02 Laporan Prak. Kimia Acara 1

download 02 Laporan Prak. Kimia Acara 1

of 21

Transcript of 02 Laporan Prak. Kimia Acara 1

LAPORAN RESMI PRATIKUMKIMIA DASAR

Disusun Oleh : Nama : Pauline Angela Obosan NIM : 15/17791 Kelas : STPK A Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian Kelompok : VI ( Enam ) Acara I : Pengenalan Alat Alat Dan Penggunaannya Co.Ass : Edwin Andriza

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANINSTITUT PERTANIAN STIPERYOGYAKARTA2015I. ACARA I : Pengenalan Alat-alat dan PenggunaannyaII. TANGGAL : 02 Oktober 2015III. TUJUAN : Mengenalkan beberapa macam alat yang sederhana penggunaannya. Percobaan ini sebagai pendahuluan \\\\bagi percobaan berikutnya.IV. DASAR TEORIDalam kegiatan praktikum, hal mendasar yang harus kita lakukan pertama kali adalah mengenal berbagai alat dan bahan yang sering digunakan dan sederhana penggunaannya. Pengenalan alat meliputi pengenalan bentuk, fungsi, dan bagaimana cara penggunaannya. Pengenalan alat praktikum akan sangat membantu dan mendukung kinerja kita dalam kegiatan praktikum, kita tidak akan dapat melakukan kegiatan praktikum tanpa dukungan alat-alat tersebut. Pengenalan alat-alat praktikum akan membantu kita lebih mengenal baik fungsi maupun cara penggunaannya, sehingga akan mempercepat dan menyempurnakan praktikum kita. Seandainya seorang praktikan tidak mengenal baik alat yang digunakan, pasti akan kerepotan dalam melakukan berbagai kegiatan praktikum kimia. Untuk pengenalan bahan kimia, diprioritaskan pada bahan-bahan kimia yang sering digunakan namun memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi. Pengenalan ini sangat perlu dilakukan karena dikhawatirkan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan selama pratikum karena kurangnya kehati-hatian akibat kurang mengenal bahan-bahan kimia tersebut ( Anonim, 2015 ).Beberapa alat yang sederhana penggunaannya tersebut memiliki fungsi yang berbeda beda. Tabung reaksi yang berfungsi untuk mereaksikan zat zat kimia dalam jumlah sedikit. Penjepit yang berfungsi untuk memegang tabung reaksi pada pemanasan. Pengaduk gelas berfungsi untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat zat kimia pada waktu melakukan reaksi reaksi kimia, berfungsi juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekati cairan pada proses penyaringan. Corong berfungsi untuk menolong pada waktu memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit mulutnya. Gelas arloji berfungsi untuk tempat menimbangan zat yang berbentuk kristal. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Gelas beker (gelas piala) berfungsi untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan larutanzat kimia. Erlenmeyer berfungsi untuk tempat zat yang dititrasi bisa juga untuk memanaskan larutan. Pipet gondok berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu secra tepat. Pipet ukur berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Pipet pasteur (pipet tetes) berfungsi untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil. Labu ukur berfungsi untuk mengukur sejumlah tertentu cairan dengan tepat. Buret berfungsi untuk melakukan titrasi. Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa air ataupun cairan organik seperti metanol.Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceransama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lainjumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran. Rumus sederhana pengenceran sebagai berikut : M1V1 = M2V2 ( Chang, 2007 )Titrasi asam basa merupakan suatu reaksi penetralan yang menghasilkan garam dan air. Tujuan tritasi adalah untuk menentukan banyaknya asam atau basa yang secara kimia tepat ekuivalen (setara) dengan banyaknya basa atau asam di dalam larutan. Pada tritasi larutan basa menggunakan larutan standar asam (Asidimetri) dan sebaliknya. Pada titrasi larutan asam menggunakan larutan standar basa (Alkalimetri). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan mengukur volume dari asam basa yang bereaksi sehingga proses ini disebut titrasi volumetri. Selain itu titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai perubahan warna indikator ( Brady James, 1999 ).

V. ALAT DAN BAHANA. Alat 1. Tabung Reaksi : 2 Buah2. Labu Ukur : 1 Buah3. Lampu Bunsen: 1 Buah4. Gelas Piala: 1 Buah5. Pengaduk Gelas: 1 Buah6. Pipet Gondok: 1 Buah7. Pipet Ukur: 1 Buah8. Pipet Tetes: 1 Buah9. Penjepit tabung reaksi: 1 Buah10. Buret: 1 Buah11. Statif: 1 Buah12. Klem : 1 Buah13. Corong: 1 Buah14. Gelas Arloji: 1 Buah15. Gelas Ukur: 1 Buah16. Erlenmeyer: 1 Buah17. Propipet: 1 Buah18. Rak Tabung Reaksi: 1 Buah19. Kertas lakmus : 2 Buah20. Kertas Saring : 1 BuahB. Bahan1. HCl 0,1 M: 10 ml2. NaOH 0,1 M: 1 ml3. Fenolftalen: 3 tetes4. NH4Cl: 2 ml5. Aquades: Secukupnya6. HCl 0,2 M: 10 ml7. H2SO4 97%: 3 ml8. Pb Asetat: 1 mlVI. CARA KERJAA. Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas dan Pengenalan Kertas Lakmus1. Mengambil sedikit larutan NH4Cl, masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan larutan NaOH secukupnya.2. Memegang tabung reaksi dengan penjepit, lalu dipanaskan dengan digoyang-goyangkan.3. Pada saat mendidih jagalah agar zat dalam tabung jangan sampai keluar dari mulut tabung (lebih-lebih untuk zat yang mudah terbakar).4. Angkat tabung dari atas api bila zat tabung sudah mulai naik/hampir keluar.5. Memegang kertas lakmus merah dan biru, dekatkan ke tabung reaksi. 6. Mengamati perubahan warna sebelum dan sesudah dan bau dengan mengibaskan tangan diatas bibir tabung dan mencium baunya (jangan langsung menghirup bau dari tabung reaksi)B. Pengenceran Dengan Labu Ukur1. Mengambil sebanyak 2 ml HCl dengan pipet gondok. Cara menggunakan pipet gondok adalah dengan menutup bagian atas dari pipet dengan jari telunjuk, sementara ibu jari dan jari tengah yang digunakan untuk memegang pipet di putar-putarkan secara perlahan. Pengenceran harus dilakukan dengan hati-hati. 2. Menambahkan Aquadest dilarutkan 100 ml HCl sampai garis teramati.C. Titrasi1. Mencuci buret dengan larutan pencuci (Aquades).2. Isilah dengan larutan standart yang dipakai NaOH 0,1 ml dimasukkan kedalam buret dengan larutan standart sampai skala 0.3. Mengambil 20 ml HCl 0,1, dengan menggunakan pipet gondok, lalu masukkan ke Erlenmeyer ditambah 3-4 tetes indikator PP.4. Mengititrasikan dengan larutan NaOH, dengan cara membuka keran buret lalu menetaskan titrant secara perlahan, sambil erlenmeyer digoyang-goyangkan.5. Mengamati perubahan warna sebelum dan sesudah, dan sesudah reaksi dicatat volume terpakai.D. Pengenceran H2SO4 Pekat1. Mengambil 10 ml air suling dengan menggunakan gelas ukur. Bagian bawah dari meniskus air harus tepat menyinggung skala 10 ml. Pandangan mata harus sejajar dengan tinggi meniskus air. Lalu tuangkan kedalam tabung reaksi.2. Mengambil 3 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur.3. Menuangkan H2SO4 pekat kedalam tabung reaksi yang berisi air suling melalui dinding tabung dengan hati-hati.4. Perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah H2SO4 dituang kedalam tabung reaksi.E. Penyaringan1. Mengambil 5 ml larutan Pb asetat dalam tabung reaksi.2. Menambahkan H2SO4 hasil pengencera.3. Mengamati endapan yang terjadi, catat warna dari endapan.4. Mengambil kertas saring, lipat 2x menjadi lingkaran. Lalu masukkan kertas saring ke dalam corong yang diletakkan di atas erlenmeyer.5. Menuangkan larutan tersebut lalu amati endapannya.

VII. HASIL PENGAMATAN1. Tabel Pengamatana. Pengenalan Alat :NOALATGAMBARKEGUNAAN

1Tabung Reaksi

Terbuat dari gelas, dapat dipanasakan. Digunakan untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.

2Penjepit

Terbuat dari kayu atau kawat, digunakan untuk memegang tabung reaksi pada pemanasan.

3Pengaduk Gelas

Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zatzat kimia pada waktu melakukan reaksi-reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan / mendekaritir cairan dalam proses penyaringan.

4Corong

Biasanya terbuat dari gelas, digunakan untuk menolong pada waktu memasukan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit mulutnya, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya.

5

Gelas Arloji

Terbuat dari gelas. Digunakan untuk menimbang zat yang berbentuk kristal.

6Gelas Ukur

Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala dan terdiri dari bermacam ukuran.

7Gelas Piala

Biasanya dinamakan juga gelas beker. Alat ini bukan alat pengukur ( walaupun volume kira-kira ). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan-larutan zat kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut, atau memekatkan.

8Erlenmeyer

Alat ini juga bukan alat pengukur. Digunakan untuk tempat dari zat yang dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanasakan larutan.

9Pipet Gondok

Dibagian tengah dari pipet ini ada sebagian yang membesar ( gondok ). Ujungnya runcing. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu secara tepat. Alat ini lebih tepat dari pada gelas ukur.

10Pipet Ukur

Pipet ini semua bagiannya sama. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Mempunyai ukuran berbeda dan mempunyai skala

11Pipet Tetes

Digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang kecil.

12Labu Ukur

Terbuat dari gelas, dengan bagian bawah menggembung, dasar rata dan leher kecil dengan satu garis tanda. Untuk mengukur sejumlah volume tertentu cairan dengan cepat.

13Buret

Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi ditempat dalam buret.

14ProPipet

Untuk menyedot dan mengeluarkan larutan yang akan dipindahkan dari botol larutan.

15Kertas Lakmus

Untuk menentukan asam atau basa suatu larutan

16Rak Tabung Reaksi

ZTerbuat dari kayu. Digunakan pada saat melakukan percobaan yang membutuhkan banyak tabung reaksi.

17Lampu BunsenUntuk memanaskan/membakar suatu zat/larutan.

18Kertas Saring

Untuk menyaring larutan yang telah tercampur.

19Statif dan klem

Untuk menyangga buret.

b. Pembuatan Dan Pengenalan Suatu Gas dan Pengenalan Kertas LakmusBahanPerubahan WarnaAroma LarutanWarna LakmusKet

AwalAkhir

2 ml NH4ClMerahMerahMenyengat (besi karat)MerahAsam

1 ml NaOHBiruMerahMenyengat (besi karat)BiruAsam

c. TitrasiPerlakuanVoVtVt VoPerubahan Warna

AwalAkhir

I01010 0 = 10 mlBeningMerah muda redup

II102727 10 = 17 mlMerah muda redupMerah muda terang

Keterangan : Vo = Volume awalVt = Volume akhir

d. Pengenceran HClLarutan HCl 1Larutan HCl 2

BahanKonsentrasiBahanKonsentrasi

10 ml HCl0,2 M10 ml HCl+90 ml aquades0,02 M

e. Pengenceran H2SO4BahanWarna AsalWarna AkhirReaksi

H2SO497% 3 ml + aquades 7 ml.JernihJernihTimbul Panas

f. Penyaringan

BahanKenampakan Secara Fisik

Warna SebelumWarna SesudahEndapan

3 ml H2so4BeningKeruhAda endapan berwarna putih

1 ml Pb AsetatBeningKeruhAda endapan berwarna putih

2. Perhitungana. Pengenceran HClDiketahui: V1 = 10 ml M1= 0,2 M M2 = 0,02 M Ditanya: V2 .? Jawab: V1 . M1 = V2 . M2 10 . 0.2 = 0.02 V2 0,01 V2 = 1 V2 = 100 ml V aquades = V2 V1 = 100 10 = 90 mlb. Pengenceran H2SO4 Diketahui : Kadar H2SO4 97% (b/v) = 3 ml Aquades = 7 ml BM = 98 g/mol BJ H2SO4 = 1,84 Ditanya : Mdalam 10 ml larutan H2SO4. Jawab : 3 ml H2SO4 97% = 10 ml H2SO4 x M MolH2SO4 = = = 0,99 mol. H2SO4 = BJ x air = 1,84 x 1000 kg/m3 = 1840 kg/m3 = 1840 g/L

VolumeH2SO4= = = 0,0527 L MH2SO4 = = = 18,78 M

V1. M1 = V2 . M2 3ml H2SO4 97% x 18,75 M = 10ml x M2 M2 = = 5,634 MJadi, molaritas (M) dari hasil pengenceran 3 ml H2SO4 97% menjadi 10 ml yakni 5,634 M.

VIII. PEMBAHASANPelaksanaan praktikum acara pertama yaitu pengenalan alat alat dan penggunaannya bertujuan untuk mengenal beberapa macam alat yang sederhana penggunaannya. Percobaan ini sebagai pendahuluan bagi percobaan berikutnya.Untuk membuat suatu larutan standar, kita dapat melakukan percobaan pengenceran dimana dilakukan penambahan pelarut kedalam larutan yang akan diencerkan. Pengenceran adalah menurunkan atau memperkecil konsentrasi larutan dengan menambahkan pelarut. Proses pengenceran merupakan suatu prosedur untuk menghasilkan larutan yang lebih encer dari larutan yang pekat agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Dalam melakukan proses pengenceran, perlu bahwa penambahan lebih banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan akan mengubah ( mengurangi ) konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam larutan. Untuk pengenceran, ambil 10 ml air suling dengan menggunakan gelas ukur. Tuangkan kedalam tabung reaksi. Ambil 3 ml H2SO4 pekat dengan gelas ukur. Tuangkan H2SO4 pekat ini kedalam tabung reaksi yang berisi air suling melalui dinding tabung dengan hati-hati. Perhatikan perubahan panas sebelum dan sesudah H2SO4 dituang kedalam tabung reaksi. Menyaring merupakan salah satu metode pemisahan, yaitu cara untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Menyaring merupakan salah satu metode pemisahan, yaitu cara untuk memisahkan suatu endapan dari suatu larutan. Saat melakukan kegiatan penyaringan, ambil 5 ml larutan Pb asetat dalam tabung reaksi kemudian menambahkan H2SO4 hasil pengenceran diatas, setelah itu amati endapan yang terjadi, catat warna dari endapan, lalu ambil kertas saring, lipat 2-3 kali lipatan. Pada penyaringan PbSO4 menggunakan Pb asetat direaksikan dengan H2SO4 menghasilkan PbSO4, secara fisik terlihat pada warna sebelum adalah bening, warna sesudah berubah menjadi keruh, serta adanya endapan berwarna putih. Terjadinya endapan pada proses penyaringan ini karena Pb merupakan senyawa kimia yang mudah mengendap. Pengenalan gas dengan menggunakan kertas lakmus pada perlakuan pertama warna kertas lakmus merah tetap berwarna merah, bau larutan menyengat seperti besi karat, bersifat asam. Sedangkan untuk perlakuan kedua warna kertas lakmus biru berubah menjadi warna merah, dan bau larutannya menyengat seperti besi karat, bersifat asam. Pengenceran H2SO4 pekat direaksikan dengan aquades menghasilkan gelas ukur menjadi hangat atau terasa panas. Pengenceran dengan labu ukur, kita mencari volume asli yang diperlukan (V1), dicari melalui rumus pengenceran dan didapat hasil sebesar 20ml.Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Karena pengukuran volume memainkan peranan penting dalam titrasi, maka teknik ini juga dikenali dengan analisis volumetrik. Analisis titrimetri merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia. Cara mentitrasi pertama-tama cuci buret dengan larutan pencuci (Aquadest). Kemudian mengisi larutan NaOH 0,1 ml lalu masukkan kedalam buret dengan larutan standart sampai skala 0. Setelah itu ambilah 10 ml HCl 0,1, masukkan ke Erlenmeyer ditambah 3 tetes indikator PP. Mengititrasikan dengan larutan NaOH amati perubahan warna sebelum dan sesudah, dan sesudah reaksi dicatat volume terpakai. Titrasi tersebut menghasilkan perubahan warna dari jernih atau bening menjadi merah muda. Pengenalan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum di laboratorium sangat penting agar dapat mengetahui fungsi atau kegunaannya serta terbuat dari apa alat tersebut. Titrasi menghasilkan perubahan warna bening menjadi merah muda karena dipengaruhi oleh indikator PP. Pada penyaringan PbSO4 menghasilkan perubahan warna dari jernih menjadi keruh serta adanya endapan. Pengenceran dengan labu ukur mencari konsentrasi larutan yang akan ditambahkan, dan untuk mencari hal tersebut kita harus menggunakan rumus pengenceran. Pengenalan gas dengan kertas lakmus menimbulkan bau yang menyengat seperti besi karat, merubah warna kertas lakmus dari warna merah menjadi biru, bersifat asam. Pengenceran H2SO4 pekat mengakibatkan gelas ukur menjadi hangat atau terasa panas. Sifat dari H2SO4 yaitu dapat merusak jaringan tubuh, korosif, higroskopis, dan bersifat membakar bahan organik. HCl bersifat dapat menyebabkan luka bakar dan dermatitis ( kulit melepuh ), demikian juga uapnya dapat menyebabkan hal yang sama. NaOH bersifat higroskopis dan mudah menyerap CO2 serta dapat merusak jaringan tubuh. Dari hasil percobaan tersebut didapat hasil perhitungan pengenceran HCL V aquadesnya sebesar 90 ml, lalu pengenceran H2SO4 sebesar 18,78 M. Kemudian molaritas dari hasil pengenceran 3ml H2SO4menjadi 10ml yakni 5,634 M. Setelah praktikum selesai, semua alat laboratorium yang kita gunakan wajib untuk dibersihkan dengan aquades. Aquades merupakan senyawa yang steril sehingga bahan bahan yang terdapat pada alat alat laboratorium tidak dapat bereaksi dengan aquades.

IX. KESIMPULANDari hasil pratikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada praktikum ini membutuhkan bahan dan alat-alat laboratorium seperti : tabung reaksi, penjepit, pipet, pengaduk gelas, corong, larutan NaOH, Pb Asetat, H2SO4, aquades dan lain lain.2. Sangat diperlukan adanya pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum.3. Kegiatan yang dilakukan pada acara 1 ini adalah pengenalan alat dan bahan, pengenalan gas dengan kertas lakmus, titrasi, pengenceran asam sulfat pekat, pengenceran dengan labu ukurn dan penyaringan.4. Pengenalan gas dengan menggunakan kertas lakmus pada perlakuan pertama warna kertas lakmus merah berubah menjadi warna merah kebiruan, untuk perlakuan kedua warna kertas lakmus biru berubah menjadi warna biru muda.5. Setiap alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda, sehingga diperlukan alat yang tepat dalam melakukan suatu praktikum6. Pada titrasi, terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda, pada penyaringan Pb asetat menimbulkan endapan, pada pengenalan gas dengan kertas lakmus bau larutan menyengat, pengenceran asam sulfat pekat menyebabkan gelas ukur terasa hangat.7. Dari hasil percobaan didapat hasil perhitungan pengenceran HCL V aquadesnya sebesar 90 ml, lalu pengenceran H2SO4 sebesar 18,78 M. Kemudian molaritas dari hasil pengenceran 3ml H2SO4menjadi 10ml yakni 5,634 M.8. Praktikan harus berhati-hati dalam menggunakan bahan-bahan yang digunakan seperti HCl karena dapat menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit melepuh), demikian juga uapnya dapat menyebabkan hal yang sama, NaOH bersifat higroskopis dan mudah menyerap CO2 serta dapat merusak jaringan tubuh.DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2015. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Institut Pertanian STIPER,Yogyakarta.Brady James, E, 1999 Kimia Universitas Asas dan Unsur Jilid 1, Binarupa Aksara, Tangerang.Chang, 2007. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.Ginting,Tjurmin. 2000. Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1. Fakultas Pertanian. UI Press. Jakarta.

Yogyakarta, 02 Oktober 2015 Mengetahui, Co. Ass Praktikan

( Edwin Andriza) ( Pauline Angela Obosan )