Laporan Praktikum Manejenem Limbah Indostri Perikanan Acara 1
LAPORAN ACARA 1
-
Upload
tunjung-bayu-hernawan -
Category
Documents
-
view
42 -
download
0
Transcript of LAPORAN ACARA 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Energi yang berada di bumi ini tidak dapat dihancurkan ataupun
dilenyapkan tetapi suatu energi hanya dapat di ubah dalam bentuk yang lain atau
biasa disebut di konversi misalnya seperti energi kimia diubah menjadi energi
listrik. Makhluk hidup membutuhkan energi untuk dapat melanjutkan hidup di
dunia. Dengan energi, semua makhluk hidup dapat melaksanakan semua
kegiatannya seperti bergerak, bernafas dan lain-lain.
Pada bumi ini terdapat berbagai macam bentuk energi. Salah satunya
adalah energi yang berasal dari minyak fosil yang ada di dalam perut bumi.
Namun energi fosil tidak dapat diperbaharui dalam waktu cepat. Sedangkan
sumber energi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini berasal dari
minyak fosil. Apabila tidak diantisipasi sejak dini, maka kemungkinan besar akan
terjadi krisis energi yang akan melanda kehidupan. Padahal energi sangat
diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Oleh dikarena itu, diperlukan suatu pengubahan energi-energi yang ada
menjadi energi yang dibutuhkan seperti energi listrik atau energi panas. Salah satu
bentuk pengubahan energi ini seperti pemanfaatan energi yang berada dalam
biomassa (arang dari kayu, dari batok kelapa dsb) diubah menjadi bahan bakar
untuk membakar bahan makanan sehingga dapat dimanfaatkan untuk keperluan
sehari-hari. Bentuk bahan bakar dari biomassa tersebut sering disebut dengan
briket. Briket merupakan bentuk konversi energy yang dibuat dengan
menghaluskan arang dan dipres sampai padat.
B. TUJUAN
1. Mengetahui cara pembuatan briket karbonisasi dan non karbonisasi.
2. Mengetahui tahap-tahap proses pembriketan karbonisasi dan non
karbonisasi.
3. Mengetahui cara pengukuran nilai kalor briket berdasarkan pengurangan
massa dengan pembakaran.
C. MANFAAT
Dalam praktikum tentang pembuatan briket ini, praktikan mampu
mengerti dan memahami tahapan dari pembuatan briket arang serta mampu
mengaplikasikannya di dalam kehidupan.
BAB II
DASAR TEORI
Peristiwa terbentuknya arang dapat terjadi dengan cara memanasi secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap bahan berkarbon di dalam timbunan,
kiln, oven atau di udara terbuka. Untuk menghasilkan arang umumnya bahan baku
dipanaskan dengan suhu di atas 500°C. Faktor yang berpengaruh terhadap proses
karbonisasi adalah kecepatan pemanasan dan tekanan. Pemanasan yang cepat,
sukar untuk mengamati tahapan karbonisasi yang terjadi dan rendemen arang
yang dihasilkan lebih rendah. Sedangkan pemakaian yang tinggi akan mampu
meningkatkan rendemen arang (Masturin, 2002).
Briket atau yang sering disebut dengan superkarbon adalah bahan bakar
karbon dalam bentuk briket yang di produksi dari limbah bahan organik maupun
turunannya yang masih mengandung sejumlah energi. Limbah tersebut diolah
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk keperluan rumah tangga maupun industri yang bersifat dapat
diperbaharui. Superkarbon dapat diproduksi kapan saja dan dimana saja sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini karena semua bahan baku dan bahan pendukungnya
tersediah melimpah di setiap daerah di setiap daerah dan di seluruh wilayah
nusantara (Singh, R.K and Misra, 2005).
Biomassa pada umunya mempunyai densitas yang cukup rendah,
sehingga akan mengalami kesulitan dalam penangannya. Densifikasi biomassa
menjadi briket bertujuan untuk meningkatkan densitas dan menurunkan persoalan
penanganan seperti penyimpanan dan pengangkutan. Densifikasi menjadi sangat
penting dikembangkan di negara-negara berkembang sebagai salah satu cara
untuk peningkatan kualitas biomassa sebagai sumber energi. Secara umum
densifikasi biomassa mempunyai beberapa keuntungan (Bungay, 1981):
1. Meningkatkan nilai kalor per unit volume.
2. Mudah disimpan dan diangkut.
3. Mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.
Dikatakan Hartono Wibowo (1999), briket batu bara yang dikarbonisasi
lebih sehat, higienis, dan mudah digunakan. Selain itu, harganya pun relatif
murah. Sedangkan kompornya sangat sederhana. Bahkan, masyarakat bisa
menggunakan kaleng atau besi bekas untuk membuat kompornya. Harga kompor
yang dijual di pasar Rp 80.000 hingga Rp 120.000 bergantung pada bahan yang
dipakai. Bahan stainless steel lebih mahal dari besi biasa. Sedangkan briket batu
bara yang dikarbonisasi 1 kg Rp 2.500 di tingkat konsumen. Hartono
menjelaskan, 1 kg briket batu bara yang dikarbonisasi bisa dipakai memasak
untuk tiga jam. Pemakaiannya pun sangat sederhana. Cukup dengan koran bekas
saja sudah bisa menyalakan kompor briket batu bara. Setelah kurang lebih 10
menit maka kompor tersebut sudah siap untuk dipakai. Untuk mematikannya
cukup dengan menyiramkan air maka kompor tersebut akan padam. Kompor ini
bisa dipakai di mana saja, baik di ruang terbuka maupun di dalam ruangan asalkan
ada ventilasi udara.
Pada saat ini dikenal 2 jenis briket yaitu type yontan (silinder) untuk
keperluan rumah tangga yaitu lebih dikenal dan popular, disebut dengan yontan,
suatu nama local berbentuk silinder dengan garis tengah 150 mm, tinggi 142 mm,
berat 3,5 kg dan mempunyai lubang-lubang sebanyak 22 lubang dan type egg
(telor) untuk keperluan industry dan rumah tangga yaitu dipergunakan untuk
bahan bakar industry kecil seperti untuk pembakaran kapur, bata, genteng,
gerabah, pandai besi dan sebagainya, tetapi juga untuk keperluan rumah tangga.
Jenis ini mempunyai lebar 32-39 mm panjang 46-58 mm dan tebal 20-24 mm
(Anonim 1, 2009).
Dengan penggunaan briket arang sebagai bahan bakar maka kita dapat
menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari hutan. Selain itu
penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli
minyak tanah atau gas elpiji.Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan
pembuatan briket arang maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah hasil
hutan sekaligus mengurangi pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji
kayu yang ada hanya dibakar begitu saja.Manfaat lainnya adalah dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket arang ini dikelola
dengan baik untuk selanutnya briket arang dijual.Bahan pembuatan briket arang
mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian (Anonim 2, 2009).
Adapun teknik dalam proses pembuatan briket adalah pengarangan yaitu
tempurung kelapa dibuat arang dengan cara pengarangan manual melalui tong
kemudian (dibakar) dan ditutup hingga hanya ada sedikit ventilasi pada tong
arang tersebut. atau dengan cara proses pirolisis, dimana tempurung dimasukkan
ke dalam tangki pirolisis dalam keadaan tertutup, kemudian asap dikondensasikan
hingga dapat asap cair. Selanjutnya penepungan yaitu arang yang dihasilkan
melalui pembakaran manual atau pirolisis kemudian ditepung menggunakan
diskmill. Selanjutnya adalah pencampuran media yaitu Tepung tempurung kelapa
yang telah disaring selanjutnya dicampur dengan lem kanji. Pada saat
pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak 2,5 % dari tepung tempurung
kelapa. Dan yang terakhir adalah pencetakan briket arang yaitu setelah bahan-
bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya dimasukkan ke dalam cetakan
briket dan kemudian dilakukan pengovenan maupun penjemuran (Anonim 3,
2011).
BAB III
METODOLOGI
A. ALAT
1. Alat kempa
2. Cetakan briket
3. Ayakan
4. Kompor
5. Timbangan
6. Penggaris
7. Gelas ukur
8. Oven
9. Tungku pembakaran
B. BAHAN
1. Limbah padat pati aren (arang dan mentah)
2. Tepung kanji
3. Air
C. CARA KERJA
1. Limbah padat pati aren (arang dan mentah) diayak agar ukurannya
seragam.
2. Limbah padat pati aren (arang dan mentah) ditimbang masing-masing
sebanyak 270 gram.
3. Serbuk tepung kanji ditimbang seberat 30 gram serta air disiapkan
sebanyak 300 ml.
4. Zat perekat dibuat dengan cara sebagai berikut :
a. Sedikit air dari 100% massa air digunakan untuk melarutkan kanji
pada wadah terpisah.
b. Sisa air dipanaskan hingga mendidih.
c. Larutan mentah-kanji dimasukkan dan diaduk hingga mengental
menjadi gelatin.
d. Gel kanji siap digunakan.
5. Limbah padat pati aren dicampur baik yang arang maupun yang mentah,
masing-masing dengan zat perekat secara merata.
6. Masing-masing campuran ditimbang seberat 20 gram untuk dicetak.
7. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam cetakan briket dan menekannya
dengan alat kempa.
8. Briket yang sudah jadi dikeringkan ke dalam oven sampai kering.
9. Briket yang sudah kering dibakar dengan menggunakan tungku
pembakaran.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
A. HASIL PENGAMATAN
1. Briket arang tekanan 20 bar
Tabel 1. Hasil pengujian briket arang dengan tekanan 20 bar
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
0 240,2 540 375,2 1080 439,5 1620 387,330 234,3 570 415 1110 438,4 1650 381,160 230 600 430 1140 439,3 1680 373,390 227,9 630 448,9 1170 439,6 1710 364,4120 227,1 660 459,5 1200 440,1 1740 354,5150 225,9 690 460,2 1230 439,8 1770 345,3180 226 720 461,8 1260 438,3 1800 339,3210 227,1 750 459,5 1290 434,7 1830 323,6240 229,1 780 454,4 1320 429,1 1860 320,5270 232 810 451,3 1350 425,7 1890 316,4300 236,4 840 450,3 1380 424 1920 311330 242 870 446,4 1410 421,6 1950 307,5360 248,8 900 443,7 1440 419,5 1980 300,7390 256,3 930 443,1 1470 414,4 2010 296,1420 267,9 960 442,2 1500 412,1 2040 292450 287,4 990 440 1530 409,5 2070 287,5480 331,4 1020 440,1 1560 402,4 2100 284,5510 351,5 1050 440,4 1590 394,1
2. Briket aren tekanan 40 bar
Tabel 2. Hasil pengujian briket aren dengan tekanan 40 bar
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
waktu (s)
suhu (oC)
0 138,4 540 231,8 1080 239,6 1620 345,930 155,8 570 233,4 1110 239,3 1650 355,260 169,9 600 234,6 1140 239,3 1680 379,990 179,3 630 235,9 1170 240,1 1710 391,9120 183,6 660 235,6 1200 243,9 1740 396,5150 196 690 236,5 1230 246,9 1770 396,4180 200 720 237 1260 249,2 1800 397,1210 207,5 750 237,1 1290 252,4 1830 393,2240 211,8 780 237,7 1320 255,7 1860 391,3270 214,3 810 237,2 1350 258,6 1890 384,7300 217,6 840 238,9 1380 260,5 1920 380,5330 218,6 870 239,1 1410 263,8 1950 372,8360 222 900 239,3 1440 266,7 1980 365,5390 224,6 930 239,6 1470 269,1 2010 359,4420 227,2 960 239,3 1500 273,1 2040 353,5450 228,3 990 239,3 1530 277,8 2070 348,7480 229,6 1020 238,9 1560 285,6 2100 342,3510 231 1050 239,3 1590 300,9 2130 335,5
B. ANALISA DATA
m = ρudara x π r2 x V kecepatan
m = 1,2 kg/m3 x 3,14 . 0,05082 x 14 m/s
m = 0,136 kg/s = 136 gr/s
Tekanan 20 bar (Data Briket Arang pada hari selasa)
Menghitung panas sensibel
Q = m.c.∆T
Q = 0,136 kg/s x 1005 kJ/kg.oC x (461,8-248,8) oC
Q = 29112,84 kJ
Tekanan 40 bar (Data Briket Aren pada hari selasa)
Menghitung panas sensibel
Q = m.c.∆T
Q = 0,136 kg x 1005 kJ/kg.oC x (397,1-269,1) oC
Q = 17495,04 kJ
Grafik
0 500 1000 1500 2000 25000
50100150200250300350400450500
f(x) = 0.0360757005802933 x + 325.725093167702R² = 0.0718077001732925
Grafik Pembakaran Briket Arang Pada Tekanan 20 Bar
Briket ArangLinear (Briket Arang)
Waktu (s)
Suhu
(oC)
Grafik 1. Pembakaran Briket Arang Pada Tekanan 20 Bar
0 500 1000 1500 2000 25000
50
100
150
200
250
300
350
400
450
f(x) = 0.0937825843952605 x + 168.297907444668R² = 0.796101653803775
Grafik Pembakaran Briket Aren Pada Tekanan 40 Bar
Briket ArenLinear (Briket Aren)
Waktu (s)
Suhu
(oC)
Grafik 2. Pembakaran Briket Aren Pada Tekanan 40 Bar
C. GAMBAR ALAT DAN KETERANGAN
Mesin Pencetak Briket
Keterangan:
1. Manometer 6. Pompa Hidrolik
2. Beam 7. Pengungkit
3. Penekan
4. Selang Hidrolik
5. Pencetak briket sistem piston
Tungku Pembakaran
Keterangan :
1. Termokopel ruang 7. Timbangan
2. Termokopel luar 8. Tungku Bakar
3. Udara Kompressor 9. Filamen Pemanas
4. Briket 10. Beam
5. Termokopel Pemana 11. Pipa Udara
6. Termokopel dalam 12. Kompressor
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, yaitu tentang pembuatan briket memiliki tujuan untuk
mengetahui cara-cara pembuatan briket karbonisasi dan non karbonisasi,
mengetahui tahap-tahap proses pembriketan karbonasi dan non karbonasi serta
mengetahui cara pengukuran nilai kalor briket berdasarkan pengurangan massa
dengan pembakaran. Di dalam praktikum ini dibuat dua macam briket yaitu briket
dengan bahan dasar arang dan briket dengan bahan dasar limbah padat pati aren.
Briket dengan bahan dasar arang merupakan jenis dari briket karbonisasi dan pada
briket dengan bahan dasar pati aren merupakan jenis dari briket non karbonisasi.
Pada praktikum ini cara-cara pembuatan briket arang dimulai dengan
menyiapkan bahan serta alat yang dibutuhkan untuk membuat briket seperti arang,
tepung kanji, air, alat kempa, cetakan briket, ayakan, kompor, timbangan, palu,
penggaris dan gelas ukur. Selanjutnya, arang yang sudah tersedia dihaluskan
dengan menggunakan palu (martil). Arang halus yang diperlukan untuk percobaan
ini sebanyak 270 g. Setelah dihaluskan dengan palu, kemudian arang tadi diayak
dengan menggunakan ayakan. Kemudian hasil ayakan tersebut kemudian
ditimbang sebanyak 270 g. Selanjutnya dibutuhkan perekat yang digunakan untuk
merekatkan ayakan arang tersebut. Perekat ini dapat dibuat dari tepung kanji
ditambah air yang kemudian dipanaskan sampai tepung kanji dan air bercampur
dan akan membentuk gumpalan yang lengket. Hal ini disebabkan adanya proses
hidrolisa. Mengentalnya campuran tepung kanji dengan air disebut gelatinasi.
Setelah perekat siap, kemudian hasil ayakan arang tadi dicampur dengan
perekat tadi pada tempat pemanasan perekat. Dan arang ayakan tersebut
campurkan secara perlahan-lahan sampai tercampur dengan merata. Setelah
proses pencampuran selesai, kemudian hasil pencampuran arang dan perekat di
timbang 20 gram sebanyak 5 buah lalu dilakukan pencetakan briket. Campuran
bubuk arang dengan perekat tadi dimasukkan ke dalam cetakan yang kemudian
ditekan menggunakan alat kempa. Pada proses pembuatan briket ini menggunakan
variasi tekanan alat kempa sebanyak 4 macam yaitu 20 bar, 30 bar, 40 bar dan 50
bar. Setelah proses kempa adonan briket akan menjadi lebih padat daripada saat
menjadi adonan hal ini dapat dilihat dari tinggi briket yang berbeda hampir
setengahnya dari tinggi awal adonan briket. Setelah dilakukan proses kempa
dengan variasi tekanan, kemudian briket hasil kempaan dikeringkan selama 12
jam dengan suhu 700C pada sebuah oven. Hal ini dilakukan karena semakin kecil
kadar air yang terkandung dalam briket, maka kualitas briket akan semakin bagus
karena nilai kalor briket tersebut akan semakin besar.
Pada cara pembuatan briket aren juga sama dengan cara pembuatan briket
arang. Tahapan-tahapan pembuatan briket aren sama dengan pembuatan briket
arang, hanya berbeda pada pembuatan briket aren tidak melalui proses
penghalusan dengan palu tetapi langsung diayak menggunakan ayakan. Dan saat
proses pengeringan juga dalam kondisi yang sama dengan proses pengeringan
briket arang.
Pada saat proses pengempaan jumlah adonan yang dimasukkan ke dalam
cetakan tidak boleh terlalu banyak. Hal itu dapat menyebabkan kesukaran dalam
pengeluaran briket dari dalam cetakan. Semakin tebal briket yang terbentuk dalam
cetakan, maka akan semakin susah briket tersebut keluar dari cetakan karena
permukaan briket yang bersinggungan dengan cetakan akan semakin luas
sehingga menyebabkan gaya gesek dan rekatan briket pada dinding cetakan
semakin besar. Oleh karena itu, pengisian adonan ke dalam cetakan tidak boleh
melebihi kapasitas cetakan itu sendiri.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kualitas dari briket arang itu sendiri
adalah bahan baku briket, bahan imbuhan dalam briket, pengaruh kerapatan,
kemampuan daya tahan terhadap tekanan. Bahan baku briket yang digunakan akan
mempengaruhi kualitas dari briket tersebut. Semakin kering bahan yang
digunakan, maka kadar air yang terkandung dalam briket akan kecil sehingga
akan mampu memberikan hasil bakar yang tinggi. Bahan imbuhan yang
digunakan untuk pembuatan briket, juga turut serta dalam kualitas pembakaran
briket tersebut. Apabila jumlah kandungan air dalam campuran briket tinggi akan
mengurangi hasil dari pembakaran briket tersebut. Bentuk struktur dari bahan
briket yang digunakan mempengaruhi kerapatan dari briket itu sendiri. Semakin
halus bahan briket yang digunakan, maka nilai kerapatannya akan tinggi karena
ikatan-ikatan antar bahan semakin baik. Namun, semakin kasar bahan yang
digunakan untuk briket maka nilai kerapatannya akan semakin kecil. Kerapatan
yang semakin tinggi, akan menyebabkan berkurangnnya rongga udara yang ada
dalam briket sehingga briket mampu menghasilkan hasil bakar yang maksimal.
Pada hasil pengamatan dari hasil pengujian briket arang dan aren didapat
hasil yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain waktu nyala, suhu yang
dihasilkan dan lama nyala. Pada waktu nyala pada briket aren memiliki waktu
untuk menyala lebih lama dari briket arang, dan untuk suhu yang dihasilkan briket
arang memiliki suhu yang lebih tinggi dari suhu yang dihasilkan dari briket aren,
serta lama nyala antara briket aren dan arang berbeda karena lama nyala briket
aren lebih lama daripada briket arang. Perbedaan lama nyala ini di pengaruhi
dengan perbedaan tekanan saat membuat briket tersebut.
Dari data perbedaan tersebut maka antara briket arang dan briket aren
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari briket arang adalah memiliki
suhu yang tinggi dan waktu nyala yang cepat serta lama nyala yang lama. Dan
pada briket aren memiliki kelebihan yaitu cara pembuatan yang relative mudah
daripada briket arang.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada praktikum tentang pembuatan briket arang ini, pratikan dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Cara pembuatan briket karbonisasi dan non karbonisasi hampir sama
perbedaannya hanya terletak pada bahan baku pembuatan briket tersebut.
Pada briket karbonisasi bahan baku yang digunakan adalah arang,
sedangkan pada briket non karbonisasi bahan baku yang digunakan adalah
pati aren.
2. Tahapan-tahapan pembuatan briket karbonisasi dan non karbonisasi
memiliki tahapan yang sama. Tahapan-tahapan tersebut yaitu proses
penghalusan bahan, proses pengayakan, proses pencampuran dengan
perekat, proses kempa, proses pengeringan dan yang terakhir proses
pemakaian.
3. Pada pengukuran kalor dipengaruhi dengan kecepatan udara yang
mengalir saat pengujian, luas pengujian dan temperatur yang dihasilkan
dari pengujian. Dan dari data-data tersebut setelah dilakukan perhitungan
menghasilkan nilai kalor dari briket arang pada tekanan 20 bar sebesar
29112,84 kJ dan pada briket arang tekanan 40 bar memiliki nilai kalor
sebesar…………..dan pada briket aren dengan tekanan 20 bar memiliki
nilai kalor sebesar…….dan pada briket aren dengan tekanan 40 bar
menghasilkan nilai kalor sebesar 17495,04 kJ. Semakin besar tekanan
yang digunakan untuk membuat briket maka akan menambah waktu
pembakaran briket.
B. SARAN
Pada praktikum ini praktikan dapat menyarankan bahwa sebaiknya asisten
mendampingi praktikan sehingga jika ada hal yang ingin ditanyakan tidak perlu
mencari asistennya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2009. Briket Batubara. Diakses pada tanggal 01 April 2012 pukul 10.55URL : http://bosstambang.com/Batubara/briket-batubara.html
Anonim 2. 2009. Proses Pembuatan Briket arang kelapa. Diakses pada tanggal 01 April 2012 pukul 10.57URL : http://infodunia-4u.blogspot.com/2009/07/proses-pembuatan-briket-arang.html
Anonim 3. 2011. Membuat Briket Arang Tempurung Kelapa. Diakses pada tanggal 01 April pukul 2012 10.59
URL : http://rumahmesin.com/artikel-proses/membuat-briket/
Bungay, H.R. 1981. Energy: The Biomass Options, John Wiley & Sons, New York.
Hartono Wibowo. 1999. Briket Arang .Fakultas Teknik. Universitas Negeri Lampung, Sumatera.
Masturin, A. 2002. Sifat Fisik dan Kimia Briket Arang dari Campuran Limbah Gergajian Kayu [skripsi]. Bogor. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian bogor
Singh, R.K and Misra. 2005. Biofels from Biomass. Department of Chemical Engineering National Institue of Technology. Rourkela.