TUGAS UJIAN KASUS
description
Transcript of TUGAS UJIAN KASUS
TUGAS UJIAN KASUS
Nama : Thoriqotil Haqqul Mauludiyah
NIM : 102011101061
Penguji : dr. Bambang Indra, Sp.THT
1. Tujuan dilakukan Audiometri
Tujuan dilakukan audiometri adalah untuk menentukan jenis gangguan
pendengaran, derajat pendengaran, ambang pendengaran. Derajat gangguan
pendengaran ISO ASA:
Pendengaran Normal 10-25 dB (ISO) 10-15 dB (ASA)
Ringan 26-40 dB (ISO) 16-29 dB(ASA)
Sedang 41-55 dB (ISO) 30-44 dB (ASA)
Sedang Berat 56-70 dB (ISO) 45-59 dB (ASA)
Berat 71-90 dB (ISO) 60-79 dB (ASA)
Sangat Berat Lebih 90 dB (ISO) Lebih 80 dB (ASA)
Pemeriksaan audiometri pada awal serangan Meniere dapat memiliki hasil
yang normal. Namun, semakin penyakit tersebut mengalami progresifitas,
semakin terlihat tuli sensori neural mulai nada rendah hingga nada tinggi.
2. Tujuan dilakukan MRI
MRI pada kepala adalah sebuah metode yang noninvasive untuk mengetahui
gambaran yang detail dari otak dan jaringan sekitar saraf. MRI menggunakan
kekuatan magnet dan gelombang radio. Signal dari medan magnet
memantulkan gambaran tubuh dan mengirimkannya ke computer, dimana yang
kemudian akan ditampilkan dalam bentuk gambar. MRI pada pemeriksaan
meniere dilakukan hanya untuk menyingkirkan kemungkinan lain seperti
adanya tumor pada nervus.
3. Pembedahan pada penyakit Meniere
Labyrinthectomy atau destruksi total pada labirintus membranaseus,
(penghancuran bagian vestibular telinga dalam) merupakan terapi pembedahan
untuk menyembuhkan vertigo berulang/episodik pada penyakit Meniere, tetapi
terpaksa harus mengorbankan fungsi pendengaran secara total pada telinga
yang bersangkutan. Tindakan ini boleh dipertimbangkan apabila pengobatan
dengan medikamentosa tidak didapatkan perbaikan atau pendengaran kurang
dari 80 dB. Prosedur ini dilakukan lewat canalis auricularis dan
mengorbankan fungsi pendengaran. Setelah flap timpanomeatal diangkat
melalui canalis auricularis, labyrinthectomy yang meliputi pengeboran
promontorium dan pembukaan membran basalis dari koklea. Kemudian
neuroepitelium dari labyrinth diangkat dengan sudut yang tepat. Namun
kadang-kadang pengontrolan vertigo dapat tidak berhasil dengan
labyrinthectomy. Teknik ini cepat dan merupakan standar pembedahan
penyakit meniere. Teknik ini terbukti aman dengan insiden komplikasi yang
rendah, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kasus paralisis fasialis setelah
pembedahan. Akan tetapi, terapi tersebut merupakan pilhan terakhir karena
harus mengorbankan fungsi pendengaran secara total dan permanen.