acara 1 tekben

25
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benih merupakan asal-muasal suatu tanaman. Kondisi dari benih ini mementukan tanaman apa yang tumbuh, bagaimana tanaman itu tumbuh dan menghasilkan. Kondisi yang mempengarusi adalah bagaimana kualitas benih tersebut yang akan berdampak pada hasil produksinya. Benih yang berkualitas diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengujian benih sangat diperlukan oleh para petani. Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis

description

acara 1 tekben

Transcript of acara 1 tekben

Page 1: acara 1 tekben

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Benih merupakan asal-muasal suatu tanaman. Kondisi dari benih ini

mementukan tanaman apa yang tumbuh, bagaimana tanaman itu tumbuh dan

menghasilkan. Kondisi yang mempengarusi adalah bagaimana kualitas benih

tersebut yang akan berdampak pada hasil produksinya. Benih yang berkualitas

diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu,

pengujian benih sangat diperlukan oleh para petani.

Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di

lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan

korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam

pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa

penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran,

struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini.

Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur

pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih.

Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot

benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih,

salah satunya yaitu analisis kemurnian. 

Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan

memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih

Page 2: acara 1 tekben

yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.

Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni,

benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.

B. Tujuan

Praktikum kemurnian benih bertujuan untuk mengetahui persentase

kemurnian benih dari sampel yang diambil.

Page 3: acara 1 tekben

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih

murni yang terdapat dalam suatu contoh benih (Sutopo, 1984). Tujuan utama dari

analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat

dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok

benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel

lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka

contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain,

benih gulma dan bahan lain atau kotoran (Kartasapoetra, 1986).

Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang

dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke

dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih

yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah

sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih

yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk

ke dalam species yang dimaksud (Justice, 1990).

Benih species lain, komponen ini mencakup semua benih dari tanaman

pertanian yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.

Benih gulma mencakup semua benih ataupun bagian vegetatif tanaman yang

termasuk dalam kategori gulma. Juga pecahan gulma yang berukuran setengah

atau kurang dari setengah ukuran yang sesungguhnya tetapi masih mempunyai

Page 4: acara 1 tekben

embrio. Bahan lain atau kotoran, termasuk semua pecahan benih yang tidak

memenuhi persyaratan baik dari komponen benih murni, benih species lain

maupun benih gulma, partikel-partikel tanah, pasir, sekam, jerami dan bagian-

bagian tanaman seperti ranting dan daun (Sutopo, 1984). Peralatan yang

digunakan pada analisa kemurnian benih antara lain alat pembagi mekanis, alat

pembersih kotoran fisik (seed blower), alat pembersih kotoran varietas (purity

desk), alat timbangan dan peralatan lainnya seperti kaca pembesar, mikroskup

stereo, forsep dan saringan (Justice, 1990) .

Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara

hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari

5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya

dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa

kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing

komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau

dua angka di belakang koma (Kartasapoetra, 1986).

Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian

benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada

pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni.

Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih

mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian

digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya

yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat

komponen pengujian. Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian

Page 5: acara 1 tekben

dipisahkan menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran (Kuswanto,

1998).

Page 6: acara 1 tekben

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah benih kedelai. Alat

yang digunakan antara lain adalah meja pemurnian, pinset, petridish,

magnifier, dan timbangan listrik.

B. Prosedur Kerja

1. Diambil contoh kerja dari benih yang ada dengan jalan pengurangan

dengan memakai pembagi benih sehingga diperoleh berat benih yang

diinginkan dan ditimbang

2. disediakan alat yang diperlukan

3. diperiksa contoh kerja sedikit demi sedikit diatas meja pemurnian

dengan teliti dan pisahkan ke dalam komponen-komponen benih: benih

murni, biji tanaman/ varietas lain, biji gulma dan kotoran benih

4. dihitung presentase berat komponen- komponen tersebut terhadap berat

contoh benih. Presentase benih murni adalah 100% dikurangi jumlah

presentasi komponen- komponen.

Page 7: acara 1 tekben

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Berat awal

a. Benih murni : 45,2

gram

b. Kotoran benih

: 40,9 gram

c. Varietas lain : 13,5

gram

d. BA = BM + KB + VL

= 45,2 + 40,9 + 13,5 = 99,6 gram

2. Perhitungan Presentase (%)

a.

Page 8: acara 1 tekben

b.

c.

d.

B. Pembahasan

Pengujian kemurnian benih merupakan kegiatan-kegiatan untuk menelaah

tentang kepositifan fisik komponen-komponen benih termasuk pula presentase

berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain, beinih varietas lain, biji-

Page 9: acara 1 tekben

bijia herba (weed seed) dan kotoran-kotoran pada masa benih (Kartasapoetra,

1992).

Pengujian kemurnian diperlukan sebagai upaya untuk mengetahuiseberapa

besar benih yang sebenarnya tanpa mempertimbangkankomponen lain selain

benih. Kemurnian sangat diperlukan untuk mendugaberapa berat benih yang

diperlukan untuk memproduksi sejumlah bibittertentu. Oleh karena itu, dalam

penentuan keperluan benih untuk suatutujuan produksi bibit, maka harus

dipertimbangkan berapa kemurnian dari benih tersebut (Harijoko, 2006).

Pengujian- pengujian benih yang seharusnya dilakukan diantaranya adalah (1)

pengujian setelah benih mengalami processing,(2) pengujian benih tersebut ketika

dimntakan pelabelan, (3) ketika mau ditanam dalam rangka pengembangan benih.

Pengujian setelah benih menglami processing lazimnya menyangkut semua hal

yang berkaitan dengan kualitas, sedangkan pengujian untuk pelabelan dan

menghadapi penanamananya hanyalah berkisar pada daya tumbuhnya saja

(Kartasapoetra,1986).

Pengujian-pengujian biasanya dilakukan secara rutin dan secara khusus.

Pengujian rutin akan meliputi kadar air, kemurnian dan daya tumbuh benih.

Sedangkan pengujian khusus meliputi pengujian kesehatan, varietas,

keanekaragaman atau perbedaan-perbedaan, serta vigor. Pada praktikum acara

satu ini termasuk ke dalam pengujian secara rutin karena hanya menguji pengujian

kemurnian benih, praktikum yang dilakukan hanya berdasar pada memisahkan

antara mana yang benih murni, benih varietas lain dan kotoran benih, praktikum

Page 10: acara 1 tekben

yang dilakukan juga sangat sederhana , hanya memisahkan dan dilihat dari bentuk

fisik saja (Kamil,1986).

Saat melakukan uji kemurnian benih yang dipisahkan adalah benih murni dan

inert matter (bahan yang tercampur). Bahan yang tercampur perlu dipilah

sehingga menjadi dua, yaitu kotoran (other material) dan biji lain (other seed).

Biji lain yang tercampur perlu dipilah apakah biji dari spesies lain atau dari

spesies sama tetapi varietasnya lain atau biji gulma. Hasil pemilihan dinyatakan

dalam persen (Kuswanto,1997).

Sertifikasi Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara

perbanyakan, produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang telah

ditetapkan oleh Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan. Sertifikasi benih

juga dapat dikatakan sebagai suatu sistem atau mekanisme pengujian benih

berkala untuk mengarahkan, mengendalikan, dan mengorganisasi perbanyakan

dan produksi benih. Sertifikasi benih merupakan sistem bersanksi resmi untuk

perbanyakan dan produksi benih yang terkontrol. Tujuannya adalah untuk

memelihara dan menyediakan benih serta bahan perbanyakan tanaman bermutu

tinggi dari varietas berdaya hasil tinggi bagi masyarakat sehingga dapat ditanam

dan didistribusikan dengan identitas genetik yang terjamin. Dengan kata lain,

tujuan sertifikasi benih adalah untuk memberikan jaminan bagi pembeli benih

(petani atau penangkar benih) tentang beberapa aspek mutu yang penting, yang

tidak dapat ditentukan dengan segera, dengan hanya memeriksa benihnya saja

(Mugnisjah,1991).

Prosedur sertifikasi benih

Produsen Benih

BPSBPermohonan Sertifikasi

Lampiran :

Varietas apaKelas Benih Sejarah lahanW a k t uJumlah benih

Pengawasan lapangan

Kondisi lahanKondisi benihKondisi ekologisProses ProduksiRoguingPenentuan PanenProsesing benihSampling

Analisis Laboratorium

Uji viabilitasUji kadar airUji kemurnian Uji kesehatan

Pengawasan Pasca Sertifikasi

Kondisi benih yang dipasarkanBenih daluwarsa

Penentuan pemberian sertifikat

Kelas benihBatas daluwarsa

Perpanjangan masa berlakunya sertifikatPenarikan/pembatalan sertifikat benih

Page 11: acara 1 tekben

Pada prinsipnya sertifikasi benih terdiri atas 5 tahap, yaitu :

1. Verifikasi lahan tempat produksi benih

Kriteria lahan untuk produksi benih :

a. Lahannya subur dan memiliki sistem pengairan yang jelas,

Page 12: acara 1 tekben

b. Bebas dari hama dan penyakit yang soil borne,

c. Lahan di sekitarnya tidak ditanami komoditas atau varietas yang sama,

d. Tidak memproduksi benih bersamaan dengan tan. yang masih satu famili.

2. Verifikasi sumber benih yang digunakan

Sumber benih harus jelas, kemurniannya terjamin, dan kelas benihnya

minimal satu kelas lebih tinggi daripada benih yang akan diproduksi. (kelas

BS/Benih Penjenis, BD/Benih Dasar, atau minimal BP/Benih Pokok untuk

memproduksi BR/Benih Sebar – Extension Seed.

3. Pengawasan Tanaman di Lahan (oleh BPSB)

Pengawasan dilakukan sejak penetapan lahan, proses budidaya, sampai

panen. Beberapa hal yang harus diperhatikan :

a. Isolasi atau jarak antara petak produksi benih dengan

petak pertanam-an lain di sekitarnya harus sesuai dengan ketentuan.

b. Pertumbuhan tanaman harus sesuai dengan

deskripsinya.

c. Pelaksanaan roguing harus teliti dan sesuai ketentuan

d. Penentuan saat panen yang tepat (masak fisiologis),

dll.

4. Pengawasan dan pengujian benih selama prosesing dan pengemasan

Page 13: acara 1 tekben

Pengujian benih dilakukan secara laboratoris yang meliputi viabilitas ,

kadar air, kemurnian dan kesehatan benih. Kadangkala dilakukan pula uji

homogenitas dan verifikasi terhadap populasi benih.

5. Pemberian sertifikat dan label

Dasar dari pemberian sertifikat dan masa berlakunya sertifikat adalah hasil

pengawasan lapangan dan uji laboratorium (Eko, 2011).

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih

murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984). Analisis

kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat

dalam suatu contoh benih. Prinsip melakukan analisis kemurnian benih adalah

dengan jalan memisahkan contoh benih dalam 3 komponen yaitu:

1. Benih murni (BM) adalah benih yang sesuai dengan pernyataan pengirim atau

secara dominan ditemukan dalam contoh benih termasuk didalamnya yaitu:

benih utuh, benih muda, benih berukuran kecil, benih mengkerut dan sedikit

rusak/ benih yang terserang penyakit tetapi bentuknya masih bisa dikenali dan

pecahan benih yang ukurannya lebih dari setengah ukuran normal.

2. Benih tanamn lain (BTL) adalah benih tanaman selain yang dimaksud oleh

pengirim yang ikut tercampur pada benih yang akan di uji.

3. Kotoran benih (KB) adalah bagian dari benih atau bahan material lain yang

bukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Termasuk

didalamnya benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji

Page 14: acara 1 tekben

hampa tanpa lembaga, pecahan benih kurang dari setengah ukuran normal,

cangkang benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, dan

tangkai.

Analisa kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara

hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari

5%. Setiap komponen ditimbang lalu ditotal, dimana berat total seharusnya

dengan berat mula-mula keseluruhan contoh uji untuk kemurnian tetapi bisa

kurang. Persentase dari setiap komponen didapatkan dari berat masing-masing

komponen dibagi berat total kali 100%. Hasilnya ditulis dalam dua desimal atau

dua angka di belakang koma (Kartasapoetra, 1986).

Praktikum yang dilakukan adalah menguji kemurnian benih kedelai.

Awalnya praktikan diberikan satu plastik benih kedelai kotor. Benih tersebut

kemudian dipisahkan ke dalam 3 komponen yaitu benih murni, varietas lain dan

kotoran benih. Setelah dipisahkan, masing-masing benih ditimbang dan diperoleh

hasil benih murni 45,2 gram, kotoran benih 40,9 gram, dan varietas lain 13,5

gram. Dari ketiga komponen tersebut diketahui berat awal seluruhnya adalah 99,6

gram. Presentase benih murni 45,38 %, presentase kotoran benih 40,9% dan

presentase varietas lain 13,55%. Dari hasil tersebut, diketahui benih murni yang

diperoleh tidak lebih dari 50% dari keseluruhan berat awal. Hal ini dikarenakan

berat kotoran benih yang cukup besar. Kotoran benih berupa kerikil, pasir dan

lainnya yang bobotnya cukup berat. Sedangkan varietas lain, tidak terlalu banyak

dan ditemukan benih padi serta kacanng hijau.

Page 15: acara 1 tekben

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih

murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Analisa kemurnian benih,

Page 16: acara 1 tekben

maka dapat dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih

species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran.

2. Sertifikasi Benih adalah suatu proses pemberian sertifikasi atas cara

perbanyakan, produksi dan penyaluran benih sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian untuk dapat diedarkan.

3. Presentase benih murni yang diperoleh tidak lebih dari 50% dari

keseluruhan berat awal. Hal ini dikarenakan berat kotoran benih yang

cukup besar.

B. Saran

Praktikum pengujian benih sudah cukup baik, namun ketersediaan alat

untuk praktikum masih kurang seperti timbangan yang sedikit sehingga harus

menunggu bergantian setiap kelompok, jadi diharapkan agar laboratium dapat

menyediakan alat yang lebih untuk praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, Eko. 2011. Modul Belajar Sertifikasi Benih. UNSOED . Purwokerto

Page 17: acara 1 tekben

Harijoko. 2006. Manual Pengujian Benih Tanaman Hutan. Balai Perbenihan

Tanaman Hutan Jawa dan Madura . Sumedang.

Justice, O. L dan Lois, N. Bass. 1990. Praktek dan Penyimpanan Benih. Rajawali

Pers . Jakarta

Kamil, Jurnalis. 1986. Teknologi Benih 1. Angkasa Anggota IKAPI . Bandung

Kartasapoetra, A. G. 1986. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan

Praktikum. Bina Aksara . Jakarta

Kartasapoetra, A. G. 1992. Teknologi Benih Pengolahan Benih dan Tuntutan

Praktikum. Bina Aksara . Jakarta

Kuswanto, Hendarto. 1998. Analisis Benih. Penerbit Andi. Yogyakarta

Mugnisjah, Q. W. dan Asep, S. 1991.Produksi Benih. Bumi Aksara. Jakarta

Sutopo, Lita. 1984. Teknologi Benih. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta