bahan tekben

23
Peran Pemuliaan Tanaman Dalam Produksi Benih Khairunnisa Lubis Program Studi Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Apabila dikaitkan dengan tujuan pemanfaatannya, biji mempunyai dua pengertian, yaitu biji dan benih. Biji mempunyai makna yang lebih luas daripada benih. Biji dapat digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak ( hewan ), atau bahan untuk ditanam selanjutnya. Sedangkan benih adalah biji terpilih yang hanya digunakan untuk penanaman selanjutnya dalam rangka untuk mengembangbiakkan tanaman atau memproduksi biji baru. ( Ashari, 1995 ). Benih diartikan sebagai biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Secara agronomi, benih disamakan dengan bibit karena fungsinya sama. Tetapi secara biologi berbeda. Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Dalam perkembangbiakan secara vegetatif, bibit dapat diartikan sebagai bahan tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi ( Wirawan dan Wayuni, 2002 ). Tanaman baru yang berasal dari biji ( benih ), umumnya akan serupa dengan tanaman induknya, apabila tidak terjadi intervensi tepung sari asing yang tidak diingini jatuh pada stikma ( kepala putik ). Suatu perkecualian yang terjadi pada beberapa jenis tanaman seperti pada beberapa spesies rumputan dan Citrus, dimana dihasilkan biji ( asexual seed ), aparatus telur ( egg apparatusa ). Jadi disini tidak terjadi pembuahan antara telur dan sperma ( fertilization ); juga tidak terjadi campuran sifat dari tepung sari ( ayah ) dan sel telur ( mother cells ) atau telur. Pada keadaan seperti ini, embrio seluruhnya dibentuk dari sel tanaman induk. Karena itu sifat keturunannya identik dengan sifat tanaman induk ( Kamil, 1986 ). Para petani kita sejak dahulu dan semasa pemerintahan Hindia Belanda telah memiliki kesadaran bahwa penggunaa ?benih? yang baik atau bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya, baik kualitas maupun kuantitas. Mereka

Transcript of bahan tekben

Page 1: bahan tekben

Peran Pemuliaan Tanaman Dalam Produksi Benih Khairunnisa Lubis Program Studi Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Latar Belakang Apabila dikaitkan dengan tujuan pemanfaatannya, biji mempunyai dua pengertian, yaitu biji dan benih. Biji mempunyai makna yang lebih luas daripada benih. Biji dapat digunakan untuk bahan pangan, pakan ternak ( hewan ), atau bahan untuk ditanam selanjutnya. Sedangkan benih adalah biji terpilih yang hanya digunakan untuk penanaman selanjutnya dalam rangka untuk mengembangbiakkan tanaman atau memproduksi biji baru. ( Ashari, 1995 ). Benih diartikan sebagai biji tanaman yang telah mengalami perlakuan sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman. Secara agronomi, benih disamakan dengan bibit karena fungsinya sama. Tetapi secara biologi berbeda. Bibit digunakan untuk menyebut benih yang telah berkecambah. Dalam perkembangbiakan secara vegetatif, bibit dapat diartikan sebagai bahan tanaman yang berfungsi sebagai alat reproduksi, misalnya umbi ( Wirawan dan Wayuni, 2002 ). Tanaman baru yang berasal dari biji ( benih ), umumnya akan serupa dengan tanaman induknya, apabila tidak terjadi intervensi tepung sari asing yang tidak diingini jatuh pada stikma ( kepala putik ). Suatu perkecualian yang terjadi pada beberapa jenis tanaman seperti pada beberapa spesies rumputan dan Citrus, dimana dihasilkan biji ( asexual seed ), aparatus telur ( egg apparatusa ). Jadi disini tidak terjadi pembuahan antara telur dan sperma ( fertilization ); juga tidak terjadi campuran sifat dari tepung sari ( ayah ) dan sel telur ( mother cells ) atau telur. Pada keadaan seperti ini, embrio seluruhnya dibentuk dari sel tanaman induk. Karena itu sifat keturunannya identik dengan sifat tanaman induk ( Kamil, 1986 ). Para petani kita sejak dahulu dan semasa pemerintahan Hindia Belanda telah memiliki kesadaran bahwa penggunaa ?benih? yang baik atau bermutu akan sangat menunjang dalam peningkatan produknya, baik kualitas maupun kuantitas. Mereka sangat berhati-hati dalam memilih benih yang akan digunakan ( Kartasaputra, 2003 ). Secara tradisional pemilihan benih dilakukan pada waktu pemungutan hasil atau panen, seperti pemungutan hasil ( selection ) untuk benih padi, kacang-kacang, sayur-sayuran, buah-buahan, termasuk benih-benih untuk tanaman perdagangan seperti : kopi, tembakau, cengkeh, coklat dan beberapa jenis tanaman lainnya. Benih yang berasal tanaman yang baik mereka sisihkan, dirawat dan disimpan dengan sebaik-baiknya.

Page 2: bahan tekben

Dengan cara ini tingkat mutu dan hasil tanaman dapat dipertahankan dan cara pengadaan benih semacam ini telah dilakukan berabad-abad lamanya ( Kartasaputra, 2003 ). Kualitas benih tertinggi di capai pada keadaan yang memungkinkan adanya interaksi yang menguntungkan antara sifat genetik benih dan lingkungan di mana benih itu dihasilkan, dipanen, diolah, adanya kekurangan hara mineral, adanya zat toxik di e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara 1dalam tanah, terganggunya tanaman oleh penyakit dan hama yang dapt menurunkan kualitas tertinggi benih ( Heddy dan Metty, 1994 ). Sejarah Perbenihan di Indonesia dan Dunia Perabaikan yang petama dalam pembenihan di Jerman dimulai pada tahun 1869 ketika Friendrick Nobbe pada suatu penelitian di kota kecil Tharandt, sekarang terletak di Jerman Selatan. Para petani primitif di Eropa hanya mengusahakan tanaman serealian dan tanaman sejenis. Biji dipanen, dimana sebagian besar untuk dikonsumsi, tetapi pada beberapa tahun setelah itu digunakan untuk tujuan pembibitan atau diusahakan. Benih yang diusahakan ini mempunyai lahan benih dimana pengawasannya tidak terkontrol dengan mudah, biji yang dipanen sebagian besar tidak murni, tetapi lama-kelamaan petani tahu bagaimana menghasilkan panen dengan benih bermutu ( Thomson, 1979 ). Kata ?revolusi? merupakan perubahan yang besar, tetapi tidak lain istlah yang cukup memberikan pengaruh benih baru ( unggul ) terhadap negara miskin dimana benih menggunakan teknologi peralihan terus-menerus diperoleh oleh pusat Pengembangan Pertanian yang memberi perubahan dalam ekonomi, sosial dan tatanan politik negara miskin ( Brown, 1970 ). Pemerintah Hindia Belanda yang sangat berkepentingan untuk mengeruk dan memeras ? usaha keringat ? para petani Indonesia, semenjak tahun 1920-an telah mulai menaruh perhatian terhadap masalah pembenihan ini, sejalan dengan meningkatnya perbaikan cara-cara bercocok tanam. Dalam pengadaan benih padi yang baik misalnya, usaha pengadaan benih ini dengan pendirian lumbung-lumbung benih untuk para petani. Sesudah tahun 1930-an kegiatan pengadaan benih ditingkatkan lagi dengan pembangunan Balai Benih. Pembangunan sekolah pertanian di Sukabumi, Bogor yang pada waktu itu terkenal dengan hasil-hasil penelitiannya sangat membantu usaha Balai Benih tersebut, yang berfungsi sebagai sumber benih yang agak lebih baik mutunya, yang secara terus-menerus dapat memenuhi kebutuhan para petani beserta tanah-tanah pertaniannya di desa-desa ( Kartasaputra, 2003 ).

Page 3: bahan tekben

Pengembangan Industri Pemuliaan melalui teknologi rekayasa genetika sudah barang tentu memerlukan pengembangan sumber daya manusia/SDM yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan. Di samping itu, pengembangan industri pemuliaan dan pembenihan memerlukan waktu pula yang lama dan dana investasi yang besar. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan daya tarik yang kuat bagi pengembangan industri ini diperlukan antara lain adanya suatu peraturan atau perundangan tentang perlindungan varietas tanaman. Sudah saatnya pihak-pihak terkait dengan penyusunan dan penebitan peraturan/perundangan tersebut bekerja keras untuk segera dapat menyelesaikannya secara tuntas ( Rasaha, dkk. 1999 ). Peranan Pemuliaan Tanaman Dalam Produksi Benih Tujuan utama dalam pemuliaan tanaman dalah guna mendaptkan varietas yang lebih baik. Kegiatan ini dibiayai oleh rakyat ( melalui pajak ), dengan harapan bahwa hasilnya akan meningkatkan pendapatan petani. Ini baru tercapai bila varietas baru dihasilkan pemuliaan tanaman. Itu betul dapat digunakan oleh petani dengan menguntungkan ( Makmur, 1992 ). Untuk memperoleh informasi mengenai kemajuan teknologi benih dan pengembangan ilmu pembenihan di negara-negara maju, serta mengetahui situasi indutri e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara 2pembenihan tanaman dan kebutuhan benih di negara-negara Asia Pasifik, Indonesia bergabung ke dalam APSA ( The Asian an Pasifik Seed Association ), yaitu suatu organisasi yang dibentuk FAO pada tahun 1994 dengan tujuan meningkatkan bertumbuhkembangnya industri benih di negara-negara anggota. Anggota asosiasi ini terdiri atas institusi pemerintah dan swasta yang menangani atau mendukung usaha pembenihan tanaman. Dalam keanggotaan APSA ini pemerintah Indonesia diwakili oleh Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Pangan dan Holtikultura ( Rasaha, dkk. 1999 ). Selain dalam APSA, Indonesia perlu meningkatkan perannya dalam organisasi internasional lainnya, seperti UPOV ( The Union for the Protection of Varieties ), FIS ( the International Federation of Seed Companies and Agencies ), ISTA dan lain-lain. Keikutsertaan dalam organisasi-organisasi tersebut merupakan upaya untuk memproleh informasi teknologi dan aspek bisnis serta pengakuan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keunggulan bersaing industri benih Indonesia di mata Internasional ( Rasaha dkk, 2003 ). PERKEMBANGAN INDUSTRI BENIH DI INDONESIA

Page 4: bahan tekben

Di Indonesia, pada zaman Belanda tahun1920 telah mulai adanya perhatian terhadap soal perbenihan dan meningkatkan perbaikan dengan cara-cara bercocok tanam. Usaha-usahanya diarahkan kepada pengadaan benih yang kemudian dikuti dengan pendirian lumbung-lumbung benih untuk menyediakan benih bagi para petani. Pada tahun 1930 kegiatannya meningkat yaitu dengan dibangunnya Balai Benih ( khususnya di Jawa ). Balai Benih ini berfungsi sebagai sumber benih yang agak lebih baik mutunya dan secara terus menrus dapat memenuhi kebutuhan para petani. Suatu cara yang sangat disayangkan ketika itu adalah tentang pendistribusiannya tertuju pada basis yang tidak efisien, sehingga terjadi kontaminasi yang terasa kurang manfaatnya, sebab sebagian besar petani yang produktif tidak memanfaatkannya ( Kartasaputra, 2003 ). Sejak tahun 1958 khusus mengenai benih padi varietas unggul, semakin banyak diperkenalkan melalui usaha-usaha intensifikasi ( KOGM, SSBM, BIMAS ). Dan pada tahun 1970 pemerintah menganggap perlu adanya kesatuan dalam kebijakan mengenai kegiatan-kegiatan baik dalam hal usaha peningkatan produksi pertanian, maupun yang berkaitan dengan masalah perbenihan. Sehingga dibentuk Badan Benih Nasional ( BBN ) dalam lingkungan administratif Departemen Pertanian. Badan ini berfungsi untuk membantu Menteri Pertanian dalam merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan dalam bidang pembenihan. Salah satu di antara tugas pokok Badan Benih Nasional yaitu membentuk lembaga yang tugasnya memperbanyak dan memproduksi benih dari varietas-varietas yag ditingkatkan dan berkualitas tinggi bagi kepentingan masyarakat, khususnya para petani. Varietas-varietas ini berasal dari program Seleksi Balai Penelitian. ( Kartasaputra, 2003 ). Untuk pengembangan industri benih nasional perlu terus dikembangkan kebijaksanaan operasional, terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan dari pemerintah, serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut ditempuh antara lain melalui : peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan, pembenahan kelembagaan perbenihan, e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara 3peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih internasional serta penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri benih ( Rasah dkk, 2003 ). Ketersediaan benih yang unggul bermutu dengan paket teknologi dan kebijakan pemerintah yang memadai perupakan faktor-faktor penting penentu keberhasilan swasembada pangan disamping ketekunan berbagai pihak yang terkait dalam usaha produksi. Khusus mengenai ketersediaan benih unggul, keanggapan para pemulia tanaman dan Balai-balai Penelitian Tanaman Pangan dalam menghasilkan varietas baru

Page 5: bahan tekben

yang lebih unggul daripada varietas-varietas yang ada sebelumnya dipertahankan dan ditingkatkan dengan memperhatikan spesifikasi wilayah pengembangan pertaniannya. Sementara itu pembinaan mutu benihnya jangan sampai tertinggal oleh permintaan petani maju sehingga juga memerlukan penanganan yang serius oleh semua pihak yang berada pada setiap subsistem perbenihan ( Mugnisjah dan Setiawan, 1995 ). SERTIFIKASI BENIH DAN PERANAN BENIH BERSERTIFIKAT Benih Bersertifikat Tentang riwayat sertifikasi benih ini menurut COPELAND ( vide ?Principle of Seed Sciences and Technology?, 1997 ) bermula dengan dibentuknya di Swedia yaitu perkumpulan yang disebut Sweedisch Associatie ( tahun 1888 ). Tujuan perkumpulan ini untuk memproduksi dan mengembangkan benih-benih tanaman dengan mutu yang baik bagi pemakaian di negara tersebut. Kemudian ditingkatkan bagi pemakaian di beberapa negara lainnya. Kenyataan adanya usaha demikian di negara tersebut melahirkan : (a) Balai Penelitian Seleksi Tanaman, (b) Organisasi Penyebaran Benih, serta (c) Balai Pengujian Benih, yang selanjutnya terjadi suatu penggabungan dan melahirkan program sertifikasi Benih. ( Kartasaputra, 2003). Benih hasil produksi ini kemudian dikelompokkan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan tahapan generasi perbanykan dan tingkat standar mutunya, melalui suatu prosedur yang diatur dalam aturan sertifikasi benih. Dari sistem ini dibagi menjadi empat : 1. Benih Penjenis, BS ( Breeder Seed, BS ) Benih penjenis diproduksi dan diawasi dan dievaluasi oleh pemuliaan tanaman dan atau oleh instansi yang menanganinya ( Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi ). Benih ini sebagai sumber untuk perbanyakan benih dasar. Khusus untuk benih penjenis tidak dilakukan sertifikasi, tetapi diberikan label warna putih. 2. Benih Dasar, BD ( Faundation Seed, FS ) Benih dasar merupakan turunan pertama (F1) dari benih penjenis. Benih ini diproduksi dan diawasi secara ketat oleh pemulia tanaman sehingga kemurnian varietanya dapat dipertahankan. Benih dasar diproduksi oleh Balai Benih ( terutama Balai Benih Induk, BBI )dan proses produksinya diawasi oleh dan disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih ( BPSB ). Benih dasar ini diberi label sertifikasi berwarna putih. 3. Benih Pokok, BP ( Stock Seed, SS ) Benih pokok merupakan F1 dari benih dasar atau F2 dari benih penjenis. Produksi benih pokok tetap mempertahankan identitas dan kemurnian varietas serata memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok diproduksi oleh Balai Benih atau pihak swasta yang terdaftar dan diberilabel sertifikasi berwarna ungu. e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara

Page 6: bahan tekben

44. Benih Sebar, BR ( Extention Seed, ES ) Benih sebar merupakan F1 benih pokok. Produksinya tetap mempertahankan identitas maupun kemurnian varietas dan memenuhi standar peraturan perbenihan maupun sertifikasi oleh BPSB. Benih pokok dan benih sebar umumnya diperbanyak oleh Balai Benih atau Penangkar Benih dengan mendapatkan bimbingan, pengawasan dan sertifikasi dari BPSB. Benih sebar diberi label sertifikasi berwarna biru.( Wirawan dan Wayuni, 2002 ). Benih penjenis yang diciptakan oleh para pemulia memerlukan tiga generasi berikutnya untuk dapat digunakan oleh para petani Indonesia, tiga generasi pertama meliputi produksi benih penjenis, produksi dasar, dan produksi benih pokok, masih dilakukan instansi pemerintah. Penyelenggaraan produksi benih sebar dilakukan oleh penangkar benih sesungguhnya dan dilakukan secara komersial. Meskipun demikian, kepentingan para petani harus unggul dan berkualitas tinggi ( Kalie, 2002 ). Siapa saja tentu bisa menjadi penangkar benih, asal memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Pertama-tama harus mempunyai hak atas tanah yang akan dipakai untuk menangkar benih itu. Selain itu juga mampu memelihara dan mengatur tanah tempat produksi benih itu dan mempunyai fasilitas pengolahan serta gudang untuk menyimpan benih yang sudah kukeringkan. Kalu syarat itu sudah ada, calon penangkar benih harus mengajukan permohonan ke Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih atau cabangnya, yang akan memberikan petunjuk dan pengawasan lapangan. Sesudah penangkar benih bisa menghasilkan benih seperi yang sudah ditetapkan sebagai standart, maka berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan dan laboratorium, Sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih kemudian diberi label benih sesuai dengan kelas yang ditetapkan ( Tim Redaksi Trubus, 1995 ). Pengawasan Benih Bersertifikat Secara teknis Produksi Benih Bersertifikat melibatkan terutama dua komponen pembenihan, yaitu Produsen Benih dan Pengawas Benih ( Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih, BPSB ). Produsen benih adalah pihak yang melaksanakan kegiatan produksi benih siap disalurkan kepada yang memerlukan untuk bahan pertanaman. Dalam hal tidak memiliki fasilitas pengolahan benih, produsen benih dapat memanfaatkan jasa Unit Pengolahan Benih atau yang setara untuk mengolah calon benihnya hingga siap salur. Walaupun demikian, tanggung jawab pengolahan benih tetap pada produksen benih. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa kegiatan produksi benih bersertifikat memang melibatkan dua fisik utama, yaitu produsen dan pengawas benih. ( Mugnisjah dan Setiawan, 1995 ) Aturan pelaksanaan Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina ditetapkan Dalam Kepmen No. 803/Kpts/OT.210/7/97 yang mengacu pada UU No. 12/1992 dan didasarkan pada pasal 33 ayat (2), pasal 35 ayat (7), pasal 37 ayat (3), pasal 40 ayat (3)

Page 7: bahan tekben

dari PP No. 44/1995. Hal penting yang ditetapkan dalam Kepmen tersebut antara lain tentang : 1. Keharusan sertifikasi bagi benih Bina yang akan diedarkan 2. Instansi pelaksana sertifikasi 3. Tahap-tahap kegiatan sertifikasi 4. Ketetapan warna label untuk tiap-tiap kelas benih e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara 55. Ketentuan mengenai pengemasan, penyimpanan, pengankutan dan peredaran benih bina 6. Keharusan mendaftar bagi pengadaan benih Bina 7. Ketentuan mengenai pengawasan, penilaian dan pembatalan sertifikat. ( Rasaha dkk, 1999 ). Tempat pengujian benih yang juga mengadakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan terhadap produksi benih ialah Kebun Benih Sentral. Di Jabar berada dimuara ( Bogor ) dan Sukamandi ( Subang ). Di Jatengn berada di Tegalgondo ( Klaten ). Di Jatim berada di Bedali, Turen ( Malang ) dan Jabon ( Mojokerto ). Di Sumut, berada di Tanjung Morawa, di Sumsel berada di Belitang dan di Sulsel berada di Maros ( Tim Redaksi Trubus, 1995 ). DAFTAR PUSTAKA Ashari, S., 1995. Holtikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Brown, L.R., 1970, Seeds of Change, Praeger Publisher, New York. Heddy, S., Wahono, H.S., dan Metty, K., 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan Penanganan Pasca Panen, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kalie, M.B., 2002. Bertanam Semangka Penebar Swadaya, Jakarta. Kamil, J., 1986, Teknologi Benih, penerbit Angkasa Raya, Jakarta. Kartasapoetra, A.G., 2003. Teknologi Benih, penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Mugnisjah, W.Q., dan Setiawan, A., 1995, Pengantar Produksi Benih, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Malmur, A., 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta. Rasaha, C.A., dkk., 1999. Refleksi Pertanian. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 8: bahan tekben

Thomson, J.R., 1979. An Introduction to Seed of Change. Praeger Publishers, New York. Wirawan, B. dan Wahyuni, S., 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat, PS, Jakarta. e-USU Repository ?2005 Universitas Sumatera Utara 6http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1108/3/pemuliaan%20tanaman-khairunnisa.pdf.txt

perbanyakan kopi dan kakao

Perkembangan komoditas tanaman perkebunan di Indonesia menjadi tulang punggung perekonomian masyarkat Indonesia. Selain itu, produk-produk hasil perkebunan memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. Prospek itu antara lain adalah tumbuhnya industri hilir sampai hulu, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan petani perkebunan dengan nilai jual yang tinggi, tersedianya lahan yang cukup luas serta menghasilkan aneka produk olahan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.Komoditas tanaman perkebunan mulai berkembang pada pelita ke 3 sampai pelita ke 6. Dengan diluncurkannya Speed Up Program oleh pemerintah sebagai tindakan konkret pemerintah dalam meningkatkan produksi dibidang perkebunan.            Komoditas perkebunan yang memiliki prospek baik untuk dikembangkan cukup banyak diantaranya adalah tanaman kakao dan kopi.Ada beberapa jenis tanaman kakao yang dibudidayakan di Indinesia yaitu Forestero dan Criollo yang merupakan pohon induk tanaman kakao di Indonesia.Tanaman kakao memiliki akar tunggang yang terdiri dari akar primer, sekunder, tertier dan kuarter. Akar tungga tanaman kakao mampu mencapai kedalaman 8-15  meter.Batang tanaman kakao memiliki cabang yang tumbuh kearat atas yang disebut cabang orthotrop dan kearah samping yang disebut cabang glasiotrop.  Tinggi batang kakao dapat mencapai 8-10 meter.Daun kakao berbentuk bulat meruncing pada bagin ujungnya. Daun kakao tumbuh pada batang dan cabang kakao dengan bentuk berpasangan. Bunga kako berwarn putih yang muncul pada bagian batang kakao. Bunga ini akn terus berkembang menjadi buah kakao. Buah kakao berwarna hijau jika masih muda dan berwarna kuning jika telah tua.

Kakao dapat tumbuh dengan baik pada derah dengan ketinggian antara 50-100 m dpl. Kakao tidak menginginkan penyinaran penuh dengan kelembapan 75% serta suhu 22-250C. Kakao dapat tumbuh pada semua jenis tanah dengan PH 5.6 – 6.5. Dengan curah hujan 100-200 mm perbulan dengan 3-4 diantaranya bulan kering.              Kopi (Coffea Sp) merupakan tanaman yang berasal dari Ethiopia yang tumbuh di daerah pegunungan dan hampir di seluruh pegunungan ethiopia. Tanaman kopi mulai masuk ke Indonesia diperkirakan  pada tahun 1698-1699 yang dibawa oleh Belanda yang ditanam secara percobaan dalam masa tanam paksa karena memiliki nilai ekonomis tinggi. Sentara produksi tanaman kopi di Indonesia yaitu provinsi Bali, Sumatra Utara, Aceh, Lampung, Sumatra Barat, Jawa Barat dan Sumatra Selatan.

Page 9: bahan tekben

            Ada beberapa jenis kopi yang ditanam di Indonesia antara lain : Kopi arabika untuk datara tinggi, kopi liberika dan robusta untuk dataran rendah serta kopi hibrida hasil persilangan antara kopi liberika, robusta dan arabika.            Tanaman kopi memiliki akar tungga dengan akar tertier dan kuarter yang arah tumbuhnya keatas permukaan tanah dengan kedalaman 1-2 meter.Daun kopi berbentuk bulat telur agak runcing. Tumbuh pada cabang dengan susunan berpasangan, Batang tanaman kopi berbentuk ruas atau buku-buku. Setiap ruas memiliki daun yang berpasangan dan memiliki cabang autotrop dan plageotrop yang dapat menghasilkan buah seperti batang utama.Bunga tanaman kopi berwarna putih yang muncul pada setiap kelopak daun sedangkan buah kopi tumbuh pda  ketiak daun secara berdompolan. Bentuk buah kopi bulat dan berwarna hijau dan berwarna merah setelah tua.            Syarat tumbuh tanaman kopi tergantung dari jenis kopi. Kopi arabika tumbuh pada daerah dengan ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 15-18 0C. Sedangkan kopi liberika tumbuh pada daerah dengan ketinggin 500-1500 dpl dengan suhu 17-20 0C dan Kopi robusta pada ketinggian 400-1000 mdpl dengan suhu 18-240C.            Tanaman kopi pada umumnya tidak memerlukan penyinaran penuh dengan kelambapan 75% dengan curah hujan yang merata setiap tahun atau 80-100 mm perbulan dengan 3-4 bulan kering.Kopi tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki PH 5.5-6 dan dapat tumbuh pada semua jenis tanah.            Perbanyakan tanaman kakao dan kopi dapat dilakukan melalui biji dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman kokao dan kopi yang homogen, memiliki daya adaptasi tinggi, memiliki perakaran yang kuat dan terhindar dari gangguan hama dan penyakit karena telah terseleksi dan dilakukan perawatan secara intensif selama persemaia. Pada tanaman kopi dapat juga dilakukan perbanyakan melalui stek.Penanaman tanaman kopi dan kakao perlu diberi perlindungan baik pelindung sementara maupun pelindung tetap. Pemberian tanaman pelindung untuk mengatur penyinaran dan kelembapan serta suhu pada areal pertanaman.            Selain itu, untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi serta untuk mengatur intensitas penyinaran, suhu dan kelambapan perlu dilakukan pemangkasan pada tanaman pelindung maupun tanaman kopi itu sendiri yang dibarengi dengan pemupukan pada tanaman kopi.Pemangkasan dan pemupukan pada kopi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kopi serta untuk merangsang pembungaan dan pembuahan sehingga tanaman kopi mampu menghasilkan buah dengan maksimal.Kakao dan kopi merupakan tanaman perkebunan yang memiliki prosepek yang bik untuk dikembangkan. Peningkatan produksi dan kualitas hasil produksi kedua komoditas perkebunan ini perlu dilakukan dengan teknologi budidaya yang baik serta penggunan bibit atau benih yang  unggul.

      Penerapan budidaya yang baik pada tanaman kopi dan kakao sangat menentukan hasil dan kualitas hasil. Penerapan budidaya itu antara lain pemberian pohon pelindung yang tepat, pemeliharaan dan penggunaan varietas-varietas unggul. Cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan tanaman kakao dan kopi yang baik dan unggul ialah dengan melakukan perbanyakan tanaman kakao dan kopi yang berasal dari induk yang unggul.Perbanyakan tanaman kakao dapat dilakukan melalui benih atau biji. Dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk biji yang akan dipergunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman sehingga tercipta peningkatan produksi dan kualitas produksi.

      Syarat benih atau biji kakao untuk bahan perbanyakan yaitu : asal usul pohon induk jelas, minimal berumur 5-15 tahun, bebas dari serangan hama dan penyakit, produksi tinggi,memiliki

Page 10: bahan tekben

buah yang bagus dan memiliki pertumbuhan dan daya adaptasi  yang luas.Perbanyakan tanaman kopi dapat dilakukan melalui biji dan stek. Untuk biji induk harus jelas varietasnya, buah telah matang secara fisiologis, sumber biji serta memiliki  ukuran yang homogen. Sedangkan untuk stek kebun kopi yang akan dipergunakan sebagai pohon induk terisolasi dari kebun lain, identitas pohon induk jelas, memiliki daya adaptasi luas dan telah berumur minimal 5-25 tahun.

      Faktor lain menentukan kualitas dan kuantitas hasil tanaman kopi adalah faktor budidaya yang meliputi cara penanaman dan pengaturan pohon pelindung kopi, dan perwawatan tanaman kopi yang meliputi pemangkasan dan pemupukan.Tanaman kopi merupakan tanaman yang tidak menghendaki penyinaran penuh sehingga perlu pemberian pohon pelindung yang terdiri dari pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap yang berfungsi mengatur penyinaran, suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi.

      Perawatan tanaman kopi merupakan hal yang paling menentukan pertumbuhan dan perkembangan serta kualitas dan kuantitas produksi. Dengan perawatan yang baik tanaman kopi akan menghasilkan produksi tinggi dengan kualitas bagus. Sedangkan jika perlakuan perawatan tidak baik, kopi tidak akan memberikan hasil seperti yang diharapkan.Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perawatan tanaman kopi yang berfungsi untuk mengatur bentuk percabangan dan tinggi tanaman, mengatur C/N ratio, tingkat dan kualitas produksi, dan pembungaan serta penanggulangan hama dan penyakit tanaman kopi.

      Pemangkasan tanaman kopi terdiri dari pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, pemangkasan cabang primer dan pemangkasan reguminasi selain pemangkasan terhadap tanaman kopi juga dilakukan pemangkasan terhadap pohon pelindung.Pemangkasan bentuk dilakukan untuk menghasilkan cabang plageotrop dan autotrop yang produktif dan mengatur tinggi tanaman kopi. Pemangkasan produksi dilakukan untuk membuang cabang yang tidak produktif, membung cabang-cabang liar, mengatur C/N ratio untuk merangsang pembungaan. Sedangkan pemangkasan cabang primer untuk merangsang pembentukan cabang autotrop dan plegeotrop baru yang produktif. Sementra pemangkasan reguminasi dilakukan untuk  menghasilkan tunas baru sebagai peremajaan tanaman kopi yang tidak produktif lagi.

Pemangksan pada pohon pelindung dilakukan untuk mengatur penyinaran serta mendapatkan tajuk pohon pelindung yang ideal untuk menaungi tanaman kopi serta mengatur sirkulasi udara sehingga suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi menjadi optimum atau ideal bagi tanaman kopi.Kegiatan pemangkasan tanaman kopi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil bila dilakukan bersamaan dengan perlakuan pemupukan pada tanaman kopi.

Pemupukan pada tanaman kopi berbeda dengan tanaman perkebunan lain karena memiliki pertumbuhan akar mengarah keatas permukaan tanah. Sehingga perlu dilakukan pemupukan dengan cara pembuatan lubang pemupukan dengan ukuran 1 X 2 meter. Selain sebagai tempat penyebaran pupuk lubang tersebut juga berfungsi untuk mengumpulkan cabang-cabang kopi hasil dari sisa pemangkasan yang akan didekomposisikan oleh bakteri menjadi pupuk organik bagi tanaman kopi. Pemupukan dan pemangkasan dilakukan secara bersamaan dengan interval 2 kali dalam setahun. 

Perbanyakan Tanaman Kakao Melalui Biji            Perbanyakan tanaman kakao dapat dilakukan melalui biji dengan syarat-syarat biji yang digunakan berasal dari pohon induk yang jelas identitasnya, matang secara fisiologis, pohon induk memiliki adaptasi yang luas, produksi tinggi dan terhindar dari serangan hama dan penyakit.

Page 11: bahan tekben

            Tujuan dilakukan perbanyakan tanaman kakao melalui biji yaitu  untuk mendapatkan bibit yang lebih baik, pertumbuhan tanaman kakao yang homogen, meningkatkan daya adaptasi kakao, menghindari gangguan hama dan penyakit serta mempermudah penanaman dilapangan.            Cara perbanyakan tanaman kakao melalui biji adalah sebagai berikut :

1.      Potong bagian ujung-ujung buah kakao (1/3)2.      Ambil bagian tengah buah kakao kemudian keluarkan biji kakao dari dalam buah3.      Bersihkan biji kakao dengan sekam padi dan pasir untuk menghilangkan daging dan lendir pada

biji kakao4.      Tanaman biji kakao pada polybag yang telah disiapkan 5.      Lakukan penyiraman dengan interval 2 hari sekali

Perbanyakan Tanaman Kopi Melalui Biji            Perbanyakan tanaman kopi dilakukan dengan cara generatif dan vegatatif yaitu perbanyakan malalui biji dan melalui stek. Perbanyakan tanaman kopi melalui biji lebih familiar digunakan dalam usaha perbanyakan tanaman ini. Hal ini dikarenakan lebih mudah dilakukan dari pada stek.

            Perbanyakan melalui biji dilakukan untuk memperoleh pertumbuhan yang lebih seragam dan untuk proses penyeleksian tanaman sebelum dilakukannya penanaman. Seleksi itu meliputi penyeleksian terhadap penyakit yang dibawa dari induknya, daya adaptasi tanaman kopi terhadap lingkungan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan perbanyakan tanaman kopi melalui biji diantaranya ialah tempat persemaian yang harus dekat dengan sumber air,  dekat dengan kebun yang akan diusahakan, tempatnya datar, terhindar dari gangguan, dan mudah dilakukan pengawasan.            Syarat-syarat  yang harus dipenuhi buah kopi untuk menjadi bahan perbanyakan melalui biji yaitu :

1.      Diperoleh dari pohon induk yang jelas identitasnya2.      Sumber buahnya dari mana3.      Biji kopi telah mantang secara fisiologis4.      Homogen dilihat dari ukuran biji kopi

Adapun cara atau teknik perbanyakan tanaman kopi melalui biji adalah sebagai berikut :1.      Siapkan biji kopi yang berasal dari induk yang jelas jenis varietasnya2.      Lepaskan kulit biji kopi dengan sekam padi dan pasir3.      Setelah kulit biji terkelupas dan bersih atau lendir pada biji kopi hilang biji kopi kemudian

disemaikan atau ditanam di dalam polybag4.      Media persemaian kopi yaitu tanah dengan lapisan pasir pada bagian atasnya setebal 5 cm5.      Tanaman benih kopi dengan kedalaman 3-5 cm dengan bagian yang terbelah menghadap keatas6.      Lakukan penyiraman 1 x 1 hari dan biji akan berkecambah pada umur 21 hari setelah

persemaian7.      Tanaman kopi siap ditanam ke lapangan setelah berumur 9-12 bulan dan mulai berbuah setelah

berumur 2.5-3 tahun setelah tanam.

Perbanyakan Tanaman Kopi Melalui Stek            Perbanyakan tanaman kopi melalui stek biasanya dilakukan dalam usaha peremajaan tanaman kopi yang tidak produktif lagi dengan cara acak yang disebut dengan replanting. Namun

Page 12: bahan tekben

perbanyakan tanaman melalui stek juga dapat dilakukan melalui persemaian yang berasal dari cabang-cabang tanaman kopi.            Tujuan dilakukannya stek pada tanaman kopi yaitu untuk mendapatkan tanaman yang cepat menghasilkan, tanaman kopi  yang rendah, memiliki sifat yang sama dengan induknya, dan untuk menghasilkan tanaman yang memiliki daya adaptasi dan perakaran yang kuat.            Syarat-syarat pohon induk tanaman kopi yang akan digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman melalui stek yaitu :

1.      Tanaman yang dijadikan pohon berasal dari kebun yang terisolasi dari perkebunan lain2.      Memiliki identitas pohon induk yang jelas3.      Telah berumur minimal 5 tahun dan maksimal 25 tahun4.      Memiliki daya adaptasi yang luas5.      Terhindar dari gangguan hama dan penyakit6.      Memiliki produksi dan kualias produksi yang tinggi dan baik.

Adapun tata cara melakukan perbanyakan tanaman kopi melalui stek yaitu :1.      Pilihlah cabang tanaman kopi yang masih muda dan sehat2.      Potong cabang tersebut dengan kemiringan 130 0 atau miring dengan panjang minimal 15 cm

atau tiga ruas cabang kopi3.      Rendam potongan cabang kedalam air untuk menghindari pembusukan akibat angin 4.      Oleskan zat perangsang tumbuh dari golongan giberilin pada bagian bawah untuk merangsang

pertumbuhan akar5.      Setelah diolesi dengan giberilin stek kopi ditanamn dalam polybag dengan membut lubang

terlebih dahulu kira-kira seukuran stek6.      Tanam stek kopi pada kedalaman 5-7 cm kemudian tekan agar tanah menjadi pada dan stek tidak

mudah roboh dan goyang7.      Stek tanaman kopi dapat dapat ditanam ke lapangan setelah berumur 16-24 bulan dan mulai

berbuah setalah berumur 1.5 – 2 tahun setelah tanam

Penanaman Tanaman Kopi            Kopi merupakan tanaman perkebunan yang tidak membutuhkan penyinaran penuh artinya kopi membutuhkan tanaman pelindung. Tanaman pelindung tersebut memiliki fungsi sebagai naungan, pengatur intensitas penyinaran, suhu dan kelembapan pada areal pertanaman.           

Penanaman tanaman kopi membutuhkan beberapa persyaratan yang harus di penuhi sebelum dilakukannya penanaman. Syarat-syarat itu antara lain yaitu : lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh kopi, pengaturan jarak tanam yang sesuai, pohon pelindung baik pelindung sementara maupun tetap dan tanaman kopi yang akan ditanam.

Adapun tahap-tahap dalam penanaman kopi adalah : pembersihan lahan yang akan digunakan sebagai kebun kopi, pemetaan atau pengaturan jarak tanam, penanaman cover crop, penanaman pohon pelindung sementara, penanaman pohon pelindung tetap, pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam dan penanaman kopi.             Langkah-langkah dalam menanam tanaman kopi yaitu :

1.      Siapkan peralatan yang diperlukan seperti cangkul, pupuk NPK dan bibit kopi2.      Ukur jarak tanaman kopi sehingga pohon mendapat naungan yang sesuai dari pohon pelindung

sementara ataupun tetap3.      Buat lubang tanam dengan mencangkul tanah sedalam kurang lebih 15-25 cm4.      Buka polybag dan keluarkan pohon kopi kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat

Page 13: bahan tekben

5.      Berikan pupuk NPK disekitar tanaman kopi dan jangan terlalu dekat dengan batang tanaman kopi dengan dosis pemupukan yang telah dianjurkan

6.      Tutup kembali lubang tanam tersebut menggunkan tanah dan tekan agar tanah menjadi padat dan tanaman kopi tidak mudah roboh akibat terpaan angin

Pemangkasan Tanaman Kopi            Tanaman kopi merupakan tanaman yang menghendaki perlakuan yang intensif untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan serta produksi yang tinggi. Perlakuan itu meliputi pemeliharan tanaman kopi yang baik. pemeliharaan tanaman kopi diantaranya adalah perlakuan pemangkasan baik tanaman kopi maupun tanaman pelindung.

Pemangkasan tanaman kopi dan pelindung dilakukan untuk mengatur percabangan tanaman kopi dan pohon pelindung, tinggi tanaman kopi dan pelindung, C/N ratio,mengatur suhu dan kelembapan areal pertanaman kopi, pengaturan penyinaran dan proses inisiasi pembungaan pada tanaman kopi.            Pemangkasan pada tanaman kopi dibedakan atas 4 bagian yaitu :

1.      Pemangkasan bentuk yang terdiri dari pemangkasan tajuk berbatang tunggal dan berbatang ganda. Adapun cara pemangkasan bentuk yaitu :

a.       Pilihlah batang utama yang akan dipotong untuk batang tunggal dan lakukan pembubunan untuk bentuk cabang ganda setinggi 20-30 cm

b.      Potong batang utama dengan ketinggin 50 cm dari permukaan tanahc.       Pelihara tunas-tunas yang tumbuh dari bekas potongan cabang utama tersebut d.      Potong tunas tersebut dan pilihlah tunas yang akan ditumbuhkan sebagai batang utama dan

untuk batang ganda pilihlah 2 atau 3 tunas kemudian tarik menggunakan tali dan dirundukan  ke bawah dengan pancang dan biarkan tumbuh 2 sampai 3 tunas dari batang yang dirundukan tadi

e.       Potong kembali cabang utama tersebut bila tingginya telah mencapai 80-100 cm dan kemudian potong kembali setiap tingginya 1.2 m dan seterusnya

2.      Pemangkasan pemeliharaan atau produksi yang terdiri dari pemangkasan ringan dan berat. Pelaksanaan pemangkasan produksi yaitu :

a.       Potonglah tunas-tunas wiwilan yang tumbuh pada batang utama, autotrof dan plageotrofb.      Selain itu potong juga cabang-cabang autotrof dan plageotrof yang tidak produktifc.       Potong cabang-cabang yang terserang hama dan penyakit 3.      Pemangkasan cabang primer khusus untuk cabang-cabang autotrof dan plageotrof. Pemangkasan

cabang primer dilakukan dengan cara :a.       Memotong cabang-cabang autotrof dan plegeotrof yang terlalu panjang atau tinggib.      Memotong cabang-cabang yang terserang  ham dan penyakit4.      Pemangkasan reguminasi pada tanaman kopi yang tidak produktif lagi. Adapun cara

pemangkasan reguminasi adalah sebagai berikut :a.       Batang utama dipotong miring pada ketinggian 40 cm dari tanahb.      Biarkan tumbuh tunas pada potongan batang utama tersebutc.       Pilihlah satu tunas yang bagus kemudian pelihara sebagai batang utama barud.      Setelah tumbuh lakukan pemangkasan bentuk, produksi dan cabang primer.

Pemupukan Tanaman Kopi             Pemupukan pada tanaman kopi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan pemangkasan. Pemupukan tanaman kopi memiliki ciri khas yang membedakan dengan cara pemupukan pada tanaman perkebunan lainnya.

Page 14: bahan tekben

            Hal ini dikarenakan pertumbuhan akar pada tanaman kopi mengarah keatas permukaan tanah. Selain itu sisa-sisa tanaman kopi dari pemangkasan jumlahnya sangat banyak serta memiliki kandungan hara yang cukup tinggi sehingga dapat dipergunakan kembali melalui proses pengomposan oleh tanah.            Pemupukan kopi dilakukan dengan cara pembutan lubang pemupukan dengan ukuran 1 x 2 meter dengan kedalaman 1 meter. Lubang ini berfungsi sebagai tempat penyebaran pupuk dan untuk membuang sisa tanaman kopi hasil pemangkasan. Setelah penuh tutup kembali lubang tersebut dan buat lubang kembali disebelah lubang tersebut begitu sampai putaran pembutan lubang kembali kepada lubang pertama pemupukan kopi.            Pupuk yang baik digunkan untuk meningkatkan produksi dan kualitas kopi adalah pupuk organik. Selain itu memiliki manfaat membentu dalam menyerap dan meyimpan air, memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.http://wahanapertanian.blogspot.com/2011/02/perbanyakan-kopi-dan-kakao.html

Mekanisme Sertifikasi Benih02-11-2010 | Posting by admin

Mekanisme Sertifikasi Benih

1) Produsen benih/bibit perkebunan mengajukan surat permohonan untuk sertifikasi benih/bibit yang diproduksi pada tahun yang bersangkutan sesuai dengan jumlah benih/bibity yang dihasilkan ke IP2MB Perkebunan Provinsi Bali

2) Berdasarkan surat permohonan tersebut diatas, maka IP2MB Provinsi Bali melakukan pemeriksaan lapangan terhadap kebun produsen yang meliputi :

o Peninjauan lokasi

o Pengambilan sample

o Pengujian laboratorium

Hasil pengujian laboratorium akan diterbitkan berupa “ Hasil Uji Benih / bibit untuk sertifikasi yang dilegalisir “

3) Proses Pengujian laboratorium :

o Pengambilan sample produksi benih secara acak atas benih yang akan di uji secara laboratories oleh IP2MB untuk mendapatkan kadar air benih dengan metode open.

Page 15: bahan tekben

o Uji keragaan bentuk dengan metode uji visual

o Uji daya kecambah dengan metode pengujian media kertas merang

o Uji kemurnian fisik dengan metode pengujian visual

Tahapan ini memerlukan limit waktu ± 21 hari dengan urai hasil pengujian berupa :

o Kadar air

o Keragaman

o Daya kecambah minimal

o Kemurnian fisik

Adapun nilai angka standar untuk pengujian tersebut sebagai berikut :

o Kadar air 30-40 %

o Keragaman 99 %

o Daya kecambah minimal 80 %

o Kemurnian fisik 100 %

4) Berdasarkan hasil uji lengkap maka akan diterbitkan sertifikat/hasil uji laboratorium, sebagai dasar pemberian label warna biru terhadap benih yang akan diedarkan.

5) Masa berlaku sertikat / uji lengkap terhadap benih tersebut berlaku hanya selama 3 bulan sejak diterbitkannya,

http://www.disbunbali.info/berita.php?id_berita=103

KOPI 1. Penyediaan Benih/Bibit

Page 16: bahan tekben

Benih yang disediakan harus benih yang berasal dari sumber benih resmi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Bibit yang disediakan harus bibit yang telah disertifikasi oleh BBP2TP/UPTD/IP2MB. Spesifikasi benih/bibit sesuai dengan standar yang berlaku (SNI dan atau standar lainnya yang ditetapkan pemerintah/SK Dirjen Perkebunan No. 166/Kpts/SK. 120/12/2008). Untuk bibit kopi yang diperbanyak dengan teknologi Somatik Embryogenesis (SE) harus berasal dari Puslit Koka Indonesia-Jember. Penyediaan plantlet sampai di lokasi aklimatisasi dan pembesaran merupakan tanggung jawab Puslit Koka, yang pendanaannya dibebankan pada APBN (TP Provinsi). Pembesaran bibit merupakan tanggung jawab Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan dukungan pendanaan APBD. Panduan lebih lanjut dapat dilihat pada Pedum Penyediaan Benih Kopi SE.

Page 17: bahan tekben

2. Pembangunan Kebun Entres, Kebun Induk Pelaksanaan pembangunan sumber benih ini harus sesuai SNI dan atau standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah. Varietas/klon yang ditanam adalah varietas/klon unggul yang sesuai dengan agroklimat wilayah pengembangan kopi. Pelaksanaan pembangunan kebun sumber benih disesuaikan dengan jenis kegiatan. Lahan yang digunakan sesuai dengan persyaratan teknis untuk pembangunan sumber benih yang bersangkutan, dan terjamin keberlanjutannya sebagai sumber benih. Lokasi pembangunan kebun sumber benih berada dalam jangkauan wilayah pengembangan.

3. Pemeliharaan KI Pelaksanaannya sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh pemerintah. Dana yang dialokasikan digunakan untuk pemeliharaan KI yang dibangun dengan dana APBN pada tahun anggaran sebelumnya, yang masih dimungkinkan untuk dipelihara selanjutnya. Dari kegiatan ini diharapkan kesinambungan KI yang telah dibangun pada tahun sebelumnya dapat berlanjut sesuai dengan yang direncanakan.

Page 18: bahan tekben

4. Pemurnian Kebun Induk Pelaksanaannya dilakukan oleh BBP2TP/UPTD/IP2MB dan tenaga ahli apabila diperlukan. Setelah dilakukan pemurnian kebun induk, Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan Provinsi mengajukan usulan kepada Direktur Jenderal Perkebunan untuk ditetapkan sebagai sumber benih kopi. Dari kegiatan ini diharapkan dapat dihasilkan sumber-sumber benih kopi berupa kebun induk sesuai dengan standar yang ditetapkan.

5. Penilaian dan Penetapan Pohon Terpilih Pelaksanaannya dilakukan oleh BBP2TP/UPTD/IP2MB dan tenaga ahli apabila diperlukan.

Dari kegiatan ini diharapkan dapat dihasilkan sumber-sumber benih kopi berupa kebun induk kopi sesuai dengan standar yang ditetapkan.

PEDOMAN UMUM KEGIATAN DUKUNGAN PENYEDIAAN BENIH UNGGUL BERMUTU DAN SARANA PRODUKSI PERKEBUNAN DAERAH TAHUN 2010 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JAKARTA, 2010