Tugas THT Boyol Tinitus

29
TUGAS THT-KL TELINGA BERDENGING (TINNITUS) Oleh : Coraega Gena Ernestine G.99141021 Pembimbing : dr. Anthonius Cristanto, M. Kes, Sp.THT-KL

description

tht

Transcript of Tugas THT Boyol Tinitus

Page 1: Tugas THT Boyol Tinitus

TUGAS THT-KL

TELINGA BERDENGING (TINNITUS)

Oleh :

Coraega Gena Ernestine

G.99141021

Pembimbing :

dr. Anthonius Cristanto, M. Kes, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG

TENGGOROKAN KEPALA LEHER (THT-KL)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI

RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

2015

Page 2: Tugas THT Boyol Tinitus

1. Kumpulan Keluhan Utama di Bidang THT-KL

a. Keluhan utama pada telinga berupa :

1) Rasa nyeri dalam telinga (otalgia)

2) Telinga terasa penuh

3) Gangguan pendengaran/pekak (tuli)

4) Suara berdenging/berdengung (tinnitus)

5) Keluar cairan dari telinga (otore)

6) Benda asing dalam telinga (corpal)

7) Rasa pusing yang berputar (vertigo)

8) Telinga gatal (itching)

9) Sakit kepala (cephalgia)

10) Sakit kepala sebelah (migraine)

b. Keluhan utama pada hidung berupa:

1) Hidung tersumbat (obsruksi nasal)

2) Pilek/keluar cairan dari hidung (rhinorrea)

3) Bersin (sneezing)

4) Perdarahan dari hidung/mimisan (epistaksis)

5) Benda asing di dalam hidung (corpal)

6) Rasa nyeri di daerah muka dan kepala

7) Gangguan penghidu (anosmia/hiposmia)

8) Hidung berbau (foetor ex nasal)

9) Suara sengau (nasolalia)

c. Keluhan utama kelainan di tenggorokan berupa :

1) Tenggorokan gatal

2) Nyeri tenggorokan

3) Nyeri menelan (odinofagia)

4) Sulit menelan (disfagia)

5) Dahak di tenggorok

6) Rasa sumbatan di leher

Page 3: Tugas THT Boyol Tinitus

7) Suara serak (hoarseness)

8) Benda asing di dalam tenggorokan (corpal)

9) Amandel (tonsil)

10) Tenggorok kering

11) Batuk

12) Bau mulut (halitosis)

d. Keluhan lain di kepala leher berupa:

1) Nyeri

2) Sesak napas

3) Benjolan di leher

Page 4: Tugas THT Boyol Tinitus

2. Anatomi, Fisiologi dan Histologi Telinga serta Mekanisme Patofisiologi

Telinga Berdenging (Tinnitus)

a) Anatomi Telinga

Anatomi telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, telinga dalam:

a. Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga

sampai membran tympani. Telinga luar atau pinna merupakan

gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit. Daun telinga terdiri

dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga (meatus akustikus

eksternus) berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada

sepertiga bagian luar, di sepertiga bagian luar kulit liang telinga

terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat =

Kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada

seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya

sedikit dijumpai kelenjar serumen, dua pertiga bagian dalam

rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 - 3 cm.

Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea,

dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi

menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang

berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat

berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen (minyak

telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.

Page 5: Tugas THT Boyol Tinitus

Gambar. Telinga luar, telinga tengah, telinga dalam. Potongan

Frontal Telinga

b. Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan :

Batas luar : Membran timpani

Batas depan : Tuba eustachius

Batas Bawah : Vena jugularis (bulbus jugularis)

Batas belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars

vertikalis.

Batas atas : Tegmen timpani (meningen / otak )

Batas dalam : Berturut-turut dari atas ke bawah kanalis

semi sirkularis horizontal, kanalis

fasialis,tingkap lonjong (oval

window),tingkap bundar (round window)

dan promontorium.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat

dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang

telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida (Membran Shrapnell),

sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars

flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel

Page 6: Tugas THT Boyol Tinitus

kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia,

seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis

lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit

serat elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler

pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane

timpani disebut umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam

serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan

timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut. Membran timpani

dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan

prosesus longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di

umbo, sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang,

bawah-depan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak

perforasi membrane timpani.

Didalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran

yang tersusun dari luar kedalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes.

Tulang pendengaran didalam telinga tengah saling berhubungan .

Prosesus longus maleus melekat pada membrane timpani, maleus

melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak

pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan koklea. Hubungan

antar tulang-tulang pendengaran merupakan persendian.

Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang

terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada

periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot

kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi

konduksi suara. maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis

gepeng. Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik.

Ditempat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang

menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid. Tuba

eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan

daerah nasofaring dengan telinga tengah.

Page 7: Tugas THT Boyol Tinitus

Gambar. Membran Timpani

Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui

saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga

keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba

auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan

makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut

merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran

tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan

udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga

menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan

permukaan luar membran tympani.

c. Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang

berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3

buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut

holikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala

vestibuli.

Page 8: Tugas THT Boyol Tinitus

Kanalis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak

lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap.

Gambar. Gambar Telinga Dalam

Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah

atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktus

koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi

perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala

vestibuli disebut sebagai membrane vestibuli (Reissner’s

membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis.

Pada membran ini terletak organ corti.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang

disebut membran tektoria, dan pada membran basal melekat sel

rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan

kanalis corti, yang membentuk organ corti.

b) Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi

oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara

atau tulang kekoklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani

diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang

akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran

Page 9: Tugas THT Boyol Tinitus

dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.

Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang

menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule

bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang

mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara

membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan

rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-

sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion

bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam

sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,

lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran

(area 39-40) di lobus temporalis.

Gambar. Fisiologi Pendengaran

c) Histologi Telinga

a. Telinga Luar

1) Auricula

Dibungkus oleh perikondrium yang mengandung serat elastic

Terdiri dari tulang rawan elastic

Page 10: Tugas THT Boyol Tinitus

2) Meatus akustikus eksternus

Sepertiga bagian luar berupa tulang rawan , dua pertiga bagian

dalam bagian dari tulang temporal

Kulitnya dilapisi oleh perikondrium dan perioestium

sepertiga luar dilapisi oleh rambut kasar

Meatus akustikus eksternus mengandung kelenjar sebasea dan

kelenjar seruminosa yang menyekresikan serumen.

Lumen kelenjar besar dan epitelnya selapis gepeng

b. Telinga tengah

1) Kavum Timpani

Dilapisi sel gepeng di dekat muara tuba eustachius dan sel

kuboid silia di tepian

2) Tulang pendengaran : dihubungkan oleh sendi diartrosis dan

disokong oleh ligament halus

3) Membran Timpani

Semi transparan , lonjong dan seperti kerucut

Terdiri dari dua lapisan berupa serat kolagen dan fibroblast

serta jalinan tipis serat elastic (bagian luar radial dan bagian

dalam melingkar)

Bagian luar membrane timpani dilapisi kulit tipis tanpa

rambut / kelenjar, didalamnya dilapisi mukosa dengan sel

epitel gepeng, lamina propria tipis dan sedikit serat kolagen

dan kapiler

4) Tuba eustachius

Sepertiga pertama disokong oleh tulang, di medial dilapisi

oleh tulang rawan dan di lateral dilapisi oleh jaringan ikat

fibrosa

Hampir seluruh tuba dilapisi oleh tulang rawan elastin,

tetapi di dekat ujung faring dilapisi tulang rawan hialin

Page 11: Tugas THT Boyol Tinitus

Bagian tulang tuba relative tipis, terdiri dari epitel

kolumnar rendah bersilia, lamina propria tipis

Bagian tulang rawan , terdiri dari sel kolumnar tinggi ,

bersilia dan di lamina propria banyak limfosit

c. Telinga dalam

1) Labirin oseosa

2) Labirin membranosa :

Utrikuluss

- Lapisan luar : lapisan fibrosa

- Lapisan tengah : jaringan ikat vascular halus

- Lapisan dalam : sel gepeng dan kuboid rendah

Pada daerah khusus terdapat :

- -Sel gelap : inti tidak teratur, sitoplasma mengandung

vesikel bersalut , vesikel licin dan sedikit lipid

- -Sel terang : terdapat sedikit mikrovili , sitoplasma

mengadung sedikit ribosom dan mitokondria

Sakulus

Makula sakuli – duktus sakulus dan utrikulus menyatu

menjadi duktus endolimfatikus : dilapisi oleh epitel kuboid

sampai gepeng , dekat ujung ada kolumnar tingga berupa sel

gelap dan sel terang.

Duktus semisirkularis

Pada duktus semisirkularis mengalami pelebaran yang

disebut ampula dan berisi Krista ampula . Krista ampula

mengandung epitel sensoris , terbagi dua : sel rambut dan sel

penyokong

3) Koklea

Skala vestibuli : dinding dilapisi jaringan ikat tipis dengan

epitel selapis gepeng

Page 12: Tugas THT Boyol Tinitus

Skala media : dibentuk oleh stria vascularis dengan epitel

bertingkat dan mengandung anyaman kapiler intraepitelial

yang terbentuk dari pembuluh-pembuluh darah yang

mendarahi jaringan ikat di ligamentum spirale.

Skala timpani : dilapisi jaringan ikat tipis dengan epitel

sepalis gepeng

4) Organ Corti

Mengandung sel rambut yg berespon terhadap frekuensi

suara berbeda.suara berbeda.

3 - 5 sel rambut luar & 1 baris sel rambut dalam.3 - 5 sel

rambut luar & 1 baris sel rambut dalam.

Kedua jenis sel rambut berupa sel silindris dengan inti di

kedua jenis sel rambut berupa sel silindris dengan inti

dibasal, & banyak mitokondria.

Ciri khas dari sel ini: susunannya berbentuk huruf W

Sel rambut luar dan dalam memiliki ujung saraf afferen

Sel rambut luar & dalam memiliki ujung saraf afferen

&efferen..

Badan sel dari neuron bipolar afferen organ corti terletak

dalam pusat tulang pada modiolus dan membentuk ganglion

spiralis.

d) Patofisiologi Tin n itus

Pada tinnitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang

menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan

berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan berasal

dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. Impuls

abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinnitus

dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinnitus dengan nada rendah

seperti bergemuruh atau nada tinggi seperti berdenging. Tinnitus dapat

terus menerus atau hilang timbul.

Page 13: Tugas THT Boyol Tinitus

Tinnitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan

dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinnitus yang disebabkan

oleh gangguan konduksi, biasanya berupa bunyi dengan nada rendah.

Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut

(Tinnitus pulsatil).

Tinnitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi,

biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor,

tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-lainnya. Tinnitus dengan

nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan

gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare.

Tinnitus objektif sering ditimbulkan oleh gangguan vaskuler.

Bunyinya seirama dengan denyut nadi, misalnya pada aneurisma dan

aterosklerosis. Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan Tinnitus

objektif, seperti tuba eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas

membran timpani bergerak dan terjadi Tinnitus.

Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus

stapedius, serta otot-otot palatum dapat menimbulkan Tinnitus objektif.

Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis

(carotid body tumor), maka suara aliran darah akan mengakibatkan

Tinnitus juga.

Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomisin,

dehidro-streptomisin, garamisin, digitalis, kanamisin, dapat terjadi

Tinnitus nada tinggi, terus menerus atupun hilang timbul. Pada

hipertensi endolimfatik, seperti penyakit meniere dapat terjadi Tinnitus

pada nada rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau

berdengung. Gangguan ini disertai dengan vertigo dan tuli sensorineural.

Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien

yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang

menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul Tinnitus

dan gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah normal

kembali.

Page 14: Tugas THT Boyol Tinitus

3. Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Tinnitus

Untuk mendiagnosis pasien dengan Tinnitus, diperlukan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang baik.

a. Anamnesis

Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam penegakan

diagnosis Tinnitus. Dalam anamnesis banyak sekali hal yang perlu

ditanyakan, diantaranya:

Kualitas dan kuantitas Tinnitus.

Lokasi, apakah terjadi di satu telinga ataupun di kedua telinga?

Sifat bunyi yang di dengar, apakah mendenging, mendengung,

menderu, ataupun mendesis dan bunyi lainnya.

Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau

malam hari?

Gejala-gejala lain yang menyertai seperti vertigo dan gangguan

pendengaran serta gangguan neurologik lainnya.

Lama serangan Tinnitus berlangsung, bila berlangsung hanya dalam

satu menit dan setelah itu hilang, maka ini bukan suatu keadaan

yang patologik, tetapi jika Tinnitus berlangsung selama 5 menit,

serangan ini bias dianggap patologik.

Riwayat medikasi sebelumnya yang berhubungan dengan obat-

obatan dengan sifat ototoksik.

Kebiasaan sehari-hari terutama merokok dan meminum kopi.

Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik.

Riwayat infeksi telinga dan operasi telinga.

Umur dan jenis kelamin juga dapat memberikan kejelasan

dalam mendiagnosis pasien dengan Tinnitus. Tinnitus karena kelainan

vaskuler sering terjadi pada wanita muda, sedangkan pasien dengan

myoklonus palatal sering terjadi pada usia muda yang dihubungkan

dengan kelainan neurologi.

Page 15: Tugas THT Boyol Tinitus

Pada Tinnitus subjektif unilateral perlu dicurigai adanya

kemungkinan neuroma akustik atau trauma kepala, sedangkan bilateral

kemungkinan intoksikasi obat, presbikusis, trauma bising dan penyakit

sistemik. Jika pasien susah untuk mendeskripsikan apakah Tinnitus

berasal dari telinga kanan atau telinga kiri, hanya mengatakan di tengah

kepala, kemungkinan besar terjadi kelainan patologis di saraf pusat,

misalnya serebrovaskuler, siringomelia dan sklerosis multipel.

Kelainan patologis pada putaran basal koklea, saraf pendengar

perifer dan sentral pada umumnya bernada tinggi (mendenging).

Tinnitus yang bernada rendah seperti gemuruh ombak adalah ciri khas

penyakit telinga koklear (hidrop endolimfatikus).

b. Pemeriksaan fisik dan Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan fisik pada pasien dengan Tinnitus dimulai dari

pemeriksaan auskultasi dengan menggunakan stetoskop pada kedua

telinga pasien. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan

apakah Tinnitus yang didengar pasien bersifat subjektif atau objektif.

Jika suara Tinnitus juga dapat didengar oleh pemeriksa, artinya bersifat

subjektif, maka harus ditentukan sifat dari suara tersebut. jika suara

yang didengar serasi dengan pernapasan, maka kemungkinan besar

Tinnitus terjadi karena tuba eustachius yang paten. Jika suara yang di

dengar sesuai dengan denyut nadi dan detak jantung, maka

kemungkinan besar Tinnitus timbul karena aneurisma, tumor vaskular,

vascular malformation, dan venous hum. Jika suara yang di dengar

bersifat kontinua, maka kemungkinan Tinnitus terjadi karena venous

hum atau emisi akustik yang terganggu.

Pada Tinnitus subjektif, yang mana suara Tinnitus tidak dapat

didengar oleh pemeriksa saat auskultasi, maka pemeriksa harus

melakukan pemeriksaan audiometri. Hasilnya dapat beragam, di

antaranya:

Page 16: Tugas THT Boyol Tinitus

Normal, Tinnitus bersifat idiopatik atau tidak diketahui

penyebabnya.

Tuli konduktif, Tinnitus disebabkan karena serumen impak,

otosklerosis ataupun otitis kronik.

Tuli sensorineural, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan BERA

(Brainstem Evoked Response Audiometri). Hasil tes BERA, bisa

normal ataupun abnormal. Jika normal, maka Tinnitus mungkin

disebabkan karena terpajan bising, intoksikasi obat ototoksik,

labirinitis, meniere, fistula perilimfe atau presbikusis. Jika hasil tes

BERA abnormal, maka Tinnitus disebabkan karena neuroma

akustik, tumor atau kompresi vaskular.

Jika tidak ada kesimpulan dari rentetan pemeriksaan fisik dan

penunjang di atas, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa

CT scan ataupun MRI. Dengan pemeriksaan tersebut, pemeriksa dapat

menilai ada tidaknya kelainan pada saraf pusat. Kelainannya dapat

berupa multipel sklerosis, infark dan tumor.

Alogaritma pendekatan keluhan Tinnitus

Page 17: Tugas THT Boyol Tinitus

c. Diagnosis Banding Penyakit dengan Keluhan Utama Ti n nitus

Presbiakusis

Obat OtotoksikMeniere Syndrome

Otosklerosis

Umur >60 tahun Semua umur Dekade ke 5 11-45 tahun

Penurunan Pendengaran

Berkurang secara progresif (perlahan-lahan)

Berkurang secara cepat/perlahan

Timbul saat serangan datang (intermiten, mendadak)

Berkurang secara progresif

Gejala utama

Tuli, tinnitus, vertigo

Tinnitus, tuli, vertigo

Trias: vertigo, tinnitus, tuli

Tuli, tinnitus, vertigo

Letak Kelainan

BilateralUnilateral/bilateral

Unilateral/bilateral

Bilateral

PenyebabProses degenerasi

Toksisitas

Hidrops endolimfe pada koklea dan vestibulum

Kelainan pada stapes

Jenis TuliTuli Sensorineural

Tuli Sensorineural

Tuli Sensorineural

Tuli Konduksi

d. Obat-obat Penyakit dengan Keluhan Utama Tinnitus

Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat dipakai untuk meringankan

atau menghilangkan Tinnitus berdasarkan Formularium Nasional 2014:

a) Anti ansietas

1) Alprazolam

Alprazolam merupakan obat anti ansietas yang efektif

digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal pada otak,

menghambat neurotransmitter asam gama-aminobutirat

(GABA) dalam otak sehingga menyebabkan efek penenang.

Sediaan: tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg

Page 18: Tugas THT Boyol Tinitus

Dosis: Ansietas : 0,25 – 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg

sehari dalam dosis terbagi. Gangguan panik : 0,5 – 1,0 mg

diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3 kali sehari.

Nama dagang: Xanax, Alganax, Zypraz, Alviz

2) Diazepam

Diazepam digunakan untuk memperpendek mengatasi gejala

yang timbul seperti gelisah yang berlebihan dan obat penenang.

Sediaan: tablet 2 mg, 5 mg, injeksi 5 mg

Dosis: dimulai dari 4mg / hari hingga maksimum 60mg/hari.

Nama dagang: Diazepam, Decazepam, Validex, Valium

b) Betahistin

Betahistin merupakan golongan analog histamine, agonis reseptor

H1. Betahistine bekerja secara langsung berikatan dengan reseptor

histamin yang terletak pada dinding aliran darah, termasuk didalam

telinga. Obat ini membantu menghilangkan tekanan didalam

telinga dan mengurangi frekuensi dan keparahan serangan mual

dan pusing.

Dosis: 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

Nama dagang: Betahistin mesylate (merislon), histigo

c) Antidepresan – Amitriptilin

Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja

dengan menghambat pengambilan kembali neurotransmiter di

otak.

Sediaan: tablet 25 mg

Dosis: dosis awal 1 x 75 mg per oral

Nama dagang: Amitriptyline, Amitriptilina HCl, Trilin,

Zepazym

Page 19: Tugas THT Boyol Tinitus

d) Kortikosteroid – Methylprednisolone

Methylprednisolone merupakan kortikosteroid dengan kerja

intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid, antiinflamasi

dan imunosupresan.

Sediaan: tablet 4 mg, 16 mg, parenteral 20 mg, 40 mg

Dosis: dosis awal 4-48mg/hari

Nama dagang: Advantan, Hexilon, Meprilon, Methylon,

Rhemafar

Page 20: Tugas THT Boyol Tinitus

DAFTAR PUSTAKA

Benson AG, Meyers AD. Tinnitus.

http://emedicine.medscape.com/article/856916-overview#aw2aab6b3

diakses pada: 1 Juni 2015

Collins RD. Algorithmic diagnosis of symptoms and signs: a cost-effective

approach. 2nd ed. Philadelphia: Lippincott williams &Wilkins, 2003:

568-9

Hain TC. Tinnitus. http://www.dizziness-and-balance.com/disorders/hearing/

tinnitus.htm. Diakses pada 1 Juni 2015

Soepardi EA, Iskandar I, Bashiruddin J, Restuti RD. 2008. Buku Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi

Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.