Tumor Paru

16
PENDAHULUAN Selama beberapa dasawarsa yang lalu, karsinoma paru telah meningkat ke peringkat pertama insiden neoplasma ganas pada pria dan wanita. Tetapi karena pria mulai merokok sigaret maka insiden kanker paru terus meningkat sehingga pada tahun 1986 kanker paru pada wanita melebihi kanker payudara dan kanker utero-ovarium. Sekarang kanker ini bertanggung jawab terhadao 1/3 dari semua tumor ganas dalam pria dan sekitar 1/5 dalam wanita. Dalam tahun 1933, Graham melakukan pneumonektomi dalam satu tahap yang pertama kali berhasil untuk karsinoma paru. Pasien pertama yang disembuhkan dari penyakit ini, hidup bertahun-tahun tanpa kekambuhan. PATOGENESIS Sampai sekarang diterima luas bahwa merokok sigaret merupakan faktor dan pencetus primer dalam patogenesis kanker paru. Untuk pasien bahwa seharusnya berhenti merokok, terutama bila bukti ilmiah diperlukan untuk menyebutkan hubungan sebab-akibat, beberapa hal harus ditekankan. 1. Benzpiren ada dalam konsentrasi bermakna dalam asap sigaret dan tembakau yang tak dibakar di dalam puntung sigaret mengandung N-nitrosonornikotin. Kedua senyawa ini merupakan karsinogen kuat 2. Bila diteliti terinci pada autopsi, perubahan sitologi yang timbul dalam paru perokok dapat diikuti dari stadium terdini neoplasma hiperplasia sel basal sampai karsinoma in situ dan akhirnya karsinoma jelas. Telah terlihat bahwa evaluasi bebas riwayat merokok seorang individu dapat dikorelasi cukup tepat dengan derajat keparahan perubahan praganas dan ganas yang ditemukan pada autopsi. Dalam penelitian pascamortem yang mempesonakan dari 117 pria, riwayat merokok telah 1

description

tumor paru

Transcript of Tumor Paru

Page 1: Tumor Paru

PENDAHULUAN

Selama beberapa dasawarsa yang lalu, karsinoma paru telah meningkat ke peringkat

pertama insiden neoplasma ganas pada pria dan wanita. Tetapi karena pria mulai merokok sigaret

maka insiden kanker paru terus meningkat sehingga pada tahun 1986 kanker paru pada wanita

melebihi kanker payudara dan kanker utero-ovarium. Sekarang kanker ini bertanggung jawab

terhadao 1/3 dari semua tumor ganas dalam pria dan sekitar 1/5 dalam wanita. Dalam tahun 1933,

Graham melakukan pneumonektomi dalam satu tahap yang pertama kali berhasil untuk karsinoma

paru. Pasien pertama yang disembuhkan dari penyakit ini, hidup bertahun-tahun tanpa

kekambuhan.

PATOGENESIS

Sampai sekarang diterima luas bahwa merokok sigaret merupakan faktor dan pencetus primer

dalam patogenesis kanker paru. Untuk pasien bahwa seharusnya berhenti merokok, terutama bila

bukti ilmiah diperlukan untuk menyebutkan hubungan sebab-akibat, beberapa hal harus ditekankan.

1. Benzpiren ada dalam konsentrasi bermakna dalam asap sigaret dan tembakau yang tak

dibakar di dalam puntung sigaret mengandung N-nitrosonornikotin. Kedua senyawa ini

merupakan karsinogen kuat

2. Bila diteliti terinci pada autopsi, perubahan sitologi yang timbul dalam paru perokok dapat

diikuti dari stadium terdini neoplasma hiperplasia sel basal sampai karsinoma in situ dan

akhirnya karsinoma jelas. Telah terlihat bahwa evaluasi bebas riwayat merokok seorang

individu dapat dikorelasi cukup tepat dengan derajat keparahan perubahan praganas dan

ganas yang ditemukan pada autopsi. Dalam penelitian pascamortem yang mempesonakan

dari 117 pria, riwayat merokok telah didokumentasikan dengan baik oleh satu kelompok

pekerja dan kelompok lain yang menilai cermat keseluruhan batang trachebronchus pada

autopsi. Tiap pasien dalam penelitian ini telah dievaluasi dengan lebih dari 200 potongan

histologi. Dari 117 pasien dalam penelitian, 34 meninggal karena karsinoma bronchogenik

dan semuanya perokok. Dalam 83 pasien sisanya, mungkin ditemukan korelasi langsung

kepada perubahan praganas dengan jumlah pak/tahun merokok sigaret. Perubahan terdini

memperlihatkan hiperplasia sel basal, kemudian statifikasi epitel, yang diikuti metaplasia

skuamosa dan berlanjut ke karsinoma in situ. Akhirnya karsinoma paru yang jelas ada

kebanyakan perokok parah. Kombinasi pemaparan ke asbes dan asap sigaret bersifat

sinergistik dalam efek karsinogenik

1

Page 2: Tumor Paru

3. Atas dasar statistik saja, dapat terlihat bahwa merokok sigaret bermakna. Dalam bukan

perokok insiden karsinoma paru tahunan hanya 3,4/100.000 untuk 10 sampai 20 sigaret per

tahun dan untuk merokok diatas 40 sigaret/hari, gambaran ini menjadi 217,3. Lebih lanjut,

jika seseorang berhenti merokok, kemungkinan kanker paru menurun cukup besar.

4. Dalam hewan dengn tracheostomi, karsinoma paru dapat ditimbulkan secara percobaan

dengan terus merokok sigaret. Pada keadaan ini, lesi metaplastik timbul didalam epitel

tracheobronchus, kemudian diikuti oleh penampilan karsinoma non invasif dan akhirnya

oleh karsinoma yang jelas, mencakup metastasis ke kelenjar limfe regional.

5. Akhirnya dalam membahas 2668 pasien dengan karsinoma paru yang terbukti, hanya 134

individu yang bukan perokok. Jelas ini menunjukkan hubungan kausal yang kuat dari

merokok sigaret dengan patogenesis karsinoma paru.

JENIS PATOLOGI

Salah satu klasifikasi paling bermanfaat untuk karsinoma paru mencakup lima jenis berikut:

1. Karsinoma sel squamosa. Jenis ini berkaitan dengan insiden bervariasi dari 40 sampai 70%

lesi total. Hampir semua pasien ini mempunyai riwayat merokok sigaret dan hanya ada 1%

kemungkinan bahwa lesi tersebut akan timbul dalam bukan perokok. Perubahan sitologi

bersatu ke arah anaplastisitas dalam beberapa neoplasma dan menjadi karsinoma tak

berdeferensiasi. Lesi primer ini mempunyai kecenderungan menjadi berat dan sering

mengalami nekrosis sentral.

2. Karsinoma tak berdeferensiasi. Dalam kebanyakkan seri, menunjukkan 20 sampai 30% total.

Neoplasma ini disebut juga sel oat. Bisa sel bulat atau sel besar atau bisa mengambil

penampilan sel oat yang khas. Lesi ini sangat ganas dan disertai dengan prognosis yang

buruk, bila tak diobati.

3. Adenokarsinoma. Dalam kebanyakkan seri timbul dalam 5-15%, lebih sering terlihat di

perifer. Ada insiden lebih tinggi dalam wanita. Jenis sel ini juga mempunyai kecenderungan

tersebar untuk bermetastasi ke hati, otak, tulang dan adrenal maupun kelenjar limfe.

4. Karsinoma bronchoalveolar. Neoplasma berdifferensiasi sangat baik, menunjukkan jenis

hiperplastik pada lapisan alveolus normal. Disertai dengan prognosis yang sangat baik bagi

kanker paru. Dalam satu seri jenis kanker ini dapat direseksi dalam 2/3 pasien pada waktu

operasi dengan 5 years survival rates 48%.

5. Karsinoma sel datia. Varian adenokarsinoma bronchogenik dan tumor yang luar biasa agresif

dengan gambaran patologik aneh, insidennya berkisar dari 1-10%. Cepat menyebar

metastasis dan penampilan patologi khas.

2

Page 3: Tumor Paru

Ada neoplasma jenis khusus lainnya, mencakup karsinoma parut, yang tampak muncul dalam

parut sebelumnya yang disebabkan oleh penyakit paru lain. Pembentukkan parut bisa karena

tuberkulosis, pneumokomiosis, trauma, infark atau lesi radang lain. Sejumlah tumor parut paru

merupakan jenis bronchoalveolar. Karsinoma primer ganda menarik dan timbul dalam sekitar 1%

pasien. Umumnya dikenal bahwa ada interval bermakna diantara kemunculan dua lesi penting

dalam menegakkan diagnosis ini.

Metastasis sangat sering terjadi pada neoplasmadan sering timbul dini. Tempat lazim untuk

metastasis paru meliputi noduli limfatici mediastinalis dan supraklavicula, adrenal, hati, tulang, dan

otak. Pada umumnya, diantara 100 pasien yang pertama terlihat dengan karsinoma paru, 50 telah

memperlihatkan bukti metastasis yang menghalangi operasi kuratif. Dari 50 pasien sisanya, yang

merupakan calon tepat untuk torakotomi eksplorasi, 25 akan ditemukan tak dapat dioperasi pada

waktu torakotomi, karena penyebaran penyakit lokal di dalam dada atau keterlibatan mediastinum,

pembuluh darah besar dan saraf. Kanker dalam 25 pasien sisanya di dalam kelompok asli 100 dapat

direseksi bagi kemungkinan sembuh dan sekitar 8 dari 100 pasien asli hidup setealh 5 tahun.

Sehingga kelangsungan hidup keseluruhan untuk 100 pasien asli sekitar 8%.

MANIFESTASI KLINIS

Sejumlah pasien karsinoma paru akan asimptomatik pada waktu presentasi. Diagnosis diduga

dari lesi yang ditemukan pada foto thoraks rutin. Di antara gejala klinis yang bisa ada meliputi batuk,

penurunan berat badan, dipnea, nyeri dada, hemoptisis, nyeri tulang, clubbing jari tangan serta

adanya sindrom vena cava superior.

Lokasi anatomi tumor primer sering berhubungan dengan kompleks gejala. Sebagai contoh

primer sering berhubungan dengan kompleks gejala. Sebagai contoh, tumor sekeliling bena cava

superior bisa menyumbat pembuluh darah ini dengan penampilan sindrom vena cava superior.

Metastasis ke struktur hilus bisa menginfiltrasi atau menekan nervus laringeus rekurens, yang

menimbulkan serak. Jika mediastinum superior diinvasi dekat pleksus simpatikus servikalis, maka

bisa ada sindrom horner. Erosi mukosa di dalam batang trakeobronchus oleh tumor ini

menyebabkan hemoptisis. Batuk umumnya hasil iritasi bronchus yang ditimbulkan oleh lesi primer.

Metastasis bisa nyeri, sebagai contoh dalam penyebaran ke tulang atau mungkin ada manifestasi

sistem saraf pusat dengan adanya metastasis serebrum. Penurunan berat badan bermakna sangat

menggambarkan metastasis, terutama lebih dari 10 sampai 15 pon dalam jangka singkat.

3

Page 4: Tumor Paru

SISTEM ENDOKRINOLOGI

Ada sejumlah sindrom menarik yang berhubungan dengan karsinoma bronchogenik yang

menimbulkan endokrinopati klinis, mencakup diuresis tidak cukup, hiperkalsemia dan sindrom

karsinoid. Salah satu manifestasi hormon terlazim adalah sindrom cusling, yang sering menyertai

karsinoma sel kecil. Hormon antidiuretik dapatdibentuk, terutama dari tumor yang berdifferensiasi

buruk atau adenokarsinoma dan disertai dengan tanda klinis konfulsi mental dan dapat berlanjut ke

koma disertai hiponatremia jelas (100 – 120 mEq per ml). Pasien demikian dapat ditangani dengan

pengurangan masukan cairan sampai kurang dari 1000 ml, sehari untuk mempertahankan natrium

serum yang relatif norma. Tumor bronchogenik bisa juga mensekresi parathormon yang biasanya

timbul dari lesi sel squamosa, menimbulkan manifestasi hiperkalseia dan konfulsi mental.

Hipoglikemia telah dilaporkan menyertai sindrom karsinoid dan ginekomastia bisa menyertai

produksi gonadotropin berlebihan.

Disamping itu, ada keadaan lain seperti neuromiopati yang timbul dalam sekitar 15% pasien.

Degenerasi serebelum kortikal maupun degenerasi traktus spinocerebellaris bisa timbul sebagai efek

karsinoma bronchogenik dengan manifestasi klinis yang diharapkan.

Tumor Pancoast adalah salah satu yang muncul secara anatomi di dalam superior paru. Dalam

posisi ini, neoplasma dapat menginfiltrasi mediastinum superior dan melibatkan pleksus brakialis

dan nervus simpatikus servikalis. Pasein ini sering menderita nyeri di bahu, lengan dan axilla maupun

sindrom Horner.

GAMBARAN FISIK

Banyak pasien karsinoma paru mempunyai sedikit gambaran pada pemeriksaan fisik. Kadang-

kadang terdengar bising mengi pada auskultasi atau ada tanda efusi pleura. Kelenjar limfe yang

membesar dan keras bisa ada dalam regio supraklavikularis, servikalis dan axillaris, serta harus dicari

dengan cermat. Pembesaran hati biasanya menunjukkan penyakit metastatik. Bukti penurunan berat

badan dan nyeri sendi dengan osteoartropati paru juga merupakan tanda penyebaran jauh.

MENEGAKKAN DIAGNOSIS

Foto thoraks menunjukkan metode primer untuk diagnosis neoplasma paru. Walaupun berbagai

perubahan radiografi bisa timbul, namun jelas adanya massa, sering dengan batas tak teratur. Efusi

pleura bisa ada, terutama jika disertai dengan metastasis pleura. Jika nervus frenikus terlibat, maka

4

Page 5: Tumor Paru

diafragma yang berhubungan bisa paralisis dan terelevasi. Lesi paru terisolasi sering ditemukan pada

foto thoraks rutin. Sekitar setengah dari ini adalah neoplasma ganas. Yang menarik bahwa kanker

paru kadang-kadang dapat samar tanpa perubahan rontgenografi yang jelas. Dalam penelitian 10

tahun, 54 pasien semuanya pria ditemukan menderita karsinoma paru tanpa lesi awal apapun pada

foto thoraks. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan sitologi pada sputum dan dalam tiap pasien,

lesi terlihat pada bronkoskopi. Untunglah reseksi paru dapat dilakukan masing-masing dari 54 pasien

ini dan kelangsungan hidup 5 tahun adalah 91%. Sehingga kanker paru samar dari sudut pandang

radiografi merupakan tanda sangat baik bagi harapan hidup.

TEKNIK SCANNING

Scanning radioisotop. Metode ini bermanfaat dalam pemeriksaan paru untuk menentukan luas

invasi neoplastik. Sebagai contoh, jika suatu scan memperlihatkan cacat yang lebih besar dari lesi

sendiri, maka keterlibatan kelenjar limfe regional akan terlihat dalam lebih dari ¾ pasien demikian.

Bila ukuran cacat kira-kira sama dengan ukuran lesi, maka perluasan proses ke mediastinum akan

ada dalam kurang dari ¼ pasien. Obstruksi vena pulmonalis oleh tumor dinyatakan oleh

pengurangan perfusi regio anatomi itu pada sidik nuklir. Teknik scanning juga cukup bermanfaat

dalam menggambarkan metastasis ke tulang, hati dan otak.

Tomografi komputerisasi merupakan cara yang paling bermanfaat untuk menilai luas lesi primer

paru dan untuk menilai keterlibatan intatoraks bagi kelenjar limfe dan invasi langsung struktur lain.

Karena glandula adrenal cukup lazim terlibat, maka scan juga seharusnya mencakup daerah ini.

Dalam sekitar 40% pasien karsinoma bronchogenik, ada metastasis ke glandula adrenal pada

autopsi.

Pencitraan resonansi magnet telah ditemukan cukup bermanfaat dalam menegakkan diagnosis

primer dan dalam mendeteksi metastasis. Dengan teknik ini, ada kemampuan membedakan lemak

mediastinum dari kelenjar limfe melalui isyarat khusus. Dalam beberapa pasien, MRI sebenarnya

telah memperlihatkan kelenjar limfe yang sulit untuk dikenal pada CT-scan dan alasannya adalah

kemudahan pembuluh darah dan masa dapat dibedakan dengan MRI. Di pihak lain, CT scan bisa

mengenal kelenjar limfe yang lebih kecil dibandingkan MRI. Pencitraan resonansi magnet juga

mempunyai potensi untuk mendeteksi pergeseran lemak mediastinum oleh tumor metastatik.

PENANDA TUMOR

Sel-sel neoplastik tertentu melepaskan senyawa yang berhubungan dengan jenis normalnya.

Dalam masa baru-baru ini, tumor spesifik telah ditemukan menghasilkan senyawa seperti kalsitonin

5

Page 6: Tumor Paru

dengan adanya karsinoma meduler thyroidea. Karsinoma primer paru bisa disertai dengan penanda

tumor seperti CEA. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) maupun ADH dihasilkan oleh karsinoma sel

kecil. Cairan serebrospinalis telah dianalisis untuk beberapa senyawa biokimia tak spesifik dan

enolase spesifik neuron tampak berhubungan dengan adanya metastasis parenkim dan selaput otak.

Pada waktu ini, penanda ini tampak bermanfaat dalam keadaan klinis terisolasi, walaupun

peranan akhirnya belum diketahui;sangat mungkin penanda mempunyai peranan penting di masa

yang akan datang.

PEMERIKSAAN SITOLOGI

Sekitar 50% pasien karsinoma paru primer menderita lesi endobronchus yang jelas sewaktu

dibuat biopsi dan bronchoskopi. Bila suatu lesi tidak terlihat pada bronchoskopi, maka bronchus

yang terkemuka bagi tempat masa seperti terlihat pada foto thoraks dapat disikat dan juga diirigasu

untuk mendapatkan preparat sitologi untuk diagnosis. Di samping itu, sputum pasien harus diperiksa

sebagai pemeriksaan harian bagi adanya sel-sel ganas.

Biopsi Jarum Aspirasi Transtoraks Perkutis. Dalam waktu baru-baru ini, biopsi aspirasi jarum

telah menjadi metode yang sangat bermanfaat dalam mendapatkan sel-sel untuk diagnosis

karsinoma bronchogenik. Dalam satu seri besar neoplasma intratoraks ganas, aspirat jarum

memperlihatkan sel-sel ganas dalam 96%. Diagnosis sitologi palsu hanya ada dalam 2 pasien.

Biopsi Nodi Limfatisi Skalenus. Bila suatu kelenjar limfe harus dikeluarkan dengan anestesi lokal

untuk diagnosis. Dalam satu seri 101 pasien berurutan dengan karsinoma bronchogenik yang

dianggap calon tepat untuk reseksi paru, nodi limfatisi scalenus positif ada dalam 9%. Kebanyakkan

dari ini merupakan adenokarsinoma.

Mediastinoskopi. Suatu insisi kecil pada incisura jugularis sterni dapat dibuat dengan

melewatkan mediastinoskopi di bawah sternum dan anterior terhadap trakea. Kelenjar limfe dalam

mediastinum dapat terlihat dengan teknik ini dan biopsi dapat dilakukan. Tetapi tes ini dapat

merugikan dan timbul komplikasi yang jarang ditemukan, seperti perdarahan serius, yang bisa sulit

dikendalikan, karena pemaparan terbatas. Aspirasi sumsum tulang cukup bermanfaat dalam

memberikan konfirmasi sitologi kelainan radiografi.

DIAGNOSIS BANDING

Sejumlah keadaan paru meniru karsinoma bronchogenik-pneumonia, abses, tuberkulosis,

histoplasmosisi, koksidioidomikosis, tuberkulosis dan blastomikosis. Biakan untuk organisme rutin,

6

Page 7: Tumor Paru

anaerobik tahan asam dan jamur bermanfaat dalam menyingkirkan diagnosis lain. Sensitivitas tes

kulit spesifik harus dinilai maupun pencarian radiologi untuk lesi metastatik, terutama pemeriksaan

tepat bagi hati, adrenal, tulang dan otak.

BUKTI TAK DAPAT DIOPERASI

Adanya metastasis selain kelenjar limfe hilus yang dapat direseksi biasanya menunjukkan

keadaan yang tak dapat disembuhkan. Tanda yang tak menyenangkan mencakup efusi pleura

berdarah, paralisis nervus frenikus, paralisis plica vokalis, sindrom horner dan sindrom vena cava

superior. Timbunan metastatik yang jelas, terutama bila dikonfirmasi dengan biopsi jarum penting

dalam membuat diagnosis absolut dan objektif bagi sifat tak dapat dioperasi.

LESI TERISOLASI

Sering terdapat nodulus paru terisolasi untuk diagnosis banding dan pantas mendapat

pemeriksaan cermat, karena banyak yang merupakan neoplasma ganas. Pada umumnya, individu

lebih muda mungkin menderita lesi benigna. Jika suatu lesi diikuti dan tidak meningkat ukurannya,

maka lebih mungkin jinak. Tetapi ini adalah rangkaian resiko, karena telah terkenal bahwa lesi paru

yang tetap statis selama beberapa tahun akhirnya ditemukan merupakan karsinoma dan sering

dengan penyebaran mediastinalis atau metastasis jauh. Diagnosis banding lesi soliter ini mencakup

sejumlah granuloma paru seperti tuberkuloma, histoplasmoma, blastotimoa, koksidioidoma.

Metastasis paru bisa juga ada dan yang demikian mungkin ada, jika lesinya majemuk. Jelas bila lesi

metastatik dicurigai, maka sidik CT harus didapatkan untuk analisis cermat kedua paru. Diagnosis

harus dikonfirmasi dengan biopsi jarum perkutis dan pemeriksaan sitologi untuk pemilihan terapi

yang tetap.

PENATALAKSANAAN

TINDAKAN BEDAH

Bila tak ada bukti metastasis atau invasi stuktur di dalam toraks, maka torakotomi eksplorasi

diindikasikan. Umumnya torakotomi eksplorasi dilakukan melalui torakotomi posterolateral melalui

lapangan iga kelima atau keenam. Pipa endotrakea berlumen ganda bermanfaat mengkolapskan

paru yang terkena, yang memungkinkan operasi dilakukan dalam cara lebih aman dan lebih

sederhana. Lesi lanjut lesi primer dan metastasis dapat lebih mudah diraba dalam paru kolaps

daripada dalam paru yang ekspansi. Pencarian cermat dibuat untuk luas keterlibatan neoplastik pada

paru, pleura, nodi limfatisi mediastinalis, perikardium, jantung dan pembuluh darah besar. Sering

eksisi lokal diindikasikan, terutama bila ada insufisiensi pernapasan prabedah. Alat stapling otomatis

7

Page 8: Tumor Paru

bermanfaat dalam mencapai hemostasis dan mencegah kebocoran udara pascabedah. Dalam

kebanyakkan pasien, lobektomi merupakan operasi terpilih untuk karsinoma bronchogenik. Jika

lebih dari satu lobus terlibat oleh neoplasma, maka bisa diperlukan pneumonektomi.

Alat stapling otomatis cukup populer dan menunjukkan kemajuan teknik yang tegas dalam

reseksi paru. Alat ini memungkinkan penutupan bronchus yang sangat aman dengan pengendalian

arteria dan vena pulmonalis selama reseksi. Menarik bahwa pemeriksaan klinis dan percobaan telah

memperlihatkan bahwa penyembuhan bronchus lebih baik dengan staple logam dibandingkan

dengan jahitan yang dipasang tangan.

TERAPI RADIASI

Terapi radiasi ini sering digunakan dalam pasien karsinoma bronchogenik. Terapi ini cukup

bermanfaat dalam memperpanjang kehidupan dan dalam mengurangi gejala untuk pasien dengan

lesi metastatik, dimana reseksi paru dianggap tak tepat. Pasien dengan kelenjar limfe tumor sisa

atau dengan keterlibatan langsung struktur mediastinum, yang mencakup pembuluh darah besar,

perikardium dan jantung dan harus ditangani dengan terapi radiasi.

Dosis radiasi yang direkomendasikan bervariasi tetapi pada umumnya 5000 sampai 6000 rad

diberikan lima kali seminggu selama 5 sampai 6 minggu sebagai rangkaian yang layak. Sejumlah ahli

radioterapi lebih suka rangkaian radiasi terpisah dalam terapi harian kontinu. Perjalanan terbagi

mempunyai keuntungan yang mengakomodasi toleransi paru yang terbatas untuk dosis radiasi lebih

tinggi. Jika pendekatan ini terpilih, maka 3000 rad diberikan dalam masa 2 minggu, diikuti dengan

masa istirahat 2 minggu, serta tambahan 2000 rad diberikan dalam masa 1-2 minggu.

Dalam praktek saat ini, komplikasi terapi radiasi minimun dan mencakup pneumonitis radiasi

dan esofagitis. Keduanya biasanya ringan dan sering asimptomatik. Jika pneumonitis menjadi

simptomatik maka biasanya disertai demam, batuk ringan dan kadang-kadang sedikit hemoptisis.

Fibrosis paru lanjut bisa timbul dan kerusakkan medulla spinalis dapat dicegah dengan mengurangi

jumlah radiasi pada daerah ini.

KEMOTERAPI

Kemoterapi telah dievaluasi pada sejumlah penelitian dalam penatalaksanaan karsinoma

bronchogenik metastatik. Ada persetujuan umum bahwa kebanyakkan pasien karsinoma sel kecil

pada paru merupakan calon untuk kemoterapi, karena hasil reseksi bedah suram. Dalam karsinoma

sel kecil, kombinasi kemoterapi dan radiasi memperbaikki hasil. Siklosfosfamid dianggap zat yang

efektif, terutama dengan tambahan vinkristin dan doksorubisin. Angka respon telah dilaporkan

8

Page 9: Tumor Paru

setinggi 75% dalam pasien penyakit terbatas. Tetapi dengan metastatik yang luas, respon ini gagal

sampai 40%. Menarik bahwa remisi lengkap telah timbul dalam sebanyak 41% pasien tanpa penyakit

yang luas, sedangkan remisi lengkap demikian dicapai hanya dalam 14% pasien dengan penyakit

yang luas.

Penekanan harus ditempatkan pada fakta bahwa karsinoma sel kecil paru merupakan

diagnosis yang paling baik dibuat dengan kombinasi mikroskopi cahaya maupun mikroskop elektron.

Cukup mungkin bahwa karsinoma bronchogenik primer dapat dianggap jenis sel kecil dengan

mikroskop cahaya, sementara itu mengkonfirmasi diagnosis ini tidak mungkin ME pada 25-40%

pasien. Gambaran patognomonik dalam potongan ME adalah granular ‘core’ padat.

IMUNOTERAPI

Beberapa pasien karsinoma bronchogenik bersifat imunokompeten, seperti dapat

diperlihatkan dengan tes kulit hipersensitivitas kulit tertunda. Lebih lanjut, fungsi limfosit in vitro

juga memperlihatkan fenomena ini. Tindak lanjut pasien imunitas seluler tertekan memperlihatkan

prognosis klinis yang buruk. Pada pasien yang disensitisasi terhadap 2,4-dinitroklorobenzena (DNKB),

pasien kanker denan tumor padat bereaksi jauh kurang sering dibandingkan kontrol normal. Lebih

lanjut sensitivitas terhadap DNKB disertai dengan prognosis yang baik, sedangkan dalam pasien

nonreaktif, prognosis umumnya buruk.

Imunoterapi telah digunakan pada pasien karsinoma bronchogenik metastatik dengan

pemberian intrapleura basil calmette-guaerin (BCG). Sementara laporan awal baik, yang

menunjukkan perbaikkan untuk kelangsungan hidup jangka lama, penelitian akhir-akhir ini tidak

mengkonfirmasinya. Sehingga peranan BCG tetap kontroversial.

TINDAKAN BRONCHOPLASTI

Dalam karsinoma bronchogenik lokalisata, terutama dalam pasien dengan fungsi paru

berkurang, kadang-kadang tepat mengeksisi bronchus yang terlihat dengan reanastomosis untuk

melindungi jaringan parenkim paru bagi fungsi kontinu. Tindakan ini juga bermanfaat untuk reseksi

lesi kecil yang jinak, yang walaupun praganas, sangat sering disembuhkan dengan tindakan

bronchoplastik.

Dalam tahun 1932, Pancoast menggambarkan tumor sulkus superior dan memberikan

uraian manifestasi klinis yang dikenal sebagai sindrom Pancoast. Ini mencakup fenomena klinis khas

dan menetap dari nyeri di dalam distribusi trunchus servikalis kedelapan serta torasika pertama dan

kedua bersama dengan sindrom horner. Foto thoraks memperlihatkan bayangan dalam apeks

9

Page 10: Tumor Paru

ekstrim, maupun seringnya kerusakkan iga dan keterlibatan vertebra. Lesi ini sering meluas ke dalam

mediastinum superior. Paulson telah meneliti lesi ini secara luas dan percaya bahwa reseksi lengkap

kadang-kadang tak mungkin dilakukan, kecuali bila telah diberikan terapi radiasi prabedah. Lebih

lanjut dipercaya bahwa penggunaan radiasi sebelum operasi memperbaikki hasil jangka lama.

HASIL

Riwayat alamiah karsinoma bronchogenik menekankan prognosisnya yang sangat buruk.

Sebagai contoh dalam seri lebih dari 3800 pasien yang tak diterapi mempunyai mortalitas 1 tahun

95%. Jenis sel bisa mempunyai peranan dalam meramalkan respon terhadap terapi, tetapi cukup

bervariasi. Karsinoma sel kecil dulu disertai dengan prognosis sangat buruk, tetapi saat ini

kemoterapi telah mengubah waktu kelangsungan hidup. Jika reseksi kuratif dapat dicapai pada

operasi, maka angka kelangsungan hidup 5 dan 10 tahun masing-masing 36 dan 14%, telah

dilaporkan dalam belakangan ini. Tetapi diantara pasien tanpa metastasis kelenjar limfe mempunyai

kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 49% dan 31% jika hanya kelenjar limfe hilus positif. Prognosis

yang terbaik ditemukan dalam pasien lesi perifer, soliter berdiameter kurang dari 4 cm, yang

mempunyai kelangsungan hidup 5 tahun sebesar 45% setelah reseksi

PENATALAKSANAAN BEDAH PADA LESI METASTATIK PARU

Metastasis paru melalui darah cukup lazim terjadi dan bisa merupakan lesi terisolasi. Sebagai

contoh lesi ganas seperti koriokarsinoma , karsinoma ginjal dan osteosarkoma tulang, bermetastasis

dalam sekitar 75%. Metastasis majemuk juga lazim dengan neoplasma primer didalam throidea dan

payudara serta dengan melanoma. Lesi metastasis tunggal dari kolon dan lambung juga relatif lazim.

Metastasis endobronchus jarang ditemukan, tetapi bila ada, lebih mungkin dari ginjal atau kolon.

Jika lesi adalah metastasis paru yang terisolasi dari neoplasma primer, maka reseksi bedah umumnya

diindikasikan

PENURUNAN TINDAKAN PENENTUAN STADIUM

Beberapa penelitian telah menunjukkan kemaknaan sistem penentuan stadium komite

gabungan Amerika dan perannannya dalam meramalkan kelangsungan hidup jangka lama. Dengan

perkataan lain, karsinoma samar mempunyai prognosis paling baik, yang diikuti dalam peringkat

oleh karsinoma invasif stadium I tanpa metastasis atau metastasis hanya terbatas pada daerah hilus

ipsilateral, yang mempunyai prognosis terbaik berikutnya. Diikuti oleh stadium II, III dan IV dimana

terdapat lesi metastatik yang luas.

TERAPI LASER

10

Page 11: Tumor Paru

Belakangan ini, laser YAG dan dalam tingkat lebih kecil, laser CO2 telah efektif digunakan

dalam terapi lesi ganas tachea dan bronchus. Pada hakekatnya sorotan laser menyebabkan tumor

menguap sewaktu kontak. Laser YAG cukup efektif dalam neoplasma intrabronchus yang tak dapat

direseksi, terutama bila ada perdarahan atau obstruksi serius pada bronchus yang menyebabkan

infeksi distal.

11