Tugas Ujian THT

19
Jenis Kelamin dan Umur Dalam Anamnesis Jenis kelamin dan umur sangat penting dalam proses penentuan diagnosis Pasien. Hal ini dikarenakan jenis kelamin dan Umur menjadi Faktor predisposisi yang penting dalam terjadinya suatu penyakit, sebagai Contoh Rhinitis Atrofi, pada Rhinitis Atrofi lebih sering terjadi pada Wanita daripada Pria 3:1, Otitis Media Akut lebih sering terjadi pada anak anak daripada orang dewasa hal ini dikarenakan Tuba eustachius yang lebih pendek pada anak anak. Perbedaan Gangguan Nervus I ( Olfaktorius ) Dengan Nervus V ( Trigeminus ) Pemeriksaan nervus I biasanya memerlukan bahan-bahan yang merangsang penciuman seperti kopi, teh, jeruk, atau zat yang berbau lainnya. Jangan menggunakan zat yang dapat merangsang mukosa hidung seperti alcohol, amoniak, cuka, sebah hal ini akan merangsang Nervus V. Sebelum memulai pemeriksaan, kita perlu memastikan terlebih dahulu bahwa lubang hidung tidak mengalami sumbatan atau kelainan seperti ingus atau polip. Zat yang akan digunakan untuk mengetis didekatkan ke hidung pasien dan diminta untuk menciumnya. Tiap lubang hidung diperiksa satu per satu dengan cara menutup lubang yang tidak diperiksa dengan tangan. Cara mengetahui gangguan pada Nervus V adalah dengan cara menggunakan bahan bahan yang mempunyai bau yang menyengat seperti

description

THT

Transcript of Tugas Ujian THT

Page 1: Tugas Ujian THT

Jenis Kelamin dan Umur Dalam Anamnesis

Jenis kelamin dan umur sangat penting dalam proses penentuan diagnosis Pasien. Hal ini

dikarenakan jenis kelamin dan Umur menjadi Faktor predisposisi yang penting dalam terjadinya

suatu penyakit, sebagai Contoh Rhinitis Atrofi, pada Rhinitis Atrofi lebih sering terjadi pada

Wanita daripada Pria 3:1, Otitis Media Akut lebih sering terjadi pada anak anak daripada orang

dewasa hal ini dikarenakan Tuba eustachius yang lebih pendek pada anak anak.

Perbedaan Gangguan Nervus I ( Olfaktorius )

Dengan Nervus V ( Trigeminus )

Pemeriksaan nervus I biasanya memerlukan bahan-bahan yang merangsang penciuman

seperti kopi, teh, jeruk, atau zat yang berbau lainnya. Jangan menggunakan zat yang dapat

merangsang mukosa hidung seperti alcohol, amoniak, cuka, sebah hal ini akan merangsang

Nervus V. Sebelum memulai pemeriksaan, kita perlu memastikan terlebih dahulu bahwa lubang

hidung tidak mengalami sumbatan atau kelainan seperti ingus atau polip. Zat yang akan

digunakan untuk mengetis didekatkan ke hidung pasien dan diminta untuk menciumnya. Tiap

lubang hidung diperiksa satu per satu dengan cara menutup lubang yang tidak diperiksa dengan

tangan.

Cara mengetahui gangguan pada Nervus V adalah dengan cara menggunakan bahan

bahan yang mempunyai bau yang menyengat seperti alcohol, amoniak, cuka, dikarenakan dapat

merangsang mukosa hidung.

Bakteri Aerob dan Anaerob

A. Bakteri aerob 

Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses respirasi, pertumbuhan,

kelangsungan hidup, dan bereproduksi.Contoh Bakteri aerob : 

1.    Nitrosococcus : bakteri nitrit, Amfitrik, memiliki metabolisme berbasis oksigen.

Berperan dalam proses penambahan kesuburan tanah (membentuk humus).

Page 2: Tugas Ujian THT

2.    Nitrosomonas : bakteri nitrit, Amfitrik, berbentuk batang yang terdiri dari genus

chemoautotrophic.berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang

dibutuhkan tanaman

3.    Nitrobacter,  bakteri nitrat, autotrof, Bakteri yang mengubah Nitrite

menjadi Nitrate.

4.    Bacillus, bersifat Hipertermofil, gram positif , dapat hidup dan tumbuh

pada suhudiatas 75°C, beberapa bakteri inibahkan dapat hidup pada

suhu diatas 100°C dan dapat menghasilkan enzim-enzim penting

yang digunakan dalam obat-obatan.

5.    Mycobacterium Tuberculosis, berbentuk batang, aerob obligat, dan memiliki ciri

khusus yakni adanya lapisan lilin di dinding selnya, membutuhkan oksigen, bermanifest

di paru-paru mamalia karena kandungan oksigennya sangat tinggi, menyebabkan

penyakit tuberkulosis,Pembelahan diri terjadi sangat lambat, yaitu sekitar 15 jam setelah

infeksi terjadi.

6.    Nocardia, berbentuk batang, gram positif, bersifat patogen& non patogen,

menyebabkan penyakit nocardiosis, mempengaruhi paru-paru bahkan seluruh tubuh.

Biasanya, bakteri Nocardia tumbuh subur di rongga mulut, terutama di gusi dan kantong

periodontal.

7.      Pseudomonas aeruginosa (Gram negatif), Berbentuk batang dengan ukuran sekitar

0,6 x 2 μm, Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang

membentuk rantai yang pendek, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu

memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak

mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada

kutub) sehingga selalu bergerak, membentuk biofilm untuk membantu kelangsungan

hidupnya saat membentuk koloni pada paru-paru manusia, Koloni yang dibentuk halus

bulat dengan warna fluoresensi yang kehijau-hijauan

8.      Staphylococcus (fakultatif),Gram positif berbentuk bulat, Tumbuh dengan cepat pada

temperatur 20 - 35ºC.melakukan fermentasi karbohidrat , lambat dan mengkilat, dan

menghasilkan bermacam-macam pigmen dari warna putih hingga kuning gelap,

menghasilkan katalase yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen

Page 3: Tugas Ujian THT

B. Bakteri anaerob 

Bakteri anaerob adalah bakteri yang hidup di lingkungan yang tidak mengandung

oksigen.Infeksi dapat terjadi pada saluran akar gigi, gusi, rahang, tonsil, tenggorok, sinus-sinus

dan telinga.  (1) Anaerob obligat  hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan

racun bagi bacteri anaerob obligat, (2) Anaerob fakultatif dapat hidup jika ada oksigen maupun

tidak ada oksigen. Contoh   Bakteri anaerob :  

1.    Clostridium tetani(anaerob obligat) : bakteri Gram positif,dapatmembentuk

spora, danberbentuk drumstick. Bakteri ini menyebabkan penyakitTetanus dengan infeksi

melalui berbagai cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang terbuka, luka bakar, pembedahan,

penyuntikan, gigitan binatang, aborsi, melahirkan atau luka pemotongan umbilicus.

2.    Microccocus denitrificans (anaerob obligat), Bakteri Mesofil, bakteri yang

hidupdan tumbuh di daerahsuhu antara 15°-55°C, dengan

suhuoptimum 25°- 40°C,menimbulkan proses denitrifikasi (karena oksigen dalam

tanah berkurang) yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi

amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Kerugiaaannya : memecccah 

nitrat menjadi nitrogen sehingga mengurangi kesuburan tanah.

3.    Clostridium botulinum(anaerob obligat), bakteri berbentuk satu batang tungal, Gram-

positif, dapat membentuk spora(Sporanya tahan panas dan dapat bertahan hidup dalam

makanan dengan pemrosesan yang kurang sesuai atau tidak benar), dan dapat

memproduksi racun syaraf yang kuat, bakteri tersebut tumbuh dalam makanan dan

menghasilkan racun botulininyang dapat menimbulkan keracunan makanan.

4.    Shigella (anaerobfakultatif) , genus Gram-negatif, menyebabkan penyakit disentri,

Infeksi Shigella melalui proses menelan (makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri)

atau melalui teknik seksual tertentu yang melibatkan lidah dan anus. Gejala : diare,

demam, mual, muntah, kram perut, perut kembung, dan sembelit.

5.    Escherichia coli (anaerobfakultatif) adlah satu jeniss

pesies utama bakteri gram negatif ditemukan dalam usus besar manusia. Menyebabkan

penyakit seperti kolera, tipus, disentri, diare, dan penyakit cacing.

Page 4: Tugas Ujian THT

6.    Neiserria gonorrhea (fakultatif anaerob), Diplokokus gram-negatif, tidak bergerak,

diameternya ± 0,8 μm, tidak berpasangan, berkoloni sangat kecil, patogen thd manusia,

mengeluarkan endotoxin. Cepat mati oleh pengeringan, sinar matahari, pemanasan basah

dan disinfektan.

7.    Lactobacillus (anaerob fakultatif) genus bakteri gram-positif, mikroaerofilik, bakteri

ini bisa memecah protein, karbohidrat, dan lemak dalam makanan, bakteri ini digunakan

dalam proses pengentalan dan fermentasi makanan. Lactobacillus juga sering ditemukan

dalam rongga mulut dan usus tanpa menimbulkan gangguan kesehatan.

8.    Salmonella (anaerobfakultatif) :suatu genus bakterienterobakteria gram-negatif

berbentuktongkat yangmenyebabkan tifus,paratifus, dan penyakitfoodborne. spesies

Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida.

9.    Micrococcus denitrificans biasa hidup pada lahan yang kaya zat

nitrat tetapi miskin oksigen. Bakteri ini menguraikan zat HNO3 menjadi

NH3 dan O2.

10. Staphylococcus pyogenes, Bentuk coccus, memiliki kapsul formasi staphylae, tidak

mampu berbentuk spora, gram positif, tidak bergerak, mengeluarkan exotoxin, tahan

terhadap pengaruh buruk dari luar

Antibiotik

A. Definisi antibiotik

Antimikroba adalah obat pembasmi mikroba atau jasad renik yang tidak termasuk parasit,

khususnya mikroba yang merugikan manusia. Sedangkan antibiotik ialah zat yang dihasilkan

oleh mikroorganisme atau dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat

perkembangan mikroorganisme. Dalam praktek sehari-hari, antimikroba sintetik yang tidak

diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamid dan kuinolon) juga sering digolongkan

sebagai antibiotik.

Selain dari hasil metabolisme mikroorganisme, antibiotik juga dapat dibuat dari bahan

alam yaitu dari beberapa hewan dan tanaman, serta dapat pula dibentuk antibiotik baru secara

sintesis parsial yang sebagian mempunyai sifat yang lebih baik. Dari beribu-ribu jenis antibiotik

yang telah ditemukan, hanya sebagian kecil yang dapat dipakai untuk tujuan terapeutik. Hanya

Page 5: Tugas Ujian THT

antibiotik yang mempunyai kadar hambatan minimum (KHM) in vitro lebih kecil dari kadar

yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik, yang dapat dipakai.

B. Prinsip kerja obat antibiotik

Idealnya, antibiotik memperlihatkan toksisitas secara selektif. Toksisitas selektif bersifat

relatif daripada absolut yang berarti bahwa suatu obat dapat merusak bakteri dalam konsentrasi

yang dapat ditoleransi oleh inang atau hospes. Toksisitas selektif bergantung pada proses

hambatan biokimia yang terdapat di dalam atau esensial untuk parasit tetapi bukan untuk inang.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik umumnya dibagi menjadi lima kelompok yaitu:

1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel

Bakteri memiliki dinding sel, yang mengelilingi sitoplasma membran sel, yang

lebih kaku bila dibandingkan dengan sel hewan. Tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih

tinggi daripada di luar sel, maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan

terjadinya lisis, yang merupakan dasar efek bakterisidal pada bakteri yang peka. Dinding

sel mengandung polipeptidoglikan. Lapisan peptidoglikan jauh lebih tebal pada dinding

sel bakteri gram positif daripada dinding sel bakteri gram negatif. Antibiotik yang

memiliki mekanisme kerja ini secara berturut-turut dari yang paling dini menghambat

sampai yang kurang menghambat yaitu sikloserin, basitrasin, vankomisin, penisilin dan

sefalosporin.

2. Antibiotik yang menghambat permeabilitas atau fungsi membran sel

Membran sitoplasma bakteri dan jamur tertentu lebih mudah dirusak oleh agen

tertentu daripada membran sel hewan. Antibiotik yang mengubah tegangan permukaan,

dapat merusak permeabilitas selektif dari membran sel mikroba. Akibatnya, aktivitas

kemoteraupetik selektif dapat terjadi. Antibiotik yang berperan dalam menghambat

fungsi membran sel yaitu azoles, polien, dan polimiksin. Polimiksin dapat merusak

membran sel setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba.

Polimiksin tidak efektif terhadap bakteri Gram-positif karena jumlah fosfor bakteri ini

lebih sedikit. Antibiotik polien bereaksi dengan struktur sterol pada membran sel. Oleh

karena itu, bakteri tidak sensitif terhadap antibiotik polien, karena tidak memiliki struktur

sterol pada membran selnya.

Page 6: Tugas Ujian THT

3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba

Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA.

Perbedaan tipe ribosom, komposisi kimiawi, dan spesivitas fungsional antara sel bakteri

dan sel mamalia berbeda sehingga dapat menerangkan antibiotik dapat menghambat

sintesis protein di ribosom bakteri tanpa menunjukkan efek nyata pada ribosom

mamalia.Aminoglikosida, tetrasiklin, makrolida atau eritromisin, kloramfenikol, dan

linkomisin terbukti dapat menghambat sintesis protein melalui kerja pada ribosom

bakteri.

Streptomisin dan tetrasiklin berikatan dengan komponen ribosom 30S

menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu sintesis protein

sehingga akan terbentuk protein yang abnormal dan nonfungsional bagi sel mikroba.

Gentamisin, kanamisin, dan neomisin memiliki mekanisme kerja yang sama tetapi

potensinya berbeda. Eritromisin, likomisin, dan kloramfenikol berikatan dengan ribosom

50S dan menghambat translokasi kompleks tRNA-peptida dari lokasi asam amino ke

lokasi peptida. Akibatnya, rantai polipeptida tidak dapat diperpanjang karena lokasi asam

amino tidak dapat menerima kompleks tRNA-asam amino yang baru.

4. Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroba

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamida, trimetoprim, p-

aminosalisilat acid (PAS) dan sulfon. Antibiotik ini bekerja dengan efek bakteriostatik.

Mikroba membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Bakteri patogen harus

mensintesis sendiri asam folat dari para amino benzoic acid (PABA). Sulfonamida

bersaing dengan PABA dalam pembentukan asam folat sehingga mencegah bergabung ke

dalam folat. Trimetoprim bekerja dengan menghambat enzim dihidrofolat reduktase

(FAH2) sehingga asam dihidrofolat tidak dapat direduksi menjadi asam tetrahidrofolat

(FAH4) yang berfungsi. PAS adalah analog PABA yang menghambat asam folat pada

Mycobacterium tuberculosis. Sulfonamid adalah analog struktur PABA dan menghambat

dihidropteroat sintetase.Sulfonamida tidak efektif terhadap M.tuberculosis dan sebaliknya

PAS tidak efektif terhadap bakteri yang sensitif terhadap Sulfonamida.

5. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba

Kebanyakan antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat digunakan

sebagai obat antikanker ataupun sebagai antivirus karena sifat sitotoksisitasnya. Oleh

Page 7: Tugas Ujian THT

karena itu, obat antibiotik yang akan dipaparkan yaitu rifampisin, dan golongan kuinolon.

Rifampisin berikatan dengan enzim polimerase-RNA sehingga menghambat sintesis

RNA dan DNA. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri yang

fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga dapat

muat dalam sel bakteri yang kecil.

C. Aktivitas dan spektrum kerja antibiotic

a. Berdasarkan toksisitas selektif

Berdasarkan toksisitas selektif, antibiotik dibagi menjadi dua jenis yaitu antibiotik yang

mempengaruhi pembentukan dinding sel atau permeabilitas yang membunuh mikroorganisme

(bakterisidal) dan yang hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme

(bakteriostatik).1Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain penisilin,

sefalosporin, aminoglikosida (jika digunakan dalam dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin,

isoniazid dan lain-lain. Antibiotik yang bersifat bakterisidal dibutuhkan untuk penyembuhan

pada kasus peradangan yang tidak dapat dihilangkan oleh mekanisme inang (misalnya

endokarditis infektif). Kasus peradangan seperti ini juga tidak dapat diobati dengan

menggunakan antibiotik bakteriostatik, dimana penyakit akan kambuh kembali setelah

penggunaan antibiotik dihentikan.

Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung status

imunologi pasien, contohnya antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,

trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain-lain.1 Keberhasilan obat-

obat ini bergantung pada keterlibatan mekanisme pertahanan tubuh inang. Apabila obat

dihentikan, organisme akan tumbuh kembali, dan peradangan atau penyakit akan kambuh.

Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisidal bila

kadar antibiotiknya ditingkatkan melebihi KHM.

b. Berdasarkan spektrum kerja

Sifat antibiotik dapat berbeda satu dengan lainnya. Misalnya, Penisilin G bersifat aktif

terhadap bakteri Gram-Positif, sedangkan Gram-negatif pada umumnya resisten terhadap

Penisilin G. Streptomisin memiliki sifat berbanding terbalik dengan Penisilin G, sedangkan

tetrasiklin aktif terhadap berbagai bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.

Berdasarkan perbedaan sifat spektrum kerjanya, antibiotik dibagi atas dua yaitu spektrum sempit

dan spektrum luas. Antibiotik yang termasuk dalam golongan spektrum sempit di antaranya

Page 8: Tugas Ujian THT

Penisilin G (benzil penisilin) dan streptomisin. Sedangkan antibiotik yang termasuk dalam

golongan spektrum luas di antaranya tetrasiklin, kloramfenikol, dan karbapenem.

Walaupun suatu antibiotik berspektrum luas, efektivitas kliniknya belum tentu seluas

spektrumnya karena efektivitas maksimal diperoleh dengan menggunakan obat terpilih untuk

peradangan yang sedang dihadapi terlepas dari efeknya terhadap mikroba lain.Antibiotik

berspektrum luas cenderung menimbulkan superinfeksi oleh bakteri atau jamur yang resisten. Di

lain pihak, pada septikemia yang penyebabnya belum diketahui diperlukan antibiotik yang

berspektrum luas sementara menunggu hasil pemeriksaan mikrobiologik.

D. Klasifikasi antibiotik

Berdasarkan struktur kimianya, antibiotik dibedakan atas beberapa kelompok yaitu (1)

Antibiotik β-laktam yang terdiri atas golongan penisilin dan derivatnya, sefalosporin,

karbapenem, dan monobaktam; (2) Antibiotik makrolida dan ketolida; (3) Linkosamida; (4)

Metronidazole; (5) Tetrasiklin; (6) Glisilsiklin; (7) Golongan kuinolon/fluoro-kuinolon; (8)

Golongan aminoglikosida; (9) Vankomisin; (10) Streptogramin; (11) Oksasolidinon; (12)

Sulfonamida; dan (13) Kloramfenikol.

Di praktek kedokteran gigi, tidak semua jenis antibiotik digunakan, hanya beberapa jenis

saja yang umum digunakan di antaranya antibiotik golongan β-laktam (seperti amoksisilin,

amoksisilin-asam klavulanat, ampisilin, sefadroksil, sefaleksin, sefazolin, dan penisilin),

linkosamida (seperti klindamisin), makrolida (seperti azitromisin, eritromisin),

kuinolon/fluorokuinolon (seperti siprofloksasin), aminoglikosida (seperti gentamisin), dan

metronidazole.

D.1.1. Antibiotik β-laktam

Antibiotik β-laktam menjadi antibiotik yang banyak digunakan karena aktivitas

spektrumnya luas dan toksisitasnya yang relatif kurang walaupun insiden terhadap alergi

relatif tinggi. Antibiotik jenis ini terdiri dari lima kelompok yang memiliki nukleus β-

laktam berbeda, yaitu penisilin, sefalosporin, karbapenem, monobaktam, dan karbasefem.

Penisilin dan sefalosporin adalah antibiotik yang paling penting, diikuti dengan

karbapenem, monobaktam, dan karbasefem yang menjadi cadangan pada kasus

peradangan serius seperti peradangan nosokomial (yang didapat dari rumah sakit). β-

Page 9: Tugas Ujian THT

laktam memiliki aktivitas antibiotik dengan spektrum yang terluas, kecuali antibiotik

dengan spektrum yang sangat sempit (seperti β-laktamase-resistant penicillin) dan

spektrum yang sangat luas (seperti imipenem dan beberapa sefalosporin).

Mekanisme kerja antibiotik β-laktam dapat diringkas dengan urutan sebagai

berikut: (1) Obat bergabung dengan penicillin-binding proteins (PBPs) pada bakteri;

kemudian (2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel bakteri karena proses transeptidasi

antar rantai peptidoglikan terganggu; lalu (3) Terjadi aktivasi enzim proteolitik pada

dinding sel.

1. Penisilin

Penisilin adalah istilah generik untuk kelompok antibiotik yang sama-

sama memiliki nukleus cincin β-laktam. Obat ini efektif melawan sebagian besar

bakteri gram positif tetapi tidak aktif jika cincin β-laktamnya dipecah oleh β-

laktamase.12 Modifikasi penisilin dapat terjadi karena struktur dasarnya (asam 6-

amminopenisilanat) memungkinkan untuk penambahan berbagai rantai β-laktam

dan cincin tiazolidin. Atas dasar modifikasi ini, penisilin dapat dibagi menjadi

penisilin G dan derivatnya, penisilin resisten β-laktamase, penisilin spektrum

yang diperluas (Extended-Spectrum Penicillin), dan penisilin spektrum yang

diperluas ditambah inhibitor β-laktamase (Extended-Spectrum Penicillin Plus β-

Lactamase Inhibitors).

Penisilin memiliki efek bakterisid dengan menghambat pembentukan

mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba. Di antara semua

penisilin, penisilin G mempunyai aktivitas terbaik terhadap mikroba Gram-positif

yang sensitif. Walaupun kelompok ampisilin memiliki spektrum antibiotik yang

lebar, tetapi aktivitasnya terhadap mikroba Gram-positif tidak sekuat penisilin G.

Namun demikian, kelompok ampisilin efektif terhadap beberapa mikroba Gram-

negatif dan tahan asam, sehingga dapat diberikan per oral. Kombinasi penisilin

dengan asam klavulanat menjadi salah satu pilihan karena kerja antibiotiknya

sangat lemah, tetapi dapat menghambat penisilinase dari streptokokus dan β-

laktamase berbagai mikroba Gram-negatif dengan mengikat pusat aktif enzim

tersebut. Karena itu asam klavulanat digunakan dalam kombinasi bersama

antibiotik β-laktam yang tak stabil terhadap β-laktamase

Page 10: Tugas Ujian THT

2. Sefalosporin

Sefalosporin berasal dari fungus Cephalosporium acremonium. Inti dasar

sefalosporin C ialah asam 7-amino-sefalosporanat (7-ACA: 7-

aminocephalosporanic acid) yang merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan

cincin betalaktam. Sefalosporin C resisten terhadap penisilinase, tetapi dapat

dirusak oleh. sefalosporinase. Hidrolisis asam sefalosporin C menghasilkan 7-

ACA yang dapat dikembangkan menjadi berbagai macam antibiotik sefalosporin.

Berdasarkan aktivitas antibiotiknya, sefalosporin dibagi menjadi 4

generasi yaitu generasi pertama, generasi kedua, generasi ketiga, dan generasi

keempat. Sefalosporin memiliki aktivitas yang baik untuk melawan patogen

orofasial, tetapi terbatas dalam melawan bakteri anaerob. Secara in vitro,

sefalosporin generasi pertama memperlihatkan spektrum antibiotik yang aktif

terhadap bakteri Gram-positif. Keunggulannya dibanding penisilin adalah

aktivitasnya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini efektif terhadap

sebagian besar Staphylococcus aureus dan Streptococcus termasuk Streptococcus

pyogenes, Streptococcus viridans, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus

anaerob, Clostridium perfringens, Listeria monocytogenes, dan Corynebacterium

diphteriae. Sefadroksil, sefaleksin, dan sefazolin merupakan antibiotik

sefalosporin generasi pertama, sedangkan seftriakson termasuk generasi ketiga

D.1.2 Antibiotik makrolida

Senyawa ini didapat dari jenis Streptomyces, mempunyai sifat glikosida dan

mengandung cincin lakton makrosiklik, gula amino basa dan gula netral. Mekanisme

kerja yang diketahui yaitu antibiotik makrolida menghambat sintesis protein pada fase

pemanjangan dengan mempengaruhi translokasi.

Makrolida digunakan untuk peradangan yang disebabkan oleh mikroba Gram-

positif yang resisten terhadap penisilin atau tetrasiklin, dipakai juga pada pasien yang

alergi terhadap penisilin.Yang termasuk dalam kelompok makrolida yaitu eritromisin,

azitromisin, dan sebagainya. Azitromisin memiliki aktivitas yang sangat baik dengan

Chlamydia. Kadar azitromisin yang tercapai dalam serum setelah pemberian oral relatif

rendah, tetapi di jaringan dan sel fagosit menjadi sangat tinggi. Obat yang disimpan

dalam jaringan ini kemudian dilepaskan perlahan-lahan sehingga dapat diperoleh masa

Page 11: Tugas Ujian THT

paruh eliminasi sekitar 3 hari. Dengan demikian obat cukup diberikan sekali sehari dan

lama pengobatan dapat dikurangi. Absorbsinya berlangsung cepat tetapi terganggu bila

diberikan bersamaan dengan makanan.

D.1.3 Linkomisin

Yang termasuk kelompok linkomisin adalah linkomisin yang diisolasi dari

Streptomyces lincolnensis dan senyawa sintesis parsial turunannya yaitu klindamisin.

Kelompok linkomisin mempunyai spektrum kerja yang mirip antara yang satu dengan

yang lain, mekanisme kerjanya sama dengan antibiotik makrolida, sedangkan kerja

klindamisin 2-10 kali lebih besar dari intesitas kerja linkomisin. Yang penting adalah

kemampuan difusinya yang baik dalam tulang. Linkomisin dan klindamisin digunakan

untuk peradangan karena staphylokokus jika antibiotik lain tidak dapat digunakan dan

berguna pada peradangan karena bakteri anaerob.10 Selain itu, klindamisin digunakan

untuk pasien yang alergi dengan penisilin atau terjadi kegagalan pengobatan dengan

penisilin.

D.1.4 Antibiotik aminoglikosida

Yang termasuk antibiotik golongan ini adalah streptomisin, neomisin, kelompok

kanamisin-gentamisin, dan spektinomisin. Senyawa ini merupakan senyawa dengan

struktur yang terdiri atas tri atau tetrasakarida, yang mengandung streptamin atau

turunannya sebagai rumus umum, terutama 2-desoksistreptamin. Semua senyawa ini

memiliki spektrum kerja yang luas dan kerjanya adalah bakterisidal. Gentamisin adalah

senyawa yang didapat dari filtrat kultur jenis Mikromonospora, yang merupakan

campuran dari 3 antibiotik spektrum luas gentamisin C1, C1a, dan C2. Secara klinis

gentamisin sangat berarti terutama karena peranannya terhadap mikroba Gram-negatif

penyebab peradangan tersebut.

D.1.5 Kuinolon

Kuinolon memiliki atom fluor pada cincin kuinolon (karena itu dinamakan juga

fluorokuinolon). Golongan kuinolon secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu kuinolon dan fluorokuinolon. Kelompok kuinolon tidak mempunyai manfaat klinik

untuk pengobatan peradangan sistemik karena kadarnya dalam darah terlalu rendah, daya

antibakterinya lebih lemah, dan resistensi cepat timbul. Indikasinya terbatas sebagai

antiseptik saluran kemih. Sedangkan kelompok

Page 12: Tugas Ujian THT

fluorokuinolon memiliki atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya.

Daya antibiotik fluorokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok kuinolon lama.

Kelompok obat ini diserap secara baik pada pemberian oral, dan derivatnya tersedia juga

dalam bentuk parenteral yang digunakan untuk penanggulangan peradangan berat,

khususnya yang disebabkan oleh bakteri Gram-negatif, sedangkan terhadap bakteri

Gram-positif daya bakterinya relatif lemah. Yang termasuk golongan ini adalah

siprofloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan sebagainya.

D.1.6 Metronidazole

Metronidazole adalah nitroimidazole buatan yang dibuat atau diisolasi dari

Streptomyces sp yang berguna dalam mengatasi berbagai peradangan akibat protozoa.13

Obat ini juga efektif melawan bakteri anaerob yang bekerja dengan mengganggu DNA

bakteri sehingga menghambat sintesis asam nukleat.16 Spektrum metronidazole terbatas

pada bakteri anaerob obligat dan beberapa bakteri mikroaerofilik,19 dan paling efektif

melawan bakteri anaerob gram negatif yang bertanggung jawab pada peradangan

orofasial akut dan periodontitis kronis.13 Kombinasi metronidazole dengan antibiotik

betalaktam pada peradangan oral diindikasikan untuk peradangan orofasial akut yang

serious dan pada penatalaksanaan periodontitis agresif.