Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

23
TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH ( TEKNIS PRODUKSI BENIH TANAMAN PADI HIBRIDA ) Disusun oleh : Nurul Purwaningsih (A1L010109) Wahyu Septiyojati (A1L010110) Adiyaksa Danu Rihasta ( A1L010111) Elga Ergena Pradaya ( A1L010112) Sepsi Dwi Kusuma (A1L010114) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN AGROTEKNOLOGI

Transcript of Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Page 1: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

TUGAS TERSTRUKTUR

TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH

( TEKNIS PRODUKSI BENIH TANAMAN PADI HIBRIDA )

Disusun oleh :

Nurul Purwaningsih (A1L010109)

Wahyu Septiyojati (A1L010110)

Adiyaksa Danu Rihasta ( A1L010111)

Elga Ergena Pradaya ( A1L010112)

Sepsi Dwi Kusuma (A1L010114)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2012

Page 2: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat komoditas padi, meningkat

dari tahun ke tahun. Meningkatnya penggunaan benih unggul, menunjukkan

meningkatnya kesadaran petani akan pentingnya penggunaan benih bermutu yang

telah terbukti memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan benih yang tidak

bersertifikat. Untuk memenuhi target-target, dapat ditempuh dengan tujuh gema

revitalisasi, yaitu revitalisasi lahan, revitalisasi perbenihan dan perbibitan, revitalisasi

infrastruktur dan sarana, revitalisasi sumber daya manusia, revitalisasi pembiayaan

petani, revitalisasi kelembagaan petani dan revitalisasi teknologi dan industri hilir.

Terkait revitalisasi perbenihan dan pembibitan dilakukan karena pentingnya peran

benih dalam mendukung pembangunan pertanian. "Bibit varietas unggul bersertifikat

merupakan alat pembawa teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas,".

Karena ketersediaan komoditas pangan (padi) sangat diperlukan sepanjang

tahun terutama sebagai bahan makanan pokok masyarakat Indonesia pada umumnya,

maka upaya peningkatan produksi yang dilaksanakan oleh pemerintah selain untuk

meningkatkan kesejahteraan petani, juga merupakan salah satu tugas utama

pemerintah dalam penyediaan bahan pangan pokok masyarakat.

Padi hibrida juga berpotensi dikembangkan untuk dapat mengatasi

kemandekan produktivitas padi saat ini. Padi hibrida dihasilkan melalui pemanfaatan

fenomena heterosis turunan pertama (F1) dari hasil persilangan antara dua induk yang

berbeda. Fenomena heterosis tersebut menyebabkan tanaman F1 lebih vigor, tumbuh

lebih cepat, anakan lebih banyak, dan malai lebih lebat sekitar 1 t/ha lebih tinggi

daripada Varietas unggul biasa (inbrida).

Page 3: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Namun keunggulan tersebut, tidak diperoleh pada populasi generasi kedua

(F2) dan berikutnya. Oleh karena itu produksi benih F1 dalam pengembangan padi

hibrida memegang peran penting dan strategis.

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu padi hibrida

2. Mengetahui mengapa benih padi hibrida hanya dapat ditanam satu kali

3. Dapat mengetahui produksi persilangan benih padi hibrida

Page 4: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

BAB II

PEMBAHASAN

Padi hibrida yang merupakan tanaman F1 hasil persilangan antara GMJ (A)

dengan galur pemulih kesuburan (R) hanya dapat ditanam satu kali karena bila hasil

panen hibrida ditanam lagi akan mengalami perubahan yang signifikan sebagai akibat

adanya segregasi F2 sehingga pertanaman tidak seragam dan tidak baik. Oleh karena

itu, benih F1 harus diproduksi dan petani juga harus selalu menggunakan benih F1.

Produksi benih padi hibrida mencakup dua kegiatan utama yaitu: produksi benih

galur tetua dan produksi benih hibrida. Galur tetua meliputi GMJ, B dan R. GMJ

bersifat mandul jantan, produksi benihnya dilakukan melalui persilangan GMJ x B.

Galur B dan R bersifat normal (fertil), produksi benihnya dilakukan seperti pada

varietas padi inbrida. Benih hibrida diproduksi melalui persilangan GMJ dan R.

Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

A. Pemilihan lahan

1. Pemilihan lokasi yang tepat, yaitu bersih dari benih-benih tanaman lain, bukan

daerah endemik hama dan penyakit utama, tanah subur, cukup air, mempunyai

sistem irigasi dan drainasi yang baik, dan tingkat keseragaman (homogenitas)

tanah yang tinggi.

2. Kondisi cuaca yang optimum, yaitu:Suhu harian 20-30ºC, kelembapan relatif

80%, sinar matahari cukup (cerah) dan kecepatan angin sedang, tidak ada

hujan selama masa berbunga (penyerbukan)

3. Isolasi dari pertanaman padi lainnya. Untuk menghindari terjadinya

kontaminasi penyerbukan dari polen yang tidak diinginkan, areal pertanaman

produksi benih harus diisolasi dari pertanaman padi lainnya. Ada tiga macam

isolasi yaitu: isolasi jarak, isolasi waktu, dan isolasi penghalang fisik.

Page 5: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Isolasi jarak. Pada produksi benih F1 hibrida, isolasi jarak dengan pertanaman

padi lainnya minimal 50 m, sedangkan pada produksi benih galur A minimal

100 m.

Isolasi waktu. Pada isolasi ini perbedaan waktu berbunga antara pertanaman

produksi benih dengan tanaman padi di sekitarnya minimal 21 hari.

Isolasi penghalang fisik. Pada isolasi ini dapat digunakan plastik sebagai

penghalang dengan ketinggian 3 m.

B. Jenis benih yang digunakan

Padi hibrida merupakan hasil persilangan dari dua induk (genetically-fixed

varieties) yang mampu menunjukkan sifat superior (efek heterosis), terutama potensi

hasilnya. Akan tetapi efek heterosis ini akan hilang pada generasi berikutnya. Oleh

sebab itu, benih yang dihasilkan padi hibrida tidak dapat digunakan sebagai benih

untuk musim tanam berikutnya. Hal ini menyebabkan bisnis benih hibrida menjadi

menarik, karena petani akan tergantung pada pasokan benih dari produsennya.

Padi merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri (self-pollinated) dimana

serbuk sari dan ovarium dihasilkan pada bunga yang sama. Oleh sebab itu, diperlukan

tanaman jantan-steril sebagai salah satu induk agar proses hibridisasi dapat

berlangsung sempurna.

Pengembangan padi hibrida dimulai sekitar tahun 1970, saat ditemukan

tanaman jantan steril dari populasi padi liar (Oryza sativa f. Spontanea) di Hainan,

Cina. Padi liar ini disebut sebagai wild rice with abortive pollen atau disingkat padi

WA. Padi WA ini disilang dengan padi lain untuk menghasilkan jantan steril yang

disebut sebagai galur maintainer.

Jadi, jenis benih yang diperlukan dalam produksi benih padi hibrida antara

lain yaitu:

1. Diperlukan adanya galur mandul jantan (GMJ atau Galur A atau CMS line) –

varietas padi tanpa serbuk sari yang hidup dan dianggap berfungsi sebagai

Page 6: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

tetua betina dan menerima serbuk sari dari tetua jantan untuk menghasilkan

benih hibrida.

2. Diperlukan adanya galur pelestari (Galur B atau maintainer line) – varietas

atau galur yang berfungsi untuk memperbanyak atau melestarikan keberadaan

GMJ.

3. Diperlukan adanya tetua jantan (restorer) – varietas padi dengan fungsi

reproduksi normal yang dianggap sebagai tetua jantan untuk menyediakan

serbuk sari bagi tetua betina di lahan produksi benih yang sama.

4. Benih padi hibrida dapat dihasilkan (diproduksi) dengan cara menyilangkan

antara GMJ dengan restorer yang terpilih secara alami di lapangan.

Benih yang dihasilkan merupakan benih hibrida F1 yang mempunyai sifat

superior (daya hasil tinggi), tetapi potensi hasil ini tidak dapat diturunkan ke generasi

berikutnya (F2 dan seterusnya).

C. Jarak tanam

1. Pada perbanyakan benih A, digunakan perbandingan baris tanaman 2B : 4-6A,

dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jarak tanam antar baris tanaman A terluar

dengan baris tanaman B terluar adalah 30 cm. Jarak tanam di dalam baris B

adalah 20 cm.

2. Pada produksi benih F1 hibrida, digunakan perbandingan baris tanaman 2R :

8-12A, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jarak tanaman A terluar dengan

baris tanaman R terluar adalag 30 cm. Jarak tanam di dalam baris R adalah 20

cm.

3. Arah barisan tanaman. unutk meningkatkan penyebaran polen,arah barisan

tanaman galur A dan B dibuat tegak lurus arah angin pada waktu

pembungaan.

Page 7: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

D. Pemeliharaan

Pemeliharaan pada padi hibrida antara lain yaitu:

1. Penyulaman pada Rumpun-Rumpun yang Mati

Lahan sawah dijaga dalam keadaan macak-macak sampai tanaman pulih

dalam 4-5 hari. Pemberian air ditingkatkan sampai 5 cm di atas permukaan.

Sulam semua rumpun mati dalam kurun waktu 7 hari dari waktu tanam.

Hati-hati dalam penyulaman, jangan mencampur bibit galur A dan R

2. Penyiangan

Penyiangan dapat dilakukan dengan tangan (dirambet), dengan menggunakan

landak/gesrok atau dengan menggunakan herbisida Butachlor + 2,4 DEE atau

Anilophos + 2,4 DEE. Pemberian herbisida dilakukan pada saat tanaman

berumur 5-7 hari setelah tanam, diikuti dengan penyiangan secara dirambet

dengan tangan atau menggunakan landak/gasrok. Penyiangan dengan cara

dirambet atau dengan landak/gasrok dapat dilakukan pada umur 21 hari dan

35 hari setelah tanam, tergantung keadaan rumput.

3. Pemupukan

Pupuk diberikan sesuai dengan rekomendasi untuk varietas padi lahan irigasi

di area yang bersangkutan. Jangan mempergunakan pupuk majemuk, seperti

NPK, karena dalam produksi benih hibrida unsur nitrogen diberikan terpisah

dari unsur fosfat dan kalium. Berikan seluruh pupuk P dan K pada saat

sebelum pelumpuran terakhir. Sedangkan pupuk N (nitrogen) yang diberikan

untuk setiap tetua dibagi dalam tiga waktu pemberian.

Jadwal pemupukan yang umum:

- 1/3 pada saat 5-7 hari setelah tanam

- 1/3 pada saat 20-25 hari pemberian pertama

- 1/3 saat pembentukan anakan maksimum

Page 8: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Pada petakan produksi benih padi hibrida, bibit tidak ditanam pada waktu

yang sama. Untuk itu, pemberian N perlu diatur sebagai berikut.

Pemberian pertama:

- Jangan memberikan N kepada baris galur R sampai 5-7 hari setelah tanam

galur R terakhir.

- Bagi atau pecahlah pupuk N untuk galur A dan R secara proporsional sesuai

dengan luas/kebutuhan.

Pemberian kedua:

- Berikan pupuk N (1/3 dosis) pada seluruh petak produksi.

- Pemberian kedua ini diberikan pada saat 20-25 hari setelahpemberian pupuk

terakhir.

Pemberian ketiga:

- Berikan pupuk N tersisa (1/3 dosis) ke seluruh petakan pada waktu

pembentukan anakan maksimum.

4. Pengairan

Tanaman padi hibrida pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan padi non

hibrida dalam kebutuhan air untuk pertumbuhannya. Tanaman padi hibrida

peka terhadap kekurangan air pada waktu fase bunting sampai pengisian

gabah, sehingga bila terjadi kekurangan air pada fase tersebut dapat

menimbulkan kehampaan gabah dan menurunkan hasil. Sejak tanam sampai

fase primordia bunga (42 hst), pertanaman padi hibrida perlu diberi air macak-

macak agar tanaman dapat membentuk anakan dalam jumlah optimal.

Pemberian air secara berselang (intermittent) dianjurkan agar tanaman

memperoleh oksigen yang cukup untuk kebutuhan pertumbuhan akar. Oleh

karena itu, Airi tanah setinggi 5 cm dari permukaan tanah sampai 10 hari

sejak tanam.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Strategi pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan dengan

mengintegrasikan komponen pengendalian seperti:

Page 9: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

- Menggunakan bibit sehat

- Menerapkan pola tanam yang sesuai

- Waktu tanam yang sesuai

- Melakukan pembersihan lapangan/sawah seperti singgang yang biasa

dijadikan tempat vektor hama dan sumber inokulum penyakit

- Pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.

- Penerapan irigasi berselang;

- Menggunakan pestisida sebagai alternatif akhir

E. Roguing

Roguing adalah membuang tanaman padi yang tidak diinginkan pada petak

produksi. Tanaman yang tidak diinginkan adalah tanaman selain galur A atau galur R

yang ada dalam barisan dan berbeda dengan tipe yang sebenarnya. Tanaman tersebut

mungkin tanaman .volunteer. dari pertanaman sebelumnya (tipe simpang). Roguing

mencegah terjadinya penyerbukan silang antara off type dengan galur A, dan

mencegah menurunnya kemurnian benih. Roguing dapat menjamin benih yang

diproduksi diperolehnya hanya dari persilangan antara tetua-tetua galur A dan R dan

menjamin benih yang dihasilkan memberikan hasil tinggi. Karena kemurnian yang

tinggi dari benih hibrida akan meningkatkan reputasi penangkarnya.

1. Fase Tanaman untuk Roguing

Roguing dapat dikerjakan pada setiap fase tanaman. Tipe simpang dapat

dibuang setiap kali dia timbul. Fase yang yang paling penting untuk Roguing

adalah:

Saat pembentukan anakan maksimum

- Buang semua tanaman diluar barisan

- Buang tanaman yang diperkirakan ukurannya lebih tinggi atau lebih pendek

dibandingkan dengan masing-masing tetua (tetua betina dan tetua jantan).

- Buang tanaman yang memiliki kelainan ukuran dan bentuk daun.

- Buang tanaman yang memiliki kelainan warna pelepah daun.

Page 10: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Saat pembungaan

- Buang tanaman tipe simpang yang berbunga terlalu awal atau terlalu akhir.

- Buang tanaman tipe simpang yang berbeda dalam hal ukuran daun, sudut

daun, bentuk dan ukuran malai.

- Buang tanaman dari galur A yang mempunyai kepalasari yang montok dan

berwarna kuning. Tanaman dalam galur A harus tidak punya serbuk yang

hidup.

- Buang tanaman dengan malai yang keluar sempurna dari galur A.

- Buang semua tanaman yang terserang penyakit.

Sebelum panen

- Pada barisan galur A, buanglah tanaman yang mempunyai pembentukan biji

normal

- Buang tipe simpang yang mempunyai butir gabah dengan ciri yang berbeda

dari tanaman normal galur A.

- Cari perbedaan dalam bentuk gabah, ukuran gabah, atau ada tidaknya bulu.

F. Panen

Pemanenan produksi benih padi hibrida berbeda dengan panen pertanaman padi

biasa. Pertama panen galur R, kemudian galur A, panen galur A benar-benar hanya

galur yang layak dijual sebagai benih padi hibrida, penanaman galur R hanya untuk

dijual sebagai gabah konsumsi atau untuk keperluan rumah tangga. Panen galur A

dan galur R harus tetap dipisahkan satu sama lain selama panen, perontokan,

penjemuran, dan pengarungan.

1. Kapan Panen Dilakukan

Panen dilakukan jika 90% dari bulir malai tanaman galur A tampak bersih,

tegak, dan berwarna jerami. Bulir sisa harus dalam fase masak. Padi dipanen

jika kadar air biji kurang dari 20%. Pertama keringkan dahulu petakan sawah

7-10 hari sebelum panen. Pengeringan sawah akan menyebabkan tanaman

matang lebih cepat dan seragam.

Page 11: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Panen Galur B atau R

Pertama-tama panen semua baris pertanaman galur B atau R secara manual,

memotong pangkal batang dengan arit. Pindahkan galur R yang telah dipanen

dan disimpan, selanjutnya dilakukan perontokan (threshing). Jangan

meninggalkan malai satupun di lapangan. Hal tersebut dapat menyebabkan

terjadinya pencampuran terhadap galur A, menurunkan kemurnian benih

hibrida.

Panen Galur A

Sebelum panen, lakukan roguing sekali lagi terhadap barisan galur A. Galur

A dapat dipanen secara manual atau menggunakan alat pemanen mekanis

(combine karossin). Bila alat tersebut dipakai, mesin tersebut mempunyai

kecepatan yang dapat diatur untuk mencegah dari kehilangan hasil dan

kerusakan gabah.

G. Pasca Panen

1. Perontokan

Persiapan Melakukan Perontokan

Selama threshing, panenan tetua betina dan tetua jantan harusterpisah, tetua

betina tidak boleh tercampur dengan biji-bijian lain baik yang ada di lantai

ataupun di mesin perontok. Sebelum perontokan dimulai, semua peralatan

perontok termasuk lantainya harus bersih, karung goni yang baru harus

tersedia untuk pengarungan benih. Jika karung yang baru tidak tersedia, dapat

digunakan karung bekas namun bersih, tidak ada atau tercampur biji-bijian

padi lainnya dengan benih hibrida. Buat dua label setiap karung, satu

disimpan dalam karung dan yang satunya ditempelkan di luar karung. Setiap

label harus berisi informasi: Nama dan alamat produsen, Nama varietas padi

hibrida, Lokasi kebun produksi benih dan Musim tanam.

Perontokan Tetua Betina

Page 12: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Pertama kali, rontokan benih tetua betina untuk menjaga agar tidak tercampur

dengan biji lainnya. Perontokan benih secara manual dengan tangan atau

dengan mesin perontok. Keringkan benih tetua betina segera setelah dirontok.

Perontokan Tanaman Tetua Jantan

Tetua jantan harus dirontokan terpisah dan dimanfaatkan untuk beras dan

tidak bisa digunakan sebagai benih.

2. Pengeringan Benih

Mengapa benih perlu dikeringkan

Benih dapat disimpan dengan aman, apabila benih tersebut telah dikeringkan

sampai kadar air 13%. Pengeringan membantu benih mempertahankan

kemampuan daya kecambah dan vigor, jangka waktu lebih lama. Di samping

itu, memberantas pertumbuhan jamur dan efektivitas organisme lain yang

dapat mengurangi kualitas benih yang disimpan. Pengeringan dapat

mengurangi noda-noda pewarnaan kulit benih (seed-discoloration) yang

menyebabkan harga benih di pasar turun.

Pengeringan dengan Sinar Matahari

Benih dijemur pada lantai jemur di bawah sinar matahari. Jangan

mengeringkan benih langsung di atas lantai jemur. Tempatkan benih pada

karung goni ataukarung plastik lainnya. Sewaktu-waktu, benih diaduk/dibalik

agar pengeringan merata.

Pengeringan dengan Alat Pengering (Dryer)

Benih dapat dikeringkan dengan dryer menggunakan aliran udara panas 40-

450C. Jangan mengeringkan benih secara tiba-tiba sampai kadar air 13%, bila

kadar air semula di atas 20%. Ketebalan benih dalam bak pengering sekitar

45 cm.

3. Prosesing Benih Padi

Pembersihan dan Pemisahan

Maksud dari pembersihan biji adalah: Menghilangkan ketidak murnian seperti

batu, daun, biji yang pecah, pasir, atau kotoran lainnya. Benih dapat

Page 13: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

dibersihkan secara manual, seperti ditampi. Penampian hanya untuk

menghilangkan benda yang ringan dan kecil. Mesin penghembus udara selain

membersihkan benih, juga memisahkan ukuran yang seragam dari ukuran

yang terlalu kecil/besar. Proses pemisahan benih yang seragam ukurannya

disebut grading. Mesin penghembus udara terlalu mahal bagi petani.

Cleaning and Grading biasanya dikerjakan oleh perusahaan benih

pemerintah/swasta yang mengadakan kontrak kerja dengan penangkar benih

hibrida.

Pengujian Daya Kecambah

Sebelum dikemas dan dijual sebagai benih hibrida, benih harus diuji daya

kecambah dan kemurniannya. Balai pengujian benih melakukan pengujian

dan pemberian sertifikasi. Daya kecambah benih minimal 85% agar dapat

memperoleh sertifikasi. Sebelum benih diuji, dapat melakukan uji daya

kecambah sendiri di rumah dengan mengikuti petunjuk berikut:

- Sebarkan dengan rata 200 biji di atas karung goni yang baru dan bersih yang

telah dibasahi air.

- Tutuplah biji yang sudah disebar dengan karung goni basah.

- Gulung karung goni tersebut (dengan biji di dalamnya) dan simpan ditempat

yang teduh selama 7 hari. Jaga kondisi gulungan tetap lembab, jangan

biarkan mengering.

- Buat 3 set (3 ulangan).

- Setelah 7 hari, hitung jumlah bibit yang tumbuh normal (bibit yang normal)

mempunyai akar dan batang.

- Dari 3 set (3 ulangan) jumlah biji yang berkecambah paling sedikit harus

85%. Maka dari 200 biji (tiap set) harus ada 170 bibit yang

tumbuh/berkembang normal.

Bila daya kecambah benih 85%, benih dapat dikantungi (packing)

Pengepakan dan Pelabelan Benih

Page 14: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Pengepakan benih dilakukan dalam keadaan bersih, dalam karung yang baru.

Seandainya benih di simpan dalam karung, kantungnnya harus disuci

hamakan terlebih dahulu untuk menjaga dari serangan serangga selama di

simpan. Ikuti petunjuk untuk menyucihamakan kantung yang akan digunakan

- Tarik bagian dalam kantung keluar, kemudian dikebutkan supaya tidak ada

benda-benda adalam karung.

- Celupkan kantung: dalam larutan Malathion 0,15 % selama 10 menit

(membuat larutan yakni dengan mencampur satu bagian malathion 50 EC

dengan 300 bagian air).

- Keringkan kantung, sebelum di isi dengan benih.

Jangan memasukan benih dalam kantung bilamana kadar air biji benih di atas

13%. Benih akan rusak selama penyimpanan. Buatkan dua label untuk setiap

kantung, satu diletakan di dalam kantung dan satu lagi di luar. Setiap label

harus berisi informasi sebagai berikut: Nama pemulia/perusahaan dan alamat,

Nama varietas padi hibrida, Lokasi kebun produksi benih dan Musim tanam.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Padi hibrida merupakan hasil persilangan dari dua induk (genetically-fixed

varieties) yang mampu menunjukkan sifat superior (efek heterosis),

terutama potensi hasilnya.

Page 15: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

2. Padi hibrida merupakan tanaman F1 hasil persilangan GMJ (A) dengan

galur pemulih kesuburan (R) hanya dapat ditanam satu kali karena bila

hasil panen hibrida ditanam lagi akan mengalami perubahan yang

signifikan sebagai akibat adanya segregasi F2 sehingga pertanaman tidak

seragam dan tidak baik.

3. Produksi benih padi hibrida mencakup dua kegiatan utama yaitu: produksi

benih galur tetua dan produksi benih hibrida. Benih hibrida diproduksi

melalui persilangan GMJ dan R.

Daftar Pustaka

Abdullah, Irsal Las, B., dan Daradjat, Aan A.2003. Padi Tipe Baru dan Padi

Hibrida Mendukung Ketahanan Pangan.Jakarta:Sinar Tani.

Anonim.2006.Petunjuk Teknis Produksi Benih Padi Hibrida.Bogor:PUSAT

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN.

Page 16: Tugas Terstruktur Tekben Padi Hibrida

Anonim.2008.Padi Hibrida.Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi

Indonesia.http://www.pustaka-deptan.go.id diakses pada 10 juni

2012.

Anonim.2010.Pedoman Umum Budi Daya Padi Hibrida. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan.

Lakitan, Benyamin.Padi Hibrida:Apakah Ini Jawabanya?. Jurnal Nasional, 4

Juli 2007.