Tugas Tpphp Pembekuan(Print)
-
Upload
ade-kurniawan -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
Transcript of Tugas Tpphp Pembekuan(Print)
TUGAS MATA KULIAH TEKNIK PENGOLAHAN PANGAN DAN
HASIL PERTANIAN
“RESUME JURNAL METODE PEMBEKUAN”
Disusun Oleh:
1. Erick Udi Artha (0911020006)
2. Herawan Saputro (0911020010)
3. M. Rizad Alvian (0911020058)
4. Ghulam Arsyad A. (0911020047)
5. Rohmad Zaenuri (0911020070)
JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
“PENGERINGAN BEKU DENGAN METODE PEMBEKUAN VAKUM DAN LEMPENG
SENTUH DENGAN PEMANASAN TERBALIK PADA PROSES SUBLIMASI UNTUK
DAGING BUAH DURIAN”
Pengawetan bahan pangan dapat dilakukan dengan banyak cara ,salah satunya adalah
dengan metode pengeringan beku. Salah satu cara untuk mengoptimasi proses dan penggunaan
energi dalam proses pengeringan beku adalah dengan mempercepat laju pengeringan sublimasi
dengan menerapkan sistem pemanasan volumetrik. Selain itu juga dapat menerapkan sistem
pembekuan vakum dan pemanasan terbalik pada proses sublimasi. Penelitian ini bertujuan untuk
mempelajari karekteristik dan menghitung kebutuhan proses pengeringan beku dengan sistem
pembekuan vakum dan pemanasan terbalik pada proses sublimasi serta membandingkannya dengan
proses pengeringan beku dengan metode pembekuan lempeng sentuh. Penelitian ini juga ditujukan
untuk menganalisis kualitas dari pasta durian setelah dikeringbekukan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa proses pembekuan metode vakum lebih cepat
dibandingkan dengan metode lempeng sentuh. Pada perlakuan penambahan air dapat mempercepat
laju pembekuan metode vakum. Pengeringan sublimasi dengan pemanasan terbalik memperlihatkan
fenomena yang berbeda antara metode vakum dengan metode lempeng sentuh. Total konsumsi
energi pengeringan sublimasi dengan pemanasan terbalik metode vakum antara 30,627.1 kJ-
34,806.8 kJ . Sedangkan Total konsumsi energi pengeringan sublimasi dengan pemanasan terbalik
dengan metode lempeng sentuh antara 32,908.3 kJ- 35,289.2 kJ.
“FREEZE-DRYING SPERMATOZOA SEBAGAI METODE ALTERNATIF
PENYELAMATAN MATERI GENETIK HEWAN”
Kriopreservasi merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk
mengawetkan spermatozoa dimana spermatozoa dibekukan dan disimpan di dalam konteiner yang
berisi nitrogen cair. Spermatozoa yang telah mengalami pembekuan masih bersifat motil setelah
dicairkan kembali sehingga dapat dimanfaatkan melalui teknologi inseminasi buatan dan fertilisasi
in vitro untuk menghasilkan embrio. Akan tetapi teknik ini membutuhkan suplai nitrogen cair yang
terus-menerus dan konteiner sebagai tempat menyimpan spermatozoa yang telah dibekukan.
Kemajuan di dalam teknik mikroinjeksi telah memungkinkan untuk menggunakan spermatozoa
yang tidak motil lagi untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, metode pengawetan spermatozoa
memungkinkan untuk disederhanakan sebab motilitas spermatozoa tidak dipertimbangkan lagi di
dalam proses fertilisasi dibandingkan dengan metode pengawetan sebelumnya. Metode freeze-
drying merupakan metode pengawetan spermatozoa yang ditawarkan. Melalui metode ini
spermatozoa dibekukan terlebih dahulu sebelum disublimasi di dalam mesin freeze-drying untuk
mendapatkan spermatozoa dalam bentuk kering. Spermatozoa hasil freeze-drying tersebut dapat
disimpan pada suhu ruang atau lemari es. Beberapa penelitian memberikan laporan bahwa
spermatozoa hasil freeze-drying tidak motil lagi tetapi masih memiliki kemampuan untuk
membuahi sel telur bahkan dapat berkembang hingga melahirkan anak karena DNA spermatozoa
tersebut masih utuh.
“UNJUK KERJA SISTEM AIR-COOLED CHILLER DENGAN EVAPORATOR
JENIS SPIRAL MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22”
Refrigeran sintetik mempunyai karekteristik dan sifat tidak berbau, tidak beracun dan
mudah diperoleh sehingga harganya murah. Refrigeran sintetik yang langsung mendominasi
pasaran baru-baru ini diketahui memiliki sifat merusak lingkungan terutama yang mengandung
senyawa CFC seperti R-12 dan R-13. Kesadaran akan kelestarian lingkungan inilah yang akhirnya
membuat refrigeran hidrokarbon kembali digunakan. Refrigeran hidrokarbon memiliki sifat tidak
merusak lingkungan tetapi mempunyai kelemahan yaitu sifatnya yang mudah terbakar, namun
dengan perkembangan teknologi hal ini dapat diatasi. Salah satu solusi untuk menjaga keamanan
sistem refrigerasi yang menggunakan refrigeran hidrokarbon adalah dengan cara membuat
refrigeran tidak berhubungan langsung dengan ruang yang akan dikondisikan. Refrigeran digunakan
untuk mendinginkan air (refrigeran sekunder) sehingga mencapai temperatur tertentu, kemudian
refrigeran sekunder tersebut dialirkan ke koil-koil pendingin yang berada di dalam ruangan ( fan
coil unit ). Hasil dari penggunakan refrigeran hidrokarbon type 22 (HCR 22) ini adalah COP yang
menpunyai kecenderungan naik oleh karena kenaikan temperatur keluar evaporator (T1). Dimana
pada temperatur keluar evaporator (T1) -5C dan 10C, COP-nya masing-masing adalah sebesar 3,22
dan 3,98. Maka kenaikan COP dari temperatur keluar evaporator (T1) -5C menjadi 10C adalah
sebesar 23,6 %. Data tersebut diambil pada nilai temperatur kondensor 29C.
“PEMBEKUAN CEPAT PUREE MANGGA ARUMANIS DAN
KARAKTERISTIKNYA SELAMA PENYIMPANAN”
Mangga merupakan buah tropika di Indonesia yang tinggi produksinya, mencapai
1.621.997 ton pada tahun 2006. Pada saat musim puncak dan berlimpah, buah mangga mengalami
penurunan harga yang sangat drastis. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan pengolahan buah
mangga menjadi produk antara, seperti puree. Puree mangga dapat digunakan sebagai bahan baku
sirup, jeli, permen, dodol, dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
puree beku yang dibekucepatkan dan dikemas dengan plastik PE selama penyimpanan 6 bulan pada
suhu beku. Rancangan yang digunakan adalah acak lengkap dengan 2 faktor, yaitu ketebalan plastik
(0,04mm dan 0,06mm) dan lama pencelupan (50, 60 dan 70 detik) dengan 4 kali ulangan. Buah
mangga Arumanis matang, dipilih yang bagus dan tidak cacat, kemudian dicuci dan dikupas.
Daging mangga dihancurkan dengan pulper dan dikemas dengan plastik PE isi 250g/sampel.
Sampel kemudian dibekucepatkan dengan nitrogen cair. Sampel puree beku kemudian disimpan
pada suhu -30oC selama 6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama penyimpanan terjadi
perubahan sifat fisik dan kimia puree, yaitu terjadi penurunan total padatan terlarut, pH, vitamin C,
kekentalan, dan kecerahan, sedangkan total asam dan Hue mengalami peningkatan. Sifat fisik dan
kimia terbaik pada akhir penyimpanan bulan ke-6 adalah lama pencelupan 70 detik dan ketebalan
plastik 0,06 mm dengan karakteristik TPT 14,1obrix, pH 4,1, vitamin C 31,82mg/100g, total asam
0,57%, kekentalan 1600 cps, kecerahan 54,18, Hueo 98, dan total mikroba 1,6x103. Hasil penelitian
ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar, baik mutu maupun karakteristik puree beku untuk
pembekuan cepat.