Tekben Fix

28
BAB I PENDAHULUAN Benih bermutu baik merupakan faktor utama suksesnya produksi. Dinegara berkembang, tidak/ kurang tersedianya benih bermutu antara lain disebabkan oleh kekurangan atau kelemahan dalam penyediaan varietas unggul, teknologi produksi benih, penaganan benih pasca panen dan pemasaran. Disamping itu minat petani terhadap varietas baru masih kurang. Biasanya petani menggunakan benih yang dihasilkan sendiri (save own seed) karena benih komersial tidak tersedia atau bukan varietas yang tepat sesuai kebutuhan mereka. Di Amerika Utara, beberapa faktor berikut menunjang perkembangan industri benih : meningkatnya jumlah varietas baru yang tersedia, perkembangan sertifikasi benih dan program perundangan perbenihan, perkembangan teknologi penanganan benih pasca panen, pengetahuan yang lebih baik tentang mutu benih, adanya seed grower (produsen benih). Produksi benih bermutu tinggi dengan mutu fisik, kemurnian spesies dan kultivar yang tinggi, dan perkecambahan dan vigor yang tinggi, ukuran yang seragam, bebas dari biji gulma dan penyakit seedborne dan kadar air benih rendah, memerlukan kemampuan teknis dan pengetahuan tentang pemuliaan tanaman. Orientasi pemuliaan dalam menghadapi tuntutan produksi benih tidak saja berdasarkan kriteria ekonomis, tetapi juga pada prinsip DUS (Disntinctiveness, Uniformity, Stability). Varietas yang dihasilkan selain unggul dalam produksi (Hasil tinggi, tahan terhadap penyakit tertentu, dsb), juga harus memiliki sifat yang berbeda dari varietas lainnya yang sudah beredar (Distinctive), seragam performansi pertanamannya (Uniform), dan mantap (Stable) dalam sifat keunggulannya. Selain itu , diperlukan jaminan oleh pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Program ini dilaksanakan oleh instansi pemerintah, perorangan/badan hukum dengan seizin pemerintah (UU No.12 tahun 1992) pasal 14 ayat 1 dan 2. Prinsip program sertifikasi benih mengandung 2

description

Teknologi Benih

Transcript of Tekben Fix

Page 1: Tekben Fix

BAB I

PENDAHULUAN

Benih bermutu baik merupakan faktor utama suksesnya produksi. Dinegara berkembang, tidak/ kurang tersedianya benih bermutu antara lain disebabkan oleh kekurangan atau kelemahan dalam penyediaan varietas unggul, teknologi produksi benih, penaganan benih pasca panen dan pemasaran. Disamping itu minat petani terhadap varietas baru masih kurang. Biasanya petani menggunakan benih yang dihasilkan sendiri (save own seed) karena benih komersial tidak tersedia atau bukan varietas yang tepat sesuai kebutuhan mereka.

Di Amerika Utara, beberapa faktor berikut menunjang perkembangan industri benih : meningkatnya jumlah varietas baru yang tersedia, perkembangan sertifikasi benih dan program perundangan perbenihan, perkembangan teknologi penanganan benih pasca panen, pengetahuan yang lebih baik tentang mutu benih, adanya seed grower (produsen benih).

Produksi benih bermutu tinggi dengan mutu fisik, kemurnian spesies dan kultivar yang tinggi, dan perkecambahan dan vigor yang tinggi, ukuran yang seragam, bebas dari biji gulma dan penyakit seedborne dan kadar air benih rendah, memerlukan kemampuan teknis dan pengetahuan tentang pemuliaan tanaman. Orientasi pemuliaan dalam menghadapi tuntutan produksi benih tidak saja berdasarkan kriteria ekonomis, tetapi juga pada prinsip DUS (Disntinctiveness, Uniformity, Stability). Varietas yang dihasilkan selain unggul dalam produksi (Hasil tinggi, tahan terhadap penyakit tertentu, dsb), juga harus memiliki sifat yang berbeda dari varietas lainnya yang sudah beredar (Distinctive), seragam performansi pertanamannya (Uniform), dan mantap (Stable) dalam sifat keunggulannya. Selain itu , diperlukan jaminan oleh pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Program ini dilaksanakan oleh instansi pemerintah, perorangan/badan hukum dengan seizin pemerintah (UU No.12 tahun 1992) pasal 14 ayat 1 dan 2. Prinsip program sertifikasi benih mengandung 2 misi yaitu agar benih yang dipasarkan terjamin mutunya dan benar informasinya.

Produksi benih tergantung pada spesies tanaman, tetapi pada dasarnya mengikuti prinsip berikut : mempertahankan kemurnian genetik benih dan teknologi produksi benih yang mencakup prinsip – prinsip agronomi untuk mempertahankan mutu benih yang tinggi.

Page 2: Tekben Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASPEK GENETIK

2.1.1 Sejarah lahan

Voluntir biasanya berasal dari pertanaman sebelumnya di lahan yang sama hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya percampuran. Bilamana dimisalkan sebelum menanam tanaman padi dilakukan penanaman semangka lalu Untuk menghindari dapat dilakukan :

- pengolahan tanah secara sempurna hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko percampuran genettik dengan pengolahan tanah secara baik menggunakan alat mekanik seperti traktor sehinnga potensi benih yang sebelumnya ditanam dapat tercegah.

- periode antar pertanaman yang cukup lama Menumbuhkan tanaman untuk benih pada lahan yang sama dalam dua musim berturut-turut diizinkan asal kultivarnya sama. Kepastian sejarah penggunaan lahan sebelumnya dapat dipelajari pada waktu pemeriksaan pendahulua.

2.1.2 Sumber Genetik

Menurut cybex.deptan (2014) Benih penjenis adalah benih hasil pemuliaan yang dilakukan dengan sangat teliti. Pohon-pohon induk diseleksi secara individu. Penyerbukan dilakukan secara buatan; isolasi tanaman dan pembijian dilakukan dengan ketat dan teliti, Benih seperti ini juga disebut benih teras (nucleus seed) dan menjadi pohon induk bagi benih dasar.

Benih dasar diperbanyak oleh lembaga penelitian tempat pemulia bekerja. Perbanyakannya masih di bawah pengawasan dan bimbingan para pemulia. Kemurnian varietas dijaga dengan teliti dan isolasi tanaman dilakukan dengan ketat. Benih dasar ini disiarkan ke balai-balai benih untuk dijadikan pohon induk benih pokok. Bila industri benih telah berkembang seperti di Jepang dan negara maju lainnya, maka para penangkar atau pengusaha benih memulai produksi benihnya dari benih dasar ini.

Benih pokok disiarkan ke kebun pembibitan, diperbanyak menjadi benih sebar. Perbanyakannya meliputi penyeleksian bentuk-bentuk yang menyimpang dan pengisolasian tanaman.

Benih sebar merupakan hasil perbanyakan benih pokok. Kemumian varietasnya dijaga agar memenuhi ketentuan seperti yang telah ditetapkan. Benih sebar inilah yang dijual atau disebar kepada para petani. Secara ringkas, keempat fase itu dapat dilihat pada skema Tahap-tahap Produksi Benih, Benih penjenis yang diciptakan oleh para pemulia memerlukan tiga generasi berikutnya untuk dapat digunakan oleh petard.

Page 3: Tekben Fix

Benih yang digunakan dalam proses produksi ini adalah benih pokok yang dikembangkan melalui metode menyerbuk sendiri oleh pemulia yang mendapat izin khusus untuk mengembangkan suatu varietas sehingga pada proses penyerbukan (bunga hemaprodit) diperoleh suatu varietas semangka yang memiliki genotipe homozigot. Pada proses selanjutnya dilakukan proses seleksi yang memiliki kenampakan fenotipe yang baik pada tanaman dan buahnya lalu dilakukan proses seleksi lagi untuk mendapatkan keturunan yang di inginkan sehingga pada generasi yang terakhir diperoleh homozigot dominan.

Di Indonesia, tiga generasi pertama meliputi produksi benih penjenis, produksi benih dasar, dan produksi benih pokok, masih dilakukan instansi pemerintah. Penyelenggaraan produksi benih sebar dilakukan oleh penangkar benih swasta maupun oleh instansi pemerintah. Usaha produksi benih sebar ini merupakan usaha produksi benih sesungguhnya dan dilakukan secara komersial. Meskipun demikian, kepentingan para petard harus dijamin dan dilindungi. Oleh karena itu, benih yang dihasilkan hams unggul dan berkualitas tinggi. Benih berkualitas tinggi atau disebut benih elit bila:

memiliki sifat genetik tertentu (identitas varietasnya jelas, mudah dikenal, seragam), tidak tercampur dengan benih dari varietas atau jenis lain ataupun kotoran-kotoran seperti kerikil dan ranting;

memiliki sifat fisiologis yang superior (unggul), artinya daya kecambah dan kekuatan tumbuhnya lebih dari 80%

bebas dari hama dan penyakitAgar benih elit ini betul-betul menjamin dan melindungi kepentingan petani, maka

perlu adanya sertifikat dari pemerintah (instansi yang mengatur pembinaan mutu benih). Sertifikat benih ini dilakukan oleh para pengawas benih, yaitu dengan melakukan pemeriksaan pertanaman di lapangan dan pengujian contoh di laboratorium. Sertifikat benih ini diberikan setelah semua syarat-syarat itu dipenuhi. (Cybex deptan, 2014)

2.1.3 Menggunakan Isolasi yang Sesuai

Suatu tindakan perlindungan tanaman dari penyerbukan silang dari tanaman lain baik dari dalam maupun luar lahan produksi, sehingga kemurnian benih dapat dijaga. Isolasi tanaman harus data dilakukan dengan cermat agar pencemaran kontaminasi terhadap benih semangka dapat dihindari sepenuhnya. Tanaman semangka merupakan tanaman yang menyerbuk silang (penyerbukannya dilakukan oleh lebah). Isolasi tanaman dapat juga mencegah penularan penyakit. Ada tiga cara yang biasa dilakukan untuk isolasi tanaman yaitu : isolasi bunga, isolasi jarak, dan isolasi waktu.

A. Isolasi bungaPembungkusan setiap bunga dengan kantong kertas minyak. Cara ini

digunakan untuk menghasilkan benih penjenis dan benih pohon-pohon induk semangka hibrida agar kemurnian jensnya terjamin penuh.

B. Isolasi jarakPengaturan jarak antar tanaman. Standar umum isolasi jarak yang biasa

digunakan untuk tanaman semangka adalah 1.000 m. Beberapa Negara penghasil benih masing-masing membuat standar sendiri. Standar ini masih bisa berubah

Page 4: Tekben Fix

tergantung pada adanya pembatas atau penghalang lain (barrier), seperti adanya gunung, hutan, sungai atau padang pasir diantara pertanaman tersebut

C. Isolasi waktuPengaturan waktu tanam. Bentuk isolasi ini agak sulit dilakukan pada tanaman

semangka sebab waktu pembungaan dan mekarnya bunga sangat terbatas.

Teknik isolasi dapat dilakukan dengan :1. Mengosongkan tanah antara kedua blok jarak itu 2. Menanamnya dengan tanaman lain3. Tanpa isolasi, tetapi tanaman yang selebar 3 meter dari kedua batas areal itu pada

waktu panen dikeluarkan dari calon benih.4. Pertimbangan utama dalam menentukan jarak isolasi adalah apakah tanaman

tersebut menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang5. Jarak actual bergantung pada apakah serbuk sari dibawah oleh udara/serangga,

pelokasian tanaman dan tingkat resiko yang dapat diterima6. Jarak isolasi ini dapat dikurangi jika terdapat tanaman barier/penghalang

bangunan-bangunan atau penghalang lain yang terletak diantara tanaman-tanaman yang dapat saling menyerbuk silang tersebut

7. Jarak yang aman tergantung pada arah angin dating, kehadiran pohon-pohonan, tanah yang tinggi atau penghalang lainnya bagi aliran udara, banyaknya sumber serbuk sari asing yang mungkin dapat dilepaskan, dan luas areal pertanaman untuk benih itu sendiri.

8. Isolasi jarak yang dipergunakan juga dipengaruhi oleh kategori benih yang diperbanyak. Benih kelas yang lebih tinggi mempunyai standar kemurnian yang lebih tinggi daripada benih dari kelas yang lebih rendah

(Kalie, 2008)

2.1.4 Melakukan Roguing

Untuk menjadi pengusaha benih, para penangkar harus mengajukan permohonan kepada instansi pemerintah pada Departemen Pertanian serta memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Di dalam permohonan itu harus disertai pula varietas semangka yang diproduksi beserta rencana pelaksanaaimya, Rencana pelaksanaan ini antara lain meliputi lokasi dan areal produksi, fasilitas dan sarana produksi, tenaga dan alat yang dimiliki.

1. Pengertian dan Tujuan Roguing

Salah satu langka penting yang harus dilakukan dalam kegiatan produksi benih adalah rouging. Yang dimasud dengan rouging adalah proses pemeriksaan kondisi tanaman dilapangan dan pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, yang memiliki cirri berbeda yaitu gulma, tanaman species lain, tanaman varietas lain dalam satu spesies dan tanaman tipe simpang (off type). Tanaman- tanaman ini disebut sebagai rogues yang tidak dapat diterima kehadirannya di areal usaha produksi benih karena benihnya akan mengotori produk benih yang akan dipanen karena ukuran dan bentuknya sangat mirip sehingga tidak dapat

Page 5: Tekben Fix

dipisahkan atau dikenali. Adapun tujuan dari dilakukannya rouging dalam produksi benih adalah untuk menjaga kemurnian varietas yang dibudidayakan.

Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus sampai sebelum panen. Rouging sebaiknya dilakukan sepagi mungkin sebelum matahari terlalu panas agar pengenalan terhadap ciri-ciri kritis yang ada dapat lebih mudah dilakukan. Waktu terbaik dalam melakukan rouging adalah pada fase pertanaman berbunga penuh karena pada fase ini sifat-sifat tanaman hamper ditampilkan sepenuhnya dan perbedaan-perbedaan warna pada bunga akan tampak nyata. Namun, untuk tanaman menyerbuk silang senaiknya rouging dilakukan pada fase lebih awal yaitu sebelum pembungaan penuh atau pada saat pembungaan tetapi sebelum serbuk sari matang dan belum dilepaskan oleh factor penyerbuk.

2. Peran Deskripsi Tanaman Dalam Roguing

Ciri-ciri tanaman yang sedanh dibudidayakan harus diketahui dengan jelas agar dalam pelaksanaan rouging melalui pemeriksaan lapangan dapat dengan mudah diketahui perbedaan antara tanaman pokokdengan tanaman beda varietas maupun tanaman tipe simpang.Sifat-sifat umum suatu varietas dapat dideskripsikan dengan rinci menjadi sebuah deskripsi varietas. Untuk mendeskripsikan varietas tanaman pada umumnya berdasarkan pada cirri-ciri morfologis yang menonjol antara lain: rambut/bulu, bentuk kanopi, bentuk daun, warna daun, warna bunga, bentuk buah, warna buah, dsb.Dengan identifikasi secara teliti deskripsi kultifar yang diproduksi maupun deskripsi tipe simpang dan varietas lain maka pengenalan perbedaan antara kultivar dan rogues menjadi lebih mudah.

3. Macam-Macam Rogues

Rogues adalah adalah tanaman yang tidak dapat diterima keadirannya di lahan produksi benih walaupun jumlahnya hanya sedikit. Rogues dapat berupa gulma, tanaman dari species lain, tanaman dari varietas lain dari species yang sama, atau tanaman tipe simpang (off type).

Tanaman tipe simpang adalah tanaman yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari tanaman pokok yang sedang diproduksi. Kehadiran tanaman tipe simpang ini merupakan sumber yang sangat berperan dalam kontaminasi genetic karena kehadiran mereka yang secara terus menerus akan menurunkan kemurnian genetic dari varietas yang diproduksi. Kehadiran tanaman tipe simpang tersebut dapat diakibatkan beberapa factor berikut ini: adanya perubahan sifat genetic, Adanya tanaman volunteer, terjadinya penyerbukan yang tidak dikehendaki saat benih diproduksi dan tercampur dengan benih lain saat processing. Oleh karena itu, pemeriksaan lapangan hendaknya dilakukan pada fase yang tepat yaitu pada saat pembungaan penuh dimana pada saat itu sifat-sifat tanaman ditampilkan secara penuh.

Pengenalan tipe simpang tergantung pada ketegasan dan besarnya perbedaan yang tampak pada tipe simpang dengan pada varietas yang diproduksi, perbedaan yang terlalu kevil sulit dikenali dalam kondisi lapang. Perbedaan yang mudah dikenali adalah warna bunga, warna daun, bentuk buah, dan panjang bulu. Sedangkan perbedaan dalam tinggi dapat mudah dikenali dan dapat pula sulit dikenali. Tipe simpang yang tinggi yang berada diantara

Page 6: Tekben Fix

kultivar pendek sangat mudah dilihat tetapi tipe simpang yang pendek yang berada diantara kultivar tinggi sangat sulit untuk dapat dilihat.

4. Teknik Pelaksanaan Roguing

Roguing merupakan pemeriksaan dan pembuangan tanaman-tanaman yang memiliki ciri berbeda yang dilakukan dilahan produksi benih dengan tujuan untuk menjaga kemurnian varietas yang diproduksi. Rouging dilaksanakan terhadap tanaman species lain, tanaman varietas lain, tanaman tipe simpang, dan gulma berbahaya dengan tujuan menjaga kemurnian benih sehingga persyaratan benih dapat terpenuhi.

Dalam produksi benih bersertifikat, rouging diikuti dengan pemeriksaan lapangan oleh petugas sertifikasi benih . pemerikasaan lapangan tersebut dalam pelaksanaannya memerlukan keterampilan dalam membedakan tanaman-tanaman yang mempunyai ciri yang berbeda dengan tanaman yang sedang diproduksi. Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui oleh petugas rouging atau memeriksa lapangan:

a. Karakteristik atau deskripsi varietas tanaman yang sedang diproduksib. Karakteristik tanaman tipe simpangc. Ketidaknormalan tanaman termasuk stress nutrisi, suhu dan kelembaban tanahd. Gulma berbahaya yang lazim tumbuhe. Tanaman lain yang sering ditemukanf. Pengambilan contoh dan cara perhitungan yang berlaku untuk memenuhi persyaratan

sertifikasi(Ustadzahpolije, 2009)

2.1.5 Menghindari Kontaminasi Mekanik

Kontaminasi mekanis adalah pencampuran dengan benih asing. Mencagah kontaminasi mekanis yaitu pada saat penyemaian atau penanaman melalui tanaman-tanaman voluntir pada areal pertanaman, melalui varietas-varietas yang berbeda yang ditanam dilahan yang berdekatan, melalui alat-alat (traktor, alat-alat pengolahan tanah, mesin tanam, mesin pemotong, combine harvester, perontok, pengering, wadah simpan, dsb) atau tempat penyimpanan yang digunakan untuk beberapa varietas. (Blogku-agroteknologi, 2010)

2.1.6 Menggunakan Wilayah Adaptasi yang Sesuai

Pengusahaan tanaman untuk produksi benih pada wilayah adaptasinya dilakukan untuk menghindari kemunduran varietas yang disebabkan oleh variasi yang berkembang. Pemilihan wilayah yang memiliki lingkungan cocok untuk menghasilkan benih bermutu tinggi, serta pemilihan wilayah tertentu yang bebas dari berbagai penyakit-penyakit yang terbawa oleh benih yang menyulitkan. Wilayah adaptasi yang sesuai untuk tanaman semangka yaitu :

Beradaptasi dengan baik pada ketinggian 100-500 meter dpl Beradaptasi dengan baik pada musim kemarau Tanaman semangka dapat tumbuh pada berbagai tipe lahan, asalkan drainasenya

baik Tanaman menyukai tanah yang gembur, subur, serta mengandung banyak bahan

organic

Page 7: Tekben Fix

Tanaman semangka akan tumbuh dengan baik pada pH 6-6.7 (Siregar, 2010)

2.1 Teknik AgronomiSemangka termasuk tanaman iklim kering. Hujan yang berlebihan dan suhu yang

rendah <10°C akan merusak tanaman. Apabila disekitar tanaman samping tergenang air, maka akarnya akan membusuk dan dapat menyebabkan tanaman mati. Semangka dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, berdrainase  baik, serta mempunyai  keasaman yang normal. Sifat dan kebutuhan tanaman ini akan menetukan pola usaha tani. Sebenarnya, praktek budidaya tanaman untuk benih dan konsumsi pada dasarnya sama, namun untuk produksi benih memerlukan perhatian khusus karena apabila terjadi pencampuran dengan varietas atau jenis tanaman lain akan merusak kemurnian benih tersebut. Langkah-langkah budiaya tanaman semangka untuk benih yaitu sebagai berikut:

2.2.1 Persiapan Budidaya

1. Pembersihan Lahan

Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan lahan yang akan ditanami semangka dari tanaman pengganggu, sisa-sisa tanaman sela, ataupun tanaman palawija musim tanam sebelumnya. Hindari penggunaan lahan bekas panen tanaman Solanacearum, seperti cabai atau tomat. Hal ini untuk mencegah serangan cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas. Kedua penyakit ini mampu bertahan didalam tanah hingga dua tahun, sehingga dapat menyerang tanaman semangka.  

2. Pencangkulan

Pencangkulan dilakukan hingga kedalaman sekitar 30 cm. Lahan dicangkul agar strukturnya menjadi gembur. Setelah dicangkul, lahan dibiarkan sekitar satu minggu.  

3. Pembuatan Bedengan dan Pengapuran

Bedengan dibuat untuk memaksimalkan hasil panen dan mengurangi serangan hama serta penyakit, terutama penularan penyakit antar tanaman. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm dan panjang maksimum 12 m. Tinggi ideal bedengan 40 cm. Pada musim hujan tinggi, bedengan bisa dinaikkan hingga 60 cm. Jarak ideal antar bedeng adalah 60 cm. Bedengan sebaiknya dibuat sejajar dengan arah sinar matahari, yaitu memanjang dari arah Timur ke Barat.

Pengapuran dapat dilakukan saat membuat bedengan. Kapur yang digunakan sebaiknya kapur pertanian (dolomit). Pengapuran dilakukan dengan cara menyebarkan di permukaan bedengan, kemudian bedengan dicangkul kembali hingga kapur tercampur merata dengan media tanam. Dosis rata-rata kapur yang diberikan di Pulau Jawa adalah 1,5 ton per hektar.  

4. Pemupukan Awal

Page 8: Tekben Fix

Pemupukan awal dilakukan sebelum bibit semangka ditanam di bedengan. Hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhannya, tanaman semangka membutuhkan unsur hara lengkap. Pupuk awal yang diberikan berupa pupuk kandang dari kotoran ternak dan pupuk buatan atau pupuk kimia berupa NPK, atau campuran antara Urea, ZA, SP36, dan KCl.

Pemupukan menggunakan pupuk kandang sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman. Pupuk yang digunakan bisa berupa kotoran sapi, kerbau, kambing, ataupun kotoran ayam. Perlu diperhatikan bahwa kotoran ternak yang digunakan adalah yang sudah matang atau sudah jadi pupuk. Pupuk kandang yang sudah jadi tidak berbau dan suhunya sekitar 30oC. Sebaliknya, pupuk kandang yang belum jadi masih memiliki bau yang menyengat dan bersuhu tinggi. Pemakaian pupuk kandang mentah dapat merusak akar tanaman, bahkan dapat membuat bibit tanaman mati.

Budidaya semangka intensif menggunakan ajir memerlukan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg per tanaman. Teknik pemberian pupuk yang ideal untuk penanaman dengan sistem mulsa adalah dengan menebarkan pupuk di lahan bedengan secara merata, kemudian tanah bedengan diaduk menggunakan cangkul sampai pupuk tercampur merata. Takaran pupuk mengikuti pola dan jarak tanam yang digunakan. Bila pola penanaman berjajar dua baris dalam satu bedeng dengan jarak dalam baris 90 cm, tiap jarak 90 cm ditebarkan 3 kg pupuk kandang.

Pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan awal tanaman semangka adalah Urea, ZA, SP36, KCl, dan Borat. Selain itu, bisa juga ditambahkan pestisida seperti Furadan atau Indofuran. Budidaya semangka secara intensif membutuhkan pupuk Urea 14 gram, ZA 36 gram, SP36 26 gram, KCl 22 gram, Borat 1 gram, dan Furadan atau Indofuran sebanyak 5 gram per tanaman.

Pemberian pupuk kimia pada budidaya tanaman semangka dengan menggunakan mulsa dilakukan tepat sebelum pemasangan mulsa. Waktunya satu minggu setelah pemberian  pupuk kandang atau satu minggu sebelum penanaman. Pemberian pupuk kimia dilakukan dengan cara ditaburkan di atas permukaan bedengan dengan dosis 200 gram campuran pupuk per 90 cm panjang bedengan. Setelah pupuk ditaburkan, bedengan dicangkul hingga pupuk tercampur rata dengan tanah. Kemudian bedengan disiram dan dipasangi mulsa plastik.  

5. Pemasangan Mulsa

Mulsa yang biasa digunakan dalam penanaman semangka adalah mulsa jerami atau mulsa plastik hitam perak (MPHP). Warna perak yang terdapat pada permukaan atas mulsa dapat memantulkan sinar untraviolet ke permukaan bawah daun, yang biasanya ditempati oleh berbagai hama, seperti aphid, thrips, tungau, ulat, dan pathogen berupa cendawan.

Pemasangan mulsa plastik sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari sedang bersinar terik, tujuannya agar mulsa plastik dapat ditarik dan mengembang secara maksimal.

 

2.2.2 Penumbuhan Tanaman

Page 9: Tekben Fix

1. Mempersiapkan Media Tanam

Pembibitan dapat dilakukan di dalam polybag ataupun plastik bening dengan diameter 4-5 cm. Media tanam dapat berupa campuran tanah gembur atau humus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Untuk melengkapi unsur hara, NPK sebanyak satu sendok makan dapat ditambahkan ke dalam 20 kg campuran media tanam. Sebelum media dipergunakan, sebaiknya diayak dulu untuk menghilangkan kotoran.

Serangan hama dan penyakit pada bibit semangka bisa dicegah dengan pemberian pestisida di media tanam sesuai dosis pada kemasan. Cara lain melalui sterilisasi media tanam dengan cara disangrai. Setelah siap, masukan media tanam ke dalam polybag sampai 2/3 bagian.  

2. Pembenihan

Biji semangka mempunyai kulit yang keras sehingga sulit berkecambah. Untuk merangsang pertumbuhannya, biji semangka harus "dibangunkan" dari masa dormansinya. Caranya dengan merendam bji semangka ke dalam air hangat bersuhu sekitar 40oC sejak pagi hingga sore hari. Setelah direndam, biji ditiriskan dan dibungkus menggunakan kain basah selama semalam. Keesokan paginya biasanya kulit semangka sudah retak dan biji mudah berkecambah. Perendaman juga bagian dari sortasi, biji yang mengambang berarti biji yang jelek.  

3. Penanaman Benih

Sebelum benih semangka dimasukkan ke dalam polybag, terlebih dahulu dibuat lubang tanam menggunakan kayu atau bambu bulat dengan diameter dan kedalaman sekitar 0,5 cm. Setelah itu, benih semangka ditanam lalu ditutupi dengan pupuk kandang halus.

Untuk menghindari hama dan penyakit, serta untuk mempertahankan kelembaban, bedengan pembibitan ditutup rapat menggunakan plastik bening yang diberi rangka bambu berbentuk setengah lingkaran. Ukuran bedengan untuk 16.000-17.000 benih semangka memiliki panjang 23-24 meter, lebar 110-125 meter, dan tinggi sekitar 75 cm. Pada hari ketiga biasanya lembaga biji sudah keluar, kemudian diikuti dengan tumbuhnya daun beserta sulur. Lahan seluas 1 ha membutuhkan benih semangka sebanyak 650 gram yang akan menghasilkan sekitar 9000 tanaman.  

4. Pemeliharaan Bibit

Pemeliharaan dilakukan antara lain dengan penyiraman setiap kali terlihat kering. Setelah tumbuh dua helai daun, tudungan plastik dibuka sebelum pukul 9 pagi dan sesudah pukul 5 sore agar tanaman terkena sinar matahari langsung. Sejak hari ke-15, tudungan dilepas agar tanaman mudah beradaptasi terhadap sinar matahari. Bibit siap dipindahkan apabila sudah berumur 20 hari atau sudah mengeluarkan empat helai daun.  

 

2.2.3 Penanaman Dan Pemeliharaan

Page 10: Tekben Fix

1. Penanaman

Lahan penanaman atau bedengan yang akan ditanami sebaiknya diairi terlebih dahulu satu hari sebelumnya. Caranya dengan merendam bedengan dengan air pada areal lahan sawah. Perendaman lahan tegalan dilakukan dengan cara menyiram bedengan menggunakan selang di setiap lubang tanam. Hal ini biasanya dilakukan pada musim kemarau, untuk mencegah kekeringan.

Penanaman bibit semangka di lahan yang menggunakan mulsa plastik, dilakukan dengan cara menyobek polybag lalu dimasukkan pada lubang tanam pada mulsa sebatas leher akar. Lubang tanam yang digunakan yaitu dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tersebut dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindahkan ke darat. Berjarak 20-30 cm daritepi bedengan dengan jarak antar  lubang sekitar 80-100 cm atau tergantung tebal atau tipisnya bedengan. Setelah dilakukan pelubangan, lahan selanjutnya digenangi air sekitar tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Selesai ditanam, usahakan agar batang dan daun semangka tidak menempel di mulsa plastik, karena dapat terbakar dan gosong, bahkan bibit semangka dapat  mati.  

2. Pemeliharaan

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan dengan cara mencabut bibit semangka yang tumbuh tidak sempurna atau mati pada umur kurang dari 1 bulan beserta media tanam disekitarnya. Setelah itu disulam dengan bibit semangka yang sehat. Proses penyulaman sama dengan proses penanaman bibit pada awal penanaman.

b. Pemasangan Ajir (Turus)

Pemasangan ajir bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanaman, mengefisienkan lahan tanam, dan memudahkan perawatan. Ajir yang dibuat sebaiknya dari bambu jenis betung. Ajir dibuat dengan cara membelah batang bambu menjadi empat bagian dengan panjang sekitar dua meter. Salah satu ujung ajir kemudian diruncingkan, agar mudah ditancapkan. Setelah jadi, ajir ditancapkan di bedengan dekat batang semangka dengan kedalaman sekitar 25 cm. Bagian atas ajir kemudian disatukan hingga membentuk huruf X, lalu diikat menjadi satu, jaraknya sekitar 25 cm dari ujung ajir. Ikatan ajir yang satu dengan yang lain dapat diperkuat dengan cara dihubungkan menggunakan bambu panjang dan tipis. Jika dilihat dari ujung bedengan, turus akan dilihat seperti huruf A. Untuk menyangga buah semangka, antar ajir dapat dibuat para-para dengan ketinggian sekitar 10 cm dari bedengan.

c. Pemangkasan dan Pembentukan Cabang

Page 11: Tekben Fix

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk percabangan dan meningkatkan kualitas buah. Pemangkasan pertama dilakukan pada umur 10 hari dengan memotong ujung ruasnya. Pemangkasan kedua pada umur 35 hari untuk memilih dua cabang utama yang sehat dan akan menghasilkan buah.

Untuk mencegah penularan penyakit pada saat pemangkasan, terutama yang disebabkan oleh cendawan Fusarium dan bakteri Pseudomonas, cutter atau gunting yang digunakan sebaiknya direndam terlebih dahulu dalam larutan fungisida dengan dosis 2 ml  per 1 liter air.

Waktu yang tepat untuk melakukan pemangkasan adalah setelah pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore agar luka bekas pemangkasan cepat kering. Untuk mencegah serangan jamur di luka bekas pemangkasan, tanaman disemprot menggunakan fungisida Dithane M-45, Antracol, atau Preficur N sesuai dosis anjuran.

d. Perempelan Bunga dan Penjarangan Buah

Bunga yang dapat menjadi buah adalah bunga yang muncul dari cabang ke delapan, sehingga yang dipelihara adalah bunga yang ada di cabang ke delapan dan seterusnya.

Setelah bunga menjadi buah, lakukan penyortiran terhadap buah yang bentuknya tidak sempurna atau terserang hama penyakit. Dalam satu cabang sebaiknya hanya disisakan satu buah. Seleksi terhadap buah dilakukan pada umur 40-50 hari.

e. Penyiraman

Penyiraman perlu dilakukan dengan rutin. Semangka yang ditanam di lahan pesawahan biasanya dialiri air hingga bedengan terendam. Sementara itu, semangka yang ditanam di lahan tegalan dapat disiram menggunakan ember atau selang.

  f. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan untuk mendukung masa pembentukan bunga, buah, dan masa pembesaran buah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk akar atau pupuk daun yang banyak mengandung unsur hara mikro.

Pupuk akar Pemupukan susulan pertama pada umur 30 hari setelah tanam (HST), dan

yang kedua pada umur 45 HST. Pupuk yang diberikan berupa 2 kg NPK 15:15:15 dan 1 kg KNO3 dalam 200 liter air.

Pupuk daun

Page 12: Tekben Fix

Pemupukan pada daun dimaksudkan untuk menyuplai unsur hara mikro yang tidak dapat diserap akar. Pupuk daun yang dapat diberikan anatara lain Gandasil, Growmore, dan Multimicro yang bisa ditambahkan ZPT atonik. Bagian daun yang disemprot adalah seluruh permukaan daun. Untuk mengatasi terhambatnya resapan pupuk akibat permukaan daun semangka dapat digunakan perekat, seperti Citowett.  

2.2.4 Panen Dan Pasca Panen

Umur panen tanaman semangka tergantung pada jenis atau varietasnya dan pada lokasi penanaman. Semakin tinggi lokasi penanaman, semakin lambat waktu panennya. Pada umumnya buah semangka dapat dipanen pada umur 75-100 HST. Tingkat kematangan buah semangka juga bisa ditentukan dengan cara : 1. Memukul-mukul buah semangka. Buah semangka yang sudah tua atau siap panen akan

mengeluarkan bunyi yang "berat" dibandingkan yang masih muda. 2.   Melihat kulit buah. Kulit buah semangka yang sudah tua biasanya berwarna terang dan

sudah tidak dilapisi lilin. 3.   Melihat batang buah. Batang buah semangka yang siap panen biasanya berwarna coklat

kekuningan. Tangkai muda berwarna hijau dan berbulu halus. Cara memanen buah semangka yang baik adalah dengan memotong batang buah tepat

di pangkal batang yang berbatasan dengan cabang. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari setelah titik embun hilang dan pada saat tidak hujan. Hal ini dilakukan untuk menghindari timbulnya cendawan penyebab penyakit yang akan merusak buah semangka pada saat diangkut atau disimpan. ( BP4K kab.sukabumi, 2014)

2.2.5 Penanganan Benih Agar Siap Salur

a. Pengemasan Benih

Dalam usaha pembenihan, pengemasan harus diartikan usaha atau perlakuan yang bertujuan untuk melindungi fisik benih agar daya tumbuh dan daya berkecambahnya tetap tahan tanpa penyimpangan-penyimpangan. Benih setelah melalui tahapan pengolahan (seed processing) biasanya dikemas untuk selanjutnya dipasarkan dan disimpan dalam gudang sebagai cadangan untuk mengantisipasi kebutuhan benih pada masa tanam berikutnya. Selama benih dalam tahapan pemasaran atau disimpan dalam gudang, akan mengalami kemunduran (deterioration) dan tidak lepas dari resiko kerusakan akibat serangan hama yang kedua-duanya akan menyebabkan penurunan mutu.

Tujuan pengemasan adalah:a. Memudahkan pengelolaan benih b. Memudahkan transportasi benih untuk pemasaran c. Memudahkan penyimpanan benih dengan kondisi yang memadai d. Mempertahankan viabilitas benih e. Mengurangi deraan cuaca f. Mempertahankan kadar air benih

Page 13: Tekben Fix

Pengemasan yang kurang baik dapat mempengaruhi hal-hal sebagai berikut : a. Sifat fisik dari benih. Yaitu berat benih, besar, warna, kadar air, kemurnian, kebebasan benih dari penyakit dan hama/gulma, insekta, tikus, serta kerusakan mekanis.b. Aspek fisiologis, tentang daya kemampuan kelangsungan hidup benih sebagai tanaman,

ketahannya serta kemunduran-kemundurannya (viabilitas, vigor dan dormansi), walaupun tidak berkaitan dengan kualitasnya, kecuali kalau keadaannya memang tidak normal.

Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembaban nisbi dan suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang baik bagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama. Prinsip dasar pengemasan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas dan vigor benih, dan salah satu tolok ukurnya adalah kadar air benih. Kadar air merupakan faktor yang paling mempengaruhi kemunduran benih. Lebih lanjut dikatakan bahwa kemunduran benih meningkat sejalan dengan meningkatnya kadar air benih.

Bahan kemasan yang baik adalah bahan yang memiliki kekuatan dari tekanan, tahan terhadap kerusakan, dan tidak mudah robek. Sifat lain yang penting adalah mempunyai daya rekat (seability). Kuat, elastis, muda diperoleh, murah, dan tahan lama.

Wadah simpan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) macam yakni wadah yang kedap udara dan wadah yang permeable (Widodo, 1991). Wadah kedap adalah wadah yang tidak memungkinkan lagi terjadi pertukaran udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya, sedangkan wadah permeabel adalah wadah yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran udara antara benih dengan lingkungannya. Menurut Siregar (2000), contoh dari wadah yang permeabel adalah karung goni, kantong kain, karung nilon, keranjang, kotak kayu, kertas, karton dan papan serat yang tidak dilapisi lilin. Sedangkan wadah yang tidak permeabel adalah kaleng logam, botol dan gelas. Berdasarkan sifat porositasnya, wadah benih dapat dibedakan atas:

1. Wadah porous

Wadah tersebut terbuat dari kapas, jute, kertas dan sebagainya dan sering digunakan untuk benih serealia. Wadah tersebut mampu memasukkan udara ke dalam wadah atau mengeluarkan udara ke luar wadah. Wadah ini memerlukan kondisi tempat penyimpanan yang kering, sehingga dapat mempertahankan kadar air benih sekitar 12%.

2. Wadah kedap terhadap kelembaban

Wadah tersebut terbuat dari polietilin, baja, kaleng, timah, aluminium dan sebagainya dengan ketebalan tertentu. Wadah tersebut mampu mencegah terjadinya pemasukan atau pengeluaran kelembaban.

b. PENYIMPANAN BENIH Penyimpanan benih (seed storage) merupakan upaya dalam pemecahan masalah

penyediaan benih. Mengingat kebanyakan jenis pohon hutan tidak berbuah sepanjang tahun, maka diperlukan suatu cara penyimpanan yang baik yang dapat menjaga kestabilan benih

Page 14: Tekben Fix

baik jumlah maupun mutunya. Penyimpanan dalam rangka pembenihan mempunyai arti yang luas karena yang diartikan penyimpanan disini adalah sejak benih itu mencapai kemasakan fisiologisnya sampai ditanam. Adapun tempat dan waktunya bisa terjadi ketika benih masih berada pada tanaman, di gudang penyimpanan atau dalam rangka pengiriman benih itu ke tempat atau daerah yang memerlukan. Selama dalam penyimpanan karena pengaruh beberapa faktor, mutu benih akan mengalami kemunduran (Kartasapoetra, 1989).

Selama penyimpanan benih, proses fisiologis tetap berlangsung sehingga harus diusahakan agar proses ini berjalan seminimal mungkin.Tujuan penyimpanan benih adalah :

a. Mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga benih ketika akan dikecambahkan masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan.

b. Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi).c. Melindungi biji dari serangan hama dan jamur. d. Mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat mencukupi kebutuhan.

(Hario Polije, 2009)Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu:1. Suhu

Suhu optimum untuk penyimpanan benih jangka panjang terletak antara (-18)-00C.2. Kelembaban udara.

Pemeliharaan kadar air benih agar paling tidak tetap berkisar antara 14% dan 5% adalah merupakan perlakuan yang mantap. Kalo kita mengingat bahwa kemampuan serangan jamur yang dapat mematikan benih adalah pada kadar air di atas 14%, sedangkan benih dengan kadar air di bawah 5% dapat dipercepat kemundurannya dikarenakan reaksi-reaksi fisiokimiawi.

Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga, maka mutu benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan benih. Ketahanan benih untuk disimpan beragam tergantung dari jenis, cara dan tempat penyimpanan. Dalam kegiatan penanganan benih, secara umum benih dikelompokkan ke dalam dua golongan utama sesuai dengan kondisi penyimpanan yang dituntut, yaitu benih recalsitrant dan benih orthodox (Schmidt, 2000). Benih orthodox mampu disimpan dalam waktu yang lama pada kadar air benih yang rendah (2–5%) dan suhu penyimpanan yang rendah. Benih recalsitrant adalah benih yang viabilitasnya segera turun sampai nol jika disimpan dalam waktu yang lama dan kadar air yang rendah (Anonim, 2010).

Ada benih yang memang perlu disimpan dalam waktu tertentu terlebih dahulu sebelum ditanam yaitu benih yang mengalami after ripening. Untuk menghambat laju deteriorasi maka benih ini harus disimpan dengan metode tertentu agar benih tidak mengalami kerusakan ataupun penurunan mutu.

Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Oleh karena itu, benih yang disimpan dalam ruang terbuka

Page 15: Tekben Fix

perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan (Justice, Oren L dkk. 2002).

Siregar (2000), mengemukakan bahwa periode penyimpanan terdiri dari penyimpanan jangka panjang, penyimpanan jangka menengah dan penyimpanan jangka pendek. Penyimpanan jangka panjang memiliki kisaran waktu puluhan tahun, sedangkan penyimpanan jangka menengah memiliki kisaran waktu beberapa tahun dan penyimpanan jangka pendek memiliki kisaran waktu kurang dari satu tahun. Tidak ada kisaran pasti dalam periode penyimpanan, hal ini disebabkan karena periode penyimpanan sangat tergantung dari jenis tanaman dan tipe benih itu sendiri. Kegiatan penyimpanan benih tidak terlepas dari penggunaan ruang simpan. Menurut Kartosapoetra (1989), beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari ruang simpan adalah :

a. InsulasiYaitu penahanan aliran panas udara. Jadi ruangan tempat penyimpanan harus

diusahakan agar dapat bertahan terhadap pengaruh tersebut, misalnya penahanan aliaran panas dari tempat yang bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu rendah.

b. Ruangan harus kedap air dan uap air Benih harus bersih dari segala kotoran dan bau jadi diperlukan ruangan yang

kedap air sehingga air hujan tidak dapat masuk ke dalam ruangan. Atap ruangan harus serapat miungkin, tidak ada kebocoran atau percikan-percikan air yang munkin dapat menetes ke dalamnya. Dinding ruangan pun harus rapat sehingga uap air tidak dapat menerobos ke dalam ruangan melalui celah-celah dinding, pintu ataupun ventilasi dan tempat penyimpanan fan. Ruang penyimpananpun harus kedap udara karena itu dalam tempat-tempat penyimpanan yang baik sering digunakan bahan-bahan seperti film polyethylene, alumunium foil, aspal guna melapisi dinding dan menutup lubang-lubang pada dinding. Permukaan ruang penyimpanan harus kedap akan uap air, sebaiknya ruangan penyimpanan hanya memiliki satu pintu tanpa adanya jendela-jendela.

c. Refrigerasi (pendinginan) Kadang-kadang untuk melindungi benih-benih tertentu, ruang

penyimpanannya perlu memperoleh pendinginan. Refrigerasi bermaksud untuk menghilangkan panas dalam ruang, baik yang terjadi dari ruang simpan itu sendiri maupun dari benih yang disimpan. Refrigerasi dilakukan dengan alat bantu, yaitu refrigerator.

d. Dehumidifikasi (pengeriangan udara) Benih-benih dalam bulk atau onggokan dapat disimpan dalam ruangan yang

kedap uap air untuk selama semusim. Lebih lama dari itu atau terjadinya kelembaban relative ruang penyimpanan yang melabihi 60%, maka dalam ruangan perlu dilakukan dehumidifikasi atau pengeringan udara. Hal ini dapat dilakukan dengan pemanfaatan desiccant atau zat kimia dan dengan alat dehumidifier atau alat pengering udara. Penyimpanan kedap udara mencakup penempatan gabah/beras/benih kedalam kontainer (wadah) yang menghentikan pergerakan udara (oksigen) dan air antara atmosfir luar dan gabah/benih yang disimpan.

Sistem ini dapat menggunakan kontainer plastik khusus atau kontainer yang lebih kecil terbuat dari plastik atau baja atau bahkan pot dari tanah. Ukuran

Page 16: Tekben Fix

penyimpan dapat berkisar antara 25 liter sampai 300 ton. Sistem ini dapat digunakan untuk gabah, beras, dan serealia lainnya seperti jagung.

Penyimpanan kedap udara memperbaiki kualitas gabah dan viabilitas benih karena cara ini menjaga stabilitas kandungan air dan mengurangi kerusakan karena hama tanpa penggunaan pestisida. Viabilitas atau kelangsungan hidup benih di daerah tropis dapat dapat ditingkatkan dari 6 sampai 12 bulan. Penyimpanan tertutup mengendalikan serangga karena serangga menggunakan oksigen yang ada sepanjang respirasi dan mengeluarkan karbon dioksida (misalnya tingkat oksigen dapat berkurang dari 21% menjadi kurang dari 5% dalam 10-21 hari). Pada kondisi oksigen rendah ini, aktivitas serangga menjadi minimal dan reproduksi terhenti. Tikus dan burung tidak tertarik terhadap gabah/benih yang disimpan dengan cara ini (mungkin karena mereka tidak bisa mencium gabah/benih). (Kartosapoetra, 1989)

Page 17: Tekben Fix

BAB III

PENUTUP

Produksi benih non hibrida semangka memperhatikan 2 aspek yaitu aspek genetik dan aspek agronomi. Pada aspek genetik kita memperhatikan sejarah lahan, mengolah tanah secara sempurna menggunakan alat mekanik berguna untuk mengurangi resiko pencampuran genetik. Benih penjenis merupakan benih yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh pemulia. Benih dasar merupakan benih yang diproduksi oleh produsen benih. Sedangkan benih pokok merupakan benih yang diproduksi oleh produsen penangkar benih. Menggunakan isolasi yang sesuai juga berpengaruh terhadap produksi benih. Isolasi yang digunakan adalah isolasi jarak dimana jarak kita harus memperhatikan jarak antar tanaman, jarak yang digunakan untuk tanaman semangka yaitu 50 cm x 80 cm. Dimana standar umum isolasi jarak tanaman semangka yaitu 1000 m. Rouging dilakukan beberapa kali pada fase pertumbuhan yang berbeda secara terus menerus sampai sebelum panen. Dimana rouging ini adalah pembuangan tanaman yang tidak dikehendaki, seperti gulma contohnya.

Persiapan budidaya merupakan kegiatan mulai dari pembersihan lahan, pencangkulan, pembiatan bedengan dan pengapuran, pemupukan awal sampai dengan pemasangan mulsa. Pupuk yang dapat digunakan berupa NPK, atau campuran antara urea, ZA, SP36 dan KCl. Penggunaan pupuk kandang seperti kotoran sapi, kerbau, kambing ataupun kotoran ayam sebaiknya dilakukan dua minggu sebelum penanaman.

Pengemasan benih yang kurang baik dappat mempengaruhi sifat fisik dari benih itu sendiri, dan daya kemampuan kelangsungan hidup benih itu sendiri. Bahan kemasan yang baik adalah bahan yang memilliki kekutan tekanan, tahan terhadap kerusakan serta tiddak mudah sobek. Terdapat 2 faktor yang penting selama penyimpanan benih, yaitu suhu dan kelembaban udara. Suhu optimum untuk penyimpanan benih adalah (-18)-00C. Sedangkan kelembaban udara untuk penyimpanan benih yaitu pada kadar air yang berkisar antara 14% dan 5%. Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpannya menjadi singkat akibat fluktuasi suhu dan kelembaban. Menurut Kartosapoetra, 1989, ada beberapa sifat khusus yang harus diperhatikan dari ruang simpan benih, yaitu insulasi, ruangan yang digunakan harus jedap air dan udara, refrigerasi (pendinginan), serta dehumidifikasi (pengeringan udara).

Page 18: Tekben Fix

DAFTAR PUSTAKA

Blogku, 2010 http://blogku-agroteknologi.blogspot.com/2010/11/tenologi-benih.html Bp4kkasukabumi,2014 http://bp4kkabsukabumi.net/index.php?

option=com_content&task=view&id=211&Itemid=75. Diakses tanggal 22 Februari 2014

Cybex deptan, 2014 http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/produksi-benih-semangka . Diakses tanggal 22 Februari 2014

Kalie, Mochd. Baga, 2008.Bertanam Semangka. Penebar Swadaya:JakartaKartosapoetra, A.G. 1989. Teknologi Benih (Pengolahan benih dan Tuntunan Praktikum) PT.

Bina Aksara : JakartaSiregar, Firmansyah D., 2010. Budidaya semangka. Penebar swadaya:BogorUstadzahpolije, 2009 http://ustadzahpolije.blogspot.com/2009/05/roguing_29.html. Diakses

tanggal 22 Februari 2014

Page 19: Tekben Fix

PRODUKSI BENIH NON HIBRIDA“SEMANGKA”

Ditulis untuk memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Teknologi Produksi Benih

Oleh :

Iin Indrawati 125040200111012

Firda Arifinia 125040200111110

Wiwit Prihatin 125040200111138

M. Ferry Firdaus 125040200111234

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIMALANG

2014