Pendahuluan 1. Latar Belakang Penataan ruang dengan pendekatan kegiatan utama kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Untuk mencapai pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan perlu adanya kebijakan yang mengintegrasikan pembangunan perkotaan dan perdesaan. Pengembangan perkotaan dan perdesaan yang seimbang membutuhkan penguatan perencanaan mulai tingkat nasional, regional sampai lokal. Upaya untuk mengkoordinasi pembangunan sektoral di daerah yang selama ini telah dilakukan dalam bentuk program pemanfaatan ruang, dapat diamati masih belum mantap. Hal ini terutama dikaitkan dengan keberadaan rencana tata ruang belum merupakan suatu kesatuan dengan rencana pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah daerah, baik dari segi substansinya maupun landasan perundangannya. Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat perdesaan, pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya, konservasi sumberdaya alam, pelestarian warisan budaya lokal, pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan, dan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan dan perkotaan. Penyediaan infrastruktur dan layanan publik yang sesuai dengan karakter fisik perdesaan yang menyebar perlu juga dipertimbangkan, mengingat hubungan antara perkotaan dan perdesaan di sekitarnya tergantung dari infrastruktur yang menghubungkannya. BAPPEDA KABUPATEN SITUBONDO TA 2011 1

description

Perencanaan

Transcript of KAK RDTR Perdesaan Jangkar

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RDTRK PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR

KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN (RDTRK)PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR KABUPATEN SITUBONDOTAHUN 2011

Uraian Pendahuluan

1.Latar Belakang

Penataan ruang dengan pendekatan kegiatan utama kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan perdesaan. Untuk mencapai pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan perlu adanya kebijakan yang mengintegrasikan pembangunan perkotaan dan perdesaan. Pengembangan perkotaan dan perdesaan yang seimbang membutuhkan penguatan perencanaan mulai tingkat nasional, regional sampai lokal. Upaya untuk mengkoordinasi pembangunan sektoral di daerah yang selama ini telah dilakukan dalam bentuk program pemanfaatan ruang, dapat diamati masih belum mantap. Hal ini terutama dikaitkan dengan keberadaan rencana tata ruang belum merupakan suatu kesatuan dengan rencana pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah daerah, baik dari segi substansinya maupun landasan perundangannya.Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk pemberdayaan masyarakat perdesaan, pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya, konservasi sumberdaya alam, pelestarian warisan budaya lokal, pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan untuk ketahanan pangan, dan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan dan perkotaan. Penyediaan infrastruktur dan layanan publik yang sesuai dengan karakter fisik perdesaan yang menyebar perlu juga dipertimbangkan, mengingat hubungan antara perkotaan dan perdesaan di sekitarnya tergantung dari infrastruktur yang menghubungkannya. Penataan ruang perdesaan harus disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan perekonomian dan sosial yang ada di kawasan yang bersangkutan. Kawasan perdesaan merupakan kawasan yang memiliki kegiatan utama disektor pertanian dalam arti luas baik tanaman pangan, perikanan, perkebunan, kehutanan maupun peternakan, termasuk didalamnya kegiatan pengelolaan tumbuhan alami dan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa membangun pertanian dalam arti luas pada hakekatnya membangun perekonomian desa itu sendiri. Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan sebagai bagian dari penataan ruang wilayah nasional atau wilayah propinsi dan kabupaten atau kota. Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dapat pula berupa kawasan agropolitan. Untuk menyelaraskan pembangunan yang terjadi antara perkotaan dengan perdesaan dalam satu kecamatan maupun dengan perkotaan dan perdesaan di kecamatan sekitar sebagai hinterland diperlukan produk perencanaan tata ruang beserta pengaturan penataan ruang yang lebih rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, yang nantinya berfungsi sebagai arahan program pemanfaatan ruang serta pedoman kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan perdesaan sebagai kawasan agropolitan. Untuk mengantisipasi perkembangan ke depan, terutama sebagai tindak lanjut dengan adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992, diperlukan produk Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan sebagai rencana rinci tata ruang wilayah. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan maupun Perkotaan dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis merupakan rencana rinci tata ruang sebagai perangkat operasional RTRW Kabupaten dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Sebagai penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten ke dalam rencana rinci, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan memuat arahan rencana pemanfaatan ruang kawasan dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan. Arahan pemanfaatan ruang kawasan perdesaan secara terperinci disusun untuk menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perdesaan. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukan pada kawasan fungsional perdesaan, sebagai penjabaran kegiatan kedalam wujud ruang, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

2.Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo ini adalah :1. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan perdesaan;2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan perdesaan dengan RTRW Kabupaten Situbondo;3. Menciptakan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar wilayah perdesaan serta keserasian antar sektor;4. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan melalui pengendalian program-program pembangunan.

Tujuan dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo adalah tersedianya dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar, dalam rangka :1. Terciptanya pola tata ruang perdesaan yang tumbuh dan berkembang dengan tetap memperhatikan aspek keselarasan, kelestarian dan keseimbangan serta berkelanjutan;2. Adanya koordinasi penataan ruang yang integral pada pola penataan ruang perdesaan, khususnya perdesaan pada kecamatan yang saling berdekatan dan mempengaruhi;3. Tersusunnya indikasi program yang saling terkait, integral dan menyeluruh pada perdesaan, khususnya pada wilayah kecamatan yang saling berdekatan dan mempengaruhi.

3.Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo, antara lain :a. Menginventarisir data dan permasalahan melalui survey lapangan, penjaringan aspirasi masyarakat, studi literatur, kajian terhadap studi-studi yang pernah dilaksanakan, pendataan pada instansi terkait serta pendataan lain sepanjang diperlukan sebagai masukan (input) bahan analisa;b. Menganalisa fungsi kawasan, struktur ruang kawasan, jenis intensitas sarana prasarana utama kawasan, demografi, potensi dan masalah pada wilayah rencana, struktur dan pola pemanfaatan ruang, kebutuhan sarana prasarana, kebutuhan dan sistem utlitas, tata guna lahan dan sebagainya sebagaimana dimaksud dalam arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Situbondo maupun Propinsi Jawa Timur, menganalisa zoning kawasan beserta syarat zoning serta analisa-analisa lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;c. Menyusun draft dokumen Pendahuluan, Fakta Analisa, dan Rencana sebagai materi pembahasan dalam rapat koordinasi;d. Menyelenggarakan rapat koordinasi dalam forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Kabupaten Situbondo dan atau dengan Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang;e. Menyiapkan materi dan menyampaikan presentasi dalam forum seminar yang penyelenggaraannya difasilitasi oleh Tim BKPRD dengan mengikutsertakan instansi terkait, organisasi profesi serta tokoh masyarakat;f. Merevisi dokumen draft Pendahuluan, Fakta Analisa, dan Rencana menjadi dokumen Pendahuluan, Fakta Analisa, dan Laporan Rencana berdasar hasil rapat koordinasi/seminar, serta dilengkapi dengan resume dokumen Laporan Rencana dalam bentuk dokumen Excutive Summary dan Album Peta;g. Menyusun Laporan Akhir penyelenggaraan kegiatan penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar.

4.Lokasi Kegiatan

Wilayah perencanaan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar yaitu Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo.

5.Sumber Pendanaan Dan Komponen Pendanaan

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan berasal dari APBD Kabupaten Situbondo Tahun 2011, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 142.500.000,00 (Seratus Empat Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).

6.Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen5. Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. ADIK SUPRIYADI, MT

Proyek/Satuan Kerja : Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar / Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Situbondo.

Data Penunjang

7.Data Dasar

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu wilayah kabupaten yang terletak di sebelah timur wilayah Propinsi Jawa Timur dan terkenal dengan sebutan Daerah Wisata Pantai Pasir Putih. Secara geografis, wilayah Kabupaten Situbondo berada pada posisi 113o 30 114o 42 Bujur Timur dan 7o 35 7o 44 Lintang Selatan. Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 kecamatan, 132 desa dan 4 kelurahan yang berbatasan dengan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo, Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi.Luas wilayah Kabupaten Situbondo mencapai 1.638,50 Km2 atau sekitar 163.850 Ha bentuknya memanjang dari Barat menuju ke Timur dengan panjang sekitar 150 Km. Pantai utara umumnya berdataran rendah, di sebelah selatan merupakan daerah perbukitan, dengan rata-rata lebar wilayah mencapai 11 Km. Dari total luasan wilayah kecamatan, terlihat bahwa kecamatan Banyuputih mempunyai wilayah terluas, yaitu sekitar 481,67 Km2. Dan di Kecamatan Banyuputih juga terdapat Taman Nasional Baluran serta bentangan hutan jati sampai dengan batas wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan wilayah dengan luas terkecil adalah Kecamatan Besuki, yaitu mencapai luasan sekitar 26,41 Km2. Dari total 17 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Situbondo, 13 kecamatan memiliki pantai dan yang lainnya tidak memiliki pantai adalah Kecamatan Sumbermalang, Jatibanteng, Situbondo dan Panji.Kabupaten Situbondo merupakan kabupaten yang terletak di wilayah tropis, dengan suhu rata-rata mencapai 24,7 o C 27,9 o C. Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0 1.250 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah di wilayah kabupaten Situbondo terdiri dari jenis alluvial, regosol, gleysol, renzine, grumosol, mediteran, latosol dan andosol.Pada tahun 2009, jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Situbondo sebanyak 643.061 jiwa, terdiri dari 313.661 penduduk laki-laki dan 329.400. Jumlah penduduk per kecamatan dengan rincian sebagai berikut : Kecamatan Panji (65.397 jiwa), Kecamatan Besuki (58.640 jiwa), Kecamatan Panarukan (51.645 jiwa), Kecamatan Banyuputih (50.122 jiwa), Kecamatan Asembagus (49.310 jiwa), Kecamatan Situbondo (48.140 jiwa), Kecamatan Arjasa (40.316 jiwa), Kecamatan Kapongan (36.842 jiwa), Kecamatan Jangkar (36.337 jiwa), Kecamatan Mangaran (30.773), Kecamatan Kendit (28.568 jiwa), Kecamatan Sumbermalang (27.909 jiwa), Kecamatan Bungatan (26.236 jiwa), Kecamatan Suboh (25.423 jiwa), Kecamatan Mlandingan (22.837 jiwa), Kecamatan Jatibanteng (22.425 jiwa), dan Kecamatan Banyuglugur (21.816 Jiwa). Pada tahun 2009 tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Situbondo mencapai 392 jiwa/Km.Prosentase penggunaan tanah terhadap luas wilayah di Kabupaten Situbondo yaitu Hutan 45 %, Sawah 19%, Pertanian Tanah Kering 17 %, Tanah Rusak 7 %, Tanah Tandus 4 %, Padang Rumput 3 %, Permukiman 2 %, Perkebunan 1 %, Semak Belukar 1 %, Tambak Kolam 1 %, dan prosentase penggunaan tanah yang lebih kecil yaitu berupa Kebun Campuran dan Rawa.Secara geografis Kecamatan Jangkar terletak disebelah Utara Ibukota Kabupaten Situbondo. Kecamatan Jangkar berbatasan sebelah utara dengan Selat Madura, sebelah timur dengan Kecamatan Asembagus, sebelah selatan dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Arjasa, dengan luas wilayah kecamatan 67 Km2 atau 6.700 Ha. Jumlah penduduk sebanyak 36.337 jiwa dengan tingkat Kepadatan 542 jiwa/Km2.

8.Standart Teknis

Standart Teknis adalah ketentuan-ketentuan teknis penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan Kecamatan Jangkar yang disusun oleh pengguna barang/jasa berdasarkan standar umum dan memperhatikan kondisi wilayah Kabupaten Situbondo serta rencana-rencana lain yang lebih komprehensif untuk disubstitusikan kedalam rencana ini sebagai upaya menangkap aspirasi-aspirasi yang wajib diikuti oleh penyedia barang/jasa serta digunakan sebagai pedoman oleh panitia lelang barang/jasa di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Situbondo dalam rangka menyusun kriteria-kriteria peserta lelang. Standar teknis spesifik juga digunakan oleh panitia teknis pemeriksa kuantitas kajian serta dijadikan pedoman oleh kuasa pengguna barang/jasa sebagai tolok ukur kualitas pekerjaan penyedia barang/jasa (konsultan).Terdapat 7 (tujuh) standar spesifik yang harus dipedomani oleh penyedia barang/jasa (konsultan), yaitu :

1. Standard Dokumen PendahuluanStandard Dokumen Laporan Pendahuluan merupakan laporan rencana kerja, adalah bahasan umum menyeluruh yang wajib dibuat oleh konsultan penyusun berisi informasi tentang rencana kegiatan konsultan mulai dari awal/persiapan sampai pada laporan akhir. Untuk itu dalam Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :a. Latar Belakang, yaitu latar belakang perlunya menyusun RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar;b. Maksud, yaitu maksud disusunnya Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar;c. Tujuan, yaitu tujuan disusunnya RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar;d. Ruang Lingkup, yaitu ruang lingkup bahasan dan ruang lingkup kawasan. Untuk ruang lingkup kawasan supaya disebutkan lokasinya (posisi geografis) dan batas-batasnya;e. Kerangka Pendekatan, yaitu kerangka pendekatan paling layak dan mempunyai korelasi tertinggi terhadap RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar;f. Metodologi, yaitu cara menyusun, cara menganalisa, cara menyimpulkan dan cara merencanakan kawasan perdesaan, sehingga menjadi aplikatif untuk dilaksanakan;g. Sistematika Penyusunan, yaitu sistematika pembahasan laporan secara menyeluruh;h. Organisasi dalam pekerjaan, yaitu organisasi yang terlibat dalam pekerjaan penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar baik secara eksternal maupun internal;i. Tenaga ahli yang terlibat;j. Jadwal seluruh kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan;k. Penampilan model-model analisa : Analisis Kawasan Perencanaan dengan menggunakan prinsip analisa SWOT; Analisis Struktur Kawasan Perencanaan, yang meliputi : Kependudukan Fungsi Ruang Sistem Jaringan Pergerakan Analisis Peruntukan Blok, yang meliputi : Deliniasi Blok Alokasi Lahan Rencana Sistem Prasarana Kawasan Perangkat Kelembagaan Kawasan Rentan/Rawan Bencana Analisis Peruntukan Lahan, yang meliputi : Analisis Perumahan Analisis Industri Analisis Perdagangan dan Jasa Analisis Pariwisata Analisis Pertambangan Analisis Pusat Pemerintahan Analisis Pusat Pendidikan dan Teknologi Tinggi Analisis Agropolitan Fasilitas Pertahanan dan Keamanan Analisis Amplop Ruang Analisis Kelembagaan dan Peran Masyarakatl. Batasan-batasan/Delineasi Kawasan Rencana : Delineasi Kawasan Perkotaan dan Perdesaan; Delineasi Penggunaan Lahan masing-masing fungsi;m. Lampiran-lampiran : Jadwal Rencana Kerja (Time Schedule); Rencana Penggunaan Tenaga (jumlah, pendayagunaan dan waktu pendayagunaan; Daftar Riwayat Hidup masing-masing tenaga ahli; Daftar kebutuhan data instansi terkait; Check-list dan kuesioner yang akan digunakan untuk survey pendataan dan penjaringan masyarakat;n. Daftar Rencana Outline Laporan.

2. Standard Dokumen Fakta dan AnalisaStandard Dokumen Fakta Analisa merupakan laporan antara, dimana sebelum disusunnya Dokumen Fakta Analisa, konsultan wajib melaksanakan survey dan pendataan untuk memperoleh data primer maupun data sekunder sebagai dasar penyusunan dokumen. Untuk itu disamping pendataan pada SKPD dan instansi sektoral yang terkait, wajib dilakukan penjaringan aspirasi masyarakat melalui sosialisasi di kecamatan dan atau desa/kelurahan yang bersangkutan, dalam rangka peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang. Berkas hasil pendataan dan penjaringan aspirasi masyarakat dibendel sebagai bagian lampiran Laporan Akhir nantinya. Dalam standar Fakta dan Analisa sekurang-kurangnya memuat tentang :a. Pendahuluan Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup Dasar Hukum Metodologi Sistematika Pembahasanb. Fakta/Data Batas-batas/delineasi kawasan rencana; Tinjauan Regional : RTRW Kabupaten Situbondo RPJM Kabupaten Situbondo Tanpa Matrik RPJM Kecamatan Jangkar Tinjauan RDTRK Kawasan sekitarnya Kondisi Kawasan Rencana, yaitu kondisi kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar; Pembahasan fakta ini terdiri dari : Kedudukan kecamatan terhadap wilayah eksternal; Membahas tentang kedudukan dan peran kecamatan terkait terhadap wilayah Kabupaten Situbondo; Kedudukan dan orientasi kawasan perdesaan terhadap wilayah kecamatan; Membahas tentang kedudukan kawasan perdesaan terhadap pengembangan wilayah kecamatan secara keseluruhan; Kondisi Fisik Alamiah Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar; Memberikan gambaran kondisi fisik alamiah kawasan rencana yang terdiri dari : Posisi Geografis dan Ketinggian Kondisi Topografi Kondisi Geologis Kondisi Jenis Tanah Kondisi Tekstur Tanah Kondisi Kemampuan Lahan Kondisi Klimatologi Kondisi Hidrologi Kondisi Flora dan Fauna Kawasan Rawan Bencana Penggunaan Lahan Aspek Kependudukan (jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk per tahun, jumlah rumah tangga dan rata-rata jumlah jiwa/KK, struktur penduduk menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, jenis pekerjaan, kondisi sosial budaya penduduk);

Kondisi Perekonomian adalah pendataan kegiatan ekonomi dan volumenya yang meliputi seluruh kawasan rencana, dilihat proporsinya terhadap kecamatan dan kabupaten. Data perekonomian terdiri dari struktur ekonomi kawasan rencana (besaran, posisinya serta volumenya per sektor kegiatan); Kondisi Permukiman Perdesaan adalah pendataan kondisi permukiman kawasan rencana yang meliputi kondisi lingkungan permukiman, kondisi bangunan, KDB/KLB, ketinggian bangunan, building setback. Kondisi Prasarana dan Sarana Permukiman adalah pendataan kondisi, jenis dan jumlah prasarana dan sarana lingkungan permukiman, yang meliputi : Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan, Fasilitas Perdagangan, Fasilitas Rekreasi dan Hiburan, Fasilitas Perkantoran, Fasilitas Bangunan Umum/Sosial, Fasilitas Ruang Terbuka Hijau lingkungan permukiman, Sistem Air Bersih, Jaringan Listrik, Jaringan Telepon, Sistem Drainase Kota, Sistem Sanitasi Lingkungan, Sistem Pembuangan Sampah. Kondisi Sistem Transportasi, adalah pendataan terhadap sarana (moda darat dan laut) serta prasarana transportasi di kawasan rencana.c. Analisa Analisis RTRW Kabupaten Situbondo; Analisis RPJM Kabupaten Situbondo; Analisis RPJM Kecamatan Jangkar; Analisis Lainnya yang terkait dan mengacu pada Pedoman Penyusunan RTRDK dari Kementrian Pekerjaan Umum.

3. Standard Dokumen RencanaAdapun outline dokumen Rencana adalah sebagai berikut :

BAB IPENDAHULUAN 1.1.Dasar Hukum Penyusunan RDTR Kawasan Perdesaan1.2.Profil Wilayah Kawasan Perdesaan1.2.1. Gambaran Umum Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar1.2.2. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia1.2.2.1. Jumlah Penduduk 1.2.2.2. Persebaran Penduduk1.2.2.3. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk1.2.2.4. Kelahiran, Kematian, dan Migrasi1.2.3. Potensi Bencana Alam1.2.4. Potensi Sumber Daya Alam1.2.5. Potensi Ekonomi Wilayah1.2.6. Isu-isu Strategis Wilayah Kawasan 1.3. Isu-isu Strategis Wilayah Kabupaten Situbondo1.4. Visi dan Misi Penataan Ruang1.5. Dimensi Waktu Perencanaan1.6. Ketentuan Umum1.7. Sistematika Pembahasan

BAB IITUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN SITUBONDO2.1.Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo2.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo2.2.1. Kebijakan dan Strategi Penetapan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo2.2.2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Wilayah Kabupaten Situbondo 2.2.3. Kebijakan dan Strategi Penetapan Fungsi Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar

BAB IIIRENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR3.1. Rencana Persebaran PendudukMateri yang diatur dalam rencana ini adalah jumlah penduduk yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan penduduk, struktur penduduk menurut umur, pendidikan, agama dan mata pencaharian sampai dengan akhir tahun perencanaan, serta kepadatan penduduk yang diklasifikasikan kedalam 4 (empat) kelas yaitu kepadatan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.3.2. Struktur RuangStruktur ruang disusun menurut simpul dan sentra kegiatan dari fungsi ruang, dan dirinci menurut blok-blok perencanaan. Dimana struktur zona perencanaan dapat dijelaskan berdasarkan :1. Struktur ruang perencanaan pada kawasan berciri perlindungan setempat/konservasi/mitigasi bencana, adalah kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana, dan kawasan DAS.2. Struktur ruang perencanaan pada kawasan berciri permukiman, adalah perumahan, perdagangan dan jasa, kawasan industri, dan kawasan kota mandiri.3.3. Rencana BlokPenetapan unit blok perencanaan didasarkan atas perencanaan pembagian lahan dalam kawasan menjadi blok dan jalan, dimana blok terdiri atas unit lingkungan dengan konfigurasi tertentu. 3.4. Rencana Skala Pelayanan Kegiatan Rencana skala pelayanan kegiatan meliputi :1. Kegiatan Sentra Primer, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi berskala regional, pusat pemerintahan, dan skala sarana wilayah.2. Kegiatan Sentra Sekunder, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan dan sarana daerah skala sub wilayah, dengan jangkauan pelayanan beberapa kecamatan. Corak pelayanan mengarah pada kegiatan perdagangan eceran, kegiatan jasa pribadi dan jasa perdagangan.3. Kegiatan Sentra Tersier/Lokal, yaitu sebagai pusat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan dan sarana daerah berskala lingkungan, dengan jangkauan pelayanan kelurahan/desa atau beberapa RW.3.5. Rencana Sistem Jaringan3.5.1. Rencana Sistem Jaringan Pergerakan Materi yang diatur meliputi sistem jaringan primer dan sekunder, sedangkan materi yang direncanakan adalah sistem jaringan lokal. Pelayanan jaringan dirinci sampai pengukuran pola dan sistem jaringan, kapasitas dan intensitas pelayanan jaringan pergerakan.3.5.2. Rencana Sistem Jaringan UtilitasSistem Jaringan Utilitas meliputi semua sistem jaringan makro/pengumpul, dan sistem jaringan sekunder (jalur distribusi). Adapun materi yang diatur yaitu pengelolaan air minum, prasarana drainase, prasarana air limbah, prasarana persampahan, prasarana kelistrikan, prasarana telekomunikasi, prasarana gas.3.6. Rencana Fasilitas UmumPelayanan fasilitas umum dirinci sampai pemenuhan kebutuhan dan daya jangkau maksimal dalam pelayanan fasilitas umum sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya. 3.7. Rencana Peruntukan BlokPeruntukan blok dituangkan dalam bentuk rencana peruntukan dan dirinci menurut blok-blok perencanaan. Rencana peruntukan ini secara umum disebut juga sebagai Zoning Plan. Adapun pengaturan materi terdiri dari kawasan fungsional binaan dan kawasan fungsional alami/perlindungan. 3.8. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (Amplop Ruang)Rencana ini merupakan hasil dari analisis daya dukung lahan, daya tampung ruang, dan kekuatan investasi serta ekonomi setempat. Adapun materi yang diatur yaitu tata kualitas lingkungan, tata bangunan dan arahan garis sempadan.

BAB IV ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR4.1. Prioritas dan Tahapan Pembangunan4.1.1. Prioritas PembangunanMeliputi kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas dalam RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar.4.1.2. Tahapan Pembangunan RDTRK dilaksanakan dalam rentang waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun, sehingga tahapan pembangunannya dirinci juga per 5 (lima) tahun. 4.2. Indikasi ProgramPengelompokkan materi yang diatur meliputi bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dibangun, ditingkatkan, diperbaiki, diperbaharui, dipugar, maupun yang akan dilindungi.

BAB VARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERDESAAN KECAMATAN JANGKAR5.1. Zonasi Ini disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang.5.2. Aturan Insentif dan DisinsentifInsentif merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, sedangkan Disinsentif merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi, pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan tata ruang.5.3. Perijinan Dalam Pemanfaatan RuangPerijinan ini dapat berupa ijin kegiatan (sektoral), ijin prinsip, ijin tetap, ijin pertanahan, ijin perencanaan dan bangunan.5.4. Pengendalian Pemanfaatan Ruang Melalui PengawasanPengawasan merupakan upaya untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang. Obyek pengawasannya adalah perubahan pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun tidak dengan rencana serta besaran perubahannya. Pengawasan ini meliputi kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

BAB VIKELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT6.1. KelembagaanLembaga formal pemerintah yang terlibat dalam penataan ruang adalah Pemerintah Daerah dalam rangka pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang serta koordinasi penyelenggaraan ruang lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas pemangku kepentingan.6.2. Peran Serta MasyarakatPenyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan peran masyarakat yang dapat dilakukan melalui partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.6.2.1. Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Penataan Ruang6.2.2. Bentuk Peran Serta Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang6.2.3. Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Peraturan Zonasi

BAB VIIPENUTUP7.1 Kesimpulan7.2. Rekomendasi

4. Standard Dokumen SpatialStandard Dokumen Spasial yang terdiri dari Album Peta A0 dan Peta A3, dengan ketentuan :

a. Ketentuan-ketentuan Untuk Album Peta Menggunakan jenis kertas HVS ukuran A0; Diproses dengan digital GIS menggunakan software MapInfo; Dicetak menggunakan Ploter; Informasi spasial peta meliputi : Peta Administratif Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000; Peta Geologi Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000; Peta Kemiringan Lahan Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000; Peta Struktur Ruang Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000; Peta Existing Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan skala 1: 5.000; Peta Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000; Peta Rencana Zonasi Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000; Peta Rencana Utilitas Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000; Peta Rencana Jaringan Jalan Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000; Terdapat kolom untuk legenda disebelah kanan dengan ukuran yang proporsional serta memuat : Tulisan Pemerintah Kabupaten Situbondo; Lambang Daerah Kabupaten Situbondo berwarna; Judul : Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan ........... Kabupaten Situbondo 2011-2031; Tema peta misalnya : Peta Rencana Kawasan ........ Perdesaan............ Kabupaten Situbondo; Informasi penjelasan terhadap tema peta harus dilengkapi dengan arah mata angin; Skala garis dan nomeris; Terdapat garis tepi kertas; Terdapat garis tepi spasial (garis dalam) agak tipis; Terdapat informasi koordinat geografi diposisi antara garis tepi kertas dengan garis tepi dalam (garis tepi spasial). Cover Album Peta A0 : Cover menggunakan kertas glossy; Cover dilapisi kertas glossy dengan dihiasi Peta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan.......Kabupaten Situbondo; Muka cover terdapat tulisan Peta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan ........ besar tulisan dan ketebalan disesuaikan dengan luas cover; Hiasan cover berupa Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan..........Kabupaten Situbondo berwarna sesuai sifat datum agak pusat, dimaksudkan agar tulisan lebih menonjol; Sudut kiri atas cover terdapat lambang daerah berwarna sesuai ketentuan, besarnya/luasnya disesuaikan dengan luas cover; Cover dibuat dalam edisi lux; Album Peta A0 dibuat dalam rangkap 2 (dua) semua asli; Perekaman Peta A0 kedalam Flasdisk dan CD sesuai dengan format A0;

b. Ketentuan-ketentuan Peta A3Secara umum format peta A3 sama halnya dengan peta format A0, akan tetapi skala yang digunakan pada peta A3 menyesuaikan ukuran kertas yang ada. Peta-peta format A3 ini digunakan untuk semua jenis laporan baik itu Laporan Pendahuluan, Laporan Fakta dan Analisa, maupun Laporan Rencana.

5. Standard Dokumen Executive SummaryStandard Dokumen Excecutive Summary merupakan dokumen resume dari produk Dokumen Rencana, dengan outline sekurang-kurangnya sama dengan outline dokumen rencana dimaksud.

6. Standard Dokumen Laporan AkhirStandard Laporan Akhir merupakan progress report yaitu bahasan umum menyeluruh yang wajib dibuat oleh konsultan yang berisi informasi tentang pelaksanaan kegiatan konsultan mulai dari awal/persiapan sampai pada laporan akhir. Untuk itu dalam Laporan Akhir memuat hal-hal :BAB I Pendahuluana. Latar Belakangb. Maksud dan Tujuanc. Ruang Lingkupd. Kerangka Pendekatane. Metodologif. Sistematika BAB II Pelaksanaan PekerjaanMeliputi dasar hukum dan dasar pelaksanaan pekerjaan, pengertian umum dan batasan-batasan, gambaran umum ruang lingkup pekerjaan, rencana pekerjaan, metode pelaksanaan, pemberdayaan personel dan penjadwalan pekerjaan.BAB III Struktur Organisasi dan Komposisi Tenaga Ahlia. Organisasi Dalam Pekerjaan, yaitu organisasi yang terlibat dalam pekerjaan penyusunan RDTRK Perdesaan baik secara eksternal maupun internal;b. Tenaga ahli yang terlibat;c. Jadwal seluruh kegiatan.BAB IV Pelaporan akhirMeliputi kerangka (outline) penyusunan produk akhir serta progres report beserta penjelasan singkat. Progress report merupakan laporan pencapaian kinerja dari pelaksanaan pekerjaan kegiatan Penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar, yang meliputi uraian program, kegiatan, indikator kinerja (yang terdiri dari capaian program, masukan/input, keluaran/output, hasil/outcome), formula indikator, satuan indikator kinerja, target kinerja, realisasi kinerja dan keterangan atau penjelasan singkat.BAB V PenutupLampiran-lampiran :b. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan (Time Schedule);c. Daftar perolehan data dari SKPD dan Instansi terkait;d. Berkas check-list dan kuesioner hasil survey pendataan dan penjaringan masyarakat;e. Outline Laporan;

7. Standart Dokumen RAPERDARencana Detail Tata Ruang Kawasan perlu adanya satu upaya penetapan rencana tata ruang dalam bentuk PERDA yang secara substansi mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007.

9.Studi-Studi Terdahulu

Studi yang pernah dilaksanakan untuk mendukung penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar adalah :a. RTRW Kabupaten Situbondo;b. Masterplan Air Bersih Perkotaan Kabupaten Situbondo;c. Tatanan Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Situbondo;d. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Lindung Kabupaten Situbondo;e. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pariwisata Kabupaten Situbondo;f. Potensi Sumber Daya Air Kabupaten Situbondo;g. Kajian Penanggulangan Kawasan Rawan Bencana Banjir;h. Perencanaan Penanganan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat;i. RDTRK Perkotaan Jangkar.

10.Referensi Hukum

Aspek hukum dan peraturan perundangan yang berkaitan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Perdesaan, antara lain :1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3294);6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3317);7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);8. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);9. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);10. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470);11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);12. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);13. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);14. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493);15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);16. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);17. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);18. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);19. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);20. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);21. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444);22. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);23. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69);24. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3776);25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);26. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3934);27. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385);28. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);29. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);30. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4833);31. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858);32. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;33. Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Beserta Rinciannya;34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 tentang Garis Sempadan dan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;36. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi;37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 01 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;38. Peraturan Menterti PU No. 05 / PRT / M Tahun2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;39. Keputusan Menteri Kimpraswil No. 327/KPTS/M Tahun 2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang;40. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota;41. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan hidup;42. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11 Tahun 1991 tentang Penetapan Kawasan Lindung di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur; 43. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;44. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur.

Ruang Lingkup

11. Lingkup KegiatanRuang lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perdesaan Kecamatan Jangkar, yaitu :1. Pengertian tentang RDTR baik menyangkut kedudukan, syarat dan ketentuan, dan kawasan fungsional yang direncanakan;2. Pengertian-pengertian istilah baku dalam Penyusunan Penataan Ruang;3. Pedoman tentang informasi dan data yang diperlukan untuk menuju proses selanjutnya, termasuk metode inventarisasinya;4. Pedoman yang berkaitan dengan kegiatan analisis aspek dan faktor-faktor yang terkait dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, termasuk dalam pembagian unit perencanaan serta penentuan kawasan fungsional yang akan direncanakan;5. Pedoman yang berkaitan dengan materi, kedalaman materi, pengelompokan materi yang diatur serta direncanakan untuk Rencana Detail Tata Ruang Kawasan;6. Pedoman teknis yang merinci tentang syarat-syarat, ketentuan dan kriteria pengaturan dan rencana kegiatan fungsional dalam Rencana Detail Tata Ruang Kawasan, dan penyusunan zonasi;7. Pedoman yang berkaitan dengan materi pengendalian dan partisipasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan.

12. KeluaranKeluaran yang dihasilkan dalam penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar, meliputi :a. Dokumen Laporan Pendahuluan (draft dan final);b. Dokumen Fakta dan Analisa (draft dan final);c. Dokumen Rencana (draft dan final);d. Dokumen Executive Summary (bahan seminar dan rapat Raperda);e. Album Peta;f. Draft RAPERDA;g. Dokumen Laporan Akhir;h. Flashdisk dan CD.

Hubungan/Keterkaitan antar out put sebagaimana dimaksud pada item diatas adalah, sebagai berikut :a. Laporan Pendahuluan merupakan laporan rencana kerja, yang memuat wawasan penyedia jasa terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan berikut rencana kerja dan rencana mobilisasi tenaga;b. Dokumen Fakta dan Analisa hasil pendataan dilapangan baik data primer maupun sekunder serta hasil analisa sebagai outputnya. Dalam pelaksanaan pendataan perlu melibatkan peran serta masyarakat melalui forum rapat koordinasi dalam rangka penjaringan aspirasi masyarakat, sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan;c. Dokumen draft Rencana merupakan dokumen yang disusun berdasar hasil Analisa setelah melalui beberapa rapat koordinasi teknis Tim BKPRD, yang selanjutnya direvisi berdasar hasil seminar yang menghasilkan dokumen Laporan Rencana;d. Dokumen draft Eksekutif Summary adalah ringkasan (resume) dari dokumen draft Rencana sebagai bahan/materi seminar, sedang ringkasan (resume) dari dokumen Laporan Rencana menjadi Eksekutif Summary Rencana disusun sebagai bahan/materi perubahan Raperda menjadi Perda,e. Album Peta dibuat dalam skala inchi/detail (1 : 5.000),f. Laporan Akhir merupakan progress report, adalah laporan akhir penyelenggaraan kegiatan oleh pihak penyedia jasa beserta Tim Koordinasi BKPRD sejak awal sampai selesainya kegiatan.

13.Peralatan, Material Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen

Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa memfasilitasi penyediaan tempat rapat koordinasi dan penyiapan surat menyurat serta 1 (satu) set meja tulis untuk staf penyedia barang/jasa didalam ruang bidang Penataan Ruang Sarana an Prasarana Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Situbondo, jika dianggap perlu dalam rangka untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.

14.Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi

Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan penyedia barang/jasa berkewajiban menyediakan seluruh sarana prasarana yang memadai demi terlaksananya pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

15.Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Pengguna barang/jasa melimpahkan kewenangan kepada penyedia barang dan jasa selama pelaksanaan pekerjaan penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar Kabupaten Situbondo dalam hal antara lain : 1. Survey dan pendataan dengan kunjungan ke instansi terkait di lingkup Kabupaten Situbondo dan atau Propinsi Jawa Timur;

2. Penyiapan materi dan presentasi dalam forum penjaringan aspirasi masyarakat dan dalam forum rapat koordinasi;3. Menyiapkan dokumen rencana lengkap serta menyiapkan laporan-laporan (Pendahuluan, Fakta Analisa, Rencana, dan Akhir).

16.Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar dilaksanakan dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender atau sekitar 3 (tiga) bulan.

17.PersonilAdapun kualifikasi dan jumlah tenaga ahli yang diperlukan pada penyusunan RDTRK Perdesaan Kecamatan Jangkar, yaitu :

PosisiKualifikasiJumlahOrang Bulan

Tenaga Ahli :

Team Leader

Ahli Arsitektur

Ahli Teknik Sipil

Ahli Geodesi

Ahli Ekonomi

Ahli Pertanian

Ahli HukumTeam Leader yang disyaratkan adalah Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota yang telah berpengalaman selama 7 (tujuh) tahun untuk S1 atau 3 (tiga) tahun untuk S2.

Ahli Arsitektur yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Arsitektur yang telah berpengalaman 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

Ahli Teknik Sipil yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil yang telah berpengalaman 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

Ahli Geodesi yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Geodesi yang telah berpengalam 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

Ahli Ekonomi yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi yang telah berpengalam 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

Ahli Pertanian yang disyaratkan adalah Sarjana Pertanian yang telah berpengalam 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

Ahli Hukum yang disyaratkan adalah Sarjana Hukum yang telah berpengalaman 5 (lima) tahun untuk S1 atau 1 (satu) tahun untuk S2.

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

Tenaga Pendukung

Asisten Tenaga Ahli

Suveyor

Drafter/ Operator Komputer

Tenaga Administrasi

Sarjana (S1) Teknik Planologi yang telah berpengalaman selama 3 (tiga) tahun.

Tenaga surveyor yang disyaratkan adalah minimal lulusan SMA/D3 yang berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.

Drafter/Operator Komputer yang disyaratkan adalah minimal lulusan SMA/D3 berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.

Tenaga Administrasi yang disyaratkan adalah lulusan SMA/D3 berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun dibidang administrasi proyek.

1 orang x 3 bln

2 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

1 orang x 3 bln

18.Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Laporan

19.Laporan PendahuluanOutline Dokumen Laporan Pendahuluan yang antara lain berisi :a. Pemahaman Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang diartikulasikan sebagai persepsi terhadap KAK;b. Penjabaran KAK kedalam item-item jenis dan urutan kegiatan (menampilkan jadwal kegiatan);c. Struktur organisasi dan tata kerja personil yang bertanggung jawab;d. Pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;

e. Bahan dan rencana kegiatan survey;f. Rancangan Laporan Fakta dan Analisa.

Dokumen Laporan Pendahuluan disiapkan dalam waktu 2 (dua) minggu sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK). Laporan Pendahuluan ini diserahkan sebanyak 6 (enam) buku (tidak termasuk draft), disusun dalam kertas ukuran F-4 (Folio) diketik dengan spasi 1,5.

20.Laporan Fakta AnalisaOutline Dokumen Fakta Analisa ini sebagaimana dimaksud dalam Standard Teknis Spesifik pada uraian diatas, yang antara lain berisi :a. Hasil Survey;b. Data Existing;c. Temuan lokasi-lokasi permasalahan;d. Penyebab permasahan pada lokasi yang bersangkutan;e. Peta dasar dan peta lainnya;f. Metode analisis yang dipilih.

Laporan ini disusun dalam kertas ukuran F-4 (Folio) diketik dengan spasi 1,5 diserahkan sebanyak 6 (enam) buku (tidak termasuk draft).

21.Laporan RencanaBerisikan hasil dari analisis yang dilakukan dan menghasilkan perumusan tujuan, kebijakan dasar perencanaan, alternatif rencana struktur dan rumusan pembangunan yang disertai peta-peta dan diagram. Laporan ini merupakan buku utama yang mencakup isi rencana yang disusun dari draft rencana yang telah disempurnakan dengan berpedoman dari hasil keputusan rapat koordinasi/seminar. Dokumen ini diserahkan setelah dibahas dan disetujui oleh tim teknis didasarkan atas masukan dari pembahas yang hadir. Dokumen Laporan Rencana disusun dalam kertas ukuran F-4 (Folio), diketik 1,5 spasi, diserahkan sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar (tidak termasuk draft).

22.Laporan Eksekutif SummaryEksekutif Summary sebagai bahan rapat pembahasan RAPERDA, disusun dalam ukuran F-4 (Folio) merupakan resume Dokumen Laporan Rencana, diketik dengan spasi 1,5 sebanyak 60 (enam puluh) buku.

23.Laporan AkhirLaporan akhir adalah progress report yang merupakan kumpulan laporan pelaksanaan kegiatan, disusun dalam ukuran F-4 (Folio) diketik dengan spasi 1,5 diserahkan sebanyak 6 (enam) buku.

24.RAPERDADokumen RAPERDA disusun dalam kertas ukuran F-4 (Folio) diketik dengan spasi 1,5 diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku.

25. Album PetaMerupakan kumpulan peta utama yang menjadi hasil dari kegiatan penyusunan rencana tata ruang, album peta yang diserahkan meliputi :a. Peta Administratif Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000;b. Peta Geologi Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000;c. Peta Kemiringan Lahan Wilayah Perencanaan skala 1 : 5.000;d. Peta Struktur Ruang Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000;e. Peta Existing Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan skala 1: 5.000;f. Peta Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000;g. Peta Rencana Zonasi Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000;h. Peta Rencana Utilitas Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000;i. Peta Rencana Jaringan Jalan Kawasan Perdesaan skala 1 : 5.000;Album Peta ini dijilid sebanyak 2 (dua) eksemplar.

Semua dokumen pelaporan hasil kegiatan disimpan dalam media Flashdisk 8 GB sebanyak 2 unit dan dalam bentuk CD sebanyak 10 unit.

Hal-Hal Lain

26. Produksi Dalam NegeriSemua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

27. Persyaratan KerjasamaJika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi : ----------

28. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut :1. Data PrimerData Primer diperoleh dari wawancara (interview) langsung di lapangan dari beberapa narasumber dan pengamat lapang.2. Data SekunderData Sekunder diperoleh dengan mencatat data dari berbagai sumber instansi yang ada kaitan dengan penelitian ini, antara lain dari membaca buku dan informasi tertulis yang tersedia di tempat penelitian yang ada kaitannya dengan obyek penelitian serta mencatat atau menyalin data yang telah dibukukan dari instansi-instansi terkait.

29. Ahli PengetahuanJika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen berikut :

Mengetahui,KEPALA BAPPEDAKABUPATEN SITUBONDO

Drs. H. SYAIFULLAH, MMPembina Utama MudaNIP. 19620810 198903 1 019Situbondo, Juni 2011PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Ir. ADIK SUPRIYADI, MTPembinaNIP. 1967 1128 199403 1 004

8BAPPEDA KABUPATEN SITUBONDOTA 2011