LAPORAN KASUS UJIAN

27
BAB I LAPORAN KASUS 1.1 Identitas Pasien Nama: Tn : Nn N Jenis Kelamin : Perempuan Usia :17 tahun BB : 42 kg Agama: Islam Pekerjaan : Mahasiswa Bangsal : Edelweis Diagnosis : Cfr Humerus proximal Sinistra Tindakan Bedah: ORIF Tanggal operasi 28 Februari 2015 1.2 Preoperatif 1.2.1 Anamnesis (27 Februari 2015) Pasien datang ke RSUD Doris Sylvanus dengan nyeri lengan atas pada tanggal 26 februari 2015 post KLL dengan diagnosis Cfr Humerus Sinistra yang akan direncanakan untuk dilakukan tindakan operatif yaitu ORIF, dari hasil anamnesis preoperative, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan kejang sebelumnya, riwayat asma disangkal, pasien tidak mengeluh mual, muntah maupun pusing, BAB dan BAK tidak ada keluhan, riwayat merokok, meminum alkohol tidak pernah, belum ada riwayat operasi sebelumnya. Riwayat penyakit lain seperti penyakit jantung, Diabetes dan penyakit lainnya tidak ada. Penggunaan gigi palsu dan gigi goyang maupun gigi yang tanggal tidak ada. 1

description

laporan kasus intubasi

Transcript of LAPORAN KASUS UJIAN

BAB ILAPORAN KASUS1.1 Identitas Pasien 19

Nama: Tn: Nn N Jenis Kelamin: Perempuan Usia:17 tahun BB: 42 kg Agama: Islam Pekerjaan: Mahasiswa Bangsal: Edelweis Diagnosis: Cfr Humerus proximal Sinistra Tindakan Bedah: ORIF Tanggal operasi 28 Februari 2015

1.2 Preoperatif1.2.1 Anamnesis (27 Februari 2015)Pasien datang ke RSUD Doris Sylvanus dengan nyeri lengan atas pada tanggal 26 februari 2015 post KLL dengan diagnosis Cfr Humerus Sinistra yang akan direncanakan untuk dilakukan tindakan operatif yaitu ORIF, dari hasil anamnesis preoperative, pasien tidak memiliki riwayat alergi dan kejang sebelumnya, riwayat asma disangkal, pasien tidak mengeluh mual, muntah maupun pusing, BAB dan BAK tidak ada keluhan, riwayat merokok, meminum alkohol tidak pernah, belum ada riwayat operasi sebelumnya. Riwayat penyakit lain seperti penyakit jantung, Diabetes dan penyakit lainnya tidak ada. Penggunaan gigi palsu dan gigi goyang maupun gigi yang tanggal tidak ada.1.2.2 Pemeriksaan Fisik (27 Februari 2015)KU: TSSKesadaran : CMTTV: tensi 120/70 mmHg; Nadi 74x/m isi dan tegangan cukup, kuat angkat; RR 18x/m; Suhu 36,6 derajat celciusAir way: mallampati II, trauma facial (-), tonsil T1-T1, makroglosia (-), rabbit teeth (-) gigi palsu (-) gigi tanggal dan goyang (-), penonjolan berlebih maksila/mandibula (-/-), TMJ mudah digerakan , jarak antar insisivus 3 jari, tiromental 6 cm, leher pendek (-), torticolis (-), pembesaran tirod (-), tumor (-), tes tiup (+). Breathing: dada simetris, retraksi (-/-), ekspansi dada simetris normal, sonor (+/+), fremitus taktil normal, vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), sabrasez tes 40 detik. Circulation: nadi 74x/m isi dan tegangan cukup, kuat angkat. CRT 90%< 90% bahkan dengan oksigen tambahan

210

Diadaptasidari Aldrete JA.The post anaesthesia recovery score revisited.J Clin Anesth 1995;7:89-91.

Pasien dianggap dapat meninggalkan PACU dengan nilai Locharte/aldrete score >7. Pasien ini dianggap dapat pindah dari PACU karena setelah satu jam di PACU pasien tetap stabil dengan score aldrete 10.2.5.4 AnalgesiaPada pasien ini diberikan ketorolac 3x30 mg. ketorolac merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan anti-inflamasi. Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.Ketorolac menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat. Efek pada darah menghambat proses agregasi platelet & dapat memperpanjang waktu pendarahan. Konsentrasi tromboxan B2 serum.

BAB IIIKESIMPULANTelah dilaporkan pasien Nn. N dengan diagnosis Cfr Humerus proximal sinistra yang dilakukan tindakan operatif berupa ORIF, pada pasien ini dilakukan general anestesi dengan pertimbangan medan operasi yang merupakan ekstremitas atas dan tidak adanya kesulitan yang ditemukan untuk dilakukan general anestesi,Selama operasi dalam efek anestesi, pasien ini tidak mengalami gangguan baik secara hemodinamik maupun kondisi-kondisi lainnya yang dapat membahayakan bagi pasien itu sendiri.Pemilihan obat ditentukan dengan mempertimbangkan efektifitas dan pengaruh bat itu sendiri, agar mendapatkan efek yang maksimal dengan efek samping buruk yang seminimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA1. G Edward Morgan Jr, Maged S Mikhail. Clinical Anesthesiology Fifth Edition a Lange Medical Book. 2013.2. Robert K. Stoelting. Pharmacology & Physiology in Anesthetic Practice, 4th Edition. 20063. Lorraine M. Sdrales, Ronald D. Miller. Miller's anesthesia review. 2nd ed 20134. Atkinson R.S.,Rushman G.B.,Alferd Lee J., A synopsis of Anesthesia. 10th John Wright & Sons Ltd, Bristol, 1988. Halaman:107-1175. Dripps R.D., EkkenhoffJ.E., Vandam L.D. Introduction to Anesthesia 7 th edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia-London Toronto, 1988 Halaman:13-21.6. Aitkenhead A.R., Smith G. Texbook of Anesthesia. Second edition Churchil Livingstone, Edinburgh, London Melbourne and New York 1990. Halaman:333-3447. Karjadi Wiroatmodjo. Anestesiologi dan Reanimasi Modul dasar. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 1999/2000.8. Snow J.S., Manual of Anesthesia. 1th edition Little, Brown and Company 1977. Halaman: 3-9