Tugas_5.doc

13
TUGAS 5 – INDUSTRI PETROKIMIA Nama : Lygia NIM : 10508029 Petrokimia dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai petrochemistry dan petrochemical. Petrochemistry msengarah kepada ilmu sains yang mempelajari mengenai proses transformasi minyak bumi dan gas alam menjadi suatu produk yang dapat memenuhi beragam kebutuhan manusia, seperti makanan, kesehatan, kebersihan, dan rumah tangga. Petrochemical mengarah kepada bahan kimia yang dapat dihasilkan oleh minyak bumi dan gas alam sebagai hasil dari transformasinya. Contoh dari petrochemical adalah etilen, propilen, dan senyawa – senyawa aromatik. Minyak bumi dan gas alam (migas) merupakan bahan utama dari industri petrokimia. Dengan demikian, migas memiliki peran yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Migas dihasilkan dari tumbuh – tumbuhan dan hewan yang telah mati berjuta - juta tahun. Secara garis besar, berikut proses yang terjadi : Sebagian besar karbon dan materi organik dari makhluk hidup tersebut akan mengalami pembusukan dan masuk ke dalam rantai makanan. Senyawa hidrokarbon dan materi organik yang tidak digunakan dalam rantai makanan akan terperangkap di dalam tanah bersama dengan berbagai jenis sedimen (source rocks) yang terdapat di lapisan bumi. Senyawa hidrokarbon dan materi organik yang mengalami pengendapan merupakan awal-mula terbentuknya

Transcript of Tugas_5.doc

TUGAS 5 INDUSTRI PETROKIMIA

Nama : Lygia

NIM : 10508029

Petrokimia dalam bahasa inggris dapat diartikan sebagai petrochemistry dan petrochemical. Petrochemistry msengarah kepada ilmu sains yang mempelajari mengenai proses transformasi minyak bumi dan gas alam menjadi suatu produk yang dapat memenuhi beragam kebutuhan manusia, seperti makanan, kesehatan, kebersihan, dan rumah tangga. Petrochemical mengarah kepada bahan kimia yang dapat dihasilkan oleh minyak bumi dan gas alam sebagai hasil dari transformasinya. Contoh dari petrochemical adalah etilen, propilen, dan senyawa senyawa aromatik.

Minyak bumi dan gas alam (migas) merupakan bahan utama dari industri petrokimia. Dengan demikian, migas memiliki peran yang sangat penting bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Migas dihasilkan dari tumbuh tumbuhan dan hewan yang telah mati berjuta - juta tahun. Secara garis besar, berikut proses yang terjadi :

Sebagian besar karbon dan materi organik dari makhluk hidup tersebut akan mengalami pembusukan dan masuk ke dalam rantai makanan. Senyawa hidrokarbon dan materi organik yang tidak digunakan dalam rantai makanan akan terperangkap di dalam tanah bersama dengan berbagai jenis sedimen (source rocks) yang terdapat di lapisan bumi. Senyawa hidrokarbon dan materi organik yang mengalami pengendapan merupakan awal-mula terbentuknya fosil atau embrio minyak bumi. Pengendapan terus-menerus pada bagian atas sedimen (overburden) mengakibatkan bagian organik yang terdapat pada lapisan sedimen mengalami proses geologis, yaitu penekanan dan pemanasan selama jutaan tahun, hingga menghasilkan minyak bumi dan gas alam. Minyak bumi dan gas alam yang telah terbentuk bermigrasi ke lapisan yang berpori (reservoir rock) dan berkumpul di lapisan tersebut. Lapisan inilah yang merupakan sumber minyak bumi yang dapat dieksploitasi oleh manusia. [1]Eksplorasi keberadaan minyak bumi dan gas alam harus dilakukan melalui survei geologi, geofisika, dan seismik. Eksplorasi minyak bumi dapat menentukan apakah minyak bumi pada daerah tertentu layak ditambang atau tidak, terutama berdasarkan faktor kualitas dan faktor ekonomis.

Migas, agar dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, harus diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan migas dilakukan oleh industri petrokimia. Pengolahan migas dimulai dari proses refinery, yaitu proses fraksinasi senyawa senyawa kimia yang terkandung di dalam migas. Proses refinery dilakukan dengan destilasi. Hasil yang diperoleh dari proses refinery ini antara lain gas elpiji, bensin, nafta, kerosen, bahan bakar diesel, lilin parafin, dan lain lain. Produk refinery tersebut kemudian digunakan oleh industri industri petrokimia untuk diproses lebih lanjut menjadi bahan bahan yang berguna bagi manusia, seperti bahan bakar kendaraan bermotor, alat alat kebutuhan rumah tangga, dan lain lain. Tulisan ini saya fokuskan pada industri petrokimia yang memproduksi bahan bahan selain bahan bakar.

Nafta merupakan bahan baku industri petrokimia yang memproduksi bahan bahan selain bahan bakar. Dari nafta, diperoleh produk produk petrokimia yang dapat digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu produk dasar (produk primer), produk antara (produk setengah jadi), produk akhir, dan produk jadi. Berdasarkan produksinya, industri petrokimia dibagi ke dalam dua kategori, yaitu :1. Industri petrokimia hulu (upstream petrochemical) : hasil dari industri tersebut masih merupakan produk dasar (produk primer) atau produk antara (produk setengah jadi)

2. Industri petrokimia hilir (downstream petrochemical) : hasil dari industri tersebut merupakan produk akhir dan produk jadi.

Industri petrokimia hulu mengolah nafta. Hasil pengolahan nafta berupa hidrokarbon golongan olefin dan aromatik. Olefin adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh rantai terbuka yang mempunyai ikatan rangkap yang reaktif sedangkan senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon siklik yang memiliki ikatan rangkap. Hasil pengolahan nafta melalui jalur olefin adalah etilena, propilena, dan butilena. Sedangkan hasil pengolahan nafta melalui jalur aromatik adalah benzena, toluena, dan xilena. Produk produk yang dihasilkan dari pengolahan nafta ini disebut produk dasar. Produk produk dasar tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi produk produk antara, contohnya amonia, metanol, stirena, etil klorida, propilen oksida, etilen oksida, etil benzen. Industri petrokimia hilir mengolah produk produk antara menjadi produk akhir dan produk jadi. Produk akhir yang dapat dihasilkan misalnya urea, formaldehid, asetilena, polietilena, polipropilena, poli vinil klorida (PVC), dan polistirena. Produk akhir dapat diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, yaitu barang barang yang digunakan sehari hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Produk jadi yang dihasilkan sangat beragam. Dari satu jenis produk dasar, dapat dihasilkan berbagai produk jadi. Saya ambil contoh etilena. Etilen dapat diubah menjadi etil benzen, polietilen, dan etilen oksida. Etil benzen dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan stiren. Stiren dapat diolah lebih lanjut menjadi polistiren untuk bahan dasar plastik, akrilonitril-butadien-siren (ABS) yang merupakan bahan dasar thermoplastik, stiren-butadien-rubber (SBR) atau karet sintetik, dan resin poliester tak jenuh yang biasa digunakan untuk konstruksi alat alat industri, automotif, dan lain lain. Polietilen dapat diolah menjadi produk produk termoplastik. Etilen oksida dapat diolah menjadi monoetilen glikol, etilen glikol eter, dietilen glikol, dietilen glikol eter, dan etanolamin, yang dapat digunakan sebagai bahan baku banyak kebutuhan industri (tekstil, plastik, karet, dll) dan rumah tangga. Industri petrokimia memiliki pengaruh yang besar terhadap dunia. Saya akan membahas dua hal yang menarik perhatian saya, yaitu pengaruh industri kimia terhadap lingkungan (bumi) dan pengaruh industri kimia terhadap perkembangan suatu negara.

Industri petrokimia memiliki peran yang sangat besar terhadap lingkungan. Pertama yaitu perannya terhadap keamanan lingkungan. Produk produk yang dihasilkan dari industri petrokimia adalah bahan kimia yang reaktif dan mudah meledak. Oleh sebab itu, keamanan industri petrokimia harus dijaga dengan ketat. Apabila terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan, maka kerugian yang ditimbulkan terhadap lingkungan sangat besar, yaitu hancurnya lingkungan sekitar dan pencemaran yang sangat besar terhadap lingkungan.Keamanan industri petrokimia harus dijaga dimulai dari proses pengolahannya, penyimpanannya, dan distribusinya. Proses pengolahan dan penyimpanan bahan bahan hasil industri petrokimia harus sesuai dengan prosedur yang ada. Prosedur mengenai pengolahan dan penyimpanan bahan bahan petrokimia dibuat berdasarkan sifat sifat kimia dan fisika dari bahan bahan tersebut (tercantum dalam MSDS) dan dipelajari lebih lanjut oleh orang orang yang menangani pabrik petrokimia. Sebelum beroperasi, setiap industri petrokimia harus diuji kelayakannya terlebioleh pemerintahan negara masing masing atau oleh suatu lembaga internasional.

Proses distribusi bahan bahan petrokimia juga harus dianggap serius. Terkadang, menangani sesuatu yang bergerak lebih sulit daripada menangani sesuatu yang diam. Dalam hal ini, menangani distribusi bahan bahan petrokimia lebih sulit daripada menangani penyimpanannya di pabrik. Untuk mendistribusikan bahan bahan petrokimia, dibutuhkan kendaraan yang memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai. Biasanya, terdapat jasa transportasi khusus untuk menangani hal tersebut. Jasa transportasi yang menangani pendistribusian bahan bahan petrokimia juga harus mengetahui jenis bahan yang akan didistribusikannya dengan jelas agar tidak terjadi perlakuan yang semena mena terhadap barang yang didistribusikan.Selain masalah keamanan industri petrokimia, potensi pencemaran lingkungan yang dimiliki oleh industri petrokimia juga harus diperhatikan. Kemungkinan kemungkinan bahwa keberadaan industri petrokimia dapat merusak lingkungan selalu ada. Dimulai dari proses penambangan minyak bumi, tentunya untuk mengambil minyak bumi dari dalam tanah atau laut diperlukan perusakan lingkungan, setidaknya pada daerah yang diinginkan. Selain itu, limbah limbah hasil penambangan minyak bumi juga sangat memungkinkan untuk merusak lingkungan, khususnya apabila penambangan dilakukan di laut, tumpahnya sebagian minyak bumi ke laut dapat mencemarkan air laut. Belum lagi proses pengolahan minyak bumi yang menghasilkan limbah. Limbah limbah tersebut dapat mencemarkan udara dan juga air laut tempat pembuangannya. Selain itu, produk produk minyak bumi hasil industri petrokimia hilir kebanyakan berupa plastik yang tidak dapat didegradasi oleh lingkungan setelah digunakan. Semakin banyak plastik diproduksi, semakin banyak sampah yang mencemarkan lingkungan.

Namun, apakah dengan memandang dampak dampak negatif dari industri petrokimia lantas industri petrokimia harus dihentikan? Tentu tidak. Pengembangan pengembangan lebih lanjut terhadap industri petrokimia harus dilakukan. Saat ini, terdapat regulasi khusus bagi pembuangan limbah industri, yaitu limbah industri yang dibuang ke lingkungan harus diolah terlebih dahulu agar ketika dibuang tidak mencemari lingkungan. Pengawasan terhadap pengolahan limbah industri petrokimia harus terus dilakukan secara berkala oleh pihak yang bersangkutan, misalnya pemerintah. Faktor lingkungan lainnya yang harus diperhatikan adalah ketersediaan bahan baku petrokimia itu sendiri, yaitu minyak bumi dan gas alam, di dalam lapisan bumi. Disebabkan oleh terus bertambahnya kebutuhan manusia akan minyak bumi dan gas alam, eksploitasi minyak bumi dan gas alam semakin menjadi jadi. Sebelum industri petrokimia berkembang, minyak bumi dan gas alam yang tersimpan di dalam lapisan bumi selama berjuta juta tahun tidak digunakan secara besar besaran. Akibatnya, terjadi penumpukan minyak bumi dan gas alam yang banyak di daerah daerah tertentu. Akan tetapi, apabila laju pembentukan minyak bumi dan gas alam di dunia tidak sebanding dengan laju pengeksploitasiannya, maka lama kelamaan dikhawatirkan cadangan minyak bumi dan gas alam akan menipis dan tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Saat ini diketahui bahwa cadangan minyak bumi dan gas alam yang berada di daratan dan laut dangkal telah menipis. Mau tidak mau penambangan minyak bumi dan gas alam harus dilakukan di laut yang lebih dalam. Penambangan minyak bumi di laut membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada penambangan minyak bumi dan gas alam di daratan. Selain itu, pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan di laut lebih besar daripada penambangan di daratan.Untuk mengurangi penggunaan minyak bumi dan gas alam, saat ini terus dilakukan pencarian energi alternatif. Energi alternatif yang saat ini banyak berkembang adalah energi untuk bahan bakar, seperti biomassa, biofuel, energi nuklir, energi matahari, dan lain lain. Pemanfaatan energi alternatif tersebut diharapkan selain dapat mengurangi ketergantungan migas, juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Bagi industri petrokimia selain bahan bakar, ketergantungan terhadap minyak bumi masih sangat tinggi.Bagi suatu negara, keberadaan minyak bumi di negaranya merupakan suatu keuntungan yang besar karena dapat digunakan sebagai sumber penghasilan. Minyak bumi dapat dijual dalam keadaan mentah kepada negara negara yang kekurangan minyak bumi dengan harga yang mahal. Selain itu, produk olahan minyak bumi, seperti produk produk hasil industri petrokimia, juga dapat diperjual-belikan baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Penjualan produk petrokimia tidak terbatas pada produk jadi, melainkan juga produk primer, produk antara, dan produk akhir. Dapat dibayangkan bahwa negara yang memiliki cadangan minyak bumi yang besar dan industri petrokimia yang berkembang dapat menjadi negara yang sangat kaya. Oleh sebab itu, industri petrokimia memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian suatu negara.Saat ini, perekonomian dunia dikuasai oleh negara negara maju, seperti Amerika serikat dan negara negara di Eropa bagian barat. Padahal, cadangan minyak bumi di Amerika Serikat dan negara negara di Eropa tidak sebanyak cadangan minyak di negara negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Libya, dan lain lain. Hal tersebut kemungkinan besar dikarenakan industri petrokimia di negara negara tersebut tidak berkembang sebaik industri petrokimia di Amerika Serikat dan negara negara di Eropa bagian Barat. Contoh lainnya adalah Singapura. Singapura adalah negara yang sangat kaya, bahkan jauh melebihi Indonesia. Padahal, Singapura tidak memiliki sumber bahan baku migas, sedangkan Indonesia memiliki tambang migas di beberapa daerah. Lantas apa yang membuat Singapura menjadi kaya? Salah satunya adalah kemampuan Singapura dalam mengembangkan industri petrokimia di negara-nya. Hal tersebut terlihat dari kemampuan Singapura dalam memproduksi produk petrokimia. Pada tahun 2010, Singapura merupakan produsen petrokimia terbesar di Asean, disusul Malaysia, Thailand, kemudian Indonesia.Saat ini Indonesia juga memiliki cukup banyak industri petrokimia. Industri petrokimia di Indonesia mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini setelah mengalami keterpurukan pada tahun 1998. Salah satu industri petrokimia di Indonesia adalah PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) yang berada di Cilegon, Banten. Pada hari Jumat, 1 April 2011, program studi Kimia ITB mengundang Ibu Feri Herlina, seorang Quality Assurance di PT Chandra Asri Petrochemical. Chandra Asri memiliki visi : A World Class Petrochemical Company in Indonesia. Pada tahun 2007, PT Chandra Asri Petrochemical mengambil alih PT Styrindo Mono Indonesia (SMI) yang merupakan industri petrokimia penghasil monomer stiren. SMI merupakan satu satunya produsen monomer stiren di Indonesia. SMI terletak di Puloampel, provinsi Banten, 40 KM dari pabrik Chandra Asri. Chandra Asri dan SMI adalah satu - satunya produsen etilen, C4 mentah, bensin pirolisis (Py-gas), dan monomer stiren. Produk produk petrokimia tersebut kemudian didistribusikan ke industri industri petrokimia lainnya untuk diolah menjadi bentuk lain, seperti polietilen dan propilen. Disamping produk produk petrokimia yang telah disebutkan sebelumnya, Chandra Asri juga merupakan salah satu penghasil propilen dan polietilen di Indonesia. Produk produk petrokimia yang dihasilkan Chandra Asri dipasarkan di Indonesia dan juga di ekspor ke negara negara lain.

Chandra Asri dan SMI telah memiliki sertifikat ISO 9001, ISO 14001, OSHAS 18001/SMK3. Sertifikat ISO tersebut menandakan bahwa Chandra Asri telah ditetapkan sebagai perusahaan yang memiliki standar internasional. Dengan demikian, Chandra Asri dapat bersaing di dunia internasional. Selain PT Chandra Asri Petrochemical dan PT Styren Mono Indonesia, terdapat perusahaan perusahaan petrokimia lain di Indonesia, seperti PT Pertamina, Polyprima Kayareksa, Dongjin Indonesia, dan lain lain.

Permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia adalah kurangnya produksi minyak bumi dan gas alam di Indonesia yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Industri industri petrokimia di Indonesia pada akhirnya harus meng-impor minyak bumi dan gas alam dari negara lain. Biaya untuk membeli bahan baku industri petrokimia di Indonesia, seperti membeli minyak bumi atau nafta, sangat besar. Pemerintah terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan petrokimia di Indonesia. Salah satu usaha pemerintah adalah dengan mengeksplorasi lebih lanjut daerah daerah di Indonesia yang kaya akan cadangan minyak bumi. Selain itu pemerintah juga menetapkan Road Map Pengembangan Klaster Industri Petrokimia di propinsi Banten, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Road Map ini bertujuan untuk menetapkan industri petrokimia hulu dan industri petrokimia hilir pada masing masing daerah tertentu sehingga lebih efisien. Contohnya adalah PT Chandra Asri yang merupakan satu satunya olefin center di Indonesia terletak di Bante, sedangkan satu satunya aromatic center di Indonesia dimiliki oleh Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) terletak di Jawa Timur.Secara geografis, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menghasilkan energi alternatif pengganti migas. Melihat bahwa ketersediaan migas di dunia semakin sedikit, energi alternatif sangat dibutuhkan di masa yang mendatang. Salah satu sumber energi yang berpotensi dikembangkan di Indonesia adalah panas bumi. Keuntungan dari panas bumi adalah sifatnya yang ramah lingkungan dan proses pembentukannya yang terus menerus sehingga tidak dapat habis. Potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia adalah sebesar 27 Gwe atau setara dengan sekitar 12 miliar barel minyak bumi untuk pengoperasian selama 30 tahun. Berdasarkan kenyataan tersebut Pemerintah memproyeksikan kontribusi panas bumi untuk kelistrikan sekitar 9.500 Mwe atau 5% kebutuhan pembangkit listrik pada tahun 2025. Hal ini ditetapkan dalam dalam Perpres No. 5 tahun 2006 mengenai Kebijakan Energi Nasional. Dengan mengembangkan potensi panas bumi, Indonesia dapat menghemat pengeluaran biaya untuk import minyak bumi. Selain itu, penggunaan panas bumi dapat membantu mengurangi pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil. [2]Daftar Pustaka

[1]http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_xi/proses-pembentukan-minyak-bumi/ (diakses pada hari Selasa, 5 April 2011, pukul 18.00)[2]http://www.esdm.go.id/berita/mineral/43-mineral/840-panas-bumi-energi-alternatif-yang-potensial-untuk-indonesia.html (diakses pada hari Selasa, 7 April 2011, pukul 20.10)

www.petrochemistry.net (diakses pada hari Selasa, 5 April 2011, pukul 13.00)

http://staff.ui.ac.id/internal/132127784/material/INDUSTRIPETROKIMIADANDAMPAKLINGKUNGANNYA.ppt (diakses pada hari Selasa, 5 April 2011, pukul 14.00)http://mediadata.co.id/MCSIND-2010/Progres-Industri-Petrokimia-di-Indonesia-2010.pdf (diakses pada hari Selasa, 5 April 2011, pukul 18.20)en.wikipedia.org (diakses pada hari Rabu, 6 April 2011, pukul 15.00)id.wikipedia.org (diakses pada hari Rabu, 6 April 2011, pukul 15.05)